Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS 1

Nama Mahasiswa : AGAPE HUTAHAEAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044158614

Kode/ Nama Mata Kuliah : MKWU4103/ Pendidikan Agama Kristen

Kode/ Nama UPBJJ : 17/ Universitas Terbuka Jambi


1. Ada empat argumentasi/ alasan mengapa manusia percaya bahwa Tuhan itu ada. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3
alasan/argumentasi tersebut!

 Argumentasi Kosmologis
Manusia melihat bahwa di alam semesta ini selalu ada keteraturan. Ada beragam makhluk, hewan, dan tumbuhan. Ada
siang dan malam, ada hujan dan panas, musim dingin, dan musim panas, ada kilat dan petir sebelum atau ketika hujan turun
disertai angin kencang. Manusia juga melihat ada gunung dan bukit, ada lautan dan dataran yang luas, ada air dan api. Ada
bencana alam yang tidak terduga terjadinya dan dapat menghancurkan beragam karya indah buatan tangan manusia. Suara hati
manusia bertanya, siapa yang membuat semuanya itu ada dan terjadi? Adanya suara hati pada manusia adalah bukti bahwa Tuhan
menciptakannya (Rm. 2 : 15). Suara hati manusia itu memberi jawab bahwa yang mengadakan semua benda, makhluk dan
peristiwa di alam adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Alam semesta bersaksi bahwa Tuhan ada dan terus berkarya. Dalam hatinya
manusia yakin bahwa kalau langit dan bumi, air, api dan udara ada maka tentulah ada yang membuatnya.
 Argumentasi Moral
Manusia melihat bahwa di dunia ini ada kejahatan seperti iri hati, kecemburuan, pencurian, perselisihan, permusuhan dan
perang. Di sisi lain manusia selalu rindu kepada kebaikan, keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Dengan segala upaya manusia
memerangi kejahatan dan menegakkan keadilan dan kebenaran yang membawa sejahtera bagi mereka dan alam lingkungannya.
Pendidikan termasuk sebagai upaya memerangi kejahatan dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Manusia menyadari bahwa
dunia ini merupakan panggung peperangan antara yang baik dengan yang jahat.

 Argumentasi Teleologis
Disadari oleh manusia bahwa segala yang terjadi di dunia ini mempunyai awal dan akhir. Orang mengamati kejadian setiap hari
bahwa pada pagi matahari terbit di sebelah Timur dan terbenam di Barat. Setelah terang terjadilah malam. Perjalanan hidup di
dunia ini juga ada awal dan ada pula akhirnya yakni kematian. Manusia dilahirkan, bertumbuh menjadi remaja dan dewasa hingga
lanjut usia. Manusia selalu menetapkan tujuan dan ingin pula mewujudkannya. Demikian juga dipahami bahwa dunia dan alam
semesta ini ada karena ada awalnya. Ada pula tujuan dan maksud dari alam semesta. Di ujung sana yang menanti setiap manusia
adalah yang menciptakan dirinya. Yang membuat segala sesuatu mempunyai tujuan adalah pribadi yang maha kuasa, yang
mengatur waktu dan mengintervensi ruang. Dia adalah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Esa.
2. Jelaskan argumentasi berdasarkan Alkitab yang dimaksud dengan Allah Tritunggal

Pengertian dari Tritunggal yang utama adalah Allah adalah 1 namun dengan 3 pribadi yang berbeda. Kita sebagai manusia
seringkali tidak mengerti tentang hal ini sebab kita tidak mengenal secara baik tentang kesempurnaan Allah yang Maha Agung tersebut.
Pada 1 Yohanes 4:8 dan 1 Yohanes 4:10 dijelaskan jika kasih berasal dari Allah dan sudah ada sejak awal sebab Allah merupakan kasih
dan Bapa, Putra dan Roh Kudus menjadi satu kesatuan yang tidak terpecah. Dengan kasih Allah yang benar-benar tumbuh dalam diri kita
dan mujizat Tuhan Yesus tersebut, sebetulnya kita juga dapat menyatu dan tak terpecah, akan tetapi selama hidup di dunia ini membuat
kita tidak dapat berbuat kasih sempurna dari Bapa sebab godaan dunia yang begitu besar.

Pada Yohanes 10:30, Yesus memperlihatkan satu kesatuan yang tidak terpisah dengan Allah dan pada Doa-nya yang terakhir
bersama dengan para murid sebelum sengsara-Nya, Yesus juga berdoa pada Bapa supaya semua murid bisa menjadi satu sama seperti
Bapa yang ada didalam Dia dan Dia didalam Bapa, dengan ini bisa disimpulkan jika Yesus sudah menyatakan diri-Nya yang serupa
dengan Allah dan Ia adalah Allah itu sendiri. Ini juga mengingatkan kita kembali pada makna kebangkitan Yesus pernyataan Allah Bapa,
sebab Allah Bapa bersabda Yesus adalah anak-Nya yang dikasihi pada waktu pembaptisan Yesus.

