b. Dalam Perjalanan
Kerawanan gangguan dalam perjalanan pun masih bisa terjadi, misalnya ongkos yang sudah
disepakati saat sebelum berangkat akan dapat berubah (bertambah mahal) setelah pertengahan
perjalanan, ongkos/sewa minta ditambah kalau tidak mau menambah diancam diturunkan dalam
perjalanan. Demikian pula rote perjalanan yang seharusnya singkat dicarikan rote yang lebih panjang
agar lebih lama dalam perjalanan dan bila menggunakan angkutan Taxi, angka di argo dapat lebih
besar. Jika di dalam perjalanan menuju obyek wisata bisa terjadi pencopetan, penjambretan terhadap
barang atau uang dan dapat juga terjadi kecelakaan lalulintas.
c. Penginapan
Kerawanan keamanan ditempat wisatawan menginap seperti hotel, home stay atau tempat lainnya.
ditempat penginap ini bisa terjadi berbagai peristiwa yang mengganggu wisatawan, dan bahkan dapat
mengancam keselamatan harta dan jiwa wisatawan, seperti pencurian barang-barang maupun uang
wisatawan.
Wisatawan adalah subjek yang berperan sangat penting dalam dunia pariwisata. Wisatawanlah yang
menentukan maju mundurnya atau sukses tidaknya dunia pariwisata. Untuk menyukseskan bidang
kepariwisataan, selain diperlukan
penyediaan dan peningkatan fasilitas penunjang, juga diperlukan usaha-usaha untuk menarik minat
wisatawan sebanyak mungkin untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Karena itu, perlindungan
atas hak dan kewajiban para wisatawan perlu mendapat perhatian yang serius.
Seorang wisatawan mempunyai hak untuk melakukan melakukan perjalanan, baik di dalam
batas-batas negaranya maupun di luar batas batas wilayah negaranya. Di samping itu pula seorang
wisatawan berhak berdiam di daerah yang ia kunjungi untuk tujuan kesenangan, Dari hak tersebut
dapat dikembangkan hak-hak lainnya yang berhubungan dengan wisatawan, yaitu hak untuk
mendapatkan rasa aman, hak atas keselamatan, perlindungan, dan pengakuan terhadap martabatnya
sebagai seorang manusia.
Keamanan, keselataman, perlindungan wisatawan, dan penghargaan terhadap martabat mereka
merupakan hak-hak dari wisatawan.
Hak-hak tersebut ditegaskan dalam prinsip VII The Hague Declaration on Tourism yang menyatakan :
1. That the measures to facilities tourist travel, visits and stays be accompanied by measures to ensure
the safety, securitu and protection of tourists and tourist facilities and the dignity of tourists.
2. That an affective policy concerning the safety, security and protection of tourists and tourists
facilties and respect for the dignity of tourists be established for this purpuse.
Dari ketentuan diatas, terlihat jelas bahwa faktor keamanan dan keselamatan bagi wisatawan sangat
ditekankan. Masalah keamanan dan keselamatan bagi wisatawan ini sangat penting diperhatikan.
Ancaman terhadap keamanan dan keselataman wisatawan dewasa ini sangat mungkin terjadi, baik
ancaman oleh terorisme maupun oleh situasi politik di negara tujuan wisata. Seperti gangguan
keamanan para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia baru-baru ini, sebagai akibat kekacauan
yang terjadi di daerah-daerah kunjungan wisata (seperti Bali dan Lombok).
Hak-hak yang dimiliki oleh wisatawan secara implisit dapat dilihat dari isi Pasal IV Tourism Bill of
Right and Tourist Code yang menyatakan bahwa wisatawan itu mempunyai hak untuk mendapat
jaminan keselamatan atas diri dan harta miliknya, serta mendapat jaminan kesehatan lingkungan yang
bersih sehingga terbebas dari ancaman penyakit-penyakit menular.
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas, maka perlindungan hukum wisatawan menjadi demikian
penting untuk diperhatikan. Seorang wisatawan yang berkunjung dan berada disuatu negara tujuan
wisata sangat mungkin mengalami kejadian-kejadian atau peristiwa�peristiwa yang membahayakan
keselamatan dan keamanan harta benda maupun jiwanya. Tindakan pencurian, perampokan, penipuan,
dan perlakuan tidak adil lainnya bisa saja dialami oleh wisatawan yang
sedang menikmati perjalanan wisatanya.
Mengenai hak serta perlindungan hukum dan keamanan wisatawan dalam Pasal 20 Undang-undang
No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan diatur sebagai berikut;
Setiap wisatawan berhak memperoleh :
a. Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata
b. Pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar
c. Perlindungan hukum dan keamanan
d. Pelayanan kesehatan
e. Perlindungan hak pribadi dan
f. Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko
tinggi
Pasal 4 Undang-Undang No.8 tahun 1999 mengatur hak-hak konsumen sebagai berikut :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai konodisi dan jaminan barang dan/atau
jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau
jasa yang digunakan.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan lainnya.
dalam hal ini sebagai wisatawan berhak atas mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Bahkan menurut ketentuan Pasal 4 bagi wisatawan sebagai
konsumen yang dirugikan akibat perbuatan pelaku usaha pariwisata, maka yang bersangkutan berhak
untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.