Dalam Yohanes 15:26 juga menjelaskan kesatuan Yesus dengan Allah Bapa dimana Yesus juga sudah menyatakan kesatuan Diri-
Nya dengan Roh Kudus yakni Roh yang sudah dijanjikan-Nya pada para murid yang disebut dengan Roh Kebenaran dari Bapa. Roh
tersebut adalah Roh Yesus sebab Ia merupakan kebenaran. Kesatuan ini juga kembali dipertegas Yesus pada pesan terakhir sebelum Ia
naik ke surga, Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus…”(Mat
28:18-20). Dalam Yohanes 5:7 juga kita bisa melihat pengajaran Yesus seperti Rasul Yohanes yang mengajarkan jika Bapa, Firman yang
adalah Yesus Kristus dan Roh Kudus adalah satu.

3. Sebagai pengikut Tuhan, manusia wajib menolong sesamanya yang menderita. Jelaskan secara singkat 5 tindakan praktis sebagai wujud
tanggung jawab terhadap sesama.

 Menjauhkan Sikap Memandang Muka


Kita hidup dalam masyarakat majemuk. Kerap kita hanya membangun relasi dengan mereka yang sama suku dan rasnya.
Orang lain menghindar dan tidak rela bersahabat dengan kita karena beda agama dan keyakinan. Sangat tidak enak di hati ketika
kita menjadi pribadi yang disisihkan (marginal) Praktik marginalisasi marak terjadi karena kurangnya pembekalan di keluarga
dan komunitas agar menerima orang lain dengan penuh hormat.
Alkitab memandang serius sikap memandang muka ini, mengingat Tuhan Yesus telah berkorban bagi semua orang yang
ada di dunia tanpa pilih kasih. Sepatutnyalah kita belajar memandang dan memperlakukan setiap orang berdasarkan kebenaran
firman Allah, bukan berdasarkan latar belakang mereka. Ia sengaja membawa para murid ke wilayah orang Samaria, supaya
mereka belajar lepas dari belenggu etnosentrisme. (Yoh. 4 : 1 - 42)
 Belajar Mengampuni yang Bersalah
Mengampuni berarti melepaskan dari hati kepahitan yang ditimbulkan orang lain karena sikap dan perbuatannya yang
melukai atau merugikan. Kita perlu memandang bahwa sakit hati dan rasa kecewa sebagai sampah yang harus dikeluarkan dan
dibuang jauh. Jika tidak demikian maka kemarahan dan dendamlah yang bertumbuh dalam hati dan pikiran. Kita sendrilah yang
dirugikan oleh kemarahan dan kegeraman. Kemarahan dan dendam hanya akan mengakibatkan hubungan dengan Allah dan
kesehatan pribadi terganggu (Ef. 4 : 30-31). Kesehatan fisik orang banyak terganggu karena tidak tersedia melepaskan rasa
kecewa dan kebencian akibat sikap dan perlakuan orang lain.
 Belajar untuk tidak Melakukan Pembalasan
Di tengah masyarakat berkembang nilai dan kebiasaan “mata ganti mata dan gigi ganti gigi.” Jika orang berbuat jahat
kepada kita maka wajarlah bila melakukan pembalasan. Sikap dan tindakan demikian jelas bersesuaian dengan ajaran dan teladan
Tuhan Yesus. Dia berkata, “Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga pipi kirimu” (Mat. 5 : 39). Kemudian Ia melanjutkan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka
yang menganiaya kamu” (Mat. 5 : 44) Tuhan sendiri mempraktikkan apa yang diajarkan-Nya dengan menjalani sengsara dan
penderitaan di Golgota. Mahatma Gandhi di masa lalu menerapkan prinsip ini ketika menghadapi penjajah berkebangsaan
Inggris, walaupun ia menolak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar tidak melakukan pembalasan terhadap
orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka (Rm. 12 : 17). Sebagai orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah mereka
harus belajar hidup dalam kebenaran dan kasih. Walau tidak mudah untuk mewujudkannya, namun karena kita memandang
mereka yang merugikan adalah ciptaan yang membawa imago Dei, maka kita patut mengambil keputusan bersikap seperti
Kristus. Kita harus menyatakan tidak setuju dengan sikap dan perbuatan mereka yang buruk. Namun, harkat mereka sebagai
ciptaan Allah harus kita hormsti, sebagai wujud rasa takut kita Tuhan. Kita menyatakan komitmen itu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia (Kol. 3 : 23).
 Belajar untuk tidak Menghakimi
Sikap saling mempersalahkan, dan menunjuk kelemahan orang lain tanpa mengakui kesalahan diri sendiri, telah sering
kita amati di masyarakat. Para politisi menjatuhkan pemimpin di pemerintahan seolah mereka adalah malaikat. Guru sangat sulit
mengakui kekeliruan atau kesalahannya di hadapan murid. “Maling teriak maling,” demikian ungkapan yang lazim pula kita
dengar. Bahkan kita sendiri kerap terseret dengan kebiasaan itu dengan alasan gagal menghadapi godaan dan pencobaan.
Dalam Matius 7 : 1-2 , Tuhan Yesus menegaskan, “Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu.”
Yang Tuhan inginkan dari kita adalah harus terlebih dahulu membersihkan diri atau menyelidiki hati sebelum
mengemukakan kesalahan sesama, seperti ungkapan-Nya yang mengatakan “mengeluarkan balok dari dalam matanya.” Adalah
tepat dan bijak menempatkan diri pada posisi orang yang kita pandang bermasalah sebelum menghakiminya. Dalam hati patutlah
muncul perenungan bahwa “kalau saya pada posisinya, bisa jadi akan berbuat lebih banyak kesalahan.” Dengan demikian, kita
termotivasi mengevaluasi diri di hadapan Tuhan yang mahatahu.
 Belajar Memberi Pertolongan
Injil Yohanes mengisahkan peristiwa kekurangan anggur dalam pesta pernikahan di kota Kana (Yoh. 2 : 1-11). Ibu Maria
mendesak agar Yesus memberi pertolongan. Yang menarik, Yesus menyuruh para pelayan mengisi tempayan mengisi tempayan
dengan air. Akan tetapi, di luar dugaan air itu menjadi anggur berkualitas. Ketika 5000 orang mengikut Yesus untuk mendengar
ajaran -Nya, ia mendesak murid agar memberi mereka makan. Para murid memberi-Nya lima roti dan dua ikan. Namun, bekal
yang kecil itu dipakai untuk memberkati banyak orang bahkan tersisa dua belas bakul (Mat. 14 13-21). Kedua perbuatan itu
memberi pelajaran bahwa melalui hal-hal kecil dan sederhana kita dapat menolong mereka yang membutuhkan.
Satu hal yang menarik dalam budaya bangsa Indonesia adalah kegiatan gotong royong. Kegiatan ini dapat diartikan secara
sederhana sebagai aktivitas yang dilakukan bersama-sama dalam rangka menolong orang lain. Memerhatikan pengertian
sederhana dari gotong royong, maka hal ini sudah sepadan dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab berkenaan sikap tolong-
menolong. Kita patut bersyukur bahwa sebagai murid-murid Tuhan diberi kesempatan hadir di negara Indonesia yang menjamuk
masyarakatnya.

4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3 tindakan yang dapat dilakukan manusia untuk memperbaiki kerusakan alam!

 Mendukung Reboisasi dan Penghijauan


Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang, tandus, atau gundul. Reboisasi berguna untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan
ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya
Sementara itu penghijauan dapat dilakukan sekitar tempat tinggal kita. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya
untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik
sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Penghijauan sangat bermanfaat untuk menjadikan sekitar tempat tinggal akan
terasa lebih sejuk, ketersediaan air tanah akan terjamin dan dapat meningkatkan kesburan tanah.
 Mendukung Gerakan Recycle, Reuse, Reduce
Reuse adalah kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih dapat digunakan, baik untuk fungsi yang sama maupun
fungsi lain. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah gunakan kembali wadah atau kemasan untuk fungsi yang
sama atau fungsi lainnya, gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang, gunakan baterai yang dapat di charge
kembali, dan jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan.
Reduce adalah kegiatan mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Beberapa tindakan ini dapat
menjadi alternatif: pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang, hindari pemakaian dan pembelian produk yang
menghasilkan sampah dalam jumlah besar, gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) dan kurangi bahan sekalai pakai.
Sementara itu recyle yaitu mengolah sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. Kita dapat melakukan recyle dengan
beberapa cara berikut ini : pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, lakukan pengelolahan sampah
nonorganik menjadi barang yang bermanfaat.
 Hemat menggunakan Air dan Listrik
Air merupakam sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh sebab itu ketika perlu menggunakan air dengan baik dan
benar supaya cadangan air di bumi kita ini tetap dapat dinikmati oleh generasi manusia yang selanjutnya. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menggunakan air dengan baik dan benar, yaitu :

5. Sebutkan hambatan-hambatan penegakan Hak Asasi Manusia


a. Faktor kondisi Sosial Budaya
b. Faktor Komunikasi dan Informasi
c. Faktor Kebijakan Pemerintah
d. Faktor Perangkat Perundangan
e. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement)
f. Manusia kurang memenuhi kewajibannya untuk menyediakan bahan-bahan guna memenuhi hak-hak asasi manusia
g. Sifat masyrakat Indonesia yang pluralistis, menimbulkan sikap lebih mementingkan anggotanya daripada anggota-anggota lain.
h. Masyarakat Indonesia belum menganggap bahwa hak asasi adalah suatu nilai tertinggi, sehingga ia belum menuntut hak-hak
tersebut
i. Masih terdapat jurang yang tajam antara masyarakat kaya dan miskin.
j. Adanya alat-alat negara yang mempunyai kekuasaan istimewa yang mempermudah timbulnya pelanggaran-pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai