Anda di halaman 1dari 695

P U S T A K A @ P R O M E.

T H E A

KEKUASMN,
PO LITIK [lAN
'
KEBUDAYMN

Wawancara dengan

T IHARI] H. SAI I
KEKUASAAN,
P0LlTlK, oAN

KEBUIIAYMN

tr
!or\,fu,U'Ms,
?ournul'ov Un+
.fu"h$ ---
KEKUASAAN,
POLITIK ' tlAN
KEBUDAYMN
Wawancara dengan

EIIUARII U. SAI Il
Editor:
Gauri Viswanathan
KEKUASAAN, POLITIK DAN KEBUDAYAAN
Wawancara dengan Edward V. Said
(Editing dan Kata Pengantar oleh Gauri Viswanathan)
Diterjemahkan dari buku Power, and Culture:
Intentiews with Ehaard IV. Said,Pantheon Books, New York, 2001

PP.13.03. Cetakan Pettatnz, September 2003


Penerjemah: Hartono Hadikusumo, E. Setiyawati Alkhatab
Perancang SampuL Buldanul Khuri
Gambar Sampul Guernica karya Picasso
Penyunting: Toni Setiawan
Pemeriksa Aksara: Y Rika
Penata Aksara: Sugeng D.T.

Penerbit: PUSTAKA PROMETHEA


E-mail prrstakaprom ethea@yahoo.com
Urtuk anakku,
Na1la dan lYadie,
Kegembiraan hidupku
Prakata

KUMPULAN w^w^rrc r ini meliputi rentang waknt antaratahun


L976 htrngga 2000, dan mencakup berbagai macam pokok ba-
hasan. Kecuali wawa rrcar:zyang pertama, yang muncul dalam jumal
Diacritics terbitan Cornell University dan merupakan wawarrc t^
ternrlis para pen)'unting dan saya sendiri, semua petikan
^ntur^
ini te{adi, katakanlah, dalarn situasi empat m t^. Dengan demi-
kian, petikan-petikan ini mencerminkan betzpa aknbnya perte-
muan-pertemuan semacam tta; adanya saling tukar pikiran;baha-
s tuny^jawab yang informal; obrolan ke sana kemari; membuat
dan me-rekadangpeffryltzttr atau argumen, dan taritangan serta
konter-tan talrrg tt yang tetladt arrtatapewawanca ta dzn terwawan-
cara. Petikan-petikan ini sudah disunting, pert^ml-t^ma oleh jur-
nal-jurnal, koran-koran, dan majalah-malalzhyang melakukan wa-
u/aricara-wuwaflc rL tersebut untuk pertama kalinya dan di rn 11
petikan-petikan ini pertama kali muncul; kedua, oleh Profesor
Gauri Viswanathan dan Shelley Wanger; dan ketiga, oleh saya sen-
diri. Jadi, petikan-petikan ini metupakan kumpulan bermacam-
macam u/acana seketika dan klarifikasi kemudian. Tidak adaupaya
apa pun yang dilakukan oleh siapa pun yang tedibat di dalamnya
untuk membuat wlwanc tt-wawancara ini tampak "lebih layak
ditnlis". Oleh karenunyz, wawar'c ta-wawlnc ta ini merupakan
rekaman-rekaman dari berbagti acara dan kesempatan, yang di-
lakukan pada tempat dan waktu, dalam terbitan-tetbitan, dan oleh
viii ED'orARDW:SAID
-
pewawalrcara (orang-orang Ametika, Eropa, Timut Tengah, dan
India) yang berbeda-beda, dan dalam berbagai situasi, suasana
dan keprihainan dan keprihatinan yang bedainan.
Wtwancarz memainkan peran yang tidak dimainkan oleh esai
dan buku-buku. Yang paling sering terjadi dalam kasus s^yl,w^-
wanc ra semacam itu muncul sebagai respons-respons terhadap
y^ng telah saya tulis di buku-buku dan atikel-attikel saya,
^p^
dan dengan demikian, mencetminkan minat dan kepentingan
orang-orang yang melakukan wawanc r^ y^ngbersangkutan. Se-
kalipun demikian, hatus saya katakan bahwa wzwaflcura-wawan-
cara tersebut telah menjadi fitur tetap dalam kehidupan guru-
penulis dan kritikus publik yang satu ini. Ke m tt pun saya pergi
unnik memberi kuliah atau menerbitkan buku, s y^ metasa ber-
sprkur bahwa orang-orang yang baik dan dermawan secara inte-
lektual selalu membed saya kesempatan untuk menjawab pefia-
nyaan-pertatrya n mereka, secarz langsung dan tanpz persiapan

^pa.-^p^.
Dalam banyak hal, wawancara merupakan tindak penemuarl
yang terus-menerus bedangsung, bukan hznya bagi orang yang
diwawancarai, tetapi tedebih lugt bugt pewawancan y^ng sudah
mempersiapkan diri dengan baik.Jadi, yang dengan enaknya justru
sering terjadi adalah bahwa or^ng dengan sebuah daftar paniang
berisi pertanyaan-peft^ny^ n yang sudah ditulis dengan tapi dan
saksama itu justru membuang daftar itu dan kemudian secara si-
multan dan langsung terus berbincang-bincang dengan s^y^-
mengikuti jalanny a p erbincangan, ketimb ang belpatokan p ada s e -
lembar ks112s-d2n selanjutnya, lebih banyak penemuan-pene-
muan benar-benar terjadi dengan hasil-hasil yang biasanya tidak
dapat diduga sebelumnya. Jadt, setiap situasi mencetminkan se-
rangkaian keadtan teftentu, dan karena saya sudah lama betke-
cimpung dalam ranah publik sebagai seorang pegiat politik mau-
pun sebagai seorang intelektual dan cendekiaw^n, segala rl.acarr,
tantang n,yang sudah saya coba jawab pun bermunculan. Dalam
beberapa hal, inilah hanpan saya meski bersifatinformal dan men-
PRAKATA-ix

cakup rentangan bahan kaiian yafig rcla;lf luas, w^waflcatl-wa-


wancara'ini iuga akan meniawab minat serta kePrihatinan-kepri-
hatinan pembaca-pada waktu dan tempat yang lain.

E.WS.
NewYork, 20Maret2001
Prawacana

Oleh Gauri Viswanathan

SEDIKIT saja penulis yang ptoduktif kecuali Edward tJ( Said.

Sebagai penulis dad hampir dua lusin buku, Said telah menulis
berbagai macam topik yang luas, mulai dari kritik sastra hingga
politik Timur Tengah, dari opeta hingga film dan lapotan petia-
lanan. Pandangan-pandanga nny^, yang ditandai dengan kekuatan
komunikatif yang menawafl, telah meniangkau banyak pembaca
melalui terbitan-terbitan, artikel-artikel, dan buku-bukunya, baik
itu yang membahas tentangJoseph Conrad, Richatd Wagne\^t^w'
pun Palestina dan proses perdamaian. Dia iuga menjadi pokok
bahasan dari beberap a karya dan antologi esai kritik yang men-
dalam; bahkan, sedikitnya ada setengah lusin terbitan setiap ta-
hunnya yang memb ahas karyanya, danbuku-buku yang menav/ar-
kan perspektif-perspektif kritis tentang Edward \fl Said telah men-
jadi industri yang terus berkembang dengan sendirinya. Begitu
banyak yang sudah ditulis oleh dan tentang dirinya sehingga di-
maklumi bila orang betanya tentang pengetahuan dan wa\r/asan
baru apa yang bisa dihatapkan dari sebuah buku kumpulan wa-
w^nc f^yang kka-kira belum ada dalam tulisan-tuiisan Said atau
dalam kzry*karya tentang dirinya.
Jawabannya sederhana saia: wawuttc ra-v/awancara yang
di-
berikan Said selama ttga dasawarsa terakhir dengan kuat mene-
xii Gaup.r VTswANATFIAN
-
gaskan bahwa tak satu pun dad buku-buku dan esai-es arkaryanya
sendiri maupun yang dinrlis orang lain tentang didnya menjadi
katya yang benar-benar final. yang pertama-tama hatus dicatat
bukanlah sekadar jurnlah w'wanc^r^ yang sudah diberikan oleh
said, baik kepada media cetak maupun media elektronik, mela-
inkan jugabanyaknya lokasi tempat bedangsungny^ w^wutrc ra-
waw,,ncar^itu, yang membentang dad Asia hingga Timur Tengah
dan Eropa serta Amerika sedkat. Semua w^w^nc tz itu mene-
gaskan keberadaannya di panggung internasional sebagai salah
satu dari intelektual-intelektual potitik yang paling kuat dan mum-
puni di z^m^fl kita sekarang ini, seorang manusia yang membang_
kitkan minat di kalangan masyatakatumlun karena humanismenya
yang berkobar-kobar, kekayaan wawasan dan keaifannya, pan_
dangan-pandangannya yang provokatif, dan komitmennya yang
teguh terhadap tujuan orang-orang palestina untuk menentukan
nasib mereka sendiri. Berserakan dalam b.gto banyak terbitan
di seluruh dunia, semua w^warrcar^ini belum pernah dikumpulkan
dalam satu buku. Secara keseluruhan, semuawawancaraini meng-
ungkapkan adanyapikiran yang tefus-menerus mengemba r^, yzrrg
kembali ke gagasan-gagasan awar dal,,m buku-buku dan artikel-
attikelnya dan selalu memperbaruinya. Salah satu ukurafl y^ig
menunjukkanbetapa cair dan luasnya pemikiran Said adalah ke-
mampuannya unruk menilik kembali argumen_argumen yang di_
nyatak,'n dalam buku-buku dan esai-es atnya, tidak hanya semata-
mata untuk mempertahankan dan semakin menjelaskannya, me_
lainkan yang lebih penting lagi, untuk menandai batasan-barasan-
nya dan menjajaki peluang-peluang peduasannya, khususnya da_
lam konteks di luar konteks-konteks yang pertama kali melahir-
kannya. Dengan katalain, Said berkelana dengan gagasan_gagas_
sejauh mungkin, lama setelah gagasan-gag^sanitu diartiku-
^flny^
lasikan untuk pertama kalinya, dan dia menerapkan skeptisisnya
yang sama terhadap asimilasi tak-kritis atas karyanyatentang ..teori
yang mengembara" Qmuelling theory) yang sekarang terkenal itu.
Dalam esai yang bertajuk sama, yang diterbitkan dalam Tbe lyorld,
Pna'orracaNa xiii
-
the Text, and the Critic (1983), Said menyatakan bahwa teori-teori
yang dibangun dan dikembangkzn dalam konteks-konteks lokal
cenderung kehilangan elastisitasnya dan melemahkan kekuatan dan
maknanya ketika dibawa ke tempat lain. Dalam bentuknya yang
sudah tedemahkan, teori-teori tidak bisa lebih dari sekadar me-
tode-metode strategis, di mana sistem dan prosedur mengganti-
kan pemikiran yang asli.
Melemahny a traue lling tb eori es ini menant ang pandzngan kon-
vensional bahwa salah satu clrz- yang digunakan pengaruh untuk
membawa muatannya adalah dengan mengklaim sebuah aplikasi
umum, menghapuskan perbedaan-perbedaan yang ada di
^ntur^
tempat-tempat dan kelompok-kelompok manusia. Sedemikian
kuatnya kenjzan itu sehingga "ytng universal selalu dicapai de-
ngan mengorbankan yang pribumi" ('Kfitik, Kebudayaan, dan
Pertunjukan'). Ketika pengetahuan lokal dapatdiangkat ke dalam
teks, dengan c r^ dikembalikan ke dalam situasi-situasi dan kon-
teks teks-teks tetsebut, barulah pembacaan dtpatmenandingi ba-
hasa-bahasa universalisme dan standardisasi. Salah satu contoh
pemanfaatan produktif yzng membawa konteks lokal ini adalah
penggambaran Said tentang digunakann y^ w^c^rrz- kulrural Lyc6e
Prancis oleh Albert Camus untuk mencegah Aljazut merdeka.
Ini adalah sebuah metode interpretatif yang digunakan Said ketika
dia memba cakaryanya sendiri untuk menanggapi pertanyaan-per-
tanyz fi para peu/awlnc tln:tL. Dengan menerapkan kdtik uni-
versalisme terhadap kzryatya sendiri, Said membawa perhatian
orang kepada kondisi-kondisi lokal dalarn produksi pengetahuan
yang memengaruhi pemahamanorang buka nhanyatentang karya-
karya yang dipelajari tetapi juga tentang karya-karya yang ditulis
otang. Diwawancatu d:, sedemikian banyak belahan dunia, dia
selalu diminta untuk menanggapi titik-titik pe rhadLan piltng penting
yang bedaku di tempat-tempat itu dan untuk memikirkan kembali
karyanya sendid dalam hubungannya dengan ritik-tirik perhatian
yang berbeda-beda itu. Sebagai contoh, ambil saja misalnya", pe:-
t^ny^^n tentang pengaruh kuat Said terhadap pan sejanwanln-
xiv- GAURIVISwANATHAN

dia. Dalam sebuah wlwa;rrc r^ di Kalkutta, dia ditanya ('Saya Se-


IaluBelajar Selama Kuliah Bedangsung') tidakkah benar bahwa,
sebagai akibat dad pengaruhnya terhadap kajran-kajran w^c^n^
kolonial, penulisan sejarah India telah "tergelincir" keluar dari
agendase j arah so sialnya. Pewawanca rany amenyatakan bahwa p e-
nulisan sejarah India pascakolonial batangkali sudah terus, meng-
ikuti aliran Marxis yang mendominasi mazhab historiogtafi In-
dia, seandainya bukan karenaintervensi-intetvensi Said dalam po-
litik kebud^y^ n, yang membelokkan fokus ilmiahnya dari analisis
kelas ke kajian mengenai kekuatan diskursif yang dimiliki teks-
teks kolonial serta representasi-representasinya. Pertanyaan pe-
waw atrcata menyototi fakta bahw a, di kalangan masyarak at-ma-
syankat pascakolonial, tidak ada pendek^t^n ymrg umum dise-
pakati untuk mendekolonisasi pikkan, meminjam kata-kataN'ggt
wa Thiong'o yang terkenal itu. Kita belajar dan memahami bahwa
yang mungkin muncul sebagai sebuah momentum revolusioner
di akademi Barat, dengan hadirnya kziian-kajian pascakolonial
yang sebagian besat dirangsang oleh karya Said, diterima dengan
malu-malu dan hati-hati di kalangan sebagian masyatakat pascako-
lonial.
Tanpa mengecilkan kekhususan sejarah kolonial yang berbeda-
beda, tanggapan Said menyesali kecenderungan yang meng^flgg p
kajian sejarah sebagai sesuatu yang bercens dal pertimbangan-
penimbangan bahasa dan bentuk, seperti halnya kesusastraan di-
anggap terpisah dari sejatah dan politik. Dikatakannya, baik ke-
susastraarr maupun sejarah selalu menyaring bukti dan interpretasi,
dan gagaszn bahwa dengan satu atau lain can penulisan sejarah
bisa dibajak dengan cara memfokuskan diri pada wawancara ke-
kuasaan menyimpulkan pertany^ ntent^ng apakah fakta-fakta da-
pat dikaji secara tetpisah dar' carz-carzpenyajtan dan perekaman
fakta-fakta tersebut dalam bahasa. Kendati demikian, petbincang-
an itu mengingatkan kita bahwa penolakan-penolakan terhadap
pengaruh seorang penulis juga menandai upaya-upaya untuk me-
ngembalikan muatan lokal sejarah yang berbeda-beda itu. Ironis-
PRAvACANA
-xv
nya, baik Said maupun para pewawancaranya bersepakat dalam
hal ini, sekalipun titik tolak untuk mengangkat pandangan ini ada-
lah sebuah tuduhan bahwa citarasalokal justtu hilang dalam kfitik
yang terinspirasi oleh Said. Sekali lagi, Said diberi kesempatan
untuk mengembangkan argumen-argumennya, dan dengan mem-
pertanyakan batas-batas teori ini, semakin mendekatkan dirinya
pada titik-titik perhatian tertentu pada kebudayaan-kebtdzyzan
yang dimiliki oleh para iurnalis dan cendekiawan yangberbinc ng-
bincang dengannya
Tanggzpan-t^ngg p^n Said terhad^p pefta;ny^ n-perta;ny^ n
para pev/awan cafanyamenuniukk aLnbagairnna pengetahuan mun-
cul dari interaksi-interaksi dengan others yzngdigambarkannya dr
lam Orientalisrz, dalam The lYorld, the Text, and the Critic, dan dalam
Culture andInpeialisn. Baga;rrnana or^ng tahu adalah bagan yzng
penting dari kekhawairannya,khususnya bila dibingkai dalam se-
buah perbincangan kultutal dan politik, dan wawarlcara itu me-
nempuh izlan yang paniang untuk dapat menjelaskan ptoses ini
secara mendalam. Seperti sudah berkali-kali dinyatakan oleh Said,
minatnya yang paling kuat adalah dalam hal bagaimana sistem-
sistem dan lembagalembaga lahit, bagaimana sistem-sistem dan
lembaga-lembaga itu mendapatkan kekuatannya, dan bentuk-ben-
tuk baru pemikiran dan representasi-representasi y^ng dapat
^pa
distabilkan melalui kekuatan diskursif yang dimiiiki oleh sistem-
sistem dan lembaga-lembaga itu. Kalau Said mengatahkan perla-
ny^ r,-pertanyu n tentang tulisan-tulisannya sendiri semacam itu
ke dalam, maka ini adalah sebuah ukuran tentang batapakerasnya
dia dalam ketundukannya terhadap standar akuntabilitas yang sa-
ma bagi tuntutan-tuntutan politik dan situasi-situasi histotis yang
ditetapkannya terhad ap kzrya-kxy y dipelaj adnya. Wawan-
^ ^ng
c t^-w^wancua iti menunjukkan bahwa penelitian terhadap di-
hasilkannya ilmu pengetahu^fi sec r bersamaan metupakan se-
buah proyek introspeksi bagi Said, kendati tidak mesti dalam pe-
ngertian bahwa tujuan akhimya adalah analisis-diri yang sifatnya
hermeunetik atau psikoanalitis. Sebab, dengan c r^-c rayanglebih
xvi- GAunrVnwaNATr{AN

dari sekadar autobiografis, wawancara berguna untuk memaksa


para penulis mengarahkan pandangan kritis meteka kepada situasi-
situasi yang menghasilkan karya-karyamereka sendiri, dan dengan
demikian, wawanc ra-wawancara itu bertindak sebagai katalisator
bagi dilakukannya pengkajian terhadap diri sendiri. Dalam kasus
ini mereproduksi bentuk-bentuk dan pro-
Said, pencananjaa. diri
sedur-prosedur pengkajian kdtis terhadap teks-teks latnnya.
Gerakan ganda ini cukup jelas tedihat dalam wawancara-wa-
w^nc t^ yang dikumpulkan di sini. Lihat saja, misalnya, refleksi-
tefleksi Said mengenaikarya yang melemparkannya ke panggung
internasion al, lisn Jelasnya, banyak pewa's/ancara. meng-
O rien ta

gunakan buku ini sebagai titik acuan utama bagi pertany^ n-per-
tatrya n meteka sendfui tentang hubungan-hubungan afitm^ pe-
ngetahuan dan kekuasaan, representasi dan otoritas dan tentang
pengaruh pemikir-pemikir, seperti Foucault, Gramsci, dan Vico
tethadap artikulasi Said sendiri mengenai hubungan-hubungan ini.
Banyak pewlwunc^r^,yang dengan mengendatai gelombang post-
strukturalisme, mendesak Said untuk memikitkan kembali tentang
apayang mungkin akan dipahami sebagai pandangan negatif ten-
tang agensi. Dalam persepsi ini, jaring-faring kekuasa n yang di-
bangun oleh dan di seputar w^can ini justru menghilangkan ke-
mampuan individu untuk menolak kekuas aan
^tar:menuliskannya
kembali dalam pengertian-pengertian yang mengembalikan agensi
itu ke tangan mereka sendid. Dengan kata lain, apakah Said benat-
benar perc^y^ bahwa individu sudah ditakditkan untuk hidup di
dilam teptesentasi-rcpresentasi yangmerampas realitas yang me-
rcka jalant sendiri? Tidak adakah jalan keluat dari kungkungan
representasi-tepresentasi Orientalis itu?
Akan tetapi, alih-alih menisbahkan kekuatan koersif total ke-
pada wacana, Said justru lebih dari satu kali menyebut Oriental-
isme sebagai sebuah sistem diskwsif yang "bermakna",
^frrra;n
dan bukanrrya, y^flg tak betmakna. Dalam sebuah gerakan yang
membuka jankantandirinya dan Foucault, Said justru lebih suka
memandang representasi-reptesentsi Orientalis atas apz yzng dt-
PRJN7ACA\IA-xvl1

mungkinkan oleh representasi-reptesentasi itu melalui mekanisme-


mekanisme kekuasaan. Tampaknya, "pemungki nzn (e n a b le m ent)"
ini muncul tidak lebih hanyauntuk menyatakan bahwa Orientalis-
me menghasilkan sebuah bidang kaiizn yang menyeluruh dalam
bentuk perbanding^n Lg m^;kajian-kaiian kesusastraan, dan an-
tropologi, sehingga nilai produkti fnya-yutubahwa Orientalisme
membangun disiplin-disiplin akademis-benar-benar merupakan
sebuah outcone yang ironis dari persepsi-persepsi negatif tentang
dunia non-Barat. Kendati demikian, Foucault sudah lebih dulu
menyatakan bahwa w^c tr -w^cana kekuasaan tidaklah merigha-
langi individu sebesat ia menghasilkan subjek-subiek sipil negara,
sehingga analisis Said akan tampak semata-mata seperti pengem-
bangan ortodoks dari analisis Foucault'
Tetapi, dengan menempatkan dirinya sendid dalam w^c t7
itu sebagai seseorang yang pernah dtiziah, dan setelah melalui se-
buah pendidikan ala Anglikan di Kaito yang mendidiknya unn-rk
mengetahui lebih banyak tentang Enclosure Arlketimbang seiarah
Arab, Said menciptakan ruang bagi adanya sebuah konsep kesa-
darankritis yang dinamis. Dalam sebuah gerakan besat, dia meng-
ubah Odentalisme menjadi sebuah pemicu untuk melakukan kritik
dan pengkajran terhadap diri-sendiri. Mari kita pertegas satu hal:
autobiogtafi tidak sering menyelinap masuk ke dalam karya-karya
Said. Tetapi, kalau hal iru terjadi sekalipun, seperti halnya dalzm
bab Pendahuluan dalam Orientalisn, autobiografi diubah meniadi
sebuah efek yang menghancurkan. Di bawah sebuah subbagian
yang berjudul "Dimensi Personal", Said menyebut keberadaan
dirinya, sebagai seorang Palestina yang hidup di dunia Barat, se-
bagai "kutukan takdir", di mana dia dijadikant^wanafl oleh ideo-
logi-ideolo g yung tidak mempetlakukannya untuk mempelajari
Odentalisme, seperti katanya, untuk "menginventarisasi j ej ak-j e-
jak" kebuday^^n yang domina;n y^ng adz dalam dirinya. Istilah
yang dipinjamrrya dari filsuf politik Itaha,Antonio Gtamsci, "in-
ventaris" (inuentory), ini betarti pemiJihan dan pemilahan catatan
sejarah. Dalam pandangan saya, garis yang paling signifikan dalam
xviii Gaunr VtsrvauarnaN
-
semua karya Said adalah garis yang ada dalam Orientalism, di mana
dinrlisnya: "saya sudah berusaha memelihara sebuah kesadaran
kdtis dan menggunakan insuumen-instrumen penelitian historis,
humanistik dan kultural, yang karenapendidikan saJa, sa-ya berantung
i a n e rn anfaat ka fl n3t a."
b s

Inilah kunci yang vital bagi metode dan tujuan Said: Oriental-
isme pada akhirnya bukanlah sebuah sistem yang merusak atau
menghancurkan; tru, dengan e fek bume r^ngny a, Orientalisme
i
us

memp ersenj atai sub j ek- sub j eknya dengan sebuah perangkat ktitis
yang ironis nya, padaakhimya digunakan unnrk menyoal kekrrasaan
dan jangkauan Orientalisme. Keyakinan ini mewarnai banyakkarya
dan wawancata Said, dan memberi energi dialektis untuk menim-
bang dan mengkaji representasi-representasi negatif tentang
"orarrgTimut (Oriental)", bukan untuk berkubang dalam sebuah
tetotika pengorbanan melainkan untuk menangkis dan mengem-
balikan representasi-representasi semacam itu kepada para peng-
anjurnya, dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian
humanistik yang mereka berikan. Hal ini sebagian menjelaskan
humanisme yang diusung oleh Said, penekananny^ ylng terus-
merrerus pada kenikmatan-kenikmatan teks. Tzkada sebagian kecil
pun dari keasyikan Said dengankarya-kary^y^ng dipelajad dan
diajarkanny^ y^ng tidak dapat dibacanya dengan perhattantya
yang tajatnitu sebagai imajert,kosakata, dan struktur representasi-
representasi Orientalis, y^ngdengan tegas ditunjukkannya sebagai
sesuatu yangada di dalam inti estetik dari banyak teks kesusastra-
an. Alih-alih menolak semua karya. itu sebagai produk-produk
Orientalisme modetn yang menjijikkan, Said justru sangat terpe-
sona oleh karya-karyz ini, dan dta.percaya bahwa nilai estetis kar-
y a-kary a ters ebut tidaklah betkompromi dengan, melainkan j us tru
didefinisikan oleh kepentingan-kepentingan politik yang mula-mu-
la menentukan penulisannya. Jadi, membacakarya sastra di luar
konteks-konteks politik dan asal usulny^ fl m apresiasi es-
^t^s
tetika hanya akan menghasilkan pembacaan yang keliru atarn i-
dak lengkap. Menurutnya, pendekatan-pendekatan semacam itu
Pnlvl,lcaNa xlx
-
menutup m^ta dui- adanya keterkaitan yang vital estetika
^nt^r^
dan kekuasaan.
Kecintaan Said terhadap kesusastr^xr tarrrpak jelas dalam se-
mua wav/aficttanya, bahkan dalam wawlnc r -wawancara" ylrrg
topikut^m^ny^adalahPalestinadanprosesperdamaiannya.Yang
menatik, dia membangkitkan kenikmatan estetis untuk kembali
menegaskan bahwa pemikkan yang tersistematisasi hanya akan
menyempitkan perspektif orang dan melahirkan kekakuan-keka-
kuan yang justtu menghilangkan keterbukaankreaif tethadap pe-
nemuan dan pengetahuan. Bahkan, melebihi tulisan-nrlis ar.urry^,w^-
u/an-cara-w^w^rc r^ ini mengungkapkan zdatrya konflik intens
afltlr seorang manusia dengan skematisasi jenis apa pun. Kadang-
kadang konflik itu begitu intensnya sehingga memperjelas keti-
daksabaran Said tethadap penalar^n y^ng terpoia dan mudah di-
tebak. Dia melakukannya dengan c r^-c^r yang dengan penuh
kesadaran-did memicu bahaya-b zhzya dan risiko-risiko ekspiorasi
yang belum terungkap. Misalnya, dalam v/awancara Diacriticsber-
tajuk "Permulaan", Said menunjuk sebuah pertentangafl antzta
pemikkan yang tersistematisasi dan hedonisme, dengan mende-
finisikan hedonisme sebagai sikap tidak mau menempuh jalan yang
sudah dipadatkan dengan baik. Penggunaalr kata hedonismelah
yang mengundang perhatian, barangkali dengan bertumpu pada
alasan bahwa teks-teks sastra yang berakar pada distorsi-distorsi
logika Orientalis b.gto memukaunya, seolah ada sebuah elemen
alienasi dalam logika itu yang menarik pethatiannya. Bahkan, ter-
kadang kesusastraan menjadi bersinonim dengan sebuah campur-
an ylrrg kompleks dari ketidakterdugaan, pernanjzan-diri dan pe-
mikiran yang tidak teratur, dan bahkan tak tetbendung. Yang pa-
ling penting, bahkan ketika kesusastraan diyakini sebagai sesuatu
yang menghidupkan kembali warisan dan ttadisi kebudayaan se-
kalipun, penolakannya terhadap petlakuan-pedakuan yang bisa
diramalkan sebelumnya, sec r^ paradoksal, memisahkznnya dzri
citzrrsa akan masa lalunya, yang Said gambarkan sebagai
^tatr
"membebaskan did seseorang dari aliansi-aliansi, kebiasaan-ke-
GaunrVrsw,qNATHAN

biasaan dan kecintaan-kecintaan masa lalunya". Jadi, hedonisme


yang tertinggal dalam tindakan-tindakan yang kritis baginya adalah
sebuah bentuk strategis dari ilmu pengetahuan.
Titik-titik perhatian estetik Said dengan demikian jauh lebih
be sar dari apa yang dimungkinkan oleh pembahasan-pembahasan
yang terutama berfokus pada wacana dan kekuLs^Lndalam Orien-
talism. Pembahasan-pembahasan semacam itu membatasi kritik
sastranya pada analisis mengenai representasi-representasi dan ste-
reotip-steteotip, dan mengecilkan pandang tentang peng-
^nny^
alarnan estetis sebagai sebuah respons terhadap dan penjelasan
tentang pengaruh-pengaruh kultural yang beragam. Sebaliknya,
katyanya yang terkini, Reflections on Exile and Otber Essals, meru-
pakan puncak dzli, jalan kdtis yang bemwal dengan tekanan-te-
kanan terhadap dirinya untuk mengungkapkan bukan hanya se-
buah identitas tunggal atau kesadaran tunggal, melainkan sebuah
campuran kebudayaan, identitas dan afi.liasi-afiliasi. Formasi-for-
masi kompleks semacam itu menandai lahirnya novel modern dan
subjek modern, yang dicerabut dan dilepaskan dari satu tempat
dan waktu tertentu. Dalam Cuhure and Irnperialisn, Said sudah mulai
mengeksplotasi dampak kuat impedalisme terhadap bentuk novel
dengan cara mencari tekstur-tekstur yang tidak beraturan yang
dengan kuat meletakkan novel Etopa di ruang dan waktu ranah
itu. Dalam membangun konsep penyanggahan (counterpoint) mu-
sikal, Said mempeduas rentang analisis teks-teks sastra dengan
cara mendengatkan campuran suara-suara yangbengam yang sa-
ling bertentang n satu sarna lain. Dalam wzwanc tanya dengan
Bonnie Martancz, Marc Robinson, dan Una Chaudhuti dalam
"Kritik, Kebudayaan, dan Pertunjukan", Said secara terang-te-
rangan mengaitkan metode kritisnya dengan pengalamannya se-
bagai orangyang terbuang: "Kalau Anda seorang yang terbuang-
sesuatu yang pernah saya rasakan dengan berbagai gma-fifl]a
akan selalu membawa kenangan-kenangan dalam diriAnda tentang
Lp^ y^ng telah Anda tinggalkan dan apa yang bisa Anda ingat,
dan Anda pasti akan mengadunya dengan pengalaman Anda yang
PRATUTACANA xxi
-
sekarang." Ini adalah sebuah ilusttasi yang mengagumkan tefltang
penggunaan sanggahan secara produktif, sesuatu yang menjelas-
kan minat Said yang mendalam dan abadt terhadap musik sebagai
cara berekspresi yang ditawatkan kepadanya untuk hidup, ber-
pikir, dan membaca dengan cart-c ra yang simultan, betkaitan
dan bertentarrgan.
Bahkan ketika Said memisahkan pembacaan -pembzcaan Orien-
talisn yzng hanya menekankan pada dedvasi Foucaultiannya saja,
ada satu j enis pemis ahan latnnyz yang terladt ketika dia diwawan-
cani di bagian-bagian dunia yang berbeda, khususnya di dunia
Arab. Salah satu dari w^w^nc r^-wau/ancar^ny^ y^ng paling in-
foltrnaaf dan mence tahkan, " Orientalisn, I{aum Intelektual Arab,
Marxisme, dan Mitos dalam Sejarah Palestina", diterbitkan dalam
majrlah betkala berbahasa Atab AlJadid, di mana dia menanggapi
p efiany Lan-p eftany L n p ewawanc ar any L tentzng re s ep si O ri n t a I -
e

isru oleh tokoh-tokoh Islam. Said betsikap kategoris dalam pe-


nolakannya tethadap pembacaan-pembacaan terhadap buku ter-
sebut demi mengemukakan sebuah agenda Islam, berdasarkan
premis bahwa kritiknya terhadap representasi-represen tasr Barat
tentang Islam membuka pintu untuk mengklaim dirtnya. sebagai
juru bicaranya Islam. Ini adalah masalah yang riskan, katena de-
ngan mudah orang me ngatakanbahwa penulis-penulis yang meng-
kritik distorsi-distotsi yang ada dt media dan kesusastraan mela-
kukannya demi membangun dan menegakkan suatu gagasan ten-
tang representasi "sejati" yang kepadanya mereka bersimpati. Me-
nolak simpati itu sudah banngtentu mengundang tuduhan orang
bahwa or^ng telah bersikap, setidak-tidaknya, tidak tulus, atau
sebutuk-buruknya, berkhianat. Said sadar benar akan hal ini, se-
perti halnya dta juga sadzr akan betapa kecilnya kemampuanparl
penulis untuk mengendalikan bagaimana tulisan-nrlisan mereka
ditafsirkan atau digunakan.
Salah satu dari fungsi-fungsi yang bermanfaat dad wawanc ra
adalah untuk mengatasi dilema ini. Jika Orientalism telah menjadi
sebuah teks yang mampu menyatukafl,y^rtg di sekitarnya orang-
xxii Gaunr VrsruraNATHAN
-
orang, yang telah dikecewakan oleh distorsi-distorsi yang selalu
ada dalam m^ dan kebud^yaanflyl, bergerak, Said justru me-
^g
untuk mengakomodasikan intelpretasi-interpretasi
rasa tertantang
yang mempeduas batas-batas maksud dan tujuannya senditi. Dia
sadar bahwa dtinya tidak dapat menarik sebuah gads pembatas
dan mengklaim bahwa dirinya telah menulis karyznya itu dengan
maksud hanyauntuk mengoreks i catatan sejarah yzng adadi Barat
dan bukannya untuk memfasilitasi restitusi bagi orang-orang yang
sudah dipedakukan buruk oleh sejarah. Dilema ini sudah muncul
ketika Said diminta untuk menanggapifaktabahwa sampul depan
salah satu dari buku-bukunya mengandung gambar sebuah slo-
gan Hamas di sebuah tembok di Palestina,langmenyatakan bah-
wa Hamas zdalah (sebuah gerakan) pedawanan. (Pewawan c t^ny a
tidak menyebutkan dengan pasti buku y^ngrrran^.) Berkebalikan
dengan perkiraan pewawanc^ranya.bahwa pasti Said akan bersikap
defensif atau merasa tidak enak, dengan tenangnya Said justtu
menyatakan bahwa gamba4 yang dipilih oleh penetbitnya, itu ti-
dak bertent^ng n dengan tema bukunya,yaitt tentang protes dan
kemarahan, dan bahwa tulisan di tembok-tembok semacam itu
adalahbentukprotes yang sah. Dengan secaragigih bertahan akan
isu utamanya tidak dibelokkan ke pertany^ n tentang apakah ia
mendukung Flamas atau tidak, Said tetap mempetahankan ke-
tidakadilan dan penindasan sebagai titik perhaitnnya. Kita di-
ingatkan bahwa kedua hal itu tidak boleh pernah diabaikan, dan
bahwa dia bisa terus mengawasinya t^np^ melegitimasi tindak-
tindak kekerasan itu bukanlah bagpan yang kecil dai' tantangan
yang dihadapinya, sekaligus zdalah prestasinya, dzlarr'wa.w^nc t^
itu.
Tetapi, kembali kepada masalah diterimanya Orientalisn di
Timur Tengah, dalam w^w^nc ta y^rrg s^ma Said mengembalikan
dimensi pedagogik ke dalam diskusi itu guna mengingatkan pan
pembacany a bah'wa polemik j auh lebih mudah dari peneliti an dan
perenungan yang saksama dan serius. Untuk itu, katanya, tujuan-
tujuan kajiannya zdalah untuk mempedengkapi pam pembacz de-
ppr11sa66516 11{ji
-
ngan perangkat kritis guna memberdayakan did meteka melalui
perdebatan dan adu argumen yang rasiona), dan bukannya melalui
pembalikan sederhana terhadap istilah-istilah yang digunakan-
yaitu meremukkan Orientalisme dengan c r^ menegakkan Oksi-
dentalisme di tempatny".Bugi orang-orang yangberada di garis
depan, hal ini akan tampak sebagai sebuah argumen seorang inte-
lektualis ketimbang seorang aktivis, dan nada sejuml ah wawancara
tertentu mencerminkan adanya ketegangan di antatkedua model
tindakan ini. Ketegangan ini tidak petnah tercairkan sepenuhnya.
Himbauan untuk melakukan undakan yang disampaikan pada se-
jurnlah kesempatan, dalam beberapa hal, dapat dibaca daiam pe-
ngertian penelitian yang saksama dan mendalam, kritik, dan pe-
mahaman did. Dari sudut pandang orang-orang yang memasuki
akademi tft, ada dayztmtk yang kuat dalzm seruan-seruan sema-
cam itu, tetapi bagi orang-orang yang beradz pada posisi-posisi
yang mengumpanttrnalinasi Barat dengan citta-cita dan stereotip-
stereotip yang palsu dan keliru, lebih banyak ditanyakan tentang
pedagogi Said, jauh melebihi yang semestinya. Dalam svaraplr^
pewawancata, khususnya di Asia dan Timur Tengah, orang bisa
mendengar tuntutan-tuntutan agar dilakukan tindakan yang ter-
program, dan tuntutan-tuntutan ini mengarahpzda dinamika yang
dinamis dan teman-temanbicannya yang, dengan satu
^flt^r^Said
dan iain cara, memainkan kembali artikulasi Said tentang tekad
bang-sa Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri atas ddsar
kdtik dan tanggung jawab intelektual.
Meskipun, demi kejelasan, buku ini dibagi menjadi dua bagr-
2n-.<pgflampilan dan Kritisisme" dan "Kecendekiaan dan Ak-
livisps"-tetapi, pemilahan semacam itu pun bersifat sewenang-
wenang, karena Said jatang sekali bicaratentang kesusastraan t^np^
sekaligus membahas tentang politik, dan sebaliknya. Tetapi, pe-
milahan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pemahaman pem-
baca tentang elemen-elemen yang te{adi di dalam perkembangan
politik dan kebud^y^ n yangpan)el dan sering kali bertumpang
tindih. Nfawancara-wawancara ini diatur sec ra kronologis, ber-
xxiv GAURr VTSwANATHAN
-
anjak daribaglan peftama dengan pemikitan yang menghasilkan
karya-karya seperti B egi n ni ngs, O rie n talisn, Cu lture an d I npeia lisn,
dan tulisan-tulisan tentang oper^dan pertuniukan; dan bagian ke-
dua, mulai dari artikulasi-anikulasi yangpaling awal dad kehendak
kuat bangsa Palestina untuk merrentukan nasibnya sendiri hingga
ke kekecewaan dan sinisme terhadap proses petdamaian yang pe-
nuh dengan kompromi. \Tawancara-wawancata tti bedangsung
di sejumlah lokasi yang bedainan. Bahkan keberagaman geografis
ini menunjukkan keterikatan dan ketertarikan Edward Said bukan
hanya dengan berbagai masalah melainkan juga dengan banyak si-
tuasi kultural dan politik yang berbeda-beda yang berkembang di
tempat-tempat di fi:€;n dia diwawancatai. Vawancata-wawanca-
r^rtry^ di media-media Amedka dan Eropa jauh berbeda dariyang
bedangsung di tempat-tempat seperti India, Pakistan, Irbanon, Tepi
Batat, dan Israel, di mana pertanya tt-pertartylan dan pan pev/a-
w^nc tafly^ menggamb atkan dengan jelas titik-titik p erhzian, krisis-
krisis, dan kerumitan-kerumitan tettentu yang adz di dalam ma-
syatakat mereka masing-masing. Seperti yang ditengarai sendiri oleh
Said, meskipun sebagian besar karyznyz berbicara tentang Timur
Tengah, tetapi tulisan-n:lisan inr ketap diterima dengan lebih antusias
di negara-neg r^ di luar dunia Arab, seperti di Amerika Latin,
Afrika, dan Jepang, dan dia mengedarkan pengam^tznny^ ke se-
kitarnya untuk merenungkan vitalitas telatif budaya intelektual di
kalangan be$agai masyatakat pascakolonial.
Gagasan untuk menyusun buku ini pertama kali datang dari
Anita Roy, seotang mantan editor di Oxford University Press,
India. Dia mendekati saya beberapa tahun yang lalu untuk mena-
nyakan zpakah saya betminat mengerjakan sebuah buku kumpulan
wawancara dengan Edward Said. Sebagai onng yang belajar de-
ngan dan pada Said dan, akibatnya, mendalamibagarmana beqpikit
tentang masalah-masalah kecendekiaan, sejarah, ilmu pengetahuan
dan kekuasaan melalui dorongan-dorongannya, s ya tidak pedu
dipersuasi lagi tentang nilai-nilai sebuah buku yang mencakup sua-
ra wicaranya, kehadirafifiya sebagai seorang teman bicara, dan
PRAV/ACANA xxv
-
kematangan pedagogiknya. Buku ini mungkin sudah agak banyak
berubah bentuk sejak saat pefta;mL kali Anita Roy membiczra-
kan-nya dengan saya, karena sudah cukup banyak betkembang
hingga mencakup wuw^nc r^-wawancarayaiflg sudah pernah di-
terbitkan sebelumnya, tetapi motivasi awalnya masih tetap sama.
Tak adz nilai yang lebih besar yang bisa diklaim untuk bentuk
wawancara selain bahwa, tidak seperti halnya bentuk buku dan
wawarc tamamPu mempetahankan suara pembicata,
esai biasa,
guru, pendebat, dan teman bicannyz. Said adalah suara yang luar
biasa dalam kritik kontemporer. Kita sudah merasa cukup meli-
hatnya dalam bentuk cetakan. Tetapi, or ng-or^ngyangberuntung
bisa mendengarkan kuliah-kuli ahnya,tahu betul betapa Said adalah
seorang pembicara dan pengaiar- y^ng mumpuni, betapa dia me-
nikmati kesempatan untuk bercakap-cakap seperti halnya yang
ter j adi dalam fotmat tany a-izw ab. \Wawanc attczra ini
^r^-w^w
mungkin memang tidak sama dengan interaksi kelas, tetapi aneh-
nya semua waw^ncar^ ini mendekati dan menangkap dinamika
sebuah fuang kuliah. Kalau kuliah-kuliah mereka tidak direkam
dalam kaset video,hanya sedikit pengaix yang memiliki kesem-
patan untuk meninggalkan catatafl yang berisi pert^ny^ n-peft^-
nyal ttyang merangsang te{adinya diskusi dan adu argumen yang
mampu mengembangkan sebuah perdebatan. Di akhir kuliah, kita
akan tahu bahwa kita telah mencapai sebuah titik yang nyaris tidak
diduga sebelum saat kuliah dimulai, dan seringkali kita sangat suka
memikkkan bagasmana l<rta bisa mencapai kesimpulan tertentu
melalui stimulus dan provokasi. Yang menggembirakan, wawan-
car^-wzrw^nc r yangsudah dipublikasikan dapat menangkap per-
cikan-percikan bara semacam itu, yaitu ketika sebuah pert^ny^ n
yang dipertimbangkan dengan baik iustru mampu menimbulkan
serangkaian perenungan dan dialog yang hidup' Dan bila orang
yangadadi sisi lain itu sama ekspresifnya, sama pandat-bicatanyz,
dan sama cerdasnya dengan Edwatd Said, maka membaca wa-
w^rrc r^itu akan sama halnya dengan hadit di dalamsebuah ruang
kuliah yang penuh dan riuh tendah. o
xxvi GAURr VTSyANATHAN
-
Saya sangat berterima kasih kepada Shelley \Wanget dari Pan-
theon Books atasporongannya yang kuat serta perhaiannyayang
cermat hingga ke hal-hal yang kecil; kepada Zaneblstrabadi yang
telah menggali banyak u/awancara yang kemudian dikumpulkan
di sini; dan kepada Edward nfl Said atas saran-saran danpersaha-
batannya.
Daftar Isi

Prakata vii
-
Prawacana (Gauri Viswanathan) xi
-
BacmN S,ttu:
PENAMPIIAN DAN KRITISISME, 1
-
Permulaan 3
-
Dalam Bayang-BayangBarat 58
\filayah-Wil
-
ayah yang Bertumpang Tindih:
Dunia, Teks, dan Kdtikus 79
Teori Sastra di SimpangJalan
-
Kehidupan Masyarakat L02
Kritik, Kebudayaan,
-
dan Pertunjukan 137
-
Kritik dan Seni Berpolitik 1,71,

Wild Otchids dan Trotsky


- 236
Kebudayaan dan Imperialisme
- 262
Orientalisn dan Sesudahnya
-
297
-
Edward Said: Di Antara Dua I(ebudayaan 332
Hak-Hak Asasi Bangsa dan Kesusastraan 354
-
Bahasa, Sejarah, dan Produksi Pengetahuan
- 374
-
Saya Selalu Belajzr Selama Kuliah Bedangsung 399
-

t
xxviii- Eo,wARDW.SATD

BecraN Dua:
KE,CENDEKIAAN DAN AKTIVISME 405
-
Bisakah Negara Arab Hidup Berdampingan
dengan Negara Yahudi? 407
Cendekiawan,
-
Media, dan Timur Tengah 412
Negerinya Orang Buangan 444
-
Intelektual
-
Amerika dan Pottik Timur Tengah 459
Perlunya Menghargai Diri Sendiri 487
-
-
Sebuah Rumusan untuk Para Hussetn 496
-
Suata Bangsa Palestina di Amerika Serikat 501
Intelektual dan Petang 507
-
-
Yang Bangsa Amerika Ketahui tentang Islam Adalah
Sebuah I{ise Bodoh 522
-
Etopa dan Other-nya: Sebuah Perspektif Arab 545
Simbol Versus Substansi:
-
Setahun Setelah Deklarasi Prinsip-Prinsip 557
-
Jalan yangJarangDilalui 578
-
Kembali ke Diri I{ami Sendiri 591,

Sebuah Negara, Ya, tetapi


-
Bukan Hanya ufltuk Bangsa Palestina 610
Orientalisn, Intelektual Arab, Marxisme,
-
dan Mitos dalam Sejarah Palestina 61,7

Hak Saya untuk Kembali 625


-
-
Tentang Sumber-Sumber Tulisan 647
Indeks 653
-
-
BRcraN Saru

Penampilan
dan I{ritisisme
Permulaan

sala bara s@a nenerbitkan buku pertama sala tentang kitik sastra,

Beginnings: Intention and Method, dan sudab mulai menulis sebagian


buar dai nas kab Onentahsm keti ka wawancara d.enganDiacrtics ini
dipubtikasikan. lfiaumncara ini adalab renungan luas peftama semacam ini
yng berbasil sa1 a laku kan.

E.nus.

KARYA ilniah Anda pada umumnla diasosiasikan dengan apa lang


dEat kani istilahkan sebasat "avant-garde kritif', sebuah konstelasi
kri ti kus - kri ti ka sJ afig, kataka n la h, n e n aru h p e rh ati an terh a d ap m as a la h'
nasalah flosofsyng ada dalarz aktiuitas penoftir* danlang cenderung
nengunakan renungan teoretis sulitlang nengilhani sebuah upalta besar
kritik kontinental. Dalan kaitan ini, baru-baru ini, Anda menlatakan
sirnpati yng cukup besar terhadap kritik Harold Bloon lang teranat

ftosofs,lang karyanla neng/utkan sebagian penbacanla karena tidak


hanla sulit dinengeni dan misteias, tet@i juga tidak nenbun| sedeni-
kian tengelan dalan puisi hinga mengucilkan dunia yng prosais, me-
lambung-larzbung terbang ke dunia profetik nenaju ke sebuah konuergensi
akhir dengan teks sastra. sudah pasti Anda akan mendpati bahwa citra
reffiacdm itu tentang karya Bloon sangatlah tidak adil. TetEi, orang
ingin
ng dite-
ta h u bagain ana An da n enangg@i perlawanan ilril ttm Jang ce nderu

nui oleh tulisan tentang se,rang Bbon atau seorang de Man,laitu perla-
aananJang berasal dari penbaca-pembacaJang nendapati tulisan ita
jauh
tersingkirkan dari arena politik dan kebudalaan di <anan kita ini-
ti d a k s ep e rti h a lryt a karya An da s e n diri, 1 ang s e ti da k-ti da kn1 a h ara s di b a ca
{ Bpy,111p nfl SArD
-
sebagai sebuah tantangarc terbadap keterlibatan ideologis kebarytakan kritik
akadenis.
Anda mengangkat beberapa poin penting. Pettama-tama,mai
kita kaji perny^t^ n Anda tentang sebuah auant-garde yang kritis.
Setahu saya tak seorang pun petnah menganalisis petnyataafl se-
macam itu dengan setius, kendati tampaknya adzperasaan runum
tentang hal itu, yaitu bahwa kritik sastra di dunia penutur bahasa
Inggds saat ini dapat dibug menjadi dua jenis, yaitu yang dipe-
ngaruhi dan yang tidak dipengaruhi oleh bahasa Prancis, di mana
yang pettama bersifat auant-garde, dan yang kedua betsifat t4disi-
onal. Ini zdalah perasaan yang cengeng-tetapi sama sekali tidak
pasif-karena bukti yangpzda umufi]nya (dan secata agresif) di-
kutip untuk itu kurang lebih bersifat sosiologis atau stilistik, mes-
kipun yang kita maksud dengan gzya (sfle) hanyalah jenis kosakata,
otoritas, teks -teks y oleh seorang kritikus. Tentu
^p^ ^flgdigunakan
saja,ktitikus-kritikus yang Anda sebut auant-garde itu tergolong
ke dalam kelompok yang terpengatuh bahasa Ptancis, di mzna
mereka cenderung metupakan kritikus-kritikus Pantai Timut ber-
usia paruh-baya., yangmendapat gaf i tinggi di universitas-universi-
tas terkenal dan merupakan penulis-penulis produktif yang me-
nulis tentang pengarang-pengarang yang ketinggalan zaman @ater,
Shelley, Emetson) atau tentang beberapa gelintir pengarang yang
sangat ngetE (Rousseau, Nietzsche, Freud), yang menggunakan
kzta-kata seperti dekonstruksi dan demistifikasi, cendetung lebih
mengacu padaBarthes ketimbang pada Empson, dan ptosa yang
mereka tulis tidak menyerupai karya Edmund Wilson, dan sete-
rusnya; membuat daftzr atribut-atribut mereka dapat dilakukan
sebagai semacam permainan selingan, dan orang hanya pedu me-
lakukannya sebagai sebuah bentuk gosip yang lebih tinggi-kecuali
bahwa pada umumny a par^kritikus auant-garde sama-sama memiliki
dua atau tiga hal yang serius, sejauh betkaitan dengan audiens me-
reka, yaitu mahasiswa sastfa, dan penerimaan terhadap karya me-
reka. Untuk sekarang ini saya akan menyampingkan teori kdtis-
meskipun orang bisa saja membicarakannya secara ksssluluh2n-
PemluuaN 5
-
yang membenarkan kita menyatukan mereka; sekarang saya lebih
suka membahasnya seperti halnya orang lain melihat dan mema-
hami mereka.
Pefiama-tama,karyz mereka membuat rrra::.h banyak otang
yang merasa tidak suka diminta oleh seotang kritikus untuk mem-
baca kalimat-kalimat yang(a) tidak membentuk sebuah poin yang
"fzktl;ral" tentang biografi pengarang, seianh tekstual karya, atat
hal-hal semacam itu; (b) tidak memberi tahu pembaca tentang
dipikirkan tentang suatu karya, penulis, Lt^nPert-
^p^y^rrgharus
ode; (c) tidak menghabiskan banyak waktu untuk secara ekplisit
j
me nyataka n u a /u e u dge m e n ts (pt erulzrran) te n ta ng karya y angbers ang-
kutan; (d) tidak mengagung-agungkan kronologi kasar; (e) tidak
menggang go pur^ pembacanya baik dengan katalog-katalog yang
berisi opini-opini kritis lainnya ataupun dengan daftatdzftxkzrya-
katyayang mengakui kedalaman wawasan si kdtikus, cita r^sltr^-
disi, tempat yang sederhana dalam kehidupan ilmiah @arangkali
"mengganggu" bukanlah satu-satunya kata yang bisa digunakan
di sini; sepertinya "memperkaya" itga relevan). Kumpulkan se-
mua hai ini dan Anda akan langsung melihat bahwa satu hal yang
orisinal tentang kritikus-kritikus ini adalahbahwa ritual-ritual dan
prosedut-prosedur mereka berbeda dari kdtikus-kritikus yang
memelopori kdtik sastra akademis sejak akhir abad kesembilan
belas. Pandangan mereka tentang apa itu teks, kecanduan mereka
terhadap penemuan terminologis, sikap meteka yang relatif meng-
"pto-
abaikan biografi, sikap mereka yang lebih waspada terhadap
blematika" ketimbang tethadap "tradisi-tradi5i"-5smua ini me-
nempatkan meteka pada posisi yang tinggi' Tetapi, tentu saja,
pada dasarnya meteka adalah kritikus-kdtikus yangprouokatf, tet-
utama katena mereka mengubah kritik tentang suatu teks atau
seorang pengarang menjadi sebuah masalah yang bersifat meto-
dologi.s dan sadar-diri yang sangat penting; iadi, apresitsi atat
penilaian tethadap sebuah karya atau pengarz;ng,y^ng tetkadang
kita asumsikan sebagai tujuan sebuah kritik, menielma di sini men-
iadi titik tolaknya, dan bahkan, dalam beberapa kasus; meniadi
6 Eowapo \( San
-
titik tolak yang tetsembunyi. Ada provokasi tambahan dalam sikap
yang mereka ambil (dan saya menggunakan kata "sikap" ini dalam
pengertian yang sangat literal) terhadap karya; Swift pemah me-
ngatakan bahwa yang buruk dari kritikus-kritikus adalah bahwa
karena mereka kurang penting dibanding sebuah karyz, dan ka-
tenz'ny^ meteka selalu dapat dengan c n y^ng sedikit nakal me-
recoki orang lain dan menghancurkan reputasi sebuah k^ty^.Akan
tetapi, bagi kritikus-kritikus iri,karyz adalahhal yang sifatnya kon-
temporer, yang bersama dan di dalamnya mereka menempatkan
karyameteka sendiri (berupa kritik); yangmereka lakukan bersifat
reka-ulang, dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dengan segala
kesulitanny a, karyamereka mengandun g cita nsakenikmatan yang
dirasakan setelah betupaya-setjdak-tidaknya-untuk memper-
lakukan teks sastta di tingkat-tingkat tertentu selain tingkat yang
sangat evaluatif t^np^ belas kasihan (yang merupakan salah satu
haI y ang ditakutkan oleh Swi ft, karcna dia b erpikir-s ep erti halny a
kl12 5smu2-tentang titani kritikus-kritikus populer) atau apresi-
atif penuh sanjungan.
Intinya adalah bahwa para kdtikus seharusnya menjadi, kata-
kanlah, komentator dad bawah yang bersikap terhadap kesusas-
traan seperti halnya sikap Howard Cosell terhadap Muhammad
Ali. Kalau seorang kritikus mencoba mempedakukan sebuah teks,
yang, seiring dengan beqaJannyz waktu, watak :utarm^ny^ tampak
seperti fosilisasi yang hebat, sebagai sesuatu yang menyerupai ko-
temporalitas, atau bahkan kotemporalitas yang terhormat dan me-
ngagumkan, maka orang akan dengafl serta-merta melihatnyzme-
rah. Intertekstualitas, yang oleh para kritikus auant-garde diklaim
sebagai kondisi uniuersal semwa teks @aik yang kritis maupun yang
"kteatif"), seharusnya tidak bedaku untuk kritik. Menurut keya-
kinan basa-basi dan orang-orang yang beqpikk bahwa justifikasi
utama seorang kritikus adalah membantu agar sebuah karya di-
apresiasi dengan lebih baik,-sesuatu yang paling banter mem-
buatnya betsikap ekstratekstual-kritikus tidak berhak menun-
jukkan, misalnya, bahwa kesusastraan adalah bahasa, dan bahwa
Pprurur-aaN 7
-
kritik adalah bahasa juga,tentu saria dengan segala masalah dan
ketetbatasanrLy^) dan walau bagatnantpun tetap ada'lzh bahasa.
Saya tidak perlu terlalu berpaniang lebar di sini, karena Critique et
ueritd-nyzBathes sudah mengumpulkan dan membahas semua tek-
nik perdebztan di kedua belah kubu kdtis ini, dan dia juga sudah
menggamb atkan tingkat kekerasan yang dihasilkan oleh ktitik ba-
ru tertentu dalam tetorika terhadap musuh-musuh yang (biasa-
nya) diproklamasikan sendiri. Sebab, kritikus-krirJltrs auantgarde
dari jenis y^ngs^y^bicarakanini tampaknya betsikap agak tenang
bila sudah menyangkut soal musuh-musuhnya; semua kemarahan
dan rzsatidak suka itu betasal dad jenis yang lainnya; ini bukanlah
jetis yanglta4 atat suka mencari gzta-gafa, ataupun
auant-garde
yang agresif retorikanya; tampakny^,yungsatu irli lebih suka me=
naruh perhatian pada pekeriaan ztatkaryanya sendiri-dan me-
mang demikian-ketimbang sibuk melancarkan kampanye-kam-
panye menyetang sebagai peniaga tua yang sela-
^pay^ngdisebut
ma ini bersikap sangat energetik dan raiin mengejat-ngeiar auant-
garde yangkitis. Yang disebut terakhir ini, agat adi).,kadang-kadang
benar-benar tampak terinfeksi oleh semacam gemerlap rumah
kaca. aIa klub, seolah-olah satu-satunya hal yang penting bagrnya
hanyalahDerida dan Heidegger dan sama sekalibukan lokakarya-
Iokakzq,ayrng bersimbah kedngat yang menghasilkan banyak kar-
ya intelektual.
Beginrlah, kemarahan aLdalah reaksi umum yang ditimbulkan
oleh kdtikus-kdtikus ini. Yang lainnya---dan ini yang lebih pen-
ting-adalah bahwa tema mereka bersifat inov al.Jlf dan, karenanya,
memalukan bagi audiens yang Perc^y^ bahwa seorang kritikus
harus membatasi diri hanya pada soal-soal dan teknik-teknik yang
sudah baku: penjelasan, komentar,latztbelakang seianh,biografi,
dan semacafirflya. Di antankritikus-kritikus Yale, misalnya, Anda
dzpat melihat betapa iudul-iudul dari sebagian buku mereka se-
sungguhnya membelokkan kritik ke dalam pokok-pokok bahas-
an baru: pengaruh (suatu, atau mungkin satu+atunjta,masalah stan-
dat dalam kritik mazhab) diasosiasikan bukan dengan kaiian-ka-
$ pp5yapp !( Sam
-
jian sumber melainkan dengan kegelisahan; formalisme dan wa-
wasan (dua kata wajib dalam Kritik Baru Amerika) masing-masing
dikaitkan dengan tansendensi. dan kebutaan. Setiap orang akan
sepakat bahwa auant-garde yang satu ini, seperti halnya semua aaan t-
gardelainnya, hingga tingkat tertentu, konyol dan memahkan.Tata
rrutan ketianyayang pertama-t^m^bukanlah keberadaan atau ke-
hadran melainkan keterlambat^rt, ketidakhadfuan; untuk tu-
^t^v
juan-tujuannya sendiri, sebuah teks lebih merupakan sebuah ak-
tivita s ke timb ang s ebuah gro u n d e d o bj e c t-pemb alikan harzp zn-ha-
r^p^n ini adalah sebuah daftx yangpanjrng dan sudah tetkenal.
Tetapi, katyz golongan auant-garde inilah ylflg menarik bagi ka-
langan mahasiswa; mereka memburunya sebagai sesuatu yang
mengangkat hasii kerja keras karya sastra yang lolos ke tingkat
yang lebih tirggt, atau paling tidak, lebih menarik. MengapLper^-
saan ini ada di kalangan mahasiswa adzlahpertanyaan yang rumit;
untuk dzp at menj awabn y or^rrghatus menj elaskan mengap a be-
^,
gitu gamblungny^ kekosongan vitalitas dalam dunia keilmuan se-
janh ata:u tradisi (ttirgg" Auerbach dan Spizer tidak dapat di-
ciptakan lagi), ekonomi profesi (yang dengan sedikit pekerjaan
yang ada justru lebih suka mempekerjakan doktor fi.lsafat baru
dari tipe struktutalis untuk mengajar pada kutsus-kursus yang di-
gagas sec r^ uadisional, at^Lt tentang hal-hal yang temeh-temeh,
ketimbang tidak mengajar szma sekali), dan kelayakajatan, ke-
layakjuzlan, kelayakteknikan-saya tengah menemukan dan me-
nerapkan sebuah kata batu untuk menyebut diubahnya kritik auant-
garde olehpara oportunis menjadi sebuah kdtik yang bersifat teknis
dan pseudo-ilmiah yang berpretensi mewakili yang baru danyang
trendi-yaitu kritik auant-garde itu senditi. Tetapi, sekalipun kita
tidak menyelami masalah-masalah itu, faktanyz tetap bahwa ma-
hasiswa mengenununi kritik baru itu karena keasyikan dan gengsi
yang terus-menerus digembat-gemborkannyz, dan pan mzha-
siswa merasa (benat atau salah bukanlah halyangingin saya bahas
di sini) bahwa sifat-sifat ini tidak ada dalamkalian sastra kudkuler
yang sudah mapan. Tulisan yang benar-benar menarik yang sedang
PBmruraaN 9
-
dikerjakan oleh orang-onng terbaik di akhir usia dua puluh atau
tiga puluhannya berutang langsung kepada ktitikus auant-garde-Ten-
tu saja bahzyanya adalah bahwa kriik auantgarde kelewat dihor-
mati karena kdtik ini relatif mengabaikan titik perhatian historis,
atau Anda bisa menyebutnya arsipal: saya akan kembali ke masa-
lah ini nanti.
Inovasi merangsang timbulnya kemarahan yang cukup alami.
Selain itu, perasa^n-per^s^^n lain jadi ikut terlibat iuga: kecem-
buruan (mengapa tokoh-tokoh itu mendapat begitu banyak per-
hatian?), xenofobia (yung ini bukan kritik, ini omong kosong),
dan kebencian yang tidak tak terjustifikasi terhadap sekelompok
baru teman-teman diskusi (adz Corznentary, ada Nea York Reuiew,
dan sekarang zda Diacritics,.fJl-H, dan Georgia Rcuieuz apa semua
itu perlu?). Tetapi yang lebih mendasar a.dala'h bahwa para kriti-
kws aua nt-gard e adalzh sekelompok litera li s o r,yaitu orang- orang y Lng
memahami katz-katadalam karya secara ha:.ftahb.gto saja, mem-
perlakukan karya seperti bahasa dan dengan demikian mengung-
guli (atau mengalahkan) pan belle-lettris t1t^ y^ng meyakini kesu-
sastraan sebagai Karya Sastra, bahasa yang indah, dan semacam-
nya. Salah satu slogan peffry^ta n yang paling umum dan paling
sering diulang-ulang adalah bahwa orang-oraog seperti Bloom,
Hartman, dan de Man tidak menulis dengan baik (saya sudah me-
lakukan pengaffL^t^n sendiri, dan menyutuh orang untuk meng-
zmau saya: sebuah kekacauan yang tidak bisa saya atasi). Tetapi,
masalahnya bukanlah bahwa mereka terpengaruh oleh sebuah tta-
disi asing (karena sebagian besar dari mereka sudah menguasai
gagas^fl-g gasan meteka sebelum pengaruh bahasa Prancis, se-
cafa umum, terasa). Bukan pula bahwa mereka memiliki kepriha-
tinan-keprihatinan metafisik yang menghalangl, kfitik sastfa yang
murni (dan dimurnikan) hntfiah. Yang iadi masalah, dan yang me-
mungkinkan digunakannya "gzya" sebagai sebuah seniata untuk
menghantam mereka, adalah bahwa kritik mereka menganggap
bahasa sebagai bahasa, dan kemudian tefus saia membahas kesu-
sastfaan sebagai sesuatu yang terlibat di dalam masalah-masalah
10 Eo,vano S( Saro
-
kebahasaan . " Gaya" adalah sefila;ta. y^flgdigunakan untuk mengem-
balikan ke sus astraan ke dalam nnah gagas an-gagas an, pe ngakuan-
pengakuan humanistik, dan lain sebagainya, sedangkan bagi ka-
langan auant-garde rnasalah yang petlu dipikfukan adalzhberzkxnya
kesusastraan di dalam tubuh bahasa. Ini, dan bagasmana bahasa
nenghasilkan (dan bukannya dihasilkan oleh) makna. Dalam pe-
ngertian tertentu, radikalisme auantgarde adalah sebuah radikalisme
yang konservatif, yang memenjzrakan kesusastraan di dalam ba-
hasa dan masalah-mzsalahyang ditimbulkan oleh bahasa. Dan ini
bisa menjadi sesuatu yang intim atau memalukan, seperti saat
Bloom bican tentang penyair yang satu-slturrylhzrta rampasan
perangnya adalah bait-bait puisi. Barangkali ot^ttg iuga bisa me-
ngatakan bahwa kritikus-kdikws auant-garde adalah ienis kritikus
yang sudah saya bicarakan di sini sebagai kritikus-kdtikus yang
kelan dalam pengetian yang digunakan oleh Vico. Kekeiatnan
mereka cukup banyak menjelaskan kesulitan yang dialami banyak
or^rrgdalam memahami nrlisan meteka; ini adalah kesulitan yaflg,
sayzl<ua, berasal dari keterblt^saru, dan bukan ambisi, untuk me-
lakukan terlalu banyak hal.
Sama halnya sekarang dengan resepsi terhadap auant-garde
yang, Anda menyebutnya, diperangi. Ini tidak berarti bahwa kaum
auant-garde yang ini adalah mazhab Yale, karena seiauh y^ng s^ya'
tzhtadabanyak kritikus lainnya di Amerika Serikat-Girard, Flet-
cher, Crews, Fish, Riddel, Poirier, Sontag awal, Donato, dan lain-
lain-yang dainya sayabanyak belajar dan yang melakukan hal-
hal yang sangat berbeda, tetapi yang sekaligus tidak bisa saya sebut
sebagai auant-garde. Orang juga tidak bisa membatasi penggolong-
an auant-garde ini hanya pada kritikus-kritikus dari zatnan tertentu;
sekarang ada Kenneth Burke, dulu ada Blackmur (genius terbesar
yang dihasilkan oleh kritik Amerika) yang meniadi bagian dad
generasi terdahulu, tetapi yang karya-karyanya penuh dengan pe-
nemuafl baru, kecemerlangan, dan independensi dari ienis yang
selama ini sudah sayabicatakan.
Namun, saya tidak bisa mengklaim diri mampu berbicara ten-
PBruturaaN 11
-
t^ng yang orang l<ra sayz lakukan, dan di kamp rpa karya
^p^
saya tergolong, tetapi s^y^ras^ sangat sering-dan bahkan tedalu
sedng-perbedaan-petbedaan kritikus-kriiktx auant-garde
^nt^t^
dan kdtikus-kdtikus "Idtnnya" dibesat-besarkan, dan hal itu tidak
memenuhi tujuan apa pun selain untuk sekadar menimbulkan se-
dikit kehebohan. Saya pikit mi n t s^y^ tethadap y^ngsekarang
^pa
sedang ditulis oleh para kdtikus, dan apa yang sudah ditr-rlis, sifat-
nya memang sangat luas; sering kali saya tertarik pada cendekia-
wan-cendekiawan yang tidak tergolong ke dalam kelompok auant-
garde,karena tampaknya golongan ini tidak begitu tertarik semata-
mata pada kedalaman semantik sebuah teks sastta, seperti yang
saya kira sebelumnya, dan kedalaman itu tidak bisa seluruhnya
dipenuhi oleh psikoanalisis, semiologi, dan semac^mny^. Kalau
Anda membaca sebuah kritik seperti yang dinrlis oleh Harry Levin
tentang Shakespeate ataL: tentang sebuah novel, makaAnda akan
mendapatkan kecetdasan yang dalam dan tzjam yang dzpatmeng-
gunakan banyak hal yang memang pedu digunakan (tetmasuk Lu-
kdcs, Bachelard, Batthes, Freud, dan sebagainya) karena kritik itu
memenuhi tujuan kdtis yang serius. Anda tidak akan pernah pedu
merasa takut bahwahanya sebagian masalah Stendhal sajayang
dipetimbangkan, atau bahwa sebuah teks karya Flaubert dikaji
hany a dengan menggunakan pengetahuan yang pas -pasan tentang
Kekaisaran Ptancis Kedua, dan lain sebagainya. Katenznya, ba-
rangkali tedalu skematis untlrk memilah kritik ke dalam dua kamp
yang saling bettentangan. Selain itu, saya kira kita harus ingat bah-
wa banyak di antara cendekiawany^ngmenulis sendiri kdtik tta-
disional begitu sensitif, waspada dan bersimpati tethadap ap^y^ng
tengah dilakukan dalam teori kritik oleh kalangan auant garde. Kita
perlu mengakui bahwa kritik adilah sebuah tindakan yang sangat
kompleks: kdtik melibatkan kinerja, kognisi, intuisi, gaya, ritual,
dan klenik, tentu saia. Kita semua bisa mengatakan seseorang ada-
lah kdtikus yang baik atau bukan, apa pun bendera yang dibawa-
nya; begitu juga, kita semua tahu bah'wz orang bisa benat-benat
belEar dad satu or^rrg kritikus dan tjdak dariyanglainnya.Pzda
72-EowtnoW Sato

akhirnya ini bukan masalah partisan.


Tetapi Anda bertanya tentang Bloom; btar sayabrcara sedikit
terrtang dia. Saya sudah mengatakan pendapat umum saya tentang
kzryanya secara agak telperinci, jadi saya tidak periu melakukan-
nyalagpdi sini. Tetapi, bisa saya tambahkan dua hasil pengamatan
saya yang berbeda. Bloom adalah seorang kritikus yang tidak takut
menjadi teotetis; yaitu, dia mau saja bican dalam bzhasa yang
abstrak dan membuat generalisasi tentang poia-pola, kekuatan-
kekuatan, proses-proses yang mengilhami produksi dan resepsi
terhadap karya sastra. Tentu saia, dia berbagi minat teoretisnya
ini dengan banyak kritikus auantgardelunnya,dan ini adalah sesuatu
yang juga banyak menarik minat saya. Kebeta;t^n d^fl penolakan
terhadap teori dalam kritik sastra memang begitu membosankan
sehingga tidak pedu diulang lagi sekarang; tetapi, satu hal yang
menampar banyak pembaca Bloom adalah eksffavaganza. teoi-
nJa, dalzm istilah Anda, kualitas ptofetiknya. Kesan yang
^t^u
ditangkap orang adalah bahwa tampaknya Bloom membiarkan
teorinya mengambil alih kritisismenya'sepenuhnya, kendati yang
dimaksud dengan kritisisme di sini adalah penulisan penilaian-
penilaian yang memiliki ciri-ciri fersendiri, analisis yang rasionalis-
tik, dan semacafiurya.L^gt pula, kompleksnya r gam kesusastra-
an tampaknya sudah direduksi oleh Bloom meniadi sebuah ilus-
trasi teori yang tiada akhirnya. Barangkali semua ini merupakan
satu cara untuk mengatakan bahwa Bloom adalzh seekor landak,
bukan serigala. Tetapi, saya kira, semua keberatan dan penolakan
ini tetutamz adala.h akibat dari kesulitany^ng dihadapi orang de-
ngan teori semacam itu, dan dengan sesuatu yang bagr meteka
merupakan sikap sok seorang kdtikus yang percaya bahwa dirinya
sedang dalam petjalxnn menuju jantungnya proses puitis. Para
pembaca Georges Poulet, yang memiliki banyak masalah sema-
cam itu dengan pembacanya, selalu mengatakan bahwa Poulet
terlaiu abstak, atau bahwa dia tidak berhak btcara atas nama pe-
ngarang-pe ngr.^rtg yang benar-benar besat seperti Stendhal atau
Hugo; tetapi, yang diungkapkan oleh komentator-komentator se-
PERMULAAN 1,3
-
macam itu tidak lunhanyalah ketidakmampuan dalam mengha-
dapi teori di datann-datann intelektual. Kalau orang tidak me-
nprkai nada Bloom, nadanya Poulet dalam hal ini, dan kalau
^t^D
orang merasa bahwa seluruh gag san untuk mencoba memasuki
kesadaran seorang penyait ada.lah hal yang konyol, maka or^ng
harus terus menunjukkan apakah dan bagaimana teori iru paisu
atau dipalsukan (saya sengaja menggunakan bahasa Poppedan),
baik dengan menyodorkan sebuah teoti yang lebih tepat ataupun
dengan mempertunjukkan dengan serius--dan bukannya hanya
dengan kecaman y^rrg atog n-bahwa teori itu disa-lahterapkan.
Tidak ada sesuatu pun yang lebih tidak sopan dalam kritik selain
seseorang yang menggunakan banyak omong kosong kampungan
@loom tedalu teoretis, atau Bloom sedang mereduksi segala se-
suatu dengan teorinya itu) sebagai ganti dari petdebatan yang se-
rius; di sisi lain, sungguh patut disayangkan bila orang menggu-
nakan semacam bahasa tangan-ketiga y^ng diasosiasikan dengan
humanisme yangluhur untuk menyatakan bahwa Bloom telah me-
nodai kesusastraan dan kritik sastra.
Kesan umum yang kedua adalah bahwa kritik Bloom bersifat
semioklastik hingga tingkat yang sarrgat ekstrem. Saya menggu-
nakan katz yang digunakan Barthes untuk menyebut apa yzng dr-
lakukannya dalzm Mlthologies karena konsekuensi membaca
Bloom adalah bahwa bayangan kita tentang dilakukan
^p^y^ng
oleh seorang penyair, bagaimana dia bekerja, dan tentang apakzh
puisinya, jadi tusak. Tidak ada yang begitu saktal dalam kesusas-
traan dan kritik sastra selain mitologi penciptaan. Bloom telah
mengacak- acakny a, p ertzma-tama dengan mengas o siasikan p en-
ciptaan dengan kontraksi (reduksi) dan represi (penindasan), dan
kedua, dengan mengubah penyair menjadi seorang manusia yang
terpetosok ke dalam masalah-masalah generasi, perorangtuaan,
dan kehidupan keluatga (seperti yang disadari Vico untuk pettama
kalinya). Bagi Bloom, datang-tetlambat metupakan istilah biologis,
bahkan seksual; penghinaan terhadap kritik yang sopan )rang di-
usung oleh istilah itu begitu gamblang, dan tampaknya tidak bisa
14-EorwaRDW SArD

dimaafkan.
Bagi saya, kritik Bloom, ketika saya menemukannya untuk
pertama kalinya dalam bentuk teoretisnya y^ngmata;ng (saya su-
dah membaca Shellq's Mltthnaking-nya ketika saya masih meniadi
mahasiswa), sebagai seorang kritikus, dulu dan sampai sekarang
pun masih,luar biasa menyegarkzn.Bag1 saya, seluruh minat saya
terhadap permulaan-permulaan dan asal usul tiba-tiba saja men-
dapatkan sebuah dimensi baru dan banyak pembenaran. Saya da-
pati bahwa cata Bloom me-reka-ulang dan mengolah kembali pe-
ngaruh topos (tema. atau topik sastra atau retorika tradisional atau
konvensional-pent) lama begitu kuat dan elegan seperti ha.lnya
Konserto Biola-nya Berg menggubah-ulang paduan-suaranya Bach
dan membnutny^ menjadi begitu elegan dan kuat. Tetapi, yang
paling penting, saya tetkes anpada cara Bloom menuniukkan bah-
wa pencipt aan adalah sebuah bentuk yang digunakan untuk mem-
pedakukan masa lalu, yang membangun-kembali masa lalu itu
dengan cxa y^ng orisinal atau, katakznlah, mula-mula, dan kate-
n s ya adalah pengikut setia Vico, maka menemukan tema-tema
sepeti mengetahai berarti menciptakan, dan heroisme-heroisme
penyair-pe nyar lmz, dalam Bloom, benar-benar merupakan se-
buah pengal berharga.
^rrrafl
$Talaupun demikian, selama ini saya selalu merasa bahwa
Bloom mengisyatatkan-tanpa benar-be rL^r meny^takznnya-
bahwa penciptaan adilahpuisi, dan sebaliknya. Dia. tidak memiliki
minat yang tampak jelas terhadap novel ztz.u dramz, yang keduanya
memiliki hubungan-hubungan yang tidak mungkin disangkal de-
ngan sejatah dan masyarakat. Selain itu, Bloom terutama tertadk
pada pertentangan zntarpenyau t^np^ pedu menuniukkan bahwa
ada pertentangan-pertentangan latnny z (seperti, katakanlah, per-
tentangan antarl seorang penyair dan bahasa: kasus Mallarm6)
yang juga ikut berperan dalam penciptaan puitis. Tetapi, ada ke-
betatan dan penolakan yang ora;r\g bisa tujukan terhadap pene-
kanan-penekanan dan penerapan teori tersebut. Perbedaan-per-
bedaan teoretis utama saya dan Bloom berbeda jenisnya;
^rrtara
Pemrur-naN 15
-
dan ke sitrrlah akzn saya bawa petanyaan Anda.
Saya kira tidaklah tepatmengkdtik Bloom katena (dia) meng-
abatkan y^ng Anda sebut sebagai dunia prosais, setidaknya
^p^
tidak tepat dari sudut teotetis. Dia tidak bilang bahwa dia tidak
tertarik pada dunia prosais itu, atau bahwa dunia itu tidak ada,
atauhal-halsemacamitu.Yangdikatakannyzhanya,Iah-sayatidak
sedang berusaha membelanya,tetapi saya sedang mencoba untuk
hanya berurusan dengan teorinya saja-bahwa parz-perryltt tet-
utama menatuh perhatian terhadap puisi, sesuatu yang merupakan
unsur dari kehidupan mereka sebagai penyait; selain iat katanyz,
penciptaan zdalah sebuah per11ulflg n yang aktif, gelisah, dan sa-
ngat te{pola dalammelawan pendahulu-pendahulu yang kuat. Un-
tuk menggambatkan pertarungan perjuangan ini, Bloom ti
^tl:u
dak hanya telah diperlengkapi dengan sekumpulan kosakata yang
kompleks dan luar biasa inventif, melainkan jwga dengan serang-
kaian menyeluruh doktdn-doktrin metodologis. Terkadang saya
merasa bahwa kosakata itu mungkin tedalu skematis dan teologis,
dan kadang-kadang bahwa sec rL metodologis Bloom tetlalu ba-
nyak memoles karyanya demi memasukkan tokoh-tokoh yang ba-
ru ditemuk^nny^ (seperti Derrida, misalnya). Tetapi, ada satu sisi
menyelutuh pada karyaBloom yang diabaikan oleh para pengkri-
tiknya, sebuah sisi yang bagj stya, paling tidak, sama pentingr1y^
dengan peta-peta, istilah-istiiah dan perjuangan-perjuanga n y^ng
tampaknya dan utamanya sedang digambark^flrry^. Dan sisi itu
zdalah g gas^n-g g san Bloom tentang sejarah kesusastraan, dan
ttansmisi kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Bloom benar dalam meyakini bahwa kebudayaan tidak tercipta
da:i ex nihilo, dan benat puia dalam melihat up^y^yang dilakukan
oleh para penyair dzlam menciptakan puisi mereka. Tetapi, saya
kira dia salah dengan berpikir tentang sejarah puitis danf atz.uke-
budayaan sebagai soal pertarungan dramatis semata-matl a;tftara
penyair yang kuat dan penyair yang lemah. Banyak dt antatahal-
hal yang penting di dalam sejarah kebudayaan bukanlah sesuatu
y ang darp ztAnda s ebut revolusioner melainkan j us ttu kons ervatif;
16 Eovrano rW SArD
-
kebudayaan tidak selamanya diciptakansecara eksklusif atau bah-
kan terutama oleh pahlawan-pahlzwan oran1-orang radikal,
^t^D
melainkan oleh gerakan-gerakan anonim bes y^ngfungsinya ada-
^r
lah untuk menjaga segala sesuatu tet^p betlangsung dan tetap
^gar
adz,"e/les naintiennent les choses dans l'fitrd',demikian kata Foucault
dalam bukunya tentang Roussel. Bloom sama sekali tidak me'm-
perhitungkan utang puisi tethadap kebud^ya n atau seian'h. Jenis
hal yang digambarkan oleh Curtius, yaitu sebuah proses transmisi
kultural dan pembentukan-norma yang teratuf, tentu saia melan-
dasi sebagian besat pedode-periode sasffa dan kebudayzan.Tidzk
semua penulis yang kuat atau hebat adalahpembetontak; bahkan,
kebanyakan penulis berada dalam sebuah harmoni fundamental
dengan'aip^ yung mereka identifikasi sebagai kebudayaan yll:'g
dominan @arangkali kaum modetnis zdalahperkecualiannya). Te-
tapi, yang menadk perhatian Bloom terhadap g^g sarl tentang
pertarungan puitis dan individut\tzs adalah pandangarrny^ y^rrg
menyatakan bahwa bagj parz penulis pasca-Miltonik, pengaruh
hampir selalu ter^s^agresif memusuhi. Sekali lag1sryapikir Bloom
mengabaikan faktabahwa bagi banyak penulis yang cukup terke-
muka, pengaruh bisa menjadi sesuatu yzngntnzh: lihat, misalnya,
hubungan Goethe dengan Hafrz (khususnya dalam "tlnbegrenzt"
dan "Nachbildung" dalam lYest-iistliche Diuan). Hal yang menge-
sankan tentang I-^a Renaissance orientale-nya Schwab adalah bahwa
dia membahas periode-periode yang paling menjadi perhatian
Bloom; hztya saia, temuan-temuaflnya betkebalikan. Masuknya
secara besar-besarun gag s n-gagasan dan teks-teks Oriental ke
Etopa selama awal abad kesembilan belas telah menimbulkan
dampakyang sangat bermanfaat bag penyair-penyair kuat seperti
Hugo dan Goethe; pandang^n ut^m^ Schwab adalzhbzl,l'wa' ada'
pembaruan dan kontinuitas budaya karena pa:c- penyatt secara
positif menyambut dan deng an s engaia mencari pengaruh. Tentu
sajaBloom menyztakan zdanyaperasaan-p etLS^ 17 ambivalen para
penyair tethadap panpendzhulunya, paradoks daya tarik mereka
terhadap, sekaligus pembelaan meteka dai, pzrz pendahulunya
PBnuur_aaN 1,7
-
itu. Tetapi, tidak tedalu diperhatikan oleh Rloom
sesuatu yang
adalah gradasi di dalam pengaruh, berbagai derajat pengaruh,
dan dengan sendirinya,. berbagai jenis pengaruh, mulai dan yrng
ramah hingga yang menimbulkan kegelisahan. Dia juga tidak pe-
duli terhadap pegiat-pegiat seperti Hopkins, ataupun terhadap
penyair-penyair kikuk yang mudah dipengaruhi seperti Eliot.
Apa pun, biarkan saya kembali ke argumen saya. Kalau Anda
memandang sejarah sastra sebagai sesuatu yztgpada hakikatnya
mewuiud di dalam k^tyu tokoh-tokoh yang radikal dan heroik,
yang nilai pentingnya adalah bahwa karyrkarya mereka bersifat
membentuk zuma;r, berarti Anda tidak sedang keliru membaca
sejarah kebudayaan, Anda tidak sedang membaca semuanya. Saya
'kira itu
adalah salah satu dari hal-hal yang ditemukan Foucault di
l-,es Mots et les cboses dan lArchfiologie du sauionKaryapertama
^rttar
memahami sejarah sebagai sesuatu yang terbagi-bagi menjadi p.-
riode-periode yang telputus-putus yang tert^ta secara berututan
berdasarkan waktunya, seperti (ini contoh yang digunakan Fou-
cault) Sade diikuti kemudian oleh Nietzsche. Belakangan Fou-
cault terpaksa melihat sifat-sifat abadi kebudayaan sebagai bahwa
kebudayaan itu bertahan lama, dan bagaimana kebudayaan int
bertahan larna., dan bukannya soal berapa banyak kontribusi yang
diberikan terhadap kebudayaan oleh pahlawan-pahlawan kebu-
dayaznbesar seperti Milton dan Goethe. Pendeknya, teori Bioom
tefitang.tt^nsmisi puitis, saya pikit, mengaburkan dan menyelu-
b*g sebuah konsepsi yang termitologisasi sec ra.tadikal tentang
detetminan-determinan individual kebudayaan, dan sikap yang
sepenuhnya rnengabukan dukungan-dukungan kebudaya ylrrg
^n
anonim dan institusional, yang terus berlangsung dan bedangsung
begitu saja di hntupaya-upaya yang dilakukan oleh individu mau-
pun periode-periode sejanh. Alih-alih pada akhirnya memandang
kebudayaan sebagai urusan yang lebih teratur dan mengatur ke-
timbang sebaliknya, Bloom justru betpegang pada pand^ngal
mendelegasikan tradisi (dan dengan demikian juga mendelegasikan
kebudayaan) kepada tokoh-tokoh perorangan; menurut saya, pui-
18-Eo,urano!( Saro

silah yang menciptakxr peny^i4 sedangkan Bloom percayab^h-


wa penyairlah yang menciptakan puisi.
Salah satu dari hal-hal y^ngs^y^kagumi dan puji dari kritisisme
Bloom adalah bahwa dla secara konsisten sadar betapa puisi me-
nuntut jauh lebih banyak daipadahanya. sekadar kehalusan dan
gemerlap si penyair saja, bahwa selain agoni-agoni penyak ada
iuga antagonis-antagonisnya, dan ini semua eksis di dalam sebuah
nnahyangrelatif publik sifatnya yang oleh Bloom disebut "puisi".
Tetapi, dia tidak pernah beranjak cukup jauh dalam pengakuannya
tethadap sisi materiai dari ranah publik ini: di sini saya kembali
kepada y^ng semula saya maksudkan dengan dukungan-du-
^pa
kungan institusional yang diberikan oleh kebud^y^ n, dan akar-
zkarnya dalarn tealitas prosais. Tentu saja, kaum romantik me-
nyzdart keberadaan Milton, tetapi mereka juga tedibat aktif di
dalam j urnal- j utnal, kajian-kajian singkat, dan w acatra-w ac ny
^ng
saling betentangan di zarnan mereka; ba;gaamznaini semua men-
dukung diciptakannya puisi, dan bagaim^fl wac na tentang puisi
yang umum bagi semua penyair Romantik masuk ke dalam nain-
strean karyz-karya meteka. Maksud saya tdalahbahwa perdebatan,
atau intertekstualitas yang dibahas dengan carayangbegitu men-
dalam dan cemetlang oleh Bloom, membatasi semua agensi kul-
tutal yang produktif mateialyang berisikan, dan memungkinkan,
penyair-penyait tomantik. Tentu saja, dukungan-dukungan ini ber-
sifat kolektif: dukungan ini meliputi segala jenis agensi sosial (per-
guruan tirgg, pers, sistem kelas) dan agensi setengah terselubung
yang dengan sangat inventif Foucault sebut sebagai sistem kolektif
arsip-wacana-pernyataan (enoncQ.
Akan Anda lihat bahwa alih-alih mengktitik pandangan-pan-
dangan khas Bloom tentang puisi pasca-Miltonik, saya jusuu me-
ng tak^nbahwa pandangan-pandangan ini begitu kuatnya sehingga
telah menghancutkan semua eksistensi latarbelakang sejarah tem-
pat berdirinya puisi itu, atau tempat di mana puisi itu diciptakan.
Teori ini berargumen bahwa puisi diciptakan sebagai hasil dad
diinteriorisasikannya (dfuesapinya) oleh si penyair hubungan antata-
Ppnirlur-a,q.N 19
-
puisi-puisi itu dan dunia, dengan mengonsentrasikannya ke dalam
benak dan kesadaran penyair dengan menjadikan puisi-puisi pata
pendahulunya sebagai sebuah simbol dari dunia yang besar Puisi
adalzhpertarunga fl Lrrta;r^ si penyair dengan penyair-pe nyur la'n,
dan kita harus melihat pertarungan-pertarungan itu agar dzpat
memahami semua penciptaan puisi. Sekanng,btla kita menyata-
kan bahwa itu adalah sebuah pandangan yzngakurat tentang \fal-
lace Stevens atau Hardy sekalipun, kita harus meny-rruh Bloom
(a) untuk menetapkan batas-batas teori itu sebagai sebuah penie-
lasan atas produksi puitis yang dianggap univetsal, @) untuk me-
ngutip contoh-contoh di mana pandangan itu tidak memadai untuk
menjelaskan tentang produksi puitis, dan (c) untuk menghubung-
kan tesis-tesisnya tentang puisi dengan situasi dan kondisi sebuah
ptoduksi puitis. BagT saya, ini semua zdalah sebagian dari persoal-
an-persoalan teoretis dan praktis yang diangkat oleh teori Bloom.
Saya sudah cukup jauh menyimpang dari vtama' perta-
^r^h
ny^ rr Anda. Anda mengangkat sebuah Pefiz;nya n tentang yang
jelas-jelas sangat politis yang tidak dapat sec r langsung tanP^
tedebih dahulu beranjak ke dalam teori kritik yang sifatnya teknis,
atau mungkin profesion aI, yangdisodotkan oleh Bloom pada khu-
susriya, dan para kritikus auant-garde pada umumnya. Kalau kita
bergerak sedikit keluar dari "bidang" itu, katakanlah, ada peng-
af,rt^t^rrdan pembahasan tertentu yang harus d.ilakukan secara iuiur
dan terbuka. Di tempat-tempatlasn sudah sayakata'kan bahwa
para Kritikus-Baru Baru sayarasakan sangat darrrarr; titik-titik per-
hatian dan tujuan-tujuan meteka bersifat tekstual, persoalan-per-
soalan yang meng1k21mg1sk2-dari sudut pandang sejarah, sosi-
al, maupun runurn-sangattetbttas. Tampaknya mereka tidak ter-
tadk pada persoalan-persoalan politik. Kehidupan masyzra'kzt,
atau kehidup^fl masy^rakat yang terkandung dalam teks-teks dan
karya-karya sastra, tidak menarik perhatian mereka. Tentu saia,
sayabicxa sec tL umum; orang-orang seperti Crews dan Pofuier,
misalnya, sama sekali tidak cocok dengan gambar-
^p^y^ngsaya
kan. Tetapi, kritikus-kritikus Yale (yang saya bicankan sebagai
20-Eo'oyaRDWSA1D

simbol sebuah masy^r^k^t kritis yang tersebar cukup luas) tam-


paknya sudah menegaskan sebuah askesis yang khas, sebuah pe-
nolakan terhadap segala sesuatu di luar karya sastra dan masalah-
masalahnya. Ini tidak berarti bahway^rrg harus mereka kata-
^p^
kan tentang kesusastraan merupakan komentalr y^ngimplisit atau
merupakan sindiran terhadap kehidupan masyatakat: teoti Bloom
tentang puisi menjadi berharga karena dia memandang proses
puitis sebagai sebuah proses sosial, sesuatu yang terjadi di antara
panpenyau, kendati tentu saja kita tidak dapat mengatakatbahwa
penyait-penyair Bloom bertindak sebagai bagian dari kelompok
yang lebih besar dan bukan kelompok mereka sendiri. Orang men-
jumpai pembiasan-pembiasan yang serupa, dan sama-sama ter-
batas,'pada g g s^fi-g gasan sosial dan komunai dalam kritik
Hartman dan Miller, apalagp dalam de Man yangkarya-karyanya
mengandung bukti tentang adanya petas^an akan adanya kdsis
metafisik yang tersembunyi, tetapi kuat.
Setelah mengatakan hal itu, saya t^s^ s^y^ harus berhenti
membicarakan orang lain dan bican tentang apa y^ng saya l<tta
hatus saya lakukan sebagai seorang kdtikus; barangkali itu adalah
canlatnuntuk mengatakznbahwa meskipun saya memiliki banyak
minat yang sama besarnya dengan yang dimiliki para kritikus auant-
garde, s y^ r^sa did saya sendiri terpisah dari mereka di banyak
dataran lainnya. Suatu ketika Bloom dan saya petnah mendisku-
sikan politik, dan sayakira, kami berdua sepakal-sekalipun bu-
kannya t^np^ senyum pahit-bahwa kami tidak mungkin telpisah
jauh. Hingga belakangan ini saya menjalani dua kehidupan yang
sangat terpisah, yang selalu membuat saya bersikap sarigat apre-
siatif tethad ap T he S e cre t S h arer-ny a Conrad. Di satu sisi saya adalah
seorang cendekiawan sastra, ktitikus, dan dosen, dzn szya menja-
lani kehidup^n y^ng cukup tenang di sebuah universitas besat;
dan saya telah melakukan sejumlah cukup besar pekerjaan yang
selama ini selalu terkait dengan salutan-saluran yang sudah mapan.
Itulah fungsi tertentu pendidikan, menampilkanlatarbelakang so-
sial tetentu. Tetapi sayaiuga menjalani kehidupan latnnya,yang
PenMur-qAN 21
-
tidak pernah dibicarakan oleh kebanyakan orang sasfta (dan ini
adzlah semacam akrobatik yalg, dengan bantuan s^ya, or^n1-
orang yang mengenal saya dapatmelakukanny^: saya sangat mahir
melakukannya.) Seluruh latarbelakang s y^di Timur Tengah, kun-
jungan-kunjungan s^y^ yang sedng dan terkadznglama ke sana,
keterlibatan politik saya: semua ini eksis di dalam sebuah kotak
yang benar-benar berbeda dari kehidup men-
^r7y^flgdannyasaya
jadi terkenal sebagai seorang kritikus sastra, dosen, dan lain se-
bzgunyz. Sekatang, kehidupan s^y^ y^ttg kedua, dan yang lebih
dahulu ada, sedang mencaplok kehidupan sayayanglunnya dengan
sangat serius, dan ini adaJahsebuah titik waktu yang sulit bagi sa-
yz. Sayz sama sadarnya dengan siapa pun iuga bahwa perhatian-
perhatian afa menara-gading mengenai kritik teknis-saya meng-
gunakan frasa itu kzrena sangat bermanfaat sebagai cara untuk
memisahkan ap^ y^tlg say^ dan orang-orang lain yang telah saya
sebutkan lakukan tethadap kfitik yang berbasis nonteoretis, non-
filosofis yang biasanya diternukan di iurusan-iurusan akademis
kesusasffaan-sangat jauh tersingkfukan dari dunia politik, keku-
as dominasi dan perjuaflg t:,.. Tetapi, adakattzn-kaitan di an-
^fi,
tara kedua dunia yang untuk itu mulai saya ekspioitasi di dalam
k^ty^ saya sendiri.
Karya Bloom berpusat di sekitar pertarungan dan pandangan-
pandangan yang sangat terbatas mengenai kekuasaan, peniziahan
dan penindasan. Apa pun keyakinan politiknya (Republik atau
Demokrat, Marxis ataupun anti-Marxis) dia terbentur pada sesu-
atu yang menurut saya mutlak benar: bahwa aktivitas manusia
tidak dapat betlangsung, dan produksi karya tidak mungkin ter-
wujud, t^np^ hubungan-hubungan kekuasaan seperti yang dibi-
carakannya dalam puisi. Orang toh idzkhanya sekadar menulis:
orang menulis untuk melawan, menentang, atau untuk berhubung-
sec ra dialektis dengan penulis-penulis dan nrlisan-nrlisan lain,
^t\
atau aktivitas lain, atau objek-objek !unny2,. Foucault, dalam hal
ini, berada selangkah lebih maiu, dan menyatakan bahwa tulisan
tidak mungkin eksis secara matedal (ingat pertanya nyang menjadi
22_ EovanoW S.{]o

teka-teki bagi salah satu tokoh Borges di suatu tempar y^ng


^pa
membuat huruf-huruf dan baris-baris di dal4m sebuah buku tetap
berada di tempatnya, dan tidak melenceng keluar dari halaman-
halaman buku itu?) tanpa adanya sebuah iainganagensi yang mem-
batasi, memilih, memilah, mengatuf, membentuk, dan menjaga
tulisan sedemikian rupa sehingga tulisan itu punya bentuk tetentu
pada suatu saat tertento. Bag saya Foucault sudah mengambil
dari Bloom banyak sifat dramatis dan kelewat romantis y^rrgs^y^
sebutkan di atas sebagai sebuah distorsi dalam penggambatan
Bloom tentang berbagai hal; Foucault menunjukkan betapa pet-
tarungan untuk mendapatkan dominasi bisa menjadi sebuah per-
gulatan yang tenang, sistematis, dan tersembunyi, ser:rrutl-matz
karena w^c n (y^rg selalu menjadi simboi kemenangan dalam
itu tampaknya bisa ditebak dan sistematis. Secara bersa-
bahasa)
ma-sama, dan bila dipaparkan secara panjang lebar, kedua per-
spektif ini cukup menggambarkanlatar politik kontemporer, yang
praktis dengan sendidnya mencakup sejarah politik. Ada interaksi
yang tefus-menefus dan bermakna di antarakekuatan-kefts2121-
kelas-kelas, bangsa-bangsa, pusat-pusat kekuasa an, daetah-daerah,
ata;.) pun juga-yang berusaha mendominasi dan saling me-
^pa
nyingkirkan satu sama lain; nah, yang membuat pertarungan itu
menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar suatu cakarcakar^nyzLfig
kacau adalah bahwa nilai-nilai (moral dan intelektual) tedibat di
sana. Orang berusaha rnendominasi orang lain, r bisa menjajah
^g
dan eksis. Anda bisa menyebut sistem-sistem ini sebagai ideologi-
ideologi, tetapi saya kira itu adalah sebuah istilah yang terlalu
membatasi: sistem-sistem ini adalah sistem-sistem keyakinan dan
semesta-semesta yang terdiri dad wacana dan kinerjayangefektif.
Dikatakan bahwa Matx memandang pertarungan ini sebagai se-
suatu yang sifatnya semata-mata ekonomis; wah,itu falsi{ikasi yang
serius terhadap Marx, atau setidaknya terhadap sisa-sisa Hegel
dalam Marx. Dia benar-benar menyadari bahwa perarungan ini
dzpat diekspresik^n secar^ matedal dan disifati sec r^ ekonomik,
tetapi saya pikir, dia luat biasa sensitif terhadap dialektika for-
PBnrr.tUr-q,tN 23
-
m?ttf, terhadap figurasi-figurasi yang tidak bisa dipahami tetapi
sangat flyatl, terhadap harmoni-harmoni dan pertentangari-per-
tentangan internal yang dihasilkan oleh pertarungan itu. Itulah be-
drnya dia dan Hobbes, yang memandang kehidupan ini
^ntaLr^
sebagai sesuatu yang buruk, kasar, dan singkat.
Saya betasal dan satu bagian dunia yang sejatah modernnya
sebagian besat bisa dipahami sebagai akibat dad kolonialisme,
dan yang keadaannya kini tidak dapat dipisahkan dari operasi-
operasi imperialisme. Bagr saya, sekarang ini imperialisme dan
kolonialisme bukanlah abstaksi-absuaksi: keduanya adzlzhpeng-
zlaman-pengzlaman dan bentuk-bentuk spesifik kehidupan yang
memiliki kekonkretan yang nyaris tak tertanggungkan. Apa itu
imperialisme dan kolonialisme kalau bukan fase-fase dalam sebuah
pettarungan panjang dari jenis yang digambatkan oleh Bloom
sebagai sesuatu yang sentral bagi proses puitis? Apa itu kehidupan
abadi masyarakat kolonial atau tetlajahkalau bukan membebankan
tethadap masyankatitu sebuah sistem w^c^tr yangkuat dan mu-
nafik seperti yang sudah dikaji oleh Foucault dalam karyanya?
Saya sedang melakukan transisi dati puisi dan wacana ke imperia-
lisme dan kolonialisme dengan sangat cepat-tetapi, substansi-
nya sudah jelas.
Jadi, dalam kehidupan selain kehidupan-ilmiah saya, saya rr,e-
lakukan hal-hal tertentu yang kerap kali dijelaskan kepada s^y^
oleh gagas^n-g g s^n yang mengejutkan dan meragukan, seperti
g gasan-gagasannya Bloom, misalnya. Saya akan mengakui pan-
dzngan-pandangan yang non-utopian tentang betakhirnya pefi^-
rungan-pertarurrgan yang batus an s yabicankan, tetapi saya pikir
yang paling banyak menggerakk^n s^y^ zdzla.h kematahan tetha-
dap ketidak adil an, intoleransi tethadap penindas an, dan beberapa
gagasan yangagak tidak rasional tentang kebebasan dan pengeta-
huan. Tentu saja, masalah besatnya adalah @zgatrnana) meneng-
gelamkan semua hal ini, ditambah kedua kehidupan y^ng s y^
sebutkan tadt,ltga aktualitas empiris saya, sekaligus minat besar
saya terhadap kesusastta n, kritik dan pengajran, serta karya-
24- EDyARDW SAID

karya dan ke{a-kerja tertentu; dan di situlah sayal<ra sayaberada


sekarang ini, sehingg a s y^ r^sa s yamampu melakukannyu ,.Lu-
rang. Dan secarapolitis,hal ini cukup banyak menjauhkan saya dari
kritikus-kritikus dan kolega-kol eg y^ng karyanya saya bicankan
barusan, dan yang sangat saya hormati dan kagumi. Mungkin kita
bisa memb ahasny a nanti.
Dalam buku Anda Belnnings (1975) Anda menlebut-nlebut ten-
tang "disingkirkannla pemikiran tradisional secara radikal" lang mem-
butuhkan sebuab 'fusi baru antara nanusia dan aktiuitasnla", dan ke-
nudian Anda menegaskan bahwa 'Marx telah merekatkan aktiuitas inter-
pretatifnla sendiri dengan aktiaitas nanusia di satu titik tolak reuolasi
bersana". Peftanltaanlang muncul kemudian adalah penempatan titik
tolak itu,laitu, menurut penilaian And4 di nanakah adanla titik tzlak
itu bagi kitikusyng "puryta komitmen" sekarangini?
Konteks dari ftasa-frasa itu dalam Beginnings zdalah sebuah
diskusi singkat mengenai Luk6cs, yangz.kan saya.papzrkan lagi di
sini. Tanpa benar-benar mengenalnya, Luk6cs telah menemukan
substansi pandangan -pandangan Marx dalam Manuskdp-Manus-
krip tahun 1844: Marx telah betusaha mengenali dan kemudian
mengatasi halangan dan dntang ylngmemisahkan manusia dari
^fl
karyatyz. Di luar analisis, yang, terlepas dari ketajamannya, me-
rupakan tindak kecerdasan prediktif yang luar biasa, Luk6cs te-
ngah berusaha menunjukkan sejauh m fl orang dapat menjadikan
sebuah tindakan revolusionet sebagai sebuah metamorfosis dari
satu jenis kesadaran ke kesadarznlunnyz; dulu Lukics diserang,
dan sekarang pun masih diserang, oleh banyak kaum Marxis atas
y^rrgmereka anggap sebagai idealismeny a dalamhal ini. Tentu
^p^
sajz,l<tta tidak pedu memperdebatkan hal itu di sini, tetapi harus
kita akui bahwa Luk6cs, saya kira, tengah mendemonstrasikan pen-
tirgryu melihat apakah orang memisahkan lakukan
^p^y^ngorang
dari siapa orang itu sesungguhnya, apakah ora;trg sedang meng-
anggap nyata sesuatu yang abstrak, dengan memberi bentuk ob-
jektivistik terhadap hal-hal yangpadakenyataannya tidak memiliki
bentuk itu; atau kalau memang hal-hal itu memilikinya, maka itu
Pep.rr,rur-a,aN 25
-
terjadi dengan c^tay^ngsedemikian rupa sehingga pedu diatasi.
seofang buruh, kritikus
Jadi, menafsitkan karya manusia (sebagai
sastra, ahli teknik bangunan, at^lr aPa pun juga) sebagai sesuatu
yang bethubungan secara radikal dan organik dengan profesi ma-
nusia dan satu kesatuan entitas ftendati fryat^nya kesadatannya
tidak dapat mengakui atau menefima hubungan itu) adalah titik
tolak yang umum dan revolusioner baik bagi penafsir sebagai pe-
nafsir, maupun, sepetti yang ltga coba Luk6cs tunjukkan, bag1
proletariat sebagai penafsir-ulang dan peletak reifikasi borjuis.
Ketertarikan saya terhadap analisis-analisis Lukics ini kom-
pleks, tetapi yang langsung menarik perhatian kita di sini adalah
y^trg dimaksud oleh analisis-analisis itu dengan kritik. Saya
^p^
kira orang tidak boleh tiba-tiba melompat ke anhan-arzhanuntuk
para kritikus yang memiliki komitrnen. P ertama-tama adamasalah
dengan y^ng kita maksud dengan berkomitmen. Saya bisa
^p^
beranjak ke soal itu nanti sebagai sebuah persoalanpolitis,mesl<tpwn
kita petlu menentukan dunia kita bicarakan; bah-
^p^y^trgsedang
kan seluruh pandangan tentang kemembumian (woddliness), sejauh
menyangkut kdtikus sastra, sangadah penting dan problematis
bagpsaya.Tetapi, kita bisa menggunakan peng^m t^n Lulc6cs untuk
menegaskan bahwa kfitik dipahami sec f sangat kelitu iika kritik
itu berusaha untuk mereifikasi (mengangg^p rry^t^ sesuatu yang
abstrak-p ent.) (a) kdtikusnya, ft) teksnya, (c) kdtik itu sendiri.
Memperlakukan masing-masing dari ketiganya seolah terpisah satu
dart Iarnny a dan dari masy ankat s erta s e j atah s ama ariny a de ngan
menempelkan sebuah status yanghanyz dimiliki oleh ketiganya
dalam bentuknya yang paling lemah dan pal-ing kabut. Ini sama
sekali tidak betarti bahwa sebuah teks bisa dipertukarkan dengan
sebuah mesin pemotong rumput, atau bahwa seorang kritikus
dan kritik setara dengan yang dilakukan oleh buruh-buruh
^p^
pabrik. Tetapi salah satu dari akibat-akibat dari teknikalisasi, sis-
tematisasi, dan fungsionalisme kti'Jk auant-garde kontemporer ada-
lah asumsi bahwa tulisan dan pembacaan dapat benar-benar di-
pisahkan dati situasi dan kondisi-kondisi yang memungkinkan atau
26-EDwARDWSam

yang melahirkannya. Benar bahwa sec ra analitis barangkali ke-


duanya harus dipisahkan, tetapi sungguh merupakan sebuah nd-
connaissance yang menggelikan kalau orang meyakini bahwa eksi-

gensi analitis bisa menjadi realitas, ataubzhkan rdalah realitas itu


sendiri.
Di satu pihak, dalam kritik orang punya kecenderungan ilmi-
ah. Orang dapat mengasosiasikan kritik dengan paraahls, semio-
tika, sebagian ahli stilistika, para teoretikus tentang teks-untuk-
teks itu senditi, dan siapa pun juga yang perc^y^ bahwa kritik,
karena pokok bahasannya dan instumen-instrumennya, bisa men-
capai presisi layaknya sebuah sains. Tedepas dari benar-benar te-
liru tentang presisi sains iru-satu-sarunyay^flgpedu orang laku-
kan adalah membawa seiarawan-sejarawan sains seperti Bernal,
Kuhn, Canguihelm, Holton, dan ilmuwan-ilmuwan itu sendid agar
dapat memahamisituasi-situasi sosial dan kemanusiaan suatu karya
ilmiah terkenal sebagai determinan-determinan yang tidak akutat
untuk kuy^itu dengan cm^y^rrgoleh para humanis (dan bahkan
kalangan cendekiawan itu sendiri) belum ditangani dengan tepat-
pandangan ini dengan nakilnyamengaku menguasai kritikus dan
kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki oleh sistem. Bahkan, meng-
ubah teks menjadi sebuah sistem yang mengusung maknz
^t^n
sistem yang murni retorik, dan mengubah kritikus menjadi seorang
cendekiawan yang menguasai hal-hal semacam itu, sama halnya
dengan menciptakan sebuah fantasiyang tuiuan nt^m^nya, adalah
membesar-besarkan kritikus di mrtanya sendiri.
Di pihak latn, adakecendetungffry^rrglebih subtil yang ber-
kembang di kalangan ktitikus-kri rkus auan t-garde da.lzm membahas
teks-teks sebagai sesuatu yang harus "didekonstruksi" dari dalam.
Derrida sendiri adalah seorang filsuf dan kritikus yang brilian,
dan dia tidak bisa bertanggung jawab apayang orang perbuat
^tLS
tethadap pandangan-pandangantya. Tetapl menggunakan teknik-
teknik dekonstruktif sebagai pengganti analisis genetik, menurut
stya, adalzh sebuah kesalahan serius dalam memberikan persepsi
dan penilaian. Tidak ada sesuatu pun di dalam teks yang ada atau
PnmauraaN 27
-
te{adi begitu saja; teks dibuat--oleh pengarah, kritikus, atau pem-
bacanya-dan teks adalah sebuah usaha kolektif hingga tingkat
tertentu, seperti yang.tak bosan-bosannya selalu dikatakan oleh
Goldmann. Tetapi, bahkan hingga tingkat yang lebih jauh dari itu
pun, sebuah teks adalzh sebuah proses, bukan banng; ini adalah
salah satu dad atgumen-argumen utama dalam Beginnings, khusus-
nyakarcnadi situ saya juga berusaha memrniukkan hubungan arrtma
materialitas sebuah teks (sebagai proses) dan upaya yang dilakukan
manusia atas nama teks.
Nah, kritikus yang "berkomitrnen" hatuslah mau menghadapi
hal-hal ini, menangatinya secara intelektual, dan dengan safu dan
lain can memadukan hal-hal tersebut ke dalam karyanya selaku
seorang ktitikus. Menggunakan kata-kata seperti "demistifikasil'
dan "dekonstruksi" seolah-olah kata-kata itu ditetapkan terhadap
teks-teks secara terpisah dad tealitas kemanusiaan, aiau menyata-
k21-5gpgrti yang sudah dilakukan Derrida seiak I'Eniture et la
dffi re n n-bahwa mito s-mito s seperti "logos enffisme" dengan be-
bas eksis dalam kebudayaanBarat, betarti mengingkari landasan
kemanusia^n y^ng melahirkan hal-hal tersebut. Saya tidak berpi-
kiran bahwa sodotkan ini adalah sebuah degenerasi
^p^y^ngsaya
ke dalam Marxisme yangr,r:lgar ataupun humanisme yang sifatnya
mendesak. Saya meras a.bzh'wa seiuruh pandangan tentang sebuah
petmulaan akan dilemahkan kekuatannya seandainya seluruh pan-
dangan itu dianggap menyarankan sebuah permulaan "murni"
yang berdiri terpisah dari aktualitas dialektis dan situasi-situasi
yzng ada di sekitar kita, baik sebagai manusia maupun sebagai
kdtikus-kritikus. Tentu saja, szya perc^y^ bahwa seorang kritikus
harus mampu secara analitis memisahkan, membatasi zpa yang
dilakukannya, dan melepaskan teks dari lingkungan sekitarnya.
Tetapi, kesalahan besar kita sebagai kritikus sekarang tn a'dalah
bahwa tampaknya kita tidak pernah mampu menghubungkan kem-
bali, memadukan kembali analisis-analisis kita, saya menyebutnya
kri tefa k kri tefa k (cri tefa ct1) kita, denga n
ankat, agensi-agensi
masy
atau kehidupan-kehidupan yang melahfukan analisis-analisis itu.
28 Eowano \ilI San
-
Salah satu dari peng m^t^n-pengamatan menyegarkan yang dila-
kukan Vico adalah tentang apz- y^ng disebutnya sebagai arogansi
filolog dan filsuf: kedua kelas itu, katznya,melihat
(boria)
^p^y^ng
mereka temukan dalam teks-teks melalui sebuah perspektif y^ng
murni tekstual sifatnya, seolah-olah perspektif itu adalah dunia-
rlya-
Ke li h atanryt a Anda n e m andang ko n sep dunia dan kemembumian
(worldtiness) sebagai sebaah cara ataa alaQangpotensial untuk berartikulasi

lang akan rzenungkinkan kitikas akadernis untuk nenempatkan kar-


J anJ a te ntang te ks -te ks da /an b ub u ngan n1 a de ngan
perso alan-perso alan

sosial dan politik. Bisakah Anda jelaskan secara paniang lebar mengenai
nanfaat danf atau inti polenik tentang artbiguitas istilah ini-kemenbu-
mian sebagai berada-di-dunia-ini, sebagai obyknlitas, naterialitas, sosialitas
duniawi keseharian, uersus kenembunian sebagai indeks kebudalaan, se-

kulaitas, dan konpleksitas urban?


Kalau orang sudah pernah memiliki urusan-urusan langsung
di dalam atau berinteraksi dengan dunia politik yang sesungguh-
nya, di m nakekuasaan adalzhhal yang mengilhami segala sesuatu,
pertam -t^ma orang akan menyadari bahwa akademisi sastra tidak
memiliki status politik yang membumi untuk dibicarakan. Bahkan
saya bisa nyatakan bahwa seorang profesional sastra yang basis
opetasinya zdilah perguruan ti"gg harus menyadari bahwa dia
eksis di dalam sebuah kondisi marylnahtzs yang sudah melembaga,
sejauh menyangkut sistem kekuasaan politik. Tentu saia, kita tidak
bisa mengingkari bahwa sebagai pengaiar-pengaix sastra, sebagai
pengusung-pengusung kebudayaan yang luhur, sebagai pembawa-
pembawa p eradaban, (piJih sendid fungsi favorit Anda) kita benar-
benar memperkenalkan dan meniaga kelangsungan hidup hal-hal
yang sudah pasti di dalam kehidupan masyatakat. Seperti yang
pernah dikatakan oleh Lionel Trilling, ada sebuah benak masya-
rakrt, dan benak atau pikiran inilah yang kita sapa, kita aiagl<tta
bedah, kita ilhami, evaluasi, kritisi, dan perbarui. Peran kita sa-
ngatlah menentukan dan subtil, bahkan berbzhaya, tetapi sebagai
sebuah kelas di dilzm mzsyarakat pengaruh kuat kita terhadap
PBmrur-uN 29
-
kehidupan masyankat yang sedang dan terus bedangsung di da-
lam utusan-utusannya sehari-hari, bahkan iangkz paniang sangat
tersebat sifatnya, dan katenanya, minimal. Tidak seperti ilmuwan-
ilmuwan sosial, kita bisa memainkan peran-dan tidak ada mesin-
mesin yang bisa kita gunakan kalau kita ingin memainkanny^-
sebagai konsultan-konsultan untuk bisnis, industri ataupun peme-
rintahan. Tak satu pun anggota dari profesi kita ini yang berhasil
mencapai teputasi politik yang mengemuka. Hingga tingkat tet-
tentu, l<ttaadalah teknisi-teknisi yang sedang melakukan pekerjaan
yang sangat khusus; hingga derajat tertentu kita juga adzlahpara
penjaga,yangdrjaga oleh, dan par^peng jar kelas menengah dan
kelas atas, sekalipun banyak di antara yang menadk kita sebagai
mahasiswa sastra pada dasarnya bersifat membetontak tethadap
nilai-nilai kelas menengah. Intinya, bahwa sec r^ kelembagaan,
cendekiawan/kdtikus sastra perguruan ti"gg sudah dijinakkan,
dan sudah diamankan dengan baik.
Ada perkecualian-perkecualian pada apa yang sudah dan se-
dangsayz katakan. Sejatah l{1i-212g pasca-Perang Dunia I-di
negaraini selama beberapa pedode menunjukkan bahwa p zra zka-
demisi sastra menikmati ketenaran politik yang lebih besar ke-
timbang pengaruh yang baru sajz szya.gambarkan tadi. Yang jelas,
selama pedode perbedaan pendapat yang disebabkan oleh Perang
Vietnam pada tahun efiam puluhan sejumlah akademisi sastra su-
dah dianggap sebagai bzgSanyang penting dari sebuah pedawanan
nasional terhadap perangimperialis. Dan MLA dipaksa menerima
hubungan afital.a urusan-urusan duniawi dan urusan-urusan aka-
demis, tetapi bahkan pada saat itu pun kita bekerja dengan meng-
gunakan analog; yaitu, karenz pada saat itu terdapat anipatt yang
ny^t^tethadap ketedibatan perguruan titgg dalamhal-hal seperti
konftarevolusi, konflik politik dan "sosial", kalangan akademisi
sastra cenderung membuat analog1 diri meteka sendiri de-
^rftara
ngan kolega-kolega mereka di lingkungan ilmu-ilmu sosial dan
eksakta. Kes alahan-kesalahan para ilmuwan eksakta dianggap sasa
dengan kesalahan-kesalahan mereka sebagai pengajar-pengaiar sas-
30 EowaRD \Jfl SAID
-
tra. Tentu saja, tidak ada contoh-contoh dart masyatakat sasffa
yang dikenal luas yang digunakan untuk mempraktikkan konttate-
volusi, dan kalaupun ada seorang penasihat sastra untuk medan
perang elektonik, mzka. rlma (atat jabatzn)-nya masih belum
dikenal: jadt, ada kepuasan terhadap argumen-argumen yang me-
nyalahkan (atau menyucikan) kita dengan menggunakan analbgi,
dan terdap atbanyakketololan karena kesalahan umun bisa datang
dan pergi dengan mudahnya. Satu ha,l yang tidak dipetdebatkan
oleh kalangan akademisi sastra adzlzh tarrggung jawab seorang
intelektual di masa krisis, tefi)t^rrraper^flny^ dalam menciptalran
atau mendefinisikan krisis itu (saya sedang memikirkan hal-hal
yang konktet seperti hubungan dan Encounter,Kongres
^rrtar^ClA
untuk Kebebasan Budaya, dan lain sebagainya). Kita sudah kele-
wat kaku membedakarT Lntar^ profesi kesusastraan dan kehidup-
an intelektual. Sekarang sulit untuk mengatakafl saja al<tbat
^p^
pedode Vietnam yang masih bertahan. Sejumlah karya sasffa di-
ciptakan: karya K*pf, Roszak, Ohmann, dan beberap^ orlng
lainnya. Tetapi, yang jelas tidak ada kontribusi bagi kesusastraan
teoretis yang memperlakukan hubungan antara kritik sastra dan
politik dengan can yar'g membumi, setidak-tidaknya belum ada
kontribusi yang menunjukkan dampak yang besar. Kelihatannya
kita harus kembali ke masa ketika segala sesuatunya mapan dan
tenang. Saya sangat meragukan bahwa siapa pun kini akan berpikir
tentang menulis sebuah buku sepertt lu$thology of Inperialisrn-tya
Jonah Ruskin yang, kalau orang tidak membiarkzn ditinya dibe-
lokkan oleh retorik yarLgtedalu menonjolkan diri, merupakan
^ny^
sebuah karyayang sangat cerdas. Bukan beratti bahwa imperialis-
me sudah lenyapi imperialisme sudah lenyap bagi intelektualakz-
demis yang sudah kembali menulis di dalam ruang gerak politik
yang sudah cukup banyak dibatasi. Sumbangan-sumbangan ter-
hadap teori dalam kajian sastra tidak mengikutsertakan peran lem-
baga-lembagz dafam kesusastraan. Bahkan ahli-ahli semiotika se-
kalipun sudah bersikap sangat mengabaikan hal ini. Seperti halnya
bzg1 pzra kritikus auant-garde Iunnya, bag1 pan ahli semiotika ini
Psnvuraa.N 31
-
kesusastraan sudah menjadi sekadar soal teks-teks, lebih banyak
lagi teks, dan masih lebih banyaklagS teks. Kebanyakan kritikus
sastra, khususnya kritikus-kri ttkus auantgarde, mengira diri mereka
sendid sebagai kdtikus-kritikus teknis, sebagai teknisi, kalau Anda
suka. Mereka sama sekali tidak betanjaktanpa mengatakan bahwa
menjadi seorang kdtikus teknis yang andal berarti orang belpikir
tentang dirinya sendiri sebagai seorang innlektual dalam pengertian
sosial yang seluas-luasnya. Jauh dari itu. Justru saya berpikir bahwa
tingkat di mana para kritikus auant-garde-seperti sudah saya ka-
takan sebelumnya-bersikap bungkam secara politik merupakan
sebuah titik tengah dialektis yang berad^ tepat di anara, di satu
sisi, marginalitas politik mereka dan, di sisi yang lain, keengganan
mereka untuk menjadi intelektual-intelektual umum.
Seandainya seorang Gtamsci atau seorang Luk6.cs belum
menganalisis kesadaran kelas atau kaum intelektual sebagai sebuah
kelas, pastilah kita memiliki (dan masih memiliki) kelompok-ke-
lompok Manis di dalam MLA dan di dalam profesi ini. (Saya
membatasi diri hanya pada kelompok-kelompok yang tetotgani-
sasi.) Saya sangat betsimpati terhadap y^ng tengah mereka
^p^
coba lakukan, tetapi sayal<ta adaJah sebuah kesalahan penilaian
yang fundamental tethadap realitas bila orang mendasarkankrrya
politik seseorang pada sebuah upaya yang salah tempat untuk me-
nunjukkan bahwa Marxisme pada pdnsip nya zdalah sebuah teknik
pembacaan. Mengatakan bahwa Marxisme secara kognitif dan
analitis mampu melahirkan pembacaan-pembacaan yang cemer-
lang tethadap novel-novel penting abad kesembilan belas bukanlah
hal yangpedu diperttnyakan lagi: bagaim^n or^ngakan bisa me-
nyangkalnya? Maksud saya, bahw^pengeq^ n analisis sastta Mat-
xis saja tidak mampu meletakkan landasan bagt program politik
di dunia yang besar ini. Dan untuk langsung mengubah sebuah
proyek intelektual atau sastta menjadi sebuah proyek politik sama
halnya dengan mencoba mengerjakan sesuatu yang tidak dialektis.
Tetapi, menetima bentuk tindakan yang dianjurkan sebelumnya
oleh status ptofesional seseorang-marginalitas yang sudah me-
32-EowanoWSan

lembaga beradadi daiam sistem hal-hal-sam^ dengan


^fiJr\y^
belum-belum sudah membatasi orang itu secara politis.
Saya tidak sedang mencoba bersikap dogmatis dalzm semua
hal ini, tetapi saya benar-benar merasa bahwa kita semua memiliki
kecendetungan untuk merahasiakan did kita sendiri satu sama
lain, dan y^ng tampaknya penting bagi kita sebagai sebuah
^p^
kelas berkembang menjadi sebuah percoalan yang memiliki arti
penting bagi sejarah dunia. Salah satu dad argumen-argumen yang
saya coba artikulasikan dalam Beginnings adalah bahwa setiap kd-
tikus perlu dengan c r^ tertentu membent"k bug dirinya sendiri
sebuah titik tolak yang memungkinkannya untuk secaLr^ konkret
maju tetus mengikuti anhkerjatertentu. Jadi, menurut pandangan
itu, berituk-bentuk seperti novel, objek-obf ek seperti "teks", prak-
tik-praktik seperti kritik, merupakan metode-metode yang kon-
s titutif untuk menciptakan kary a dan "membungkus" tahap -tahrp

awal bentuk-bentuk, objek-objeli, dan praktik-praktik itu sendiri


dengan kepastian dan sebuah logika postedod. Saya juga tertarik
tidak hany a pada trans formasi-tans formasi yang dimungkinkan
oleh gagasan tentang permulaan, melainkan juga pada menun-
jukkan (dalam t^tat^n yang sangat teotetis) bagumana situasi-si-
tuasi yang sangat konkret dan hasrat-hasrat yang sangat abstrak
(dan bahkan fiksi-fiksi) dapat berpadu untuk memberi orang se-
buah metode yang intensional guna merumuskan proyek-proyek
untuk dirinya sendiri. Saya tengah mengkaji bagairnana orang ke-
luar dad kontemplasi dan beranjak menuju semacam tindakan
yang membumi, kendztt pzdz saat itu (dan sekarang pun) saya
tidak sekejap pun berpretensi bahwa pembacaan dan penulisan
dengan sendirinya adalahhalyangtidak membumi; tentu saja bu-
kan, tetapi masalahnya adala.h bagatrnana keberadaan keduanya
di dunia ini, dan bagatmzna keduanya bisa berada di dunia ini-
sebuah perta;nya; tt yang luar biasa kompleks. Sebagiznbeszt jr-
waban atas pertanyaanitt dibiarkan sangat implisit di dalam buku
tersebut, walaupun bab terakhirnya (tentang Vico) mengupasnya
secara terbuka.
PemruraaN 33
-
Sayakira akan sangat^rog nbila orang mencoba mendiktekan
y^ng seharusnya sedang dilakukan oleh para kdtikus, baik
^pa
yang berkomitmen maupun yang sebaliknya, dan karcnanyz saya
tidak akan mencoba melakukannya. Tetapi, saya bisa berbicara
sedikit tentang petsoalan-petsoalan ini, khususfiya tent^ng pan-
dangan kemembumianbagq saya, sebagtimzna yang tampak bagi
saya. Pertam > s^y^ pikir kita harus mengakui margqnalttas peran-
peran kita dan, yang lebih penting, bahwa untuk pert^m kalinya
kita dipaksa menanggung kewaiiban-kewajib y^rTgdramatis dan
^n
eksplisit yang membuat kita semakin marginal sebagqi sebuah ke-
las. Perguruan tinggi, khususnya jutusan seninya yang liberal, se-
dang mengalami pen)'usutan. Lebih buruknya lagq, mahasiswa-
mahasiswa kita tidak bisa mendtpatkan pekeriaan; mereka men-
dapati dirinya berdiri tak betguna di depan pintu yang tertutup.
Dengan begitu kita pun mendapati diri kita terkoyak-koyak: yang
kita lakukan sebagai cendekiaw an / pengaiar/kritikus profesional
menyempit fokus dan teknikahtzsnya,dan ini berpengaruh tetha-
dap pxa mahasiswa yang pzda gillr:annya tidak akan punya pe-
keriaan; tangg pan kita?
^p^
Kedua, dunia ini sendiri semakin mengecil. Int adalahkata-
kata klise ala Mcluhanesque yang menyenangkan hanya seandai-
nya Anda menganggap dunia ini sebagai sebuah persoalan ko-
munikasi antarbagpan-bagqannya. Tetapi, iika kita ingat bahwa kita
menghadapi kekurangan-kekuangan ekonomi yang paling panh,
dan bahwa garis besat yang membelah dunia ini sekarang a.dalah
gads yang memisahkan yang kayz dan yang miskin', Utan'
^t^D
dan Selatart, bangsa-bangsa maiu dan bangsa-bangsa yang
^tart
s edang berkemb an g, y ke semuanya s aling bers aing unruk me-
^rrg
menuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar seperti pangan dan ba-
han-bahan pokok, maka dunia yang sedang mengkerut ini akan
tampak sebagai sebuah tempat yang menakutkan. Di Amerika
Serikat, kita menjadi bagiandari sebuah rnasyankatyang luat biasa
boros, yang mengonsumsi dua kali atau bahkan tiga kali lipat jatah
nunrerik sumber daya-sumber dayanyz. Di samping itu, kitalah
34 Eowano rJ( San
-
satu-satuflya' or^ng kuat dalam perekonomian dunia (ngomong-
ngomong, g g^s^rr tentang ekonomi dunia-seperti yang dipela-
jari oleh Immanuel \72lls1s1sin-adalah sebuah gagasan yang ter-
arnat s^ng t penting), dan pengertian kita tentang hal-hal (yurg
kita sebut t^t^rLan ekonomi) didukung oleh kekuatan ekonomi
yangfantastis, sebuah jaingankerja yang terdid dari lembaga-lem-
baga yang kekuatannya tak terbayangkan Qthat Global Reach-nya
Barnet dan Mtiller, atau karya PierceJalle,ztauTbe,4g of Impeialisn-
nya Harry Magdoff), dan sebuah sistem yang kompleks yang terdid
dari kekuatan-kekuatan untuk memaksakan diri kita terhadap du-
nia ini, dan dengan demikian meniamin kesejahteraan ekonomi ki-
ta. Kalau Anda membaca dinrlis oleh Geoffrey Barca-
^p^y^ng
clough baru-baru ini, Anda akan paham ben-rl apa yang saya mak-
sud.
Ketiga, l<tta adalah-atau berpura-puralah bahwa kita benar-
benar adalah-universalis daiam nilai-nilai kultural kita. Tetapi
rry^tanya, kita adalah orang-orang yang sangat etnosentris.
^mat
Segala yang kita katakan atau lakukan sebagai pengajar kesusas-
traan terutama bedaku untuk kebudayaan-kebudayaan Atlantik,
yang bisa dimaklumi mznfaatny^ b^g kita. Seluruh pengertian
kita tentang sejatah kebudayaan dan kesusastraan didasarkan pada
sosiolog Mesir, Anwar Abdel Malek, disebut sebagai
^p^y^ngoleh
hegemonisme minodtas-minori tas kaya. Perhatikan, misalnya,
bahwa ant^r^ 1815 dan 1918 wilayah kekuasaan teritorial Eropa
meningkat dari sekitat 40 persen menjadi 85 persen dad total
permukaan bumi. Anttoposefltrisme "sudah batang tentu" di-
asosiasikan dengan Eropasentrisme. Sekatang kontrol teritorial
sudah diffansmutasikan ke dalam kontrol sosial dan ekonomi.
Keempat, y^trg bedangsung di dunia yang sedang ber-
^p^
kembang, atau dunia Selatan, atau dunia Ketiga dan Keempat
jatangmengundang perhatian, ya l<ttatidak mampu
^t^Lrkalaupun
menghubungkannya dengan ap^ y^ng kita lakukan sebagai cen-
dekiawan/kritikus/pe ngajar. Saya tidak perc^y^ bahwa barikade-
barikade adalah tempat yang tepat bagi kita. Masalahnya bagi kita
Penrr,ruUaN 35
-
tentu $aia jauh lebih dialektis dari itu dengan berasumsi bahwa
kita tidak (a) mengambil sikap tak peduli terhadap selutuh dunia,
dan @) menyatakan perang terhadapnya. Barangkali kesombongan
Daniel Moynihan yang patut disesalkan di hadapan PBB memang
mewakili kalzngan akademisi sastra: saya meraguklrrnya, tetapi
yang jelas dia tidak betbicara mewakili seluruh kalangan itu. \7a-
laupun demikian, szya l<ta kita walau bagasmanapr:n juga harus
mengakui realitas-realitas sikap Amerika Serikat di dunia ini.
Sekatang ini sangatlah sulit bagi seofang kritikus untuk menilai
peran atau tempat tulisannya di "dunia" ini. Saya baru saitbiczta"
tentang "dunia"-dengan sangat cepat dan skematis, tentunya-
dan kita tidak butuh voltaire untuk memberi tahu kita bahwa
sebagai pengarang buku-buku tentang petmulaan, arta;r puisinya
Hardy, citfazn Spenset, dunia ini sama sekali tidak tedalu
^t^u
dekat dengan kita. Apakah adz yang tetsisz dali karya seorang
kritikus kalau belum-belum Anda sudah membuang semua penga-
ruh serius mungkin ditimbulk}nny^ terhadap dunia?
^p^pvny^ng
Hingga t^t^r n tertentu, kdtikus akan dihadapkan pada kemem-
bumian, dalam pengertianfly^ y^flg kedua, yaitu kemembumian
sebagai indeks kebudayaan, sekularitas dan kompleksitas urban,
yang kesemuznya ditandai dengan dialog antatkritikus, kritikus
mengkaji kdtikus-kritikus lainnya, dantsetefusnya. Di dalam dunia
semacaln itu persoal^fly^ltgpaling penting adalah apa yang dika-
takan seorang kritikus tentang kdtikus lunnyz, penegasan akan
prioritas-pdoritas, nilai-nilai, dan kewaiiban-kewaiib y^ngsudah
^n
dicap sebagai hermetisisme skolastik. Saya sangat yakin bahwa
sebagian teftentu kemembumian ienis ini adalah iata;hl<tta sebagai
kritikus: pefi^flyz! I\nya. adalah bagallnrrana kita bisa menghadapi
dunia yang lebih besar, daf'apakah ada hal-hal yang cocok untuk
kemampuan dan pendidikan liota yang khas, untuk tidak menye-
butnya eksentrilq ini?
Kalau kita membebaskan diri kita sendiri danpandangan bah-
wa "tulisan" adafah sesuatu yang bisa direduksi secafa unilateral,
terminal dan univokal meniadi seorang "penganngi', maka kita
36 Eowano tXl Saro
-
membuka satu jalan batu untuk mendekati dunia. Inilah penemuan
besat Foucault. Tulisan tidaklah bebas, dan tidak pula penulisan
dilakukan secara unik oleh seorang penulis yang metdeka dan ber-
daulat yang bisa dengan sesuka hatinya menulis apa pun yang di-
mauinya. Tulisan merupakan bagian dad sebuah sistem ujaran yang
memiliki segala jenis hubungan-hubungan yang aftha'Jf dankerap
bersifat reduktif dengan dunia bangsa-bangsa, seperti kata Vico.
Orang dzpat melihatnya paling jelas dalam tulisan ilmiah, atau
nrlisan-tulisan yang merupakan bagian dad disiplin-disiplin keil-
muwan seperti sejarah, sosiologr, ekonomi, filologi, yaitu disiplin-
disiplin di mana penulis individual sangat bergantung pada lem-
baga-lemb aga, innl-ritual, pengucilan-pengucila.n, Ianngan-la-
r fig fr, dan konsepsi kebenar^n ylng sangat personal, bahkan
tiran, serta hasrat untuk menemukan kebenaran. Seperti sudah
saya tudingkan sebelumnya, disiplin-disipiin seperti kritik sastra
diatur dan dtjaga tet^p "autentik" oleh metode-metode yang
^g^r
membatasi y^ng bisa orang katakan dan masih dianggap se-
^p^
bagai melakukan kritik sastra; ini bukan hanyzsoal kepatutanszjz,
melainkan juga sebuah petanyaan tentang rasa disiplin terhadap
identitasnya sendiri, sesuatu yang harus diperjuangktnnya-4ai
dalam maupun dari luar bidang iaa-1gy bisa lestari. Seorang
kritikus yang menggunakan psikoanalisis membahayakan kdtik
sastra dengan melangkah keluar dari batas-b atasny^, dengan me-
ngatakan seharusnya tidak boleh dikatakan, dan-kalau
^p^y^t7g
dia seperti Bloom--dengan melakukannya dengan semacam kein-
timan yang menyakitkan.
Izinkan sayabicata sedikit lebih spesifik lagi, meskipun saya
hatus membatasi diri dalam ateal terbatas yang paling saya kenal
dengan baik. Seperti sudah saya sebutkan di atas, saya sangat pd-
hatin atas jauhnya jank l<rta sebagai profesional-profesional di
neg r^ini dengan dunia luar. Tedalu sederhana untuk mengatakan
bahwa kebanyakan kdtikus akademis adalzh pemalas-pemalas
yang lebih suka memikirkan Tennyson ketimbang bermain-main
dengan persoalan-persoalan yang diangkat oleh Fanon
^t^uB^r.-
PnnruuraaN 37
-
rington Moore. Kalau Anda beruntung (atau tidak beruntung,
tergantung bagarmtnaAnda melihatnya) mengenal bagianlain du-
nia ini-dalam kasus saya, Timur Dekat, Arab, dan masyarakat
Islam-An da akanmulai bertanya-tanya Lp^, kecuali semlt^-m t^
untuk karikatur terhadap realitas yang penting tetapi eksotis dan
jauh itu, yang sudah metembes masuk ke dalam masyarakatBant.
Tidak cukup hanyamengatakan bahwa yang ielas sebuah bug*
dunia yang "asing" dan non-Bant tidak dapat dikenal dengan
baik akan jauh lebih menarik dan berharga untuk mengetahui
bagumana bisa dan mengapa rrarrr rrya seburuk itu. Daiam bu-
kunya tentang pengetahuanBxtttentang Islam pada Abad Per-
tengahan, R.W Southern menuliskan hasil peng m t^nnya yang
' menakjubkan: dulu, orang banyak tidak tahu tentang Islam, kata-
nya, tetapi itu adalah ketidaktahu^n y^rLg kompleks, dan hal itu
dapat dikafi secara aktif sebagai satu bentuk pengetahuan yang
positf tentaog Islam.
Anda bisa menebak ke m tt anhnya-Iangsung ke ienis
peng m^t^n yang berulang kali dilakukan oleh Niezsche, bahwa
pengetahuan dan hasrat untuk tahu (will to knowledge) tidak bisa
dipisahkan, dan secara bersama-sama keduanya membentuk in'
terpretasi-interpretasi yzngmenarik, sistematis, dan kuat. Dalam kasus
dunia Timur Qbe Orient), keduanya tidak teriadi di dalam inter-
ptetasi yang abstrak. Dulu saya mulai mempelaiad dunia Timur
Lp^y^rags^y^ sebut Penimuan terhadap dunia Timur (Orien-
^tan
taliqation of the Orien4. Ioi membawa saya kepada sebuah kaiian,
bukan hanyatentang filologi Timur melainkan juga tentang seianh,
geografr, ag m^, bahkan semua czbang ilmu pengetahuan Batzt
yang meniadikan Timur sebagai titik pethati lut^m^rty a. D a'lam
^fl
melakukan hal ini, saya mempelajaihal-hal seperti hubungan Lntz:.a
munculnya Orientalisme modern ptda awd' abad kesembilan be-
las, tumbuhnya lemb agz-Iembaga Orientalis (masyarakat-masya-
rzkat, dana-dzna penelitian dan pene{ emahan, iurusan-jutusan
akademis), keberadaan peniaia,han komersial, diplomatik dan
akhirnya militer yang semakin kuat di dunia Timur, dzn karya
38 Bowano !( San
-
sejumlah seniman besat, termasuk Flaubert, Nerval, Lane, Bur-
ton, Distaeli, Hugo, Goethe, dan sebagainya. Anda bisa meng-
ambil sebuah teks karya Renan, misalnya, dan melihat di dalamnya
jaringan kep entingan-kep entin gan p r e dztoris (ngomong-ngo -
mong, kepentingan selalu diciptakan: otangharus belalzr tentang
bagumanakepentingan-kepentingan diciptakan, dan untuk alasan-
alasan apa) yang menghubungkannya dengan Gobineau, dengan
pusat layanan diplomatik Prancis, anatomiperbanding an, dan latn
sebagainya-yang kesemuanya mencaplok, dan pada akhirnya me-
lenyapkan dari benakpataOientalis Barat segala hal kecuali e,sen-
sialisasi skematis yang disebut "dunia Timur". Sebagian besar dari
pengkajian y^ngs^y^lakukan dulu adalah betapa teks-teks Orien-
talis m'erup akat upayalrp^y^ untuk melakukan rekonstruksi teks-
tual tentang Timur, seakan-akan Timur yang "sejati" atau yang
sesungguhnya tidak boleh dimasukkan ke dalam kesadaran Bant;
orang melihat ini dalam Description de lEgypte-nya Napoleon, ke-
mudian dalam antologi-antologinya Sylvestre de Sacy, selanjutnya
dalam tablo-nya Lane dan Flaubert.
BagT szya, fokus perhatian dalam Orientalisme adalah kemi-
tr^ n antara tekstualitas diskursif dan arsipal dengan kekuasaan
yang duniawi, dimana yang satu menjadi indeks dan refraksi bugt
yang lain. Sebagai sebuah wlcatrl yang sistematis, Orientalisme
adala.h pengetahuan terfi-rlis, tetapi karena iabenda di dunia dan
langsung berkaitan dengan dunia, maka ia lebih dari sekadat pe-
ngetahuan: ia adzlah kekuasaan, karena, sejauh menyangkut orang
Timur, Odentalisme adala.h satu-satunya pengetahuan yang ope-
ratif dan efektif yang dengannya orang Timut diusung secara teks-
tual ke Batat, diduduki oleh Barat, dipetah oleh Barat unruk men-
dapatkan sumber daya-sumbet dayanya, dan tidak dimanusiakan
oleh Barat. Dari kesadatan-kesadaran Baconian semacam itu ti-
daklah sulit untuk melihat, misalnya, bahwa kebanyakan pengeta-
huan tentang sesuatu masuk ke dalam teks-teks menurut hukum-
hukum sejarah, kekuatan-kekuatan sosial ekonomi, dan situasi set-
ta kondisi yang membumi yang membentuk kajian yang penting
Pgnrr,rUUA,N 39
-
dan mendesak. ISususnya bag seorang kritikus sastra dewasa
ini, yang katena marginalitasnya yang sudah melembaga tampak
puas hanya dengan menjadi komentator di luar p^gx terhadap
y^rLgterjadi di dunia ini . Keaifaninterpretatif yang membumi,
^p^
dalam pengettian tertentu, telah kita terapkan terhadap segala hal
kecuali diri kita sendiri; kita sangat cemedang dalam mendekon-
struksi mistifikasi-mistifikasi sebuah teks, dalam menjelaskan bu-
t^ny^ suatu metode kritis, tetapi tampaknya kita sudah tidak mam-
pu menerapkan teknik-teknik ini ke dalam kehidupan teks-teks ini
di dunia, terhadap materialitas teks-teks itu, kapasitas teks-teks terse-
but dalam melahirkan penderitaan dan pembebasan, dan monu-
mentalitas teks-teks itu, sepeti dikatakan Foucault. Akibatnya" ki-
ta begitu terkagum-kagum oleh teks, dan yakin bahwa sebuah teks
hanyalah sebuah teks, tanpa menyadari bzgasmana mengatakan
bahwa, pandangan sesempit itu tidak hanya naif, (tetapi juga) buta.
Untuk dapat mereintegrasikan dirinya dengan aktualitas
duniawi, kritikus harus meneliti sistem wac tt yang denga;flr:rya
"dunia" dipecah belah, drjziah, dtianh, yang dengannya kemanu-
siaan dipenjankan, yang dengannya"kitz" adalah "manusia" dan
"mereka" bukan manusia, dan seterusnya. Akan kita temukan bah-
wa meskipun sedemikian polos dan lembutnya, disiplin seperti
filologi telah memainkan peran yang krusial dalam proses itu.
Yang paling penting, kita harus bertekad bulat mengungkapkan
misteri, dan kedalaman-kedalaman teks-teks yang muatan sir-kum-
stansial dan keterlibLt^flnyatetsamarkan oleh p^mofiry^ seni yang
tak membumi atau oleh tekstualitas "semltl-fi:' ta".
Dalan nerunutj/akj/ak euolusi konsep 'filologr", @akah Anda
melihat adaryta sebuah kontradiksi antarapandangan bahwa sernua bangn
adalah setara sebagai manusia (IJerder) dan pandangan bierarkis tentang
bangsa bangsa jtang d.iislaratkan oleb 'pobon bahasa"?
Tampaknya) y^, memang zdz kontradiksi. Isaiah Bedin baru
saja menulis sebuah kajian tentangVico dan Hetder yang meng-
klaim untuk Herder sebuah penghargzan karena telah menjadi
seorang pluralis kebudayaan yang menentang nasionalisme kebu-
40-Eovialo\( SArD

dayaan dan pemilah-milahan hierarkis di antata berbagai kebu-


dayaan.Itu hanya sebagian benar. Herder dulu adalah seorang
yang tipikai periode itu dalam hal membandingkan "dunia Timur"
dengan sejarah PerianjianLama. Antara tahun 1.769 dan1.774 dta
beralih ke pandang^fiy^rrglebih luas tentang dunia Timut, yang
mencakup Persia, Mesir, dan Punisia, dan dia mengidentikkan
dunia ini dengan kepdmitifan. Tetapi, pada pertengahan tahun
delapan puluhan, ketika teks-teks seperti terj emahan-terj emahan
berbahasa Sansekerta dan Zend karyz Anquetil-Duperron dise-
barkan, Herdet menjadi seorang pembeli kesenian Yunani; dalam
Ideen dtkatakannya secara sangat spesifik bahwa bagi orang Eropa
estetika Helenik lebih disukai ketimbang estetika Asiatik, dan da-
lannkaStnya berikutn y^, otlng bisa menemukan banyak petnya-
t^ n y^ng menyerang ptaktik-praktik teokratis dan despotik ma-
syarakat-masyankat dunia Timur. Yang menurut saya harus di-
catzt darr Hetder zdalah kecenderung fltry^ untuk selalu mem-
banding-bandingkan yang Oriental (Iimur) dengan can yang tak
menyenangkan dengan Oksidental @ant), dan itu hampir selalu
menjadi ptaktik yang dilakukan oleh ilmu-ilmu pengetahuan yang
menguniversalkan, seperti halnya filologi dan tzta bahasa petban-
dingan pada zstal abad kesembilan belas. Schlegel bersaudara me-
lakukannya, Humboldt melakukannya, Renan melakukannya,
Bopp juga melakukannya.
Tetapi, tentu saja perbandingan-perbandingan semacam itu
tidak ada yang polos atau bebas-nilai. Pengetian say^ terrt^ng
tendensi komparatif yang betmuar a pzda hierarki-hietatki pohon-
pohon dan rumpun-rumpun bahasa adzlah bahwa tendensi kom-
paratif itu b enkat pada sebuah hastat yang kuat untuk menegaskan
tiga hal: (1) kekinian (atau aspek-aspek tertentu dari kekinian), Q)
Eropa, dan (3) ilmu pengetahua{suns itu sendiri. Perhatikan
Schlegel. Dalam bukunya tahun 1808 tentang orang-orang India,
dia menunjukkan kemiripan-kemiripan di antara kedua bahasa
itu dan bahasa-bahasa Eropa modern. Gagasannya tentang dunia
Timur adalah bahwa dunia Timut adalah sebuah ranah klasik dan
PBnvrur-a,q.N 41
-
tet^m^tjauh, tetapi pengaruhnya sekarang hanya bertahan di ka-
langan bahasa-bah zsa, dandengan demikian petadaban-petadab-
an, Eropa. Dunia Timur sama sekali bukanlah sebuah kepompong
yang terasing jauh dari dunia modern yang sesungguhnya, tetapi
pamor "orisinalitas"-nya ditransfer ke Eropa, yang teiah meng-
hasilkan pemikir-pemikir yang teknik-tekniknya-dalam hal ini
teknik-teknik filologi perbandingan-memungkinkannya diapre-
siasi dan dimanfaatkan. Jzdr, ftasa Indo-Eropa dibuat dari dua
bagian yang tidak setara: separuh y^ngpeft^m^tenggelam di masa
lalu, dan paruh yang kedua bersifat hidup, kreatif, dan banyak
akal. Konon pengikut-pengikut Bopp sering berselisih pendapat
tentang apakahlndo-E rop a harus diubah me nj adi Indo-Jetman:
orang bisa melihat bahwa nasionalisme yang betbahaya tedibat
di sini, tetapi sayzl<ra. hal itu tidak terhindarkan begitu filologi
membuat pembedaan-pembed aan kualttatif di antar a b erbagar
rumpun bahasa, dan begitu modetnitas diasosiasikan dengan
pri se n t- nya Eropa.
6 tat

Bagi Schlegel, bahkan bag semua filolog dalam ttadisi itu,


bahasa Indo-Eropa berbeda dari bahasa Semitik bahasa Semitik
bersifat metekatkan @ahasa bekeria berdasarkan sistem akarkatt-
akar kztz yang kemudian ditambzh awalan-awalan dan akhiran-
akhiran), bahasa Semitik tidak memiliki kekuatan germinatif, dan
tidak mampu melakukan fu ngsi- fungsi estetis . B ahasalndo-Etopa
betsifat hidup, estetis, seminal, dan organis. Dalam pembedaan
linguistik itu ftalau memang demikian zdanya) Anda memiliki
benih-benih teori rasial, karena tidaklah sulit membangun tipe-
tipe rasial berdasarkan dis kriminasi-dis kdminasi linguis tik. S e tiap
fi.lolog selama abad kesembilan belas membuat pembedaan-pem-
bedaan yang sama berulang kali. Dalam TheArytan Mlthkaryanya,
Leon Poliakov telah mempelaiai simbiosis antata rasisme dan
pandangan-pandangan seperti tipe Arya, yang fitur-fiturnya adaJzh
fitur-fitur "perangkat" bahasa Indo-Eropa hipotetis. Tetapi, Po-
liakov metasa cukup dengan kenyataanbahwa seiauh menyangkut
Eropa, "bangsa Semit" bukan hanya orang-orang Yahudi, tetapi
42-EorvanoW San

juga orang-orang Muslim dan bahwa seruruh program


intelektuar
yang dicurahkan untuk membuktikan kebobrokan odental
(yaitu
Semitik) praktis efektif dalam.melegitimasi pendudukan kolonial
atas seluruh dunia Tim'r. Tetapi, gaya intelektual yang
berkembang
sekarang adalah sebuah kecenderungan di man o*ng dengan
^
begitu saja menutup mata daribaglzn rearitas yang tidak sesuai
dengan tujuan-tujuan langsungnya. Ironis juga bahwa buku seperti
halnya'karya Poliakov, yang merupakan serangan terhadap teori
yang rastal,mengabaik anbagSznsejarah yang menunjukkan
betapa
nyads luar biasa luasnya jaring yang digunakan untuk mengum_
pulkan bangsa-bangsa Timur dan bangsa-bangsa Semit.
Tetapi, saya sudah jauh menyimpang. Kalau kita kembari ke
pefi^nya n Anda, maka l<tta dzpatmelihat secara paradoksal bah-
wa pandangan-pandangan tentang k eset^r^Lrryang didasarkan pa-
da gagasan tentaflg "bangsa-bangsa yang berbeda" dan semua
penilaian kualitatif yang sulit dan menakutkan yang dibuat tentang
ketidaksetataan bangsa-bangsa dan ras-ras, keduanya berjalan ber-
iringan. Hingga ke tingkat yang cukup jauh, alnanmengapa ke_
duanya berlzran beridngan tdalah soal kekuasaan yang simbol
retorisnya adalah kata "pedkemanusiaan " . Di manapun kata ..pe-
rikemanusi aan" atav "umat manusia" digunakan, tamp aknyz kata
itu langsung mencerminkan kebenaran bahwa para pemakaikata
itu berbicara, bisa berbicara, untuk umat manusia, dengan me_
ngorbankan sebagian besar umat manusia, yang tidak mampu
(betbicara untuk didnya sendid). Tetapi, adakajianpenting yang
harus dilakukan oleh para kritikus tentang bagumanaseneralisasi-
generalisasi digunakan, khususnya generalisasi-generalisasi antro-
pomorfis, dalam kesusastraan Etopa abad kesembilan belas. Saya
yakin orang akan mendapati bahwa sejak zaman Romantik dan
seterusnya, produksi kesusastraan dan diskriminasi-diskdminasi
politik seperti yang telah dan sedang saya bahas ini, saling mem-
perkuat dan mengumpani.
Sosok Eksotis dalan penikiran Barat biannlta nengandung pmb-
lenatika'Kaliban ", laitu sosok E ksotis se bagai se buab ke beradaan lang
PSRMUTAAN 43
-
tidak atau kurang korzunikatfltang berfungsi di dalan bahasalang do-
minan dan mengatasilang lainnlta. Inartikulasi ini bisa nelahirkan pen-
berontakan atau kepasrahan, tetapi tidak pernab menghasilkan asinilasi
pihak yng tertindas ke dalarz kebuda1aan lang doninan. Bagaimana
Anda memandang persoalan bahasa ini nelalui kacanata para penulis
(ttptrti haln-1ta Anda sendii)yng terpaksa menerima bahaia kolonialisne
sebagai cara Andaf mereka berekEresi?
Anda sudah menyinggung sebuah persoalan yang kaya dan
kompleks. Satu hal yang langsung mengingatk^n s y^ zdalahbagai-
m^rr^) dalzm r^pem^kamanJoyce dtZttrich, DutS Besat Ing-
^c
gris di sana pada waktu itu, Lord Derwent, mendukung Joyce
(mungkin sec r^tidak sadar) dengan c ramefly^takanbahwa bagi
seorang Idandia, Joyce telah memberikan sebuah kebesaran yang
mengagumkan-saya kita itulah peffry^t^ nyang digunakan oleh
D erwent-b zg1 b ahas a Inggris lzma y ang baik. Betap a ironis nya,
karena sejak awal hingga akhir kariernyaJoyce selalu ditecoki ke-
fly^t^ fl bahwa (sepetti dikatakannya dalzmkenanganny^ y^ngp^-
ling-dalam dalam The Portrait) bahasanya Ben Johnson bukanlah
bahasanya Stephen, dan bahwa kata-kzta seperti "Kristus", "ile",
"master" tidaklah datang begitu saja kepadanya sejak pertama
kalinya. Saya juga ingat kata-kata Aim€ C6saire bahwa, ketika me-
mujinya, suatu ketika Breton juga berkomentar tentang betapa
mengagumkannya bahwa C6saire menggunak zn bahasa Prancis
seperti layzknya seorang Prancis sungguhan: sudah barang tentu
C6saire merasa tersinggung, tetapi itu meman! nyat^. Fanon pu-
nya banyak hal yang bisa diceritakannya tentang bahasa sebagai
sebuah simbol kekuasaan bzg1yangtettindas, terutama dalam kar-
ya-karyaawalnya,kendati simbol itu kembali menjadi motif dalam
I-ts Dannis de la terre. Saya juga akan menyebutkan serangkaian
karya batu dalam bahasa Prancis (misalnya, Balibar dan Laporte,
It Frangais national, Louis-Jean Calvet, Linguistique et colonialitme:
petit traitd de ghttophagre, dan berbagai kettas keqa karya Gillian
Sankoff yang mencoba mengatasi tekanan-tekanan sosiokultutal
yang terlibat dalam penggunaanbahasa, khususnya ketika tekanan-
44 Eo,uyano \)fl Saro
-
tekanan itu turun dad pusat ke periferal atau kelompok-kelompok
kolonial. KaryaMarcel Cohen dan Hend Lefebvre terdahulu juga
penting dalam hal ini.
Saya kira masalah politik bahasa telah berkembang melalui
duatahapan. Pertama, Anda punya periode (seperti halnya dengan
kasus Aljaz^i.) di m^n penulis pribumi dipaksa menjadi frankofon
(atau anglofon) tanpa punya altematif apa pun: memang a'dz tta-
disi Arab pdbumi, tetapi tradisi itu bukan untuk dunia, melainkan
untuk hal-hal yang melangit seperti hukum, hadis, dan lain seba-
gainya. Di atasnya saya sebutkan betapa saksamanya penizja.h
membuat orang-orang pribumi kolonial berbicara dengan meng-
gunakan bahasanya @ahasa pihak penfajah) baik sebagai halyang
dipamer-pamerkan maupun sebagai sebuah penghargaan kepada
masyarakat yang kuat atau domin^n secara politis: sayalctrzl<tta
harus berpikir dalam pengertian membuatf nemaksa orang bicara,
dalam pengertian punitif (bersifat menghukum) ylrrg s m^dengan
yang (dalam S uruei ller e t punir) telzh dipelaj ari oleh Foucault sebagai
dibebankannya tanggung jawab disiplin-disiplin ortografrs atau
disiplin hukum ke pundak para mahasiswa dan panpenjahat Ero-
pa masing-masing selama abad kedelapan belas dan kesembilan
belas. Kalaupun bahwa pribumi ataubahasa setempat dipelajari di
daerah-daerah koloni, hal inr selalu dilakukan dengan cany^rrgter-
di dalam perspektif b ahasayangmati atau bahasa klasik:
yang dituturkan oleh penduduk asli yang tidak terpelajat rdalah
bahasa-bahasa pasaran, tidak lebih. Kzrenz sistem pendidikannya,
kelas borjuasi mengadopsi bahasa Inggris ataw Ptzncis, dengan
mengusurg per^saafl sombong yang cukup besar dan jugapensaan
zkan rdanya jank yang memisahkan kelas tersebut dari majikan
kolonialrya dan dari kelas petani yang tidak betuntung.
Tahap kedua dapat dib"S menjadi dua bagian.Pertzma, ada
sebuah kesadatan umum bahwa bahasa daenh jajahan dapat di-
gunakan untuk menyerang sistem kontrol politik-F anon bicasz
tentang hal ini dengan cukup terperinci. Kemudian,bag1an kedua,
ketika peralihan yang tiba-tiba ke bahasa penduduk asli menjadi
Psruauu.nN 45
-
sebuah simbol pedawanan yang keras terhadap penindasan kolo-
nial. Di Aljazak hal ini terjadi ketika ag1tasi politik menentang
bahasa Ptancis mencakup mempelajari dan kemudian menggu-
nakan bahasa Arab. Akibatnya, bangsa Aljazas sekatang be rbican
dalam semacam bzhasa Arab yang merupakan semacam perpo-
tongan antarz- dialek lisan dan bahasa klasik, atau bahasa tulis.
Kebanyakan bangsa Arab lainnya-s ayal<ra kecuali bangsa Pales-
tina yang pengalamannya memitki banyak kemiripan dengan
orang-orang Aljazarrr-sulit bergerak di antara bahasa klasik dan
dialek lisan yang sangat jauh terpisah itu.
Bahasa Inggds dan bahasa Prancis sekarang sudah menjadi baha-
sa dunia.BthaszAnb merupakan bahasa liturgis atau bahasa de-
motik lokal, tetapi salah satu dari momen-momen besar yang
menentukan dalam se j atah se j arah politik bahasa Atab modem ada-
lah ketika Abdel Nasser menggunakan pidato-pidatony^ sebagai
kesempatan untuk menyerang kolonialisme di kalangan dialek Mesir
asli. Dia tidak hanya sedang menghindari efek bahasa klasik yang
mengungkung (yang oleh Orientalisme sudah disahkan menjadi se-
macam kesiz-siaznyangmelangit, sama halnya bahwa banyak orang
Arab yang perc^y^ kepada mitos ini) melainkan juga tengah me-
nyerang Inggds dan Prancis katakanlah dengan menggunakan isti-
lah-istilahnya sendiri, di dataran linguistiknya sendiri. Hal ini jauh
lebih mengesankan ketimbang kedengarannya, khususnya bila Anda
ingat, misalnya, bahwa konstitusi-konstitusi dari sedikitnya dua
negara Arab aslinya dinrlis bukan dalam bahasa fuab melainkan
dalam salah satu bahasa Etop a, ataubila Anda perhatikan juga bahwa
arsip-atsip sejatah bebetapa r'eg ta Atab hanya adz di London
dan dinrlis dalam bahasa Inggns. Tambahkan jaga fakta bahwa di
Eropa terdapat segunung teks-teks berbahasa Arab yang dicerabut
keluar dari dunia Atab oleh kekuatan-kekuatan kolonial selama abad
Di sini teod Foucault mengenai arsip dan wacana
kesembilan belas.
mendapatkan dimensinya yang saflgat matenil; arsip tentang se-
baganbesat sejanh Arab modern secara harfiahbendz, tersimpan
di, dan secara fisik dipenjankan oleh, Eropa.
46 Eowam !( Saro
-
Banyak penyair, penulis novel dan penulis-penulis esai besar
di dunia berbahasa Atab mendapri fakta-fakta ini melekat sLng t
kuat di dalam kesadaran meteka. Jelas mereka merasa kesulitan
menghadapi situasi situasi di mana secar^intelektual mereka ada-
lah pendatang-pendatang batu di lingkungan ide-ide Marxis atau
ide-ide lainnya yang bermanfaat untuk menyerang kebudayaan
yang sama dengan yang telah melahirkan Marxisme dan juga ko-
lonialisme. Orisinalitas agak berbeda maknatya di dalam konteks
yang khas semacam itu dibandingkan bila orang menjadi "yang
pertama": inilah alzszn mengapa plp^:o;n-p^paran Bloom saya
anggap lebih berpengaruh, dzn gagasannya tentang penyait-pe-
nyur yangkuat dan yang lemah , lang dattnglebih dulu dan yang
belakahgan, tera:sa b.gto sugestif.
Tak dfuagukan lagi bahwa persoalan politik dan kultural besar
yang umum dihadapi oleh Dunia Ketiga, dan dunia Arab pada
khususnya, adalah atikulasi kemerdekaan--di sini metafora ver-
bal sangadah penting---dxr peqva;ng n untuk mendapatkan ke-
j elasan. S ebagai s ebuah bahasa-duni a, b ahasa Inggris memiliki sisi

yang zgak menakutkan bila bahasa ini diekspo4 bahasa ini bisa
(dan memang) melahirkan kebodohan baru, demikian Blackmur
menyebutny y ketika bersekutu dengan hasrat Dunia Ketiga
^, ^ng
untuk menguasai keahlian teknis dan dengan elektronifikasi ke-
cerdasan, bahasa ini menjadi sebuah bentuk penindasan dan per-
budakan baru. Sebab, apabila Orientalisme zdzlah bahasa yang
kode-kode dan j adng- j^i"g keqanya metembes melalui seorang
Timur yang skematis bagi konsumsi Barat, rnakaberarti juga benar
bahwa Bxat merembeskxr Lpa yang secara skematis harus dike-
tahui tentang didnya oleh dunia Timur. Bahwa intelektual-inte-
lektual Arab dan Dunia Ketiga sekarang ini bisa menyerang ske-
mata itu, itu berkat kekuatan lintas-wacana dalarn Freud, Man<,
dan lain sebagainya.
Karya saya sendiri sekarang berfokus pada meletakkan, me-
nempatkan, dan mewujudkan wacufla. Orientalisme: mengungkap
struktur-strukturnya, mencirikannya sebagai sebuah bahasa yang
PBm,ruraaN 47
-
keberadaan lembaga dan disiplinnya mengeliminasi, menyingkir-
kan yang Oriental sebagai manusia, dan menggantikannya dengan
dunia Timur yang sudah di-Orientalisasi sebagai spesimen. Saya
merasa diri saya sedang membersihkan perpustzkaan dari bahasa-
bahasa kaya sepetti bahasa-bahasa Odentalisme semacam itu, se-
hingga memungkinkan did saya sebagai seorang Timur, dan
orang-orang Timur Iatnnya, katakanlah, menggunakzn bahasa apa
pun yang kami tasa perlu kami gunakan. Pendeknya, saya menulis
karya yang bisa dibaca baik dalam bahasa Inggris maupun baha-
sa Arab.
S e1 a u h p mga m a tan s a1 a, ta rzrp a kn1 a An da te ru s - n e n e ru s m e n e ka n ka n
b a h aa kesalahan-ke sal ahan n e n d as ar (ata u le b i h tep atrya dtstorsi i d e o -
penikiran Barat adalah kepercalaanrya kEada aaisan buday
logis)
'Tinur"lang tidak berari: bahasa rendahan, mentalitaslang terbela- .

kang, ddakadanya selarah (atau kakupun ada sebuah s/arah 'Tifllilr",


naka ia selalu nerupakan s/arah yng ditulis oleb orang Barat derit
kebaikan orang Tinur-1tang tidak marzpu menulis s/arahnla sendiri),
dan, akhirnla, tidak adanla tradisi kesusastraan 'Timur". Apakah poin
terakhir ini benar secara bistoris? Pernah adakah euolusi dalan kesusastraan
yng dihasilkan dalam bahasa Arab selama bertaltun-tabun (seperti yng
terjadi dalan nouel-nouel Eropa, nisalryQ? Terakhir, peran apa lang
tengab dimainkan oleh pmduksi sastra dan seni kontemporer dalam trans-

forzasi-transforrzasi sosial dan politik kesadaran Arab di kalangan ma-


slarakat-rzayarakat Arab depasa ini? Bagainana hal itu mencerztinkan
perubahan-perubaban terkini dalan konteks Arab?
Sebenarnya saya mendapati kaum Orientalis yang mengubah
Timur menjadi sesuatu yang kelewat berrzakna, y^trg membuat
orang-orang Timur mengatakan berbagai hal, menceritakan ba-
nyak hal tentang dirinya sendiri bahwa tidak ada daerah, apalag1
rnasy atakzt ztzlJ ag m tertentu, yang bisa memaknai dengan catz
yang begitu skematis dan dilakukan dengan begitu terencana dan
saksama. Renan mengatakan bahwa pikiran Semitik adalah "une
la nature hunaine", dia tidak mengatakan
combinaison inferieure de
bahwa pemikitan itu, atau orang Timur yang menghasilkan pemi-
48-EnrvannWSam

kitan itu, tidak berartt Salah satu dari motif-motif yang


^p^-ap^.
dominan dalam y^ng Edgar Quinet sebutkan sebagai Re-
^p^
naisans-nya Timur di Etopa abad kesembilan belas adaiah sikap
yang tedalu menganggap penting Timur; Benjamin Constant pu-
nya pengam^t^fl yLng tajam tentang fenomena itu dalam Journal
Intime-nya, Tetapi, memang benar bahwa kaum Orientalis, bahkan
orang-orang Eropa pada umumnya, terbiasa dengan gagasan me-
nyampaikan kepada dunia, termasuk kepada ot^ttg-or^ngTimur
itu sendiri, sesungguhnya dimaksud dengan (dunia) Ti-
^p^y^ng
mur, dan saya yakin Andz akan menemukan banyak hal yang sama
sedang terjadi, di mana "orang-orang Timur" sekarang ini saling
memberitahukan tentang apa iu "Bar t" yang sebenarnya. Satu
hal yang layak dicatat tentang Orientalisme adzlah bahwa menaf-
sfukan dunia Timut segera saja berubah rneniadi berbicara me-
wakili Timur (y"rg betarti membungkamnya), kzrena setelah ta-
htrn 1798 dunia Timur tdalah sebuah wilayah yangteqaiah secara
militer. Tentu saja, semua ini tetus berlangsung demi keuntungan
bangsa-bangsa Timur, seperti yang Anda kztakan tadi, yang tidak
pernah dimintai pendapatnya dilibatkan dalam interpreta-
^pilz.gr
si-intelpretasi semacam itu Saya kira Anda harus ingat bahwa Orien-
talisme dulu mengira dirinya sedang melakukan apa yang seharusnya
dilakukannya mukipun bangsa-bangsa Timut itu sendiri ada.
Saya kita kebanyakan orang Arab akan sepakat bahwa yang
dianggap penting bagi kebud^yaarl Arab, selain Islam itu sendid,
adzlah kesusastraan. Titik tertinggi kesusastraan seiak tahun Hii-
riyah dan hingga akhir abad kesembilan belas adalah periode Ab-
basiyah, yang membentang abad kedelapan dzn ketiga be-
^flt^t^
las Masehi. Di antan periode Abbasiyah dan periode modern
terdzpzt masa-masa yang memiliki arti penting di bidang kesu-
sastraan (pata penutur cerita abad kedelapan belas, misalnya, ben-
tuk-bentuk prosa dan puisi yang khas, dan lain sebagainya), tetapi
secara keseiuruhan periode itu bukanlah rentang waktu yang me-
ngandung banyak peristiwa y^flg s^ng t indah untuk dikenang,
setidaknya bukan menurut pendapat szya, dan pendapat saya ini
PsRMuuAN 49
-
agzk awamsifatnya, bukan merupakan pendapat seotang ilmuwan
di bidangnya. Banngkal saya tidak bisa membicankan periode
Abbasiyah di sini; itu akan seperti mencoba membicarakan Re-
naisans-nya F:rcpa hznya dalam s^trr pa:lagraf. Tetapi, memang
periode in adalah sebuah periode yang luar biasa kaya dan luar
biasainovatif dalam kesusastraan Arab. Kesulitan besar bagi pem-
bzca Bant, kata seorang komparatis , adalah bahwa untuk mem-
bicankan kesusastraan dia akan harus membuat panfnsa dan
menerjemahkan secara terus-menerus, karena b.gto sedikit yang
diketahui or ng tentang kesusastraan (Arab). Tetapr, iu hanya
salah satu masalahnya.
Masalah lainnyz zdalzh bahwa sebagian besat Orientalisme
htnyzsangat sedikit berhubungan dengan kesusastraan Arab, atau
setidaknya dengan kesusasttaan karena dalam beberapa hal kesu-
sastfaan Arab adalah ekspresi kehidupan Arab. Ini adalah salah
satu dari hal-hal paling luar biasa tentang Orientalisme sebagai
sebuah doktrin, dan hingga tingkat tertentu ini iugalah yang mem-
buat saya bertekad untuk menulis kziiansaya tentang Orientalisme.
pada umumnya orang memiliki kesan bahwa setiap orientalis
menganggap orang-orang Arab sebagai sebuah eksemplifikasi
Qut'an, kalangan Odentalis diklaim bahwa Qur'an
^t^vy^trgoleh
mengatakannya: secara metodologis, ini setara dengan menulis
sejarah Amerika Serikat sebagai sebuah gamb atanPetianiian Baru.
Bahkan ketika Anda mengkaji fl m bidangnya pun-Orientalis-
me, atau subdivisi-subdivisinya, seperti Islam dan Arabisme-
Anda tidak akan mampu menemukan sebuah bidangyang simetris
dengannya; tak seorang pufl mengakui Oksidentalisme, misalnya,
dan tak seorang pun akan beranggapan bahwa kaiizntentlr'gag -
ma Kristen dapatmenggantikan kajian tentang Shakespeare,
^t^v
tentang Saint-Simott, tentang Sejarah Amerika abad kesem-
^t^u
bilan belas. Tetapi, ini semua adalah praktik-praktik yang biasa
dalam orientalisme. Secara statistik, saya yakin benar Anda akan
mendapati kesusastraan sebagai yang paling kurang terwakili di
aflt1ra semua subspesialisasi Orientalis, untuk afasan-alzsan yang
50 EowaRD \fl SAID
-
sudah j elas, karena kesusastrn meng cak-acak kategod-kategori
^
yang sudah rapi yang diterapkan bagi kehidupan dunia Timur oleh
pata Orientalis. Fakta gamblangnya adalahbahwa kaum Otientalis
tidak tahu bagatmana menbacakesusastraarr, dan karenanya dengan
senang hati mengab alkannya.
Ketika Anda memasuki periode modern, distotsi yang jauh
lebih setius pun muncul. Sepeti halnya semua kebangkitan ke-
bangsaan, betbagai genkan dalam revolusi Arab yang berawal
pada en pasca-Perang Dunia sangat mengandalkan kesusastraan
untuk memobilisasi massanya dan menggerakkan rakyatnya; al<t-
batnya, te{adilah petkembangan yang pesat dalam semua cabang
kesusastraan Arab. Baczlah buku apa pun yang ditulis di Batat
tentarig bangsa Atab modern, dan Anda tidak akan petnah me-
nemukan kesusastraan disinggung-singgung, apalagi dikaji. Ke-
banyakan pakarpakat Timur Tengah dewasa ini adalah ilmuwan-
ilmuwan sosial yang keahli^nrry^ didasarkan pada segenggam klise
tentang masyarakat Atab, Islam, dan semacamfiya, yang diturun-
kan sepotong-sepotong, daikalangan Odentalis abad kesembilan
belas. Seluruh kosa-istilah baru dibicarzkan; modetnisasi, elite,
pembangunan, dan stabilitas dibicarakan sebagai sesuatu yang me-
miliki validitas universal, tetapi nya;tanyz- istilah-istilah itu justru
membentuk layar kabut retorik yang menyelubungi ketidaktahuan
dan kebodohan akan bidang-bidang itu. Jargon terbaru Orientalis
adalah w^c tr
hermetik, yang kearifannya tidak mampu mem-
persiapkan orang, misalnya, untuk menghadapi zpz yang te{adi
sekarang di Lebanon, di wilayah Arab yang diduduki Israel,
^t^tr
atau semua yang terjadi di dalam kehidupan masyankat Timur
Tengah. Pendeknya, adanla Odentalisme berarti tidak adanla ke-
tettarikan apa pun terhadap kesusastraan Timut sebagai sebuah
bagian yang integtal dalam pembangunan sebuah masyatakat. An-
da dapat menangkap pandangan yangiavh lebih baik tentang apa
yang sedang terjadi di dunia Arab dengan membaca ltma puisi,
novel atau esai tetbaru dan bukannya dengan membaca satu rak
penuh terbitan-terbitan Lembaga Timur Tengah, atau Rand Cor-
PnruruuaN 51
-
poration, atau karya para Orientalis kenamlufi mat:L pun yang
mengajar tentang Timur Tengah pada berbagai jurusan studi Ke-
timuran di seluruh neg raini. Tetapi, ini tidak akan mengejutkan
Anda searidainya Anda tahu segala sesuatu mengenai kesusastraan
maupun Orientalisme.
Jika Anda menganggap Orientalisme sebagai sebuah sistem
yang terdiri drri rEresentasi-repruentasi tenang dunia Timur, maka
harus jelas mengapa salah satu dari fungsi-fungsinyaadalahmeng-
hindad kesusastraan; sistem semacam iw merytembunlikan manusia
yang menjadi objek kajian dari sejxah-frasa yang digurrakan oleh
Sheila Rowbotham untuk menielaskan te{adi pada pe-
^pa.y^ng
rempuan-perempuan di kalangan masyarakat borjuis juga cocok
untuk bangsa-bangsa Timur. @aralel-paralel di antara orang-orang
Timur, orang-orang kulit hitam, dan perempuan, memang sangat
mencolok.) Kelihatannya akanbermanfirt bag saya untuk meng-
ingat kalimat yang digunakan Marx untuk Louis Napoleon dalam
lStb Brumaire; berbicara tentang klaim Louis untuk mewakili pe-
tani-petani gurem yang terbelakang, Marx, ironisnya, berkata,
"Mereka tidak mewakili diri mereka sendiri; mereka harus diwa-
kili." Kalimat-kalimat ini menyatakan dengarr sempurna sikap
Orientalis terhadap bangsa-bangsa Timur, dengan hanya satu per-
bedaan bahwa bangsa-bangsa Timur zdilzh kotban perampasan
politik dan kultural total, dan korban kekuasaan larsa militer. Aki-
batnya, tergusurnya kesusastraan adalzh sesuatu yang tak terhin-
darkan.
Kalau itu berlaku untuk politica manent, bagaimana dengan begitu
nudah berubahryta maqhab-maqhab kitiklang ada sekarang ini? Biasa-
ryta naqhab-naqhab itu menunjukkan titik-titik perbatian dan simpati
politik kuat turtentu, tet@i umurnjta singkat dan biasanla lery@ atau
nati di dalan pergulatan kritis: Bagaimana situasi ini nenluuaikan diri
de ngan durasi tindakan po liti k yng diperlu kan?
Yang jelas, tindakan politik dan aliran-zhrzn kritis hidup ber-
dasarkan kalender-kalender yang berbeda-beda, katakanlah de-
mikian. Tetapi, sebuah kelompok atau pengelompokan politik
52 Eowano !fl Sam
-
(seperti sebuah partu, misalnya) mengekspresikan solidaritasnya
dengan satu tujuan dan dengan dirinya sendiri dengan c r^-c r^
sangat eksplisit, dan inilah yang dilakukan oieh mazhzb-mazhzb
kesusasttaan sekarang. Ada afiliasi-afiliasi yangjauh lebih longgar
di kalangan para kdtikus yang menganggap did mereka betsekutu,
ketimbang afiliasi-afiliasi yang zda dr sebuah
^ntlraparr ^nggota
p^rt^t atau kelompok aksi politik, sehingga petbedaan rentang
waktu yang Anda bicatakan tzdt zdaJah sebuah fungsi, teruta;m ,
bukan selalu, dari durasi sebuah tujuan poiitik. Seotang kritikus,
sekalipun dia merasa dfuinya adalah seorang dari suatu
^nggot^
mazhab atau afrankesusasffaan tertentu sekalipun, masih berpikir
tentang bukan sebagai orang yang sedang
^p^y^ngdilakukannya
bekeija salna, melainkan sebagai sesuatu yang individual, dan ter-
individualkan. Tentu saja, ini merupakan dilema bagi kritikus yarig
bersangkutan; ini adalahkonflik yang lebih besar
^ntar^lingkungan
di mana dia menjadi baglannya, dengan pemanfzatan bakat-ba-
katnya (yurg relatif terasing) betupa interpretasi, intuisi,
^t^u ^p^
pun itu: sulit untuk menemukan jabn keluar dad konflik itu, dan
saya tidak yakin or^r:Lgakan dapat dengan mudah melakukannya.
Sebuah masalah yang berkaitan dengan itu adalah sejauh m^n
kritik bisa tersistematisasikan; salah satu dari hal-hal yang menga-
gumkan dalam semiotika, misalnya, adalah bahwa
^i)t^n-a;tutr^rr
analisisnya tampaknya tidak berganrung pada satu individu, me-
lainkan pada sebuah komunitas penafsir. Saya ingat Barthes pernah
bicara di suatu tempat tentang sebuah prinsip penelitian semiotik
yang dalam hal-hal tertentu bersifat kooperatif dan impersonal.
Aspek lain pada kritik yang sistematik adalah masalah apakah kri-
tikus berakhit hanya dengan meiakukan analisisnya dengan can
yafig sangat bisa diramzlkan,atzukzh tidak. Sebagai contoh kasus,
Anda bisa mengambil esai Northrop Frye tentang Dickens, dan
dengan mudah mengatakan bahwa esai itu adalah sesuatu yang
khas Ftye. Tetapi, di samping godaan-godaan seperti sistematika
yang menggantung di hadapan kita,lelas ada sebuah hedonisme
res\dua\ i\i dilarssetap trndakksruk,
PBp3,'luraaN 53
-
seseorang atau sistem seseorang, atau mungkin dengan sengaia
membebaskan diri seseorang dari tkatan-ikatan, kebiasaan-kebia-
saan dan aliansi-aliansi masa lalunya. Barthes sudah melakukannya
sepanjang kaiernya". Saya tidak yakin bahwa kritikus-kritikus lain
akan mau kehilangan pdvilese ini, sekalipun ini sangat terbatas.
Mazhrb-mrzhab dan sistem-sistem kerap eksis sebagai sebuah
metode untuk mencegah terjadinya kemungkinan-kemungkinan
ini, dan itulah mengapa saya secara temperamental sangat anti-
sistemik dan antialinn. Saya kira kritik pada dasarnya adalah se-
buah aktivitas menemukan dan memikirkan, bukan aktivitas kon-
templasi atau aktivitas menerapkan teoti sec ta kaku. Di dalam
aktivitas yang disebut belakangan itu selalu saja ada risiko meng-
'abaikan,
atau tidak pernah menemukan dan mengalami, potongan
bukti sejarahyang hilang; tetapi, mungkin inilah catalain untuk
mengatakan bahwa saya melihat sudah sangat mendesak bagi kita
untuk mengumpulkan atsip sebanyak mungkin. Tetlepas dari ke-
nikmatan yang diberikannya kepada saya, ada untungnya juga mem-
biarkan teori itu merasakan kesan realitas (atau setidaknya) mate-
rial. Dan pada gjfuannya ini merangsang dilakukannya pengem-
bangan tambahan dalam aktivitas teoretis.
Dalan nembaltas tentangdisiplin itu (Anthropology: its achieve-
ment and future'), I-eai-Snauss beber@a tabunlang lalu menlatakan
bahua antropologi adalah anak perempaafl Jang lahir dari rahim era ke-
kerasan: "kapasitasnla untuk menilai secara lebih objektif fakta-fakta
lang berkaitan dengan kondisi nanusia, pada tataran epistenologis, men-
cemtinkan sebuab situasi di mana sebagian dari urzat manusia nemperla'
kukan manusia-nanusia lainnla sebagai objek .... Bukan penjelasan ne-
nge n ai b a kat- b a kat n e n ta lry a s E a1 a ng n e la h irkan an trop o logi n e lai n k an

le b i h s e b agai s e b u a h kons ekuen si d ari fa kta b a h wa ke b u da1 aan - ke b u da-

Jaftg eksotis,lang kita perlakukan sebagai benda-benda semata,


Jraan
dapat drpelajari juga semata-nata sebagai benda-bendz." Bukankah
b u ka An da1t ang a kan datang te n tang O ri e n ta li s n e (atau le b i h tep at di s e b u t

mitos tentang Orientalisme) adalah sebuah upala untuk mengecam jenis


"inp erialism e antrop o bgis " J nug dian alisis o le h l-.eui -S trauss ? Ka lau m e -
54-EoviaRDWSAID

lilang denikian, bagaimana Anda menggolongkafl nitls Orientalisne


ini (ideologi, nentalitas, dan lain-lain)? Bagainana Anda akan ruulai
mendemistifikasi nitos ini? dan dzrimanaAnda, Edward Said, akan
nulai bicara (atau nenulis)?
Odentalisme bukanlah mitos, ia adalah sebuah mitos-sistem
yang memiliki mitoJogika, retortka, dan lembagalembaganya sen-
diri. Orientalisme adalah sebuah mesin yang digunakan untuk
menghasilk pernyataan-peffry^taan tentang dunia Timur dm ia
^n
dapat dipelajari sec t^ historis dan secara kelembagaan sebagai
sebuah bentuk imperialisme antropologis. Poin utama yang hatus
ditegaskan tentang Orientalisme adilah bahwa Odentalisme bu-
kanlah sekadat semacam tulisan ilmiah atau imajinatif (apa itu
bentuk?) yang tidak memiliki arti penting tertentu bagi siapa pun
selain orientalis-orientalis lain: bukan itu. Orientalisme seolah-olah
memiliki objektivitas ilmiah, dan sekarang ini ia meniadi contoh
sempurna tentang bagaimana pengetahuan dan tulisan dapat di-
angkat dad teks, katakanlah, ke dunia-dengan kekuatan dan kon-
sekuensi politis y^rugflyat^. DuniaTimut dewasa ini bukanlah se-
jenis suku buta huruf yang hampit punah yang dipelaiari oleh
L6vi-Strauss; dunia Timur adaJah bagian wilayah dunia yang me-
miliki implikasi-implikasi kebijakan besar bagi dunia Barat, khu-
susnya Amerika Sedkat. Jadi, yang orang pelajai adaJah pelaksa-
naan dan penatalaksan^ar pengetahuan tekstual untuk tuiuan-tu-
juan politik yang mendesak, bahkan dalam beberapa kasus, ter-
am^tsaLrtg t mendesak. Batas-batas kajian saya, di satu sisi, zdalah
Odentalisme sebagai sebuah sistem geogtafi imaiinattf pramo-
dern (pra-abad kesembilan belas), dan kedua, Otientalisme seba-
gai sebuah wacana modern yang relevansi kontempoternya adala'h
terhadap Lasswell sebut sebagai sains-sains kebi-
^p^y^ngHarold
jakan. Saya tertank kepada proses yang mengubahyang pertama
menjadi yang kedua.
Kajian saya terbagi menjadi igabagpanutama. Pertama, "the
Scope of Orientalism" (Ruang Lingkup Orientalisme) berusaha
menggolongkan Orientalisme sebagai sebuah rumpun gagasan-
pBrururaaN 55
-
gg san yang sudah ada di Bant seiak zamzn Herodotus, dan
yang berpuncak pada retorikanya Ctorr'e4 Balfour, Kissinger,
dan negarawan-neg raw^n lainnya. Sebab, ada sebuah elemen
umuln dalam g g s fi-gag san seperti despotisme Timur, sensua-
litas Timur, c^ra-c r^produksi Timur, dan keagungan Timur. Fo-
kus saya tedetak pada diaiektika yang merepresentasikan dunia
Timur di atas sebut sebagai panggung Odentalis di
^P^y^ngsaya
Btrat, yang hingga abad kedelapan belas meng^ngg p Islam se-
bagat tipe Timur yang utama. Pengetahuan tentang dunia Timur
selama periode ini dapat ditemukan dalzm karya-karya seperti
Bibliothique orientale karya D'Herbelot, Diuine Comedl, beberapa
tulisan-tulisan sejatah dari Abad Penengahan, dan dalam berbagai
r;rpzry^ gerejawi @eter yang Terhorrrr t, Guibert dari Nogent, Lu-

ther) untuk menghadapi masalah Islam dan Muhammad. Karya-


karya yang pada hakikatnya 1sl igius ini I auh bertentangan dengan
proyek-proyek Orientalis yang modern dan rasialis t llttg betasal
dari masa setelah ditemukannya temuan-temuan linguistik oleh
Jones dan Anquetil; dua proyek yzng metiadi fokus sayz zdalah
ekspedisi Napoleonik (dan lengan-lengan ilmiahnya, yait* Institut
d'Egypte dan Description de fEg)Pn) dan otoritas Terusan Suez-
nya de Lesseps. PaLda bagqan kedua, "Orientalist structures and
restructures" (Struktur dan Resttuktur Odentalis) saya mengkaji
penulis-penulis filologi, sejarah dan imaiinatif utama yang menulis
tentang Timur Dekat selama abad kesembilan belas; titik tolak
saya adalah Tableau de I'drudition frangaise-nya Baron Dacier, dan
setelah itu saya bemnjak, arLtalr^ lain, ke Hugo, Goethe, Renan,
Sacy, Chateaubriand, Nerval, Larnatttne, Lane, Buf ton, Flaubert,
dan Doughty. Hal yang mencolok pada diri semua penulis ini
adalah tandon pengetahuzn,imaiei, dan motif-motif yang terus-
menerus menjadi sumber mereka, dan catz mereka masing-ma-
sing dalam mencoba meflgontrol dunia Timut melalui perangkat-
petangkat seperti tablo, florilese, pelpustakaan, ruaflgkuliah, dan
lain sebagainya. Pada gihannya, perangkat-petangkat ini diope-
rasikan secara bersamaan oleh berbagai lembaga keagamaan, ke-
56 Eowano Vl Saro
-
pendidikan, dan diplomatik di dan untuk dunia Timut Jadi, sttuk-
tur imajinasi Orientalis langsung diproyeksikan ke dalam suatu
pemerintahan kolonial yang pada gjlkannya diubah langsung men-
iadi sebuah sistem yang terdiri dari anyan-^tl)r rr, pengabaian-
pengabaian, dan larangan-latangan yang dibetlakukan terhadap
orang-orang Timur di dunia Timur: ketiganya saling mencaplok
di dalam sebuah proses penegasan diri. Tetakhit, bagian ketiga,
"Modetn Orientalism", yang merupakan sebuah penjelasan ten-
tang bagaimana ahtan-aliran Orientalisme Inggris dan Ptancis me-
nularkan warisan-warisan ilmiahnya dan teknik-teknik efektifnya
kepada rnazhab Amerika, dan bagaimana dogma-d ogmanya pada
gjlkannya tecetmin dalam penghargaan dan struktur pengajann
pemerintah dan perguruan tinggi di Amerika Sedkat sekarang
ini, juga dalam pelaksanaan pengambilan keputusan dan kebijakan
luar negeri Amerika Serikat.
Di sepanjang kaiianitu saya berusaha keras menunjukkan ba-
gumznaOrientalisme merupakan sebuah sistem eklektik yang me-
nyerap, tanpa tedalu rnengubah dirinya sendiri, pengaruh-penga-
ruh filsafat-filsafat "kuat" sepeti positivisme, Marxisme, Darwi-
nisme, psikoanalisis, Spenglerisme, dan lain sebagainya. Tujuan
polemis szya zdalah untuk menunjukkznbagatmzna Odentalisme
kini dan dulu adalah sebuah cara untuk bisa eksis di dunia, sebuah
cara untuk membuat peffrylta rr-perny^t^ n yang memiliki oto-
ritas, dan-yang terpenting-merupakan satu bentuk keberadaan
ideologis yang berdisiplin. Ini memungkink^n sayauntuk meng-
atasi masalah-masalah pengetahuan dan imajinasi, politik dan tu-
lisan, kemerdekaan dan penindasan dalam hubungannya dengan
dunia yang sudah maju dan yang sedang betkembang.
Betbagai hal ini dengan sangat gamblang mendefinisikan pro-
ses demistifikasi atau, Anda menyebutnya, demistifikasi. Saya me-
rasa diri saya sedang menulis dari sebuah posisi yang menarik.
Saya adalah orang Timur yang membalas nrlisan kalangan Orien-
talis, yang sudah lama mengingnkan kebungkaman kita. Saya juga
sedang menulis untuk mereka, katakanlah begitu, dengan cara
Pnnvur-a,q,N
-57
mempongkar sttuktur disipiin mereka, menunjukkan bias-bias me-
tafisik, kelembagaan, antiempids, dan ideologis mereka. Akhir-
ny\ s ya merasa diri saya sedang menulis urrtuk sesalna wmg
negat^ dan kolega-kolega saya tentang persoalan-persoalan yang
menjadi perhatian umuln.

Wawancara dalam Diacritics,


Come[
Universitas
Ithzca,NewYod., 1976
Dalam Bayang-Bayang Barat

Pada tabun 198/ dan I 982 saypernab terlibat daknpenbuatan sebuah


seialflm dokunenterlangterdii dari sEuluh bagian untukChannel4 di
Ingns. SEta menulis skenaio untukfln ketujub dalam seial itu,-1aitu '
In the Shadow of the lWest (Dakn Bayng-BalangBarat),langseca-
ra sinematis mengambarkan pokok babasan dalam Oientahsm dan
The Question of Palesane. Dianbilganbamla di sebuab lokasi di
l-ebanon Selatan, terutama di dua kamppengungsi Palestina,pada bulan

lanuai I 982,fln tersebut, ironisnla,justru menandai inuasi Israelpada


bulan Juni: baryak di antarapengungsi-pengungsilang kami wawancarai
dan kanif lm kan kembali me/adi pengungsi.
E.\(lS.

SEBAGA satu cara antuk nengangkat s/unlah persoalan, peftama-


tana kani ingin kembali ke awal tahun enarz puluban. Pada waktu itu
dua buku diterbitkan para penalis lang karyanla punlta habungan-
oleh

bubangan tertentu dengan karya Anda sendiri:1aitu \Wretched of the


Barth- n1a Fan o n dan Madness and Civilization kary a Fo ucau lt. Pada
waktu itu, kami telah nerrproduksi dua teks,langsatu dari Prancis, dan
yng lainnla dari salah satu koloni-kolonirya,Jang dengan cara-caraJ/ang

sangat kbas rzenghubungkan mekanisne-mekanisme peniadaan lang ber-

akar di dalan lembaga-lenbaga Eropa sejak Renaisans. Kekuatan-ke-


kuatan @a sajakahyngnungkin telah nelahirkan keselarasan di antara
teksieks ini?
Saya benar-benar tidak tahu banyak tentang situasi dan kon-
disi yang melahirkan buku karya Foucault itu, meskipun bisa saja
DAI-AM BAYANG-BAYANG BARAT 59
-
saya betspekuiasi tentang apa saia situasi dan kondisinya. Tetapi,
tampaknya teks katya Fanon-yang menurut pendapat saya me-
rupakan teks yang lebih signifikan di keduanya-muncul
^nt^r^
dari sebuah pergulatan politik yang sedang bedangsung, yaitu Re-
volusi Aljaza:r. Penting digarisbawahi bahwa buku Fanon adalah
hasil dari sebuah periuangan kolektf, tidak seperti halnya karya
Foucault, yang ber-evolusi dad sebuah tradisi yang berbeda, yaitu
radisi seofang ilmuwan-peneliti individual yang tetkenal katena
kecemetlang pengkajian nya, dat lain sebagainya. Tedepas
^nnya.,
dari asal usulnya yang berbeda, kedua buku itu jelas memiliki sifat
yang oposisional. Keduanya tidak hanya membahas tentang sis-
tem- sis eniadaan, melainkan j uga sistem-sistem pemeniataan.
tem p

Cira terkuat Fanon dalzm buku tersebut adalah citra kota besat
kolonial asli yang dikelilingi oleh lingkungan yang betsih,
casbah

ialan-ialan berpenerangan baik khas kota-kota kolonialis,


sebuah
kota kecil Eropa, yang dengan semena-mena dicangkokkan ke
dalam lingkungan sebuah mzsyankat pribumi. Dan yang telpen-
ting, motif ulnum dalam kedua buku tetsebut adalah bzh'wa zpa
pun yang dilakukan dengan cara kekerasan terhadap subiek dibe-
narkan flam nalat atawrasionalitas-yaitu peradaban. Tetapi,
^t^s
saya masih tetap berpikir bahwa penting untuk dicatat bahwa buku
Fanonlah yang lebih kuat katena buku itu berakar, katakanlah,
pada dialektika perjuangan.
Dan bakannla karena buku itu muncul dari sebuah praktik his-
toiograf teftentu?
Ya, tepat. Tetapi yang lebih penting, sesuatu yang zda dalam
kary a Fanon dan tidak ada p ada kary a-kary a a'wal Foucault adzlzh
citarasaakan komitmen yang aktif. Sepuluh tahun setelah terbitnya
Madness and Ciuiliqatioz, di Amstetdam pada tahun 1'972, Fou-
cault tedibat dalam sdbuah debat televisi dengan Noam Chomsky.
Sementara Chomsky b icara tentangcita-cita pembebasan dan pan-
dangan-pandangannya sendiri tentang keadilan, dan lain sebagai-
nya, Foucault justru mundur danpadahakikatnya mengakui bah-
wa dia tidak percaya pada kebenaran-kebenaran positi{ g g s n-
60 _ Eo'orraRD Sfl SArD

gg s^rr, xtat cita-cit^ pun. Dan ini tidak bedaku pada Fanon,
^pa.
yang komitmen-komitmennya terhadap perubahan yang revolu-
sioner, solidaritas dan pembebasan sangadah kuat dan menarik
bagi orang-or ng sepeni saya. Karya Foucault lebih merupakan
soal kecerdasan, keaslian, danketajamzn persepsi filosofis yang
luar biasa. Akan sayz katakrn juga bahwa kekuatan politik pada
karya Foucault belum b.Str jelas tedihat hingga lama kemudian,
yaitu setelah dia menghasilkan lebih banyak buku-The Order of
Things, misalnya-dan tidak pula sebelum karya dad beberapa
penulis Iunnya (sepettiJacques Donzelot) muncul. Karya Fangn
itu benar-benar meruprkankzrya terakhir dalam serial yang ditu-
lisnya sepanjang tahun lima puluhan, sedangkankatya Foucault
adalah p et mulaan dari rangkai an kary a-kary
^rry ^.
Sekarang narilah kita kenbali pada soal kekerasan, subjek, dan
peradaban. Dalam Orientalism, Anda memaparkan secara terpeinci
aliansi besar antara kecendekiaan perguruan tingi Barat dan prolek ko-
lo n i a li s, 1 a ng n e rup a kan ko n s ep - ko n s ep repre s e ntas i di da lam se bu a h kri ti k
tentangpengetahuanlang sudah n@an. Secara tPutfk, bagaimana Anda
n e n d ef n isi kan rep re s e n tasi d an e ko no n i p o li ti kryt a ?
yakin saya dzpat mendefinisikannya secata ekono-
Saya tidak
mi, atau dengan rapi dalam hal itu, tetapi yang jelas representasi,
atau lebih tep^tny^ tindakan merepresentasikan (dan dengan de-
mikian mereduksi) others, hampit selalu melibatkan keketasan ter-
tentu tetha dap subjekyang direpresentasikan , dzn juga sebuah kon-
tr s antarl kekerasanpada tindakan metepresentasikari sesuatu
dan eksterior yang tenang dalam representasi itu sendid, yaitu
citra-buk citra verbal, visual, maupun yang lainnyv-supjsrt rcv-
sebut. Entah Anda menyebutnyz citayang spektakulet, atzu crfta
yang eksotis, ataupun representasi ilmiah, selalu ada kontras pa-
radoksikal yang kelih dikenda)Jkan,
^nt^rapermukaan, ^t^nnyabisa
dan proses yang menghasilkannya, yang mau tidak mau melibat-
kan kekerasan, dekontekstualisasi, miniatutisasi, dan lain seba-
g tny4 hingga denlat tertentu. Tindakan atau proses merepre-
sentasikan sesuatu selalu berimplikasi kekuasaan, akumulasi, pe-
Dar-alr BaYaNc-BavaNc Banar 61
-
menjaraan, dan semacam pengasingan atau disorientasi tertentu
yang dilakukan oleh pihak yang mereptesentasikan. Sebagai con-
toh, kita bisa mengambil sebuah tulisan linguistik ilmiah, yaitu
karyaErnest Renan tentang bahasa-bahasa Semit yangadz di be-
nak Renan ketika dia memilah-milah bahan-bahan kaiiannyatdalah
kotak pamer di sebuah museum, dan ketika Anda memarnerkan
sesuatu, Anda merenggutnya keluar dad kehidup an nyatz dan
menghadirkannya ke hadapan audiens (dalam hal ini orang-orang
Eropa). Sebab, yang terpenting, representasi melibatkan konsum-
si: representasi-representasi disajikan untuk digunakan dalam eko-
nomi domestik sebuah masyarakat imperial. Dalam kasus Orien-
talisn, saya berbic ara tentangsuatu ekonomi yang dengannya ma-
nipulasi dan kekuas^ n koloni-koloni dapat dilanggengkan.
^tas
Sekarang yang jelas, adabanyakjenis representasi latnnya, tetapi
tepresentasi-reptesentasi yang dihasilkan oleh dan untuk sebuah
kebudayaan impedal yang dominan inilah yang justtu menarik
minat saya karena situasi dan kondisi kehiduparl s^y^ sendki, di
nnafi dulu saya adalah sasaran kekuasaan representasi-represen-
tasi semacamitu. Dulu saya dikirimke sekolah-sekolah kolonial-
oleh orangtu L say a, dengan sangat senang hati, tanpa paksaan zpa
pun-di m n , ketika saya bennjak rcmaia, s^ya iadi tahu ba-
nyak tentang sejatah Inggds, tetapi tidak tahu tentang
^p^-^p^
sejarah saya sendiri, sejznh Arab. Yang dtziatkat kepada saya
pada waktu itu adalah bahwa satu-satunya representasi yang di-
p benar adaLah representasi seiarah dan kebudayaan Ing-
^rLgg
grls yang saya yakini karcnapendidikan. Saya juga diajarkan untuk
menganggap diri saya sendiri sebagai seorang yang nilainya dalam
ekonomi benda jauh di bawah nilai orang-ot^trg Inggds, yang
memang memerintah dan berkuasa. Dan di luat konteks itu, mau
tidak mau saya jadtmemahami tepresentasi sebagai sebuah sistem
w^c n^yang melib atkanpilihan-pilihan politik dan kekuatan sert^
otoritas politik dalam satu atau lain bentuk.
Jadi, seperti lang telab Anda tunlukkan dalan tulisan Anda, ada
h ubunganlang bersfat langsung dan aktif antara dorttinasi-po litik, sosial-
62 EowaFD tJ[ SArD
-
e kono mi, dan ku ltural-dan sistem -sisten reprue n tasi: 1 ang sa ta m e labir-

kan / ne langengkan Jang lainnlta, dan de mi kian pu la seb aliknla. D alant


kerangka m em engaru hi peru bab an dalan sha ktur+ha ktur domin asi, Ea-
kah tujuan akhirrya adalah untuk mengubab representasi-repruentasi ataa-
kab untuk sistem-sistem itu seluruhnla sama sekali? Yang
mana pun tujuannla, @a1ang akan mencegah labir dan m@ann1a prak-
tik wacana lainyng sama-sama eksklusfrya?
Dalam hal tertentu, representasi-representasi adalah satu ben-
tuk ekonomi manusia, dan dipedukan dalam kehidupan berma-
syarakat dan, dalam pengertian terteritu, arrtatmasyltakat. Jadt,
saya kira tidak ada cara untuk melepaskan diri dari representasi-
representa5i-ka1sn2 representasi sama mendasarnya dengan ba-
hasa. Yirng harus kita hapusktn adailah sistem-sistem representasi
yang membau/a serta sernacam otoritas yang, menurut saya, telah
bersikap represif karcna otoritas itu tidak mengizinkan adanyz
atau tidak menciptakan ruang bagi dilakukannya intervensi-in-
tervensi oleh pihak-pihak yang dkepresentasikan. Ini adalah salah
satu dad masalah-masalah antropologis yang tak dapat dipecah-
kan, yang pada hakikatnya merupakan wlc n^ tentang reptesentasi
"Other" ltang secara epistemologis didefinisikan sebagai sesuatu lang luar
biasa inferior (entah itu dengan cara diberi cap primitif, atau terbe-
lakang, atau disebut Otherbegyru saja): seluruh ilmu pengetahuan
tentang uracana antropologis bergantung pada bungkamnya Otlter
ini. Alternaifnya (bisa iadi) adoJah sebuah sistem representasi yang
bersifat partisipatif, kolaboratif, dan nonkoersif, dan bukannya
dipaksakan: tetapi, Anda tahu, ini bukan hal yang sederhana. Kita
tidak punya akses langsung ke cara-cara untuk menghasilkan sis-
tem-sistem alternatif. Barangkali itu mungkin dilakukan melalui
bidang-bidang pengetahuan lainny^ yutrgtidak terlalu eksploitatif.
Tetapi, sebelumnya kita harus mengidentifikasi formasi-formasi
sosio-kultual-politis yang akan memungkinkan berkurangnya oto-
ritas dan meningkatnya partisipasi dalam menciptakan represen-
tasi-representasi, dan kita kemudian beranjak dari situ.
DALAM BAYANG-BAYANG Banar 63
-
Anda sudah pernah membahas masalah nembangun sistem-sistem al-

ternatf ini dalan hubungannla dengan nekanisne-nekanisne peniadaan

lang dilakukan olelt nedia-media Barat dalan Covering Islam. Apakah


nenurut Anda diirrplenentasikanrEa s/mis laringan e bktronik global bara

lang instan dan dEat nelahirkan dan menlebarkan berita-beita itu dapat
secara mendasar nengubah sisteru lang di dalanryta magtarakat Barat
nengonsumsi representasi-representasi tentang @a yng didefnisikan sebngni
j
non-Barat? Ataa ka h ke kuasaan se dang nenl adi au h le bi h terkonso lidasi?
Kalaupun ya, krisis ini menjadi semakin dalam, katena bebe-
rapz alasan Pertama, dengan kemajuan-kemaiuan dalam tansfer
citta atau gambat-gambar elektronik, te{adilah konsentrasi yang
jauh lebih besat dalam c t^-c r^ptoduksi di dalam apa yang di-
sebut sebagai masyankat-mzsyatakatmetropolitan yang dilakukan
oleh konglomerat-konglomerat transnasional besar. Dan kedua,
bahwa mzsyatakzt-masyarak at yang dependen-yaitu masyata-
kat-masyatakat pinggiran di Dunia Ketiga dan masyartkat-ma-
syankatyzng berada tepat di luar zon -zotr metopolitan pusat-
luat biasa bergantung pada sistem ini untuk mendapatkan infor-
masi tentang did mereka sendiri. Sekarang kita sedang berbicata
mengenai pengetahuan-tentang-diri-sendiri (self-knowledge), bu-
kan hanya pengetahuarr tentang masyxakat-masyatakat lain.
Jadi, sata-satunla kategori yng digunakan oleh naslarakat-nagta-
rakatlang "dependen' itu antuk tiba pada pmgetabaan tentang dii (nere ka)

sendiri inanen di dalan sistem itu?


Tepat! Imanen! Kategori-kategod itu berbahaya karena kate-
gori-kategori itu direpresentasikan sebagai aJami dan nyata dengan
car^y^ngjelas-jelas tak bisa dipertanyakan. Kita belum mengem-
bangkan c r^-car^ untuk mengkaji sebuah televisi ata:u firr.
^tln
bahkan sepotonggambar skenario, dan untuk mengkritisi kerang-
ka kerja di dalam rrratt citra itu dirsplsssrilasikan, sebab sebagai
realitas citra itu sudah baku, sudah dimediasi dengan begitu kuat-
nya,dznditedma secara nyaris tanp^sadar' Terakhit, dan mungkin
inilah yang paling penting, respons terhadap semakin besarnya
dominasi media ini, dan solusi-solusi yang ditawarkan oleh kaum
64 Eorwano tIfl Saro
-
sosialis dan negara-neg ta Dunia Ketiga untuk mengatasi situasi
ini, begituprimitif dan mentahnya sehingga semuanya tidakmam-
pu menjawzb tantangan itu. Misalnya saja, membatasi car*cara
produksi, intervensi dan sensor pemerintah, dan lain sebagainya,
justru lebih cenderung mempeduas, dan bukannya membatasi.
Hegemoni yang seharusnya diperangi dengan langkah-langkzh'tii.
Pada hakik^tnya, yang dikatakan oleh para pendukung Tatanan
Informasi Baru adilah bahwa Bant memungkinkan mereka me-
nguasai dan mengendalikan produksi berita mereka sendiri dan
masuknya karya-karyzBant ke dalam karya-karya mereka, atau
bahwa mereka hrnya tinggal mengundurkan diri dari sistem itu
dan menendang Barat. Lalu, akibatnya, apay^ngmereka tawarkan
kepada'warga rteg r^ meteka? Semacam kebodohan dan keter-
asingan parokial yanghanyamembuat mereka lebih, dan bukannya
kurang, rentan terhadap bujukan-bujukan dan ideologi konsumeds
teknologi yang sedang berkembang berikut asal usul metropoli-
tannyz.
Jadi, yng sedang kita kaji sekarang ini adalah kepuasan geopolitik

1 ang n a ki n m e ni ngkat, 1 ang di d as arkan p ada a kse s ke j ai ngan 1 ari nga n


se

data dan ke infonzasi ilruiah/ nknohgis?


Ya, tentu, dan ketetgantungan mudak semacam itu terhadap
database-database iti sehingga melahirkan sebuah kerangka berpi-
kir psikologls yang menyeluruh yang akan diturunkan dari gene-
rasi ke generasi.
Jaub sebelunnlta, Anda pernah menjelaskan dan jadi pahan bahwa
ruerzproduksi representasi-representasi selalu nelibatkan pilihan-pilihan po-
litiklangdibuat deni menjalankan dan nelangengkan kekuasaan. Dalam
bal ini, tidak ada lang netral dalam cara, nisalnla, infornasi sosiologis
diprograrz ke dalam suatu database.
Memang, tentu saja tidak pernzh *da yang netral dalam hal
ini: seluruh proses merepresentasikan pilihan dan pemilahan, eks-
klusi dan inklusi, dan hal-hal yang sangat canggih semacam itu.
Tetapi, yang benar-benar tak menyenangkan tentang monopolisasi
produksi informasi ini bukanlah masalah akses ke informasi itu
DAIAM BAYANc-BavaNc Bannr 65
-
sendiri, melainkan akses ke car^-c ra nengkritisiinformasi. Dengan
kata lain, ada.kah yang bisa kita lakukan di luat sistem ini yang
memungkinkan kita mempetlakukannya lebih sebagai sebuah
proses produktid ketimbang proses alamiah? Melalui alat zpa?
Mitos tentang koherensi dan inevitabilitas selutuh proses itu me-
nyampingkan pertimb anguflapa pun tentang kehatusan untuk me-
masuki sumbernya. Tampaknya, ttdak ada pilihan atat aJtetnaif-
alternatif lain, dan aL<tbatnya., pedawanan menjadi semakin dan
semakin sulit dan semakin meniadi tanggung izwab intelektual-
intelektual metopolitan.
Perlawanan dalan bentuk aktiuitas kritis?
Saya kira begitu. Itu harus: secara potensial Anda hanya bisa
melakukan peke{aan sefi)acam itu dalam konteks sebuah tempat
sepetti New York di mana cita-cita dan tepresentasi-tepresentasi
ini dihidupkan, ada, dan terkonsenffasi. Saya tidak melihat adanya
caralain, dan tentunya saya kita kita tidak bisa mengandalkan pa-
da ke{a-kerja oposisionil yzng keras dan kaku-entah itu peme-
rintah-pemerintah Barat, Dunia Ketiga, Sosialis, y^nglainnya.
^t^D
Menarikny a, pengalamafl sayldalam sebuah konvensi Komite
Anti-Diskriminasi Arab-Amerika di \Tashington dalam hal tet-
tentu menggambarkan betapa kompleksnya masalah itu, karena
konvensi itu menunjukkan dengan sangat gamblang bagatrnzna
orang-orang beroperasi di dalam cara sistem media memandang
persoalan itu. Konferensi itu digelar khusus untuk memetangi pen-
steteotipan terhadap orang-orang Atab di media, yaitu sebagai
kelompok suku atau bangs a terakhir y ang dap at direpte s entasikan
dalam bentuk karikatur t^np^ mendapatkan hukum^fl
^p^-^pa.
Pada waktu itu Ted Koppel diundang dalam "dialog" dengan
saya tentang masalah-masalah representasi di media. Sekarang,
Koppel zdalah seorang lakilaki yang sangat cerdas, dia mengelola
Nightline yang sudah berusaha bersikap adil, dan sebagainya. Tapi
kenyataannya, Koppel zdalah seorang makhluk ciptaan media,
dan juga seorang bintang. Dia seorang pesohot, ytngardnyabag1
dia representasi sebagai sebuah masalah filosofis tidak bisa, bahkan
66-EowaRDWSArD

tidak boleh masuk ke dalam pembahasan. Justru, yang diambil


sebagai isu sentral, sekaligus solusinya adalah dengan lebih banyak
muncul di media. Dengan katalatn, dia memandang kami sebagai
tamu-tamu, cerita-ceritz dan isu-isu potensial yang akan dimun-
culkan dalam pertunjukannya; sedangkan bagi kami, dalam konteks
ini, seolah-olah kami sedang memi rltanyauntuk membiatkan kami
masuk ke dalam sistem itu dengan memberi kami waktu t^y^ng,
keterpaparan, dznlain sebagainya. Dan t^ngg p^nKoppel adalah
bahwa, karena dia sudah mempethatikan kami, kami sudalt masuk,
reportasenya sudah berimbang, dan seterusnya. Jadi, masalah fuu-
sialnya-y aiat bagairnana kami ditepresentasikan-diganti dengan
masalah yangpada hakikatnya bersifat teknis dan komersial ten-
tang siapa yang sedang mengudara dan berapa lama. Di satu sisi,
Koppel ingin tampil independen; tetapi di sisi lain, dia adalah
bagian dari sebuah sistem, ABC, yang merupakan bagan dari
sebuah sistem yang lebih besat lagi, yaitu organisasi jatrngan.Dan
anehnya, di sisi lainnya lagi, dia juga mewakili kepentingan-ke-
pentingan pemerintah. Semua junalis ini, khusus ny^ y^rrgbetada
di tingkat nasional-Brokaw, Jennings, Koppel, Rather-tidak
hanyamemberi lita berita, tetapi juga @iasanyasecara- tidak sadar)
merepresentasikan y^ng sedang terjadi dari sudut pandang
^p^
kepentingan-kepentingan Amerika Serikat. Pan iutnalts mengin-
ternalisasi norma-norma pemerintah hingga ke tingkat yang sangat
mengerikan. Andaikan masalahnya s oal penyensota n> atav bahkan
penyensoran dfui, hal itu bisa dikenali dan ditangani; tetapi, yang
kita hadapi di sini adaf,ah sebuah proses inkorpotasi dan introleksi
(menularkan sikap ata:u glg s^n ke dalam kepribadian seseorang
t^np^ disadari-pent.) via sebuah ideologi inklusi yang efisien, se-
hingga segala sesuatu dapat dan memang ditentukan, dibingkai,
dan dibentuk dengan demikian, media berita bisa menyenp segala
hal, dan memasukkan sudut pandang apa pun. Misalnya, dalam
sebuah diskusi radio dengan sejumlah o:m;ngdi media NBC, saya
dttanyatentang pendapat saya mengenai peliputan terhadap krisis
yang terjadi di Lebanon selama beberapa bulan terakhir. Tentu
DAI.AM BAYANG-BAYANG BARAT 67
-
saia, sayamengangkat fakta bahwa mereka sama sekali belum me-
nangani aspek-aspek politik dari situasi itu, tetapi iustru betkon-
sentrasi pada kehadiran pasukan Marinir di dekat bandara Beirut,
yang biar bagaimanapun, tak lain hznya. sebuah sudut kecil dalam
krisis Lebanon. Kemudian, saya diberi tahu: "Kami telah mela-
kukan sebuah operasi khusus pzda tanggal 4 Januzn, dan meng-
identifikasi kaum Dar:azy (sebuah sekte agam^ y^ng berasal dari
kelompok Muslim dan berpusat di Pegunungan Lebanon dan
Syria-pent.), otang-orang Syiah, dan semua pihak yang tedibat.
Dengan katalatr, mereka bisa mengatakan dengan pembenaran
yang sangat literal bahwa meteka sudah neliput segaia sesuatunya.
Pada kenyata nnyl, yang terjadt adalah, sepeti dikatakan oleh
'Raymond
Williams, sebuah proses penentuan batas-batas dan
pembedakuan tekanan-tekanan sehingga fokusnya pada akhirnya
menjadi: dilakukan oleh anak buzh kani dtl-eba-
^p^yangsedang
non. Semua hal lainnya lenyap begitu saia, ketika laporan yang
disampaikan setiap malamnya hanya berkisat tentang 250 onng
Marinir terbunuh, zta:u 2.000 ora;ng Marinir berada di bandata,
dan seterusnya.
Dengan nenltorvti poin-poinyng lebih ernoional dakrz sebuah laporan
atau nrita, akan tartpak bahwa parajurnalis sebenamla nngah rnelakakan
uPaJaJang terpadu dan intensf untak nengabarkan aspek-aspek lainn1a.
Tetapi, toh,l<tsah-l<tsah itu tidak selalu emosional; ceita-centa
iu ntery'adi emosional karena fakta bahwa pxa. iwnahs berfokus
kepadanya. Kisah-kisah itu padz dasarnya dan dengan senditinya
tidak emosional, dan dapat dipedakukltt s m^ netralnya dengan
hal-hal lunnya. Kalau Anda melihat pasukan Marinir berada di
bandar.a di televisi Prancis atau Inggtis, meteka tob tetap hanya
Marinir yang sedang berada dibandan.
ntuPi, para pembura beita itu tahu babwa zrang-orang Anteika
akan nengidentifkasi diri nereka dengan pasakan-pasukan mereka. Jadi,

akan tanpak babua berkonsentrasi pada aspek-aspek peristiwa teftentu


n erepresentasi kan se b uah upala 1 ang le bih progranatis dalan rn en b ung-
kan fakta-fakta.
68 Eowano'J( Saro
-
Saya kira itu bukan progr^m^tis, tetapi meflurut sayaiat zdz-
lah soal norma-norma yar'g sudah terinternalisasikan. Para war
tawan berasamsi bahwa kepentingan orang-orang Amerika tentu
saja akzn menjadi nasib orang-oraflg Amedka lainnya. Ada dua
hal yang harus dinyatakan di sini. Pertama, tak satu pun dad para
\lurt^w^nAmerika ini, sebagai w^rg neg r1pernah terlibat dalam
sebuah proses invasi perang yang berkepanjangan, tidak seperti
halnya seorang warg Asia atau Eropa, misalnya. Bagi mereka,
perang adalah sesuatu yang hatus dikunjungi-sudut pandangnya
sudah terpatri dalam proses ini. Segala sesuatunya dipandang.dad
petspektif \Washington dan New York, iug .Kedua, proses itu
melibatkan fragmentasi: tak ada hzl yang diamati Iarna-larna, tak
ada kenangan kolektif yang diangkat, dznhanya sedikit yang tersisa
dari hari ke hari. Takadalztarbelakzng, melainkanhanya sebuah
latat depan yang bergerak. Tak ada akumulasi sejarah dalam siaran-
siaran malam rn pun, kecuali ketika meteka berhadapan de-
tra
ngan isu-isu domestik. Tetapi, kalau sudah menyangkut bagian-
bag1zn dunia Iasnnya,mereka hanya sekadar memberi Anda: "Ka-
mi berada di sana kemarin, kami akan kembali ke sana besok,
dan Anda tak petlu khawatit tentaflg y^ng terjadi antatake-
^p^
marin dan sekarang katena kami akan mengabatkannya kepada
Anda dalam sebuah t^y^rrg n pendek berdurasi tiga puluh menit
besok, seandainya krisis ini betlanjut." Anehnya, seluuh proses
itu bersifat antinonian: luar biasa pdmitif dalam asumsi-asumsinya,
tetapi sekaligus luar biasa canggih dari sudut pandang teknis. Un-
tuk mengabarkan berita-bedta kepada Anda tentu dibutuhkan
transmisi satelit, pengeluaran untuk sebuah bto di luar sana, dan
sebagainya. Itu bukan proses yang sederhana, tetapi konsepnya
primitif sederhana, dan abadi dengan senditinya. Dan, seperti
yang sudah sayakatakan, segi paling mencolok dari seluruh operasi
ini, menurut pendapat s ya, adalah bahwa setiap reporter berita
berpikir dirinya adalah seorang sekretaris neg ra. Meteka langsung
bertanya: "Apa saja kepentingan Amerika Serikat yang tedibat di
s^fl ?" Dari sudut pandang profesional, mereka betada di sana
DAr-Alr BAYANG-BAYANG BARAT 69
-
tidak untuk melaporkan tentang hal ihwal kepentingan-kepenting-
an Amerika Serikat, melainkan melaporkan sebuah kisah berita
(tentang sesuatu yang terjadi) di dalam sebuah rnasyxakatlain, di
negara lain, bukan kepentingan-kepentingan Amerika Serikat di
neg ra atav m^syatakat itu. Itr:lah ideologi eksplisitnya. Namun,
yang paling sering te{adi, kepentingan orang-or^ng pihak-
^t^u
pihak yang tedibat tidak pernah diakui, melainkan, sepeti yang
Anda katakan, selalu dibungkam, diasumsikan ada' di dalam
^t^u
kisah yang betsangkutan. Jadi, seperti yang Anda ketzhti, kani
kehilangan lrzn, kani kehilangan Nikaragua, karzikehilzngan Le-
banon, dan sebagainya.
Sebaah artikel terbaru tentanglsrael di nEalah New York Times
(tangal 25 Maret 1954) menunjukkan bahwa konuensi reportan sudut
pandang kepentingan-kepentingan karni sendiri itujaga berlaku dalan per-
lakuan nedia terhad@ Israel. Judul artikel itu berbanlti: 'Israel setelab
laf4n67x"-sspertijuga 'Anerika Serikat setelah Vietnam". Dalan ke-
dua kasus tersebut,penekanannla diterpatkanpada trauna noral kanif
kami/Israel antuk nenbangun kenbali, dengan sepenuhnla
Israel, potensi

nengabaikan fakta babaa Israel dan Amerika Serikat-lah yng nenjadi


pihak agresnr, pihak penJerang, dan lang nengingkari eksistensi pihak
lang ruenjadi korban. Peliputan semacam itu menginplikasikan sebuah

kerziripan dan enpati di antara dua negara lang bery'alan dengan sangat

baik di laar (setidakn-ya) perlakuan npan biasalang diterina oleh negara-


negara klien Anerika Serikat-El Saluador, nisalnla.
Total, sebuah identifikasi yang cukup total. Moshe Atens ada-
lah contoh yang sempurna: dia seorang insinyur Amerika. Dzlam
artikel yang sama, penulisnya melaporkan bahwa Kongtes mela-
kukan pemungutan suara mendukung Arens untuk mendapatkan
US$ 200 jltta 1ry7 untuk membeli senjata, karcna dalam sebuah
pembicaraan telepon pribadi dengan Arens pada pukul tiga dini
hari, George Shultz memabami emosi-emosi Moshe berkenaan de-
ngan keamanan tedtorial. Identifikasi dengan Israel beropetasi di
banyak tingkatan, dan semakin lama semakin ielas saja bahwa ini
(Israel dan Amerika Serikat) adalth dua masyankatyang, dalam
70 Eowano'0( Saro
-
pengertian tertentu, secara total sudah menghapuskan sejarah me-
reka sendiri. Dalam permainan wacaflz- masyatakat Amerika de-
wasa ini, terdapat ruang yang sangat kecil bagi penduduk asli Ame-
rika, yaitu suku-bangsa Indian, dan di Israel, bagi otang-orang
Palestina-tempat mereka bukan di sana.
Orang bisa s@a menunjukpada habungan-hubungan militer dan politik
Israel dengan negara-negara seperti Afrika Selatan dan Argenlina, Jang,
sepefti haln1aArzerika Serikat, neniliki pengalaman-pengalanan for-
natif abad kesenbilan belas lang rtelibatkan pemasungan hak asasi dan
pembersihan terhadE nagtarakat penduduk asli; lang sebagian didorong
o le b p an d angan te n tang b o n oge n i s as i m ay ara ka t.
Flomogenisasi, ya, tetapi juga marginalisasi terus-menerus ter-
hadap penduduk asli, yang menjadi bukan siapa-siapa di lanskap-
nya sendiri. Lihat garnbar- gambar yang diambil dari film- {tlm Zio -
nis tahun tiga puluhan: tanah datzrztrnya selalu dipedihatkzn da-
lam keadaan kosong. Sejauh ada orang Arab yang h2dit, mereka
hanya dipertunjukkan sebagai unta-unta dan pa:-a peniaga yang
dilaya\ untuk memberikan se-
sesekali berlalan sekilas melintas
macam warrra lokal yang eksotis: Int. bukan sebuah datann di
Ukraina, ini adalah Timut yang eksotis. Seekor unta dan seotang
Arab Badui melintas sekil25-5ssuatu yang oleh Barthes disebut
"efek dariyangtryata": ini sudah muncul, itu saja cukup. Tetapi,
selebihnya lanskap iru kosong. Dan gagas y^rrg sama pun bet-
^n
kembang di Amerika: semangat perintis, merambah hutan belan-
tata, melenyapkan masyarakat lain dan :-aslyzrtgkuat untuk terus-
menerus berusaha, bahwa betusaha itu memang bagus, khususnya
katena Alkitab mengatakan demikian. Tak masalah kalaupun usaha
itu betatti membunuhi orang-orang, mengebom tumah-rumah
dan apartemen, mengosongkan desa-desa. Tetapi, ini adalah usaha
jenis tertentu, yaitu jenis usaha yang diasosiasikan dengan sebuah
masyarakat pemukim baru. Dan betsamaan dengan itu berkem-
bang pulalah kebencian dan permusuhan yang luar biasa terhadap
mzsyarakat-masyarakat tradision al, yang diposisikan sebagai ke-
lompok yang tetbelakang, pdmitif, reaksioner, dan lain sebagai-
DAI-AM BAYANc-BaYaNc Banar 71
-
nya: Islam, misalnya.
Jadi, proses pelenlapan ini pada dasarnla merupakan serangkaian
nasalab teknis.
Tepat!: di satu tingkat, serangkaian masalah teknis, dan ini
diserap ke dalam media. Saya kka unik di dalam sejarah, bagu-
m fi kasus sebuah masyankat seperti Israel ini diangkat,kata-
kanlah, ke dalam layar politik dan intelektual Amerika oleh se-
b:uah apanrus yang luat biasa besat untuk menutup-nutupi reali-
tas. Orang pasti akan luar biasa ketakutan hingga tak bisa digam-
barkan, seandainya meteka taht apa yang tetladt di I.srael dan di
wilayah-wilayah pendudukan-Chomsky membicarakan hal ini
dalam buku terbaruriya, The Fateful Triangle. Tetapi, hal itu dising-
kkkan sec r^ sistematis, dan ketika orang-orang Amerika benar-
benar melihatnya, sepetti yang teqadt pada musim panas tahun
7982, dengan terjadtnyainvasi ke Beirut dan pembantaian massal
di kamp-kamp Sabta-Shatila, maka tidak beraptlamt kemudian
semua itu tedupakan begitu saja karcna untuk soal-soal seperti
itu orang tidak punya banyak tempat untuk mengadu. Dan selalu
saja, puji-pujian dilagukan untuk superioritas moral, kebesaran,
demokrasi, dan peradaban bangsa Israel.
Salah satu yang mengecewakan saya dalam kaiian-kajian dan
ulasan-ulasan tentang Orientalisn adalah bahwa banyak di antarz
ulasan-ulasan yang diterbitkan oleh jumal-furnal Yahudi atauZiotis
melewatkan poin yang coba saya tegaskan: bahwa anti-Semitisme
Eropa memiliki akaryangsama dengan Orientalisme. Ernest Re-
nan, misalnya,luat biasa anti-Semit dan anti-Muslim, dan pan-
dangan-pandangannya tentang keduanya pada hakik^tnyl sama,
yaitu bahwa bangsa-bangsa Semit, entah Muslim atau Yahudi, bu-
kan orang Kristen dan bukan pula orang Eropa, oleh sebab itu
harus diserang dan dikucilkan. Yang kemudian terjadi adalah bah-
wa kaum Zions memanfzztkan pandangan kaum Oienta\s ais-i-
uis bangsa Palestina; dengan kata latn, bangsa Palestina menjadi
korban bagi Orientalis Israel, persis seperti halnya kaum Muslim
dan yang Iunnya telah menjadi korban kaum Orientalis kolonial
72-EowrRDw SArD

atau imperial. Dani Rubenstein, seorang wartawarr Ismel, meng-


akui hal ini dalam sebuah atikel terakhir di mana dia membicata-
kan tentang pengaruh Orientalisme terhadap pemedntahan Tepi
Barat di sana, semua adminisuatur kolonial dulunya adeJah Orien-
talis, yaitu sarjana-szriana Islam yang dididik di Jurusan Kajian
Islam di Univetsitas Yahudi. Menachem Milson, mantan gubernur
sipil Tepi Barat, menuLis sebuah buku tentang kesusastraan Arab,
misalnya.
Anda nenlebut-nlebut tentang hubungan inti-pinggiran. Apakah Anda
nelihat oposisi ini nngah rzelakukan sebuah transforrnasi, nisaln1a, d-akn
fakta bahwa kota-kota besar utana di Barat menanpung senakin bangak
penduduk non-Barat, sesaatu lang oleh Paul Virilio disebut "infra-arba'
n is n e ", s e h i ngga j an tu ng d ari ap a 1 a ng rz e nj a di i n ti -i np ria /n1t a n e n ari k
e

e le n e n - e le rn e n p ingi ra n ke da la m n1 a ? Ap a ka h b e n ar- b e n ar m ungki n b a h wa


arus penduduk,lang disebabkan oleh teras berlangsungnla relokasi proses-
prons produksi global ini dEat nengubah rasa honogenitas kolektf, dan
rasa akan perbedaan di antara zrang-zrangBarat?
Menutut sejarah, belum pernah ada kasus semacam itu. Bah-
kan, saya kira yang teriadi, seperti misalnya di Inggds, adaiah se-
buah intensifikasi petasaan rasialis yang sangat kuat, dan juga ge-
rakan-gerzkan balas dendam-ingat kerusuhan-kerusuhan di
Brixton. Fenomena keberhasilan seorang penulis seperti V.S. Nai-
paul berkaitan sangat erat dengan masalah di mana bangsa penjajah
dengan tiba-tiba mendatangi masyatakatinti dan mengancam akan
mengganggunya dengan tuntutan-tuntutan yang tidak masuk akal.
Dan, yang terpenting, kebencian orang-orang sepeti Naipaul-
dan di sini kita kembali ke soal representasi-adalah cara dirn tt
"orzrrg-orang kulit berwarna" ini, begitu mereka disebut, diang-
gap tahu bagumanamenggunakan media untuk menarik perhatian
orang terhadap masalah-masalah. yang mereka hadapi. Inrlah tema
abzdinya,bahwa semua gerakan pedawanan penduduk asli, entah
itu gerakan-getakan urban kulit hitam di Amerika maupun di Lon-
don, atau di Dunia Ketiga tidak pernah memiliki akar raison d'6tre-
nya daiam perasaan akan ketidakadilan yang kuat yang mereka
74 Eowano \Yl Saro
-
gainya,plus kami harus menghadapi masalah keamanan nasional.
Itnlah masalah-masalahnya. Dengan katalun,Iayanan-Iayanan tek-
nis di satu sisi, dan keamanan nasional-yang sesungguhnya ber-
arti tetap berada di puncak kekuasaan--di sisi lain. Energi nasio-
nalis sudah habis; sesuatu harus ditemukan untuk menggantikan-
nya: makakalian pun menciptakan musuh-musuh luar. Setiap satu
diantan negara-negara Arzb, dan banyak diantrafleg r^-flegar^
Afrika dan TimurJauh, dengan demikian bergantung padatentan-
tent^r^penjaga ala Romauri dulu. Ada pandangan tentang musuh
luar terhad^p muna orang harus mempertahankan diri, imperia-
lisme, dan dengan demikian semua slogan lama tentang nasional-
Di s^ ty^Lg sama, tetjadi lompatan tek-
isme pun jadi langgeng.
noktatik ke depan-^t^) npery^-rtpary^ semacam itu-yang di-
dasarkan pada model modernisasi yang diinternalisasi secara tidak
kdtis. Karenanya, dalam konteks semacamitu, segala sesuatu cen-
derung rusak dan kehilangan kontrol terus-menerus dan, selain
itu, panggung revolusi dan pemberontakan masih punya sedikit
kehidupan di dalamnya-Anda melihatnya di Tunisia, Mesit,
Amerika Lattn,atau muncul sekilas-sekilas di satu ztatla;rnnegarl.
Di El Salvador, Anda mencoba melakukan pemilihan umum dan
kotak-kotak suaranya pun dicuri. Ju&, di luar campuran antlr^
teknokrasi dan keamanan nasionalyangtidak stabil ini, Anda pu-
nya sebuah nostalgra yang betkembang demi kolonialisme atau
agama-sudah kuno, tetapi sebagian orang menginginkannya
kembali. Sadat adalzh satu contoh besar dalam hal ini: dia mengusir
orang-orang Rusia, dan segala hal lainnya yang merepresentasikan
Abdel Nasset, nasionalisme yarrg sedang berkembang, dan seba-
guny a-dan b erkata, "B tarkan o rang- o r ne Amerika datang." La-
lu Anda menghadapi sebuah periode baru yang dalam bahasa
Arab disebut inftah-4engan kata lain, dibukanya negat itu bagi
sebuah imperialisme baru: manajemen teknokratis, bukan pro-
duksi melainkan jasa-jasa-pariwisata, hotel, perbankan, dan lain-
lain. Di situlah kita sekarang ini. Dan Naipaul muncul dari feno-
mena itu.
DAL\M BAYANc-BaYaNc Banar 75
-
S ekarang to ko h 1 ang signtf kan s e karang ini, da lan pengertian b agai-

mana identitasnjta telah dibuat-buat oleh pers Barat, adalah Kaddaf (AIu

ammar Kaddaf, Pruiden LiUo). Tanpakrrya, alasan utama nengapa


diiryalang sudab dengan senena-nenan1a didistorsi dan di-
citra tentang
pertanlukkan itu adalah bahwa dia adalah seorang peninpin lang inde-
penden, senrangJang tidak bisa dibeli atau diseret ke dalam pemng dingin

ataupun p ery' anjian tri lateral te n tang p e la ks anaan gh b al.

Tak banyak hanpanbahwa dia bisa dibeli (tentu saia, dia sen-
dlri toh sudah sangat kaya). Di dalam semua retotika tentang te-
rorisme, pembunuh-pembunuh bayann Llbyz, dan lain sebagai-
nya, kebanyakan tidak ada hubungannya dengan Kaddafi, me-
lainkan kembali ke Dostoyevski dan Conrad, yang memb^y^rrg-
kan seluruh pandangan tentang terorisme untuk terorisme itu sen-
diri dan terotisme sebagai sebuah aktivitas estetis, bukan sebagai
sebuah urusarr politik. Tetapi, yang dipahami dengan butuk ten-
tang Kaddzfi dalarn seluruh kegilaanny^y^nggamblang itu ada-
lah bahwa dia merepresentasikan ambang sebuah fase ketiga. De-
ngankatz lain, petama Anda punya nasionalisme dan nativisme,
dan kemudian Anda punya teknokrasi; selanjutnya sistem itu ter-
belah pada titik ini menjadi; di satu sisi, kerinduan akan kolonia-
[5n1s-"d2tang dan tolonglah [2s1i"-d2n, di sisi lain, kebang-
kitan agam2-Khsrnsini, Kaddafi. Dengan kata lain, orang-orang
yang berkata, "Llhat, percayzkan nasibmu pada orang-orang
Amerika atau Rusia, dan lain-lain," sekarang terpaksa mengakui
bahwa bergantung pada kekuasaan-keku^s^ tr dan kekuatan-ke-
kuatan luat adaiah sebuah kesalahan yang sarrgat mengerikan: rak-
yat kami sama miskinnya dengan waktu-waktu sebelumnya, kami
tetap sajz berutang kepada IMF atau Amerika Serikat. Jadi, satu-
satunya jawaban zdalah Islam. Dan inrlah Kaddafi, dan dengan
sendiri, dia benar-benar menakutkan. Karena jika Anda melang-
lang ke dunia Arab dan dunia Islam pada umumnya, ada cita rasa
asli yang populet tentang "Islam" y^ngrr'eng flcam setiap Natio-
nal Security State Q'{SS). Ironi NSS, setidaknya di dunia Arab,
adzlahbahwa tiap-tiap neg^r itu telah benat-benat gagal: tak satu
76 Eowapo'$( Sarn
-
pun yang mampu melindungi perbatasanny^, keamanan
^p^I^gl
neg^ranya,.Iran, di bawah Shah, dulu adalah sebuah NSS, dan jelas
merupakan sebuah rczknklien Amerika. Rezim- rczim Arab,ham-
pir sem-uanya,telzh diserang oleh Islam, diinvasi, tanah-tanah me-
reka diduduki: Jadi, Islam adalah jzwzbznnya. Yang hilang di dalam
semua ini adalah alternzttf sekuler.
NSS uersus ss/<n6rtv6i-itli adalab konflik bagi belaban-belahan
Dunia Ketiga dewasa ini. Apa saja alternatifnla, model-model @a saja
yngnungkin dibangun?
Kembali ke Fanon, yangAnda dapati adalahpemberontakan,
dan tidak ada sesuatu yang bisa Anda sebut sebagai sebuah dimensi
utopian, katena etik kekerasan benar-benar menghalzng1 refleksi
kritis yang sesungguhnya. Idealrya, y^ng Anda inginkan adilah
hubungan Fanon dan Adorno, dan itu benar-benar tidak
^flt^r^
ada. Dengan kata lain, aktivisme, nasionalisme, revolusi, dan pem-
berontakan di satu pihak, dan di pihak lain, refleksi teoretis yang
eksesif dan spekulasi dari jenis yang orang asosiasikan dengan
mazhab Ftankfurt-yang pada akhitnya menjadi sikap pasrah,
kata Anda. Dan bagi Dunia Ketiga, kelompok yang disebut per-
tzma tadr-yaitu nasionalisme, dan lainlain-menjadi NSS. Be-
gitulah, kita membutuhkan sebuah dimensi lain yang justru meli-
batkan pemikiran tentaflg masa depan dengan c rl-c rtyang tidak
hanya bersifat reaktif atau memberontak.
S e b u a h p ro s e s kri ti s1 a ng a ka n h aru s n e li b atkan dip ap arka n nJ a m as a

depan-nasa depan alternatif.


Tepat. Intinya adalzlr. bahwa saya tidak bermaksud menerap-
kan utopia-utopia atau utopianisme. Chomsky membicarakannya
dengan mengacu pada pand^ng n C.S. Pierce tentang abduksi, se-
buah fotmulasi hipotesis-hipotesis yang didastrkan padz faktz-
fakta yang sudah diketahui. Anda membayangkafl sesuatu, ma-
sukkan sebanyak yang Anda bisa dari yang ada, dan di luar yang
zdz, dan yang selaras dengan yzng ada-sekalipun mungkin pe-
mahaman kita tentang fa.kta-fakta yang kita ketahui tidak sem-
purna-Anda abduksi dainya sebuah calon hipotesis yang mung-
DAIAM BAYANG-BAYANG BARAT 77
-
kin. Dan proses itu, dimensi itu, tidak ada dalam situasi sekarang.
Saya kira proses itu mulai betkembang dalam karya kritis tentang
y^ng dilakukan dalam hubungannya dengan representasi dan
^p^
imperialism e pada. khususnya.
Dalam beberapa hal Orientalisn adalah sebuah buku yang ne-
gatif, tetapi pzda akhirnya saya benar-benar berusaha membica-
rakan sebuah pandangan yang nonkoersif, nonmanipulatif ten-
tang masyankat. Anda juga mendapati alternatif ini diupayakan
dalam kajian-kajian feminis, di mana masalah-masalahnya ditam-
pilkan dengan sangat serius. Jadt, zpa saia czra-car^.y^ng dzpat
digunakan untuk membayangkan sebuah hipotesis berdasarkan
pada pemahaman-pemahaman tettentu, di mana Anda menger-
jakan katya yang mendekonstruksi dan mendemistifikasi, tetapi
pzda saatyang sama membayangkan sebuah anhyang bukan ha-
nya sekadar betsifat menggabungkan, melainkan sesuatu yang ber-
urusan dengan masa depan dengan cx yang benar-benat altet-
natif? Secara urnum, ini bukanlah jenis katya kdtis yang sedang
diketjakan orang, dan di Dunia Ketiga hal ini tidak mungkin ber-
kembang jauh katena ini tidak bisa dilakukan oleh satu orang me-
lainkan harus dilakukan melalui sebuah upay^ kolektif. Inrlah inti
masalahnya. Jadr, kembali ke Foucault, dia benar-benar tertarik
mengerjakznkarya tentang dkinya sendiri, tetapi, menurut saya,
masa depan zda dalam kuty^ kolektif.
ApakahAnda nelihat adanla serangkaian situasi dan kondisi-kondisi
di nana bisa ada identifkasi konkret @a pun di antara sektor-sektor
tertentu di Amerika Seikat dan @a1ang telah Anda danlang lainnla
gambarkan sebagai gerakan-gerakan anti-Senit? Apa kiranlalang akan
rnenjadi landasan ulilum identifkasi itu?
itu haruslah berupa sebuah
Saya sangat yakin bahwa landasan
kritik terhadap dominasi, atau terhadap imperialisme sebagai do-
minasi.
Tet@| kritik ini jelas akan mengambil sata bentuklang sangat ber-
beda dailangpernah ada di tahun enan puluhan?
Tentu saja. Tahun enam puluhan betsifat antusiastik, utopia.
78-EowanoWSArD

Tahun-tahun itu merupakan tahun-tahun pemulihan dan tahun-


tahun di mana orang kembali ke jenis-jenis tertentu, bisa kita bi-
lang dari pengalaman-pengalam^n y^rLg primitif dan langsung.
Maksud sayz tdalzhsesuatu yang lebih teflekti f, yang akanmeliputi
kritik terhadap imperialisme dalam bentuk-bentuk kulturalnya,
bukan hanya sekadar sebagai ekonomi kapitalis.

Wawancaradengan
Jonathan Crary dan Phil Mariani,
IYedge, NewYork, 1985
\Tilayah-tVilayah
yang Bertuinpang Tindih:
Dunia, Teks, dan Kritikus

SUATU ketika Anda pernah dininta nembandingkan Foucaalt dengan


Fan o n, di n a n a ke d u a n1t a n e nge kE /o ra s i p o li ti k kw ltu ra I p en i a da an, p e ng-

asingan dandominasi,yitu hal-hal-y*g selalu menjadi perhatian Anda.


Dalart menbahas tentangMadness and Civilizztton dan The \X/ret-
ched of the Earth, Anda mem@arkan kekuatan dan arti pentinglang
lebih besarlang diniliki oleh teks Fanon dengan alasanlang dinuncul-
kannla dari perjuangan kokktif reuolusi Afaryir, berlawanan dengan
i n te rue n s i Fo u cau lt 1t ang b ri li an d a n b e rs fa t m e n b ero n ta k, 1 ang, rn u kip u n
dentikian, bersfat indiaidual dan tetap tingal di dalan tradisi akadernis.
Mungkin Anda dapat mengonentari dialog dalam karya Anda antara
konstp tentangdistansi kritis danpolitik komitnen serta solidaritas kultural
yng begitu Anda kaguni dalan Fanon?
Sayaakznmulai dengan mengatakan lebih banyak hal lagi ten-
tang Foucault dan Fanon. Salah satu dari hal-hal yang menandai
perbedaan dt antxa mereka adalah bahwa jalur Foucault sebagai
seorang cendekiawan danpeneliti ditandai oleh minatnya tethadap
tempat-temp y^ng memiliki intensitas politik-tempat-tempat
^t
pengungsian, tumah sakit, penjara, perguruan tinggi, ketentaraan,
dan lain sebagainya-berangkat dzi' apaylrrgt^rrrp^k seperti ke-
cendekiawanan embetontak ke s emacam kecendekiaw
p y ang
^fl^fl
menantang masalah kekuasaan dari posisi seseorang y^ngperc ya
80 Eowapo !( San
-
bahwa pada akhirnya sangat sedikit petlawanan yang mungkin
dilakukan orang tethadap kontrol-kontrol pada sebuah masyara-
kat yang disiplin dzn karseral. Ada semacam kepasrahan yang mun-
cul di betbagai titik dalam karier Foucault per^saan bahwa segala
sesuatu ditentukan oleh sejarah, bahwa ide-ide tentang keadilan,
baik dan buruk, dan sebagainya tidak memiliki signifikansi alarriah,
karena ide-ide semacarn itu bisa dibuat oleh siapa pun yang meng-
gunakannya. Sementata itu, seluruhkarya Fanon didasatkan pada
pandangan tentang perubahan sejatah yang sesungguhnya yzng
dengannya kelas-kelas yang tetindas mampu membebaskan diri
dairpanpenindasnya. Ini adalah sebuah perbedaan yang penting;
ini adalah salah satu dad betbagai hal yang szyz dapai sangat
berharga dalam Fanon. Dia tidak hanya berbicata tentang per-
ubahan sejarah, tetapi juga mampu mendiagnosis secara historis,
psikologis, dan kultural segala hal ihwal tentang penindasan dan
kemudian membahas cara-clr^ untuk menghapuskannya.
Poin kedua yang ingin sayz-nya;tak^n adalah bahwa solidaritas
yang tersirat dalam ktryaFanon adzlzhsolidadtas tethadap sebuah
kelas dan sebuah getakan yang batu saja muncul, ketimbang ter-
hadap kelas atau gerakan yang sudah m^parl Petasaan saya tentang
hal itu adalah bahwa, seandainya Fanon masih hidup hingga be-
betapa tahun pert^mL betdirinya neg r^ Aljazasr, pastilah posisi-
nya menjadi sangat rumit, dan menurut saya, dia memang tidak
pedu hidup selamanya; batangkali dia sudah pindah ke suatu dae-
rah lain. Karena yang terjadi terhadap banyak militan FLN adalah
bahwa mereka menjadi fungsionaris dalam sebuah sistem fleg r^,
yang sebagian besarnya belum mengubah kelas intelektual yang
melanggengkan distansi kritis. Salah satu dari betbagai hal yang
paling mengganggu tentang solidaritas adaLzh sejauh mana l<tta
menjadi t^w^n fi retodka kita sendiri tentang solidaritas dan se-
berapa mudah kita bisa dikooptasi ke dalam w^c tt kekuasaan.
Ini adalah satu hal yang tidak bisa dihindari. Fanon betasal dari
sebuah kelas militan yang belakangan menjadi pemegang, peng-
guna, sekaligus alat kekuasa n tteg ra.
!fir-AyAH-w[-AyAH yANG BERTUMpANG TINDTT ... 81
-
Di saat yattgsuml,ada sesuatu yangsarLgat berbahaya dengan
distansi kritis, yaitu distansi harfiah, yang memungkinkan Anda
mengkritisi dari sebuah posisi yang memiliki pdvilese dengan me-
nyalahgunakan satu atau lain hal. Saya sedang berpikir tentang
pemberontak-pemberontak dari blok Timur, sepeti Kolakowski,
misalnya, yang dztang ke negeri ini dan mengecam komunisme
sambil mengumpulkan penghargaan sosial dan akademis yang di-
tawarkan kepadanya oleh kalangan antikomunis yang apresiatif.
Saya rasa itu sama sekali bukan jenis distansi yang sedang kita
bicankzn. Tetap saja tipe-tipe lain adilah tipe-tipe yang Anda
temukan di seluruh Dunia Ketiga-misalnya, pemberontak-pem-
berontak Irak yang dapat ditemukan di Syda. Yang meniadi ma-
salah dalam kasus ini adalah bila orang memungkinkan dirinya
sendki dimanfaatkan sebagai sebuah kelompok oleh sebuah ne-
gan y angbetkepentingan memanfaatkannya untuk menyerang ne-
ganLain.Itulah fenomena yang paling umum. Tetapi tidak petlu
hatus sebuah negar'a; bisa iuga berupa sebuah kelompok. Jadi,
bag1 saya, masalah yang sesungguhnyz zdalah soal di lilana or r:'g
melakukan hal-hal ini-tempatnya-dan itu menimbulkan firasa-
lah konstituensi, dan apzkah orang memang bisa mendekati be-
berapakonstituensidengan c r^-c r yangresponsif terhad^pm -
salah-masalah yzng mereka hadapi.
Nah, menurut saya, ada kasus-kasus yang tidak masuk ke da-
lam kategori-kategori ini, dan selanjutnya maszlahnya hanyalah
soal memilih posisi y^ng tep^t Saya belum pernah benat-benar
harus menghadapi sendiri masalah solidaritas dengan carani,ka-
rena tuiuan-tujuan yang sering orang asosiasikan dengan diri saya-
sepeti gerakan Palestina, miszlnya-1ah, meteka kehilangan atau
setidaknya menganggap enteng tujuan-tujuan. Mereka ada.Iah
or flg-or^ttgyang selamat dai gerakan-genkan pembebasan dad
tahun ltrrra atau enam puluhan yang belum berhasil dan benar-
benar tidak menunjukkan banyakhanpanuntuk bisa berhasil, ken-
dati saya sendiri belum kehilangan hanpan-harapan saya-mung-
kin inrlah bodohnya.
82 EowaRD Sfl SArD
-
Jadi, Anda tidak nenghadapi bahayjtangsama berapa kemungkinan
akan terkooptasi?
Beberapa kelompok dan sebagi^n neg r^-negara Dunia Ke-
tiga sudah mencoba mengkooptasi saya. Tidak sulit menampik
kemauan meteka. Bahkan dalam kasus gerakan rakyat Palestina
sendiri pun, saya sudah menegaskan untuk tidakpetnah menerima
peran tesmi apa pun; selama ini saya selalu mempetahankan in-
dependensi saya. Kadang-kadang saya khawatir zpakzh sikap saya
itu merupakan semacam ketidakbertanggungi awaban y^ng s^y^
lakukan; ini berkat kebebasan yang dibedkan oleh jabatan saya
sebagai profesor di (Universitas) Columbi a. Tetapi, saya lira (sikap
saya) itu (sudah) benar.
Bdgi say,-yangAnda katakan tentangkonstituensi dan terzpat kaan
inn lektual tampak signtf kan bila berpi kir tentang orang-orang seperti Rigis
Debral,lang menulai (kaierryQ dengan cara terlibatjauh di dalan per-
tarungan-pertarungan politik dan sekarang nenjadi salah satu penasihat
Mitterrand.
Model yang selama ini selalu bermznfaat bug saya benar-be-
nar iauh lebih nomadik sifatnya ketimbang Debtay, yang selalu
bekerja di luar sistem Ptancis. Yang dilakukannya tethadap orang-
orang Bolivia dan orang-orang Cuba, barangkali ini tedalu dibe-
sar-besarkan, adalah sebentuk tudsme yang sangat intens. Model
untuk aktivitas jenis ini ada.lah George Orwell yang pergi ke Der-
magaWigan dan menulis tentangdermagaitu, dan kemudian kem-
bali ke London dan bekerja di BBC. Saya tidak punya
^p^-^p^
tempat saya bisa kembali, dan saya belum pernah berpikir tentang
saya lakukan dengan caraittt. Akar-akar emosional dan
^p^y^ng
politik szyaada di tempat lain, sehingg saya harus memiliki ko-
mitrnen tethadap serangkaian hal. Ini juga temperamental sifatnya:
pelatihan dan minat-minat saya tedetak pada y^ng dapat di-
^p^
sebut sebagai keqa komparatf.Saya jauh lebih tertadk melakukan
p etjalanan melintasi perbatasan-petbatasan-dsng2n kata lain,
melakukan petja.lanan hoizontal ketimbang perjalantn sec^r^
hierarkis di dalam suatu kebudayaan. Dan halyangmenarik minat
lnr-AyAH-lnr-AyAH yANG BERTUMpANG TTNDTH ... 83
-
saya tefltang sastra perbandingan, tepatnya misalnya adalzhjenis-
jenis sastra perbanding^n y^ng lintas-batas, antispesialisasi, dan
antiteritorialitas. Secara eksistensial, semua hal ini, saya kira, ber-
asal dari latar belakang dan sejatah seseorang; tetapi, saya pikir

iuga ada sebuah kenikmatan intelektual dalam kerja-kerja se-


macam itu, sesuatu yang selalu mena$/an saya. Saya selalu tertarik
pzdapara penulis danpata intelektual yang melintasi batas-batas
kultural dan teritorial dan berkarier di dalam lalu-lintas semacam
itu.
Yang karenanla citra seorangJang diasingkan bagi Anda nenjadi
citra intelektual teladan?
Matthew Atnold menggunakan kata alien untrtk menggam-
barkan atau menyebut kritikus: seseorang yang tidak terikat di
kelas, tetapi telatif mengambang. Bagr saya, sosok orang yang
terasing atau terbuang ini luat biasa penting, katena orang men-
capai sebuah titik di mana ia rnenyadai bahwa keterbuangan tak
bisa diobati. Kalau Anda belpikir dengan cara iti, maka ora;ttg
buangan akan menjadi citra yang benar-benar kuat; tetapi, kalau
Anda berpikir bahwa orang yang terbuang bisa dipulangkan-
menemukan sebuah tempat untuk pulang dan menetap-walt,bu-
kan itu yang sedang saya bicankan sekarang. Tetapi, fika Anda
berpikir tentang keterbuangan sebagai sebuah keadaan yang per-
manen, baik dalam pengertian litetal maupurr intelektual, maka
ini adalah halyanglebih menjanjlkan, meskipun sulit. Lalu Anda
benar-benar tengah berbicata tentang pergerakan, tentang ketu-
nawismaan (honelessnus) dalam pengertian yang dibicarakan oleh
Lukics dalam The Theory of tbe Nouel--*ketunawismaan transen-
dsng2l"-yang bisa mendapatkan suatu misi intelektual tertentu
yangs y^asosiasikan dengan kritik. Istilah ketiga y^ngsaLng tpen-
tirg b^g saya, selain keterbuangan dan ketunawismazn, adalah
sekularisme-yaitu, di dalam dunia abad-abad,waktu, dan seiarah,
dan bukan di dalam dunia teologis atau sistematik ataupun dunia
'Thomistik"-ny^ bigb theory yang sekarang diminati oleh banyak
intelektual Kiri.
84- powano N( Saro

I--antas,langpenting bagi Anda adalah @ayngAnda sebut dmgan


"ke n e n b u n i an " (w ofldltnes s) ?
Ya, kemembumian adalah istilah lain untuk sekularism e, lzgq-
lagi dalam pengertian yang bertent^ng n dengan yang religius-
yang, ngomong-ngomong, telah menjadi sikap yang fauh lebih
ulnuln sejak saya menulis The lYorld, the Teg and the Critic.Misaliya,
belum lama ini muncul sebuah artikel dalam Tbe Nation,yang me-
ngatakan bahwa satu-satunya kelompok Kiri di Ametika sekarang
ini adalah ftalangan) religrus. Dan tahun lalu, edisi musim panas
Month! Rcuiew mengupas tentang "Kiri religius", seraya merevisi
penekanan Marx tentang ag ma sebagai candu masyatakat Me-
lrurut Monthlt Reuiew, Marx tidak benar-benar bermaksud menga-
takan tentang m sebagai sebuah kritik;
^p^y^ngdikatakannya ^g
justtu sebaliknya, m^ adzlah kekuatan. Saya bisa berpanjang
^g
lebar (membahas hal itu). B.gto banyak contoh orang-otang Kiri
dulu yang sekatang percay^ bahwa alternatif yang religius (yang
juga dikenal sebagai "teologi pembebasan') adalah yang terpen-
titg.
Hal keemp^ty^ng ingin saya tekankan adalah bahwa pada
hakikatnya yang saya maksudkan sekarang tdalah sebuah Kiri aI-
ternatif: ia terikat kuat pada pandangan tertentu tentang perubah-
an sosial. Inilah alasan iain mengapa kebanyakan kritik sastra, be-
gitu ditulis sekarang, kerap kali tak menarik hati saya. Memang
saya membacanyz-11^ten tu tolt bidang saya; dan saya berko-
mitmen kepadanya dalam berbagai c r^-tet^pi, kebanyakan nya-
ris tidak ada apa-apanya. Menggunakan sebuah kata Gramscian,
kritik sastra adalah elaborasinya elaborasi. Kalau Anda mengu-
cilkan orang-orang sepertiJameson (yang sejak lahir memang su-
dah bri[an, tetapi karyanyz juga tedalu berpanjang lebar dan ke-
lewat teoretis sehingga terkadang memancing sikap-sikap yang
antipolitik dan, menurut saya, sangat religius), kxya yang benar-
benar menarik adalzhkarya yang aktif, seperti Bloom, misalnya,
atau Poirie\ Bersani, atauJameson sendiri, yang benar-benar
^tlu
tidak dapat diasimilasi dengan mudah ke dalam mazhab atau sis-
\M-{YAH-!TiLAYAH YANG BERTUMPANG TINoIH ... 85
-
tem tertentu seperti dekonstruksi maupun Marxisme. Terkadang
saya temukan lebih banyak masukan dan isi di kalangan sejarawan
dan sosiolog ketimblng y^ng saya dapatkan dari karya orang-
orang yang tinggal di dalam wilayah kritik sastra, yang pada haki-
katnyabersifat religius-modelnya adalah komentar tentang teks-
teks yang saktal, sekalipun ketika mereka berbicara tentang ba-
gaknana merevisi karya-karya standar dalam kesusastraan (selan-
jutnya disebut kanon) dan hal-hal semacam itu--dan b.gtto kabur
dan jargonistik sehingga s^ma sekali tidak menadk.
Dorongan politis dalan Janeson, dalarn bal tertentu, adalah sebuah
ltalusinasi politik ....
Dalam kasus Jameson saya pikir itu bukan sebuah halusinasi.
BagiJameson, politik adalahkondisi yang dipaksakan atau diber-
lakukan terhadap kita atas tt nra fakta bahwa kita tinggal dan hidup
di sebuah dunia yang sudah kehilangan transendensinya. Dengan
katalun,pandangannya tentang dunia pada dasxnyabersifat nos-
talgik. Jameson adalah seorang Heideggeri^rt seorang Tho-
^tz;:u
mis yang tidak memiliki subjek ffansendental, dan dia tahu hal itu
dan bergerak dengan dan dalam gx12 itu-5eseorang yang sudah
kehilangan sesuatu dan sedang berusaha untuk menemukannya
kembali dalam sejarah (Hisnr) dengan huruf H besar di depan-
nya. Tetapi, itu benar-benar bukan dunia historis dan sekulet yang
dibicarakan oleh Gramsci, Vico, dan yang lainnya. Itu adalah se-
jenis tertentu pandangan Hegelian akhit, sebuah pandangan yang
menurut saya pada hakikatnya tidaklah politis. Itu adalah politik
sebagai kompensasi atas hilangnya sesuatu yang sifatnya tlahiah.
Tidak ada keterkaitan langsung dengan proses-proses sejarah atau-
pun politik, tetapi di saat yang sama itu merupakan sebuah keter-
kaitan yang luar biasa dengan seluruh tradisi pemikiran kritis maz-
hab Frankfurt.
Bagainana Anda akan ruenbandingkan konsepsi Anda sendii ten-
ta ng s el ara b de nga n p a n danga n re ligi u s a ta u te o lngis i n i ? Ta np a n b u a h f ts afa t
selarah sepertiyng ditawarkan oleh Marxisrze itu, bagainana orang neni-
kirkan nasalah-masalah s/arah atau mengejakan sebuah karya selarah?
86 Eowapo S( Saro
-
Jelas; saya tidak bisa menawarkan definisi yang singkat dan
padzt tentang sejarah, ataupun definisi yang panjang dalam hal
itu; tetapi, y^rrg s^y^ maksudkan adzlah tentang tipe tertentu ke-
terkaitan sejarah, di dalam tadisi Marxis, dengan katakanlah, se-
buah biasgaografsyangmendasar, dan bukannya dengan bias yang
temporal sifatnya. Kedekatan kebanyakan teoretikus dalam ttadisi
Hegel dengan sejatah temporal sifatnya, dalam pengertian bahwa,
bagi mereka, sejanh, dalam beberapa hal, berasal dad masa lalu
yang jauh yangdaipadanya segala sesuatu menjadi mungkin.Jelas
hal ini bedaku dalam kasus Hegel; jelas hal ini bedaku pula pada
Marx awal; dan tentu sajainjugaberiaku untuk Luk6cs. Pandangan
ini pun sangat kuat. Ada sebuah kerinduan y^ngnyat^untuk bisa
menangkap kembali pengalaman ini, sebuah ptoyek besar sejanh,
entah itu yang sifatnya revolusioner, ilmiah, atalr Lpz- pun. Tetapi,
yang sedang sayabicankan ini benar-benar jauh lebih dekat de-
ngan konsepsi Gtamscian tentang sejarah, y^ng pada dasarnya
bersifat geografis dan tedtorial, sebuah sejatah yang terbentuk
dari beberapz nnah yang saling tumpang tindih, sehingga ma-
syarakat dipandang sebagai sebuah wilayah atau teritori di mana
sejumlah pergerakan terjadi. Pandangan tentang ranah-ranah yang
saling tumpang tindih dan bersaing bag saya merupakan pan-
dangan yang lebih menarik tentang sejarah ketimbang pandangan
yang sifatnya temporal yang kembali ke sebuahrfi ns et origo-sebuah
titik awal yang ajub. Dengan demikian, mungkin untuk melihat
ketedibatan dan keterkaitan di dalam proses sejarah sebagai se-
buah pettarungan kolektif-bukan pertarungafl yang harus di-
menangkan oleh seorang subjek individual yang mencoba me-
mahami seluruh sejarah dengan segala kompleksitasrrya, sepetti
yang dilakukan oleh Diithey, melainkan sebuah pertarungan ko-
lektif di rnanaberbagai kepentingan bednteraksi memperebutkan
situs-situs yang memiliki intensitas dan nnah-ranahyang bersaing.
Salah satu dari contoh-contoh yang paling menarik bag1 saya ada-
lah imperialisme, di. mana ada interaksi ant^r^ daerah metropoli-
tan dengan daetah-daerah pinggiran dunia. Contoh lainnya, tentu
\nr-AyAH-!mmv,{g vaNc BBnrr-nrrp,tNc TtNoIn ... 87
-
saja, zdalah persaingan kelas antar berbagai ranah-yang bar.,t
muncul, yang dominan, dan lain sebagainya-di dalam sebuah
mzsyankat tertentu. Dan satu contoh yang lainny" I"gr adalzh
seluruh pertarungan memperebutkan kekuasaan, yang menurut
saya tidaklah bersifat historis dalam pengetian lama-yaitu, bu-
kan sebuah up^y menentuka n y^trgorang katakan kem-
^unnrk ^p^
bali selanjutnya, melainkan sebuah upaya untuk mengkaji meka-
nisme kekuasaan sebuah kelas atau seperangkat kepentingan-ke-
pentingan. Dalam hal ini konsepsi teritorial tentang
^taugeogr^fis
proses sejarah lebih tidak mungkin untuk diteologisasikan ketim-
bang konsepsi yang meletakkan titik awalnya pada yang ilahiah
sifatnya.
TttnPi, peneliti indiuidualyng ingin nengk@i nasa lalu tet@ saja
berhadapan dengan sekelonpok teks lang harus diartikulasikan dalan
hubungan antara satu teks dengan lang /ainn1a. Nah, seandainla Anda
tidak nengunakan pandangan tentang s{arah lang bersfat teologis atau
nemperkEta, adakah perEektf lain di seputar mana Anda dapat nen-
jalankan proyk Anda, ataukah hal itu ditentukan begin sga nenurut
seperangkat kepentingan-kepentingan lainnla (nasalalt-nasalahpolitiklang
menjadi perhatian Anda sekarang, nisa/n1a)?
Saya tidak tedalu yakin bahwa orang melakukan kajtznnyzka-
rena masalah-masalah yangzda. sekarang; mengingkati hal ini bet-
at 'j fztal. Anda tertarik pada hal-hal tertentu katena semua jenis
alasan kontemporer yang ada. Alasan itu dapat berupa kemajuan
karier Anda (sebagai awalnya), tetapi bisa juga berhubungan de-
ngan genealogi Anda sendiri, seperti dikatakan Foucault, perasaan
menjadi bzgpan dari sebuah bidang tertentu, yang Anda miliki.
Atau, seperti dalam kasus begitu banyak karya feminis, alasan itu
bethubungan dengan s eluruh mas alah kons uuksi perbedaan-per-
bedaan gender; itu kasus ketiga. Kasus keempat-y^ttgsay^
^ng-
gap sebagai kasus yang paling mgnxrik-2dalah menyingkap afi-
liasi-afiliasi yang biasanya tersembunyi dari sejarah. Bukan hanya
hubungan-hubungan antarteks saja yang bizsznya saling berafrliasi
(seperti, katakanlah, dalam kanon kesusastraan Inggds, di mana
88-Eo,oyanoWS,q.ro

proyek si peneliti meniadi sebuah pencarian kanon alternatif). Itu


tidak semenarik yang akan saya, tanyakan ini; yaitu: bethubungan
dengan apa sajakahteks-teks ini hingga teks-teks ini ada? Takzda
gurranya sekadar berkata: "Yah, yang benar-benar kita butuhkan
adalah sebuah kanon altetnaif." Kita petlu menemukatt^pay^ng
melahirkan kanon ini dt dalam proses-proses sosial dan historis
yang menghasilkan sesuatu yang disebut "Kesusastraan Inggns".
Itu hanya satu contoh saja. Dan itulah tepatny^ yang saya coba
lakukan dalam Oientalisn.
Saya kim Anda bisa mengatakan bahwa sebuah proyek muncul
dad dua hal yang biasanya tidak berkaitan: masalah-masalah po-
litik y4ng konvetgen di dunia kontempoter dan sebuah minat se-
ianh yang sejati terhad^p ^p^ yang melahkkan situasi ini. Anda
harus melakukannya dengan c r yarugsadar dan tasional, dengan
mempetimbangkan kekuatan yang muncul dari masa lalu demi
ffansfotmasi di masa sekarang ini.
Mungkin Anda dapat nenaikperbedaanlang lebih tE'an lagi antara
konsep Anda tentang afliasi dan teoi-teori konuensional Mamis tentang
ideologt, menurat mana Anda Parya dua nacam straktar bertingkahdua:
sekelorzpok tekr, di satu tingkat, Jang secara tidak langsung ditentukan
oleh satu tingkatyng lainn-yalang dalam satu dan lain hal lebih "riif'
atau "mateial"?
Saya tidak meny:kai gagasan dua tingkat itu. Yang tengah kita
hadapi zdalah bukti sejarahyang tersurat, atau tersirat, atau di-
wujudkan oleh teks-teks dalam banyzk cN^ yang betbeda-beda,
yang semuanya berinteraksi dalam sebuah proses yang, saya pikir,
jauh lebih rumit daihanya sekadar mengatakan bahwa teks-teks
ada di atas sini dan rczhtas ada di bawah sana. Anda tidak bisa
bicata tentang teks-teks seolah-olah teks-teks itu memiliki status
tertentu yang berdiri sendiri. Ada perbedaan antara sebuah sta-
tus yang berdiri sendiri atau bahkan sebuah partikularitas seiarah,
di satu sisi, dan sebuah elemen yang sama sekali independen di
sisi lain (sesuatu yang oleh sebagian kalangan dekonsttuksionis
telah coba ditegaskan). Sayapikir ada semacampetdagangan, kalau
\(/n,\YAH-\nr-rvan vaNc BERTUMPANG TINors ... 89
-
Anda suka (sebutan itu), atau jual beli (saya benci kata "dialogis",
yang belak^ng nini menjadi istilah yang sedang ngetren).Jadi, kita
benar-benar sedang bicantentang banlak tingkatan, dan memang
inrlah tep^ftrya poin perump geogtafis y^ng say^ gunakan.
^m^^n
Yang Anda punya adoJah sebuah jual beli, di mana seiumlah teks
tampaknya menghuni sebuah tingkatan tersendiri, dan sebagian
teks lainnya sekadar dianggap sebagai sastra sampah, dan sete-
rusnya. Ini lebih bersifat multitingkatan, ketimbang dua-tingkatan.
Dan begitu Anda mengenalinya, seluruh perbedaan yang tak tet-
lalu menyenangkan teks dan dunia iadi tak penadk lagi.
^rrtair^
Teks ini kehilangan kekuatan provokatifnya.
Jadi i n i a d a la h p erb e d a a n 1 a ng sfa trya p ra kti s, d a n b u kan episte n o logis

atau ontologis?
Ini adalah perbedaan yangprouisional sifatnya. Tetapi bag1 szyz, .

pefizrryaafl yang lebih penting adalah: di manakah teks itu terjadi


atau mengambil tempat? L^g-L"g, penekanannya bersifat tedto-
rial. Dan jelas, tujuannya adalah terbebaskannya seluas mungkin
wilayah untuk bisa didiskusikan, dianalisis, dan diperdebatkan.
Ini adalah sebuah metafor^ politik sekaligus metzfora intelektual.
Ini tidak ada hubungannya dengan berpegang padawtlayah dan
menjauhkan diri dari rnasyankat Segala sesuatu yang berhubung-
an dengan inklusi, pemenjanan, semuanya (yung saya kita inheren
dalam w^c n^profesional pendeta, guru, dan lain sebagainya) ti-
dak menguntungkan bagj wpzya kritis.
Ini neninbulkanselun/ab persoalan itang sangat kuat mengemuka
dalanfeninisne,lang didefnisikan olehfakta bahwa hal ini bersfat eks'
trateiturial dalan pengertian jtang sangat khusus. Perempaan nengbuni
sebuah dunialang mengecallt dan nengutak nereka, nbagai sebuah kasta
"rendal)an", binga mengucilkan nereka di dalan kultur-kulturlang me-
nguasai nereka;jad| bagian dari tugasfeninisrze selanaini adalah mengali
s/arah kaun perenpsan-27an74sia-manusia, teks-teks, dan tindakan-
tindakan lang sudah disingkirkan dari penglihatan. Di saatlang sana,
selama ini selalu saja adapandangan bahwa di luar tah@anpenberontakan

terdapat sebuah tah@an lain yng lebih salit,laitu nengambil tangung


90 e,owano !( SaIo
-
jawab aktif untuk menilih dan nenciptakan bentuk-bentuk sosial barw,
lang berarti nenpertaltankan nilai-nilai dan pilihan-pilihan dalam pe-
ngeftianlangpositif,

Jelas, memang demiki an-dalampetgerakan kulit hitam tahun


enam puluhan, misalnya, seperti halnyz dalam feminisme-bahwa
pada tahap-tahap awal sebuah petgerakan ada usaha untuk mele-
paskan sebuah wilayah yang semula tersembunyi atau didiskre-
ditkan di masa lalu, dan untuk memberinya, melalui kzrya ilmiah
atau kritis, di samping pengorganisasian politik, sebuah visibilitas
teftentu dan sejenis status tertentu yang tidak dimilikinya sebe-
lumnya. Langkah selaniutnya adala.h sebuah langkah betganda.
Di satu sisi, Anda ingin menegaskan nilai identitas yang sebelum-
nya tertindas yang pernah Anda temukan. Tetapi, b.Sto Anda
melakukannya, Anda berhadapan dengan fenomena sepeti nati-
visme di Dunia Ketiga. Hal yang sama te{adi di dalam banyak
kxya feminis, di mana penegasan nilai dalam sebuah kanon femi-
nis menjadi tata;fl n zam^nnyl. Tetapi, bagi saya ini kwang menadk
dibandingkan dengan diintegrasikanryta pengalaman itu ke dalam
pengalaman-bersama milik komunitas yang bersangkutan. Sepa-
ratisme adabh tahap pertamanyz, tetapi pefianya^n selanjutnya
adaJah: bagumzna Anda mengintegrasikan niiai-nilai baru ke da-
lam sebuah komunitas imzjnaif di dalam sebuah dunia yang pe-
nuh dengan pemilahan-pemilahan? Ini berhubungan dengan ma-
salah-masalah yang lebih universal dan bukannya persoalan-per-
soalan yang mencerminkan identitas tertentu yarLgt^mp^knya di-
perangi pada waktu itu. Banyak tulisan feminis beqpremiskan pan-
dangan bahwa perspektif feminis memberi Anda semacam titik
pandang Atchimedesan lewat m^fl
Anda bisa melihat sejarah.
Jadi, misalnya, ketidakmampuan banyak feminisme dalam meng-
hadapi masalah-masalah ras dan pertanyaan tentangprioritas spo-
radisnya terhadap gender. Apakah ras lebih penting, atau gen-
derkah yang lebih penting dalam situasi-situasi tertentu? Ada hal-
hal penting dan prioritas-prioritas lain ketimbrnghanya sekadar
penegasan terhadap nilai dan preferensi.
Wrr-ayAH-lfrr-AyAr{yANG BERTUMpANG TINDIH ... 91
-
Menang benar babwa jmis feninisrne terdah a lu lang An da sebutkan
itu sangatlah kuat dan pada saat itu pengarubnla menguasai perguruan
tingi; tet@i, toh itu kxn bukan satu-satunla jenislang ada.
Memang, itu sama sekali bukan satu-satunya jenis yang ada.
Ada feminisme yang sangat progresif yang tetlibat-dzlzmdi dalam
politik-Michdle Barett, misalnya.
Tepat, Michile Barcett Dan banlakfeninis lr@t.
Benar Tetapi, tak banyak feminis Amerika. Atau setidak-ti-
daknya sejauh yang saya tahu. Memzng, adzbebetapa; tetapi, saya
katakan bahwa mereka adalah kelompok yang sangatkurang aktif.
Poros Prancis-Amerika adalab satulang secara akadenis sadah luar
biasa terkemuka di sini ....
Yz, tetapi bukan hanyaitu. Persoalan gender sudah menjadi
petsoalan metafisik dalam hal tertentu dan sudah ditafsirkan dalam ,

pengertian psikologis; begitu pula dimensi politik dan dimensi


sejatah-yang di Inggds telah menghasilkan sejumlah karya ilmi-
ah yang benar-benar luar biasa-kutang dipethatikan di negara
ini. Barangkali pengaruh Prancis zda hubungannya dengan hal
ini. Saya tidak tahu; tetapi, itu jelas mungkin.
Barangkali kita bisa bera@ak ke topik menarik lainnla. DalamThe
World, the Texg and the Critic, Anda men-ltatakan bahwa titikperhati-
an utama sezrang kritikus adalab rnenaik perhatian orang terhadap realitas
kekuasaan dan realitas otoritaslang memungkinkan lahirrya teks-teks. Bagi
sa1a, kita tampaknla, ta@a bisa dibendung lagi, sudah masak ke dalan
sebuah dunia di nana otoitas kultural--dan dengan derzikian kekuasaan
politik secara tidak langsang-terletak di tangan-tangan teknokrasi nedia
massa. Kalau ini benar, @akah menurutAnda mengekspkrasi realitas otoritas

dan kekuasaanlang melahirkan kultur media harus me@adi sebuah bagian

lang penting dan krusial dari peran kritikus? Ini juga nerupakan sebualt
pertanlaan tentang politik ruang keks-@akah, ntidakrya hinga titik
tertentu, kita tidak boleb membuat orang nelek-media?
Selama tujuh atau delapan tahun terakhir, saya merasabahwz
ada sebuah masalah besar di arca yang Anda sebut sebagai politik
ruang kelas itu-dengan kata larn, zpayang harus dilakukan dalam
92 P,orvano s( Saro
-
pengaiatan aktual (untuk menggantikan berteod tentang peng-
ajann pada umumnya). Salah satu di berbagai hal yang
^ntlr^
luar biasa signifikan bagpsayazdalzhbahwa sangat sedikit diantzra
hal-hal y^trg sly^tulis berkaitan dengan y^ng s^y^ ajarkan,sehingga
saya dapai diri saya mengaja4 sebagian besar, kuliah-kuliah stan-
dar-kuliah-kuliah kurikuler wajib dalam bahasa Inggris dan sastra
perbandingan, dar' hal-hal lain sepeti teori kesus^stt^ n. Ketika
saya mulai mengajar teori sekitar tujuh belas tahun yang lalu, pada
akhir tahun enam puluhan, tak ada orang yang mengajt hzl itu;
tetapi, mata kuliah teori itu praktis merupakan setengah dari krr-
rikulum, sehingga sekarang mata kuliah itu juga menjadi hal yang
standar. Padahal, dari dua buku yang sedang saya kerjakan seka-
tang ini,'satu membahas tentang peran intelektual, sebuah krjizn
politis dan historis mengenai intelektual-intelektual dalam tradisi-
tradisi yang berbeda dari jenis perspektif yang saya bicarakan
tadi; dan buku yang satunya lag zdzlah tentang hubungan
^nt^ra
kebudayaan dan impedalisme. Sekarang keduanya menjadi hal-
hal yang sangat sulit untuk diakomodasikan ke dalam kurikulum.
Kemudian muncullah p eftany^ n tentang kebudayaan populer.
Bukan betarti bahwa seolah-olah kebudayaan populer tidak dibi-
carakan; cukup banyak kuliah tefltang kebudayaan populer. Dan
saya tidak tak sepakat dengan Anda tentang pentingnya media
dan pentingnya representasi politik dalam pengertian yang paling
mendalam, yaitu tentang apa itu media. Media merepresentasikan
semacam wac tr legitimasi, yang luar fi252 [s21-6edia adalah
teritang konsolidasi, satu tipe legitimasi tertentu, dan otoritas. Saya
pikir, mencoba betutusan secara. frontal dengan media adalah
hal yang sangat buruk, karena kita terlibat dalam jargon dan sejenis
kaiim gratifikasi yang instan, di mana kita melihat hal-hal yang
telatif mudah diasimilasi dan kita mendekonstruksi hal-hal itu.
Saya metasa, bilamana mungkin> orang harus mencoba meman-
fzarkan s truktur kurikulum y ang ada-katakanlah, kuliah-kuliah,
kursus-kursus tefltang novel Inggris atau lirik abad ketujuh belas-
dengan c tayang,belakangan nanti, disesuaikan dengan lingkung-
\nr-AyAH-WrL{yAH yANG BERTUMpANG TINDIH ... 93
-
an media tempat kita hidup. Inrlah ilasannya mengapa, misalnya,
sebuah buku seperi The Country and the Cig-nya Raymond Wii-
liams jadi begitu penting. Sebab, dia mengambii kurikulum stan-
dat kesusastta n Inggds dan meletakkannya di dalam semacarn
konteks sosial, yaitu berupa sebuah konflik atau dialekika antan
kelas rural dan kelas urban. Saya kira, itu merupakan sebuah pen-
dekatan yang lebih menarik ketimbang selalu berurusan langsung
dengan kebudayaan populer. Anda sedang menggerakk zn mahz-
siswa-mahasiswa Anda menuju semacam melek-media dan kriti-
sisme tertentu---di m^fi^hanya sedikit yang akan benar-benat ber-
kembang, karena kebanyakan mahasiswa sesungguhnya tettarik
untuk berakomodasi dengan sistem, bukan mengubahnya. Dan
saya sangat tagu bisa menghasilkan mahasiswa yang mau beranjak
keluar dan mengubah dunia. Saya sangat anti-otorit^fl^fi dalam
hal itu. Saya tidak tertarik untuk menciptakan pengikut-pengikut;
saya tidak ingin orang menjadi seperti saya. Saya tetarik pada
orang yang berbeda. Saya tidak tertarik memberi orang kotak-
kotak peralatan kecil yang berisi klise-klise dan metode-metode
yang bisa meteka bawa keluat dan terapkan. Oleh katenznya,
mengingat semua ini, saya benar-benar telah tiba pada sebuah
pandangan yang agak konservatif tentang bzgamana mengatasi
masalah media di ruang kuliah; dan saya justru mencoba untuk
membahasnya melalui tulisan saya, dan tentu saja, dengan tampil
di media; sesuatu yang|uga saya lakukan.
Sala memahami keengnnanAnda di hadEan klise-klise kebadalaan
populer. Tampaknla, masalahnla adalah bagaimana berbicara tentang
klise-klise dengan cara Jang nenarik secara politis. Barangkali ini lebih
nenpakan persoalan bagairnana rzenenpatkan Da7las dan Dynasty di
hadEan teks-teks sastra dan s/arah lainnlta di dalam kebudalaan dan
mengekElorasi realitas-realhas kekuasaan lang melahirkannla dan bu-
ka n n1 a n e ngk o nfro n t a s i k e du a n1 a s e ca ra
fro n t a l-1 ai tu, n e nga n a li s i s k e -
duanla secara internal.
Ya, tetapi yang tidak Anda perhatikan adoJah bahwa dalam
kasus kanon, Anda sedang berhadapan dengan semacam otoritas,
94 EowapD r)( SArD
-
semacatn persepsi legitimasi kultural, dan semacam otoritas yang
sangat betbeda dengan mode konsumsi komoditas yang mudah
berupa sebuah sedal TV. Sangat berbzhayz apabtla orang men-
campuradukkannya. Sesungguhnya, ketiganya sedang menjilankan
dua fungsi yang sangat betbeda; dan hingga Anda memahami
apa saja fungsi-fungsi itu, sayal<ua. Anda tidak boleh mengasirni-
lasikan hal-hal tersebut satu dengan yang latnnya. Saya kira ini
bukanlah kasus di mana Anda dapat "mendekonstruksi" Dlnasfii
dzn Dallas dengan car^ y^ng sama sepeti Anda melakukannya
tethadap, katakanlah, Bleak House. Lalrt, apa yang Anda lakukan
dengan kedua sedal TV itu? Bagi saya, tampaknya pendekatan
yang jauh lebih menadk adalahmelihat pada sosiologi bentuk itu
send.iti,'melihat pada d ibangunnya konglomerat-konglomerat me-
dia, indus tri ny a, dan zlat- alat formal yang digun akan, y ang s ep etti
Anda ketahui, membentuk sebuah aparatus yang luat biasa canggih
yang direduksi menjadi tujuan-tujuan yarrg agak sedethana: kon-
siliasi, depolitisasi kehidupan masyzrakat biasa, di samping men-
dorong dan memperbaiki selera konsumen. Itulah yang penting
dari media, yang bersama dengan glamorisasiyung tersirat dalam
sebuah sistem nilai-nilai yang mengatakan bahwa komunisme itu
jahat, Amerika zdalzh tempat yang mengagumkan, setiap perem-
puan bisa menjadi Joan Collins, dan sebagainya. Saya bertanya-
t^nya tidakkah sebaiknya itu ditangani secara alusif, dan apakah
upaya untuk melihat berbagai jenis ini sesungguhnya tidak boleh
berasal dari sebuah kajim yang sangat serius tentang sejarah dan
sosiologi sastra dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas,
yang biasanya disingkirkan dari ruang kuliah. Bagairnanz Anda
melakukannya, itu soal lain. Harus sayakztzkzn bahwa saya sendiri
belum berhasil memecahkan masalah itu.
Hal yang menurut saya jauh lebih jahat dan berbahaya. adalah
penyajian berita di media dan persepsi tethadap realitas tentang
y^rrg disebut berita atau program-program dokumenter. Pe-
^p^
nyrjitnberita olahragatidak kalah menariknya. Christopher Lasch
pernah menulis dengan sangat menarik mengenai berita olzhraga;
\NLAYAH-VALAYAHYANG BEMUMPANG TINDIH ... 95
-
tetapi, lebih banyak lagi yang harus dilakukan, dansaya kfua terlalu
banyak perhatian yang sudah dicurahkan terhadap serial-serial dan
opera-opera sabun ini dibandingkan terhadap representasi-repre-
sentasi tentang kebudayaan-kebuday aan latnnya, represefltasi ten-
tangrcalttas, fepreserrtasi tentang petubahan sosial, fenomena te-
rodsme-yangluat biasa kuat dan nyaris terabaikan sepenuhnya
dari sudut pandang analitis. Ketjz s^ma media dan negata
^ntara
sangat unik di z^m^fl kita ini. Saya kira kerja sama itu akan me-
nentukan politik di masa yangakan datang.
C n to h te rb aru ad a la h lip u tan te n tang Afri ka S /a ta n 1t a ng m n ka n -
o e e e

ka n p a da p e n b a kara n d an p e m u ku lan te rb adap p ara i nfo rrn an te t@ i re ktf


menlernbunlikan tindak+indak kekerasan yng dilakukan oleh negara,
lang sedang terjadi di tempat-terryat lain,lang sudah sangat lana berlang
sr/ng secara sistematis.

Ya, itu pernyata fi y^ng s^rrgat bagus.


Dengan cara nenghabungkan persoalan media dengan persoalan inte-
lektual Dunia Ketiga, orang bisa nenengarai baltwa telab tuAadi sebuah
reuolusi linguistik berskala ghbal; nhinga di nasa lalu dunia industi
Barat sadah menikmati rzonopoli total terbadap ilnu pengetahuan ....
Bukan monopoli total. Itu sungguh terlalu melebihlebihkan.
D an s alah s atu bahaya ny a adalah bahwa Anda mengataka n: " N a lt,
itu dia. Jadi, kita juga bisa bergabung dengannya." Pokoknya, itu
tidak benar; tetapi, inrlah reaksi yang umum dan dukungan yang
sangat kuat dari elite-elite politik di Dunia Ketiga terhadap over-
estimasi ini sangat menadk. Banyak orang di Dunia Ketiga ikut
andil dalam membayangkan bahwa ada sebuah monopoli media,
sering kali (meski tidak selalu) demi untuk bisa bekerja sama de-
ngannya, karcna mereka menyukainya. Saya tidak bisa bicara ten-
tang seluruh Dunia Ketiga, tetapi ada.bag1an-bagpan dannyaya;ng
saya kenal dengan sangat baik; dan kalauAnda lihat, Anda bisa
selalu mendapati sekelompok orang yang cukup signifikan dan
mengesank^n y^ng tedibat sec rL intens dalam masalah mema-
hami kondisi mereka sendiri dan dengan sempurnanya menggu-
nakan perangkat-perangkat kritis yang dapzt ditemukan di nega-
96 Eowano SZ Saro
-
r^-neg^r^ met(opolit^n y^flg mendominasi perangkat-perangkat
itu. Hal itu sudah tidak jarang lagi. Ambillah seseorang seperti
Salman Rushdie, yangadalah seorang India tetapi tinggal di Ing-
gris, sebagai contoh. Kasusnya berhubungan dengan ekspatriasi
dan pengasingan, tetapi sesungguhnya dta adalahbagan dati se-
suatu yang lebih besar daihanya. sekadar seorang individu. Dia
bisa menulis dalam bahasa dunia dan mempertentangkanbahasz
itu dengan sumbet-sumber otoritas dan konsolidasinya sendiri.
Jadt, saya. kka ini benar-benar sesuatu yang hatus dilihat; dan orang
tidak boleh berasumsi bahwa pertamngan ini sudah selesai, dan
kita semua akan tenggelam di bawah Maty Tyler Moore.
Say pikia logt-kgi, ini adakh sebuah tanda pengingatlang sangat
penting bagifeninisne dalam nenghadapi konsepsi l--acanian ortodoks ten-
tang @a1ang disebat sinbolis,lang dipandang nbagai konsepsilang ne-
lingkupi-senua dan merangkul-senua. Danpaknla, neski bukan tnJ*u
n1a, adalalt bahwa peranlang sangat kuat dan ulet (kendati terus-nenerus
ditindas) yng dinainkan perempuan di dalan kebudalaan tak tarnpak
dan karenanla diangap tak berarti. Konsepsi ini rnengabaikan letusan-
letusan ltang terus-nenerus tejadi sepanjang s/arah, di dalan kelonpok-

kelonpokyng berbeda dan di berbagai belahan dunialang berbeda-beda


puk, serta di berbagai bagian perlawanan nrhadap kebudqaanlang do-
ninan di piltak kaun perernpuan.
Tentu saja. Dzlzm pengertian tertentu, pekerj aan yang paling
menarik yang dikerjakan orang berkaitan dengan masalah afiliasi
adaJah menempatkan energi perlawanant lang selalu saia meng-
hilang-----otang menemukannya di mana-mana. Saya selalu menga-
takanbahwa pemn intelektual haruslah bersifat oposisional-yang
tidak berarti bahwa Anda menentang segala sesuatu begitu saja,
melainkan bahwa Anda tedibat dalam mengkaji (dan hingga ting-
kat tertentu, mengembangkan) pedawa.nan terhadap semua ge-
nkzn dan lembagaJembaga politik serta sistem-sistem pemikfuan
yang menotalkan ini (yang menrrut pendapat saya, kebetul an ada-
lah sistem Lacanianitu). Dan saya pikir ketimpangan dan hetero-
genitas wilayah yang orang lihat harus menjadi poin utama pene-
NfII-AYAH-WIravas vaNc BeRrulpaNc TINoIs ... 97
-
g^s^natas semua hal ini. Kalau Anda ingin berasumsi bahwa ada
c fa tettenru untuk memahami seluruh realitas, rnaka itu berani
Anda hanya.mempedu4s pfoses menotalkan itu saia. Fish, misal-
nya, dalam membahas tentang "profesionalisme"' sedang ber-
usaha untuk melakukan itu. Segala sesuatu meniadi sebuah aspek
profesionalisme, persis sepefti hilnya segala sesuatu merupakan
asp ek dari pro se s-pf o se s rrrasy arzkat kars e ra I b agt Foucault. S emua

sistem ini berulang kali menegaskan dirinya sehingga setiap keping


bukti menjadi sebuah contoh sistem itu secata keseluruhan-sis-
tem- sistem inilah musuh-musuh yang se sungguhnya.
sisten-sisten itu bisa rzengerzbangbiakkan senacam kebangkaman.
Bukan hznyakebungkaman, tetapi,-seperti dalam kasus kdti-
'
kus-kritikusnya Fish-sistem-sistem itu iuga bisa merangsang ba=
nyak diskusi yang sangat hambar dan basi. Kadang-kadang ke-
bungkaman adoJah bahzya yang terkecil. Pandangan Adorno ten-
tang " masyarakat y ang teqaiahsepenuhnya"' misalnya, melahirkan
semacam kebungkaman hati, di mana kebungkaman itu sendfui
metupakan sebuah bentuk ped ini ditumuskan
^wafl^Il.Pandangan
dengan sangat hati-hati sebagai kebungkaman dzn sikap pasrah,
tetapi kebungkam an dankepasrahan sebagai pedawanan terhadap
sefangan. Kendati demikian, dalam kasus-kasus lain, peft^fty^ tr
sesungguhnya adalah "Baga)rnarLl say?- bisa membuat sistem itu
bekerja untuk sa,ya?" Itu sangat betbeda.
Barangkali ini adalab terzpatyng cocok untuk nembesarkan politik
perguraan tinggi. Apa s@aperasaan Anda tentang bubungan antara k'ritikus
dengan perannlta sebagai senrang akadenisi dan eksistensinla di perguruan
tingi? Dan bagainana Anda nemandang repolitisasi kampus-kanpas
perguruan tingt di Anerikalang terjadi tiba-tiba sepanjang tahunltang
lalu?
Pergutuan tittgg yangltar biasa kon-
adalah sebuah tempat
tradiktif. Tak diragukan tagi bahwa di dalam perguruan titgg
terdapatsebuah hieratkisasi fungsi-fungsi, otoritas, dan gayz-gaya
ketja yang luat biasa kuat dan sangat mapan. Dan hubung1n ^nta1a
perguruan tittgg dan kotporasi di Ameikaiatangdipandang de-
98 _ goluyano \[ Saro

ngan sernacam sikap kaku yang seharusnya ditedmanya; begitu


pula halnya dengan hubungan tirgs dannegan.
^ntzt^perguruan
Salah satu alasanriya, tentu saja, adoJahbahwa setiap orang sudah
terlalu sibuk untuk melakukan hal-hal semacam itu, dan taklama
kemudian Anda akan mengabaikan adanyakonradiksi-konuadik-
si itu dan mengangg^pny^ sebagai bagjan biasa dari lingkungan.
Tentu saja, saya juga. Saya tedibat dalam hai-hal lun yangbag1
s^y^ t^mp^knya lebih penting. Dan bagi saya, juj ur saja pada Anda,
perguruan tirsg adaJah tempatnya pdvilese.
Sedangkan tentang politisasi perguruan tirgg, kecaman ter-
hadap apartheid di Afrika Selatan, yang sekatang tengah menjadi
perhatian nasional di Amerika, bag sayameragukan hingga tingkat
tertenti.r. Tentu sajahal itu memuk^D s^ya sebagai sesuatu yang
penting, baik, dan lain sebagainya. tsagaimana bisa orang.menen-
tangnya? Bahkan Reagan pun tidak menentangnya! Pasti adayang
salah dengan itu. Tetapi, yang juga te{adi-dan ini sangat umum
di kalangan masyarakat ini-adalah bahwa politik spesialisasi
mengambil aiih. Jadi, kalau masal ahnyabukan hanya Afrika Selatan
tetapi juga hubungan-hubungart sistem Aftika Selatan dan
^nt^r^
sistem-sistem eksklusioner lainny z, sejarah pengucilan, petiadaan
dan penindasan rasial yang diwakili oleh Afrika Selatan, dan selu-
ruh rangkaian keterlibatan-ketedibatan selain yang ada di antara
universitas dan korporasi-korporasi yang berbisnis di Afrika Se-
f21x11-6aka tak satu pun di masalah-masalah itu diperha-
^ntarz-
tikan. Contoh yang sempurna bagi saya (seperti yang mungkin
sudah Anda drgu) adalah hubungan ant^ra Afrika Selatan dan
Israel. Tak seorang pun pernah bican tentang fakta t,ahwa hu-
bungan organik yang tetbesar danterkuat yangzda drantata Afrt-
ka Selatan dan masyarakat lain adalah hubungannya dengan Is-
tael. Itu bukan sebuah kebenrlan. Dan di perguruan ti"gg hal ini
merupakan b"gtu.r dari sebuah konsepsi yang sangat diprofesio-
nalkan tentang apaitu isu-isu politik yang "OI('. Itu bukanlah hal
y^ng s yq pahami sebagai politisasi. Saya kira politik lebih banyak
berhubungan dengan menghubungkan hal-hal yang biasanya tidak
\fiI-AYA-H-$7ILAYAHYANG BERTUMPANG TINITH ... 99
-
berhubungan, dengan melihat pada hal-hal tabu yang biasanya be-
rada di kloset dan bukan hanya sekadar bzgasmana menyesuaikan
did dengan hal-halyang OK hanyakarcnahal-halitu memang OK.
Da/an pengertian turtentu memang benar bahwa masalah-masalah se-

perti rasisme dan perang nuklir adalah nasalah-nasalah lang "mudab",


karena relatif sedikit urangJtang benar-benar mendukung diskrininasi dan
bencana akibat nuklir; tetapijuga benar bahwajenis proteslang kita lihat
tahun lalu di kanpus-kampus di Anerika (dan nungkin kita akan ne'
tihatrya tag4 bira nernbuka baryak hal lain untuk dikali, setidakrya di
tingkat lokal: berfungsirya senat aniuersitas, dan kekuasaan (dewan-dewan)

pengawas. Dan karena belun lana ini Anda telah menperbandingkan


utopianisme tahun enam pulwhan denganjenis aksiyngAnda rasa diper-
lukan sekarang, tanpakn-1ta sangat nenarik bahwa aksi-aksi lang dila-
kukan tahun lala tetah dibedakan dari protes-protes kanpus di era enan
puluhan berdasarkan pengorganisasian, perencanaan, dan kesadaran-me-
dianla.
Sudah sangat j elas bahwa perbedaan-p erbedaan protes -
^ntlr^
protes tahun eflam puluhan dan aspek-aspek pergerakan-perge-
nkan dewasa ini yang Anda sebutkan itu sangadah mencolok,
dan orang harus bisa menengatai perbedaan-perbedaan itu. Tetapi,
saya masih akan tetap meng tak^n bahwa orang hatus mencari
indikasi konjungsi historis yang dominan terhadap pfotes politik,
dan salah satu di tempat-tempat di mana Anda bisa meli-
^nt^r^
hatnyz di perguruan tinggi adalah dalam g y^ tefienru dari apa
yangakan saya sebut spesialisasi. Melihat perguruan ti.tgg zdalah
itu adalahhalyangsangat penting untuk dilakukan-
satu hal, dan
menganalisis peran perguruan tittgg dalam pengotgani asian p e- s

ngetahuan, dalam mempromosikan j enis-j enis tertentu tujuan-tu-


juan sosial menggantikan tuiuan-tuiuan lannya, dan mengamati
serta mengkaji hubungan-hubungan perguruan tinggi dan
^rLt^ra'
pihak korporasi. Saya sama sekali tidak sedang berusaha untuk
mengecilkannya. Tetapi, saya sedang berbicara di dalam sebuah
ketangka kerja. yangjauh lebih besat tentang seluruh persoalan
keterlibatan p olitik, yang b erkaitan dengan perub ahan-perub ahan
100 EDwARD !( SArD
-
di dalam masyarakat dan hubungan-hubungan saru jenis
^fit^ra
sistem politik dengan yang lainnya; dan menurut saya masalah-
masalah itu tidak dapat benar-benar diangkat ke dalam konteks
yang disodorkan oieh pergutuan tinggi. Sayakatzkan bahwa per-
guruan tinggr adalah tempat y^ng sang^t kontradiktif, dan saya
masih tetap tidak perc y^ bahwa perguruan tirgg adalah tefnpat
di mana gerakan-genkan sosial yang penting bisa diluncutkan.
Hal-hal tertentu memang mungkin di dalam perguruan tirgg,
(y.it") refleksi dankajian-kaiian tertenru; tetapi di luar itu, karena
perguruan-perguruan tirgg dalam masyankat ini bukanlah ba-
gian dad neg r^-perguruan tirgg bukaniah bagian dari
^par^t
sistem politik; tidak seperi halnya di banyak neg r^ di Eropa
dan di'neg^ta-neg r Dunia Kedua dan Ketiga-muncullah se-
btah gaya perguruan tirgg yang berbeda. Dan bag1 saya, hal ini
pada dasarnya sangat menarik. Saya tidak sedang mencoba me-
ngatakan bahwa saya lebih suka berada di Universitas Damaskus.
Sudah pasti saya tidak akan berada di sana. Sayahanya sedang
mengatakan bahwa hal-hal t€rtentu mungkin di sini dan hal-hal
tertentu y ang lunny a tidak.
Tetapi, poin utama yang ingin sayakatakan adalahbahwa pro-
tes-protes itu bagi s^y^ t^mp^k sudah menjadi bagan dari jenis
eksklusionisme yang sama dengan masalah yang lebih besat, yaitu
melihat apatheid sebagai sebuah fenomena tunggal yang berhu-
bungan dengan Aftika Selatan dan bukan sebagai wakil da--j atau
berkaitan dengan, hubungan-hubungan lain semacam itu-s epeti
hubungan yang dicapai Yahudi dan non-Yahudi
^ntarlorang-orang
di Israel.
Menilik kenbali bhkade di pniuersitas) Columbia, tanpak stgotf
kan bahwa begrtu baryak zrangJang masih sangat muda dengan hanla
n di ki t p enga lan an p o li ti k n e n e m ui p ara a ktiui s1 ang te rli b a t da lam
m amp u

m as a la h - n as a la h 1 ang ko n tro ue rs i a / (s exi p e ngop e ra si a n ke b/ a kan - ke -


E
b/akan Anerika di Nikaragua, nisalryQ dan mulai bergerak di luar
perguruan tinggi.
Tentu. Saya yakin memang begitr,rlah adznya. Tetapi, saya bi-
Y4LAYAH-\WIravau vaNc BERTUMPANG TINDIH ... 1 01
-
c ta secata lebih umum dan mungkin secafa kasatannya saia'
Bah kan di era enan pulu han pan pen berontakan-pemberontakan m a-

hasiswa tertunda; gerakau-gerakan nahasiswa itu nuncul jauh setelah ge-

rakan bak-hak sipil.


Universitas atau perguruan tinggi adalah tempat yang lebih
kemudian ada. Danmungkin memang harus demikiafi-semacam
filter, di m rt berbagai hal tedebih dahulu jauh menelusud ialan-
nya, ketimbang langsung muncul pada awalnya.

\Tawancara dengan
G ary Hentzidan Annb McClintock,
Citical Text,New York, 1 986
Gori Sastra di Simpang Jalan
Kehidupan Masyarakat

"Selama iniperanaan berada di antara berbagai kebudalaan terasa amat


sangat kuat bagi sa1a. Bisa sala katakan bahwa perasaan itu ada/ab
satu-saturya benang merab terkuatlang mem bentang sepa@ang ke bidupan
sala: adalah kerlyataan babwa saya selalu berada di dalan dan di laar
berbagai hai, dan tidakpernah benar-benarmer/adibug- dai nsuatu
p a n u n tu k wa ktul ang /am a. "
E.!gs.
Karya Edward S aid nerepruentasikan "kitik ter@an" dengan gqalang bara,
kuat dan, terutam4 opoisional Karya said akb merljadi suara sfuptis di dalan
teori kuusastraan, Jang terus-m en ents m engi ngatkannl a tentang be t@a tidak
praktisnla strategi-stmtegijangnenjadi kebiasaannla, karena strategi-strategi
itu (sepexi halrya "kritik terapan " lamalang diasoiasikan dengan I A. Nchmds)
berfungsi antuk nernisab kanjauh-jaa b kesusastraan dankitik dari praktik-
praktik sosialyng lebib luas. Dengan memahami "kesastraan" ataa ,,(ni/ai)
estetis" sebagai trtk turpisahyngterbuka untuk diteoisasikan secarafor-
"rtk
mal, para kritikus te/ah menargina/kan sastra dan diri mereka sendiri; dan
dengan tidak kuusastraan--dan kritik-diselipkan di
dakn bidang kekaasaan dan aksilang kbih laas, secara sadar atau tidak sadar,
mereka sudab mela1ani kepmtingan-kepentingan kekuasaan dai kelasltang ber-
kuasa. Said menu/is untuk menentanggay-ga1a dan cara-cara kritikyng
seperti drkonshaksi, nnderungmengantikan kesadaran teoretislangmurni dengan
sehuah kesadaran teoretiytang kritis atau oposisional

IMRE SALUSINSZKY

PERTAMA kali say bertenu dengan Anda, di sebuah kelas kuliab di


Yale, sala nengira Anda akan berbicara dengan aksen
lang bidup dan
Tnonr SASTRA DI Sttr,tmNcJar-aN ... 103
-
beragan, seperti aksen sa-ya.

Saya juga bisa begitu.


Tetapi, say terk/ut dengan orangNewYorkyngsatu ini: halus dan
agak terasinilasi. Dalam semua peristiwanla, kisah hidup Anda pastilah
terdengar aneh dan asingdi telinga. Say ingin mendengar bagaimana seorang

pengungsi Palestina nenjadi seorang profesor bahasa Ingris di (Uniuersi-


tas) Colunbia: sEta kirapasti nrdapat lebih dari satu langkaltlangterlibat
di dalarztnla.
Menggambarkan diri saya sebagai seorang pengungsi banng-
kali terdengat agak sedikit membesar-besarkan. Saya dilahirkan
diJerusalem.Karenabisnis keluarga saya, kami tinggal dan hidup
diJerusalem dan juga di Kairo, meskipun setelah 1948 kami efek-
tif tinggal mapan di Mesir. Saya betsekolah di banyak tempat
karena seting berpindah-pindah itu-kami iuga menghabiskan
waktu di Lebanon, di mana keluarga saya memiliki sebuah rumah
musim panas. Begitulah, saya sudah bersekolah di sekitat sembilan
sekolah menjelang kepergian saya meninggalkan Mesir, dengan
membawa malu, pada awal tahun 1'950-zn untuk kemudian tiba
di Amerika: say^ pernah bersekolah di sebuah sekolah umum ko-
lonial Inggris, dan dimint^ sec r^ efektif untuk tidak kembali ke
sana karen^ s^yL dulu adalah seotang tukang bikin ribut. Lalu,
ketika usia saya mencapai lima belas, szya datang ke Amerika.
Saya bersekolah di sebuah sekolah di sana selama beberapa
^sr^m
tahun, dan kemudian pindah ke Princeton. Keluarg^ s^y^ tet^p
tinggal di Timur Tengah, jadt szya pulang ke sana setiap musim
panas; tetapi, saya adalah satu-satuny^ anggota. keluarga yang ting-
gal di sini.
Jadr,latar belakang saya sangat tidak biasa dan aneh; dan saya
selalu sadar zkan hal itu. Meskipun kami adalzh otang Palestina,
tetapi kzmi adalah pemeluk Anglikan; jadi, kami adalah minotitas
di dalam kelompok minoritas Kristen dengan latar rnayoritas Is-
lam. Pada waktu itu, katenatahun-tahun peftaLm keberadaan ayah
saya di neg t^ini (dia pernah dztangke Amerika padatzhtnl'91'1'
dan tinggal selama sekitar sembilan tahun), kami selalu punya se-
104- Eowano\( Saro

macam gerai d.i Amerika, dan untuk alasan-alasan dan bu-


^gram
daya, dt Inggtis. Jadi, Inggris dan Ameika adalah tempat-ternpat
altetnatif bagi saya, dan bahasa Inggris, bersama dengan bahasa
Arab, adalah bahasa y^ngs^y^ gunakan sejak saya masih kanak-
kanak. Sebagai orang luar, seialu saja ada anomali-anomali dan
keanehan-keanehan, dan, ketika tahun-tahun bedalu, saya tidak
punya tempat untuk pulang: saya tidak bisa pulang ke Palestina,
karena berbagai alasan yang sudah jelas, kebanyakzn berupa alas-
an-alasan politik; saya tidak bisa kembali ke Mesir tempat saya
rumbuh; dan sekarang saya tidak bisa kembali ke Lebanon, ternpat
ibu saya tinggal, dan tempat asal istd saya. Lztzr belak^ng s^y^
adzlzh serangkaian perpindahan dan ekspatriasi yang tidak akan
pernah bisa disembuhkan. Selama ini perasaan berada di zntan
berbagai kebudayaan terasa t s^ng t kuat bag stya. Bisa saya
^m
katakan bahwa perasaan itu adalah satu-satunya benang merah
tetkuat yang membentang sepanjang kehidupan saya: adalah ke-
ny^t^ tr bahwa saya selalu berada di dalam dan di luar berbagai
hal, dan tidak pemah benar-benar menjadi bngt* dad sesuatu pun
untuk waktu yanglama.
Saya belajar sastra karena saya selalu tertarik kepadanya, dan
karena bagi saya kelihatannya hal-hal di seputar kesusastraan-
filsafat, musik, sejarah, ilmu politik, dan sosiologi-katakanlah,
memungkinkan orang untuk tertarik kepada sejumlah aktivitas
manusia lainnya. Kehidupan szya zdalah kehidupan yang sangat
baik, bagi sayz, dan saya tidak pernah sedetik pun menyesalinya.
Dulu, altetnatifnya adalah selalu terjun ke dunia bisnis, sesuatu
yang menjadtlatar belakang keluarga saya, tetapi yang tidak per-
nah menjadi altetnatif yang sesungguhnyabagj saya, karenalatar
belakang sosial dan politik riil dunia bisnis Timut Tengah, yang
selalu berupa sebuah tipe kelas-penguasa dan sesuatu yang selalu
saya hindari.
Atas nama @akah keangotaan Anda di Dewan Nasional Palestina?
Sebenarnya, keanggot^^n s^y^ itu praktis tidak menyangkut
simbolisme. Saya dipilih menjadi anggotanya pada
^p^-^p^kecuali
Teonr S,lsrnR or SIMPANGJALAN ... 105
-
tahun 1977, oleh dewan itu sendiri, sebagai seorang anggota in-
dependen-saya tidak punya afiliasi politik apa pun dengan ke-
iompok resmi m rr^ pun. Pada tahun 1'977, saya petgr ke sebuah
pertemuan di Kaito, dan berada di sana selama kurang lebih empat
had. Saya absen dad semua pertemuan lainnya hingga pertemuan
di Amman pada bulan November 1 93{-pertemuan'puncak yang
menutup perpecahan di dalam tubuh getakan nkyat Palestina.
Saya betada di sana selama dua had, yang pada dasarnya hanya
untuk memenuhi kuorum. Sayz zdilah seorang nonaktif
^rrggot^
terhadap semua maksud dan tuiuan organisasi.
B i cara te n ta ngp rp in da h an : s e an dai n1 a ra pt a t Pa le s ti n a b rh asi I d a lan
e e

aspirasi-aspirasi kebangsaan rzereka, untuk mend@atkan kemerdekaan


dan tanah airy @akah Anda akan tet@ tinggal di Arnerika Serikat,
ataukah kembali ke Palestina?
Saya sudah sering memikirkan hal itu. Dulu saya selalu betpi-
kir bahwa untuk pulang, Sebenarnya,bagpzn
saya akan mencoba
Palestina tempat saya berasal adalah bagan BaratJetusalem: ba-
gian itu selalu menjadi bagqan dart negata Istael pzsca-1'948, dan
itu bukanlah bagian dad kota yang s^y^ rasa zkan mudah untuk
berpikir bahwa
saya kembali ke sana. Sekatang, saya benat-benar
pandangan dan petasaan terbuang begitu kuat dalam dfui saya
sehingga s^y^ r^go apakah saya akan mampu meredakannya de-
ng n c r^ pulang seperti itu.
Saya tidak yakin, dalarn segala hal, bahwa s^y^perc^yapada
tetjadi di awal sebuah Palestina yang sudah terbagi
^p^yangharus
dua. Saya sudah bethenti berpikir bahwa pemecahan masalah-
masalah politik itu adalah membagi-bagi wilayah itu meniadi ba-
gian-bagian yang kecil dan lebih kecil. Saya tidak petcaya pada
pembagian wilayah kekuasaan, bukan hrnya pada tingkat politis
dan demografis, melainkan pada segala m^c m tingkatan intelek-
tual dan spititual latnnya. Pokoknya, selutuh gagasan untuk mem-
bagi habis kepingan-kepingan wilayah itu untuk masing-masing
komunitas benar-benar salah total. Pand^ngan apa pun tentang
kemurnian-bahwa wilayah yang begini dan begitu-pada ha-
106-EDyARDWSATD

kikatryta adala.h tanah air bangsa Palestina 21211 [s12sl-!agy saya,


semata-mata hanyalah sebuah pandangan yang sama sekali tidak
autentik. Yang pasti, s^ya petcay^ pada penentuan nasib-sendiri
dan kekuatan sendid, sehingga jika orangingin melakukannyamz-
ka mereka hatus mampu melakukannya sendiri: tetapi, saya tidak
melihat pedunya saya melibatkan diri di dalamnya.
Salah satu dari berbagai halyng ditemukan dalarzt nembacaThe
Question of Palestine, bagt sa1ta, adalah sebuab sikap yng berani:
Anda adalah salah satu dari sedikit komentator di dalam seluruh perde-
batan inilang-kendati Anda bersik@ tidak konpronistis dalam peng-
gam b aran An d a te rh ad ap arti Z i o n is n e b agi ra pt a t p6 /s s yi 1x 4- 5 s la lu b e rs i -

keras babwa nasib orang-orang Palestina dan orang-orang Yahudi saling


berkaitan, dan tidak bisa dzpisahkan. Meskipun demikian, sekarang ini,
ap a s E a h as i /- h asi /n1t a 3t ang re a listis ?
Sekarang ini, tidak banyak yang bisa diharapkan selain
konflik
yang semakin memburuk. Saya tahu banyak tenrang situasi Atab
dan Palestitra., dlfl, saya pikir, pet^s^ n pastah dan tak berdayz
serta ketidakpastian sangat kuat di sana. Saya kira rakyat biasa
belum menyerah-ada banyak sikap luwes di kalangan pendu-
duk-tetap i, y zng s esungguhnya s edang kami alami s ekarang ada-
lah sebuah krisis kepemimpinan, plus sebuah kdsis konjungtural
yang sangat tidak adil dan sangat tidak mengunrungkan: segala
situasi dan segala sesuatunya merugikan kami. Peran Amerika Se-
rikat, peran Uni Soviet, bangsa-bangsa Arab lasnnyz, orang-orang
Israel: semuaflya menentang resolusi apa pun yang cukup ber-
makna dalam waktu dekat ini.
Tetapi untuk jangka. menengah hingga jangka panjang, yang
menarik adalah bahwa sejumlah orang Israel dan orang Palestina
sedang belpikir mengikuti garis-garis yang panlel, tepatnya de-
ng rr clrt^ yang sudah saya sebutkan sebelumnya: menentangpan-
dangan tentang pembagian wilayah dan pandangan tentang usaha
untuk metealisasikan sebuah neg r^ Yahudi/Palestina yang de-
mokratis. Secara paradoksal, banyak di antanny^ y^ng betasal
dari orang-orang seperti Kahane, yang telah mengangkat masalah
TEonr Sasrna oI SIMIANGJALAN ...
-707
ini dan mengatakan bahwa orang tidak mungkin memiliki sebuah
negara Yahudi yang demokratis: itu sangat menakutkan, dan nkyat
merasa sangat kesulitan' untuk mewujudkannya. Saya sangat tertarik
pada petikan terkini dari Meron Benvenisti, m^nt^rr \fakil \fali-
kotaJerusalem, yang berkesimpul^fls^ma dengan saya: kita benat-
benar tidak bisa bican tentang memisahkan dua rakyat, karena
kehidupan kami saling berkaitan dalam begitu banyak hal, saat
ini terutama dengan zdanya dominasi kelompok yang satu atas
kelompok laLtnya. Tetapi, selutuh gagasan tentang sebuah peme-
rintahan yang terpisah dan berbeda adalah sebuah olok-olok ter-
hadap keadilan dan tethad^p yang diyakini sebagai liberalis-
^p^
me dan ekspedmen sosial yang besar.
Di sanalah letak masa depan itu: di dalam evolusi, seiting de-
ngzn jalannya waktu, pandangan-pandangan terrtang komunitas
yang didasarkan pada pengalaman-pengal^m^n ny^t^ yang intet-
dependen, dan bukan pada mimpi-mimpi yang membungkam
orang lain dan pada setengah nyzta. Prinsip pemikiran militer,
yang begitu kuat baik di dalam kebangkitan nasionalisme Yahudi
maupun di dalam nasionalisme Arab, harus dikaji ulang berkali-
kali, dan kendatipun tidak menghancutkan segalanya, tetbukti be-
nar-benar sia-sia dan tidak efektif. Hingga menjadi benar-benar
jelas bahw^ c r^-c r^ militer gagal-seperti yang mungkin orang
sudah duga bahwa pengalaman nkyat Lebanon sudah menjelas-
kannya bagi bangsa Israel, bangsa Lebanon, dan bangsa Palesti-
n2-[i12 harus merasakan keterpurukan-keterpurukan yang me-
ngerikan ini di dalam kehidupan rakyat. Tetapi, saya adalah se-
ofang y^ttg s^flg t optimis, katakanlah untuk genetasi putfa saya.
Aktiuisne Anda nbagai selraftg Palestina tentu dalam beberEa hal
telah membuat pekerjaan Anda nbagai sezrang kritikus di Anerika Se-

rikat ini lebih sulit dilakoni. Dua alasan langsungltangnasuk akal adalab,
pertana bahwa sebagai akibat, bukan harya akibat daripropaganda Zionis
s@a, melainkan antara lain sebagai akibat dari propaganda Zionis, sino-
nimitas antara "bangsa Pa/estina" dan "teroris" sudah terbentuk di dalam
benak mayarakat di sini. Kedua, banlak di antara zrailg-zrangJangAnda
108 EDwARD \X1 Sam
-
hadapi dan ltang dekat dengan 'Q7xi6-fsvlxasuk orang urang seperti
Geofrry Haftman dan Harold Bloon-adalah Zionis. Dan perasaan apa
pun tentang masalah ini cenderang langsung nenuncak nenjadi perasaan-
perasaanlangpenah kekerasan, pribadi dan bergejolak. Nah, apakah hal
ini nembuat kehidupan Anda sebagai se\rang kritikus sastra menjadi se-
makin sulit?
D alam p etsp e kti f, o :-:angharus bican s edikit s ai a. I{aIau orang
melihatnya di dalam perspektif yang luas mengenai sebuah per-
tarungan yaflg s^ng t berdarah di antan dua kelompok bangsa,
rnaka ap^ y^ng sudah saya lalui benar-benar relatif sangat ringan.
Yang pasti, orang kehilangan sisi-sisi tertentu yangadapada' d:ttnya
kalau mereka menadk diri karena benci atau takut' DaIarr' kasus
Harold, pandangan -pandangannya, seperti pernah dikatakannya
kepada saya bertahun-tahun yang lalu, adalah pandangan-p^rr-
dangan milik orang-orang Jabotinsky f H.erut yang abadi itu. Dia
berpihak pada yangbenar, tetapi itu tidak menghamb
^tkit^untuk
membicatakannya. Adapun halnya dengan Geoffrey, kami belum
pernah membicarakannya. Saya ingat waktu itu saya sedang merasa
agak berduka selama musim panas 1982, ketik^ say^ sedang ber-
samanya di Sekolah Kritik. Seiuruh keluarga saya, dan keluarga
istti saya, saat itu sedang berada di Beitut, dalam keadaan terke-
pung. Tak sepatah pun peffry^ta fl simpati diucapkannya. Saya
benar-benar tidak bisa berkata dan dia pun tidak bisa
^pl-^p^,
berkata Hal-hal semacam itulah yang menyusahkan
^p^-^p^.
orang, di tingkat pribadi. Itu iuga masalahnya dengan Trilling,
yangzdala.h seorang teman y^ngs^rrg t dekat dan seorang kolega
yang luar biasa dermawan: aspek tertentu dalam kehidupan kami
masing-masing tertutup sifatnya dan tak mungkin dibicarakan.
Maka, selalu saja sayzmerasa ada sesuatu yang kurang atauhilLfig.
, Di tingkaty^nglebih umum, pandangan tentang menjadi se-
orang Palestina sekaligus kritikus sastra bagi sebagian orang me-
rupakan sebuah perpaduan yang saling bertentangan: Anda tidak
boleh begitu. Bagi sebagi^n or^flgIatnnya, saya yakin merupakan
sebuah kesenangan yang unik dan luar biasa ketika melihat sese-
TEoRr SASTRADT STMeANGJALAN... 109
-
orangyang dianggap teroris menjalani hidupnya dengan car^y^rrg
sangat betadab. Saya punya contoh yang sangat mengesankan.
Seorang psikiater Yahudi, yang pernah saya temui dalam suaru
pertemuan politik, datzng ke Nerv Yotk dan sedang berada di
Village, tetapi ngotot ingin datang berkunjung ke rumah saya.Dia
pun benar-benar rnss6sl-furuh wakru satu iam untuk tiba di
rumah saya dengan menumpang kereta api bawah 12n2[-d2n
menghabiskan waktu tak lebih dari lima menit (di rumah saya).
Lalu, dia pun berkata, "Saya harus kembali, ada npat lain yang
hatus saya hadiri." Lalu, saya pun berkata, "MengapaAnda datang
ke sini ? " dan katany a, " S ay a hany a ingin melih at b agaiman a Anda
hidup." Dia ingin melihat sepeni apa sih, seorang Palestina yang
hidup di sebuah kota besar sepeni New Yotk, sesuatu yang me-
rupakan hal yang aneh baginya.Dta tertarik padakenyataanbahwa
saya jwga, main piano dan hal-hal lain semacam itu.
Aspek tetburuknya adalah bahwa saya tahu petsis orang me-
nyerang sayakztenag g s^rr-g g san ataupandangan-pandangan
yang kelihatznnya berdekatan dengan pandangan-pandangan me-
teka tentang^p^ itu Zionisme. Ironi yang paling mengerikan dan
kejam adalah bahwa saya kerap dipandang sebagai semacam tipe
Nazi, oleh orang-orang seperti Cynthia Ozick dan kelompokNew
Republic.Ini adalah parodi yang memalukan.
Ya ng te 11 ad i p a da A /e x O de h n e n u nj u k kan b e t@ a b is a b e rb a h a1 a n1 a

ini di Anerika Serikat.t


bicara tentang hal
Saya pernah menerima anc m n-ancamafl pembunuhan, se-
rangan-serarrg n ke kantot saya. Onng-orang mencoba mendob-
rak masuk ke tumah saya, dan sebagainya. Semua itu ada juga.

1,. Odeh adalah I{epala Dewan Anti-Diskriminasi Amerika-Arab di Ca-


lifornia. Ia terbunuh oleh serangkaiatserangan bom di depan pintu
kantornya p ada tznggal 1 1 Oktober 1 9 85. Malam sebelumnya, Odeh
tampil di layar TV lokal dalam acan talk sbowguna menolak ketedibatan
Yasser Arafat dalam urus an Achil/e l-auro.
110 EDwARD \)fl Saro
-
Tetapi, bahwa di dunia tempat kita tinggal sekalipun-yaitu dunia
yang nonpolitis dan dunia 52s112-[2]-hal semacam itu selalu
mengintai. Komite Yahudi Amedka membuat sebuah ulasan sing-
kat tentang buku saya Tbe lYorld, the Text, and the Critic, di mana
kata "sekulet" dianalisis sebagai benar-benar betarti "negata de-
mokatik sekuler"-nya Yasser Artfat, yang (masih menurut me-
reka) sesungguhnya berati kematian bagi orang-orarug Yahudi;
nraka betarti Said adalah seorang teroris, dan sebagainya.
Saya ingat bahwa ketika say tunjukkan wauancara-wawancara de-
nganFrTe dan Denida tahun lalu, tang@anAnda adalah: 'Kalau masalah
mereka adalah berkeliling dania dan selalu nendEati gagasan-gagasan
mereka sendiri sudah ada di sana untuk nenlambut nereka, maka masalah
say aialah berkeliting dunia dan selalu mendapati gambaranlang sudah
terdistorsi tentang sikE pnlitik sala sudah ada di sana untuk menlanbut
sa1ta." Bagaimana ini?
lYah, ittt sangat mengganggu saya. Biasanya, bila saya pergi
untuk memberi kuliah di tempat lzin, banyak sekali o:o;flg yang
datangdan selalu sajaada,masalah keamanan. Sekalipun saya pergl
untuk berbicara tentang sastta atau topik-topik lain yang ielas-
j nonpolitik, selaiu saja ada bahzyaberupa
elas m^rr kekerasan,
^rrc
artc rn tt dari seseorang di kalangan audiens yang berdiri dan ke-
mudian melemparkan sesuatu atau menembakkan senjata apinya
ke arah saya.
Inrlah masalahnya. Dan saya tidak bisa meras a teflaflg. Sudah
sering saya tampil di media dan sangat terkenal di dunia semacam
itu, sehingga privasi dan gagasan-gagasan saya benar-benar sepe-
nuhnya betada di luar kendali saya. Dengankatz lain, ini bukan
hanya soal menemukan gagasan-gagasan itu di sana; ini soal me-
nemukan seluruh institusi yang sudah menerima dan memproses
y^ngdianggap ny a sebagai p andangan-p andangan saya---entah
^p ^
itu dari sudut pand maupun yanganipztik. Petlu
^ngy^ngempatik
usaha yang luar biasa untuk mengendalikan diri, dan untuk tidak
menjauh dalam keputusasaan,karena sangat sulit untuk mendob-
rak masuk ke dalam sesuatu yang menyerupai iual beli atau per-
Tnonr SasrRa or SIMPANGJALAN ... 11'1
-
tukaran pandangan dengan orang banyak. Itu berlaku entah unruk
audiens Arab maupun Amerika.Tetapi,yang menarik kalau orang
berbincang dengan orang-orang Israel, bukan dengan orang-orang
Yahudi Amerika atau Eropa, maka ada semacam suasana hidup
di sana. Dengan orang-orang Yahudi Israel, sungguh menarik,
karena ada pengalaman bersama kendati tenru saja itu adalah peng-
aiaman-peng alaman y^ng Walau bagatmznapun j uga,
^rrt^gonistik.
tetap saia itu adalah sesuatu yangbenar-benar bisa Anda perbin-
cangkan dan bahas.
Hal yang sangat menarik, dari sudut pandang ypng melulu
politik-di samping dari sudut pandang filosofis dan interpreta-
if-adalahmelihat orang sedang memperbincangkan hal-hal yang
bukan politis dan melihat persoalan Palestina menyusup dengan
sendfuinya. Jelas, hal inilah yang bedaku di negar^ ini di mln ,
bagi sejenis pemikir tertentu, semua persoalan tentang menentu-
kan-nasib-sendid, hak-hak asasi manusia, dan sebagainya diubah,
kadang-kadang secara implisit-oleh pergeseran-pergeseran nasib
baik Istael. Hal itu mengagumkan untuk dilih2q dan salah satu
t^ntaflg n besarnya-bukan karen^ s^y^ sudah berhasil lolos da-
rinyz-adalah mempetahankan sebuah sikap yang konsisten ter-
hadap masalah-masalah semacam itu, terhadap masalah-m asalah
prinsip, dan tidak membelokkan mzsalah-masalah itu karena au-
diensnya bersahabat dan berharap Anda akan melakukan sesua-
tu: bukan pula untuk membuat petkecualian-petkecualian. Sehing-
ga irka Anda dihadapkan pada kegilaan religius dad jenis yang
satu atau yang lainnya, itu tidak hanya akan mencakup fundamen-
talisme Kristen atau Yahudi, tetapi juga fundamentalisme Islam.
Meski saya tefang-tefangan menyatakan pandangan-pandangan
yang sebaliknya, saya dianggap sebagai pembela besar Islam, se-
suatu yang tentu saja tak masuk di akal. Justru, saya ingin benar-
benar sangat ateistis.
S e b u a h p e rta n1 aa ru te n ta ng karya p e rta n a An da te n ta ng C o n ra d : @ a -
kab pengalaman Andq dengan kolonialisme telah nembawa Anda nenjadi
seorangpengarangltang karyta dan kariernla begitu dalan berakar dalam
1.1.2 EDWARD tM Saro
-
semaa persoalan' kolonialisme?
Tentu saja. Saat pert^m kalinya rltidak sengaia rne-
slya" sec

nemukan karya Conrad ketika saya masih rctntia, saya merasa


bahwa dalam pengertian tertentu, saya sedang membaca, bukan
kisah saya sendiri, melainkan sebuah ceflt^ yang ditulis dari ke-
pingan-kepingan kehidupan saya dan disatukan dengan cM^ y zng
mengesankzn dan fantastis obsesif. Sejak saat itu saya sudah tet-
pikat. Saya pikir dia bukan hanya seorang penulis besar yang me-
nulis kisah-kisah, melainkan seorang penulis besar p arabel-panbel.
Dia memiliki sejenis pandangan khas tettentu yang semakin.me-
ningkat intensitasnya setiap kali saya membacanya, sehingga se-
karang nyaris tak tertanggungkan bagi saya saat memblc rrya.
Apakah proyk proyk sepertiThe Question of Palestine dan Co-
vering Islam nerepresentasikan senacan upala keraslang, da/am benak
Anda, selalu terpisah dari kerla-keia Anda yng lebih bersifat kritik-
sastra?
Tidak juga. Adakaltnya saya ingin melakukan hal-hal seperti
The puestion of Palestine dan Couering Islam dengan sebelah mata
yang hampit-hampir semata-mata tertuiu pada sebuah audiens
y^rrg s^m seka[ tidak ada hubungannya dengan persoalan-per-
soalan sastta. Tetapi, sepetti Anda ketahui, kalau Anda membaca
keduanya, saya menjelaskan teks-teks sastfa, teknik-teknik sastla,
dan masalah-masalah interpretatif tertentu, yang telah banyak
memberi szya pela1jatan tentang bagatrnznaide-ide disebaduaskan,
dibentuk, dan dilembzgakan.
Tak diragukan lagi bahwa, hingga sekitar lima tahun lalu, saya
menjalani kehidupan y^ngs^trg t skizoftenik. Saya masih terkung-
kung, atau terkungkung sendiri, dalam kaiian akademis bzhzsa
Inggris hingga sedemikian izuhnya, sehingga saya rutin rnengaiar
dalam kuliah-kuliah tentang novel Inggris, zttu zbad kedelapan
belas, dengan c r^ y^nghtnya sedikit berkaitan dengan titik-titik
perhatian intelektual s^y^ y^ngsesungguh nya. Szya,berpikir bahwa
dalam ttg at^tr empat tahun terakhir ini, saya telah merumuskan
kuliah-kuliah dan c fL-c r di mana, meskipun saya tidak sedang
TEoRI SastRa ol SIMPANGJAI-AN ... 113
-
ter ng-ter^ngan melakukan hal-hal yang politis, minat szyz terha-
dap sastra perbandingan telah memungkinkan saya mengatasi ma-
salah-masalah y2ng lebih dekat dengan perhatian saya yang se-
sungguhnya: misalnya, masalah intelektual; hubungan-hubungan
dan imperialisme; kesusastraan dunia; dan hu-
^tttaf^kebudayaan
bungan timbal balik antara seiarah, masyatakatdan sabtta. Dalam
hal ini, saya merasa jauh lebih baik dan merasa bahwa
^p^y^ng
sedang saya lakukan kini lebih terpadu dan terarzh.
SEta ingin mernahani sebagian dari ltal-hal itu dalam sekelE saia'
Tetapi sebuah prqyek seperti Covering Islam merytingk@ sisi diri Anda

lang terpengaruh dan dtpengaruhi oleh Chons@. Bisakah Anda ganbar'


kan hubungan karya Anda dengan karya Chons@?
Saya sudah mengenal Chomsky selama hampir dua dasawarsa
ini. Dia adalah or^ngy^trg s^ng t s^y^ kagumi- Banyak perbedaan
di zntara kami, tetapi saya kira komitrnen intelektual seperti yang
dimilikinya, kecendeki^ ntry^ yang ta'k kenal komptomi, dan ke-
marnpuannya untuk tidak direcoki oleh profesionalisme macam
apa pun-baik itu di bidang filsafat, matematika, maupun i"*-u-
listik-telah benat-benar mendorong saya dan banyak orang lain-
ny^ r tidak meniadi lembek dan dikacaukan oleh hambatan-
^g
hambatan disiplinet Dan saya pikir dia adalalr. seorang yang sangat
bermoral. Dalam banyak hal, dia adalzh seorang yang kebetarian
dan kemauaflnyl untuk berbicata seclr tepat tentang masalah-
masaiah yang paling langsung memengaruhi dirinya-sebagai se-
orang Amerika, seotang Yahudi dan lain sebagainya-sangat pen-
ting bagi saya.
Ada perbedaan-perbedaan di kami, tetapi perbedaan-
^nt^t^
perbedaan itu tidak tedalu menadk atau penting. Pada pdnsipnya'
perbedaan-petbedaan itu berkaitan dengan kebutuhan akan se-
macam hubungan dengan sebuah massa kdtis, dalam pengertian
sekelompok orang atau sebuah tuiuan. Chomsky selalu meniadi
seseofang yang bekerja sendiri. Dia menulis karena semacam fasa
solidaritasnya terhadtp orang-ofang yang tertindas, tetapi keter-
Iibatannya yang terus-menerus secafa langsung dalam aktivitas
114- Eow,rnoW San

politik s ebuah kelomp ok orang atau komunitas-s eb agi an karena


banyaknya minat dan tuntutan-tuntutan zamannya-berbeda de-
ng n s^y^. Perbedaan kedua, dan mungkin yang paling penting,
adalah bahwa dia tidak tedalu tertarik pada meneorikan apa pun
yang sedang dilakukannya-sedangk s^y^ sebaliknya.
^n
Dalan hal itu, Foucault dan Cbonsfui merepresentasikan dua kutub
dalan pernikiran dan praktikyngAnda lakukan.
Saya pikir, ya, sebagian. Saya kira, dalam analisis terakhir,
orang harus memilih satu di mereka; tetapi saya selalu me-
^nt^r^
tasa bahwa orang sebenarnya bisa memadukan keduanya. Akhir-
ny^, s^y^ pikir bahwa sikap Chomsky adalah sikap yang lebih kon-
sisten dihormati dan dikagumi, kendati barangkali itu bukan sikap
yang paling patut diteladani. Jelas, ini adalah sikap yang kurang
sinis dibandingkan sikap Foucault. Menurut saya, di akhir masa
hidupnya, Foucault tidak tertarik l^g pada ketedibatan langsung
dengan politik, apa pun bentuknya.
Buku peftama Anda jtang membawa danpak kuat adalah Begin-
nings. Ka /a u ora ng m e m b a canl a s e karang d an ke rn u di a n la ngs a ng m e m b a ca

Odentalism, akan tampak bahwa dalan Beginnings Anda belum me-


n e m u ka n warn a An d a s ep erti a ng s u d a h di n rz u k an da lam Odentalism:
1
sebuah aarnaJang lebih kuat, lebib indiaidaal, dan secara teoretis lebih
terkonsentrasi.
Sebenarnya saya pikir lebih terkonsenrrasi se-
Begtnnings fauh
cara teoretis. Tetapi, barangkali buku itu masih uentriloquistic n-
sanya penting bag1 saya untuk beke{a melalui sejumlah genre,
kritikus, dan warna. Selama ini saya selalu sangat menyukai ber-
bagai paduan suara, berbagai jenis tulisan yang polifonik dan juga
nyanytarl Saya kira ada semacam konsistensi dalam buku itu, se-
suatu yang tidak sama dengan Oientalisn dalam hal konsentrasinya
yang konsisten dan tak kenal ampun pada sebuah demistifikasi
tertentu. Oientalisn benar-benar merupakan sebuah buku yang
sangat programatik dalam hal tertentu, tetapi dalam hal lain buku
ini membuka begitu banyak ruang gerak. Ini adalah topik yang
sangat besar, dan saya rasa buku ini mampu menciptakan penga-
Tnonr S.q.srRr ot Sttrln'lucJaraN ... 115
-
ruh yang lebih besar, tetapi Beginnings adalah buku yang s^y^ r^s^-
kan masih sangat dekat dengannya. Ada banyak hai di dalzmnya
yang belum sepenuhnya selesai saya keriakan, dan bagi saya, itu
masih sangat kaya-yane jelas Vico adalah salah satunya.
Berikat ini adalah pertanltaanlangAnda ramuskan di bagian awal
B eginnings :' Ad a ka h s e b u a h awalan 1 a ng m e ngu n tu ngka n u n tu k s e b u a h

kajian sastra-1aitu sebuah perrnalaanJang sangat suuai dan penting,


qt a b e rb da dari se b uah p ern u laan h i s to ris, p s i ko hgi s, ataup u n
3t a ng s ep e n u h
e

kultaral?" Aditkah bila say katakan bahwa karya Anda selanjutnla-


dan teratama Orientalism-telah meniawab secara negatif terhadap per-
tanlaan itu?
Sayapikir mungkin itu benar. Sayakatzkan bahwa pergeseran
' d2:j Beginnings ke Orientalisrz bukanlah dalam hal sudut pandang

sastfanya, melainkan sudut pandang tekstualnya. Dalam Orientalisrn


saya terkesan oleh seiauh rrt n orarrg, hanyz dengan membaca
sesuatu, kemudian firampu keluar dan mencarinya.Inilah yang saya
sebut sebuah "sikap tekstual", dan ini berkaitan dengan masalah
y^ng saya- bingkai dalam Beginnings- Sekarang saya kembali untuk
mengubah pemikiran saya sedikit. Selama bebetapa tahun ini, saya
telah merasakan, dengan c 1.ayaflg terbuka dan tegas serta naif,
bahwa dengan mengingat begitu banyaknya kesulitan dan ke-
r^rrcvaLn ideologis yang teriadi dalam penulisan ilmu-ilmu sosial
tertentu, dan dalam penulisan seiarah, ada sesuatu yang menye-
garkan dan luar biasa menarik dalam penulisan yang murni sas-
tra-seperti syair Stevens y^ng pern h Anda kutip. Kehalusan
litereE kalau Anda fllau menyebutnya demikian, itu berbeda. Tentu
saja sayapikir bahwa kehalusan literer dapat ditemukan dalam pe-
nulisan ilmu pengetahuan sosial dan yang ielas, dalam Orientalism,
saya dzpattbahwa seandainya orang-orang seperti Massignon bu-
kanhanyamerupakan cendekiawan-cendekiawan besar melainkan
juga penulis-penulis besar, mtka semuarrya akan berbeda, bahkan
bila sikap-sikap meteka sama sekali unik sekalipun. Saya kka saya
akan tiba pada sebuah pandang n y^ng lebih moderat tentang
hubungan sastra dan bentuk-bentuk nrlisan lainnya.
^rftare-
11.6 Eowano \( SArD
-
Suuatulangdalam Beginnings dan kemudian nenjadi lebih kuat
dan sangat mengq'utkan dalam diri Anda adalab elemen Vicbian. Bagai-
mana Vico, melebihi serTtua orang lainnla,ladi begtu kuat mencengkeram
Anda?
Pengaruh yang luar biasa kuat yang ditimbulkan olehTlse New
Science pada did saya ketika saya memb^c ny^ sebagai seorang
mahasiswa (pascasarja na) adalah pertama-tamu,
-rrrrgi.in kzrena
pemandang^n y^ngdigambatk anny^ di awal: tentang seorang laki-
laki non-Yahudi; raksasa-raksasa; periode tepat setelah banjir, dan
orang-orang yang sedang berkelana di seluruh permukaan bumi,
dan perlahan-lahan mulai mendisiplinkan diri mereka sendiri, se-
bagian karena takut dan sebagian lag1karcnatakdir. Pembentukan-
diri semacam itu mengejutkan s^ya karena benar-benar berada di
jantungnya semua pandangan historis yang memang kuat dan me-
natik (yang jelas, Anda melihatnya dalam Marx, dan dalam Ibnu
Khaldun): bagarmana sebuah tubuh membenruk didnya sendiri
menjadi sebuah pemikiran dan raga, dan kemudian menjadi se-
buah masyarakat. Hal itu sangat kuat, dan begitu kuat; dan dia
meflggunakan teks-teks yang sudah pernah dibahas sebagai se-
suatu yang bersifat omamental atau filosofis secara literet, untuk
menjelaskan pandangan yang luat biasa tentang pembangun an dan
pendidikan ini. Itu saya nsakan sebagai sesuaru yang luar biasa
kuat dan puitis.
Kedua, Vico selalu melakukannya dengan cara menghindari
pandangan-pandangan tentang ag m4 tentang penciptaan, dan
lain sebagainya. Sifat oposisional dalam karya-karyanya-sikapnya
yang anti-Cartesian, antirasionalistik, dan anti-Katolik-luar biasa
kuat. Saya sudah membacanya berkali-kali sejak itu, dan selalu
mendapatinya sebagai sesuatu yang memp erkaya,menghibur, dan
informatif.
S u u a tu1 ang p e n ti ng da lam Beginnings ada la h i Vi cb i an an tara
op o s i s

permulaan zrang-nrang bukan Yabudi dan asal usul teo/ogis. Ini terdengar
seperti sebuah persoalan lang dirunuskan oleh Komite Yahudi Amerika,
tetapi, bagi Anda, apakah gema oposisi itu neniliki hubungan dengan
TEoRr Sasrna oI SIMPANGJAI-aN ... 117
-
fakta bahwa Israel adalah sebuah naslarakat yng dibartgun, mungkin

dengan uniknla, atas dasar asal usul teologis?


Saya pikir Israel tidak unik dalam hal itu. Jzngan lupa bahwa
dunia tempat saya tumbuh dulu adalah sebuah dunia di mana pro-
duk lokalnya berupa produk ag m -^g ma. Tentu saja, ini berlaku
untuk Islam, Kristen, dan Yahudi: semuanya betkaitan, semuanya
monoteistis, semuanya berasai dari ianii atau sumpah 'Abraha-
manik" (begrto Massignon menyebutnya). Pembedatn yang szya
buat dalam Beginnings itu, yang oleh vico dibuat dengan sangat
kuatnya, bagi saya mutlak adil. Kalau memang harus ada semacam
sejarah, maka sejarah itu harus diarahkan meniauhi asal usul ini.
Dalam hal itu, vico sangat Luctetian: Lucretius mengatakan, da-
lam buku pertama De Rtrun Natura, bahwa penyakit dan pende-
it'ran. terburuk muncul dari tindakan-tindakan persuasi ^g m .
Saya pikir jelas itu benar, dan saya sedang mencoba sebanyak
mungkin unruk membuat daftar tentang hal ini. Tetapi, seperti
sayakatakzn, saya tidak akan membatasi hal ini hanya pada Israel
szja. Lat?r- belakang saya sendiri memilikinya dilam dosis yang
agak berat, dalam keluarga ibu saya, yang terdiri dari orang-orfifrg
Lebanon, ofang-ofang Kristen sayap-kiri yang sama kerasnya de-
ngan Kahane. Semua itu merupakan sesuatu yang bagr saya tidak
berguna sama sekali; y^ng sedang coba saya lakukan adalah me-
narik diri saya keluar dzrrinYa.
S ebagian buar transisi dariBegqnnngs ,€e Orientali sm adalah penga-
ruh Foucault yng kbih kuat dalan buku kedua. Apakah s/ak dulu
Anda sudah mengenal Foacault?
Tidak juga. Saya mengenalnya belakangan setelah saya menulis
Orientalism. Kami berkorespondensi sedikit. Yang selalu menge-
sankan saya dalam Foucault adalah metodenya. B^91 s2y2", tzlrrl-
paknya seperti halnya Foucault dan chomsky-saya benat-benar
tidak bermaksud membandingkan diri saya dengan mereka-saya
sudah mengumpulkan banyak informasi dan pengetahuan, dan
saya juga tertarik ptdzbagumana informasi dan pengetahuan itu
dipilah-pilahkan. Saya kira keduanya sama-sama memiliki sejenis
118 Eowann !( SArD
-
rasa akan pengetahuan strategis yang sama: sebuah rasa pengertian
strategis dan geografis, bukannya per^s^ n yang sifatnya temporal,
yaitu yang menjadi ctri gaya Hegel dan, kemudian, dekonsttuksi.
Gaya-gaya Foucault dan Chomsky lebih spasial sifatnya, dan saya
pikir Gramsci juga luat biasa penting di sana, sebagai mediator
bagi kedua orang lainnya. Saya sedang mencari cara unruk me-
lakukannya secara efektif dan retorik, dan untuk memilah-milah
sejumlah besar informasi yang sudah saya kumpulkan selama ham-
pir dua puluh tahun mempelajari pokok kajian itu.
Dalam hal itu, Foucault lebih mengemuka. Tetapi, saya sudah
menyadari masalah-masalah determinismenya Foucault, karakter
Spinoza-nya, di mana segala sesuatu selalu diasimilasi dan diakul-
turasi. Anda sudah dapat melihatnya di akhir buku Discipline and
Punish. Secara teoretis, Orientalism tidak konsisten, dan sayasengaja
merancangnya demikian: saya tidak ingin metode Foucault, atau
metode siapa pun juga, mendominasi sedang saya coba
^p^y^ng
paparkan. Pandangan tentang semacam pengetahuan yang non-
koersif, sesuatu y^ngs^y^ capai di akhir buku itu, memang sengaja
dibuat anti-Foucault.
Di dalan buku itu, Anda nengatakan babwafenonena Orientalisne
meragukan "kemungkinan (adaryta) kecendekiawanan Jang nonpolitis si-
fatn1a". Apakah itu berlaku juga untak kecendekiawanan ltang nasih
ketat berada di dalan ranah atau tradisi kultaraln1a sendiri? Yaitu, ke-
ce n d e ki awan a n 1 a ng- ti d a k s ep efti b a lryt a O ri e n ta lis m e-ti d a k b e rw s a h a

untuk nenlesuaikan dii dengan kebadalaan lainnjta.


Ini sepenuhnya adalah soal pengganttan,yang merupakan se-
buah gagas^ny^ng Fryean sifatnya: bahwa segala sesuatu adalah
pengganti dari sesuatu yang lain. Saya pikir barangkali benar bah-
wa semua pengetahuan adalah pengganti dari sesuatu, tetapi saya
pikir ada derajat-derajatnya. Saya kira yang benar-benar paling
jahat adalah jenis yang melakukan paling banyak penggantian se-
rayapaltngkuat mengingkari. Itu dapatAnda temui di dalam ma-
syatakat-rn asy arakat, kebudayaan-kebudayaan dan sa t-s^at y
^rrg
jelas-jelas secara eksplisit imperial sifatnya. Tentu saja Anda bisa
Tnonr SASTRA DI SIupaNcJar-a,N ... 119
-
melihatnya di Amerika;Anda tentu iuga bisa melihatnya di Inggris
dan Prancis abad kesembilan belas. Di sisi lain, saya kira tidaklah
mustahil untuk mengatakan bahwa ada bentuk-bennrk penggantT^n
atau penggeseran yangrclzdf tidak jahat yang teriadi sec r^ inter-
nal di dalam kebudayaan dan di dalam sebuah disiplin, dari ienis
yang menyenangkan, tidak betbahaya, danbaik. Entah bagasmana,
orang tidak benar-benar memperhatikan bentuk-bentuk penggan-
tian itu di titik ini. Saya selalu merasa tertekan untuk menggam-
barkan jenis penggantian lainnya.
D a laru Orientalism, Anda n engata kan b ahwa bidang bidang pe k-
jaran dan seni terkurung oleh kondisi-kondisi sosial dan kultural, situasi-
situ as i 1t ang m e m b a m i, d an p e ngaru h -p e ngaru h 1 ang m e n s ta b i Ikan, s ep e rti
se ko lah-se ko lah, perp ustakaan-perpustakaan, dan pem erintah-peneintah.

Anda rzengatakan bahwa tulisanlulisan ilrziah dan tulisan-tulisan ima1i-


natif tidakpernah bebas, ne/ainkan "terkurungdi dalan citraan, asumsi-
asumsi, dan tajuan-tQuann1a". Mari kita kenbali kepada @alangAnda
katakan s e b e lum n1 a te ntang pemi kiran -u lang terki ni te n tang apakah ke-
susastraan meniliki kekhususan di dalaru uacana. Apakah kesusastraan
pasti sama terkangkungryta dengan, katakanlab, bidang bidang k@ian se'

perti Orientalisrne?
pikir bahwa pada kenyat^ rrfly^, orang seharusnya ber-
Saya
kuta. "yL". Masalah dengan banyak kritik sastra dewasa ini, yang
sebagian di bawah pengaruh or^rrg-or^rlgseperti de Man-orang
yang sangat saya kagumi, dan szya kira sangat cerdas dan iuar
biasa tajam-dan Bloom, Frye, dan yang lainnya, zdalah bahwa
banyak upaya yang tidak pedu iustru terlibat dalam mendefinisi-
kat apa. yang murni sastra. Saya tidak mengerti pedunya terus-
menefus melakukannya. Ini seperti mengatakan bahwa sesuatu
itu sangat Ametika, dan yang bertentangan dengannya bukan-Ame-
rika: bagi saya, semua bidang itu tampak membosankan' Yang
menarik tentang kesusastraan, dan segala hal lainnya, adalah se-
jauh mana ia bercampur dengan hal-hal lainnya, bukan kemur-
niannya. Itu hanya pandangan temperamental sayz saiz.
Segala sesuaru y^ngor^nglakukan terkurung oleh situasi dan
120 EDWARD $fl SArD
-
kondisi fisik. Salah satu dari hal-hal yang selalu saja membu^ts^ya
sangat tertawan dalam Vico adalah bahwa raga selalu ada. Kalau
Anda membaca kritikus-kritikus yang pernah Anda ajak berbin-
cang-bincang, r^g sama sekali tidak penting. Tetapi, pada kenya-
t^ nny^ng menangpenting: kita bukanlahotak-otak tanpa tubuh
ataupun mesin-mesin puisi. Kita tedibat dalam situasi dan kondisi
di mana fisik memangada, dan bagi saya itu sangat penting. (Saya
suka main tenis, squash, dan banyak hal fisik lainnya.) Begitulah,
itu semua saya rasakan sebagai pedoman-pedoman yang lebih ber-
manfaatuntukmenentukan ke mana harus melangkah: keiuar dari
yang murni, menuju yang tercamput dan tidak murni. Ada hambat-
an-hambatan di sini, tetapi ketika saya berkata bahwa hal itu "tidak
bebas", yang szya maksud hanyalah "bebas" dalam pengettian
ideologis. Orang bilang, "Ini negara bebas": ya, tentu sajznibukan
r.eg ta yang benar-benar bebas. Itu hanya sebuah pengertian
umum-saya tidak sedang memaksakan semacam pesan ideologis
yang besar. Kita ini berada di dunia, berapa kali pun kita berteriak-
teriak bahwa sebenamya kita sedang betada di menara.
Satu aspeklangmembedakan The World, the Text, and the Critic
dari, katakanlah, Begqnnings, adalah kekuatan kritik Derida. Anda
mengatakan babwa kritik Derrida "mengerakkan kita ke dalam teks,
sedangkan Foucault (nengerakkan kita) di dalam dan dt1uat (teks)".
Say ingin taha @akab sesuata seperti minat dekonstruktif di dalan teks-
teks bukum deaasa ini bisa memenuhi slarat itu. Daknpenilaian-penilaian
hukum, dalam bukum magtarakat, tampaknla kita berada di sebuah
area di mana kita tidak nungkin berbicara tentang bergerak keruar dari
teks untuk kenbali ke dalan magtarakat, karena teks dan kekuatan
sosial itu identik-
Itu perkemb^ng n terakhir dalam pemikiran dekonstruktif.
Christopher Norris, dalam buku perta m^ny^tentang dekonstruk-
si, menganggap Foucault seorang dekonstruksionis. Kalau Anda
mengatakan bahwa segala sesuatu yarrg secm^ efektif mendemis-
tifikasi atau membumikan-di m^n jenis-jenis penanda ideologis
tertentu dihilangkan, dan ketedibatan-ketedibatan dan dukungan-
TEORI Sasrna oI SIMPANG.JAT-AN ... 121
-
dukungan tertentu diungkapk^n-^d^l^hdekonstruksi, maka saya
mendukungn y z. T etapi, ada satu j enis dekons truksi lainny a, y ang
akan saya sebut dekonstruksi "dogmatis" atau "teoreti.s", yang
menuntut semacam kemurnian. Saya kira kebenrlan Detdda tidak
terlalu salah dalam hal itu-dia terlalu cerdik. Tetapi, tampaknya
banyak di antara para pengikutnya yang berpendapat demikian.
Saya ingat saat suatu ketika saya sedang menyampaikan kuliah di
tr:r rr saya betbicata terrta:rrg Derrida, dan salah seorang peng-
ikutnya datang kepada saya dan berkata: 'Anda keliru: Anda tidak
boleh menggunakan kata 'realitas' ketika bican terrtaqg Derrida."
Apa pun, saya pikir f enis-f enis pembedaan-pembedaan yang dibuat
arrtlra teks dan nonteks adalah sesuatu yang kekanak-kanakan dan
tidak menarik.
Apakab pada maknla Anda sangat tertarik pada Derida?
Saya bertemu dengannya ketika untuk pertama kalinya saya
datang ke negara ini pada tahun 1966. Saya selalu mendapatinya
sebagai seorang yangramah dan luar biasa tulus. Kadang-kadang,
katyanya menarik hati saya. Tetapi hal-hal seperti Glas Q<endats
saya dan didnya sama-sama bersahabat dengan Genet) dzn I-,a
menurut saya tidak tedalu menarik. Saya pikir mungkin
Carte postale
dia jauh lebih baik sebagai penulis esai ketimbang sebagai seorang
frlsuf yang sistematik, dan zda semacam kualitas spo@ dalamkar-
y^ny^-y^ng bisa Anda temui dalarnbeberapa esai dalam Disseni-
nation-saya selalu betpendapat itu sangat brilian. Saya tidak per-
nah memperhatikan Granmatology.Bag1 saya, itu buku yang terlalu
berat dan tidak efektif. Dan menurut saya,karyany^ y^ng paling
awal, tentangTbe Origin of Ceonetry-nya Hussed, benar-benar s^-
ngat bdlian.
Tetapi, akhirryta Anda berpikir bahwa pengaruh umuril karlanla
sadah keter/alaan karena memisahkan tekstualitas dari konteks-konteks
di ukitarryta?
Dia menjelaskan Zeitgeisttertentu,1r2i1s bahwa kita harus mam-
pu membicarakan teks-teks dengan cany^ng lebih filosofis ke-
timbang yang dilakukan oleh para i{ritikus Baru, tetapi pada da-
722 ED\WARD \IZ SAN
-
s^rnyadengan c r^y^ngsama, dan kita tidak petlu merasa bodoh
dan tidak televan melakukannya: bahkan, kita sedang berurusan
dengan logosentrisme dan bencana dan phallo-ini dan phallo-itu.
Anda tahu yang saya maksud. Itu memberinya serrl clm ketangka
kerja yzngpenting bagi perguruan tinggi Amerika manakalz per-
guruan ti"gg harus berpikit tentang dirinya sendiri sebagai sesuatu
yang serius dan ketika sedang menghadapi masalah-masalahyang
fundamental
TttoPi, dengan tetap berada di dalan prakonsepsi-prakonnpsifunda-
mentalnla sendiri.
Tampaknya begitulah. Upaya-upaya untuk mengaitkan dekon-
struksi dengan Marxisme dan semua hal iainnya ini menarik, (ka-
rena) usaha-usaha itu lebih merupakan eksperimen-eksperimen
labotatorium ketimbang langkahJangkah besar dalam evolusi tipe
pemikiran tertentu.
Tokoh lain di dalam serial terbaru iniyng baryak Anda sebut-sebut
dalam baku-buku Anda adalah Harold Bloorz. Yang mengejutkan saJa'
kebanlakan di antara penltebutan-penlebutan itu sifatrya baik Hal-hal
positf apayng telah Anda anbil dari Bloom?
Pandangan tentang periuangan. Selama ini inrlah yang terpen-
ting: pandangmrny^ tentang siapa pun yang berebut wilayah dan
daenh kekuasaan itu luar biasa persuasif. Tak ada keraguan ten-
tang hal itu-bahwa setiap orang berbicara menentang dan men-
dukung or^flglain, entah itu puisi atau bukan. Inrlah y^r,gs^y^te-
mukan, danbagumana hal itu berkaitan dengan petsoalan penga-
tuh dan disebut "intertekstuaitas"- Pokok ka-
^p^y^rtgsekatang
jrannya. yang lain, proliferasi terhadap istilah-istilah seperti "cli-
namen" dan aspek-aspek yang sifatnya gnostik, misterius, dan pro-
fetik semu^ny^ teras^ menghibur dan menaw2n-kffsna dia pu-
hebat-tetapi sulit bagi saya untuk meng-
ny^ g ya flamboyan yang
pny^ sebagai doktrin, walau bagaimanapun iuga.
^ngg
Materi dalan waaancaranJa tentang kritik benar-benar personal si-
....
-fnWo dan tanpa konteks sosial
Itu jelas tidak masuk akal. Kedengar nrry^ memang cerdas
Tnonr SASTRA DI SttvtnaNcJarnN ... 123
-
dan brilian. Sangat tepat dia mengambil Oscar Wilde sebagai mo-
del, dan jika Anda bisa mengangkatnya, maka Anda bethasil. Tetapi,
yang jelas dia amzt sangat membutuhkan segala lr:rac m dukungan
dan bantuan kelembagaan seperti halnyz kita semua: dia butuh
kantor, dia butuh karyawzn, dia butuh dana-danz bantuan ....
Sampai dia merzenangkan McArthur Award ....
Nah, ttu dia masalahnya! Dia tidak menolaknya. Dia tidak
bilang, "lWah, mazf, sayahanya ingin melakukannya sendiri!" De-
ngan senang hati dia mengambil uang itu dzn ngelo1or pergi: dia
sudah menjadi lembaga itu sendiri. Kelihatannya, omong besar
sudah menjadi bagran dart sejanh Hatold, tetapi ada bedanya
afltata omong besar untuk basa-basi dan omong besar sebagai
doktrin-seperti dengan mengatakan bahwa semua kdtik adalah
personal sifatnya. Saya kira di satu tingkat tertentu itu memang
benar: l<rta adalah diti kita sendiri dan kita menulis apa yangl<rta
pikirkan, bukan disutuhkan orang lain kepada kita. Te-
^p^y^ng
tapi, itu serupa halnya dengan mengatakan, "Ini hari Jumat": itu
hanyalah sebuah kebenatan umum biasa.
Dalam The \X/odd, the Text, and the Critic, Anda mengawalinlta
dengan sebuah wacana tentang "kritik sekuler" dan mengakhiriryta dengan
wacana tentang "kitik religius". Anda memberikan sebuah daftarjudul

J a rcg, m n il ra t An d a, m nga n b arkan p rge s ra n m e n { u s b u a h re ligi s i ta s


e e e e e o

bara di dalam kritik. Sebagian besar darijuduljudul itil ditxilis okh knti-
kas-kritikus jtang mendahului Anda da/an rangkaian uauancara ini- Te-
tapi, tak satu pun di antara Bloom, Fryq maupun Frank Kermzde-
neskipun nereka menulis buku-buku dengan judul-judul senacam itu-
nengusulkan untuk menjadikan kesusastraan sebagai objek dari semacam
pemujaan religius lang melerzbaga. Apakah kita benar-benar sedang

berbicara tentang "sekuler" uersus "religias", ataukab kita lebih pada nem-
bicarakan "historisis" aersxls JeJuatu lang terus sQa percala pada efek
es te tis 1 ang s up ra h is to ris ?

Anda bisa membolak-balik sesuka Anda, tetapi saya kita bu-


kanlah suatu kebetulan bahwa ketiga kritikus yang barusan Anda
sebutkan itu semuan)'a menul-is tentang Injil.
724- Eowano$( Sam

Tetapi, orang tidak bisa mengambil perkecaalian daripadarya.


Tidak, saya tidak sependapat. Tepatnya, sungguh luar biasa
bahwa Injil harus muncul dalam tipe-tipe pemikiran tertentu, ka-
takanlah, pemikiran "teolog'is", atau pemikirln y^rrg dapat kita
runut kembali ke Tuhan terteritu, ke sesuatu yang rlahiah. Saya
pikit Anda benar-benar keliru-szyal<ra hal itu sentral dalam
pemikiran mereka. Gnostisisme, nilai bahasa, kekaburan bahasa-
segala sesuatu yang muncul dari modernisme, yang sekatang meng-
kristal di dalam ktrya-karya biblikal-privasi penafsiran, bahasa
yang halus atau hierofantj.k: semua int adalahbagqzn dari sebuah
sikap pastotal.
Maksud Hartman adalah bahwa kita tidak mungkin lepas dari ele-
men pes:ona lang terkandung di dalan kuusastraan, dan bahwa usaha
untuk nemurnikannJa ....
Siapa pula yang tertarik untuk memurnikannya? Itu sama sekaii
tidak ingin saya lakukan. Tepatnya, y^ng sedang mereka coba la-
kukan adalahmemurnikannya. Saya tertarik untuk menielaskannya
panjang lebar, atau menghubungkannya dengan hal-hal lain. Yang
membuat sarye- teftaik, sebenarnya", adalah lawan dari pemutnian
itu: bukan, seperti dalam Frye, kesusLstrlan sebagai semacam sis-
tem total yang terkait dengan banyak hal lainnya-katakanlah de-
ng n cala yang menawan.
Misalnya saja, salah satu dari hal-hal yang tidak dikembangkan
oleh Frye, tetapi yang selalu saya harapkan telah dikembangkan-
ny a, adalzh hubungan antarl skema A n a to m1 dzn musik tonal. Mu-
sik adalah gartah yang besar da.larn kehidupan saya. Hubungan
kesusastraan dan ienis-jenis musik tertentu adzlahhubungan
^fitlr
yang mengagumkan. Hal-hal semacam itulah yang menarik brgt
saya; bukan soal sejauh m fiL or^ngbisa memisahkan sasffa dari
segala hal lainnya. Ini soal penekanan. Tak seorang pun akan me-
nyangkal bahwa ada kualitas kesastraan yang tittgg padz, kata-
kanlah, ode karya Keats atau sebuah puisi karyz Stevens; tetapi,
apakahitu menarik dan dengan senditinya memang menarik, itu
sudah di luar masalah kekaguman or^ng dan kenikm^t^n or ng
TEoRI SasrRa oI SIltmNcJaraN ... 125
-
ataskarya yang bersangkutan. Mungkin cukup hanya dengan me-
nikmatinya saja, tetapi kalau orang ingin membicarakannya, saya
kka orang bisa meningkatkan kenikmatannya ztas karyaitu dengan
menghubungkannya pada hal-hal lain. Saya anggap itulah kita yang
sesungguhnya.
Say nasih belum tahu apalangsuunguhnltaAnda rasakan tentang
historisisme, selauh merytangkut kritik sastra. Tidakkah kita rztengorbankan
sesuatu begitu kita nencampakkan kernbali sastra ke dalan bistorisisrze

@a pun?
Mengapa sastra bermasalah? Yang selalu Anda lakukan adilah
menambahkan kata-kata ke daiamnya sehingga mendorong orang
untuk berpikit tentangnya sebagai sebuah metode yang agak me-
miskinkan dan teduktif. Saya lebih suka berpikir sebaliknya. Am-
billah sebagai contoh seorang kritikus yang benar-benar saya hor-
mati dan nikmati, Raymond Williams, dalam The Countrl and tbe
Ciry. Nah, saya kira seandainya Anda harus membaca puisi-puisi
country-house yang dibicarakannya di s2n2-s2tu karyaJonson, atau
|',{21vsli-r\nda bisa bilang bahwa dia sedang mereduksi puisi
itu ke dalam situasi dan kondisi historisnya, tetapi saya kira bisa
dibenarkan kalau Anda mengatakan demikian . P zdaheJ, persis se-
perti Keats dalam "Ode to a Grecian um" membicarakan ba-
gzimana sebuah desa harus dikosongkan agt bisa muncul dalam
sebuah jambangan, \X/illiams sedang mempeduas bidang tempat
kita melihat dan memahami sebuah puisi country-house. Dan bagi
saya itu sama sekali tidak reduktif. Kalau Anda hanya sekadar
mengatakan bahwa sebuah analisis kelas terhadap "The Wife of
Bath's "fale" atau "Pensfigls1"-di mar' satu-s atuny a y ang Anda
lakukan adalzh mencoba menunjukkan tingkat kesadaran kelas
yang hadir di dalam puisi-puisi itu-reduktif sifatnya,lah,iotme-
mang reduktif: tetapi, bag saya iru tidak tampak seperti sebuah
pembacaan historisis dalam pengertian Vichian, atau dalam pe-
ngertian Auerbachian.
Ketika Anda tertarik pada historisisme tipe Foucaaldian, tidakkah
benar kalau sala katakan bahwa Anda lebih baryak menulis tentang
1,26 ED\yARD.ifl SaIo
-
s / ara h ke b u da1 aan-1 ai tu h a / - h a / s ep e rti O i en ta li s n e da n s tru ktur- s tra k-
turlang selalan a--ketin bang tentang rastra?
dengannl

Yangitu suiit untuk dijawab. Sekarang saya merasa sangat sulit


dan berat untuk memilah kesusastraan dari hal-hal lain, kecuali
dalam pengertian kurikuler. I{alau Anda bilang bahwa saya kurang
banyak menulis tentang sastra dalam pengettian hal-hal yang mun-
cul dalam daftardaftarJurusan Sastra Inggris, ma;ka mungkin itu
benar. Barangkali saya memang kurang banyak menulis tentang
Dickens, ketimbang, katakanlah, tentang Renan' Mungkin saya
sudah menulis tentang lingkup kesusastraan yang lebih luas, ter-
masuk tentang banyak penulis Dunia Ketiga yang tidak kurikuler
dalam pengertian yang sangat (sastta) Inggris. Saya kira tentang
karya-karyayang tidak resmilah yang lebih banyak saya tulis. Te-
tapi, saya rasakan agak mengganggu kalau saya terus-terusan di-
minta untuk membuat pembedaan-pembedaan antlfl sastta dan
hal-hal latnnya. Maksud saya, sesungguhnya saya benat-benar per-
czya-Kermode juga menyatakan hal ini-bahwa sebagi an kztya
memang lebih hebat dzrikaryz-karyalainnya. Sebuah novel karya
Dickens lebih baik ketimbang novelnya Harold Robbins, dznha-
ny^ or^ng-orang bodohlah yang berbantahan tentang hal itu' Te-
tapi, tidak berarti bahwa membaca noveinya Dickens dan kemu-
dian menulis apresiasi tentaflg novel itu adalah tindakan-tindakan
yang zkanmemuaskan saya, dalam pengertian y^ng menarik
^p^
bagi saya.
Bisakah Anda bicara sebentar tentang konotasi-konotasi kata "ke-
memburnian", sepeftilangAnda ter@kan dalam sastra dan kritik?
Di sanr tingkatan, kata itu jelas mengonotasikan sauoir faire
tentu: saya tertaik p ada b zgumana kary a-kzry a b e s ar m m b u k a
tef e

jalan nereka, jalanyang, dalzm Ptoust, dilalui Charlus untuk bisa


diterima di dunia-dia membumi daiam hal itu. BagT saya makna
itu agakresonan dan dalam. Yangkedua adalahseiauh m lt ka;rya-
kary a menj angkau dan memengaruhi- karya-k tya' latnnya di lem-
bagaJembaga,padasal t-sa tberseiarah, dan di mzsyatakat Yang
ketiga adalah sebuah kualitas yang luar biasa metafisikal yang sa-
TEoRI Sasrna oI StwaNcJaraN ... 1'27
-
ya temui dalam karya-karya tertulis yang pahns kuat, entah itu
yang Anda sebut sebagai karya-karya sastra, y^ng saya sebut
^t^u
sebagai, katakanlah, Jurnalisme Baru, atau penulisan esai. Dalam
p e nge rtian b ahwa katy a-kary a itu s e sungguhny a adalah mengenai

bentuk keterlibatan tertentu, saya sangat tertarik kepada karya-


karya itu. Anda akan menemukannya dalam puisi-puisinya Hop-
kins sekalipun, misalnya, di m^n dia benar-benar menjangkau
dan berusaha untuk memengaruhi berbagai hal deng^n c ra y^ng
nyaris sangat kentara.
Anda mengatakan h)t ltu, say ingin tahu @artab kita bisa
Setelah
nenanfaatkan saat ini untuk nengupas puisinla Steuens. Sebuab puisi
sepefti ini,lang tanpaknla sangatpersonal: dalam pengertian apapuisi ini
membumi?
S aya j awab langs ung: kata " s cra wnll'," s cra u.,n1 crlf ' . T tdak s ep er-
ti hampir semua orang yang pernah Anda w aw ancani, saya belum
pernah menganggap Stevens itu hebat. Selama ini saya selalu meng-
pny^ sebagai sejenis penyaii yang lucu, dan (syair-syurnya)
^ngg
kedengatan seperijingle, penuh dengan permainan kata. Dia se-
orang penyair yang tidak metafisikal, dalam beberapa hal; dan
sangat kampungan dan Amerika sekali.
I-^alu bagaimana dmgan "sctawny" ?
Maksud saya, ketidakselatasan antata "scraunl crlf' dan "Not
Ideas aboat the Thing but tbe Thing ltsef'. Pernyata n yang Platonik
dan klasik metafisikal semacam itu; dan kemudian syair ini peda-
hanlahan terurai dan pada akhirnya memberi Anda "scrawn1 cry"
dalam konteks yang felas-jelas d.iambil langsung dan chorzspert^m^
dalam The Creation-ny^ Haydn. "I-,et there be /ight!': dan kemudian
bukannya kunci C-mayor besar, Anda justru menekan tuts kecil
ini. Itu puisi yang luat biasa lucu, dan saya pikir semua syair dan
puisi-puisinya Stevens mengurusi hal-hal semacam itu. Itu puisi yang
karnaval sifatnl'a; tetapi untuk melihat parabel metafisikal tertentu
di dalamnya tidaklah mungkin, karcna saya mendengar puisi, saya
tidak benar-benar membacanya, dan selalu saja ada sebuah kualitas
tmrtp jingle, dan"Asides on the Oboe" tentang Stevens. Ia danpuisinya
1.28 EDvARD \xl SAID
-
seperti sebuah'orkestra yang sedang menyetel alat-alat musiknya,
tetapi tidak pernah benar-benar memainkan musiknya.
Sepetti kata I{ermode-dan saya sepakat denganny^-sy^1r
itu tidak sekuat dan semenyentuh "Of Mere Bein!'. Stevens itu
penuh dengan begitu banyak "/ikel' (seperti/seumpama), dan"al-
mosf' Q'tampir/mitip) d^n"as fi' (seolah-olah) serta hal-hal yang
sangat aproksimatif semacam itu: "Itu seperti sebuah pengetahuan
baru tentang realitas." Sulit bagi saya untuk menielaskanfly^ sec t^
metafisik seperti yang Anda lihat. Anda tahv: "a battered panache
;kualitas Frankofonik yang agak ianggil,itu; pengulang-
aboue snou/'

ankata"scrawnll'yang tak ada habisnya. Ini agak betbau Hardy,


dalam hal tertentu. Puisi ini tidak punya kualitas hebat yang dimiliki
oleh beberapa lirik terakhir Hardy, tetapi kontras rr'atahan
^nt^f^
dan kuatnyz al<hir musim dingin, dzn scrawnl c/J, Lrrggotapzduan
suara "yang C-nya mendahului paduan sl)zrz" seperti sebuah in-
strumen yang dimainkan bukan pada gilkannya, semuanya meng-
ingatkan kita pada Hardy.
Anda tak banlak bicara tentangpuisi lirik, dalan karya Anda.
Tidak, saya cenderung meniadi orang plot dan nanaf.
Apakah itu ada hubangannla denganfakta bahwa lirik adalahyng
paling kebal terhadqp analisis historisis, danlangpaling kaat dalam ke-
kh asannl a, n isteri n1 a, ke terasingannl a, dan ke m arnian n1 a se ndiri?
Saya kira tidak demikian. Hanya saia ada semacam privasi
dengannya , y^ngbagl saya selalu banyak atinya. Misalnya, puisi-
puisi'Ariel"-lyrEliot selalu sangat berarti buat saya, G.M. Hop-
kins, lirik-lirik semacam itulah. Ada semacam pdvasi di dalam
lirik-litik itu dan dalam pengalaman saya bersamany^,y^ngmem-
buat saya merasa kesulitan untuk menulis tentang dirinya. Banyak
di anttra y^ng s^y^ tuiis tidak bersifat meditatif, tetapi iustru se-
baliknya: proklamatoris. Salah satu di kary*karya' paling
^nt^t^
kuat yang pernah szyabaca"tentang lfuik dan lirisisme zdalahtulisan
Adorno tentang tkik dan masyzrzkat Bagl saya, kelihatannya sa-
ngat mungkin untuk m embacany a s ebagai semacam satuan kai ian,
can diamenganalisis sebuah karya terakhir Schoenberg, di mana
Tr,onr Sasrna ot SnunaNcJaraN ... 129
-
semua lpay^ untuk mengingkarinya iusttu mempertegas dan
membenarkan sesuatu yang ditolak itu. Selama ini saya selalu men-
dapatinya sebagai sesuatu yang benar: lidk itu hanya membunrhkan
penguraian yang terampil.
Ada dua kritikus lagilangAnda kaguni danlangbagi say kelibat-
annla antitesis di dalarzt diri Artda,laitu keberadaan Foucault dan Chon-
s@. Maksud sala Gramsci dan Benda, neskipun Granscijeksjauh lebih
penting bagi Anda kxinbang Benda. Gagasan Gramsci adalah bahwa

ada intelektual-intelektual organik,lang muncal dari dan terus beridentif-


kasi dengan kelas lang tertindas, dan intelektaal-innlektual tradisional,
Jang nencnba nenjadi Platonik dan nenarik diri, tetaPi berakhir
begitu

sQa dengan menbenarkan kekuatan @apunyngada dalam kekuasaan.


Bagi sa1a, kelihatannla dalan bal tertentu Anda adalah keduanla ....
Itu pujian yang hebat!
Tidak juga. Baiklah, maksud sa1a, Anda menulis sebngoi sezrang
Palestina, tentang Palestina, dan dakn pengertian itu nbagai seorang inte-
lektual organik. Satu-satunlapengertian di dalan flana saJra maksudkan
Anda nbagai senrang intelektual tradisional adalah bahwa Anda bekerja
di sebuah uniuersitas. Dan Benda benar-benar adalab seorangpembela in-
telektual tradisional atau intelektualyng tidak purya kEedulian.
Yang saya kagumi dalam did Benda bukanlah sikap tradisio-
noJnyz,ataupun penegasan-penegasannya tentang pentingnya dis-
tansi. Caranye- y^tg nyaris kikuk dalam mengatakan: "Dengar,
Anda harus mengatakan kebenaran"-lah yang mengagumkan bagi
saya. Itu disajikannya dengan cx^yaflgsama sekali tidak menarik:
sikap-sikap yangpzda dasarnya konservatif; bahasa yang memang
adalah bahasan ortodoksi dan distansi. Tetapi tetap saia, secara
keseluruhan, yang or^rrg.tasakan adilah seseorang yang sedang
berkata:'Anda harus mengatakan kebenaral"-5sfg2h nasihat
paternal yang kita semua dengar dan pan pastor kita itu. Tetzsa
luar biasa menghidupkan dan menyegarkan bila saya membaca
Benda, khususnya karena itu tadi. Sedangkan dengan Gramsci,
masalahnya bukan pada oposisiintelektual uadisional dan organik
itu, melainkan fakta bahwa dia tertarik pada segala hal. Sekalipun
i30-Eo,wanoWSam

dia sangat ketat terkurung baik di dalam tubuhnya y^ng c^cat


maupun, belakangan, di dalam penjan, tampaknya dia mampu
mengalami begrtu banyak hal. Surat-men)'urat dengan istd dan
adik ipar perempuannya; semua aktivitas membaca dan menulis
sungguh luar biasa dilakukannya sendiri di dalam penjan: itu be-
nar-benar merupakan salah satu dari petualangan-petualangan be-
sat pengaiaman manusia. Tetapi, semua itu tersirat di dalam sebuah
komitmen yang sangat berdisiplin terhadap dunia yang menjadi
tempat hidupnya.
Semua halyng bara saja Anda katakan itu nengingatkan sala pa-
da Ne/son Mandela.
Ada beber^pa oraLngpada saat itu. Itulah y^rrg s^y^ temukan
dalam did Gramsci, ditambah fakta bahwa dia punya pemikiran
yang luar biasa luhur. Anda tidak merasa seolah kepala Anda di-
tempeleng-sebagian karena fakta bahwa dia menulis untuk diri-
nya sendiri, dan di bawah kendali sensor. Bahwa orang mampu
mengatasi itu adalah sesuatu yang selama ini selalu saya cobauntuk
tiru. Mencoba untuk tertadk pada sebanyak mungkin hal: saya
kira itulah yang benar-benar terbaik yang bisa kita lakukan.
Bisakalt perguruan tingi nenghindarkan diri agar tidak semata-mata
rzenjadi institusionalisasi dari apalang oleh Gramsci disebut sebagai para
inte le ktual tradisiona/?

Oya. Saya pikir perguruan tinggi Amerika benar-benar tak


punya preseden. Sungguh sulit menemukan analogi-analogi atau
pendahulu-pendahulu untuk lembaga yang aneh, absurd, dan se-
penuhnya kontradiktif yang mewujud dalam bentuk universitas
Amerika itu. Di satu sisi, sayal<uaperguruan tirggt adalah sebuah
lembaga yang benar-benar ramah, seperti halnya lembagalem-
baga bergerak lainnya. Tentu saja, lembaga ini memiliki aspek-
aspek koersifnya sendid.
Tetapi, berulang kali Anda sudah menuryukkan bagaimana para i/-
mauan msial, dan lrang-zraftg lainnla dalam perguruan tingi, bekerja
untuk nelegitimasi kekuasaan dan kekuatan sosial.
Ya, tetapi faktznya adalah bahwa orang-orang seperri saya,
TEoRI Sasrna oI SIMPANGJALAN ... 131
-
Chomsky, dan yang latnnyz,juga eksis di dalam perguruan titggr.
Tanpa rnenjadi terlalu berkonproni?
Saya tidak akan mengatakan bahwa kami sudah banyak ber-
kompromi. Maksud saya, setiap ora;rLg dtaiak kompromi dengan
keberpihakan: kafa's sebuah perguruan tinggi mengambil uang
nhasiaClA, seperti yang kelihatannya pernah dilakukan oleh (Jru-
versitas) Hatvard, saya kira setiap orarrgakan terpengatuh, entah
dengan c r^ Tetapi, sudah ielas bahwa, dalam beberapa hal,
^p^.
baik saya maupun Chomsky, tidak akan punya sebegitu banyak
pendengat, seperti yang kami punya sekarang, t^trpazdanya,univer-
sitas. Banyak dt antar^ orang-otuflgya;rtgmendengarkan kami ke-
tika kami bicara-ini jelas berlaku dalam kasus Chomsky-adalah
'pan
rnahrsiswa. Perguruan ti"gg memberi orang sebuah forum
untuk melakukan berbagai jenis hal tertentu ....
Tttopi, bukankah Anda dan Chonsfo nerupakan perkecualian-lang
luar biasa, dalan cara Anda menanfaatkan forun itu?
Tentu saja perkecualian-perkecualian bisa muncul dari suatu
tempat; bukan muncul dengan tiba-tiba begitu saia. Dan' dalarn
hal itu, saya pikit perguruan titgg bersikap rzmah. Tentu saia,
perguruan titrgs bisa terkooptasi atau meniadi iinak lalu lembaga
y^rrg tidak bisa? Aspek-aspek paling berbahzya dari sebuah
^pa
perguruan tittgg bukanlah itu. Aspek-aspek yang lebih berbzhayz
dari sebuah perguruan tittgg-yang sampai sekarang pun tidak
begitu jelas bagi kita-adalah bagaimana perguruan tinggi di-
asosiasikan dengan proses-proses sosial tertentu. Etnografi, ilmu-
ilmu pengetahuan tentang nuklir, dan seterusnya, dan sebagainya:
hal-hal semacam itu sudah sangat ielas. Tetapi, hubungan
^nt^r^
perguruan titggr dengan korporasi, hubungan ant^r^ perguruan
titrgg dengan media: semua itu adalah petsoalan-persoalan yang
kompleks dan sulit. Itu semua jauh lebih menakutkan ketimbang
kooptasi semata-mata. Anda tidak boleb terkooptasi. Itu bisa saia
teriadi, tetapi dalam beberapa kasus, bila suatu doktrin tertentu
dikooptasi oleh pihak perguruan titgg, hal itu bisa saia tidak
mengakib a rkan ap a- apa. S ep erti dekons truksi: itu s ep enuh ny a ada-
I32- EDwARD$7 Sam

lah doktrin perguruan tirgg, tetapi bahwa itu doktdn perguruan


tinggi (atau bukan), tidak adabedanya.
Bagaimana dengan peran pedagogik? Sesuatu lang Bloom katakan
sangat mengejutkan sEta: satu+atunlalang kita har@ bisa kita lakukan,
di perguruan tingi, adalah nenghasilkan manusia-manusialang mampu
bersuara seperti laykryta dii mereka sendiri. Menurut penafsiran sa1a,
i tu be rarti b a b wa, di da /a m p e rgu ru a n ti ng4 p mgE m-p e ngaj a r s ep e rti A n da
punjta pe luangy ang nlata untu k menghasilkan nanusia-nanusial ang kuat
secara intelektual dan cukup indEenden untuk tidak terombang-ambing
seperti kepingan- kEingan di ubuah papan catur ideo logis-danlang dengan
dernikian kebal terhadap, misaln1a, Orientalisme, atau sinonimitas "lrang
Palestina" dan "teroris". Apakah Anda merasakanfungsi itu dengan kuat?
Ya, kuat. Tetapi I"g-1"g, kalau
saya merasakannya: sangat
orang bekerja dengan banyak teks sastra Inggris, makzorang akan
merasakan sebuah hambatan yang besar Masalahnya adalahbahwa
Anda punya tanggung jawab terhadap materi (yu.g diajarkan),
sebuah tanggung jawab yang ny^t^;tetapi, tujuan utamanya adalzh
untuk menciptakan sebuah kesadaran kritis dalam diri mahasiswa-
mahasiswa Anda. Saya sama sekali tidak tertarik pada pengikut.
Segala jenis penyampaian terbuka tentang sebuah pesan atau me-
tode adalah hal terakhir y^ng ingin saya lakukan. Dalam kaitan
itu, sangat sulit menjadi seorang pengajar, karena dalam hal-hal
tertentu Anda harus selalu menjual diri Anda sendiri dengan harga
yang lebih rendah. Anda mengajar, tampil dan melakukan hal-hal
yang bisa dipelajari oleh mahasiswa, tetapi pada saat yang sama
Anda harus menghentikan mereka dan berkata, "Jangan coba-
coba melakukannya." Anda meny-rruh mereka melakukannya, dan
melarang mereka melakukannya.
Dapatkah "kesadaran kritis" dengan rnudab berubah nenjadi sekadar

s e bua h e ti ka i n diui du a li s m e-1 ai ta, s e b agai s e s u atu


1 ang b efte n tangan de -
ngan "kesadaran kelas"?
Ya, Anda sepenuhnyabena4 dan saya pikir dalam pengertian
tertentu,rperguf uan tinggi Amerika benar-benaf merupakan sebuah
lahan semai bagi individualisme sejenis ini-paling banter. Adalah
TEoRr Sasrna DI SIMPANGJALAN ... 133
-
paradoks yang besar bahwa hal terbaik yang bisa Anda lakukan
adzlzh mengembangkan individualisme dalam diri mahasiswa.
I tu lah -yang diinginkan o le h sisten.
Itulah yang diingrnkan oleh sistem, tetapi dalam pengertian
tertentu sistem tidak menginginkan hal itu teriadi: konon memang
itu yang diinginkannya, tetapi sesungguhnya sistem menginginkan
sebuah komoditas yang disebut "individualisme". Jadi, di situlah
Anda: sedang berbuat curang dengan mengurangi kedua sisi da-
lam persamaanittt. Anda tidak mengizinkan individualisme lolos
jauh di luar kendali, sebagai sebuah petsoalan ideologis; tidak
pula Anda membiarkan ideologi komoditi mengambii alih sega-
lanya. Ketika saya menjadi semakin twa'-say^ sudah mengaizr
' selama dua puluh lima tahun sekarang ini-saya dapatt bahwa
mengajar adalah satu hal yangbenzr-benat mustahil, dalam se-
macam pengertian yang lucu. Paling banter, Anda bisa membaca
bersama-sama dengan pan mzhasiswa. Yang penting, dan sangat
sering, bawalah sebuah buku yang benar-benar sepenuhnya Anda
kagumi, dan yang sudah benar-benar Anda pahami berikut segala
keterbatasannya. Anda bisa begitu saia menyuruh mahasiswa Anda
(dengan mengatakan), "Dengzt, adz sesuatu di sini," atau "Irtt
syair yang mengagumklr:'," atlrLsekadar membacanya dan melihat
y^trg terjadi.
^p^
Baru-baru ini sala membaca sebuab konentarltangditulis oleh seseorang

lang rnengatakan bahwa seltlaa bal tentang politisasi peng@aran bahasa


Ingris ini tidak signfikan, dan bahwalang harus kita lakukan adalah
bersikap politis, terlibat dalam praksis politiklang sama dengan kelonpok-
ke lo mp k lainn-1ta, dmgan terus m e laku kan p kei aan-p kerl aan p rofe sion al
o e e

kita seperti biasanlta. Alasan sala menlebatkan hal ini adalah bahwa
mereka mengatakan babwa dalam pengertian ini Edaard Said adalah
satu contohlang khas, karena dia benar-benar terlibat dalan praksis dan
bukannla sekadar terus berjalan begitu sEa dengan politisasi kalian-kEian
bahasa dan sastra Ingris. Bagainan@un juga ita terdengar seperti sebuah
puisiyng sangat baik bagi sa1a. Bahkan sa-1ta berpikir antak ikut mela-
kukannla.
134 EDwARD \( Saio
-
Mengapa tidak? Pandangan akhir tahun 1960-an tentang po-
litisasi wacana pedagogik sesungguhnya sudah lenyap. Karenanya,
Anda bisa melakukannya atau tidak melakukannya. Dan kemu-
dian, kalau Anda ingin betsikap politis, tidak ada yangakzn meng-
halangi Anda: jut^ n masalah dengan m^naAnda bisa meng-
^d^
hubungkan did dan takadz alasan untuk selalu hanya bergembat-
gembor tentang hal itu. Itulah sebabnya saya menyukarkata-kata
seperti "membumi" : kata-katayang sedethana, menipu, dan mem-
buat Anda tedibat, tetapi Anda tidak petlu menciptakan sebuah
alatyang tumit dan menyeluruh untuk membantu Anda menya-
takan apayangingln Anda tegaskan. Saya pikir yang penting adzlah
kompetisi, minat, dan, terutama, sebuah perasa n kritis.
Perigataan keberatan terhadE hal ini,lang barangkali dibaat oleh seke-
lonpok kolega Marxis, adalah bahwa sungah naf mengira'orang dEat
memisaltkan kehidupanprofeionakla daripandangan olitikryta.
Tetapi, toh Anda tidak sedang memisahkannya: Anda hanya
sedang menjalaninl'a dengan c f^yatrgbetbeda. Ini seperti suata-
suara fuga. Fuga bisa menyimpan dua, tiga, empat, atau lima suara:
semuanya merupakan bagqan dari gubah^nya;ng sama, tetapi se-
muanya saling berbeda-beda. Semuanya bergerak bersama, dan
ini hanyalah soal bagimanaAnda memahami kebersamaan: kalau
Anda pikit bahwa kebersamaan harus itrj atau itu, maka Anda
akan jadi lumpuh; Anda adalahMallarm6 atau Bakuniq yang me-
rupakan sebuah oposisi yang absutd.
Versi kebalikan dari mitos memisabkan pekerjaan profesional orang
dai komitnenpolitikrya adalah nilik kaun Marxislangberpikir bahwa
tuga s re uo lu s i o n er b e ra k h ir d e ngan di b a ca - u langnl a se cara ra di ka I F rnne-
gans $7ake: seolah-olah Marxisme adalah sebuah teori sastra.
Saya batu saja pulang dad Inggris, di mana saya mengikuti
sebuah seminar sehati betsama Raymond \Williams, dan kami ber-
bincang-bincang tentang konteks-konteks sosial yang betbeda tem-
pat kami melakukan pekerjaan kami masing-masing. Sangat me-
ngejutkan bahwa dalam konteks (bahasa dan sastra) Inggris or^ng
bisabican tentang Marxisme, atau setidaknya sosialisme, sebagai
TEopJ Sasrna oI SnaraNcJAI-AN ...
-135
sebuah tradisi yang memiliki sebuah keberadaan y^ngny^t^.Anda
tidak bisa bican tentang Marxisme di Amerika, di mana tidak
ada tradisi sosialis jenis apa pun.Jadi, munculnya Marxisme teoreds
sec r
tiba-tiba dari jenis yang paling canggh dan paling ilmiah
dalam diri otang-orang seperti Jameson-yang luat biasa saya
kagumi-adalah sebuah anomali lang luar biasa. Ia melibatkan
kecemerlangan intelektual p ers onal yang s ama-bukan wawas an-
v/awasan sosial dan politiknya-seperti dalam kzrya Harold
Bloom. Sekatang, kalzu itu memang Marxisme, maka itu adalah
sebuah varietas Marxisme pengemban y^flg sangat berbeda dari
y^rtg sedang kita bicarakan.
^p^
Senbai membaca Lalkdrs dan Gransci, mereka tzasih bicara tentang
' bojuasi nbagai pihaklang selalu bertaban, dan sebagzi pihaklang menuntut
pmleraltan dii yng selalu engan diberikan oleh gokngan prohtariat Jalan
buntu terbuamla adakh Anerika Mereka benar-benar tidak nampu me-

ramalkan kapitalisrne Amerika. Mereka belum nantpu merrperkirakan bah-


aa satu bentuk kantrol sosial akan muncul di rnanalauh dari defensf, boryaasi
justru akan menantat daipmletariat, bukanperyerahan diri, rzelainkan sebuah

iderctifkasi total dengan kepentingan-kepentinganrrya sendiri. SEa kira alasan-


alasan untuk itu terutama bersfut teknohgis.
Tetapi, Anda menemukan perpaduan-perpaduan serupa itu
di Inggris akhir abad kesembilan belas, berkaitan dengan wilayah
jajahannya. Selalu ada sebuah mekanisme per nt^r^. Dalam kasus
itu, mekanisme perantaLr^ny^ adilahwilayah itiahan, dan wilayah
jaiahanjuga berlaku di sini. Dan kemudta;n ada media elektronik
yang memberi semua orang, entah dia itu pialang \fall Street atau-
pun seorang ibu rumah tangg batat-tengah ataukah seorang pe-
s elancar dan Caltfot ria, p eras zan b ahwa me teka adalah p e nggem-

bira-penggembira di dalam sebuah politik raksasa, yang kesemua-


nya menghadiri pemak am^nastronot-astronot malang yang tewas
dua hari lalu.2 Sesungguhnya ini adalah sebuah tamalan dan gz-

2. Sebuah refetensi ledakan pesawat ulang-alik Challengeryang direkam


1,36 EDwARD \fl SAID
-
gasan abad kesembilan belas terltang nasionalisme, tetapi rmaii-
nasilah yang melakukan semua pembayangan untuk Anda, dengan
c^r^ y^trg aneh dan khas. Saya kira Gramsci dan Lukics tidak
tahu apa-apa tentang itu. Ditambah, dalam kasus Luk6cs, gagas-
tentang b orj ua si adalah b ahwa b o{ ua i adalah kela s terakhir
s

^rrny ^
dalam sejatah: kelas itu adalah bangsa Austro-Hongaria, kelas itu
memahami bentuk-bentuk estetis seperti tragedi dan litik, dan
kelas itu sedang bedalu dati lzyat Itulah arti borjuasi baginya,
dan ptoletartat adalah ruang kosong besar. Gramsci, menurut
saya, lebih eklektik dad itu. Tetapi, tak satu pun di ant^r^ meteka
pernah metamalkan pertumbuhan wilayah iaiahan Amerika yang
luar biasa dan tiba-tiba sebagai sebuah proyek usaha yang sedang
berkenibang dan sangat menguntungkan. Saya ingat, dua tahun yang
lalu, seorang karyawan seniot di PBB betkata: '?ara pemimpin
Dunia Ketiga bican tentang Moskwa, tetapi di dalam hati, mereka
semua irgt" p.tg ke California." Citr.a-citr.anya sangat kuat.

Wawancaradengan
Imre Salusinszky dalam Citicisn in Socie4t,
London,1987

dua hari sebelum wawancara.


Kritik, Kebudayaan,
dan Pertunjukan

Itmbar-lembar halanan bnikut ini berbentuk sebuab diskusi n/a bundar


de ngan dewan edi torV/edge.

E.$ilS.

BoNNtB Manr.aNca: Katena Anda menulis tentang pernrniukan


musik, ceritakan pada kami bagaknana pera;sa n Anda tentang
aktivitas ini dalam kehidupan Anda, dznbagasmana ini dipahami
oleh orang lain dalam dunia sastra.
Eov/aRD SaIo: Saya pikir terisolasinya kebudayaan musikal
dari apa yang disebut budaya sastra nyaris total sifatnyz. Yang
dulu diasumsikan sebagai s emacam pengetahuan transision zI ztau
keilmiahan di pihak orang-orang sastra dalam kastannya dengan
musik, sekatang sudah adak ada lagi. Menurut saya, ada sedikit
usaha-usaha setengah-hati yang menarik dalam budaya rock dan
musik pop, selutuh fenomena kebudayaan massal itu, di kalangan
intelektual sastra. Tetapi, dunia yangmen rik hati saya, opeta dan
pertunjukan musik klasik dzn apa yang disebut drama-drama
adiluhung yang sebagian besar sudah ada seiak abad kesembilan
belas, total nyaris mistetius bagi orang-orang sastra. Saya kira me-
reka betang g p^n^p^y^ngsaya lakukan adalah semacam dagelan.
Saya sudah berusaha menunjukkan keserius^n s^y^ dengan cara
memberi setangkaian kuiiah musim semi lalu, kuliah-kuliah tWellek
di University of California di Irvine, yang biasanya merupakan
138 ED\SARD \fl Saio
-
kutiah-kuiiah teori sastra y^ng s^ng^t padat tugas. Saya berikan
kuliah-kuliah tentang saya sebut elaborasi-elaborasi mu-
^p^y^ng
sikal, di m fl y^ng pert^ma dari tiga kuliah itu adalah tentang
pertunjukan. Kuliah itu be{udul "Pertuniukan sebagai sebuah aca-
t^ y^flg ekstrem". Saya tertattk pada peran musik dalam tercipta-
nya sebuah ruang sosial. Dalam kuliah ketiga, sayabican tentang
musik, kesendirian dan melodi, ylngmerupakan topik-topik yang
amat sangat menarik bagi saya. Tetapi, saya pikit ot^rrgtidak bisa
benar-benaf mefasa khawatir/berpikir tentang musik sec r^ serius
t^npz- berpartisipasi aktif di dalam kehidupan musikal. Latatbe-
lakang saya sendiri adalahlttar belakang seorang pianis. Saya be-
lajarpiano dengan sangat serius ketika saya masih pelajar di Prince-
ton dan belajx bersama guru-guru diJulliatd. Jzdt, sayalorayang
menarik bagi saya dalam seluruh fenomena itu bukanlah aspek
pengkajiannya. Saya lebih suka mencoba untuk berurusan dengan
masalah penggubah dan masalah pettunjukan sebagai masalah-
masalah yang terpisah, tetapi tetap saling berkaitan.
MannaNca: Kritik musik Anda kelihatannya betbeda dari kri-
tik sastra Anda. Bukan hanya pokok bahasanny z saiayangberbeda,
tetapi tampaknya kritik (musik Anda itu)-coba saya lihat apakah
saya bisa memilih kata-kata yang tepat, karena saya tidak mau
memaknainy a dalam pengertian peyoratif apa pun-lebih dngan'
tidak begitu ptdatdan tidak tedibat politik. Tentu saja tidak seialu
begitu, bergantung pada temanya. Di sisi lain, gubahan yangAnda
kerjakan Aida-nya Verdi adalaln sebuah model bagi semacam
atas

sejarah teater yang baru. Tetapi bzg1 saya', tampaknya ada sesuatu
yang Anda sengaja lakukan sendiri dalam kritik musik, sesuatu
yang tidak adz dalam kritik sastra Anda.
San: Yang menggerakk^ns^y^dalam kritik musik adalahhal-
hal yang saya sukai dan yang menadk bagi saya. Pettamt-tamz
saya benar-benar termotivasi oleh kesenangan. Dan itu harus bisa
berlangsung secara kontinu untuk waktu yanglama. Saya tidak
menulis ulasan-ulasan singkat; saya pikir itu sebuah bentuk yang
rendah nilainya, seperri menulis kartu skor, ienis pertuniukan peng-
KrrrIr, KEBUDAYAAN,oaN PnnruNlux,rN 139
-
antar bangun tidur. Jadt, yang ingin saya lakukan adalah pergr ke
lebih banyak pertunjukan ketimbang menulis tentang pertuniukan
dan setelah beberapa waktu kemudian hal-hal tertentu akan meng-
kristal dalam benak saya ketika saya metenungkan dan berpikir
tentang pettunjukan-penunjukan itu, dan musik yang akan saya
mainkan pun selesai. Dan tetakhit, hal-hal yang menjadi perhatian
saya zdalah y^ng s^y^ dapati benat-benar ada. Saya tidak tahu
apa sajatn hingga beberapa waktu kemudian. Ini adalah tipe nrlisan
sporadis yang berbeda dari tipe yang saya keriakan dalam kritik
sastra, di mana saya tedibat di dalam perdebatan-perdebatan yang
jauh lebih panjang. Sedangkan di sini saya tidak tetlalu banyak
terlibat dalam kritik musik, karena sebagian besar datinya sama
sekali tidak menarik bagi saya. Ada beberara kritikus musik yang
menarik di sekitat sini. Tetapi, bukan kritikus jurnalistik. Andrew
Porter dtNewYorker saya kira menantang dan kadang-kadang sa-
ngat brilian. Kemudian ada orang-orang yang menulis dari sayap
kanan yang ekstrem, seperti Samuel Lipmann, yang menulis untuk
Tbe New Criteion, dan Edward Wasserstein, yang menulis untuk
New KEublic, yang tak lain adzlah seorang kritikus musik yang
cerdas. Itu saja. Latnnya benar-benarhanya sekadat pencuci mu-
lut-orang-orang yang menulis tentang musik dengan car^ yang
nonmusikologis.
Di sisi lain, saya telah mend^p^tb^ny^k tanggapan dad ka-
langan musikolog muda, yang menulis kepada saya tentaflg se-
iurnlah isu yang muncul. Misalnya, saya menulis sebuah kdtik ten-
tang feminisme dalam musik dan masalah-masalah tentang hal
itu. Dan saya telah menulis tentang masalah-masalah kekuasaan
politik dan representasi selama bertahun-tahun dalam beberapa
hal yang petnah saya lakukan untuk The Nation. Tetapi, titik pet-
hatian utama saya zdalzh sebuah catatan tentarig semacam kenik-
m^t^r, yarlg s^y^ kira bisa diberi bentuk liteter, tanpa menarik
perhatian kepada dirinya sendiri sebagai semacam tour de force.
"Lebih ringan" adalzhkatayangAnda gunakan, tetapi saya lebih
suka menyebutnya persuasif dan superfisial.
140-ED\x/ARDWSAID

UNa Cnauouunr: Apakah menutut Anda pertunjukan, sebagai


sebuah kategori, berhubungan dengan petbedaan itu?
San: Sangat. Itulah yang benat-benar menarik hati saya. Saya
pikit sosok yang menggetakkan szya adalah Glenn Gould. Benat-
benar itu adalah sebuah tulisan panjang lebar yang saya nrlis dan
kemudian muncul pada tahun kemziznnya, atau satu tahun setelah
kematianny*-'82 atau '83-da\am Vani4t Fair. Suda.hlzma szya
terkagum-kagum padanya.Dan saya jwgz sangat tertarik pada fe-
nomena Toscanini. Bag szya, mereka berdua tampak merupakan
musisi-musisi yang karyanyz, dalam pengettian tertentu, adalzh
Itga tentangpertunjukan. Tak ada wsahaunruk berpura-pura bahwa
mereka sedang mengerjakan sesuatu hal lainnya, tetapi mereka
hznya terobsesi pada pandurgan tentang pertunjukan dan mem-
bawanyake tingkat yang sedemikian ekstrem sehingga pandangan
itu dengan sendirinya menarik perhatian, dan menarik perhatian
orang kepada kepalsuan pertunjukan, juga kepada konvensi-kon-
vensi pertunjukan !tu, serta kepadahal-halyang aneh-dalam kasus
Toscanini-oh ya, Bonnie, Anda juga menulis tentang hal itu da-
lam esai Anda tentang pementasarr versus nyanyian-perbedaan
Lfitlta para penampil yang memperkuat suasafla dan orang-ofang
yang mengubahnya menjadi semacam peduasan dari sebuah ruang
rias atau peristiwa sosial. Jadi, pertunjukan atau pementasan sangat
menadk karena kemudian ada mrsalah lainnya, yang tidak Anda
dapati entah itu di dalam seni teater, seni lukis/visual dznf ztau
seni sastra, dalarr, hal bahwa pertunjukan musik sifatnya sangat
singkat-sudah, selesai!-maksud saya, walau bagairnanapun iu-
ga Anda benar*benar tidak bisa kembali kepadanya. Dan dengan
demikian, ada semacrm unsur permainan yang coba saya tangkap.
Saya petnah membicarakannytsuatu ketika dengan Arthut Danto
yang mengatakan, misalnya, kalau Anda membaca tulisan-tulis-
aflny^,semuanya tentang pengkajian-kembali sebuah pertuniukan,
dengan menyampingkan y^ng dikatakannya dan sikap-sikap
^pa
serta pandangan-pand^ng nny^ tentang seni. Saya tidak bisa me-
lakukan itu. Jadi, saya harus kembali kepada kenangan saya, sung-
KRrrrK, I(r,guoavn \N,DAN PERTUNJuTaN 141
-
guh. Dan usaha-usaha s^y^, di benak saya sendiri, untuk menyata-
kannya Iagl atau mengalaminyalag dalam konteks yanglarnnya.
Aultnc RoeNsoN: Berkaitan dengan seluruh gag s^n tentang
pertunjukan,izrnkan saya sedikit mengajak Anda menilik pertun-
jukan opeta: khususnya pementasannya. Bagi begitu banyak orang
dalamte ter, seiutuh dunia opeta adalah sebuah zon yzngtema-
rarn dan mati yang sebagian besar dr antan kita tidak mengun-
junginya karena teatrikalitasny^ y^ng begitu konservatif. Tetapi,
kini banyak di antata sutradara-sutadan ekspedmental kembali
ke opeta-di antaranya Robert Wilson, Peter Sellars;. Andte Ser-
ban-dan mencoba untuk menghidupkannya kembali dari sebuah
latat belakang teater. Menurut Anda, akan menuju ke manakah
pertunjukan opera?
SNro: lYell, ini adalah sebuah pokok bahasan yang luar biasa
menarik dan mengasyikkan bagi saya dalzm banyak hal yang ber-
beda. Saya pikit secara umum ada kebekuan di jantung pertun-
jukan opera, sebagian besar karena lembagaJembzga seperti Met,
yang karena satu dan lain hal-sebagian alasannya sudah sangat
gamblang-telah didominasi oleh y^rrg saya sebut oper^ ae-
^p^
rismo Itaha-dan diperkuat dalam hal-hal yang menggelikan se-
macam ini oleh bangkitnya kembali tradisi bel canto sejak tahun
enam puluhan. Akibatnya adalah bahwa telah terbentuk sebuah
hegemoni di antara sanggar-sanggar opera kacangan seperti Met,
dan repertoarini, dan telah membekukan sejumlah besar musikyang
sesungguhnya Iuzt biasa. Hegemoni ini telah membekuk^n g y^
petunjukan menjadi sebuah konvensionalisme yang menggelikan
yang sekarang justru sudah menjadi norma. Hal ini menginfeksi
setiap or ng, bahkan penyanyi-penyanyi terbesar sekalipun. Hal
ini tentu betlaku padaPavarotti, di satu sisi; dan di sisi lain,Jessye
Norman. Anda pahzmyangsaya maksudkan? Hegemoni ini mem-
bius audiens. Yang saya tidak mengerti adalah bzgasmana orang
bisa duduk dengan sia-sia menoriton opera-opera di Met.
RosINsoN: Saya ingat ketika Anda mengulas opera Schoenberg
Enuartung dan merasa begitu kecewa. Tidakkah waktu itu Anda
142 EDwARD \Xl SaIo
-
mengatakan sesuatu tentang betapa itu f auh lebih memuaskan ke-
timbang hanya tinggal di rumah dan mementaskannya di dalam
benak Anda?
San: Tepat. Atau menontonnya sebagai sebuah pertuniukan
konser bersamaJessye Norman. Itu zdalah cerita tentang seorang
perempuan yang beranjak menfadi gila. Dan dia sedang mencari
tunangannya. Teksnya dinrlis-teks-teks dalam opera kerap kali
sangat menarik--oleh seorang mahasiswa kedokteran lVina. Teks-
nya tidak memiliki nilai sastra yang tinggr, tetapi ia bercerita ten-
tang histeria, dan kisah itu memiliki sebuah hubungan yang r4e-
narik, kata Adorno, dengan studi-studi kasus yang dilakukan
Freud. Jadi, itu z'dalah hilangnya sebuah kesadaran yang sangat
kecil dan seismografis. Nah, di sinilah penyanyi yang luat biasa
ini, yang tidak tahu tentang apakzh opera itu, kelewat besar ukur-
annyl untuk merepresentasikan neurastenia, histeria, dan hal-hal
semacam itu. Ketika opera itu tetus betlaniut si perempuan bet-
anjak semakin dan semakin jauh ke dalam hutan katenakehilangan
ingatannya dan terus mencari-cari tunangannya. Dan belakangan
diketahui dia benar-benar seorang calon pasien sebuah lembaga
rehabilitasi mental yang melarikan diri. Dan tepat di tengah-tengah
set-tepat di tengah-tengah panggurrg-^d^ sebuah piano yang
luar biasa besar. Ada urusan apakah sebuah piano besar berada
di tengah-tengah hutan? Makanya, s^y^ r^sa yzng meniadi alasan
mengapa dia jadi g$a adilahbahwa dia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya terhadap piano besar itu. Sesuatu yang menghasilkan
semacam-maksud saya, Anda bisa bilang-int adalah semacam
versi kebalikan daiopefa itu. Ini adalahmisintelpretasi yang serius
tentang opera itu. Bukan itu maksudnya; seharusnya opera itu
adzlah sesuatu halyang arn t s rrg t serius, dan itu tidak tercapai.
Inrlah yang dilakukan Met, dan saya tidak mengetd btgairnanz
lembaga itu terus saja melakukannya.
RoerNsoN: Mungkin konsekuensi dari hal itu adalah bahwa
adzkarya-k^ry^ teatetmusik yang sehatusnya tidak boleh dipen-
taskan. Anda seialu mendengarnya dalam sastra dramatik, bahwa
KRITIK, KEBUDAYA.A.N,DAN PE,RTUNJUKAN 143
-
ada teks-teks tertentu yang "tsdak mungkin dipentaskan"-sg-
kelompok (<arya) Shakespeate yang buruk ....
Sam: Ya, tentu saja itu benar, tetapi banyak di antara teks-
teks itu diambil dari pertunjukan-pertunjukan di mana mustahil-
dipentaskannya sebuah karya dapatdibuktikan, Anda tahu, sepetti
sebuah dtamakaryaalmarhum Ibsen, IYhen IYe Dead Aaaken.ktt
banyak kaitannyz dengan pettunjukan musikal dan juga opera ....
Yaitu, bagumana ini merupakan semacam frasa Q126s6i2n-!2-
g im^n kanon-kanon hegemonik ini terbentuk? Maksud saya, mi-
salnya, tidak tercakupnya opera Ptancis benar-benar merupakan
hal yang sangat luar biasa. Ada sebuah tradisi musik Prancis dan
dramaPtancis yang mengagufls2n-6ssik-drama-yang pokok-
nya tidak bisa naik ke panggung-panggung Amedka. Berpikidah
tentang Rameau; tentang Berlioz; tentang sebagian besar karya-kar-
ya Rossini, selain The Barber of Seuille. Maksud saya, Rossini dulu
adalah seorang penulis opera Prancis. Bedioz: Anda belum pernah
menontonnya.Bizetadalah penulis sepuluh opera, yang di antaranya-,
Carmen, sering dipentaskan dengan sangat bwruk-Carmen adalah
salah satu mahakaryabs52l-lspatnya merupakan opera anti-Pran-
cis dan anti-Jerman, dalam pengertian tertentu. Kemudian ada Mas-
senet dan Fau6. Ada apa dengan semua uerismoini dan kemudian
sedikit pengetahuan yang dangkal tentang \Wagner-\il/agner adalah
jenis orang yang berubah menjadi orang ltaha ....
ManmNca: Saya kira terakhir kali kita bicata,kita berbincang-
bincang sedikit tentang opera-opera Philip Glass, tentang apakah
Anda pernah menonton Einstein on the Beach,Akhnaten, atau Safita-
gaba.Apakah Anda tertarik pada repertoar kontemporer?
Saro: Ya. Saya sudah mendengar tentang opera-opera iru dan
saya sudah menontofl video-videonya-satu atau dua di antata
kztya-karya Glass. Bukan estetika musikalnya yang luar biasa meng-
gerakkan sayz. Bagi saya, hal itu tidak mengeksploitasi hingga
maksimal di sana.
^p^y^ngada
MannaNca: Bagaimana dengan mated kririk, dalam pengertian
menulis tentang atau menonton openAkbnaten.... Bahkan dalam
744 Eowano s( SaIo
-
pengertian tema-tema politik Pun saya kira opera-opera itu telah
menarik perhatian Anda.
Sap: Itu benar, hrnya saia .-. entahlah. Saya tidak bisa menie-
laskannya. Seperti sudah saya bilang, s^y^ bekeria dengan suka
dan tidak suka, kesenungan yang sangat kuat, dan sebagarny^ ...
Saya tidak begitu tertarik pada Glass seperti ketertarikan yang
bisa saya dapatkan, katakanlah, dalam karya penggubah-penggu-
bah kontemporer lainnya, seperti Henze. Menurut saya, Henze
adalah seorang penulis opera yang lebih menarik.
MannaNc,c.: Saya tertarik untuk membaca sebuah wlwar'c ta
1s$21u-5alah satu daribanyak hal yang saya sebutk^n s^Ltbet'
bincang tentang tulisan Anda-betapa konsep-konsep tentang
suara polifonik dan paduan suara menarik pethatian Anda. Da-
patkah Anda menj elaskannya secar a paniang lebar dalam penger-
tian n:lisan kritis Anda sendiri?
Saro: Ini adalz}. hal-hal yang membutuhkan beberapa waktu
untuk bisa menarik minat dan selera o:rartg. Tampaknya, selama
ini saya selalu tertarik pada fenomena polifoni yang satu
^t^uyarLg
lainnya. Dalam musik, saya sangat tertarik pada penulisan lagu
tambahan dan bentuk-bentuk lagu tambahan.Jenis kerumitan yang
ada.,secztaestetis, di seluruh rentangan mulai dari konsonan hing-
ga disonan, berpadunya begitu banyak suara dalam semacam ke-
seluruhan yang berdisiplin, adalah sesuatu yang menurut saya luar
biasa menarik.
MannrNca: bagumana Anda' mempeduas hal itu di dalam
esai-esai Anda sendiri?
Sam : Saya meluaskannya, misaln y a, dilam s ebuah es ai tentang
pengasingan dan peniadaan y afig s^y^ nrlis, dengan mendasarkan-
nyr padapengalaman pribadi. Kalau Anda zdzlah seorang buang-
an-seperti yang dalam banyak hal sudah pernah sayz ttsakan
sendiri-Anda akan selalu membawa di dalam diri Anda sebuah
kenangan tentang Anda alami dan apa yang bisa
^P^y^rlgpernah
Anda kenang, dan Anda menghadapkannya dengan pengalaman-
pengalaman Anda kini. Jadi, tambahannya itu selalu tetasa. Dan
KPJTIIq KEBUDAYAAN,DAN PERTUNJUKAN 145
-
y^ngs^y^maksud dengan tambahan adalah hal-hal yang tidak bisa
direduksi menjadi homofoni. Yang tidak bisa diteduksi meniadi
semacam kenangan yang sederhana. Minat slya terhadap sastra
perbandingan didasarkan pada pandangan y^ng s^m^. Saya kira,
y^ng s^y^ anggap paling-saya tidak akan bilang meniiiikkan, te-
tapi saya akan menyebutnya antagonistis-bag saya adalah iden-
titas. Pand^ng n tentang sebuah identitas tungal, iuga identitas
ganda, polifoni yang terdid dari banyak suara yang saling berten-
t^ng fl, seperti sudah saya bilang, t^npapedu menyelaraskan sua-
ta-srrara itu, hanya memainkannya sec ra bersama-sama. Inrlah
pekerjaan saya. Lebih dari satu kebudayaan, lebih dari satu kesa-
dalar^, baik dalam g y^nya yang negatif maupun g y^ny^ y^ng
positif. Iru adalah basic instinct.
Cnauosunr: Apakah menurut Anda ada kebudayaan-kebu-
dryaan dan ptaktik-praktik kebudayaan tertentu yang lebih meng-
gembitakan yang mem anfaatkan polifoni?
SaIo: Tentu saja. Misalnya, dalam musik, salah satu dari hal-
hal yang selama ini telah meharik perhatian sayz-Azn itu men-
duduki baganterakhit dari ketiga bagpanbuku saya tentang musik,
yang akan tetbit tahun depan-adalah semacam oposisi Lrttata
bentuk-bentuk yang didasatkan pada pengembangan dan domi-
nasi. Seperti sonata. Bentuk sonata didasarkan pada perny^t^ n,
pengembang^ny^ngkaku, dan rekapitulasi. Dan banyak hal yang
selaras dengannya: simfoni, misalnya, saya sedang benda di dunia
Bant klasik. Jenis-fenis opera tertentu didasarkan pada hal ini,
versus bentuk-bentuk yang didasarkan padz apa y^ng s^y^ sebut
dengan variasi-variasi yang berkembang, di mana konflik, domi-
nasi, dan penanggul^fig n ketegangan melalui rekonsiliasi yang
dipaksakan, bukan metupakan masalahnya. Di situ masalahnya
adalah b agaimana memp erp a njang waktu, s ep erti dalam s uatu te -
ma dan variasi, dalam bentuk-bentuk fugal. Dalam polifoni, se-
perti, dalam tradisi saya sendiri,kzrya Ummi Kalsum. Dia adalah
biduan Arab klasik yang paling terkenal dari abad kedua puluh.
Bentuk-bentuknya hidup di dalam waktu, dan tidak berusaha un-
146 Eowano \XI S,q.Io
-
tuk mendominasinya. Imadalah sebuah hubungan khusus dengan
temporalitas. Atau musiknya Me s siaen, mis alnya, s eorang pencipta
auant-garde besar dari Prancis yang menurut saya melangit sifatnya.
Anda lihat dikotomi itu. Di satu sisi, dominasi/pengemb^ngan;
di sisi lain, semacam proliferasi melalui variasi dan hubungan poli-
fonik. Itu semua adaJahpraktik-praktik kebuday^ ny^ngsaya pikir
bisa orang gunakan sebagai sebuah tipologi praktik-praktik ke-
budayaan lain: pnkrk-praktik itu didasatkan pada seluruh g g s n
tentang komunitas, dominasi dan pencerahan yang tumpang tindih
versus yang koersi f-u7vg'afla-wac rrz tentang pen cetahan dan-cita-
cita yang dapat ditemukan dzlzm novel-novel.
CHauosunr: Saya sangat tertarik pada apz yang Anda kata'kan
tentang g g s^npertunjukafly^nghidup di dalamwaktu, dan bu-
kan yang mendominasi waktu.
San: Dengan mencoba untuk mengendarai waktu. Ini adalah
kalimat yang berasa.I dan Gerard Manley Hopkins yarlg punya
hubungan sangat aneh dengan waktu dalam puisi, khususnyapada'
bzgpan akhir syaitny^ y^rtg terkenal, The lVreck of the Deutschland-
Semua hal ini ada di tempat di mana pefi^ny^ n tentang apakah
Anda mencoba menolakwaktu dan menegakkan stfuktur, ataukah
Anda mencoba mengendarai waktu dan hidup di dalamnya,ber
ada.
CHauosunr: Saya berpikir tentaflg pertuniukan teater sema-
cam itu, yang dengan satu atau lain cara, menuntrJt a;gar dirinya
hidup di dalam waktu. Yaitu, pertunjukan semacam itu membuat
tuntutan-tuntutannya sendiri, bahkan terhadap pemain yang paling
piawai sekalipun, yang mungkin mencoba untuk mendominasinya,
tetapi tidak akan berhasil.
S,qlo: Ya. Sesungguhnya, di sanalah letak perbedaan dalam
pertunjukan musikal orang-orang yang tedibat dalam meng-
^ntar:
olah kembali musik itu dan dengan demikian hidup di dalamnya,
dan bukannya sekadar mengembangktnnya dengan efisiensi dan
ketetampilan teknis yang luar biasa.
RosrNsoN: Itu juga berlaku bagi orang yang tetbuang. Maksud
KRITTK, KEBUDAYAAN,naN PenruN;uraN 147
-
saya, adz perasaan bahwa Anda sedang hidup di masa Lalu atau
hidup di sebuah masa depan yangideal, dan masa sekarangadalah
semacam ruang remang-rem^ng yang berbahaya di mana Anda
tidak bisa menempatkan diri, tetapi Anda teqpaksa melakukannya.
Sato: Tentu saja, yang menarik dengan hal itu adalah bahwa
Anda menangkap cita rasr emporalitas. Itulah y^rrg s^y^ suka da-
lam hal itu. Tak ada tpaya untuk berpura-pura bahwa idl/rah cata
alami untuk melakukannya. Ia, dengan c r^ y^trgtemporal, tunduk
kepada waktu.
RostNsoN: Semacam tindakan penyeimbang iuga..Baik dalam
hal waktu, maupun dalam pengertian hubungan aflt^ra orang yang
terbuang dengan dunia. Di satu sisi, Anda Punya kemembumian
y^ng luat biasa atau kemampuan untuk tedibat di dalam begitu
banyak daenL.. Dan sisi lainnya, ada pengasingan yang dipaksakan
terhadap diri Anda. BagasrrnnaAnda menyeimbangkan keduanya?
San: Saya tidak tahu. Saya kira tidak ada sebuah rumusan
untuk itu. Saya pikir orang bisa menyebutnya semacam lalu lintas
di tntara situasi-situasi itu.

RomNsoN: Seluruh g g s ntefltangruangpribadiberhubung-


an dengan hal itu dan bisa menjadi topik yang bisa dibahas. Saya
sering sangat tergetak oleh gagasan Anda tentang inteleknral se-
kuler, seniman sekuler, keterlibatan dalam dunia publik secara
riil dan kuat. Akan tetapi, semua perubahan yang sedang ber-
langsung sekarang di Eropa Timut membuat saya mulai berpikir
tentang alternzif-alternatif untuk menggantikan sudut pandang
itu. Ada sebuah anekdot dari penulis dramaJerman Timut, Heiner
Mbller-dia selalu berseberangan dengan pemerintah-yang di-
tany^ oleh seseonng da:.i Eropa Bartt, "Tidakkah Anda merasa
sangat senang sekarang karena belenggu-belenggu itu sudah lepas,
dan Anda bisa menulis drama-drama Anda yang benar-benar
mengangkat situasi politik, berbicara tentang pemerintah, apa
yang telah Anda ...." Dan jaurabnya, "Tidak iuga, kebebasan se-
karang ini berarti bebas untuk membaca Proust, bebas untuk ting-
148- Eowano\( Sam

gal di rumah di dalam perpustakaart szyz." Tampaknya, itu me-


nandai ditemukannya kembali ruang pribadi, sebuah gerak yang
menjauhi dulunya merupakan sekularitas yang dipaksa-
^p^y^ng
kan.
SaIo: Privasi, bagi saya, dtiaga dengan sangat ketat karena
yang sangat tidak mungkin saya kendalikan adalahdimensi publik,
dunia tempat saya hidup di dalamny^,y^ngada hubungannya de-
ngan sensitivitas dan komitmen teguh yang khas terhadap situasi
Palestina. Dan karena memikirkan situasi Palestina selama lima
belas atau dua puluh tahun terakhir ini sangat sulit bagi saya untuk
menjzgaprivasi saya itu. Sebagian, musik itu sudah begitu jadtnya,
karena musik adalah sebuah idiom nonverbal. Saya sudah tedibat
di dalam pekatnya pertarungan-pertarungan memperebutkan apa
yaflg orang katakan, y^ng orang bisa katakan, dan semua hal
^p^
semacam itu. Karena publik sudah begitu jauh memasuki dunia
saya, mustahil bagi saya untuk mundut kembali ke dalam dunia
pribadi saya, sekalipun jelas kita semua punya semacam kehidupan
pribadi yang intim. Tetapi bag1 saya, itu tidak mudah dipulihkan.
Dua tahun tetakhirini-sebagian karena semakin hansaya semakin
tua-saya merasa sangat matahkatena, bertentangan dengan ke-
mauan saya, betapa sudah begitu jauh kehidupan publik sudah
menyita waktu dan pekerja^n s^y^. Bukan hanya politik, maksud
saya dengan itu; tetapi juga mengajaE menulis, seluruh per^s^ rr
memiliki sebuah audiens-yang kadang-kadang sungguh tak ter-
duga dan bertentangan dengan kemauan saya. Sehingga privasi
sudah menjadi banngyans sangat, sangat langka. Saya yakin kasus
ini tidak hanya terjadi pada diri saya saja. Saya kita ini juga terjadi
pada banyak orang, lebih dad yang kita duga.
CHauosuru: Apakah menurut Anda entah bzgzimana sema-
cam intelektual yang sibuk terpaksa menanggung lebih banyak
beban ketimbang waktu-waktu sebelumnya?
SaIo: Ya, saya meraszkannya. Saya tidak bisa bicara mewakili
or rrg-or^ng lain. Saya rasa sangat sulit berbicara untuk orang
lain, karena saya berada pada posisi yang asing. Maksud say^, s^ya
KRrrrK" KEBUDAvaA,N,naN PenruN.JuxaN 149
-
tidak punya cukup banyak waktu untuk merenung. Dan karena
itulah, bag1 saya, pengalzrntn musikal sudah meniadi begitu pen-
ting. I(arena pengalzman itu adzlah sesuatu yang tidak dituntut
dan berinfleksi dengan c r^ yang sama dengan hal-hal lain yang
selama ini pernah saya lakukan. Pokokny^s^y^merasa bahwa bagi
intelektual publik hal itu bisa terasa luar biasa melemahkan. Ini
nyaris paranoid: sesuatu yang Anda katakan dapzt diiungkitba-
likkan menjadi seribu bentuk yang berb edzatauhanyz satu bentuk
berbeda yang dapat memiliki akibat-akibat y^rrg tak terkatakan.
Dan dalam kasus saya pun, saya memiliki banyak audiens yang
sangat berbeda-beda dan sama sekali tidak dapat ditembus. Saya
menulis sebuah kolom bulanan dalam bahasa Arab untuk salah
' satu mingguan terbesar di dunia Arab. Dan dengan sendidnya
sudah banngtentu konstituen-konstituen yang Anda miliki di du-
nia berbahasa Etopa juga sangat betbeda. Jadr, izngankan untuk
memberi kontribusi, semata-mata hanya agat tidak kehilangan
publik pun sudah sangat melelahkan.
RostNsoN: Saya ingin tahu apakah kita akan melihat seiumlah
model seniman intelektual berubah, seperti yang sudah terjadi di
Eropa Timur, di mana banyak yang sekatang mundur dad peran
publik inr-k21sna memand^flgny^ sebagai sebuah beban, dan
sekarang sedang berubah ke dalam sebuah hermetisisme yang
terasing. Banyak seniman di sana ingin kembali menemukan kein-
dahan.
SaIo: Saya memahami itu sepenuhnya. Dalam hal tertentu,
sesuatu tempat kita hidup di dalamnyatdalah^p^y^ngoleh Eliot
di s ebut b elantan c ermin- cermin : p engg andaan y zng ttada habis -
nyz, tanpl makna yang berarti, hanya berputar-putar. Dan orang
hanyaingin bilang: "Cukup. Aku tidak mau tetlalu banyak meng-
urusinya." Dan dengan demikian, salah satu di Lrrtlra banyak hal
yang kebenrl^n s^y^ pikitkan zdalzh bukan hanya bahwa privasi
seperti yang kita bicarakan sebelumnya itu meniadi benar-benar
mustahil, tetapi juga bahwa dengan memandang petuniukan per-
sis seperti cara Gould-yang memahami persoal2n ini-msl2ftu-
150 EDwARD \Xl SaIo
-
kannya, orang mampu memfokuskan dan mengendalikan apa yang
dilakukannya hingga ke tingkat yang tidak lagi betputarputar szia
tzrrpabatas. Dulu ada usaha massal semacam ini-tetapi, sekarang
ini tidak cukup banyak dinrlis atau tidak cukup banyak orang me-
nulis tentang Gould-di pihak Gould sendiri., (itu teriadi) sejak
s di^ beqpikir tentang sebuah karya yang dilatihkan, disiapkan,
^t
dan kemudian ditampiikan,lalu direkam. Gould adaJah salah satu
dari contoh-contoh unik tentang seseorang yang berprofesi se-
bzgat pelakon publik, yang berupaya memperkaya seni pertun-
jukan dengan cara, dan sekaligus, mengendalikannya. Tentu saja,
pada saat yang betsam^ n) ada sesuatu yaflg sang t dingin dan
mematikan di dalamnya. Tetapi di sisi lain, ini tdalah sebuah mo-
del yang menarik untuk dipikirkan. Tidak banyak orang yang me-
lakukannya. Kebanyakan orang cenderung bersikap ekstravagan
dan mereka menginginkan lebih banyak penggandaan. Ada se-
macam perasaan di mana Gouid menginginkannya,tetapi dia ingin
menguasai dan mengendalikannya sebanyak mungkin. Bamngkali
katena dia takut bahwa berada di panggung sudah menunjukkan
padanya y^ng mungkin akan te{adi: bahwa dtahanya akan
^p^
menjadi makhluk ciptaan ruang publik ini.
RoerNsoN: Mungkin Genet adalahsatu contoh lain, seseorang
yang selalu melindungi wilayah pribadinya.
Sato: Tepat.
RostNsoN: Dia mampu memahami apa yang teriadi di Timut
Tengah karena pengalamannya sebagai orang luar.
Crlc,uoHuRr: Juga dalam drama-&ama itu.
Mann q.Nca: Beckett juga.
Sato: Tetapi,y*ngAnda tasakan dalam Genet dan Gould dan
tidak Anda rasakan dalam Beckett zdilah adznya pertimbangan
tentang bahaya. Saya tidak pernah metasakan itu dalam Beckett.
Siapa yang tidak bisa kagum pzdznya-tapi, di sisi lain ada sema-
cam ketenmrg r dalam kzrya Beckett yang tidak Anda temukan
dalam Genet. Dalam Genet Anda merasakan risiko yang luar biasa
yang terlibat di dalam semua dramanya.
I(lt'nrc, KEBUDAYAAN,oaN Penruu;uxaN 15i
-
Ctu.uouuru: Itu iuga sebuah provokasi, kan?
MaRnaNca: Salah satu hal yang mengeiutkan saya tentang
Beckett adalahbahwa dta adaJah seorang penulis yang sedemikian
besarnya dan sedemikian kuat teatrikalitasnya sehingga orang tidak
merasa perlu melih^tny^t^mpil. Tetapi, Genet berhasil karena ber-
ada di teatef .... Kita sudah bicxa tentang fuang pfibadi dan situasi
Eropa Timur, perasaan kesendirian dan kesepi^n y^ng kadang-
kadang tampak menyertai kehidupan publik yang begitu kuat.
Kematian Beckett, tentunya, membuat banyak orang berta-
nya-t^ny^tentang apa yzng akan teqadtsetelah Beckett. Dan dalam
hal-hal teftenru, hal ini tanpaknya merupakan akhir'dari penulis
dtzrna universal dan repertoar dramzik internasional inr. Selain
ittt, karena kebudayaan sudah menjadi sedemikian umumnya dan
sudah begitu menjadi bag1an dari tontonan, dan karena begitu
sedikitnya penekanan pada saat-saat pribadi, bagi szya, drama,
yang walau bagumanapun iuga merupakan bentuk yang pribadi,
bemifat reflektif dan intim iatuh semakin iauh dan semakin iauh
lug di dalam hierarki bentuk-bentuk yang dialami oleh orang-
otang serius yang biasanya perg ke teater, orang-oraflg yang mem-
baca novel-novel serius dan pergi menonton opera. Orang-orang
seperti Havel dan Fugard menjadi terkenal bukan semata-mata
karena mereka adalahpara penulis dtama kenamaan. Meteka ma-
suk ke dalam repeftoar intetnasionalkarcna politik mereka dan
karena nilai simbolis mereka. Tampaknya dtzma akan semakin
menjadi semacam pengetahuan lokal. Dan dalam teater kita me-
lihat kekuatan sebuah tontonan, sebuah pernrniukan, yang melebihi
drama. Pelakon-pelakon internasional, seperti katakanlah, Laurie
Anderson atau Wilson, menciptakan hal-hal yangdapat mengem-
bara dt dalam kebudayaan.
Sarn: Atau Peter Brook .... Terlebih lagi Laurie Anderson,
dan khususnya Brook-y angiryamemperkuat mereka, iustru me-
rupakan semacam kesederhanaL n suran .Ini tidak seperti sebuah
opera berjalan. Bahkan, ini memiliki semacam bagasi yang mudah
dikemas, yang bisa Anda kidmkan dzineganke negara dan Anda
152- Eowano !( Sam

tampilkan dengan sebuah repertoar kecil, keping-keping y^ng s^-


ma. Tetapi, sayal<ra satu hal yang tidak Anda sebut-sebut tentang
6fu2rn2-52tu hal dalam situasi Palestina, misalnya, yaitu satu-sa-
tunya hal yang bisa saya bicatakan dengan sangat yakin dan pasti-
adalah bahwa drama memiliki sebuah nilai testimonial, yang ber-
beda dari nilai simbolik, ketika Anda bican tentang simbolik.
Yaitu-misalnya Joseph Papp yang memb ataJkan dtarna Paiestina
itr,Tbe Story of Kafur Sharzrma, musim panas lalu. Itu tetjadi bukan
karcna isi ceritanya, tetapi karcna di dalamnya orang-otangPa-
lestina bernrtur tentang pengalaman nereka. Itillahhalyang menjadi
lnan. Dan oleh sebab itulah dia harus membatalkannya.Jadt,
^nc
pada tingkat itu, ini adalah pengetahuan lokal, meski sebuah pe-
ngetahuan lokal yang sering terlibat di dalam isu-isu ttanslokal.
Banyak halyangmenjadi sesuatu yang menarik di tempat-tempat
lain. Saya kira beban yang, entah bagumana, ditanggung oleh pe-
nulis drama danp^r^pematn adalah menerjemahkan situasi lokal
ini ke dalam sebuah idiom yang berdekatan dengan dan menyentuh
situasi-situasi lain.
I\{,lnn lNca: Dengan demikian, sayal<ra drama bisa mengem-
ban.Tetapi, kini begitu banyak diantarany^y^ng, biia Anda ban-
dingkan dengan te tet dari empat,lima, atau enam dasawarsa ter-
akhir-yang dulu dianggap menglnternasional dan menarik per-
hatian audiens internasional-tidak lagi muncul di panggung
Broadway. Misalnya, kapan terakhir, katakanlah, dramaJerman,
atau Hongaria, atau Prancis pentas di Broadway? Dalam penger-
tian ini reperto t internasional sedang mengalami pen)'usutan.
Saro: Meskipun demikiarl, saya sampaikan pada Anda, Bonnie,
saya sedang berada di Delphi musim panas lalu untuk memberikan
ceramah di sebuah konferensi internasional tentang tragedi Yu-
nani. Saya yakin pada waktu itu saya bican tentang \7agner. Setiap
malam digelar sebuah pertunjukan drama di teater di Delphi. Dan
saya sempat menoflton dua pertunjukan, di mana yang kedua di
sungguh luar biasa, petunjukan drama Antigone dalam
^nt^t^ny^
bahasa Polandia oleh sangg^rrya tJfajda ....
KRrrrK, K-BsuoavAAN,DAN PERTUNJuxaN 153
-
ReerNsoN: Saya pernah menonton pettunjukan itu di Polandia.
Sam: Anda pernah menontonnya di Polandta.IVe//, saya me-
nontonnya di Delphi. Seluruh penontonnya adalah or^ngYunani
.... Orang-orang Yunani modern, tentu saja. Itu besat sekali. Bagi
saya semuanya tampak seperti campuran yang khas dari berbagai
macam hal. Itulah "festival kebudayaan yang OK"; itu adalah re-
presentasi diri yang antik yang dapzt diterima oleh pihak pengua-
sa, karena festival itu disponsori oleh pemerintah Yunani yang
padasaatitu sedang mengalami krisis hebat. Itu juga sebuah acara
besar bag1nkyat setempat. Pokoknya, OK. Tetapi, selain itu, bagi
saya itu adalah sebuah pengalaman teatrikal yang sangat kuat. Saya
tidak tahu pertunjukarr mana yang Anda saksikan, katena pada
waktu itu ada bebetapa vetsi. Di manakah Anda melihatnya?
RoeINsoN: Di Krakow pada tahun '85. Saat itu adalah saat
Iang buruk, secara politis, bagi Polandia.
SaIo: Apakah waktu tnt ada perubahan-petubahan padapa-
duan suaranya?
RosNsoN: Ya. Paduan suaranya berubah-ubah sepanjang dra-
ma itu berlangsung-bergerak mulai dari birokrat-birokrat-
mungkin Pademen-ks mahasiswa-mahasiswa
^nggot^-^figgota
yang sedang protes, hingga akhirnya, buruh-buruh pelabuhan, se-
perti buruh-buruh dari Gdansk yang mendirikan Solidatitas. Di
dalam sebuah teater Polandia, itu menjadi luar biasa kuat. Se-
sungguhnya, itu adalah sebuah peristiwa yang membuat saya mem-
pertanyakan atau setidaknya menyatakan kebetatan saya tethadap
g g s n Anda, Bonnie, tentang universalitas sebuah drama, dan
metatapi kepergian Beckett.
SaIo: Tidak, saya pikir yang Bonnie maksudkan-yang me-
narik bagi saya-adalahtalenta teattikal master besar yang meng-
hasilkan, saya hatus terus menggunakan kata itu berulang kali,
sebuah karya-utzmz (rnastenaork)dari jenis yang melahirkan teater
repettozr abad kesembilan belas, y^ng kemudian betkembang
menjadi tragedi-tragedi simbolik barunya Ibsen dan Stdndberg,
dan kemudian beralih ke Brecht dan selanjutnya ke Beckett. Di
154 EDNUARD \Xl S,q.to
-
sini ada sebuah silsilah yang Anda singgung: orang-or^ng y^ng
mendominasi panggung. Model ini adalah satu bentuk dominasi.
Sejujurnya, saya tidak menyesali putusnya silsilah itu, karena ba-
nyak hal cocok dengannya. Dengan car^ y^flg sama Anda bisa
bilang, w I/, b agaimana dengan-coba pikirkan ini-b ag aimana
e

dengan tradisi simfoni Austro-Jermanik yang besar yang bermula


dari Haydn, lalu beranjak ke Mozart, Beethoven, Schumann,
Btahms, szya l<ua \X/agner juga bisa termasuk di dalamnya, lalu
Mahler, Bruckner, Schoenberg ... lalu apa? Tidak ada. Berakhir
begitu stja. Lalu kita dapati nasionalis-nasionalis lokal ini, Anda
tahu, Bart6k. Maksud saya, itu terjadi, tetapi kita bisa tetap hidup
taipanya..Tradisi itu bisa dihormati dan dikenang dengan berbagai
carz, tetapi saya tidak begitu yakin dengan hal itu, mengingat tra-
disi itu membawa dan mendominasi kerusakan gugus-gugus di
sekitarnya. Tradisi ini menghasilkan sebuah kanon atau kanonisitas
teftentu.
RosrNsoN: Ya, dar' bukankah kita semua sedang membuang
kanon itu?
Saro: Bukan sedang membuang. Ini bukan "melahirkan-semua-
dan-mengakhiri-semu a" yang saya maksudkan.
MannaNca: Tentu szia, saya memahami sudut pandang Anda
tentang universalitas agresif, tetapi masalahnya adalah bahwa di
dalam dramanyaris tidak ada hal lain. Banyak radisi musikal yang
bisa diikuti. Banyak pula novel besar yang mendobrak ttend dan
sedang dinikmati oleh berbagai kelompok dan bangsa.
San: Ya, itu benar.
MannaNca: Tetapi, dengan drzma, segala hal runtuh,karena
jika tidak ada repertoar internasional, maka itu adalah kemunduran
bertahap pada bentuk itu sendiri. Dan yang tertinggalhanyalzh
kzry*kzrya laris, drama-dramt topikal yang entah bzgattntna ca-
r^ny^ mengembara, dan kemudian karyz-karya klasik. Tetapi,
mungkin juga dua di antatakarya-karyalbsen, atau beberap z karyz
Brecht. Maksud sayzadalahbahwa tradisi-tradisi lainnya iauh lebih
kayz, dan repertoar-repertoar itu begitu luas, tetapi kalau Anda
Knrrrr, KEBUDAYA,A.N,oaN PenruN;uxaN 155
-
mulai punya sebuah bentuk yang tidak lagi menarik minat audiens
sedunia-dalam pengertian bentuk yang baru-maka saya pikir
ini adalah masalah bentuk, dan bahwa itu berbeda dari, katakanlah
situasi dalam musik.
RoslNsoN: Tetapi, bukanlah itu sebuah gagasan Romantik,
g gusan tentang sebuah karya seni internasional?
MannaNca: Tetapi, g g^s^n-g gasan itu masih eksis di dalam
seni; kalau Anda melihat lukisan dari berbagai neg r^, banyak di
bahkan nyaris sama, dzn ada karyz-ktrya yang bagus
^ntar^nya
dan yang buruk. Saya lihat tidak ada salahnya bila kelompok-ke-
lompok besar orang dalam kebudayaan yang berbdda-beda di
seluruh dunia mengapresiasikarya yang sama. Itu selalu teriadi
dalam hd,karya fiksi, misalnya.
SaIo : Cata Anda menj elaskannya, terarig-terangan kedengatan
khusus dan khas drama. Mengapa?
MannaNca: Salah satu hal yang saya sebutkan sebelumnya addah
bahwa ap^ yangsedang kita lihat sekarang adaJahtontonan-tofltoflan
intemasional yang ditemukan dalam beberapa festival budaya, l<arya-
karya Btook atau Laurie Anderson, yang karya terbamnya dapat diak-
ses diJepang atau di Eropa Barzgatau di Brasil, sama halnya dengan
di tempat-tempat lainnya. I(erap kali kita melihat selrlacarn inter-
nasionalisasi pertunjukan. Bila saya menggunakan kata "pern-rniukan",
yaflgs y^maksudkan adalahsesuatu yang berbeda dari teater. Tidak
terikat pada teks, tidak berutusan dengan sebuah dtarr:n. Karya per-
tunjukan sedng kali sangat teknologis, mencerminkan transfet tertentu
musik dan imajeti pop.
San: Gaya -g^y^ y^ng diakui dan dikomodifikasikan.
MannaNca: Tepat. Dzn gaya-gaya in dipahami oleh masya-
rakat di seluruh dunia sekarang ini, karena adanya kebudayaan
kaum muda internasional. Dan kebudayaan itu sudah menggu-
lingkan drama agak ....
SaIo: Dan iuga karena {ilm dan televisi, dan semua aparatus
industri kebudayaan.
ManR.r,Nca: Sehingga sanggar-sangg f te ter besar sekarang
156 EDwARD tXl Sam
-
ini cenderung terpuruk di negaranya masing-masing dan mem-
b angun repertoar-rep erto ar mereka b erdas arka n kary a-kary z Ha-
sik, mengolahnyzkembali, dan diremaiakan oleh orang-otang ba-
ru. Tetapi, kita tidak melihat bahwa periilanan dalamte ter y^ng
sedang kita saksikan dalam video atau seni visual, atau fiksi, atau
"pertunjukan" ini adalah sebuah genre tersendiri.
S,qlo: Dan yang jelas, di dalam musik Anda menemukannya
dalam ritual maestro yang mengembar1 ata;r pianis besar atau
diva dan tenor yang penting, dan sebagainya, dan seterusnya.
RostNsoN: Batangkali teater kurang cocok dengan ienis per-
j alanm atau p enge mb arzan ini kare na adany a si s a- sis a p andangan

bahwa sebuah dtzma,entah dengan c r Lpl,harus menyinggung


persoalan-persoalan orang-orang di hadapannya, yaitu penonton.
Yang jelas, ini adalah seni yang paling berkaitan dengan m^syar^-
kat. Dan saya l<ra onng akanenggan meninggalkan peluang untuk
bisa terlibat yang diberikan oleh teater, dengan can yang izuln
lebih langsung ketimbang seni, musik, atau TV
Cnruonunr : Adz canlununtuk melihat hal ini. Selama ini selalu
ada dimensi lokalitas di dalam te ter, sebuah hubungan dengan
ruang dan waktu tertentu. Dan hal ini selalu khusus sifatnya dalam
dnrna. Nah, dengan segala kekuasaan dan kekuat^nnya> teknologi
tidak akan mengembangkan car^-c r^ yang lebih baik untuk bet-
kolaborasi langsung dengan masyzrakatketimbang pementasan tea-
ter. Jadi, karakteristik "pengetahuan lokal" inilah yang mungkin akan
menyelamatkan teater, dan memberinya masa depan.
SaIo: Tetapi, dia (Chaudhuri) meratapinya. Saya kira Anda
benar-benar punya sebuah nostalgra dengan tokoh-tokoh besar
itu. Atau dengan bentuk-bentuk yang sudah terkenal. Ini semacam
Lukician, Luk6cs awal-Anda tahu, The Soul and Its Forms... se-
Lukician, yang memang ada.
ffracam kesendirian dan melankoli
Saya pikir Anda benar. Saya tidak bilang Anda salah.
MannaNca: Sejujurnya, saya lebih tertarik padlg g san'tentang
pertunjukan ketimbang dtama,dengan sangat sedikit perkecualian.
Tentu saja, sebagai penerbit, dengan mengetahui bagurnzna n-
KIJTII! KEBUDAYAAN,DAN PERTUNJuT,IN 157
-
sanya menjual buku ke seluruh dunia, atas dasar y^ngs^trg t prak-
tis, saya jadi kehilangan minat tethadap dtama.
Sam: Apa arinya i.tu? Anda telah kehilangan minat terhadap
drarna dan Anda menonton pertunjukan. Dengan kata lain,lebih
penting bagi Anda Vanessa Redgrave berakting dalam sebuah
drama, ketimbang bahwa dramanya zdalah, katakanlah, Macbeth,
atau sesuatu semacam itu. Itukah yang Anda maksud dengan per-
tunjukan?
MannaNcn: Bukan. Sesuaru yang lain. Saya sudah tidak ber-
minat terhadap pementasan-pementasan drama yang dikonven-
sionalisasikan. Dalam hal ini, saya lebih suka duduk diam di tumah
sambil membaca dtarna dan tidak menonton (pertunjukan)-nya.
Meskipun demikian, saya lebih tertarik pada pertuniukan-petun-
jukan seperti karyaWilson, dan pertunjukan auaat-garde tertentu.
Cnruonunr: Sebenarnya itu adalah masalah kudttzs, kan?
MannaNca: Ya.
Saro: Saya paham. Bagian lain dari itu memang masalah kua-
litas, dan saya pikir sangat penting bagi orang-or^ng seperti kita,
yang tertaik pada petsoalan-persoalan dan pertany^afl-pett^ny^ n
ini, untuk tidak sekadar merayakanyang auant-garde-yaitu novel,
dan luar biasa yang menyertai dalam ka-
^t^:uy^trgmengasyikkan
sus Peter Sellats atau kasus Wilson-melainkan juga untuk me-
rangsaflg arnanh dan ketidakpuasan yang lebih besat di kalangan
audiens yang sekarang duduk dengan caflggungnya setaya me-
nontoo reproduksi karya-karya besar yang luar biasa membosan-
kan. Itulah bagan y s^y^ nsz pahng mengundang teka-teki di
^ng
ant^ra semuanya. Mengapa tingkat kepekaan kritis iru sudah teng-
gelam begitu dalam? Ambang batas tasa sakitnya sudah begitu
tinggrnya, sehingga orang mampu duduk tenang sambil menyak-
sikan reptoduksi-reproduksi "konvensio nal" yzng sangat buruk
dan karya-karya besar klasik di teater oper^ atau musik ke-
^t^t
timbang mengalami sesuatu y^ng sang t baru di dalam sebuah
karya kontemporer sebuah pementasan-kembali yang ber-
^t^u
bahaya atau inovaaf dari sebuah karya klasik. Saya tidak habis
158 E,DwARD \X1 SAID
-
pikir. Anda paham itu?
IM,lnn rNca: Ya tentu, sebagian, tetapi tidak semuanya,bahwa
komentarnya begitu buruk di koran-koran-itulah salah satu ma-
salah besarnya.
Sxto lYell, ini semakin penting untuk dibicarakan. Di sinilah
yang menjadi alasan mengapa sebagian dari analisis Gramsci ten-
tang kebud^y^ n menjadi sangat penting, di mana Anda bisa me-
nilik jurnal-jurnal dan koran-koran dan orang-orang yang menulis
semacam komentar tentang intelektual-intelektual organik untuk
kepentingan-kepentingan teater. Dengan katz latn, mereka adalah
dalam pengertian miJitet-pemandu-pemandu opini
auant-garde,
dan pemberi tzin bagi kepentingan-kepentingan di teater, yang
berperan menjajah dan membius serta melenyapkan kepekaan
audiens sehingga mereka menerima begitu saia ienis-ienis konvensi
tertentu sebagai norma. Saya kira inrlah bagianpenting dztikatya
seseorang: untuk menimbulkan ketidakpuasan saat ifli'
Man-naNca: Anda tahu, hal latnnyaadalthbahwa tidak seperti
audiens seni, misalnyl,yangselalu ingin melihat sesuatu yang baru,
audiens teater dan audiens musik pad a daszmyaingin melihat hits-
hits terbesx dalam seting-seting yang sudah zknb dengan me-
reka. Dengan demikian,padz dasarnya, audiens-nya memang ber-
beda-beda, kendati barangkali oturrgny^ itu-itu saia.
RostNsoN: Tetapi, acap ka[ pergulatan dengan hit-hit terbe-
sar itu memang bisa bermanfaat, dan kalangan penulis selalu me-
lakukan. Hofmannsthal akan menangani l<rsahElema seperti yang
diturunkan kepadanya dan menyenprry^ ke dalam karya cipta-
nya sendiri. Heiner Mtiller akan menulis Hamletnacbine detntmem-
bunuh HanleL
Sato: Atau, dalam beberapa kasus, terus beradaptasi dengan
kondisi-kondisi pertunjukan yang terus berubah yang dipaksakan
kepadanya oleh para patron.
RosntsoN: Sepetinya ada dua canbagiseniman-seniman kon-
temporer untuk mengatasi beban atau penindasan ttadisi klasik
ini, dan kanon. Orang hanyz perlu terus menyingkkkannya dan
KRrrIK, KEBUDAYAAN,DAN PERTUNJuTaN 159
-
menulis atau menggubah karya baru. Dan kemudian c t^ y^ng
lain-Hofmannsthal, Heinet Mirller-adalah mencoba menyerap-
nya dan me-reka-ulangny^, dengan berbagai can,hingga merie-
tralisasi, dan memperbaruinya dengan c r^y^ng subversif-
Saro: Saya punya pandangan lain. Dalam semua diskusi yang
sudah berlangsung di dalam kajian-kaiizn sastra tentang kanon,
dan tentang seluruh persoalan mengenai tradisi Batat, bagi saya
tampaknya salah satu dari pandangan-pand^rg tt salah kaprah
yang besar, dalam pand n saya, adalzhpandangan salah kaptah
^ng
yarrg menganjukan pert^ma, Andamenunjukkan betapa ka-
^gar,
non adalah hasil dari sebuah konspirasi-sejenis gerombolan laki-
laki kulit putih-sekelompok orang yang, misalnya, mengubah
Hawthorne menjadi salah satu dari tokoh-tokoh dtual besar dalam
kesusastraan Amerika, dan menghadang seluruh kelompok yang
terdti dari, misalnya, perempuan-perempuan penulis yang lebih
populer pada zarnzn itu, atau penulis-penulis regional, dan sete-
rusnya .... J"di, yang diingrnkan oleh p^r^ peng nut pandangan
int adalah Anda menyingkirkan Hawthorne dan mulai membaca
orang-orang lain ini. Tetapi., itu untuk menggantikan kanon yang
satu dengan yang latnnya,yang bagr slya,t^mpaknya iustru benat-
benat memperkuat seluruh pandangan tentang kanon, dan tentu
saja, semua otoritas yang menyettatnya.Ihr nomor satunya. Nomot
dua-separuh dari hal ini zdalahpendidikan saya dan separuhnya
lag1 zdalah usia dan selera s^y*-s^y^ tertarik pada kanon iru.
Saya sangat konservatif dalam pengertian bahwa saya pikir ada
sesuatu yang harus dikatakan, setidaknya pada tingkat preferensi
dan kesenangan terhadap aspek-aspek karyzyang sudah bertahan
Iama dan awet dan yang sudah mendapatkan dan mengumpulkan
segudang inteqpretasi yzng berbeda-beda, mulai dari kebencian
hingga penghormatan. Inilah sesuatu yang saya rasa memperkzya
sebagai bzgandari pengetahuan. Saya, tidak seperti halnya banyak
orang, tidak mau membuangnya begitu saiz. Pandangan sayz ada-
lah mengasimilasikan garis-garis kontrapuntal lainnya ini ke dalam
kanon-kanon itu.
160 EDwARD tM Saro
-
Anda bisa menganut pandangan ekstrem Benjamin: setiap do-
kumen pendaban adalah juga merupakan sebuah dokumen bar-
baritas. Anda bisa menunjukkan-dan say^ sudah mencoba me-
nunjukkannya di dalam buku tentang imperialisme kulturalyang
sudah dan sedang saya nrlis selama sepuluh tahun ini-bahwa mo-
nurnen-monumerr besar kebudayaan (well, saya melakukannyd da-
lam kasus Ai da) tidak berkurang monumentalitasny a hanya karc-
na-Aalamvetsi yang skstrsm-ketetkaitannya dengan aspek-as-
pek dunia yang sifatnyaagakhina. Atau, dalam kasus yang kutang
ekstrem, karena partisipasi dan keterlib^tanfiya dalam proses so-
sial dan proses sejarah. Saya rasa ini menarik. Saya agak enggan
untuk membuang monumen-monumen kebudayaan itu dan ber-
kata, "Mati kita fokuskan pada yang baru." Maksud s^y^, s^y^
dapati bahwa pandangan tentang batu atau tidaknya sesuatu tidak
dengan sendfuinya dan tidak begitu saja cukup memuaskan saya.
RontNsoN: Semua kanon juga menjadi senjata yang luar biasa
tajam bagi seorang penulis non-Barat. Seseorang sepetti Soyinka
dzpat mengambil The Balconl, The Bacchae, Threepennl
^t^u ^t^u
Opera dan menulis-ulang naskah-naskah itu sebagai panbel-pan-
bel tentang kolonialisme.
SaIo: Dan bukan hznya itu, tetapi di dalam contoh-contoh
yang terbaik-saya pikir yang lebih menadk ketimbang Soyinka
adala.hkarya novelis Sudan, Tayeb Salih. Dia sudah menulis be-
berzpa novel, tetapi karya besarnya adoJah sebuah novel berjudul
The Season of Migration to the North-muncul di akhit tahun enarn
puluhan-yaflg secar^ sangat sadar merupakan sebuah karya yang
bereaksi terhadap, dan membalas tulisan Contad, Heart of Dark-
ness.Intlah sebuah kisah, bukan tentang seorang lelaki kulit putih
yang datang ke Afrika, melainkan seorang lelaki kulit hitam yang
pergi ke Eropa. Dan tentu saja akibatnya., dalam tingkat tertentu,
adalah sebuah teaksi terhadap Conrad. Dengan kattlun,ini adalah
sebuah fabel pascakolonial tentang te{adi bila seorang
^p^y^rrg
lelaki kulit hitam pergr ke London dan merusak sederetan pe-
rempuan Inggris. Ada semacam fabel seksual. Tetapi, kalau Anda
K,RrrIK, KEBUDAYAAN,oaN PenruNJuraN 161
-
melihatnya lebih dalam lagi, novel itu tidak hanya mengandung
s e j arah dekolonis asi dan reaksi terhadap imp erialism e B atat,
tetapi
menurut pendapat saya, iuga memperdalam tragedi itu dengan
cafa menunjukkan reaksi balas dendam lelaki ini, yang bagi keba-
nyakan pemb aca diDunia Ketiga, dunia Arab dan Afrika, hanyalah
sebuah balas dendam. Tetapi, Salih membuatnya meniadi segaq
karena kisah itu sia-sia, patetis, dan berakhir tragis. oleh karena
itu, kisah ini memperkuat siklus isolasi karena tidak adanya politik
identitas. Lebih dad'lnznya sekadar seorang kulit hitam yang me-
rusak seorang kulit putih, ada sebuah dunia lain tempat Anda
hidup di dalamnya. Dan dalam pengertian itu, ini adaJzh sebuah
karya yangkaya dan kuat karena kisah ini mendramatisasi keter-
batasan-keterbatasan Guryu) Conrad. Dan tidak ada'yang meng-
ungguli saya dalam kekaguman saya terhadap Contad, tetapi ada
satu hal yang sangat merlgagumkan dalam novel itu, yang sangat
kuat dalam pengertiannya sendiri-novel itu ditulis dalam bahasa
Ar:ab, bukan bahasa Inggris-bergantung pada novel Conrad,
tetapi sekaligus independen daiptdanya. Ini sangat mengagum-
kan.
RosrNsoN: Dan itu mungkin bisa meniadi solusi, katakanlah,
bagi seluruh masalah lokalitas sebuah kzrya seni. Karen^ y^trg
Anda gambarkan tadr adalahsebuah karya yangtidak hanya sangat
poten dalam konteks lokal, tetapi iuga merupakan kzryz yang
interkultut al sifatny a.
Saro: Jelas. Dan di sinrlah pada akhirny^ say^ tidak sepakat
dengan pandangan Bonnie. Bila diperbandingkan, tersirat
^nt^rz
yang lokal danyanguniversal; s2,yal<uz yang lokal lebih menarik
ketimbang yang universal. Tergantung dari mana Anda melihatnya.
Kalau Anda melihatnya dari sudut pandang dunia yang tetlzizh,
seperti kata Fanon,lznguniversal selalu dicapai dengan mengot-
bankan yang lokal atau penduduk asli. Saya punya contoh yang
sempurna untuk Anda-lihadah kasus Camus. Camus adalah pe-
nulis yang, praktis melebihi siapa pun di dalam kebudayaan Prancis
modern, merepresentasikan univetsalitas. Pembacaan yang lebih
1,62- EDwARD!( Sam

saksama terhadap karyanyamenunjukkan bahwa dalam setiap con-


toh fiksi besar karyanya, bahkan dalam kumpulan-kumpulan ce-
ritanya, kebanyakan berlatx belakang Aljazur. Tetapi, kisah-kisah
itu bukan tentang(ataupun -ilik) ,Lljazm.Kxya-karyanya itu selalu
dibaca sebagai patabel-parabel pendudukan Jerman atas Ptancis.
Bahkan Anda bisa melih^tny^ dengan lebih saksama dan Anda
juga bisa mencari sudut pandang kemerdekaan.Lljazur, yang di-
capai setelah kematian Camus pada tahun 1962-dan tentu saja
jawaban-jawaban Genet terhadap hal ini, karena Genet tedibat
dalam isu y^ng sarrr dalam Th e S cre e n s. Kalau Anda mengamatinya
dan melihat^p^y^trgCamus lakukan dalam karyanya,, (maka akan
tampak bahwa) dia tengah merrggunakan wacanabwdaya Lyc6e
Prancis-yang melahirkan universalisme dan kondisi manusia ser-
ta perlawanan terhadap Naziisme dan Fasisme dan semuahallarn-
nya-sebagai cam untuk menghalangi (atau bahkan menghentikan)
lahirnya ,Lljazm merdeka .... Bagi saya, tampaknya di situlah pen-
tingnya pengetahuan lokal yang Anda bebankan kepada teks ini.
Dan meletakkannya kembali di dalam situasi danlatar belakang-
nya. Dan di sana pengetahuan lokal ini tidak menjadi kurang me-
narik sama sekali, ia justru menjadi lebih menadk, tepatnyakarena
ketimpangan jangkauan dan lingkup universalnya di satu
^nt^r^
sisi, dan reputasi; dan, di sisi yang lain, situasi dan kondisi lokalnya
yzng agaklebih menduk*g. Tetapi, barangkali kita sedang terlalu
membesar-besarkannya ....
MannaNca: Saya pikit dalam pengertian tertentu kita sedang
membicatakan hal-hal yang berbeda dan terpisah jauh. Kesusas-
t:aan dan kehidupan intelektual pada umumnya berjzlan secara
lebih konstan, ketimbang drama, dalam hal perdebatan dan politik
internal. Sayahznya ingin menunjukkan bahwa bila drama tidak
lagi memperkaya repertoar internasional dalam pengertian ter-
tentu, dan kita hanyamemiliki sebuah drama lokal, yangiuga saya
haryat nilainya, maka itu berarti sesuatu yang sama sekali berbeda
seluruhnya. Misalnya, di dalam drama sesungguhnya kita tidak
memiliki intelektual-intelektual teater dalam pengertian seperti
I(mIr, I{-EeuoavAAN,oaN PenruN.JuraN 163
-
yang dimiliki oleh kesusastraan. Hampir semua wac rra, dialog,
dan perdeb^tun tent^flg masalah-masalah teater berada baik di
dalam mekanisme-mekanisme ulasan media-media populer, yang
tidak memiliki petdebata;n y^ng menarik yang diselenggatzkan
secara internal, maupun di dalam jutnal-iurnai pinggiran seperti
jurnal kita, ataupun di dalam dunia akademis. Oleh karena itu,
persoalan-persoalan te tet tidak dimuati isu-isu kultural-politik
umnm seperti halnya c r^ or ttg memperlakukan pokok-pokok
persoalan latnnya, baik dalam sains maupun dalam kesusasttaan,
sekarang ini. Jadi, saya l<ra kehilangan semacam ini lebih serius
terjadi di dunia teater ketimbang di dunia novel.
Sato: Saya kira Anda sepenuhnytbena4 dan saya pikk-ya,
saya paham yang Anda maksud. Itu adaiah canyanglebih paniang
lebar untuk menjelaskannya.

Cruuosum: Tentang kanon-gagasan ini bukan hanya seka-


dar membuang kanon y^ng satu dan menggantikannya dengan
yang lain-tampzknya yang tidak ada di dzlam pendekatan itu
adalah bahwa banyak or ng tidak melihat pzda bagaimana ber-
bagaihai itu dtajarkan dan dkepresentasikan. Mereka benat-benar
hanya melihat dtaiarkan sqa.
^p^y^t:rg
Sam: Ya, tep^t,kendati "^pu" iuga penting. Tidak tercakupnya
sejumlah "^pu" tertentu sangatlah menarik.
Cnauosup.r: Tetapi, ini seoiah-olah sepetti orang tidak mau
melepaskan sesuatu yang lebih dalam, yaitu model-model tertentu
daiam mengevaluasi teks-teks ....
Sato: Saya menyebutnya model-model pemuiaan, dan rr,e-
mang beginrlah model-model itu sesungguhnya.
Cnauosum: Pemujaan itu diubah meniadi sesuatu yanglaLn,
dan meninggalkan Anda dalam posisi tendah yang sama ais-i-ais
teks atau karya seni atau apa pun itu.
Stro: IYell, ini adalah salah satu dari masalah-masalah yang
muncul beruntun dalam perdebatan akademis pada umumnya,
tetapi pada dasamya persoalan ini tidak benkat dalarnketerlibatan
1,64 Eowano \)fl SAID
-
yang riil dengan dunia fly^t^. Sebagian besar persoalan ini teoretis
sifatnya. Jadi, di satu tingkat, "apa" sama pentingnya. Ini adalah
sebuah klaim terhadap jenis-jenis otoritas dan wilavah tertentu,
dan s eterusnya. Tetapi, "b agaimana", s eb aga imana Anda ketahui,
"bagaimana" menjadr relatif tak ada bobotnya, dalam pengertian
tertentu, "bzga)rnna" menjadisatu di antarametode-metode lain-
nya. Akan saya ajukan contoh untuk Anda tentang
y^rrg s^y^
^p^
maksudkan. Lihadah akibat dari semua pencampuran massal yang
telahditerimaolehkaitan-kajtansastra,dansayakha,kajian-kzjian
kultutal pada umumnya melalui "teori" dalam tiga puluh tahun
terakhir: strukturalisme, post-strukturalisme, dekonstfuksi, se-
miotika, Marxisme, feminisme, semuanya. Kesemuanya praktis
tidak berbobot. Maksud saya, semua itu merepresentasikan pi-
lihan-pilihan akademis dan banyak di antannya tidak berkaitan
dengan situasi dan kondisi yang pada awalnya melahirkannya. Mi-
salnya, kajizn-kajtan tentang Dunia Ketiga di universitas sangat
berbeda dari Soyink^ Salih, di dalam situasi pascakolonial
^t^u
mereka sendit{, yang berusaha untuk menulis sebuah narasi tentang
pengalaman mereka. Anda tahu bagaimzln kadang-kadang se-
orang kritikus, seperti N'gogr, yangbican tentang mendekoloni-
sasi pikiran menf adi sesuatu yang berarti bagi seseor^ngy^ngsudah
sering keluar masuk penjara, hidup sembad menjalani seluruh pet-
s o alan-p ers o oJan ne o -imp erali s me, ma s alah-m as a.lah b ahzsa tbuf

penduduk asli versus bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Semua


itu sangat berbeda dari seseorxrg ylrrg memutuskan, we/l, sayz
akan mengkhususkan diri pada dekolonisasi atau w^c^n^ tentang
kolonialisme.Judi, itu adalah masalah yang sangat besar.
Crnuosunr: Perguruan tinggi sec r^ aktif membuat semua
itu menjadi tidak betatti ....
Saro: Dalampengertian tertentu, Anda tidak dapat sepenuhnya
melenyapkan perguruan tinggi, karena pergwuan tirgg adalzh
semacaln tempat utopia. Hingga tingkat tertentu, hal-hal ini me-
mang harus terjadi. Barangkali disparitas situasi dan kondisi
^nt^r^
asli yang benar-benar kuat dan mendesak dari suatu metode ke-
KRTTIK KEBUDAYAAI.I,DAN PERTUNJUKAN 165
-
budayaan, dan transmutasinya kemudian sebagai sebuah pilihan
teoretis di pergr.ruan tinggi, tetlalu besar.
Csauosunr: Apakah, menurut Anda, perguruan titgs hatus
tetap utopia? Mungkin inrlah bagian darirnasalahnya;bahwa per-
guruan titrgs zdilah sebuah model yang sudah melebihi
^paya:ng
seharusnya menjadi kemanfaatannya.
Sato: Saya pikir di situlah kita sekarang ini. Kita sedang me-
nyaksikan sebuah transformasi yang sangat menarik. Saya kira,
kebanyakan mahasiswa, mahasiswa-mahasiswa y^ng baik di sini,
mahasiswa-mahasisw a saya--dafi s^y^mengetahui nya daikontak
langsung dengan mereka-benar-benar tidak lagi tertarik pada
teori. Mereka benar-benar tettatrk pada persaingan dan perta-
rungan sejarah dan kultural yang telah meniadi ciri seiarah akhir
abad kedua puluh. Antxarasisme dan imperialisme, kolonialisme,
berbagai bentuk kekuasaan, berbagai tipe pembebasan dan ke-
merdekaan seperti tecermin di dalam kebudayaan, di dalam ben-
tuk-bentuk estetika, di dalam wa c rt -w^c na dan sebag asnya'. Jadt,
ke sinrlah saya pergi. Masalahnya adalahbagumzna Anda meng-
hubungkannya dengan perubahan sosial pada saat di mana segala
sesuatu tampaknya sedang bergerak meni auhi persaingan-per-
saingan yang sejauh ini menentukan seiarah abad kedua puluh-
pertarurrgan-pertarung Ln Lrttlta. sosialisme dan kapitalisme, dan
lain sebagai nya. J adt,itu adalah s^^t y^rrgsangat meny:litkan. Saya
lrrrrayang terpenting tdalah bersikap eksploratif dan analitis.
MannaNca: Anda tahu, bahkan, dalam tr-rlisan kecil di The Cuar-
dianyangAnda tulis, Anda menyebutkan bahwa entah bagzirrrrana
Anda merasakan sejatah filsafat dan politik, dan perubahan umum
kehidupan intelektual, benat-benat nyaris tak mampu mengatasi
situasi-situasi yang baru.
Sato: Saya l<ua'ya. Saya kira itu pasti ....
lzltnnaNc,t: Arah zpa. sria yang akan dibawa oleh pandangan
tentang seni dan sains yang entah bagumana' menyertai pema-
haman baru tertentu? Ke m r Anda akan membz.w^rtyadi dunia
Anda?
1,66 EDwARD \Xl San
-
Sam: Tanpa menjadi tedalu spesifik dan mendetail, saya kira
kalau Anda mengambil satu hal umum yang menarik minat Anda,
interkultutalisme, berpikidah bahwa pasti itulah arah yang dr-
tujunya. Yaitu, betbagai tipe integrasi antzra ruang-ruang yang
semula tak setara atau berbeda-beda, sepeti politik, sejanh,
dan estetika. Tetapi, ketimbang meninggalkannya begitu saja di
situ, bagi saya jenis-jenis formasi-formasi yang baru tampak sa-
ngat menarik dan penting. Salah satunya adalah hubungan-hu-
bungan yang saling bergantung dan bertumpang tindih. Anda
paham, kita pernah memiliki sebuah kecenderungan untuk bgrpi-
kir tentang pengalaman-pengalam an dalampengettian kebangsa-
an. Kita mengatakan, ada pengalaman bangsa Polandia, ada
pengdlaman bangsa Prancis, ada pengal^m^n bangsa Haild., ada
pengalaman bangsa Brasil. Ba.gS saya, di mana orang mampu
membedkan sejumlah ioyalitas dan perhatian tertentu terhadap
identitas-identitas nasional yang paling mendasar, hal itu kelihat-
praktis sudah berakhit. Yang menadk adalahbagatnana
^nny^
identitas-identitas nasional secara historis-dan z^m^n yang se-
kanngini memfasilitasinya-justru telah berinteraksi dan saling
bergantung. Maksud saya, sekarang ini hubungan Brasil
^nt^t^
dan AmetikaUtan amat sangat dramatis di lokasi hutan-hutan
hujan. Hubungan Afrika Utara dan metopolis Eropa
^ntara
sangat dramatis sekarang karena adanya sejurnlah besat imigtan
muslim di Ptancis.
Oleh karena itu, yang mulai Anda sadari adalah universalitas,
bukan universalitas stabilitas-stabilitas, yang sudah lama menjadi
rrorma yang betlaku dalam kajizn-kajian budaya, melainkan uni-
versalitas migtasi-migrasi: perpindahan massal satu ruang ke da-
lam ruang l^nnya.Rag szya, hal itu tampaknya merupakan sebuah
bahan kajian yang sepenuhnya batu. Kajian-kajian tentang peng-
ungsi versus kajian-kajian tentang lembaga-lembaga kebudayaan
yang stabil yang telah menjadi ciri paradigma-paradtgma ilmu-
ilmu sosial dan humaniota dulu. Itu akan menjadi halyangut^m^.
Yang lainnya adalzhkajizn tentang disebut integrasi dan
^p^y^ng
KRrrIK, KEBUDAYAAN,DAN PERTUNJuTaN 167
-
interdependensi versus kaiian-kaf ian yangdidominasi oleh bangsa-
bangsa dan ttadisi-tradisi kebangsaan. I{onflik kekuatan-
^nt^r^
kekuatan ttansnasionalyangbatu muncul, seperti Islam, yang me-
rupakan sebuah kelompok subkontinental, sebuah kelompok
Arab, sekarang menjadi sebuah keiompok Eropa. Ada sebuah
rekonfigurasi total pada latar kultural, yang menurut pendapat
saya,hanyabisa dipahami secara historis. Anda dapat melihat bah-
wa elemen-elemennya sudah ada di dalam konflik ant^r^ Eropa
dan dunia Timur, misalnya, yang sudah pernah saya bicarakzn
dua atau tiga belas tahun yang lalu.
MannaNca: Apakah Anda memiliki pemikiran-pemikiran ten-
tang interkulturalisme yang berkaitan dengan pertuniukan
^t^u
hal-hal lunnyz yang ingin Anda angkat ke dalam karya Anda, di
samping model Aida dalarn mengeriakan seiarah teater?
Sarp: Tidak dalam tahapanini, belum, karena saya begitu ter-
jebak di daerah-daerahlang saling bertentangan di antara betbagai
kebudayaan. Saya takut saya sangat diwarnai oleh hal itu. Dengan
kata lain, sayabenarbenat ada'lah seorang makhluk yang minatnya
kini sangat dikuasai oleh konflik antara kebudayaan tempat saya
dilahirkan dan kebud^y^Ln tempat saya hidup sekarang; sesuatu
yang merupakan sebuah fenomen^y^ng sangat aneh. Bukan saia
karena kedua kebudayaan itu berbeda, Anda tahu, tetapi iuga ka-
rena adzperang yang tengah berlangsung dan saya tedibat di dalam
kedua belah pihak yang terlibat dalam perang itu. Jadi, sangat
sutit bagi saya untuk btcan tentang interkulturalisme yang me-
nuntut semacam kesadaran dan perenungaflyang tenang'
Man-n.aNca: Apakah Anda berpikir tentang intetkultualisme
sebagai sejenis Orientalisme?
Srro: itu jelas. Karen^ s^y^ pikir ada segala
lWell, bisa juga. Ya,

hal yang bisa diterima dzn yang tidak bisa diterima. Kita belum
sampai ke tahap itu, saya kira, yaitu tzhz;p mampu betbicara ten-
tang hal itu dengan c r^ y^rtg netral, dengan can y^rrg tidak me-
ngandung tanda-tanda pertentangan antaraUta:i:a' dan Selatan, atau
Bant dan Timur. Maksud saya, konfigurasi geogtafis dunia ini
168 ED\yARD \( SArD
-
masih sangat kuat menandai, setidaknya dalam pandangan saya
tentang berbagai hal.
RogrNsoN: Disimpulkan dan y^rrg baru saja dikatakan,
^p^
tampaknya ada interkulturalisme yang baik dan interkulturalisme
yang buruk. Tetapi, setelah saya membaca Orientalism sebuah pa-
talisis yang besar pun tergambar.
SaIo: Saya ikut prihatin atas hal itu.
RosINsoN: Setiap kali saya menimbang atau memikirkan ten-
tang kebudaya' nlain, saya merasakan munculnya posisi "kekuasa-
an".Tetapi,apakahalternatf laindarikekuasaaniuhanyalah jank
yang semakin jauh atau isolasionisme? Saya tidak menginginkan-
ny^.
SaIn: Tidak, tidak, tidak. Saya pikir itu tidak mungkin. Anda
tahu, saya pikir salah satu dari kelemahan-kelemahan Orientalism
adalahper^s^ n yang mungkin sudah disampaikan di mana tidak
ada altetnatif lain untuk itu, selain semacam sikap lunak. Bukan
itu yang ingin saya sampaikan.Dan saya kita, pada akhfufly^ s^y^
mengatakan hal semacam itu. Dan ada semacam sesuatu yang "su-
dah dari sznl-flya",Anda tahu, semacam kekacauan dan tedibatnya
setiap orang dengan setiap orang lainnya. Saya hanyaingin berpikir
bahwa betbagai ketidaksetaraan, seperti, katakanlah, antara se-
orang informan pribumi dan mata etnografis seorang kulit putih,
tidaklah terlalu panh. Saya tidak tahu bagaimana membicarakan
hal ini t^np^ tetlihat memuji-muji diri saya sendiri, tetapi menarik,
bag saya dalam segala hal, bahwa QTisnyalhm-sebagian karena
sayal<tnbuku itu sudah terkenal di mana-man^-t^rnp^knya teiah
melahitkan banyak karyz yang sangat menarik yang mengungguli-
nya. Orientalism melahirkan semacam kesadaran diri tentang arte-
fak-anefak kultural yang sudah dianggap kebal terhadap analisis
semacam ini. Dan ironisnya, kesadaran diri ini tidak membuat
artefak-artefak budaya itu menjadi kutang menatik, justru mem-
buatnya menjadi lebih menarik. Jadi, saya kira sejarah Orientalis-
ms-m2k5ud saya bukan bukunya, melainkan v/acananya-se-
sungguhny a adalah sej arah tentarrg 62nssi2-f rm^n saya ha-
^g
KRrrIK, K-e,guo,w.,ltN, oaN PnnruNluraN 1 69
-
rus rriengatakannyaf-----aampur tar'g nmanusia, yang tznpanyzl<tta
tidak dapat hidup.
Dengar, setiap kaLi Anda mengglobal, katakanlah Timut vs.
Barat, Anda bisa muncul dengan rumusan-tumusan yangmeyz-
kinkan, yang selalu mengisyatatkan kemen^ng nBant.Itulah se-
babnya mengapa Naipaul berhasil. Maksud saya, itulah landasan
bag1 daya tarik Naipaul. Katanya, dunia ini tetbuat dan orang-
ora;ng yangmenemukan dan mengembangkan telepon, dan orang-
orang yang menggunakan telepon. Di manakah orang-ot^ngy^trg
menggunakan telepon? Kita tidak tahu itu. Anda mengetti, Anda
bisa selalu jatuh ke dalam perangkap itu; perangkzp yang C.L.
James tidak petnah jatuh ke dalamnya, karena dia menyatakan
bahwa jika Anda seorang kulit putih Anda bisa bilangAnda punya
Beethoven, dan tidak seharusnya orangkulit hitam mendengatkan
Beethoven, dia seharusnya mendengarkan Callpso. Itulah pe-
rangkap yang tidak boleh membuat Anda te{atuh ke dalamnya.
Anda harus mampu membuat pembedaan-pembedaan dan mem-
pergunakan inginkan dan berpikir tentang hal itu
^p^y^ngAnda
sebagai bagian dari milik semua umat manusia. Saya tidak tahu
bagatrnana r s^y^ bisa sampai ke titik itu di tingk^ty^rrg sangat
^g
lokal dan jelas-jelas tetkungkung.
Jadi, di satu tingkat bag saya kelihat^nny^ ada sebuah kebu-
tuhan akan pemahaman historis tentang berbagai pertentangan.
Itulah sebabnya saya tidak perc^y^ pada "kajian-kajian sastra".
Saya tidak p ercayapadakajiantentang kesusastraan Inggris sebagai
sesuatu yang berdiri sendiri. Kzjian itu harus dilihat bersama de-
ngan kesuslstra flIndiaBarat, dengan kesusastraan Amerika, de-
ngan kesus astra n Prancis, dengan kesusastraan Afiika, dengan
(kesusasttaan) India-Anda paham maksud saya? Historisisasi
yang dalam terhadap situasi dan kondisiyang menghasilkan ke-
budayaan dan bersama dengan itu, pemah^m^rL yang tajam ter-
hadap sejauh man setiap dokumen kebudayaan mengandung se-
janhtentangpertentanganant^rapenjajahdankaumyangtetlajah,
antara para pemimpin dan kaum yang dipimpin. Dan ketiga, bah-
770 ED\yARD \( Sam
-
wa yang kita butuhkan adalzhsebuah pemzhzman yang mendalam
tentang zrahyangakan kita tuiu.

Diskusi dengan Bonnie Matrastca,


Marc Robinson, dan lJna Chaudhuri,
PerforningArts Journal, New Yorlq 199 1
Kritik dan Seni Berpolitik

lWawancara ini dilakukan o/eb dua nrang mantan maltasiswa salalang


s e kara ng s u da h m e nj a di o ra nglt a ng cu kap p e n ti ng da n te tap b ers a b a b at
dengan sa1a. Ini adalah salab satu dai usaba-usabapertama'sa1a untak
melihat secara reflektf kebidupan sala sebagai seorangpemula di dunia
Ara b dan u n ta k m e ngb u b u ngka n n1 a d e nga n p erke n b anga n p o li ti k da n
innlektualsay
E.\(S.

EDItrARD, dEatkah Anda ceritakan kepada kami tentang Kairo dan


arti penting strategisryta bagi Anda secara kultural dan politik, baik dakn
perkernbangan masa kanak-kanak Anda maupun sebagai semacan titik
penting bagi penikiran metropolitan Anda?
Sebagai tempat saya betkembang kemudian, dan bukannya
tempat saya menghabiskan tahun-tahun awal kehidupan saya, tentu
saja selama ini Kairo sudah selalu menjadi kota besar alternatif
bagi seseorang seperti diri saya yang menghabiskan banyak waktu
di kota-kota besar Bzrat, khususnya New York, tetapi juga Lon-
don dan Paris. Tetapi,yang membentang di latar belakang adalzh
sosok keberadaan sebuah metropolitan raksasa dan, setidaknya
dalam pandangan saya, tak bisa sepenuhnya dipahami di Media-
teraria Timur y^ng saya t^sa s^y^ sadad untuk pefiarna kalinya
sebagai sebuah antipodanya Alexandria. Baik dalam literatur mau-
pun dalam biogtafi saya sendiri, Alexandria telah menjadi tem-
pat di m^na orang mencari jendela untuk memandang Eropa,
mengingat di sana terdapat komunitas-komunitas masyarakat
772 EDwARD \Xl S,qro
-
asing, sejumlah besar ofang Yunani, Prancis, Italta, Armenia, dan
Yahudi. Begitu kuatnya kelompok-kelompok itu meninggalkan
kesan dalam diri saya sebagai kelompok-kelompok penduduk
yang terutama eksis di Alexandria, sehingga bahkan sampai hari
ini pun s^y^ tasa sangat mengherankan bahwa ada orang Yunani
di Yunani, orang Itali di ltaba, dan sebagainya. Dan tentu saia
Alexandria, dalam pengertian sastra, adalah sebuah kota yang me-
miliki tesonansi yang jauh lebih kuat di Barat ketimbang Kaito.
Tetapi, saya tidak pernah merasa benar-benar flyarn n dengan
Alexandria. Tak mengherankan styabah'wtAlexandria tidak me-
miliki semangat dan koherensi yang tak teratur dan aktif seperi
yang dimiliki Kairo. Karcnanya di sinilah ter s^bahwa Kaito zda-
lah sebuah alternatif, alternaif bag1 sqa.
Dan kemudian, Kako, dalam kenangan panjang saya tentang-
nya, pecah menjadi dua kota. Yang satu kota kuno, kotanya Sphinx
dan Piramida dan seluruh dimensi ftaunik yang dipertebal oleh
kepentingan Barat modern di Mesir, terutama seiak ztnannya
Sadat. Sadat dengan sengaja menekankan aspek ini dengan meng-
ekspor pameran-p^mer n Raja Tut ke Amerika Serikat, dan de-
ngan demikian membuka Mesir kuno dalam pengertian tertentu,
dan menjadikan Mesit sebagai sebuah komoditas bagi perhatian
masyarakat Bantdengan catabztu. Tetapi kemudian ada sebuah
kota lain yang, sekali lag1 saya tekankan, tak bisa dipahami secara
keseluruhari, sangat biasa dan membingungkan bagi orang-orang
luar, kecuali bahwa sangat, sangat fzkt:oal dalatn pemikiran saya
bahwa kota itu adalah rumah bagi pengalaman-pengalaman Is-
lam, Arab, Afrika antikolonial, y^ng bagian-bagi^nny^ tidak per-
nah benar-benar sepenuhnya bisa diakses oleh Barat. Tetapi bahkan
di dalam kota itu pun, Anda dtpatmemisahkan kota kolonialnya
dari tubuh vtaLm nyz-> dan mendapatkansebuah tempat ytngiauh
lebih kecil yang terdiri dari sejumlah situs, misalnya, seperti puiau
tempat saya tumbuh,Zamalek, sebuah mtsyankat tertutup yang
sangat Eropa, di mana keluarga-keluarga seperti keluarga saya
tinggal: Levantin, kolonial, minoritas berprivilese. Dan kemudian
Kr.rrrc oaN SENI BERPoLIr 1.7 3
-
terdapat bagan-bagpan lain I{airo, seperti Kota Taman, tempat
kantor-kantor kedutaan besar bedokasi, di mana kedutaan besar
Inggds menjadi fokus dari kekuasaan pemerintah pusat yang dulu
dianggap sebagai penyeimbang kekuasaanistana selama masa pen-
dudukan Inggris sejak tahun 1880-an hingga 1952.Duta besat
Inggris adalzhtokoh besar dalam situs ini-komisaris tinggi yang
perwujudannya adalah Lord Cromer bersama dengan semua
orang yang menentang pergerakan kebangsaan Mesit. Tetapi ten-
tu saja selalu ada Kato Islam Atab, yang padat dengan segala
r:;rac m kekayaan budaya dalam kehidupan sehari-hari di distrik-
distrik seperti Gamaliyah, Shubra, Buiaq, Atuba, dan Babiluk.
Satu hal IalLnnya yang baru sajz saya sadari, katakanlah selama
lima belas tahun terakhir ini, adalah perasaan akat adanya arus
pemikiran yang sangat kuat yang ada di Kaito di mana selutuh
persoalan tentang identitas kultutal bangsa Mesir, yang disebar-
luaskan secara historis, ditumuskan. Ada sebuah literatur tentang
topik ini yzng juga telatif belum lama saya kenal. Salah satu dari
tokoh-tokoh penting di dalam w^c fl ini adalah Hussein Fawzi,
seorang pakar geogtafi yang belak^ng n (saya kira) menjadi rektor
Universitas Alexandria. Anwar Abdel Malik memanfzatkan F auzi
dengan sangat cetdasnya dalam Egpt Militarl Sociery- Kemarin
lusa saya juga mendapat sebuah buku karangan seorang
^rrggot^
parlemen Mesir bernamaMilad Hanna, di mana dia juga mengem-
bangkan pandangan tentang sebuah kepribadian bangsa Mesir
dan kebud^y^ n bangsa Mesir sebagai sesuatu yang terpisah dan
Mesit yang dikenal oleh Batat, dankarya tentang abad-abadyang
secata koheren saling terpisah. Penekanan yang luar biasa dile-
takkan pada integritas kultural dan kekhasan kebudayaanbangsa
Mesir dan kekhasan Mesir itu sendki sebagai sebuah fenomena
yang sama sekali tetpisah dad lingkungan Arab. Sebagian dad
tetorika ini adalah bagan dari sebuah reaksi chauvinistik terhadap
Arabisme-nya periode Nasser, di mana Nasser tampii sebagai
orang yang telah memperkenalkan Mesir kepada dunia Arab se-
bagar titik fokusnya.Jadr, ada gerakan menjauh dad hal ini dalam
1,74- EowaRo W Sam

literatur yang saya sebutkan, tetapi bukan itu saja.


Kembali ke tahun-tahun awal kesadaran sayaakanl{airo: saya
tumbuh di sana, menghabiskan sebagian besar masa mud^ s y^
di tempat itu, tetapi anehnya bukan sebagai seorang Mesfu. Jelas
saya tidak pernah merasa diri saya ini orang Mesir, yang merupa-
kan salah satu di hal-hal yang butuk tentang kota itu, yang
^nt^ta
memungkinkan orang berada di sana sebagai seorang asing tanpa
merasa didiskriminasikan dzlam hal apa pun dengan c^t^ y^ng
menyakitkan, dan tarrpz harus merasakan permusuhan dan ke-
bencian dari apa yang mungkin merupakan sebuah kepribadian
yang secara kultural chauvinistik, tetsembunyi dan tersimpan da-
lam. Saya tidak pernah merasakan itu, tetapipada saat yang sama
saya juga selalu merasa bahwa saya bukanlah bagian dari tempat
itu. Bukan karena saya memang bukan bagjan darinya, tetapi ka-
rena di Kairo orang merasakan zdznya sebuah sistem urban dan
kultural yang sangat kompleks, yaitu sesuatu yang mungkin akan
Anda sebut sebagai Kairo atau Mesir. Saya tidak pernah menjadi
bagandarinya,kendati dulu, dan hingga sekarang pun, saya dekat
dengannya. Kota itu sangat spesial. Selama ini saya selaiu tertarik
padabagatm^rL^ sistem itu terpatri kuat di dalam bahasa, di dalam
dialek Mesir vemi Kafuo. Sistem itu muncul di dalam film-film
dan kemudian di dalam dlama televisi, radio, nrlisan-n:lisan jur-
nalistik dan bahkan di dalam literatur populer tentang tempat
itu, sesuatu y^ng s y^ kenal ben:l selama bertahun-tahun.
Maksud saya adilah bahwa ada sebuah paradoks yang khas
di sebuah kota yang sekaligus merupakan pusat metropolitan be-
sar, sebuah situs alternatif besar (1) bugl kepentingan-kepentingan
sempit Bantmetropolit^iy^trgkuat di dunia Timur, dzn Q)ba;g
Alexandria, kota Levantin par excellence; tetapi, yang paling me-
ngesankan, Kairo adalm'h sebuah kota yang tidak memaksakan se-
macam totalitas tertentu yang sudah ada. Dengan ka;tz lat,n, ada
relaksasi tertentu dalam pandtngan tentang Kafuo-setidaknya
beginrlahy^ngs^y^pzhamilama-kelam^rr-y^ngmemungkinkan
segala m c rnidentitas eksis begitu saja di dalam keseluruhan ini.
KRTIKDAN SpNr Bsnpollrrr- 175

Pandangan ini memang bukan tidak begitu jelas, tetapi Anda sapat
mengalami dan merasakannya. Segala rr'acarr, sejarah, narasi, dan
keberadaan saling bersinggungan, saling berkoeksistensi di dalam
p sebagai c t^yang"^l^m7".Bag1 szya hal itu
^p^y^ngs^y^ ^ngg
mendeflnisikan kota urban yang menyenangkan-bukan Pads, ko-
ta y^rrg dengan antusiasnya direncanakan sebagai sebuah Pusat
Imperial, bukan pula London, dengan monulnentalttasnya yang
dipertontonkan dengan saksama, melainkan sebuah kota yang me-
nawarkan interaksi yang santai di antara berbagai sejarah yang
tidak lengkap dan sebagian rusak yang masih ada d.an sebagian
iagi sudah tidak ada, yang dipelintir, yang entah bagaimana eksis
dengan c^r^ y^rrg dalam pandangan saya, agak mengagumkan.
Jadi, Kairo bagi saya telah menjadi simbol dari sebentuk cm^y^rrg
lauh lebih menarik dengan m^n kita bisa memandang sejarah,
bukan semata-mata memand^agny^ sebagai sesuatu yang dapat
dengan rapi diatut berdasarkan kategori-kategod atau dengan sifat
inklusif sistem-sistem atarl proses-ptoses yang menyatukan, me-
lainkan lebih melalui inventaris yang bisa ditekonstruksi. Kairo
menuntut upaya rekonstruksi tertentu. Di sini akan saya berikan
sebuah contoh lebih jauh untuk Anda.
Baru-baru ini ketika saya sedang benda di Kairo, saya sedang
mengerjakan sebuah tulisan tentang penati perut terkenal, Tahia
Canoca. Saat itu, salah satu dari hal-hal yang ingin saya lakukan
adalahmendapatkan dokumentasi untuk penulisan artikel tersebut.
Sayamembutuhkan sejumlah gambar.Jadi, di mana saya bisa men-
dapatkan gambar-gzmbar itu? Sekarang, perempuan itu sendiri,
Tahia Caioca, sudah bercerai belum lama ini. Suami terakhirnya,
yang tiga puluh tahun lebih muda usianya dainya, meninggalkan-
nyz dan, pada prosesnya, mengambil semua hafia kekayaannya.
Sekarang Tzhia tinggal sendirian di sebuah apartemen kecil, dan
kelihatannya suami terakhimya itu mengambil semua film-{ilmnya,
semua karya cetakannya, dan semua gambar dirinya. Tahia tak
punya ap^-^p^ sekarang. Karcnanya, saya pun pergl ke arsip-arsip
sinema pusat di tengah kota l(airo bersama teman saya, seorang
176 Eo,xano \Yl SaIo
-
pembuat film yang |uga zdalah seorang perempuan pembuat film-
film dokumefitef. Pengalaman yang akan saya ceritakan ini hanya
bisa terjadi di I&iro. Kami pefgl ke sana (pusat sinema) bersama-
sama, dan memasuki sebuah apartemefr yang terletak di dalam
sebuah gedung perkantoran di pusat keramaian kota Kairotlzng
letaknya sekitar satu blok dari bekas kantor ayth saya dulu, dan
saya berkata, well,saya sedang mencari dokumentasi tentang film-
film Tahia carioca-saya diberi tahu oleh Tzhia sendid bahwa
dirinya sudah membuat 190 film-banyak sekali!-dan saya da-
pati bahwa benat-benar tidak a;da ytng tersisa dart catatan itu
dalam sumber tercetak rrLafl pun. Sebelumnya saya sudah meng-
hubungi tempat itu dan sudah meminta apa saia yang mungkin
tersedia di gedung arsip itu, dan wanita yang sudah mengumpulkan
sesuatu untuk saya itu sedang pergi menjenguk temanflya di rumah
sakit tetapifte-nya.tersimpan di dalam lacrnyz yang terkunci, se-
hingga saya tidak bisa mengambilnya. Ja"dt, szya pun berkata,
"lVell,pasti ada sebuah file yang lebih besat dan r.rlana semua itu
berasal." Petugas yang ada' di sana mengatakan bahwa saya di-
iztnkan unruk melihat-lihat pe{pustakazn, izdr kami pun berialan
ke sana. Di sini mereka memiliki sebuah perpustakaan \<uz-l<ua
seukuran perpustakaafl s|ya, dan pemandu saya berkata, "Ini dia.
Itu dia buku-buku rt:tt." Kata szya,"Bagaimlfl saya bisa menge-
tahui film-film zpa saia yangsudah dibuatnya?" Katanya,"Maksud
Anda, semacarn daftt, begitu?" Kata saya, "Bukan. Sebuah ka-
talog berisi bibliografi tentang film-film." Katanya, dia tidak tahu
dan kemudian ditanyanya seorang wanita setengah-b aya y ang ke-
hhatznnyz adzlah seofang pustakawai. Kata saya kepada wanita
itu,'Apakah Anda punya dzftzt film-film?" I{atanya, "Film-film
tentang apa?" Kata saya, fi.lm-film, misainya, seperti I-'e 'bet il sit
karyaTahiayang terkenal j.tu. Katanyalagi, "Tidak, bukan begitu
kami memb leiatttyal Kata saya,"Lalu bagaiman ?" Kttanya,"Ka'
mi punya sebuah d$tar tent2Lng film-film yang dibuat di Mesit"
'Bagus," kzta kami memin tanyz?" Kztany a,' D tftat
szya,"bis akah

kami hanya sampai tahun 1972," dan diberikannya buku ini kepada
Knrrrr oaN Sr,u Bnnportrt:< 17 7
-
saya.Daftar itr,r kacau dan payah sekali. Kemudian saya berpaling
kepada lakilaki itu, yang kelihatannya tahu siapa saya (petugas
yang sejak tadi memandu saya berkeliling), dzn kata saya, "Apa
pekerjaan Anda?" Katanya, "SatJa seorang kritikus fi.lm dan saya
bekerja di sini." 'Apakah Anda punya foto-foto atat gambat-
gambzr?" Jawabnya,'11a, saya l<tta" saya memang punya gambar
tentang Tahia." Kztanya, dia sedang mengeriakan sebuah kaiian
tentang novel-novel Mahfouz yang sudah difilmkan. Lalu dia ber-
anjak ke ruang kanto rnyz danmengambil sebuah bundel kumpulan
gambargambar, sekitar enam puluh atau lebih, dan kami pun
mulai membuka-buka gambargzmbar itu satu per satu, hingga
akhirnya kami temukan satu gambar tentang Tahia. Jelasnya, Tahia
telah membuat sebuah fi.lm berdas arkanpada salah satu dari novel.
novel Mahfouz dari periode pettengahan, dan petugas itu pun
memiliki gambx Tahia di dalam lacinya. Katz saya,'Apa iudul
film ini?" Dia tidak tahu benar. Di balik gambar itu dan di sana
terdapat beberapa c t^t^n-rrrvngkin termasuk iudul film itu-
(tetapi) dia tidak bisa membaca tulisan tang nrTyz- sendiri. Dan
katanyadia akan mencari tahu judul film itu untuk saya.Katzsaya,
"Kapan filrn ini dibuat?" L$-I^g dia tidak tahu.
Yang saya rasakanpadawaktu itu adalah semacarn kekacauan
yang selalu adz danper^s an tidak adanytt^ntzLng fl sama sekali.
Bagasrnanz mungkin dia tidak tahu apa pun tentang hal-hal yang
s^y^t^rry^k^n? Tetapi, inilah situasi kehidupan masyuakatini. Ka-
lau Anda ingin menghidupkan kembali dan metekonstruksi sej arah
Kaito, mungkin Anda bisa. Buktinya adalah bahwa wanita yang
bersama saya tadi, seorang perempuan Lebanon yang merasa sa-
ngat kesal katena saya tidak mendapatk y^ng s^y^ inginkan,
^fl ^pa
benar-benat kembali ke bagian arsip dan menghabiskan waktu
seharian untuk membantu saya; benat-benar murah hati. Disu-
sunnya sebuah daftar berisi sekitar delapan atau sembilan puluh
judul film-film Tahiadan memberikannya begitu saia kepada' szyz.
Semuanya dilakukanny^ sec r^ manual. Tidak ada komputer. Te-
tapi kebanyakan ada di sana, dan kalaupun tidak, Anda benat-
1,78 EDwARD \7 SAID
-
benat nerasa bahwa semuanya ada. Pettanya nrrya adalah bzgat-
m^n memulihkannya, dan itu merupakan sebuah pe{uangan indi-
vidual, karena vpay^ sosial dan kolektif dalam menprsun, kata-
kanlah, sebuah sejarah resmi petfrlman Mesir, yang sampai dewasa
ini merupakan pusatnyapengalaman sinematik dunia Atab, sama
sekali belum dilakukan. Upayaitu tidak bisa terwujud. Infrastruk-
tur dan organisasinya tidak ada. Yang ada jusuu adalah usaha-
usaha individual ini, yang saling berkaitan satu sama lain, dilakukan
dengan alasan-alasan dan tujuan yang berbeda-beda tetapi memi-
liki kepentingan-kepentingan y^ng s m .
Ada semacam entropi tel@i tanpa perasaan rugi.
Ya, tidak adz pensaan tugi. Saya merasakan kerugian itu ka-
rena sitya sudah jauh-jauh datang dari sini dan saya. punya tenggat
waktu ke{a dan segala macam tetek bengeknya, tetapi di dalam
ekonomi sebuah kota besar, seharusnya bukan b.gto c tany^me-
ngerjakan sesuatu.
B again an a de ngan ko le ktiuitas, ko le ktiuitas po liti k, ruisaln1 a?

Ada segala jenis kolektivitas yang saling berkaitan, saling tet-


ikat, dan kadang-kadang, s^y^ kita, saling bertentangan. Tentu
saja,banyak di antaranya adalah kolektivitas-kolektivitas yang di-
dasarkan pada sindikat-sindikat Mesir, yang bagaimanapun juga,
modern, dan Kaito adalah sebuah kota yang sangat modern dalam
banyak hal, jauh lebih maju ketimbang tempat-tempat lain di dunia
Arab. Ada semacam perasaan akan kepentingan-kepentingan dan
kelompok-kelompok sindikal yang berkembang kuat-orang-
orang film, kelomp ok-kelompok penulis, kalangan p engacara, dan
terus hinggaberbagu kelompok profesi dan tukang: sebagian di
mereka memiliki seribu tahun sejarah di belakangnya. Me-
^nt^r
Iintasi kelompok-kelompok itu adalah kelompok-kelompok Is-
lam baru dengan infrastruktut mereka sendiri, ekonomi mereka
sendiri, organisasi-organisasi sosial dan politik mereka sendiri,
pendidikan, dan lain sebagainya. Selanjutnya ada kelompok-ke-
lompok kenegaraan, lembaga-lembaga dan badan-badan resmi,
katakanlah, majelis permusyav/^r^t^n nkyat dan partai yang ber-
KRTTIK DAN SeNI BBRPotInrc 17 9
-
kuasa berikut kongresnya. Dan kemudian szyal<rzdi tingkat lokal
kita juga punya kelompok-kelompok yang eksis di distrik-disrik
I(airo yang telah memiliki identitas yang, dalam bebetapa kasus,
umurnya sudah ratusan tahun. Daerah Khan el Khalili, misalnya.
Salah satu dad orang-orang y^ng s y^ kenal sangat baik di Mesit
adalah seorang novelis bernama Gamal al-Ghitani, y-ang tak lain
adalzh s e orang p e ngikut muda Mah fouz. S ep erti halny z Mah fouz,
dia menulis tentang sebuah distdk bernama Garrnhya di Kairo
daiam katya-karyanya seperti Zayi Barakat. Ada seluruh litetatur
dan kesadaran tentang daenhitu yang tak lain adalah kolektivitas
itu sendiri-kedai-kedai kopi, tukang-rukang sepatu, dan pandai-
pandai kuningan-sebuah komunitas profesi pertukangan. Se-
muanya eksis dan berfungsi. Ba;gairrrzna semua itu berfungsi ber-
sama-sarna, saya tidak tahu, tetapi semuanya benat-benar berfungsi
dan Anda bisa melihat semuanya bekeria di daiam ekonomi kota
itu. Tentu saja,yangmendominasi seluruhnya bukan hanya Azhar
dan Masjid Sayyidina Hussein, tetapi fuga pola-pola yang lebih
kasar, sepeni pola-pola yang diberikan oleh hubungan ne-
^rrtat^
gan dan ketergantungan terhadap kedutaan-kedutaan besar, ke-
kuatan-keku atan Batat. Anda memiliki hubungan ketergantungan
imperial, dan kemudian Anda punya serangkaian hubungan yang
luas dan rumit seperti sarang lebah yang terdiri dari hubungan-
hubungan yang ada di Kairo baik di tingkat lokal maupun regio-
nal. Dan kemudian yang saling terkait dengan kelompok-kelom-
pok itu adalahpmtar-p^rtai resmi dan opisisi Islam, iuga berbagai
m c rn persaudaraan Sufi. Ini adalah hal yang luar biasa untuk
direnungkan.
lJlal yatg sedikit agak lebih sulit bagi saya adoJahbahasanya,
bahasaArab, khususnya bahasa lisannya. Bagi saya-mungkin ini
adalah kekurangan sayakarcna saya mendengar bahasz itu untuk
pertzm^kalinya sebelum saya melek huruf, atau sebelum saya bisa
membacanyv-12,1'ps7 Kaito, yaitu dialek lisannya, y^ng slrtg t
khas Kairo. Bahasa ini luat biasa ekspresif, sangat singkat, padzt
dan jelas. Betbeda sama sekali dari dialek Arab lainny^y^ngm -
180 EDwARD \Xl: SAID
-
na pun. Dalam pengertian tertentu, bahasa Kairo adalah semacam
linguafranca, karena tadio, hingga tingkat tertentu siaran bincang-
bincang (talk show) radio yang umrrnnya menggunakan bahasa
sehari-hari, televisi, terutama film, yang tersiar ke seluruh dunia
Arab, semuanya menggunakan dialek ini. Bagi saya itu seperti se-
buah mata uang tettentu yang dengan sendirinya berhubungan
dengan bahasa hieratik Qur'an dan agama neg r ,Islam. Dialek
Kairo juga berkaitan dengan sebuah sejarah sastra Arab klasik,
dan kemudian lebih khususnya lagi dengan tradisi Mesir itu senditi,
)'ang memiliki tradisi kesusastraannya sendiri, penulis-penulis be-
sarnya sendiri, kanonnya senditi, khususnya dalam periode mo-
detn. ,secara emosional sangat penting bagS saya ketika Mahfouz
memeflangkan hadiah Nobel. Dia adalah salah satu dari puncak-
puncak tertinggi konfigurasi urban yang kompleks ini, yang tak
lain adalah Kaito dan yang memainkan sebuah petan yang luar
biasa, bukan hanya di dunia Arab, melainkan luga dalam pengga-
lian-pengg zhan yang saya lakukan tethadap kebudayaan modern.
M asi h te n tang Kai ro, b i s a ka h An da bi cara te n tang n o ue / au to b i ograf s
lang sedangAnda talis tentang masa nuda Anda?
Saya sudah lama memikirkannya sebagai sebuah memoat, dan
belum lama ini saya sudah menandatangani sebuah kontrak untuk
memproduksinya. Tetapi tentang apa novel itu, saya benar-benar
tidakbisa membicarakannya sekarang. Itu adalah sebuah teks yang
saya pikir hanya zda dalarrr pertunjukan dan bukan sesuatu yang
dapat dengan mudah saya gambarkan. Tetapi, yang ieias novel
itu akan menjadi sebuah upaya untuk menghubungkan,katakanlah,
resonansi imajiner dan resonansi fiksional. Banyak di antara isinya
didasarkan padzhal-hal berikuc di sebagian besar masa kecil saya,
ada semacam perasaan tertentu, sesuatu yang buta, semacam par-
tisipasi tanpa-sadar-diri tanpa mengetahui tedalu banyak hal, de-
ngan segala macarn aJzsanyanghubungannya dengan masa sekolah
dan keluarga saya,Iatangan-lanngan dan pembatasan-pemb
^t^s^tr,
perasaan memiliki dan serangkaian kecil ruang-ruang yaflg mem-
bawa saya ke lorongJorong kolonial dan akhirnya membaw^ say^
KRTTIK DAN SnNt Bpnpoutr 1 81
-
ke negara ini. Ada penyempitanylng terus-menerus dad sistem
Inggris ke dalam orbit kebudayzan Bant. Bagan dart apa yang
sedang coba saya lakukan kini adalah kembali dan menyingkap
hal-hal yzng padz waktu itu tidak saya ketahui, melihat apakah
saya bisa meiakukan ny a, karena say a hanya dapat melakukannya
melalui spekulasi, memori, dan imajinasi. Yang menarik tentang
proyek ini adalahbahwa disiplin yang telah saya tetapkan terhadap
did saya sendiri ketika saya menulis buku itu adalah bahwa saya
tidak ingin buku itu menjadi buku yang merunut kembali tahun-
tahun kesadaran politik ata;u progr^m politik y^ng s^y^ miliki se-
karang;Anda mengerti maksud saya? Saya. tidak ingin begitu. Saya
ingin mencoba dan membuat poros Kairo-Jerusalem-Beirut, tem-
pat di m nasaya tumbuh, secara prapolitis di mana semua realitas
politik masa kini entah bzgumana ada di sana dalambentuk yang
tersfuat atau implisit, dan tertahan.
Bisakah Anda ceitakan tentangperasaan Nasserisne di masa muda
Anda? Seber@a tajarzkab itu?
Nasserisme semacam itu bagi saya tdalah sesuatu yang ber-
kembang kemudian. Nasset muiai berkuasa setelah saya mening-
galkan Mesir untuk pergi bersekolah di sebuah sekolah-asrama
di Amerika Serikat, dan katenany^s^y^ selalu melihat Nasserisme
secl.r^ tidak langsung dari kzcamata masyankat Keluatga saya
masih tetap tinggal mapan di Mesir setelah tahun 1'952, teta;pi
misalnya revolusi tahun 7952 tetladt ketika saya sedang berada di
fleg r^ini, sehingga Nasser selalu meniadi or ngyang saya kenal
melalui pidato-pid^tony^, melalui baczan-bac^ n y^ng meng-
eksploitasinya di media Bant. Tentu saja, dia dikecam secara luas
dan dimusuhi di sini. Pengalamall saya dengan Nassedsme adalzh
pengalaman yang bisa dibilang sudah dimediasi dan agakberjarak
dengan ideologi politik, yang dibawa oleh Nasser, dalam penger-
tian tettentu. Inrlah yang sesungguhnya diperkenalkan oleh Nasser,
bukan hanya ke dalam kehidupan masyzrakat di Timut Tengah,
tetapi fuga ke dalam kehidupan saya sendki. Melihat ke belakang,
sungguhmenakjubkan bagr saya memahami hubungan saya sendiri
182- Eovrano\( Sam

dengan tahun-tahun awal Nasserisme,katzkanlah seiak 1953 hing-


ga1.960,yang merupakan tahun-tahun terakhir saya pergi ke Mesir
sebagai penduduk tidak tetap karena saya tidak pernah pergi ke
s^tr^ tahun 1960 dan 1,975. Selama fentang waktu itu, lima
^nt^r^
belas tahun, s^y^ tidak pernah menjeiakkan kaki di negara itu'
Selama tahun-tahun 1955 hingga 1'960, Nasser merri-
^nt^r^
bedakukan undang-undang nasionalisasi-undang-undang ini sa-
flgat memengaruhi bisnis keluarga saya. Salah satu di 2;nt^fa sa-
saran-sasaf an nyata "sosialisme Arab"-nya Nasser adalah kelas
pedagang dan kelas pengusaha besar kaya di dalam mana ayah
saya adalah bagian sekaligus saka gurunya. Nasser membawa se-
macam kegelisahan, tasa takut,yang tentu saia saya serap hanya
dengan berada dekat dengan ayah saya. Ayah saya khawatit ter-
hadap pembatasan-pembatasan dan la:-:a;r'gan-la:rlflg n baru yang
sedang diusulkan untuk diberlakukan terhadap perdagangan, eks-
por-impor, dan keuang n, y^ng kesemuanya melibatkan zyah sa-
ya sec rL mendalam. Dan saya, dengafi carl yang luar biasa dan
sangat emosional membesar-besarkan hal ini sebagai sebuah krisis
milik seiutuh masyarakat. Tetapi, salah satu di ^nt^f^ hal-hal me-
nadk yang telah teriadi selama tiga puluh tahun terakhir, tepatnya
bermula selama akhir tahun 1970-an dan meniadi semakin ielas
sekarang dalam dua tahun terakhir ini, ketika saya sudah kembali
ke Mesir, adalah sejauh m n saya telah mampu mencakkan pe-
r s anpalsu bahwa masyatakat sedang mengalami krisis, dan me-
mahami bagatmana Nasser dan Mesir saling terkait dengan cara-
cara rr'enarik lainnya.
Di Mesit sekarang ini tetsebar luas tulisan-tulisan tentang Po-
lisi rahasia Nasset, y^ng s^y^ r^s^ sec t^ eksklusif mengancam
saya dengafl car^ yang membuat saya tidak betdaya. Saya merasa
sepefti seorang korban yang pasif dan terasing, obiek penindasan
Nasser. Tetapi pada waktu itu saya belum mulai mengetahui
berapabanyak kawan-kaw s^y^ yang sudah dii ebloskan ke pen-
^n
jara. Sa\ah satu teman terdekat saya, yang kepadanya saya per-
sembahkan The puution of Palestine,dibunuh pada tahun 1960 dan
KRITIK DAN SENI BERPOLITIK 183
-
Dta dulu adalah seorang
1961,. Komunis, dan di-
^nggot^Panat
pukuli sampai tewas oleh polisi nhasia Nasser. Jadi, ini adalah
sebuah hubungan yang sangat kompleks di mana saya sering bolak-
balik ke Kairo, katakanlah, sebagai pusatnya Mesit di bawah Nas-
ser. Saya relatif tidak begitu menyadari y^ng sesungguhnya
^pa
sedang terjadi. Saat itu saya memandang Nasser-meskipun orang
mengaguminya sebagai seorang pemimpin besar Arab-melalui
prisma kepentingan keluarga saya; sekar^ng s^ya melihat ada se-
rn c rl neurosis yang tidak bisa saya hadapi di sana. Saya meng-
khawatirkan kekayaan dan keselamatan keluarga inti saya, sekaligus
menciptakan sosok manusia super semacam ini, sesosok nasio-
nalisme Atab dan penyimpangannya dzn Batat dan dati i-P.-
' rialisme, yang tentu saja tak satu pun di antannyz benat-benar

akurat. Kenyztaarnya adalah bahwa Nasset tefus-menerus bersi-


tegang dengan masyarakatnya sendiri, dan itu tidak pernah saya
lihat sebelumny a hingga jauh kemudian.
Itu berakar dalarz selmah Anda sendii.
Y4 tetapi tidak untuk saya'hadzpipadz waktu itu.
Kita knjutkan denganpersoalan-persoalan serupa, tet@i di ranah-y*g
sangat berbeda. Anda bara sEa bicara tentang tumbuh di dunia Arab
dalam posisilang sangat aneh dan kbas.
Ya, dalam sebuah kepomPong.
Anda datang ke Amerika Seikat dan telalt nenghabiskan sebagan
besar masa hidrp Anda di sini. Anda pergi ke Pinceton, Haruard dan
nenjadi orang Barat, seperti lang anamnJa orang balangkan, nenguasai

kebudalaan Barat, begitu sqta rzenltebutnlta dmgan label konuensional, swdah


nenjadi halyng luar biasa penting bagi Anda secara intelektual. Dalam

karya Anda, khusasnla selama dasawarsa terakhir, Anda tekb bersikq


luar biasa kritis terhadE Orientalisne, terhadE etnograf, tet@i di kinpihak'
tidak begitu kritis terhad@, katakanlah, Auerbach, Lnkda, Blacknur,
dan Adorno. Senua orang ini, kendati rzereka tidak terlibat kngsung dalarz
proyk Orientalis, nenpakan bagian dari wacana hunanisne Barat,lang
merapakan bagian dari dan paket proyklang sana itu.
Setiap orang yang Anda sebutkan itu-kecuali Lukics, mung-
1.84 EDwARD \Z SAID
-
kin yang paling sedikit saya kenal, maksud saya dzlzm hal pan-
dangannya tentang dunia non-Barat-di dalam diri setiap orang
di antan mereka saya bisa memberi Anda tempat di dalam teks-
teks mereka, di dalam m^n mereka betsikap bukan main etno-
sentrisnya. Daiam nrlisan saya tentang Blackmur, saya sudah me-
mahami pemikiran-pemikitannya yan$, menurut saya, agak natf
tentang Dunia Ketiga. Bagaimanapun, dia sedang menjalankan
sebuah misi ke Dunia Ketiga danYayasan Rockefelier. Itu terjadi
padazamannyaJohn Fostet Dulles, perang dingin, sehingga Penga-
ruh konteks yang melemahkan di sana nyaris total. Serupahallya
Auerbach. Saya sudah menerjemahkan salah satu dari esai-esainya
yang terakhir, "Philology and lYeltliteratuf', tepatnya karena esai-
nya itu bagS saya tampak sebagai sebuah refleksi yang begitu me-
narik tentang karyanya sendiri, tetapi juga begitu pesimistik ter-
hadap lahirnya semua bahasa dan kebud^y^ n"baru" ini, karena
sebagian besarnya adalahbahasa dan kebud^y^ n non-Eropa, se-
hingga dia tidak tahu harus bilang apa, kecuali bahwa bahasa-
bahasa dan kebudayaan-kebudayaan itu kelihatannya membuatnya
takut dalam hal-hal tertentu. Dia tidak punya konsep bahwa ba-
hasa-bahasa dan kebudayaan-kebudayaan itu bisa jadi sesungguh-
nya menjanjikan sebuah tingkatan baru aktivitas kultutal, kata-
kanlah, di Dunia Ketiga, yang sebelunnya tidak ada.
Bahkan sekalipun dia nengbabiskan masa Perang Dunia II di Is-
tanbu/.
Sama sekali tidak ada kaitan yang jelas Auerbach dan
^nt^r^
Istambul; selutuh sikapnya sewakfu berada di sana tampaknya
merupakan satu di nostalgia-nostalgia bagS Barat, y^ng
^nt^r^
membednya semangat dan kekuatan untuk duduk dan menulis
karya besar reduktifnya tentang humanisme Barzt, Minesis. Saya
sangat menyadari hal itu. Tetapi, begitulah saya mengatakannya,
bahwa saya melihat diri saya tengah mencoba-barangkabdengan
c^rly^ngagak sentimental tetapi sangat sadat, atau sudah menjadi
sangat sadar di tahun-tahun belakangan ini-dalam pengertian
tertentu, mencoba untuk, pertama, mengekspos kekurangan-ke-
Knrrx oaN Sst tI BBnPoun< 1 85
-
kurangannya dan titik-titik lemah etnosentrisnya. Tetapi, dalam
hal-hal terteritu, karcnawalau bagaimanaPur saya mengagumi upa-
yairt, dengan satu dan larn cara, saya mengembangkan karya me-
teka ke dalam wilayah-wilayahyangmenadk minat saya. Dengan
kata,latn,tepatnya saya tidak sedang menjawab mereka, melainkan
tengah mengembangkan karya mereka ke dalam bidang-bidang
dan wilayah-wilayah yang mereka hindari, mengadopsi cara-cara
pengkajian yang mereka gunakan, mengadopsi perhatian mereka
terhadap teks-teks, perbatian mereka, ylfig s^y^ kira merupakan
faktor sentral di sini. Ini adalah semacam sikap teli4 y^ng s y^
kira dapat Anda sebut humanisme. Kalau Anda mencopot label
itu dan membebaskannya dari muatan tdumpalis yang tak me-
nyenangkan yang dibawanya itu, Anda kaya akan sesuatu yang
saya pikir sangat bethatga untuk disimpan. Satu tempat di mana
saya merasakan kekur^flg n yang besar dalam did saya sendiri,
karena kebodohan dan ketidaktahuan, adaJzh kegagalan saya da-
lam menciptakan hubungan-hubungan sebanyak yang saya mau
ant^r^ humanis-humanis Barat dan tokoh-tokoh serupa di dunia
non-Eropa.
Tetapi, saya mulai melakukannya dilzm nrlisan tetbaru saya
... mungkin saya sudah mengirimkannya kepada Anda, judulnya
"The Voyage In". Semua tokoh yang diulas dalam esai itu sedang
menulis dalam tradisi Barat,Anda tahu, tetapi dua yang pertama,
C.L.R. James dan George Antonious adalah orang-orang yang
memandang Barat sebagai sesuatu yang sesungguhnya bisa diajak
berhubungan secara positif. Kendati demikian, di antara tokoh-
tokoh awal ini ada semacam pemahaman tentang itu Barat.
^pa
Dalam pengetian itu, saya mulai membuat pola-pola darr latar
beiakang saya yang uni\ bukan IatxbeIil<ang etnis saya, melainkan
latar b elakang non-Etopa.
Salah satu di antara tujuan-tuju xr y^ng sedang saya usahakan
adalahyang betkaitan dengan semangat dan kegairahan besar un-
tuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah dirintis oleh Auerbach,
Adorno, dan lainlain itu, yang s^y^ tidak lengkap karena
^figgap
186 Eo'ly,tRo \fl Sam
-
etnosentrismenya dan kurangnyl perh^t7^n dan minatnya terhadap
baglan dunia tempat saya tumbuh. Jadi, adartpaya untuk menadk
perhatian orang ke sana. Tetapi ini juga bergerak sedikit ke dalam
sebuah perubahan sikap tethadap Otientalisme, karena saya telah
menjadi sangat menyadari bahwa sebagian dankarya-kzrya saya,
khususnya Orientalism, dan juga Couering Islam, bagi sebagian
pembaca yang tidak tedalu teliti tampak sepeni mengusulkan se-
macam konflik zsaf-asafan antaraTimut dan Barat, antar lslam
dan Kristen, nBatat dan kebudayaan Dunia I(e-
^ttt^rzkebudayaa
tiga-serangkaian oposisi total. Bahkan selama ini saya selalu di-
anggap mengusuikan skenario semacam itu; banyak di antatakn'
tikus-kritikus yang membenci saya belpendapat bahwa inrlahyzng
sesunguhnla saya maksudkan, bahwa saya sedang menganiurkan
lahirnya kembali nativisme dan bahwa sayalah yang harus disa-
lahkan hingga derajat tertentu atas bangkitnya fundamentalisme
Islam, dan seterusnya, dan sebagainya.
Inilah yng Anda dalan kaliah-kaliah imperialisme (sebagai)
sebut
'Politik Menlalahkan". Anda sendiri disalahkan atas politik nenlalab-
kan.
Otang sehatusnya menyadari bagumana perasaan-petasa rr

tertentu yangAnda punya tidak benar-benar meniadi ielas dan gam-


blang secara intelektual hingga lama kemudian. Mereka tidak mem-
beri Anda jalur intelektualyangbisa Anda ikuti hinggalama kemu-
dian. Msalnya, Du Bois mengatakan bahwa sangat penting bagi
seorang kulit hitam (yr"g berada) di Amerik^ y^ng (bangsanya
berkulit) putih untuk benar-benar teliti dan berhati-hati dalam
membedakafl aspek-aspek kebudayaan kulit putih dan per-
^nt^r^
adaban kulit putih yang merupakan musuh, dan aspek-aspek ke-
budayaan dan peradaban yangbisa diaiakbetsekutu, yangbisa diam-
bil hal-hal positifnya, dan lainlain. Dalam pengertian tertentu, be-
gnrl"h sesungguhnya sikap saya selama ini terhadap ora;ng-orlng
seperti orang-orang yang sedang kita bicarakan ini. Alih-alih me-
ngatakan bahwa mereka semua betada di satu pihak dan kita semua
berada di pihak latnnya, mungkin ada sebuah can Iun yang bisa
KRITIKDAN Sem BBRPottrIr- 187

kita mainkan di satu tingkatan diskriminasi dan elabotasi intelektual


dan kultural y*g memapankan sebuah hubungan yang betbeda
dad hubung y^ngmurni merugikan atau oposisional'
^n
Anda n enlebutnla' ?o litik Interpretasi S e ku /er"'

Ya, tepat.
Bisakah Anda jelaskan @alangAnda naksud dengan konsep ini?
Kembali ke formasi awalyangsudah saya ielaskan sejarahnya
dalam kuliah ketiga tentang impedalisme. Pedawanan terhadap
imperialisme tentu saja adalahmuncul dan bangkitnya nasionalis-
me. Nasionalisme berarti ts^ng^t banyak hal. Yang ielas salah
^m
satu aspeknya adalahsebuah fenomena reaktif. Nasionalisme ada-
lah sebuah penegasan identitas, di mana problematika identitas
sdharusnya mengusung seluruh gelombang kebudayaan dan ge-
lombang karya cipta politik, seperti yang te{adi dalam fase-fase
awal perju^ng^n nasionalis melawan kolonialisme Eropa. Anda
dapatmelihatnya dalam kasus -fJiazak, dalam kasus Malaysia, da-
lam kasus Filipina. Anda bisa melihatnya dalam berbagai aspek
dunia Arab, dan tentu saja di Kepulauan Karibia. Ada penekanan
terhadap pembentukan sebuah identitas-diri sebagai sebuah bang-
sa atau rakyatyang melawan tetapi memiliki identitasnya sendiri
(seperti dalam negritude-nya C6saire). Tetapi bag1 sayz meskipun
kelihatanny a ada ntlai-nilai kebaik y esensial, secafa intelek-
^n ^ng
tual dan politis terdapat pembatasan-pembatasan terhadap hal
itu. Pe mb ata s an-p emb atasan irtt zda kattanny z dengan p emui aan
atas identitas nasional. Identitas nasional tidak hanya meniadi se-
kadar sebuah jknat, melainkan sudah berubah meniadi semacam
berhala, dalam pengetian Baconian-sebuah berhala gua, dan
berhalanya suku. Bagi saya kelihat^nny^ hal itu lalu melahirkan,
membawa serta, bangkitnyl apa yang saya sebut semacam sen-
timen keagamaanyang kuat. Ini bukan semata-mata tentang mun-
culnya fundamentalisme, misalnya, di dunia Islam, di dunia Kris-
ten, atau di dunia Yahudi, tetapi di sini hal itu merupakan konsti-
tuen yafrg penting.
Dibandingkan @a?
1BB EDv'ARD \X1 Sam
-
Pandangan tentang sekularisme. Pandangan ini berasal dari
manusia-manusia yang benar-benar ada. Lzl<t-Ia.ki dan perempuan
membuat s ejanhny a s endiri- s endiri, dan karcnany a p as ti tidaklah
mustahil unruk menafsirkan sejarah itu dalam pengertian-penger-
tian sekule r, y^ng di dalamny a m^-^gama dipand ang, katakan-
^g
lah, sebagai sebuah penanda perasaan-perlsa nyang tersembunyi
tentang identitas, tentang solidaritas tribal, atau dilam istilahnya
Ibnu Khaldun,'asabfu1ab. Tetapi, m
memiliki batas-batasnya
^g
sendiri dalam dunia yang sekuler. Kemungkinan-kemungki nanluar
biasa berkurang oleh hadirnya komunitas-komunitas lain. Misal-
nyz, btla Anda menegaskan sebuah identitas tertentu, identitas
yang satu akan selalu memengaruhi identitas-identitas Iatnnya yang
juga eksis di tuang-ruang yang s^mbetdekatan. BagT saya
^t^D
simbol hal itu, di dunia Arab, adalah masalah yang sudah lama
tertunda dad generasi ke generasi: masalah kelompok-kelompok
minoritas nasional. Bukan hanyabangsa Palestina, yang kebetadaan
dan kehadir^nnya.diingkari itu tetbukti merupakan salah satu dari
kegagalan-kegagalan besar getakan Ziotis, melainkan juga masa-
lah-masalah dengan ora;ng-ora;ns Yahudi sebagai sebuah komu-
nitas bangs^y^ngbaru sajz mulai disodori iawaban-izvnban oleh
bangsa Palestina dalam konteks keislaman yang lebih luas. Tetapi,
banyak juga masalah-masalah y^{Lgter^ng-tetuflg n terjadi dengan
tempat orang*orang Armenia, suku bangsa Kurdi, orang-orang
Kristen, dan otang-orang Kop di Mesit Karcnanya, untuk mem-
bahas persoalan-penoalan semacam itu ,ba;g1 sayatampaknya Anda
membutuhkan sebuah visi yang sekuler dan manusiawi, sebuah
visi yang didasarkan pada gagasan tentang sejarah manusia bukan
sebagai akibat campur tang n ilahiah melainkan sebagai sebuah
proses yang jauh lebih lamban ketimbang biasany^y^ngdimung-
kinkan oleh politik identitas. Berjuang di seputar slogan-slogan
yang diberikan oleh identitas nasionalis, m^ dan kebud^y^ n
^g
zdalah hal y ang iath lebih c etdas, fo r masi- formasinya lebih mudah

untuk disatukan: identitas-identitas yang saling bertentangarr y^rrg


menciptakan tradisi-uadisi bagi diri mereka sendiri kembali ke
KRITIKDAN SPm BsnPortrlr- 189

z^m^n Perang Salib, atau kembali ke zaman Punisia, atau kembali


ke zarnanHelenistik. Sebenarnya saya sedang bicatz tentang kasus-
kasus kelompok-kelompok m dan sosial minoritas di dunia
^g
Arab, di mana retorika tentang silsilah-silsilah yang @iasanya di-
bayangkan) luar biasa primitif ini luar biasa memanas, tidak seperti
halnyadengan intelptetasi sekuler yang menganiurkan diskriminasi
sejznh dan semacam pengkaiian y ang sadat. Interpretasi ini me-
nyiratkan kea:iJrfan interpretatif tettentu. Ia, tetutama, dan inilah
intinya, mendukung potensi sebuah komunitas yang bersifat politis,
kultural, dan intelektual, dan tidak didefinisikan secara geografis
dan homogen.
Yang melandasi semua ini adalah kekuatan yang luar biasa
sekaligus kegagalan-kegagalan yang luar biasa yang dimiliki dan
dialami oleh tipe geografis politik manusia. Karcna apa yang dt-
hasilkannya? Tipe geogtafis menghasilkan, misalnya, ienis hal yang
digambarkan dalam Tbe Road to Botanl Baynya Paul Cartet y^rrg
menunjukk an betapa selutuh entitas dibentuk oleh tindak-tindak
penamaan dan pendataan geografis: contoh yang disodorkannya
adalah Kapten Cook dan Australia. Sesungguhnya itu adalah satu
bagSan besar dan sejatzh kolonialisme. Pada glhrannya ini mela-
hitkan gerakan-gerakanpedawanan yang bergeiolak dan baru saja
muncul, yang kemudtan pada glhrannya, dan di sinilah ragedi
nasionalisme, jatuh ke dalam entitas yang seragam (atau diseta-
gamkan), yaitu komunitas -komunitas yang dic ita- citakan. Gerakan-
gerakan itu berhasil mengembalikan identitas-identitas geografis
yang dipetakan oleh kaum imperialis. Di dunia Arab, misalnya,
perjaniranSykes-Picot tahun 1 91 6 merupakan landas anbag1semua
neg r^nasional sekarangini-Irak, Syria, Lebanon, Yordania, Pa-
lestina-dan bagr semua nasionalisme "kecil" mereka. Negara-
neg r^ itu kemudian menjadi entitas-entitas yarig stabil dan me-
madat, dan di kemudian dibangun
^t^sny^ ^put^tyangbiasanya
represif n n keamanan nasional, negm satu-partai. Jadi,
^tas
orang harus beranjak keluar dari geografi masuk ke dalam ko-
munitas-komunitas yaflg transnasional ini, yang katakanlah, dida-
190 EDwARD \Xl SaIo
-
sarkan pada sebuah interpretasi sekuler dan karya sekuler yang
ideal. Yang jelas saya tidak sedang mengatakan bahwa setiap orang
harus menjadi kritikus sastra; itu pandang^ny^flgbodoh. Tetapi,
orang memang harus mencurahkan pethaian tettentu terhadap
struktut kehidupan sekuler yang agak padat itu, yang tidak bisa
d.ikelompokkan di bawah rubrik identitas nasional atau tidak bisa
dibuat sepenuhnya merespons ide palsu milik seorang perintis
yang par:ar'oid yang memisahkafl. "kita" dari "meteL2"-yang tak
Iairnadalahpengulangan terhadap tipe Orientalis gaya lama di rn rl
Anda bisa bilang bahwa semua o:z;ngTimur adalah sama. Kore-
lasinya, kini kita memiliki Oksidentalisme yang reaktif ini, di mana
sebagian orang mengatakanbahwa seclr^monolitik B Lr ttt:u sarrre-
saja, menentang kita, bobrok, materialis, buruk, dan lain-lain. Po-
litik interpretasi sekuler menyodorkan sebuah cara untuk meng-
atasi masalah itu, sebuah cara untuk menghindari masalah-maszlah
nasionaU.sme yang baru saja stya paparkan, dengan cara membe-
da-bedakan arltata "Timuf" dan "Batat", seberapa jauh perbe-
daan keduanya dibuat, dipelihara, dan seterusnya.
Kita lanjutkan dengan nadaltang sama. Bagaimana perasaan Anda
tentang tangg@an nrytif Gaytri Spiuak terhadap pertan1aan' 'Bisakah
kelas bawah (subaltern) bicara?"
Saya sudah mendengarnyabican banyak tentang hal ini. Dia
sedang bereaksi terhadap pemikiran bahwa kelas bawahbisa di-
saruhbicara dan dengan demikian meniadi semacam penanda ba-
ru dalam repertoar wacarra-wacxn ylrrg dominan.
Menang.
Tentu saja. Itu jelas mungkin. Tetapi, bag1 saya sikap Spivak
benar-benar tampak menolak atau tidak menganggap cukup serius
beragam dan, dalam banyak hal, tjdak berkaitannya tampilan-t^m-
pilan kelompok-kelompok dari Kaiizn Subaltetn dan berbagai
upaya dalam komunitas-komunitas politik interpretatif yang zda
di Timur Tengah, Amerika Lain,Afrika, dan Kepula;.nnKznbia.
Misalnya szja, sayap-sayap tertentu dalam oposisi Mesir sangat
menarik perhadan saya dalam hal ini; mereka mencampur Marxis-
KRTTIKDAN SENI BERPoLITTT- 191

me dengan nativisme, dengan semacam perasaan intetnasional


tentangv/acanaMarxis atau post-Marxis di Barat. Atau bayangkan
tentang upaya-upaya serupa di Kepulau zn Kanbiz. BagS saya tarn-
paknya C.L.R.James benat dalam menuduhkan pandangan bahwa
kelas bawah selalu menjadi boneka dan mationet-marionet yang
menjiplak habis omongan-omongan orang-or ang Batat.
James sesungguhnya zdalah pelopor sejumlah besar kesusas-
taan Kzribia yang sangat menarik dan sangat independen. Hal
yang sama juga berlaku bag1 getakan oposisi Afrika-Amerika atau
gerakan feminis di negata ini. Tentu saja, keduanya telah mengha-
silkan beo-beo dan peniru-peniru dan semacarrrnya, tetapi ke-
duanya juga menghasilkan wacana-v/aczna altetnttf yang sangat
penting, yangbertumpangtindih denganwac^n -wac n yangdo-
minan. Ini sama sekali tidak melemahkan kekuatan dan indepen-
densi wacana-wacana itu. Hal yang sama bedaku di Afrika dalam
katyz bermacam-macam intelektual, penyair, dan penulis -p enulis
novel. Maksud saya bukan sejenis hal yang memprotes diguna-
kannya bahasa Barat dalam percakapzn,bahwa untuk melestarikan
identitasny^ or^nghatus bican dalam bahasa ibunya sendfui. Saya
sedang mengacu pada filsuf-filsuf, berbagai etnolog dan pakar-
pakzr etnografi Afrika, dan tentu sajabanyakgerakan politik yang
tidak begitu saja menobatkan sebuah berhala masa lalu yang se-
bagian besar diciptakan oleh Barat. Mereka memburu sejumlah
konfigurasi baru, sebuah proses politik tertentu. Anda bisa me-
nemukannya di India, Anda juga pasti bisa mendapatkannya di
Jepang. Bag1saya tampaknya ketakutan, yang cukup ny^t^, bahwa
kelas bawah bisa menjadi bentuk lain imperialisme tidak cukup
memperhitungkan adanya sebuah alternatif yang benar-benar me-
ngesankan bagl outcoms ini, di m n dalam dua atau tiga tahun
terakhir ini intifadah telah menjadi sebuah simbol.
Apakah yng sedang Anda usulkan ini adalah semacam internasio-
nalisme?
Itu kata yang terlalu arbiter.l{itakatakan saja bahwa proses-
proses baru ini te{adi di dalam sebuah kontelis yangpadaumum-
792 EovraRo \Xl SAID
-
nya internasional. Dengan katalun,orang tidak bisa menempatkan
y^ngdibicatakan nya hanya dalam satu kontek s saia ztaadalam
^p^
sebuah ruang yang sama sekali baru dan murni. Kekuatan feno-
mena yang sedang sayabicarakan ini a'dilah bahwa itu teriadi di
banyak tempat yang berbeda-beda, dan saya kira tempat-tempat
itu, bila dilihat secara bersamaan, bisa dianggap internasional.
Tetapi, saya pikir fenomena itu masih memiliki akat-akx yang sa-
rlg^t d^I^m di dalam situasi lokal dan nasional.
Iadi, pllitiklang sedangAnda rekomendasikan ini bukan dukungan
terhadE nilai-nilai uniuersal?
Tepat. Sama sekali bukan. Saya pikir perbincangan tentang
"nilai-nilai" universal cenderung melahirkan sentimentalisme yang
pasti akan menyeret kita kembali ke rnasa-mtsa awal sastra per-
bandingan. \Woodberry, misalnya, profesor pertama sastra per-
bandingan di negara ini di (Universitas) Columbta pada tahun
1,892,mengecam kongres-kongres sltlln -satlana bangsawan, ah-
li-ahli hukum yang menyurvei (saya kira kutipan saya ini cukup
tepat) seting yang memiliki semacam sifat unggul iauh dari bias
atau prasangka, yang memiJiki sebuah cinta umum yang merangkul
semua umat mariusia. Sama sekali tidak masuk akal. Bukan itu
y^ng sly^ maksud.
Mari kita keluarkan masalah ini dari konteks sastra perbandingan
dan kita anbil dua contoh internasionalisne: satu, m7men sosialisme inter-
nasional, s/ak akhir abad kuernbilan belas dan Marx melalui titik turtentu
dalam l-,enin, katakan lah, hinga me lalai pexengahan tahun dua puluhan;
dan kedua, sebaah mlnen 1ang benar-benar internasional dan lang tenta
s@a ditentukan atau dinungkinkan olelt segala sesuatalang sudah Anda

katakan. Ini adalah mlmennJa de ko lonisasi; yng p ada awalnla m em aftq

bersfat internasional dan tet@ denikian hinga sekarang. Sekarang, ba-


gaimana Anda akan menempatkan diri Anda sendiri, jenis pekerjaan
ataa karya lang Anda kerj akan, dan j enis pe keiaan lang menurut Anda
a ka n la1 a k di u s a h a ka n, d a lan h u b u ngan n1 a d e nga n p o li ti k i tu, 1 ang wa lau

bagain anapun sedang berj alan?


Intinya adalzhbahwa dekolonisasi, seperti y^ng s^y^maksud-
I(mnroaN SeNI Br,npolltr 193
-
kan, sesungguhnya terdiri dad dua momen. Momen pertama, da
pat Anda katakan, adalahruntuhnya kerajaan-kerajaan / kekatsar^n
klasik setelah Perang Dunia II. Yang jelas momen itu sudah dimulai
lebih awal dari itu, yaitu sekitar periode tzklama setelah Perang
Dunia I, dan berlanjut seta berpuncak dalam upacara-up^clr^,
saya menyebutnya, hengkang dan merdeka. Tentu sajaydngpaling
terkenal adalah 15 Agustus 1,947 tengah malam. Itu adalah sebuah
momen besar di mana orang dap* merasakan seiumlah nostal-
gia tertentu tentangnya. Momen itu belum benar-benat betakhir,
karcnaperjuangan memperebutkan wilayah kekuasaan dan iaiahan
masih terus bedanjut di tempat-tempailundi dunia ini dan hingga
saat ini: Itlandia, Afrika Selatan, Palestina. Memang, drama de-
kolonisasi seharusnya berpuncak pada lahirnya kemerdekaan, dan
itu benar-benar terjadi di tempat-tempat tertentu. Tetapi tidak
demikian halnyzdengan di tempat-tempat Iatnnya; dramaitu terus
berlangsung. Aljazair adalzh salah satu dari sekian banyak contoh
yang terus berjuang untuk merdeka, dan sekarang mengambil ben-
tuk-bentuk yanghm biasa konsenaif. Demikian pula halnl'a ds-
ngan Vietnam, Palestina, Kuba, dan semua koloni Portugis di
Afrika padaawaltahun enam puluhan; dankemudian muncul kem-
b ali s emacam p ertarungan koloni aI y ang bangkit di bagian-bagian

wilayah kekuasaan Amedka atat daerah-daenin di sekitarnya se-


perti. Cili, Nikatagua, danlalLn-IzlLn. Di sana prosesnya tampaknya
tetus bedanjut secara mengejutkan, bukan hznya dalam konflik-
konflik kolonial aktual melainkan iuga dalam keseluruhan drama
atau tontonan berupa neokolonialisme dan dependensi,IMF, pe-
rangkap utang, dan lain sebagainya. Ju&, itulah masalahnya' Ini
adalahkelanjutan dari proses kolonisasi yang belum bisa dihadang
oleh gerakan dekolonisasi. Itulah yarug pert^m -t^rn paling me-
narik pethaian szya.
Di saat y^ng sanr, di dunia yang didekolonisasi, bahkan di
dunia yang sedang memulai op^y^-trp^y^nya menuiu pembebasan,
tetzp ada y^ng saya sebut dialektika kemetdekaan dan pem-
^p^
bebasan. Yaitu dinamika nasionalisme y^ng tidak terpenuhi oleh
194 _ EDV/ARD \( Saro

pembebasan y^ng sesungguhnya, sebuah dinamika yang tujuan


gamblangnya adalah kemerdekaan nasional daiam bentuk flega;r^
yang konvensional atau semikonvensional yang memiliki semua
patologi kekuasaan baru. Patologi kekuasaan di sebuah fleg r^
seperti Iran sangat berbeda dengan patologi kekuasaan dinegan
seperti Itak, betbeda jugz dengan sebuah negar^ seperti Malay-
sia, sangat berbeda dengan Filipina, dafl seterusnya dan sebagai-
nya. Iqbal Ahmad adalah salah satu dari sedikit orang yang telah
mencoba membahasnya secara sistematis. Tetapi, bertentangan
dengan hal itu, saya pikir proyek yang terus bedangsung ini adalah
proyek yang muncul samar-sarnar dalamFanon, d2n digambarkan
di sana sini tetapi tidak secata sistematis dalam karya-katyaCabnl,
atauJames. Orang seharusnya mampu berbicata dengan car yar'g
lebih menarik tentang maksudkan sebelumnya, lebih
^P^y^ngkita
memastikan interpretasi-interpretasi tentang betbagai komunitas
politik dan intelektual di m^n masalahnya bukan kemerdekaan
melainkan pembebasan, dua inalyang sama sekaii berbeda. Apa
yang oleh Fanon disebut konversi, transformasi, kesadaran n -
sional menjadi kesadaran sosial dan politik, belum juga terwuiud.
Ini adalah sebuah proses yang belum selesai, dan datt situlah saya
pikir pekerj^ n s^y^ sudah berawal.
Bag sayz,lokus yang paling mendesak bagi problematika ini
adalah masalah Palestina. Sepanjang sejarah keterlibatan saya se-
cara langsung di dunia politik, kami betaniak dari tuiuan berupa
sebuah neg rademokratis yang sekuler, menuju transformasi besar
yang pzda bulan November 1988 terjadi di Aliir, di mana sa1'a
ikut serta di dalamnya. Kami mengubah haluan dari sebuah ge-
lrakan pembebasan ke sebuah getakan kemerdekaan. Kami bica-
ra tentang dua negara, sebuah neg ta Israel, dan sebuah neg rz
Palestina. Sekarang perjuangan politik yangut^m berkaitan de-
ngan harga yang harus dibayar untuk sikap rela mengotbankan
diri kita sendiri bagi kemerdekaan bangsa. Ini adalah tragedi, itoni,
paradoks, dari semua perjuangxr annpeniaiahan ztau dekoloni-
sasi di m^fl kemerdekaan adalah s^ttr taha;pan y^ng hatus coba
KRITTK DAN SENI BERPoLITTT 1 95
-
or^figlalui: bagi kami kemerdekaan adalahsatu-satuny a alternaif
ketimbang harus terus-terusan menghadapi horor-horor pendu-
dukan Israel, yang bertujuan melenyapkan identitas nasional bangsa
Palestina. Jadi, bagi s y^ peftaLny^^nny^ zdalahbenpaharga yang
akan harus kami bayar untuk kemerdekaan ini-kalau kita bisa
mendapatk seberapa banyak tuiuan-tujuan
^nny^sepenuhnya-dan
pembebasan yang kami telantarkan? Maksud saya sama sekali bu-
kan "membebaskan" Istael, atau seluruh Palestina; maksud saya
adalah kami sendiri sebagai sebuah gerakan, sebagai bangsa.
Berapa harga yang harus kami bayat dalam pembebasan yang
sudah terlambat? Pertanyaanini melibatkan masalah-masalah yang
s^rrg^tkonkret. Misalnya szia, tpzyang akan Anda lakukan dengan
tiga juta orang Palestina yang tidak berasai dari Tepi Bant yang
sekarang berada di tanrh-tanah buangan dan negeri-negeri peng-
ungsian? Rumusan y^rrg kita punya untuk itu? Berapa harga
^p^
yang harus kami bayar dalam kompromi-kompromi politik de-
ngan tetangga-tetanggakam| Yordania, Istael, Syria, Mesir, dan
lainlain? Dan dengan mitta-super mereka semua, yaitu Amerika
Serikat? Walau bagatrnanapun fuga, ini adalah sebuah momen yang
didominasi oieh Amerika Serikat, khususnya dengan lumpuhnya
USSR secara intetnasion al. Banyak di antara kita membandingkan
Gorbachev dengan Sadat. Ini bukan hanya pandangan Alexander
Cockbutn saja: ini adalah g g s^n yang didapattya dzri konteks
Arab di m n keluarga Uni Soviet (sekutu yang tidak pernah mem-
buat kagum apalagS banyak membantu) membuat segaia sesua-
tunya fadi lebih buruk.
Karena Anda sudah nenlebut-nlebutnla terlebih dulu, bisakah kita
bicara le bi h baryak tentang intifadah?
Idta mulai dengan bzgurnzna intifadah telah dikomodifika-
sikan dan disajikan di televisi Amerika. Pethatikan perrry^ta rr-
perflyat^ n tetbaru Thomas Friedman bahwa intifadah pzdaha-
kikatnya adalzh serangkaian tindakan yang khas berupa pelem-
par.^nbatu, pengeboman, dan lain-lain. Padahal, gerakan itu bukan
serangkaian aksi khusus. Tidak bisa dipahami dengan c r^ rtw.
1.96 ED\ilARD \fl S,q,n
-
Intifadah adalah usaha untuk menciptakan sebuah entitas politik
di mana batu-batu itu berfungsi sebagai simbolnya. Usaha untuk
menciptakan sebuah kekuatan ilternaif yang tidak bisa dihidupkan
atau dimatikan begitu saja. Shamir mengatakan, "I(ami akan
mengizinkan pemilu kalau keketasan dihentikan." Menyatakan bah-
wa intifadah, maksud saya modelnya, adalah pelempar-peleinpat
batu yang tidak bisa dicegah untuk melakukannya, menuniukkan
bahwa ada manipulator tertentu di balik layaryangmemanipulasi
perjuangan itu atau bahwa intifadahhanyalah setangkaian aksi buta
yang tidak memiliki basis apa pun di dalzm aktualitas sosial yang
m n pun yang melahirkan aksi yang hidup ini. I(atenanya, Shamir
dan yang lainnya mengatakan,"Kahanharus berhenti, katena kami
akan menawarkan semacam sup, yaitu memberi kalian pemilu,
tentu saja, asalkan kamilah yang memegang kekuasaan selama pen-
dudukan." Interpretasi saya akan hal ini adalah bahwa kita hatus
menghadirkan intifadah sebagai sebuah alternaaf, sebuah formasi
yang baru saja muncul , y^n1dengannya, pada tingkat yang paling
sederhana, bangsa Palestina yang betada di bawah pendudukan
telah memutuskan untuk menyatakan kemerdekaannya dad pen-
dudukan dengan membedkan, bukan model-model, melainkan
bentuk-bentuk yang berbeda bagi kehidupan mereka sendiri, yang
mereka atur, mereka bangun, dan bahkan mereka ciptakan senditi.
(adi, suunguhryQ ini adakh sebuah gerakan kulturallang
Tepat. Ini adalah sebuah gerakan yang menyatakanbahwa ka-
mi tidak akan mau bekerja sarna, kami tidak bisa lagi hidup di
bawah pendudukan, dan karcnanya kami harus menyediakan se-
gala sesuatunya untuk diri kami send.iri. I{arcna mereka sudah
menutup sekolah-sekolah, maka kami harus menyediakan sekolah
kamisendiri. Mereka telah mempersulit perawatan kesehatan me-
latui pemtrbdhkiian berbagai pajak atas rumah sakit-tumah sakit,
maka'kami menyediakan layznan-Iayanan kesehatan kami sendid.
Salahtsatu dati aspek-aspek sistem peraturan dan hukum Istael
yang'dtancang untuk menghinakan dan menghukum perekono-
mian Palestina selama ini zdalah mengatur pertanian sehingga kami
KRITIKDAN SBNI Bs,ruolInr 1 97
-
tidak bisa menanam pohon-pohon, kami t-idak bisa m.efl n^rr't^-
n r:rr-t^n rrran buah-buahan, kami tidak bisa menggali sumur-su-
mur, dan lain-lain, t^flpa rzitt, yaitt izin yang tidak pernah (diberi-
kan), atau dipersulit, oleh pemerintah Israel. Sehingga yangteriadt
sekarang ini adalah bahwa dengan adanya penyitaan lahan dan
tanah-tanth, dengan adanya dominasi tethadap ianngan pemu-
kiman-pemukiman yangdtizga dan dipertahankan oleh Istael de-
ngan kekuatan bersenjata, tidak ada kemungkinan bagi bangsa
Palestina untuk mencari pertanian jenis lain sebagai alternattf atas
pertanian yang mereka bedakukan itu. Yaitu, misalnya, dengan
memanfaatkan kebun-kebun dan rumah-rumah pribadi dan de-
flgan menciptakan sebuah sistem pelayananpengiriman dan pem-
bagqan pangan melalui kolektivisasi pabrik-pabtik roti, dan de-
ngan mem anfaatkan anak-anakuntuk mengirim p arrgln dalam se-
buah pola baru yang tidak bisa dengan mudah didominasi oleh
militer Israel. Tetapi, itu masih sangat tetbatas.
Jaringan baru ini bisa loks dari peraturan itu.
Benar. Dan hal yang sama tentu saja telah te{adi di tempat-
tempat di sepanjang Tepi Batat,Y^n1sesungguhnya telah meniadi
zota -zorLa"yang bebas.Tentatz Istael sekarang telah menemukan
bahwa tidak mungkin masuk ke tempat-tempat ini tanpa meng-
alarir kerugian-kerugian yangfatal. Yang sudah mereka lakukan
dengan polisi perbatasan adzlat- menangkap or^ng-or^ng yang
melakukan patroli, melalui c t^-c ta" keketasan. Polisi perbatasan,
dengan semacatn getakan yang sangat merusak membunuhi se-
banyak mungkin orang semampu mereka. Tetapi, menurut cara
pembacaan saya, hal itu masih membuktikzn adanya zofl -zona'
bebas ini, yang untuk sementara ini bebas dari pendudukan Is-
nel.Jadt, hasilnya benar-benar sangat luar biasa. Kita bisa meng-
amainya melalui telekomunikasi, melalui zlat-alat komunikasi in-
stan yang mulai dikuasai oleh bangsa Palestina. Yang jelas, ada
dunia rurai orang-orang Palestina yang unrh, tetapi ada'iugz sebuah
sistem lengk^p y^ngtetdiri dari mesin-mesin faksimili dan telepon-
telepon yang diopetasikan oleh perus ahaan-petusahaan Amerika
198 EDwARD sfl San
-
tetapi tidak sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Salah satu dafi pfes
tasi-prestasi revolusi Palestina adalah dikuasainya iznngan komu-
nikasi ini. Ini sangat luar biasa..J^rlng nini betfungsi baik selama
bedangsungnya pengepungan dan penyerangan terhadap Beitut'
Semua situasi ini, yang semesrinya didominasi oleh kepungan Is-
nel, dzpat ditembus sepenuhnya. adalah sebuah iaringan ko-
Ini
munikasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Secara konkret
Jadi, semua ini dapat benat-benar kita saksikan.
kita meiihat negar baru ini sedang bergerak muncul. Yang kami
bangsa Palestina sedang nyatakan adalah bahwa kami sedangrne-
lakukan pembebasan dan penentuan atas nasib kami sendiri. Kami
sudah mendeklarasikan sebuah fleg r^;iadt,negannya sudah ada'
Kami tidak menginginkan, kami tidak butuh pengakuan dad de-
lapan puluh atau sembilan puluh rreg r^ lain. Jadi, masalahnya se-
karangadzlahbagatmanakitamelihatnya,bukanapakzhintifadah
akan berhenti atau tidak, karena gerakan itu tidak bisa dibalik. Ia
adalah sebuah ptoses yang sudah membawa kami iauh-jauh ke
arah kesadaran-dfui, kemerdeka an, danpembebasan nasional. Per-
t^nya nrrya zdalah,kapznyang lain akan menyrsul kami' apakah
itu akan terwuiud atau tidak. Masalah besatnya adilahkrfuis Teluk
telah membuat kita mundur beberapatahun. Pada waktu itu te{adi
kepemimpinan yang menyedihkan dan inkompetensi yang sulit
dipercaya. Sekarang situasinya benar-benar sangat gelap.
Ada dua halyng terjadi pada diri say selana Anda bicara tadi-
Sala akan menanlakanyng lebih lokal dula. Anda tadi bicara tentang
telekomunikasi. Anda pernals nenalis tentang hal ini dengan sangat bagas-
n1a, tentang kontrol terhadap nedia dan tentang bagaimana peryuangan-
perjaangan kenterdekaan di Dunia KetiSa, khususnla keuolusi lrart, dan

laga Reuolusi Palestina, direpresentasikan di media-rztedia Anerika,


ataa

"industri kebadEaan". Segala sesuatulang bara saja Anda katakan itu


menu@ukkan bahwa hal itu barytalah setengab dari kebenaran. Pandangan
Adornian tentang sisten prodaksi kultaral nassaJang sepenuhnla dido-
minasi dan mendominasi hanlalah alat bagi media, dan itu dapat dinobi-
lisasi dengan caraJang sana sekali berbeda.
KPJTIK DAN SE,NI BE,RPOLITIK 199
-
Salah satu dari perny^t^ n-perny^t^ n yang Anda dapati di
media, bahkan yang diproduksi oleh alat propagandalsrael,adalah
bahwa sebagian besar dari hal ini sedang terjadi karena adanya
televisi. Mereka menyalahkan televisi. Inrlah sebabnya mengapa
Kissinger menyarankanbahwa salah satu cara untuk menghentikan
intifadah adalah tidak membizrkan media masuk-sama sekali
tak masuk di akal.
Dengan menarik benang merah itu, bagaimana sikq Anda sekarang
terbadap, sebaiknla kita tidak men1ebatnla industri kebadalaan, tet@i
n ari lah kita bicara tentang ken ungkinan- kem ungkinan kom ani kas i m as-

sa, dan lain sebagainlta. Adakah dan di manakah tenpat-tenpat lang


bisa dicampuri? Bagairzana Anda nenlEikan sebuah konter-wacana, se-

buah cerita lain, sebuah sisi lain dai peistiwa-peristiwa jtang terjadi?
Salah satu dari kegagalan-kegagalan tulisan Kiti di media-
ini tidak hznya berlaku pada Adorno dan Horkheimet, melainkan
jugapada semua, katakanlah, kritikus-kdtikus besar yang dominan
termasuk Marxismenya Althusser dan Fred Jams5sn-2d alahbah-
u/a terdapat semacam pesona pada teknik-teknik dominasi. Fou-
cault pada akhirnya menjadi ahli yang banyak menulis tentang do-
minasi. Dengan kata lasn, orang Arab benar-benar merupakan
sebuah gambaran tefltang kemenangan-kemenangan kekuasaan
yang mendominasinya. Posisi pedawanannya dietminasi. Seba-
liknya, saya lebih suka mengatakzn bahwa orang-orarig seperti
Gramsci dan Raymond Wiiliams memiliki pandangan yangiauh
lebih tidak sistematis. Saya meras aja,thlebih dekat dengan mereka.
Pertama, terasa adznya semacam kerapuhan pada prestasi in-
dustri kebudayaan dominan. Meskipun demikian,
^taw ^p^r^tyang
bisa dikatakan, kerapuhanini itga dapzt dilucuti atau dihindatkan
atau digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Tak ada yang
tak terhindatkan atau bahkan yang penting dalam hal ini; ia me-
mang ada, dan dapat dipreteli. I(edua, betapapun dominannya
sebuah alat atau ap^r^y ia tidak akan mampu mendominasi segala
hal. Bagi saya, itr-rlah definisi proses sosial. Jadr, yang dikatakan
Chomsky sebagian keliru. Dia betangg p^n bahwa semua infot-
200 ED\flARD \Xl S,qro
-
masi dikontroi oleh media yang tidak hanya tedkat dengan per-
usahaan-perusahaan, melainkan juga dengan kompleks mihter-
industri, bahkan dengan pemefintah dan kalangan intelektual pen-
dukungnya di negara ini. Analisis ini tidak memadai. Selamanya
selalu ada peluang-peluang untuk melakukan intetvensi (tetmasuk
upaya-upayanya sendiri yang cukup besar) dan transformasi ter-
hadap di dalam masyatzkatini. Orang tidak selalu
^p^y^ngte{adi
harus melalui dari awal, itu intinya. Otang bisa mengambil keun-
tungan dari kelewat-majunya didominasi ini dan secara
^pat^tyang
tragis turut campur pada saat-saat tertentu. Misalnya, dalam kasus
bangsa Palestina di mana gambaranyang disajikan tidak lengkap,
or ng bisa mengusahakan dan melengkapinya, atau mengambil
keuntungan dari konttadiksi-kontradiksi mendalam yang te{adi
di masyatakat. Ptoses semacam itu akan melahirkan orlng-or ng
sepeti s y^,y^ngmemiliki komitmen terhadap nasionalis Palestina
di satu sisi, dan, tetapi di sisi lain, melalui pendidikan dan ienis-
jenis afi.liasi intelektual tertentu, menjadi anggota dari elite itu.
Perpaduan kedua hal ini memungkinkan saya tampil di te-
^ntar
levisi untuk melakukan campur tzflg n dengan c ra-c ra yang su-
dah saya coba lakukan. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa
urusannya cuma sampai di situ atau bahwa tindakan itu mengha-
silkan perubahan-perubahan yangluar biasa penting, tetapi seti-
daknya orang menangkap perasaan bahwa orang mampu meme-
rangi dominasi itu dan mengubah situasinya serta memberi ha-
r^p^n pada diri sendiri dan otang iain.
Dari sudut pandang s^y^, y^ng paling penting adalah tidak
adanyz teori utama untuk ini. Bagi saya kelihat^nny^ itu sudah
lama menjadi masalah dengan Marxisme, atau internasionalisme
p roletarian. Tamp aknya us aha untuk menemuka n a;tau mencip ta-

kan sebuah wac n yang memadat dalam kontur-kontut univer-


salnya dan meluncurkan kekuatan yzngakan melawan kekuatan-
kekuatan baru media dan kekuatan-kekuatan sosial baru di luar
Eropa belum begitu berhasil. Tampaknya usaha ini menghadapi
banyak kontradiksi, banyak kedodotan-kedodotan saat ini, dan
KRITIKDAN SBNI BpnPorrrIr- 201

lain sebagainy^,y^rrgbanyak di antaranya disebabkan oleh nasio-


nalisme, yang tentangnya jelas Marx tak bisa bilang apa-apa. Dr
dalam konflik landak dan setigala, dzlam pengertian ter-
^nt^r
tentu, serigala lebih menarik. Kebutuhmakan sebuah tencana ker-
jayanglebih terbuka, luwes, dan mudah bergerak-itulah meng-
g g s^n Deleuzian tefltang golongan nomadik iadi begitu me-
^p^
narik-bagi saya merupakan saran y^r7g iauh lebih bermanfaat
dan membebaskan. Banyak di antxa yang kita bicankan ini pada
hakikatnya tak berdasar. Anda bisa bilang bahwa konflik yang
sesungguhnya adalzh yang berdasar dan yang tak betda-
^nt^r^
sar. Saya tidak melihat perlunya sebuah w^c^n induk atau sebu-
ah teorisas i yang menyeluruh.
Seandairlya sala bisa sedikit saja menekan Anda untuk itu. Anda
sepenuhnla benar tentang momen pertama teori Marxis. Momen itu datang
terlalu cepat dan terlalu baryakyng berabah sementara ini. Di sisi lain,
dan inilah alasannla meng@a sala tekankan pandangan tentang interna-
s i o n a li s m e, m e ngi ngat ku a tn1 a op o s i s i, kE i ta li s rn e glo b a l-G re n a d a ad a la h

salah satu contohnlta, tet@i Kaba, Nikaragua, dan Vietnam adalah contoh-
contoh lainnla-pe(uangan-peiuangan lokal indiuidual ini tidak dqpat
begin sEa diberlangsungkan dengan sendirinla, atau setidaknla peryuang-
an-pejuangan itu telah gagal melakukan banlak di antara ha/-ha/ yng
telah merekajanjikan. S emua negara ini adalab pung;pung ekononi- Alas-
awrya adalah bahwa nereka tidak mampa menlatukan diri di dalam
s em a i te rte n tu te rh a dE e mp
ca m ko n te r-fe d e ras e riu m E u ro -An ri ka. Yang
e

jelas, negara Palestina lang mana pun akan nenghadapi oposisi massal

Jang sama dan berusaba mer/egal rcegara itu. Begitulah.


I(ecuali bahwa masalah Palestina sudah berkembang menjadi
kontet- fedetasi s emacam itu dengan adany a komunitas -komunitas
diaspora yang penting, baik yang terdiri dari orang-orang Palestina
maupun Yahudi, sebuah dimensi internasion al y ang memiliki hu-
bungan dengan Aftika Selatan, Nikaragua, dan lain sebagainya.
Banyak di antara tugas mefladk yang ada sepanjang dasawarsa
terakhir int adalah pemetaan jaringan-jaingan hubung n,
^flt^t^
Palestina dan Nikaragua, misalnya. Jadi, orar'g sudah memiliki
202- Eovano\( Saro

semacam cetak biru hubungan-hubungan yang telah dibuat yang


bisa melengkapi sebuah janngan untuk melakukan hubungan de-
ngan yang lainnya.
(Bicara tentang Amerika saja) orang tentu saja harus mem-
perhitungka n adzny a kepentingan-kepentingan lokal yang meng-
khususkan diri pada masalah-maszlzh tunggal dan dengan demi-
kian, secara paradoksal, mencerminkan wac tre- yang dominan,
yaitu pembagtan kerja di dalam kontet-strategi meteka. Onng-
orang Nikaragua adalah golongan yang pto-Sandinista, dan du-
kungan anti-Kontta dikhusus k an p adz hal itu, orang-orang S
"lyu-
dor mengkhususkan diri pada masalah lain, dan nkyatAftika Se-
Iatanpada masalah yang lainnyalzg1. Kita perlu menemukan c r^-
czr^ y^ng dzpat menghubungkan kelompok-kelompok politik ini
satu sama lain di dalarr' masyarakat ini: usaha ini tidak mungkin
bisa dipadamkan begitu saja. Palestin tetlmatpenting dalam hal
ini, sebagian karena Palestina selalu menjadi sesuatu yang diingkari
dan ditoiak, dengan berbagai macam alasan, dan juga merupakan
faktor umum. Perhatikan bahwa orang bisa bicata tentang Nika-
r:;ga^ dan Afrika Selatan, tetapi sangat sulit untuk juga mengikut-
sertakan Palestina. Saat orang mulai mendesak, Palestina berubah
menjadi sebuah kasus yang dianggap transgresif dan agak kacau.
Dan oleh karcna inrlah saya pikir sebuah wp^y^ intelektual awal
menjadi sangat penting.
Ada sebuah hubungan dalamutusari perdagangan seniata dan
teori-teori konter-pemberontakan, dan lain-lain, di p^r
^nt^r^
pejuang Konffa, or^r'g-or ne Arab Saudi, dan bangsa Israel-
bahwa keseluruhan hubungan dan masalah lran-Kontra, tidak per-
nah benar-benar dikaji secara saksama. Bukan hanyabzh'wa ada
aktualitas yang sangat besar ini, tetapi juga ada perspektif inte-
lektual dan teoretis yang penting yang pedu kita isi dan kembang-
kan melalui saya sebut sebagai semacam globalisme da-
^p^y^ng
lam kajian-kajian teks-teks. Inilah mengapa, misalnya, s^y^ slng t
sedikit tertarik kepada pandangan tentang kesusastraan nasional,
kesusastraan Inggris, kesusasttaan Prancis, dan lain sebagainya.
KRITIK DAN SENI BERPOLITIK 203
-
Semua spesialisasi di mana kita terikat sec r^profesional ini, entah
kita menyukainya atau tidak, tidak lagi tedalu menarik minat saya,
melebihi minat saya sekarang terhadap hal-hal sepetti seiarah dan
anttopologi, dan sebagainya, bukan minat saya terhadap bidang-
bidang itu apa adanya,melainkan lebih sebagai minat saya terha-
dap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang tetsebut, Jadi,
btcaraunruk diri saya sendiri, upaya intelektual adalah akibat lang-
sung dar-i sebuah pengalaman eksistensial dan historis di mana
kami bangsa Palestina telah dihukum dengan provinsialisme dan
isolasi yang dijatuhkan kepada kami pada mulanya oleh imperial-
isme, tetapi kemud.ian oleh masyarakat ini sendiri, yang mengata-
kan bahwa kalian hatus berspesialisasi, kalian harus menjadi "se-
or^ngpakar bidang". Semua itu adalah ideologi sepatasi dan eks-
klusi dan pembedaan, dan lain sebagainya-dan tugas kami adalah
memeranginya. Tetapi, otang tidak bisa memetanginya di satu
tingkatan dan bersikap malu-malu atau hati-hati di tingkat-tingkat
lutnya.Ini harus diperangi di semua lini. Di situlah saya kira kita
berada sekarang ini.
Ke li h a ta n n1 a 1 ang An da m a ks u dkan s e kara j
ng d a n uga s u d a h An d a

artikulasikan di tempat-terzpat lain, adalah bahwa karena impeialisne


sudah membangun dan melahirkan begitu baryak bagian dari dunia seperti
jtang kita kenal ini, semacan kedaniawian atau kemembunian lang n-
su ngu hnla m erapakan satu-satunla j awab an lang pra ktis, inte le ktual,

politis, atau persona/.


Tetapi, saya pikir di sinilah pentingnya kita memiliki hubungan
yang hidup dengan sebuah gerakanpolitik yang betkesinambung-
an. Bila sayabtcan tentang kemembumian, maksud saya bukan
hany a s emacam ko s mop olitanisme atau turisme intelektuai. Mak-
sud saya adalahjenis kepentingan yang serba-menguasai yang oleh
kebanyakan kita ditanamkan dalam sebuah perjuangan yang riil
dan sebuah genkan sosial yangltgadil. Kita tetarik pada begitu
banyak hal yang berbeda-beda. Kita tidak bisa dibatasi oleh iden-
tjtas-identitas kita selaku cendekiawan-cendekiawan profesional
dzIam, katakanlah, kesusastr aan Inggtts abad kesembilan belas.
204 EDwARD \XI SAID
-
Tak seorang pun merasa senang akanhal itu, tetapi alternatifnya
tohbtkanhanya tertarik kepada lebih banyak hal.
Tetapi, barytak kolega kita y.ng benar-benar nerasa senang hanla

dengan identitas profesional1ang sempit ini.


Saya kiraitu sudah tidak bedaku lagi. Pandangan bahwa orang
bisa membzca dan menyelami The Nation dan New York Reuiew of
Books, dan kemudian sedikit mendengarkan Mozart, dan kemu-
dian mengkaji sebuah buku berisi skot-skor Cage. Bukan itu mak-
sud kita. Yang tetamat penting bagi saya selama ini, sejauh me-
nyangkut semacam disiplin, adalah pera;sazn akan adanya sebuah
komunitas dan sebuah gerakan yang aktif di mana saya menatuh
perhatian dan yang kepadanya saya berkomitrnen. Anda meng-
angg p semua serangan mencap Anda-yang dalam kasus saya,
sebagai teroris atau semacam pembelsnak-5sbagzi peniahat,
dan lain sebagainya. Dengan katalalln, Andalah yang membayar
hatganya. Tetapi, serangan itu fuga menimbulkan di dalam diri
say^ r^sa tanggung jawab tertentu terhadap sebuah komunitas
yang bukan merupakan kelompok yang berspesialisasi.
Bag szya sendiri, kemembumi^n y^rrg terbesat dan paling
saya kagumi adabh kemembumi Lrrny^ pata komparatis besat, se-
perti para pengikut Auerbach dan Spitzer-Spitzer dari generasi
terdahulu, para teoretisi kritis Frankfurt, orang-orang seperti
^tiltr
Adorno dan Horkheimer. Khususnya Adorno, yang benar-benat
mampu bican tentang segala hal, segala sesuatu. Ada semacam
kosa perhatian terhadap kebudayaan yang luhur, kebudayaan mas-
Tentu saja, ini dibatasi oleh etnosenttisme, seperti
sal dan lain-lain.
sudah saya katakan sebelumnylz tetlpL pada umumnya mereka
telah mendobrak hambatan-harnbatan disiplinet. Bagi saya tam-
paknya tetap saja mereka tidak pernah menghadapi dengan serius
persoalan audiens, di mana audiens dipandang sebagai sebuah
komunitas politik, dan katakanlah, manusia. Bukan sebuah ko-
munitas yang ideal atau diidealkan. Dalam kasus Adorno, komu-
nitas-komunitas itu dianggap sudah lenyap begitu saia, dan tak
mungkin eksis lagi.
KRrrrK DAN SBNi BsRporrnrc 20 5
-
.felas Adorno melepaskan peluang atau kenungkinan bagi adanla per-
jaangan politik jenis apa pun. SEta kira rnaksud Anda adalah sekali
orang rne laku kannla, m aka ia meningalkan permai nanlang sesa nguhnla.

Orang telah meninggalkan petmaJn^n yangsesungguhny^, yil-


tu komunikasi dengan orang-orang dan komunitas-komunitas ak-
tual. Ini sebagian juga berlaku bagi dua intelekrual yang karya-
karyanya sudah banyak sayzpelajari dan sudah akrab dengan saya
dalam banyak hal: Jameson dan Chomsky. I(esepian, kesendirian
Chomsky, dan marginalisasi yang diberiakukannya atas dirinya
sendiri muncul dad keengg^rr rrtry^> dengan berbagai a)asan,untuk
terlibat di dalam detail-detail politik yang kacau dzlarn sebuah
gerakan bolak-balik dengan sebuah komunitas. Dalam kasus Ja-
meson, ada semacam perasaan di mana komunitasnya padahaki-
katnya adalah komunitas teoretisi-teotetisi filsafat, atau teoretisi-
teoretisi yang terbebaskan, yang memberikan pandangan yang sa-
ngat terbatas. Tentu saja baik Chomsky maupun Jameson sangat
terbuka terhadap turltutafl-tuntutan dari dunia politik, dan mereka
adalah orang-oraflg y^ngs^ng t dermawan, tetapi hubungan fun-
damental mereka bukanlah dengan sebuah gerakan politik yang
aktif. Tetapi batangkah saya terlalu ktitis terhadap mereka.
Beranjak ke pertanlaan lain lang ada hubungannla dengan
sebuah

itu. Anda akan ingat bahwa ketikaBeginnings muncalpada tabun / 975,


ada sebuah edisi Dracrild.cs lang seluruh isiryta mengupas tentang buku
ita, termasuk sebuah wawancara panJang dengan Anda. Pada waktu itu,
Anda menarik sebuah garis di antara kehidupan intelektual akadenis
Anda, yngdiwakili okh Beginnings dan buku tentang Conrad, dan
kehidupan politiklangAnda jalani di saatlang bersamaan. Anda sendiri
mengatakan sesuatu berapa 'Sepertinla sala ada/ah dua oranglangberbeda".
Tampak 1elas bahwa dalam dasawarsa terakhir ini bukan denikianlah
ha/n1a. Justru, Anda sudah mulai nemadukan kedua identitaslang berbeda

ini dengan caralangfauh lebih ketat dan lebih langsung. Bagaimanapema-

hantan Anda sekarang kaierAnda di pergaruan tingi


tentang, pertama,

dalam hubangannla dengan kehidupan politik atau aktiuisnre politik An.


da, dan kedua, tentang bagainana hubungan ini dEat atau haras dinego-
206 ED\7ARD \rl San
-
siasikan oleh intelektaal-intelektualpergaruan tinggi lainnla1ang berpen-
dapat bahwa komitnen-konitmen po/itik menuntut barytak waktu, energt,
kali risiko-iiko tertentu.
dan sering
Saya tidak yakin bahwa setiap orang bisa menegosiasikan se-
mua hal yang dilakukannya. Sekar^rrg s^y^ tidak akan bicara ten-
tang keterpisahan seperti y^ng s^y^bicankan pada tahrn L976.
Di sana dulu saya iauh lebih sadar akan keberadaan saya sebagai
seorang satjzna sastra yang profesional di dalam sebuah iurusan
yafigt^mpaknya tidak terlalu memengaruhi saya, tetapi menuntut
hal-hal tertentu dan sayz. Saya tidak lagi metasakan hal itu seka-
rang. Dan dalam telah saya nrlis seiak Orientalism, sayz
^p^y^ng
merasa bahwa ada semacam dialektika di rrrana saya telah mem-
biarkan did saya menjalaninya, y2d|f-t aflt^t^ yang ter2lng-tera;ngzjrr
politis, dengan yang kulturai, intelektutl, dzn pekeriaan khusus
yang memungkinkan lahitnyz, katakanlah, sebuah zon tetnp^t
saya bisa eksis selama ini tanpa perlu merasa khawatir tentang
aipzkzh sayzbenarbenar seorang akademisi atatkah seorang par-
tisan politik sejati. Pemilahan-pemilahan itu tampaknl'a sudah tidak
menarik lagi. Yang selama ini sengaia saya lakukan, sebagian karena
tekanan sang waktu-saya sudah semakin trta, sayz tidak sekuat
dulu lagi, dan lebih banyak tuntutan yang menyita waktu yang
saya punya- adilah mengikuti hal-hal tertentu yang kelihat^nnya
menadk minat saya dan membiarkan diri saya dipandu oleh hal-
hal itu. Misalnya, minat saya sekarang ini adalah musik, yang ten-
t^ngnya saya sudah menulis sangat banyak selama lirna ztzt enam
tahun terakhir ini.
Kembali ke pertanyaan Anda tentang kebudayaan massal ver-
sus kebudayaan elite. Salah satu kegagalan Adorno, sebagaimana
saya ketahui, adalah bahwa dia mengira kebudayaan elite sedang
menghilang ke dalam kebudayaan massal, sedangkan pada ke-
fiyat^ nnye- sekatang ini otang masih bisa menyaksikan sebuah
kehidupan konser yang sangat mztzk yang nyaris sepenuhnya di-
dasarkan pada musik klasik, yang sebagai sebuah lembaga yang
elite memiliki sebuah keberadaan sosial yang sangat kuat dalam
KRTTIK DAN SENI BERPoLITTK 207
-
kehidupan kontemporer. Dan itu tidak didasarkan pada musik
baru, melainkan pada sebuah minat kuratorial di masa lalu. Inrlah
yang harus juga dijelaskan. Ini sisa-sisanya, kalau Anda suka Anda
bisa menyebutnya demikian, tetapi kebudayaan elite ini benar-
benar masih ada, dan memiliki eksistensi, meskipun dt aHir The
Philosopfui ofNew MusicAdorno meramalkan bahwa musik ini akan
tetap tak terdengar. Nyatanya, kita belum pernah punya sebuah
multiplikasi musik klasik yang lebih besat, baik dalam bentuk re-
kaman maupun dalam konser-konser dan dalam ienis-ienis per-
tunjukan yang menarik.
Maksud saya adalah bahwa ot^ng, sebagian besar karena New
York, dibed sebuah p^rror ma berisi peluang-peluang intelektual
untuk melakukan intetvensi. Saya sudah mengikuti kecederungan
intervensionis saya tarrpa berusaha untuk berteori atau menjelas-
kan ataupun meramalkannya dengan c ra apa pun dengan me-
ngatakan: "Nah, karenasaya sudah menulis tentang Conrad, maka
sekarang sayaakanmenulis tentang Marx, dan dari Marx kemudian
saya hatus menulis buku tentang Husserl, dan seterusnya." Alih-
alih mengikuti jalur sekuensial ini, saya pikit saya lebih suka ber-
pegang pada pandang n untuk mencoba melakukan semua hal
ini secara konttapuntal, mengingat bahwa dalam hidup saya seialu
ada kewajiban dan komitmen politik sebagai seorang Palestina.
Saya sudah tidak lagi mampu menghitung pro dan kontra tentang
saya lakukan. Saya sudah tidak punya waktu lagi untuk
^p^y^ng
melakukannya. Mungkin itu suatu bentuk kecerobohan.
Bisakah Anda bicara lebih baryak tentangpentingryra nusik? Say
tahu, bagi Anda pribadi nasik sangat bernilai, baik sebagai :ezrang nusisi
maapan sebagai oranglang peduli akan musik. Tetapi, sala ingin tahu
bagainana Anda akan menempatkan musiklangAnda lulis dan Anda
bawakan sendiri, tradisi klasik. Apakah musik merupakan sebuah raang
otonom produksi artistik yng dalam hal-hal turtentu tidak terpengaruh
oleh dan tidak ada kaitannla dengan, katakanlah, ideolog dan politik?
Memang. Saya beradatep^tdi tengah-tengah masalah ini dan
karcnanyabatangkali tidak pada tempatnya kalau saya menyatakan
208 EDwARD \fl SArD
-
sesuatu dari perspektif yang lebih luas. Saya sedang menulis kuliah-
kuliah \Vellek yang akan saya sampaikan di Irvine sebulan men-
datang. Di dalamnya-kuliah-kuliah itu berjudul Musical Elabora-
tions-szya mencoba untuk menyurvei hal-hal yang sangat s^y^
minati. Lagl-Iag; semuanya mendekati yang publik dan yang pri-
v dalampengettian Adornian dengan segala pro-
^t-y ^ngpublik,
ses kekuasaan, dan akreditasi dan otoritas serta ortodoksinya; dan
yang privat, yaitu posisi pendengatny^ kalangan trrarr
^tau ^m
atau konsumen subjektif usik, seperti diri saya ini. Saya tidak akan
menyebutnya sebuah ruang yang otonom, tetapi yang jelas saya
pikir orang bisa membrcarzkan musik sebagai sesuatu yang me-
miliki semacam identitas yzng relattf otonom.
Yang saya pilih untuk analisis itu adalah, pertam , ra per-
^c
tunjukan itu sendiri, y^ng sayz bicankan sebagai sebuah acara
atau kesemp^t^ny^ngeksffem, tetapi sebuah r y^ngmemiliki
^c
sebuah temporalitas dan sebuah tempat yang sangat khas di dalam
kehidupan sosial Barat khususnya Bantkapitalis yang sudah mati.
I{uliah kedua adalah sebuah 'upay^untuk menielaskan seluruh di-
mensi di dalam musik, yangkztakanlah, berangkat dan ttansgresi
teknis, diabolus in musica, interval-interval tedarang, misalnya, rr'e-
nuju ke persoalan-persoalan besar berupa moralitas dan estetika
yang berpuncak pada karya lfagner dan Strauss, dan mungkin
pada akhirnya berpadu dengan Peft^rly^ n Paul de 14utt-yaitu
soal kaitan musik, ideologi, dan ruang sosial' I{uliah yang
^nt^ra
ketiga adalah sebuah kajian tentang melodi sebagai sebuah aspek
identitas yang penting dalam musik klasik, kontur-kontut melodi
individual. Titik toiak saya adalah Contre Sainte-Beuue, di mana
Proust mengatakan bahwa dia bisa menyebutkan air de chanson-
nya setiap penulis. Dia menggunakan unsur melodi untuk meng-
identifikasi gaya dankekhasan tertentu setiap seniman: jadi, setiap
seniman memiliki melodi tersendid. Kemudian sayzblTang, we//,
bagatmana kalau kita melihatnya da:i' sudut pandang penggu-
bah-melodinya penggubah. Saya sangat terkesan oleh katya mu-
sikolog Inggtis Wilfred Mellers, yang menulis dua buku, Bach and
KRIIK DAN SnNI Bs,RPoI-Im 209
-
God-keduanya bet-
the Dance of God dzn Beethouen and the Song of
usaha melakukan semacam anaLisis musikologis terhadap sebuah
tema yang hadit deng^n sanglt kuatnya dalam struktur, dan jtgz
di dalam melodi karya mereka. Saya tertarik pada melodi, pett^m ,
di tingkat m^n^pendengar menjadi terkesan oleh identitas peng-
gubah dan kemudian melihat seiauh mafl hal itu dapat memasuki
persoalan kesendirian, kafenamenggubah zdzlah sebuah tindakan
yang sendiri dan butuh kesendidan, masuk ke petsoalan pto{il
umum si penggubah. Alih-alih bicara tentang semua musik, saya
sudah mencoba untuk sekadar mengukir, dari pengalaman zkzn
kesadaran musikal y^ng s^y^ miliki yang paniang dan umumnya
sunyi ini, menciptakan topik-topik menarik yang barangkalt akan
memungkinkan saya untuk berbicara tentarig musik dalam pe
ngertian-pengettian dan istilah-istilah sosial, politik, tetapi teruta-
ma, estetis.
Masalah utama y^ng s^y^ punyai dan yang iawabannya tidak
saya punyai adalahbahwa aneh kalau, misalnya, musik dalam tradisi
Islam dan Arab saya sendid iusmu sedikit sekali artrrry^bag1 saya
ketika saya menulis buku ini. Saya belum petnah berminat atau
bersandar kepadanya sebagai sesuaru yanglayak unruk dipelajari,
sekalipun saya -.tr*enzlnyz dengan baik dan selama ini sudah
selalu mendengarkannya. Hal yang sama kurang lebih berlaku pula
pada musik pop. Budaya pop sama sekali tidak berard bagi saya
kecuali bahwa kebudayaan itu mengeiilingi saya. Tentu s^J , saya'
tidak menerima semua perny^t^ nyang luat biasa sempit dan bo-
doh tentang budaya pop yang dinyatakan oleh Adorno, tetapi
harus saya katakan bahwa kebudayaan itu tidak bicara kepada
saya dengan c r^ yang sama dengan yang mungkin akan sayala-
kukan terhadap Anda saya. Saya sangat konservatif
^tav ^n^k-^nak
dalam hal itu.
Pendeknla, itu adalah semacam kebuntuan. Ini agak tidak adil, teta-
pi orang bisa sQa mengatakan bahwa tradisi nusik klasik Barat itang
besar itu bagi Anda adalah sebuah tenpat pelariaft Jang tak-problematis.
Tenta, Anda bisa sala mengatakan bahwa 7rang-7rang ini menang tokoh-
21.0 EovaRo $( San
-
tokoh lang besar, tetapi nrangiaga bisa saia berkata, menlusul selunlah
pernlataarc Anda sebelannla, bahwa misaln1ta, musik pop Afrika jauh
lebih nendunia karena menadukan semila unsur ini. Musik itu kedengar-

annla pas baat sa1a, tetapi di sini musik itu nasuk ke telingayng tuli.
Saya tidak tahu-menahu tentang telinga yang tr-rli.
Anda sendiri tidak pernah mendengarkan musik regae dan'rock,
tet@i keduanla benar-benar merapakan musik politik popukrjtang hebat
di Tanan kita sekarang ini, terutama di Barat.
Saya sudah banyak membaca tentang kedua ienis musik itu,
tetapi bukan itu yang ingin saya dengarkan tedebih dahulu bila
saya sedang mendengarkan musik. Mungkin yang sesungguhnya
sedang saya tulis adalah terus bettahannya tradisi klasik Barat tti,
dan mungkin pada akhirnya itu pun g g l. Saya benar-benar sangat
gelisah dengan y^rrg sedang saya ke{akan ini. Sangat baik
^p^
menulis sebuah artikel individual tentang sebuah konser yang per-
nah dideng^r or^ng, atau sebuah opera yang pernah orang tonton,
tetapi sangat berbeda halnya dengan menuliskannya di dalam se-
buah kerangkay^ngrelatif abstrak ini, yang saya sebut "elaborasi
musikal". Tetapi, saya melihat ini semua sebagai bagian dart apa
yang Gramsci sebut sebagai elaborasi masyankat sipil. Masyarakat
memainkan peran tertefltu. Tak seorang pun zkanpernzh meng-
ingkari bahwa budaya tock sudah mengambil alih dan, dalam hal
tertentu, secara intelektual fauh lebih menarik bagi otang-orang
yang memiliki perspektif seperti saya, akzn tetapi bagl saya tam-
paknya ada semacam formasi yang aneh, mungkin neolitis yang
saya sebut musik klasik di mana tokoh-tokoh besarnya adalah
orang-orang seperti Glenn Gould dan Toscanini, yang karya-kar
ylnyabenar-benar sudah berusaha menegaskan keberadaan tradisi
ini, sementara dafam hal-hal tertentu latnnya, menjangkau per-
soalan-persoalan masyarakat yang lebih luas, teknologi, komuni-
kasi, dan program-program radio.
Mari kita ndikit mengeser fokas pembicaraan kita. Apa pendapat
Anda sekarang mengenai situasi, tidak harya dalam kritik akadeniq me-
lainkaru juga kntik kebudEtaan pada ilntamnJtq (yaitu situniryQ kritik
KRrrrK DAN SENr BERpoLrrrc 211,
-
sastra, agar dapat ntE berada di dalan ranah itu? MenurutAnda akan ke
manakah kritik sastra? Menarat pendqat Anda, hal penting @akab yng
sedang dilakukan? Menurwt Anda ha/-ha/ apa sajakahlang belun, tet@i
haras dilakukan, dan kiru nbagairya?Anda sudah cukup seringmeruanlakan

hal ini kepada sala, maka sala akan menanlakan halyng sama kEada
Anda.
Alasan saya bertanya kepada Anda adalah karena saya benar-
benar pedu tahu, karen a s^y^belum pernah melacak jejaknya sesis-
tematis yang sudah Anda lakukan. Pokoknya, saya kehilangan mi-
natterhadap teori sastra sekitar sepuluh tahun yang lalu, Pokoknya,
teori sastra sudah tidak lagi menggugah saya sebagai sesuatu yang
saya butuhkan, dari had ke han,atausebagai sesuatuyangmenarik
minat saya dalam pengertian sebagai sesuatu yang sedang saya
lakukan sekarang ini atau kapan pun.
Tet@i, Anda benar-benar melihat diri Anda sendiri sedang memeftga-
ruhi arena itu dengan begitu kuatryta. Kita bukanlah satu-satunla kelorzeok
oranglangsudah terpengarult oleh hal ini. Secara harfah ada ratusan orang

lang sedang m engery akan jenis pekerjaan lang te lah Anda re kom en dasi kan

dalan praktik kritik Anda sendiri.


Itu ada hubungannya dengan sebuah hubungan personal,
mungkin, dengan kecelakaan-kecelakaan. Selama ini saya sangat
sadar, misalnya, untuk tidak ingin memaksakan kehendrk saya
terhadap or^ng-or^ne seperti de Man dan anggot^-^flggotarrr z-
hab Yale (sekarang sudah mati) lainnya, untuk menjadi bzg1an da-
ri sebuah rnazhab, untuk memformalkzn apa y^ng s^y^ lakukan
dengan c r^-c r^ yang bisa dtajarkan atau hal-hal semacam itu.
Saya selalu memikirkan pengajzrafl s^ya,sesuatu y^ng s^\T^lakukan
sepanjang waktu dengan segala keasyikan dan kegalauan, sebagai
tindak-tindak analisis atau pemb^czat\ atau interpretasi yang se-
sungguhnyz, dan bukannya memberikan kepada para mahasiswa
saya sejumlah metodologi yang dapat mereka bawa keluat dan
mereka terapkan dalam berbagai situasi. Dengan kata larn, saya
menganggap diri saya sendiri sebagai or^ngyang tengah membe-
rikan peluang-peluang dan kesempatan kepad^ p^t^ mahasiswa
21,2 EDN7ARD \X,l S,Ln
-
danteman-teman saya, bukannya sebagai orangyang sedang men-
diktekan wav/asan dan pandangan-pandzng n dengan c ra ter-
tentu yang menjadikannya sebagai alatyangbetmanfzat di kemu-
dian hari. Rasanya saya tidak akan mampu melakuk^ntry^.
Saya terkesan, kembali ke masalah kritik, saya terkesan dalam
tingkatan tertentu, dan saya tidak mengerti mengapa, dalam ting-
katan tertentu tampak adanya tren-tren dan gelombang-gelom-
bang. Dekonsttuksi, misalnya, kelihatannya sekarang sudah benat-
benar habis. Saya tidak pernah melihat siapa pun melakukan apa
pun semenarik seotang dekonsuuksionis. Saya amats'. dengan pe-
nuh minat dan gauah, munculnya sesuatu yang disebut Historis-
isme Baru, puncaknya, dan tergelincirnya Historisisme Baru itu
ke dalam semacam ortodoksi, di mana orang rr,erasa bahwa me-
reka harus mengulang katz-kata"Historisisme Batu". Saya sendiri
masih belum benar-benar mengenalinya. Saya pikit perdebatan-
perdebatan orang bedangsung di tempat-tempat seperti Diacritics
dan ML,AJ, dalam Cuhural Citique, the Minnesota reuiew, dan lain-
lain. Pethatian saya tidak dikendaiikan oleh petdebatan-petde-
batan itu. Saya tidak begitu paham, dan saya dapai diri saya ber-
juang keras untuk tetap bertahan hidup ser^y^terus berusaharr,c-
menuhi tenggat-tenggat waktu, untuk memenuhi ianii-iznit' dan
komitmen-komitmen, dan lain-lain, hingga saya begitu kehilangan
minat terhadap segala hal yang betsifat metakritis.
Yang benar-benar menarik perhatian saya di luar batas-batas
doktrinal "krit. sas." (ottik s^st^-pent.),yzng sudah tidak saya
bacalzg, adalah usaha-usaha yangmenarik, menantang, dan ori-
sinal untuk melakukan sesuatu dari sudut pandang sejarah, melin-
tasi batas-batas diskursif, dengan c^r^-c r^ y^ng p kali trans-
^c
gresif, dengan c t^-c r^ yang berupaya untuk menghubungkan
dengan intervensi-intervensi lainnya, baik secata politis maupun
sec r^intelektual. Dalam beberapa tahun tetakhir ini, saya sangat
tertarik pada feminisme, kendati saya belum menu[s
^p^-^P^ten-
tang hal itu, sebagai salah satu tempat berlangsungnya berbagai
hal, katena sesungguhnya belum ada sebuah w^c tr^ feminis yang
KRIIK DAN SP,u BsnPortm 273
-
tunggal dan menyatukan. Waczna feminis masih terus bergetak
melalui berbagai fase, kemerdekaan dan sepatatisme, berbagai
firac mkesulitan metahistoris, metateoretis. KaryaJoan Scott, mi-
salnya, s^flg^t menadk bagl saya. Karya itu adalah sebentuk per-
debztaflyang mentlrut saya sangat menyegarkan dan mengagum-
kan. Tetapi, mengatzkan bahwa dznnya or^ng bisa mengambil
sikap tertentu menurut saya sangat keliru dan salah.
BagT saya, meskipun tampaknya, katakanlah, sepuluh tahun la-
lu mungkin saya dengan penuh semangat menunggu-nunggu buku
barw karya seseorang di pniversitas) Cornell tentang teolj sastra
dan semiotika, sekarang saya jauh lebih mungkin tertarik pada sebuah
karya yang lahir dari keprih^tin n terhadap seiarah Afrika, atau
misalnya, sebuah buku yang baru saja saya"bzca, karya Helen Calla-
way, Gender, Culture and Enpire, y^ng membahas tentang peran
perempuan-perempuan Eropa di Nigeda, dan mengangkat pet-
soalan imperialisme dan feminisme. Atau buku barunyaJean Franco
tentang perempuan-perempuan Amerika Lain, P htting lYom en - Hal
semacaln itu tidaklah dapat diprogtam sebelumnya.
S em acan teoretisi tanpa portofo /io.
Bahkan bag1 saya kata teori mengisyarakatkan sesuatu yang ....
Anda ingin neninggalkannla?
Ya, benar. Saya hanya merasa bahwa penandaan yareg tetpa-
dulah yang sekarang telah menghasilk an iargon y s^y rasakan
^ng ^
luar biasa melelahkan.
Yangbaru sQaAnda maksadkan adalab bahwa horilon kesusastraan,
dan karenanla, kritik sastra, bukanlah teks sastra, analisis sastra, dan
puitikafonnal, dan lain sebagainlta, melainkan sesuatulang lebih luas-
kebadalaan, sq'arah, rnaslarakat. Bagt say sepertinla Anda berkata,
"Sa1a tidak matl nengambil satu sikap tertentu." Tetapi, italah sikap

lang Anda ambil, dan itu meniliki selunlah inplikasi.


IYe/l, seben rnyz- itu bukan semata-mata soal sikap saya. Hal
itu hadir sebagai sebuah paradoks yang aneh, setidaknya
^t^v,
bag1 szya, teka-teki ytngtak terpecahkan. Yaitu, saya cenderung
sangat yakin bahwa semua teks-dan teks-teks yang paling menadk
21.4 EDwARD \Jfl SArD
-
minat saya adalahteks-teks yang paling demikian i1u-ssrnua teks,
dalam hal tettentu, bercampur. Seluruh pandangan tentang teks
yang hibrid, tentang penulis-penulis sepeti GarciaMilrquez dan
Salman Rushdie, mas alah pengasingan dan imigtas i, y angmelintasi
petbatasan-petbatasan-semua ini teramat sangat saya minati ka-
rena alasan-alasan politik dan eksistensial yang jelas, tetapi iuga
karena semua itu memukau saya sebagai salah satu sumbangan
utama dari kebud^y^ n akhir-abad-kedua-puluh. Ada tokoh-to-
koh tertentu yang paling penting bagi saya, tokoh-tokoh pembe-
rontak, or^ng-or^rrg sepeni Genet, seorang lelaki yang di masya-
nkztnya sendiri merupakan orang buangan dan penjahat, tetapi
yang mengubah matginalitas ini menjadi, saya tidak akan menye-
butnya sebuah profesi, karena int adalah sesuatu yang iauh lebih
dalam ketimbang sekadat sebuah profesi, melainkan semacam
perasaan kasih yang mendalam terhadap otang lain, selain kilangan
temari-tem sendiri, yang hidup bersamany a dan belakangan
^nrrya
dengan sangat sadar jusuu mengkhianainya.Ada bukti atas puitika
politis ini daiam drama karyanya, I-ts Parauenl.r. Demikian juga
halnyz dalam bukunya I-"e Captif amznreux, yang baru saia diterie-
mahkan ke dalam bahasa Inggris. Saya berusaha memfokuskan
diri pada aspek Genet ini dalam Grand Street edtsi terbaru. Itu
semua adalah fenomena yang sangatsayz minati, orang-orang yang
mampu betanjak dari satu sisi ke sisi yang lain dan kemudian kem-
bali lagi.
Di lain pihak, saya bukanlah orang y^ngperc^yabahwzialan
untuk r.rraju adzlah menemukan sebuah kanon alternatif sebagai
pengganti karya-karya besar sastra. Saya memiliki keterikatzny^ng
aneh ini, lustlus ini adalah sisa-sisa kesadaran akan apa yang,
secara ganpang sayl angg p sebagai "great att". BagT sayz, tam-
paknya karya-karya besar sepetti Mobl-Dick atau Mansfeld Park
atat Gulliuer's Trauels adalah teks-teks sastra yang otonom dan ha-
rus dipahami dan dikaji dengan cara demikian pula. Saya sama
sekali belum pernah menanggalkan pendapat itu dari benak saya.
BagT sayakzrya-karya ini pertama-t^m mewakili semacam peng-
KRITIK DAN SENI BERPOLITTK 2!5
-
alaman pribadi berupa kenikmatan dalam membaca dan mere-
nung. Itulah yangpadz akhirnya benar-benat s^y^ temukan. De-
ngan kata latn, kzrya-kary z iumerepresentasikan momen-momen
kenikmatan pribadi tertefltu, yaitu, yang sudah lama menemani
minat intelektual dan estetis saya; dengan satu kata, karya-krya
itu adalah karya-kzrya favorit.
Iqinkan sEta nencoba menlingungsesaatu di luar itu dan nelibat ke
mana arabnla. Dalan prolek besar Anda sekarang tentang kebudalaan
dan imperialisme, baryak di antarapembacaan dan analisisAnda berfokus
pada nouel besar abad kuenbilan belas jalanyng dikluiryta nenuju
dan

tradisi modernislang tingi di dakn ktsusastraan Ingis ....


Dan ftesusastraan) Prancis. Ada bagian-bagian yang belum
pernah Anda lihat yang membahas novel Prancis dan kemudian
berpuncak pzdakarya-karya Gide dan semua karya Camus. Saya
membaca semua k^ry^ yang bedatarbelakangkan situasi kolonial
Afrika lJtara dan negan-negar Levant (negara-negara yang ber
batasan dengan Mediterani a T'tmul-pent) dat seluruh kelompok
novel-novel p etualangan, perburuan-p erbutu y alrrg eks otis, dan
^n
iain sebagainya. Kemudi^n sly^ merunutnya lebih jauh ke dalam
sastra perlawanan dalam puisinya Abd el Qudit, peiuang besar
Aliazir abad kesembilan belas. Sayahanya mengacu sekilas ke-
padanyz, tetapi saya lanjutkan ke seluruh karya para seiatnxr*n
.PJjzzart awal dan vp^y^-rrpary^ untuk merekonstruksi seiarah ne-
gan-neg ra Maghrib (Afrika Barat-Lawt, Maroko, A\iazut, dan
Ilbya-pent.). Bagan-bzg1an buku ini hanytlah berupa c t^t^n-
c tat^ra, tetapi c tatan-cltatan itu adalahbzg1an dari sebuah gam-
baran,dan demikian pula hzlnyzdengan analisis-analisis mendalam
tentang musik. Idenya adalahmenyaiikan sebanyak yang saya mam-
pu sebentuk potret kebudayaan abad kesembilan belas dalam kait-
dengan p enj zjzhm.
^nny ^
Berikut adalah satu pertanlaanJang khas sastralang mungkin orang
tanltakan. Anda rzengunakan imperialisne sebagai sebuah kacamata baru

lang teramat pentingltang tidak hanla dapat dzgunakan untuk membaca


te ks - te ks ini, m e /ai n kan j uga u n tu k m e ngu kur s b erap aj au h afti p e n ti ngnl a,
e
21,6 E,DyARD !( SAID
-
kekuatan kulturalryta, jangkauannla, dan lain sebagainla. Apakah itu
terjadi karena teks-teks itu adalah tekslekslang besary karena kegeniusan
teks-teks ini, keindahan dan kehalwsan linguistiknla, ataukab karena cara
lainlang entah bagairzana Anda akan nengistilahkannla.
IYe ll, itu peft^rry^anyang menadk. Tentu saja itu terjadt dalam
beberapa kasus secara tak sengaja. Disebut-sebutnya Antigua da-
larn Mansfeld Park adalah bagian y^ng s^ng t penting dari buku
itu. Saya yakin bahwa seandainya Anda melihat lebih fokus pada
tulisan-tulisan betbahasa Inggris di Hindia Bant--adz sebuah tra-
disi kesusastraan yang besar pada akhir abad kedelapan belas dan
awal abad kesembilan belas yang merepresentasikan kepentingan-
kepentingan India Barzt di Inggris-akan Anda dapati adznya
pethati'an imperial y^ngny^t^ yang jauh lebih kentara, yang lebih
kentara dart yang adz dalam Mansfeld Park. Tetapi, kembali ke
persoalan karya-karya besar: karya-karya besar itu adalah kutyu-
karya besar yang akan selalu ada di wilayah umum pengkajian
dan peneliti^n m^syar^kat yang terutama dituju oleh karya-karya
besar ini, yaitu, orang-orang lain yang mempelajan kesusastraan
dan kebud^y^^n. Jadi, dalam hal itu ada persoalan ketersediaan.
Tak seorang pun dalam keiompok ini yang belum pernah membaca
Bleak Hoase atzt Mansfeld Park-nya Dickens.
Kedua, asal usul atau sumber otoritas karya-karya itu. Intinya
iuga adilah bahwa karya-karya itu merupakan satu bagian dari
sebuah kanon. Saya sangat tertarik untuk menunjukkan hubungan
keberadaan otoritatif kzryz-karyz itu di dalam kebudayaan
^trt^r^
metropolitan Amedka dan Eropa Barat. Menciptakan hubungan
dan kaitan afltara. otoritas yangada di metropolis itu dan konribusi
karyz-kzryzitu terhadap awetnya sikap impenal dan perlunya im-
perialisme itu sendid bukanlah sebuah usaha untuk menuduh kar-
ya-karya itu, melainkan untuk menunjukkan bagumana, dengan
c r^y^flg nyaris pasif, karena prestasi-ptestasi mettopolit^nm^-
gistedaLrya, karya-kzrya itu membahas tentang bagatnana mem-
petahankan wilayah-wilayah keku^s^ n dan bangsa-bangsa jajah-
an, sebuah pdvilese subotdinasi yang tak jelas.
KRITIK DAN SBNI BsRporrru< 217
-
I(etiga, karya-karya itu juga simptomatik sifatnya. Saya me-
rasakan katya-karya iru sebagai sebuah geiala yang mendukung
argumen yang sedang.s^ya buat, bahwa tidak ada pettent^ng n,
bahkan sekalipun di dalam kanon yang seharusnya merepresen-
tasikan, seperti dikatakan oleh Lenin dan Hobsorr, g g s^n-g -
gasan "luhur" dan nilai-nilai luhur, sebagai nilai-nilai dan gagasan-
gagasan )'ang berbeda yang berasal dari sikap-sikap yang agak
rendah (y"rg tetdapat di dalam bisnis imperialisme itu sendiri).
Kontinuitas semacam inilah yang menarik pethatian s^ya. Dengan
katalarn, orang dapzt menelusuri sebuah garis, mulai dad tindak-
an-tindakan, dari keuntungan-keuntungan, dart praktik-praktik
imperialisme yang tak bermoral di daerah-daerah koloni, hingga
ke struktur novel, ke sejenis tontonan tertentu, atau ke semacam
nrlis an etnografi s, sejarah, dan tulis an-nrlis an ilmiah tertentu. Jadi,
intinya adalah bahwa kzrya-karyz ini tidak menyediakan tempat
y^ng n dari rendahnya sikap penjajah, melainkan iustru me-
^rn
negaskan dan memb enzrkartnya.
Dan keemp^t,b^gl s y^ t^mp^knya di sini ada sebuah tindak
pemberontakan terhadap karyz-karya yang sudah saya baca tnt,
dan yang memainkan sebuah peran yang sangat penting dalam
membentuk kesadaran, estedka, intelektuai, dan kesadaran pto-
fesional saya, 5.6u*t seorang mahasiswa sastra dan budaya Bant.
Kini saya membaca karyz-karyaitu dengan can yzngbelum pemah
saya lakukan sebelumnya. Tetapi yang lebih penting, saya mem-
baca kary a-katya itu sekarang bers ama-s ama dengan selutuh pro-
ses perlawan an terhadap karya-karyaitu yang bedangsung di Dunia
Ketiga, dan yang jrga saya bahas di dalam y^ng kemudian
^p^
menjadi yang ketiga dart rangkaian kuliah saya tefltang impe-
rialisme dan yang sekarang menjadi bagSan ketiga dalam buku
saya Culture and lrztperialisn Dengan kata lun, membaca karya-
karya ru apa adanya bukanlah hal yang sedang saya lakukan seka-
rang ini. Saya sedang mencoba membaca karya-karya itu secara
kontrapuntal tethadap gerakan oposisi dan perlawan n y^ng ter-
jadi sejak lahirnya imperialisme. Tentu saja, itu zdalah kisah yang
218-EowanoWSaro

tidak begitu kita kenal, katena, sepeti Barban Hatlow katakzn,


karya-karyayang sudah seiesai dikerj akan yang membahas tentang
hubungan-hubungan itu jumlahnya tidak cukup banyak.
I n i p e rta n1 a a n s e o ra ng devils advocate (p e rz b e la
-y
a ng m e n e n ta ng @ a

yng diangap baik-peny.) Mungkinkah bahwa strategi semacam itu bisa


nenladi sangat skematis dalam pengertian bahwa menbaca Camus dengan

mengunakan Fanon akan berarti berasurnsi bahua penulisan-ulanglang


dikkukan oleh Fanon meniliki kgitinasi, kekuatan s/mah s/arab deko

Say tidak sedang benztaksud mengatakan,


hnisasi lanjatan, dan /ain-/ain?
'Mari kita coba selamatkan karya-karya ini," melainkan beftan1a, 'Apa-
kah strategi ini rzelemahkan karya-karya ini?"
Tidak. Strategi ini tidak melemahkankarya-kary^ Ltw.
Apakab Dickens dieuakuasi sedemikian rupa karena kita bisa rztem-
baca teks-teksnla sebagai teman-ternan ngobrol lang aktif dalan proitek
inpeialis itu? I-^alil @akah semaa hal lainryta hilang?
Tidak, tidak, sama sekali tidak. Itulah inti yang sedang saya
coba tegaskan. Barangkil:. saya tidak begitu baik dalam melaku-
kannya. Saya kira (czrz saya menyampaikannya) sama sekali tidak
baik. Tepatnyakarena saya mencurahkan perhatian terhadap teks-
teks itu, yang tidak latn adabh "kzry*kzryz besar", minat saya
terhadap karya-katyarta,hanyalah sejauh karya-karya itu seperti @a
adanla. Ada sebuah ketertarikan intrinsik terhadap kzrya-kzryz rtu,
semacarn kekayaan di dalamnya. Ini adalah karya penulis-penulis
besar, dan karena kenyatarn inilah karya-karyz tersebut mampu
memahami sebuah situasi yang memungkinkannya menjadi mena-
rik bahkan bagi sudut pandang yang menggunakan analisis opo-
sisional sekalipun. Tetapi, sudut pandang itu ti.dak lantas melemah-
kankarya-karya itu. Walau bagaimanapun fitgz, karya-karya itu tetap
menarik. Dalam pengertian tertentu ktryz-karya tersebut menarik
dan kuat katen memangrnenarik dan kuat, bukan hanya katenzkatya-
karya itu bisa didekati dengan analisis tertentu itu. Tetapi, fil<tanya
adalah analisis itu belum pernah dilakukan sebelumnya.
D alambuku s aya tentang imp erialisme, s aya mengkaj i seiuruh
sejarah yang agak unik tentang kritik kebudayaan yang penting,
KRTTIK DAN Snm BenPorrct< 21,9
-
termastrk kritiknya Raymond Williams sendiri, y^ng s^m^ sekali
belum pernah mengkaji hubungan itu, sekalipun jelas bahwa hu-
bungan itu ada. Tetapi, zpakahkajian itu pada akhirnya menuduh
kritik tersebut sebagai sebuah kritik yang"taklain" adalah impe-
tialisme? Tentu saja, inilah yang orang-onngkatakan tentang Oien-
ta/ism, yaitu bahwa sayz sedang benar-benar menyefang semua
OdentaLis ap^pun yang mereka lakukan. Jelas hal itu mendis-
^t^s
torsi argumen saya habis-habisan. Maksud sayaadilahbahwa salah
satu alasan mengapa para Orientalis yang tidak tedalu penting
mampu melakukan y^ng sudah mereka lakukan dalam pe-
^p^
ngertian politik sempit itu sebagian adalah bahwa bukan hanya
karena. mereka memiliki sumber tradisi dan kekuatan sosial yang
besat, melainkan jugakarena mereka memang dan dengan sendi-
rinya menarik. Misalnya, Jones, atau Massignon atau Lzne, atau
siapa pun di antan cendekiawan-cendekiawan terdahulu itu, me-
mang sudah dengan sendirinya menarik. Mereka bukan hanya se-
kadat kartun-kattun ideologis yang bersembunyi di bawah per-
mukaan pengetahu^ny^ng tittgg. Saya tidak bermaksud menga-
takanbahwa prestasi-prestasi estetis dan permukaan mereka me-
rupakan semacam kamuflase bagi seorang Kolonel Blimp atau
jenderal Prancis konyol tertentu yang betsembunyi di bawah per-
mukaan. Saya pikir penting kiranya untuk mampu melihat kedua-
nya bekerj^ s^ma dengan satu atau latn cara; kelihatannya Ber
nard Lewis tidak bisa dan tidak akan pernah melihatnya.
Tetapi, bagainana Anda akan menangapi seorang teman sala lang
orang India Baratlangpada suatu ketika pernah berkata tentang Prousl
bahwa nouel hanlalah semacam pengalaman pribadi yng dekaden lang
tidak rzengatakan sesuatu pun kepadanla, kepada fomasi kulturaln1a.
Itu bedaku untuk t^ngg p^n Achebe terhadap Conrad. Ka-
t^ny^,"IYell, orang memang belajzr tentang Contad, tetapi Con-
rad toh hanya seorang rasialis. Tak peduli betapapun cetdasnya
seorang penulis, betapapun piawainya dia dalam menggambatkan
w^tn^ lokal, pada akhirnya toh sikap-sikap politiknya, bagr saya
sebagai seorang lelaki kulit hitam, memalukan." Itu velsi larn dztr
220 EDyARD'0( SAID
-
argumen yang sama. Tetapi, bagi saya, sikap-sikap politik itu tidak
memalukan. Bugr saya tidak adaalasanuntuk melakukan tindakan-
tindakan amputasi terhadap diri saya sendifi, entah itu yang sifatnya
intelektual, spiritual, maupun estetis, hanya karcna pengalaman
orzrng lain datr Dunia Ketiga, seorang novelis kuLit hitam dari
Nigeria seperti Achebe ataupun teman Anda dad India Batag
bisa membuat Proust dan Conrad saya meniadi seseorang yang
semata-matalayak dikecam. Saya bisa berbagi perasaan-pet s^ rr
tetasing, dan ktitik yangluzr biasa kejam, tetapi s^y^ sarrra' sekali
tidak mungkin menerima pengusiran terhadap penulis-penulis ini,
karena mereka sudah banyak berarti bag1 saya, dan bahkan sec r^
intelektual dan estetis belperan di dalam kehidupan kultural di
dunia tempat kita ini.
Tetapi haryta di sektor-sektor tertentu sEa.
Benar.
Proyk Anda tidak hanla mengislaratkan bahwa orang memahami

tradisi Barat dengan cara baru, tet@i juga bahaa semaa tradisi kebudalaan
ini ada, 1 aitu tradisi-tradisi yng p ada pinsipnJta ram a ka1 an1a, sam a b er-

niki di dalam konjungturlangagak unik tempat kita berada ini. DiNew


York Times hari Rabu lalu, ada sebuah artikel tentangpengEaran sitar
dan ada s/umkh buar talisan buruk dari kalangan neokonseraatif ....
Mereka menelepon saya ttga atau empat kali untuk diwawan-
carai tentang artikel itu dan saya tidak pernah menanggapinya.
Dan konon dikatakan bahwa mereka-ma,ksudnla And4 Achebe
dan kalangan Kiri-tidak pernah menunjukkan kepada kani apa pwn

untuk mengantikan kanon Barat. SaTa kira itu tidak masuk akal
Ya, seperti Saul Bellow (saya kira) yang bertanya,"Drmanakah
Tolstoy-nya Afrrkaitu?" Itu adalah sisi lain dari itu yang juga sangat
buruk. Saya tidak yakin akan petlunya mencad pokok bahasan
lain untuk dikaii dan dipelajart. Adapengalaman-pengalaman kul-
tutal lainny^y^ngmungkin tidak sekaya itu-di sinilah kita hatus
menerima sisi lain yang tragls atau ironis dali' apa yang sedang
kita bicarakan ini. Bahkan barangkali halnya adalahbahwa, setelah
hadir di Pads di akhir abad kesembilan belas dan asxral abad kedua
KRTTIK DAN SnNI BERPot-nu< 221'
-
puluh,,Proust mungkin tidak akan perlu hadir lagi. Dan lagq,ba-
rangkali sudah tidak petlu lagi orang mencari sebuah novel me-
mori yang luat biasa besar ataupun nostalgia. Ini mungkin zkan
membebankan sebuah kewaiiban kepada kita untuk mencati sum-
ber-sumber pengalaman IarLnnya yang tidak memiliki kodifikasi
dan tidak bisa dikodifikasi dalam bentuk itu. Hanya itu maksud
saya. Itu tidak merepotkan saya. Bila seoraflg mahasiswa betkata
pada saya, "IVe//, Anda sedang membaca Inmoralist-nya Gide,
meflgapa justru kita tidak membaca sebuah novel Aljazau tentang
momen itu? Jawab saya adalah bahwa tidak ada nowel Aliazzu
pada waktu rttt, apzlag1 pada sazt Mahlet menulis simfoni-simfo-
rinyz, sudah ada sebuah tradisi simfoni Trinidadian. Itu sebuah
penyejajann yang sungguh meragukan dan konyol yang membuat
seluruh up^y^ itu menjadi nyaris komik; Itulah y^ng s^y^ tolak.
Bukan rzustahil dan sah+ah s@a nengatakan bahwa, misaln1ta, Proust
hadir, juga bahwa ada hal-hal lainlang terjadi sekarang dan hal-bal
dan

itu pun saTza-sana mendesak, dan karenanla nungkin kita tidak ingin
membaca Proust atau Conrad.
Itu lain lagi. Saya tidak sepakat dengan Anda tentang soal
"sama-sama mendesak" itu. Anda sedang menciptakan sebuah
persoalan teoretis y^ngs y^pikir tidak adaialankeluatnya. Maksud
saya adalahbahwa praktis, bag saya, mengingat minat dan proyek
khusus s y^,y^ng sangat terbatas yangakan saya betikan kepada
Anda, mendesak bagi saya untuk membaca Proust atau siapa pun
yang dibahas di dalam buku ini, yang eksis di dalam kebudayaan
Baratpada saat teftentu. Ifu sama sekali tidak memaksakan suatu
kewajiban apa pun kepada or^ng lain untuk melakukan hal yang
sama. Seseorang yang bahkan boleh befianya, 'Apakah memang
perlu orang membaca p16g5f"-616g[h tidak petlu. Saya tidak
mengatakan bahwa orang petlu membaca Proust. Sepenuhnya
adalah hak saya pribadi untuk memutuskzn akan melakukannya
atau tidak, mengingat realitas publik dan seianh yang mendesak
bag1 saya, yang meliputi antikolonialisme dan anti-imperialisme.
Saya benar-benar tidak tahu bagarmana harus memperluas masa-
222 EowaRo'il( Saro
-
lah ini menjadi sebuah program umum komitmen intelektual. Itu-
lah masalah saya.Bannskali karen^ say^ tidak memiliki perspek-
ifnya. Mungkin juga karena saya tidak memiliki kapasitas untuk
merumuskan model-model teoretis bagr pengkajian dan peneli-
tian yang say^ tas^ saya tidak punya waktu untuk itu saat ini.
Beralib ke hal lain dalam persoalan lang sama. Sikap luar biasa
kritis da/am ansur feminisne tertentu, feminisme Amerika,lang akan
berkata, '\Ye//, itu cuna soa/ sexisme di da/ant kanon dan kenapa harus
membacanla?" dalam me/akukan perciadaan semacam itu sangat konjtol
dan tidak tepat. Selain itu, beranjak kembali kepeftimbanganpertinbangan
Dunia Ketiga, sezrang tokoh seperti Garcia Mdrqueqtidak akan bisa me-
lalui penderitaanlang luar biasa ini serala berkata, 'Mari kita ganti semua
to ko h - ti ko h kan o ni ka / itu d e nga n p e n u li s -p e n u li s D u n i a Ke tzga. " P o ko krrya,
ini tidak masuk ke dalam galta produksi kesusastraannla. Ini adalah
sebuah gagasan liberalyng unik tentang substitusi dan korespondensi sata-
sata. Bagi sala tampaknla hal itu nelahirkan konsekuensi-konsekuensi
teoretis dan politislang rytata.
Saya sangat tertadk pada kesus nDunia Ketiga. Di anta:i:z-
^str^
banyak tindakan yang dilakukan oleh para penulis, meskipun jelas
tidak semua penulis, tetdapat sebuah up^y^yang sangat sadar yang
dilakukan untuk menciptakan kemba[ dan menyerap kembali ka-
non dengan cata tertentu. Conrad adalah salah satu contoh yang
mendomin ast w acana-w Afrikanis yang dibic arakan oleL:,
^catr^
Christopher Miller. Ini benar-benar menarik bugr saya, karen^'op^-
ya ini tidak hanya membongkar yang satu dan memasang yang
lain, melainkan benar-beflar merupakan sebuah tindakan yang me-
nunjukkan komitrnen terhadap kanon dan melakukan sesuaru yang
sangat berbeda daipada hanya sekadar menggusur dan meng-
gantinya. Ada berbag i m c^m proyek penulisan-kembali, revisi,
dan penyesuaian-kembali.
Orang seperti N gug akan berkata, seperti jtang dilakukanryta belant
lana ini di Yale, "Sa1a pikir nouel baru sala sangat menarik karena sala
sudah nencoba membuat struktur naratfnlta lebih mirip dengan ...." I-,ct/u
dise butkannla sedere tan n am a Jtang sudah pernah dib acaryta.
KRTTIK DAN SBNI BBnPourrc 223
-
Kadang-kadang imperatif-impetattf ptogramatis dan per-
skriptif dari suatu pandangan metodologis tertentu mengejutkan
sayalag1karena tidak melemahkan semua kemungkinan akan apa
yang benar-benar orang lakukan dan apz yang sesungguhnya
mungkin dilakukan.Itulah sebabnya saya sangat tidak nyaman de-
ngan sentimen-sentimen y^ng agak kasx dan saya pikir uiung-
ujungnya bersifat nativis ini. Pandangan bahwa ofang tidak hatus
membaca Proust katena tidak sesuatu pun di dalamnya membed
Anda ja'waban, itu bukanlah pandangan Proust tetapi lebih me-
rupakan pandangan Anda senditi. Mungkin kita bertiga terlalu
kosmopolitan.
Say pikir nlatanlta sebagian memang begitu- Yang sudah berulang
kali Anda katakan adalah bahwa ini adalah tradisi kwltaral lang ke
dalannla ....
Yang di dalamny^ s^y^ berada saat ini.
Ya, katakanlah, sEa tidak bisa nenjadi zrangJang bukan diri say
serudiri. Tetapi, intirya adalah bahwa di dunia ini baryak 1rangJangme-

mang bukan dirirya sendiri. Banlak di antara mereka sekarang adalah


nahasiswa, urang-0rang dari subkontinen, dai A,frika, dan /ain-/ain,1ang
tlatang ke Anerika Serikat untuk dididik. Mereka dtpaksa untuk ber
kutat dengan kesusastraan Ingnslangsangat tradisional atau dengan sastra
perbandingan, tet@i kenudianlangmereka katakan adalah, "Sa1a ingin
ntenulis tentang fksi pascapenjajahan." Tetapi barangkali Anda akan
nengatakan 'Jta" kepadalang demikian, ataukah nemangAnda akan
berkata 'ja"?
Entahlah: saya jadi be rt^ny^-t^ny^. Yang ingin saya perintahkan
kepada pan mahasiswa, yang datane dengan bermacam-macam
masalah danberagarnlztar belakang dan imperatif, adalah men-
ceritakan bagatmana situasi akademik di (Jnivetsitas) Columbia,
atau pniversitas) Stony Btook, atau pniversitas) Yale, apa pun
universitasnya, dan y^flg disajikan ke hadapan mereka' Dan
^p^
bila yang disajikan untuk mereka terny^t^ adalah sebuah metode
kanonikal atau tfadisional, dan mereka dihatuskan menelan itu
s emua, maka p ro s e s aw alny a adalah me mahami dan mana me to de
224-EDwARDWSaro

itu berasal, dan bukan bagnmana metode itu bekerja. Ini sangat
OI( untuk mempelajari kurikulum, bukan dengan sekadar mem-
baca semua pengm ng untuk memenuhi syzrzt atau tugas, me-
lainkan mengkajiny^ sec ra kritis dan memahami tempat semua
hal ini dalam prosedur-prosedur interpretasi ilmiah danbagarmanz
semua itu mengaitkan diri dengan berbagai formasi politis.dan
ideologis di dalam lingkungan rnasyarakat yang lebih luas. Diser-
tasi yang ditulis oleh Gaud Viswanathan, seorang India yang men-
jadi mahasiswa saya, sungguh cemedang karena hal itu. Sebagai
titik tolaknya dra (Gauri seorang petempuan) mengambil adanya
sebuah kurikulum kesusastraan Inggris di sekolah-sekolah India
dan kemudian berusaha mengungkapkan arkeologiny a. Tzmpzk-
nya, itu adalah persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa Dunia
Ketiga yang datang ke sini. Kalau Anda mengubah sisi-sisi ini,
kalau Anda sudah menyelesaikan tugas Anda di sini, mendapatkan
gelar Ph.D. dan berhasil melalui ujiannya, rnzka kembalilah Anda
ke sebuah tempat seperti Mesir atau HindiaBarat atau India ber-
bekal sebuah gelar profesional dalam bidang bahasa dan kesu-
sastraan Inggris dari sebuah universitas Amerika atau Inggds. Salah
satu di hal-hal yang paling dominan dan paling menyedih-
^nt^r^
kan adalah melihat bahwa mahasiswa yang dulunyabetada di sini
untuk mencari cata-cara untuk mempelajari kesusastraannya sen-
diri akan kembali ke sana dan dipaksa oleh sistem di sana untuk
menjadi model seorang profesot bahasa dan sastra Inggris di
Amerika.
Jenis-jenis ka/iahyng kita bicarakan ini, kuliah-kaliahlang ingin
kita ajarkan, nk nrpikirkan di sebagian besar negara-negara ini.
Di Mesir s^y^ teng rai bahwa kurikulum Univetsitas Catro,
yang merupakan sebuah aglomerasi pata nasionalis Arab dan Is-
lam yang mengagumkan, yang memiliki sikap-sikap yang kuasi-
kolonialis dan sayap-kiri, semuanya dikontrol oleh Saintsbury da-
lam hal isi dan prosedur-ptosedurnya. Ini sangat menyedihkan,
kendati banyak di zntara ptofesor-profesor y^ng s^y^ ajakbicxa
menyadari hal itu dan berniat membuat sejumlah perubahan.
KRTTIK DAN SeNt BBnPortrr 225
-
Dalam sebuab percak@an salta dengan Banajit Gaha kenarin lusa,
satu di antara berbagai hallangpeftanta ditanlakannla kepada sala ada-
/ah, 'Berapa unurmu?" SEta bikng "(Umur) Say tigapuluh sembilan."
Katanla, 'Aaah!" Ketika sEa menulis surat kepadanla karena sala ada-
lah pengagun berat karla-kar1an1a, d/awabrya bahwa seandainla usia
tidak akan berkala denikian. Tak
salta sepuluh tahun lebih fua, sala
seorang pun dari generasi itu membaca karya-karyan1a; dia tidak bisa
bicara kepada lrang-orang dari generasinla sendiri.
Y4 itu memangpetsoalan genetasional.
i, ku ri ku lu n - kari ku /u m i tu da n 0 ra ng- 0 ra ng)t a ng 7 e n cip ta kan
Te t@

kurikalum-kuikulum itu masih tet@ sQa berada di nmpatrya.


Mereka sudah m p^nsepenuhnya, dan orang boleh bersimpati
terhadap ketidakpuas^n Par mahasiswa yang datzngke sini dari
Dunia l(etiga untuk mencari jalan keluar. Tetapi, saya tidak yakin
bahwa jalan keluarnyahanyalah berupa sekadar mengganti, secara
mekanistis, fiksi pascakoloniai dengan fiksi abad kesembilan belas.
Dan tidakkah ita berarti beromantika? I-^a/a dengan satu dan lain
cara mereka menlterap masuk kesusastraan nereka sendiri- Itu hanla
merusak lenbaga itu saja.
Jelas. Hal itu menjadikannya bahan tertaw^ n atau sosok
ba-
yzng-bayang.
Yang sangat meng/atkan sa1a, dansay tidak sepakat dengan hal ini
kalau Anda kira bukan itu soalnla, tentang sebagian besar karya kritik
sastra Anda adalah persoalan naratif dan betapa kaatnla persoalan itu
memengaruhi seluruh bangunan penikiran Anda. Bukan pada peniadaan
puisi, tetapi Anda justru lebih berkonsentrasi pada naratifnla. Selain itu,
Anda rzempertanlakan, dan rnenurut sala Anda me/akukannla dengan
caraJang benar, sikap-sikap nraftg-orang seperti Llotardyng telah neng-
angkat hilangnla naratfnaratif neniadi sebuah paradigma teoretis- Sala
jadi ingin tahu @a konentarAnda tentangdominannla kategori ini dalam
penikiran Anda sendiri.
Ini benar-benar merupakan ptoduk langsung dari pengal
^m^L
saya sebagat orarrg Palestina, dan perasazn slya akan masa lalu
saya sendiri-sayzyal<n ini fuga berlaku pada kebanyzkan orang
226-EDNilARDWSaro

Palestina, bahkan untuk sebagian besar orangArab dan masyarakat


Dunia I{etiga lainnya yang secara historis dipaksa tunduk pada
naralf-naratif induk sehingga kumpulan naraif induk merupakan
bagian dari pengembaraan Eropa yang sudah menjadi luar biasa
dominan. Mungkin dalam kasus sayaaripentingnya sudah tedalu
dibesar-bes arkan karena saya adalah seotang produk sistem ko-
lonial juga, tetapi itu sudah memainkan peran kultural yang fan'
tastis dalam kehidupan kita, sehingga salah satu dari hal-hal yang
sudah saya coba lakukan adalah membangun kembali persoalan
naratif itu dengan segala kekuatan dan kekuasa rrrrya dan mepun-
jukkan prevalensi sosiopolitikny^ sec^r menyeluruh. Dan kemu-
dian, setelah selesai melakukannya, mulai memikitkan alternatif
penggantinya. Bukan hanyakontet-nar attf dalamkasus, misalnya,
rekonstruksi identitas bangsa Palestina setelah tahun 1948, sesuatu
yang selalu menjadi perhatian saya, dan diawalinya posisi politik
bangsa Palestina dengan mengambil althizin untuk bernarasi dan
semua urusan semacam itu. Selain itu, dan saya tengah berada
pada tahap awal dalam hal ini, minat saya terhadap satu atau jenis
lain strategi-strategi anttnarattf .
Contohnya, sekarang saya bermitztpadzbudaya pop di dunia
Arab, sejauh s^y^ tett^rik kepadanya. Seluruh penggalian dan
pengkajian tentang perfilman Mesir y^flg perr' h saya bicarakan
dulu adalah bagSan dari minat saya itu. Dalam hal ini saya belum
beranjak tedalu jauh karen^ s^y^ sudah begitu sibuk dengan pe-
kerjaan latnnya, yang sesungguhnya adalah semacam pen)'usunan
katalog dan pencat^t^n tentang dampak dan hasil. Anda sepe-
nuhnya benar dilammenyatakan hal itu: penggalian dan pengkajian
itu nyaris membanjiri segala m c mminat Iarnnya. Saya pikir Lyo-
tard memainkan peran y^ng s^ng^t penting di satu titik tatkala
untuk peft^rna kalinya dia menerbitkan The Postmodern Condition,
tepatnya karena segala sesuatu dilarang dan disingkirkan demi
apa yang disebutnya "kompetensi" dan "kekinerj aa n" . B ag1 saya
bukan itu soalnya. Saya sangat tettarik kepada yang antin^r^ttf,
yang antilinier, di dalam pandangan tentang berkesinambungan-
KRrnK DAN SeNt BpnPortrrc 227
-
nya segala np^y^, dan sebaliknya, seluruh petsoalan dalam mem-
pertahankan dan mencatat wilayah-wil ay ah p engalaman tertentu'
Pada saatitu saya jadi luar biasa tertadk pada karyzJohn Berger,
AnotherVol of Telling berminat pada seluruh usaha untuk mem-
pertahankan dan membela diri dari semua nar:^tlf induk ini dan
angin kompetisi administratif yangdibawanya. Dengan c r^yang
agak artif,sial, minat itu bisa jadi sudah menyingkirkan minat-minat
yanglasn, tetapi saya tidak punya banyak waktu untuk mengem-
bangkannya. Puisi, misalnya.
Say tidak berrzaksud nengatakan bahwa dulu ada seb2tah ketidak-
seinbangan, tetapi minatAnda terhadq naratif tidak selalan dengan Fred

Jameson,lang nengang@ Naratif, dengan 'I'{" besar, sebagai inti


peng-

alaman manusia dan merugkQi dengan penuh nostalgia apa lang dtpan-
dangnla sebagai sebuah penghilangan naratif, Bagi sEa kelihatannla An-
da sedang mencari titik-titik simpang dan renaratifisasi.
Benar. Hal-hal semacam inrlah, dan bukannya the grand narra-
tiue, yang saya tidak bisa percayai begitu saia. Saya kira sangat
sulit bagi kaiangan intelektual Dunia Pertama untuk memahami
kecurigaan yang digunakan oleh kalangan intelektual Dunia I{etiga
dalam memahami persoalan na:o;af sepetti dalzm kasus, katakan-
lah,nzraifyang dikembangkan oleh Marxisme Barat. Bahkan ber-
kattzn dengan pzndangan Marxisme Bartt sendiri, saya bersikap
kritis terhadap premis implisit Perry Anderson bahwa Marxisme
Batat adalahnorma yang digunakan orang untuk menilai kemaiuan
atau kegagaian Marxisme secara keseluruhan. Saya tidak yakin itu
masalahnya. Ada Marxisme di Dunia Ketiga, misalnya, yaitu se-
buah kisah yang menarik yang sangat jauh tersingl<r datt jalan'
jalan utamaBarat. Sebenarnya, Paul Buhle menegaskannya dzlam
bukunya C.L.R. James. Matxisme Barat dalam pengertian Perry
tidak mencakup Marxisme yang adz di Kepulauan I(aribia, di
marr^ Marxisme yang disebut belakangan itu sendiri luar biasa
menarik dan selama ini merupakan Marxisme yang produktif se-
cara politis dan teoretis. Tetapi tidak ada Fanon, begitu iuga Waltet
Rodney, dalam penjelasan Perry. Tokoh-tokoh besar di Asia dan
228 Erwano \Yl Saro
-
Afrika, getakan komunis di Benggala, misalnya,iugu diabaikan
begitu sajatanpzpikir panjang. Saya tidak begitu saja yakin bahwa
arti penting sejatah dunia yang diberikan Perry terhadap jalut
Marxis Barz;t adilah sebuah jalur yang ingin saya pegang, kendati
tentu saja saya sangat mengaguminya dan (saya juga sangat me-
ngagumi) Perry Anderson.
Say bersinpati dengan hal itu. Sala akan menanlakan sebaah per-
tanlaan kepada Anda tentang Marxisne secara spestfk, bukan banla
dalam kaitannla dengan apa-apalang sudah kita katakan.
Saya tunggu hingga akhir nanti peft^ny^ r'-pertzny^anAnda
yang paling sulit sekalipun.
S em ua ha /1 ang sudah kita perbincangkan, dalam pengertian terten tu,
berfokus pada poin-poinlang saling bertentangan, atau setidaknlta tensio-
nal dalan karya Anda. Semua hal itu adalah persoalan-persoalan tentang
dan seputar sesaatulangdisebut "tradisi Barat" berhadQan dengan segala
jenis hal lainnJaJang sedang berlangsung, baik pada saatlang bersamaan
ataup u n ti d a k, dan 1 ang rn a ngki n m e m b ay ngi m aup u n 1 ang ti d a k. D a-

lam kasus Marx, misaln1a, Anda telah mencurahkan perhatian terhadap


kebutaan kolosal Marx sendiri terhadap ltal-hal di luar Eropa, esai-esai
tenlang India, pandangan tentang cara produksi Asiatik, dan lain seba-
gainla.
Benar. Nasionalisme. Dia sama sekali tidak memahaminya.
Di saatlangsama, salah satu di antara Atgrf-Atgrf tentangOrien-
talism diambil dari The Eighteenth Brumaire. Secara tPutfk Anda
pernah berkata, bukan hanla sekarang, tetapi jugapada kew@atan-ke-
sempatan lainn1a, "Sa1a tidakpernah bilang (bahwQ say (adakb seorang)

Marxis." Anda tidak bilang,"Sa1a bukan sezrang Marxis," melainkan,


"Sa1a tidak pernah bilang (bahwa) sala adalah sezrang Marxis," hal
politik dan teoretis
mana cakup adil. Reseruasi-reseruasi tPutfk @ayng
Anda niliki tentang Marxisme pada khasusryta? Salah satu hal1ang
baru saja Anda katakan adalah, 'telas Marxisme bukanlah sekadar
sebuah rtnornena Barat"; Marxisme selama ini sudah luar biasa kala dan

produktf dalam gerakan-gerakan reuolusi di selurub dunia. Akan /et@i,


bagi say tanpakrlya Anda selalu nenahan diri untuk tidak nembuat
Knrtr oaN SBuI BBRPoI-I rt:r- 229
-
komitmen-komitmen politik dan teoretis sefnacam itu dengan Mamisme.

Sala bertanlta-tan1a bagairzana Anda akan rzencoba menegosiasikan /7ta-

salah ini.
P ertarna, Marxisme, sej auh merupakan sebuah ortodoksi, se-
buah ontologi, bahkan sebuah epistemolog, bugr s^y^tetas^^rn^t
sangat memadai. Protes-protes atau penegasan-penegasan teftentu
menjadi baglan atau bukan menjadi baglzn dari sebuah tradisi
Marxis bagl saya tampaknya menarik hanya bila ptotes-protes
dan penegasan-penegasan itu dikaitkan dengan sebuah praktik,
yang kemudian dikaitkan dengan sebuah getakan poliqlk. Sebagian
besar interaksi saya di Amerika Serikat dengan Marxisme selama
ini bersifat akademis. Sulit bagi saya untuk mengangg^pny^sec r
serius, selain sebagai seienis runtutan akademis. Tetapi, saya itga
tidak pernah dimaniakan dalam anti-Marxisme. Selama tti szya
memang bisa dikatakan bersikap kritis terhadap pernyat^ n-pet-
ny^t^ nMarx tertentu, tetapi saya tidak pernah antikomunis; bah-
kan saya pernah mengecam antikomunisme sebagai sebuah stra-
tegi retorik dan ideologis. I{endati demikian, Marxisme selalu
sayzrasakan lebih membatasi ketimbang memungkinkan di dalam
konjungtur intelektual, kultural dan politik yang ada sekarang.
Apakah menarutAnda itu berlaku dalam gerakan bangsa Palestina?
Saya kira itu betlaku tetut^ma sekali di dalam gelakan nkyat
Palestina.
Bisa Anda jelaskan?
Misalnya, ambillah Front Rakyat, yang menyztakan ditinya
sebagai sebuah gerakan Marxis. Sejauh retorika, analisis-analisis,
bahkan politik-politik organisasional Front Pembebasan Rakyat
Palestina €PRP) itu dapat digambarkan sebagai apa puq tetapi
tentu saja mereka tidak bisa dianggap sebagai sebuah partatMar-
xis. Mereka dapat digambarkari atau diielaskan dengan c r^-cara
lain, tetapi tidak sebagai sebuah p^ft^r Marxis klasik. Analisis-
analisisnya tidak bersj.fat Marxis. Pada hakikatnya mefeka adzlah
pemberontak dan Blanquis, melemahkan organisasi FPRP dan
juga "massa" yangtampaknya mereka tuju. Mereka tidak, dan
230 EDyARD S7 Saro
-
tidak pernah, punya basis rakyat. Tidak di Oman ataupun di Leba-
non, sejauh penilaian saya, dan tidak pula di sepanjang Tepi Batat
dan Jalur Gaza. Mereka memang memiliki konstituensi tertentu,
tetapi prtat rakyat dalam gerakan Palestina, partai rakyat yang
beranggotakan mayodtas kaum petani, adalahFatah, sebuah p^rt^t
yang bukan p^rt^t Marxis. Fatah adalah panat nasionalis. Jadi, di
panggung revolusi Dunia Ketiga, biasanya panai Marxis yang ti-
dak lain adalah panai minodtas, dan jauh darr akx tumput ge-
rakanlah yang merupakan, katakanlah, massa kritis yang menja-
dikan genkan itu sebuah kekuatan revolusioner di dasar. .
Ita penilaban pentinglang sala inginkan Anda bahas, karena jelas
@ayngAnda katakan itu tidak berlaku bagi El Saluador, misaln1a-
Cerakan gerifia di sana selama ini dan hinga sekarangpun adalah sebaah
gerakan Marxis s/ak awaln1a.
Di dunia Arab tidak adz-dan s^y^ t sangat tertadk akan
^m
hal ini sekitar lima atau enam belas tahun yang lalu ketika saya
mempelajarinya-di sepanjang sejarahnya-l"gt-1"9, di sini ter-
dapat segala rn c m keterbatasan pribadi yang harus saya akui
sejak awal-tetapi di sepanjang sejatah organisasi, teoi,wacana,
dan bahkan praktik Matxis di Timur Tengah, tampaknya tidak
ada bukti yang meyakinkan tentangadanya sebuah Marxisme yang
mengungguli Marxisme Rusia tahun dua puluhan dan tiga puluhan.
Selama ini ada arus-arus Marxis yang menyeret kita diBa:lat,Ma:-
xisme-nya Luk6cs awal dan pertengahan, Marxisme-nya Gramsci,
dan kemudian Althusser-sekalipun Althusser adalah sebuah ka-
sus khusus,kzrena pada sazt tertentu di tahun enam puluhan ter-
dapat sebuah elemen Althusseriafl tertentu di dunia Arab, yang
mengimpor Althusserianisme sebagai sebuah tambahan super-
struktural, sebuah faktayang harus diperhitungkan di dalam re-
torika Marxisme Arab. Tetapi, pada umumnya, perkembangan
Marxisme Barat tidak tecermin dalam Marxisme Arab. Yang ada
justru pengembangan ke eksperimen-eksperimen dan g g s^n-
g g s^n serta getakan-gerakzn Manisme Rusia tahun dua dan
tiga puluhan dan yang tidak ortodoks yang mencakup Stalinisme
KRTTIK DAN SEN1 BBnporrcu< 231.
-
dan Trotskyisme. Partai-partai Marxisnya pada dasarnya berorienta-
si Moslsva. Sejauh kemampuan s^y^ menilainya, berkembangnya
sebuah Marxisme teoretis di dunia Arab tampaknya tidak cukup
mampu menjawab tzntangun-tarrtaflg n imperialisme, terbentuk-
nya sebuah elite nasionalis, gagalnya revolusi kaum nasionalis, aga-
nna, dan lain sebagainya-semua masafah yang kini kita hadapi,
tetmasuk Zionisme itu sendid. Dan usaha-usaha yang menadk dan
efektif, seperti halnya usaha tersebut, terbatas hanya pada meng-
hadapi masalah-masalahlunyang tidak berasal dai' tadisi Manis.
Itu memainkan petanan penting daiam energi-energi saya sendiri.
Belakangan ini saya jadi jauh lebih sadar,karenalatar belakang
khusus saya sendiri, akan adanya semua keterbatasan dan kemun-
duran-kemundurannya, kegagalan-kegagalan, dan sempitnya iang-
kauan dalam tradisi Marxis. Meskipun demikian, masih banyak
yang menarik, seperti misalnya, pandangan tentang kesadatan ke-
las, teori nilai kerja, sikap-sikap tertentu terhadap ras dan analisis
tentang dominasi, dan lain sebagainya, y^ng muncul dari tradisi
Marxis. Tetapi bagqsaya,tidak sepetti halnya bagiAnda, Marxisme
bukanlah sebuah dokuin yang koheren. Bagi saya Marxisme adalah
serangkaian tindakan, yang kadang-kadang dikuatkan oleh partai-
p^rtai,dan kadang-kadang tidak. I(adang-kadang (dikuatkan) oleh
pengalaman, kadangkala tidak. I(adang-kadang oleh teod, ka-
dangkala tidak. Sangat sulit bagi saya untuk beridentifikasi de-
ngan Marxisme. Sebutkan kepada apa Anda beridentifikasi. Saya
tidak bisa betsimpati dengan sebuah panai Marxis di sini. Saya
tidak bisa beridentifikasi dengan sebuah retorika, maupun sebuah
wac n Marxis di sini, dan begitu pula halnya di dunia Arab' Jadi,
menufut pengalarnan saya, jutang yang aneh tu ada. Kztenanya
akari terasa arog r'bagq saya untuk mengatakan, "IYe//, szyabet-
identifikasi dengan Marxisme-nya Luk6cs, atau Marxisme-nya
Adorno. Semuanya s^y^ p sebagai teks-teks yang menarik,
^flgg
dan mungkin penting secara historis, tetapi tidak lebih dari itu.
Tetapi, kesimpulannya, selama ini saya iuga sangat szdar aktn
Marxisme dan telah berusaha sebaik mungkin unruk mengha-
232 EDITARD rM S,q.ro
-
dapinya dengan c^t^ y^ng sangat dinamis. Selama ini saya juga
menyadari adanya tanda-tanda anti-Marxis di kalangan sebagian
filsuf dan teoretisi yang sangat s^y^ minati, seperti Foucault, yang
kadang-kadang histeds anti-Marxis. Saya juga sadat akan sikap
anti-Marxisme dan antikomunisme yang betkembang di sebagian
b e s ar kalangan terp ela j ar Amerika. Te tapi y ang ut^mu s aya s ehdiri

merasa bersimpati dengan sikap Chomsky, yaitu semacam sikap


anarko-sindikaLis, yang punya daya tarrk tomantik yang besar. Se-
perti halnya Chomsky, saya mencurigai Bolshevisme dan sama-sama
memiliki ketakutan terhadap konsensus yang ortodoks dan dog-
matis. Barangkali saya tidak tedalu berminat pada alternattf-zl-
ternatif lain 1'ang, bag1 saya, tarnpaknya sudah ditutup sebelumnya
oleh Marxisme. Yang sesungguhny^ s^y^ maksudkan adalahbah-
wa penjelasan-penjelasan retorik dan diskursif dalam Marxisme,
penjelasan-penjelasan yang dibetikan oleh kalangan Man<is di dalam
seting yang sedang kita bahas ini, kerap s y^ kurang menarik
^rrgga,p
dibandingkan dengan peluang-peluang dan kemungkinan-
kemungkinan teoretis dan politis lain yang tidak dicakup oleh
perny^t^ rr-perrry^t^ rritu. Saya pikir, secara intelektual dan politis,
di negan ini kita mampu memainkan peran yang jauh lebih aktif
dan lebih efektif tanpz- mencoba membuat diri kita menyembah
g g s n-g g san tentang apa danakan bagaimana jadinya Mamisme
itu. Bagi saya-mengingat struktur khas sebuah masyarakatimigran
semacam ini, yang meski demikian mengubah dirinya sendid
menjadi sebuah masyarzkat dominasi, masyztakat kelas dan
masyatakat privilese dengan beragam ketimpangan dan distorsi-
distorsi ekonomi dan sosial yang mencengangkan-tampaknya
dalam masyankat seperti ini terdapat lebih banyak ruang lingkup
bagq adanya sebuah proyek intelektual yang tidak tedalu sempit.
Ap a ka h An da b e rm a ks u d m e ngata kan b a h wa ge ra kan i tu, k h u s u s n1 a

di dalan intfadalt dan sala kira sebelamn1ta, telah menjadi, kendati PLO
bukanlah partai Marxis, neskipun denikian, @akah Anda ber-
sebuah

maksud mengatakan bahwa gerakan nasional Palestina adalah sebuah ge-


rakan berbasis kelas?
KRrnK DAN SnNt BBRportru< 233
-
Ya, hingga tingkat tertentu, dansayakhawatit sekarang, katena
konfigurasi-konfigurasi kontak-kontak internasional dan regional,
dari sejauh m tt^, setidaknya di luarwilayah-wilayah pendudukan,
gerakan ini didominasi oleh kepentingan-kepentingan kelas yang
sama sekali tidak ptogresif. Ada sebuah perpaduan yang luar biasa
borjuasi tingg di PLO dan dengannya sebuah ketergan-
^rrt^r^
tungan ideologis tethadap Amerika Serikat yang dipandang se-
bagai penguasa pribadi atas pemerintahan apa pun yang kebetulan
sedang betkuasa. Ada semua jenis hal negvtlf y^ng tidak bisa kita
bicarakan lebih terperinci lag; semuanya membuat saya 5utt*u,
tertekan. Di sisi lain, Anda tidak bisa begitu saja menganggap
enteng kenyataan bahwa Fztahadalah kekuatan yang paling kuat.
Tentu saja, mungkin Fatah memang tak sekuat itu dalam hal inte-
lektual dan kepemimpinan-di m n Paftar Komunis, Front De-
mokratik, Front Rakyat, dan gerakan-gerakan Islam juga ikut am-
bil bagian. Tetapi, bag1 saya tampaknya g g s^n tentang kepe-
mimpinan yang bersatu adalah solusinya. Semacam koalisi unruk
tujuan-tujuan kebangkitan. Tetapi ujung-ujungnya, begitu orang
mulai bertindak, selalu saja ada pertimbangan-pertimb angan larn,
taktik-taktik lain, yang harus ikut bermain.
Esai Gramsci, "The Revolution against Capttal", sebuah pem-
bacaan terhadap Revolusi Oktober, menyatakan bahwa revolusi
itu tidak mengikuti y^ng diramalkan oleh Marx, melainkan
^p^
dalam bebetapa hal metupakan sebuah pendekatan kreaif yang
betbeda dari, sebuah reaksi tethadap, kelanjutan dad segala hal
yang dikatakan oleh Marx tentang perjuangan kelas. Sava pikir
penggantian semacam itu selalu benaf, yang tentu saja merupakan
alasan mengapa Gramsci menjadi masalah, bukan hanya dalam
Manisme Batat, tetapi juga di dalam Marxisme ltaita.
Say terkelat bahwa dalan tulisan Anda belun lama ini Anda begi-
tw n e n du ku ng p an d a ngan D e lu e ry d an C u attari te n tang p o li ti k p efte n tangan

lang muncul dari ha/-ha/ seperti gerakan-gerakan urban, hanian hanian


mabasiswa liary dan lain-/ain. Dengan mencampurkanpandangan itu dengan

apalang bisa orang sebzt sebagai uoluntarisme perhatian Anda-1ang tak


234- EDWARD.W:SAID

lain adalah sebuah kata.yangAntla istinewakan di dalan istilah-istilab


kritik sastra dan sEta kira telah dinrienahkan ke dalam lingkungan po-
litik-bagairzana Anda akan menempatkan diri Anda sendiri sekarang?
Ya, saya tidak senang dengan rumusan itu. Pokokny^ s^y^
tidak sabar ingin cepat-cepat mencapai semacarn kesimpulan ter-
tentu, tetapi saya justru lebih suka mendapatkan kesimpulanyang
jauh lebih terbuka. Sesungguhnya ini adalah sebuah pernya:t^ n
tentang di mana oraLng bisa menemukan kemungkinan-kemung-
kinan untuk beraliansi. Pernyataanini diambil dari suatu keputus-
tertentu, yang sebagian besat sesungguhnya adalah kepu-
^s^an
tusasaan dalam mencari sekutu-sekutu untuk melakukan hal-hal
y^ng s^y^ minati di tempat-tempat tradisional. Penekanan s^y^
terhadap yang informal, yang tidak konvensional, dan yang tidak
pada tempatnya merupakan sebuah iilanpintas untuk meng atakan
bahwa orang harus melihat ke tempat-tempat lain dan bukan di
dalam ritual-ritual dan pertuniukan-pertuniukan di kalangan inte-
lektual metropolitan konvensional.
Ini bukan sebuah rekomendasi bagi semacam nikropolitik?
Sama sekali bukan. Semakin saya melihat hal semacam itu,
semakin saya memandangnya sebagai sebuah putaran roda-roda.
Untuk bisa mengakhirinya dalarn semacam cat^t^fl-catatan kritik-
diri, tampaknya sayabenda pada sebuah posisi yang pas untuk
bicara tentang berbagai proyek kritis ataupun politis seraya ber-
katz, "IVe//, mereka melakukan hal yang ini dengan benar, tetapi
mereka tidak mengeriakan bagian yang itu dengan benar." Saya
tidak mau kelihatan ragu-ragu tentang dan ap^y^ng
^p^y^ngbaik
buruk. Saya hanya sedang mendaftat reaksi-reaksi terhadap hal-
hal yangAndatanyakan Saya sungguh jauh dari kesan yang mung-
kin Anda berikan, zpalagtsaya tidak tedalu yakin dengan
^p^y^ng
sedang saya lakukan dan dengan selutuh usaha saya sekarang de-
tgankaryasaya tentang kebudayaan dan imperialisme, dan tentang
musik. Saya sering merasa khawatir bahwa sebenarnya szyahanya
sekadar menyelam ke dalam formasi-formasi tertentu, momen
kebudayaan dan pengai arn rrpolitik tertef]tu, dm sayabenat-benar
KRrnK DAN SnNr BnRpou1tt< 23 5
-
memandang yang sedang saya kerjakan ini sebagai sebuah
^p^
saran b€i oraflg-orang laan agat ikut membantu, atau memberi
saya jalan-jalan yang mungkin bisa saya lalui. Satu-s hal yang
^ftnya
ingin saya tolak adalah pandangan tentang sebuah ptoyek yang
sudah selesai, atau sebuah proyek yang secara konkret dapat di-
masukkan ke dalam sebuah bahasa baru atau sebuah gaya teoretis
baru. Saya rasakan hal ini sangat kuat; ini bukan hal yang sayz
minati; int adalah haI yangingin saya jauhi.
Seandainya saya sampai mengenal dan berdekatan dengan hal
itu, yang barangkali akan saya kerjakan dalam behrerapa tahun
sejak sekarangadalah sebuah buku tentangp^r^ intelektual. Buku
itu akan menjadi sebuah usaha unfuk membahas tentang gay^y^ng
berbeda ini, dan bukannya sebuah buku yang sudah membedakan
antzra intelektual spesialis, pembuat keputusan, atau perumus-
perumus disiplin-disiplin baru. Apakatayang dipakai Peirce? Pan-
dangan tertentu tentang abduksi, membuat generalisasi dari fakta-
fakta yang sudah diketahui. Sebuah hipotesis tentang situasi yang
baru, yang berproyeksi ke depan. Saya kira ini juga merupakan
sebuah admisi terhadap fakta yang masih saya rasakan, bahkan
dalam kaitannya dengan getakan bangsa Palestina sekalipun, dan
tentu saja di dalam konteks yang ada di Amerik^ temp^t s^y^
fs12d2-rnasih saya rasakan, pada akhirnya, entah bzgaimana l-
dak ada. Saya tidak merasa bahwa saya benar-benar teiah me-
nemukan atau aka;npernah bisa menemukan sebuah gay a dan cata
kerja yang solid dan tak akan berubah.

\Tawancata dengan
Jennifer $ficke dan Michael Sprinker
dalam Edward S aid: A Critical Reader, Oxford,1,992
\7i1d Orchids dan Trotsky

BISAKAH kita mulai dengan Beginnings?


Ya. Buku itu, saya kita, memiJiki sebuah akar autobiografis, yang
berhubungan dengan perang tahun '67. Sembilan belas enam puluh
tujuh adalah sebuah titik belah dalamkehidupan saya karena hing-
ga saatitu saya menjadi dua orang: di satu sisi mengaiar di (Jniver-
sita s) C olumbi a de ngan me nge ri ak an kaiian-kaitan b ahasa I nggris
dan sastra perbandingan dengan sejumlah teori tettentu, dan se-
bagainya, dan di sisi lain pergr bolak-balik ke Timur Tengah, tem-
pat keluarg^ szy^ tinggal.
Perang itu terjadi ketika saya sedang beradz di Amerika, se-
bagpankarena ja:i;'kdan sebagian lag1karena begitu besarnya per-
golakan-pergolakan yang terjadi, yang akibat-akib^tny^ masih hi-
dup bersama l<tta hingga saat ini. Maksud saya, Palestina yang
tetsisa dulu sudah tidak ada lagi sekarang; pasukan-pasukan Arab
sudah hancut; Abdel Nasser mengundurkan diri pada tanggal9
Juni, kemudian kembali berkuasa beberapa hari kemudian dengan
dukungan penuh dartrakyat. Saya dapati diri saya sedangmencoba
menedma peristiwa-peristiwa itu, dan di situlah saya menyadati
pentingnya permulaan-petmulaan (b egi n nings), yang, tidak seperti
halnyaasal usul (origins), adalahsesuatu yang dibentuk orang untuk
dirinya sendiri.
Baru-baru ini saya telah mengkaii seczta singkat Sense of an
Ending-nya Ftank I{etmode. Saya mengulas kajian tri dalatn Her
WrLD ORCHTDS DAN Tnorsxv- 237

ald Tribane lama setelah tulisan ini muncul dan szya menyrkainya.
Saya menyukai isi tulisannya. Tetapi, saya tulis di sana bahwa bagi
saya dalam kehidupan manusia tampaknya lebih penting untuk
memperhatikan permulaan ketimbang akhir atau tutuan. Dan saya
katakan hal itu sebagai hal yang sifatnya situasional. Frank ber-
usaha menguniversalkan segala hal dan dia berpen dapat bahwa
akhit selalu merupakan hal yang paling penting.
Saya bilang, tidak, kadang-kadang permulaan lebih penting,
dan saya mencoba memberikan beberapa contoh: pedode-pe-
riode tevolusioner, misalnya, merupakan momen-moofen teftentu
dalam kehidupan pemikiran dan kesadatan umuln. Intinya, bahwa
periode-periode tertentu, dan ini jelas salah satu di
^fltarany^,mem-
butuhkan redefinisi tethadap situasi seseorang. Dan bahwa untuk
memproyeksikan ke mana orang akan menuju, orang memetlukan
sebuah sense of beginnings sebagai titik mulanya.
Tema besar buku itu adala.h kehendak yang dibutuhkan. "Ini
adalah petmulaan bagS saya dan saya pasti akan menuju ke atah
ini." Dan di sana, pengaruh besarnya adalah Vico.
Buku tuberanjak membawa hal ini ke dalam persoalan sastra
dan kritik. Pada sazt itu saya sudah menyerap banyak hal dati
teoti Kontinental terbaru, dan di da.Izmnya saya jzds berminat
terhadap redefinisi-rede{inisi yang sejenis, dalam pentingnya per-
ubahan agar dapat melakukan sesuatu yang baru. Dengan kata
lain, selutuh idenya dikaitkan dengan inovasi, tevolusi, dan dicip-
takannya sebuah tahzpan baru, dan lain sebagainya.
Jadi, semua hal ini berpadu dan saya dapati bahwa pemikiran
baru ini banyak membuka 1ilan dalamkajian sastra-novel, misal-
hya, yang sesungguhnya adalah tentang penciptaan-penciptaan.
Ini adaiah sebuah pemikitan yangtak pernah meninggalk^n saya
sejak saat itu karena saya selalu kembali kepadanya-Anda tahu,
Daniel Defoe, seluruh proyek Robinson Crusoe, yaitu sesuatu
yang senttalbag, sejarah novel.
Dan selanjutnya pandzngan tentang apa itu sebuah teks dan
bagarmzna orangberpikir tentang teks-teks serta bagaimana teks-
238 ED\cARD \( Sam
-
teks sangat kerap dikaitkan dengan jenis-jenis konvensi dan kekuatan
tettentu, yang sebagiandsantaranya harus dihubungkan dengan per-
mulaan-permulaan dan akhir-akhir serta titik-titik tolak.
Saya juga mengangkat kritik yang muncul pada saat itu, khu-
susnya Derdda dan Foucault.
Biasanla Anda jauh hbth optimistis tentang kenungkinan-kemung-
kinan bagi pennulaan-pennulaan ketinbang nereka, kan?
Ya, tentu, tentu. Idta semua, termasuk meteka, sangat ter-
p engaruh oleh 1968-yaitu, peristiwa-p eris tiwa yang me ngei utkan
(yang terjadi pada) tahun 1968. Tentu saia ironiny"b^g saya zdalah
bahwa saya seperti Fabnzio dalam Perang \Waterloo. Szya adalah
seorang anggota fakultas (di Universitas) Columbia, dan pada
saat terjadinya pergolakan terbesar di dzlam kehidupannya, s^y^
tidak ada. Saya sedang cuti. Saya sedang betada di Universitas
Illinois, pada tahun 1.967-1968, di mana saya telah mendapatkan
sebtahfe/lowship dt Center for Advanced Studies yang baru saja
didirikan di sana.
Pada pertengahan musim semi '68, ketika pecah tevolusi di
sini, saya mendapat sebuah telegtam ylng, say^ kira, ditandata-
ngani oleh Gtayson Kirk, yang menyampaikan kepada saya bahwa
pada waktu itu akan ada npat fakultas yang penting dan "Bisakah
Anda hadir?"
Karcnanya, s^y^ terbang ke New York. Rapat itu sedang bet-
langsung di Fakultas Hukum, dan sayz sudah sampai di 116'h
Street dan Amstetdam, dt jzlan masuk ke Fakultas Hukum. Di
s^n s^y^ melihat adabanyzkpolisi beriaim Saya tidak bisa lewat
karena saya tidak puriya kartu tanda pengenal yang masih bedaku.

Jadi, begitulah, saya yang sudah jauh-jauh datzng ke Ner.v


York
tidak bisa menghadiri r^p^t. Dan tentu saia saya kembali dengan
agak sedih ke Urbana.
Tetapi, intinya bahwa itu adalah bag1zn dari masa pergolakan,
yang juga merupakan saat pergolakan di pihak s^y^ ylng or^ng
Arab dan pergolakan yang membu^t s^y^ sangat tertekan. Dan
kemudian te{adilah pembetont akan mahasiswa yang sangat opti-
wrLD ORCHIDS DAN TRorsKY
-239
mistis itu. \Walau bagatmanapun, secara teoretis, pergolakan itu
seperti sebuah fajar bant.
Dan terutama, secara intelektual, petgolakan itu sangat penting
karcnamemungki nkan sayamendobtak keluat dad struktur ganda
yang kaku yang mengungkung saya iri, dan berpikir dalam pe-
ngertian jahx-jaIw yang baru-terut^{na jalur inteleklual mesl<t
intelekrual dalarn pengertian yang luas. Bukan profesional, yang
saya maksudkan. Saya tidak pernah tertarik sama sekali kepada
profesional. Tetapi, saya melihat potensi intelektual untuk mem-
bentuk semacam kehidupan yang berbeda dan proiuksi untuk
diri saya sendiri, mengingat membalikkan kehidup^n s^y^ y^ng
52su-kshidupan saya sebagai onng Arab-dan kacaunya kehi-
dupan yang lain-kehidupan saya sebagai seorang Amerika. Dan
itu yang membuat saya tertadk.
Sekarang, di sinilah saya melihat masalahnya dengan p^r^teo'
retikus Prancis. Pada awalny^, saya terkejut-danhal ini teramat
sentral bag1 apa y^ng s^y^ lakukan dalam Beginnings danbag1 apa
yang telah saya iakukan sejak saat itu-bahwa bahkan teoretikus
sepeti Derrida, yang tampaknya sudah mendobrak dan bebas
dari semua struktur dan ottodoksi-ortodoksi, logosentrisme,
phallosentrisme, dan lain sebagainyz, dan seterusnya, terkadang
justtu menjadi orang-orang yarig terpenjara sendiri-saya tidak
akan menyebutnya "sistem", tetapi pasti akan menyebutnya"cara"
mereka sendiri.
Bahkan saya menjadi lebih sinis terhadap Foucault karena se-
tidaknya dalam bagian-bagiari tertentu dalam Derrida terdapat
humor yang cerdzs; kadang-kadang nyaris terdapat satu aspek
keremeh-temehan karena tedalu banyaknya lelucon itu. Banyak
yang belpu t^r -putar, berb eiok-b elok, dan akhirnya, hjlang, berikut
sejumlah pandangzn yang menatik, terutam a dalam karya-karya-
nya terdahulu.
Saya merasabahwa Foucault mendasark^n g g s^n awal ini
pada pand n tentang ketetpenjaraan, keterkungkungan-ke-
^ng
terpenjaraan dan tantang n terhadapnya, yattu pendobtakan-
240 EDwARD !( Salo
-
yang sekarang kita ketahui memiliki banyak kaitan dengan ialur
autobiografisnya sendiri. Seorang lelaki bernamaJames Miller se-
dang mengerjakan semacam biografi revisionis tentang Foucault,
dan penegasan utama Miller zdalah bahwa Foucault selalu bet-
urusan dengan dorongan-dorongan sadomasokhistis, tetmasuk
bahwa dulu dia pernah betusaha bunuh diri.Jadi, g g s^rrteniang
keterkungkuflgan ketetpenjar^afi s^ng t penting bagi sema-
^tlv
cam menyelami dan kemudian mendobnknya, dan dengan de-
mikian menjadi alasanmengapa dulu tokoh-tokoh sepeti de Sade
menjadi penting bagnya.
Tetapi kadang-kad^ng ya;rrg saya l<ra tetjadi pada Detdda,
Foucault, danyanglasnnyz-Aanjelas ini bedaku juga untuk Lacan
dan Althusser-adalah bahwa mereka terkungkung dan terpenian
oleh bahasa mereka sendiri, bahwa yang sesungguhnya tengah me-
teka lakukan adalah menghasilkan lebih banyak karyayzngsejalan
dengan yaflg sudah mereka selesaikan sebelumnya. Meteka
^p^
tengah memelihara integritas karya-karya mereka, dan terutama,
memelihara semacarn loyaiitas tethadap pata pemblc nya,, y^ng
mengharapkan lebih banyak dan LraI y^ng satr'a-
Dengan kata lasn, saya pikir Derrida sangat ingin memiliki
murid-murid dan pengikut-pengikut.
Dia sadab rzendirikan sebuah aliran, kan?
Aliran yang paling elite. Saya tidak pernah tetarik pada hd'
itu katena bagq saya tampaknya. entah bagatmzna, ahran sifatnya
mengungkung, dan al,hirnyz tidak menarik. Bugr saya, berkarya
berarti bereksplorasi, mengkritisi did sendiri, dan melakukan pet-
ubahan secara terus-merierus demi mencoba mengejutkan diri
saya sendiri danpara pembaca saya.
Jadi, saya melihatnya sebagai halyang problematis di dalam
kzrya-ktryz mereka. D an terut ama", s^y a dapati-uj ung-uiung-
nya-khususnya di awal tahun tujuhpuluhan dan sesudahnya, saya
dapati bahwa mereka luar biasa Euosentris. Mereka hanyatertatik
pada Etopz-,bahkzn sesungguhnya bukan Eropa. Mereka itu
Franko-sentris.
!fiLD ORCHIDS DAN Tnorsrrr 241
-
Dan saya selalu menentang segala jenis sentrisitas-tidak se-
perti halnya eksentrisitas-entah itu Afrosentris atau Eurosentris
ataupun Amerikasentris, atau apa pun. Demi zlasan-alasan tempe-
rarnental, bahkan ideologis, saya mengangg pny^ bertentangan
dengan saya lakukan.
^p^y^ngingin
Dan di titik inilah, yaitu di akhir tahun enam pirluhan dan
awal tujuh puluhan-lah, pandangan tentang permulaan bagr saya
benar-benat juga berarti bermulanya sebuah afi-liasi motal dan
politik yang sifatny^ s^ng tmendalam dengan kebangkitan' sete-
lah tahun 1.967,pergerakankebangsaan Palestina. Semua ini terjadi
bersamaan, Anda tahu, antata '67 dan, katakanlah,'71 dan '72,
dan betmuan pada" diterbitkannya Beginnings pada tahun 1975'
Untuk pertar.rl kalinya saya merasabahwa tidakiah mustahjl
untuk memadukan kedua aspek dalam kehidupan szya'tri, sehingga
kepulangan-kepulangan saya ke Timur Tengah pada musim paflas
dan selama tahun itu dan seterusnya bukan lagi sekadar untuk
menjenguk keluarga stya, melunkan merupakanbagan dari se-
buah kehidupan politik yang aktif. Anggota-anggota keluarga sa-
ya, teman-teman sekolah, kenalan-ke nalan, dan teman-teman saya
semuanya mulai meniadi bagan dai gerakan itu. Dan saya pun
masuk ke dalamnya.
Dan untuk perteLm^ kalinya dalam hidup saya, pada tahun
197 2- 1 97 3, saya. stdar s edang memp elai ari bahas a Arab, yang dulu

pernah sayzpelajafl saat masih kanak-kznzk. Bahasa Arab adalah


bahasa pert^m^ saya. Tetapi, sayz belum petnah belaizt bahasa
Arab selain ketika saya masih sekolah dulu. Tetapi, sekolah saya
dulu adalah sebuah sekolah Inggris, dzn pelaiar^n pun yang
^pa
kami punya dalambahzsz Arab sifatnyahanya sampingan. Yang
terpenting zdalahbelajar seianh Inggris, sastra Inggris, dan hal-
hal semacam itu.
Pada tahun 1'972-1.973 saya sedang cuti dalam nngka mem-
peringati Had Sabat di Bekut, dan saya mengambil les harian
bahasa Arab dari seofang filolog terkemuka di Universitas Ame-
rika Beirut. Saya mulai menyadari, dengan serius, kebudayaan
242- EDWARD\)7 Sam

Arab dan Isla'm.


Pengalaman itulah yang mulai membuat saya sangat kritis ter-
hadap petny^t^ n-pefny^t^ n. teofetis ini karena tampaknya per-
ny^t^ n-petnyat^ nitu memberikan tanggapan tethad^p
^p^y^trg
tengah dialami oleh sebagian besar dunia setelah lenyapnya im-
perialisme, masalah neokolonialisme dan, bag1 saya terutama, ma-
salah Palestina.
Satu cara untuk nemaharzi Orientalism, bwkuyngAnda terbitkan
pada tahun 1 9 7 8 dan yng barangkali paling menbuat Anda terkenal, ada-
lab bahwa buku itu selalan, dan secara dramatis jaga tidak selalan, dgngm
Foucau h dan perasaannJa bahwa wacana-wacan a inte /e ktaal bergabung dmgan

ke ku as a an a n tu k m e n cip ta ka n cara- cara p e n i n das an te rb adq u m at m an u si a

yng tantpaknla mastahil untuk ditantang. Dalam Foucault, tidak baryak


yng tidak bisa diselesaikan. Anda merasa babwa kesadaran lang lebib
besar akan struktur+hakturlang dan memeryarakan dEat
mengarah kEada kemerdekaan rektif, Kalaa sala tidak salah nenahami
Anda, Orienta/isme itu sfatnlta maba merangkul, buar, dan menguankan,
nrta nengwngkang tet@i pada akhirnla dEat diabaikan?
Ya. Sekitar waktu itu. Ketika saya sedang mengerjakan bagian-
bag1an terakhir Orientalism (yurg benar-benar sudah mulai saya
kerjakan, katakanlah, barangkali pada masa setelah perang tahun
'73), bahw" b"gr saya, sekalipun hanya bedangsung singkat, ada
se macaln hatap an \ ang nlr ata. S aya s e dang memikitka n Ltp a y
^y ^ng
dilakukan oleh bangsa Syria dan bangsa Mesir, dan, dalam tingkat
yang lebih kecil, bangsa Palestina untuk menghancurkan cengke-
r^m^n Istael terhadap wilayah-wilayah yang didudukinya.
Jangan lupa bahwa bangsa Mesir pernah menguasai Terusan
Suez. Bangsa Syria teiah mendobrak garis-garis perbatasan Israel
di Dataran Tinggr Golan ketika menjadi jelas bahwa mereka tidak
bisa berbuat^p^-^p^; sama halnya ketika hampir dua puluh tahun
kemudian pecah pedawanan intifadah pada saat semua orang
bilang bangsa Palestina sudah t^m^t.
ini itulah yang paling menadk bag1 saya. Maksud saya,
Selama
mengingat dominannya satu atau lain sistem yang kuat, entah itu
WILD ORCHIDS DAN Tnorsrv 243
-
sistem politik, ekonomi, maupun sosial-bagafmana orang bisa
mendobrakn)'a. Ituiah y^ngsa.y^ kira paling menarik tentang peri-
laku manusia-hal itu dan cat^ orangmencoba membangun kua-
litas oposisional itu di atasnya.
Jadi, itulah y^rrg s^y^ dzpai dalam Orientalisms-f2hv/2
orang dzpat mempelajari dan menefltangnya.
Di awal buku Anda itu, Anda nenawarkan sebuah karaknrisasi
Orientalisme:

Dengan mengambil abad kedelapan belas sebagai titik tolak yang


ditetapkan secarzacak Orientalisme dapat dibahas dan dianalisis
sebagai sebuah lembaga terpadu yang digunakan untuk berurusan
dengan duniaTimur-berurusan dengannya dengan cafa mem-
buat pemyataan -peffiyat2a[ tent^ngnya,mengesahkan pandangan-
pandangan tentangnya, dengan cara mengaiarkannya' mefiupan-
kannya,(dan)men ja jahnya:pendeknya,Orientalismeadalahgayz

Barat untuk mendominasi, membentuk kembali, dan meniziah


dunia Timur. Saya rasa pandangan Michel Foucault, sebagaimana
dijelaskannya dalam The Arcbaeokgy of Knowledge dan dalam Dis-
cip kne an d P unis h,bermanfaat untuk mengidentifikasi Orientalisme.
Penegasan saya adalah bahwa tanpa mengkaii Orientalisme sebagai
sebuahwacan4 orang tidak akan mungkin bisa memahami disiPlin
y^ngtennntsistematis ini yang digunakan oleh kebudayaan Etopa
untuk mengatur--dan bahkan menciptakan---dunia Timur secara
politis, sosiologis, militer, ideologis, ilmiah, dan imaiinatif selama
periode pasca-Pencerahan.

Benar. Ya. Saya hanya akanmenambahkan bahwa dalam versi


modern yang paling menarik perhatian saya dalam buku itu,
Orientalisme diasosiasikan dengan imperialisme. Dengan katalatn,
Orientalisme adalah sebuah gaya pengetahuan yang saling ber-
gandengan t^ng n dengan, atau dipabrikan ztat diciptakan dari,
konttol aktual atau dominasi terhadap nl<yat dan wilayah geo-
grafis yang sesungguhnya.
eks-
Jadi, Orientalisme bukanlah sekadar sebuah pengalaman
plisit akan keaj aiban-k eajuban Timur; Orientalisme bukan hanya
sekadar penggamb^r ny^ng samar tentang apatru dunia Timur,
244- EDyARD\W Sa1p

kendati ada sebagian danpada penggamb^r^n tttr di sana. Tetapi,


tentu saja int adakattannya dengan bagarmana Anda mengenda-
likan populasi-populasi yang sesungguhnya; Orientalisme dikait-
kan dengan dominasi aktual terhadap dunia Timur yang diawali
dengan Napoleon.
Ya. Tetapi, dalam sebuah tulisan seperti ini, ada cita rasa Foucaultian
bahwa uacana dqat melahirkan dominasi.
Ya. Dan saya dapati bahwa hal ini, dalam pengertian tertentu,
jauh lebih mistedus ketimbang sekadar semacam fenomena kausal
semata. Anda tahu, dominasi memang ada. Lalu ada tri atau ada
itu. Ada wac tra, dan kemudian ada invasi.
Tetapi, bedanya bahwa Foucault tampaknya selalu bersekutu
dengan Kekuasaan. Dia sepetti sebuah label dari semacam ke-
kuasaan yang tak bisa ditolak, dan tak terhindarkan. Dan saya
menulis demi menentang kekuasaan ini, sehinggakaryaini ditulis
di luar sebuah sikap politis. Pada akhirnya, sekalipun agak kacau,
saya berusaha untuk menunjukkan garis-garis dan karakter-ka-
rakter dari semacam konter-Orientalisme.
Bagaimana Anda muncul dengan sebuah pandangaftJang lebih opti-
mistis ketimbang Foucaalt? Apakah perbedaan di antara Anda berdua
b ers
fat te mp era m en tal?
Tidak, saya kira petbedaan yaflg sesungguhnya adalah ... s^y^
kira ini bersifat temperamental, tetapi kalau Anda ingin menunjuk
pada satu hal tertentu dan satu gaya pemikiran tertentu, sayal<ua
itu adalah faktor Gtamsci.
Saya sudah membaca Notebooks-nya Gramsci dalam te{emah-
an berbahasa Inggris taklama setelah buku itu muncul pada awal
tahun 1.970-an dan mendapatiny^ sebagai sesuatu yang menawan
tetapi tidak memuaskan. Terlalu banyak elipsis; terlalu banyak ke-
sulitan dalam memahami, sec rL harfiah, yang dibicarakan oleh
Gramsci. Saya membaca versi bahasa ltahanya untuk melihat dan
memahami y^ng sesungguhnya dimaksudkannya. Ada satu
^p^
bagan yang sangat penting dalam Orientalism di mana saya me-
ngutip perny^t^ n Gramsci bahwa "titik tolak elaborasi kritis ada-
!fiLD ORcHIDS DAN TRorsrY 245
-
lah kesadatan tentang apa sesungguhnya seseotangitu, dan adalah
'mengenal dirimu sendiri' sebagai sebuah produk seiarah hingga
sekarang, yang telah menyimpan di dalam dirimu ieizk-ieiakyang
abadi, t^np^ meninggalkan sebuah inventaris".
Nah, itulah yang dikatakan dalam terjemahan bahasa Inggds-
nya. Tetapi sebenarnya, dalam buku aslinya (berbahasa ltaha),ytng
saya tiJik waktu itu, Gramsci berkata, "Oleh karernitu, sejak awal
or^ngharus mengumpulkan inventaris." Anda paham? Itulah be-
danya. Buku itu tidak hznya mengatakan, "Itu dia," tetapi kemu-
dian, "kalzw Anda membuat sebuah inventads"-d?t di sinilah
pengaruh Vico menjadi sangat penting-'Anda memberinya se-
rn cafir struktur yang memungkinkan Anda untuk kemudian
menghadapi dan melucutinya." Dan itulah yangbzgS s^y^ ter^mlt
sangat penting dalam Orientalisn.
Tetapi, dalam menulis Orientalism, saya tidak mungkin mer^-
malkan-bahkan ini selalu membuat saya terkagum-kagum-per-
ubahan-perubahan luar biasa yang dialami buku itu selanjutnya,
karena kini buku itu sudah diterjemahkan ke dalam tujuh belas
ataw delapzn belas bzhasa. Buku itu sudah dicetak ulang terus-
menerus selama tiga belas tahun dan dijual di lingkungan semua
Mitgg,, lalu saya diberi tahu bahwa
bahasa-bah asa terjemzhannya.
ada terjemahannya dalam bahasa Cina yang belum diterbitkan,
tetapi sudah s elesai (penerj emahannya) . Jug z dalam bahas a Jepang.
Adakah huburugan antara Orientalism daru karlaAnda selanjutnla,
The Question of Palestine?
Orientalisn diterbitkan pada tahun '78, dan saya sudah terlibat
lebih langsung dalam politik. Tetapi, politik ekspatriasi memiliki
dampak negatif terhadap kedua buku itu. Yaitu, saya selalu berada
di tempat yang jauh. Bahkan padz saat saya masih muda, saya
sering kali bepergian, meski masih tetap mengajar
Meskipun demikian, pada tahun 1.977 saya menjadi anggota
Majelis Nasional Palestina, dan kemudi^ns^y^ sadad bahwa sangat
penting meneruskan Orientalisnt lang merupakan sebuah buku
yang sifatnya umum, dan melihat ke kasus-kasus yang bersifat khu-
246 EDwARD D( SArD
-
5gs-[212f anJah, sisi lain, karena Orientalism tidak menyatakanapa-
apz- tentz;ng apl itu "dunia Timur" dengan gamblang.
(Pada waktu itu) saya ingin menulis sebuah esai politik yang
mendalam-maksud say^, s^y^ tidak pernah berpretensi bahwa
buku itu tak lain adalahesai politik. Kalau Andaingat,padabagSan
awal buku itu saya mengangkat banyak poin yang sama dengan
y^rrgs^y^bahas dalam Orientalism, kendati kali ini dengan menlebut'
rytebut Palestina secara spesifik. Saya ingin mempertuniukkan
Pa-
lestina dalam posisinya sebagai korban.
Dan saya pikir saya melempark^n g g s^n tentang sejarah al-
ternatif ini, sebuah contoh y^flg s^y^ sodorkan dalam The puu-
tion of Palestine.Jadi, buku itu memang berkaitan langsung dengan
Orientalisn.
Bahkan, saya menulis ketiga buku itu-Orientalisn, The pues-
tion of Palestine, dan Coueringlslam-katang lebih secara berututan.
Dan satu sama lainnyahanya berselang lebih kutang satu tahun.
Dua di afltararrya, saya kira, muncul di tahun yang sama.
Tujuan Thepuestion of Palestine adalah menyajrkankasus bangsa
Palestina di hadapan pembaca Amerika. Buku itu tidak dituiukan
bagi pembaca Arab, melainkan untuk sidang pembaca Barat,
mengingat bahwa Barat telah memainkan sebuah pera;rt n y^ng
teramat penting dalam pembentukan Palestina. Yaitu, karena ge-
rakan Zionrs sebagian besar munculnya dari dan didukung oleh
Barat.
Saya ingin sampaikan kepada bangsa Amerika ttv
^p^ ^rtJny^
terasing dan tidak memiliki tanah Palestina dari sudut pandang
bangsa Palestina. Itulah saat pettama kalinya saya dapat menulis
tentang hal ini berdasatkan pengalaman saya sendiri, dan saya men-
coba menjangkau lingkup pembaca yang lebih luas denganny^.
Padahal, saya menghadapi banyak kesulitan dalam menerbitkan
buku itu.
Apayng tejadi?
Sebenatnyz, pada pertengahan hingga akhir tahun tujuh pu-
luhan, saya sudah didekati oleh sejumlah penerbit untuk menulis
snLD ORCHIDS DAN TRorsKY
-247
s ebuah buku tentang Pale s tin a. D an y p ert^ma mundut s etelah
^ng
mendekati szya. Lalu, (penerbit) yang kedu^, yang ketiga,
^t^u
atatryang keempat, memberi saya sebuah kontrak.
Dan ketika saya menyodorkan naskah buku itu kepada Bea-
con Press pada musim panas tahun 1978-sayl tfigat betul itu;
musim panas itu saya terserang ndang paru-paru-saya menda-
pat sebuah surat balasalrr yang sangat panizng dari merek^, y^ng
ditandatangani oleh wanita yang telah meminta saya untuk menulis
buku itu. Ujung-ujungnya, dia ingin saya menulis sebuah buku
lain. Dan tentu saja saya jadt sangat miara}":'
Lalw sayapun bilang, "Kalaubegitu, Anda membatalkan kon-
trak!"
l{atanya, "Tidak."
Dan saya pun sadar bahwa inrlah cara yang digunakannyauntuk
meny,rtuh saya memilih antan menulis buku lain atau mengem-
balikan uang mukanya.J4dt, saya kembalikan saja uang mukanya.
I{emudian saya canbebetapa penetbit lain. Saya pergi ke Pan-
theon, yang menerbitkan Orientalism, dan menunjukkan naskah
buku itu kepada Andr6 Schiffrin, dan dia menolak menerbitkan
buku itu. Katanya, buku itu tidak cukup bersejarah.
Katz saya,'Apa maksudnya?"
Ja.wzbnya, "lYell, Anda tidak bicar^ tent^trg minyak."
Dan saya bilang, "Minyak hampir-hampir bukan merupakan
pusat kontroversi, bukan pula inti dari masalah perebutan Pales-
drnl ora;rrg Israel or^ngYahudi dan bangsa Atab."
^ntar^ ^t^u
Dan szyz pun sadar bahwa dia sedang berusaha memberi ar-
gumen ideologis.
Laht sayapergi kedua penerbit lainnya. Dan akhirnya,
^t^:uag
setelah terjzdr serangkaian situasi, pada musim gugur tahun 1'978,
New York Times Book menerimanya dan buku itu pun tetbit.
Kemudian Schiffrin membeli naskah bukuituuntuk edisi sam-
pul-tipis. Ironis, memang. Mereka tidak mau menerbitkan buku
itu sejak awalnya, tetapi mereka menginginkanrLy^ketika buku itu
sukses.
248- EDwARD!( San

Mungkinkabpenolakan untuk menerbitkan buku itu menegaskan tesis

yng dialukan dalam Orientalism?


Jelas-ittrlah intinya. Mereka tidak ingin ot^ng lain bicara. Me-
reka tidak mau saya mengatakan hal-hal itu. Dan yang saya bica-
rakan itu belum pernah disampaikan sebelumnya dalam bahasz
Inggris di dalam sebuah penerbitan terkemuka. Di akhir tahun
tujuh puluhan, hampit-hampir tidak ada Bangsa Palestina
^p^-^p^.
sudah jelas-jelas dianggap teroris, dan mereka ingin tetap meng-
pny^ demikian.
^ngg
Itulah inti dari The puestion of Palestine.Dan, kalau boleh saya
katakzn,itulahkalipertamzdalambahasalnggds,pefi^makahnya
(dinyatakan) dengan jelas, bahwa seoraflg Palestina berkata, "I(a-
mi harus hidup bersama-sama dengan bangsaYahudi Israel." Saya
menggarisbawahi pentingnya koeksistensi pada halaman-halaman
terakhir buku itu sehingga tidak ada lagi opsi militer. Dan hal
inilah yang digemakan sekarang-banyak di antzranya sudah per-
nah disetukan tidak hanya dalam tulisan-tulisan orang-onngPa-
lestina tetapi juga tulisan-tulisan orang-orang Israel. Tetapi, saya
kka sayalah di antan y^ng pert^ma kali benar-benaf meflg t^-
kannya secara terus terang, dari sudut pandang bangsa Palestina.
Adakah ketegangan-ketegangan antara nenjadi seorang sajana sastra
dan nenjadi zrarugJang terlibat dalam nasalah-masalah politik? Ataukab
keduanl a saling nengisi?
Sayapikit, bag1 saya sec r^ keseluruhan, keduanya saling meng-
isi. Keteganganny^ tedetak pada fakta bahwa saya cendetung me-
nolak tuntutan-tuntutan politik-yang berhubungan dengan oro-
ritas, dengan kekuasaan, dengan konfrontasi, dengan respons-res-
pons yang terbutu-buru-hanya karena saya selalu ingin menja-
ga privasi bagi perenungan-perenungan saya sendid, dan seba-
gainya. Saya sudah berusaha unfuk tetap betada di luar jabatan
politik langsung, apa pun jenisnya-hanya Tuhan yang tahu, sudah
begitu banyak yang ditawarkan kepada, atau dianjurkan bagi, sa-
y^-^g r saya dapatmerenung dan betpikir sec r^ literer, sesuatu
yangmembutuhkan banyakwaktu dan meriuntut lebih banyak ke-
wrLD ORCHTDS DAN f.norstcr 249
-
sendirian.
Dalam hal tettentu, politik adalah seninya orang-orang ber-
gaul. Politik adalah seninya bergaul dan bethubungan dengan ba-
nyak otang lain. Dan saya tidak diciptakan demikian, kendati saya
bisa saja menjadi sangat rarrrah dan dapat bethubungan dengan
orang lain.
Apakah Anda merasa bahwa haLhalyngAnda santpaikan dalam
tulisan politik Anda pernah Anda kompronikan?
IVe//, saya sudah harus banyak berurusan dengan masalah itu
sejak akhir tahun tujuh puluhankztena orang punya banyak kon-
stituensi. Di satu pihak, saya menulis bagr seorang pembaca lang-
sung yang bukan akademis sifatnya, (melainkan) yang tedibat se-
cara politis. Jadi, di Amerika saya memil-iki sebuah konstituensi
yang tetdiri dari orang-orang yang penting bagi saya-katakanlah
ka\angan liberal-orang-orang y^ng tefi^flk pada masalah Timur
Tengah, yaitu orang-orang yang bukan Arab dan bukan pula Ya-
hudi.
Lalu ada pata pembuat kebijakan, dan sangat penting bagi
saya untuk bisa menyapa meteka. Dan saya memperhitungkan
mereka, pan pejabat, dan lain sebagainya. LaIrt ada konstituensi-
konstituensi etnik dan politik. Misalnya, ketika saya mentths The
Question of Palestine, saya berurusan dengan y^ng disebut de-
^p^
ngan komunitas Yahudi yang sebagian besar, tetapi tidak selu-
ruhnya, bersifat monolitik di negara ini, dan kepentingan s^y^
adalah memikat perhatian mereka dan memfokuskan segala se-
suatunya-sesuatu yang sebagian sudah dilakukan buku itu. Tentu
saja, bukan hznya sekadar buku itu saja. Saya menindaklanjutinya.
Saya betbican. Saya sudah s^ngat banyak berbicara.
^m^t
Selalu saja saya mencoba mencapai keseimbangan di
^nt^r^
materi sastra dan kebud^y^ n di satu sisi dengan karya politik
saya di pihak lain. Lalu ada sebuah komunitas or^rrg-ora'ng Pales-
tina. Maksud saya, sayabanyak menulis untuk orang-orang Arab
dan Palestina. Tetapi, tentu saja kemudian kami menjadi begitu
terpecah belah sehingg^ s^y^mendapat b anyakserangan. Misalnya,
250 EDS'ARD tM Saln
-
Front Rakyat menerbitkan sebuah kritik yang luar biasa untuk
menentang saya ketika The paestion of Palestine mrtncu| menyerang
saya untuk mendapatkan kompromi, untuk-apa itu istilahnya?-
kapitulasionisme, segala macam. Dan Anda tahu, orang lain me-
muji-muji buku itu. Jadt, sayz sangat sadar akan konstituensi-kon-
stituensi yang bekerja szma dengan saya.
Yang muncul dalan benak sala adalah bahwa, dalan ha/-ba/ turten-
ta, netode Anda ntuncul dari tradisi humanistis Arnold dan Trilling, dan
1 angAnda ninta oraag laku kan adalah menerap kan ni lai-ni
lai h unanistis
dengan cara-caraJ)angjauh lebib luas dariyngpernah dikkukan oleh
Arnold maupun Tritling.
Atau dengan c r^yang lebih konsisten. Secara lebih konsisten.
Anda tahu, karena tidak ada sesuatu pun yang tidak saya sepakati
dalam tradisi humanistis yang luas itu. Salah satu di antaLr^ hal-hal
yang sudah saya lakukan selama tuiuh atau delapan tahun tetakhir
dalam kehidupan saya zdalah menulis semacam sekuelnya Orien-
talisn. Ada sebuah buku besar yang sudah dan sedang sayzketia-
kan, berjudul Culture and lrztperialism yang mengk\ibzgaimana prin-
sip-prinsip humanistis yang luas, prinsip-prinsip Barat dalam manz
saya dididik dan dalam m^n say^ s^rtgzt kerasan di dalamnya,
selaiu melintasi batas-batas kebangsaan.
Akan saya bed Anda satu contoh: De Tocqueville, benar?
Pemikiran-pemikitanny^ terrta;ng Amerika Sedkat dalam Democ-
racl in Aruerica, meflurut s^y^, s^ng t kdtis terhadap petlakuan
Amerika terhadap or^rrg Indian dan terhadap orarrg kulit hitam,
dan terhadap petbudakan di Selatan.
Pada saat y^ng s^rn^, taklama setelah itu, De Tocqueville-
karcna dtz adalah seorang Majelis p12ngi5-ledibat ba-
^nggotz-
nyak di dalam kebijakan kolonial Prancis di Afrika Utan. Dta
membenarkan pelanggann-pelangg r n terburuk yang dilakukan
oleh bangsa Prancis dt,Lljzzur,pembunuhan-pembunuhan massal
terhadap rakyat, dan seterusnya, dan lain sebagainya.Dan kemu-
dian Anda sadari bahwa yang mencegah orang dari bersikap kon-
si.sten adaJzh semacam nasionalisme yang mengatakan tidak apa-
!7rLD ORCHIDS DAN TRorsKY
-251
apa mengkritik meteka, tetapi kalau sudah menyangkut kami,
maka kami selalu benat.
itu. Dzpat sayakatakan, itu adalah
Saya selalu membenci hal
idola nomor satu bangsa yang selama ini selalu saya tefltal]g sec t^
inteiektual, sec r^moral, dan secara politis. Maksud saya, gagasan
bahwa harus ada lga atau empat set dalil-dalil unruk mengarur
perilaku orang terhadap oranglatnnya, szya rasakan sebagai salah
satu di konsep-konsep yang paling sulit dihilangkan.
^rrt^r^
Anda melihatnya dalamJohn Stuart Mill, nabi besarnya kebe-
basan dan kemerdekaan serta demokrasi yang darrnya kita semua
belzjar. Tetapi, dia tidak pernah menganjurkanapapun selain bah-
wa orang India hatus terus-menerus dibuat bergantung dan tun-
duk ketika dia bertugas di Kantot India. Dan, dalam buku terba-
ru saya, saya mencoba mengemukakan hal-hal ini sena menun-
j ukkan b agaknana s es ungguh ny a haI-hal itu b eker j a.
Dan selanjutnya saya terus betbicara tentang dekolonisasi,
sesuatu yang tidak saya lakukan dalam Oientalism. Di sana saya
membahasnyahanya dati sisi bangsa Eropanya. Seluruh potsi bu-
ku-saya membahas y^ng saya sebut sebagai oposisi dan pet-
^p^
lz:wanan,bagatmana sejak saat pertarn otang kulit putih menje-
jakkan kaki di bagian m n pun dunia ini-Dunia Baru, Amerika
Latin, Afrika, Asia, di m n pun-selalu saja ada pedawanan.
Dan itu lama-kelamaan berkemb ang. Iab erkemb ang hingga men-
capai puncaknya, tentu saja, dzlam bentuk dekolonisasi besar-
besatan yang terjadi selama periode pasca-Perang Dunia II, hingga
menciptakan sebuah kultur pedawanan dan pembebasan teftentu,
dan sayabican tentang hal itu. Anda tahu, iru adalah sesuatu yang
tidak saya lakukan dalam Orientalisn. Sekarang sayaakanmencoba
dan menunjukkan sisi yang Iztnnya.
Dan di dalam buku yang baru itu, saya menyodorkan sebuah
kdtik terhadap nasionalisms-kslil12ngan-kekutangannya dan ju-
g afilpentingnya,karena saya tumbuh di dunia nasionalisme Du-
nia Ketiga pascaperang y^ng s^m^. Anda tahu, inilah dua dunia
saya: dunia Bantdan dunianya Dunia Ketiga. Nasionalisme,y^ng
252- EnwaRow:sArD

dipedukan untuk melawan imperialisme, kemudian berubah men-


jadi semacam pemberhzlzan terhadap hakikat dan identitas pri-
bumi. Anda bisa melihatnya di negara-negara seperti Mesir. Anda
bisa melih^tnya di negara-negara seperti Syria. Anda melihatnya
diZare, di Iran, di Filipina. Dan klimaksnya, tentu saja, terczpu
dalamperang Serikat dan Itak musim semi lalu-
^flt^r^Amedka
menurut saya, sebuah pertempuran terhadap semacam nasiona-
lisme yang sudah membusuk. B ers ama- s arnz dengan nasionalis me
itu bergerak pula pandangan-pandangan tentang identitas, hakikat,
keinggrisan, keamerikaan, keafrtkaan, keataban, dan lain seba-
gunya. Setiap kebudayaan yang bisa Anda pikirkan melakukan
hal yang kurang lebih sama.
Ya. Tarztpaknla babwa lang sqalan dengan kritik Anda terhadap
nasionalisme atau rasialisme adalah baryraknla kecuigaan terhadE agama,
te rh a d ap f ls afa t -f ls afat tra n se n d e n.

Bagl saya, adalah dua hal. Saya tumbuh di sebuah ne-


^glrrrz-
geri yang benar-benar penuh denqan m^. Satu-satunya bisnis
^g
alarn Palestina zdalak' memproduksi agama. Maksud saya, itulah
yang kami lakukan kalau Anda berpikir tentang hal itu barang se-
menit saja,benarkan? Saya tumbuh di gereia Arab, dimzna' kakek
buy:t saya dulu adalaln seorang kontdbutor rrta;m ny^. Dia me-
ne{emahkan Injil ke dalam bahasa Arab, dan dialah penduduk
asli pertam^y^ngmemeluk Protestan. Saya berasal dari kumpulan
orang Protestan, sebuah derivasi ortodoksi Yunani. Anda tahu,
para misionaris di bagan dunia kami itu nyaris sama sekali tidak
berhasil mengkristenkan seotang Yahudi ataupun seorang Mus-
lim. Satu-s kelompok or^ng yang berhasil mereka ahh-agz'
^tvnyz-
makan adalah sesama orang I{risten.
Jadi begitulah, keluarg^ s^y^ di satu sisi betalih dari ortodoksi
Yunani ke Episkopalianisme, atau Ptotestan Anglikan. Dan pihak
ibu saya, mereka beralih dari Baptis ke Evangelis. Kakek saya
dulu adalah seorang pendeta Baptis. Jadt, saya tumbuh di ling-
kungan keagarnaansemacam itu, juga di l-ingkungan bilingual, yaitu
bahasa Inggris dan bahasa Arab. Saya mengenal kedua titus itu,
Wrro ORcr-rrDS DAN Tnorsrv 253
-
dan keduanya sangat berarti buat saya, Kitab Doa Umum, Injil
Arab, kidung-kidung, dan seterusnya, dan sebagainya.
Saya tidakpunya keragu-raguan tentang m sebagai sebuah
^g
pengalaman autobiografis pribadi. Ada sebuah petasaan berko-
munitas di antara sejumlah kecil orang-orang I{risten di bagian
dunia kami. Iftmi adalah sebuah minoritas kecil.
Yang tidak saya sukai adilah dibajaknya untuk kepen-
^gxn
tingan-kepentingan politik, fenomena kedua. Fundamentalisme-
sebuah istilah yang dengan penuh kebencian hanya ditempelkan
terhadap kalangan Islam-jelas-jelas ada di dalam Yahudi
^g4m
dan Kristen di bagian dunia kami itu. Dan di Amerika sekamng ini.
Ke(nen)bunian adalah sesuatulang sentral bagi Anda.
Ke (mem) bumian, s ekularitas, dan lain-lain adalah istilah-istilah
kunci bagi saya. Dan bagan dari kritik saya terhadap dan keti-
daksenangan s^y^ dengan m^ itu jugalah y^ng s^y^ rasakan
^g
sangat, belakangan ini saya menjadi saflgat-bagaim^n^ meng -
takannya?-tidak nyaman dengan jaryon-jaryon dan kerumitan-
kerumitan. Maksud saya, bahas a-bahasa pribadi khusus kritisisme
dan profesi.onal-isme, dan lain sebagainya: saya tidak punya waktu
untuk itu. Yang fauh iebih penting bagS sayz adalah bahwa orar'g
menulis agar dimengeni ketimbang menulis disalahpahami.
^gx
Jadi kritik, seperti halnya yang satu itu, bukanlah sebuah kritik
sistematis terhadap agam^. Kritik itu sesungguhnya membahas
tentang fanatisme m kembali ke kitab tertentu dan
^g -yairu,
berusaha mengembalikannya agar hadt di masa sekarang. Feno-
mena itu dapat diperbandingkan dengan nativisme, Anda tahu,
gagasarr tentang adanya situasi sekarang yang luar biasa meny-rlit-
kan yang darrpadanya mengharuskan Anda lari dan mendapatkan
ketenangan di dalam sebuah hakikat murni yangada di masa lalu
sana. I{emu dtan ada asp ek organisasio naI, y ang ada hubungannya
dengan segala jenis petkumpulan, asosiasi, dan kekuasaan prrba-
di-yang, menurut saya, otomatis berarti tirani dan pendedtaan
bagi kelompok-kelompok lain yang sudah dicap dan dikucilkan.
Kritik pzlitik sekarang ini telah ruenjadi sangat umrlm di pergurwan
254 ED!ilARD \( Saro
-
tingt dan, belakangan ini, sEta tahu, Anda terlibat di dalam sebuah pen-
bicaraanlang mungkin menloroti s/umlah perkembangan baru.
lYell, saya kira itu adalahhzlyang lucu dan semacam peng-
alaman yang pernah diaiami oleh banyak orang di antzrz l<rtz.
Pada waktu itu saya berada di Ptinceton, di Davis Center, dan sa-
ya sudah mengirim sekitar trg Ltav empat puluh halaman peng-
afltar untuk buku saya tentang imperialisme' Saya kirimkan bagi-
an itu terlebih dahulu, dan kemudian teriadilah sebuah diskusi.
$7aktu itu, banyak or^ng di sana. Saya terkesanpada begitu ba-
nyaknya or^figy^ngdatang, yang sebagian besar adzlahm2flasiswa-
mahasiswa tingkat sarjana dan pascas^ryLn .
Ringkasan makalah disampaikan oleh pemimpin fotum, dan
kemudian saya sampaikan sedikit komentat, dan forum pun dibuka
untuk berdiskusi. Komentar perta'm^ menyatakan bahwa dalam
tiga belas atau empat belas halarnzn pertama dalam manuskrip
saya itu saya sama sekali tidak menyebut-nyebut zdznya perem-
puan-perempuan Afto-Amerika yang masih hidup, dan lain se-
b aguny a. Keb anyakan o kutip (p ern y
rang y s y de-
^rrg ^t^Lnny ^),
^
mikian dituduhkan, adalah lakilaki Eropa kulit putih yarlg se-
muanya sudah mati.
Dan karen^ s^y^ sedang membahas tentang asal usul sejenis
tertentu pemikiran global di bidang-bidang yang anehnya terpisah,
seperti geografi dan sastta petbandingan di Eropa dan Amerika
pada akhir abad kesembilan belas, saya bilang tidak pas kalau
saya memb tcarakan perempuan-perempuan non-kulit-putih yang
masih hidup.
Lalu perempuan itu pun betkatv,'\a. Tapi, kemudian Anda
bican tentang C.L.R. James."
Dan szyapun bilang, "Itu dia maksud sayz.Drz bukan orang
Eropa."
Satu-satuny^ t^trgg p^n y^rrg saya dapat zdalah seienis pe-
nyingkiran terhadap C.L.R. James, yang sangat penting bag1 saya.
Saya sudah banyak menulis tentang James. Masalahny^, k^t^ny^,
zdalahbahwaJames sudah mati. Dan culna itulah bzg1an dari se-
$(/1ro ORcsrDS DAN Tnorsrv_ 255

tr.|vc rn kebencian terhadap saya.


Itu pertaryraan jtang penuh kebencian?
Ya, sangat memusuhi. Maksud saya, ifu dinyatakan sebagai
petmusuhan, bahkan sebeium pefianyaafl itu disampaikan. Dan
kemudian, pada saat makan siang, dia bahkan mempedakukan
saya dengan kasar lagl, setaya menuduh saya ini dan itu.
LaI:u saya pun bilang, "Dengar, saya pikir Anda tidak kenal
siapa saya. Saya pikit Anda belum membaca apa pun yang telah
saya tulis, karena hal terakhir yang bisa dituduhkan terhadap saya
adalah hal-hal semacam itu."
Kemudian ditegaskannya kepada saya bahwa "sudah waktu-
nya dikirim pulang." Dia bilang, "Saya akan mengembalikan Anda
kepada bangsa kulit putih Anda sekarang." Dan dia pun bangkit
darr rneja lalu melengos begitu rupa kepada s ya. Saya kira itu
benat-benar memalukan.
Seorang teman-ngobroi lainnya dalam seminar itu adalah se-
ot^rrg pensiunan dosen, yang sudah saya kenal betul hampir se-
panjanghidup saya (dta juga seorang Arab), yang membela Orien-
talisme dan mengatakan bahwa Orientalisme adalah hal yang sa-
ngat baik bag kami. IWell, sayal<ra dta tidak bicar^ tentzrrgkam|
tetapi dtabican tentang orang-orang di luar sana, karena, tarlpa
imp erialisme yang melahitkan Odentalisme, m re ka idak akan per-
e

nah mampu melakukan apa.apa, dan seterusnya dan sebagainya,


dan bahwa or^ng-orarlg Etopa mengajai kami membaca huruf-
huruf balok dan hiroglip serta memahami tradisi-tradisi kami sen-
diri, sesuatu yang tidak bisa kami lakukan sendiri.
Sungguh absutd bag1 saya bahwa wac n akademis tentang
hubungan-hubungan antztberbagai kebudayaan-sesuatu yang se-
sungguhnya sedang say a bicatakan-dan antarkelompok-kelom-
pok yang berbeda-beda sehatusnya selalu bersifat konfliktual se-
c ta terang-terangan-otang harus bersikap membela yang satu
dan menentang yang l2i1-vlassepenuhnya reduktif deng^n car^
yang tak kalah karikaturalnya. Anda tahu, orang bilang, "IVe/l,iti
semua adalah impetialisme," dan yanglun bilang, "Tanpaimpe-
256 EDSTARD\( SAID
-
rialisme, kita ini tidak akan iadt apa-zp^." D^fi s^y^ r s^ iru sangat
menekan perasl n.
Salah satu masalah besarnyz adzlah bahwa polemik-polemik
di kedua belah pihak yang tedibat dalarn debat kusir, tentang ka-
non, tentang kebudaya at, dan tentang p erguruan tinggi dan semua
itu, pada dasarnya sangat tidak ilmiah dan miskin informasi. Per-
t^m^, meteka tidak berusatla mencad tahu lebih banyak tentang
pengalaman sejarah Batat, ataupun non-Barat.
Kedua, mereka adalah pembaca-pembaca yang begitu me-
nyedihkan sehingga mereka pikir seluruh tradisi dapat direduksi
menjad-i karikatur-katkatur, seperti, "Iru semua rasis," atan"Ifi
adzlahini, itu, atau lainnya." Bagl s^y^, t^mpzknya hal itu benar-
benar bertentangan dengan butir-butir dari tadisi yang bersifat
memberon tak y angditawarkan, katakanTah, oieh anti-imp edaiisme
atau oleh feminisme. I{arikatur semacam itu meniadi bodoh dan
reduktif. Dan bagi saya hal itu dengan saflgat lemahnya mencef-
minkan bukan perguruan titgg Amerika-yang tentallgnya s^y^
punya perasaan-p er^saufl yung sarrg t positif, karcna saya tidak
akan mau menukar kehidupan saya di sana dengafi zp^ pun-
melainkan manipulator-manipulator perguruan tinggi yang, dalam
pengertian teftentu, sudah menjadi makelar-makelat rendahan'
yang mend^p^tk^fl dan membangun g rLStryL dad situ, seperti
D'Souza dan pan penefitangnya.
M e ngap a An d a p i kir s e karang i n i ko n tro u rs i - ko n tro u e rs i te n tang p e r-
e

gunlan tingi ini narak?


sudah
Saya tidak tahu pasti. Sulit mengatakannya. BarangkaLi ... well,
saya bisa berspekulasi. Satu alasan adalah bahwa bagi saya tam-
paknya ada keterpisahakan totalzntarapefguruan tingg dan dunia.
Kalangan akademisi Amerika khususnya memiliki semacam afo-
gansi yang unik, sebuah asumsi bahwa dia (entah itu lakilaki atau
p ere mp uan) b ole h bicara tentang p ef s oalan-p ers o alan masy ankzt

ini tanpa komitmen dalam bentuk apa pun juga terhadap lembaga
sosial atau politik m fl pun kecuali pefgufuan tinggi itu sendiri
dan kemajuankaier. Saya kira itu satu hal.
\nLD ORcHIos oaN Tnorsrv
-257
Saya pikir ini juga sikap Amerika di dunia ini, di m n keba-
nyakan kita boleh bertindak begitu karena kita luar biasa tak ter-
sentuh apa pun. Maksud saya, lihat perang di Irak. Itu adalah salah
satu pengalaman paling mengerikan dalam hidup saya, dan saya
melakukan sebegitu banyak wawancara dan pidato-pidato, dan
sayabanyak menulis tentang hal itu. Tetapi, bagi kebanyakan kita
orang Ametika, itu hanya sedikit lebih dari sekadar perang televisi
jank ja:c'h. Perang itu tedupakan oleh orang-orang yang ada di
perguruan tirgg. Tidak ada penentrrg^n terhadap perang itu.

Jadi, dalam hal itu, saya pikir perguruan tinggi zdala.h keme-
wahan tertinggi kekuasaan imperial yang besar yang tidak akan
tersentuh oleh apa pun juga; yaitu, bican terltang meteka dengan
tara sepeni dalam sebuah dramanya Oscar \filde di mana Ernest
dan Algernon bisa meracau begitu saja tentang apa.kah meteka
ingin menamai did mereka sendiri Etnest ataukah tidak. Ya, se-
macam itulah.
Dan saya kita yang ketiga adalahgagasan tentang spesialisasi.
akademis int. Pzra akademisi sudah kehilangan persentuhan de-
ngan, katakanlah, p adatny a eksistensi kehidup an manusia yang s e-
sungguhny a, datt mereka berbicara dengan menggunakan jargon-
jargon ini.
Entahlah. Itu semua hanya spekulzrsi. Saya tidak tahu mengapa
hal itu terjadi sekarang.
Biarkan sala rtembuat spekulasilang kbib menantang dan menling-
gung karla Anda sendiri.
Ya.
Kalau Anda rzelihat syarab kesusastraan perguruan tingi,lang se-

su nga h nlt a c e n d e ru ng te j a di a d a /a h b a h wa a d a o rang- o ra ng1 ang lu ar b i as a

inouatf dalan bidangnla,-seperti-katakanlah, Cleantb Brooks dan


IV.K lYimsatt di kalangan Kitikus Baru-danlang tejadi selana dua
dasawarsa selanjutnla adalah bahwa para mabasiswa mereka dan para
nahasiswanla mahasiswa-nahasiswa mereka, apa pun tuluannla, men-
buat prutasi nenjadi hal lang larnrah.
Ya.
258 Eovzano \fl Saro
-
Dan bahwa di perguruan tingi Anerika muncul karya-karya1ang
kuat dan inouatif lang Anda dan sedikit orang lainnla tulis, itu adalah
halyng berorientasipolitik. TetEi bahwa ketika ada kritik di kalangan
perguruan tinggi, mau tidak mau itu akan harus dituliskan.
Ya.
D an diredu ksi. D an bah kan berbali k m enentang pengdgasnJa.
Dan dilecehkan.
Ya, dan olehparapenulis disertasiyng harus menenulti tengatpenu-
/isan tesisnla.
Tidak, sayal<ra itu benar.
Apakah itu argunen untuk menentangnla? Ini dia bagian ,niinlo.
Apakah itu sebuah argumen untuk rnenentang sebuah bentuk kritikiang
sudah'dipolitisasi? Anda paham naksud sala? Kalau itu akan nelewati
nesin disertasi dan ia akan rzenladi-
Tidak, karena itu benar-betat tetlzdi. Ini bukan .... Dengar,
saya pikir, ketimbang menjawabny^ sec ra langsung, saya lebih
suka tedebih dahulu mengarahkan perhatian Anda kepada fzkta,
misalnya, bahwa sekarang ini ada sebuah industti Conradian. Ada
indusui Joycean. Ada industri Yeatsian, industri Dickensian. Itu
tidak ada hubungannya dengan politik. Yangzda adalah,barang-
kali Anda bisa menyebutnya, sebuah subwacana.
Tentu saja.
Tetapi, ada onng-or^ng y^ngsedang mengetjakzn karya yang
dianggap lumrah tentang Dickens, Conrad, dan lainlain, semua
orang yang sedang kita bicankan ini. Nah, itu bedaku bagi selu-
ruh disiplin ini. Ini, katakanlah,adalzhprofesionalisasi atas w^c rr^
yang sedang kita bicarakan ini.
Tet@| bagi say tanpaknla tak terlalu berbahEa bila Joye menjadi
sebuah industri dan, bagi senentara kritikus, menjadi sesuatulangdiangap

lunrah. Bila persoalan nrailg-nrang Afrika-Aneika ne@adi sebuah in'


dastri dan diangap lunrah dan orangberdiri lantas mengecanAnda karena
menjadi sezrang rasis banla karena tidak dinamai X, Y dan Z, kelihat-
annla itu barz berbahala.
Ya. OK. Saya paham maksud Anda. Tetapi, apakah argumen
vitI.D ORCHIDS DAN TnorsrY 259
-
itu lantas menyingkitkan masalah-masalah seperti ras, perang, pro-
blematiknya kebudayaan-kebuday aan laan, hubungan-hubungan
antarkebud^y^ n, dari pengkajian para akademisi? Sayz katakan,
bukan itu solusinya.
Saya pikir yang kita butuhkan adalah sebuah pemahaman ten-
t^ng itu perguruan tinggi, Anda mengerti? Saya kira di sini
^p^
kita sudah kehilangan semangat yang ada dalam penggambaran
yang selalu s^y^ dari C.L.R. James, yang meminiamnya dart
^ctr
Aim6 C6saire: "Tidak ada ras yang memonopoli kecantikan, ke-
cerdasan, dan kekuatan, dan selalu ada tempat bagi semua di titik
kemenangan."
Dengan katzlun, szyal<rz etika yang tersirat di dalam banl'2[
kritik politik yang ada sekatang irrt adalah bahwa dunia akademis
adalah sebuah tempat pertentangzn di mana Anda betusaha me-
nempatkan diri Anda di puncaknya dengan can meniaruhkan se-
tiap orang di sekitar Anda yang tidak sepakat dengan Anda. Dan
bagq szyz itu tampak seperti sebuah mutilasi terhadap perburuan
akademis, yang pada hakikatnya tidak berupaya untuk menyele-
saikan semua pertentangan dan perdebatan ini dengan memenang-
kan pihak yang menjatuhkan semua pihak latnnya, melainkan jus-
tru mencoba mengakomodasikannya melalui apa yang saya se-
but "karya intelektual", proses intelektual berupa penelitian, dis-
kusi, dan lain sebagainya, dan menjaganya dan pelecehan, rutini-
sasi-yaitu upaya-upaya untuk menjatuhkan semua orang lain dari
atas ral<tt begitu Anda berada di atasnya.
Sesuatu y s^y l<ua dap at dilakukan secara intelektual. S aya
^rrg ^
tidak sedang berbrczra tentang kerja sosial ataupun kerja kepoli-
sian. Saya sedang berbicara tentang kerja-kerja intelektual yang
menyatakan bahwa perguruan tinggi-inilah poin yang sedang
saya coba tegaskan-bahwa pergutuan tinggi bukan sebuah tem-
pat untuk mengatasi dan menyelesaikan ketegangan-ketegangan
sosio-politik. Barangkali sudah klise untuk mengatakan yang ber-
ikut ini, tetapi perguruan tittgg adalah tempat untuk merzahami
ketegangan-ketegangan itu, untuk memahami ketegangan-kete-
260 EDITARD tM Saro
-
g ng n sosio politik itu dalam bentuknya yang asli, untuk mema-
hami ketegangan-keteg ng nitu dengan cara dir.";l n ketegangan
itu bergerak, di mana yang dibawa adalzh proses intelektual. Jadi,
dalam pengertian itu, saya l<ua jawabannya bukanlah menghapus-
kan diskusi yang dipolitisasi itu, melainkan tetlibat di dalamnya
dengan semangat yangagak lebih jujur dan terbuka.
Ketika zrang nengang@ lumrah Kritik Baru, ada Kritikus-kritikus
Baru1ang berkata, 'Inilah pengunaanJaftg baik dari netode khusus ini."
Dan, 'Tni bukan pengunaanJang baik " Dan metode ita menpersoalkan

kehalusan, kinerya, dan ketEanan kritikus indiuidual itu. Dan say ki-
ra, itu bisa dilakakan terbadap kritik polhik.
Tetapi, saya pikir, sebagian besar dari kita, di bidang huma-
niora dan sastra, tidak memiliki pengerti^ny^ngsangat bagus ten-
tang, katak anlah, batas an-batas an dan j enis - j enis sinkronisasi yang
rnungkin ada di membaca sebuah teks sastra dan politik
^nt^r^
dalam pengertian nasional atau internasional. Ini semua adalah
hal-hal yang sangat betbeda. Dan kebanyakan orang melompat
begitu sajadai argumen sastra atau argumen intelektual ke sebuah
perny^t^^npolitik, sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Maksud saya, bagarm^n Anda bergeser begitu saja dzrt inter-
pretasi sastra ke politik internasional? Itu sangat sulit dilakukan.
Dan sebagian besar dari orang-orang yang mencoba melaku-
kannya begitu bodohnya, seperti yang terlihat gamblang di dalam
argumen akademisi yang bilang, "Tetapi, dtz kan sudah mati,"
ketika bicara tefltang C.L.R. James. Itu bukan atgumen! Itu benar-
benar bodoh, dan perlu diekspos dan ditolak.
Tet@| say pikir, sebagian dari orang-orangJang Anda ganbarkan
itu tepatrya akan mengatakan bahwa salah satu penulislangpaling me-
mengarahi nereka dalah Edward Said.
Ya, saya mengerti maksud Anda. IYell, maka saya akan me-
ngatakanbahwa mereka sudah dengan bodohnya kelitu membaca
buku-buku saya. Misalnya, sebuah ulasan tentang The lYorld, the
Text, and the Critic, y^ng s^y^ punya (tetapi) entah di mana, yang
diterbitkan oleh semacam jurnal-berkala keluaran sebuah organi-
WILD ORcHIDS DAN Tnorsrv 261
-
sasi besar Yahudi, menyatakan bahwa ketika saya berbic ten-
^r^
tang "kritik sekuler", saya sedang menggunakan sebuah metode
esoteris untuk mengedepankan tujuan PLO betupa sebuah neg r^
demoktatik sekuler yang harus dicapai dengan cara membunuh
semua orang Yahudi. Begitulah yang sebenarny^ dikatakannya.
Itu kesalahbacaan Jtang kreatif,
Tepat! I{esalahbac^^n y^ng licik kreatif. Ja'dr, orang tidak se-
lalu bisa disalahkan atas adanya orang-orang yang salah membaca
karya-karyanya, kzlzu Anda paham maksud saya, kendai, saya
kira, barangka[ otang harus disalahkan juga hingga tingkat ter-
tentu. Jadi, Anda harus menulis lebih banyak, menjelaskan lebih
banyak. Tidak seperti Noam Chomsky, yang sangat s^ya kagumi,
saya bukanlah seorang penjawab surat-surat atau peniawab per-
ny^t^ n-peffry^t^ n keliru yang tidak kenal lelah, tetapi, hingga
tingkat tertentu, saya berusaha untuk melakukannya. Tetapi, tidak
pernah ada cukup waktu untuk itu. Saya selalu sibuk di dalam hal-
hal lain yang ingin saya lakukan.

'Waw anczra dengan Mark E dmundson,


IV i ld O rcbids and Tro ts St :

Mesmgufrom Ameican U niueritiu,New Yotk, 1 993


Kebudayaan dan Imperialisme

KA-NII ingin meminta Anda untuk bicara tentang hubungan urltlm antara
buku baru ini, Culnxe and Imperialism, dan karya-karya Anda sebe-

Iu n n1 a, k h a s a s nlt a te ks Je ks b e s ar, s ep e rti Beginnings, Orientalis m, da n


The \World, the Text, and the Critic. Bisakah Anda anggap sebagai
titik tolak bagaimana Anda, dalam Beginnings, nemberi ciri "antidi-
nastik" terhad@ tugas intelektual kritik?
IYell, panlelnya yang paling dekat, saya lcra, adalzh dengan
Orientalism, karena sebenarnya saya sudah pikirkan buku ini sebe-
lumnya sebagai sekuelnya Orientalisrn. Saya mulai menulisnya ham-
pir langsung setelah Orientalisn diterbitkan dan setelah muncul
tanggapan-tanggapan pertama dalam bentuk ulasan-ulasan, dan
lain sebagainya. Pada saat itu, saya pikir yang ingin saya lakukan
zdalah menulis sesuatu yangakanmembahas sebagian dari masa-
lah-masalah yang ada dalam Orientalisrt. Bahkan, saya benar-benar
menulis sebuah esai berjudul "Orientalism Reconsidered", yang
semula sudah akznsaya terbitkan sebagai semacam lampiran buku
ini dan yang merupakan t^ngg p^n terhadap para kritikus dan
merupakan sebuah rp^y^ untuk menjelaskan lebih lanjut dan me-
ngembangkan sebagian dad g g s^n-g g san dalam Orientalisn
yang belum dijelaskan dengan baik.
Selain itu, ada dua hal penting y^ngs ya rasa pedu saya laku-
kan: pada akhimya, kedua hal ini menghubungkan Culture and Im-
perialisn secara nondinastik dengan buku-buku saya sebelumnya.
KEBUDAYAAN DAN IMPERIALISME
-263
Salah satu di dua hal iru adalah bahwa saya akan membahas
^nt^r^
tentang bagian-bagianlain dunia ini di mana terdapat htliungan-
hubungan y^ng saya jelaskan dalam Orientalisn dan
^nt^r^ ^p^
pengalaman imperial yang lebih umum-maksud saya, di tempat-
tempat seperti India, karena sejumlah orang yang membaca Orien-
talisrz adalah para Indolog, or^rrg-or^ngyang tertaik pada
^t^u
kajian-kajirn tentang India, dan lain sebagainya. Oientalism sebe-
fltny^ tidak mencakup seluruh Asia. Jadt, saya ingin mempeduas
analisisnya ag r meflc^kup tempat-tempat yang berbeda dan lebih
jauh dari Arab dan Timur Dekat Islam. Hal kedua yang ingin
saya lakukan adalth membahas sec r^ lebih ekstensif tanggapan
terhadap imperialisme, yaitu, perlawanan-perlawanan, juga kutyu-
'
karya oposisional, dari para intelektual dan cendekiawan Eropz
dan Amerika yang tidak bisa dianggap sebagai bag1an dari struk-
tur hal-hal seperti Orientalisme. Itulah dua hal yang jelas-jelas saya
coba lakukandalambuku ini. Saya juga merasa bahwa yang kerap
kali disalahpahami, disalahtafsirkan, didistorsi di dalam ulasan-
ulasan kzjian-kajiantentang Orientalism (secara insidental, saya
ata:u

kka banyak kesalahbacran tethadap Orientalisn, yaitu kesalahan


yang berbahzya,) adalah penjelasan saya tentang Barat; sejumlah
orang mengatakan bahwa s^y^ t^mp^knya mengklaim adanya se-
buah objek monolitik yang disebut Barat dan bahwa saya sedang
bersikap reduktif. Itu tuduhannya. Tentu saja, sayz membela diri
dari tudingan itu, karena kalau seandainya memang demikian hal-
nya, lalu kenapa saya menulis buku sebesar itu dan membuat ba-
nyak analisis yang berbeda-beda dan berurusan dengan banyak
orang seperti yang saya lakukan dalam Orientalisn? Pernyataan
saya tentangBzratbukanlah bahwa Bzrat inmonolitik, melainkan
luar biasa beragam. Jadi, saya pikir penting untuk menegaskan
struktur materi yang selalu bergerak, dan selalu berubah, baik
yzng ada di dalam buku ini maupun y^ng secarz-retrospektif ada
dalam Orientalism. Saya kira itulah salah satu di zntan hal-hal pen-
ting yang tengah saya coba lakukan.
Pun, dalam tahun-tahun yarlg betselang di antara Oientalisrzz
264- EDvARD\V SaIo

dan buku ini, saya sudah mulai lebih banyak menulis tentang musik,
dan sebagian besar tulisan saya tentang musik benar-benar ber-
fokus pada karya yang konttapuntal. Maksud saya, itulah yang
paling saya minati; bahkan bentuk-bentuk sepetti opet\ saya pikir,
sungguh menarik karena bentuk-bentuk itu di dalamnyzbanyak
hal bergerak secara simultan. Dankaryz-karya favorit saya dalam
genre ini adalah karya-karya yang bukan dari Anda sebut
zpa yang
karya-karya developme ntal atau berbentuk sonata melainkan jus-
tru karya-k atya y^ng bersifat variasi-struktur, sepetti Variasi-va-
riasi Goldberg, misalny^, Variasi-variasi Bach-Canonic, dan
^t^rt
struktur itulah y^rrgsarya rasakan bermanfaat dalam menths Cul-
ture and Inperialism.Ini sudah lama menjadi kesukaan s^ya; inilah
jenis musik yang paling saya minati dan salah satu alasan merigapa
saya begitu tetpikat oleh Glenn Gould, y^rtg s^y^ pikir memiliki
kaitan langsung dengan buku ini. Karenanya, s^y^ ingin mencoba
mengotganisasikannya dengan c r^ y^trg ditiru dari sebuah seni,
ketimbang bentuk ilmiah yang kuat-gagasan tentang semacam
struktur variasi yang bersifat membeberkan, yang, s^ya kita, se-
sungguhnya merupakan cat^buku ini dipilah-pilah. Seluruh gagas-
an tentang sejarah-sejarah yang saling bergantung, tentang katak-
ter-katakter yartg saling tumpang tindih, dan semua yang sangat
penting bagi upaya ini
Aspek ketiga dalam buku itu yang berkaitan dengan sebagian
dari hal ihwal saya sebelumnya adalah seluruh gagasan tentang
persaingan dan perdeb atan; co n tes tatioa (<ontrovetsi, perdebatan)
zdalahkata yangsebenarnya saya gunakan. Dalam O rientalism, saya
kira, mungkin ini adalah salah satu dari dampak-dampak negatif
Foucault Anda mendapat kesan bahwa Orientalisme terus bet-
kembang dan menjadi semakin kuat. Ini menyesatkan. Saya iauh
lebih tertarik untuk meletakkan poros buku ini, Culture and btperial-
isn, dalam perebutan wilayah kekuasaan, sesuatu yang meniadi
landasan darj' apa yang sesungguhnya saya tulis. Persoalan keem-
pat, tentu saja, adalah peranan intelektual. Intelektual bukanlah
sosok yang benar-benar neual; dia bukan orang yang benar-benar
KEBUDAYAAN DAN IMPERTALIsITc 265
-
berdiri di atas semua hal dan hanya betsikap dogmatis begitu
saja, melainkan seseor^ngy^ng benar-benar terlibat di dalamnya
dengan c raterterrtu. Salah satu di zntzra orang-orang yafigsayl
kutip di sini adalah Thomas Hodgkin ketika dia berbicantent^ng
kata kolaborasi, dan perbedaan teori-teori tentang impe-
^nt^r^
rialisme yang mencoba "menielaskannya" dan teori-teori tentang
impedalism e y^ng betupaya "mengakhiri nya" itulah mak-
-iadi,
sud saya sesungguhnya. Dengankata lain, buku ini dimaksudkan
untuk membahas hal-hal yang berdampak pada percePatan nrn-
tuhnya struktur imperial, kendati saya szdan ini adalah semacam
tujuan yang mustahil. Jadi, in-ilah sebagian dari hal-hal yang sedang
saya coba lakukan.
Ada satu motf utama Jang newarfiai karya Anda, bahkan s/ak
Beginnings, dan itu adalab (kntn) "rtembrtr77i".

Oh, membumi, ya.


Kata itu mengemaka dalan Oientahsm,langsudab ada s/ak bagian
Pendahuluannla, dan kemudian dalam The Wodd, the Text, and the
Critic, juga dalam Musical Elaborations, di mana seluruh pemba-
dan

hasannlta nengaitkan @ruiasi estetis dengan (ke)rzenburtti(an), entah kita


menlebutnla selarah, atau @a s@a. Sekarang dalam Culture and Impe-
rialism, notif ini tanpak mewarnai baik dalarn pengertian kenembumi-
an, atau dalan pengertianlangAnda maksudkan dengan mengunakan
kata s ekder, a ta u da lam p e n egas an An da n rh a d E p axi ku lari tas s / ara h,
dan lain sebagainla.
(Kata) itu sangat penting bag szya,karena salah satu di antara
hal-hal yang ingin saya nyatzkzn adalah bahwa hal-hal y^ng s^ya
bahas itu semuanya terjadi dalam suatu ruang publik. Dalam bab
terakhir buku itu, ketika saya berbic^r^ tent^ng Amerika, ketika
saya berbicar tent^ng ruang publik, membumi adalah sesuatu
yang benat-benar berada di dalam benak saya. Tetapi, seluruh
gag santentang kemembumi an adalahuntuk menuniukkan bahwa
bahkan penulis seperti Jane Austen yang tetkenal bersifat-well,
kalau tidak melangit, maka sangat kelewat halus-pada dasarnya
tidak politis, kalau Anda suka, dalam arikatayang paling [2521-
266 EDwARD \fl SAID
-
nyat^nyz- justru sebaliknya. l{alauAnda ingin mencari ruang publik
dalam karya-karya meteka, Anda dapat'menemukannya. Jadr, da-
lam pengertian tertentu, saya berbi cara tefltarLgmengekspos serna-
cam sisipublih sebuah sisi mendunia dari teks-teks kanonikal yang
biasanya diabaikan ini--d^n ng0m0ng-ng0m0ng,diabaikan, bukan kare-
na orang mudah lupa padanya, melainkan karena, entah dengan
c r^ mencurahkan perhattan kepadanya bisa menjadi sebuah
^p^,
penderitaan. Maksud saya, mengapal<rta harus bican tentang In-
dia ketika l<ttabicuztentang Thzckeny. Atau, orang juga bisa bilang,
kenapa kita musti bican tentang India ketika l<rtz bican tentang
Jane Austen? Atau, mengapa kita petlu bican tentang India, ataw
Mesir, atau Australia, kalau kita ingin bican tentangDickens; semua
itu kelihatan seperti hal-hal yang tak relevan. Argumen saya adzlah
bahwa karya-karya ini, pertama, adalah buah tangan pengarang-
pengarang yang sangat publik; tidak ada yang lebih publik dari Dic-
kens. I{edu y^rrg j eias, semua pengarang ffi-lslrnxsuk iuga Jane
^,
A11s161-msnginginkan adanya sidang pembaca dan, karenanya,
meminta perhatian mereka dengan menggunakan referensi-refe-
rensi ini. Jadi, inrlah yangada dalam benak saya.
Ada satu hal yang ingin saya kaji ulang, sesuatu yang lupa saya
sebutkan, (y^it" bahwa) g gasarr tentang intelektual antidinastik
sangadah penting bagi saya. Sejujurnya, itu adalah poin khusus
yang sangat penting bzg saya, karcna sejak saya masih menjadi
mahasiswa, saya sudah menyadari seluruh persoaian kepengikutan,
sesuatu yang bagr saya menarik karena meniadi mudd seseorang
dan kemudian menjadi guru seseorang-hubungan semacam itu-
direplikasi tidak hanya dalam kehidupan kita di perguruan tinggi,
tetapi bahkan sebelum itu, yaitu sejak kita masih mahasiswa. Selama
ini saya selalu memiiiki per^s^an yang sangat rumit tentang hal
ini, karena pertama, saya tidak suka dianggap sebagai orangnya
orang lain. Dan, kedua, saya tidak ingin siapa pun jadi ora'ngsay^.
Dengan katalain, saya sangat teguh berpegang padzbagatm fl
melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Saya kira, itu adalah satu
bentuk independensi, yang (a) saya rayakan, dan @) saya kira jenis
KEBUDAYAAN DAN IMPERIALI SME 267
-
karya-karya y^ng sayv tulis-sepeti buku ini , atau Orientalism, atut
hal-hal lain yang pernah saya tulis-sayal<rakarya-karya itu tidak
berasal dari rumusan-r.umusan atau konsep-konsep yang bisa di-
tulatkan. S emuanya benar-benat berasal dari pengal pribadi,
^m^n
dan itu adalah hai yang luar biasa penting bagr saya.
Saya bicara tentang hal ini s y^
dalamserangkaian kuliah y
^ng
sampaikan pada musim semi laiu di Stanford. Rangkaian kuliah
kelompok (the Camp Lectures) itu akan diterbitkan tahun depan.
Judul rangkuman kuliah y^ngsay^sampaikan itu adalah "The His-
todcal Study of Literature and the Intellectual Vocation". Dalam
kuliah yang p ertam a ) y udul "His torical Exp erience ", saya
^ngberj
sampaikan bahwa salah satu di antan hal-hal yang terjadi pada
kritik kontemporer (jelas, dengan sejumlah petkecualian) adalah
trans formasi kons ep tentang peng alamanmen j ad.i konsep tentang
bentuk dan mediasi serta reduksi. Saya berikan banyak contoh.
Salah satu contoh yang paling mudah diingat adalah Metabistory-
nya Hayden \(/hite, di mana ada sebuah pergeseran menjauh dari
kandungan-kandungan sejarah, yaitu pengalaman sejarah para se-
janwan yang dibicarakannya, ke bentuk meteka, bahasa mereka,
retorika meteka, dan lain sebagainya. Itu sudah menjadi ciri yang
sangat rrmum; Anda bisa melihatnya dalam karyaJameson, misal-
nya, dan kaum Historisis Batu pada umunnya. Saya ingin kembaii
ke pengalaman sejarah. Buku ini didasarkan pada serangkaian
pengalaman sejarah yang sangat penting bag1. saya. Tetapi, penga-
laman-pengzlaman iru tidak dapat dianggap siap-pakai; dengan
kata lain, Anda harus mencoba metekonstitusi sendiri pengalam-
an-pengalaman itu, dalam katyzAnda.Jadi, (di sinilah) pengertian
antidinastik karya itu. Di sisi lain, pengalaman-pengalaman itu ti-
daklah terlalu khusus dan tetlaiu langka hingga o:-ang lain tidak
bisa memahaminya; saya pikir meteka bisa memahaminya karcna
pengalaman-pengalaman itu adalah pengalaman banyak orang.
Salah sata dari persoalan-persoalanlang sedang kita telaah berkaitan
dengan kategori kemaaan atau kehendak Mungkin dengan mempertim-
b angka n ap a1 a ng b arw s a1 a An da ka ta kan An d a m au m e m b i cara kan n1 a.
268 Eorwano ufl SaIo
-
Bisa sEa ingat sq'ak beber@a tabunlanglalu sebuah ulasan tentangBegSn-
nings, oleh HEtden lYbite,lang menlatakan kemaaan atau keltendak
sebagai kategori sentral dalarn praktik kitikAnda. Dalam Culture and

Imperialism, kehendak nasib nenjadi objek analisis lang sentral dan,


seperti yng barusan Anda katakan, buku ini sangat menaruh perhatiart

pada soal perdebatan. Tenpi, ketika sEta menbaca buku ini, kategori
kehendak sekarang bersitegang dengan apalang sala kira akan sEta sebut,
karena sajta nenginginkan istilahyng lebih baik, uisi hananistiklang
lebib besar dalan buku itu,langdirnotiuasi oleh kengeian terhadE akti-
u i tas ke h e n da k-1 a ng s e kara ng i n i b u ka n h a nit a ta np a k re d u ktf te rh 4dap
kecendekiaan dankritisisne dan dalam hal-bal seperti pnlitik identitas,
melainkanjuga nenakutkan di dunia ini di mana kategori ita nelahirkan
p erang- ko np etisi dan p erde b atan 1 ang m e np erte n tangkan b angsa- b angsa,

komuruitas-komunitas, dan kelonpok-kelonpok satu sama lain dalan upa-

1a keras untuk mendapatkan identitas, dan bukannla, sepertiyngAnda


katakan di akhir buku itu, antuk mernahami bangsa-bangsa, komunitas'
komunitas, maapun kelonpok-kehnpok lain.
Pzdabaglzn akhir Orientalisn, saya bicara tentang sebuah ha-
r^p^n akzn adanya semacam model nonkoersif bagi ilmu-ilmu
pengetahuan manusia, karena Orientalisme, saya kira, sesungguh-
nya memiiiki semua elemen dari sebuah tipe kehendak atzs tbe
otherytngsifatnya koersif dan agak serius dirsns2n2kan (meskipun
terselubung). Tentu szia, Culture and Inperialisn sangat banyak di-
dasarkan pada apz y^ng s y^ kira tidak bisa direduksi, yaitu ke-
hendak untuk mendominitsi otbers, tetapi dengan tambahan pe-
ngembangan, dalam kasus wilayah-wilayahiaia'htn yang s^y^^m -
ti, bahwa mereka harus menjadi others dalam iarak geografis yang
adil. Saya jadi bertany^-t^ny^ tentang hal ini; saya tidak benat-
benar berusaha untuk memahaminya,katena tampaknya itu me-
mang ada dan tidak bersesuaian dengan pengalaman yang pernah
sayz a)ami, atauharapztr apz- pun yang mungkin pernah saya mili-
ki--dengan kata lain, memiliki wilayah kekuasaan di tempat yang
jauh. Saya kira ini merupakan sernacam pengalaman seiarah yang
sangat spesial, dan sepetti sudah saya coba sampaikan dalam buku
KEBUDAYAAN DAN IMPERIALISME 269
-
ini, sangat khas bagi Inggris dan Prancis pada saat tertentu dan
dengan meniru dan bersaing dengan bangsa-bangsapenjajah lain-
nya seperti Belanda, Portugis, Spanyol, dan lain sebagainya.
Tetapi, hal yang menatik bagS saya tentang kehendak dalam
konteks ini adalah bahwa kehendak adalah sebuah keberadaan
yang terorganisasi yang menuntut keikutsertaanbanyak otang, dzn
bukan hanyasekadar soal penakluk-penakluk seperti halnya dalam
kasus wilayah-wilayah jajahan Spanyol abad keenam belas dan ke-
tujuh belas. Tetapi di sini, yang bisa berkembangadalah semacam
konsensus di sekitat kehendak untuk menjajah, di mana kehendak
untuk berkuasa atau menjalah itu, dalam pengertian tertentu, be-
nzr-benar tidak tampak lagi tetapi tetap ada. Jadi, ketika D.C.
Platt, cendekiawan y^flg s y^ kutip, bicara tentang "pandangan
departemenl2l"-itslah yang mengagumkan saya, bahwa akzn ada

sebuah pandangan departemental bahwa India "adalah milik kita",


dan itu memengafuhi orang-orang di Kiri, atau Kanan, atau Pu-
sat. Maksud saya, John Stuart Mill metasakanrty^, s m halnya
dengan John Seeley-mulzi da1 orang-orang yang secara terang-
tet^trg nmembenarkan penjajahan hingga orang-orang yang bisa
kita sebut sebagai kaum liberal, dan, entah bzgatman4 pahlawan-
pahlawan kita. Jadi, dalam hal itu, kategori kehendak biasanya
saya gunakzn dalam buku ini sebagai semacam hal yang negatif,
katakanlah, hal yang tidak menyehatkan dan destruktif. Saya sangat
terpengatuh oleh tokoh Kurtz dalam Heart of Darkness, karena
itulah dia yang sesungguhnya: dia adalah seorang makhluk berke-
hendak. Bagl saya, tampaknya dia masih merupakan contoh yang
paling kuat dari jenis orang yang luar biasa dan kuat yang dapat
kita temui dalam kesusastraan, sekalipun ada juga citra-cltr^ d^fl
ap^ y^ng saya sebut pribadi-pribadi kolonial yang besat, seperti
seorang Lugard, Rhodes, Lyautef, dan orang-orang semacam itu.
Tetapi entah bagasmana, Kurtz, katenaluar biasa terampilnya Con-
rad, memilikinya dalam bentuk yang kuat dan tetkonsentrasi; kisah
itu tidak lain adalah tentang rerrcltr -rencan ny^, proyek-proyek-
nya, dan seterusnya. Dan yang mengherankan saya ada.lah gagalnya
270 EDwARDW SaIo
-
orang-orang seperti Madow (ini selalu bersifat retrospektif) dalam
memahami apa maksudnya.
Di sisi lain, ada sesuatu yang baru dalam buku ini dalam kait-
anny a dengan kary a-kzry a s aya s eb elu mny a, dan itu tentt s aja ada-
lah kontrakehenda[ yaitu kehendak orang lain untuk melawan
imp erialisme. S aya menemukannya dalam pengalama n s y s endiri,
^
di rntara or^r'g-or^ns di dalam komunitas saya senditi (seperti,
misalnya, komunitas orang-oraflg Palestina) dan di tempat-tempat
lain di Dunia I(etiga, di lrlandia, dan lain sebagainya. Calture and
Inperialism diselingi dengan sejumlah perlalznzn dan pengal^m^n'
pengalaman yang menunjukkan kepada saya, deng^n c r^ yaflg
sangat langsung, adanyakontrakehendak yang selalu betmain; yang
saya brrtuhkan adalah sebuah kendaraan, atau metode, untuk me-
repre s entasikan kedua ny z, y aiat dominasi dan p edawanan, kehen-
dak dan kontrakehendak. Bagzn tragls dari hal ini adalah bahwa
perdebatan itu pada umumnya tidak benar-benar membedkan
jalan keluar bagr persoalan kehendak itu. Dengan kata lain, tam-
paknya persoalan kehendak itu justru betanjak ke fase berikutnya,
khususnya di dunia nasionalisme. I(ehendak itu ditansformasikan
menjadi kehendak untuk meniliki sebuah identitas dan sebuah
politik identitas. Jadi, masaiahnya adalah, tidak adanya pasivitas
absolut-yaitu dilema Schopenhaurian, yang dengan kata lain,
Anda menjadi semacam tokoh Buddhistik yang mengucilkan di-
tt, Ltltr menjadi seorang seniman, atau iustru mencoba bunuh di-
ri-yaitu sesuatu yang merupakan cara. untuk memecahkart {rra-
salah kesadaran kebangsaan, yar'g saya kira Anda benar menye-
butnya, berasal dari konrakehendak. Saya kira c t^ rnem^hami-
nya adalah dengan mengusahakan sejenis kehendak ketiga, yaitu
kehendak intelektual, atau kehendak ilmiah, atau kehendak sejarah
untuk memahami kehendak dan kontrakehendak yang sedang be-
kerja, dan memikirkan sebuah alternatif selain kehendak-kehen-
dak itu, yaitu alternaif yang sifatnya reflektif, nonkoersif, medi-
tatif hingga tingkat tertentu-yang kesemu^nya teng h saya co-
ba lakukan di sini.
KEBUDAYAAN DAN IMPENALI SME 27 1.

-
S ebuah kehendak yng nonkontestatori?
Tidak, saya tidak mau bilang begitu; karenz akan menjadi agak
pasif, danada semacam sifat elegaik yangdrtayakan di dzlzmnya.
Bukan begitu naksud sa1a. Bagaimana rzungkinlang neditatif dan
reflektif in juga nerwpakan kehendak?
Ya, sayamengerti. Saya menganggapnya benar-benar berkaitan
dengan kehidupan di petguruan tinggi. Saya sudah banyak me-
mikirkannya, dzn ketika saya pergi ke Aftika Selatan tahun lalu,
saya menyampaikan sebuah kuliah berjudul Kuliah Kebebasan
Akademis yang berisi selutuh peft^ny^ n tentang apa itu pergu-
ruan tinggi di sebuah atmosfer yangsrrgat ptovokatif dan sangat
mengasyikkan sepetti yangada di Afrika Selatan. Apakah itu per-
guruan tinggr? Dalam konteks ini, Anda bisa bilang bahwa pet
guruan tirsgr tidak boleh, dan tidak bisa, menjadi tempat bagi
partai yang menang untuk digunakan sebagai tempat untuk me-
nyebatluaskan progtam-programnya. Kendatipun demikian, saya
sedang berada di Afrika Selatan ketika apartheid mulai surut. Di
sana sedang terjadi sebuah proses politik yang cukup signifikan,
kendati Tuhan tahu proses itu mandek dan telah banyak berbalik
menjadi sesuatu yang buruk; tetapi, proses politik itu berawal
dengan dibebaskannya Mandela dan pidato de Kletk pada awal
Februad 1990, dan semua yang teiiadi setelah itu. Itu saya rasakan
sangat membesarkan hati. Dalam pengertian tettentu, saat itu saya
sedang berada dalam sebuah situasi yang ba.tu, di mana kekuatan-
kekuatan anti-apattheid sedang kembali dan sedang mulai meflg-
klaim tempat mereka lain di perguruan titgg. Bagi saya,
^ntar.^
tampaknya dilemanya adalahjika selama tahun-tahun itu kita sudah
tetsingkit dan kemudian masuk ftembali), Ialu apa yang ingin kita
lakukan? Apakah kemudian kita ingin menggusru kelompok-ke-
lompok latnnyauntuk keluar, dan lain sebagainya? B"g s^y^,t^m-
paknya itulah yang sedang saya singgung di sana. Saya mengusulkan
satu sikap yang berbeda terhadap ilmu pengetahuan di perguruan
tirggt, di mana ketimbang menjadikannya sebuah wilayah kekuasa-
an kelompok, saya lebih menyukai sosokpengembarayang sedang
272- F.DwARD'W Sam

melintasinya. Dengan kata lain, dihapuskannya perangkat-perang-


kat dan pertaruflgan-pertarungan pol,itik ini, kalau Anda suka,
demi sebuah upaya yang sangat integtatif, bukan bersifat sepatatis.
Ini juga merupakan pesarr Cultare and lruperialisrzr: slkap oposisinya
terhadap separatisme, pun bentuknya. Menurut pengalaman
^p^
saya sendiri, dan ini adalah pengaiaman Anda juga, tentu saja,
kita melihat sepatatisme di mana-mana. I(e mlr' pun orang me-
mandang, ada kecederungan untuk berspesialisasi, berpecah belah,
tetak, memisahkan neg r^-neg rL, dan lain sebagainya. Jadi, bagi
saya kelihat^nny^ perguruan tittgg (barangkali saya tedalu meng-
anggap penting perguruan ti"ggt) adalah semacam keadaan ztzu
negala utopia, tetapi inrlah y^r'gs^y^ kira memungkinkan adanya
kajian Semacam ini. Ini adalzh pendapat ya;ng zgak berlebihan,
katena kebanyakan kita cenderung menganggap perguruan ti.tggt
sebagai sebuah tempat di mana otang bisa memiliki karier, dan
ini tentu sajzbena4 dan tidak adayang salah dengan itu; tetapi,
kalau Anda mau, Anda bisa memiliki sebuah pandangan ytngagak
titgg. Anda tahu, misalnya,
lebih luas tentang apa itu perguruan
bagairnana Newman bican tentang hal itu dalam The ldea of a
akhir abad kedua puluh, mengingat begitu luasnya
Uniuersiry. Pada
ekspansi imperialisme (yang pada akhirnya menggiobal), sesuatu
semacam itu setidaknya betguna untuk mengawali sebuah diskusi.
Dan itu bisa dilakukan oleh individu-individu. Ini bukanlah se-
suatu yang membuat orang harus menunggu sebuah pantia untuk
mengetjakannya. Ini berkaitan dengan kehendak atau kemauan
untuk mengatasi kekuasaan-kekuasaan feodal dan spesialisasi-spe-
sialisasi ini, setta tervtarr,'l, pengaltman-pengalaman yang terbe-
lah-beiah ini demi kepentingan-kepentingan sebuah keseluruhan
yang lebih besar dan lebih padu.
Selain itu, sungguh menarik bahwa akhit buku ini, penyelesaian
(penulisan) buku ini, bedangsung di suatu tempat yang agak khu-
sus, terutamakatena, sekitar satu atau satu setengah tahun yang
lalu, saya sadzr sayapunya penyakit darahyang sudah kronis dan
membuat saya sangat khawatir, takut keburu mati sebelum me-
KEBUDAYAAN DAN IMPERIAI.I SME 27 3
-
nyelesaikan buku ini. Jadi, sangat penting bagl sayz untuk segera
menyelesaikannya, karena dalam beberapa bulan ke depan, saya
pikit (secarz irasional) saya akan seger^ m tt. Tidak ada bukti
objektif bahwa saya akan segera mati, tetapi saya kira hari-hari
saya tinggal sekadat bilangan angka, dan kelihat^nrryl memang
begitu. Jadi, beginrlah, saya dipaksa urltuk segera menyelesaikan
dan menutupnya dengan satu tuiuan, bukan, tidak seperti yang
saya lakukan dalam Orientalism, untuk mengurai dan menyingkap
betbagai hal di akhir buku itu, melainkan justru menyelesaikannya
dengan menawarkan pilihan yang tegas integtasi dan sepa-
^rrt^r^
rasi. Saya pilih integrasi, nomor satu; dan yang kedua, a.da saat
satu atau satu setengah tahun yang ialu, ketika saya merasa kenyang
dengan politik, dalam pengertian tertentu. Yaitu, saya sudah sangat
banyak terlibat di dalamnya, dan saya pikir saya adalah bagSan
dari sebuah fase yang sekarang sudah saya akhiri. Keterlibatan
politik saya dengan masalah Palestina, y^ttg slye- kira, dimulai de-
ngan kelahirzn dan tahun-tahun pertama kehidupan saya, dan be-
narbenar dimulai IzgT pada' tahun 1,967,benar-benar sudah ber-
akhir, sejauh menyangkut diri saya, dengan pembicaraan-pembi-
c r^ n perdamaian di Ma&id, yang dalarr, pengertian tertentu,
s^y^^rtgg p sebagai sebuah pengingkaran terhadap masa lalu kami,
meskipun saya mendukung perundingan-petundingan itu. Sei auh
y^flg s^y^ ingat, saat itu kami diminta untuk menyatakan bahwa
diri kami dan perjuangannkyatdan bangsa kami efektif kelevan.
Ribuan nkyatPalestina yang sudah mengorbankan hidup dannya-
wa meteka tiba-tiba saia kini tampak betadt pada sebuah posisi
yang matginal terhadap terjadi, yaitu kesep akatan
^p^y^rigsedang
Israel dzLn p an penghuni Tepi Barat dlal.1 QvTa-1tu bagus,
^ntar^
tetapi tidak mencakup orang-orang sepetti saya,katena kami tidak
berasal dari Tepi BaLzt dan Gaza' Saya merasakzn adanya sebuah
perubahan dalam iklim politik karena kami dibiarkan berada da-
lam keadaan putus asa dan tak berdaya. Dulu kami adalah sebuah
gerakan kebangsaan, satu-satunya genkan kebangsaan di abad
kedua puluh dalam konteks kolonial atau konteks imperial, yang
274 EowaRo SZ SArD
-
tidak memilikr patron (dari) luar (negeri). Kongtes Nasional Aftika
(Aftican National Congress-ANC) dulu punya Uni Soviet,
orang-orang Vietnam dulu punya Uni Soviet. Duiu selalu adapi-
lihan lain selain Amerika. Dunia sudah berubah, dan Amerika
telah menjadi satu-satuny^ neg taadikuasa. Sebenarnya, itu terjadi
ketika saya sedang menulis buku ini, duiu hal itu sangat dramatis.
Anda dapat melihatnya dalam bab terakhir. Oleh karena itu, bagi
s y^ t^mp^knya otang harus mencoba merangkum pengalaman
ini sedemikian rupa. Saya tidak mau mengatakan bahwa saya sok
prediktif, tetapi entah bagnmana, s y^ merasa bahwa petlanjizn-
perjanjian untuk fase yang akan datang akan menjadi sangatprovisio-
nal dan bahwa skema-skema unnrk penrndingan-perundingan da-
mai Timur Tengah itu benat-benar akan memberi jalan bagj apa
yang, bahkan kita lihat sekarang di Yugoslavia, yarrg dulu kita
^p^
lihat di Perang Teluk, dan lain sebagainya, dan seterusnya. Ini bu-
kanlah "^ftet imperialism"; ada percmajaan impedalisme akhir-
abad-kedua-p"l,rh. Dan saya pikit akan lebih baik membatasinya
dalam satu katya dan menyelesaikannya sekaligus. Itlrlah yarigs y^
coba lakukan, mungkin dengan cM^ yang, pada akhirnya, tetlalu
ringkas.
Kernbali ke gagasan-gagasan tentangperguruan tingiyng baru sQa
Anda sanpaikan. Dalam baku ini, Anda memperluas analisis-analisis
dan pandangan-pandangan ini hinga mencakup kebudalaan pada unun-
n1a, ataulang akan salta nbat civil society. Inikah alasanrrya neng@a
Fanon begitu penting bagi Anda? Sepertiryta Anda nenganakan Fanon
sebogni sebaah peingatan. Anda khawatir akan @a1ang terjadi bila se-
d ere ta n p artai n en du d u ki p ergil nt an tinggi. Te lap i, An da j uga di si b u k ka n
oleh persoalanlang lebih besar berupa apaJang akan terl'adi ketika, atau
jika, sederetan partai nenduduki seluruh civil society itu. Jadi, Anda
pun menperluas ....
Ya,karena saya punya pengalaman, pengalaman yang sangat
penting, saya mengalami sendiri dunia Arab, di mana ciuil sociefl
lenyap dalam dua puluh atau dua puluh lima tahun terakhir. Di
tempat-tempat seperti Irak dan Syria, tidak ada ciuil sociefl; segala
KEBUDAYAAN naN IuPnRrart swn 27 5
-
sesuatu, tetmasukperguruan titgg, sudah dipolitisasi, sudah men-
jadi bagian dari masyarakat politik. Itu adalah satu contoh yang
sangat penting buat saya.
Tentang Fanon: saya sangat terkesan ketika saya mulai mem-
baca Fanon lagi dan menulis buku ini enam atau tuiuh tahun yang
laiu, untuk melihat b agairrrrana, mis alnya, kary a-kary any d y ang tet -
akhir, khususnya ThelYretched of theEarth, memiliki sebuah kualitas
visioner di dalamny^>y^ngselama ini selalu diabaikan dan diting-
galkan oleh banyak pembaca.J.tg^, selagi saya menulis buku ini
(khususnya pada tahun 1988, atau 1988 hingga1,989, atau sekitar
itulah), terdapat begitu banyak bzhan, termasuk serangan Sidney
terhadap Fanon; banyak bah an kaiian mengenai pembacaan-uiang
tentang Fanon yang sekaligus mengangg pny^ sampah. Sayarasz-
membaca Fanon secara parsial berarti benat-benar keliru mem-
bzcanya, ataubahkan mengkhianainya, dan dia meniadi penting
bag1 sayahanyt sebatas sebagai sosok )'ang sudah disalahpahami;
sayal<rra ada sesuatu yang bisa saya lakukan dengan hal itu. Dan
saya membicarakan kesalahbacaanifrt di dalam konteks, dan di
dalam proses, di mana Fanon meniadi simbol dari banyak hal
lainnya selain dirinya sendiri, di mana gag s^fl-g g sannya yang
sifatnya agak sempit dan dangkal tentang ciuil sociery pascapembe-
basan atau pascakemerdekaan sesungguhnya tidak begitu kentan
dalam The lWretched of the Earth,lungmerupakan hal terakhit yang
ditulisnya.
Mari kita kembali, kalau bisa, ke pengalaman s{arab- Sala kira
jelas bahwa pengalaman s/arah adalah sebuah kem@uan lang konkret
dan p en ti nglt ang n e le b i h i seb agi a n da ri d i n e n si - di rz e n si O rientaltsm. S a1 a

ingin memintaAnda untuk sedikit bicara tentangbagaimana, sebagai sebuah


buku lang berisi analisis selarah sastra, Culture and Imperiahsm me-

mahami konpleksitas pengalaman s/arah; sala sampaikan pertanlaan


ini karerua pengalaman s/arah adalah salah satu dari temalenalang ada
dalan buku Anda yng diangg@ paling reduktiJ konfrontasional, dan
terpenggal, oleh ban1ak tulisan kritis. Dalam konteks ini, barangkaliAnda
juga bisa menjelaskan kepada kani apa itu nilai analisis s/arab sastra
276 EDyARD rJ( S,uo
-
Jang sesilngubryta, dan jtang mungkin, di dalan straktur inperial akhir
senacam ini. Kita bisa mengangkatpersoalan ini lagi nanti, kalau waktanla
nenungkinkan,laita kxika sala akan meminta Anda untuk bicara se-
dikit tentang@alangAnda bajtangkan dapat dikkukan untuk bisa meng-
hasilkan wacana sekulerlang lebib krit^ di Anerika Serikat.
lYe l/, l<rta akan memb ahasnya nanti. Sekatang, inilah bagastnana
saya memikirkannya. Semua analisis, penjelasan, dan komentat-
komentar sastra y^rrg s^y^ nriis di dalam buku ini, saya pandang
sebagai (sesuatu yang berada) di bawah-((di bawah" dalam pe-
ngertian dikuasai oleh, atau dilindungi oleh, atau dipengaruhi oleh,
sejumlah realitas sejarah yang agak mengerikan , y^ng bagS saya
pada dasarnya ada dua: di satu sisi, realitas pihak terjajah dan, di
sisi lain, realitas pihak penjajah. Yang saya coba lakukan adalah
berupaya agar ttdakkehilangan kontak dengan pengalaman-peng-
alzmznyang, dalzm bentuknya yang paling murni, sesungguhnya
tidak pernah dialami secara langsung, katena selalu saja ada se-
suatu yang melenceng dannya atau memperumitnya. Misalnya,
kesulitan-kesulitan seorang petani di Mesir selama periode pas-
ca-1.882, ketika Mesir diduduki oleh Inggris, tidak akan berubah
secara signifikan setelah pendudukan. Tetapi, di sana akan muncul,
katakanlah, sebuah kelas masyankat yang baru, atau relatif baru,
yang memperzntar;a-t pihak Inggris dan orang itu, sebuah kelas
yang berasal dai borjuasi, kelas pemilik-tanah, kota-kota besar,
dan bahkan pedesaan.J^&, maksud saya bukanlah bahwa setiap
ofang secara langsung berada "di bawah" dalam semua kasus,
berada di bawah tuan penjajah atau bangsa kulit putih di dunia
yang drjajah. Yang jelas, ini berlaku di tempat-tempat seperti Al-
jazat,misalnya. Semua derajatini ada. Tetapi, menurut saya, peng-
alaman-pengalaman menjajah dan dtjajah itu adalah horizon-ho-
flzon atau batas-batasnya. Pengalaman itu adalah setingnya, dan
itulah y^ng s y^ maksud ketika saya bicara tentang geogta{i-
inrlah geografi pengalaman itu, itulah lanskapnya.
Jadi, bagi saya, tugas analisis sastra, pertama, zdalah mefle-
mukan penanda-penanda geografi itu, referensi-referensinya di
KEBUDAYAAN DAN IMPERIAII SME 27 7
-
dalam karya sastra. Saya sangat heran katena ternyata penanda-
penanda itu sangat mudah ditemukan. Hampir di semua tempat'
ke mana pun Anda memandang-kztakanlahdi dalam novel, mes-
kipun ini juga bedaku dalam puisi, tetapi mari kita hanyz melihat
pada novel saja-geografi, lanskap, dan seti.ng adalzh y^flg ut^-
ma. Anda tidak bisa menulis sebuah novel t^rrpa zdanya seting,
dan setingnyaadadi sana, ia langsung kelihatan.Jadi, tugas analisis
karyasastra yang kedua adalzhmenjelaskan seting, yang menghu-
bungkan karyaitu dengan pengalaman seiarah yang lebih luas be-
rupa menjajzh dan dtjaiah, y^ng s^y^bicuakan tadi. Karcnanyz,
lain
izdt agzkmenarik dan sulit untuk mencoba, dengan satu dan
carz, (sayt tidak akan bilang menyinkronkzn antat^yutrg satu de-
ngan yang latnnya,zLntar karya sastra dengan pengalaman seiarah,
melainkan) membuat keduanya bekerja sama secara kontrapuntal.
Disiplin analisis sastta, seperti dalarnkasus Kritikus Bafu, bukan
hanya menghadirkan figur-figur yang indah begitu saia, seperti
metafora-m etafota, itoni-ironi, dan sebagai nya, dan seterusnya
(sekalipun, tentu saja, orang harus menyadari aspek-aspek sebuah
teks sastra semacam itu), melainkan selalu mengamati bagatmana
hal-hal itu berfungsi di dalam sebuah seting dan sebuah tempat
y^ng, katakanlah, sudah diatur dan ztas. Jadt, saya pikir' itulah
nilai dari analisis sastra semacam itu.
Sekatang, pertany^ankedua. Tentang analisis sastra yang Anda
tanyakan. Yang saya rasakan menarik dan menyegarkzn dalatn
Kipling adalahbahwa ada ienis-ienis kenikmtttn da;n kesenangan
teftentu, bahkan bila orang mempertimbangkan realitas hubungan
kolonial yang agak tidak menyenangkan atau, katzkanlah, realitas
yangrcIattfkurang menyenangkan sekalipun. Saya kita, inilah salah
satu alasannya mengapzhtngga hari ini banyak bangsa peniaizh
yang lebih suka membaca Kipling ketimbang Forster. Menurut
pendapat saya, jauh lebih banyak agendz politik langsung yang
ada dalzm Passage to India ketimbang yang ada dalam Kim, yang
seperti sebuah mimpi paniang di siang bolong. Tetapi, cakupan
kenikmatan dan kesenangan yang ditawarkan oleh seting im-
278 EDwARD !Z Saro
-
perialnya cukup luas dan saya tertank dengan sendirinya.
Persoalan geograf ini jadi paling menarik kalau orang melihat bagai
rzana pihak nryajah dididik. Makanla, dalam nembaca buku And4
sala bertanlalanla sendiri, 'Kalau menang bal itu sama gamblangnlta
dengan lang tampak keti ka sEta mem baca analisis Anda tentang D ickens,
katakanlah, lalu bagainana bisa sEta, sebagai seorangmaltasiswa di sebuah
da era h ko lo n i, ti da k p e rn a b m e n1 a d ai njr a ? " Mu ngki n i n i la b n as a la b n1 a,
karena ketika sala sedang berada di sebuah raang kelas, di sebuab koloni,
sambil rnerzpelajari sastra Ingris (dan di sini harus sala katakan bahwa
penbahasan Anda tentang bagaimana bahasa Ingris diajarkan di negara-
negara Arab dan di terrpat-terzpat lainnjta benar-benar nmgagumkan),
sala sedang di41ar seolah-olalt sala ini sudalt taltu nbelumnla.
Tdpat ....
Jadi, tulaanyng hendak dicEai di dalan ruang kaliah kolonial ada-
lab mengaasai teknikJeknik membacalang akan rzerzungkinkan Anda
nenjadi salah satu di antara sedikit oraftg-nrangJtang terpilib untuk men-
dapatkan beasiswa uutukpergi ke Inggris dan untuk merEiadi sama baikrya
de ngan 0 rang- 0 rang I ngri s. S eo la h - o la h ge ograf m e nge ci I b egi tu s aj a-- d a n
Anda bisa s/a berada di Kairo, atau di Maha, atau di nana pun, tet@i
selain itu Andaluga bisa sQa berada di sebwah ruang kelas di Inggris.
Anda bisa berada di Ingris dan Anda pun bisa sala sedang melakukan
hallangpersis sama.
lYe//, saya kira tidak semengecil itu. Saya
pikir orang jadi sadar
akan geograft hanya ketika (a) ia mulai berpikir atau berpindah,
dan ketika (b) Inggris pada akhirnya hengkang (dari India)-atau
bangsa Prancis, dalam kasus Aljazm. Maksud saya, pada masa
kolonialisme, seting itu, lokasi geografis yang kita bicarakan itu,
dianggap lumtah; orang menerimanya. Saya mencoba mefig t^-
kannya berulang kali: bahwa Anda benar-benar perc^ya karena
mereka ingin And^ perc y^, bahwa takdir bangsa yang inferior
ini adalah dikuasai dan dijajah oleh Inggris, misalnya, atau oleh
Prancis. Itulah bagian dari pendidikan yang drajatkan di sebuah
kelas tettentu tempat saya, misalnya, berasal. Anda tahu, Hodgkin
menyebut mereka para kolaborator; mereka adalah orang-orang
KEBUDAYAAN DAN IMPE,RIALISME
-279
yang menempatkan diri mereka sendiri demi kelas yang ada dt
sendiri danpan penduduk lainnya. Merekalah go-
^rrt^r^mereka
longan yang paling dekat dengan orang-orang Inggris. Imperialis-
me seialu melakukan itu, juga di koloni-koloni Prancis. Lihadah
kehidupan Senghor: Dia dididik Iaytknya seorang laki-laki Prancis,
lalu dia dikirim ke Paris; dan setelah tiba di Paris, barulah ia sadar
bahwa kulitnya terfly^t^ hitam, dan benar, dengan demikian dia
adalah seorang lelaki Prancis berwaiah hitam. Tetapi, dia tidak
menganggap dirinya seotang leiaki Senegal hingga lama kemudian.
Sekarang, geografi selalu berbeda di koloni-koloni yang berbeda-
beda, tetapi sayakztakan bahwa kita menerim^nya sebagai sesuatu
y ang zlami karena itu adalah geo grafi y ang " a)am7" di bawah situasi
dan kondisi semacamitu. Dengan ftata) alamimaksud saya adalah
kzrenageografi-geogafi itu memang sudah ada. Di dalam generasi
kita, kita tidak pernah melihat geogafi-geografi itu d^t^ng;mereka
sudah ada di sana sejak dulu. Mereka sudah ada saat kita dilahir-
kan. Jadi, mereka tdilahbaglan lanskap itu. Dan Anda berpikit
begitu, dan setelah Anda pindah dan bepergian, hingga tetiadt
dekolonisasi, hingga ada nasionalisme (yang sesungguhnya dijalani
oleh seseonng dtrt generasi saya), barulah Anda mulai menya-
datinya.
Jadi, jelaslah bahwa sayal<ra yang paling memengaruhi saya
dalam semua hal ini adalah Gramsci. Maksud s^y^, s^y^ luar biasa
terpana-s zya katakanini adalah satu-satunya hal teqpenting yang
saya ambil dad Gramsci-bukan oleh gagasan tentallg hegemoni
dan gtgasan tentang intelektual-intelektual organik dan semua itu,
melainkan oleh gagasan bahwa segala sesuatu, termasuk ciuil sociefii
pa,da awzlnya, tetapi sesungguhnya di seluruh dunia, diorganisasi
betdasarkan geogtafi. Gramsci berpikir dalam pengertian geo-
grafis, dan Prison Notebooks adalah sebuah seianh modernitas, te-
tztpi cztatan-c tatan Gramsci benar-benar mencoba menenpatkan
segala sesuatu sepetti sebuah peta militer; maksud saya adalah
bahwa selalu saja ada pertarungan memperebutkan wilayah ke-
kuasaan. Saya pikir in-rlah satu-satunya gagasannya yang paling kuat-
280 Eoruyanot}fl Sam
-
Tentu saja, kita semua punya pemikiran-pemikiran semacam itu,
tetapi anehnya, semua hal yang selama ini saya pikirkan itu berpadu
dalam Gramsci, dan dia merumuskan pikirafl-pikirannya itu de-
ng n c r^ yaflg s^rrg t mengejutkan, khususnya bila Anda mem-
bandingkannya dengan teman-teman seangkatanfiy^ di Eropa pa-
da saatitu, seperti Lukics danyanglatnnya,yang mengikuti tradisi
Hegelian, yang tersusun di seputar sebuah skema temporal. Skema
geografis, atau spasial, adalah sebuah skema yang sangat berbeda;
yang spasial jauh lebih matedal sifatnya.Joe, Anda tahu lebih baik
dari siapa pun bahwa Gramsci benat-benat tidak tertarik pada
mediasi, transmutasi, penaklukan, dan semua proses Hegelian lain-
nya di m^n^ antinomi-antinomi dapat disatukan dengan satu atau
latn cata, tetapi pada dasarnyz, dia benar-benar tertarik untuk
benar-benar menjalankan ptoses-proses itu sebagai realitas-reali-
tas yang timpang secara fisik, di m^n wilayah kekuasaan zdalah
tempat Anda mengerjakrrny^. BagT saya, itu luar biasa penting.
Dalarn pengertian tertentu Anda telah nenjawab salah sata pertanlaan

lang ingin kami tanlakan, babwa dalam baku Anda, ruang lebib penting
dari waktu. Tet@| kalau Anda iqinkan, bisakah kita kenbali sebentar
ke rzasalah atau peftanlaan tentangstatus analisis sastra? Say ingin ber-
tan1a, apakah Anda bisa menlelaskan lebih banlak tentang gerakan-ge-
rakan lanbat dan berl'angka-panlang dalam kebudalaan sebagai gerakan-

gerakan jtang mengabah magyarakat-magtarakat dengan cara nendaduki


ruang? Anda kerap nenbicarakan hal ini, dan dalam kerangka masalah
perbatasan, misalnla, Anda menlebut-sebut karya Basil Dauidson tentang
Afrika .... Mengingat hal ini, sebagai kitik sastra, tepat berada di dalan
laasnla cakrawala ruailgJang sudab Anda gambarkan, bisakah Anda
kata kan sesuatu ten tang p an dangan te ntang tran sfo rrzt asi-transform asi b u-
d ay s e b aga i s e s u a tu 1 ang lan b an dan be rj angka -p a nj ang? D an s e lanl u t n1 a,

d4atkah Anda katakan sesuatu bahwa lang Anda bayngkan adalah


tenpatnla buku ini, atau tenpatnla buku-buku semacam ini, dalam s/arah
j
p anj a ng wi lay b wi /a1 a h E a h an ? S a1 a b e rp i ki r te ru ta m a te n tang s e b agi an

dari bahasa lang Anda gunakan: di satu titik Anda bicara, misaln1a,
tentang har@an Anda bahwa buku ini akan neniliki sebuah tujuanlang
KEBUDAYAANDAN IMPERIAUSME 281
-
sfanla nencegab dan menjelaskan.
IYell, menanggapi poin terakhir itu, pertam^-t^m^ saya ber-
pikir tentang fzkta bahwa pengalaman akan wilayah jajahanpzda
hakikatnya betsifat tepetitif, meski tidak petnah dipahami demi-
kian. Anda tahr, ada satu baris indah y^rrg s^y^ kutip dad lWaiting
for the Barbarians-nya Coetzee, di manapenjajah-pe nj,ajah baru da-
tang dan mereka hanya melakukan haI yang sama deng^n yarrg
dilakukan oleh orang-otang dari generasi sebelumnya. BagT saya
tampaknya hal ini luar biasa menarik bagi orang-orang yang tinggal
di negara ini, di marr^ kita berpikir bahwa kita aka4 melakukan
hal-hal dengan cM^ y^ng betbeda atau, meminjam kalimat Lau-
fence Sterne, bahwa mereka "mengatur persoalan ini dengan cata
yang lebih baik" di \X/ashington. Nyatanya, dotongan imperialnya
petsis sama. Jadi, dalam hal itu, kalau orang bisa meletakkannya
di dalam semua drama dan detailnya di hadapan sidang pembaca,
maka mungkin itu bisa menjadi sebuah cara untuk merangsang
kesadaran tertentu di pihak orang-orang yang tak lain adalahpata
pembaca y^ng s^y^ tuju-yaitu untuk menyadari bahwa
^w^m
kebudayaan kita sebagai orang Amedka dalam banyak hal serupa
dengan kebudayaan Inggris dan kebudayaan Prancis abad kesem-
bilan belas. Dalam pengertian itulah, sifat mencegah hal itu; mak-
sud saya, mencegah Anda berpetasaan bahwa impedalisme kita
betbeda. Tak ada gunariya mengikuti jalan itu, katena jalan itu
sudah pernah dilalui, dan kalau Anda melakukannya, maka setidak-
tidaknya mungkin cobalah demi sinisisme tertentu sehingga Anda
melakukannya dengan pemahaman penuh bahwa Anda memang

sedang melakukannyz. Saya lebih suka menggunakan pendekatan


itu ketimbang pendekatan naaf yang digunakan oleh kebanyakan
orang Amerika.
Tetapi sekarang, poin kedua tentang hal ini adilahbahwa saya
menganggap buku ini juga sebagai sesuatu yang menyoroti pet-
bedaan kemerdekaan, nasionalisme, otonomi, dan lain se-
^ntaLra
bagainya, di satu sisi, dan pembebasan, di sisi lain. Jelas itu adalah
motif dari bagian terakhir bab ketiga. Yang atttnya, agar bisa be-
282- EowaRoW SaIn

bas dari pengalaman imperial, ujung-uiungny^ onng justru bisa


mengulanginya dengan satu atau latn cara. Dengan kata lain, ini
adalah politik teplikasi-maksud saya, gerak-gerik mimik, seperti
yang dibahas oleh Naipaul dengan sangat cerdasnya. BagT saya,
itu tampaknya selalu zda, tetzpi yang menurut saya tidak ada di
dalam sebagian besar dari penjelasan-penjelasan ini (sebagian ka-
rena dominasi terhadap w^c^n ataubahtsapolitik yang dilakukan
oleh para ilmuwan politik yang kecew^, p^r politisi, dan lain se-
b agarny a) adrlah vi si-tidak adany a visi. Pemb eb as an, p ada akhir-
nya, bukanlah sebuah fieg r^ ataupun sebuah biroktasi. Ini adalah
semacam energi seperti, misalnya, Anda temukan ketika C.L.R.
James memahami C6saire dan T.S. Eliot, dan dengan satu dan
canmembuat mereka bekerj s rn .Idah yang sesungguhnya
Iadrn
^
saya maksudkan, sekalipun orang harus banyak berjuang untuk
bisa memahami maksud saya itu, karena walatbagurnznapun iuga,
iru, adalah soal sejarah. Ini bukan sebuah sikap utopia, melainkan
sikap yang muncul dari sebuah ketertarikan terhadap sebuah peng-
alamtnhistoris tertentu dari jenis y^r,gs^rtg t kuat.Jadi, saya pikir,
pembebasan zdalah sesuatu yang benar-benar sedang szya coba
bicarakan, dan membebaskan did seseotang dari kebutuhan untuk
mengulang masa lalu. Kita kembali ke Eighteenth Brumaire- Anda
tahu, kita tidak selalu lantas disalahkan hznyakarcnz mengulang
masa lalu. Di sini, saya sedang mencoba sesuatu yang saya eks-
plorasi dalam sebuah kuliah y^ngs^y^ sampaikan di Oxford pada
bulan Februari; di sini, saya sedang mencoba bergerak menuju
suatu pandaLflg fl mengenai sebuah universalisme, yaitu hatus di-
tedma secara universal bahwa kebebasan-kebebasan demokratis
tertentu, kebebasan-kebebasan tertentu dari dominasi ienis apa
pun, kebebasan dari berbagai jenis eksploitasi, dan lain sebagainya,
adalahhak asasi setiap manusia-sesuatu yang bukan merupakan
kerangka kerja dunia impedal tempat kita hidup. Saya sedang men-
coba bergerak ke arah itu dalam buku ini dan dalam karya-karya
yang sudah saya selesaikan sejak saya menyelesaikan buku ini.
Sekarang, analisis sastra menarik bagi sayakarcna, tidak seperti
KEBUDAYAANDAN IMPERIAIISME 283
-
sementara oraflg di bidang s^y^, s^y^ benar-benar menyukai buku-
buku, syait-syair, dan penulis-penulis y^ng s^y^ baca. Saya pikir
ada sesuatu yang harus dikatakan untuk itu. Tetapi, juga karcna
saya yakin (dan di siniiah, saya pikir, saya tidak sepakat dengan
Anda berdua mengenai satu hal) bahwa banyak orang juga me-
nyukainya. Dengan katalzrrn, sayal<ra g g s^n tentang perkem-
bangan yanglamban, Anda tahu, itu senditi adalah sebuah pence-
gahan. Mengapa? Karena yang dimiliki oleh banyak di zntanl<tta
adalahlambannya petkembangan pengalaman membaca; maksud
saya,kita adalahbag1an dad sebuah generasi di mana entah itu di
sekolah atau dalzm keluarga, ztau bahkan lebih kemudian dari
sekolah dan perguruan tingg, oraflgpunya pengalaman membaca
dan menikmaikarya sastra. Dan itu adalah sebuah kontra-model
terhadap ui// of erztpire; yatn),, investasi yang orang lakukan serxnur
hidupnya dengan membaca, menganalisis, memikirkan, dan me-
renungkan serta membahas karyz-karya sastra atau kebud^y^ n
termasuk musik, lukisan, dan lain sebagainya,yang terhadapnya
orang merasakan perasaafl yang s rrgat kuat, di mana orang me-
tasakan investasi dan merasa telah berinvestasi. BagJ saya, tarn-
paknya hal ini metupakan sesuatu yang kuat untuk diingat. Anda
meiihatnya dengan jelas dalam Mimesis-tentang itulah sesung-
guhnya buku itu. Anda tahu, pengalaman-pengalam^n saya sangat
berbeda dad pengalaman-pengalamanAuerbach, dan saya adalah
orang yang berbeda, dan sayabahkan tidak mungkin ingin diang-
gap betada dalam kategori yang sama dengannya (dia berada di
atas saya). Tetapi, bahwa kami sama-sama melek sastra tampaknya
adalah sesuatu yang layak dipikirkan.
Secara umum, harus sayakatakan bahwa dalam diskusi-diskusi
tentang profesi kami, tentang bidang kami, selama dua dasawarsa
terakhir, saya sudah benar-benar kehilangan jejak itu. Tak adalag
jalanbagAnda untuk bisa menemukannya. Tedalu banyak tenaga
yang sudah terbuang untuk perbaikan-perbaikan teknologis. Ini
seperti memperbaiki mobil-dan pokokny^ s^y^ merasa benar-
benar tidak tertarik, dan sayabetany^-tany^ merigapa itu terjadi.
284 ED\yARD \V Sam
-
Saya pikir mungkin perguruan tittgs Amerika, hingga tingkat ter-
tentu, dan perguruan tinggi Inggtis-lah y^ngt^mp^knya sama se-
kali tidak iebih baik. Tetapi, sepertinya tidak mustahil bahwa iika
buku ini dibaca dengan c t tertentu, buku ini bisa membangun-
kan kembali minat orang terhadzp kesusastraan, yaitu dengan can
menunjukkan bahwa tidak mustahil orang membacaJane Austen
dengan sebuah sensitivitas terhadapkotyuitu sebagai sebuah kzrya
seni dan sekaligus meletakkannya di dalam dunia IalLnyzng sudah
sayabtcankan ini. Itu bukanlah sebuah konuadiksr,karena sayz
pikir memang itulah yang dilakukan olehJane Austen. I{arya-katya
y^ng s y^ kupas dalam Culture and Inperialisn adalahkarya-karya
yang tumbuh bersam^ say^, tetapi bukan karya-kzrya saya. Szya
membaca karya-karyaitu karena dulu saya bersekolah di sekolah-
sekolah Inggris, dan saya tidak mau membuang atau melupakan-
nya sekaranghanyakatena sec rL politis saya bebas dari bangsa
Inggris. I(etika saya membiczrakan hal ini dalam bab pertama,
sayzkatakan bahwa realitas-realitas ini adalahbagqtn dari penga-
larnan kita. Percuma saja membuangnya. Inilah alasannyz meng-
sly^ hanya punya sangat sedikit waktu-ak^n s^y^ katakan
^pa.
ini kepada Anda dengan sejujur-iuiumy^-s yzhanya punya sangat
sedikit waktu untuk orang-orang yang berkata, "lVell, Anda tahu,
inilah dunianya penjajth, tetapi sekarang kita memasuki sesuatu
yzngbznt, dan seterusnya, dan seterusnya." Akan saya beri Anda
contoh.
di Tepi Baratmusim panas lalu, dan sebelumnya
Saya berada
saya tidak pernah sekalipun berpidato atau berbiczra di sebuah
universitas Palestina, tetapi cuma itu yang bis sayz- lakukan. Itulah
^
satu-satunya pidato y^r1g s^y^ sampaikan selagi saya berada di
sanz.Pada dasarnya, itu adalah sebuah diskusi, dan dilakukzn dz-
lam bahasa Arab. Pertama-tama, sayz meringkas isi buku itu' ka-
rena meteka bilang, "Katakan sesuatu tentang apa yangbxu-baru
ini telah Anda kerjakan"; iadt, pun meringkas isi Culture and
szya

Irzperialisn dalam sepuluh belas menit dalam bahasa Ing-


^t^Lthm
gris, dan kemudian saya berkatl, "Mzfl kita berdiskusi." Lalu'
K-e,suoavAAN DAN IMpERrALrsun 285
-
kami beralih ke bahasa Arab. Tempat itu penuh dan pertanya n-
peft^rry^ rrnya kebanyakan tentang politik. Mereka ingin tahu ten-
tang proses perdamai4n, dan saya pikirkan tentang pe-
^p^y^rrg
rang di Irak, tentangAmerika, dan seterusnya, dan lain sebagainya.
Tanya jxrab ini luar biasa menarik bagi saya. Satu-s^frrrry^ saat di
man saya metasa kehilangan ketenangan dan kendali diri adalah
ketika seotang laki-laki berdiri dan mulai bican tentaflg Barzt
dan "kita-kita ini". Dengan katalasn, "itulah Bant... dan Islam
dan kita, kita berbeda," datt semua itu. Dan saya bilang, "T ihat,
saya tidak mau mendeflg^r itu. Saya tidak datang ke sini untuk
mendengarkan pidato-pidato semacam itu. Saya tidak percaya
bahwa ada orang yang mampu melepaskan sama sekali dirinya
dari masa lalunya sendiri dan pengalaman-pengalamannya sendiri,
karena p engalaman orang itu sendiri pas tilah berbeda-beda. Tidak
ada itu hal-hal sepeti pengalaman monolitik. Dan kalau Anda
berpikir bahwa Anda akan mencoba memulihkan esensi dari
sesuatu yang semula murni, tak tercemagdanprimitif yang seka-
rang sudah terkotupsi dan tercemzt,kztakanlah, oleh Barat, atat
oleh penjajah, atau oleh Zioni5lns-rn2ka sesuflgguhnya Anda
buang-buang waktu saiz. Jadi, jauh lebih baik jika Anda mene-
rrm^nyldan bekerja dengan campuran itu ketimbang mencoba
untuk mulai memisahkaflnyv." Saya merasasang tgeregetan ka-
Ienarrya.
Say kira say katakan tentang hal ita,
ada beber@a hallang ingin
tet@i akan sala sebutkan dua saja, dan Anda boleh mengabaikan mana
pun lang menurut Anda tidak layk diikuti. Say kira satu hal lang
o ra ng a kan ka ta kan da lam m e n a ng@ i p e rta n1 a an An da te n ta ng m e ngap a
perguraan trngt telab rzenladi nsuatulangmain-main dengan dirinla nndiri
adalah bahwa hal ini tejadi karena, setidaknla di Anerika Serikatyng
merwpakan bagian dari dunia penutur bahasa Ingris, kesusastraan sudab
tidak puryta terzpat atau @a pun seperti nilai kultural ....
Anda tahu, saya tidak yakin bahwa itu benat ....
V/elJ., sala barya bikng bahwa orang akan nengatakan ini ....
Oh, Anda bilang orang akan bilang begitu, tetapi Anda senditi
286 EDwARD \Xl S,rn
-
juga bilang b.gtt t ....
Say tidak bikng selalu, say bilang kadang-kadang....
Tetapi, maksud saya, masih.ada orzng-or ngdi luar s^n y^ng
membaca buku-buku, kan?
Salta pikir barangkali lang lebib benar adalah bahwa dalan ling-
kungan perguruan tingi orangjustru tidak nerubaca.
Tepat. Saya kira Anda sepenuhnyzbenar. Saya punya seorang
teman yang akrzb dengan saya selama sedikitnya tiga puluh lima
tahun; kami kuliah dan lulus sekolah bersam^-s^m^. Dra adalah
seorang penyrrnting teks-teks Renaisans yang sangat handal. Dia
orang yang sangatterpelajar; maksud saya, diabersekolah di SMU
yang sangat bagus, dia belajar bahasalatin dan semuanya. Dalam
beberapa kesempata fl, s^ytbertanya kepadznya, "sudahkah kamu
membaca novel yang begini dan begitu?" Maksud saya sebuah
novel terbatu, katakanlah, sebuah novel katya Robert Stone atau
karya Garcia M6rquez. Dan dia pun bilang, "Kamu tahu, setelah
kuselesaikan suntinganku, aku tidak punya waktu lagi untuk mem-
baca, jrdtaku pun tidak membzc ." Pengalamafl semacam inrlah,
bahwa kadang-kad ang sedang Anda lakukan dalam hidup
^p^yang
Anda di perguruan tinggi sebagai seorang ilmuwan sastra profe-
sional, entah bagatmana, mengacaukan kemungkinan untuk mem-
baczkzrya-karya,sastra. Toscanini pernah bilang, "Musikolog tahu
segala sesuatu selain musik," iru sebuah parodi atau karikatur,
tetapi sesuatu semacam itulah yang s y^ maksudkan. Itu adalah
sebuah pandangan yang memprihatinkan, tetapi saya kita i-tu benar.
Tetapi, itu tidak beratti bahwa orang tidak memb^c s^m^ sekali.
profesi itu di mana
Jadi, neskipun denikian, ada kasus-kasus dalan
dikucilkanryta kesusastraan nltais programatis sifatrya. Kebalikan dari
apalangdisebut sebagai sebuah debat kanoru sekarangini sudah mencapai
titik jtang seandainla-misalnla, sala harus memberikan kuliah dengan
menganakan buku Anda (yang mangkin akan sala lakukan tahun de-
panfsalah satu di antara pertarllaan-pertanlaan pertan aJang sEta tungu
dari mahasiswa sala adalah, 'Meng@aAnda mengangap buku ini sebagai
tekslang oposisional? Buku ini diawali dengan T.S. Eliot." Sala meng-
KlsuoavAAN DAN IMpERrALIsirae 287
-
hadapi,s/unlah rztasalah dalan melakinkan sebagian dari sesama angl-
tafakultas sala bahwa penting untuk terus mengajarkan kuliah-kuliah
kritik dengan menltertakan Plato, Aristoteles, Dryden, dan Kant,lang
bagi nereka cuma buang-buang wakta s@a. Mereka bilang, 'Meng@a
kita tidak nulai sE'a dengan seswatulang lebih penting, seperti Derrida?"
Ini bukan soal baltwa sala tidak sepakat dengan Anda dalan halpenting-
nla kesusastraan, jaah dari itu. Tetapi, sala nelihat sebuab situasi lang
agak aneh: buku Anda menunlukkan potensi-potensi nembaca karya sastra

lang sangat kEta, tetapi di saat lang sama, buku itu akan dibaca oleh
kritikus-kitikus oposisional, yngpada ununnJa akan bersimpati pada
sikap Anda secara politis, neski njebak dalan jainglaring logikaltang
tidak memangkinkan mereka zntak rnembahas tentang teksJeks tertentu
n tara de ngan 1t a ng An da la ku kan. M e s ki ke d e ngaran n1 a terla lu b erh b i h an,

sala katakan bahwa ada orang-orang di dalan profesi ini yng bahkan
tidak terlatih untak membaca teks-tekslangAnda baca itu sebagaimana
caraAnda menbacanla.
Saya punya pandang^fl y^ng lebih mutah hati dari itu, atau
sedikitnya tidak sesinis pandangan Anda. Tetapi, mungkin Anda
benar; entahlah. Bagl saya, batangkali Anda tampak bisa men-
jauhkan orang (a) dari debat kanon dan konsekuensi-konsekuensi
dad hal itu, yang menurut sayl sec ta keseluruhan benar-benar
sangat bodoh dan negatif, tidak menarik; dan (b) dari ugensi
teotetis, atau justru urgensi teori, yang dirasakan oleh banyak ma-
hasiswa pascasarjan2-mg1sk2 merasa sehatusnya mereka tidak
boleh ketinggalan dalam hal Derrida, Foucault, danyanglunnya.
Anda bisa menjauhkan mereka dad itu, atau setidaknya sedikit
mengekang minat mereka akan hal itu, dan kemudian memapar
mereka dengan penulis-penulis seperti T.S. Eliot, yang menentang
hampir segala sesuatu yang sama-sama mereka dan kita miliki da-
lam pengalatrtat\ sejarah, kesukaan, dan selera, dan lain sebagainya.
Lalu, saya pikir, akan Anda dapai bahwa sangat sering terdapat
t^ngg p^n yang mengej utkan terhadap kontradiksi-kontradiksi.
Dengan kata lain, mereka akan mengambil semua hal tentangT.S.
Eliot ini dan menerimanya-dia seorang royalis, seorang konser-
2BB EDwARD !fl SAID
-
vatif, dan setefusnya-dan berkata, "OI{, mengingat ifu semua,
mad kita cermati dia." Saya kira dengan demikian tidak mustahil
untuk mslih2l-saya sudah melakukannya sendiri bersama ma-
hasiswa-mahasiswa saya-sebuah kesukac itaan y ang sangat me-
ngagumkan dalam konuadiksi-kontradiksi yang muncul kemudi-
an, dzn kenikmatan dalam bahasa yang digunakan dengan c ra
yang genius, dalam konsepsi-konsepsi imziinaif, dalam citz rasz
formal yang benar-benar sangat cemerlang pada sebagizn dati
puisi-puisinya Eliot, dan sebagainya. Szya pikir itu layak dicoba,
karcnakalau tidak, kita akan mandek. Seberapa banyak bisa otang
kerjakan di luar teori yang draiarkan dan dipraktikkan sekarang?
Sangat sedikit. Akibatnya, orang mendapatkan kesan @atangkali
Anda sependapat dengan saya?) bahwa pada hakikatnya kita se-
dang mendaur-ulang materi yang sama. Maksud saya, seiumlah
buku-teori baru muncul dan kita buru-buru memb^c nya, tetapi
pada dasxnya, di satu sisi, isinya sama szia; di sisi lain, yang terf adi
hanyalah pembedaan yang tak ada habis-habisnya yang di-
^ntarz-
sebut golongan konsetvatif dan orang-orang yang hany^ m r]
memb aca kesus traan kontemp otet kary a otang-orang yang me-
as

miliki wafna kulit tertentu dan g g s^n-g g san politik teftentu.


Jadi, garis-garisnya sudah ditetapkan dan-laiu apa?
Tidak ada
Saya sendiri lebih suka memilih ialanyanglun,ialan an-
^p^-ap^.
txz. BagT saya kelihat^nrrya" or^ng hanya bisa melakukannya di
pefgufuan titgs.
SEta kira baku Anda juga rzerniliki sebuah tujuan pedagogik Ada
satu perasaan di mana buku ini dapat dipandang sebagai bukulang nena-
warkan sebuah kemungkinan akan adanla sebuah przgran kQian, se'
buah proyk, sebuah cara berpikir.
Mungkin. Saya belum pernah berpikir begitu tentang buku
saya. Buku itu adalah sebuah pemikiran menyeluruh tentang ba-
nyak persoalan menurvt c rL saya sendiri dan dengan c ta y^ng
sangat sederhana. Buku itu tidak dimaksudkan sebagai sebuah
teori atau apa pun yang selengkap itu.
Satu sQa lagi nntangmasalah sastra. Say berpikir tentangpoinlang
KEBUDAYAAN DAN IMPERrAusrraB 289
-
baru sEa Anda katakan, dan sala ingin rzencoba rzengabungkan ketiga
hal ini-sastra, uisi, dan lang ilniuersal-karena sEta pikir panjangryta
perenungan dan pernikiran tentang kalian dan interiorisasi kesusastraan
menberi Anda kuenpatan untuk rzengkEi dan nemandang.
Tentu saja.
Dan dengan denikian, ini berkait....
Atau musik , seni iainny orang.
^t^Djenis-jenis ^y^trgdiminati
Jadi, ini tidak haryta berkaitan dengan hasrat antuk nembebaskan
bangsa, tet@i1uga dengan pelaang atau kerzungkinan untuk nelahirkan

lang uniuersal.
Benar.
Setelah semtla penbicaraan ini, sala ingin kembali kepada sesuatu
yng s/ak awal sala membaca buku itu sangat menlentuh sEya,laitu
bahwa dalan barytak hal buku itu adalah sebuah buku lang akan me-
dan punla sebuah
rylentah seti@ pembaca baik sebagai bukulang uisioner
uisi. Visilang dirzilikirya tidak dapat dipisahkan dari sebaah katalang
baru saja Anda gunakan ketika Anda bicara tentang profesi ini-1aitu
ketikaAnda menlrcbut katakemwrahan hati. Dalam catatan saJa' saJa
telah berulang kali nenalis istilah kemurahan hz:d ini untuk menlebut
satu aspek tertentu dalarn buku Anda. Sayjuga telalt baryak menperha-
tikan sebuah kata lainnlalang sangat seringAnda gunakan,laita kata
memohon. Ketika sa-ya nendengar @alangAnda katakan tentang ke-
susastraan, dan ketika sala ingat @alangAnda katakan tentang hal itu
s e b agai s e b u a h pra kti k ke b u da1 aa n u rz u m1 ang b erh u b u ngan d e ngan s / ara h

danpengalaman selarab, sala ingin rzembawaAnda kertbali ke pertanlaan


tentang kaum intelektaal dan bertanla apakah masalahn1a di sini bukan
untuk kalangan intelektual yng entah bagaimana haras menjadi orang
yng bisa merespons tuntutan akan penga/anan s/arah dengan cara menS-
ingat dan nengkaji.
Ya.I%ell, sryal<tta tentunya itu adalah salah satu fungsi kaum
intelektual. Di dalam kuliah-kuliahyang saya berikao di Stanford
(dan tahun berikutnya ketika saya sedang memberikan kuliah-ku-
liah tentang Reith di BBC, di mana topiknya adilah kaum intelek-
tual dan dunia publik), saya membahas fungsi-fungsi khusus kaum
290 EDITARDW Sam
-
intelektual, yang salah satu di arrt^r^ny^adalah^p^y^ngsaya sebut
fungsi mnemonic. Dengan kata lain, sebagian dari peran kaum inte-
lektual adalah mengingat kembali hal-hal yangada meski tetlupa-
kan dalam panasnya pertarungan-yangAnda tahu, biasanya ten-
tang musuh-musuh seseoraflg dan tentang sejarah orang itu sendiri.
Jadi, itu sudah jelas, tetapi lebih dari itu: sebuah kata yang tidak
saya gunakan, tetapi saya jadtingat ketika Anda membicarakannya,
yaitw kata re ko n si li asi.

Itu seperti kata integrasr atau ....


I n tegrasi, malakt-kem ura han h ati mungkin lebih komplementer
sifatnya; tetapi, maksud saya, rekonsiliasi. Saya nsakan selama ber-
tahun-tahun, dan tentu saja dalam Orientalism,juga dalam Thepues-
tion of Palestine, dan hingga tingkat tertentu, dalam The lYorld, the
Text, and the Critic, sebagai makhluk yang benar-benar berada da-
lam pekatnya kecamuk sebuah perang. Maksud saya frrputt hanya
sekadar sebuah pertarungan sejarah atau sastra, melainkan sebuah
pertarungan dalam lebih dari satu front; saya dikepung oleh ber-
bagai jenis musuh. Hal itu sebagian ada hubung rrny^ dengan ke-
tertarikan dan komitmen saya terhadap politik Palestina, khusus-
nya di Amerika. Saya tidak tedalu merasakannya di Inggris, atau
di Eropa pada umumnya. Perasaanbenda dalam sebuah pergu-
latanizda akhir terasa di mana-mana. Saya tidak bisa menjauhkan
did darinya. Pergulatan itu terus bedangsung. Dan saya menyadari
sejumlah hai. Sayamenyadari (sebagian dari contoh-contoh Chom-
sky, orang yang selalu sangat menarik bag saya, baik sebagai se-
orang kawan maupun sebagai seoraflg y^flg s^y^ cermati) bahwa
ini tidak ada akhirnya. Dengan katalain, kalau Anda terus berta-
rung dalam pergulatan kebenaran dengan c r^ y^ng polemis dan
murni intelektual, maka pergulatan itu adalah perang t^np^ akhir.
Tidak ada solusi militer yang definitil itulah maksud saya.Jelasnya,
Anda bisa mencoba menyingkirkan orang lain; Anda bisa men-
coba menyapu lapangan. Tetapi, satu, dalam petsoalan-persoalan
intelektual, hal itu tidak akan pernah terjadi. Dua, di politik,
^ten
mengingat pengalaman politik saya sendid, dalam pertatungan
KEBUDAyAAN DAN IMPERIALlsrr.lg 291
-
panjang dengan Israel, sepanjang hidup s^y^ dzlzmbebetapa
^t^tr
waktu yangakandatang,tidak ada hanpznbahwa kami akan dapat
memenangkan jenis pertempuran militet yarrg berbasis-mi-
^t^a
liter melawafi otlng Israel, karenz tampaknya itu tidak mungkin,
kecuali bahwa pasti metekaakan menang. Mereka tidak akan per-
gi; kami pun tidak akan pergi. Sangat penting b^g] sdy^ untuk
memahami hal itu. Jadi, seperti sudah sayzkztakan kepada Anda,
saya berusaha mengakhiri ketedibatan politik yang dulu sayaialant
dengan berbagai alasan ini-alasan-alasan pribadi, politik, dan
lain sebagaifly^-tetapi, satu di antzra hal-hal yang teriadt pada
saya adalahbahwa tidak mustahil mengakhiri konflik dengan bang-
sa Istael, yaitu bukan dengan c ta mer'g lahkan mereka, tetapi
dengan mencoba memberikan sebuah model rekonsiliasi b,agr me-
reka dan sejarah mereka, dan bagi kami dan sejarah kami, secara
bers ama-s ama. B agi saya keliha t^flny rekonsiliasi ini b enar-benar
^
merupakan model untuk s emuanya, pertarungan memperebutkan
sebuah negeri, dan semua hal yang menyertainya. Sesungguhnya
in adahh soal apa yang akan Anda lakukan begitu Anda berhasil
mendapatkan negeri itu: Anda bisa gunakan kemerdekaan Anda
untuk mengusir orang lain, seperti yang dulu meteka lakukan, ka-
rena merekaadalahkorban-korban utama dari semua ienis skema
kolonial dan imperial, tetapi hasil akhirnyz zdalah bahwa mereka
memulai pertempuran imperial atatpertarungan kolonial Iarinnya
tepat di tengah skema-skema iru.. Nah,seandainya kami mengarah
pada tujuan yungsmrr^dengan yang kami tuju, di bawah bimbingan
dan pedindungan Syda dan Irak, dan lain sebagainya, dengan
mempersetjati diri, berperang dan kemudian memenangkan
sebuah pertempuran besar, y^flg akan kami lakukan sean-
^p^
dainya.kami kalah? Kita akan menghadapi risiko musnahnya se-
buah bangsa secara sistematis. Kami akan menghzdapi risiko
kehilangan, kerugian, dan kekalahan yang lebih besar di pihak
kami sendiri, karern memang itulah polanya sejak awal; kami
selalu s$akalah.
Di sinilah Gramsci jadi sangat menarik. Gramsci bicara ten-
292- Eowanos( Saro

tang sebuah pengepungan bersama. Anda bisa melakukannya de-


ng n c r^ lain, di tn fia Anda tidak perlu membuka front lain.
Saya tidak mencoba melakukannya. Tetapi, justru saya berikan
sejumlah model rekonsi.liasi yang dengannya orang dapat menem-
patkan dirinya sendid dan otang-orang lain dalam sebuah wilayah
kekuasaan atau di sebuah tempat yang tidak selalu penuh dengan
pertempur^n, y^ng tidak selalu padat dengan polemik-polemik
dan politik oposisionai dalam k^t^ yang kasat dan reduktif.
^rtt
Itulah yang menarik minat saya. Ada masalah-masalah yaflg me-
lingkupi semua masalah lunnya; saya membicarakan masalah-ma-
salah itu dalam bab terakhir buku tersebut. Maksud saya, sekarang
adamaszlah utata dan selatan yang menyelutuh. Ada masalah ling-
kungan yang menyeluruh. Ada persoalan yang menyelutuh teotang
sifat mudah tersinggung yang dimiliki oleh politik identitas. Semua
hal ini membutuhkan cara berpikir baru yang tidak bisa dipenuhi
dan tidak bisa diungguli oleh model-model polemikal dan opo-
sisional lama. Itulah yang sangat saya minati. Ju&, rekonsiliasi.
Dengan kata\atn, c ta-c rarekonsiliasi di mana orang bisa bersatu
kemb ali (tanpa mereduksi) sej arah-s ej arah. In-rlah alasannya meng-
apa, misalnya, pendekatan kontrapuntal jadi sangat menarik: olu;ng
bisa menyatukan kembali sejatah pihak terjajah dan sejarah pihak
penjajah t^flp^ perlu "menjadi imparsial", karena selalu saja adz
adil-tentu saja saya tidak mau
masalah keadilan. Pokoknya tidak
kehilangan kekuatan itu-pokoknya tidak adil bagi pihak penja-
jah untuk menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai lakukan.
Tetapi, di sisi lain, tidak lantas berarti bahwa hal itu memberi hak
bagi pihak tetjajzh untuk memberlakukan keseluruhan sistem ke-
tidakadilan terhadap sekelompok korban baru. Saya mengkajinya,
misalnya, dalam kasus dunia Atab. Pada waktu itu saya tidak me-
ngenalnya, tetapi sekatang saya tahu bahwa tidak ada sesuatu pun
yang bisa lebih bodoh dan lebih sempit pandangznny^ketimbang,
setelah didirikannya Istael pada tahun 1.948,banyak negan Arab,
seperti Irak dan J21n2n-5ebagpan sejak awal Iakirnya bangsa Is-
nel; kitz tahu hal ini sekarang sebagai sebuah kenyztaan, tetapi
KEBUDAYAAN DAN IMPERIALISI\{E 293
-
dengan menyampingkan provokasi mereka-dan setelah'56, Me-
sir, mengusir otang-orang Yahudi yang ada di neg r^ mereka.
Tentu stia, orang-otang Israel menyebutnya sebagai pertukaran
penduduk "Kami mengusir orang-orang Palestina, dan mereka
mengusir orang-orang Yahudi." Tetapi, itu bukan hal yang biiak
atau manusiawi untuk dilakukan. Tentu saja, bangsa lsrael pergi
dan melakukan agitasi di Irak, dan mereka menyediakan atau me-
lemparkan bom-bom di sinagog-sinagog untuk memberi kesan
bahwa orang-orangYahudi terancam, dan setefusnya, dan sete-
rusnya, dan kemudian, tentu saja,petzstan anti-Yahudi pun mulai
merebak. Ini adalah sebuah campuran yang, katakanlzh, tidak me-
nyenangkan. Tetapi, satu hal yang sedang saya coba tegaskan a.dzlzh
bahwa politik retaliasi-retotika menyalahkan, saya menyebut-
nya-tidaklah menarik. Yang ada hanyalah keterbatasannya.
Bolehkah kami nenanlakan sebuah pertanlaanlang unum sfatrya?
Tentu saja.
Apakah ada lang belun karni tanlakan pada Anda atau adakah
kesenpatanlangbelum karni bei kepadaAnda untuk nengatakan sesuatu
tentangnla,lang dalam hal ini ingin Anda singung?
lYell, sart-s tvrry^ hal yang ingin saya katakan a'dalah bahwa
ada semaczm energi intelektual dalam buku ini yang orang ingin
dapat mengomunikasikannya kepada pata pemb^c , y^ng sudah
dengan sendfuinya menarik untuk diungkap. Saya kira itulah yang
say^ p sebagai t^flt^r..galn terbesar sekatang ini, misalnya,
^rrgg
dalam pengajarrn saya. Sesungguhnya ini bukan hanya soal apa
yung say^ sampaikan kepada para rnahasiswa tentang Eliot atau
tentang Coruad atau Hopkins atau siapa pun di dalam kelas; te-
tapi,kalauAnda mampu mengomunikasikan kepada mereka pe-
r^sl rL untuk tidak menerima idde re{rte ylng sudah dikemas yang
umurnnya kita miliki, untuk merangsang garis-gads baru dalam
penelitian yang dapat dilakukan oleh siapa pun untuk diri meteka
ssndid-2ah, tn;/'zh tepatnya yang ingin saya lakukan.
Kelihatannla, di akhir buku itu, ketika Anda membabas tentang
nedia dunia dan keniskinan serta kelangkaan tuacana kritik sekuler,
294 EovzaRo \7 Snro
-
Anda rnenohon,pembaca untuk bekery'a deni neningkatkan kernungkinan
adanla kritik itu ....
sekaler semacarlt
Tetapi, hal itu tidak bisa terwujud t^np^ adanya investasi per-
sonal dan intelektual tertentu. Kaum intelektual, menurut saya,
hatus digerakkan oleh apa yang Benda katakan sebagai sebuah
tasa keadilan; dan itulah y^ng, s y^ kira, sudah tidak ada lagi: De-
ngan kata lain, kecuali jika otang merasa bahwa jlkaXdan Y terjadi
karena A dan B melakuk^nny^ dalam pengertian yang terorgani-
sasi ... maksud saya bukan hanya individu-individu. Saya tidak
s edang bica t^ tent^ng tanggung jaw ab so sial ... Anda tahu, Conrad

bilang dia tergerak oleh beber^p^g g s^n yang sangat sedethana.


Saya merasakanhalyang sama. Demi wacana intelektual dan demi
aktivitis intelekrual, orang harus terangsang bukan oleh gagasan-
gagas an yang ptetensius dalam p engertian Habetmasi an y ang Iwar
biasa suram dan muram-Anda tahu, ruang publik dan wacana
modernitas t\vng tak lain hanyalah omong kosong, sejauh yang
saya tahu-karena tidak ada pusat moral bags apa yang dilakukan
oleh Habermas. Saya kira harus ada semacam pandangan moral,
seperti yang Anda temukan dalam Chomsky, atatBerffznd Rus-
sell, dan oraflg-otang semacam itu. Saya tasa inrlah satu-satunya
hanpan di negara ini.
Itonisnya, masalah neg r^ ini-dan kita kembali ke tempat
kita mulai 12di-62521ah di neg r^ ini adalah masalah geografi.
Tersebar. Tidak ada pusat. Anda tahu, bagi orang-orang di Pitts-
b"rgh atau Indian^ Illinois atau New York atau California,
^t^v
ada semacam rasa kedaerahan tertentu, tetapi tidak ada rasa ke-
bersamaan, dan orang tidak puny^ r^s^ akan adanya sebuah pro-
yek nasional, apa pun itu (khususnya di kalangan Kiri). Selain itu,
dirampasnya tuang publik, ruang bersama, oleh media dan kot-
porasi-korporasi, sungguh teramat sangat mengerikan. Ini adalah
sebuah kenyataan yang sangat mengecilkan hati. Itu adalahsebagian
dari persoalan-persoalan yang petlu dibicarakan. Bukan perbaik-
an-perbaikan lebih lanjut dari seminar kelima tentang Lacan atau
hal-hal semacam itu; saya rasa itu luar biasa mengganggu dan pe-
KesuoavAAN DAN IMPERIALIsIIS 29 5
-
nuh kebohongan.
Di sata sisi, Anda nenlingung soal persebaran dan tidak adanla
pusat, tetapi di sisi lain, Anda bicara tentang mekanisne-nekanisme dari
apalangAnda dan lain-lain-Anda dan Chonspt, khususnla, pernah
menulis tentang ltal ini-sebut sebagai pabrikan otoritas (manufacturing
of consent) -1tang luar biasa terpusat. Jadi, kita dapati diri kita berada di
dalam sebuah situasilangsangat aneh. Kita hidup di sebuah negaraJang
neniliki baryak kebudalaan dan subkebudEtaanlang tartpakrya sangat
tidak padu, tet@iyng sekaligus meniliki mekanismelang homogen dan
kuasi-honogen untukpabrikan otoritas. Negara ini tidak rztemiliki sebuah
n e trop o li s 1 a ng m e ngi katnl a ; j u stru, m e trop o lis n1 a a da la b ge lo n b ang-ge -

/ombang siaran, ataa media massa, pada umumnla.


pikir itu benar. Saya menyatakannya begini: homogenisasi
Saya
terhadap satu tingkat kesadaran tertentu yang dilakukan oleh me-
dia, dan oleh juga, katakanlah, sistem pendidikan primer dan se-
kunder. Saya pikir di situlah banyak diantattnya berlangsung, di
m fl oralrg dtajzrkan untuk menjadi patriotik, untuk memahami
aspek-aspek tertentu sejatah neg r^ ini yang sudah dipilih dan
ditentukan dengan saksama, dan seterusnya. Homogenisasi ini
sangat kuat. Saya tidak akan menyebutnya sistem indoktrinasi;
saya tidak akan melangkah sejauh Chomskir yang menyebutnya
begitu. Tetapi, homogenisasi itu memiliki sebagian dari elemen-
elemen sistem indoktrinasi. Saya kira, biasanya, ini juga merupakan
semacam pembiusan terhadap sikap kdtis. Dengan kata lain,Anda
sudah beranggapan begitu saja bahwa, "lWell, tzk zda yang bisa
dilakukan terhadap hal itu," dan, "Mereka sedang menyelesaikan-
nyal' dan 'nWalau btgatmznapun, mereka selalu benar," dan"Kita
adalah pembela-pembela kebebasan," dan setefusnya, dan sete-
rusnya. Pada dzsarnya, itulah mekanisme Perang Teluk. Dan ke-
mudian muncullah perhatian lokal yang fanatskini terhadap hal-
hal seperti mengoleksi ztar bermain-main dengan mobil-mobil,
atau mengoleksi kaleng-kaleng bir, dan lain sebagainya. Sebe-
fl rtryl,Chomsky menegaskan entah di mana bahwa kalau Anda
menyalakan tadio ketika Anda sedang berkeliling sambil me-
296 ED5TARD \( SAID
-
ngendarai mobil, Anda teng^r^i bahwa kebanyakan dan apa
yang ada di gelombang-gelombang tadio itu adalah berita-berita
kacangan atau musik pop dari satu atau lain jenis, dan kemudian,
kalaupun ada diskusi-banyak di antannya adalah diskusi yang
paling menadk dan tumit dari tingkat yang luar biasa canggih-
itu adalah diskusi tefltang olahraga. Kesadaran orang Amerika
akan olahraga, berikut skot-skor dan sejarah serta teknik dan se-
gala sesuatunya, berada di tingkat kecanggih^n y^ng nyaris me-
ngerikan, terutama bila Anda membandingkannya dengan kurang-
nya kesadaran mereka akan apa yang sedang tejadi di dunia ini.
Di situlah Anda merasa bahwa investasi sedang dilakukan dalam
hal-hal yang menjauhkan orang dari rcahtas-realitas yang terlalu
rumit-dan kemudian onngakan merasakan kebutuhm akan adz-
nya seorang penyelam at atarttokoh besar tertentu, entah itu Peroi
atau Bush atau orang-orang semacam itu, untuk mengambil alih
negara ini.
Mungkin Anda ingat ini. Sudah teramat sangat barytak sekali Anda
gunakan sebuah kata lang saJa rasa sangat menarik Kata itu adalab
untutored (tak berpendidikan; amatiran). Dulu, kita pernah berdiskusi
tentang kekuatan kata wnniored ini. Kalaa Anda mau saJa bisa men-
carikan contohnla; tet@i, sala ingin tahu, @akah Anda ingat betulpeng-
gunaan istilab ini, apakab Anda bisa nenberi kami pengetian tertentu
dai kata ini karena ..-.
lYell, pada dasarnya, maksud saya innediarT (kedekatan).

lfawancara denganJoseph A. Buttigieg dan Paul A. Bov6


dalam boundary 2: An InternalionalJournal of Unrature and Culture,
Durham, Carolina U tara, 799 3
Orient alism dan S esudahnya

BARANGKAI-I kami akan mulai dengan Anda antuk me'


meminta

ngatakan sesuatu tentang latar belakang intelektual dan politik Anda di


akhir tahun 1950-an dan / 950-an. Bagaimana Anda rnengidentifkasi
diri Anda politik dalan hubungannla dengan hak-hak sipil dan
secara

gerakan-gerakan mahasiswa diAnerika Seikat selana masaAnda masilt


nenjadi selrang angota nuda pada fakultas di Uniuersbas Colunbia?
P e ngaru h fo rrn a tf @ a 1 ang An da d ap a tka n d ari p e ri o d e ke h i dup an An d a
ita terhadap karya-karya Anda nlanjutrya?
lVell,pada tahun 1950-an saya masih mahasiswa dan pada se-
l<rtar 1.957 saya sudah menyeiesaikan pendidikansarlana saya. Ke-
mudian saya pulang ke Timur Tengah selama satu tahun, tetutama
untuk betmain piano. Dan kemudtanpzda tahun'58 saya kembali
untuk kuliah pascasarjana dr Harvard, dan saya larut begitu saja
di dalamnya. Saya benar-benar tidak melakukan apa pun selain
belzjat selama lima tahun. Seorang keluarga saya, khu-
^nggot^
susnya, yang sering saya kunjungi selama tahun-tahun di Kairo,
sangat aktif dalam politik Arab, sebagai seorang Palestina. Saat

bawa masuk ke Mesir banyak orz;flg dari tipe-tipe tevolusioner


ini dad dunia Arab. Namanya Kamal Nasir, dan meskipun res-
minya dta zdalah anggota Patai Baath, pada waktu itu dia adalah
juga seorang Nasserit. Belakangan dia menjadi seorang juru bicara
untuk gerakan Palestina di Amman pada akhir tahun enam Pu-
298-EDv/ARDWSaro

luhan. Kemudian dia pindah ke Beirut, setelah tragedi Black Sep-


tember, dzn pada tahun 1,973 dta menjadi salah satu dari tiga pe-
mimpin yang dibunuh Israel pada bulan April tahun itu-saya
baru saja mengunjunginya rrralam itu. Begitulahyang te{adi. Te-
tapi, umumrry^ saya tidak menyadaftnya pada waktu itu, dalam
pengertian bahwa saya memfokuskan diri pada kuliah-kuliah szya
saja. Saya berhasil mendapatk an gelar Ph.D. sayz pada tahun 1 963
dan pindah ke New York, di mana saya menduduki sebuahjabatan
di Universitas Columbia di bidang bahasa Inggris. Pada saat itu
pun, saya masih memfokuskan diri pada pekerj^ ns^y^ dan mulai
menulis buku yang pert^m , tentang Conrad.
Dengan munculnya gerakan hak-hak sipil pada pertengahan
tahun enam puluhan-dan khususnya pada tahun '66:67-de-
ngan sangat cepat saya dibelokkan oleh Martin Luther King, yang
mengungkapkan jati dirinya sebagai seorang Zionrs besar, dan
yang dulu selalu biczradengan hangatrrya mendukung Israel, khu-
susnya pada tahun '67, dan pascaperang. Pada tahun 1968 terja-
dilah revolusi (Jniversitas) Columbia, tetapi selama tahun aka-
demis itu saya sedang tidak berada di tempat! Saya ketinggalan
revolusi itu.
Ketika saya kembali ke Coiumbia pada musim gugur tahun
'68, saya banyak terlibat dalam kegiatan-keg1atan anti-Vietnam.
Banyak di antan mahasiswa yang menjadi bagian dari revolusi
itu adalah mahasiswa-mahasiswa saya. Tetapi, itu adalah periode
ketika menculnya genkan rakyat Palestina juga sedang te{adi.
Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya tedibat dalam politik
Palestina, seperti halnyayang dilakukan oleh sebagian dari keluarga
dan teman-teman sekolah saya dulu. Seorang teman sekelas saya
di Hatvard dulu, misalnya, melepaskan jzbatznnya di Universitas
Washington dan pergr ke Amman untuk menjadi kader penuh.
Dia terbunuh pada tahun 1,976, semasa Perang Lebanon, dalam
Dulu dta adalzh seorang tokoh yang
situasi yang tidak begitu j elas.
sangat penting dalam genkanitu, dan hingga kini masih meniadi
tandatlrrylbesar tentang siapa yang membunuhnya dan mengapa.
ORIENTAT-ISMoaN SssuoasNva 299
-
Dialah orang yang mempetkenalkan saya padaJean Genet, pada
tahun 1.972, yzng saat itu berada di Beirut. Dialah orz;ng y^ng
membawa Genet berkeliling. Dia disebut-sebut dalam karya tet-
akhir Genet, Prisoner of L.aue, sebagai Abu Omar.
Begitulah, saya pergi ke Amman pada tahun 1,969 dantetlibat
dalam genkan itu-bukan untuk tinggal di sana, melainkan se-
bagai seorang ekspatrizt. Sayamulai menulis tentang politik untuk
pert^m^ kalinya dalam hidup saya, untuk diterbitkan di Amerika,
dan muncul di televisi dan radio. Semua ini teriadi padz masz
pascaperang tahun '67, yang merupakan pedstiwa besar dalam
kehidupan berpolitik saya. Saya berada di Amman selama musim
panas tahun 1970 hingg^ pe:.zLng pecah. Saat itu pokoknya saya
harus kembali mengajar Saya berada di sana untuk menghadiri
sebuah pettemuan Dewan Nasional. (Pada waktu itu saya belum
menjadi anggota. Saya menjadi anggota dewan itu pada tahun
1977.) Itulah saat pertamakahnya saya melihat Arafat,pada tahun
1970, di Amman. Lalu, setelah tragedi Black September, gerakan
itu berpindah ke Beirut. Ibu szyainggal di Beirut, jadtszya sering
pergr ke sana. Tahun itu saya menikahi seorang wanita Lebanon,
dan selama dua belas tahun berikutnya,l'970 hingga 1.982, szya
banyak tedibat dalam politik Palestina di Beirut, sebagai seorang
ekspatriat. Saya selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari segala
pertikaian Saya tidak tertarik. Untuk sementara orang
^nt^rpar:til.
mengira saya-dan memang, dulu-betsimpati pada Ftont De-
mokratik. Tetapi, saya tidak pernah menjadi anggote- dan tidak
pernah tedibat dalam sengketa-sengketa diantara mereka. Arafat
memanfaatkln saya, dengan c r terterltu, karena saya berada di
Amedka. Meteka datang ke PBB pada tahun '74, dan saya mem-
bantu menyiapkan pidatony^: s^ya menerjemahkannya ke dalam
bahasa Inggris.
Kemudian, tentu saja, selamam sa kepresidenanCatter, saya
berguna bagi gerakan itu karena sebagian bekas temall-teman se-
kelas saya adalah pemerintahan. Mereka adalah teman-
^nggot^
teman sekolah saya dulu. Orang harus ingat bahwa saya tumbuh
300 EDwARD \( Sato
-
sebagai seorarlg tokoh Kemapanan di Amerika. Sa1'a bersekolah
di sekolah-berzsrama, di Princeton, di Haward. Itulah hal-hal
yang bisa saya manfaatkan, walaupun semua itu kerap disalahtaf-
sirkan oleh sebagiafl orang Palestina, yang mengira s ya "mewa-
kili" Amerika. Ketika buku saya The puestion of Palestina muncul,
misalnya, majalah mingguan milik Front Rakyat melancarkan se-
r^rg n b es ar-b e s a nn terhadap s aya karena say z dtanggap menj adi
wakil dari segala sesuatu yang borfuis. Beginrlah, saya teriun total
ke dalam politik, bersamaan dengan tugas-tugas akademis saya.
Keduanya menyatu, dalam pengertian tertefrtu, pada pertengahan
1.970-zn ketika saya menuits Orientalism. Buku itu mengawinkan
dua hal yang pal-ing saya minati: di satu sisi, kesusastraan dan ke-
budayaan, dan di sisi iain, kajizrkajian dan analisis-analisis tentang
kekuasaan. Sejak itu, keterlib^t^r7 sayaitu terus berlangsung t^np^
terputus hingga musim gugur tahun 1991, ketik^ s^y^ mengun-
durkan diri dari Dewan Nasional.
Mungkin kami bisa bertanla tentang karakter perkauinan minat-
ninat dalaru Otientalism ini. Orientzhsm kerE dibaca sebagai semacam

ko n ha- s ara h tra dis i ke sus as traa n E rop a, p e ngu sira n


/ te rh ad @ h an tu - h an tu
putitik hunanisme sastralang tingi. Di sisi lain, kualitas kesusastraan
dalam teks-tekslang dikritisi secara politik ditekankan dan ditegaskan di
sana. Ini
telah menlebabkan orang mendEati sebuah sikap anbiualen
terhadap hunanisrzte sastra dalam karya itu. lYalau bagairzan@ttn juga,
ini adalah sebaah tradisi lang tidak harya menegaskan nilai-nilai kesu-

sastraan, rzelainkan sudah sering beranlak jauh bingga nengidentifkasi


nilai-nilai itu dengan nilai-nilai kenanusiaan. Masih adakah anbiualensi
dalam Orientalism terhadap hamanisme sastra?
Yz.Pahlawan-pahlawan buku itu, seiauh memang adapahla-
wan, (saya kira tidak ada pahlawati, tentunya),pzdadasarnya pah-
lawan-pahlawan itu adalah novelis-novelis' Orang-orang seperti
Flaubert, seperti Nerval, yang sebagian di tntatanya adalah itgz
penyair. Tetapi, ada" zmbivalensi. Sebagatmanz dikatakan Orwell
tentang Salvador Dali, bukannya tidak mungkin orang meniadi
seorang manusia yang menjijikkan sekaligus penulis hebat, seperti
OwnNrzusuDAN SESUDAHUya 301
-
Salvador Dali. Jadi, Anda bisa menjadi seorang imperialis dan
seorang Orientalis, sekaligus seorang penulis besat. Itulah yang
benar-benar menarik bagi saya, koeksistensi dua hal. Apa yang
akan dilakukan seseorang di hadapan ambivalensi itu? Ptofesi
saya sendiri selama ini sangat konsisten. Selama ini ttadisi telah
b enar-b enar memis ahkan keduanya. S emaki n lzma s aya dianggap
telah betsikap kasar katena membicarakan keduanya secara bet-
samaan.
B u kan ka b s i k@ 1 ang u m u m b e rla ku ce n dera ng le b i b rrrerttndas p o liti k

atas nama sisi kemanusiaan? Persisnla bakan pemisahan, tet@i dominasi.


ini adalah sar: bentakpemisahan, dalampengertian
Ya. Tetapi,
bahwa orang tidak akan bicara tentang ini, kzrena itu iau};. leblh
penting. Bahkan Raymond \il/illiams, sekalipun, misalnya-otang
y^ngs y^hormati dan sayangi-membahas tentang Cadyle dalarn
satu bab panjang dalam Culture and Sociery.Bagamana Anda bisa
membaca Cadyle seperti dia membacanya? Bahkan seandainya
itu terjadi pada tahun 1,950 atau kapan pun sekalipun. Carlyle me-
nuhs Tbe Nigerpuestion padz tahun 1840-an, dan itu adzlahkarya
horor rasis yang mengerikan. Kalau Anda mengkaii karyanya,kar
y^ny^ itu ada di mana-mana. HaI y^ng sarrr^ juga betlaku pada
Ruskin. Meskipun dta adalah seorang tokoh yang berpengaruh
sangat besar terhadap orang-orang sepetti Gandhi dan Tolstoy,
Ruskin adalah seorang imperialis besar. Dia benar-benat berpikir
bahwa Inggris harus menjajah dunia ini-dan dia benar-benar
mengatakan hal itu!Jadi, ini bukan soal mencari ambivalensi itu.
Ambivalensi itu memang sudah ada di sana. Anda tinggal mem-
bacanyz.Jadi, Anda benar. Didominasinya wacan^y^ng satu oleh
waczrn latnnya.Itulah yangtetladt selama ini. Dan saya tidak hanyz
tertarik pad abagumana keduanya saling berdampingan, melainkan
juga pada bagumanaAnda dapatmembaca karya-karyaitu dengan
keprihatinan-keptihatinan ini dalam benak Anda, dengan sebuah
proses dart apa y^ng s^y^ sebut pembacaan yang kontrapuntal,
yang mengubzh karya-karya itu ke dalam kondisi-kondisi yang
memungkinkan adanya kritik yang membebaskan.
302- Eowanow SAID

Inilah y^ngs^y^ coba lakuk^nsecm^lebih ekspJisit dalam buku


baru saya, Culture and Imperialisn. Jadt, tidak mustahil, misalnya,
untuk membaca A[ansfeld Park dari sudut pandang petkebunan
Antigua milik keluargaBeftrams, ketimbang membacafly^ sec ra
ekskiusif dari sudut pandang Mansfield Park. Dan dalam pem-
bacaan itu kita dzpat meiihat bukan hanya asal usul dari pembe-
rontakan budak di Santo Domingo, melainkan juga seluruh ttadisi
penulisan tentang I{epulauan I{anbia yang muncul daripadanya:
karya C.L.R. James dan Lamming serta Eric \X/illiams. Di titik
inilah, menurut hemat saya, Mansfeld Park menjadi sebuah nortel
yang bahkan jauh lebih menarik, jauh lebih besar untuk dapat
mengusung di dalam dirinya sebuah peluang untuk mengakomo-
dasikannya kembali dengan sesuatu yanglarn, dengan ienis pem-
bacazn yang Iain, dengan kepentingan yang berbeda. Novel ini
menjadi bagqan dari sebuah jalur kajian lain, yang bukan ialvnyz
novel Inggris. Ia menjadi bagian dari pengalaman Kepulauan Ka-
ribia.
Tet@| Mansfield Park nnp menjadi nouellangharus dibaca. Dengan
kata lain, Anda tetap berpegangpada karya-karya kanonikal
Ya, tentu saja,karcna sec r^kultuta-l saya kerap bersikap sangat
konservatif. Ada buku-buku yang benar-benat bagus, dan ada
buku-buku yang kurang baik.
Txapi, bisa sEa ada s{umlah alasan untuk ita. Orang bisa bilang
bahwa buku-buku ini adalah buku-buku di manapengalaman-pengalaman
s / ara h terte n ta s u da h m e nge n dap s e cara p a li ng s ign fr kan, dan m e n1 o do rkan
sebaab pembelaanlang murni stmtegzs sifun1a buat karya-karya itu: ini
adalalt baku-buku lang merupakan kanon dalam kebudalaan ini, dan
dengan denikian, di sinilah tempat di mana kita akan malai nengupasnla.
Tetapi, Anda ingin mengatakan sesuatulang lebih kuat ketinbang babwa
ini adalah tenpat rzrulailang strategis?

Ya. Mansfeld Park,kendatipun bukan novel favorit sayakaryz


Austeri, adalah sebuah karyz yang memang luar biasa. Di sinrlah
harganya menjadi paling tittgg, yaitu di dzlam argumen dari sisi
kualitasnya. Karena Austen begitu berakxnya dalz;m m sylra-
OwnNrzusa'toaN Sssuoasuva 303
-
katnya sendiri, atau dalarr' safu segmen dari masyarakatnya sen-
did, hal ini memungkinkannya melihat-dengan visi yang sangat
terbatas itu-pedunya. sebuah iajahan. Menurut pendapat saya,
dengan cM^ y^ng tidak bisa dikompromikan. Dan itu konsisten
sifatnya, meskipunJane Austen sudah diklaim kembali oleh kaum
feminis. Feminisme-nya Fanny Price dalam Mansfeld Park sama
sekali tidak tetusik oleh petbudakan dan oleh perkebunan tebu.
Saya pikir orang harus perhatikan itu.
Tetapi, @akah kualitas buku itu secara intinsik terkait dengan k*
m u ngki n an n1 a u ntu k di b aca se cara ko ntrap un ta /?

Saya kira, ya. Tetapi, itu jelas akan membutuhkan lebih dari
sekadar menegaskan hal itu untuk membuktikan hal semacam ini.
Orang toh ttdakptnya waktu untuk melakukan segala hal. Ambillanl
Heart of Darkness sebagai contoh laLn. Heart of Darkness, apa pun
yang Anda pikitkan tentangnya sec r politik, benar-benar novel
tentang Afrika. Banyak novelis Afrika, termasuk Chinua Achebe,
yang begitu menlrsl2ngnya, merasakan peflunya bementuhan de-
ngan novel itu. Bukan karena novel itu adalah sebuah teks yang
rasis, tetapi karena novel itu adalah karyz yang suiit dan menge-
sankan, yang bedsi imajinasi seorang Eropa tentang Afrika. Buku
itu punya kualitas. Secara suategis buku itu menjadi sentral karena
kuaLitas yang dimilikinya itu. Hal yang sama juga bedaku pada
Dan yang orang harus tambahkan saat ini adalahkata
The Tenpest.
"kenikmatan". Ini bukan hanya strategl bukan hanyakualitas, me-
lainkan sebuah karya dtm^n^ orang bisa mendapatkan kenikmatan
estetis. Mungkin sebagian karena alasan-alasan itu, tetapi juga ka-
rena novel ini adalah sebuah buku yang mengagumkan untuk di-
baca. Saya sama sekali tidak melecehkan, merendahkan, atau me-
ngecilkan peran kenikmatan karya tru. Salah satu dad atgumen-
argumen y^ng s^y^ sodotkan dalam buku batu saya tentang kat-
ya-karya seperti Kim-mengapa buku-buku semacam itu menjadi
begitu penting menjelang akhir abad kesembilan belas-adalah
bahwa Kim, tokoh dalam novel iu, zdalah sebuah alat bagi Kip-
hng agzr dapat dinikmati keberadaannya di India. Meskipun de-
304 ED$UARD tJ( Saro
-
mikian, Anda tidak bisa menghilangkan kualitas impedal dalam
buku itu: bahwa dra adz di sana demi mengabdi pada I{ekuasaan
Inggris. Akhknya, dia menjadi seorang abdi 1'ang loyal di dalam
permainan besar itu. Tetapi hingga titik itu, saya pikir, kualitas
utama Kin bag Idpling adalah kenikmatan-semacam kenikmat-
an imperial tettentu.
Kenikmatan imperial ini haruslah rzampu bergerak melintasi batas-
batas. Jadi, bukankah itu adalah sebuah kenikmatanlangsecara intrinsik
beinplikasi politik?
Benar, tetapi orang lain juga bisa bergerak melintasi batas-
batas. Anda akan terkejut. Yang menarik adalah bahwa Kipling
sedang menikmati kesenangan-kesenangan imperial itu sedemikian
rupa sehingga dta benar-benar buta akan apa yang sedang teriadi
pada waktu itu: yaitu, munculnya sebuah gerakan kebangsaan In-
dia. Dia buta pada faktor dan elemen lain ini, yang sedang ter-
bentuk, muncul, dan pada akhirnya mengalahktn Kepenitiahan
itu.
Orang toh bisa bilang bahwa keindahan teks itu tepatnla berada di
tenpat di nana teks itu tidak buta terhadap munculnlagerakan kebangsaan
itu.
Ada dua tempat dalam novel itu di rrrlr' Kipling bicara ten-
tang perubahan-perubahan di India; dia hampir selalu merepre-
sentasikan Ind-ia yang t^flp^ perubahan. Salah satu di alrrt^rarrya
adalah episode yang terjadi pada si serdadu tua dalam kaitannya
dengan Pemberontakan Besar. Dan dia merepresentasikannya se-
bagu sebuah kegilaan sementara yang menghinggapi orang-orang
India itu.Jadi, dia melihat dan mengubzhnyamenjadi sesuatu yang
lain, dan dia kabur jauh-jauh. Dia melihatnya, tetapi dia tidak ambil
peduli-tidak menulisnya sebagai rnlr'a adany a. Tempat kedua
zdzlah ketika belakangan, saat salah satu dari perempuan-perem-
puan itu, jandanya Shamiegh, rnengatakan bahwa, "Kami tidak
menginginkan datangnya or rrgorang Inggris baru itu. (Ini ada
kastannya dengan t^ng n-tangan kolonial muda berpendidikan,
seperti Ronnie Heaslop-nya Forster, dua puluh lima tahun kemu-
ORTENTAT-rS MoaN SesuoaHr.rve 305
-
dian.) I{ami lebih suka gzyalama." Ada perasaan di mana' menu-
rut I{pling, of?lng-ot ng India lebih menyukai kaum Orientalis
tradisional, seperti Koiqnel Cteighton. Jadi, dia mendaftar peta-
saan tentang y^ng barangkali diinginkan oleh otang-orang
^p^
India, tetapi dia tidak memedulik^nny^ dan mengubahnya men-
jadi sesuatu yang lain, dan dia pun lantas pergi jauh-iauh. Saya
pikir tidak ada keindahan lain apa pun di sana, keindahan-kein-
dahan semacam itu, yang tetang-terangan mengzcu pada situasi
politik yang adz pada waktu itu.
Ini kedengarannJa seperti coltoh kebalikan dari Mansfreld Patk.
Tadi Anda katakan ada satu tenpat lain di dalan teks itu di nana Anda
bisa menbaca-alang teks itu, tetapi di sini tidak ada tempat lain itu.
Tidak, ada tempat lain. Ada sebuah gerakan kebangsaan' Mi-
salnya (ini perincian yang penting), serdadu tua yang dulunya zdalah
anggota Militer Inggris, yang dikuniungi Kim dznLlama. digam-
batkan oleh I{ipling sebagai orang yang dihormati di desanya'
-AJal, menurut jalan pikiran saya, mengiflS tI^t^t belakang saya
sendiri, or^ngseperti yang betkomplot itu sangat mungkin bakan
orang yang harus dihormati. Dia lebih mungkin menjadi seorang
yang harus dikucilkan. Jadr, or.ang berfokus pada itu.
Orienta-lism bertumpu pada sebuah perspekttf Foucaultian, tetapi
itu tadi dibingkai dengan sebuah teori Gramscian tentang hegenoni. Tidak
a d a ka h p rb e d a an -p rb e d a a n 1 a ng b e s ar da n ke tega nga n - ke t ega ngan di an -
e e

tara masing-masing teori kekuasaan ini?


Tentu saia sangzt banYak.
Apakah Anda teras nemelihara perspektif ganda ita?
Tidak. Saya tidak akan bilang saya meninggalkan Foucault,
tetapi saya akan katakan bahwa saya telah dapatkan
^p^yangharus
dipahami dari Foucault menjelang saat munculnya Discipline and
Punish, pada pertengahan 1'970-an. Yzng szya temukan tentang
Foucault, yang tentangnya saya tuliskan dalam sebuah esai kecil
berfudul "Foucault and the Imagination of Powet", adzlahbzh-
wa-di luar fakta bahwa dia tampaknya adzlah seofang teoretikus
kekuasaan, dan selalu mengacu pada petlawanan-sesungguhnya
306 EDwARD S( SArD
-
dtaadalah tangan kanannltakekuasaan. Sebenarnya dia menulis ten-
tang kemenar'g n kekuasaan. Dalam karyanya, khususnya setelah
paruh kedua Discipline and Punish, saya temukan sangat sedikit ban-
tuan dalam melawan jenis-jenis tekanan administatif dan disipliner
yang dengan begitu baik digambarkannya pada bzgSan pertama.
Jadt, saya pun benar-benar kehilangan minat terhadap karyanya.
Materi yang belak^ng n saya temukan tentang pokok bahasan itu
sangadah lemah, dan menurwt jalan pikfuan saya, tidak menarik.
di antara orang-orang di Amerika yang
Saya adalah salah satu
mengajar tentang Gramsci, tetapi ada sejumlah masalah d.alam
mengajarkan dan bicara tentang Gramsci. Pertama, tetjemahan
Prison Notebooks didasatkan pada sebuah teks yang sudah rusak
dan menimbulkan kesan yang sangat keliru. Bahkan ketika saya
tengah mengerjakan Orientalism, saya menemukan kesalahan-ke-
salahan di dalamnya. Kedua, dan mungkin yang lebih penting,
karena sekarang orang bisa membaca sebuah teks yang sangat
bagus-edisi kdtik Prison Notebooks-nya Genatan^ y^rrg terdiri
dati empat jilid dan dilengkapi dengan sejumlah sangat besar ca-
tltan-c tat21-Q126sci adalah seorang penulis-cat atan yang pro-
duktif. Dia tidak pernah menulis satu karya yang konsisten, kecuali
Southernpuestion,yangbanyak saya gunakan dalam buku baru saya.
Sangat sulit mengambil dari karya-karya Gramsci sebuah sikap
politik dan filosofis yang konsisten. Sedikit tentang ini, sedikit
tentang itu-yang kebanyakan, saya kira, dalam tradisi Vico dan
Leopardi, semacam pesimisme kosmopoli tan Itilia; bersamaan
dengan keterlibatanny^y^ng luar biasa dalam gerakan kelas-pe-
ke\a Italta. Tetapi, di luar itu, secara metodologis sangat sulit
untuk "menggunakan" Gramsci.
Mungkin konsep tentang hegenoni itu bisa digunakan.
Ya, konsep itu memiliki semacam daya tartk yang kuat, sebuah
manfazt total, yangmasih saya gunakan. Tetapi, sebenarnya untuk
apa ...? I(ualitasny^ y^rrg palirg menadk adalah g g s^n tentang
pengepungan betsama. Hegemoni dan apzyang dibutuhkan untuk
mempersiapkan sebuah gerakan kontra-hegemonik. Tetapi, itu
OwnvramsunaN Snsuo'lnNv,t 307
-
tidak bisa dilakukan sec f teoretis; gerakan itu harus meniadi
bagandari sebuah genkanpolitik besar, yang disebutnya sebuah
ensembel. Sesuatu y^ng s^ya rasakan sangat berguna. Tetapi, di
luar itu, sulit untuk menggunakan Gramsci secara instrumental.
Dalam kutturpotitik Kiri, selama ini ada sedikitrya dua pengunaan
konsep Grarnscilang masing nasing sangat berbeda. Yang satu didasarkan
pada pembacaan kultural nrhadap karla-karlanJa, Jang lainnla berda-
s arkan p ad a alt a ng dis e b u t o rang Tu ri n G ram sci, 1 ai tu te n tang in te le ktu a l-
@
innlektual organik, organisasi-organisasi kela*pekeia, dan lain-lain.Apn-
kah Anda nengunakan keduanla?
pikir orang memang hatus menggunakan keduanya' Mi-
Saya
salnya, dalam S o uth ern pu estio n, djz mengondang orang untuk mem-
perhatikan peran seseorang betnama Gobetti, yangadilah sema-
cam intelektualutarayang meniadi seorang aktivis selatan. Buku
itu sesungguhnya bican tefl tang mengatasi pemilahan-pemilahan
p olitis dan geografi s antarne g l(z-flegoJ:a bagian, antarkeny ataan-

kenyattangeogtafis. Yang sedang dilakukan Gramsci adalah ber-


improvisasi dalam sebuah situasi lokal yang sangat khas (politik
Italta pzdaawal tahun 1,920-an) demi meny atakan sebuah gerakan
kontra-hegemonik teftenru. Inilah yang paling saya minati dzlam
Gramsci. Menurut pendapat stya, lnal sentral dalam pemikitan
Gramsci, yang belum cukup mendapat perhatian orang adala}i.
bahwa pemikirannya pada dasarnya bersifat geografis. Dia ber-
pikir dalam pengertian-pengertian tedtori dan tempat-tempat' se-

suatu yang luar biasa penting bagr saya. Tradisi materialis, ttadisi
materialis yang pesimistis di ltzha, semuanya tdalah tentang tem-
pat. Pemikir^ftny?- t s^flg t tidak dogmatis, sangat tidak abs-
^rn
trak. Anda selaiu bisa mener^pk^flny^ pada situasiltaha. Keba-
nyakan materi teoreris yang ofang baca dalam iutnal-jurnal Kiri
betkala sekarang ini---dan selama sepuluh tahun terakhir ztartba'Lt-
kan lebih ini-begitu kabur, begitu tak tetsentuh oleh genkan
politik apa pun dilam bentuk apa pun.
cara Anda menbicarakan Gramsci di sini tanpaknla bersitegang
dmgan hal-hajangAnda katakan sebelumnla dalan ltubungannla dengan
308 Eowano !( Sam
-
Aasten, tentang kualitas-kualitas tradisi sastra hananis.
Kenapa? Gramsci adzlzh seorang humanis sastra. Dia ahli
dalam filologi dan sangat berminat pada sastra Italtz dan bentuk-
bentuk kesusasffaan lainnya. Dia memb^c apa saja tanpa pan-
dang bulu. Szyal<ua keliru kalau orang mempertentangkan yang
humanis dengan yang politis, atau tadikal, atav pun. Ada se-
^p^
buah tradisi yang jauh lebih panjang di mana keduanya saling
mengisi. Kalau Anda menilik The Making of the English lYorking
Class-nyaThompson, misalnya, yangada. di sana zdalah sederetan
contoh demi contoh otang-orang seperti Blake, patapenyair dan
penulis, dan diguna kannya Shakespeare dalam gerakan-ge iakan
radikal. Saya kira oposisi semacam ini tidak pedu ada; sesuatu
yang)'menurut pendap^t s^ya, kembali ke oposisi Althusserian
tertentu yang palsu dan dibuat-buat. Bukan mustahil membayang-
kan sebuah humanisme sastra yangtak resmi, tak bisa dipahami,
ataupun yang sifatnya mengecam politik. Orang benar-benar da-
pat melihatnya sangat banyak tedibat dalam politik. Ada satu ta-
disi kepenulisan Karibia yang utuh yang, sepeti dikatakan oleh
C.L.R. James, tidak petnah punya latar belakang lain. Kita tidak
sedang bicara tentang Afrika, kita sedang bican tentang orar.g-
orang Karibia-ini adalah populasi yang ekstatis. Inilah latar be-
lakangnya: persisnya, g^g s^n-g^gasan humanistis-dan politik-
Baratini. Jadi, tidak masalah bagi saya kalau Anda menyebutnya
ketegangan.
Foucault dan Gramsci memberi Anda pendekatan-pendekatan teore-
tis alternatf untuk mendekati objek-objek sastra jtang nerambah ke luar
sikap+ikap tertentu terbadap teks,lang secara metodologis, s€rztpit. Mereka
n ern buatjenisjem batan-jem batan teoretislang berbeda-beda di antara te ks-
teks dan konte,Qs-konteksnla, antara penbacaan dan praktik, dan lain
sebagainla. TetQ| bila Anda jadi menolak sikap Foucauldian karena
pandangannlalangpro blematis dan dominan tentang ke kaasaan, dan Anda
bikng babwa Gransci barus dibaca secara taktis sE'a--dia tidak nenbe-
ri Anda sebuah kerangka tezretis-tampaknla ini nembuka sesuatu dari
sebuah ntang hampa netodologis. Apakah Anda merasa khawatir akan
Or'tnNrants rDAN SESUDAHNya 3 09
-
hal ini? Ataukah menarat Anda orang lain terlalu nengkhawatirkdn apa-
kah mereka nemiliki kerangka teoretis lang benar?

Ya, sayapikit begitu. Teori sudah menjadi barang pengganti'


Dari perspektif saya, teori seben arfry?- tidak menatik sebagai se-
buah subjek di dalam dan dengan dirinya sendiri-yaitu dengan
t^flpahenti-hentinya menulis tulisan-tulisan yang baik tentang teori
ini atau teori itu. (Saya punya perkecualian. Adorno saya fasa me-

mang benar-benar menarik dengan sendirinya, dengan alasan bah-


wa tak satu pun di antan buku-buku tentang Adotno bisa me-
nyentuh, yaitu karenalandasannya dalar:rr musik. Itulah hebatnya
Adorno. Tidak sebesar dikatakannya tentang ma-
^pay^flgharus
syarakat yang terlajah, atart ditaklukkannya alarr') Tetapi, yang
sudah terjadi, di tahun-tahun seiak saya menulis Beginnings di awal
tujuh puluhan, adalah bahwa teori telah meniadi pokok bahasan
di dalam dan tentang dirinya sendiri. Ia sudah meniadi sebuah
perburuan akademis tersendiri. Dan saya benar-benar tidak sabar
dengan hal ini. Mengapa? Karenayang sudah diabaikan di dalam
proses itu adalah kajian sejatah terhadap teks-teks, yang bagi saya
jauh lebih menarik. Pettama, karcna lebih banyak lagi peluang-pe-
luang untuk melakukan pefl emuan-perremuan yang sesulgguhnya;
dan kedua, karena persoalan-persoalan politik dan kultutal dapat
menjadi jauh lebih jelas dalam pengertian sebagai persoalan-per-
soalan yang dapat diperbandingkan di zafn^n kita sendiri. Masalah
penindasan, penindasan tasial, masalah perang' masalah hak-hak
asasi manusi2-5smu2 persoalan ini hatus bersatu dengan kaJian
sastra dan bentuk-bentuk teks lainnya; menggafitikan keberadaan
pembahasan teoretis yang masif, dominan, dan melembaga'
Masih tentangOnentalism, se7rang kritikus, Jane Miller, dalanThe
Seduction of Theory, mengaca pada cara Anda menggunakan semxld

istilah ltang nemiliki asosiasi-asosiasi feninin dalan membahas Orienta-


lisme, dan istilah-istilah ita adalah istilah-istilah kritik. Feminisne memang
neniliki keberadaan yang sangat ambigu dalan buku ini.
Ya, memang. Itu tak pedu dipertanyakan lag. Yang saya Ia-
kukan dalam Orientalism, dua puluh tahun lalu ketika saya sedang
310 EDIyARD !fl SArD
-
menulisnya, adalah menunjukkan dua hil: detajat yang luar biasa
di mana dunia Timut telah difemininkan oleh penulis-penulis pria
Erop a; dan bagaim ana gerakan perempuan di B arat bergandengan
t^fig ndengan getakan imperialis. Dulu, getakan ini bukan sebuah
pencegahan. Baru belakangan ini saja-katakanlah dalam empat
zt^ulkn tahun terakhir ini-persoalan-persoal^n f^s dan gender
menyatu secara historis dan teoretis-bukan lag hanya gender
semata. Itt zdzlzh sebuah perdebatan yang terus bedangsung,
yangpada rnasa Orientalisn tidak saya rasakan sebagai bag1an dai.
pokok bahasan yang sedang s^y^ g r^p. Saya pikir Miller sepe-
nuhnya benar, tetapi sangat menarik bahwa kritik-kritik terhadap
Orientalism yang kini sedang dibuat pada waktu itu belum dibuat!
Apa peran feminisme dalam Orientalismenya sebuah bidang se-
perti musik atau antropologi, misalnya? Itu sangat rumit, sangat
meny:litkan, dan itu baru saja muncul, katakanlah, dalzm ttga
atau empat tahun terakhir ini, dalam diskusi-diskusi di American
Anthropological Association, dan di berbagai tempat lainnya. Per-
tahan itu baru saja dimulai.
IWacana ilmiab fe minis terbaru 1 ang langsu ng b erkaitan dengan Orien-
talism telab rzendukung posisi nasionalis kuhural atau posisi hak-bak
asasi perenpuan. Apn pendapat Anda tentang argunen-argt/l/ten selenis
ini?
Bagl saya, sepanjang tahun lalu argumen-argumen semacam
itu menjadi sangat menarik belakangan irrt.Hanya dengan melihat
Timur Te ngah, b elakangan ini tib a- tib a maraHah katy a-kary a y ang
kompleks dan menadk tentang, misalnya, peran kaumperempuan
dalam Islam dan masyarakat Islami. Sebuah buku baru karyaLetla
Ahmad, yang ditetbitkan oleh pniversitas) Yale trg empat
^t^u
bulan yang lalu, belum satu kali pun diulas di Amerika Serikat.
Tak seorang pun mau menyentuhnya, karenabuku itu tedalu rumit,
sebuah pandangan yang sangat menyulitkan tentang seluruh per-
soalan itu. Sekarang sedang bermunculan begitu banyak bahan
kajian. Dulu kita punya Nawal al-Saadawi dan beberapa orang
lainnya. Tetapi, jumlahnya sangat sedikit. Kemudian, tenru saja
OwnNreusuoaN SnsuoasNv,t 311
-
ada jwga antologi-antologi-Let lYomen Speak, Islaruic llTonten
Speaking-dan terjemahan dali, teks-teks tentang petempuan dati
bagian dunia yang paling saya kenal-dunia Islam dan Atab' Te-
t^pi, y terpenting bagi saya bukanlah pers oalan-p ers oalan teo-
^ng
retis ini, melainkan munculnya di sana sini sebuah gerakan pe-
rempuan yang seri.us dan afektif secara politik. Pada akhirnl'a,
inrlah intinya. Ada sebuah gerakan dan sekarang ada sebuah tradisi
kesusastraan di Timur Tengah sendiri sebagai bagian dari per-
juangan umurn melawan status quc-sesuatu yang mengedkan-
di tempat-tempat seperti Arab Saudi, Aliazut, Tunisia, Lebanon,
dan dari sudut pandang saya, khususnya di Palestina. Peran kaum
perempuan dalam intifadah luar biasa auant-garde sifatnya' Jadi,
keadaannya sudah dan terus berubah. Sangat berbeda dengan
yang ada sepuluh tahun yang lalu, arpalag1 dua puluh tahun yang
lalu. Dan bag| saya, ini jadi menarik tefutama katena sifat oposi-
sional gerakan perempuan yangpada dasarnyz ditolak oleh para
penguasa yang dengan sengaia memanfaatkan argumen-argumen
dalam Syariah, Qur'an ....
Apakah Anda merasa sudah neneima dan menasukkan diskusi-
diskusi semacam ini dalan buku baru Anda?
If/ell, saya sangat tertarik. Tetapi, sastfa masih tetap kecil.
Orang berpaling ke masalah Iain: apa hubungan gerakan
^rlt^r^
perempuan dan nasionalisme? Pada masa-masa awal pergetakan
kebangsaan di tempat-tempat seperti Indonesia, India' Mesir, di
m nl terdapat gerakan-getakan perempuan perintis, pada dzsat-
nya genkan-gerakan perempuan ini adalah gerakan kebangsaan'
Gerakan-gerakan itu dianggap sebagai baglzn dad periuangan
umum melawan bangsa kulit putih. Saya punya sebuah ilustrasi
yang mencolok tentang perbedaan antalr getakanitu dan genkan
yang ada sekatang ketika tahun ialu saya berkuniung ke Afrika
Selatan. Saya, pada waktu itu, diundang oleh Universitas Cape
Town untuk memberikan sebuah kuliah yangbentiuk Kuliah Ke-
bebasan Akademis. Kzrenz terjadi boikot, saya harus diperiksa
oleh ANC, y^ng s^y^ ikuti begitu saiz, dzn (setelah itu) saya pun
312- EowaRo\V San

memberikan sebuah seminar di markas besat ANC dan berbagai


tempat iainnya. DiJohannesburg, ceramahpertama saya sampaikan
di sebuah Islamic Center yaitu sebuah komunitas
di" Linasia,
otang-orang Asia, yang kebanyakan penghuninya Muslim. Saya
memberikan sebuah ceramah tentang Palestina, sesuatu yang ingin
mereka dengar. Lalu merekabtlang "Kami sudah mendengarkan
Anda, sekarang Anda dengarkan kami." Saya pikir ini adalah se-
buah perny^t^ ny^ngluar biasa, katena biasanya tamu-tamu me-
nyampaikan kuliah cerarnahnya,lalu pergi. Jadi, saya pun
^tau
mendengarkan seseoran g yatqbicara tentang pendidikan, tentang
perubahan-perubahan di bidang hukum, kekerasan, kondisi pen-
jzn, dan lainlain. Ada seotang perempuan berdiri, y^ngn m ny^
tidak akan pernah saya lupakan, yaitu Rohanna Adams: sebuah
fl^rn depan Muslim, dan sebuah n m^ belakang lftislgn-f2n-
tastis. Dialah satu-satuny^ or^ngyang tidak mengucapkan Bisnil-
laa h i rra h m a a n irra h ii n, yaitu perny n keimanan, yang digunakan
^t^
oleh otang Muslim, dan yang di Aftika Selatan dan di seluruh
dunia Islam kadang-kadang merupakan hal yang sifatnya revolu-
sionet, kadang-kadang bahkan reaksioner, untuk diucapkan. Da-
lam kasus pertama (di mana ucapan itu dianggap revolusioner di
Aftika Selatan) itu berarti Anda sedang berkata, "Islam adalah
pemandu dan pedom^n s y^ dalam melawan kalian, para penindas,
apartheid," dan lain sebagainya. Di tempat-tempat seperti Arab
Saudi, ucapan itu berarti loyalitas terhadap tatatt rr sosial yang
ada. Di Aljazau ucapan itu digunakan untuk melawan Prancis:
Islam adalah sebuah kekuatan politik. Rohanna adalah satu-satu-
ny^ otungyang tidak melakukan itu. Inrlah c*^y^ngdigunakannya
untuk tidak tersedot lagi ke dalam perjuangan melawan
^p^rt-
heid. Katanya,"BalHah, kita memang sedang berjuang melawan
apartheid, tetapi masih tetap adz persoalan perempuan. Kaiian
belum menyinggungny^, tak satu pun di kahan." (Seraya
^nt^r^
menudingkan telunj ukny a ke arah mereka, dengan sikap mendak-
wa.) "Kalian mencoba menyampingkan kami," dan memang de-
mikian. Mereka menata ruangan itu sedemiki^n firp^ sehingga
oRrENTArtsMoaN SnsuoasNva 313
-
benda di satu sisi ruangan dan laki-laki di sisi lain-
pererr,rpuan
nya-seraya bican merientang apattheid. Katanya, kami harus
menyelesaikan persoalan ini.
Jadi, ini adalah sebuah tipe getakan perempu^n y^rrg samz-
sekali berbeda, di mana tetjadi perubahan anh yang tajam dai
gerakan kebangsaan. Ada sebuah pzndangan umum---dan getakan
perempuan adalah satu di ant^r^ tempat-tempat di mana pan-
dangan umum itu fs12d2-fahwa nasionalisme telah menjadi
ujung sekaligus pangkalnya penindasan yang dilakukan oleh kelas
batu terhadap golongan-golongan minoritas: peremBuan, kelom-
pok-kelompok agarna dan etnik, dan setetusnya, dan sebagainya.
Tujuan besat gerakan perempuan di wilayah pendudukan di Pa-
iestina bukan hanya untuk meflentang bangsa Israel, melainkan
juga untuk melawan penindasan Arab Islam ter-
^p^y^ngdisebut
hadap kaum perempuan. Tetapi, itu baru mulai dilakukan sekarang.
Gerakan itu terus berubah.
Pertanlaan nrakhir kami tentangOdentalism berkaitan dengan hu-
bungan Anda dmgan sebagian besar dari karyalang diprouokasikannJta,
yng berludal "teori wacafla kolonial". Orang kerap nengidentifkasi
Orientalism sebagai te,ks pendii genre teoretis baru. Tet@i, genre itu ke-
n u dian kerap diarti ku lasi kan da lam isti lab -isti la h dan pengertian-p enger-

tian teori post-strakturalis,lang sangat berbeda dalam baryak bal dari


asumsi-asumsi dan prakt'ik-praktik teoretis buku Anda itu.
Tentu saja.
Terkadang buku itujuga diasosiasikan dengan sebuab kecenderungan
p o li ti k 1 ang d e ngan n1 a, se cara aga k ru e ngqi u tkan, kad a ng- ka da ng o le h kri -
tikus-kritikus Anda, Anda diasosiasikan dengan: "Oientalisne terbalik",
atau sebuah penbalikan sederhana terhadap hubungan hierarkis antara
Barat dan Other-n1a. Yang diniliki oleh kedua hal ini adalah bahwa
keduanla sama-sama berpatokan pada oposisi biner antara Barat dan
"other'lnJa, dan bahwa keduanla sama-sama cenderang menleragamkan
kedua kategori, dan karenanla kehilangan segala kekhasan geopolitik apa
pun: dalam kasus pertama, dengan cara ruenolak untuk keluar dari nega-

tiuhas murni sik@yng dekonstruktrt dahrz kasuslang kedaa, dengan


374- EDyARD \[ SAID

cara mengeltmpokkan secara pllitis segala jenis hubangan kolonial lang


sangat berbeda-beda. Bagaimana pandangan Anda tentang perken b angan-
perkembangan ini?
Tempat di mana saya mefas a Orientalism itu bermanfaatadzlah
dalam karyz-karyayang memandang komponen kultural dari ben-
tuk-benruk dominasi sebagai sesuatu yang melahitkan tipe-tipe
w^c rr^Aftikanis, Indianis,Jepangis, dan lainlain; sebagai sesuatu
yang, dalam pengetian y^ng s^ng t sempit, memainkan sebuah
pefan konstitutif dalam membahas tempzt-tempat itu, Anda tidak
bisa lagi memandang, katakanlah, gambann-gambann yang !i-
nriis oleh para penjelajah Afrika zbad kesembilan belas seolah-
olah merekabant saja melihat y^ng mereka lihat. Dulu ada
^p^
pandangan tentang sebuah up^y^ kolaboratif yang berkaitan de-
ngan dominasi terhadap sebuah daerah. Orientalism melahirkan
kajizn-kajian semacaln itu, yang dulu saya pikir bermanfaat.Tetapi,
buku itu juga melahfukan satu hal buruk, yang tidak pernah dengan
sengaja saya maksudkan, dan yzng saya pikir sudah saya atasi,
tetapi tefnyut^belum: masalah homogenisasi atau pefiyera,g m n.
Misalnya, di dunia Arab saya dibaca oleh banyak orang sebagai
seoraflg kampiunnya Islam; itu ielas-ielas tak masuk akal' Saya
tidak sedang berusaha membela Islam. sayahanyabican tentang
sebentuk kegiatan yang sangat spesifik fepresentasi. Masalahnya
kemudian (seperti yang sudah sebagian ofang katakan): Anda tidak
mengatakan itu sesungguhnya dunia Timur yang seiati'Ju&,
^p^
y^ngs^y^coba lakukan dalam buku baru saya (sesuatu yang tidak
saya lakukan di dalam buku lainnya) adalah bukan hanya bican
tentang imperialisme, tetapi juga dekolonisasi, dan gerakan-ge-
rakan yang muncul dati Dunia I{etiga-segala mzcam gerakan
oposisi dan pedaw^ttafl.
Ada sebuah titik fokus y^trg s^y^ pandang sebagai oposisi
dalam gerakan-ge rakan kebangsaan-nasional-isme vef sus pem-
beb as an. Ada nasionalisme yang bermu an p zda. b or j uasi nasional,

separatis, statis, keamanan nasional: masalah patoiogi negara Du-


nia Ketiga. Tetapi, selalu ada peluang bag1zlternatifnya, yang saya
OrunvrzttsuoaN SnsuoasNva 315
-
sebut pembebasan. Ungkapan'Ada ruang untuk semuanya pada
titik-temu kemenangan" (C.L.R. James mengutip C6saite)-ada-
Iah sebuah kalimat y^ngsxrg^t penting bag1, saya. Mustahil untuk
membicarakan tentang segi-segi oposisi Oriental dan Oksi-
^nt^r^
dental sec^t^ telpisah. Saya bican tentang y^ng saya sebut
^pa
wilayah-wilayah pengalaman yang sal-ing tumpang tindih. Intinl'a
adalah bahwa imperialisme bukan hanya terdiri dari satu segi saja,
melainkan dua seg1, dan keduanya satu sama lain selalu tedibat.
Di situlah masuknya metode kontrapuntal. Alih-alih memandang-
nya sebagai sebuah melodi di puncak sana dan sekelompok peng-
iring-pengiring bodoh di bawah sini, atau bahkan kebisuan, sebe-
n^rl:y^ ini seperti sebuah karyapolifonik. Agar dapatmemahami-
nya, Anda harus memiliki konsep tentang wilayah-',vilayah peng=
alamzn yang bertumpang tindih iri-sejzrah-sejarah yang saling
tergantung, saya menyebutnya demikian. Itu satu-satunyac taun-
tuk bisa membahasnya, r kita bisa membahas tentaflg pembe-
^g
basan, dekolonisasi, dan pandangan yang integrati! bukan yang
separatis. Saya benar-benar menentang separatisme.
Sedangkan untuk Otientalisme terbalik, ada sebuah literatur
tentang hal ini di seluruh dunia {s126-((Qksidentosis": semua
kejahatan di dunia ini berasal dzriBant.Ini adalah sebuah genre
yang sangat terkenal yang seluruhnya saya rasakan luar biasa me-
lelahkan dan membo sankan. D an szya sudah memis ahkan diri dari
itu dan dan apay^ng s^y^ sebut nativisme. Akan saya beri Anda
satu contoh yang semprrna.Pada tahun 1,962 atau 1963, Soyinka,
seorang intelektual terkemuka, menerbitkan sebuah kritik pedas
terhadap konsep nativis besar kenegr oan. Dramenyerang Senghor,
dengan mengatakan bahwa g g^sansenghor sesungguhnya adalah
sebuah cara untuk menyerah terhadap konsep tentang kulit hitam
rendahan. Ini adalah paruh lain dad oposisi dialektis. Luar biasa.
Pada tahun 1,991, d1 dalam majalahnya sendiri, Trarusition, yang
telah dimuncuikannya kembali bersama Skip Gates, dia menulis
sebuah serangan besar-besatan terhadap ilmuwan politik asal Afri-
ka, Ali Mazrti, yang juga seo{ang Muslim asal Kenya. Esensi se-
31.6-EDyARDWSam

rangan terhadap Ali Mazrui ini adalah bahwa dia bukan orang
Afrika murni. Ali adalah seotang Afrika yang sudah terislamkan
danterarabkan. Jadi, orang Afrika yang libetasionis integtatif, dua
puluh tahun kemudian, di Nigeda, telah menjadi seorang nativis,
yang menyeraflg seseorang hanyakarenz orang itu tidak cukup
hitam! ang y ang dulu p ernah menyetang kenegtoan. Perrib a-
-ot
likan-pembalikan semacam ini adalah bagSan dari situasi politik.
Hal yang sama teriadi dalamkasus Salman Rushdie. Di dunia
Islam saya merlentang keras pelarangan tethadap buku itu. Pela-
r ng n buku merupakan akibat, pertam , dari tidak adanva teori
sekuler apa puri yang mampu memobilisasi masyatakat,yang da-
pat dipahami oleh masyarakat yang mempertaruhkan hidupnya;
dan kedua, sebagai akibat dari tidak adanya organisasi. Trdak ada
organisasi politik yang sekuler yang efektif, dimanapun, di bidang-
bidang tempat kita bekeria, kecual-i negar - Maksud saya otganisasi
poliuk yang sekuler.Baggan darikegagalan itulah yang sarlgats^ya
sesalkan. Jadt, ada hal yang luar biasa pada attentisitas dan parti-
kularitas etnis. Politik identitas itulah masalahny^'. orang gzgal
memperhitungkan, dan menertrna, stfat nomadik pengalaman;
bahwa setiap orang adalah migran atau seorang buangan. Di Ing-
gtis, misalny^, orang yang paling keras terhadap Satanic Verses
adalah migran-mig nn y angingin menegaskan autentisitas mereka
di dalam sebuah lingkungan yangpada dasarnya selama ini tidak
ramah terhadap mereka. Alih-alih mengatakan, "Pengalaman kami
sarrgat mirip dengan pengalaman bangsa Palestina, sarigat minp
dengan pengalamat rakyat Bangladesh"; alih-alih melihatnya se-
bagai sesuatu yang berada di luar oposisi biner, "kita vetsus me-
reka", dan dengan demikian menjadi mampu memaharninya da-
lam pengettian-pengerttanyang betbeda, yang ada justru adalah
obsesi untuk kembali ke diri sendiri: hanya ke dalam komunitas,
dan bentuk komunitas yang lebih murnilah saya menyelamatkan
diri-yang sayal<raadalah sebentuk sikap memusuhi. Inilah akhir
darrhal-hal terbaik dalam peradaban kita, dan ini adalah sesuatu
y ang s^y a tentang sep enuhny a. MarySnalis asi, ghettois a si, reifikasi
ORIENTAUIMDAN SESUDAHNYA 317
-
bangsa Arab, melalui Orientalisme dan proses-proses lainnya, ti-
dak dapat dijawab hanya dengan penegasan-penegasan sederhana
atas partikularitas etnik, atau kebesaran-kebesaran Arab, atau kem-
bali ke Islam dan semacamnya. Satu-satunya jalan untuk melaku-
kannya adalah melibatkan did, dan terjun langsung ke dalam inti
persoalan, sebagaimana mestinya. Ituiah satu-satunya jawaban; bu-
kan sikap-sikap melarikan diri semacam itu.
Gagasan tentang sekalaritas nemainkan peran penting dalan karya
Anda, khususnla sebagai satu cara untuk mendefnisikan praktik inte-
lektual. Apakah menurut Anda istilah "intelektual sekuler." mengandung
cukup baryak kekuatan kitis dalam situasi belakangan ini? Istilah itu
nlaris tampak seperti sebuah kategori abad kesembilan belas, s/auh bahwa
kategori ini neletakkan peran oposisional kaum intelektual seryata-mata
da la m p e nge fii an 1 ang m e m is a h kan an tara 1 ang te logi s d a n 1 ang s e ku / r-
o e

Sekularitas tampaknla mendefnisikan sebuah tempat, sebuah ruang inte-


lektuafu ang bersifat oposisional terhadap zrang-zrangJang tidak akan men-
biarkan Anda nendudukinla, tetapi di dalam ruang sekuler itulah tant-
pakryta barytak sikap oposisional1ang berbeda-beda bisa dinungkinkan.
Adakah substansi oposisional tertentu di sini, di luar sekulaitas ini?
Sepeni Anda katakan tadi, persoalannya kembali ke sekuler
versus religius. Itu sudah jelas. Ruangnyz adalah ruang seianh,
bukan ruangnya sesuatu yang teligius atau yang sakral. Poin yang
kedua saya ambil dari Gramsci. Dia menulis sepucuk surat, saya
kita itu terjadi pada tahun 1.921., di mana dikatakannya bahwa
prestasi besar generasinya, yang sebagian bertindak di bawah bim-
bingan, pedindungan, dandukungan Croce, adalahbahwa mereka
terlibat dalam penaklukan terhadap masyarakat sipil, dengan car^
menjauhkannya darr gg s n-g gasan mitologrs jenis apa pun: dia
menyebutnya penaklukan sekuler terhadap masyankzt sipil. Yang
menarik bzg1 saya, dia juga menegaskan bahwa penaklukan itu
tidak pernah selesai. Orang harus terus selalu menyesuaikan did
sebanyak mungkin, dan kalau tidak ia akan ditarik kembali. Ini
adalah sebuah penggalian-kembali yang terus-menerus dilakukan
terhadap ruang pubJik. Di luar ini, kita harus menjelaskan fungsi-
318 EDIUARD w:SAID
-
fungsi intelektual sekuler. (Saya tidak masuk ke dalam seluruh per-
soalan tentang yaflg umum versus yang khusus, yang saya pikir,
metupakan seperangkat kategori palsu yang ditemukan oleh Fou-
cault. Saya menolaknya.)
satunya'
Justru saya lebih menprkai beberapa fungsi, yang salah
misalnya, adalah fungsi bibliografis: di mana pefan inteleknral se-
kuler, di dalam oposisi, berkaitan dengan sumber-sumbet dan
dokumentasi yang resmi. Peran intelektual sekuler tdalah mem-
berikanalternaif -altematif:sumber-sumbetalte:.:taif ,pembacaan
alternatif, penyajian zlternaif atas bukti. Selaniutnya adz yang saya
sebut fungsi epistemoiogis: mengkaji kembali, katakan saia, selu-
ruh pertentang n antuta "kuml" vefsus dunia Islam' atau "kzmf"
danJepang Apa maksud "kami" dalam konteks ini? Apa arti "fs-
Iarn" dalamkonteks ini? Saya pikir hanya kaum intelektual szialah
yang mampu memenuhi fungsi ini, dalam oposisi, yaitu, dalam
mendobrak idde regue yang resmi, apa pun itu. Kemudian saya me-
lihat sebuah fungsi moral, sebuah fungsi dramatis: dilakukannya,
di tempat-tempat tertentu, sebuah tipe operasi intelektual yang
mampu mendramatisasi pertentangarr-pertentangan, menyaiikan
suara altern zttfnyadan lain sebagainya. Jadi, ini sama sekali bukan
sebuah kategori tetbuka. Kategori ini meliputi sebuah pluralitas
yang terditi dari hal-hal dan aktivitas-aktivitas tertentu.
Jadi, intetektual sekuler pada dasarnla memang bersfat
kritis dan
oposisional? Sikap Anda lebih nerupakan sikap Sartrean ...-

Ya, tepat.
... tetopi, tidak begitu dekat dengan Gramsci, di nana pembedaan

antara intelektual "tradisional" dan intelektual "organik" sangat sentra/?


Tidak, saya pikir sikap saya itu dekat dengan Gramsci. Seba-
gian masalahnya zdalah bahwa kategori-kategori intelektual or-
ganik dan intelektual tradisional dalam Gramsci ts^nglt tidak
^m
jelas, dan sulit untuk diperielas. Kategori-kategori ini adalah ka-
tegori-kategori yang tidak stabil. Dalam saru waktu orang bisa
bilang bahwa Matthew Arnold adalahseofang intelektual organik.
Ketika dia menulis Culture and Anarchl pada tahun 1869, dia ber-
OrueNratsuoaN SBsuoasNva 319
-
afiliasi dengan kelas tertentu. Tetapi, di akhir abad itu dia telah
menjadi seorang intelektual tadisional. Orang membaca karyanya
sebagai semacam apologi atas kebud^y^ n, t^fip^ zdanya kzitan
dengan apa pun selain Gereja.
Tetapi, dengan Gramsci orang merasakan adanlta sebuah audiens ler-
tentu; bahwa dia sedang menl@a audiens lang ,Pufrk, babkan sebuah
audienslang ideal.
Ya, ketika sayabtcan tentang sebuah fungsi dramatis, semua
inr adahubungannya dengan sebuah audiens. Bedanya adalahbah-
w^ s^y^ rasa l<tta semua memiliki audiens-audiens yang berbeda-
beda di dalam konstituensi-konstituensi yang berbeda-beda pula.
Kalau hanya sekadar melakukan tindakan-tindakan solidaritas ru-
tin, atau loyalitas buta, bagi saya itu sih idakmenarik, tidakpenting.
Meskipun banyak waktu untuk itu. Masaiah besar yang ada pada
masy arakat-mzsy atakat y ang p ada hakikatnya terlajzh, demokrasi-
demokrasi Batat, tep^tny^ adalah ditutupnya perasaan kritis. Itu
harus dilawan oleh intelektual sekuler danpensaan kritisnya harus
dfuevisi untuk berbagai audiens, berbagai konstituensi.
P erso alan inte le ktual-inte h ktual dan konstituensi-konstituensi mereka
sudab diangkat dengan sangat intensif diperguraan tingiAneika tabun-
tahun belakangan ini dtusoo cara-caraJang nenghubungkan langsung de-
ngan sebagian dari. persoalan-persoalanlang sudah kita bahas berkenaan
dengan penerimaan terhadap Orientalism : 1aitu, dalam perdebatan-per-
de b atan ten tang po liti k1 anglepat, dan kano n. I ni ada lab perde batan-p er-

de b atan tentangp engu ci /an, p em batasan -pem b atas an, ten tang @a1 ang h aras
disingkirkan dan @a1ang barus dicakup. Sikapyng sudab Anda anbil
dalarz perdebatan-perdebatan ini tampak seperli sikap humanis liberafuang
sangat tradisiona/, sikap nentbuka ruang, merangkul lebib barytak teks,
tetaPi tet6p mempertahankan kanonitas- Ada daapertanlaan di sini. Yang
pertama, bahwa @abila cara nryra bekerja secara kultural adalah dengan
m e la Iu i p e ryt i ngki ran (s E e rti1 ang An da kata ka n), d ap a tka h An d a b e n ar-

benar berharqp bahwa negara1ang bersangkutan membuka dirinjta lebar-


lebar unluk semaa hal ini? Negara lang murni liberal adakb fksiryta
tezri pzlitik. Pertanlaan kedaa berasal dari apayngAnda tulis dalan
320 _ Eonrano \il{ Saro

TLS di nana Anda bertan1a, "siapalang diuntungkan dengan adanla

serangan buni-hangus terhadap kanon?" dan menjawab: 'Yanglelas bukan


orang atau ke/as miskin,lang sqarahnla, kalaa Anda mau sasah-susah
membacanla semua, penah dengan bukti bahwaperlawanan ra,@tat terhad@
ketidakadilan selalu nendapatkan begitu banlak keuntungan dai kesu-
sastraan dan kebudalaanpada umumny a, dan sangat sedikit (rnendaptat
keuntungan) dari perbedaan-perbedaan ltang tak diinginkan antara kelas
p e nga as a d a n ke b u d a1 a an - ke b u da1 aan jt ang tu n d u k kep a dary a. " I ni ad a la h

se b a a h p e rta h a n an 1 a ng ku at d a ri ke m u ngki n an - k e m u ngki n a n op o si si o n a I


terh adap "te ks-te ks " besar. Tetapi, qp akah peni lahan-pemilaban sema€am

itu selalu tidak diinginkart?


Saya tidak pernah merasa bahwa kanon sedang memaksakan
sepetangkat pembatasan-pembatasan dan Ianngan-lat^ng n ter-
hadap saya. Tak pernah terjadi pada saya bahwa dalam membaca
mefig j zrkan kano n, s aya s ep erti s e of ang p elay an y ang s e dang
^t^r
bekerja di kebun milik tokoh kelas-penguasa besar tertentu yang
mempeker jakansaya untuk itu. Saya mengangg membutuh-
^pny ^
kan semacam perhatian tertenfu, semacam disiplin teftentu. Karena
saya tidak merasakan pembatasan dan latanganitu, saya merasakan
seluruh persoalan kanon itu-sn12tr iru diangkat oleh pafa pem-
bela maupu n p^r^penentangn y a-s eb agai s ebuah p ersoalan yang
sangat terbatas. Kedua, segala sesuatu y2;rlg saya katakan dalam
artikel itu, dan sesudahnya, tidak menyoal peran kanon di dalam
fieg r^, dalam konteks negur^, melainkan di pergutuan tinggi'
Nah,dalampandangan saya, perguruan tinggi adalahsatu di
^nt^t
tempat-tempat kuasi-utopian terakhir dalam rnasyatakat modern.
Dan kalau perguruan titgg menjadi sebuah tempat untuk mem-
buang seperangkat kategori agat bisz menggantikannya dengan
seperangkat kategori lainnya, kalau kita akan seczra agresif mem-
baca seperangkat teks yang dulu dilarang dan sekarang diperbo-
lehkan, dan kita akan melarang teks-teks yang dulu kita baca zgzr
dapzt membaca teks-teks ini, maka saya menentang praktik ini.
Bukan itu jawabannya. Di Amerika, tend-nya sekarang mungkin
adalzh Afro s entrisme menggantikan Euro s entrisme. Di dunia I s -
ONENTATtIMDAN SESUDAHNYA 321
-
lam derr,ri untuk membaca teks-teks Islam, membaca teks-teks Ba-
rat tidak diperbolehkan. Saya tidak harus memilih. Kalau itu ma-
salahnya, saya mundur. Saya menentang keduanya. Persis seperti
halnya saya menentang William Bennett danBernard Lewis, dan
semua orurrgyangterus saja menyutuh kita untuk hanya membaca
Homet dan Sophocles saja, saya menentang orang laiir yang me-
ngztakan, "Kalian hanya akan membaca teks-teks karya orang-
orang kulit hitam atau perempuan saia."
Pertanyaannya adalah: Adakah kategori-kategori yang terbu-
ka? Itulah sesungguhnya pertanyaan Anda. Saya pikir ada. Tetapi,
kategori-kategori itu tidak ada di luar sana, melainkan (pzda) apa
yang Anda lakukan. Itulah intinya. Ini bukan soal seseor^ngy^ng
berkata, "OK, Said, Anda boleh lakukan apa pun yang Anda su-
ka." Itu sih idak menarik. Yang menarik adalah Anda
^p^ylng
lakukan dalam praktik individuai Anda sebagai seorang pengziaq
seorang penulis, dan seorang intelektual. Pilihan-pilihan
^p^y^rrg
Anda jatuhkan? Nah,kalar sikap Anda justru veneratif, itu bodoh.
Saya menent^ngny^. Saya sudah menghabiskan banyakwaktu un-
tuk berus aha menun j ukkan ketetbatas an-keterbatas annya. I(alau
di satu sisi sikap Anda kritis, saya pikir idah intinya pendidikan-
untuk menumbuhkan perasaan kritis, semacam sikap yang nakal,
menuntut, mempertanyakan apz pun yang diletakkan di hadapan
Anda. Tetapi, pada akhirnya, itu sama sekali tidak membebaskan
Anda dari membuat penilaizn-pentlaian, dari memutusk^n
^p^
yang baik versus baik, yang istimewa, dan yang tak
^p^y^nglebih
berguna. Pertznyaan-pertlnya ntentang cita rasa sangadah penting.
Saya tidak merasakan kenikmatan yarlg sama antara membaca se-
buah novel karya seorang novelis besar dan selembat selebaran
politik. Itu dua hal yang berbeda. Jadt, pzda al<hitnya, bukan ka-
tegori-kategorinya yang terbuka, melainkan peluang-peluang bagi
kerja politik dan intelektual-lah yang rclattf terbuka, kalau otang
tahu bagaimlfl merrTzflfaztka;nnya.
Bisakah kita kenbali ke sik@ Anda sebogot sezrangPalestinalang

bekerja dan tingal di Amerika Serikat? Dalam pengantar diskusi tentang


322 EDwARD $fl Saro
-
Salman Rashdie tentang buku Andayng berludul After the Last Sky,
Anda bicara tentang bahayrya menjadi seorang"cultural outsidef'. Begi-

tukah Anda nelibat diri Anda sendiri, sebagai sezrdngcultural outsider?


Ya, bena4 t^np^ petlu merasa terasing, kalau Anda paham
maksud saya. Orang bisa menjadi seorang orang-luar, dan menjadi
bagpan dari orang-luar, dan memahami latarbelakangnya sendiri,
merasa paranoid, dan semacarnnya. Saya tidak pernah merasakan
itu. Saya pernah merasa didiskriminasikan, tetapi saya beium pet-
nah merasa putus asa;bah'wa saya tidak bisa berbuat ap^-^p^untuk
mengurangi perasaan terpinggitkan. Saya tidak pernah kekurangan
kesempatan untuk bican dan menulis. Kadang-kadang saya me-
rasa tidak begitu tenang. Beberapa tahun yang lalu saya terancam
mati, ketika kelompok tertentu mencoba membunuh saya. Sayz
telpaksa mengubah cara hidup sayz. Dzn sangat sulit bagi saya
untuk selalu dikawal dan betada dalarn posisi bertahan di dalam
situasi urnurn, di media, atau bahkan secara sosial, di tempat-tem-
pat seperti New York, drrnana otarrg memandangi saya dan ber-
kata, "Oh ya, teroris PLO."
Apakah hal itu nenjadi lebib buruk s/ak PerangTeluk?
Tidak, sarna saia. Tepat sebelum Perang Teluk pecah, ada se-
buah serangan mengerikan yang diterbitkan dalam Commentary
dengan judul "The Professor of Terror"-nllis2n itu benar-benar
menj elek- j elelikan-yang b erus aha membuktikan bahw s me-
^ ^y ^
rencanakan pembunuhan terhadap anak-anakYahudi dan hal-hal
semacam itu. Tulisan itu jelas tak betanggung jawab, ditancang
untuk memprovokasi saya agar mulai berusaha menjelek-jelekkan
pihak lain, sehingga akzn menjadi alasan bagi mereka untuk me-
menjarakan saya selama sepuluh tahun, dan mencegah saya dar.
melakukan hal-hal larnny a. Oleh karen a ttu, say a bahkan tidak per-
nah menanggapinyz. Hal-hal semacam itu selalu sajatetjadt.Tetapi,
Anda terus melangkah dan itulah yang penting. Di dunia Arab,
saya merasa terasing karenazlzsan-alasan politik. Saya belum per-
nah berkunjung ke Yordania ztauLebanon selama sepuluh tahun
lebih ini, karena alasan-alzsan y^ng sepenuhnya bersifat poJitis.
?NENTAT-ISMDAN SESUDAHNYA 323
-
Sebagian besar dari tempat-tempat ini telah berubah hingga tak
lagi bisa saya kenali. Saya merasa tidak punya tempat untuk pulang,
tetapi sudah saya putuskan memang begitulah ada;nya. Tidak apa-
apa. Saya sama sekaLi tidak keberatan. Saya toh ndakpunya banyak
pilihan.
Apakah perasaan terbuang dari dunia Arab ini lang minlebabkan
Anda mengundurkan diri dari Dewan Nasional?
Saya mulai merasa tidak puas dengan kecenderungan-kecen-
derungan gerakan Palestina, khususnya PLO, yang kepadanya se-
lama tri saya selalu setia sebagai sebuah otoritas politi\ yang me-
nyelutuh, beberapa tahun yang lalu. Selama musim panas tahun
1,991., sayabznyak terlibat dalam persiapan-persiapan untuk I{on-
ferensi Madrid. Saya kenal banyak orang di Tepi Barat, dan karena
Amerika menjadi sentral, pada waktu itu dianggap bahwa masuk-
an-masukan slya akan bermanfaat. Saya merasa bahwa titik betat
yang bedaku di dunia Arab, dan terutama dalam gerakan nkyat
Palestina, tentang Amerika Serikat, yang merupakan neg r^ adtda-
ya terakhir, sangat memalukan, semacam pemuiaan yang buta,
nyaris histeris, dan merendahkan diri sendiri. "Tolong kami, kami
mengandalkan kalian," dari seterusnya. Padahal selama ini Ameri-
ka Serikat adalzh musuh ral<yat kami! Saya kita itu sangat mema-
lukan dan sangat membingungkan bryi nkyzt yang merupakan
kecenderungtn terhadap Amerika ini setelah Petang Teluk. Ka-
rena kebodohan-kebodohan yang dilakukan PLO selama Petang
Teluk, kami jatuh ke pangkuan Amedka dan menerima segala se-
suatu yang mereka inginkan, setayatetang-ter ngan berkata,"Ha-
nyaAmerika yang bisa menyelamatkan kita!" Ini jelas sangat mem-
bingungkan rakyzt. Tiba-tiba saia mereka iadt berpikir, "Idta ini
sedang memperjuangkan apa?" Yangteriadt setelah Madrid adzlzh
bahwa situasi di Tepi Barat dan Gaza' jadt semakin buruk, dan terus
bertambah buruk setiap harinyz. Saya iuga tidak senang dengan
sifat PLO yang mirip rnafta itu, dan menurut sayz, Arafat, or^rtg
yang kepadanya selamaim saya selalu setia-dia itu teman s^y^-
saya pikir masa jabztannya sudah tedalu lama. Itu tidak baik untuk
324 ED\yARD !fl SaIo
-
kami. Saya mulai menulis kdtik saya dalam bahasa Arab sekitat
tiga tahun lalu, pada tahun 1989. (I-ihat Bab "Saya Selalu Belajar
Selama Kuliah Bedangsung".).Mereka tidak tahu ke mana meteka
menuju. Ini sudah ketedaluan.
Tak nrhindarkan, barangkali?
Mungkin juga. Tetap1 iuga penting bagi otang-orang yang
independen, seperti saya sendki, untuk mengatakarr secafa terang-
teranganapamzsalahny^y^ngsebenarnya.Satuperny^t^nter^l<lir
yang ingin saya tegaskan adalah bahwa bicara tentang perunding-
an-perundingan tentang masalah Tepi Batat danGaza sesungguh-
nya tidak b erpengaruh zpa-ap a bag1 say a, karena saya tidak b etasal
dari Tepi Barat ataupun dart Gaza. Saya betasal dan y^ng
^p^
dulunya disebutJerusalem Bant. Dan dulu di sana tidak ada bag!-
bagi peran untuk orang-orang yang tetbuang di kami- Em-
^nt^r
p^t di antannya yang tak bernegara)
jlot^ orang Palestina (banyak
tidak punya tempat untuk pulang. Ada ratusan ribu orang sema-
cam itu di Lebanon, Syria, dan lainlain. Mereka tidak tercakup
dalam perundingan-petundingan itu. Ini hanya soal penduduk yang
menghuni Tepi Barat danGaza.Jadi, itulah masalah mereka- Me-
mang sih, mercka sedang melakukan pekeriaan !s521-fl21k2n
saj amereka terus melakukan nya. D an alasan ketiga rr.engap^ s^y a
b erhenti, s ebuah alasan y angs angat p enting b ag s ay a, adalah bahwa

sejak saya tahu saya menderita penyakit danh yangbetbahaya


dan kronis, saya putuskan untuk menguniungi Palestina. Suatu ke-
tika saya mencoba pergi ke sana padz tahun 1988 dan Shamir
melarang saya masuk,karena saat itu saya adalah seorang anggota
D ewan Nasional. Jadi, dengan mengundurkan diri memungkinkan
saya masuk ke Palestina. Dan sesungguhnyzlah saya berangkat
lusa. Saya sudah dalam perjalanan, untuk pertama kalinya dalam
hampit empat puluh lima tahun.
Ketika Anda pergi ke dunia Arab, Eakah Anda nelihatrya sebagai
senacam pulang kampang, ataukah Anerika sudah nenjadi rumah baru

bagi Anda sekarang?


Tidak, saya tidak merasa ketasan di kedua tempat itu. Tetapi,
OwaNratsuraN SesuoasNva 325
-
dalam hal tertentu, s^y^ berbeda. Dalam konteks Amerika, saya
bican sebagai orang Amerika dan saya juga bisa bicara sebagai
seorang Palestina. Tetapi, dalam kedua kasus tersebut saya benar-
benar merasa bahwa saya, dalam pengertian kepemilikan Lt^u,k^-
takanlah dalam pengertian eksekutif, adilah bagian dari lembaga
kekuasaan pusat. Saya berada di pihak oposisi di kedua tempat
itu. Dan tentu saja, hal itu memiliki makna yang sangat berbeda-
beda. Kalau Anda menjadi oposisi di Palestina, dalarr' konteks
Palestina, itu berarti bahwa Anda mendukung dan membantu
membentuk sebuah konsensus nasional yang menjaniikan. Saya
kita dulu saya memainkan peran yang relatif penting pada tahun
1988 dalam pertemuan Dewan Nasional dt Aljazar di mzna saya
membantu merancang sebagian dari perny^ta n-perfly^tJ\ nnyz-
dan melibatkan diri dalam banyak diskusi, menuntut pengakuan
atas bangsa Israel @.esolusi 242PBB) oleh dua fleg r^,semuanya-
dulu saya lakukan itu semua, karena bagisayaitu logis, karena kami
tidak punya sekutu strategis, dan karena saya pikir itu benar. \7a-
kil Soviet jelas tidak bisa berkata Bahkan dia sangat tak
^p^-^p^.
betdaya dan mengecewakan. Dia tidak mau kami melakukan itu.
Katanya,'Jangangegzbah," dan lainlain. Tetapi, saya pikir sung-
guh penting melakukan hal itu. Jadi, saya pun melakukan semua
itu. Dan seperti yang sudah saya katakan tadi, tentu saja saya ti-
dak merasakanny a sebagai s esuatu y ang dapat saya ingkari s endiri.
Bahwa kalau saya merasakan sesuatu itu salah, maka sayz akan
mengataka rftrya, dan saya sudah benar-benar mengatak aLrrny L.
Misalnya, saya sudah merasakan selama hampir lima belas,
enam belas, tujuh belas tahun ini bahwa masalah Palestina di Ame-
rika Serikat ini ditangani dengan sangat buruk. Amerika Serikat
itu tidak seperti sebuah neglr^Arab. Bahkan tidak seperti sebuah
neg r^ Eropa. Mereka tidak mengambil langkah apa pun juga
untuk mengatasi masalah itu. Sekarang yang terpenting adalzh:
bagatmzna Anda melancarkan kritik Anda. Lokasi menjadi ter-
atraat sang t penting. Saya tidak akan pernahbican dengan of^rrg
pers Barat, karenz dalam konteks ini, hal itu akan ditafsirkan se-
326 Eow.qRD \il4 Sam
-
bagai sebuah serangan terhadap gerakan nasional, sesuatu yang
tidak akan mungkin saya lakukan. Tetapi dalam pers Arab, dalam
bahasa Arab, hal itu akan szya.lakukan. Tetapi, saya iarang mela-
kukannya t^np^bican tedebih dahulu dengan Arafat. Di Amerika
saya benar-benar sepenuhnya benda dalam posisi oposisi. Aki-
batnyz, memang benar saya menjadi semacam Mistet Palestina
bagi banyak komentator. Tetapi, belum pernah saya tampil di te-
levisi, atau pers, atau forum ienis apa pun di Amerika, t^np^ selalu
betada di pihak yang diserang, di pihak minodtas.
^t^lr
Suatu ketika saya tampil dalam sebuah acara besat Minggu
p^g]-s^y^ kira itu Brinkiey Show--dan tut adzlah salah satu di
s^ t-s^ tkunci bagi intifad ah. Banyakofang dibunuh, dipu-
^frt^f^
kuli, dan sebagainya, dan mereka benar-benar mempertuniukkan
sebuah tekaman. P eftanyaan peftzma setelah pemutafan tekaman
itu adalah: "Kapan orang Palestina akan menghentikan tetoris-
me?" Tetapi sekatang, seiak Petang Teluk, bila saya memberikan
perkuliahan, yaitu perkuliahan tentang politik, sangat ianng saya
mendapatp eftanya tl-pert^fly^ fiyzngbernada memusuhi. Ini sa-
ngat luaf biasa. opininya sudah banyak berubah. Sikap standar
resmi Israel sudah tidak puny^ untuk merekomenda-
^p^-^p^lagi
sikannya. Itami sudah lakukan semua, kami sudah mengakui me-
reka. Kami sudah katakan kami ingin hidup berdampingan, kami
ingin memb icarzkan perdamaian. Lalu, kenapa pendudukari ma-
sih juga tetus bedangsung? Mengapa penganiayaan dan penin-
dasan sistematis terhadap bangsa Palestina terus betlaniut? Itu
perubahan besar.
Apakah nenurut Anda PerangTeluk adalah titik baliknJa?
Tidak. Selama PerangTeluk, saya mengambil sikap yang sangat
menentang Saddam, tetapi say a iagabertentangan dengan pasukan
tefitat^Amerika. Selama itu saya selalu menentang Saddam. Satu-
satunya kesempatan saya menguniungi Kuwait adalah pada tahun
1985 dan saya tedibat dalam peftentangan besar semi-tetbuka
dengan seorang tokoh lokal yang saat itu membual tentang betapa
besatnya seorang Saddam. Itu tetiadi pada pertengahan Perang
OwnNrzusuDAN SESUDAHUya 327
-
kan-Irak. Dan kata saya, "Saddzm adalah seorang pembunuh,
seekor babi, seorang tiran, dan seorang fasis, dan kalian semua
adalah penjahat dan orang-orang bodoh," dan hal-hal semacam
itu. Meteka pun bilang, 'Ah, akan kami berikan mereka (uang)
triliatan," mereka benar-benar melakukannya, mereka
-dan
memberinya ltma belas miliar dolar. Dan szya katakan kepada
mereka bahwa dta akan menghabisi mereka semua. Selama
-irg-
gu-minggu peft^m setelah Krisis Teluk, pejabat yang sama me-
nelepon dan menghin s^y\ ketika dia bilang bahwa ada orang
membed tahu kepadanya bahw^ s^y^ muncul di televisi Inggris,
dan saya belum cukup kuat untuk membela I{uwait. Dan kata
saya, "Tentu saja saya membela Kuwait. Saya menentang pendu-
dukan, saya menentang Saddam, tetapi saya tidak akan meagambil
sikap (seperti sikap) Arab Saudi dan pemerintahan Anda yang
busuk moral dan politiknya ataupun sikapnya orang-or^ns Ame-
rika yang sekarang mengirimkan pasukan-pasukannya untuk me-
mulai perang. Adabanyak tindakan yangbisa kita lakukan sebelum
memulai perang." Dua minggu kemudian, dia menulis sebuah ko-
lom di sebuah surat kabar Arab Saudi terkemuka yang terbit di
London, di mana dia menulis dalam bahasa Arab: "Mengapa saya
mengundang intelektual-intelektu aJ Arab terkemuka untuk bunuh
d-iti." Dan dia menyebut (nama) szya. Katanya, "seharusnya Satd
saja yang bunuh diri karena dia sudah menjadi pengkhian^tb^gl
orang-orang Atab dan bagi Kuwait."
Selama Perang Teluk, sikap saya sangat berbeda dari apayang
disebut sikap tesmi Palestina, seperti halnya dulu. Pada dasarnya,
saya menen tang Ink, saya menentang tindakan-tindakan fl egatif
rczllrnI(uwait, saya menentang kebijakan Saudi, dan saya menen-
tang sikap Amerika. Saya menentang Perangitu. Tetapi, saya tidak
mau jatuh ke dalam sikap yang diambil oleh orang-orangisepetti
Fred Halliday dan Hans-Magnus Enzensberget-bahwA'tlalam
perang imperialisme dan Fasisme, dukunglah impetialisnre.
^nt^r
Saya menentang keduanya. Saya pikir itulah sikap yang tethormat
dan satu-satunya sikap sedus yang harus diambil. Sikap'itti Seh',i-
328- Eowano\( SaIo

rusnya sudah diambil oleh lebih banyak intelektual diBant, tetapi


sungguh memalukan-sebagian katena anti-Arabisme dan anti-
Islam, dan hal-hal seperti y^ng.s^y^bicarakan dalam Orientalisn-
mereka tidak melakukannya. Ini sesuatu yattgs^ngat memalukan.
Ini sebuah hambatan besar. Apa yang sudah dicapai dad perang
itu? Saddam masih ada di sana, dia masih terus memb^nt^or^ng-
orang Kurdi, orang-orang Syiah, dia terus membunuh setiap
orang. Dan sekarang dia bahkan mungkin didukung oleh orang-
ofang Saudi. Mereka berusaha membelinya, sekaligus mendukung
usaha pendongkelan terhadapnya, seperti yang mefeka lakukan
di selutuh dunia Arab.
sanksi-sanksi?
Jadi, sikap Anda adalah nempertahankan
Ya, mempertahankan sanksi-sanksi PBB, tetapi juga memeli-
hara keserag trdan konsistensi sikap-sikap, di mana saia, tidak
^m
hanyayang bethubungan dengan Palestina saiz. Bzgatmana dengzn
clprus? Banyak sekali resolusi PBB tentang invasi Turki dan pem-
belahan freg f itu. Salah satu alasan mengapa saya sangat kesal
terhadap sikap Amerika Serikat selama disebut pfoses
^p^y^ng
perdamaian, yaitu fase Madrid, adalah bahwa Ametika Serikat
mengatakan bangsa Palestina harus memperjuangkan sendiri hak-
hak mereka untuk mewakili dirinya sendiri. Sepanjang seiatah,
tidak ada gerakan pembebasan yang melakuk^nny^. Mereka meng-
usulkan. Mereka bilang: kami lebih suka orang-or^ngitu, bukan
kalian, bukan musuh. Kedua, saya pikif adalah sebuah kesalahan
klasik, khas imperial, bahwa Amerika Sedkat harus meniadikan
ini proses perdamaian-n1a denganUni Soviet. Anda perhatikan-
kalau Anda melihat surat undangan ke I{onferensi Madrid, secara
spesifik disebutkan bahwa PBB tidak diikutsertakan. Amerika Se-
rikat akan menentang inisiatif apa pun yang datanenya dad PBB'
memanfaatkan PBB
Jadi, tiba-tiba Amerika Sedkat, yang sudah
dalam Perang Teluk, melzrangpyaikut campur tangan dalam pro-
ses perdamaian itu! Semua hal itu harus diungkapkan'
Dalam sebuah wawancara teteuisi dengan Anda dan Chons,lt, se/a-
rza atau tak lama setelah Perang, Anda bicara tentang kukuhrya sikap
OnrcNrzttsuoaN SpsuoasNva 329
-
Orientalis. Pada saat itu, kerangka penjelasan itu tampaknla kehilangan
presisi notfnotf niliter dan ekonomi Barat. Acuan terhad@ wacana-
uacanA Orientalis tampak nlaris berlebihan di hadapan pruisi senacam

itu.
Batangkali saya kelewat sensitif terhadap hal itu, tetapi saya
pikir sebuah petang semacam itu tidak akan pernah bisa terjadi,
dibeli oleh orang Arab untuk melawan orang Atab lainny^ ser^y^
mengecam seluruh prosedut negosiasi, tafrpa adanyaOrientalisme.
Ini bukanlah sebuah perang yang berkenaan dengan agtesi atau
hal-hal semacam itu. Perang ini adalah soal minyak mutah, dan
hanyz orang-orang Arab yang punya minyak murahl Kombinasi
itu memiliki sentuhan rasial tertentu di dalamnya. Tak seorang
pun berkata-apalagp Amerika-bahwa ini adalah minyak Atab
untuk o:':ang-orzngArab, bukan hanya untuk keluarga Ketaiaan
'
I(uwait. Negara-negara ini-Arab Saudi dan Kuwait-dimiliki
oleh keluarga-keluarga. Tidak ada negan di dunia ini yang diatur
seperti Arab Saudi-itu Rumahny2 $2sd-6ereka benat-benat
memiliki neg r^itu. Bagi saya, semua anomah ini hanya dimung-
kinkan dan melahirkan w aczna-w^c na yang konuadiktif dan me-
nipu tentang keadilan dan agtesi dan hal-hal semacam it-t, karena
mereka adalah orang Arab.
Amerika Serikat tidak pernah mendukung hak-hak asasi ma-
nusia di dunia Arab. Saya sudah melakukan kaiian tentang hal itu.
Setiap sikap Amerika Serikatyangpenting, entah itu sikap-sikap
politik, ekonomi, ataupun militer, di dunia Arab selama ini selalu
saja diambil dengan c^r^y^ngbertentangan dengan hak-hak asasi
manusia. Mereka menentang hak-hak asasi manusia bagi bangsa
Palestina, mereka menentang hak-hak asasi manusia di Teluk, me-
reka menentang hak-hak asasi manusia di tempat-tempat seperti
Mesir, dan setetus nya, dan sebagainya . Jadr, szyz pikir Anda tidak
bisa bicara tentang y^ng bisa kita sebut sikap-sikap kultutal.
^p^
Ada semacam kebencian.Wacanalatnnya-yang Anda sebut wa-
cana ekonomi dan militer-tidak cukup pas tanpa komponen ini.
Ada sebuah kampanye besar-bes aran dimedia di Amerika Serikat:
330 EDwARD 'Jfl Saro
-
sebuah kampanye tasis dan anti-Atab, demonisasi terhadap Sad-
dam. Dalam banyak hal, Irak adalah pusat kebudayaan dunia
Arab. Anda tidak akan mengenalnyz dari layar televisi, yang hanya
mempertontonkan bom-bom pintat sedang berlintasan di atas
kotaBagdad. Saddam bukan Bagdad. Dan hingg^ s^ t ini, tidak
ada satu kata,bahkan tidak ada sepatah kata pun tentang ordng-
orang yang telah terbunuh atau tewas. Ini hanya bisa dilakukan
terhadap orang Arab.
Apakah menurut Anda gerakan antiperang Amerika sudah cukup
bertindak?
Gerakan antiperang apa? Tentu saja tidak. Saya pikir itu tidak
sulit untuk dilakukan. Saya kira ada banyak ambivalensi umum
terhadap perang. Sikap ICri tidak felas. Tidak cukup banyak hal
yang dilakukan terhadap bencana kemanusiaan yang menimp a l:ak
dan Teluk pada umumnya. Tidak cukup banyak yang orang ketahui
tentang perang itu, Anda mengerti. Sebuah arrikel terkemuka yang
terbit pada bulan Desember, persis ketika Amerika Serikat akan
pergi berpenng,Foreign Afairs, berawal dengan: "Saddam berasal
dari sebuah neg t rapuh, yang tidak punya hubungan
^pl-^pa.
dengan g gls^n-g gasan, buku-buku, ataupun kebudayaan." Ini
adalah sebuah gambatan tentang r-'eg r^ yang akan mereka pe-
rangl ... "penunggang-penunggang unta", dan "(orang-orang ber-
tutup) kepala handuk", tidak peduli mereka itu membel^
^t^n
melawan kita. Segunung kecaman dan hinzan yang sama juga.di-
tuj ukan bagi orang-orang Saudi, dan merek a adalah " orang-orang
Arab yang baik" dalam perang ini. Perang ini dianggap sebagai
perang yang baik untuk Israel, karena Irak digembar-gemborkan
sebagai neg r^ yang paling berbahaya bagi Israel. Ju&, sesung-
guhnya hznyz sedikit sekali (yurg dilakukan kelompok) dalam ben-
tuk protes. Menyebutnya sebagai sebuah gerakanzkankeliru besar.
Seandainya itu sebuah gerakan.
t:
" Afa lang sebenarnla dibutuhkan?
ir : i I ;9665o"f$n'
Uirti;ltfuihembutuhkan sebuah organisasi. J angan
lup;,'iiri aaiiei4 6iUiiide- #tau* l,ilirJhrr sdsialisme, tuntuhnya
OwnNrzusMoaN Sr,suoanNva 331
-
I{ri. Tidak ada Kiri di Amerika, seperti adanya I{iti Eropa,
^t^tr
Kiri lnggris.
Kiri Ingris itu sendiri sangat kacau dan menbingungkan.
IWell, kalau Anda sendiri saja bingung, bagaimana dengzn
Amerika, di mana tidak ada Kiri yang sesungguhnya? Ada or^{rg-
of ngy^ngtergolong Kfui samar-samaf, yang (menjadi) Kiti karena
sentimen nasib-otang-orang seperti Irving Howe, misalnya, atau
Michael Valzer-yang tak Iatn adzlah guru-guru besarnya Kiri'
Walzer mendukung perang itu. Dia pikir itu perang yang adil' Pi-
hak media sepenuhnya setali tiga uang dengan pemerintah' Itu
adalah salah satu dari kolaborasi-kolabonst iahat yang besar an-
tarz rnedia dan pemedntah. Anda tidak mungkin mengusiknya.
Tetapi, radio sangat penting selama perang. Radio Umum Na-
sional, dan sejumlah kecil iaringan nasional telah mengusung ba-
nyak hal. Tetapi, radio tidak punya kekuatan dan kekuasaan seperti
yang dimiliki oleh televisi. Itu televisi perang.
D alam pengertian B audrillard?
Apa katanya? Mungkin tidak.
B a u dri / la rd n e ngata ka n te le ui s i a da la h s e b u ah n o np e i s tiw ajt a ng h tp e r-

rii/.
Ah, dasar Baudrillard tua! untuk itu saya pikir dia harus diki-
rim ke sana. Bedkut sebuah sikat gigi dan sekaleng Evian, atau
apa pun yang biasa dia minum.

\Tawancaradengan
Anne Beezer dan Peter Osborne
Ra di ca I P hi k np Lry, London, 1'99 3
Edward Said:
Di Antara Dua Kebudayaan

ANDA pernah bikng bahwa latar belakang Anda adalab serangkaian


perpindahan dan ekEatriasi yng tidak akan pernah bisa dipalihkan,
bahwa perasaan berada di antara dua kebadEtaan adalab satu-satanla
benang terkuatlang terentang sepanjang kehidupan Anda. Sala ingin me-
n@aki kenbali sebagian dari perpindahan-perpindahan ini barangkali,
paling logisnla, nulai dengan tempat Anda dilahirkan-di Jerusalen,lang
pada waktu itu tak lain adalah Palestina. Apakah Anda merasa berada
di antara dua kebudalaan bahkan di saat Anda nasih kanak-kanak?
Ya, benar. Ayah saya berasal dari Jerwsalem, tetapi dta adalah
seorang rnakhluk yang agak ateh dan kompleks. Dia sudah pernah
tinggal di Amerika Sedkat sebelum menikah, setelah datang ke
Amerika pada tahun 1.91.1 ztar 1912 untuk kabur dad konspira-
sinya Ottoman. Saat itu saya kira mereka ingin memaksanya ber-
perang di Bulgaria. Saat itu usianya baru enam belas atau tujuh
belas tahun. Ju&, dia pun kabur dan datang ke sini, ke Amerika
Serikat. Selanjutnya, dia masuk Angkatan Dzrat Amerika, yang
diyakininya pada waktu itu akan mengirimkan pasukan untuk ber-
perang melawan pasukan Ottoman. Pzdahal, pada awzlnya dtz
masukAngkatan DaratKanada, dan kemudian meninggalkan ka-
flerny^ di sana karena disadarinya bahwa mereka tidak akan me-
ngirimnya ke Timur Tengah untuk melawan Ottoman; dia betga-
bung dengan AngkatanDarat Amerika dan berakhir di Prancis,
EDwARD SAID: DI ANTARA DUA KEBUDAYAAN 333
-
di mana dia benar-benar berperang dan kemudian mengalami ce-
dera. I(emudian dia menjadi w^rg^ neg r Amerika Sedkat dan
sekitar tahun L919, satu tahun atau lebih setelah perang, dia kem-
bali ke Palestina dan tak lama kemudian memasuki dunia usaha
bersama seorang sepupunya. Pada akhir tahun 1.920-zn, dia men-
dirikan cabang usahanya, yaitu buku dan pedengkapan kantor, di
Mesir. Jadi, seben^rny^ ketika saya dilahirkan diJerusalem pada
tahun 1935, oransua saya selalu bolak-balik bepergian
^nt^r^P^-
lestina dan Mesir. Jadi, seben^rny^ tidak lama kami tinggai di Pa-
lestina ataupun di tempat-tempat lainnya; kami selalu belpindah-
pindah. Kami sering menghabiskan beberapa bulan di Mesir, be-
berapz bulan lagi di Palestina, dan musim panas di Lebanon- Se-
latn faktz bahwa ayah sayaberkewarganeg^r^ nAmerika, dan ka
renanya menurut silsilah, saya adalah seorang Amerika sekaligus
Palestina, saya tinggal di Mesir, dan saya bukan orang Mesir. Saya
juga metupakan perpaduan yang aneh, dan itulah kenangan awal
slya.
Andajuga pernah bicara ten tang bagaim ana rasanla menjadi ni n ori tas
di dalam sebuah kelonpok minoritas.
Kedua orangtua saya adzlah penganut Ptotestan di Palestina.
Sesungguhnya ini berarti bahwa mereka terpisah dari mayodtas
orang l{risten paling dominan, yang tentu saia adalah minoritas
dalam masyarakat yang pada dasarnya Muslim itu. Sebagian besar
orang I{risten di Timur Te ngah-atausetidaknya di negalo-negan
lgvvfl1-adalah Yunani Ortodoks, tetapi orangtua saya adalah
pemeluk Protestan yang semula adilah penganut Yunani Orto-
doks. Melalui kakek saya, ayah saya meniadi seorang Anglikan-
seorang Episkopalialv-flv1 ibu saya, melalui ayahnya, menjadi
seorang Baptis. Ini adalah salah satu dt antara hal-hal yang tidak
disangka-sangka tentang kaum misionaris. Ketika mereka tiba di
Palestina, Lebanon, dan Yordania serta Syria pada tahun 1850-
an, meteka sama sekali gagal mengkristenkan orang-orang Mus-
lim maupun Yahudi, sesuatu yang menj adi tugas merek a, dan akhir-
nya mereka mengalihk^n ag m sesama or^ng Kristen datt yang
334- EDIrARD Sfl San

mayoritas menjadi pemeluk sekte-sekte baru ini.


Sebagai seurang anak kecil, apa artin1a kesadaran sebagai zrangJang
berada di antara daa kebudalaanita bagi Anda?
Saya katakan sejujurnya: itu sungguh menyedihkan. Kenangan
abadi terkuat saya sebagai seorang anak kecil adalah kenangan
sebagai seorang pemberontak dan seorang yang selalu senditian.
Saya luar biasa pemalu. Saya s^ngat gelisah dan gugup bila
^m^t
menyangkut hubungan saya dengan orang lain, katena sayz di-
anggap cemburu p ada keb er adaan mereka s eb agai Muslim/ orang
Mesir atau Muslim f orang Palestina, dan saya selalu merasa tidak
begitu benar. Bahkan buku saya yang zkan datang adalah sebuah
memoar berjudul Not puite Nght (yang belakangan rr'eniadt Out
of Pkci). Saya selalu merasa dipaksa membayarnya dengan satu
ataulnn cara.
Saya lupa menambahkan sebuah komponen pentingpada se-
mua ini, yaitu bahwa saya selalu bersekolah di sekolah-sekolah
Inggris atau Prancis. Jadi, selain identitas Arab saya yang proble-
matik, ada fakta lain yang berkenaan dengan pendidikan saya, di
rnanapadzusia sekitar tiga belas atau lebih, saya mengetahui segala
hal tentang sejarah Inggris, seianh Ptancis, tapi
^t^irk^t^k^nlzh,
tidak tahu tentang tempat hidup saya sendiri. Itulah gaya
^pr-^p^
pendidikan saya,. Jadt, rnt adalah rasa tidak rry^marl yang abzdt.
I{eluarga saya mengompensasikan hal ini dengan menciptakan
sebuah kepompong di sekitar kami. Kami luar biasa berbeda dan
masing-masing di arLt^r^ kami-saya dan keemp zt saudatz s^y^-
punya bakat yang berbeda-beda. Dan akibatnya adalah bahwa
kami hidup di sebuah dunia fantasi yang tidak punya hubungan
(a) dengan realitas, dan @) dengan seiarah dan aktualitas
^p^-Lp^
tempat-temp^t di m n kami tinggal.
SoJo dapat nemahami neng@a Anda dikeryai ohh sebagian dari
teman-tenanlangAnda niliki saat itu. Selauhyng sEta pahan/ ketika
keluargaAnda melarikan diri ke Kairo pada tahun 1947, Anda nengba-
biskan waktu beberEa bulan lananla di sebuah sekolah bergengsi khusus
untuk anak laki-lakiyng terkenal dengan sebutan 'Eton-n1a TimurTe-
EDv/ARD SArD: DTANTARA DuA KEBUDAyA-{N 335
-

ngah",'di mana nurid-muridnla adalah orang-orang seperti calon xE-a


Hassein dari Yordania dan aktor Omar Slarif.
Pada waktu itu tentu saja saya tidak tahu bahwa dia akan men-
jadi seorang aktor. Dulu dia adalah ketua kelas di sekolah itu;
saat itu usianya sekitar empat atau lima tahun lebih tua dari saya,
dan dia agak sok dan menakutkan dalam pengert-ian bahwa dia
suka mengerjai anak-anakyang lebih kecil dannya, sepeti saya
ini. Para kepala sekolah di sekolah-sekolah itu benat-benar mem-
bedkan hak-hak istimewa bag para gurunya. Banyak terjadi pe-
mukulan, pencambukzn. Saya dicambuk pada han psrt^m^ s^y^
di sekolah itu karena ngobrol saat berdoa zta'u karena sesuatu
yang sama mengerikannya. Tetapi, dulu suasananya benar-benar
asing karena sebagian besar orang-orang di sekitar kita hanya kita
kenal n^m^belakangny a szja. Omar Syarif--itu n m^ bekennya-
dulunya adalah Michel Shalhoub. Jadi, dulu kami memangglnya
Shalhoub, dan saya dipanggtl Said. Semua guru di sana adalah
orang Inggris, dan mereka mempedakukan kami dengan c ray^fig
merendahkan. Dulu kami selaiu betperang dengan mereka. Jadi,
secara umum masa kecil saya tidak tedalu menyenangkan, dan
setelah beberapa tahun berada di sana, saya pun ditendang keluar.
Kenapa?
Istilah halusnya adalah "berkelakuan buruk", yang sesungguh-
nya berati menimbulkan huru-hara di kelas, dan terus-terusan
membuat marah dan jengkelpanguru. I(alau sekarang dikenang
l€i, kesan saya bahwa para guru itu dulunya para-vetetan Perang
Dunia II yang mengalami gangguan stress pascatraumatis akibat
pengalaman perangnya Ketika mereka masuk ke kelas,
(she// shock).

kami tampak luar biasa sadistis dan mereka pun jadi gemetaran
dan histeris. Mereka itu orang-otang Inggds yang tidak paham
kami katakan dalam bahasa Arab. Fakta yang penting di
^p^yang
sini adalah bahwa begitu kami tiba di sekolah itu, kami diberi
sebuah buku saku, yang berisi sejumlah Dan aturan yang
^tvr^n.
pett^tn , bahwa bahasa Inggris adilahbzhasa resmi sekolah dan
kalau kami tertangkap basah bican dalam bahasa Arab atauba-
336 Eo,wano \J( SAID
-
hasa-bahasalarnnya, kami akan dicambuk atau diberi hukuman
atau dikurung. Jadi, kami memakai bahasa Arab sebagai semacam
serangan terhadap para guru, dan tentu saia meteka tidak mema-
haminya. Setelah saya dikelu arkan, tyah sayamenyimpulkan bahwa
sekalipun mereka mau mengambil saya kembali, masa depan saya
dalam sistem Inggris itu jelas suram. Katenznya, saya pun dikirim
ke Amerika Serikat ke sebuah sekolah berasrama yang luar biasa
puritan dan tak menyenangkan di New England, di mana untuk
pett^m kalinya saya mengalzLmi dan merasakan indahnya salju.
Sebelumny s^y^ tidak pernah melihat salju.
^
Tet@| sekolah itu nengerikan?
Sekolah itu benar-benar mengerikan. Ngomong-ngomong,
harus s^y^ g fls bawahi bahwa selama itu saya sangat pintar di
sekolah dan nilai saya bagus-bagus, sehingga mereka tidak bisa
begitu saja mengusir saya. Di sekolah saya di New England ini-
lebih baik tidak saya sebutkan n fn^fry^kzrena sekolah itu sangat
1g1ks12]-kami harus bangun pag-pag buta dan melakukan ba-
nyak hal seperti memerah susu sapi dan banyak lagi hal-hal yang
sifatnya evangelis. Saya sudah terlatih dengan luar biasa baiknya
dalam sistem Inggris sehingga ketika saya tiba di Amerika Serikat,
sec t akademis itu semua sa,ya nsakan sebagai hal-hal yang ko-
nyol. Tetapi, selebihnya sungguh buruk. Dan di sana pun saya
d.ipermainkan sistem. Kesan saya tentang hal itu adalah bahwa
saya dihina dan direndahkan karenakarakter s^y^ katena" saya
^t^tr
tj.dak memiiiki karakter tertentu, hal-hal semacam inrlah. Jadi' se-
kalipun di akhir tahun kedua saya lulus sebagai seofang senior
dengan tilat rata-rata tertinggi di sekolah itu, saya tetap tidak di-
beri kehormatan untuk menyampaikan kata sambutan atau pidato
perpisahan. Ketika saya coba menanyakaflny^, s^y^ diberi tahu
bahwa saya tidak memenuhi Persyaratan-persylr^t^n moral. Dan
saya tidak pernah memaafkan mereka atas pelecehan khusus ter-
hadap prestasi saya itu.
Anda menganbarkan buku Anda, Cultue and Imperialism, se-
bagai bukuryta sehrang buangan. Jadi, Anda sesunguhnla adalah sesosok
EowaRo Saro: DrANrana Dua KEBUDAyAAN 337
-
makhlukyng minat dan kepentingannla sekarang sangat ditentukan oleb
konflik antara kebudalaan tempatAnda dilahirkan dan kebuda1aan tem-
p a t An da b i dap n karang'4p a ka h m e n u ru t A n da d a lan p e nge fti an tefte n tu
ki ta s e m u a s e h ara s n1 a m e nj adi in n le ktu a l-i n n le kt1,t a / b u a nga n ? Tantp akrya
An d a n e m an d a ng p o sis i b u angan in i s e b agai s e s u a tu 1 ang m e ngu n tu ngkan.

Jujur saja, saya tidak mengenal kondisi lunnya. Umur saya


sudah lima puluh tujuh tahun. Saya pulang ke Palestina tahun lalu,
setelah empat puluh lima tahun lamanya,. Saya mengajak istri dan
anak-anak saya, dm kami berempat dengan beraninya berjalan-
jalan berkeliling dan mengunjungi TepiBatzt dan Gma dan tem-
pat-tempat lunnya. Kami kemudian pergi dan melihatrumah tem-
pat kelahit^rt s y^. Dan Anda tahu, saat itu sudah benar-benar
jelas bagi saya bahwa saya tidak akan pernah bisa kembali ke sana.
Senang bisa mengunjunginya setelah sekian tahun lamanya;tetapi,
saya tidak senang melihat tempat itu karena, dari sudut pandang
saya, semuanya dalarr, hal-hal tertentu tidak akan bisa dipulihkan.
Seperti r^s^trya benar-benat berada di rumah saya sendiri?
^p^
Entahlah, saya sungguh tidak tahu. Saya rasakan sangat pahit bah-
w^ s^y^ pikir mungkin sekarang tidak ada gunanya lagi mencad
iawzbannya.
Semu/a, sala kira Anda mencoba tet@ menisabkan antara kesusas-
traan dan politik. Di satu sisi ada kQian akademis tentang kesusastraan
Ingris dan di sisi lain ada keprihatinan-kepribatinan politik Anda. Salta
pikir dulu Anda nenjalani sebaah "kebidupanlang sangat skiqofrenik".
Bagairzana cara Anda menjenbatani minat-minat Anda ini?
Keny^t^annya,l<rta semua hidup di dunia ini. Saya kira itu
hanya soal waktu dan kesempltln y^ng baik. Dalam kasus sa1'a
itu terjadi selama perang tahun 1967. Pada waktu itu pun saya
sudah menjadi seorang akademisi yang berkelakuan-baik; saya su-
dah melakukan semua halyangbaik-belajar di perguruan tinggi,
kuliah pascasa{ana, mendapat gelar Ph.D., mendapat pekerjaan,
mempunyai fe Ilo ws b ip, menulis s e j umlah buku-dan kemudian p a-
da tahun 1,967 dunay^ngs^y^kenal selama itu pun terbelah. Lebih
banyak wilayah Palestin^, Palestina yang masih tersisa,
^t^lrwi^yah
338 Eovr.rno lJ( Sam
-
disetobot oleh bangs2 ls12sl-Jspi Batat dan Gaza-dan tiba-
tiba saya dapati diri saya tefsefet kembali ke daerah itu. Saya belum
pernah mengajar tentang kesusastraan Timur Tengah-saya meng-
ajarkansejumlah buku betbahasa Arab dalam kuliah penerjemah-
an, tetapi pada dasarnya seluruh pekeriaan saya ada dalam kesu-
sastraafl Barat. Jadt, sayz mulai mengakomodasikan diri dengan
baglansejarah dfui saya yangzgaktertutup atau tetsembunyi, yaitu
Arab. Saya lakukan sejumlah hal. Saya mulai lebih sering pulang
ke Timur Tengah; saya menikah di Timut Tengah dengan seorang
wanita Timut Tengah; dan kemudianpada tahun 1972-1,973 szya
mengambil satu tahun cuti Sabat di Beirut, dan untuk pert^m
kalinya dalam hidup, saya melakukan sebuah pengkaiian yang
sistematis tentang filologi bahasa Arab dan karyz-karya klasik da-
lam tradisi Arab. Pada saat itu pergerakan bangsa Palestina sudah
tedibat benffokan mengerikan dengan ofang-orang Yordania. Ka-
renabanyak keluatga s^y^y^ngtinggal di Yotdania, saya pun pergi
ke Amman untuk menguniungi sanak kerabat saya padz tahun
1970. Ketika saya betada di sana, saya sengaia menguniungr be-
berapa kawan lama semasa saya kuliah dulu, orang-ofang Palesti-
n , y^ng sudah kembali ke Palestinz dan bergabung dengan
pergerakan itu. Saya sangat terkeiut melihat mereka di sana dan
menyadari bahwa mereka iuga sudah melibatkan diri. Lama-ke-
lamaan, setelah pergerakan itu pindah ke Beirut-keluarga saya
tinggal di Beirut pada waktu itu, di tahun 1'970-zn-saya semakin
dan semakin banyak terlibat dalam politik dan periuangan nkyat
Palestina. Tentu saia, itu mempertajam minat saya terhadap ke-
miskinan, pengasingan, periuangan politik dalam membela dan
mendapatkan hak-hak asasi manusia, perjuangan untuk bisa me-
nyatakan bisa dinyatakan, dan serangkaian hal lain-
^p^y^ngtidak
ny^y^ng sejak saat itu telah memberi bentuk bagtkarya-karya
saya. Buku saya Orientalismbenar-benat lzhlr datipengalaman itu.
Orientalism adalah satu di antara buku-buku Anda lang paling
danlangAnda lakukan di sana adalah rzengkaji bagaimana
berpengaruh,
dunia Arab atau Tinur direpresentasikan di dan oleh Barat. Dan pada
EDwARD SAID: DI ANTARA DUA KEBUDAYAAN 33g
-
dasarrtl a dun ia itu sadah dis alah in terpre tasi kan.

Semua representasi itu adalah semacam salah-representasi, te-


tapi dalam Oientalism, saya berpendapat bahwa kepentingan-ke-
pentingan yang sedang bekef a dalam representasi Barat tentang
dunia Timur adaJah kepentingan-kepentingan kekuasaan impe-
rial dan merupakan hak-hak prerogatif kekuasaan. Saya berusaha
menunjukkan bahwa invasi ke dunia Timur, yang diawali oleh
Napoleon pada akhir abad kedelapan belas tetapi terus bedanjut
ketika Inggds dan Prancis menyebar ke dunia Timur, mewarnai
bahkan membentuk representasi itu.Jauh dari objektif ptau ilmiah,
sebagaimana biasa dikatakan oleh dosen-dosen kzjian Oriental,
khususnya orangJerman, Inggris, dan Prancis pada abad kesem-
bilan belas dulu, Orientalisme sesungguhnyaadalah sebuab fungsi
kekuasaan dan kontrol terus-menerus terhadap masyarakat yang
coba mereka, jajah.
Tet@| citra-citra lang diciptakanryra-berupa karikatur-kaikatur
tentang dunia TimurJang tak bisa d/elaskan, Tinuryang nisterius, kela-
hatan dan terornla duniaArab-rzeng@a semua citra ituperlu diciptakan?
Saya pikit ketidaktahuan memainkan peran yang besar. Ada
kebencian yang menghalang terjadrnya y^ng saya sebut per-
^p^
tukaran atau dialektika yang normal di antara berbagai kebuda-
yaan. Salah satu di ant^r^ banyak hal yang sangat mengherankan
adalth adanya kontinuitas yang tak tergoyahkan di antara pan-
dangan orang Eropa tentang Islam pzda zb*d kedua belas dan
pandangan or^ng Eropa tentang Islam pzda abad kedeiapan be-
las, sembilan belas, dan kedua puluh: pokoknya, pandangan-pan-
dangan itu tidak berubah sama sekali. Pertama-t^tnl, say^ tegas-
kan bahwa tidak ada sesuatupun sepertiitu selain Islamyangmur-
ni dan sederhana; ada banyak orang Muslim dan berbagai jenis
interpretasi tentang Islam-itulah tema buku saya yrnglatn, Co-
ueinglslam. Ada kecenderungan untuk selalu menyeragamkan dan
mengubah other menjadi sesuaru yang monolitik, sebagian bukan
hanya karcna. ketidaktahuan dan kebodohan, melainkan juga ka-
rena ketakutan karena pasukan-pasukan Arab datang ke Eropa
340 EDwARD s( Saln
-
dan dikalahkan pada abad keempat belas dan kelima belas. Jadi,
ada rasa dan pemah^fn^fl yang sudah sedemikian lama betlaku
dan berkembang. Tentu saia, itu semua merupakan bagan dan
trilogi monoteistik. Islam adalah^g m^terakhir setelah dtnzgzma
monoteistik besar lunnya,Yahudi dan I(risten, dan adapenszan
bahwa kedekatan dunia Arab dan Islam dengan Eropa adaiJah
sumber ketegangan yang besar. Tidak adayanglebih mudah bug
orang untuk berurusan dengan sesuatu yang berbeda selain me-
motretrrya sebagai sesuatu yang berbahayz dan mengancam dan
pada akhirnya mereduksikannya meniadi seiumlah klise.
'Yang benar-benat mengerikan zdalah bahwa seluruh sejarah
terciptanya dunia Timur ini melibatkan reduksi dan peleceh^ny^ng
begitu berkesinambungarl, sehingga sekatang, misaLrya, di kalang-
an pers Barat, berbagai hal yang telah dipahami orang tentang
Islam dan dunia Arab benar-benar sudah luar biasa disederhanakan
dan sepenuhnya mengingkari kedua atau ketiga ratus tahun hu-
bungan erat orang Eropa, hingga tingkat tertentu' dengan
^ntare-
orang Amerika di satu sisi, dan arltzta otang Arab dan orang
Muslim di sisi lain. Seolah-olah selama ini mereka selalu berdiri
berhadap-hadapzn di tepian p^rtt y^ng luar biasa dalam dan be-
sarnya sehingga satu-satuny a hal yang mereka lakukan adaiah sa-
ling melempar rrrakanzn busuk.
Dan itu belan juga berabah?
Belum. Bahkan saya kka sebenatnya iustru semakin membu-
ruk. Di s^^t-s seperti selama masa PerangTeluk
^tterjadtnyakrisis,
dan juga setiap htrinya di media-media di Amerika, klise-klise itu
semakin tidak menadk dan sedemikian tidak bisa dimaafkan, serta
semakin tidak "benar". Klise-klise itu kurangberhubungan dengan
realitas kemanusia^n ap^ pun yang bisa dipahami. Islam di Barat
adalahstereotip rasial dan kultutal yang paling tidak bisa diterima
dan yang bisa Anda buang begitu saia tanpa pedu merasa takut
atau merasa sudah betindak buruk.
Mengapa Anda pikir begitu?

Banyak alasan untuk itu, tetapi sayzlan alasan utamanya zdilah


EDwARD SAID: DIANTARA DUA KEBUDAYAAN
-341,
bahwa tidak zda yang mencegahnya. Tidak adl- onngBartt, atau
katakanlah orang Ame rTka U tan, yang tahu banyak tentang dunia
Islam. Dunia Islam itu nun jauh di sana, daerahnya terutama terdid
dari padang pasir, banyak domba, unta, orang-orang yang selalu
menyelipkan pisau di zntatz kedua baris giginya, teroris, dan lain-
lain. \X/arisan budaya, novel-novel, dan buku-buku lain yang dinrlis
dalam bahasa Inggris tidak pernah dipethatikan. Di sisi lain, orang
Arab dan orang Muslim tidak pernah benar-benar memahami
politik representasi kultuml di Barat. Kebanyakantezim di dunia
Ltab prda dasarnya bersifat diktator, sangat tidak populer, se-
rnuc m rezkn-reztrn minodtas; mereka tidak tertarik untuk me-
ngatakat sesuatu puo tentang diri mereka,karena tuhanya akzn
memaparkan mereka terhadap kritik yang masuk akal. Mitos-mi-
tos tentang Amerika danBant di dunia Arab tidak kalah klisenya:
semua orang Amedka punya hasrat seksual yang bedebihan, bet-
kaki besar, dan banyak makan. Akibatnya adalah bahwa di mana
seharusnya ada kehadiran manusia, di situ ada sebuah ruang va-
kum, dan di mana seharusnya ada tukar-menukar dan dialog serta
komunikasi, di situ ada semacam nonpertukzranylng memalu-
kan.
Salah satu di antara kontradiksi-kontradiksi lang kentara dalam
kebidupan Anda adalah bahwa sekalipan Anda pernah menjadi seorang
a ngo ta p m ri n ta h a n -Pa le s ti n a - di -p nga s i nga n d a n A n d a a d a /a h s o ra ng
e e e e

kanpiun pembebasan Palestina, Anda tidak merasa sreg dengan nasio-


nalisme.
Nasionalisme dzpat dengan sangat mudah berubah menjadi
chauvinisme. Ada kecenderungan, ketika orang diserang dari se-
us-ftfis5gsnya daiam gerakan-ge rakan seperti perge-
gala penj
nkan rakyat Palestina itu, di m^tt kami benar-benar tidak punya
begitu banyak teman-untuk bersikap sempit dan ujung-ujungnya
membentuk persaudata n ata:u petsaudarian dengan sesamanya,
dan siapa pun yang tidak setipe atau segolongan dan tidak beryi-
kitan seperti mereka, dianggap musuh. Ini khususnya bedaku pada
bangsa Palestina yang hidup di dunia Arab. Ini dapat dipahami
342- EDwARD \( Saro

sepenuhnya. Adzkalanya menjadi orang Palestina adalah satu hal


yang sangat terhormat. Tetapi, dunia Atab kini merupakan se-
buah tempat yaflg sudah banyak tereduksi. Di sana ada kemiskinan,

disintegtasi ekonomi dan sosial, sehingga sekatang orang-orang


Palestina paling tidak memiliki status yang problematis. Dan orang
sudah lelah dengan perjuang^ny^ngtelah berlangsung tedalu lama
ini. Tentu saja di Tepi Barat da;n Gaza, selama ini sudah banyak
pembicaraan tentang kolabotator-kolaborator dan agen-agen, dan
manipulasi nhasia yang dilakukan orang Istael terhadap bangsa
Palestina. Bisa dipahami kalau or^ng iadi curiga,karena kami bi-
c ra.tentar,g ancaman akan hilangny^nyawa. Tetapi, secara umum,
gerakan-gerakan nasionalis sebenarnya bekeria atas dzsar model
itu; kadang-kadang mereka cendetung mengecil dan menjadi lebih
khusus dan lebih homogen. Lihat sedang te{adi di Yu-
^p^y^ng
goslavia, di mana sesuatu yang dulunya merupakan sebuah fleg ta
multikultural, sebuah neg r^ multibahasa, kini telah membusuk
menjadi "pembetsihan etnis". Hal yang sama tetiadi di Lebanon,
di mana sebuah masyarakat yang pluralistik, dengan orang Kristen
dan Muslimnya, pada akhknya menj adi sebuah aj ang pernrmpahan
darah abadr yang te{adi setiap hari, di m^n orang saling bunuh
"hanya karena soal kartu identitas", begitu dulu mereka menye-
butnya di Lebanon. Kalau Anda dimintai kartu identitas dan kalau
rra.rnl zLtaw agmna Anda tidak semestinya, rnzka Anda akan di-
tembak di tempat atau leher Anda digorok.
Saya takut bahwa aspek-aspek nasionalisme yang tidak me-
nyenangkan juga akanmuncul ke petmukaan di dalammasy2l2[21-
masyarakat seperti Amerika Serikat, dan mungkin juga di Kanada.
Di sini tetdapat semua komunitas etnis yang berbeda-bedayang
sekarang sudah mulai merasa bahwa masalahnya adzlahbagaimznz
melindungi identitas dki mereka sendiri dari pengaruh-pengaruh
negatif kelompok-kelompok lainnya. Politik identitas meniadi
politik sepatatis, dan kemudian orang kembali ke dalam komuni-
tas mereka masing-masingyang sifatnya tertutup. Saya punya firasat
aneh dan paranoid bahwa sesenrangsedang menikmati ini semua-
Eo,orIAnO SAID: DIANTAN,T DUA KE,BUDAYAAN 343
-
biasanya orang-orang yang berada di puncak,y^ng suka mengadu
domba komunitas-komunitas yang berbeda-beda. Ins adalah can'
menjajahyang sudah sangat klasik. Di India, misalnya, orang mem-
buat agar golongan-golongan Sikh, Muslim, dan Hindu menjadi
bergantung padanyz dan mencurigai sesamanya. Itu semua adzlah
bagian dari proses nasionalisme. Dalam hal idah saya ddak se-
nang dengan nasionalisme.
Dapat sqa pahani bahwa korztpleksnia berbagai macant hal telah
menenpatkan Anda pada sebuah posisiitang serba sulit atau sangat akro-
batik, karena Anda harus bejalan di dua sisi, bukan hanla secara politis
tet@i juga dalan kerangka m asalah -masalah n u ltiku ltu ra lisme dan "ka-
non sastra"-1/angAnda angkat Di satu sisi Anda adalah penganjur inklu'
siuitas dan keterbukaan, dan patla saat lang bersamaan Anda adalah
seorang pembela kanon sastra.
Saya adalzh pembela y^rrg saya sebut karya yang bagus'
^p^
Kriteria utama y^ng s^y^ gunakan untuk menilai sebuah novel
atau sebuah puisi atau sebuah karya drama bukanlah identitas
or ng yang menulisnya. Itu memang menarik, tetapi bukan itu
masalah wtamafiyz. Kalau kebetulan orangitu "betr r" warna kulit,
atau gender, kebangsaannya, tidak lantas berarti bahwa kar-
^t^u
y^ny^ akan dengan sendirinya menjadi kxyaya;ngs^ng t bagus.
Mungkin Anda pernah mendengar tentang perempuan Palestina
ini, Hanan Ashrawi, yang dulu menjabat juru bicara untuk delegasi
PLO di Madrid. Dulu dia adalah mahasiswa saya dan di bawah
bimbingan sayzlahdia menulis disetasi tentang kesusastraan Tepi
Balat di bawah pendudukan. Dan satu di banyak halyang
^rrta;r^
ditemukannya dalam penulisan disertasinya ru adalahbahwa men-
jadi seorang Palestina dan menuLis tentang btgumana tasanya be-
rada di bawah pendudukanterny^t^tidak dengan sendirinya meng-
hasilkan puisi atau novel yang baik. Imlah intinya, dan itu sangat
penting.
Saya tidak bilang itu tidak subiektif. Menentukan' y^ng
^p^
dianggap sebagai karya. yang bagus tentu saia sangat subiektif.
Jelas, itu ada hubungunfiyldengan, misalnya, suka atau
tidak suka.
344- Eowano\illSam

Selama ini saya selalu betdebat paniangdengan ora;rrg-or rtgy^ng


bicantentang objektivitas, khususnya di media, karenaielas segala
sesuatu didasarkan pada interpretasi yang relatif subfektif. Kita
sebenarnya sedang membicarakan tentang diskdminasi-diskrimi-
nasi yang oraflg buat sendin. Dalam hal tertentu, kualitas adalah
hal yang sangatsubjektif-kualitas tidak bisa ditentukan da:J. atas;
tidak mungkirr seseorang memberi tahu Anda, "Id karya yang
hebat dan sebaiknya Anda perc y^ pada sayz," "Ini buku
^taw
yang hebat karena saya bilang begitu." Kualitas harus dicapai de-
ngan proses penelitian dan analisis. Secara estetis, saya pikir paling-
palirg yang bisa kita capai melalui tentang trt^tt karyayang
^tura;tr
hebat dan mana karya yang tidak-begitu-heb at adalah bahwa kar-
ya-kai:yabesar banyak dibaca dan dibaca lagi, dan terus-menerus
memberikan semacam sensasi yang menyenangkan atau nikmat,
entah itu melalui kesadaran yang luas ataupun citz rasa dan kepe-
kzan y ang lebih b aik pun itu, s edangkan kary a y ang rendah
^t^Lt ^p ^
kualitasnya tidak. Kita semua pernah mengalaminya. Kalau Anda
Steel-dan sebenarnyas^y^
membaca sebuah novel karya Danielle
belum pernah membacanyt-makabelum tentu Anda ingin mem-
bacanyalagr; tetapi, kalau Anda membaca novelnya Dickens, pasti
Anda ingin mengul ang1nya lag1.
Anda nengutrp lWalter Benjamin jtang mengatakan bahwa ntiE do-

kumen peradaban adalah luga sebuah dokumen barbaritas, dan dalant


satu hal tentang itillah buku Anda Cultute and Imperiahsrn bicara.
Benat. Sebuah karya besar tidak dengan sendirinya betati
karyayang polos, sebuah karya yang tidak berafiliasi dengan
^t^w
apa pun yang bisa kita anggap rendah atau lina. Ketika Culture
and lrzperialisn m:uncui. di Inggris, terjadilah gelombang-gelom-
bang besar ulasan-ulas an, yar,g banyak di antaranya mengecam
dengan pandangan bahwa seseorang semutni dan sepolos Jane
Austen-yLng s^y^ bahas cukup paniang lebar dalam buku saya
itu-memiliki hubungan dengan peniziahan dan perbudakan, se-

kalipun bukan s y^y^rrgmenemukan buktinya, itu adalah hal yang


dikatakannya sendiri. Saya tidak mengatakan bahwa Jane Austen
Eovano SAID: DI ANTARA DuA K-EBUDAYAAN 345
-
adalzh seorang penulis kelas-dua karenanya. Saya };'anya menga-
takan bahwa hampir semua karyz seni, seperti halnya semua umat
manusia, dalambeberapa hal, selalu berhubungan dengan sesuatu
yang tidak menarik danbarbar Ini sangat jelas terlihat dalam kar-
ya-karya kanonikal dal zbad kesembilan belas di Eropa ini- Kita
berhubungan dengan praktik-praktik perbudakan dah peniaiahan,
sebagian melalui y^ng rnereka katakan tentang praktik-praktik
^p^
itu. Jadi, saya pikir bukan masalah bagumana menemukannya.
Masalahnya adalah: begitu Anda menemukannya, apa yang akan
Anda lakukan? Apakah Anda akan mendiamkannya dan iustru
berkata, "lYell,itu tidak begitu penting," atau iustru-seperti yang
saya katakan-apakah Anda mencoba menyimpannya di dalam
benak Anda dan berkata, "lYe/l, terrryat^ itu juga adz di-sana."
An d a b i la ng An da ti da k n au b e rsi kap re du ktiJ te t@ i @ ayng An da
lakukan agar tidak nenbaca karya-karya sastra klasik sebagai sebuah
propaganda kolonial ataa iffiperial?
Saya sama sekali tidak memb^c nyz- dengan cara demikian.
Di buku itw (Culture keliru bila
and Impeialism) saya bilang akan
orang meteduksi karya-kary a klasik ini meni adi sebuah daft N p^n-
j ang contoh-contoh imperialism e, mengatakan bahwa kary a-
^ta:u
karya itu semuanya betsifat imperial. Tidak; karya-karya klasik
itu adalah bagian dad sebuah kebudayaan imperial dan bagian
dari sebuah ptoses, yang sebagasmana dikatakan oleh para teore-
tikus penjajah, tidak hanyamelibatkan praktik-praktik yang paling
rendah dan memalukan melainkan iuga sebagian dad aspek-aspek
terbaik sebuah masyarakat Banyak orang yang sangat cemedang
terlibat dalam penjajahan; seniman-seniman besar seperti Dela-
croix; penulis-penulis besar seperti Flaubert. Tentu saja sifat dan
derajat ketedibatannya betbeda-beda dalam tiap-tiap kasus, dan
pandangan mereka juga sangat berbeda-beda. Tidak semuanya
sama, dan itulah mengapa terdapat begitu banyak analisis dalam
buku-buku saya, baik di dalam buku ini (Culture and Inryerialisn)
maupun di dalam Orientalism. Saya tidak sedang mencoba me-
nyatzkanbahwa mereka semua itu imperial, tetapi bahwa mereka
346- EDTTARDW San

membedka n pandangan-pand4ng arL y^rrg berbeda tentang dunia


imperial dalam karyz mereka masing-masing. Mereka mengela-
borasikannya, mereka memperhalus dan mempedndahkannya,
mereka memberikan berbagai jenis sensasi dan kenikmatan-ke-
nikmatan tertentu kepadanya, dengan cM^ y^ng dilakukan oleh
I{ipling dalam Kim, misalnya.
Meski demikian, Anda mem buat pemlataan yngj angkauannJa sa-
ngatjauh, bahwa nouel dan bangunan-peQajahan salingterkait lekat, bahwa
nouel tidak sekadar mencerminkan apa lang sedang teryadi, melainkan

bahwa irzperia/isme dan noue/, dengan satu dan lain cara, sa/ingmerztperkqat.
Memang, itu pernyat fl y aflg zgak iauh iangkawannya, tetapi
^
itu benar, saya l<lr:a.
Bagaimana bisa begitu?
lV/e efia;m y ang lay ak dicatat adalah
I/, begqn N ovel Inggds p
Robinson Crasoe, dan Robinson Crusoe tidak akan dapat dipahami
tarrp^ adznyaperburuan imperial. Dia meninggalkan Inggtis, ka-
palnya tenggelam, didapatinya dirrnya terdampar di sebuah pulau,
danhanya dalam beberapa hari, beberapzr^rushalaman di dalam
novel itu, dia menguasai apa pun yang diamatinya. Dan kemudian
Anda akznsadaibahwa yang dilakukan pulau itu untuknyaadalzh
memungkinkannya menciptakan dunianya sendiri. Dengan kata
lain, imperial-isme pada tingkat itu diasosiasikan dengan seienis
kreativitas tertentu. Belakangan, di akhit abad kesembilan belas,
John Seeley mengatakan bahwa fakta sentral tentang negeri Inggris,
fakta senttal tentang kebtdayaanlnggds, fakta sentral tentang iden-
titas Inggris, adalah ekspansi. Ini tidak berlaku unruk setiap ma-
syatakat. Argumen say a adila.hbahwa pada abad kesembilan belas
dan kedua puluh, Inggris berada sepenuhnya di kelasnya sendiri.
Idenya sangat aneh: Anda duduk di London-katakanlah, Anda
punya sebuah apartemen kecil di Hampstead-dan Anda bangun
di pug hari dan berkata, "Szyr mengendalikan kehidupan seratus
or ng:' karenzkalau Anda menghancurkan hubungan
^ntar^
pen-
duduk Inggris dan penduduk India, yang dtiaiah Inggris selama
lebih dari tiga ratus tahun, sesungguhnya itu berarti bahwa setiap
Eovano SAID: DI ANTARA DuA KEBUDAYAAN 347
-
satu orang Inggris menguasai dan mengendalikan seratus atau se-
ratus lima puluh or ng. Fakta itu harus dipertimbangkan,plus fzkta
bahwa tidak pernah ada dalam masyankatBant lainnya tradisi
imperial seutuh dan seabadi seperti halnyadi Inggris, dan demikian
pula halnya dalam penulisan novel-novel. Tidak ada novel Italia
sebelum 1860 atau 1870. Tidak ada novei Jerman hingga jauh
setelah 1870. Tidak ada novel Spanyol, dengan sedikit perkecua-
han, pzda abad kesembilan belas. Yang szya maksud adalah yang
terus betkesinambungan adanyz. Novel Inggris secara tesmi, me-
nurut kebanyakan sejarawan sastra, diawali dengan orang-orang
seperti Defoe pada awzl abad kedelapan belas, dan terus betlanjut
t^rrp^terputus sejak abad kedelapan belas,lalu ke abad kesembilan
belas, dan terus ke abad kedua puluh.
Tet@| apakah Anda nelihat hwbungan kausalitas di mana hanla
ada sinkronisitas?
Tidak, saya tidak mengatakan kausalitas, tetapi saya meflga-
takan bahwa ada penambahan dan akomodasi. Semua novelis be-
s ar ab ad ke s e mbilan b elas mere kzm f akta- fakta adanya kekuas aan
dan kontrol kolonial, seperti teriadtnyzimigrasi ke tempat-tempat
sepeni Australia, Amerika, ata.u Afika. Pada tingkat yang lebih
rendah, hal yang sama juga bedaku pada Prancis. Argumen saya
zdalah bahwa fakta-fakta kekuasaan imperial memiliki sisi imaii-
natif di dalamnyayang merupakan bagqan dari suuktur identitas.
Kebanyakan novel sesungguhnya berisi tentang diciptakannya se-
buah identitas {iksional, siapa aku. Aku adalah Pip, misalnya, da-
larn Great Expectations, atau Tom Jones, si anak yatim. Di awal
novel itu, dia ditemukan di atas sebuah nnjang; dan di akhir novel
kita pun tahu siapa dia sebenarnya. Novel itu sesungguhnya adalah
satu bentuk akulturasi dan akomodasi, yaitu akomodasi sesosok
diri ke daiam sebuah masyarakat. Bag1an dari ptoses in adalah
bahwa identitas terikat erat dengan jangkauan-jangkauan impe-
rial. Dalam kasus Mansfeld Park-nyaJane Austen, misalnya, per-
kebunan budak milik Sir Thomas Bertram di Antigua digunakan
untuk membiayai estat yang ada dr Mansfield Park, di Inggris.
348- EDwARDt0( SArD

Itulah jenis hal y^ng s^y^ maksudkan, bahwa ada semacam pro-
yeksi imajinattf dalam fiksi, dalam natasi,yang menyztakan bahwa
Inggris terikat erat dengan koloni-koloninya di negeri-neged asing
dengan berbagai rrrac^m cua. Kitz tidak mengulang-ulang hal
yang sama; setiap novel agak berbeda, dan memiliki nuansa yang
berbeda-beda.
Terlalu nafkah bila kita memahaminla sebagai pkt?
Sama sekali tidak naif: irt menang plot. Tetapi, kenapa plot
ini dan bukan yang lainJatnnya, Anda tahu? Semua novel meli-
batkan pilihan-pilihan di pihak penulisnya, dan faktanya bahwa
ini adalah sebuah subjek y^ng s^ng t akrab; ini adalah bagian dari
properti intelektual,knajinaif, dan emosional dalam novel Inggris.
Kalau Anda membaca sebuah novel Jerman, halnya sangat ber-
beda. Tak ada pembic r an tentang wilayah-wilayah kekuasaan
kita, dan kita tidak bisa pergi ke India; fungsi yang diperankannya
berbeda: eksotisme atau hal-hal semacam itu. Di Inggris India
zdalah tempat yang bisa Anda kunjungi katena l<tta ada di sana,
seperti dalam A Passage to India ztzu Kim, atau beberapa karya
Conrad. Dalam pengertian sastra, Inggris ada dr m rt -m^tt .
Faktanya bahwa Inggris berada di hampir semua tempat, sekalipun
Anda memikirkannya hanya selama satu menit szja. Prda tahun
1918 sekelompok kecil kekuatan-kekuatan Eropa menguasai 85
persen dunia. Apa yang lebih alami ketimbang kekuasaan, yang
tak lain adaJah sebuah pengilaman sejarah, yzngjtga menjadi ba-
g1an dai pengalaman imajinatif? Saya kira begitu. Maksud saya:
pengalaman imajinatif iu zda, Lp^ y^ng bisa Anda ciptakan da-
rinya?
Apayng Anda buat darinla?
bisa
Saya pikir Anda harus memahaminya sebagai bzg1an dari se-
suatu yang lebih besar dati dtrinya sendfui. Maksud saya adilah
bahwa pengalaman ini merupakan bugr* dari pembacaanterha-
dap novel Inggris itu. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa
itu adalah bag1an yang paling penting, melainkan sebuah bzg1an
yang penting. Orang juga harus ingat, dan kebanyakan orang tidak
Eowann SaIn: Dt ANraRa Dua KEBUDAYAAN 34g
-
menyadad, bahwa tempat-temp at y^ngdibicarakan olehJane Aus-
ten atau Kiptng memiliki seiatzhnya sendiri, di luar apz yang dt-
lakonkan di dalam novel. Pada tahun L81'4, saat Mansfeld Park
diterbitkan, Antigua adalah sebuah koloni perkebunan Inggris,
tetapi kebanyakan ofang yang membaca novel itu berkata, "Oh
ya, well,memang itu dia." Tetapi, faktanyabahwa pengalaman itu
berlanjut dan Antigua dibebaskan, dan merdeka.
Ada kesusastraan yang muncul dari Kepulauan Kadbia, yang
dinrlis oleh orang-orang seperti V.S. Naipaul dan George Lam-
ming dan seluruh penulis mazhab Kepulauan Karibia yang justru
melihat pengalaman imperial itu di dalam masa lalunya-sebagai
koloni budak-budak-dari sebuah perspektif yang sama sekali
b erbeda dari petspektifnya Jane Aus ten. Maksud s ay a adalah b a'h-

w^ c t yang paling lengkap dan paling menarik untuk membaca


of ng-ot^ne sepertiJane Austen atau kemudian Kipling, yangme-
nulis tentang India, zdalahdengan cara mehhat mereka tidak hanya
dalam kerangka novel Inggtis melainkan iuga dalarn kattannya
dengan novel-novel lainnya yang sudah muncul ini. Anda bisa
membaca novel-novel itu secara konttapuntal, dalam metafora
untuk musik. Novel-novel itu mengkaji seiatah y^rrg s^rn , tetapi
dari satu sudut pandang yang berbeda. Bila Anda membacanya
dengan cara demikian maka An da zkan dapat metasakan semacam
saling ketergantungan di antata karya-karya s^stt^ yangbiasanya
terkungkung ini. Tidak zda yanglebih mengasyikkan dan menarik
dari itu, karena hal itu menghubungkan Anda dengan nrlisan-nrlisan
yang hebat . Ia jugamenghubungkan Anda dengan p andangan ten-
tang persaingan, bahwa banyak kebudayaan terlibat dalam sema-
cam petebutan wilayah, baik dalarn pengertian figuratif maupun
riil. Dan itu menghubungkan Anda dengan gag s^n-g gasan ten-
tangpembebasan manusia, bahwa manusia tidak mampu menang-
gung (penderitran akibat) kolonialisme dalam iangkawaktu yang
Iama. Saya yakin kebanyakan orang yang membacaJane Austen
sangat sedikit tahu tentang y^ng terjadi dengan tempat yang
^p^
dikunjungi Sir Thomas Bertram itu. Jane juga tak banyak bicata
350 EDwARD !fl Sarr
-
tefltang hal itu; karena dia ttdak tzhu a;pa yzng tetladt; Antigua
hanyalah sebuah tempat ke mana orang pergi untuk mengambil
sejumlah uang lalu kembali lagi ke Inggds. Anda perg; kalaa zda
pemberontakan budak, seperti yang te{adi di novel itu, Anda
menyelesaiktnnyz dan kemudian pulang. Meninggalkannya begitu
memfiki perasaan yang sangat akurat tentang
saja berarti tidak
y^trg sedang terjadi di luar sanz. DaIam hal tertentu, kalau
^p^
Anda meninggalk^rrtrylb.gto saja, itu berarti Anda sedang meng-
abadikan bias novel terdahulu itu. Karya-karya besar Iarnnyt-
seperti Th e B la ck Ja co b i n s-nya C.L. R. James, mis alnya-bisa dibaca
dengan melawan plot, atau sejalan dengannya, kalau suka.
Tampak bahwa seolah-olalt para nouelis Victorian itu banla lnengu-
nakan pendekatan lang sangat utilitarian terhadq tanah j@ahan dalam

kerangka plot
Tepat. Tetapi, argumen y^ngs y^ buat pada awal pembukaan
Culture and Inperialisn adalah bahwa sekatang dunia sudah ber-
ubah: bukan lagi orang India di India, orang Inggris di Inggris
dan melanglang buana. Faktanya, bahwa sebagian besar flegar -
neg r^Eropa sekarangini, misalnya, bukanlah neg r^-neg ra mur-
ni yang terdiri sepenuhnya dari orang-orang kulit putih. Ada se-
buah komunitas sangat besar yang terdiri dai onng-orang India
di Inggris; ada sebuah komunitas sangat besar yang terdiri dari
Muslim dan orang-orang Afrika LJtan di Prancis, di Jetman, di
Swedia, dan di Italra, dan seterusnya, dan sebagian besat dunia
sudah bercampur baur. Mengap^ ol,ang-ora;r'g Prancis ini berasal
dari Afrika Utara? Sebagian besat karenz Prancis adalah majikan
imperial, dan ketika orang-orang ini melarikan diri dari kehan-
curan dan pengaruh-pengatuh negatifnya, mereka tiba di Pran-
cis-mereka itu ftankofonik, mereka bicara dalambahasa Prancis.
Dunia ini adalah dunia yangbercampur baut Peras^ tr sayl ten-
tang hal ini adalah bahwa yangpada. abad kesembilan belas duiu
bersifat utiJitarian, sekarang sudah tidak lagi, dan banyak kdtikus
yang menulis dalam bahasa Inggds yang bukan onnglnggris. Saat
Conrad menulis Heart of Darkness, misalnya, dia berasumsi-
Etwann SAID: DIANTAtu{ DuA KEBUDAYAAN
-351'
(asumsinya ini) jelas keliru, tetapi iru adalah bias dari waktu itu
dan sayatidak bisa menyalahk Mrfryaatas kekeliruannya itu-bahwa
tidak ada orang Afrika yang bisa memahami y^ng ditulisnya
^p^
itu; dia menulis untuk orang Inggris' Tetapi, ny^t^ny^ sekarang
banyak orang Afrika yang membaca Heart of Darkness, dan yang
mereka lihat dalam Heart of Darkness sangatlah berbeda dan apa
yang dilihat oleh tekan-rekan kulit putihnya pada tahun 1900-an,
dan pembacaan mereka sudah meniadi sebuah faktor daiam novel
itu. Jadi, novel mengungkap dengan canyangbahkan tidak petnah
diimpikan sebelumnya oleh Contad, Dickens, Jane Austen, dan
yang lainnya. Hal ini harus disambut dengan baik karena hal ini
menunjukkan kepada Anda sebuah sisi baru dari karya inr dan
memungkinkan Anda untuk melihat berbagai hal yzng.bahkan
tidak pernah Anda lihat sebelumnya.
Meng@a Conrad nenjadi salah satu penulis fauorit Anda?
Selama ini saya selalu merasakan sebuah empati dan kemiripan
yang luar biasa dengafrny^ karena dta adalah seofang Polandia
yang meninggalkan Polandia pada sekitar usia enam belas tahun'
tinggal sebentar di negeri Swiss dan Prancis, belaiar bahasa Pran-
cis, dan pada umut dua puluh atau lebih, mulai menulis dan men-
dalami bahasa Inggris. Dia tinggal di Inggris dan meniadi seorang
Merchant Narry, bekeria di kapal-kapal layat sela-
^nggot^British
ma lima belas tahun atau lebih, dan kemudian menetap di Inggris.
Saat menjadi penulis, saya kira usianya sudah mencapai empat
puluhan. Dia tetap seorang Polandia; dalam pengertian tertentu,
dia berada di luar pusatnya bthasa Inggris sekalipun dia menulis
dalambahasa Inggds yang luar biasa halusnya.Dtamemiliki seienis
kesadaran keterasingan yang aneh ini; dia selalu berada di luar
situasi apa pun yang ditulisnya, dan saya merasakan kemiripan
dan empati tethadapnya. Cara pandangnya terhadap berbagai hal
sama sekali tidak seperti cxa pandzrig orang lain di z m^nny^.
Dia sangat rarrnh dan aktab dengan orang-orang seperti Henry
penulis-penulis
James danJohn Galsworthy, dan mereka adalah
hebat iwga, tetzpi mereka tidak memberi orang perasaan keter-
352 Eo'ou,q,no rJ( Saro
-
asingan prismatis yang aneh, terutama skeptisisme, khususnya
skeptisisme tethadap identitas dan eksistensi yang m^par' seperi
yang dimiliki oleh Conrad. Conrad zdalah salah satu di antara
sedikit penulis novel di Inggris yang menulis dengan c^rL y^ttg
begitu piawai, kendati dalam kasus-kasus tertentu mengerikan dan
ofensif, tentang tempat-tempat seperti Indonesia, Malaysia, Thai-
land, Afrika, dzn Amerika La:in Dia benar-benar seorang inter-
nasionalis dari periode imperial.
Diz adalah sosok ylng s^ng t kompleks , dan saya tidak ber-
pretensi menyatakan bahwa ketertarikan saya terhadapnya sepe-
nuhnya dikarenakan bahwa dta jtrya memili.ki Iatarbelakang yang
kurang lebih serupa (dengan latar belakang saya). Sama sekali ti-
dak. Dia seorang novelis besar dzn adz sesuatu yang luar biasa
kompleks dan kelam serta kaya dalam dirinya yang membu^ts^y^
terus-menerus ingin kembali kepadanya. Tidak ada otang yang
benar-benar memandungl-l-hul di sekitarnya dengan c r^ y^ng
s ama denga n c r^ p andangny a. S zy a kira kemirip an lztnny z adaJah
bahwa dia menulis dalam bahzsa Inggris seperti seseorang yang
bukan penutur kelahiran Inggris asli, dan saya nsakan itu tetus-
menerus sehingga membuat saya kagum. Sintaksis dalamkaryznya
agak sedikit butuk; penekanan adjektivanya agak aneh. Ada se-
jumlah hal semacam itu yangpada tingkat y*ngtajam sangat me-
narik bagi saya.
Sata aspek lainnla dalam pernlataan Andalang nenilikilangkau-
anjauh itu mengatakan bahwa imperialisne, nelebihi teoi sastra lainru1a,
Marxisme, dekonstruksi, atau Historisisme Baru, adalah satu-satunla ho-
riryn politikJang menentukan vis-)-vis teori sastra.
Pandangan tentang sebuah seting global dalzm kesusastraan
berasal dad pengalaman imperial. Orang memiliki tanah-tanah
iajahan global-bangsa Inggris dan Prancis tentu saja memiliki-
nya-dan kini, di akhir abad kedua puluh, Amerika Serikat telah
berhasil mengalahkan hegemoni bangsa Inggds dan Prancis. Oleh
karena itu, kalau orang tidak memperhatikan horizon yang lebih
besar ini, kerangkz kerla ini, maka ia akzn tampak tidak serius
ED$rARD SArD: Dr ANTARA Dua KnsunayAAN 353
-
dalam ,melakukan kajian kebudayaan. Satu-saruny^ y^ng saya la-
kukan adalahmengatakan bahwa ada sebuah hubungan. Saya tidak
mengatakan bahwa hubungan itu sifatnya sederhana atau langsung
atau kausal; saya bilang ada banyak antarhubungan dan saling-
keterkaitan-saya menyebutnya saling-ketergantungan-di antlr^
kedua lingkup itu. Sejauh imperialisme dulu memiliki jangkauan
global, dan sekamng pun memiliki jangkauan global, maka impe-
dalisme adalah sebuah latat belak^ng seting panggung bagi
^t^u
dilakonkannya sebagian dart sttuktur-struktur sastra, dan struk-
tur-struktur serta praktik-praktik kebud^y^ rr.

\Tawancata dengan Eleanor \Wachtel


Mo re IVi te rs dz Co npan;y,
Toronto, KanaAa,'lgg6
Hak-Hak Asasi Bangsa
dan Kesusastraan

DI SUAru turzpat Anda pernah menulis bahwa pengalanan bangsa


Palestina sedenikian terfragmentasinla sehingga konsep-konsep klasiktidak
berlaku padanla. Bagaimana dengan konsep "hak-hak asasi"?
IYell,kami berada pada sebuah posisi yang unik sebagai seke-
lompok orang yang musuh-musuhnya mengatakan bahwa kami
tidak ada. Jadi, bagi kami konsep "hak-hak asasi" berarti hak untuk
eksis sebagai sebuah bangsa, sebagai satu tubuh kolektifyang utuh,
bukan sebagai sekumpulan pengungsi, bangsa tak bernegat^,w^r-
g^ neg rl di negara-negatalnn. Dalam pengertian tertentu, kon-
sep itu memiliki makna yang paling penting bagi kami, karenz
sejak awal perjuangan kami melawanZior:js dan kemudian mela-
wan Israel, tujuan :ut^m kami adalah maju ke langkah pert^m .
Kami masih jauh dari "hak-hak asasi bangsa".Dalamiklim pem-
bicaraan-pembicaraan perdamaian sekarang ini, dalam y^trg
^p^
disebut proses perdamaian yang didengang-dengungkan oleh
bangsa Amerika, tak satu patah kata pun diisyatatkan oleh orang
Amerika ataupun orang Istael yang menyatakan bahwa kami me-
miliki "hak untuk menentukan nasib senditi". Kami tepat berada
di titik awal.
Anda bicara tentang "hak asasi bangsa" dan "hak untuk menentukan

nasib sendiri". Tet@i, @akah sebuah bangsa benar-benar merupakan se-


buah "diri"lang harus neniliki hak untuk nenentukan (nasibryta nndiri)?
HAK-HAKASAS] BANGSADAN KESUSASTRAAN 355
-
Itu pertany^ ny^ng sulit, tetapi saya pikir dalam kasus bangsa
Palestina, ya. Kami punya sejarahpanjtngresidensi di tanah Pales-
tina. Kami metupakan sebuah masyankatkoheren yang memiiiki
memori kolektif, sebuah bahasa-Arab, tentu szja,yang sama se-
perti bahasanya bangs or^ngArab lainnya di negata-negan Arab
^
lainnya-bahkan sekalipun bahasa Arab kami adalahbahasa Arab
bercap khusus. Kami sudah mengirimkan sejumlah
^nggot^untuk
mewakili kami di Pademen Ottoman pada tahun 1870-an, dan
bagian dari perjuaflgan, yaitu perju^ng rr intelektual dan kultural,
yang sudah harus kami jalani sejak awal abad kedua p+"h, adzlaL'
untuk menunjukkan bahwa kami adalah sekelompok "bangsa".
Dan sebagai sebuah "bangsa", ada duahal yang terbuka bagi kami:
yang satu adalah takluk, tertindas, dan punah; alternaif lunnya
adalaln eksis sebagai sebuah r'egar^ bangsa berikut hak-hak asasi
yang sekarang sudah menjadi hak-hak yang ditetapkan bagi keba-
nyakan bangsa di dunia. Kami sudah memiliki yang kedua.
Tet@i, bukankah gagasan tentang sebuah "negara nasional", atau se-

buah "negara bangsa", atau sebuah "bangsa-negara", adalab gagasanlang


mengandang segala nacam jebakan? Maksud sa1a, satu pandangan ne-
ngatakan bahwa gagasan tentang sebuah bangsa adalah s/enis tipuanlang
dengannlta elite-elite berkuasalang menilikiyrisdiksilurisdiksilang ber-
beda-beda membaatnla terdengar seolah segala ancaman bagi elite itu, se-
sunguhnlta adalah ancaman bagr seti@ orangl,tang hidup di bawahituisdiksi
mereka, dan gagasan tentang "identitas nasional" dan hak atas "identitas
nasional" bermanfaat untuk menciptakan ilusi itu, sehinga dalam bu-
kun internasional, Anda mendapat gagasan bahwa menginuasi sebuah ne-
gara-bangsa sama halnla dengan melakukan kekerasan terhadap setiap
indiaidu di dalamnya. Bukankah itu sebuah ilusi? Ataukah menurutAnda
ita adalab pandanganlang terlalu sinis? Atau apa itu?
Pandangan itu sebagian sinis dan sebagianlzg1 tidak lengkap.
Dalam kasus kami, harus diingat bahwa ada dua tingkatan dalam
nasionalisme Palestina. Di satu sisi, nasionalisme adalahkebutuhan
mendesak bagi bangs y ar dainy a sekatang,
mayoritas terb es
^, ^ng
dapat szya katakan, tidak menikmati hak-hak asasinya sama se-
356
-P,owaRDw:SArD

kalt,hanya katena asal usul kebangsaan mereka. Misalnya, terda-


pat lebih dad empat tatus ribu plus orang Palestina di Lebanon,
yang kesemu^ny^ eksis sebagai sebuah bangsa tak-bernegata, dan
yang memiliki lembadembat kertas yang merigatakan, "Kaltan
tidak punya rtegara." Jzdt, dalam pengertian tertentu, ini adalah
nasionalisme y^ng mustahil. Di sisi lain, tingkatan itu dapat dica-
pai, seperti Anda bilang, dengan cara membangun sebuah identi-
tas nasional, dengan memiliki sebuah fleg tL, dan semua atribut
nasionalisme tradisionai, atau bisa juga disebut konvensional,ya;ng
terhadapny or^ngmemiliki perasaan-p et^s^ n yangberagamdan
^
campur aduk karena hal ini dapat betmuara pada segal^ rn c m
pelanggaran dan penyalahgunaan. Tetapi, tingkatan lainnya bagi
bangsa Palestina yang setahu saya lebih penting adalahbahwa per--
juangan bangsa Palestina di Timur Tengah, khususnya di dunia
Arab dan dalam kaitannya dengan Israel, adalah sebuah perjuangan
perintis sehingga ini adalah sebuah perjuangan sekuler di sebuah
bagpan dunia di mana nasionalisme m ny^ sangat kuat.
^g ^m^t
Maksud saya nasionalisme Islam di tempat-tempat seperti Itan,
A\jazaar sekarang, Yordania-dan nasionalisme Yahudi sebagai
organisme szyzp-kanan yang telah mendominasi kehidupan bang-
sa Israel selama dua puluh tahun terakhir ini adalah satu contoh
lainnya, seperti halnya nasionalisme fundamentalis Kristen di kba-
non.Jadi, kami berbeda. Kami bukan sebuah gerakan keagamaan.
Kami adalah sebuah gerakan kebangsaan untuk hak-hak demo-
krasi. Atribut kedua adalah bahwa perjuangan nkyat Palestina
adalah sebuah perjuangan perintis katena perjuangan ini adalah
sebuah perjuangan untukmembangun demokrasi di sebuah bagan
dunia di mana tidak ada demokrasi. Kami tegaskan dalam deklarasi
kemerdekaan nasional kami pada tahun 1988 bahwa kami adalah
sebuah perjuangan sekulet untuk mendapatkan hak-hak demo-
kratis bagi seluruh rakyat,lakilaki dan perempuan, bagi semua
ag rn , semua kredo dan semua sekte. Dalam pengertian ini, kami
jauh dan hanya sekadar sebuah nasionalisme sempit atau kecil-
kecilan; dan dalam hal ini, ini adalah sebuah perjuangan yang ce-
HAK-HAK ASASI BANGSA DAN KESUSASTRAAN 357
-
merlang dan penting.
Tentu sQa, bangsa Yahudi cenderung merasa terancam oleh ha/-ha/
lang Anda katakan itu. Di suatu ternpat Anda menulis bahwa
seperti

Zionisme adalah sebuah kriteria penilaian politik di qaman kita sekarang


ini. Dapatkah Andajelaskan hal itu?
Ya. Orang Yahudi, sejauh mereka Zionts, adalahorang-orang
y^ng perc ya padz kepulangan ke Palestina, yz-:.tu tanah ir dan
kampung halaman nenek moyang bangsa Yahudi. Mereka adalah
orang-orang y^ngpercLy^ bahwa merekalah yang berhak atas se-
bagian besar hak-hak tunggal di Palestina. Tentu saja yang terle-
watkan olehnya adalah bahwa dulu ada bangsa lain di sana, dan
sekarang juga ada bangsa lain di s^rrl,y^ng sebagian besar berada
di bawah pendudukan di Tepi Barat dan Gaza sejak tahun 1967,
dan sekitar 800.000 jiwa yang merupakan sisa-sisa bangsa Palestina
yang sudah terusir sejak tahun 1948, sebagilw^rg neg t^ kelas-
dua atau kelas-tiga di sebuah neg t^ yang digambarkan sebagai
neg r^ny^ bangsa Yahudi, untuk tidak bicara apa pun terltang war-
g fleg r^nya sendid (sebuah pembedaan yang sangat penting).
Nah, Ziotisme telah mencapai hal-hal yang sangat penting dad
sudut pandang bangsa Yahudi. Tetapi, dari sudut pandang korban-
korbannya- dan Ztonisme selalu punya korban-korban-diba-
ngunnya fleg r lsrael adoJah sebuah malapetaka besar. Kalau An-
da suka, (Anda bisa menyebutnya) sebuah konflik ragedi-ttagedi.
Di satu sisi, di sini tetdapat sisa-sisa bangsa Yahudi, yang dibantai
di Etopa oleh golongan anti-SemitBarat, yang kemudtan dzLtang
ke Palestina. Mereka sudah tiba di sana sejak sebelum Perang Du-
nia II, tetapi status dan keadaan orang-or^ngy^ng selamat (dari
pembunuhan massal) itu, dan bangunan r-cg rT mereka, berada
di atas puing-puing masyarakat kami. Ini bukan sebuah metafora,
kzrena saya ingat benar. Waktu itu saya masih kanak-kanak, dan
sebagian dari diri saya tumbuh di Palestina.Sayatngat benar seperti
r^s^nya terpaksa mengungsi. Seluruh arrggota keluarga ter-
^p^
paksa pergl. Dari sudut pandang itu, ini adalah sebuah konflik
sekelompok orang yangdatang sebagai korban dan yang,
^fltlrr^
358 w:SAID
-EowaRD
pada gilirannya, melahfukan korban-korban lain: kami-kami ada-
lah korbannya korban-dan ini adalah sebuah piJihan yang sangat
sulit, tetapi saya kira, sebuah"pilihan yang hatus dilakukan atas
dasat hak-hak asasi manusia. Anda tidak boleh rnemenuhi hak-
hak asasi sebuah bangsa dengan mengorbankan hak-hak asasi
bangsa larnnya.
Karya-karya Anda sebagai serrang kritikus, sala kira, terkait seca-

ra erat dan mendalam dengan perbatian dan keprihatinan Anda nbagai


seorangjuru bicara bagi kEentingan ra@at Palestina. Tetapi, sala kltu-
susnJta berpikir tentanglfakta bahaa temalangada di dalam baryak kritik
Anda adalab terzpat dan geograf. Orang bilang bahwa dalam baryak
kritik sebelumnla tema utananla adalah waktu dan selarab. Anda telah
rzengantinla, ataukah barangkali Anda dan Ralnond lYillian*lablang
terutama bertangungjawab atas hal itu?
Well, Anda tahu, kalau Anda berminat pada geogtafr,ternpat,
wilayah kekuasaan, tidak betarti bahwa Anda tidak berminat pula
pada seianh. Saya benar-benat tertarik pada interaksi di
^nt^r^
keduanya. Tetapi, memang benar saya lebih mengutamakan geo-
gra{i karen s^y^ tamp^knya sejatah tiga ratus tahun terakhir
^b"g
ini, s es ungguhny a adalah sej arah dunia, dan itu adalah s eiatah y ang
sudah diglobalisasi. Yang membuatnya bisa dipahami, atau satu
di antara hal-hal ut^trr:- yang membu^tny^ bisa dipahami, adalah
perebutan wilayah kekuasaan. Pada tahun 1918, 85 persen dunia
ini betada di bawah kekuasaan beberapa gelintir neg r^-r'eg r
di Eropa dan Amerika. Sejak saat itu, orang dapat memahami
pengalaman sejarah dan budaya, katakanlah, periode pasca-Perang
Dunia II, sebagai perjuangan orang-orang kulit berwatna untuk
mendapatkan kembali wilayah kekuasaan yang sebelumnya diam-
bil oleh orang-orang kulit putih di dunia imperial.Jadi, itulah meng-
geogr fi, tempat, dan sejarah meniadi luat biasa penting bagi
^p^
saya. Saya melihat sejarah saya sendiri dan sejatah bangsa saya
sendid sebagai sebuah fungsi dad perjuangan merebut wilayah
kekuasaan; dan selalu saja wilayah kekuasaan. Yang menarik ada-
lah tidak pernah terjadi bahwa wilayah kekuasaan diambil sema-
HAK-HAK AsASI BANGSA DAN KrsusasrnanN 35g
-
t^-m demi wilayah kekuasaan itu sendiri. Orang tidak
ta. hanya
hanya pergi begitu saja ke sana dan berkata, "IVe/l, saya men)'u-
kainya, szya akan mengambilnya."
Saya tertadk pada penilaian-penilaian pengantatnya. Austtalia,
misalnya, sempurna bagi Inggris karena Australia jauh sekali. Aus-
tralia adalah salah satu di dua antipodayang ada; kita bisa
^nt^r^
membuang penduduk yang tidak kita inginkan-yakni p^r^ pen-
jahat-ke sana. Amerika adalzh tanahyzngmenjanjikan, dan ka-
ren nyz- meteka pergr ke sana dan menjajahnyakarena Amerika
adalahsurgabaru.Palestinaadalahnegerinyatanahyangdiian jikan
yang diklaim-kembali oleh orang-orangYahudi. Tetapi, yang selalu
terjadi adalah sebuah konflik ini de-
^nt^r^ fustifikasi-justifikasi
ngan, katakanlah, badan-badan, tealitas-realitas bangsa yang ada
di sana. Kzrenanya, ini bukan hanya sebuah periuangan mempe-
rebutkan geogtafi, tetapi juga memperebutkan justifikasi, filsafat
dan epistemologi, dan petebutan soal tanzh siapakah itu. Apakah
tanahitu merupakan hak bangsa yang hidup di sana? Dalam kasus
Palestina, misalnya, salah satu argumen utama dalam nrlisan-tulisan
Zionts awal-dan bukan hznya n-rlisan-nrlisan Zionis awal, me-
lainkan juga tulisan-tulisan o:.ang-or ngEropa terdahulu tentang
Palestina pzda abad kedua puluh-adalah bahwa tanah itu meru-
pakan tanah yang tak belpenghuni, tak belpenduduk, dan kalau-
pun tanah itu tidak tak berpenduduk, itu adalah tanah yang pe-
nuh dengan orang-or^ng y^ng mengabaikartrry^, yaitu argumen
yang serupa dengan yang digunakan oleh pemukim-pemukim
Prancis di Afrika TJ tata"ketika mereka merebut Aljaza:r-.: pokoknya
Aljzzur adalzh sebuah negeri kosong yang dihuni oleh orang-
orang biadab. Dengan katalun, hak untuk memznfaatkan tanah,
atau hak untuk membayangk^n c r^ tetbaik untuk mematfaatkzn
tanah, adilah hak yang diberikan kepada bangsa Eropa, kepada
orang kulit putih. Bagi saya,hal itu tampaknya adalah landasan,
bukan hanyabagi perjuangan politik yang aktual, tetapi iryabag1
dibangunnya kebudayaan-kebud^y^ n. Mustahil memahami ke-
budayaan Etopa t^np^ sejumlah pengettian, misalnya di Inggds,
360 !fl Saro
-Eowano
tentang peran'y^ng India atau Australia atau Kepulauan Karibia
mainkan dalam kehidupan dalam negeri orang Inggris. Kesemua-
rlyz- say^ rasakan sebagai sebuah bidang yanglwar biasa menarik,
dan selalu memiliki kaitan, hubungan, dengan The Country and tbe
Ci4t-nyaWllhams, koloni-koloni di luar negeri, dan lain sebagainya.
Anda bicara tentang episternohgi, dan tentu sQa dalam karya Anda
tentang geograf inperialisme, tena utananJa, saJta kira, adalah gagasan
b a h wa Tim ur di ko ns tru ksi s e b agai se b u a h m isteri1 ang n e n ari k B arat
du n i a

untuk nen-yingkapkannla. Ada cara lang unik di mana karya Anda


tentang hal itu telah tefiangk@ dalarn logikalang ditentukannla sendiri-
maksad sala adalah bahwa zrang-orangJangtekh nengkritikAnda karena
Anda nenulis dengan begita eksklusifu1a tentangpandangan bangsa Eropa
te n ta ng Ti rn ur, da n kare n a An da n e nga b ai kan age n - age n J ang b e n ar- b e n ar
berada di Timur. Bagaimana pendapat Anda tentang cara bal ini berkem-
bang?
IVell, sayal<uahingga titik tertentu mereka benar. Yaitu bahwa
ketika saya sedang menulis Orientalism, sesungguhny^ saya sedang
bican tentang konsepsi-konsepsi Eropa tentang dunia Timur,
yang dalam beberapa hal berada begitu jauh di luat konsepsi lokal
m fiapun tentang apa itu geografi, sehingga mereka membangun
sebuah bidang dan sebuah pokok bahasan mereka sendiri. Bahkan
sekarang pun, kalau diingat-ingat lagi, sepertinya benar-benar OK
bag1 szya untuk membicarakan hal itu, karena geografi itu sendiri
merupakan sebuah objek yang sangat sedikit kattannya dengan
oleh orang-orang di sana. Tetapi, yang sudah
^p^y^ngdipikirkan
saya lakukan sejak saat itu adalah mengamati pertarungan mem-
perebutkan konsep-konsep yang saling bertentangan tentang geo-
grafi.Dalam buku s^y^y^ng terakhir, yangakan tetbit dalam be-
berapa bulan lagS, saya benar-benar menghabiskan separuh waktu
saya untuk melihat bagurnanape{uangan-perjuangan kebangsaan
diAfrika, di tempat-tempat seperti Idandia, di KepulauanKanbia,
di India, benar-benar harus dimulai dengan, katakanlah, menak-
lukkan kembali wilayah-wilayah kekuasaan itu, dengan melaku-
kannya tedebih dahulu secara epistemoiogis. Dengan kata lain,
HAK-FTAKASASI BANGSADAN KESUSASTRAAN 361
-
membayangkannya-lagi, misalnya, dengan caraYeats membayang-
kan sejarah Itlandia dalam pengertian padang rumput-padang
rumput, para pahlawan dan pan pejtane besarnya, dan seterus-
nya, dan seterusnya. Fakta melahfukan-seperti yang dilakukan
oleh orang-or^ngseperti Neruda di Amedka Latin-sebuah geo-
grafi baru, yaitu direbutnya-kembali suaru negeri atau tanah. Di
s ana Anda akan b enar-benar menemukan konsep si-kons ep si yang
saling bertentangan. Saya pikit selama iti saya sudah dan sedang
berusaha melakukannya, tetapi yang sangat mengejutkan adalah
sejauh m n
konsepsi yang umum berlaku di Eropa, di Barat,
sangat sulit dihilangkan, karena begitu banyak yang terkandung
di dalam konsepsi-konsepsi itu. Ini bukan hanya sekadar soal se-
seorang memiliki sebuah gagasan-melainkan lembaga-le rnbaga
ilmiah dibangun di seputat g gas^n-g gasan ini, seperti Royal
Geographical Society di Inggris. Rodney Murchison, misalnya,
dulunya adalah seseorang, yang sebagai seorang geolog, seorang
ahli geografi, dan sebagai seorang surveyor, tidak hanya berpikir
bahwa dia sedang menjelaiah Afika. Dia benar-benar mengatakan
itu seperti sebuah kampanye militer, dan yang sedang coba dike-
tahuinya tentang geogtafi dan geologi Aftika, dalam pengertian
terteflru, menambah wilayah kekuasaan Inggris. Bersama dengan
itu sebuah lembaga besar menyertai-Royal Geographical Society.
Itulah hal-hal yang harus diperhatikan orang dengan serius dan
jangan berkata, "[Yell, Anda tahu, semuanyzhanyalah fiksi-fiksi
Batat."
Bagaimana dengan keadaan nagtarakat di duniapenutur bahasa Ing-
gris selain Ingris dan Anerika? Maksud saJa zraftg-zrang, katakanlah
para penbaca di ,zlfrika lang tnembaca Conrad, di Kepulauan Karibia
lang membaca The Tempe sg di Indialtang membaca lapling dan Forster.
Apa pengalanan nembaca mereka?
I%ell,pengaI^m n membaca y^r'gs^ng t berbeda. Maksud sa-
ya,katakaniah bahwa Anda ingin membaca, sebagai seorang pen-
duduk asli Kadbia, sebuah novel karyaJaneAusten, yang mungkin
di antan semua novelis Inggris, paling terikat dengan sebuah tem-
362-E,OWARDW SAID

pat tertentu y^rrgaLm tsangat Inggris dan luar biasa insuler dalarrr
hal itu. Tetapi, jika dengan kacamata seorangpenduduk I(epulauan
I(aribia, at^u mata seorang India, Anda membaca sebuah novel
sepetti Mansfeld Park ztau Persaasion atat Pride and Prg/udice, Anda
akzndapaadetail-detail y^ngs^ng t terperinci di sana, yzngbicata
tentang wil ayah-wrlayah kekuasaan yang berada iauh di luat negeri
yang digengg^m er^t-erat. Dalam Mansfeld Park, miszlnya, estat
milik Sir Thomas Betffam dikuasai oleh Betuam di Antigua, dan
dengan demikian, arti pentingnya Antigua bagi ekonomiMansfeld
Park jelas-jelas sangat sentral. Tetapi, di saat yang bersamaan Anda
punya semacam ilusi tentangnya, dimzna Antigua jadi tidak pen-
ting lagr begitu disebutkan bahwa Bertram harus pergi ke sana
dan meraw^tnya. Dan bahwa Antigua adalah sebuah perkebunan
tebu yang dikerjakan oleh para budak. Kalau Anda membacanya
dengan mata itu, Anda dzpatmelihat bahwa seianh novel Inggris,
yang memang besar, secara spesifik dibangun dengan wilayah-
wilayah kekuasaan yang digenggam dalam imaiinasi persis seperti
Iayrknyzwilayah-wilayah kekuasaan itu dikuasai oleh Inggris. Se-
buah pengalamany^rrgs m^ sekali berbeda muncul dari pemba-
caan novel A Passage to India, misalnya. Apalagi, Heart of Dark-
ness-ny^ Conrad; novel ini bukan hanya' meniadi eksplotasi-eks-
plorasi yang dilakukan oleh Madow dan Kurtz terhadap sebagian
kecil wilayah Afrika itu, tetapi telah benar-benar meniadi simbol
untuk Afrika dan perbudakan, patisi dan perebutan atas Afrika.
Tentu saja, novel ini membutuhkan sebuah pembacaan yang iauh
berbeda dai hanya sekadar membaca sesuka hati Anda hanya
untuk memenuhi sebuah tes atau untuk sebuah kuliah bahasa dan
sastra Inggris. Bacalah seperti halnya N'g.tgr (wa Thiong'o) dan
orang-orang sepetti Chinua Achebe membacanya. Anda hatus
membacanya dengan c
ray^ttgmendekolonisasi. Anda harus me-
nanggalkan semua asumsi yangadapadanya; dan kerap kali Anda
menyrruh orang-orang seperti. N'grrg dan Achebe membacanya,
dan dalam beberapa kasus menolaknya sekaligus menulis ulang
sejatahnya dalam pengetian pemahaman mereka sendfui terhadap
HAK-HAK ASASI BANGSA DAN KESUSASTRAAN 363
-
sungai dan wilayahnya, dan lain sebagainya. Menutut pendapat
saya, membaca dan menafsirkan karya sastra semacam itu dari
sudut pandang koloni-koloni dan terutama koloni-koloni yang
mendekolonisasi adalah sebuah proses yang jauh lebih hidup dan
kaya.
Anda sudah menlebut N'gugi dan Achebe, sehinga nenimbulkan
pertanlaan tentangmenjadi seorangpenulis nouel berbabasa Ingris di luar
Ingis dan Anerika, dan tentang keadaan Yeats atau (Derek) IYabolt.
(Seanas) Heanel panla sebuah kalimat, entab di mana, tentang bagaimana
orang-orangini berada dalam sebuah situasi la1akn1a berada di ry'ungtanduk
cinta mereka terhadq bahasa Ingis.
Itu tidak hanya berlaku pada bahasa Inggris saja, /bo.Itu juga
terjadi pada penulis-penulis Prancis. Ada sekelompok novelis A1-
jzzakyangsangat menarik dan penting, seperti Kateb Yacine yang
menulis dalam bahasa Prancis, tetapi menjadi bagian penting da-
lam petlawanan Aljazzir terhadap peniajahan Prancis, dan seke-
lompok penulis Maroko, sepetti Abdel Kebir Khatibi yang me-
nulis dalam bahasa Ptancis. Saya kira ini adalah sebuah kasus yang
sangat menarik yang, dalam pengertian tertentu, sudah disiasati
oleh N'gugi dengan can nir.ulai menulis dalam bahasa-ibunya. Dra
menolak bahasa Inggris setelah menulis beberapa novel yang sa-
ng tlualr biasa, dengan mengatakan bahwa dirinya ingin menulis
dalam bahasa-ibunya sendiri. Tetapi, justru di situlah tarrtzirrganny^.
Yaitu bahwa bahasa adalah sebuah media di mana or^ngbisa be-
kerja di dalamnya, dan itu sedng kali bergantung pada premis-
premis. Bukan bahasa itu sendiri yang tetnoda. Misalnya, Achebe
berkata bahwa Conrad tidak boleh bican sama sekali, bahwa dia
sedemikian rasisnya sehinggaHeart of Darkness-nya menjadi sebuah
teks yang tidak boleh dibaca oleh orang Afrika, dan kemudian
dra ngelo1or petgi lalu menulis novelnya sendiri dalam bahasa Ing-
gds. Tetapi, saya pikir pettarungan di dalam bahasa untuk men-
dapatkan nilai-nilai, persepsi-persepsi, dan tentu sajz geografi., ada-
lah sebuah pertarungan yang berkesinambungan, dan dalam pe-
ngettian tertentu harus dipahami dalam pengertian-pengetian do-
364-Eowano\fl Sam

mestik. Tidak semua or tlg di Inggris menulis dengan berangkat


dari premis-premis neokolonial atau imperial dalam bahasa Ing-
gris. Orang selalu bisa mencari altetnatif-alternattf lain sebagai
penggantinya. Szyz pikir itulah tugas besat seorang ktitikus seka-
rang ini-membaca novel, bukan mengukuhkan kembali orto-
doksi-ortodoksi dan persepsi-persepsi terhadap dogma-dogma,
dan lainlain, yang mengikat karyz, melainkan membaca untuk
memahami otodoksi-ortodoksi dan persepsi-persepsi itu, dan
juga untuk mencoba memahaminya sebagai sesuatu yang dicabut
untuk mempertimbangkan tempat-temp at lallnny a. Seperti dika-
takan Aim6 C6saire, 'Ada tempat buat semua o:o;ng di titik temu
kemenangan." Itu adalzh sebuah contoh besar bagi seseorang se-
perti C.L.R. James-bahwa otang bisa menulis sejarah Revolusi
Ptancis dari sudut pandang pemberontakan besat budak di Haiti.
Bag saya, itu tampaknya merupakzn alternztif yang menadk, bu-
kan soal dalam bahasa apa Anda akan menulis.
Yeats adalah satu contoblangsangat menarik di sini, sala kira, karena
barytak orang akan terk/ut melihatryta diangap sebagai seorang penlair
a n ti - i mp e ri a li s m e da n b a kan n1 a s e o rang p e n1 ai r i n te r n a si o n a li s m e m o d e r n.

Tentu! Saya pikir Yeats adalah sebuah kasus y^ng s^ng t me-
narik karena dia sangat reaksioner, bahkan fasis, politis, tetapi
puisi-puisinya, khususnya hingga "The Tower", bahkan setelah
itu, pada tahun dua puluhan, benar-benar merupakan puisi-puisi
yang nasionalistik sehingga, saya pikir, dapztdipandang ... maksud
saya da.Iam konteks bahasa Irlandia, dia menjadi seorang yang
teaksioner. Tetapi, jika Anda membandingk^nny^ dengan penyair-
penyair nasionalis pada zamanny^, Aim6 C6saire kemu-
^t^rtseperti
dian, atau Neruda, atauTagore di India, Anda bisa memandang-
nya sebagai penyair yang termasuk dalam kultur yang mendekolo-
nisasi, yang merupakan sebuah kultur intetnasional. Mereka saling
mengenal, dan bekerja dari premis-premis serupa dalam situasi dan
kondisi lokal yang arrr t s ng^t berbeda-beda. Memandang Yeats
hanya. sebagai seorang internasionalis modernis, seperti yang sela-
ma ini dilakukan orang terhadapnya, sama kehilang-
^rinyldengan
HAK-HAK ASASI BANGSA DAN KESUSASTRAAN 365
-
an, s ya katakan, sebagian besat kekuatan dan arogansi syair-syair-
nya. BagT seorang Idandia, bican dengan cm^ny^ sendiri, bican
tentang sejarah Irlandia.deng n c r^rrya sendfui, adslah sebuah tin-
dakan lDse-n E utd yang kekua t^nny^ tak mungkin d ipungkiri.
Buku pertama Anda,Joseph Conrad and the Fiction of Auto-
biograp hy, An da ga m b arka n s e b agai s eb u a h up ay kri tis 1 a ngfe n o m e n a l,

dan Anda bicara tentang Sartre dan Merleau-Ponfl sebagai inspirasi buku
ita. Apakah itu masih menjadi inspirasi bagi karya-karyaAnda, ataukah
arahnla sudah berabah?
Saya katakan mungkin y^, tet^pi, mungkin saya tidak akan
menggunakan kata fenomenologi. Yang menarik bagi saya tentang
otattg-or ng itu, Sartre dan Merleau-Ponty serta Hussed, pada
waktu itu, adalah bahwa kelihatannya mereka meletakkan kaiian
tentang bentuk-bentuk atau melalui mereka oftng jadi bisa me-
mahami kajian tentang bentuk-bentuk sebagai sesuatu yang te{adi
dalam sebuah konteks, di sebuah lingkungan yarlg menyeluruh.
Dan ketika saya tumbuh sebagai seotang pelajar dan sebagai se-
orang mahasiswa, s^ya tengah hidup dalam sebuah erayarrg^r:"rat
sangat formal di mana karya itu sendiri-Cleanth Brookses, Kritik
$21u-111gnjadi sesuatu yang benar-benar dominan. Saya temukan
itu dalam did orang sepeni Conrad-yangpada waktu itu nyaris
tidak dikenal (waktu itu akhir tahun lima puluhan dan awal tahun
enam puluhan) kecuali sebagai seorang penulis dari jenis formalis
yang sangal l2|g5-s2at itu ada sesuatu yang hilang. Dan yang
saat itu hilang adalah sesuatu y^ng s y^ jastab dalam karyanya,
dimensi keterasingan yang luat biasa, dan lain sebagainya. Ada
sebuah kosakata yang lekat dalam karya-karyapara fenomenologis
dan eksistensialis y^ng t^np^ malu-malu saya gunakan dan saya
eksploitasi demi melihat Conrad dengan c r^ ttu. Buku saya itu
adzlah sebuah kajian tentang kehidupan Conrad dalamkarya-kar
yanya-bukan s ebagai peris tiwa-pedstiwa yang anekdo tal, bahwa
dia pernah pergi ke Afrika atau pernah pergi ke Kalirnantan, dan
menuliskan ny a dalam sebuah certt^, dan sebagainya-melainkan
lebih daripadanya di mana dulu dia selalu berusaha merekons-
366 Eo'orano $7 Saro
-
truksi pengalamannya secara menyeluruh dalam bentuk-bentuk
y zng akznmenghasilkan v/awasan dan analisis-analisis investigatif,

yang biasanya gagal (maksud saya, gagalnya vp^ya'-vp^ya Comad


sendiri untuk bisa menyelamnyz). Sayansakan itu sebagai sesuatu
yaflg nner ngsang, dan dalam pengertian 1s11sritu-k2ten say^
sudah berusaha untuk terus mencoba melakukannya sambil'me-
hhatkarya-karya tersebut dalam suatu "situasi", sebagatmana di-
kztakan Sartre, dalam sebuah ksnlsks-tetap menjadi sesuatu
yang sangat penting b ag| szya. Tetapi, semua bahasa yang metafisis
dan penuh dengan jatgon-iaryon yang menyertainya, dalam hal
tertefltu, bagi saya sudah tidak relevan lagr sekarang.
Salah satu di antara tema-temalang ada dalam buku Conrad adalah
ekEatriasi totaln1a Conrad, keterpisabannJa, mra dia mencoba nenghu-
bungkan dirinla, hanla secara nngat artfisial, dengan tradisi penulisan
nouel dalam bahasa Ingns, karena dia adalah seorangperantau Polandia,
dan lain sebagainla. Bagi sa1a, kelihatannla tena ini diangkat dalan
karya Anda di tahun tajuh paluhan tentang "awal mula" 1ang, kalau
sala tidak salah memaharzinlta, adalah semacan defnisi dari makna mo-
dernisme,lang didefnisikan dalan pengertian memiliki awal nula @eg1n-
.irgO dan bukan asal usul (origins), tentang nenempatkan diri dalan
kaitannla dengan tradisi, dengan cara mendekatkan diri daripada dengan
kontinuitas. Apakah Anda nasih berpikir bahwa gagasan tentang lepas
dai tradisi ini cukap nemadai sebagai nbuah karakterisasi rnodernisme?
Maksudnyz adalahlepas dari tradisi hingga titik tenentu, dan
saya kira itu adalah definisi yang akutzt dari modernisme, dalam
hal bahwa sesuatu yangluar biasa dan mengedkan terjadi. Dalam
kasus modernisme, sesuatu yang besar dan mengerikan itu mung-
kin adalah Perang Dunia I, p erub ahan-perub ahan dalamtopografi
ekonomi dan politik Eropa, dan seiuml ahhalla;Lnnya'. Belakangan,
dalam karya terbaru s y^> sly^ punya sebuah teori baru tentang
modernisme yang mengakomodasikan dfuinya secara tepat dengan
hal ini, bahwa saiah satu di antara berbagai hal yang tedibat lang-
sung dalam terciptanya y^ng kita sebut modernisme Eropa
^p^
(yurg meliputi orang-orang seperti Joyce, Eliot, Thomas Mann,
HAK-HAKASASI BANGSADAN KESUSASTRAAN 367
-
Proust, dan sebagainya), justru adalah krisis di dunia imperial.
Orang punya perasaan bahwa di horizon karya-karya mereka ada
semacam gangguan di pinggiran-pinggiran yang berdampak kuat,
seperti wabah dalam Death in Venice yang berasal daiTimur, dan
melambangkan perubahan di Eropa sedemikian rupa sehingga
karyz itu tidak lagi bisa eksis sendiri. Katenany^,y^rtg dilakukan
oleh p enuli sny a adalah rekons ttuksi.
Modernisme adalahlepas dari tradisi, sekaligus sebuah usaha,
kadang-kadang berupa usaha yang sia-sia, sepetti dalam kasus
Eliot, untuk membangun kembali, dan inrlah alasannyz mengapa
sosok metafods yang agung,bag1 saya, diberikan oleh Vico dalam
The New Science, buku itu tentaflg awal mula, di mana Vico adalah
teoretikus besar penemuan-dtri (self-inuention). Gambann yang di-
gunakannya, Anda ingat, adalah bahwa ada sebuah baniir besar
dan seteiah banjir itu bedalu, or ng-onngbergeletakan di mana-
rrr^n seperti taksasa-raksasa besar. Agar dapat hidup sebagai ma-
nusia, mereka memilih membangun masyarakat. Mereka hatus
membangun pernikah^rr, m > lembagaJembaga sipil; dan itu
^g
melambangkan dunia baru dalam The New Science. Saya melihat
hal itu mengilhami Iahknyamodernisme Etopa. Tetapi bagssaya,
yang melandasinya adzlzh perang tahun 1.967 dt Timur Tengah
yang merupakan krisis besar dalam kehidupan saya sendiri. Saya
sudah menghabiskan sebagian besar waktu saya di sana. Keluatga
sayapadawaktu itu berada di Timut Tengah. Saya petgi ke Ame-
dka sebagai seorang pelaja4 sendid saja, dan szya, katzkanlah,
menjalani sejauh mungkin sebuah kehidupan sebagai seorang ma-
hasiswa dan kemudian sebagai seorang sariana di Amerika t^np^
mengenal, entah itu secara riil, secara profesional maupun secara
emosional, dunia y^ngs^y^ tinggalkan ini-dan yang berguncang
pada tahun 1967. Seluruh Palestina dihancurkar',at^u diambil alih
oleh bangsa Israel. Dunia Arab, yang pernah saya kenal dulu, tem-
p^ts^y^tumbuh dulu, sudah berubah sama sekali. Saatitu menjadi
momentum autobiografis saya, untuk memikirkan kembali seluruh
peft^ny^ n tentang memulai lagi, mengawali. Ini
^p^ ^rtinya
368 Eowano \X{ SaIo
-
membutuhkan tindaka n- tindakan memilih, tindakan-tindakan pe-
teflc n dan penamaan, bukannya hal-hal yang tururi dari langit.
^tr
Itulah sebabnya mengapa penekanan terhadap yang sekuler, sejauh
y^ngs^y^ ketahui, begitu besar. Ini adalah sebuah kumpulan dari
banyak hal, sejumlahhil yang bekerjapzda s^ ty^rLgbetsamaan.
Buku terbaru Anda membahas tentang nusik dan tentang kenikmdtan
langAnda rasakan secarapribadi dalam nusik. Buku itu adalab sebuah
konbinasi lang unik dalam hal tertenta, karena buku itu berisi baryak
pembahasan yng nungkin orang harapkan dalam sebuah buku karya
Said. Yaitu, buku itu bicara tentangperkenbangan lembaga-lenbaga ruusik
klasik Barat, defnisi musik klasik Barat uersus Tinur, dan munculnlta
kelonpok kaum solois dan pesobor sefta pendengar-pendengar indiuidual,
dan pengaruh teknologi reproduksi dan lain sebagainla. Tet@| di tengah-
tengah itu, ada sebuahpenekanan terhadap kenikmatan di saat orangffiung-
kin sarua sekali tidak nenghar@kann1a. Apakah ini nerapakan per-
kembangan baru dalan karya Anda?
Saya tidak mungkin belpikir begitu. Tidak. Itu sudah lama
ada. Harus saya akui bahwa terkadang saya merasa terkepung
oleh perdebatan-perdebatan yang menyetet sly^katena szya. ada-
lah seorang Palestina atankaren sLyI termasuk dalam satu atau
Iatn mazhab kritik sastra ztau frlsafat politik. Dan bagi saya,
^t^r
tampaknya yang selama ini sudah terladt, setidaknya di Amerika
Serikat, adoJah bahwa orang nyaris sepenuhnya menjadi makhluk
ciptazn hal-hal yang benar-benar profesional-atau diprofesio-
nalkan, sesuatu yang lebih buruk. Otang kehilangan kontak apa
pun dengan apa pun yang sedang dilakukannya. Semuanya menjadi
hatya sekadar soal menerima honomtium atau, sedikit lebih, gaji
saya.Sayzlebih suka memikirkan diri saya sendiri dengan berbagai
cara,bah'wa saya digerakkan oleh y^ng saya sukai, y^ng
^p^ ^p^
ingin saya lakukan, dan bukanny^ yang tidak saya sukai atau
^p^
terpaksa saya lakukan. Jadi, bzg1 saya, tampaknya satu
^p^y^rrg
hal yang akan sayalakukan yaitu menulis tentang musilq dan mem-
fokuskan dfui pada aspek-aspek musik yang benat-benar intim,
sekaligus memberikan kenikmat^n y^ngsangat dalam, yang selama
HAK-HAKAsAsI BANGSA DAN KrsusasrRaaN 369
-
ini selalu ada dalam kehidupan saya, sejak saya mendapatkan ke-
sadatan s^y^ y^rrg paling awal.
Mengingat babwa Anda dilahirkan di Jerasalen, bagaimana Anda
nenjadi larut dalan kesusastraan Eropa?
Saya benat-benar tumbuh secara bikultural. Saya selalu ber-
sekolah di sekolah-sekolah Inggris. Baik Palestina maupun Mesir,
tempat keluarga saya berturut-turut tinggaf adalah koloni-koloni
Inggris. Saya kka saya termasuk dalam kalangan elite negara kami
dan kami betsekolah di sekolah-sekolah Inggris.Jadi, saya tumbuh
ser^y^ belaju bahasa Inggris di sekolah dan bicara bahasa Arab
saat di rumah dan saat bersama dengan teman-temzn saya. Jzdi,
saya tidak punya kenangan bahwa saya tidak pernah melihat buku-
buku Erop a. B zhasa dan s astra Inggris benat-benar sudah-meni adi
pelajann yang sangat serius sepanjang hidup saya. Tetapi, di saat
y^ng slrn saya selalu merasa saya bukan orang Eropa. Mungkin
sekolah tempat saya mencari ilmulah yang membuat saya mera-
sakan hal itu, karena selalu ada guru-guru Inggris dan sebagian
besar anak-anaklakilaki Arab (saya bersekolah di sekolah khusus
untuk anak lakilaki). Orang merasa terkucil dan metasa bahwa
dididik dalam bahasa dan kesusastr^ n itu adalah sebuah proses
untuk selalu mencoba, dan gagal, untuk berakulturasi dengannya.
Orang selalu merasa tidak puas.
Apakah akan terlalu sinplistis nengatakan bahwa itu adalah asimi-
lasi lang rnudah dilakukan karena begin barytak karya sastra Eropa
modern, noderni5 sebenarnla bicara tentang keterkucilan dan pembuangan,
dan bahwa karena Anda terkucil dan terbaang, maka itu adalah kesusas-
traan Anda?
Dulu saya tidak pernah merasa terkucil dan tetbuang. Saya
selalu merasa agak tetbelah, karena saya betasal dari sebuah ke-
lompok minoritas Kristen, dan dalam minoritas itu di Palesdnz-
sekitar 10 persen dari orangArab di Palestina yang kebanyakan
Muslim-kami adalah sebuah kelompok minoritas Protestan, bah-
kan lebih kecil dari itu, sehingga seialu saja ada petasaan agak
berjarak, ja,ah dari pusat. Kenyataan bahwa saya bersekolah di
370 \X;l Saro
-Enwano
sekolah-sekolah ini dan fasih brczra dzlzm bahasa Inggris dan
Prancis menambah keunikan seluruhnya.Judi, dalam hal tertentu,
saya merasa unik dan aneh, dan kesusastraan ini tampaknya bete-
sonansi dengan y^ng saya rasakan itu. Tak semuanya tampak
^p^
demikian, tetapi memang jelas demikianhzlnya dengan kesusas-
traan moderfl,y^,dan itulah yang menarik bagi saya. Ketik^ s^ya
akan mendzrp^tka;fl gelar-gelat profesional saya sebagai seoraflg
satlzn sastra, saya tidak pernah merasa benar-benar nyaman de-
ngan periode-pedode awal kesusastr^ fl. Saya meny;kai abad ke-
delapan belas, tetapi itu tampak hampir sepeti mempelaiari. se-
buah kebudzyaan asing, sedangkan abad kedua puluh, khususnya
dengan tokoh-tokoh ekspatria tny^, p^rapengembaranya-seperti
Joyce dan lain sebagainya-jauh lebih dekat dengan saya.
O rang- o rangl ang b e rrz i n a t p a da p e ri o d i s asi atau b a h kan s e 0 ra ng nl a -

niak periodisasi, mengatakan kepada kani bahwa modernisme sudah ber-


akhir, dan kita sekarang berada dalarz <aman post-modernisna Bagai'
nana pendapat Anda tentang hal itu?
ini bedaku bag1 orang-orang yang belpikir semata-
Saya kira
mata dalam pengertian Amerika dan mengiklankan kebudayaan
dan media, parodi, dan hal-hal semacam itu. Tetapi, kalau Anda
sadar akan adanya dunia-duniala;in di luar, katakanlah, Madison
Avenue dan arsitektur berteknologi tinggi, akanAnda sadati bah-
wa pertarungan untuk memperebutkan yang modern, dan dengan
demikian modern seperri dalam "modernitas", misalnya, dibaglan-
bagpan dunia y^ng s ng t s^y^ kenal dan di m n saya berafiliasi,
seperti Timur Tengah, adalah sebuah pertarungan yang sangat
penting. B ahkan, itulah s atu - s a t u n1 a p ertempur y ada. J angan
^fi ^ng
lupa, kita hidup dalam sebuah z^mzfl di mana seluruh persoalan
tentang tradisi, kata Nabi, apaitu kata kitab suci,
^p^tfrr ^p^tt:u
apa itu fumznTuhan, dan apaitu kata Yesus, dan lain sebagainya
merupakan persoalan-persoalan yang menyebabkan otang ber-
perang, seperti dalam kasus Salman Rushdie, yang divonis mati
karena y^ng dituliskannya. Itulah pertempurzn bag1 kita-
^p^
pertempuran mempersengketakan ap^ yang modern, dan apa se-
HAK-HAKASASI BANGSA DAN KESUS$TRAAN 371,
-
sungguhnya interpretasi tentang masa lalu. Ini sangat penting di
dunia Arab dan dunia Islam. Ada sebuah mzzhzb para penulis,
pan penyrk, par^ penulis esai, dan pata intelektual, yang ber-
tempur memperebutkan hak untuk menjadi modern, katena sejarah
kita diatur oleh turath, atau warisan. Tetapi, pefi^ny^ nnyaadalah,
siapa yang menentukan apa itu warisan. Inrlah masalahnya. Bug
kita, ktisis "modetnisme" dan "modernitas" adalah krisis pere-
butan kekuasaan, dan krisis terhadap hak individu, penulis, pemi-
kir, untuk mengekspresikan dirinya (aki-laki maupun petempuan),
karena ini adalah juga pertempuran untuk merebut lrak-hak pe-
rempuan. Jadi, seluruh persoalan post-modetnisme bag1l<tta ada-
lah semacam persoaian Candidean yang menarik drBuat. Tetapi
bagi kami, modetnisme, seperti halnya modernitas, adalah per-
soalan kami sekarang.
Sala tengmai babwa dalam beberapa konteks belakangan ini Anda
menganbarkan diri Anda sebagai seseorang)tang berada dipihak konser-
uatf dakm perdebatan-perdebatan tertentu. Dan, sala pikir, Anda sedang

bicara dalarz perdebatan-perdebatan kultural tertentu di Anerika Serikat


tentangotoitas kanon. Salah satu cara di nanaperdebatan ini sudah diru-
nuskan adalah dalan pengertian gagasan ketepatan politik (pohical cor-
rectness), 'PC", sebaah telefenonena lang sangat Amerika. Apakah
persoalan tentangPC itu, dari sudutpandangAnda, banla sekadar sebuah
"m0m0k",1aitu pandangan bahwa ada orang-orang di kampus-karztpus
1 ang s e da ng m e n co b a n en e kan s i ap a s @a -y ang p an dangan -p an dangan n1 a

tidak mereka sepakati?


Ya da;n tidak. Pandangan bahwa ada sekelompok sempalan
Kfui kecil di universitas-universitas Amerika yang menjalankan
berb agai hal dan meny atakzr' y bo leh dan y ang tidak b oleh
^p ^ ^ttg
dTbaca, itu benar-b enar hanya olok-olok, benar-benar omong ko-
song. Tetapi, di sisi lain ada perdebatan penting dan menarik,
dan itu adaf,ah kita (sebagai bangsa), katakanlah, bangsa
^p^y^ng
rendahan (subaltern), yang tertindas, atau yang sebelumnya
^t^rt
ditindas, ata.u pun sebutannya, orang-orang kulit berwarna,
^p^
ap^y^ng kita iakukan ketika kita menghadapi kanon? Alternatif-
372- EDyARD W: SArD

alternattfnya padzumumnya ditumuskan, menurut pendapat sayz,


dengan c rl-cata yang agak melemahkan. Satu cafa untuk me-
ngatakannya adalah, kalau kita ini orang kulit berwarna, kita tidak
akan memb^c yang ditulis oleh bangsa kulit putih; kalau
^p^pun
kita ini perempuan, kita tidak akan memb^c yang ditulis
^p^pun
lakiJaki; kalau kita gay, kita tidak akan membzca apa pun yang
ditulis oleh orang-onng yang lurus; dan seterusnya. Itu untuk
mengganti kanon yang satu dengan yang lainnya. Saya tidak suka
itu, karena hanyaakan melemparkankita, Anda, pada sebuah mar-
ginalitas baru. Tak ada yang lebih mudah bagi pata pengkritik
ketepatan politik-yang sekarang ini sudah mengubah ditinya
menjadi sebuah industri di Amedka-or ng-or^ng yang menulis
buku-buku seperti Tenured Radicals atau bukunya Dines D'Souza.
tentang "pendidikan illiberal". Itu semua omong kosong ... lihat
sajz apz yang dimaui orang-orang ini; mari kita beri mereka iu-
rusan-jurusan kajian Afrika-Amerika; mari kita beri mereka kaiian-
kajran tentang kaum gay; mair kita beri mereka semua itu; tetapi,
marilah kita memulainya.
Alternatif lnrnyabukaniah mengganti kanon yang satu dengan
yang lainnya, bukan menjadi Afrosentris padahal semula Anda
adalahseorang Eurosentris, atau ginosentris padahal Anda semula
adzlahseorang phallosenftis, melainkan dengan mengatakafi, "Ma-
ri kita mencoba dan memahami konstruksi kanon itu dan apa
gunanya objek-objek ini. Itu nomor satu. Dari nomor dua, yang
menurut pandangan saya paling penting, adaJzhbagarmana obiek-
objek itu saling berkaitan satu sama latnnya. Dengan kata Iztn,
bagi saya tampaknya sejarah imperialisme dan sejarah kolonisasi,
sejarah penindasan seperti yang dialami oleh orang-orang kulit
hitam, oleh bangsa Palestina, oleh kaum gay, oleh perempuan,
semua itu dibangun di atas isolasi-isolasi, di atas keterpisahan.
Yang terburuk secara etis dan politis adalah membiarkan separa-
tisme tetus bedangsung begitu saja,, tanpa memahami lawannya
sepatatisme Q<eterpisahan), yaitu ketethubungan. Dalam hal itu
saya sangat konsetvatif. Saya ingin melihtbagumana segala se-
HAK-HAK AsASr BANGSA DAN Krsusasrna.tN 373
-
suatunya berjalan baik. Saya tidak hanya teftank pada tema-tema
Palestina dalam kesusastraan Amerika, LtLu tema-tema Palestina
dalam kesusastraan Prancis. Yzng saya minati adalahbagatmzna
semua hal ini bekerja bersama-sama. Bagi s^y^, t^mpaknya itu
fs521-msnghubungkan semua itu bet-
a.dalah sebuah tugas yang
sama-sama-memahami keseluruhan, dan bukannya potongan-
potongan dari suatu keseluruhan.

$Tavrancara dengan Jonathan R6e,


Alif: journal of Comparatiue Poetics,
Univetsitas Amerika di Kairo,7993
Bahasa, Sejarah,
dan Produksi Pengetahuan

Gaai Wswanatban, sezrangmantaft mahaiswa sa1a, ada/ah DosenTamu


Bahasa Inggris di Uniueritas Colgzn saat dia wawancara

terbuka dengan salainipada tabun / 996, nbagaz bagian dariRangkaian


Ko lo kuium U niuersitas tersebut

E.\(S.

EDV/ARD, Anda sudah sering menulis babwa sesuatu seperti kecende-


kiaan adalah sesuatultangpenting di dunia n1ata, bahwa ada peftarungan

Jang zrang lakukan dalarz nemperebutkan inQeri, inforzasi, dan kosa


kata. Karya-kar1a Anda selana ini berpengaruh dalam nerztbuat para
penbaca sadar bahwa produksi pengetahuan tidak pernah netral dengan
taruhan-taruhannlta sendiri dalan hasil atau akibat dariproduksi kultural.
Rangkaian pertanlaan say yng pertana berhubungan dengan pengem-
bangan p engetah uan -p e nge tah u an a lnrn atif' Ka lau ke cen de ki aan, sep erti
pmgetahaan Orientalis, telah n enciptakan blo k-b lo k pengetahuanlang men-
dukung ortodoksi-ortodoksi yng berkembang, karya Anda menlatakan
bahwa kecendekiaan juga dqat nenbongkar struktur-struktur. Jadi, per-
tama, dalan pertarungan melawan wacafla-uacana besarlang diagungkan
oleh pengetahuan-pengetahuan resrzi, dalarzt pandangan Anda, @a titik
k, b agi o ra ng- o ra ng1 a ng s qfara h ry a di i ngk ari, u n tu k b i s a m e n1 a ntp a i k a n
to Ia

kisah-kisah mereka sendiri? Apakalt antuk nen1anpaikan ceritanla sen-


diri seseorang nembatuhkan akses ke lenbaga-lerzbaga publik seperti ne-
dia, pemeri.ntah, ataa uniuersitas-uniaersitas?
BAHASA, Sn;anan, DAN PRoDUKsT PENGETAHUAN 37 5
-
IYe Il, mungl<tn nanti. Te tapi, s aya punya s ebuah pan dangan y ang
kontradiktif dan mungkin, dalam beberapa hal, konservatif ten-
tang kecendekiaan. Pertama, saya tidak perc y^ bahwa orang bisa
memberikan sebuah kontra-alternatf sebagai pengganti ortodok-
si yang dominan Ltavw^c rra besar yang resmi)tanp^ adanya sedi-
kit pemahaman yang benar-benar serius tentang apa naratif itu terle-
bih dahulu. Menurut saya, Anda juga tidak bisa mulai dengan men-
ceritakan kisah Anda sendiri. Saya kira orang benar-benat harus
memahami dan menghormati struktur-struktur pengetahuan yang
selama bertahun-tahun diperkaya oieh laki-laki maupua perempuan.
Saya sudah mempelajari ini sejak awal dari Vico, yang membuat
orang mengerti bahwa sejarah bukanlah hzlyangilahiah atau sakral
melainkan sesuatu yang dibuat oleh manusia, lakilaki daa perem-
puan. Dan, agar dapat memahami dunia tempat orang hidup dan
dunia kecendekiaan tempat bedangsungnyz kegatan-kegiatan ini,
saya pikir orang benar-benar harus memiliki sebuah pengerianyang
sangat kuat tentang apa in zrtrnyz melakukan kecendekiaan. Dan
sejauh saya mampu melakuk^rtny^, saya butuh waktu yanglama
untuk mencoba menguasai teknik-teknik kecendekiaan tradisional.
Ini bukanlah sesuatu yarry dapat Anda bubarkan b.gto saja dan
mengatakan bahwa itu semua hanyalah sejumlah lelaki kulit putih
yang sudah mar;_ atar imperialis sampah. Saya sangat tertarik pada
proses yang digunakan otang unnrk menghasilkan segala sesuatu.
Jadr, sayapikir inrlah langkah pert^many^. Kemudian, langkah yang
keduanya, saya pikir, adalah mendapatkan sebuah sudut pandang
secara gradual, dan bukan hanyakarena Anda memang sedang men-
cadnya,melainkan katenz dalam hal tertentu, Anda terkait dengan-
nya.Dalankasus saya sendiri, mungkin itu sebuah kebenrlan; menu-
tut saya bukan sebuah keben:lan ya ng nenlenangkan bahwa saya tum-
buh di sebuah koloni seperti halnya Anda-tetapi, Anda tumbuh
di masa pasca-kolontal, kan?
Benar.
Benat. (fenawa). IYell, Anda paham Anda tidak punya kele-
bihan io4 kan? Saya tumbuh di dua koloni Inggris, dan saya benar-
376 EDyARD tgfl SAID
-
benar hatus belajxlebih banyak tentang seiarah Inggris ketimbang
sejarah Arab ... dan lebih banyak me-
saya lllemang benar-benar
nguasai tentang Inggris, sejatah Inggris, Raia Canute, Raja Alfred,
dan Shakespeafe serta Enclosute Act berikut segala macatn fzkta
yang benar-benar tak masuk akalbagl seseorang dengan latatbe-
lakang seperti saya ini.
Itu rzasih berlanjut pada masa pascakolonial-
Ya, masih bedanjut, tetapi tidak persis dengan cara demikian.
Artinya, tempat saya betsekolah di Mesit sebelum saya tiba di
negeri ini disebut Victoria College-sekolah ini mencontoh se-
buah sekolah umum Inggris. Ketika saya diterima di sekolah itu'
mereka memberi saya sebuah buku saku yang berisi sebuah per-
ny np endek, "B ahasa l nggris adalah b ahasa s ekolah ini". Kalau-
^tA
orang ketahuan sedang bican dalam bahasa Arab, yaitu bahasa
pribumi, orang akan dihukum.J"di, memang sekuat itu. Dalam
pengertian tertefltu, saya terpa ksamenyerapnya- Buku And a, Mas ks
of Conquut, hingga denjat tertentu, berisi tentang hal itu: kalau
ada beberap^ o:rarrglnggris mengaiat banyak orang pribumi, satu
dr antan banyak hal yang meteka cobz aiarkan adalah p^t^
^92l
pribumi itu bisa menguasai sebagian dad pengetahuan tentang
negeri Inggris dan puisi serta bahas^fly^,tet^Pi mereka tidak akan
pernah bisa, nenjadi orang Inggris, sangat berbeda dari sistem im-
perialismenya bangsa Prancis di mana mereka mendidik dan me-
latih orang untuk berasimilasi dengan Prancis. Jadi, Anda tum-
buh sambil mempelajati bahasa, kebudayaan, da;n seiarah tempat
yang tak lain adalah tempatnya maiikan penjajah Anda untuk se-
kaligus dipaksa mengakui bahwa meski Anda mempelajari dan
menguasainya, Anda tidak pernah bisa meniadi bagian dannya.
Dan begitr:lah disjungsi yang aneh itu memberi saya, bertahun-
tahun kemudian-saya tidak menyadarinya pada waktu i6u-5s-
macam perspektif tefltang hal itu: kesadaran bahwa Anda bisa
menyerapny^, tetapi tetap terasing darinya.
Tet@i, s/auh mana dan di titik-titik manakah Anda pernah memi-
sahkan diri dari pengalanan kohnisasi ita?
BAHASA, SEJARAH, DANPRODUKSI PENGETAHUAN 377
-
Untuk jangka waktu yanglama saya tidak memisahkan diri
dannya. \7aktu itu adalah hatr-han terakhit pemerintahan penia-
lahan Inggris di Mesir"di akhir tahun '40-zn dan awal'50-an, dan
tahun-tahun terakhir kekuasaan Raia Farouk, yang merupakan pe-
nguasa Mesir tepat sebelum revolusi. Jadi, saat itu teriadi instabi-
litas dan ketegangan di sekolah. Di sana ada sekelompok gutu
Inggris dan di sini betdiri sekelompok lainnya yang terdiri dad
orang-orang Arab, Armenia, Yahudi, i2n [12]i2-semuanya eks-
pat:n^t. Ada sebuah pertatung^ny^ngterus berlangsung, dan ke-
mudian tentu saia, pada akhirny^ s^y^ tedibat di dalamnya, se-
hingga saya pun didepak. Beginrlah, kemudian saya datang ke
Amerika Serikat dan segera mulai mengikuti sebuah pendidikan
tradisional. Saya punya nafsu membaca dan belaiat yang sangat
besar, dan kepala saya terkubur di antara buku-buku. Vaktu itu
saya tidak punya kesadaran politik dan sosial akan gerak^n
^p^
pun dan baru kemudian, pada pettengahan tahun '60-an-pada
waktu itu saya sudah tiba di pniversitas) Columbia-tiba-tiba
dengan adanya Perang 1.967, sayamenyadari bahwa dunia tempat
saya tumbuh dulu, g g s^n-gag sany^ngsudah saya serap tentang
dunia tempat asa) saya, baik itu dari. tangan kedua atau kelima
atau betapa pun, tiba-tiba semuanya sedang berubah hingga de-
njatyangluar biasa. Dan untuk pertama kalinya, saya mulai me-
rasakan kegelisahan atas pembebanan disiplin 2k2dsmi5-2125
pembebanan disiplin akademis terhzdap diri saya sendiri. Dan
selaniutnya, dengan dimulainya nasionalisme Palestina, saya iadt
tedibat dalam sebuah gerakan, dan sayal<ra begitulah keiadiannya.
Apakah arah pemikiran dan karier Anda akan sangat berbeda, mi-

salnla, seandainjta Anda tetap tinggal di Muir dan turnbuh di daerab itu?
Anda mengangkat satu lang nenarik bahwa kedatangan Anda
gagasan

ke Amerika Seikat dan kenlataan bahwa Anda nelalui serangkaian


pengalaman akademis intelektual lang berbeda-beda telah nenatangkan

Anda beber@a waktu kenudian. Tetapi-dan ini adalah hasil daripeng-


anatan say sendiri di India--di sekolah-sekolah dan uniaersitas-uniuersi-
tas, terkadangj e ni s ke s adaran kritis yrtg m e ngh asi lkan p engk@ian u kng
378 EowaRo !fl SAID
-
terhad@ berbagai bidangdan disiplin berasal dari zrang-
oranglndialang nangkin pernah pergi dan tingal di luar negeri dan ke-
mudian kembali. Sedangkan zrang-nrangJang tet@ bekerja di India ne-
rasa sedikit lebih dekat, dan barangkali perasaan terasing nereka tidak
akan sekuat itu.
Sulit dikatakan, karena dunia tempat saya tumbuh dulu-Pa-
lestina, Mesit, dan Leban6l-5sd2[ sangat banyak berubah: Pa-
lestina (sudah banyak berubah) dengan didirikannya Israel pada
tahun 1948, Mesir (sudah banyak berubah) karena revolusi, dan
Lebanon sudah sangat banyak berubah dengan adanya pefang
saudara selama dua puiuh lima tahun dan terus beriangsungnya
gejolak itu. Dunia tempat saya tumbuh dulu sudah tidak ada, se-
cara fisik ia sudah berubah sama sekali .Ju&, saya pikir seandainya
saya tetap benda di Timur Tengah, barangkali saya sudah memilih
satu di dua hal: mungkin saya sudah langsung masuk ke
^fitz;r^
dalam politik, seperti yang dilakukan oleh banyak orang dari ge-
nerasi saya, khususnya bila mereka terpelajat dan berasal dari satu
kelas tertentu, dan dalam keluarga saya tradisi itu memang ada,
atau-dan mungkin keduanya tidak dapat dipisahkan satu dari
lainnya-mungkin saya juga terpaksaberjuang, dan terus beriuang,
karcna bila sebuah negeri sudah hancur, orang terpaksa pin-
^tan
dah, atau terjadi petubahan-perubahan yang luar biasa daiam ke-
hidupan seseorang, maka onngakan menghabiskan banyak wak-
tu, sepetti yang sekarang ini saya lakukan di Timur Tengah, meng-
khawatitkan tefltang y^ng akan tetjadi esok hari. Jadi, otang
^p^
benar-benat tidak punya waktu sebanyak itu untuk merenung, ber-
pikir, dan sebagainya. Dan saya pikit, yang terjadi terhadap ke-
engganan saya untuk datang ke negara ini adalah bahwa sudah
lanna sayz dilindungi bukan hanya oleh lembagaJembaga, tetapi
juga karena saya selalu berpikir bahwa ini seperti mendapat duri-
an runtuh, oleh kenyataznbahun sayzbenat-benar tidak petnah
punya guru yang baik. (fertawa.) Maksud saya, meteka semua
OK. Mereka itu guru-guru yang baik, tetapi bukan guru-gutu
yang bebat. Saya ingat, sekitar tahun 1,986 saya petgi menguniungr
BAHASA, SEJARAH, DAN PRODUKSI PENGETAHUAN 37g
-
C.L.R. james, sejarawan Trinidadian dan pengarang, serta penulis
esai, yang pada saat itu sudah sangat tua. Dia tinggal di London,
dan mendekati akhir hayatnya;pastilah umurnya sudah menielang
akhir delapan puluhan. Dia sangat terobsesi oleh cricket, dan tentu
saja, saya tumbuh dalam budaya bermain cdcket, dan dengan de-
mikian itu bisa menjadi bahan obrolan. Lalu, tiba-tibh di tengah-
tengah obrolan itu, dia menoleh ke r'al;' saya, dan berkata, 'Apakah
Anda pernah mempunyai gutu yang benar-benat hebat?" Inrlah
kali pertam^ s y^ benat-benar begitu memikirkannya. "Siapa pun,"
lanjutnya dengan ca:ayangagak antusias, "yang benar-benar mam-
pu merrggetakkanmu." Pikiran saya melayang menuiu tahun-tahun
masa sekolah saya dulu, dan Anda tahu, dulu saya bersekolah di
banyak tempat dan terpaksa saya katakan, saya tidak purlva (gutu
yang benar-benar hebat). Dzn sayz pikit, sayang sekali. Tetapi,
beberapa tahun kemudian, tedintas dalam pikiran saya bahwa se-
andainya saya pernah punla seorang gwu yang hebat, pastilah saya
sudah menghabiskan banyak waktu untuk berusaha menggali ke-
kuatannya yangtajzm, sementara sesungguhnya saya pernah punya
guru-guru yang baik yang memben s^y^ banyak infotmasi, ke-
sempatan untuk membaca, dan lain sebagainya, tetapi saya tidak
pernah menyerap sistem-sistem gagasan apa pun. Bayangkan se-
andainya A nda adalahmahasiswanya Fred Jameson, misaLrya, An-
da akanbetgulat dengan hal itu untuk waktu yanglama,baik dalam
pengertian yang baik maupun yang buruk. Saya tidak punya itu,
dan karena nya y^ng saya lakuka n padz waktu itu adalah menemu-
kannya untuk diri saya sendid dan hal itu, saya pikir, belak^ng n
membuat saya bisa bersikap terbuka terhadap peristiwa-peristiwa
lain di sekitar saya ini.
Sebuah penekanan lang konsisten lang ada dalam banlak tulisan
Anda adalah perlunla penilaianyng independen dan senacan kesadaran

yng tetap bersih dari ortodoksi-ortodoksi yng berlaku maupun dogma


dognalang berkuasa. Di sini sala turtaik pada @ayng harus Anda
katakan tentang bagaimana hubungan antara penekanan ini dengan gura-
guru Andalangtidak begitu mengayikkan ita. Anda sendiri sudah nring
380 EDwARD s( SAID
-
kali nengatakan bahwaAnda tidak butuh mengubah para mabasiswa
untuk nelakukan apa lang Anda lakukan, berpikir seperti cara Anda
berpikia karena hal itu hanla akan melanggengkan sebuah tradisi pasto-
ral1ang sangat bertentungan dengan apalangAnda ang@ sebagai peran
kaun intelektual dalan magtarakat.
Ya, saya tidak pernzh jadt pengikut, dan sama sekali iidak
berminat memiliki pengikut. Ada otang-oraflg tertenru yang men-
cetak pengikut. Dunia ini masih penuh dengan banyak Paul de
Manian, atau pengikut-pengikut de Man, dan semua strukturalis
punya sejumlah peniru, dan szya selalu merasa itu sangat qidak
menarik karena pada al<hirnyaorang jadi tidak belajar
^t^Dberbuat
sesuatu pun. Saya punya perasaan yang sangat kekanak-kanakan
yaitu bahwa saya selalu ingin dan suka mempelajari hal-hal bartr
sepanjang waktu, dan saya dikendalikan oleh per^s^ tt itu. Saya
juga berpikir bahwa kebutuhan untuk merumuskan kembali dan
memikirkan kembali adalah sesuatu yang utama da.Iam y^flg
^p^
sudah saya coba lakukan.
Sikap Anda tentang profesionalisrne nenjelaskan pengertian Anda
tentangfungsi intelektaal dalam maslarakat,laitu untuk bicara di luar
disiplinryta sendiri.
Ya. Tetapi menurut saya, Anda tidak dapat benar-benar me-
Iakukannya. Seperti sudah sayrkatakan sebelumnya, itu agak kon-
tradiktif, karena saya pikir orang tidak bisa beraniak keluat dari
ra;na.h profesionalismenya kecuali bila dalam pengertian tertentu

orang sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya profe-


sionalisme itu. Dan saya pikir, sangat penting, apalzgl buat saya,
untuk menegaskan kepada para mthasiswa atau o:.ang-orzr'g ylrrg
mendengarkan atau membaca tulisan saya, bahwa mereka pedu
memahami investasi yangada dalam hal-hal itu, dan bukan hanya
membuang semua itu begitu saja sebagai hal yang bodoh dan tidak
menarik. Saya pikir seluruh persoalan membangun-sistem slrrg t-
lah menarik. Seperti sudah szya cobz sampaikan dalam salah satu
berjudul, "Travelling Theoty", bahwa diciptakannya
esai saya yang
sebuah teori berakar padz situasi dan kondisi sejarah dan sosial,
BAHASA, SEJAR-A,H, DAN PRODUKSI PENGETAHUAN 381
-
kadang-kadang berupa krisis-krisis besar; dan karenanya, untuk
bisa memahami teori itu, orang tidak boleh melihatnya sebagai
suatu hal yang abstrak, melainkan justru melihatnya sebagai sesuatu
yang betasal dari sebuah kebutahan eksistensial. Dan kemudian,
tentu saja, teori itu pun jadi usang 1agi. Begitu teod itu diadopsi
dan disesuaikan oleh orang lain, tentu saiaia kehilangan karaktet
khusus itu, tetapi dengan demikian, menjadi tugas inteiektual dan
sej atawan untuk mencob a memahami ny a da lan p e nge rti an n1t a y ang
paling awal itu.
ntup| apakah menurut Anda intensitas semacam ini melemahnla
motf asli ini-tak terhindarkan?
IYell, seperinya hampir selalu begitu. Dengan katalatn, kalau
Anda melihat perbedaan-perbedaan antarz' kaum Hegelian dan
Hegel Marxis dan Marx, ada utgensi yang hilang
^t^v^fltarakaum
ketika sistem itu menjadi semakin terelaborasi dan tedalu banyak
dikaji. Tentu saja, ada momen-momen ftansformasi yang berge-
jolak dan luar biasa, misalnya, ketika Luk6cs brcara tentaflg Marx
dan Marx-isme, dia memperkenalkan ke dalam sistem itu sebuah
bag1an y^ng s^fig t kuat, sebuah ftansformasi yang sangat kuat.
Tetapi, iu janng terjadi. Kebanyakan otang mengutak-atik ga-
g s^fl-g gasan orang lain. Saya kira tentang hal itulah kehidupan
manusia; kita mengutak-atik dan mengubah sesuatu dari orang
iain, dan kita menjadi terbiasa dan berakulturasi dengannya, se-
hingga yang terjadi kemudian adalah kekuatan g gasa;n-g g s^n
itu hilang sedikit. Belakangan ini saya tertarik pada bagatrr,a;n
teori-teoti dipinjam, digunakan Iag1, dan bahkan drladrkan lebih
radikal. Salah satu contoh yang menurut saya sangat kuat adalah
pandangan Luk6cs tentang subjek dan objek. Ketegangan dsantara
keduanya, dalam History and Class Consciousness, digunakan oleh
or^ng-or^ne seperti Lucien Goldmann dan Raymond \X/illiams
dan dibuat menjadi sedikit lebih lunak. Gagasan Lukics iru men-
jadi sebuah persoalan yang sifatnya akademis, kalau Anda suka,
murni intelektual, bukannya persoalan sosial dan politik. Tetapi,
dalam kasus seseorang Seperti Fanon, sec ra kebetulan saya te-
382- Eowano\M Sam

mukan bahwa Fanon sudah membaca sebuah karya te{emahan ber-


bahasa Prancis karyalukics ini dan mengunakaa dikotomi subjek-
objek, yang merupakan gagasany^flg sangat abstrak dan bersifat
Hegelian, dan memb^w^ny^ ke dalam konteks kolonial di mana
konflik dan perbedaafl, pertent^flgarl, terjadi pendatang
^rrt^rl
dan pribumi, sehingga Fanon kemudian menunjukkan bahwd per-
tentangan itu harus meledak Tak zda. cara untuk menyatukan ke-
duanya. Jadi, di sana, sebuah teori di mana Lukics, pada awzlnya,
menunjukkanbagimana subjek dan objek dapat saling dikawin-
kan, diubah menjadi sesuatu yang jauh lebih tadikal, tetapi hal
semacam iu sering kali ttdak terjadi.
Akankab Anda katakan, khususnla ketika Anda menulis Oden-
talism, bahuta Anda ndang berusaba melakukan hal serupa ita nrhadap
Foucault dan nembawanla ke tenpatlang tak berani dianjakirya?
Saya jauh lebih tertarik pada yang material daripada teori-
teori. Pada waktu itu saya sebenarnya sudah mulai kehilangan mi-
nat terhadap Foucault.
Tttopi, Odentalism, baik atau buruk, sudah diangq sebagai teks
1 a ng te o re ti s. M a u ka lt An da m e n a ng@i p e m b a ca an te rte n tu te rh adE kar-
Ja lang sesungguhnla mungkin sadah melampaui Anda pada titik ini?
Misalryta, anbillah penbacaan aacana sebagai kekuasaan. Anda bicara
tentangFoucault pada bab penbuka, tet@i Anda juga menunjukkan ke-
terbatasan-keterb atas a n Fo u cau lt, b ah wa di a ti d a k b egi tu nrtari k p a d a
inpeialisne ataupun kebudalaan non-Barat.
Atau non-Prancis.
Ya, tentu.
Minatnya bahkan jauh lebih sempit ketimbang Eropa.
Tttopi, Anda tahu, satu di antara pembacaan-pembacaan kritis ter-
hadap Orientalism lang sudah berkembang selama dua dasawarsa atau
te bi h te ra kh ir i ni ada la h te n tang b agaim ana An da m e ngu b a h wa ca n a n e adi {
kekuasaan, misalnla, pandangan bahaa Anda benar-benar tertarik tentang

bagaimana kekuasaan itu dibentilk daripada bagainana kekaasaan itu


berdanpak kuat bagi ra$tatjelata.
Benar.
BArr,{sA, Se1,l.naH, DAN PRoDUKsI PnNcsrasuaN 383
-
Bagainana Anda akan menangg@i pembacaan itu?
lYell, saya pikir itu kdtik yang adil tethadap Orientalism. Saya
l<tra saya memiliki banyak keterbatasan dalam y^ng sedang
^pv
saya coba lakukan, yau:ro saya sedang betusaha melihat bagaimana
pandangan tertentu tentang dunia Timut diciptakan dan didam-
pirg, atau mungkin digunakan unruk menyubordinasikan dunia
Timur selama beriangsungnya periode imperialisme, yang diawali
dengan ditaklukkannya Mesir oleh Napoleon. Dan itulah yang
sedang saya coba lakukan. Saya tidak bisa bilang tentang
^p^-^pa
seperti apa sesunguhnla dttia Timur itu. Saya tidak $ilang apa-
tent^ngkemungkinan untuk melakukan perlawanan tethadap
^pa
hal tersebut. Itu adaiah sebuah kritik yang adil, karena salah satu
di antarahal-hal y s^y apikir Foucault sangat keliru tent2ngnya
^ng
zdalah bahwa dia selalu menulis dari sudut pandang kekuasaan.
Ini aneh; kebanyakan orang justru menganggapnya sebagai seorang
pembetontak, tetapi dia punya satu sisi dalam ditinya yang ditulis
James Miller dalam bukunya tentang Foucault, yang menyztakan
bahwa semua karya Foucault sesungguhnya merupakan sebuah
eksemplifikasi dad bentuk homoseksualitasnya yang unik dan ke-
tertatikannya pada sadomasokhisme. Jadi, orang bisa bilang bah-
wa, di satu sisi, Foucault selalu bicantentang kekuasaan dad sudut
pandang bagarmanzkekuasaan selalu menang; dan kemudian, de-
ngan menyerah begitu sajakepada kekuasaan itu, dia, dengan pe-
nuh kenikmatan, bicata tentaflg korban-korban kekuasaan. Dan
saya pikir itu selalu s^y^ p salah, dan sikap saya tethadap
^ngg
kekuasaan, baik dalanr Orientalisn maupun di tempat-tempat lain,
selalu penuh dengan kecurigaan dan sikap permusuhan yang da-
lam. Saya menghabiskan sepuluh tahun lagi untuk membuatnya
benar-benat lebih eksplisit dalam Culture and Inperialisn, dr m fl
saya sangat tetarik tidak hanya untuk membicarakan terbentuknla
imp erialisme, melaink an juga terbentukny a p e rlaw an an -p e rlawan an
terhadap imperialisme, serta kenyataan bahwa imperialisme bisa
digulingkan-sebagai hasil dad pedawanan dan dekolonisasi serta
nasionalisme. Tetapi, dalam Orientalism, saya tidak pernah brcara
384- ED'orARDw SAID

tentang w^c n
dengan c r^ yarrg Foucault lakukan dalam The
Archaeology of Knowledge, misalnya, sebagai sesuatu yang punya ke-
hidupan sendiri dan yang dapat didiskusikan secara teqpisah dad
drtarzn realitas, a;tuu apl yzng akan saya sebut sebragai ruang his-
tods. Saya kfua salah satu hal yangbarangkali paling szyabangga-
kan adalah bahwa saya betusaha membu^twuc na berjalan ber-
itingan dengan penjelasan tentang penaklukan, diciptakannya in-
strumen-instrumen dominasi, dan teknik-teknik pengkajian yang
berakar bukan pada teori melainkan pada wrlayah aktual.
Sebagianpenbaca mungkin akan nenjaahi kekuatan buku itu &raJa
berkata, 'Kami tidak mendengar saara lrang-zrangJang terj@ah."
lYell, rnerckabena4 mereka tidak mendefig rny^.
Bagaimana dmgan nrangJang nenulis buku ita? Tidakkab nungkin
A n da b e rargu m e n bah wa An da s e b agai p e ngarang m e n u li s d ai p o si si p i h a k
yng terj@ah?
lVell,ittdilakukan dengan ironi. Dulu saya mengandalkan tek-
nik yang membuat kecewa dan teknik demistifikasi. Saya berusaha
menunjukkan bahwa serangkaian kaiian besar-besarzn dan otori-
tatsf yzngdilakukan oleh para cendekiawan ini benar-benar kelitu
dan cacat dalam segala hal, sehingg s^y^ membicarakannya de-
figur, catayang ironis, kadang-kadang bahkan s ecara s arkastis. D an
saya tidak mengizinkan suara pihak teqaia't. muncul melalui kaji-
an-kajianpara cendekiawan itu, karena saya ingin hanya memfo-
kuskan diri pada suara-suara itu saia. Dan sesungguhnya suara
saya sendiri baru muncul di akhir buku itu, ketika saya mulai meng-
ajukan banyak pert^ny^ n Saya bilang, well, siapa yang bisa me-
nyelamatkan hal semacam itu? Saya pikir itu buruk bagi kaum
Orientalis, y^ng surrr buruknya bagi dunia Timur, yaitu bahwa
keduanya kalah daiam pertemuan itu, dan hanya sekali itu saialah
saya bilang begitu. Tetapi, pada kali-kali yang latn nadanya cukup
dztar, dan sepuluh tahun kemudian barulah saya menulis sesuatu
y^ng s y^ p sebagai sekuelnya, yut''a' Culture and Inperialism,
^rrgg
di mana saya benar-benar biczra tentang yangteriaia'h.
B o le h ka h s ay b era li h ke p o ko k b ah as an lai n1 ang b erkaitan de ngan n1 a,
BAHASA, SEJARAH, DAN PRooursl PENGETAHUAN 385
-
meskipun agak berbeda? Ini neryangkutpandangan babpa Anda menulis
dari nrangkaian pengalaman dan selarah turtentu. Dalarn After the Last
Sky, Anda kerztbali nengkali Palestina, terutama neklui foto-foto, tetapi
dalan beberapa tahun terakbir ini, Anda tekh kenbali ke tenpat kelabiran
Anda, dan sudah melakukan s/unkb kunjangan ke daerah itu, dan n-
karangAnda baru sEa kembali dari Tepi Barat. Maukah A.nda bicara
te ntang p erj alan an i tu ?

Saya mulai banyak mencari tahu tentang peristiwa-peristiwa


di Palestina selama dua tahun sejak Perf anjian Oslo ditandatangani.
Untuk pefi^m^ kalinya, tulisan saya mulai dibaca oleh begitu ba-
nyak orangArab-seb€ian besar tr-rlisan tersebut berbahasa Ing-
gris. Tetapi kemudian sejak bagian akhir tahun 1993, setelah Oslo,
sayamulai menulis sec r^ ter frxdi koran-konn Arabterkemuka
dalam bahasaArab. Duduk di New York, melewati tahun-tahun,
dua, tiga tahun kemoterapi, saya rasakan bahwa energi ylrrg s^y^
dzpat dad kemarahan dan perdebatan politik dapzt menyegatkan
dan menghidupkan dengan banyak cata dan saya sudah menda-
patkan audiens yang sangat besar ini.
Kemudian, putra saya mendapat (beasiswa) Fulbright, 199 4-
1995 dan menghabiskan tahun itu di Mesir dan kemudian,
^t^s
kemauannya sendiri, bekerja sebagai seorang relawan di Tepi Ba-
nt. Diz tidak gninta uang sama sekali dari kami, dan bekeria di
suatu tempat yang disebut Pusat Hak-hak Asasi Pekeria dan De-
mokrasi sebagai seorang relawan dengan honor $100 per bulan.
Dan kemudian, tentu saja, tekanan pun memuncak: "Tidakkah
Ayah ingin datang dan berkunjung?" Saya pertimbangkan hal itu,
dan akhkny^ s^y^ pun pergi. Itu sangat sulit, karen^ s^y^ merasa
apayangdtsebut dengan otonomi untuk bangsa Palestina itu benar-
benat tidak adil, dan bangsa Israel sendiri sudah membuat sebuah
peta-satu di zntara hal-hal y^ng s^y^ pelajai tentang imperialis-
me adalah bahwa selalu saja pihak pribumilah yang tidak punya
peta, dan orang-orang kulit putihlahyzngpunya-dan tentu saia
inilah yang terjadi di Israel. Sudah saya duga bahwa selama masa
perundingan itu, bangsa Palestina tidak puny^ pet^; mereka ter-
386 EDwARD \C Saro
-
paksa mengandalkan peta-peta mfik Israel. Begitulah, saya tiba
di Palestina via Istael-1sntu saja saya harus pergl ke Tel Aviv
untuk bisa s ampai di Jerus alem, dan szy a merasakan perasaan tidak
enak yang sangat kuat yang belum pernah saya alarnt sebelumnya,
bahkan lebih kuat danyangsayansakan ketika saya pergi ke sana
unnrk pettama kalinya pada tahun 'l.992,katena di sini, saya terkenal
buruk karena telah terang-ter^ng fimenyerang Anfat dan Peme-
rintah Palestina serta mengkritik bangsa Istael dan Ametika.Jadt,
saya pun tiba di tempat itu, dan pagi berikutnyapada pukul09.30
di 'T'oice of Palestine", yaitu sebuah stasiun radio swasta milik
Arafat (yurg sizrtnnyz hanya tersebar) di wilayah Palestina, ada
s ebuah program s epan j ang s atu s eteng ah jam yang dipetuntukkan

semata-mata untuk menyumpahsetapahi dan menyerang saya.


Dan, tentu saja,yangtetparah saya digambatkan semata-mata se-
bagai seorang Orientalis katena pandangan-pandangan szya, dan
sebagai seorang agen CIA yang betindak melawan bangsa Pales-
tina, dan sebagainya. Tetapi, seteiah menit-menit penuh kejutan
yang mengerikan itu, saya p sebagai sebuah pujian yang he-
^flgg
bat bahwa mereka terpaksa mempethitungkan kehadiran saya di
sana. Dan saya menghabiskan dua minggu berikutnya berkeliling
Palestina bersama putra saya, dan saya sungguh berharap akan
adanya sebuah Palestlna yang baru, karena Palestina sudah begitu
memikat hati putta saya itu. Tetapi, petas^ rrsaya terhadap selutuh
masalah ini adalah bahwa bangsa Palestina sekarang ini sedang
melalui sebuah periode y^fig t sangat gelap. Karena adanya
^tn
blokade-blokade, ol-ang tidak bisa keluat masuk dad satu daerah
ke daerah latnnya begitu saja. Kami menghabiskan waktu berjam-
jam di wilayah-wilayah pendudukan itu ketika dihentikan di blo-
kade-bloka de jilan ray a Isnel. Mereka memeriks a pasp or-paspor
kami, menghina kami, dan hal-hal semacam itu.
Men urut p an dangan An da, ke m ungkin an - ke m ungkin an dia log dan
pemahaman @a yng ada dalan masalah Palestina ini? Bagainana pe-
mikiran Anda tentang masa depan bangsa Palestinalang nengilhani karya-
karlta Andalang lain termasuk kritik sastralangAnda tulis?
BAHASA, SEJARAH, DAN PRODUKSI PENGETAHUAN 387
-
Masalah dialog berkaitan dengan masalah-masalah yang ada
hubungannya dengan, misalnya, multikulturalisme dan hubungan-
hubungan antarkebud^y^ n. Masalah ini iuga berkaitan dengan
hubungan-hubungan di atttan komunitas-ko-
^nggot^-^trggota
munitas yang berbeda di Amerika Serikat, di luar Amerika Serikat,
di Eropa, dan lain sebagainya. Di hadapan kita ada contoh-contoh
yang tidak terhingga banyaknya, bukannya tentang dialog budaya
melainkan justu benttokan antatkebudaya nyang tetkadang) se-

perti kata Samuel Huntington, bisa dan memang sangat berdarah.


Danbanyak orang seperti Huntington mengambil yang universal
dari bentrokan antarkebudayaan ini, dan mengatakan bahwa ke-
budayaan-kebudayaan atau peradzban-pendaban sekarang ini be-
gitu berbeda sehingga kita harus menerima pemikiran bahwa
kebudayaan-kebuday^ n rru pasti akan berbenturan, bahwa ke-
budayaan tidak bisa saling berkomunikasi selain melalui oposisi,
bahkan kadang-kadang melalui hubungan-hubungan yang saling
melenyapkan. Saya sangat tidak setuju dengan pandangan itu. Saya
pikir sej arah kebuday aan, kzlzt ot^rrg berpandang an iauh ke da-
lamnyr,menyatakan bahwa kebudayaan sesungguhnya tidak kedap
perubahan, lebudayaan itu terbuka terhadap setiap kebudayaan
lunnya. Gerakan Konsetvatif yanglebih baru setta tetorika orz:r:g-
orang seperti \Tilliam Bennett dan Dinesh D'Souza dan yang lain-
nya mengatakanbahwa ada satu hal seperti kebudayaan Batatyang
memiliki semacarn eksistensi independen yang berbe dz datr semua
kebudayaan lainnya. Itu jelas sama sekali tidak masuk akal. Secara
historis, hal itu sama sekali tidak benat Dan saya sama sekali bukan
seorang dekonstruksionis hingga saya tidak mengizinkan diri saya
sendiri untuk mengatakan bahwa hal ini benar atauhal itu tidak
benar. Dalam hal ini, kita sedang bicara tentang falsifikasi penga-
laman manusia dan sejarah manusia. Dan, dengan demikian, b€i
s^yl tamp^knya salah satu motivasi utama dari banyak karya stya
sendiri, entah itu dalam Orientalisne maupun dzlzm The puestion
of Pa/estine, zdalah untuk mencoba mengekspos akatakat historis
dari b enturan-b e ntur an antarb erb aga;. kebudayaan d e m i merung-
3BB Eowano s( S,qJn
-
katkan kemungkinan adanya sebuah dialog antarkebud^y^ n.
Sekatang saya tiba padabagSan kedua dad pertanyaan Anda:
mengapa seiuruh pengalaman Palestina menjadi begitu penting
bag saya dalam karya-karya ilmiah dan diskusi-diskusi yang tidak
ada hubung dengan Palestina, dan membe i sayabanyak r:-:la-
^nny^
sukan. Saya kita Anda tidak mungkin memiliki pemahaman, lebih
dad pemah^m n yang mungkin Anda miliki antarbangsa, dalam
pengertian yang abstrak. Saya pikit pemahaman selalu harus ber-
akar dalam sejarah, ia harus berakar dalam sebuah hubungan yang
langgeng, dan saya sudah cukup menj adi muridnya Gramsci untuk
mengetahui bahwa hubungan-hubungan tidak pernah setara, bah-
wa tidak petnah ada apay^ngna;m^nya dialog yang sepadan. E,d-
ward Thompson adalah salah satu di meteka y^ngpert^rn
^ntar
kali menunjukkan hal ini dalam bukunya tahun 1.926, The Other
Side of the Medal. Thompson adalah seorang Inggris yang menulis
untuk bangsa Inggds di puncak masa ketegarrg rr Anglo-Indian
yang sangat bergejolak, di mana dia berkata, "Dengar,Iang hatus
kalian pahami adalah bahwa, sebagai penjajah-penjajah India, se-
lama ini kita benar-benat tidak peka bukan hanya terhadap ke-
hancuran yang sudah kita lakukan terhadap bangsa India, melain-
kan juga terhadap kerusakan yang dilakukan oleh representasi-
representasi kita tentang hubungan itu tethadap mereka." Yaitu,
kalau kita terus-terusan merepresentasikan meteka sebagai bangsa
yang biadab, penuh dengan kekerasan ata:u barbar demi mendi-
siplinkan dan mendidik mereka, kita pasti akan membuat mereka
marah, katena menurut Thompson, kita sudah menggoreskan se-
buah luka psikologis, yang ahh.-alth disembuhkan oieh kekuasaan
atau oleh pemahaman dalam pengertian urnum, malahanjustru akan
terus benambahparah. "Dan kzrenanyal' masih kata Thompson,
"kita harus menerima keny^t^ n bahwa kita sudah melakukan ke-
salahan, sec ra politis, di India, dan terhadap bangsa India."
Dan saya selalu merasakan hal ini dalam masalah Israel dan
Palestina. Yaitu, saya sangat perc y^ bahwa terjadi
^p^y^ngsudah
atas bangsa Palestina adalah sebuah kasus yang sangat khas sema-
BAI.IASA, SEJARAH, DAN PRODUKSI PE,NGETAHUAN i'N
-
cam ini. Hingga saat ini 55 persen orang Palestina tidak tinggal di
Tepi Barat danGaza; mereka hidup di tempat-tempat lain: sebagai
pengungsi tak bernegan, diLebanon ada 400.000 orang, di Syria
800.000 or^ng, di Yordania 1.000.000 orang, dan di Amerika,
Eropa, tersebar di mana-mana. Mereka metasakan keterikatan
yang sangat dengan Palestina, tetapi terpaksa menghadapi musuh,
Israel, yang telah (a) melakukan hal ini terhadap mereka, @) mem-
beri hak kepada seluruh bangsaYahudi untuk kembali ke Palestina,
atau Israel, dan menjadr warga neg r^ di sana melalui undang-
undang kepulangan, sesuatu yang dJlanng bagl bangsa Palestina
yang justru dilahitkan di sana. Orang yznglahir di Polandia, di
Prancis, atau di New York, bisa menjadi seorang w^rg ln'eg ra
Israel kalau dia punya seorang ibu Yahudi dan bisa digolongkan
sebagai orang Yahudi. Sedangkan bangsa Palestina yang hidup
sebagai pengungsi di kamp-kamp yang jauhnya sepuluh mil dari
sana, tidak diizinkan menjadi waLrg fleg r^, harus menjadi w^rg
neg r^ kelas-dua di negata tempat kelahkan dan tempat asalnyz
sendiri. Meskipun tahun-tahun formatif saya sebagai seseotang
yzngrelaif diistimewakan dalam semua ini, karena keluatga saya
kaya, dan saya tidak ikut merasakan pendentaan hidup di sebuah
kamp pengungsi, tetapi kami terpaksa hidup dengan rctonkayang
mengata.kan bahwa kani-lzh penyebab tidak tenang dan tidak
bangsa Israel, bahwa kani-Ia.h sang teroris. Salah satu
^m^nny^
dari buku-buku yang pernah saya edit dan tulis beriudul Blarzing
the Victins-ttulah luka psikologis yang dimaksud Thompsori.
Saya petcaya bahwz tidak akan pernah ada tekonsiliasi sebelum
ada pengakuan oleh bangsa Istael yang sudah mereka
^t^s ^p^
lakukan dan atas masyarakatlsrael itu sendiri tim-
^p^y^figsudah
pakan pada bangsa lain. Saya tidak bilang bahwa setiap ora;ng
Palestina ingin kembali ke Palestina, dan tentu saja saya tidak lagi
menginginkan rumah keluarga s^y\ y^ngsekatang menjadi matkas
dari sesuatu yang menyebut dirinya International Christian Embas-
sy, sebuah organisasi Ktisten pro-Isarel. Zionts sayap-kanan pal,ing
fundamentalis di dunia. Saya berasal dari sebuah minoritas Kristen,
390 Eowano\( Sam
-
tetapi ketika saya melihat markas International Chdstian Embassy,
saya bahkan tidak sanggup masuk ke rumah itu. Putri saya berta-
nya, "Tidak bisakah Ayah tuniukkan kepada kami di m^n Ayah
dilahirkan, dan ruangan-ruangannya, dandi mana Ayah tumbuh?"
tetapi, saya tidak bisa melakukannya, saya tidak sanggup. Saya
kira kebanyakan or^ng Palestina akan berkata, "IYe/l, kita tidak
mungkin memiliki lagi Palestina, ada bangsa lain di sana," dafl
sebagainya.
Tetapi, kami tidak butuh pengakuan bahwa sesuatu sudah ter-
jadi di sini. I(ebanyakan orang belum membaca dokumen-doku-
men Proses Perdamaian, dengan alasan-alasan yang sederhana:
(a) dokumen-dokumen itu tidak tersedia, dan (b) dokumen ter-
akhir t'ebaLnya 450 hzlaman. Kesepakatan damu mzc m apa itu
hingga dibutuhkan 450 lnalaman hanya untuk menj elaska n bagat-
{rt tt bangsa Palestina akan dikurung di dalam wilayah-wilayah
kecil milik mereka sendiri? Jelas itu bukan kesepakatan damai.
Tetapi, satu lagi yang paling jahat danberbahaya dari perjanjian
perdamaian itu, kembali ke contoh India, adalah bahwa dt dalam-
nya, fsrael, beruiang kali lagi, klausul demi klausul, membebaskan
dirinya dari segala tanggung jawab yang telah terjadi se-
^t^s ^p^
belum Septembet 1993. Bukan begitu c t^nyz- mengatasi sebuah
konflik, dan itulah sebabnya mengapa sebuah dialog yang sesung-
guhnya, sebuah ketangka pemahaman yang sesungguhnya, rekon-
siliasi yang sesungguhnya, aflt^r^ dua kebud^y^ tr, dalam hal ini,
Arab dan Israel, tidak pernah bisa terwujud. Agar rekon-
^rrtar^
siliasi itu terwujud, harus ada semacam ta:se- kesepadanafl> atalr
setidak-tidaknya mendekati keset^r^ n.
Poin terakhir y^ngingin saya nyatakan ini penting bagi Ame-
rika. Salah satu di g g s^n-g g s^n y^ng menjadi bagjan
^rrt^r^
dari kebijakzn Iuat negeri (Amerika) tahun 1.97 }-an-saya bican
sebagai seorang bahwa Anda dapat menyele-
^m^tfi^n-adalah
saikan resolusi konflik, dan szya tedibat dalam sebagian daripa-
danya hingga saya menjadi benar-benar muak dibuatnya dan me-
nyerah. Saya pikir ini sangat betbahaya. Tetapi, idenya adabhbzh-
BAHASA, SEJARAH, DAN PRODUKSI PENGETAHUAN 391
-
u/a orang bisa menyatukan pihak-pihak yang sedang bertikai. Me-
reka sudah pernah melakukannya untuk Idandia Utandan pihak-
pihak yang ada di Itlandia Utzra, untuk o:oLng-or^rrgAfrika Sela-
tan, untuk negara-negara eks-Yugoslavia, dan menyatukan mereka,
dan mencoba membuat mereka saling berbincang seolab-olahkon-
flik itu hanyalahsebuah kesalahpah am^nsemata; katakanlah, Anda
tidak mengefti saya, da;n saya tidak memahami Anda. Seorang
teman kuliah saya dulu yang sekatang bekerja di bagian urusan
pelayanan luar negeri tampaknya punya resolusi-konflik psikolo-
gis. Dia menulis sebuah artikel berjudul "Foreign Policy Accord-
ing to Freud". Jadi, masalahnya hanyalah bahwa orang-orang ini
menderita neurotik, dan selalu orzr'gy^nglebih lemahlah yang harus
pali.g banyak meiakukan penyesuaian-penyesuaian psikologis, dan
saya pikir itu sama sekali tidak masuk akal; bukan begitu c r^nya
orang keluar dari konflik semacarn itu. Orang harus benar-benar
mengatasi sumber konflik yang sesungguhnya. Semuanya kembali
ke soal kekuasaan. Dan saya kira itu tidak akan bisa dilakukan ke-
cuali bila korbannya, dalam pengertian tertentu, mampu memba-
wa diskusi itu ke dalam hai orzngyang mengorbankan orang lain
itu, karena zdaberbagn mac mhalyzng menghalangi kita dari
realitas.
Mungkin ini poin yang bagus bag1 para hadirin untuk meng-
afukan pert^nyu n-perturty^ tr.
PBsBnra Dlsrusr: Di nanakaltfaktor ekonomi ikut berperan dalan
peftanltaan Anda uhubungan dengan distribasi samber dala-sumber dala
ekonomi dalarzt skala global?
Izinkan saya mulai dengan situasi Israel/Palestina. Perjanjian-
petlanjian ekonomi yang sudah dilakukan, dzn saya paparkan se-
cara urnum saja di sini karena tak ada waktu untuk menjelaskan
setiap detailnya, adaJah p erjanjian-p erjanjian yang membuat bang-
sa Palestina menjadi lebih bergantung sec r^ ekonomi padabang-
sa Israel. Ini berarti bahwa kapan pun ada pera;s^ ndi pihak Israel,
pihaknya ingin menghukum orang Palestina, seperti yang terjadi
setelah pengeboman-pengeboman bus dan sebagainya pada bulan
392- EDwARD\( SAID

Februad dan Maret lalu, Israel bisa begitu saia menutup perba-
tasan-perbatasan; dan sekarangada 70 persen pengangguran. Di
m n biasanya 80.000 hingga 1.00.000 orang melintasi perbatasan,
katakanlah da''i Gaza, dan masuk ke Israel dan bekeria sebagai
buruh harian-budak, s eb enarnya, tetapi s etidak-tidaknya mereka
punya pekerjaan-sekarang mungkin tinggal 3.000 atau 4.000
orurrg saja yang boleh masuk. Anda bisa bayangkan seperi apa
itu. Dan itu dikukuhkan dalam sebuah perianiian. Akan saya bed-
kan satu contoh sederhana latnnya tentang bagasmana pe\anitan
ekonomi itu bekerja. Tidak ada ketersambungan diantata daerah-
daenh di sana, yaitu kalau orang tinggal dtGaza dan ingin meng-
ekspor tomat ke salah satu dari wilayah-wilayah keku^s^ fl Pales-
tina yang otonom, dzlarn hal ini, Yericho, yaitu sebuah tempat
lain yang dibed 61enefi-or^ng harus menyeberang sekitar 65
mil di dalam wilayah kekuasaan Israel. Jadr, yang teriadi adalah
orang membawa tomat-tomatnyl ke perbatasan, orang hatus
membongk^rny^, agar bisa diperiksa tpakah ada bom y^rrg
^t^u
lztnnyz di situ atau tidak, dan kemudian memuatnya kembali ke
truk lainny^,y^ngmelintasi Israel, dan kemudian truk itu tiba di
Yericho, dibongkat lzg7, dan dimuat lagi ke truk lainny^, y^ng
kemudian melintasi Yericho. Sekatang saya bican tentang satu
buah truk saja, tetapi katakanlah dalam kondisi normal, iika ter-
dapat banyak perdagangan dar- Gaza ke Yericho, dari Nablus ke
Ramallah, orang dengan truk tomatnya bisa tertaL'an di perba-
tasan, menunggu serdadu-serdadu Israel memeriksa, membong-
kar, memua trry I^gJ ke truk latnny a, dan kadang-kadang itu s emua
^
memakan waktu ttgahzri. Tentu saia, sementara itu tomat-tomat
menjadi busuk, khususnl'a pada musim panas, dan orang menda-
pati bahwa lebih murah mengimpot dari Yedcho, dartbant,ka-
takanlah dariYotdania, menyebetangi sungai, bahkan dari Spanyol,
ketimbang harus mengimpornya danGaza.Jadi, di sana ekonomi
memainkan peran yang memastikan bahwa rekonsiliasi benar-be-
nar tidak dapat terwujud karcnz keterpisahan dalam tingkat-ting-
kat keunggulan kekuasaan dan ekonominya s^ng t besar. Dan itu
BAHASA, Snlanau, oaN PRoDUKSI PENGETAHUAN 393
-
disahkan. Dan saya perc y^ pola-pola serupa dapat ditemukan
dalam, misalnya, kinetja Bank Dunia danDana Moneter Interna-
sional di negara-negara sepetti Mesir, misalnya, di mana idenya
adilahsesegera mungkin menjauhkan pemerintah dari sektor pub-
lik, melembagakan dan memapankan privatisasi, dan membuka
pasar seluas-luasnya, memungkinkan korporasi transnasional un-
tuk mengeksploitasinya. Misalnya saia, membawa masuk mesin-
mesin untuk memptoduksi kemeja yangakandibuat di sana karenz
proses produksinya dapat dilakukan dengan biayayanglebih mu-
rah, dan kemudian dikirim ke Amerika Serikat dan
^t^vPr^rlcis,
kalau adz tempat lain, katakanlah Indonesia, yang lebih murah,
makapabrik-pabrik itu ditutup dan mesin-mesinnya dialihkan ke
Indonesia. Pasarnya benar-benat dikontrol dan dikuas ai. Tetapi,
sesungguhny^y^ng sedang Anda hasilkan zdzlah serangkaian ke-
pastian bahwa pasar akan selalu menguntungkan bagi si empunya
modai dan kekuas^ n,y^ngbisa hadir di sana dan bergeraksecara
leluasa dengan mengorbankan bangsa yang tertinggal, penduduk
asli, dan lain sebagainya, kelas pekerja dan kaum petani, dan se-
terusnya, dan sebagainy^, y^ng benar-benar tidak punya sumber
daya zpa-apa. Dan saya pikir itu metupakan bagian wacana eko-
nomi perekonomian global. Bag1sayake mana ini akan mengarah
adalah satu kenyat^^nyafig benat-benar berbahaya dan mengeri-
kan: akibatny^,y^rtx dalam hal seperti kelapann,wabah penyakit
dan petumbuhan penduduk. Di bagian dunia saya, masalah besar
yang tak pernah dilihat dengan czra tti adzlah betkembangnya
fundamentalisme. Di sini kita membiczrzkannya seolah-olah fun-
damentalisme itu hanyalahoraflg-ofang Iran dan Syria dan teroris-
teroris gTIa yang membabi-buta itu, tetapi akan saya katakan bah-
wa, misalnya, di Tepi Barat, muncuinya Hamas lebih banyak ber-
kaitan dengan akibat-akib d^fl Pro s es Perdamaian, akib at-akibat
^t
dari intifadah, akibat-akibat dad pendudukan. Sembilan puluh
persen dart zpa yangHarnas lakukan sesungguhnya bukanlah men-
ciptakan terorisme, melainkan menciptakan peluang-peluang eko-
nomi melalui pendidikan, dan lainlain, melalui pusat-pusat ke-
394- Eowano$( Saro

butuhan sehari.had, melalui pemasokan bahan-bah an pangan, hal-


hal yang tidak mungkin dan tidak akan dipenuhi oleh pemerintah.
Begitulah mereka berkembang.. Fundamentalisme Islam bermula
sebagai sebuah protes dan kemudian hidup dan berkembang sen-
diri. Tampaknya mereka sudah msnciptakan peluang-peluang bagi
mereka yang tidak memiliki keunggulan ekonomi dan mengalami
stagnasi politik, di mana sebagai warg fleg r^, orang tidak punya
kesempatan-kesempatan.
PBsBnra Drsrusr: Bagaimana Anda nelibat situasi di A/aryir? Ba-
ryak di antara kita sudah memiliki semacam ketertarikan terltadE konftik
Israel/Palestina, tet@i bagaimana dengan Alaqair di mana urang merasa
kurang tertarik atau kurang terlibat? Kalau Anda bicara tentang dinlog,
dialog macan @a jtangAnda balangkan dalam situasi semacam ini?
Pada titik ini, pikir dialog dt,\ljazat sangat tidak mung-
saya
kin, itu nyaris sia-sia. Tentu saja ada sebuah dialektika sejarah di
Aljazair yang mudah dipahami. trLN melemah, birokrasi me-
luas-lagi-lagi sebuah pola dunia-ketiga yang khas yang rurut di-
mainkan oleh Eropa--dan hubungan Prancis dan Aljazau
^ntlrt-
pasca:62, yang sangat simbiotis sifatnya. Dan Aljazau,fLngtenru
saja punya minyak, dan yang di satu pihak dulunya merupakan
sebuah fleg ra pengekspor bersih gandum, buah-buahan, dan sa-
)'ur-sa)'ruan, sekarang sudah menjadi importir bersih minyak.Jadi,
ekonominya sudah melemah, sebagian disebabkan oleh tekanan
Prancis danUtata, tetapi juga sebagian disebabkan oleh salah urus
yang dilakukan oleh kalanganbirokrasi dan negara berparai-tung-
gal,yangmenghasilkan, sesuatu yang dalam gzyaMarns atau He-
gelian, kebalikannya di dalam y^ng oleh Le Fis disebut, a/-
^p^
jabhat al-inkha7, ftontpenyelamat, Front Penyelamat Islam. Mereka
memenangkan pemilu, pemerintah bergerak menentang mereka,
dan orang tidak hanya menghadapi sebuah situasi yang telpolad-
sasi tetapi, yang jelas, orang menghadapi bedangsungnya perang,
di mana membunuh sebanyak mungkin orang sudah menjadi hu-
kum saat itu. Lalu terciptalah lagi kekuatan ketiga, yang tak jelas
milik siapa. Di satu sisi orang punya kelompok Islamis yang me-
BAFLTSA, SEJARAH, DAN PRODUKSI PENGETAHUAN 395
-
liputi pembunuh-pembunuh yang ingin memangsa kedua pihak
dt Aljazm itu. Hal ini tak banyak dibicarakan di kalangan pers,
yang punya kepentingan dalam melanggengkan konflik ini. Aki-
batnya,lahklah komunitas orang-orang tetbuang yang sangat be-
sar. Lahir pula masya nkat y ang terteror atau diteto r, yang meluas
hingga menjadi pelu:ngny^ p^r^ w^rt^w^n, yang l"gl-Iug bukan
hanya dari kalangan Islamis dan pemerintah, melainkan juga dari
kekuatan lain di tengah-tengahnya yzng memprovokasi elemen-
elemen merah di kalangan militer, dan front Islam, yang punya
kepentingan dalam melanggengkan hal ini. Orang berada dalam
sebuah situasi yang begitu terpolarisasi dan begitu emosional, se-
hingga saya pikir, di sini, seperti jugayangsayal<ra terjadi dalzm
situasi Palestina/Istael, peran diaspora bisa jadi iebih penting ke-
timbang yang umum diyakini.
I(atakanlah, sekarang ini petan dialog di dalam ALlazur tidak-
lah dimungkinkan. Tetapi, saya pikit, dialog antarfaksi, di tempat-
tempat seperti Prancis,Jerman, dan ltaha, di mana tetdapat komu-
nitas-komunitas orang ATjazasr yang tetbu^ng diaspora, ba-
^t^t
rangkali tidak mustahil dilakukan. Dan, jika instumen semacam
itu dimungkinkan, kembali sekatang kepada gag s n tentang pe-
melihataan perdamuzn yang dilakukan PBB, dad dialog ini otang
bakal mungkin mengembangkan keberadaan intemasional tertentu
yang akan mendinginkan segala sesuatunya dengan cara membuat
dialog dt. Aljazm sendiri terwujud suatu ketika nanti. Tetapi, saya

pikir dalam situasi dan kondisi sekarangini kerangka keqanyasudah


begtu tusak dan begitu emosional sehingga onnghanyabisa bersi-
kap sangat pesimistis tentang dialog itu.
Ppspnra Dtst<ust: Bagaimarua dengan undang-undang antiteroris?
Mengapa Anda berpikir babwa baik kelompok Deruokrat naupun Re-
publik, maloritas di tiapliap partai, sedang mendesakkannla?
Saya kira ada histeria urnum, yang merupakan contoh dari
bagatmana sebuah konsep atau sebuah kata seperti "terods" men-
dapatkan kehidupannya sendiri dan, dengan c r^ yang hampir-
hampir Orweilian, mulai mendominasi kehidapan. Saya pikir ber-
396 EDyARD \Xl Saro
-
akhirnya perang dingrn adakastannya dengan ini. Sejak dulu kita
biasa berpikit dalam pengertian kita versus mereka. Sekarang jadi
kita versus kaum teroris. Dulu biasanya kita vetsus kaum I(omunis.
PBsBtra Dnrusr: Bagaimana hal itu begitu kuat menengaruhi Pa-
lestina dan l-ebanon?
Saya tidak ingin memasuki semua ramifikasi yang sudah ba-
nyak dibicatakan di pets tentang bagumzna hal itu berdampak
kuat secara lokal di Amerika Serikat terhadap kebebasan-kebe-
basan sipil dan bahaya-bzhayabentpa segala m^c mpelanggann
dan penyalahgmaan. Tetapi, lihadah ramifikasi-tamifikasi itu secara
in tern asiona l, dengan memperhatikan retotika, misalnya, Konfe-

rensi Sharm al-Sheikh, yang berlangsung setelahte\adtnya serang-


kaian pengeboman di Israel. Ketakutan saya adrlah bahwa seka-
rang ini ada tekanan memurrczk yzng diarahkan oleh Amerika
Serikat dan Israel terhadap lran. Bara-baru ini ada sejumlah per-
rly^t^ nyang sangat membahayakan,yangtidak dilaporkan di ne-
gan iri, yang dinyatakan oleh rJflakil Menteri Pettahanan Israel,
yang mengatakan bahwa bangsa Israel dan Amerika a.kan mem-
pertimbangkan sebuah serangan terhadap ltankarcna Iran sudah
diidentifikasi sebagai Pusat Teroris. Seperti dikatakan Peres di
Sharm al-Sheikh,lebih mudah berurusan dengan terorisme, kalau
terorisme itu punya kotak pos dan zlmat seta wajah dan nama,
dan daiam kasus ini ftotak pos, a)arnat,wajah, dan nama iru adalah)
Iran. Bagi saya itu sangat mengerikan, karena hal itu berarti bahwa
orang bisa menyebut siapa saja sebagai teroris dan memburunya
di tingkat lokal. Tetapi, kalau orang rnelakukan ini di tingkat in-
ternasional, maka kemungkinan terj adiny p enngj auh lebih be s ar
^
terutama bila orang punya kekuatan untuk memulainya. Dan, ke-
marin lusa di C-Span, saya meflyaksikan Sekretads Perty sedang
berpidato di depan sebuah organisasi besat Yahudi, sepenuhnya
dalam pengertian itu. Dia s edang b erbican dalzm konteks s enj ata-
senjata pemusnah massal, khususnya yang mungkin zkan diguna-
kan oleh "negatz-negara tetotts". Dan dia menyodorkan sebuah
skenario yang rnengerikan, y^ng s^ya pikit, telah membuka cara-
BAHASA, SEJARAH, DAN PRoDUKsI Pnucp,ranilaN 397
-
cara berpikir baru tentang konflik dan peluang-peluang bagi kon-
flik itu dalam menciptakan musuh-musuh di masa yangzkan da-
tzng, yar:g, szya l<ua, harus sangat kita waspadai.
PBsBnra Dtsrust: Anda mengalakan balswa hubangan antarkebu-
dEtaan secara hisloris bersfat oposisional.
Ya, memang ada pettentaflgan-pertentangan, tetapi sifatnya
ttdak harya oposisional. Ada saiing pinjam dan saling betbagi.
Psspnra Drsrusl: Bagaimana Anda nemahami sfat kebencian dan
permasuhan antara bangsa Palestina dan bangsa Israel, kalau dinlatakan
bahwa ada senacam habungan simbiotis antarkebudalaan?-
pikir ketika ot^flg mulai menggunakan kalimat-ka-
IYe//, saya
limat seperti: ini adalah hal yang sudah sangat kuno, dan entah
sejak dad z m n apa awalnya, sesuatu yang hatus ditolak dan di-
larvan adalzh pandangan bahwa ini bersifat genetik, atau bah'wa
hal ini berakar daiam ttadisi-ttadisi kedua kebudayaan itu-bah-
wa, seperti Prancis dan Inggds yang selalu saling bermusuhan,
demikian pula halnya dengan bangsa Atab dan bangsa Yahudi.
Saya pikir rns. adalah sebuah konstruksi yang tidak memiliki vali-
ditas yang ny^t^. Orang bisa menunjukkan, dalam contoh-contoh
sebagian besarkonfllk yang terladr, bahwa zda alasan-alzsan riii his-
tods bagi adanya sebuah konflik yang sebelumnya tidak seintensif
itu, dan bahwa orang bisa metamalkan dan memproyeksikan satu
waktu sa t m fl alasan-alasan itu tidak cocokjikasumber-sumbet
konflik itu dibicarakan dan ditangani. Dan saya kira itu bedaku
di sini. Saya pikir ke[ru membicarakannya sebagai konflik
^nt^r^
bangsa Arab dan bangsa Yahudi. Saya selalu menentang formulasi
itu, karena saya pikir konflik itu adalah arrtar^ bangsa Palestina
dan bangsa Istael dalam hal ini, arrtar^ bangsa Palestina dan
^tair
kelompok Zionts sebelum diditikannya Israel. Dan saya kira di
sana orang bisa bicara tentang satu pandangan dominan yang me-
nyatakan bahwa "ini tumahnya orang Yahudi, dan kami harus
bergerak, merebut, dan membangun di sana katena selama ini
kami sudah dijadikan korban" dan itu punya validitas tertentu di
dzlamnya. Satu-satunya masalah adalah bahwa selalu ada onng
398 EDITARD \xI SArD
-
lain di sana. Dan yang menarik-itu juga bisa dilihat dalam kon-
teks-konteks yang lain, katakanlah, sekarang ant^r^ Yunani dan
Macedonia, atau Lntlra Yunani'dan Tuki, a:tlu Lrrtar utata dan
selatan di Idandia-adalah bahwa konflik ini sebenarnya meru-
pakan sebuah konflik yang berakar dalam sebuah pengalaman pen-
dudukan tertentu, atawl<tta sebut saja sejumlah ketidakset^ra n
dalam kekuasaan, dr rnana yang satu mengambil dan yang lain
terpaksa menyerahkan.
Dan konflik itu diubah dan dibuat lebih sulit dan alot oleh
konflik citra-ctta di media. Dan saya pikit citra-citra itu dzpat
diperlakukan dengan melacak atau menganalisis, datimana crta-
citra semacam itu berasal, dan bagaimantcittz-citra itu lantas me-
nyingkirkan, merendahkan, melecehkan, mempersetankan, atau
mendehumanisasikan "nther". Perhatikan bahwa saya tidak sedang
mengatakan bahwa bangsa Israel melakukannya melebihi bangsa
Palestina atau sebaliknya. Saya hanya sedang mengatakan bahwa
ini semua adalah segi-segi urnum.konflik itu. Tetapi, yang ingin
saya sanggah dalam beberapa hal adalah pandangan bahwa ini
semua metupakan konflik-konflik yang begitu radikal dan primi-
tifnya sehingga tidak ada cata untuk mengatasinya.Sayzpikir kon-
flik-konflik itu harus dilihat, seperti sudah selalu sayz katakan,
sebagai sesuatu yang sifatnya historis, eksistensial, dan berakar
dalam sejarah-sejanhyangpada titik tertenlu enggan saling meng-
akui dan menghargai. Dan di situlah masalahnya: pengaku^n
^t^u
penghatgazn, bukan sebagai sebuah abstraksi, melainkan betkaitan
dengan tindakan politik dan bentuk-bentuk politik.

\Tawancara dengan Gauri Viswa narhan,


Universitas Colgate, Hamilton, NewYork, 1996
Saya Selalu Belajar
Selama Kuliah Berlangsung

Sala sangat sakit dan leraah akibat efek nmping ertk sampingkenoter@i
untuk leakmia selama ku{ungan pertama sEn ke India, I 997. ntupi,
s a1 aj uga luar b iasa ge m bira kare n a s a m b u ta n 1 arug ta k lt e n ti - h e n ti ry a di
mana-mana, kbususrga di kalangan mabaiswa,peng@ar, dan wartawan.
S anggu blarang sryta m e ngalami tingkat i nteraksi se tingi itu dan p erdeb ann

langsetEam i/u.
E.S(S.

SEI-AA/IA ini nungkin Anda selalu menjadi sezrang peng@ar, tetapi

Anda jaga seorangpenulislangproduktif di sanpzng sezrang aktiuis. Ba-


gaimana Anda menadukan semrla identitas ini? Apa artinla neryadi
seorangpengajar bagi Anda? Dalam peran @a Anda merasa paling r17a-

man?
Saya kira dalam posisi saya sebagai seorang pengajat. Hingga
sekatang saya sudah mengzjar selama hampir empat puluh tahun.
Dan saya selalu belajar selama kuliah sedang berlangsung. Ada
sesuatu yang hilang dad diri saya ketika saya membaca dan beqpi-
kir tanpa ksh2diran mahasiswa-mahasiswa saya. Jadt, saya selalu
menganggap kelas-kelas perkuliahan saya bukan sebagai kegiatan
rutin yang harus dilalui, melainkan sebagai sebuah pengalaman
meneliti dan menemukan. Dan saya sangat betgantung padarcak-
si-reaksi pan mahasiswa saya. Dulu, ketika saya mulai mengaja4
saya selalu melalukan persiapan secafa bedebihan, metencanakan
setiap detik dalamperkuliahan saya. Belak^ng n,karenz saya punya
400 EDwARD s( SAID
-
mahasiswa-mahasisw^ y^rrg begitu luar biasa di pniversitas) Co-
lumbia, saya dapau. bahwa komentar-komentar mereka akan me-
rangsang serangkaian pemikitan dan diskusi yang tidak saya duga
sebelumnya. Dan sering kali pemikiran dan diskusi itu bedanjut
ke dalam tulisan-tulisan saya.
Anda selalu menusatkan diri pada nasalah-nasalah dunia Ara|
terutama Palestina. Tetapi sebagai seorang buangan di Amerika, pernahkab
Anda merasa bahwa Anda seperti sedang bicara dengan raang kosong?
Seberapa tertarikrytakah, katakanlah, mahasiswa-mahasiswa Anda ter-
h a dap p e rs o a Ia n -p e rs o a la n jt ang p a li ng n en ari k m i n at An da ?
P ada a'w aInya, te n tu sajz say a meras a b ahwa s ay a. hany a se dang
merryapa mahasiswa-mahasiswa saya. Belaklrrgan, ketika saya mu-
lai men'ulis tentang politik, saya menyzdan adanya audiens y^ng.
lebih luas. Bukan (hanya) mahasiswa-mahasiswa saya. Saya tidak
pernah memanfaatkan kelas-kelas perkuliahan szya untuk bicara
tentang kegiatan politik seperti yang sudah saya lakukan. Saya sa-
ngat teguh berpegang pada pand^ng n bahwa ruang kuliah itu
sakral hingga tingkat tertentu. Tetapi, semakin banyak saya me-
nulis, semakin saya sadari bahwa dengan menulis ot ngbisa men-
dapat sebuah sidang pembaca, khususnya dalampersoalan Pales-
tina. Karena tidak ada suara-srarz, s ya mampu menciptakan, da-
lam pengertian tertentu, semacam konstituensi bagi
^p^y^ngs^y^
katakan, dan konstituensi itu menjadi s^ng tbesar. Fase terakhir-
nya adalah bahwa, sejak awal tahun sembilan puiuhan saya terus
menulis dua kolom setiap bulannya untuk sebuah surat kabar bet-
bahasa Atab. Untuk peft^m kalinya sekatang saya punya pem-
baca-pemb^c -tet^p berbahasa Arab, sesuatu yang saflgat penting
bzg saya. Karya-kzry^ s^y^ sudah sangat sering diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa yang berbeda-beda, dan saya berkun-
jung ke tempat-tempat dan rrega;rl-rrega:o dima;fia. termin-termin
perdebatan dan pemah^m n
yang sudah saya nrliskan
atas
^pa
sama sekali berbeda sehingga saya selalu saja terkaget-kaget. Te-
tzpi, saya tidak pernah metasa bahwa saya sedang berbicara dengan
sebuah ruang hampa. Saya rzsa audiens-audiens yang saya dapat-
Sava SEraru Ber-a1an SeraMA KuLIAH BERLANGSUNG 401'
-
kan di universitas-universitas dan kelompok-kelompok akademisi,
kelomp ok-kelomp ok pro fe sional dan p ata aktivis sangat merang-
sang dan say^ s^ng t meny"rkai perdebatannya.
Koryo Anda tentang Orientalisme sudah luar biasa memengaruhi pe-
nulisan selarah India. TetEi, apakah karla Anda itu memengaruhi sela-
rawan-s/arawan di dunia Arab?
Sedihnya, di dunia Arab karya saya belum pernah dipahami
secara mendalam seperti y^ng s^y^ kita terjadi di tempat-tempat
lain. Di dunia Atzb saya dibaca sebagai semacam pembela Islam
dari setan-s etanjahatBarat.Itu jelas sebuah karikatur. Sisi teoretis,
y^ng s^m -sama saya miliki dengan, katakanlah, intelektual-inte-
lektual India, Eropa, atauJepang, tidak ada di sana. Di dunia Atab,
ot^rrg tidak terlalu tertarik pada hal-h al yang tidak berkai tan lang-
sung dengan mereka.
Tetapi, kesadatan sejarah yang baru muncul dengan sangat
lambannya dan kebanyakan dad mereka terpengaruh oleh ienis
kritik yang telah saya lakukan. Bulan Juli yang lalu di Beirut ada
sebuah sgmin2l-saya kira seminar semacam itu baru pefiamz
kalinl'a di dunia Arab-yangkhusus diselenggarakan untuk mem-
bahas karya saya. Seminar itu beriudul "Towalds a Critical Cul-
ture". Tetapi, itu hanya sebuah contoh kecil. Kehidupan intelektual
Arab berada dalam keadaan tidak aktif, politiknya mati sud, dan
kalangan intelektualnya tidak responsif. Jadi, sesungguhnya di ka-
lzngan intelektuai-intelektual muda Arab di pet^nt^:uaflIah saya
kira perubahan itu akan teriadt.
Anda sudah dididik dalam lembaga-lenbagalang ortodoks dan elite'

B agai m an a An da b e rke m b a ng n e nj a di s e 0 ra ng i n te /e ktu a / a n ti k e m ap a n a n

dengan latar belakang seperti ita?


Anda tahu,latzr belakang saya selalu bertentangan. Sebelum
saya berangkat ke Amerika Serikat, saya mendapat pendidikan
kolonial dan sayz merasa tidak cocok. Ada sesuatu yang tidak
nyambung y^ng saya nsakan sebagai diri saya sendiri
^nt^r^ ^p^
dan pendidikan semacam itu. Jadt, szya selalu merasa bahwa dua
m c mpendidikan sedang bedangsung-pendidikan konvensio-
402- Eowano\7 Sato

nal di sekolah dan pendidikan diri sendiri yang berlangsung demi


memuaskan dirilatnyang terasing. Itu hampir selalu menghasilkan
satu atau lain macam pemberontakan. Di sekoiah saya selalu di-
kenal tedalu pintar atau cerdas untuk dilempar keluat, tetapi tedalu
tak-ortodoks untuk dianggap sebagai salah seotaflg mudd yang
patut diberi penghargaan. Akhirny^, s^y^ didepak keluar pada
usia lima belas tahun kzrena' ketedibatan politik saya.La)u saya
dikirim ke sekolah-sekolah yang sangat elite di Ametika ini. Lalu
semuanya berulang kembali. Selama sebelas tahun saya sebagai
seorang pelajar atau mahasiswa di s^n s^y^ tidak pernah punya
hubungan-hubungan dekat.
Bila Anda nenulis, untak siapa Anda menulis? Untak diri Anda
sendiri,' untuk inn le ktu al-inte le ktual lainnl a, unta k para pen buat kebi- -
jakan, untuk para aktiuis, atau untuk siapa?
Kebanyakan saya menulis untuk suat]u ac ta tertentu ketim-
bang untuk seseorang. Yang jelas saya tidak menyapa para pem-
buat kebijakan. Di Amerika Serikat, szya benat-benar dianggap
berada di luat konsensus. Pembaca-pembaca saya cenderung me-
liputi orang-orang Kiri yang mereka sendiri juga berada di luar
konsensus dan sedang mencari alternattf-altetnatif lain sebagai
pengganti pandangan-dunia yang dominan. Untuk pata petnbaca
Arab, saya berusaha menf angkau seluas mungkin, katena saya me-
rasa di s^n s^y^ sedang berusaha mengubah opini. Tetapi, saya
juga menulis untuk diri saya senditi. Misalnya, memoar yang se-
dang saya tulis sekarang ini sesungguhnya merupakan sebuah usaha
unruk menemukan kembali waktu yang hilang dan tulisan-tulisan
saya tentang musik memuaskan minat larna saya terhadap per-
soalan-pers oalan seputar musik.
Sebagian orang nengaku bahwa karena pengaruh Arcdalah penulisan
selarah India berabah arah. Terlalu bargak perhatian sudah dicurahkan
terhad@ representasi-representasi sastra dan estetis tentang pemerintahan
kolonial ketinbang, katakanlah, terhadap peryEahan sosial, politik, dan
e kononinla. B Anda m enangapirga?
again ana
Saya harap tidak begitu. Saya tidak akan iadr apa-apa kalzw
SavaSBr-aru Bnr-a.;an SnraMA KULIAH BERraNcsuNc
-403
tidak punya basis sejatah. Saya selalu kztakanbahwa pzdadasarnya
kajiankesusastraan adalah sebuah disiplin sejarah. Tak ada gunzny^
memisahkafl y^flg satu dari yang lainnya. Selalu ada ketegangan
estetis dan dunia tindakan historis, sesuatu yang mem-
^ntlr^dunia
buat saya tetarik untuk menjelaskannya. Dulu saya selalu mem-
benci lingkaran setan teoretis. Tetapi, orang tidak bisa mengabai-
kan yang estetis dan yang 1ge1gti5-ksduanya merupakan kom-
p onen-komp onen p enting p engalaman manusia. Pandang Lrr-
^n-p
dangan saya lebih bersifat inklusif ketimbang eksklusif. Saya tidak
menganggap kajian sastra sebagai sesuatu yang terpisah atau ber-
tentangan dengan sejarah; keduanya sal-ing mendukung. Seluruh
proses penulisan, entah itu tentang sastra maupun sejarah, me-
nuntut dikumpulk^nny^ bukti-bukti, dan pada akhirnya tJba pada
interpretasi-inteqpretasi. Saya akan meras^sar'g t terkejut dan bah-
kaniahat bila saya dianggap membelokkankajian sejarah.
Pernahkah pendidikan nenjadi nbagian dari agenda politik Anda?
Ada satu masa ketik^ s^y^ terlibat sangat aktif dalam politik.
Antaln tahun 1,977 dan 1982 ada sebuah proyek untuk mendirikan
sebuah univetsitas terbuka di Palestina. Saya diminta menyiapkan
kurikulum humanioranya. Saya tertarik untuk menciptakan sebuah
sistem yang rmajinatif dan komptehensif bagi para mahasiswa
yang telah mengalami pengalaman yang unik dan khas sebagai
seorang Palestina. Sistem iru dianggap anti-imperialis dan libera-
sionis, karena berusaha menanamkan pengetahuan dengan c r
menemukan, dan bukannya dengan menghafal t^npaberpikir. Saya
Iuar biasa terguncang ketika usulan saya dikritik habis-habisan.
Konsensus umumnya adalah bahwa pendidikan bagi kami harus
berupa penegasan iati diri bangsa, yang saya anggap antitesis ter-
hadap minar dan kepentingan saya.
Secara umum saya mencobz btcatz tentang petsoalan-per-
soalan pendidikan, tentang @agumana) mengembangkan sebuah
kesadaran kritis, tentang pendidikan sebagai sebuah bentuk per-
lawanan terhadap invasi pemikiran yang dilakukan oleh televisi
yang sudah begitu padatt^y^ng n, berita-berit^y^ngsudah dike-
404 EDwARD \( Saro
-
mas sebelumnya, dan sebagainya. Di satr saya rasa sayl sedang
menetuskanfiya
Terakhir, saya selalu menghabiskan sebagian dan waktu saya
setiap tahunnya di satu ataulatn neg t^ Arab, di mana saya meng-
habiskan waktu di sebuah universitas untuk berinteraksi dengan
pata mahasiswa, sambil mencoba metangsang semacam diskusi
dan petdeb^t^ny^ng biasanya tidak meteka dapatkzn. Saya ter-
kesan pada kenyataan bzh'wa ke mana pun saya pergr di dunia
Atab, begitu saya menyingkirkan identitas-diri kolektif yang di-
paksakan oleh lingkungan-televisi, pemerintah, retorika poliqik-
dan bethadapan satu per satu dengan pan mahzsiswa, ada ke-
ingintahuafl yang besar, kegaitahan dan semangat intelektualyang
murni dan halus yang mendorong untuk pergi ke suatu tempal
Saya lasakan hal ini luar biasa berharga dan memuaskan.

Wawancara dengan D amay anfl. D atta,


T h e Te Iegr@ h, Kalkutta, Indta, 19 97
BacnN Dua

I(ecendekiaan
dan Aktivisme
Bisakah Negara Arab
Hidup Berdampingan
dengan Negara Yahudi?

PLO Anda tersebar tli selaruh Timur Tengah, kanp-kanp di Lcbanon


sekarang ini sedang diserang lagi dan YtThak S hamir kini menjadi Perdana
Menteri Israel. Apakah segala sesuatunla ladi lebih buruk bagi bangsa
Palestina?
Saya pikir segala sesuatunya memang semakin memburuk,
ya. Sebelum akhir tahun 1.960-an,ketika bangsa Palestina terkubur
di bawah teruntuhan dan tetlupakan, orang benar-benar merasa
putus asa.
Anda jadi lebih terisolasi ketimbang sebelumnjta dari dunia Arab
/ainn1a.
Ya, negara-neg r^ Arab sebelumnya tidak petnah lebih me-
nunjukkan permusuharinya secaraterafig-tetarrg rt dan saya tidak
hany z s edang bica r^ tent^ngPl-O. Mudah untuk me ngatakan b ah-
wa mereka tidak menprkai PLO-itu sikap Syria-tetapi di Mesir
setiap orang Palestina harus memperbarui izin tinggal setiap enam
bulan; di Tunisia, or^ng Palestina tidak diizinkan masuk bahkan
sekalipun mereka memiliki paspor Amerika Serikat.
Dengar, organisasi apa pun yang tidak memiliki basis teritorial
akan muncul menentang satu atavllrn pemerintah Arab. Nasio-
nalisme bangsa Palestina meny"rsahkan bag setiap rczimdi kawas-
an itu, tezim-rcztm yang ketakutari utamanyz adalah takut diting-
408 EowaRo \Xl SArD
-
galkan oleh bangsa Amedka. Ju&, kemerdekaan Palestina zkan
menghadapi serangkaian serangan yang sangat brutal. Tak dira-
gukan lagi, lengan baju sudah disingsingkan. Yaitu untuk tidak
mengatakan bahwa kami sama sekali tidak bersalah. Atau bahwa
selama ini kami sudah betsikap brilian. Kami ini masalah. Kami
dianggap sebuah gangguan.
Dan Anda pikir tidaklah mustahil bagi sebuah negara Arab untak
bidup berdanpingan dengan sebuah negara Yahudi?
Tentu saja, ya.
Tet@| kalau bangsa Israel menolak Resolusi PBB Na. 242 (yang

juga menuntut dikenbalikanryta tanah-tanah yng diduduki Israel pada


tahan / 967 sebagai imbalan atas perdamaian dengan negara-negara Arab
tetanganla) bagaimana mungkin nereka menerina sebuah negara Pales-

tina?
Itu akan butuh waktu yanglzma.Tak ada orang Palestina yang
berharap Amerika Sedkat maupun Israel mau menyetahkan se-
suatu apa pun. Mereka akan menyetahkannya setelah merasakan
semakin meningkatnyabiaya untuk menahan penduduk t^w^n n
mereka .... Kami sedang betutusan dengan sebuah bangsa yang
memiliki sejarah penderitaan dan penindasan yangtak tetbantah-
kan, sehingga dimensi ideologis menjadi penting. Dan bagi banyak
orang Israel, masalahnya adalah konflik yang berkepaniangan dan
t^np^ akhir atau vp^y^ untuk sampai pada sejenis akomodasi ter-
tentu. Kalau tidak, kami berdu^ t^rn t.
Meng@a Anda tidak meningalkan teror selanan1a.
Kami tidak berada pada posisi untuk meninggalkan apa pun
yangmembenatkan status kami sebagai teroris yang sesungguhnya,
sesuatu yang bangsa Israel coba diyakinkan kepada dunia seiak
pertengahan tahun 1970-an. Bahwa semua tindakan pedawanan
bangsa Palestina zdalah aksi-aksi terot. Itu adalah kemunafikan
y^lrgs^trg t telanjang, itu sebuah kebohongan dari sebuah r'eg r
yang memerintahkan p e s awat-p esawat p engeb om ny a dan ke ting-
gian 10.000 kaki untuk mengebom kamp-kamp pengungsi.
Meski denikian ....
Blsax,q.s NEGARA ARAB Hroup Br,noaupncaN ... 409
-
Kendati begitu, akan sayaberi tahu Anda tentang citra. Citra-
citra dibentuk oleh media, dan Anda, seperti halnya juga saya,
tahu betul bahwa or^ng tidak berminat untuk meliput Al Fair
(sebuah surat kabar betbahasz Arab yang terbit di Jerusalem),
tetapi orang benar-benar meliput sembatang kematahan dan
gangguan yang d.ilakukan oleh individu-individu yang berusaha
meledakkan sebuah bus di Israel. Pernahkah Anda benar-benar
menghitung korban yang tewas? Pernahkah Anda? Apa pendapat
Anda tentang petbedaan jumlah orang Israel yang mati
^nt^r^
dan orang Palestina yang tewas? Maksud saya, kita se.dang brcara
ratusan berbanding satu. Begitulah. Kapan pernah ada onng di
Timur Tengah yang menolak terorisme?
Mengapa An da pi kir Anda haras bersusah palah mela kin kan si apa

s@a tentang semua ini?


Karenakami adzlah bangsa non-Batat dari sebuah peradaban
yang selama int selalu bertentangan dengan Batat, Dunia Islam
selama ini selalu menjadi saingan sejarah, dan ia tidak petnah me-
nyetah. Jadi, satu haI yang onng tidak pahami adalah, mengapa
kalian bangsa Palestina merengek? Mengapa kalian tidak pergi
jauh-jauh saja?Lttpakzn itu. Tetapi, kami tidak akan melupakannya.
Mungkin waktunla sudah hanpir habis.
Mereka ngomong begitu Lima tahun yang lalu-jam malam
itu. Kenyata nny^ adalah, setiap orang Israel menyadad meteka
tidak punya opsi militer untuk melawan kami. Meteka mau bikin
apa? Membunuh semua orang? Jadi, sebagian kami bilang, "I{ita
berjuang tefus!" Dan kami tetus saja berkata, "I{ami akan hidup
berdampingan dengan kalian. Bahwa apa pun yang mereka laku-
kan, akan tetap kami bayang-bayungl."
Dan teror ada/ah satu cara untuk me/akakan itu.
Saya menentang terot-membabi buta, mengerikan. Rencana
untuk meletakkan sebuah bom di pesawat; szyabenar-benar me-
nentang itu. Saya sedang bicata tentang periawanan di wilayah-
wilayah pendudukan (Iepi Bant dan Gaza). I{emadn, Shamir ber-
kata lag, "I(ami tidak berminat untuk melepaskan wilayah-wilayah
410 EDITARD \Il Sato
-
pendudukan itu."
Tarzpaknla sudah sangatjelas bahwa bangsa Israel tidak akan mele-
pas kan wilayh-wi layh pendudukan itu.
Itu sudah felas di ,PJjazau dulu. Lantas untuk apa mereka ber-
perang? 130 tahun? Lalu mereka menyerah.
Anda ingin nelihat daa negara nerdeka.

Merdeka atau bethubungan; bukan tettutup secara hermetik,


saya l<ta.
... I-,alu, bagaimana Anda akan rnelakinkan mereka (untuk berbagi
kedaulalan)?
Tidak pedu. Karer-.a mereka benar-benar menyadari alterna-
tifnya-sebuah negara pendudukan yang permanefl, dengan me-
ngorbankan diri mereka sendiri dan generasi-generasi yang akan
datanguntuk sebuah keadaan perang yangttadz akhir. Pilihannya
adalzh dis ele s aikannya konflik ini, rekonsiliasi, pembagian wilayah
kekuasaan. Anak kecil pun tahu bahwa alternatifnyaadzlah sebuah
fieg r^ perang permanen di mana sebuah populasi akan menjadi
penebang-penebang kay-r dan penimba-penimba air.
Barytak orang Israel lang sudah bertekad bulat untuk tidak ruen1e-
rahkan tanah nereka.
Meteka tidak pedu (menyerahkanttnahmereka). Mereka bo-
leh tetap tinggal. Ada 50.000 orang Yahudi di Tepi $avat-flar'
700.000 orang Arab di dalam wilayah Israel (yutg sebenarnya)
yang menjadi warga fieglr^ di sana. Jadt, ada kasus-kasus di mana
penduduk saling berbagi satu sama lainnya di negara yang saling
bertetangga. Bukan itu masalah nya; rnasalahnya adalah kedaulatan.
Dan Anda menerima kedaulatan Israel ataslang lainn1a.
Saya menertfi:r nyz- karena saya mengangg pnyz- sebagai se-
buah realitas. Saya juga menganggapnya sebagai akibat dad sejarah
bangsa Yahudi yang sangat tragis itu. Tetapi, yang paling penting,
saya tidak rnau ada or^ng-ora;ng yang tidak memilil<t apa-apa ....
Orang hatus menemukan c ta unruk berbagi ....

Katakarc. Meng@a ketika bangsa Palestina sedang dibahas atau di-


utaut a n carai, n e ngap a fo rrz a tn1 a s e /a /u m e m oj o kkan ?
Bnax,rs NEGARA ARAB HrDUp BERDAMpINGaN ... 411
-
I(arena cttrz y^ngberkemban g adalahcitta sekelompok bang-
sa yang taktik vtarrr^nya adalah kekerasan.
Anda tahu itu sebuah stereotip, sebuah klise yang diciptakan
oleh media. J"di, setengah dari diskusi l<tta adalah tetorisme, se-
suatu yang bukan masalah intinya.
s^y^yangberumur empat belas tahun sedang
Saya dan putra
menonton betita televisi dua minggu yang lalu, dan dia bilang,
'Apattheid sudah menjadi sangat ngetrend, ya? I(apan kita akan
menjadi ngetren&" Lalu dia diam sebentar dan akhirnya berkata,
"Kukira tidak akan pernah." Saya pikir semua otang tahu itu.
Bagi barytak orang Yahadi, masalah adalab: jangan pernah terjadi
/oSi
Dan bagian dari tugas l<ttaadalahmendidik meteka bahw^y^rrg
sedang l<ttabtca:o.kan bukaniah pengulangan Petang Dunia II.
Sementara ita jarz terus berdetik.
Ini adalah sebuah jamyangsangat besar, dengan banyak peng-
hubung. Dan segala sesuatu bisa berubah arah. Kata bahas a Arab
sumudberarti ulet. Tetap teguh. Dalam fase pe{uangan rakyat Pa-
ie s tina yang b etakhi r p ada tahun 1. 9 82, p eran p ar^ p er^ntau cukup
dominan. Sekarang kami sudah mengalihkan perhatian kami: ke-
pada otang-orang yang masih tinggal di sana. Baik, kami yang
tanggung bebannya. Dan sejarah Dunia Ketiga adalah sejarah ten-
t^ng nega;t^.r'eg r^ strategis yang sudah dipecah belah.
Tak ada satu tertpatpun di dunia ini di mana zrang-zrangnJa kurang
berutinat untuk memecah belah negara-negara i/u.
Mereka bilang begiu dt ,ilIjazatr, mereka bilang begitu tentang
Inggris di Kenya. Siapa yang sanggup membayangkan bahwa se-
telah 300 tahun kolonisasi di India mereka mau hengkang? Meteka
yang datang, mereka iuga yang harus perg.

rWawancara dengan Timothy Appleby

The Clobe andMail, Toronto, 1986


Cendekiawan, Media,
dan Timur Gngah

Gagasan untuk mengelar debatpada acara pertemuan alang tahun kedua


pak h Middle East S tudies Association ofNortb Amaica-sepotongmano
amaflo antara sala dengan seorangOienta/is senior, dibantu dua orang
luruabs nudalang rnengambil ikap Eoii dakm nasakh TimurTengaE-
berasal dai l-.ei k Faataaqdai U niuersitas Tafts. D ebat ini m u n cu / langs u ng

dai bu ku say Oriental i sm ( I 9 7 8), 1 a ng tanrpa kn1 a te la b n e n cip ta kan


polaisasi di bidangjtang, ironisnla sala bukan angotanla. Tign ribu
orang hadir untuk neryaksikan @ayng tejadi pada tangal 2 2 Nouember
1986 itu.

E,.W S.

BsnNano LBwrs: Selama minggu-minggu belakangan ini, ketika


sudah berkembang minat terhadap pertemuan ini, saya pernah
mendengat bahwa pertemuan ini disebut sirkus Romawi,
^ten
adu banteng ala Spanyol, ring tinju ala Amerika, dan, oleh se-
orang kolega s^y^ y^ng lebih imajinati{ disebut "meludahi sa-
rang MESIt''. Saya tidak berpikir bahwa kedatangan saya ke sini
pagl ini adalah seperti kedatangan seorang gladiatol., seorang pe-
tarung banteng, seorang serdadu perang, atau petarung-petarung
Iatnnya, bukan pula (saya menganggapnya) sebagai sebuah duel.
Saya datang sebagai seorang cendekiawan melalui sebuah organi-
sasi cendekiawan profesional untuk membahas sebuah masalah
serius yang menjadi titik pethatian y^ng s^ng t penting bagi kita
semua.
CgNoe<rawaN, MEDIA, DAN TIMURTEN"^" :
-+f
Satu hal yang penting. Saya tidak meng^ngg p masalah serius
yangakan kita bicarakan di sini ini sebagai satu dari banyak masa-
lah dan konflik-konflik yang sekarang sedang menimpa Timur
Tengah-I ran-kak, Arab-Israe| fundamentalis-sekularis, atau se-
m c mny^. Ada banyak forum larnnyz di dalam mana persoalan-
persoalan itu dapat didiskusikan, dan inslta AllaL dipecahkan.
Mungkin yang lebih penting, sayal<ua kita semua tahu bahwa tak
satu pun yang kita katakan atawl<tta lakukan di sini pagi ini akan
berpengaruh apz-zpa terhadap Timur Tengah. Kita tidak bisa
mengubah Bahkan kita tidak bisa saling mengubah pen-
^p^-^p^.
dapat kita masing-masing. Yang bisa dan harus kita bahas adalah
diri kita sendiri, per^rr kita sendiri, tugas kita sendiri sebagai orang-
orang terpelaja4 tanggung jastab kita tethadap disiplin kita,
terhadap kolega-kole gz l<tta, terhadap mahasiswa-mahasiswa kita,
terhadap media, dan di luat media, tethadap masyarakat urnum.
Dan itulah yang langsung menjadi perhatian kita di m^rr
^p^y^ng
kita diskusikan, yang kita putuskan, bisa dan memang, sudah
seharusnya menentukan bagaimana kita membawa did dalam
profesi kita dan pekerjaan k[12-k21sna tugas l<rta adalah mema-
hami dan mengomunikasikan sudah kita pahami itu ke-
^p^y^ng
pada orang-orang lain.
Pada prinsipnya, tentu saja masalah ini, tugas ini, akan tetap
sama, apa pun unsur ketiga yangada dalam tiga serangkai cende-
kiawan, media, dan Timur Tengah. Pada prinsipnya, akan sama
saja entah itu kita mengganti TimutJauh atau Timut Tengah, Barat
Jauh atau B^r^tTeng h, atau lndia,ataubagqan-bagian dunia lainnya
sekalipun. Pada prinsipnya. Pada kenyat^anny^, tenru saja, kita
semua tahu bahwa itu berbeda. Dan Timur Tengah, pada khusus-
nya, berbeda karena dua alasan yangakan saya sebutkan di sini.
Pertama, b Timut Te n gzh adalah kawa s an ki t a, kzw as y
ahwa
^n ^ng
menjadi titik keprihatrn^fl kita, kita semua sebagai ptofesional,
dan banyak di zntara kita sebagai pribadi, dengan berbagot can.
Dan satu alasan lainnya-saya pikir dalam hal tertentu yang ini
lebih penting dan juga agak sulit--dan itu adalah bahwa Timur
41.4 EDwARD \( Sam
-
Tengah sebagai sebuah wilayah kajran bag para cendekiawan di
dunia Bant menyajikan masalah-maszlah khas yang berbeda dari
persoalan-petsoalan yang dihadapi oleh kebanyakan kawasan lain-
nya. Timur Tengah berbeda dibandingkan dengan sebuah situasi
di mana kita mengkaji sebagian dan masyatakatl<ttz sendiri. Saya
pikir itu sudah sangat jelas. Ia juga berbeda dart suatu masyaiakat
yang benar-benar asing, setidaknya dalam sejarah awalnya, dalam
peradabannya dulu. Timur Tengah tidak sepetti India atau Cina
yang baru terbit belakangan di ufuk Batat, dan yang tentangnya
kita tidak punya praduga-praduga penting apa pun, tradisi wa-
risan apa pun, atau sikap-sikap ataupun stereotip-stereotip apa
pun; mereka jrya bukan bagSan dad kita. Hubungan ant^ra dunia
Barat-yangdalam hal ini membentang dari California hingga Uni
Soviet-dan dunia Islam sudah ada sejak masa-masa paling awal
Islam dan telah dibennrk oleh seluruh rangkaian peristiwa, khusus-
konflik-konflik dizntata kedua dunia itu.
n)'a oleh pasang surut
I{emiripan dalam beberapa hal, dan perbedaan dalam hal-
hai lainnya, ini membu^tny^menarik dan orangbisa dengan b.gto
mudahnya tersesat. Kita sedang berurusan dengan sebuah ma-
syarakat yang dalam banyak hal mirip dengan masyzraktt ktta
sendiri, t^np^ memperhatikan perikemanusiaan urnum yang kita
semua miliki; ada kesamaan-kesamaan sejarah dan budaya, kesa-
maan-kesam y^ngsesungguhn ya, antanTimur Tengah dan du-
^an
tia B arat, kes amaan-ke s amaan y ang ny ata yang dap at dengan mu-
dah melahirkan analogi-analogi yang kelitu. Satu contoh sederhana:
kita bisa mencoba menjelaskan berbagai mlclrr'hal kepada or^ng-
orang yang tidak mengenal Islam dengan car^ rneng takan bahwa
Qut'an itu Injil-nya Muslim,Jumatadalah had Sabat-n},a Muslim.
Pasti Anda sudah cukup sering mendengar perkataan-perkataan
ini. Hingga tingkatan tertentu, pada tingk^t w^c^n yang agak
superfisial, petny^tlarr-perny^t^ n ini akurat dan infotmatif. Te-
tapi, begitu kita merunut pernyata^n-perny^tazn ir.t sedikit lebih
jauh lagi, zkan tampak bahwa petnyLtz; n-perrly^t^an semacam
itu luar biasa menyesatkan. Pendekatan Muslim tethadap kitab
CBNoBrravzaN, MEDIA, DAN TIMUR TBNcag 41 5
-
sucinya berbeda dengan pendekatan orangYahudi atau orang Kris-
ten terhadap kitab suci mereka, dan Anda bisa memuaskan diri
Anda segera dengan har:yz membalikkan pernyat^ rrrry^: Tautat
zdalah Qut'annya orang Yahudi, Injil adalah Qur'annya orang
I{risten. Itu tidak masuk akal, kan?
Dengan cer.:^yangsama, mengambil sebuah contoh yanglebih
kontemporer dan lebih kompleks, ketika kita menggunakan kata-
kata sepefti "reyolusi", kata-kata itu bisa memiliki tesonansi yang
berbeda dalam masyarakat Islam dengan latar belakzng seiarzh
dan tradisi Islam ketimbang brlzkata-kata itu terdengar di Batat.
Di dunia Bztat, asosiasi-asosiasi terhadap istilah revolusi adalah
revolusi-revolusi besat sejarah ff1sds1n-Revolusi Ametika,
Prancis, dan liusia. Di dunia Islam terdapat sebuah ttadisi revolusi
y^ng s^ngat berbeda, yang mengacu pada seiarah yang berbeda.
Hal yang penting adalah: simbol evokatifnya bukanlah penyerang-
an terhadap Penjara Bastille, melainkan pertempuran Karbala'.
Agar dapat memahami ) r dapat berusaha memahami gerakan-
^g
getakan dalam peradabanlainnya, kita hatus mencoba memaha-
minya dalam pengertiannya sendid, dalam hubungannya dengan
sejarahnya t.ndid, ttadisi-tradisinya sendiri, dan inspitasi-inspi-
rasinya sendiri.
Akibat datradanya situasi ini kerap kali bahwa di kedua belah
pihak kita sama-s ama berpaling kepada steteotip-stereotip, citra-
citra, dan penjelasan-penielasan yang sudah menjadi stereotip. Se-
jalzn dengan terjadinya konfrontasi selama berabad-abad, sikap-
sikap tradisional; sudah ber-evolusi di kedua belah pihak. Di ka-
langzn orang-oran g B ar.at yang menguni ungi Timur Tengah, s ela-
ma berabad-abad hingga sekarang, zda d:uz stereotip yang do-
minan: yang satu stereotip politik, yaitu stereotip despotisme ar-
bitrer; dan yang Iunnya, dzpat kita sebut stereotip personal, yaitu
stereotip kekuatan seksual yang tak terkendali. Yang satu mengait
ke istana sultan, dan yang lainnya bettalian dengan harem-harem
di istana itu. Idta punya rangkaran gambann menyeluruh yang
menyajikan tentang pemerintahan Timur Tengah, pemerintahan
416 ED\ilARD s( Saru
-
Islam, pemerintahan Ottoma r.--^p^ pun istilahnya-dalam pe-
ngettian sebuah otokrasi yzng arbttrer, tak terbatas, dan tak ber-
tanggung jawab. Begitu pula, para pelancong Barat suka sekali
berkhayal tentang y^ng terjadi pada harem-harem, sesuatu
^p^
yang tentangnya jelas mereka tidak tahu Orang bisa me-
^p^-^p^.
lihat dengan jelas stereotip-stereotip itu hidup dalzm gambaran-
gambann mereka yang sebagian besar bersifat imaiiner. Dari hal-
hal semacam itu-Anda bisa menyebutn ya brlaterzl-sementara
pelancong-pelancong B y^ngmengunjungi dunia Timut bican"
^r^t
tentang kaum laki-laki yang tak bermoral, pelancong-pelancong
Muslim yang mengunjungr Bzrat biasanya btcara tentang wanita-
w^fttz y^ng membangkitkan berahi. Orang beftanya-tanya meng-
apa, |ka memang benar pertemuan zntar^ Timur dan Barat ini
adalah pertemuan lakilaki yang tak betmoral dan wanita-
^rrt^r^
wanita yang serba bebas, mengapa justru mereka tidak saling me-
ngenal dengan lebih baik.
Jawaban atas sebuah stereotip tentu saia bukanlah sebuah ste-
reotip negatif. Dan Anda jangzn menyangkal mitos tentang auto-
krasi yang tak terbatas itu dengan mengklaim bahwa yzng ada
zdalah demokrasi yang s empurna. Anda iangan memb antah mito s
tentang lemahnya kaum perempuan dengan c ra ngotot menga-
takan bahwa kaum perempuafl memiliki hak-hak asasi yang iauh
lebih besar dad hak-hak yang diklaim oleh NO'W
Apa yang harus kita lakukan? Saya tahu waktu saya tinggal
satu menit. Yang akan saya tawarkanadalahprinsip-prinsip umum
tentang bag aimanz menurut s aya s eorang cendekiawan s eharus nya
bertingkah laku. Mungkin Anda semua akan berkata,"Ah,itu mu-
dah. Itu kue apel," yang untuk itu akan szyz ia.wab, "Mungkin'"
Tetapi, jangan lupa, kita sedang hidup di sebuah z man di mana
kue apel yang sempurna itu tidak ada, sehingga kita harus makan
adonan mentah dan potongan-potongan apel setengah masak. Sa-
ya tidak sepakat dengan pendapat itu. Saya merasa bahwa nilai-
nilai seperti sopan sarltun, mencoba untuk meniaga agat petde-
batan tetap tepat betada pada tingkat gurah-gatah yang menye-
CsNoertawaN, MEDIA, DAN TIMURTEN ctu-, 477

jukkan, dan bukan yang panas, untuk membuiuk dan meyakinkan,


dan bukan untuk menjatuhkan seorang lawan, adalah nilai-nilai
yang patut dilestarikan dan nilai-ntlatyangkita, sebagai cendekia-
wan-cendekiawan profesional pada khususnya, piniam dari ma-
syatakat yang mempekerjakan kita.
Eowano San: Tentu saia ada sebuah spektrum yang sangat
luas yang berisi karya-kuyuilmiah yang sedang dikerjakan tentang
Timur Tengah: Program Konvensi MESA cukup membuktikan
hal in| Tetapi, karyailmiah dalam bidang ini, seperti halnya dalam
semua bidang lainnya, dibatasi oleh kenyataan-kenyataan sosial,
politik, dan ekonomi kontemporer, yaitu kenyataan-keny^t^ n
kontekstual. Tak ada seorang cendekiawan pun y^ngpetn^h me-
rasa bahwz karyanya sudah cukup terkenal, dan hampir setiap
ofang di antara l<tta percaya bahwa selera-selera rrrasyankat dafi
y^ng dengan mudahnya diakses oleh selera-seleta itu kehi-
^p^
langan arti penting bidang pengetahuan tertentu. Tidak ada pe-
ngetahuan yang abstak: semuanya diletakkan dzlamhubungannya
dengan kecendekia an Iainny z, dengan rethtas-realitas distdbusi
dan sitkulasi, dengan lembaga-lembaga sosial, tradisi-tradisi re-
torik, dan dengan prosedut-ptosedur metodologis pada bidang
yang bersangkutan, di samping dengan kepentingan-kepentingan
politik dan fakta-fakta kekuasaan dzn dominasi di dalam masya-
rakat tertentu pada periode-periode tertenru pula.
Brcantefltang cendekiawan, media, dan Timur Tengah di sini
dan sekarang sama dengan brcan terlebih dahulu tentang
^rttrry^
Amerika Serikat kontemporer. Dan di Amerika Serikat ini iuga
berarti membedakan, pertam^, antar^ media cetak dan media
elektronik ut^fii , dan pers sayap-kanan dan sayap-kiri y^ngrrr r-
ginal; kedua, membedakan ilmiah tentang Timur Te-
^flt^rakarya
ngah yang sec r^ efektif masih tetap tedsolasi di dalam berbagai
terbitan spesialis, dan pandangan-pandangan serta citra-cita ten-
tang Timur Tengah yang beredar luas di masyarak^t, di man^ p^n-
dangan-pandzngan serta citra-ciua itu dipertegas, atau diperhalus,
dan disangkal oleh pakx-pakzr ilmiah.
41,8- EDwARDW SArD

Secara kasar, ada beberapa gugus tematik yang esensral dalam


liputan media dewasa ini tentang Timur Tengah.

1. Luasnya keberadaan terorisme Timur Tengah, lebih khususnya


tetorisme Atab dan/atau Islam, dan pada umumnya, neg ta-
neglta dan kelompok-kelompok teroris Arab atau Islam, dan
juga sebuah"jaingan ke{a teroris" yang meliputi kelompok-
kelompok dan negan-neg t^ Arab dan Islam yang didukung
oleh Uni Soviet, Kuba, dan Nikaragua. "Terorisme" di sini
paling sering digambarkan sebagai sesuatu yang memang su-
dah mendarah-daging, bukan sebagai sesuatu yang memiliki
landasan apa pun dalam ketidakadil^fl, sesuatu yang lahir
^t^v
karena adanya keketasan sebelumnya, atau karena konflik-kon-
flik yang berkepanjangan.
2. Munculnya fundamentalisme Islam, biasanya Syiah tetapi tidak
selalu, yang diasosiasikan dengan fl m -n ma seperti Kho-
meini, Kaddafi, Hizbullah, dan iuga, saya lontatkan sebuah
istilah, "kembalinya Islam".
3. Timut Tengah sebagai sebuah tempat yang peristiwa-peristi-
w^ny^ yang brutal dan tidak dapzt dipahami selalu dikait-
kaitkan kembali dengan jauh masa lalu yang penuh dengan
kebencian-kebencian "kuno" antarsuku, ag m , atau etnis.
4. Timur Tengah adalah sebuah situs yang diperdebatkan di ma-
na pihak "kami" diwakili oleh Barat, Amerika Serikat, dan
Israel yang beradab dan demokratis. Kadang-kadang Turki
juga termasuk di sini, tetapi lebih sering tidak.
5. Timur Tengah sebagai tempat munculnya kembali sebuah tipe
anti-Semitisme kuasi-Etopa yang kuat, aktif, dan berbahaya
(yuit" Nazi).
6. Timur Tengah sebagztfons et origo, tempat asalnya, setan-setan
PLO yang membabi buta. Yasser Arzfat,yangcitaburuknya
di media barangkali sudah tak mungkin lagi diperbaiki, adalah
tokoh peringkat atas dalam gugus motif ini, yang pesan da-
sarnya adalah, seandainya pun mereka benar-benar eksis, bah-
CnNonrra'ouaN, MEDIA, DAN TIMUR TENcan 41 9
-
wa bangsa Palestina adalahrrraryTnal dan harus disalahkan se-
penuhnya atas nasib-nasib buruk mereka.

Begitulah, motif-motif ini sejalan nyaris sempurna dengan ke-


bijakan Amerika Serikat dewasa ini, dan, sebagai neglr^ adtdzya
yang tentu saja memiliki kekuatan dan kekuasaan intervensionet
terbesar di Timur Tengah-dalam bentuk uang, persenjataan, dan
pengaruh politik---dengan demikian, kita bisa dengan
^manmeng-
gambarkan Amerika Serikat sebagai neg r yang didukung dan
dibantu dalam kebijakan-kebijakannya oleh media yang dimiliki-
nya. Sejauh m rr situasi ini betentangan denganperny^ta n-per-
rryat^ n retorik pers yang bebas dan non-propagandistik, akan
saya serahkan sepenuhnya kepada kemurahan hati Anda semua.
Tetapi, bahwa garnbann tentang Timur Tengah sekarang-dan
bahkan duiu-sudah secara tendensius disalahtafsirkan, tidak akan
saya serahkan kepada kemurahan hati Anda: szya. akan menga-
takannya sendiri. Pandangan y^ng s rtg t rusak, sangat antago-
nistik, sangat ngawur dan menyesatkanlah yang mengatur apa yang
harus diliput dan apa yang tidak boleh diliput. Tetapi, hingga
satu derajat yang cukup berarti pandangan itu benar-benar sudah
bekerja-dan inilah baglan )rang memalukan-katena adanya ko-
laborasi aktif seluruh kader cendekiawan, pzkzt, dan para pen-
dukung yang diambil dari kalangan kaum Orientalis dan lobi-lobi
kepentingan-khusus, yang salah satu di Zionis, telah
^rrt^rzflya",lobi
mendapatkan kekuatan yang luar biasa tak berimbang, mengingat
bahwa Israel di Timur Tengah hanya dihuni oleh empat iuta pen-
duduk.
Jadi, di setiap satu dari enam konstelasi yang sudah saya iden-
tifikasi ada sebuah peran besar yang dimainkan dalam meru-
muskan dan menegaskan sirkulasi materi yang reduktif ini oleh
p Ma anggota s ebuah pto fe si, dan teman-temannya, y aflg ftl e n a ng

benar-benartahu dengan lebih baik, yang melakukan ap^ y^ng


mereka lakukan"secara sadat untuk memelihara kebencian Ame-
rika terhadap mayoritas terbesar penduduk Timur Tengah; me-
420 EDWARD \X1 SAIO
-
ngobarkan kebencian-kebencian itu dalam fantasi-fantasi ideo-
logisnya; dan menggerakkannya lebih cepat ke arah pengeta-
huan, simpati, dan terutama pemah^tn n yang lebih butuk, bu-
kan yang lebih baik. Dan, harus ditambahkan, selama ini tidak
ada pencegahan atat peringatan atau koreksi ilmiah yang sig-
nifikan terhadap pandangan-pandangan ini di media; (sedang-
kan) pzrapakar dan pzracendekiaw y^ngmungkin sudah mem-
^n
berikan pandangan-pandanga n y^nglebih utuh dan lebih mena-
rik belum petnah tampil ke depan, atau belum pernah dipilih
oleh kekuasaan yang ada.
Betikut ini adalah sebagian dari penielasan-penielasannya. Tet-
hadap keenam gugus yang sudah saya sebutkan, tak ada satu pe-
ngecualian pun yang tetap bertahan, betmakna dan bebas bisa
ditemukan di halamanJnalanran di dalam yang bedkut ini (dan di
sini saya bican tentang liputan-liputan berita dan opini-opini):
New York Times, lWashington Post, New Yorker, New York Rcuiew of
Books, New Repablic, Commentary, Foreign Afairs, Arterican Scholar,
Partisan Reuiew, Poligt Reuiew, Atlantic Month!, Dissent, New Crinri-
on, Midstream, Tikkun, Monent, dan American Spectator. CBS, NBC,
ABC, dan PBS pada hakik^ttry^bekeria di dalam pandtgmayang
sama. Sebagian besar di antara koran-koran daerah,jurnal-jurnal,
dan gerai-gerai TV sangat iauh bergantung pada nainstrean besar.
Untuk menguji perny^t^ rr umum s y^, t^ny^kanlah kepada diri
Anda sendid apzkahada di yang bisa berpikir tentang
^nt^r^Anda
sebuah gerai medi^ y^ng mengarahkan prinsip-ptinsipnya uis-i-
uis pehputan tentang Timur Tengah mencakup pandangan-pan-
dangan bahwa Islam tidak petnah boleh dikritib bahwa PLO,
meskipun raw^r terhadap sejumlah ekses, pada dasarnya demo-
kratis dan layak disukai; bahwa satu atau lain negata Timut
Tengah selain Israel layak mend^p^tk^nbantuan Amedka Sedkat
t^np^ syx^t; dan bahwa Kristen dan Yahudi pzda dzszt-
^glrrra
nya adalah ag m -^g m^ y^rrgbrutal, munafik, dan bobrok. Ti-
dak ada terbitan-terbitan semacam itu, pada kenyataannya iustru
semua terbitan yang sudah saya sebutkan tadi memberikan du-
CBNnBrrawaN, MEDTA, DAN TrMUR TEN ctu 421.
-
kungan buta tethadap pandangan-pandangan yang sangat berke-
balikan.
Dan mengapa tidak, Anda juga bisa bertanya demikian. Ka-
rena, walau bagumznapun juga, pihak media bisa membt td^ft^r
pakar dan menghadirkan sejumlah besar pzkx yang secara teratur
mewakili Timur Tengah untuk media Amerika Serikat dan kebi-
jakan Amerika Serikat. Catzt-dan di sini ini harus dibed titik
tebal-bahw z daftat pakar ini jelas-jelas-tapi tidak sepenuhnya-
mengikutsertakan orang Muslim dan orang Arab-kendati ba-
nyak yang bersedia; dzftx ini hanya meliputi orang-orang yang
simpati-simpati politiknya jelas tersurat di dalam
^p^y^trgmereka
tulis, kendati-dan sayangnya-sebagian dari pata cendekiawan
itu terus saja menggambarkan lakukan inr sebagai
^p^y^ngmereka
sesuatu yang objektil tidak memihak, atau independen, atau Pro-
fesional. Inilah intinya, dan ini bagr saya menimbulkan pertanyaan
yang luar biasa menarik tentang bagumana para cendekiawan ini
terus saja mempraktikkan seni mereka seray^ tetap memusuhi,
atau setidaknya bersikap antitetis dan secara substansial tak ber-
sahabat, terhadap subjek sentralnya:
^g
m dan kebudayaznIs-
lam. Daftar y^ng ada dalarr' benak saya ini bertanggung jawab
yang pada hakikatnya merupakan keseluruhan lingkup
^t^s ^pa
representasi media tentang Timur Tengah. Daftarpakar ini meli-
puti: Bernard Lewis, Elie Kedourie, Sfalter Laqueur, Ernest Geli-
ner, Conor Cruise O'Brien, Martin Petetz, Norman Podhoretz,
J.B. Kelley, Daniel Pipes-saya bisa memperpanjang daftar itu.
Saya bisa membed Anda sebuah daftar berisi tt m orang-
orang yang bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik atau lebih
ilmiah dznkaya informasi, upaya-upayanya dalam me-
^t^:y^ng
lakukan pekerjaan itu sudah ditolak dan diingkad secara sistematis.
Dapat saya katakan, media Amerika Serikat jauh lebih tertarik
mendengarkan Bernard Lewis menjelaskan pembajakan T\7A de-
ngan menyampaikan sebuah penjelasan yang sifatnya umum, ab-
strak, dznpanjznglebar mengenai sejarah Syiah hingga Abad Per-
tengahan, ketimbang mendengarkan tentang terus bedanjut dan
422- EDwARD\( San

tersebar luasnya perdebatan di antara kaum nasionalis dan para


pendukung kepentingan-kepentingan Islam, atau di
^nt^r^betbagai
faksi yang ada dzlamtubuh Islam itu sendiri. Media mudah sekali
menerima-dapat s^y^ katakan media diutamakan untuk-per-
rryzrt^ n-pernya;t^arrGellner bahwa orang Muslim itu pengganggu,
menjengkelkan, dan sangat anti-Semit, bahwa kebudayaan dan po-
litikmereka bisa dibahas dalamribuan kata tanpapernah sekalipun
mengacu pada orang- or ngnyz, periode-peridode, atau peristiwa-
pedstiwanya. Media fauh lebih tidak berminat untuk mengetahui
apakah ada korelasi yang signifikan penegasan-penegasan
^nta;r^
tentang Islam yang didasarkan semata-matahanya pada teks-teks
klasik, di satu sisi, dengan dilakukan oleh
^p^y^ngsesungguhnya
orang-orang Muslim yang berasal da:ii^ kelas dan gender yang ber-
beda, dalam sistem sosial yang berbeda pula, di sisi lain. Poling-
poling yang dilakukan oleh orang-orang Arab dan MusLim tidak
pernah disebut-sebut, dikutip, disinggung; klise-klise usang
^t^t
yang merrgatakan bahwa Islam zdalah
^g
m politik dan tidak
ada perbed^ n^rrtaLr Islam dan kehidup^ny^nglslami, tidakper-
nah bisa dituntuhkan oleh sejarah, realitas, peristiwa-peristiwa,
ofang-ofang, ataupun ptoduksi.
Ob fus kasi adalah s atu hal; insinuasi akttf adalah hal lain. Meng-
Orientalis yang terpelaiar dan cerdas itu mempettaruhkan
^p^par
otoritas mereka pada sebuah simposium tentang terorisme yang
sudah diedit oleh Duta Besat PBB yang tak lain adalah orang
Israel, kalau bukan sebagai Orientalis, demi untuk nengait-ngaitkan
Islam langsung dengan teror? Dan mengaPa, di luar semua realitas
yang luar biasa kompleks bahkan menyakitkan di dunia Islam Arab
yang berkekuatan 150 juta orang berikut dengan seiarahnya,pan
Odentalis klasik hany a mampu mendap atkan pengetahuan Erop a
yang menyedihkan tentang Islam dan sikap anti-Semitismenya un-
tuk dibahas? Mengapa puisi, drama, novel, novella, dan esai-esai
tidak pernah didiskusikan? Sudah jadt zpakah Islam itu selain mo-
mok yang direpresentasikan secara kasar dan asal-asalan, yang
disahkan oleh para Orientalis?
CENDEKIAWAN, MEDIA, DAN TIMUR TENGAH 423
-
Terlepas dati faktabahwa kepakaran semacam yang sekatang
j adi pusat perhatian para pemb zcz N e w York Re uiew of B o o ks, Ti m es,

dan C o m n e n tary iu bobot untuk menentangnya, berkat


ti.dak punya
kepakaran semacam inilah dunia produksi intelektual dalarn ilmu-
ilmu sosial dan humaniota pzda umufi)nya mendapatkzn albnya.
Mengapa tidak ada Afrikanis, Sinolog, Indolog, atau Japanolog
terkemuka yangbican dengan c rly^rugmerendahkan dan meie-
cehkan seperti itu?
Jawabannya, sebagai penutup, adalahbahwa kepakaran ilmiah
tentang Timur Tengah sudah membayar sangat mahal untuk ma-
suknya dirinya ke dalam media utama dan koridor-koridor kebi-
jakan. Kepakatan ini sudah mengorbankan informasi-informasi
tentang y^ttgsedang berlangsurrg di Timur Tengah-termasuk
^p^
Israel-nyaris sepenuh nya. Ia telah mengorbankan segala macam
pemahaman dan pertimbangan apa pun.
LBoN \JftpsBrrrcR: Banngkali katena dosa-dosa saya sebagai
se orang cendekiaw an s di antara p atz- w
terp aks a hidup
^y ^ ^rt^w ^n
selama empat atau hma tahun yang lalu dalam hidup saya. Jadt,
sebagian besar tentang kalangan wartawanlah yang ingin saya bi-
cmakzn. Saya awali presentasi saya ini dengan mengatakan bahwa
sudah tidak diragukan lagi ada cita yang memalukan dan nyaris
sec r^ sistematis distortif tentang Islam, yang disajikan di media-
media Amerika. Distorsi-distorsi itu lebih sering menyangkut ke-
budayaan dan agama serta masyzrakat Islam, ketimbang tefltang
politik Islam(i), dan pembedaan-pembedaan semacam itu harus
dibuat. Kadang-kadang distorsi-distorsi ini bersifat anti-Muslim;
kadang-kadang tidak. Untuk bisa menjadi anti-Kaddafr atau ana-
Khomeini, orang tidak harus anti-Muslim, meskipun saya yakin
itu akan sangat membantu. Baru -itggo lalu ini, lebih banyak
bukti tentang distorsi ini diberikan saat \Tashington menyampai-
kan asumsinya sehubungan dengan kebijakan konvensionalrrya ber-
kaitan dengan misi McFatlane ke Iran bahwa tidak ada kelompok
moderat di Iran, bahwa sudah hampir menjadi petsoalan yang
menentukan bahwa siapa pun yang tinggal di dalam batas-batas
424 EDwATD \fl SArD
-
neg r^ Iran-nya Khomeini adalah orang gila. Tentang hal ini saya
tidak punya argumen. Akan tetapi, ada seiumlah poin atau kuali-
fikasi-kualifikasi yang rumit dan, saya pikir, penting, yang ingin
saya sampaikan ke hadapan forum diskusi ini untuk dapat tiba
pada dua kesimpulan yang agak luas dan diambil sec r^ kasar.
Yang pettama adalahbahwa sebagian dari ketidaktahuan yang
nyads tak teratasi tentang cara hidup Islami ini bukan berasal dari
prasangka anti-Muslim apa pun, melainkan dari ketidaktahuan me-
dia Amerik^y^rrgnyaris tak tetatasi itu tentang apa pun yang asing
bagi Amerika Serikat. Kedangkalan intelektu aI kalangan w
^rtlw ^n
ini tidak pedu saya dokumentasikan. Sebuah sistem peliputan ke-
bijakan luar neged yang menentukan bahwa seseorang yang telah
menghabiskan lima tahun di \Tatsawa hatus mendatat di Beirut
padaha:i Selasa dan menjadi pakat tentang Beirut sudah sangat
Anda semua pahami. Kumngnya kemampuan linguistik juga men-
jzdt maszlah, meskipun dalam kasus seseorang seperti Thomas
Friedman dali New York Tines yang tidak kenal dan tidak bisa
berbahasa Arab, jelas terbukti perbed^ n yang bisa dibuat
^p^
oleh persoalan bahasa ini. Liputan tentang India, Cina, dan Afrika
di media-media Amerika tak kalah memalukan dan payahnya de-
ngan liputan tentang Timur Tengah.
Poin kedua. Liputan tentang Israel, tentang sudut pandang
Yahudi, terserah Anda mau menyebutnya apa, tentang agamaYa-
hudi tentu saja, dan bahkan tentang cara hidup olz;ngAmedka-
distorsi-distorsi yang ada dt dalam liputan yang dilakukan oleh
pers Arab tidak kalah spektakulernya dengan sebagian dari dis-
totsi-distori yzngadadalam pers Barat tentang cara hidup Islam(i).
Apakah distorsi-distorsi itu bersifat anti-Semit? Kadang-kadang,
ya. Tetapi kadangkala tidak. Bahkan, yang menarik tentang dis-
torsi-distorsi itu dalam pemikiran saya bukanlah soal apakah dis-
torsi-distorsi itu betsifat anti-Semit atau tidak, melainkan sejauh
m n distorsi-distotsi itu mengarah pada masalah yang lebih
umuln dalam interpretasi satu kebudayaan oleh kebudayaan lain
mengingat perbedaan-perbedaan kultural yang semakin besar.
CnNonrrarwaN, MEDIA, DAN TItr'lun TnNc xl 425
-
Tig. Ada sebuah persoalan yang sangat rav/an tentang ste-
reotip-steteotip yang tentangnya sayahanya punya waktu urituk
bican secar^kasar. Stereotip tep^tny^ adalah semacam kebohong-
karena selalu ada sebutir kebenatan di dalamnya.
^ny^ngberhasil
D zn saya memasukkan stereotip-stereotip anti-Semitik orang-
or ngYahudi ke dalam generalisasi ini. Misalnya, sejak revolusi,
sejak revolusi Khomeini di Itan, sudah muncul steteotip yang ter-
kenal dan luar biasa tentang fundamentalisme Muslim- Sekarang,
tampak jelas bahwa fundamentalisme Muslim, tentu saja, zdalah
sesuatu yang dibesar-besatkan karcna ketidaktahuan akan feno-
mena yang sangat rumit. Sudah jelas bahwa makna-makna inte-
lektual, teologis, kultural, politis, dan sosial yang ekstensif dan me-
sin-mesin Revolusi Iran tidak atau belum dipahami (dengan benar)
di negara ini; selain itu, steteotip-stereotip tentang mahasiswa funda-
mentalis Syiah Iran yang tadikal atzu hx atau stereotip yang kita
ciptakan dengan semacatn kolusi antar para mahasiswa itu sen-
diri dan para pemimpin mereka dengan media-mediaS27a1-57-
nyak di peristiwa-pedstiwa yang bermuarapada ptasangka-
^ntat^
prasangka tetburuk orang Amedka ditampilkan dengan tuiuan
untuk menjangkau ruang keluargany^ orarrg-or^ng Amerika.
Empat. Ada bias-bias dalam liputan tentang Israel juga. Akan
saya coba untuk membahas flya seclta singkat dan cepat, dan tentu
saja kita akan membahasnyz lebih iauh nanti. Pettama, perang di
Lebanon, dalam pandangan saya, adalah perang yang salah, dan
daiam hal-hal tertentu, metupakan sebuah perang yang mengerikan
dan memalukan. Tetapi, penghinaan-penghinaan terhadap Israel
yang muncul di pers Amerika selama berlangsungnya petang itu
adalah sebuah pelanggartn terhadap prinsip iurnalistik dan keju-
juran intelektual yang sama dibesar-besarkannya dengan yang per-
nah saya lihat. Kedua, tentang masalah Tepi Barat dm Gaza,sudah
jadi prasangka umum di kalangan media Amedka bahwa Istael
harus menadk diri dari seluruh atau sebagian besar Tepi Barat
sesegera mungkin. Ini adalah prasangka yang kebetulan iuga saya
miliki. Ini adalah ptasangka y^ngsay^yakin kebearlan fuga dimiliki
426 EDVARD $( Sato
-
oleh sebagian besar di antan Anda semua. Oleh karena itu, ini
adalah sebuah prasangka yang kita r^s^ s^m^ sekali tidak ofensif
sifatnya. Tetapi, walau bagaimanapun, ini adalah sebuah prasangka.
Ketiga,.materi liputan tentang bangsa Palestina. Ini adalah per-
soalan yangzgak rumit. Tetapi, satu hal jadi jelas bag1 saya dalam
hal ini hznya dengan membaca media Amerika. Yaitu, pandangan
bahwa nkyat Palestina, belakangan ini, pada bulan November
1986, sudah dihapuskan atau dilenyapkan bagi saya tampak benar-
benar konyol. Pemimpin intelijen media Amedka manakah yang
tidak tahu bahwa bangsa Palestina adalahbangsa yang tidak punya
negzr^, bahwa wilayah mereka diduduki sejak tahun 1.967,bahsrz
mereka hidup di bawah pendudukan, bahwa mereka selama be-
berapa generasi sudah hidup di kamp-kamp pengungsi dan kota.
kota kecil penuh dengan gubuk-gubuk teyot, bahwa mereka tidak
ditedma di dunia Arab-bahkan mungkin malah lebih tidak di-
terima di dunia Arab-ketimbang di dunia Yahudi, bahwa resolusi
tentang konflik Arab-Israel mungkin bergantung pada solusi ma-
salah Palestina ini, dan seterusnya.Bagl saya, semua ini tampaknya
bukan hanya (tidak) tak diketahui, melainkanjuga sudah mencapai
status klise.
Dua kesimpulan final s^y^ y^rrg akan saya sampaikan secara
kasar (Saya pikit ini agak halus.) Pertama, saya pikir sudah tiba
waktunya untuk mempertimbangkan pembatasan-pembatasan kri-
tik media dan kritik terhadap pers sebagai sebuah bentuk ut^m
w^czrr^ politik demi alasan-alasan berikut. Satu: Kritik terhadap
pers, sebelumnya, setidaknya berdampak semata-mata merepro-
duksi dan mengintensifkan masalah bias yang dikritiknya. Masing-
masing dari kita punya para pendosa favorit kita sendiri. Teman-
teman saya bisa menudingJonathan Randall; musuh-musuh saya
bicaratentang koresponden-koresponden lainnya. Saya tidak yakin
ada sesuatu yang bisa diraih dengan ini kecuali penyedethanaan
terhadap seluruh bidang ini menjadi sebuah adegan monster ver-
sus pahlawan. Kedua: Ktitik yang obsesif terhadap media me-
nyanjung media yang dikdtiknya dengan c rlmenisbahkan tedalu
CnNoBxravaN, MEDIA, DAN TIMUR TEucau 427
-
banyak kekuatan keadaan media yang bersangkutan. Bagi saya
meskipun ada sedemikian banyak bias dalam iiputan tentang Ti-
mut Tengah, tampaknya masih mungkin bagi seorang laki-laki
atau perempuan yang cerdas untuk melihat cerita di dalam cerita.
Ada peristiwa-peristiwa yang teriadt bahkan sekalipun par rcpot-
ter gagal meliputnya. Ada kejadian-keizdtan yang keben^r^nny^
dapat dilihat sekalipun w^rt^w^n salah meliputnya. Kami semua
bukanlah b oneka-boneka tak-berotak milik j adng an-janngan, mi-
lik koran-koran besar, milik konglomerat-konglometat me-
^t^D
dia. Orang masih bisa membacz kotan sec ta kritis, menonton
staran-siatan televisi sec r? kritis, dan menilai secata kritis apa
yang kita punya sebagai bukti dari pandangan mata kita sendiri.
Poin terakhir, dan ini adaJahmasalah objektivitas . Izinkan saya
mengawalinya begini. Obiektivitas bisa tampak seperti sebuah pan-
dangan borjuis yang ketinggalan z m^n yang sesungguhnya ber-
guna untuk menutupi s egaia m^cam kepentingan-kep entingan po -
litik, institusional, dan kultural. Mungkin memang itu soalnya. Te-
tapi bagi saya, tampaknya ada sebuah kesimpulan filosofis dan
metodologis mendasar yang harus dibuat orang. Dan kesimpulan
itu adalah apakah kebenaran itu ada atau tidak, zda atau tidakkah
sesuatu yang bisa disebut kebenatan yang tentangny^orzLng-or^ng
bisa tidak bersepakat, fzttg tentarignya mereka bisa betdebat de-
ng n c^r^ menunjukkan bukti-bukti dan mempedihatkan pene-
gasan dan pemben r n dan berdebat tentang teks-teks dan feno-
mena sejarah yang membutuhkan interpretasiyangsulit. Dan, da-
lam pandang s^y^, bahkan media y ang mahz-invasif dan maha-
^n
inttusif sekalipun tidak berhasil menghancurkan pandangan ten-
tang kebenaran sebuah situasi.
Akhirnya, kdtik pers, kritik media, dalam kasus orang Yahudi,
dalam kasus orang Palestina, dan kasus-kasus lainnya bagi saya
kadang-kadang tampak bukan sekadar sebuah kontribusi bagi ba-
han diskusr,wacana intelektual, ataupun kritik politik, melainkan
juga sebuah tongkat penyangga yang iustru mulai menghambat
tindakan. I{alau kasus Yahudi di Amerika Serikat didengar, kalau
428 EDvARD !il Sato
-
kasus Yahudi dipahami dengan lebih baik di sini ketimbang kasus-
kasusrnart pun, ini bukan karena. or^ttgYahudi datang ke sebuah
negml yang memang benar-benat tarnzh tethadap mereka atau
m^ Yahudi. Anti-Semitisme, prasangka, kebencian, dan per-
^g
musuhan yang dihadapi oleh ota;ttg Yahudi di negara ini ketika
mereka tiba jelas sama besarnya dengan perasa n anti-Muslim ma-
na pun yanga'da. sekarang. Tetapi, yang dilakukan oleh otangYz-
hudi itu adalah bahwa mereka mengorganisasi diri secara intelek-
tual dan politik. Mereka mendirikan Liga Anti-Pencemaran-Na-
ma-Baik (Anti-Defamation League) dan mereka terus memper-
hatikannya hingga kasus mereka didengar. Saya kira barangkali
adil untuk mengatakan bahwa ini adalah sebuah tonggak dalam
sejarah representasi Palestina di negara ini ketika sebuah organisasi
seperti Liga Anti-Pencemaran-Nama-Baik Arab [rzr] didirikan,
dengan jelas dan dengan sangat persis meniru model Yahudi.
Orang Yahudi tahu bahwa dunia tidak akan memahami mereka
sebagaimana mestinya. Tetapi, ketika orang Yahudi itu mengha-
dapi masalah, meteka tidak menunggu sampai dunia memahami
mereka sebagaimana mestinya; mereka bertindak untuk menye-
lamatkan diri mereka sendiri. Saya pikir bagi orang lemah, bagi
kalangan minoritas, orang-orang yang hidup dalam pendstrlavfl-
poin pentingnya pada akhirnyr-dan bagp saya inilah pelziarcn
besar dari Zion5ms-2d2lah bahwa yang benar-benar penting
bukanlah dunia memahami Anda: yang benar-benar penting adalah
bahwa Anda memahami diri Anda sendiri dan bahwa Anda me-
nyelamatkan diri Anda sendiri. Terima kasih.
CsnrsropnBn HtrcnnNs: Sebagai seorang radikal Inggds yang
terusir, hari ini saya hadir di hadapan Anda semua dengan se-
tengah merasa telah dikalahkan dalam hal keriangan dan kelem-
butan ala Inggris oleh Profesor kwis dan kalah poin dalam hal
gaya ndtkal, ironi, dan kegairahan Profesor Said. Karenanya, sa-
ya berdiri di hadapan Anda sekalian dengan agzk telaniang, dan
mengusulkan untuk memulai dengan y^ngsaya harapkrn akan
^p^
menjadi satu-satunya presentasi yang tidak kontroversial hari ini,
CENDEKIAIWAN, MEDIA, DAN TIMUR TENGAH 429
-
yaitu bahw^ s^y^ bayangkan, tak satu pun orang pintat di antara
semua yang hadir di sini, yang memiliki pengetahuan khusus apa
pun tentang masalah apa pun atau daerah mana pun di Timur
Tengah akan puas dengan bagzimanapetsoalan ini dibahas di me-
dia, entah itu di dalampers pada umumnya maupun dalam iurnal-
jurnal ilmiah. Wilayah kepakaran saya sendiri yang kecil, dalam
hal ini Pulau Clptus, saya dapati membenatkan pernyatl ny^ng
sangat emosional ini. Kebanyakan liputan dan diskusi tentang pu-
lau itu setidaknya memiliki tiga di hal-hal bedkut benar-
^ntat^
benar ahistoris, tidak memiliki perspektif sejarah apa pun; sebuah
penghorm^t^ny^ngsangat kecil tetapi ielas dan dapat dimengerti
terhadap pemikiran tesmi ztauarahan aPa pun yang mungkinzdz
'sekarang; dan sebuah per^s^^n yang menyedihkan dan sul<ar di-

pahami bahwa kebenatan ada di suatu tempat di antara dua per-


try^t^ n apa pufl yang mungkin belakangan ini sudah digunakan.
Mengenai Timur Tengah, saya ingin tegaskan, dan khususnya kon-
flik memperebutkan Palestina, @ahwa) petlakuan yang secara sub-
jektif netral, tetapi tidak memadai sebagaimana mestiny^, s ng t
sering diabaikan dan kadang-kadang sengaja dibatalkan sama se-
kali.
Nah, contoh apapun yang akan sayapith, ipsofacto, akan se-
lektif, bahkan seandainya szyahanya punya waktu sepuluh menit
untuk biczra sekalipun. Tetapi, pilihan-pilihan berikut ini, yang
tentu saja diambil dari konteks seperti halnya semua kumpulan
kutipan, yang sedang mencoba mengantisipasi kritik itu, bagi saya
lebih tampak simbolik ketimbang anekdotal. Saya tidak semata-
mata memilihnya untuk jurnalisme, melainkan dari sebuah per-
simpangan berdarah di mana jurnalisme dan dunia ilmiah dan
kita semua bertemu had ini.
Pertama, buku karyaJoan Petters berjudul From Time Inmeno-
rial, sebuah vp^y^untuk menunjukkan bahwa tidak ada itu masalah
Palestina; tidak ada itu bangsa Palestina. Penerimaan tethadap
buku itu di negata ini betagam mulai dari menghormati hingga
sikap dingin dan mengagumi, dan datang dari segala peniuru per-
430 EowaRo $il Saro
-
guruan tirgg dan pers. Itu tidak begitu penting, dan saya tidak
punya waktu, untuk menegaskan begitu banyaknya bukti yang se-
jak itu terkumpul yang menunjukkan bahwa buku itu sem^t^-m^t^
hanyalah sebuah kumpulan, atau untuk menegaskan kesulitan luar
biasa yang dihadapi oleh bukti itu untuk dapatdimunculkandalam
bentuk cetakan. Setelah buku itu dicaci maki di kalangan pers
Israel dan pers berbahasa Inggris khususnya, barulah ulasan-ulasan
ringan terrtangnya diterbitkan di negara ini, di mln sangadah me-
narik melihat sejumlah orang langsung terbelah menjadi dua pihak
sekaligus. Tetapi, semuanya sudah terlambat.
Kedua, bukuTlte FatefulTrianglekarya Profesor Noam Chom-
sky. Saya tidak ingin memberikan pujian nrlus apa pun kepada
Profebot Chomsky, katena saya pikir dtalayak mendapatklfly^ng
jauh lebih baik, tetapi adalah tepat iuga untuk mengatakan bahwa
bukunya tentang Perang Lebanon, pada. szat diterbitkan, tak ter-
tandingi. Yaitu, bahwa saat itu buku tersebut tidak punya saingan.
Tidak ada buku lain tentang keterlibatan Amerika Serikat dan
sekutu Israelnya dalam Perang Lebanon (selain buku itu). Dan
buku itu diterbitkan tepat di persimpangan waktu antara peristiwa-
peristiwa perang itu dan pemilihan umum. Panjang, dengan ca-
t^turr-c^t^tan kaki yang sangat padat dan baik, dinrlis oleh salah
satu Yahudi Amerika yang memiliki reputasi ilmiah internasional.
Bagumana nasibnya? Buku itu tidak diulas oleh Nez York Tine.r,
tidak diulas oleh lYashington Past, tidak diulas oleh Lns Ange les Times,
oleh New Republic, oleh majalah saya sendiri , The Nation; oleh Con-
mentary; dan oleh semua rnajalahyangada dalam daftx yang bah-
kan Edward, dengan kirimannya yang cepat dan tepat waktu, tidak
punya waktu untuk memb rrylhingga tuntas. Sebuah situasi yang
^c
sangat memalukan, saya berani katakan, memalukan.
Ketiga. "Flashpoint", sebuah paket siann publik berisi tiga
film yang zkrn drtzyzngkan pada bulan April lalu tentang masalah
Palestina. I{etiga film tersebut dipecah, seperti yang sering kali
terjadi pada paket-paket berisi tiga semacam itu, menjadi dua
segmen yang pro-Isrzel, drn satu yang dibuat oieh seorangYahudi
CENDEKTAwAN, MEDTA, DAN TIMUR TENcalr 431
-
an:d-Zioris. Stasiun-stasiun siaran umum di kota New Yotk dan
\Washington D.C., menolak untuk menayangkan bagSan
^nt^r^lain,
ketiga dad paket itu yang tak iain adalahbagian yang pro-Palestina.
New York Times, jutnal c t^t^n bien pensant dan satu-satunya jurnal
c^t^t^n untuk kawasan New Yotk City yang lebih besar yang se-
dang mengalami kegelapan moral dan intelekfual, mengulas film
yang tidak ditayangkan itu, dan mengatakan bahwa film itu-saya
kutipkan-"tidak jauh dari film-film yang diproduksi oleh Kera-
jaan Kettga."
Sekarang, saya bekerja pada sebuah profesi yan,g sinis dan
saya sudah menyusun teka-teki ini untuk kolega-koleg^say^. Cuma
ini yang Anda tahu; Anda harus mengatakan topiknya. Film
^p^
PBS dilarang ditayangkan di seluruh New York. New York Tirues
tidak mengomentari. pelarangan itu tetapi menggambarkan film
yang tidak boleh ditonton itu sebagai Nazi. Pertanyaan saya untuk
kolega-koleg s^y^ adalah tentang apakah film itu dan garrrbann
yaflg diangkatnya? Bahkan teman-teman dan kolega-kolega
^p^
s^y^y^rrgpalirg konservatif sekalipun tidak ragu-ragu untuk me-
nebak jawabannya dengan segeta. Saya rasakan sinisme ini mem-
beti saya sedikit kesenangan. Saya dapan ini sebagai sesuatu yang
tidak menarik. Demikian pula halnya dengan pengetahuan yang
secara luas disebaduaskan dan diinternalisasikan ke dalam profesi
saya sehingga kalau seorang kdtikus yang mengkritik Israel berani
memberikan pernyataan-pernyataan semacam itu dia akan meng-
hadapi tuduhan yang meogerikan bahwa dta adalah seotang anti-
Semit kaiau dia seorang non-Yahudi, atau bahwa dtaadalah korban
kebencian terhadap o:oLng Yahudi, kalau, seperti yang begitu se-
dng terjadi, dia seorang Yahudi. Versi baru tongkat sihir Motgan
dengan implikasi-implikasi otoritarian dan pemerasannya hadir
dalam benak setiap wartawan y^ng s^y^ kenal. Dan disepakati
dengan betbagai tingkat pengakuan bahwa meskipun hidup ini
memang tidak adil, ketiga contoh y^ngs^y^ sebutkan di atas tidak
dapat terjadi dengan begitu gamblang dan mudahnya dalam se-
buah perdebatan tentang persoalan lain apa pun.
432- EDwARDW S,,un

Izinkan saya men)rebutkan dua alasan mengapa saya pikir bisa


demikian. Dan saya akan beri Anda sebuah kutipan lainnya' I{u-
tipan ini adalah sebagai berikut. Anda harus menebak datimana
kutipan ini berasal. Katakanlah, kutipan itu berbunyi, 'qWartawan-
v/artawan Amerika hanyatetarik pada dua topik di Timur Tengah:
Israel dan Amerika Serikat. I{eiadian apa pun yzngada hubung-
dengan kedua neg r^ini dibesar-besarkan dan disiarkan ke
^rrrrya
seluruh dunia. Apa pun yang tidak ada hubung^nny^ sudah pasti
diabaikan." Kutipan itu berasal dari "The Media and the Middle
East" yang ditulis Daniel Pipes dalam Commentarl, dalam konteks
aneh dari sebuah argumen yang menyebutkan bahwa selutuh pers
Amerika Serikat bematu menentang kasus Israel-saiah satu dari
itoni-iro ni tak ia, da-'i ironi-ironi tak dis engaia Iitnny a, se-
dise nga

suatu yang oleh semua pembaca Dr. Pipes telahlama mereka pe-
lajari untuk mereka hzrgat.
Kedua, lebih vulgar, tetapi agak mengi[21-125i56e seder-
hana. Di m n y^ngberikutini muncul? Gambaran tentangsebuah
drzma di Teater Repertoire Amerika di kota ini. 'Yang disiapkan
bagi kita oleh prasangka universalis kebudayaan kita untuk dtxna
ini adalah (seotang) Arab, seorang Arab yang gila, tentuny^, tet^pt
gila dengan c r^-c r^khas kebud^y^^nny^sendiri. Dia dipengaruhi
oleh bahasa, tidak bisa membedakan fantasi dan realitas,
^nt^r^
membenci kompromi, selalu menyalahk^n or ngiain atas dilema
dan masalah-masalahnya sendiri, dan akhitnya, menusuk bisul frus-
trasi-frustrasinya yang menyakitkan itu dengan melakukan tindakan
haus darah yang sia-sia, kendati buat sementara waktu memuas-
kan." Itu adalah sebuah komentar yang ditandatangati oleh pe-
milik dan editor New Republie tidak sepakat dengan Anda,
Saya
Leon: maaf-maaf saja, sayz tidak percaya hal serupa tentaflg se-
orang India atau seorang Aftika bisa muncul di majalah-maialah
lain di rreg r^ ini. Sedangkan mengenu apakah hal serupa harus
dikatakan sepenuhnya tentang kelompok etnis atau ras mana pun
di sebuah rntjala.h, suatu ketika \Waltet Lippmann dan Edmund
\)Vilson pernah omong besar bahwa, "Itu pertanyaan untuk ofang-
CBNoBzuawaN, MEDIA, DAN TIMUR TENcas 433
-
orang yang bekerja ketas di kebun anggur itu."
I{ita akan j adi rentan terhadap tuduhan mengasihani-diri-sen-
diri kalau kita meletakkan masalah ini hanyadalam kinerjanya me-
dra atau perguruan titgg. Keduanya tetjebak-dan saya sadari
s aya harus menyimp an s eb agia n darip adany z s ebagaip emb enaran
atas bantahan saya-tenru saja, antata sebuah kebiiakan nega;rz
yang menguntungkan Israel untuk alasan-alaszn yang oportunistik
(sebuah keputusan administratif yang sederhana tentaflg mafi^
ar:ah yang benar), dan sebuah opini publik yang memiliki pra-
sangka yang r''ulgar terhadap tipe orang Timut Tengab yang lebih
gelap warna kulit maupun perangainya. Yang kedua dapat dilihat
di hampir sembarang jenis kartun kontemporer, tak terkecuali
jenis-jenis yang diciptakan oleh bien pensant liberal, seperti Her-
block dan lWashington Post, di mana steteotip ganda yang tak bisa
dimaafkan mempedihatkan or^ng Arab dan orang Iran sebagai
penjahat-p enjahatburonan yang paling harum dan subversif, lagi-
lagi dengan merepresentasikan mereka dengan tongkat sihir tri-
sulanya Morgan dengan c*ay^ng sama petsis dengan yang biasa
digunakan oleh otang-orang anti-Semit Eropa untuk menikam
or^ngYahudi. Tepatnya, berkaca pzda dan menduplikasi tongkat
sihir itu.
Dan yang pert^m^ dibuktikan dengan liputan yang tentu saja
mengambil alih terminologi Israel, atat lebih tepatnya, termino-
logi hak bangsa Israel. Saya akan kembali.
MonBn-rroR: Sekarang waktunyl pltaran kedua, zt^u sang-
gahan, atau lan j ut an-lanjutan pre s entasi.
Lnwrs: P ettamz,ulasan singkat tentang per ny ata n-p erny ata n
yang sudah disampaikan oleh kedua orang wakil dari media. Ya,
tentu saja, sangat mudah untuk menemukan contoh-contoh pra-
sangka yangdtanhkan kepada semua pihak di Timur Tengah, dan
ini tidak membuktikan bahwa media sebagai sebuah keseluruhan
bias dalam satu atau larnnya,melainkan hanyasemata-mata bahwa
media itu memahami impatsialitas untuk mengimb angptasangka
ptasangka yangtak sejalan. Dan tentu saiahzlini dapat dipahami,
434 Eowaro \Yl Saro
-
khususnya di televisi. Ini menjadikan televisi jauh lebih baik ke-
timbang yznghanya menyajikan sebuah sudut pandang yang bet-
imbang dan logis. Dan baru saja kita saksikan dalam pemilu yang
baru saja bedangsung di negara ini-di r:-;'afla diskusinya bukan
tentang tempat-temp^ty^rrg jauh dan bangsa-bangsa asing, me-
lainkan tentang petsoalan-petsoalan dalam negeri yang mende-
sak-betapa sulitnya (dan kebanyakan orang akan bilang tidak
mungkin) mewujukan diskusi apa pun yang serius atau berimbang
dalam situasi dan kondisi petelevisranyang demikian, apalag1 dt
media lainnya.
Ini adalah kesulitan yang sesungguhnya, dan kita semua tefltu
s aja akan berkons entrasi p ada tulisan-n;lis an yang menyerang kita,
dalam semacam masokhisme tethadap pembaca, sesuatu yang uni-
versal. Saya pikir itu tidak bisa ditujukan ke sebuah arahantertentu.
Ketidaktahuan dan kebodohan adalah bagian dari implikasi uni-
versal.
Saat presentasi saya dihentikan oleh moder^tor, saya baru
saja hendak mengatakan satu atau dua hal tentang tugas-tugas cen-
dekiawan sepeti y^ng s^y^ pahami. Profesor Said, walau bagzt-
manapun dengan sangat baik telah mencontohkan sebagian dan
poin-poin yang akan saya tegaskan itu. Kue apel yang akan saya
tawarkan kepada Anda, katakanlah kebenaran dan objektivitas,
adalah kata-kata y ang b zny ak dis alahp a h ami, d a n mungkin tidak
sesuai untuk waktu sekarang ini. Yang jelas, kita semua punya ko-
mitmen masing-masing, kita semua punya prasangka-prasangka,
kita semua punya opini-opini dan di dalam sebuah masyankat
yang bebas kita semua bethak untuk mengemukzkznnya.
LaIu, apa yang harus kita lakukan? Kalau kebenaran dan ob-
jektivitas kita ganti dengan kejujuran, ketulusan hati, dan keadilan,
saya l<ua kita sedang bicara dalam pengetian-pengertian yang
lebih praktis ketimbang teoretis dan kita sedang menyatakan se-
suatu yang kita semua bisa pahami. Misalnya, sulit untuk menye-
butnya jujur ataupun adil kalau kita mencoba untuk membuktikan
bahwa sudut pandang orang lain keliru atau salah bukan dalam
CBNonzua'uuaN, MEDIA, DAN TIMUR TENG m, 435
-
kerangka y^ngdikatakannya, melainkan dalam pengertian mo-
^p^
tif-motif yang kita iebih suka nisbahkan kepadanya demi mem-
permudah dan membqnarkan sanggahan kita. Nyaris bukanlah
contoh kebenaran atau keadilan bila kita menggunakan taktik-
taktik menjelek-jelekkan yang dulu terkenal di negara ini, dengan
cara menyurnaratakan para p enulis, cendekiawan-cendekiawan, dan
jurnal-jurnal yatg sangat berbeda karakter dan asal usulnya, dan
dengan demikian mengisyaratkan, bukan menegaskan bahwa me-
reka semua itu sama saja, bahwa mereka semua metupakan satu
kesatuan yang homogen, dikendalikan secafa sentfal, dan kon-
spiratorial.
Saya sepakat dengan banyak di antata hal-hal yang orang bi-
lang tentang media, tetapi seiauh mana di luar media kita dapat
mengikutinya? saya tidak ingat pernah ada seorang cendekiawan
pun meflyatakan bahwa terorisme di Timur Tengah itu sudah dari
sunT-fly^. Saya akan sangat terkeiut seandainya hal semacam itu
sampai bisa dikatakan. Tidak iuga bahwa terorisme itu inheren
dalam Islam. Dalam pembahasan yang dikutip tadi, poin yang
sayakztakan-dan siapa pun yang bermifl t d^Pat dengan sangat
mudah mengecekny a dalamversi cetakannya-adalah mengatakan
bahwa terorisme itu hal yang Islami merupakan sebuah absurditas
karena Islam zdalarh sebuah , yang seperi agztna-a,ga:n"ra
^gar.rr
latnnya,memil-iki standar etika dan moral, dan Islam bertentangan
dengan terorisme itu sendiri. Satu-satunyl c r di mana pefnyatl n
itu jadi bermakna adalak' dalam karakter Islam yang agak lebih
politis, khususnya pada' saatiti. Sekarang ini hampir semua gerakan
politik yang cenderung memiliki karakter politik, dan terorisme,
walau bagatmanapun juga, merupakan sebuah gerakzn politik.
Sam: Saya merasa di bagian pefi^m diskusi lrtr adz kesepa-
katzn bahwa distorsi itu memang ada,bahwa media melakukan
x, y, dan z, dan sebagainya, dan bahwa sebagai cendekiawan kita
seharusnya melakukan hal-hal lainnya. Mengingat terbatasnya wak-
tu, saya bican tentang sekelompok atau seiumiah cendekiawan,
dzn wartawan, intelektual, iurnal-iutnal, dan koran-kotan. Dan
436- Eowano\IlSam

saya akan sangat senang membahas poin itu kasus demi kasus
dan menunjukkan-bukan bahwa mereka semua dikendalikan oleh
sumber-sumbet luar tertentu, jauh dari itu-bah'waada serangkaian
motif yang tetus betmunculan di media. Enarr, hal yang sudah
saya sebutkan tadi tidak akan saya ulang. Tetapi, s yarr'er sapar^
cendekiawan tahu lebih banyak tentang Timur Tengah-d^n s y^
kita saya sepakat dengan semua kolega saya di panel ini-bahwa
tugas para cendekiawaniah untuk bertjndak demi membela ke-
benaran dan keadilan dan fairness dan hones!. Saya l<ra tak ada
yang cukup mampu mencegah misinterpretasi yang sangat ngawrr
dan membahayakan tentang Timut Tengah ini, dan bahwa, dalam
beberapa kasus, alih-alih mencegah agar distorsi-distorsi yangada
tidak semakin membesar, mereka iustru secafa aktif membantu
dalam pengertian ikut serta berperan atau berkolaborasi di dalam
kerangka kerja ini untuk membuatnya menjadi lebih buruk lug.
Dan contoh-contoh ymrgs y^ berikan tadi, bagi saya tarnpaknya
mengisyaratkan hal itu. Misalnya, Profesor Lewis menyebut-nyebut
simposium tentang tetorisme. Di bagian Pendahuluan buku itu,
Duta Besar Netanyahu mengatakan bahwa sumber sentral seka-
rang ini dalam dunia terorisme adalah dunia Islam, Islam, dan
KGB. Dan selanjutnya karena dalam bingkai diskusi ini kita hanya
punya tiga wakil dari diskusi ilmiah tentang Timut Tengah yang
benar-benar mengatakan, Profesor Lewis mengatakan, kalau saya
boleh mengutipnya di sini kurang lebih tepatnya demikian,"ada-
lah bodoh mengatakan Islam adalah m^ yang mengedepankan
^g
terodsme. Islam adalah m^ besar seperti halnya rgamaYa-
^g
hudi," dan sebagainya, tetapi kemudian dia melanjutkannya de-
ngan meng a:takan p ada pangtaf berikutnya b ahwa adalah benar
menggunakan Islam sebagai sebutan bagi terotisme di dunia
modern.
Sekarang, ada juga konteks buku itu, konteks diskusi publik
di mana tidak disetahkan kepada imajinasi siapa pun bahwa Is-
lam melahirkan terorisme. Saya pikir sindiran itu di sana sangat
jelas. Saya kira masalahnya bukanlah bahwa dalam membicarakan
CBNoerra'uvaN, MEDIA, DAN TIMURTENGAH 437
-
tentang Islam sekarang ini kita punya pakar-pakzr y^ngberusaha
untuk meningkatkan pemaham^n, bukan hanya tentang kebera-
gaman Islam, dan keberag^m^n dunia Islam-dan sekarang saya
btczra sebagai seseorang y^flg tett^rLk untuk lebih banyak mem-
pelajannya, dan bukan lebih sedikit mempelaiainya.Ini bukan
soal bagaimana memajukan pemahaman tentang Islhm, melain-
kan lebih metupakan soal berkonsenrasi pada beberapa poin
sederhana: bahwa Islam pada hakik^trry?- bersifat politis. Dalam
konteks ini, aLpz kata politis itu? Ia bisa berarti apa saia.
^runy^
Tetapi lang jelas tampaknya kata itu menyatakan b4hwa, keba-
ny akan, kaum Muslim sibuk membuat p etny erny
^ta;2:n-p ^t^^rr
politik dan tidak melakukan selain itu-Anda tahu, me-
^p^-^p^
reka itu hidup, bisa berptoduksi, mati, menulis dan berpikir, ser-
ta merasakan.
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah cerita karya Groucho
Marx, salah satu dari kisah-kisahkzrya Groucho Marx yang men-
jadt favorit saya. Dia sedang tufun dengan sebuah elevator di
sebuah hotel di ltaLa, dan sekelompok pendeta memasuki eleva-
tor itu. Salah satu di pendeta-pendeta itu belpaling kepa-
^nt^r^
danyz dan berkata,"Oh, Pak Marx, Anda taha, saya benar-benar
seorang pengagum film-film Anda." Groucho pun berpaling ke-
padanya dan berkata,"Helt, saya tidak tahu bahwa kalian diper-
bolehkan punya ibu."
Itu nomor satu. Dan poin lainnya yang pedu dinyatakan dalam
konteks ini adalah dibungkamnya informas i yangbisa menunjuk-
kan Timur Tengah sebagai sebuah tempat yang agak lebih kom-
pleks ketimbang yang umumnya dimungkinkan oleh tulisan-tr,rlisan
semacam itu. Jadi, kalau Anda ingin bicar^ tent^flg terorisme Is-
lam, di dalzmkonteks yang sama,bzgatmtnahalnya' dengan per-
bincangan Anda tentang terorisme Yahudi, atau terofisme Kris-
ten? Misalkan, kalau Anda ingin menunjukkan bahwa 2;da antt-
Semitisme di dunia Arab-saya yal<tn itu pasti ada; ada. anti-Se-
mitisme di mana-mafl harus membedakan antata ku-
-.oratrg
tipan-kutip zn da:jj- sebuah surat kabar, trend-trend, dan kebijakan
438 ED5TARD !7 SaIn
-
publik, keyakinan-keyakinan, dan karakterisasi-karakterisasi etnik.
Semua hal ini betcampur baut dan menghasilkan serangk^r^n
^p^
yang disebut anti-Semitisme di dunia Arab, atau Arab dan dunia
Islam. Jadi, itulah masalahnya, masalah distorsi.
Lalu, masalahlainnya, dan ini hal terakhir y^ngingin saya te-
gaskan, adalahpenekanan yang terus-menerus bahwa yang sedang
kita lakukan merupakan sesuatu yang ilmiah dan objektif sifatnya.
Saya sangat mendukung hal ini. Tetapi, sayz l<ra hatus kita akui
bahwa masyankat agak lebih cetdas dari itu. Pernyatazn dan pe-
negasan-penegasan saja tidaklah cukup. Orang harus menunjukkan
keilmiahan dan obfektivitas itu dengan carayangfair, dalam ling-
kup yang cukup luas, dengan c t^ mengutip seluruh konteksnya,
bukan hanya sebagiannya sziz, dan berhenti belpura-purabzhwa
yang kita lakukan semata-mata hanyalah kecendekiaan, sesuatu
yangilmiah. Selain itu, sebagaimarn s y^yakin bahwa semua yang
ada di sini tahu, kita sedang berhadapan dengan eksistensi-eksis-
tensi dari sebuah konflik yang teriadi dan pedindungan sekutu-
sekutunya; bahwa penegasan ritualistik atas sebuah klise tentang
sesuatu hal atau yang lunnyatidak akan menghapuskan kebenaran
yang sesungguhnya. Kebenaran itu sudah jelas ada seperti yang
dengan sangat tepat dikatakan oleh Leon, dan orang bisa meta-
sakan dan memahaminya. Bahwa satu sudut pandang pada haki-
katnya jauh lebih terepresentasikan ketimbang sudut p andangyang
lain, saya yakin tak seorang pun di ruangafl ini akan membantah-
nya. Inrlah hal yang harus saya tegaskan.
\TIBsBrrrBR: Saya akan mengomentad beberapa hal yang su-
dah disampaikan di sini; dan komentar-komentar saya, dengan
s edikit keberuntun gan, akan menamb ah koherennya argumen s a-

ya. Bzg s^y t^mp^knya Edward Said tadi sudah menggambarkan


^
sebuah karikatur; bahwa dia telah mengambil ekstrem-ekstrem
pendapat tentangYahudi dan Israel, menyatukannya, dan muncul
dengan posisi mainslream tertenru yang konon menjadi ciri negata
Yahudi, lembaga-lembaga Yahudi terkemuka, komunitas Yahudi
Amerika, pets Yahudi Amerika, dan media non-Yahudi Amerika.
CBNoezuaw,rN, MEDIA, DAN Ttl'lun TeNc xt 43()
-
Oleh siapa, misalnya, atau di maLfi , di antan lembagalembaga
iru, penyam^Lfr^frt^f^bangsa Palestina dan kaum Nazi dilakukan?
Penyamaan itu dilakukan di banyak markas komunitas Yahudi yang
brengsek itu. Penyamaznint dibuat oleh banyak kelompok front
Likud. Penyamaanitu dibuat oleh sebuah kelompok yang disebut
Americans for a Safe Israel. Penyamzanitu didorong dan didukung
oleh kalangan politisi demagogik Sephardi dan kalangan politisi
demagogik Ashkenazi di Israel. Tetzpi, di manakah di dalam ko-
munitas Yahudi tetkemuka, di kalanganPafta:Buruh' di kalangan
sebagian besar Panzrlikud, di dalam komunitas Yahudi Amerika,
g g s^n-gagasan tertefltu yang meniijikkan itu atau g g s^n-g -
gasan menjijikkan latnnyayang dikutip Said, di manakah tep^tny^
semua itu dapat ditemukan?
Saya tidak akan mengait-ngaitkan Edwatd Said dengan Abu
Nidal. Saya lebih suka tidak terbentur dengan Meir Kahane. Kita
masing-masing punya masalah-masalah besar kita sendiri. Tetapi,
faktanya tetap bahwa kami berdua sama-sama sedang melakukan
yang terbaik untuk memecahkan masalah-masalah ini, dan kita
tidak sendirian di lingkungan komunitas kita.
Tentang masalah terorisme Yahudi, salah satu di antan zl2:szn-
alasan mengapa terorisme Yahudi lebih jarang ditulis ketimbang
terorisme Palestina adalah karena hingga akhfu-akhir ini, katakan-
lah sejak periode 1.930-zn dan 1940-an hingga sekitar akhir 1,970-
an, tefofisme Yahudi lebih jarang teriadi ketimbang terorisme
Palestina. Dan itu semata-matahanyala'h soal fakta seiatah'
Di sisi lain, dengan meletusnya terorisme Yahudi di Istael dan
di Tepi Barat, sudah banyak or^ng, seperti yang E,dward Said
tahu dengan sangat baik, berteriak dengan ketas dan lantangnya
dalam mengkritik dan menge c mny4 dan bertindzk secara politik
untuk mengadili orang-orang itu dan untuk menghancutkan in-
frastruktur-infrastruktur politik dan fisik yang memungkinkan ter-
iadtnyatindakan-tindakan iru, dan iuga
untuk menghancurkznlan-
dasan intelektual ekstremisme semacam itu.
Dan di sini. saya mengacu pada onng-orang, bukan hanya
440 EDvARD \X4 Sam
-
kepada Noam'Chomsky, y^flg say^harap, orang bisa tidak berse-
paham dengannya tanpa dituduh menjadi seorang Yahudi yang
egois. Saya mengacwpadz begitu banyak intelektual yang mung-
kin tidak sepakat dengan Chomsky, Shahak danlzzy Stone dan
segala rn c rn orang tentang semua jenis persoalan, tetapt yang
menurut saya merupakan orang-otangyang bermoral, yang ti-
dak bersikap tasis terhadap orang Arab, Muslim, maupun bangsa
Palestina.
Dengan teman saya Hitchens saya tidak akan mencoba ber-
saing dalam kepandaian bermain kata-kata dan dagelan, dan tidak
pula dalam kejujuran dan ketulusan ha'i. Hitchens dan saya bet-
sahabat karib, dan kami bisa mengztakan apa saja tentang saru
sama lain.
BukuJoan Peters adalah sebuah karya buruk dad seotang pe-
rempuan bodoh. BukuJoan Peters itu seharusnya sudah dibedah
dan dibuktikan keburukannya di majalah saya, di majalah-majzlah
lainnya; tetapi, ny^t^ny^ tidak. Buku itu tidak dibedah karena saya
tidak membaca buku itu sebelum saya menugaskan dan menye-
butnya dengan pasti. Di sisi lain, di dalam dan di luar komunitas
Yahudi sendiri, buku Joan Petets ini sama sekali tidak memiliki
dampak kuat apa pun juga, katena beberapa alasan. Pertama: ka-
rena kebanyakan Yahudi Amerika sama sekali tidak tertarik de-
ng n sesungguhnya terjadi di dalam wilayah Israel. Dua:
^p^yang
karena buku itu sangat tebal. Tiga: karena saya yakin kebanyakan
Yahudi Amerika sudah tidak lagi sepakat dengan kesimpulan yang
diminta oleh bukuJoan Peters itu, yaitu bahwa tidak ada itu yang
n m ny^bangsa Palestina dan sebagainya. Itulah kesimpulan buku
itu, dan pandangan saya-mungkin kedeng^t^nfly^ optimistik te-
tapi sayabican di sini dengan berangkat dari sejumlah pengeta-
huan dan pengalaman-adalah bahwa itu bukan lagi merupakan
pandangan yang umum diyakini di dalam komunitas Yahudi ter-
sebut.
Pandangan bahwa siapa pun yang tidak sepakat dengan kebi-
jakan Israel sudah lumrah disebut anti-Semit oleh entah siapa-
Cst'tonxrawaN, MEDIA, naNTiruunTBNcas 441
-
mediaAmerika, media Yahudi Amerika, mgdia yang dikendaiikan
oleh orang Yahudi-pandangan bahwa semua kdtikus semacam
itu lumrah disebut anti-Semit sangadah konyol. Selama ini telah
berlangsung perdebatan y^rrg s^ng t keras di dalam komunitas
Yahudi sejak pasukan-pasukan Israel menyerang dan menduduki
Tepi Barat pada tahun 1.967, sebuah perdebatan yang setidaknya
sama keras dan tajamnya,kalau bahkan tidak lebih tajam, dengan
perdebatan yang tetjadt di antarakomunitas Yahudi dan komunitas
Palestina, lebih tajam dan keras dalam pengenian tertentu karenz
perdebatan antar dan di dalam kelompok, perang saudara, selalu
saja lebih keras dan tajam.
Saya menolak pandangan bahwa semua kritikus yang meng-
kritik Istael adalah anti-Semit. Sebagian memang ya, darr mereka
seharusnya tidak diizinkan untuk bersembunyi di balik tudingan
bahwa sungguh tidak elegan menyebut mereka begitu. Kebanyak-
an jelas tidak anti-Semit. Dalam pandang^rr s^ya, mereka hanya
salah.
HIrcsnNs: Saya ingin bican langsung tentang dua hal yang
dinyatakan oleh Profesor Lewis dalam penampilannya yang kedua
di mikrofon. Pertama, diabaikannya pendapat bahwa ada pola
tertentu dalam misinterpretasi yang sudah saya dan Edward Said
petakan dan gambarkan sejauh yang kami bisa. Dan kedua, seperti
yang dikatakannya,bahwa terorisme iru bukan watak bawaan lahir.
Dikatakannya bah'wz dia tidak pernah mengetahui ada seorang
pun yang meng tz'kan kecenderungan terorisme itu sifatnyzbawaan
lahir, tak seorang cendekiawan pun, begitu. Izinkan saya membe-
rikan kutip^nny^, 'Akar penyebab terorisme terletak, bukan pada
ketidakadilan, melainkan dalam watak dasar kekerasan yang tak
terkendali." Apakah itu bisa memenuhi kriteria Anda tentang v/a-
tak bawaan lahir?
IYell,kuipan tadi ada dalam Pengantar untuk Tenorism: How
the lWest Can lf,/in katya Benjamin Netanyahut fzng boleh Anda
sebut bukan cendekiawan, dan saya teqpaksa bersepakat dengan
Anda. Pekerjaannya-terlepas dad keberadaannya sebagai Duta
442-Eowano\( Sam

ka-
Besar Israel untuk PBB dan seofang Lnggot^ terkemuka garis
Lem-
nan keras-adalah seofaflg pengumpul kaum cendekiawan.
s eb uah s umb er day a y ang
b aga milikny a, o nathanl n s titute, adilzh
J
jut-
diakui bagi sebuah iaringan besar getar-geru akademik dan
ahli ma-
nalistik. Lembaga ini secara rutin dikutip sebagai sumber
salah terotisme dalam berita-berita'Dan saya pikir sekarang
ini
saya sedang direkam- oleh Fletcher School of Law and
gzL-rrrbar
peng-
Diplomacy, yang membuat buku Ebd* of Carnage, sebuah
pzda te-
gambarantentang terodsme yang seluruhnya didas arkan
muafr-temu anJonathanlnstitute itu. Taruhlah, saya tidak keb ef t^n
berdebat dengan amin Netanyahu' Yang memb vat s^y a benar-
B eni
semi-
benar keberatan adalahbahwa ketika saya datangke sebuah
rr^r, s^yz dzpattdialah moderator seminar itu' Saya
bilang mutatis
bahwa kata-kata teroris, rej eksionis, ekstremis, dan fun-
m u tandis

damentalis jadi memiliki atti yang meliputi lingkup w^c


rr^ y^rrg

luasyangdipahamiolehkalangankonsetvatiflsrael.Sayakatakan
hanya sebuah
bahwa itu zda|zhsebuah pola; itu Semata-mata bukan
kebetulandanbukanSesuztuyangbisaditertawakan.Ituzdz|ah
dipahami'
sebuah penanda kemenangan propagarldz yang tidak
dan tak bisa dicerna.Danpola itu mendapatkan kemenang
nnyl
munculnya
dengandit errm rrylBeniamin Netanyahu dan dengan
terorisme sebagai sebuah disiplin, sebuah matz pelaiar^n
yltrg
pelaiar^nrry^'
punya hak sendiri, berikut kursi-kursi dan kode-kode
i.kurutg saya pikir kita mendapati bahwa teori-teori tentang akar
penyebabterorismeituterlalusimplistik,tidakpersuasif'danpro-
Netanyahu di
pagand.istik. Tetapi, sayal<ua temuan Duta Besar
hzlarnzn204 bukunya itu yang menyatakan bahwa "akzrpenyebab
terorisme adalah teroris-teroris", sangat bisa ditolak atas
dasat

jurnalistik dan atas dasar ilmiah, selain atas dasar estetis dan
gn-
matikal.
bukanlah
Tugas iutnal-jurnal independen dan perguruan tinggi
opini
untuk merefleksikan prasangka, rasisme, dan bias dalam
publik,ataumenyampaikantekanan-tekanlnraisond'dtatme|a|ui
lembaga-lembagadanseminat-seminarkhusus.Palingtidakme-
CnNoexTRw,q,N, MEDIA, DAN TIMUR TENG m M3
-
reka harus betkomplot dengan pandangan-pandangan yang pro-
pagandistik dan bijaksana tentang dunia ini. Tedma kasih.

Diskusi bersama Bemard kwis, Leon lTieseltier,


dan Christopher Hitchens, dimoderatod oleh l7illiam H. McNeill,
Tbetoarnal of Palestine Studies, Washington, D.C., 1987
Negerinya Orang Buangan

AKAN a da k a b p e rd a m ai an di T i n ur Te nga h tanp a p e n1 e le s ai a n t e rh a d ap

masalah Palestina?
Sayakira tidak. Banyak orang Palestina berpikir itu tidak
mungkin. Dznbanyak orang di seluruh dunia pun berpikit demi-
kian.
Seperti @a seharusnla solusinla bagi Anda?
Solusinya harus mempertimbangkan fakta-fakta b erup a se j a-
rah Palestin a danrealitas sekatang ini. Bangsa Arab Pales dLnz zda-
lah penduduk asli danapayang dulu disebut Palestina, tetapi yang
kini menjadi sebuah kawasan yang disebut Israel. Plus Tepi Barat
danJalur Gaza,yang diduduki oleh Istael ptda tzhr:un L967 '
orang Palestina meras a dinnyasebagai sebuah komunitas atau
bangsa yang tidak memiliki katent tindakan itu. Seiak
^p^-^p^
saat itu, mereka telah meniadi orang-orangyatrgmerupakan war-
ga kelas-dua di dalam kawasan Israel, or ng-or ng yaflg ter-
^t^v
usir dan menjadi pengungsi-pengungsi dan orang-orang buangan
atau perantau asing di seluruh dunia Arab, atau penghuni Tepi
Barat dan Jalur Gaza yang merupakan penduduk yang hidup di
bawah pendudukan.
Kami adzlahbangsa yang tidak punya neg^rldan tidak punya
tempat, dan di hampir semua neg f dimzna ofang Palestina da-
pat ditemukan, keadaan mereka dibedakan dari bangsa yang bet-
sangkutan. Bahkan d'i negara-negata Arab sekalipun, mereka di-
NE,GERINYA ORANG BUANGAN 445
-
sendirikan. Jadi, tidak ada yang pedu dipertanyakan. Ada satu
pef^s^an yang sangat kuat bahwa sebuah r\eg^ra adilah satu-satu-
nya jalan keluar bagi masalah nasional berupa ketidakberumahan
dan keterbuaflgan yang akut ini.
Kami membutuhkan sebuah tanzhutatau sebuah neganPa-
lestina di mana hubungan kami dengan tanah itu akan dibangun
kembali.
Secara geografs, di manakab fiegara itu seharasnla?
lVell, saya pikir temp^t y^rrg logis adalah di wilayah-wilayah
yang diduduki, yang sekatang ini memiliki konsentrasiwargaPa-
lestina terbesar.
Apakah ita akan termasuk bagian bagian Tepi Tinurjuga?
Maksud Anda Yordania? Yordania adalahsebuah nega:nya;rrg
berdaulat. Dan, kendati sebagian besar orang Palestina tinggal di
sana-orang (Palestina) yang datang pada tahun 1.948 dan diberi
kewarganeg r^ n Yordania-pandangan bahwa Yordania dapat
menjadi tanah air pengganti tidak pernah memuaskan, baik bagi
bangsa Palestina maupun bangsa Yot danta. Tetapi, tlg empat
^t^u
tahun terakhir ini, pandangan tentang sebuah konfederasi antara
Yordania dan sebuah negar^ Palestina di Tepi Bant dan Gaza
sudah dibahas.
Siapakab, dalan pandangan Anda,lang harus mewakili bangsa Pa-
lestina dalam sebuah konferensi perdamaian atau dalam perundingan-per-
undingan?
Satu-satunya wakil yang memiliki kredibilitas adalah PLO.
poling-poling yang dilakukan selama ini menunjukkan hal iru; ber-
bagai cararnformal dan internasionalyang dilakukan oleh komu-
nitas itu sudah berulang kali menegaskan bahwa kendati terjadi
perpecahan dan selisih pendapat, satu hal y^ngtet^p dimiliki oleh
PLO tanpa sedikit pun keraguan dafam benak siapa pun adalah
per^sa n bahwa mereka mewakili bangsa Palestina.
Apa sEakahperbedaanpersepsi tentangPLO berkerubangdi
Barat danlang berkembang di kalangan bangsa Palestina? Apa s{akah ita?
Akan saya bedakan bahkan di lingkunganBant sendiri. Per-
446 EDwARD \[ SAID
-
t^m , ada perbedaan-perbedzl^n ^nt^r^ persepsi tentang PLO di
dunia Palestina, dunia Arab, dunia non-blok, dunia Islam, Dunia
Ketiga pada umumnya, di satu pihak, dan persepsi yang berkem-
bang di Barat, atau di Amedka serikat-yang sangat berbeda
dari, katakzlnlzh, persepsi yang bedaku di Ptancis dan Inggris.
Dulu, di Amedka Serikat, sikap resminya bahwa PLO adalah
sebuah organisasi teroris. Sekarang poling-poling terkini menufi-
jukkan bahwa itu bukanlah persepsi yang sesungguhnya, betgan-
tungpadabagurnanzAndameletakkanrnzsalahnyz.Adasentimen
umuln yang kuat bahwa, suka atau tidak suka, PLO pada ke4ya-
t^ finy^ adalah semacam organisasi kebangsaan. Kita boleh saia
tidak menyukai PLo. PLO tidak punya citta yang baik. Pers-nya
jelas tidak baik. Tetapi, apa pun dan bagaimanapun itu, PLO ada-
lah sebuah organisasi yang representatif'
Menurut Anda, sentinen @akah 1 ang ada dalan PLO untu k perda-
maian d.an untuk mencapai sebuah solusi yng perruanen? Apakah yng
diinginkan oleh raptat-@akah itu sebuah tanah air di Tepi Barat atau
Yordania? Ataukah serilua orang rnasih mencita-citakan Palestina nenjadi
sebuah negara sekuler?
Konsensus internasional, konsensus Arab, dan saya katakan
bahkan konsensus bangsa Pale sflna,zdalah gagasan tentang sebuah
freg r^yang terbagi-yaitu sebagian Israel, sebagian Palestina. Se-
karangini masih banyak orangPalestina di (wilayah yang diduduki)
Israel-650.000 jumlahnya-yang menjadi warga neg r Israel,
dan banyak of ngPalestina yang aslinya berasal daribzglan-bagian
Israel merasakan keterikatan-keterikatan dengan baglan dari ne-
g^r^ y^ng satu itu.
Tetapi, g g s^ntentang sebuah neg^r^akan mempertegas per-
bedaan, yaitu di antur ikatan-ikat2lrl-.bilgaffnafra seof frg Ame-
rtkz ytngberasal dari Irlandi a merasakan keterikatan-keterikatan
dengan Idand.ia meski berpandangan bahwa dirinya adalzh of2;frg
Amerika. Hal yang sama akan berlaku untuk bangsa Palestina.
pada akhirnya, hubungan nya akanlebih dekat ketimbang hubungan
yang dirasakan di dua negara y^ng s^m sekali betbeda'
^ntar^
NBcBnrNva ORANG BUANGAN 447
-
Ada keterkaitan di or^ng-ora.ngny^.
^nt^r^
Seandainlta ada sebuab negara Palestina di Tepi Barat, apakab m*
nurut Anda teror sebagai. sebuab fenorzena modern, yng dikait-kaitkan
dengan bangsa Palestina, akan len1E?
Saya tidak perc^y^ bahwa tetot ada kattannya. Itu hanyalah
konsepsi yang populer.
Seandainja ada sebuah negara, akankah ada kedamaian di kawasan
itu?
Saya pikir akan lebih besar dan derajat
ada kedamaian yang
stabilitas yang lebih ti"gg. Yang sedang membunuh wilayah itu
sekatang ini adalah sebuah per^s^ n frustrasi yang tidak bisa di-
toleransi. Dan karena itulah, saya l<ra, kita memiliki fenomena
kebangkitan m^ yang luar biasa ini. Dan fenomena ini bukan
^g
semata-mata kebangkitan Islam saja. Kebangkitan ini yalslam,ya
Kristen, ya Yahudi, dan terjadi di seluruh kawasan itu. Ada satu
petasa n tak berdaya,petasa n mandek dan membeku. Dan ter-
utama, di kalangan bangsa Palestina, yang paling ekspresif di antara
semua komunitas Atab di Timut Tengah, ketidakadilznyanglazr
biasa begitu terasa, sebuah perasa fl bahwa mereka tidak henti-
hentinya dibuat bingung dan dibungkam oleh kekuatan-kekuatan
besar, terutama Amedka Serikat dan sekutunya Israel.
Saat Anda mengatakan, akankah sebuah neg t^ Palestina
membawa kedamaian, akankah hany a dengan sentuhan p ena ajub
saja segala sesuatu bisa berubah, szya kira demikian. Tetapi, saya
tidak sedang mencoba menjajakansebuah gagasan Pollyana bahwa
semua masalah akan terpecahkan. Ada masalah-masalah lzrLnnya-
kemiskinan dan ketidak set^ra fl , ketimpangan-ketimpangan eko-
nomi dan defotmasi-deformasi sosial, akan tetap ada. Sekalipun
demikian, saya pikir sulit bagi setiap orang Palestina yang ingin
buru-buru mendapatkan penyelesaian masalah ini, yaitu menda-
patkan penyelesaia n at^s masalah-masalah kami.
Bagaimana bangsa Pa/estina berltubungan dengan L,ebanon dan Yor-
dania? I-^aykkah negara Palestina digabungkan ke dalarz Yordania atau
I tbanon?
448 EowanoNfl SaIo
-
Tidak. Anda sedang brcara tentang negara-neg^r^ ytflg me-
miliki kedekatan begiru rup^ saru dengan lainnya, di mana
^ntar
ada, segala m catn c ra y^ng bisa orang gunakan untuk dapat be-
nat-benar melihat ke dalam masa lalunya sendiri. Seperti sudah
dikatakan banyak or^rrg, kalau orang Yahudi saja bisa menunggu
selama 2.000tahun untuk kembali keZiondari tempat pembuang-
tidak sulit membayangkan bahwa bangsa Palestina akan
annya,
mendapati empat puluh tahun adalah waktu yang sangat pendek
dan tidak akan dilupakan dalam waktu empat puluh tahun. Selain
itu, sekitar 45 persen dari semua or ngPalestina di dunia ini gng-
gal di Palestina, jadi memang ada hubungan-hubungan alami
Hal lainnya adalzhbahwa r'eg r^-negara di kawasan ini, dalam
rentang waktu sejak Perang Dunia II, telah mengembangkan ke.
sadatan kebangsaan yang kuat. Orang Yordania berbeda dengan
bangsa Lebanon. Orang Lebanon berbeda dengan o:'ar'g Syria.
Orang Syria berbeda dengan bangsa Mesir. Dan kesemuanyzber-
beda dengan bangsa Palestina, yang memiliki rasa identitas ke-
bangsaannya sendiri.
Dan faktor ketiga, yang sangat penting, adalah bahwa bangsa
Palestina dipandang sebagai sebuah anomali dalam hal tertentu.
Saya tidak akan menyebutnya or^ng-or^ng luar, atau kelompok
paria atau orzng-orane buangan atalr pare. buron atau pembe-
rontak, sekalipun mereka dipandang demikian. Mereka zdalah
bangsa yang selalu berada di pinggiran. Bangsa Palestina dibeda-
kan oleh tingkat pendidikan yang lebih tirgs dankeanfan politik
yang lebih besar. I(ehidupan di pengasingan menghasilkan itu'
Bagi semua rreg r^ini, bangsa Palestina adalah sumber gangguan
dan konflik.
Israel terpecah karena masalah Tepi Barat, apakah daerah itu harus
dianeksasi, apakah daerah itu harus dikembalikan kepadaYordania, apa-
kah sebuah negara Palestina harus dibangun di sana. Tampaknla Israel
bersatu dalan masalah Jerusalem, bahwa Jerusalem tidak akan pernah
dikembalikan atau dibuat nenjadi sebuah kota internasional. Kalaa ita
masalahnya, akankah pernah ada jalan keluar?
NncnnrNy,q. ORANG BUANGaN 449
-
Saya ini, mungkin, adalah seorang yang optimisnya luar biasa.
Saya pikit setiap situasi yang tampaknya beku, tak bisa diubah,
tak bisa berubah, kebal terhadap segala hal, dapzt diubah. Saya
pikir (yang penting zdzlah) ada kemauan; ada formula-formula
untuk digunakan dalamberbagai mac^mtawar-men a.war Hal yang
men j an ika n adalah di temukan ny a, bira mungkin, kehendak untuk
j

berubah.
Sayangnya, sekatang ini prevalensi kekuasaan, kekuatan militet
dan ekonomi, begitu berpihak kepada bangsa Israel, yang didu-
kung oleh Amerika Serikat nyaris t^rrpz- sy^r^t. Dan di.pihak Atab
tidak ada penghalang m^carnapa pun yangakanmembuat bangsa
Israel berpikir bahwa mereka sedang berada pada posisi yang
kalah. Yang orang punya a.dalah sebuah perdebatan di Istael yang
kurang lebih akademis sifatnya. Haruskah atz:u tidak bolehkah
kita? Ada sejumlah kecil orang, ota;ng-or ng yang berani, yang
sedang melakukan banyak pekerjaan yang luat biasa penting-
pengorganisasian pol-itik, testimoniai, yang membantu mengurangi
kerusakan-kerusakan dan luka-luka akibat pendudukan. Tetapi
secara keseluruhan, Israel padz dasarnyabenda pada posisi tidak
aktif dan betkuasa.
Selama bertahun-tahun, saya sudah bertemu dengan banyak
orang Israel, dan itu sangat luar biasa. Bagi bangsa.Istael, ada
sebuah faktor psikologis bahkan sebuah faktor moral yang di-
asosiasikan dengan bangsa Palestina dan bahkan dengan bangsa-
bangsa Atab lainnya. Masalah meteka dengan Syria adalah masalah
ra, maszlzh mereka dengan Mesir adalah juga masalah
^nt^rneg
antatneg ta. Tetapi, masalah aritzra Israel dan bangsa Palestina
jauh lebih intim sifatnya. Dan saya pikir kebanyzkan or^ng Israel
sekarang ini sadar bahwa meteka tidak memiliki opsi militer yang
riil untuk melawan bangsa Palestina. Tidak semua otang Palestina
akan dibunuh atau diusir. Mereka sudah ada di sana.
Apakah keberadaan peruukiman-pemukiman Israel di Tepi Barat
membaat pendudakan itu rytaris tak bisa diubah?
Tidak. Saya kita tidak. Lihat Prancis. Negara itu menjajah Al-
450 EDwARD \fl SaIo
-
jazatr selama 130 tahun; Aljazasr dulu adalah sebuah departemen-
nya Ptancis. Mereka rnemznfaatkannya. Bangsa Prancis pun heng-
kang.
KaumYahudi di Israel sekarangini ielas betbeda dengan bang-
sa Prancis dt Aljzzat. Mereka tidak akan beranjak (dari Palestina).
Tetapi, meteka hatus menyesuaikan diri dengan realitas situasinya.
Banyak orang Yahudi sekarang ini mengatakathal ini secara te-
rang-terangan: kita tidak mungkin dapat tinggal secara permanen
sebagai peniajah bila penduduk yang kita iniak semakin banyak
jumlahnya dan tentu saja semakin tumbuh partisipasi dan kesa-
dann politiknya. Saatnya akan tiba di mana kita harus berurusan
dengannya. Tetapi, tentu saja manusialah yang harus menundanya.
B agai n a n a Arn e ri ka S e ri ka t m e m a n d a ng b a ngs a Pa le s tin a, d a n m e ng-

apa?
Di Amerika Serikat, terutama di media dan dengan segala
m c m alasan, persepsi yang berkembang umumnya luar biasa
melecehkan. Bangsa Palestina dianggap pengungsi yang tidak pu-
nya muka atau teroris. Saya sering kali tertegun menyadad sejauh
m rr^gambaran ini merupakan akibat dati ketidaktahuan dan juga
akibat dari tidak diakuinya bangsa Palestina sebagai manusia.
Bangsa Palestina dan kehidupan serta g y^-g y^ mereka, ambisi-
ambisi dan prestasi-prestasi mereka, terus berialan sekalipun ter-
jadi sejumlah kecil insiden yang menyebabkan pihak Barat lnr:re-
mandang meteka sebagai sebuah komunitas teroris. Jadi, ketidak-
tahuan dan kebodohan meniadi faktor yang penting.
Faktor lainnya yang luar biasa penting\y^adalah bahwa lem-
baga kebijakan luar negeri Israel, selama pertengahan 1970-zn,
mencapai serrvrcam konsensus, bahwa sat:uc r untukmenghadapi
bangsa Palestina-masalah abadi yang tidak iuga mau pergi ini-
adilah secara bertahap mereduksi mereka ke status teroris. Hal
ini sudah didokumentasikan oleh sebagi^rrw^rt^wan Israel bela-
kangan ini.Jauh lebih mudah untuk tidak memanusiakan manusia
ketimbang benar-benar berurusan dengan ambisi-ambisinya.
Kalau itu masa/ahn1ta, meng@a strategt, atau taktik, bangsa Palestina
NEGERTNYA OnaNc BuaNcaN 45 1
-
tidak juga bergeser menjauh dari teror? Mengapa Barat setelah sepuluh,
dua belas tahun, setelah Munich pada tahun / 972, nasih juga melibat
insiden-insiden sepertilang tery'adi di Karachi dan Paris?
Barangkali ini hanyalah soal petspektif saja. Kzlau Anda me-
hhat ratio 1s161-d2n tentu saja orang harus membed titik pada
huruf i-nya dan memberi garis melintangpadahuruf t-nya-tetapi
teror yang tak terhingg y^ng jauh iebih besar jumlahnya telah
diarahkan kepada bangsa Palestina ketimbang yangdtxahkan ke-
pada bangs a Yahudi atau kepad a siapa pun yang mendukung bang-
sa Palestina.
Apa sQakah contohnla?
Invasi terhadap Lebanon pada tahun 1982, ketika sedikitnya
19.000 atau 20.000 rakyat Palestina dan Lebanon terbun-uh, dan
sejumlah total 600 orar'g serdadu Israel tewas dalam perang itu.
Saya bisa saja memperinci statistiknya, tetapi perbandingannya
tidak ada. Bangsa Palestina betada di bawah pendudukan Istael.
Banyak orang tewas terbunuh. Kemarin seorang laki-laki dibunuh
dt Gazz. Setiap hari selalu saja zdzkejadian-ke jadtan. Angka-angka
yang disebutkan pihak Israel menyatakan bahwa meriurut perhi-
tungan kasar, adz 250.000 otang di Tepi Bant sudah berada di
penjara Israel sejak pendudukan, yang sekarang sedang menjalani
tahun kedua puluhnya. Dihancurk rumah*rumah dan harta
^flny^
benda, dijatuhkannya hukuman secara kolektif, dibedakuk^nny^
jam malalr.r' di desa-desa, deportasi-deportasi: semua ttada ban-
dingannya.
Malahan yang kami dapatkznadalzh sorotan penuh terhadap
tindakan-tindakan membabi buta yang dilakukan bangsa Palestina.
Menurut pendapat saya, tindakan-tindakan itu tidak bisa dimaaf-
kan. Saya sama sekal-i tidak pernah menutup mata dari tindakan-
tindakan itu; saya selalu menentang taktik-taktik semacam itu. Te-
tapi, membicankannya sebagai fokus dan menjadikannya isu uta-
ma padahal tindakan-tindakan itu hanyalah ptoduk-s ampingan
adalah hal y zng s alah. Tindakan- tindakan itu tidak zda zp a- ap any a
bila dibandingkan dengan kekerasan yang ditimpakan kepada
452- Eowar.o\( Saro

otang Palestina di seluruh dunia Arab.


Apakah Israel mampu memisahkan antara @a yng teryadi pada
mereka selama Bencana Besar (Llolocaust) dan apalangsedang terladi
sekarang di Palestina?
Itu pettany^ n s^ng t sulit yang bisa ditanyakan kepada se-

orang Israel, tetapi saya sudah sering ditanya tentang hal itu. Sudah
sering saya katakan kepada mereka, ""t--that arp^ y^rrg teriadr padz
kalian: Kalian sebagai bangsa Yahudi adalah kotban abadi, sung-
guh. Sejarah anti-Semitisme tdzlah sebuah fakta mileni al- Dzn kz-
mi adalah korban-kotb an kahan sekarang. Bagasmana kalian, se-

telah merasa dikorbankan di dalam begitu meng-


^p^y^rrgtampak
abaikan nurani, bisa menimpakan hukuman-hukuman serupa ke-
pada bangsa lain? Yang tak latn adalah orang-orang yang, dalam
segala hal, tidak merugikan atau membahzyakan kalian-kecuali
bahwa mereka betada di sana?"
BagT say*itu adalah sebuah perta;ny^Lnyang tak bisa diiawab.
Itulah yang menjadi teka-teki b"gr saya, dan karena' itulah saya
tidak bisa menjawab pert^ny^ n Anda.
Tetapi, yang jelas saya tahu bahwa bangsa Istael berutang se-
tn^c mkompensasi kepada bangsa Palestina. Kami bukanlah pa-
ra pendosa dalam hal ini. Memang, kami tidak hidup di dunia
yang sama sekali penuh dengan dosa atau sama sekali tidak ber-
dosa, tetapi dalam konftik yang satu ini kamilah yang lebih banyak
dizalimi ketimbang menzalimi.
Berdamai itu luar biasa penting. Kami butuh rumusan tertentu
yang bisa lebih dari sekadar mengatasi masalah mengembalikan
negeri karni, masalah yang melibatkan restitusi moral. Bangsa Is-
rael masih mengklaim, dan Amerika khususnya mendengarkan
mereka, bahwa kami, sebagai sebuah bangsa, tidaklah ada. Kami
hanyzlah kaum pengembara. Meteka bilang, negeri itu dalam ke-
adzan kosong, ketika dulu meteka mengambilnya. Mereka ber-
usaha mengingkari humanitas kami.
Ini adalah bagian yang sejati dari meniadi seorang Palestina.
Orang tidak hanya dikangkangi kedaulatan dan hak-hak politiknya,
NEGERINYA 9RANG BUANGAN 453
-
tetapi sejarahnya juga diingkai dan realitasnya sebagai seorang
manusia yang menderita ditolak atau diabaikan sama sekali.
Yang jelas, esensinya adalah sikap saling mengakui dan meng-
hargar. Mereka harus mengakui kami. Dan kami, yang berpikir
bahwa y^rrg telah mereka lakukan terhadap kami itu menge-
^p^
rikan, memalukan, dan ilegal, harus mengakui mereka. lni sangat
sulit, tetapi harus dilakukan. Kalau tidak, akan terjadi pembunuhan
dan instabilitas tanpa akhir sepanjang tahun-tahun mendatang.
Di dalan dunia Palestina, terdqat sebuah tradisi belajar dan kesu-
Apakah tradisi itu dinjenahkan ke dalam lernbaga-lembaga
sastraan.
demokrasi, ke dalam parlerzten-parlemen, ke dalan tingkatan-tingkatan
representasi?

Sejauh memungkinkan, ya. I(ebanyakan orang, seperti juga


saya, meras a dunta Arab umumnya merupakan tempat yang secara
politik sangat despotik dan menyedihkan sekarang ini. Lembaga-
lembaga rakyatPalestina secara keseluruhan luar biasa demoktatis.
Maksud saya, ada serangkaian p^rtaj oposisi di dalam komunitas
nkyat Palestina, dan setiap or^ngPalestina praktis memiliki par-
tatnya masing-masing.
Tetapi, satu fakta yang tidak boleh Anda lupakan adalah rca-
litas eksistensi Palestina di dunia Arab, yaitu bahwa Palestina itu
tidak ada. Kami adalah tamu di negara-neg^r^ tv^n rumah yang,
sebagian besar, bahkan lebih tiran terhadap rakyatmereka sendiri.
Sebagian besar or^ng Palestina adalah, pert^rn , bukan bagan
dari sebuah neg r^yang berdaulat miliknya sendiri. Kedua, bahwa
kami bersebaran. Bangsa kami tercecer di mana-m^n4 kami tidak
punya satu tempat yltrgsentral. Lebanon, misalnya, adalah sebuah
neg r^ yang anarl<tnya akut, tetapi masih ada Beirut, sebuah ibu
kota secara fisik. Bangsa Palestina tidak punya hal semacam iru.
D an faktz itu membebankan kepada kehidupan kami pend eritaan
yang luar biasa, keterasingan, dan terutama, keputusasaan.
Di Anerika Serikat sini, terdapat biaslang tidak haryta menentang
bangsa Palestina, tetapi juga menentang bangsa Arab pada umumnJa.
Bagaimana segala sesuatunla bisa mengubah di sini untuk kemudian
454 EDwARD \[ Saro
-
rnengubahlang di sana?
Bukan begitu cm^ny^; ini bukan hubungan langsung.
Tetapi, Andapernah bilangbabwa kami orangAmerika harus neng-
ubah cara berpikir kani.
Oh, jelas itu. Ada sebuah fenomena buruk yang terjadi di
neg^r^ini, yang harus digatisbawahi dan dikatakan dan ditegaskan
lagi. Yaitu ini: Rasisme terakhit yang dizirtkan di sini-dan yang
saya maksud dengan diizinkan adalah bahwa rasisme itu tetang-
terangan dianggap OK-OK saia di media maupun di tempat-
tempat latnnya-adalah sikap tasis/rasialis tethadap orang Arab.
Anda bisa mengztakan segala hal yang paling mengerikan dan
memalukan di majalah-majalah dan koran-koran yang paling ter-
hormat bahkan di radio dan televisi sekalipun tentang bangsa
Arab, segala hal yang tidak akan pernah berani Anda katakan ten-
tang kelompok etnis atarrtr^sla;Lnnyayangm^n pun juga.
Rasisme anti-Arab adzlah rasisme terakhir yang diterima
^t^w
dihormati. Sekarang ini itu tidak boleh bedaniut lagi. Dalam be-
benpa tahun terakhit, serangkaian serangan tethadap bangsa
Arab yzng mengakibatkan matinya seiumlah orang telah terjadi.
Kantor saya dicorat-coret, dirusak dan disetang setahun yang lalu.
Saya ditemui oleh FBI dan serangan itu diberitakan secara terbuka.
Dan pemimpin salah satu dari kelompok-kelompok pembela Ya-
hudi ini berkata dalam sebuah w^wanc r^, "seiauh menyangkut
diri kami, Said, segalanya akat beres." Meteka mengancam saya
dan otang-orang lainny a yzngbicatzkeras membela hak-hak bang-
sa Arab dan Palestina dengan aflc^m n mati. Hal ini tidak boleh
dibiarkan terus terjadi. Itu bukan hanya tasisme, melainkan pem-
bunuhan.
Sayangnya, banyak orang-orang terhormat bekerja sama dan
berkolaborasi dalam hal ini. Anda bisa membzca dihalamzn-ha-
laman T h e N e w Repu b li c, da)am C o m m e n t a ry, dan di maiilzh-maj alah
yang lebih mengedkan yang berpihak pada mereka, segala hal
yang paling mengerikan tentang kebobrokan alami bangsa Atab,
c t -c r^ liar dalam kebudayaan Atab, ketidakmampuan Islam
NEGERINYA ORANG BuANcaN 455
-
membedakan kebenann dari kepalsuan. Ini semua merupakan
klise-klise w^c rr yang umum dan populet. Dan itu adalah sebuah
fenomena yang khas Amerika saat ini, dan merupakan sebuah
fenomena yang luar biasa mengerikan.
Apakab nkarang ini ada politisi lang Anda rasa punlta pengertian
tentang kedua belab pibak dalarzt permasalahan itu?
Saya kiraJesseJackson punya itu. Tempat paling memungkin-
kan di m^r\a. Anda bisa menemukan tasa simpati terhadap pen-
deritaan or^rrg-or^trg Yahudi dan penderitaan kami, dan terhadap
kelompok-kelompok di negan ini yang telah mendgrita seperti
orang-orang kulit hitam, berbagai kelompok Hispanik Latin, serta
kelompok-kelompok perempuan. Sebagian politisi di I(ongres-
p^r^ Black Caucus, Paul McCloskey sewaktu dulu masih
^nggota
ada di sana, Paul Findley saat dia masih ada di s2n2-1gl2h meng-
ajukan peft^nya; tt-pertlrrya fl yang berani dan luar biasa tentang
bangsa Paiestina. Tetapi, mereka sudah perg. Kongres sekarang
ini, hampir setiap lakilaki dan setiap perempuan di sana, begitu
diprovokasi akan langsung mau memberikan berapz pun suara
yang dibutuhkan bagi bantuan untuk Israel, t^npa banyak t^ny^.
Dan mereka akan mengambil sikap terhadap Israel dan Timur
Tengah, yaitu sikap-sikap yang benar-benar jauh dari realitas. Dan
itu termasuk kaum liberal, yang bersikap terang-terlng n dalam
mengutuk apartheid.
Apa keb/akan Anerika di Tinur Tengah?
Anda dapat menggambatkannya dalam dua kalimat seder-
hana: memberantas terorisme dan mengalahkan komunisme-
yangbenrti sama sekali tidak menambah kebijakan apa pun. Itu-
kah kebijakan untuk mengatasi kompleksitas-kompleksitas dan
uagedi-ragedi serta begitu kayanyz konflik, seianh, dan tradisi
Timur Tengah?Jelas bukan. Itu sama sekali bukan kebijakan, dan
itu tragis.
Adakah hubungan antara bangsa Palestina, Lib1a, dan Muamnar
Kaddaf? Apakah dia puryta tempat di dunia Palestina?
Tidak. Itu adalah salah satu di zntan omong kosong-omong
456 EDwARD\( SArD
-
kosong terbesar sepanjang masa. Pada tahun 1'982, dikatakannya
kepada orang-orang Palestina di Beirut bahwa mereka boleh bu-
nuh diri. Dia adalah salah seorang di tokoh-tokoh yang
^nt^r^
paling luat biasa tidak populet di dunia Arab. Dra adalzh seorang
manusia yang tak boleh dibela. Tetapi, itu tidak berarti bahwa dia
tidak pernah sangat bermanfzat bagi pemerintahan ini, dalam men-
ciptakan semacam setan asing, seekor kambing hitam.
Sudahkah Yasser Arafat rztenjadi pembawa pesan lang baik bagi
bangsa Palestina ke seluruh dunia?
Tak diragukan lagi bahwa citanya dtBant sangat buruk. Dan
dia sangat kontroversial, bahkan di kalangan bangsa Palestina se-
kalipun yang cenderung berdebat tentang apakah rr,.elakukan ini
untuk menggantikan itu adalah ha| yang benar, dan sebagainya.
Dalam pandangan saya, dia adzlah sosok y^ng s^ng t kompleks
bahkan tragis, karena dia terpaksa melakukan hal-hal yang tidak
bisa dimenangkannya-misalnya, urusan menandatangani sebuah
kesepakatan dengan Yordania. Saya l-lasa dia terpaksa melakukan-
nya, kendati saya juga merasa kesepakatan itu kurang dipikirkan
secara m^t^flg, bahwa hal itu tidak akan menghasilkan
^p^-^p^;
jadi, ini adalah sebuah paradoks.
Tetapi, dia punya sebuah prestasi besat: dia telah mengkris-
talkan pandangantentang sebuah komunitas bangsa Palestina, se-
kaLipun orurrg-orarrg Palestina terpencar di mana-manz. Jangzn
lupa bahwa hingga dia muncul sebagai sosok tokoh yang meng-
kristaikan pada akhir 1.960-an dan awal 1'970-zn, bangsa Palestina
adzlzh bangsa yang tetlupakan. Maksud saya mereka terkabur dt
kamp-kamp pengungsi atau di tempat-temp^t y^trg lebih miskin
seperti di Tyre dan Damaskus. Bagi setiap orarrg di antan kami,
identitas dan sejarah kami sudah lenyap. Dan kemudian kebang-
kitan setelah tahun 1,967 irn, terbentuknyapandangan tentang se-
otang Palestina sebagai seseorang yang memiliki sebuah identitas
dan sebuah peluang masa depan adalah hal yang benar-benat di-
lakukan Arafat-bersama-sama dengan PLO dan, tentu saja,
bangsa ini. Dalam hal ini Araftt adalah bapak bangsa ini.
NEGERINYA ORANG BUANGAN 457
-
Kepeninpinan @akah larg eksis di belakang Arafat, dalam apa
yng kelak akan menjadi generasi-generasi berikutnla?
Itu pertanyaanbesa4 saya tidak bisa menjawabnya. Saya sung-
guh betada di luar jangkatan, karena kami semua bertebaran di
m n -rn rra. Arafat jelas merupakan orang yang paling kentara,
tetapi adz onng-orang lain yang selama ini ada di sekitatny^ yang
dulu metupakzn bagian dari kelompoknya, kelompok pendiri
PLO.
\Walaupun demikian, lembagaJembzga yang ada tetap eksis,
dan itu mengesankznbagq saya. Ada lembaga-lembaga keuangan,
ada y zy as an-y arnal, dan lemb aga-lemb aga p engobatan dan
^y ^s ^rr
pendidikan, y^ngmasih tetap berfungsi. Bangsa Palestina adzlah
sebuah komunitas besar Dunia Ketiga yang mandid. Kami ber-
tanggung jawab atas pendidikan anak-anak kami, meskipun kami
miskin dan terpenc^r-penc r. Hingga sekarang PLO membantu
menghidupi keluarga dari orang-orang yang terburruh-p^r^ y^-
tim (piatu) dzLn ianda jandz serta anggot^-^nggot^ keluarga lain-
nya. Ada sebuah jaingan keseiahtera^nya;ng sangat besar, baik
sv/as ta maupun pemerintah, y angmembuat masy arakat tetap b er-
tahan hidup.
Umut puluh dua tahun. Orang-orang sege-
saya sudah lima
nerasi sayz adalah anak-anak di tahun 'l'948, tetapi kami sudah
punya sejumlah pengalaman dengan Palestina. Sekarang ada se-
buah generasi yang seluruh orang di dalamnya tumbuh di bawah
pendudukan di pengasingan, sama sekali t^trp^punya kontak
^t^D
langsung dengan Palestina. Di Lebanon saia iumlah mereka men-
capai 400.000.
Itu sama-sama berlaku di Israel maapun di Palestina- Di Israel se'

karang ge nerasi berikutnla sem aanJa adalah generasi pasca- 1 9 5 7, seperti

halryta di Palestina. Apakab itu berarti peluangnla menjadi lebih besar


untuk teryadirya perang ketinbang untuk berdamai?
Saya tidak tahu pasti. Selama beberapa tahun terakhir ini, te-
p^tny^ sejak 1982, say^ sudah menengarai adanya satu tingkatan
sikap keras kepalayang lebih besat di kalangan pemuda-pemuda
458 ED\wARD tJ( SAID
-
Palestina. Lthat anak-anzk sekolah Tepi Batat sekatang: Mereka
tidak tahu selain pendudukan. Bagr mereka, mereka sen-
^p^-Lpa
didan dan mereka hatus berjuang untuk mendapatk^nfly^. Mere-
kalah orang-orang yang memimpin perlawanan-petlawafl n ter-
hadap tentara-ten tan Israel, dengan melemparkan banvbatu dan
membakar ban-ban dan benda-benda semacam itu. Sekarang, je-
nis-jenis calrcawala yang dimiliki oleh orang-orang semacam itu
adalah sebuah pertalny^zn yang mengerikan untuk direnungkan.
Bahwa mereka ulet, tidak saya ragukan itu. Bahwa meteka
tidak akan duduk diam dan mati begitu saja, katakan saja kami
akan merendahkan diri kami sendiri, kami juga tahu itu. Tetapi,
modalitas-modalitas politis m^c m apakzh yang akan dituju, saya
tidak tahu pasti. Itu peft^rrya nyang menyakitkan.

\Tawancara dengan Matthew Stevenson


The Pmgressiue, Madison, Wisconsin, 1987
Intelektual Amerika
dan Politik Timur Gngah

DENGAN adanla l@oran-laporan tentang reprui yng dilakukan Is-


rael dan perlawanan bangsa Palestina di koran-koran seti@ haiinla, dan
Blzming the Victims: Spurious Scholarship and the
diterb itkanry a
Palestinian Question tarzpaknla sangat tepat waktunla. Apakah ne-
nurut Anda selama ini telah nrjadi perubahan-perubahan dalam watak
perlawanan di wilqah wilayh pendudukan?
Skala pedawa nurnya adalah sesuatu yang sangat mengesankan
dan baru. Selama ini tercatat telah terjadi 3.500 hingga 4.000 in-
siden setahunnya dalam lima tahun terakhk, yaitu sejak 1.982.Dan
yang jelas tingkat tindakan balas dendam dan hukuman-hukuman
serta represi-represi yang dilakukan oleh Israel selama itu sangat
tirgg. Misalnya pada bulan Oktober hma atau enam orang ter-
bunuh dt Gaza.Itu tidak dianggap sebagai bagpan dari putann
khusus ini, yang seharusnya sudah dimulai pada tanggal 9 De-
sembet Tetapi, skalanya menges ankan, s eperti halnya pers atua.n an
tara T epi B a:ia;t dan G aza dt lap angan. Yaitu, ada ko ordinasi terte n-
tu. Dan yang jelas, (ada koordinasi tertentu) kedua kawasan
^flrar^
wilayah-wilayah pendudukan dan bangsa Palestina di Israel sebelum
tahun 1,967. Masalahnya, bahwa sejak saat itu belum pernah ada
laporan apa pun tentang petlawanan betsenjata. Selama ini pada
dasarnyaitu adalah pedawanan tak bersenjata-pelemp aran batu,
pembakaran ban-ban, dan pem^sang n barikade-barikade.
460 EDITARDW San
-
B eb e rap a m i ngu 1t ang la lu N ew Y ork Times m e nga n a kan s arka s m e

tertentu untuk nengungkap keb/akan Israel menleret orang-orang keluar


dari ru n a h - ru m a h m e re ka dart ru e m ata h ka n tu lang- ta lang m ere ka. Ap a ka h
Anda melibat adanla alasan atau tujuan dibakarnla iklim opini di negei
ini sekarang, peluangpeluang khusus turtentu untuk nenbalikkan apati
khususKiri Amerika berkaitan dengan masalah TimurTengah? Apakah
menurut Anda ada indikasi-indikasi yng nenunjukkan kemungkinan
akan ada rehat dalan kanQaryte penbungkaman dan disinformasi siste-
natislangAnda gambarkan dalam buku Anda?
Saya pikir hal terbaik tentang saat sekarang ini zda"lah bahwa
banyak orang mencatat heroisme bangsa Palestina dan penolakan
mereka untuk menyerah. Dan tentu saja pedawanan merekayafig
kompak dan terorganisasi, yang muncul dengan cx^y^ngbelum-
pernah ada sebelumnya. Dan saya pikir sebagian dari hal ini adalah
bahwa banyak media-yaitu, media cetak, media elektronik, dan
tentu saja radio-selama ini sudah melaporkan pedstiwa-peristi-
wa,yangmemang dan dengan sendirinya memaflg mengesankan.
Sekarang satu-satuny ahal yangbelum banyak betubah adalah opini
editor, yang tetap bergantung di antan sikap sayap kanan Israel
dan sikap Amedka yang munafik dan yangpadahakikatnya sayap-
kanan. Ini adalah masalah yangpanjang dan rumit dan batangkali
layak dikaji sedikit lebih dalam lagi. Contoh yang sempurna dapat
ditemukan dalam The New York Times, di mana Anda punya se-
suatu yang s^y^ p sebagai laponn yang sangat menarik yang
^r'gg
ditulis oleh John Kifner, yang sesungguhnya adalah seorang repor-
ter kepolisitn, yang melaporkan pedstiwa-peristiwa yang teriad:'
di lapangan, dan yar'.g mencoba melaporkan peristiwa-pedstiwa
itu dari sudut pandang para demonstrafl, sesuaftl yang baru. Se-
jajar dengannya, Anda punya Thomas Friedman, yang sudah lama
menjadi kotesponden mereka di Jerusalem (konon kabarnya se-
karangsudah tidak lagi). Tetapi, dia terus melapotkan seiak awal.
Dia membedkan interpretasi Odentalis yang canggih tentang pe-
ristiwa-petistiwa yang kesemuanya muncul sebagai berita-berita
yang luar biasa tendensius dan memalukan.Dta akan menyatakan
INTELEKTUAT AnERxa oaN Poutr TIuun TBNcas 461
-
misalnya bahwa permasalahan dengan bangsa Palestina adalahka-
rena mereka tidak pernah memberi Istael pandanga.ntentang masa
depan, dan karenanya,. implikasinya, @angsa Palestina) layak di-
pukuli dan dikalahkan. Itu pxzfrasa kasar dari pernyat^annyz.
Atau bahwa perempuan-perempuan Palestina benar-benar ingin
diperkosa oleh tentat a-tentar lsrael. Dia benar-benar mengatakan
segala hal semacam itu, meski dia bersembunyi di balik kutipan-
kutipan dari sumber-sumbet Israel. Jadi, analisisnya selalu berada'
dalam sebuah ketangka keriayang sangat membenci dan memu-
suhi gerakan kebangsaan Palestina.
Selain itu, selama ittt ada perhatian yang luar biasa besar di
neg r^ ini yang diberikan kepada "penderitaan luar biasa" yang
dialami oleh semangat Israel p^r^ pendukung Israel, yaitu
^t^D
bahwa masalah bangsa Palestina zdalahmasalah bagi kaumYahudi
Amerika, yang muncul sebagai sebuah masalah citra. Bedkut ini
adalah gambargambar yang benar-benar metendahkan bagi Is-
rael, yaitu gambar orang-oraLrrgyang dengan senang hati memukuli
perempuarr-perempuan tua dan anak-anak dengan tongkat-tong-
kat pemukul dan popor senjata. Jadi, masalah ci:ra dan masalah
semangat sudah lama tedalu diribut-ributkan. Lalu, Anda mem-
punyai yang disebut garis politik, yaitu bahwa memang benar bang-
sa Palestina, dalam pengertian tertentu, sudah membuka medan
baru dalam petlawanan dan oposisi politik terhadap Istael di v/i-
layah-wilayah pendudukan, tetapi semuaini merupakan cara untuk
menjauhi PLq yang walau bagaimanapun juga tetap didiskredit-
kan, bahwa PLO ada di Tunisia, bahwa organisasi itu tidak bisa
bilang sebagainya. Ada sebuah atikel seperti ini yang
^pa-^p^,dan
ditulis oleh seorang reporter New York Times Iatnnya sekarang,
Youssef lbrahim, yang mencoba menyatakan bahwa PLO itu mar-
ginal bagi revolusi. (f.put tujuh minggu kemudian dia mengun-
durkan diri sepenuhnya) Yaitu dengan mengabaik at {zktz bahwa
setiap pernyata n dari wilayah-wilayah pendudukan telah meng-
ulangr petny^t^ n bahwa PLO adalah wakil bagi bangsa Palestina
dan bahwa mereka menggambarkan dirinya sendiri di Tepi Bant
462 EDwARD \X1 SAN
-
dan Gaza sebagai anak-anaknya Arafat. I{ebanyakan reporter tidak
bisa menghadapi fakta ini. Saya sedang betada dalam sebuah acara
televisi -i.ggr lalu bersama Morton Kondtacke dan The New
Republic dan Daniel Pipes daimajalah Orbis di mana bagi mereka
masalahnya adalahtentang Palestina yang tidak menerima Resolusi
PBB No. 242 dzn pengakuan atas Israel. Sa1'a 5o4u6 bertemu de-
ngan banyak orang Israel yang datang untuk btcan kepada saya
di belakang Iayar danbetkata, "Triadalahs^ ty^rugsangat penting
dan kami hatus berusaha menciptakan hubungan yang baik dengan
PLq dan yang kami butuhkan dari PLO zdala.h sejumlah per-
ny^tL flyang mengakui Israel." Ironinya tentu saia adalah bahwa
kamiadalah bangsa yang menjadi kotban dan kamilah yang justru
dituntut untuk mengeluarkan segala m c m perflyata n-perflya-
taan untuk meyakinkan bangsa Israel yang terus saia memukuli
kami.
I(emudian, pada akhirnya, tibalah kita pada sikap I{id Ame-
nka.Izinkzn s y^beri Anda sebuah indikasi yangbag1 saya tempak
s empurna untuk melamb angkan keadaa nrry y ang s ekarang s ei auh
^
menyangkut Timur Tengah. Selama dua setengah bulan terakhir,
terjadi pemberontakan besar-besatan di Tepi Barat dan dt Gaza
dad jenis yang belum pernah tedihat sejak apa yang dialami rakyat
Aljazzn. Bahkan banyak di antara hal-hal yang terjadi di Tepi Bant
dan Gaza mengingatkan orang pada insiden-insiden dalarn The
B a tt / e of A lgi err. S elama i ti ada dua edisi majalah Kid b aru b ertai uk
Z e ta. T ak satu p atah kata pun tentang pemberontakan itu. S ekarang
saya meng^ngg^pny^ sebagai gejala sikap umum Kiri Amerika.
Sebuah perpaduan kebodohan, ketidakpedulian, ketaatan
^flt^r^
terhadap kemunafikan dalam masalah Israel dan terhadap posisi-
nya sebagai benteng demokrasi dan sebagai sebuah tempat bagi
sisa-sisa Bencana. Besar telah membatasi reaksi ICti Amerika se-

carapolitik maupun secara intelektual hingga tingkat yang men-


cengangkan. Dan manakalzmereka benar-benar tampil untuk me-
ngatakan sesuatu, seperti misalnya, surat yang ditandatangani oleh
Irving Howe dan Michael Waber dan Rabbi Hertzbetg dt The
INrnrp,rruar Arlpnrr,q oAN Pormr TruuR TENGAH 463
-
New York Tines dua *itgg, yang lalu, atau betbagai komentar
yang dinyatakan oleh orang-orang terkemuka larnnya y^ng t^m-
p aknya merasa keb akatan j enggot karenz p eristiwa-p eris tiwa yang

terjadi di Tepi Batat dan Gaza, perny^t^ n itu secata formulaik


pasti seialu dianggap menyerang bangsa Arab secara politis. Se-
perti dikatakan oleh Michael Lerner dart maialah Tikkan dalam
sebuah acara ('\ di manz saya tampil bersamanya, iri adalah
akibat dari empat puluh tahun sikap ketas kepala Arab, tetorisme
PLq dan lain sebagainya. Kebusukan hal ini, kemunafikan, ke-
kerasan yang tersirat dalam komentar-komeritar ini, 4dak kurang
mengerikan dan memalukannya.
Saya sudah bicandengan banyak orang tentarig Kiri Amerika.
Entah bagumana mereka tidak bisa memfokuskan diri p"ada hal
ini. Semua diskusi yzngbengam tefltang Kid Amerika iur-rn2-
salah-masalah metateoretis yang muncul, seperti petan intelektuai,
peran Kiri dalam kebijakan Amedka, dan sebagainya-tidak da-
pat lebih baik dijelaskan ketimbang oleh fakta bahwz,walatbz'
gaimanapun juga, Amerika Sedkadah yang membuat semua ini
mungkin dengan uang yang kita habiskan untuk masaiah Istael,
dengan subsidi-subsidi politik dan militer yang kita sediakan un-
tuk bangsa Israel. Kendati begitu, tetap saia sangat sedikit tindakan
padu yang bisa dilakukan. Bagi saya, tampaknya ini merupakan
satu tempal-Ss1s2rna-s rn dengan kasus Nikaragua--di m n
kaum intelektual Amerika Punya peran yang sangat langsung untuk
dimainkan. Tetapi, tetap saja tidak ada di sana. Saya jadi
^p^-^p^
terheran-heran dibuatnya. Alasannya bahwa kalau sebagian dari
kami yang tetlibat dalam kebijakan-kebijakan antiperarlg, anti-
imp erialisme, anti-intervensi mengaitkan kebii akan-kebij akan ini
dengan Israel, rnakakami akan kehilangan dukungan dan bantuan
dari banyak otang Yahudi Amerika. Tetapi, saya pikir itu tidak
benar. Kalau di satu pihak Anda bilang bahwa kita menentang
diberikannya dukungan tethadap rczim-rezknrepresif di Amerika
Latin dan Afrika Selatan dan di berbagai belahan Asia Timut,
apa susahnya mengatakan hal yang sama-dad sudut pandang
464 Eowano \Xl Sam
-
seorang intetnasion2lls-1gn12ng Istael? Lagi pula, y^ng s^y^ r^-
sakan jauh lebih aneh lagi adalah c r^ s^y^ diberi tahu oleh para
Lrrggotz- ICri Amerika, "IYel/, bahwa Israel itu sangat butuk, itu
benar, dalam haI apa yang mereka lakukan terhadap bangsa Pa-
lestina; tetapi, hhatapayang dilakukan oieh bangsa Syria terhadap
Hamah, meteka membumihanguskan kota itu, atau hhat y
^p^ ^ng
dilakukan bangsa Yordanta terhadap oraflg-orang Palestina pada
tahun 1,970-1,97 1,"-5s6l2h-olah membenatkan Israei Lt^s
^pa
yang sudah mereka lakukan. Sepertinya alzsatnya adalah bahwa
karenabangsa Palestina sudah pernah dibantai oleh bangsa-bangsa
lain, kenapa bangsa Israel harus kehilangan hak untuk melaku-
kannya juga? Begitulah,sayajadi tidak habis pikit, terutama karena
masalah Palestina begitu menyita perhatian dalam banyak pet=
soalan yang selama ini telah digembar-gemborkan oleh ICri itu.
Berpikir tentanglang baru saja Anda katakan tentang media lang
m e ngo rgan is a si c e ri ta i n i- d a la m p e nge rti an "p e n d ri ta a n lu ar b i as a " (y oug
e

diderita oleh) kalangan terkemaka dalam konunitas Yabudi setempat-


sebagai satu cara untuk menjelatkan masalah ini ke tangan maslarakat
Anerikalang hanla bisa mendaftar ha/-ha/ ini kalau masalah-nasalah
itu "sudah d/elaskan", saJa rasa ada keterkaitan tertentu antara hal itu
dengan caralangAnda gunakan untuk menjelaskan masalah ini kepada
maslarakat, khususnla tentang Kiri Arzerika dan juga kEada bangsa
Amerika pada unamnJa. Peistiwa-peristiwa seperti ini tanpaknla sering
nendatangi kita dai tenpatlangsangatjauh. Bagian dari kekuatan buku
ini bagi kalangan intelektualAmerika, dan satu di antara alasan-alasan
mengapa karya Anda telah meninbulkan gairahlang begita besar di ka-
langan innlektualAmerika, adalah dalam pernlataan babwa sesuatu seperli

"kece nde kiaavtr "-s4716 sedang berpikir te n tang sa bjadu / Anda- benar-

bercarperla dalant hal-hal semacam ini, bahwa adajuga sebuab pertenpuran


dan secara signtfkan (pertempuran itu) dipertarungkan dalam ranah infor-
masi, kosakata, imqiei, dan nbagai,langberada di lingkungan kita sendiri'
Bzgl itu kasus yang unik dukungan tethadap Israel di
saya
Barat, terutama di Amerika Serikat, dan di kilangan I(ri pada
khususnya. Janganlupa bahwa dulu pada petiode pasca-1'948, da-
INrBrprruar AMERTKA DAN Polrtr TiuuR TENGAH 465
-
lam kasus Inggris, tujuan Israel pada hakikatnya'adalah tujuannya
€"rt t) Buruh, dan di Amerika Sedkat meniadi tuiuannya Pa;rar
Demokratik, dan segmen-segmen besar dalam Kiri Amerika yang
independen. Liga Internasional untuk Hak-Hak Asasi Manusia
(IlHR-International League fot Human Rights), Roger Baldwin,
Reinhold Niebuhr, Norman Thomas, dan kemudian Martin Lu-
ther I(ing, semua oraLrrgini adalah p^r peng niur kuat untuk ada-
nya sebuah neg ra Yahudi. Pada akhitnya, dengatl c r kerja wa-
czna, yaitttmelalui pengumpulan informasi dan semakin pzdztnya
materi, tidak mustahil kasus ini akan dikembangkan sedemikian
rupa sehingga mengaburkan sepenuhnya eksistensi keberadaan
bangsa Palestina. Ortng-onng yang tidak memilil<r apa-zpa dalam
kasus pengungsi, dan orang- or^ngyang tettindas dan selaiu dite-
kan dalam kasus orang-orang Palestina yang masih tinggal. Tentu
saja dengan terjadinya perang tahun 1967 peryecahan-perp ecahan
itu mulai kentara. Israel tidak lagi bisa mengklaim dirinya adalzh
sebuah r,eg r^yangdtzalimi. Dan Anda menangkap keretakan di
kalanganThe New University Politics, di kalangan intelektual Kiri,
dan orang-orang kulit hitam yang tengah mencoba menarik ana-
logi-analogi di Afrika dan apayangtetladt
^rrt^r^ ^p^y^ngterjadi
di Timur Tengah. Dan, entah bagair.rra;nz, hal ini terus saia ber-
langsung.
Tetapi, hal ytngpaling menarik adalah bahwa lahirnya kecen-
dekiaan revisionis di Israel, setelah tahun 1982, szva kira, benar-
benar telah mend^p^tk^n perhatian minim di negeri tti karya
orang-or rrgseperti Benny Morris, Tom Segev, dan Simha Flapan,
dan sebagainya, disambut dingin di negan ini' Ini semua adalzh
kary a-kary a yang ditulis ole h otang - o r I s tael, kary a-kary a y ang
^ng
bisa diterbitkan di neg r^ ini. Ambil saja kasus bukunya Simha
Flapan, The Birth of lvael,atau bukunya Bennie Beit-Hallahmi ten-
tang hubungan kerja sama perseniataan Israel dengan berbagai
kediktatoran di Dunia Ketiga. Buku-buku ini nyaris tidak pernah
diulas, apalag diperhatikan oleh banyak orlng. Ptdahal, bagi saya,
buku-buku itu tampaknya membeberktn cua-can yanghm biasa
466 Enruyano \( Saro
-
menarik untuk mengembangkan dan menyebaduaskan y^fig
^p^
sudah kita ketahui tentang Dunia Ketiga danjaingan persenjataan.
Ambil juga kasus han-conftagate di mana peran Israel sama sekali
terbungkam katena tedibatnya Senator Inouye dan Michael Le-
deen, dan yang lainnya. Sekarang saya merasakan hal ini begitu
berat karena informasi apa pun yang muncul mau tidak mau pasti
menambah kuatnya gambatan tentang sebuah flegat Ismel yang
sengaja diserang, bahkan ot^flgbisa menyebutkan keketasan dan
pelanggann programatik terhadap segala sesuatu yang telah di-
katakan entah itu oleh maupun tentang Istael di tahun-tahun sete-
lah 1948. Sebagai contoh, Israel dulu dianggap selalu membu-
tuhkan dan menginginkan dan menunggu seorang Arab sebagai
teman ngobrol. Sekarang kami punya bukti-bukti yang diberikan
oleh cendekiawan-cendekiawan Israel bahwa bangsa Israel men-
dapatkan kepastian dari negata-fleg r besar, pasca-L 948-Mesir,
Yordania, Syria-bahwa mereka ingin berdamai denganny tet^pt,
^,
secara programatik, perdamaian itu dimentahkan oleh Ben-Gu-
rion. Bahwa bangsa Palestina dipaksa hengkang, bahwa mereka
tidak diminta untuk tinggal, bahwa betbagai upaya dilakukan untuk
memulihkan modus vivendi tertentu di Israel terhadap bangsa
Palestina dan Israel di wilayah isu-5gmua int adzlah sikap-sikap
yang dianggap lumrah oleh bangsa Israel, tetapi disembunyikan
di Amerika Serikat. Dan tentu saja adzusaha yang sistematis untuk
menutup r^p^t-np^t berbagai hal mengerik^n y^rrg selama ini su-
dah dilakukan terhadap bangsa Palestina selama tahun-tahun bet-
selang ini. Maksud saya adalah bahwa itu bukan hanya sekadar
informasi, yang kini diberikan dalam jumlah berlimpah, baik oleh
pers Israel maupun oleh cendekiawan-cendekiawan alternatif di
negeri ini, seperti Chomsky dznJane Hunter serta yang lainnya.
Yang menarik adalah sedikitnya informasi-infotmasi itu beredar.
Ketika Anda membaca Iaponn-Iaporan di media, Anda terus
berusaha memberi tahu reporter-wartawan, atau komentatornya,
mengapa tidak menghubungkan ini dengan materi laLn yzng zda
di sana itu? Hubungan itu tidak pernah diciptakan.
INtnlBrru,tt Airmnrra oaN Porrnr TrMUR TENGAH 467
-
Ada sebuah ironi luar biasa lang muncul di buku itu,laitu tentang
perbedaan antara Israel dan Amerika Serikat. Anbillah kasus "siaran-
s i ara n "1 a ng te rke n a I itu (radi o -ra di o s i aran Ara b di d uga m e n d e s a k b angs a

Palestina untuk neningalkan runah-rumab nereka pada tahun 1948),


nenurfi artikel Kidron: itu adalah nbuah nitoslang di Israel sudah larna
ditinggalkan rueski di Anerika Serikat nasih terus rzenguat!Atau persis
sama balnlta dengan kasas Joan Peters. Satu halyng ingin sEa tanlakan
kepada Anda adalah ironi bahwa hal-bal ini sudab ditingalkan di Israel
dan justru masih terus menguat di Anerika Serikat;1ang lainnla adakh

apa Jang dikatakannla tentang standar-standar kecendekiaan -yang ber-


tanggungjawab di Anerika Seikat, bahua dalan kasus-kasus ini orang
bahkan tidak nelihat pada buktirya-1aitu suatu tindakan mendasar
dari Eayng orang angg@ ubagai kecendekiaan?
y^ngs y^ ingat bahw^ or^ngsudah sering dihentikan
Satu hal
bukan oleh langkah pertama, melainkan oleh y^ng mereka
^p^
yakini sebagai langkah kedua. Yaitu, katakanlah kita mendapati
bahwa siaran-siann ini tidak pemah terjadi, atau bahwa Israel telah
sec r sistematis menolak menciptakan perdamuan dt wilayah
itu, terutam akarenapihaknya ingln mempeduas batas-batasnya-
Israel tidak petnah benat-benar berminat untuk menentukan ba-
tas-batasan internasional wilayah itu dan oleh karenanya menolak
segala m c r'r,t^war^nuntuk berdamai; sudah banyak sekali bukti
tentang hal itu. Dari dulu masalahnya, kalau kita tahu itu, selalu
saja apayang menyertai proses perdamaian itu seclr politis? En-
tah bagaim ana", petdamatan ttudianggap tidak bisa diterima kztenz
itu akan berani lebih sedikitnya dukungan dzn bantuan bagi Is-
lael, yatnt di kalangan ICri Amerikz yang merasa bahwa mereka
punya komitmen tethadap Israel, sebagai Yahudi, kalau kebetulan
mereka orangYahudi, atau sebagai orang yang merasakan sesuatu
tentang pedunya memberikan kompensasi-kompensasi kepada
bangsa Yahudi setelah Perang Dunia II. Dan pertanylafl selanjutnya
zdalah, seandainya y^ng seharusnya kita lakukan
ini benar,
^p^
terhadap proses perdamaian dan Israel? Bisakah kita menghan-
curkan sejarah kumulatif ketidakadilan dan kemunafikan yang me-
468- EDwARD\fl SAID

mang sudah larrra ada di sana selama ini? Ini menjadi teramat sa-
ngat sulit, karena terdapat begitu banyak hal yang tidak hanya
perlu digali kembali tetapi juga harus ditinggalkan. Anda hatus
bilang dulu saya salah, saya berbohong, saya curang, dan saya
bertanggung jawab. Dan itu adalah suatu langkahyangsangat berat
untuk diambil katena,seperti kami perlihatkandalam buku ini,
begitu masifnya skala kebohongan dan disinformasi, atau seti-
daknya infotmasi yang dengan sengaja dibuat parsial, sehingga
orang sering kali terhenti. Sementara itu, kalau bican tentang diri
saya sendiri,b^gt s^y^ t^mp^knyz ada sejurnlah tindakan y^ngs^-
ngat konkret y^ng dapat dilakukan di titik ini, yang iauh lebih
sederhana ketimbang mengingkad dan meninggalkan selutuh ma-
sa lalu, dan tindakan-tindakan itu mencakup mengakui pedunya
segera merestorasi bangsa Palestina secara besar-besatan.
Satu kesinpulanlangbisaAnda tarik adalab bahwa, seperti dikata-
kan oleh HEtden lYltite beberapa tahunlang lalu, bangsa Palestina nerz-
butuhkan naratf-naratif l*g lebih baik. Say tidak tahu apakah ini
sadah lama nenjadi perbatian Andq ataukah ini adalah pertinbangan
yng nengilhaniBlaming the Victims, meski ketika Anda nelihat di-
abaikannla sarza sekali bukti enpiris dengan cara Jang baru saia Anda
sebutkan, karena bukti ernpiris ita tidak disesuaikan dengan sebaah naratf
yng lebih besar, ini nenbuat Anda berpikir bahwa jika kritik rtenjadi
sebuab nodel negatf bagi aktiuitas intelektual, maka barangkali dtperlukan
rz ode I alternatif yng positif, lang nem beri kan naratif-naratif lang dapat
disesuaikan dengan inforrnasi yng didapat oleh maslarakat.
Naratif-naratif itu sudah lzrrra ada di sana, dan dari jenis yang
betbeda. Saya pikir tidak ada semacam "grand nanattve"; yang
jelas itu bukan sebuah n r^ttf Barat. Model betupa mengembara
dan terbuang juga adz;I.F, Stone selalu mengatakan bahwa bangsa
Palestina sudah menjadi "bangsa Yahudinya Timur Tengah". Te-
tapi, itu naratif pinj Masalahnya adalah bahwa walau bagu-
^m^n.
manapun juga, itu metupakan sebuah kebudayaan asing; n r^ttf
itu tidak bican dalam bahasa Inggris, tidak pula beresonansi de-
ngan mitos-mitos Bant. Saya sudah menyadari hal ini begitu saya
INTELEKTUAL AMERIKA DAN PoLITIK TIMUR TENGAH 469
-
beranjak tua. Ada semacam penolakan yang keras dan sedemikian
ngawur di kalangan bangsa Palestina untuk berakomodasi begitu
saja. Tentu saja, ini sudah lama berlaku di dunia Arab; dan itu
menjadi sesuatu yang menggejala di kalangan bangsa Palestina.
Sulit menjelaskannya; ru^r ttf itu nyaris tersimbolkan dalam pe-
nampilan Arafat; dia tidak mengikuti pandzngzn apa pun yang
umum bedaku dalam hal seperti apa seharusnya (penampilan)
seorang pemimpin bangsa.
Tidakkah itu sesuatu-1tang krvatif dan bukannla sebuah penolakan ...?
Anda bisa saja rnengatakan bahwa itu kreatif. Itu satu cara
untuk melihatnya. Tetapi, setidaknya itu adalah s^tv c ra. untuk
menjelaskan tidak adtnya. sebuah r r^ttf yang dapat dengan mu-
dah dihadapi. Bagaimanapun juga, ini adalah sebuah n^r^t1f y^ng
selalu harus bersaing dengan nalaldf yang sudah ada lebih dulu
dan yang sangat kuat, yaitu naratif tentang semacam nasionalisme
retributif yang sedang bangkit, yaitu semac rn n t^tf yang dihu-
bung-hubungkan orang dengan Zionisme. Jadi, di banyak front
terdapat masalah-masalah formal. LaIu ada rnasalah taktis berupa
di manakah naratif ini harus dibentuk? Karena bangsa Palestina
terkurung di dalam (apayang disebut) nan:J.f "Atab", dan biasa-
nya itu bertalian dengan minyak, dan Dongeng Sedbu Satu Malam,
dan seluruh perangkat mitos-mitos lainnya, di satu sisi. Dan di
sisi lain, dtBzratjelas mustahil bug naraif itu untuk ditempatkan
dengan c t^y^ngnmah di dalam serangkaian nar^t1f serupa atau
konftanataif apa pun. I{arena narlrJf ifi. selaiu muncul melawan
masalah-mrcalahyang sudah kita sebutkan ini. Satu-satunya tempat
di mana nzraif itu muncul sekarang ini tentu saja adalah berita-
b erita televi si-p elemp ar b afri, tanp a s ej arah, t^np w ajah. . . p ers i s
^
seperti laki-laki yang berakhir di tiang gantungan, Anda ingat,
karena membunuh enam serdadu Israel. Bahkan or^ng itu tidak
pernah disebut-sebut namanya. Sebagian besar dan anzk-anak ini
tidak pernah diberi n m^. Kendati kami bangsa Palestina memub-
likasikannya dan n^m^-n^ma itu jelas-jelas ada. Daftat korban
yang tewas di Gazz, yang dibunuh oleh bangsa Israel, t^ng fl-t^-
470 Eovzano$7 Sam
-
ngan yang patah, tidak pernah dipublikasikan di Bant katena itu
semua tidak punya tempat di sini.
Sebuah altetnatif ketiga yang bisa digunakan sebagai sebuah
n r^rf muncul di sana sini di tempat-tempat asing, seperti film-
nya Peter Wollen, Friendship's Death. Atau dalam sebuah film baru
yang luar biasa tentang Palestin a, IVedding in Galilee gatapan Michel
Khleifi. Begitu eksentdk programatik dan aiternatifnya n r^t1f-
n r^ttf itu sehingga Anda tidak bisa menganggap nztaif-nxattf
itu ambil bagqan di dalam ekonomi umum nana{-natatif besat
yang kita hidup dengannya. Dan keempat, dan mungkin yang pa-
ling penting, pandangan tentang pembebasan Palestina masih tetap
tidak jelas di benak kebanyakan orang, bahkan di benak bangsa
Palestina sendiri, yang ingin diakui, tetapi diakui untuk apa? Ini
adalah kritik-diri. Pertanyaan tentang bagaimanz kami berako-
modasi dengan Yahudi Israel masih tetap belum pasti. Tidak ada
rrunusan untuk itu. Yang jelas ini hanyz bisa dilakukan terhadap
bangsa Yahudi, yang sejauh ini, dengan sedikit perkecualian, me-
nunjukkan perhatian yang kecil terhadap hal ini. Ini adalah teleologi
yang tidak ada di sini, dan sulit dibayangkan. Begitulah reduksi
nantj'f.
Di dalan buku itu, salah satu di antara contoh-contoh yng paling
menonjol tentangpertarungau di kalangan kaun intelektaal, sebuah perta-
ru nga n rzt e np e re b u t kan ko s a kata, a da la h p o h n i k s e ru 1 ang An d a m a ap u n

Noam Chonspt lakukan terhadE konseplangkasardan nenghina tentang


terorisne. Tidak adanla reaksi kritis @a pun di Anerika S erikat terhad@,

katakanlah, pengeboman yng dilakukan Israel terhadap Tanisia atau


pengebonanyng dilakukan Arzerika Serikat terbadap Lib1a, nengambil
dua di antara banlak contoh lang ada, menunlukkan bahwa ini adalah

se buah pertarungan Jang sengit. Bagaimana Anda berh asi/ rztem buat se baah

kontra-istilah seperti "terorisme-negara" diterirza? Apa sajakah penikiran


Anda tentang hal ini?
Di sinrlah saya tidak
sepakat dengan Chomsky. Saya mene-
mukan kata terodsme yang digunakan di hampir segala konteks,
entah itu Anda menggunakannya seperti hzlnya yang digunakan
INTELEKTUAL Aupnrxa oaN PoLITIK TIuuR TnNcau 471
-
oleh media dzn pan apologis-sebagai satu cara untuk mencip-
takan dan kemudian menyerang setan-setan asing-atau sebagai
sebuah label untuk ditempelkan pada kekerasan neg r^ yang di-
lakukan oleh Amerika Serikat, Israel, dan lain-lain, sebagai sebuah
taktik yang umumnya merugikan did sendiri.
Apakab itu adalah "isne" ltang seharusnla kita nrlepas daripada-
n1a?
Sayapikir begitu, tetapi tidak tanpa mendekonstruksikannya
terlebih dahulu secara saksama. Saya pikir selama ini Hitchens
benat tentang hal ini. Penggunaan kata terorisme biasanya tidak
terfokus; kata itu biasanya memiliki segala macam validasi implisit
terhadap tap kekerasan seseorang itu sendiri, dan ini sangat se-
lektif. I{alau Anda menerimanya sebagai sebuah norma, maka
kata itu akan menjadi sedemikian mudahnya digunakan secara uni-
versal sehingga ia kehilangan segala kekuatan yang dimilikinya.
Saya pikir lebih baik meninggalkannya begitu saia. Saya lebih suka
menggunakan kata kekerasan yaflg mencakup pandangan-pan-
dangantentang berbagai tipe kekerasan yang berbeda-beda. Yang
saya coba lakukan dalam sebuah tr:lisan yang sudah saya keriakan
sejak buku ini muncul adalzh melihat terorisme, danwzczna, re-
torika, dan kiasan-kiasan tefltang terodsme, sebagai bagqan dari
y^ng saya sebut "politik identitas". Semua ini muncul dari
^p^
berbagai kekuatan identitarian di dunia nasionalis di mana patriot-
isme, bila dipandang sebagai contoh dalam pemberlakuan kuri-
kulum di Amerika atas semua ini tentang "nilai-nilai Batzt", "nilai-
nilai Yahudi-I(risten", merupakan baglan dari ekonomi yang men-
ciptakan wacafl yang berkernbang taflpe- batas tentang terorisme,
yang, deng^finy^, hal-hal yang tidak "k^ml" sukai diidentikkan
dengan terorisme. Karcna;nya saya pikir lebih baik tidak bicata
tentang terorisme dan tidak menuniukkan bahwa kami benat-be-
nat bukan teroris, Ltau"meteka" benar-benar teroris; iustru yang
lebih baik adaJahmenunjukkan bahwa terorisme memiliki sebuah
semantika historis yang mengaitkannya dengan pfoses-pfoses lain
dalam masyankat yang dengannya kita dapat berinteraksi secara
472 ED$rARD \( Sam
-
oposisional sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya ke-
kerasan terhadap w^rg sipil yang tak bersenja:a dan mengelimi-
nasi penyebab-penyebab teror yang membabi-buta dan irasional.
Tetorisme sekarang ini adalah sebuah konsep yang begitu tidak
jelas, sudah menjadi sedemikian tidak mutni-hampit seperti se-
buah konsep bisnis: ada pakar-pzkar terorisme, buku-buku saku
tentang terorisme, begitu banyak buku-buku, kursus-kursus, dan
program-program tentang terorisme. Ini adalah sebuah situasi di
m^n^ sayal<ra orang tidak boleh didorong untuk terlibat. Tetapi,
berilah akernaif-alternatif bagi pandangan itu dan letakkznlah
itu di dalam sesuatu yang lain, misalnya, dalam keketasan yang
dihasilkan oleh politik identitas, politik nasionalisme, politik pa-
triotisme yang tedalu dibesar-besarkan, dan lain sebagainya.
Mumpung kita masih nerzbicarakan terorisme: sebagai seorang in-
telektualtangjuga aktif di dalam sebuab aktiuitaslang oleh banlak orang
pada dasarnjta dicap sebagai terois, sala ingin tahu @akah Anda pernab
merasa bahwa di dalan kesadaran orangAmerika ada kemiripan turtentu
di antara kedua istilah berikut, jtaitu antara intelektual dan teroris, dua
sosok asingltang, setidaknla dalam pengertian intelektualisne Ameika,
tanpak sudah bercampur baur satu denganlang lainn1a.
Sebagian karena kemiripan yang Anda sebutkan di antara ke-
dua istilah itu, yang tampaknya merupakan sebuah kemiripan tet-
sembunln, meski, walau bagurnanapun juga, tetap sajamerupakan
sebuah kemiripan, saya telah menengatai bahwa di kalangan Kiri
penggunaan kata intelektual sudah tidak lagi terhormat bahkan
sudah ditinggaikan. Dan yang justru muncul adalah kata-kata se-
perti profesional dan sarjana serta akademisi. Dan penggunaan
kata intelektual sudah lama diturunkan derajatnya ke ranah pra-
modetn tertentu, sebagian karenzintelektual sebagai sebuah kon-
sepsi mengisyaratkan sesuatu yangagak lebih umum, dan bukan
sesuatu yang konkret. Kalau Anda ingin mempettahankan peng-
gunaan kata itu seperti yang digunakan oleh Foucault-dia mem-
bedakan ant^r^ intelektual ulnum dan intelektual khusus
--ma'k^
barangkali kata itu akan kembali populer. Tetapi, ny^t^rry^ tidak.
INrnrBrruar AMERTKA DAN Poltrrc TIuun TeNcaH 47 3
-
Dan selama ini otang jauh lebih senang, saya l<r.a, dengan pan-
dangan tentang seorang pakar teknik, atau akademisi, atau profe-
sional ataupun kritikus-sebuah kata yang memiliki makna yang
jauh lebih positif ketimbangkataintelektual. Saya pikir ini sebagian
disebabkan oleh penolakan umum kalangan intelektual Kiri Ame-
rika untuk menerima peran politik mereka, kekecewaan riil mereka
tethadap dunia sejarah dan politik yang sesungguhnya.
Yangjelas selama ini sudah nenjadi keb/akan resmi negara di Israel
untu k ffi engusar P ara penirnpin sete rnpat dari wi layb wi lalah pe ndu du kan
dan menolakpenaakilan-peruakilan PLO. Dewasa ini di negeri ini Anda
sudah melihat sesuatu jtang sangat mirip dmgan upala untuk nengakhiri
nisi PLO di PBB ....
... dan (menutup) kantor informasi di Washingon.
Orang bisa mengang@ ini sebagai sebuab serangan terhadap gagasan
nengenai intelektual representatif, atau bahkan semacam penghapusan pan-
dangan tentang kaum intelektual dengan mengunakan keb/akan runi
negara. Orang bertanla-tan1a, dan Anda juga menghadapirya di dalam
lingkungan pergunlan tinggi, atau bagian dai perguruan tingiyng dipe-

ngaruhi oleh payng disebut dengan teori kesusastraan, lunturnlta konsep


intehktual repruentatif, orang bertanlaJanla @akah kedua gerakan ini,
dalan hal tertentu, tidak saling berkaitan, dan apakab kita akan harus
menarik selenis kesimpa/an turtentu: kalau dinlatakan secara skematis,
@akab konsep ini perla lebih barytak dipertabankan ketimbangperla di-
hapuskan sekarang ini.
Itu mungkin harus dilihat di dalam konteks kecudgaan umum
terhadap representasi, seluruh representas t yangproblematis. Di-
asumsikan bahwa ada semacam, bukan inautentisitas, melainkan
deformasi ideologis yang terjadi setiap kali tepresentasi diper-
masalahka n. J adt, pandangan tentang intelektual representatif
mengundang antipati karena di situ diasumsikan adanya sesuatu
yangpada dasatnya palsu dzn dzpat didekonstuksi, sehingga tak
ada orangyarig mau menjelajahi tempat itu. Kalau Anda menolak
menduduki posisi intelektual representatif, itu memungkinkan
orang untuk menduduki posisi kritikus Archimede yang selalu
^n,
474- Eowanow:SAID

berada di luat kelompok, yang tidak mewakili apa pun' tetapi


merupakan sebuah kekuatan bagi skeptisisme. Bukan lantas berani
saya ingin menyingkirkan dari drskusi ini pengaruh luar biasa' ter-
hadap semua ini, dari orang-orang seperti Derrida dan de Man'
yang sudah sangat banyak menyrrmbangkan rasa tidak hormat
dan tidak perc y^ terhadap w^c n politik sebagai sesuatu yang
dengannya orang hidup, membentuk dan mefepfesentasikan diri
mereka sendiri, betjuang, mati, dan seterusnya. Kecurigaan se-
m c m ini, melayangJayang di ambang-ambang batas, kegilaan
terhadap yang tidak bisa diputuskan dan yang ironis, semuanya
adilahbagqandari ini. orang hanya bisa melihatnya sebagai sebuah
formasi kapitalisme akhir di perguruan tittgg Amedka.
Sebtelum kita beia@ak terlalu jauh dari nrorisme, raJa hanla ingin
menanltakan satu pertan-1taan lagi kepada Anda. Sala taha bahwa ketika
Pendeta Benjanin lYeir ditawan di L.ebanon dia nembaca beber@a karya
Anda, sala kira dalam bahasa Arab ....
Bukan, dalam bahasa Inggris.
Dan beliau sangat nengagumi karya-karlaAnda itu, begtta katanla'
Say ingin tahu, kalau Anda bisa tidak bersik@ merendah barangsemenit
sQa, @akalt menurut Anda ada puan tertentu dalan pengalaman ini-
tepatryalenis halyng tidak didengar \rang tentang tawanan-tawanan di
rzedia Amerika-bagi mereka lang berminat rnendekonstruksi wacana
tenlang lerorisrue.
bukan hany a \7eir dan i'w zy atny a, Y Lflg b aru s ai a Anda
IVe I /,

ulang, melainkan iugaJeremy Levin dari CNN, yang pernah dita-


wan dan kemudian berhasil melarikan diri. Dia (<emudian) tidak
hanya menjadi seorang pendukung kuat yang aktif bagi bangsa
Palestina, melainkan iuga onngyang kuat mendukung sikap yang
menentang kebijakan Amerika Serikat di kawasan itu. Tentu saja,
itu dapat dianggap sebagai sekadar sebuah contoh "sindrom Stoc-
kholnt'', or^ng yang jatuh cinta kepada onng y^ng men ngkap
dan menawannya. Tetapi, orang-orang ini bukanlah orang-oraflg
yang mengalami "konversi" melainkan sebuah perubahan yang
benar-benaf sangat dramatis dalam persepsi mereka dan telah
INTELEKTuAL AMERIKA DAN PoLIrrK Tiuun TBNcaH 47 5
-
menjadi agak aktif dalam usahanya untuk memahami ramifikasi-
ramifikasi dan akibat-akibat yang tidak dipetkitakan sebelumnya
dari kebijakan Amerika Serikat sebagai sebuah kebijakan yang
tidak ramah dan altruistik tetapi yang memiliki dampak-dampak
yang berjangkauan jauh terhadap kehidupan orang-orang bizsa-
Ada juga orang-orang lain. Ambillah Pauline Cutting, seorang
doktet Inggris yangluarbiasayang pergr ke Beirut dan bekerja
di kamp-kamp Sabra dan Shatila sebagai seorang dokter. Selama
perang kamp-kamp itu (1985-1988), dialah yang menyiatkan dari
Sabra dan Shatila ketika kedua kamp itu dikepung dan disetang
oieh milisi Amal, dan katanya, "Sekatang meteka makan kucing
dan anjing. Mereka berada di ambang kanibalisme." Begitu me-
ngerikannya kondisi selama pengepungan dan penyerangan itu.
Dialah dokter Inggris yang dengan sukarela menawarkan dirinya
untuk masuk ke sana; dia tidak tahu apa-apa tentang Palestina'
Melalui seorang teman berkebangsaan Malaysia-lah, sayal<ra, dia
perg. Ketika kembali dart. sana, dituiisnya buku beriudul Chil-
dren of the Siege ini yang menjadi buku terlaris kedua di Inggris.
Dia tidak bisa menemukan penetbit Amerika yang mau merrer-
bitkan bukunya itu.Jadi, memang ada kasus-kasus seperti itu. Ma-
salahnya, begitu kecilnya pengaruh suara-suata mereka itu terha-
dap wacana umum tentang terorisme, yang terus saja menggam-
barkan bangsa Palestina danyanglatnnya sebagai teroris.
Sebuah pertanlaan tentangFoucault dan Gramsci sebagaz zrang-zrang

lang rztembeikan pmadigma pmadtgma intekktual. Anda sudah nenulis


tentang keduanla, dan sala tahu keduanla selama ini sangat penting bagt
Anda. SEta ingin tahu @akah Anda merasa kedua oposisi ita-1ain antara
intelektual khusus dan intelektual umum dalan (karyta-karya) Foacault,
dan antara intelektual organik dan intelektual tradisional dalan Cransci-
rama-sama berwanfaat, dan, dalarz pemikiran Anda sendiri, @akab Anda
dEati oposisi itu saling bertentungan ataukah saling nelengkEi.
Kalau banyak orang sudah menganggap semua itu sebagai
pembedaan-pembedaan di dua ienis intelektual dalam ke-
^nt^r^
dua kasus itu, intelektual-intelektual yang kurang lebih tereifikasi
476 ED\ilARD \( Sam
-
dalam posisi mereka, maka saya pikir itu semua tidak begitu ber-
mrnfaat. I{alau pembedaan-pembedaan itu diakui sebagai pem-
bedaan-pembedaan analitis semata, maka saya l<ua itu menarik
buat semefltztl, khususnya pembedaan Lfltzrz yang umum dan
yang khusus yang dibuat oieh Foucault. Dualitas organik/tta&-
sional yang diusulkan oleh Gtamsci saya pikir hanya menarik da-
lam satu hal. Saya pikir dualitas itu Lrrr t s^trg t mungkin-dan
saya kita Gramsci memang bermaksud demikian, sebagaimana
tersirat dalam kajranmendalam terhadap buku-buku c t^t^nflyl-
bahwa intelektual tradisional pada a'walnya tda.lah intelektual or-
ganik. Siklus itulah yang menarik. Semua kelas memiliki intelektual-
intelektual yang mengorganisasi kepentingan-kepentingan kelas-
kelas itu. Begitu kelas yang bersangkutan berhasil mencapai sta-
bilitas tertentu, entah itu karena menggenggam kekuasl n atl:u
dekat dengan kekuasaan, maka berubahnya intelektual organik
menjadi intel6ktual tradisional nyaris merupakan sebuah akhir yang
tak tethindarkan. Tetapi, Gramsci membiarkan terbukanya ke-
mungkinan bahwa intelektual tradisional juga bisa meniadi inte-
lektual organik sekali lagi. Diberikannya sebuah contoh dalam
esainya tentang Masalah Selatan yang ditulis dan disunting oleh
Gobetti, mungkin Anda ingat, yang dulunya merupakan seorang
intelektual tradisional yang kemudian mengubah dirinya menjadi
intelektual organik. Jadi, saya pikfu, itu adalah serangkaian pem-
bedaan dan hubungan-hubungany^ngdinamis y^ngs ng t sentral
dan penting.
Kembali ke Foucault: pembedaan khusus/umum yang di-
buatnya sungguh menarik kalau tidak mempertimbangkan iuga
karya terbarunya, yaitu ketika or^ng mulai memahami bahwa ba-
rangkali y^rtg semula dimaksudk^nny^ sebagai sebuah legiti-
^p^
masi atas intelektual khusus betubah menjadi semacam cikal bakal
bagi (menurut pemikiran saya) minat eksklusifnya terhadap pem-
bentukan self dan subjektivitas. Kalau Anda melihat dengan sak-
sama analisisnya tentang intelektual-intelektual khusus, (akan tam-
pak bahwa) bukan hanyaintelektual khusus menguasai satu bidang
INTELEKTUAL Alrgnrxa oaN PoLITIK TIMUR TENGAH 477
-
tertentu dan memiliki komp etensi tersendiri, melaink an juga b ah-
wa intelektual khusus memiliki subjektivitas tertentu yang dibangun
sebagai bagSandari kediriannya dan dengan demikian melegitimasi
pandangan tentang kedirian (selJhood) di dalam suatu konteks atau
seting tertentu. Yaitu, Foucault tampaknya sudah bergerak ke arah
politik subjektivitas yang tentu pokok bahasan kar-
saja menjadi
yuny^ selaniutnya, y^ng s^y^ ras^ tidak begitu menarik. Sejauh in-
telektual khusus merupakan sebentuk gerakan menjauhkan did
dari dunianya intelektual umum, dunianya intelektual sejatah, du-
tianyaintelektual sosial, maka sikap antipolitislah yang didukung
Foucauit, dan ini adalah sebuah pembedaan yang takterhindarkan.
Tentu saia, yang paling sedng te{adi adalah bahwa hal ini tidak
dipahami demikian; Foucault sudah mencapai statusnya sebagai
sosok klasik dan tetap menjadi sosok yzngluzr biasa.
Salah satu di antara lontaran-lontaran kata-kata bara Anda sendiri

lang sangat berpengaruh selama ini adalah istilah "afliasi",ltang menJl-


dorkan nbuah modellang masuk akal bagi hubangan intelektual dengan
sebaab konstitzensi atau kolektiaitas. Istilah lain lang punla pengaruh

lang setara dengan itu adalab kata "ke(nem)bumian". Say ingin tahu
@akah kedua istilab itu menlatakan hal lang sama dengan cara Jaflg
berbeda, ataukah ada perbedaan-perbedaan lang signtfkan dalan pene-
kanannla.
Semula, kemembumianbag1 saya setidaknya berarti tempat
tertentu seseofang atau karya seseorang, ata;.) karya itu sendid,
karyasastra, teks, dan sebagainya, di dunia, dan bukannya konteks
yang luat-dunia, pribadi dan melangit. Kemembumian dulunya
dimaksudkan sebagai sebuah istilah yang agak kasar dan mirlp-
gada untuk menempatkan kembali ptaktik-praktik kebudayaan
ke dalam (kehidupan) yang mund^n,y^ngrutin, dan yang sekuler.
Afiliasi adzlah sebuah istilah yangagaklebih halus yang berkaitan
dengan memetakan dan mengg arnbarkan hubungan-hubungan di
dunia praktik-praktik, individu-individu, kelas-kelas, for-
^nt^t^
masi-formasi-seluruh cakupan sttuktur yang sudah dikaji dengan
begitu bagusnya oleh Raymond Williams dalam buku-buku seperti
478 EDwARD \Xl Salo
-
The l-ong Reuolution dan The Countrl and the Ci4t. Afrltasi adalah
sebuah konsep yang dinamis; istilah ini tidak dimaksudkan untuk
membatasi melainkan lebih untuk menegaskan segala macam hu-
bungan-hubungan yang cenderung kita lupakan dan yang seha-
rusnya ditegaskan bahkan didramatisasi agar perubahan politik
terjadi.
Ngomong-ngornong tentang Ralnond lVilliams, dia menbuat sebuah
p e n b e d a an 1 ang m e n ari k, dan sa1 a1 a ki n An d a ta h u, an tara ke b e rp ih a kan

(atgnment) dan konitmen, di manalangdisebut belakangan itu stfatryta


lebib intensional. Keberpi h akan adalah soal pihak m ana lang Anda an bil
(untak dibek). Say ingrn tahu @akah Anda bisa rnenempatkan "afliasi"
dalarz hubungan dengan pembedaan itu.
Intinya tentu saja pada maksud dan tuiuan Qntention).I(alau
Anda ingin meletakkannya dalam sebuah konteks Freudian, maka
pergeseran dari keberpihakan tak-sadar ke komitrnen aktiflah yang
diminatiny a, yuotdibawanya hubungan-hubungan sosial ke dalam
kesadaran.
Bukan itu maksud pertanlaan sala tadi. Sala kira sala nlalu ingin
tahu seberapa besar maksud dan tujaanlangada dalarn afliasi, seberEa
dekatkah rzaksad dan tujuan itu dengan keberpihakan dan seberEa de-

katkah ia dengan komitnen.


Oh, saya paham. Itu pertany^ ny^ngsttht.lWell, saya kka mak-
sud dan tujuan lebih dekat dengan pzndangzn teritang keberpi-
hakan ketimbang dengan komitrnen. Maksud dan tujuan iuga lebih
berkaitan dengan denjat-deraizt yang lebih tinggi pada asosiasi
spontan dan asosiasiyangtak sadar (atau terkadang fasosiasi yang]
ditutup-tutupi dengan c r^yang munafik), ketedibatan, dan lain
sebagainya, ketimbang dengan komitmen aktif. Masalah komit-
men adalah satu masalah yang sangat sulit. Itu tidak sulit di Inggris,
di mana ada sebuah tradisi politik yang sudah map^n. Di (Ameri-
ka) sini benar-benat tidak adawacana tentang Kid. Tidak ada for-
masi Kiti jenis apa pun, kecuaii kalau Anda berpikit bahwa far-
tai Demokrattk adalah Idri. Jadi, pandangan tentang komitmen
menjadi sebuah pandangan yang sangat sulit digunakan. Itulah
INrnl-prruar Alrnnrxa o,tN PoLITK TIMUn TBNcas 479
-
sebabnya bags saya r^s^ny^ tidaklah mungkin menggunak^nny^
dalam konteks Amerika, kecuali di dalam sebuah lingkup yang
sangat terbatas.
Dalan kritik Anda terhadap Michael IYalT"er dalam Blaming the
Victims, An da m endem onstrasi kan poltl.cal costpandangannla tentang
keterrnilikan @elonging), dan Andaluga menlatakan bahDa "distansi
dan kedekatan kritis terhadry rabat seseorang" tidak harus "sarna ekr-
j
k lu s ifnl a ". B agz s ay t a rzQ a kry a p e r n1/ a ta a n i n i rn e m b e ri a wa b a n t e rh a dap

kri ti kus- kri ti kus 1 ang p e rn a h n e n u du h A n d a n b agai (o rang 1 a ng) m en e -

gakkan marginalitas dan keterasingan menjadi sebuah prinlQ eksklusif


pada aktiuitas intelektual. DiAnerika Serikat, sebagian kaam Kii mung-
kin sudi menoleransi penekanan ltang diajukan lYalqer nelebihi lang se-
mestinla, karena ada sernacam peranpasan dan peniskinan relatif lang
djakini oleb komunitas itu. Karui merasa bahwa kami lebih membutuhkan
ini ketinbang negara-negara seperti Inggris. Say ingin tahu @akah Anda
s e n diri m e m a n dang b a h wa p e rii u angan u n tu k n e ngu b ah ke b / a kan An e i ka

terhadap Palestina sebagai sesuatu lang membutubkan dibangunnJa s0-


lidaritas-solidaritas bara, dan juga kritik terhadap solidaritas-solidaitas
/ama.
Ada dua masalah y^ngsang t penting di sini. Akan saya mulai
dengan masalah yang kedua. Diubahnya kebijakan kita tethadap
Palestina, menurut pendapat saya, tidak lantas dengan sendirinya
membutuhkan dibangunnya bentuk-bentuk baru solidadtas. Satu-
satunya y^ng s^y^ minta pada titik ini adalah ketetbukaan dan
ketulusan---dengan menetapkan standar y^r'gs ng t terbuka dan
standar kejuiuran internasional tethadap -vt^c n tentang Timur
Tengah, standar yang sama. dengan yangakan orang terapkan ter-
hadap tulisan-tulisan tentang Amerika Tengah. Di situlah g prly^
selama ini. Orang-orang y^ngs^ng^t mudah mendukung pembe-
tontakan Sandinista atau mendukung ANC di Aftika Utara sama
sekali tidak berk^t^ ap^-^p^ tenta;ng kasus serupa yang terjadt
pada bangsa Palestina di Timut Tengah. Jadi, ini adalah satu poin
y^ng s^ng t penting. Poin kedua , sayaT<tra, adalah kalau saya tidak
lupa di sini, bahwa saya menyerangWalzet dalam kaitannya de-
480 EDsilARD \X{ San
-
ngan poin tefltang kedekatan dan tempat y^ng tepat (belongin!
fbagi seseorang], atas sebab danmana dia mendapatkan
poin ini.
Dia mendap ztkannyadari kasus bangsa AliazaLlnadalah sebuah
up^y^untuk meneguhkan kembali pilihan Camus atas ibunya ke-
timbang "terorisme".Yangsaya lihat salah dalam hal ini-seperti
yang paling sering te{adi ketika justifikasi-iustifikasi atas pilihan-
pilihan yang secara moral keliru dan munafik diaiukan-adalah
bahwa ada sebuah inakurasi faktual yang mendasarinya (akanAnda
lihat bahw^ s^y^ sama sekali tidak kesulitanbican tentang yang
faktual). Walzer membuatnya tampak seolah-olah sepaniang hi-
dupnya Camus menganggap dirinya seorang -frlizza;rr dan men-
dukung tuntutan-tuntutafl atas kemerdekaan Aliaza;t, dan baru
ketika Camus diminta memilih FLN dannya-
^flt^t^terorismenya
wa ibunyalahpadaakhirnya dia memilih komunitas pieds moirs.Int
sebuah dusta faktual. saya sudah mempelaiarinya-seluruh kasus
Aljazau adalah sebuah kasus yang sangal mslarik-dan benar
bahwa dalam tulisan-tulisan awalnl'a tentang Alizzur Camus me-
ngecam kolonialisme Prancis. Tetapi, dia mengecam kolonialisme
dengan c r^ yang sama dengan yang Conrad lakukan terhadap
kolonialisme di Afrika. Conrad mengecam p elznggztan-pelang-
gm^ndan keketasan-keketasan yang dilakukan oleh bangsa Belgia'
dan dia sedikit mengecam ekses-ekses dan pretensi-pretensi bangsa
Inggris, tetapi dia tidak melihat akernattf selain kolonialisme. Di-
katakannyabahwa sudah menjadi takdir benua ini dan bangsa ini,
dtjajzholeh-saya mengataka nrryz- secar^ft2521-f 2ngsa lain yang
lebih baik dari mereka. Bahkan ketika sampai pada tulisan ten-
tang eksistensi,Nljazzf. sebagai sebuah bangsa, sebuah bangsa Al-
jzzatr yang berdiri sendiri, yang tidak boleh dtialah oleh Prancis,
eksistensi sebuah bangsa Muslim-Aliazan, Camus selalu meng-
ingkari eksistensinya, bahkan persis sama dengan c r^\lzlzer dan
konco-koruco-nya mengingkad eksistensi Palestina sebagai sebuah
bangsa. camus bersikap blak-blakan tentang hal ini. Kalau Anda
melihat Chroniques Algdriennes-nya, di situ dia berkata , "Il nJ' a'pa1
de nation a/girienne. Qa n'existe pas-" Yatttt bahwa seluruh bangsa
INTELEKTUAL AMERIKA DAN PoLInK TIMUR TENGAH 481
-
ini, yang selama ini selalu "terbelakang", setidaknya begitu, dipe-
rah, diariaya, dieksploitasi oieh Prancis selama 130 tahun, di mata
orang Prancis dari Aljir ini, tidak memenuhi syar^t sebagai sebuah
bangsa. Dan oleh sebab itulah dia lebih memilih ibunya. Semua
latar belakang ini dihilangkan oleh Walzer dari tulisan itu. Jadi,
mengatakan bahwa itu hanya soal di m^fl^tep^tny^ seseotang harus
berada (belongin! saja sama dengan mengabaikan begitu
^rtlrry^
saja belongirugmlc mapa itu. Ada belonging, dan kemudiantda belong-

ing. Orz;ng tentu saja bisa berasal dan pas berada di komunitas-
komunitas dengan cara-c r^ yang tidak selalu melibatkan keta-
makan, eksploitasi, dan pengingkarartterhadap hak-hair asasi yang
setara dengan komunitas-komunitas lain.
Itu poin kedua. Poin ketiga y^ng s y^ ingin tegaskan a.dzla"h

bahwa saya tidak pemah ngolnzng^pa.pun tentang ketidakberakaran


dan matginalitas eksilik sebagai sesuatu yang tidak memperhi-
tungkan peluang, katakanlah-saya gunakan sebuah katz yang
sangat sederhana-identifikasi yang simpatik terhadap sebuah
bangsa yang tengah mengalami penindasan. Khususnya ketika
penindasan itu disebabkan oleh komunitas seseorang itu sendiri
atau politi seseorangitu sendiri. Contoh yang selalu saya sodorkan
adalah contoh komparatis. Saya dan Anda sama-sama memiliki
Iatarbelakang komparatis. Di sisi lain, ktedonya Auerbach, orang
Yahudi Jerman yang dibuang ke Istambul selama Perang Dunia
II, yang mengutip Hugo dari St. Victor, saya rasakan sangat ber-
beda, katenamengatzktn bahwa otang harus metayakan marg-
nalitas eksilik pengemban. Adz semacam eksistensi yang me-
libatkan dilaluinya halzngan dan rintangan, diterobosnya perba-
tasan-petb betakomodasi dengan berbagai kebudayaan,
^t^s^rt,
tidak untuk kembali kepada semua itu, melainkan setidak-tidaknya
zgat dapatmetasakan aksen-aksen dan nuansa-nuansa pengalaman
mereka. Sebagai antitesis terhadap Camus dari Aljir, ada Genet.
Genet adalah ora;ng yartg b enzr-benar mampu menj ulang meng-
atasi identitas Prancis ini, guna mengidentifikasi dirinfa dalzm
Les Parauents dengan bangsa Aljazar dan dalam katyanya yang
482- EDWARD!( SAID

terakhir dan yang, konon, terbesat, I-e Captif Amnttreux, dengan


bangsa Palestina. Ini adalah sebuah tindakan pengasingan diri dan
tepatriasi yanghar biasa di tanah atrnya orang lain' Itulah intinya.
Sepertinya Walzer sudah melupakan semua itu.
Hinga tingkatan turtentu aacana tentangpengasingan dan keterasingan
tamp a kn1 a rz e ngh a langi di arti ku /as i kan n1 a m as a la h Pa le s ti n a s e b agai s e -

buab masalah khusus bagi bangsa Ameik4 nkaltpun tentu sa1a, seperti
yng beber@a nenitlang lala Anda katakan, Israel begitu matlak ber-
gantungpada bantuan dan dukangan Anerika Serikat. SEa sedang me'
rzikirkan apajtangsalta sebut sindrom "Litde Drummer GiJl". Dalan
filmyng diangkat dari noueln1ta le Carri itu kedua pihak dalan kbnflik
Timur Tengah,lain Israel dan Palestina, dapat diangE nbagai sesuatu
lang 'tautentik", sedangkan sosok Eropo atau Anerika, sosok Diane
Keaton, dakn fln itu,lang nengafliasikan dirinla dengan kepentingan

asing, kepentingan orang lain, dinilai sebagai sesuatulangsesat dan secara


sistematis dirusak dan dihinakan olehfln itil. Dalan pengalaman Anda
dalan usaha memenangkan tenpat dalan agendaKiri buat bangsaPalestina,
pernahkah Anda nendapati 'lnrgou autenfisitas" semacam itu bekerja
sebagai sebuah peghalang? Apakah fakta bahwa tindakan itu bagi Kii
An eri ka rz e nj adi se m acam daftar b e lanj a kep e ntingan- kep en tinga n a s i ng
(Afrika Selatan, El Saluador, Nikaragua, dan lain sebagainla) adalab
nbuah rnasalah ltang dapat ataa haras ditangani secara eksplisit?
Saya pikir yang Anda maksudkan, kendati OK-OK saiabzg1
bangsa Palestina dan bangsa Israel di satu sisi untuk merasa man-
tap dengan pihaki, bahwa masalah dengan Diane
^p^y^ngmereka
Keaton, dengan gadis kecil penabuh dtum, adalah dia merasa
bisa mengidentifikasi dirinya dengan yang satu y^ng lainnya
^t^o
dan dengan demikian melampaui batas-batas identitasnya sendiri.
Itulah caraf ln rzerepresentasikan siapa punlang bukan orangPales-
tina atau orang Israel, Jang mail berafliasi dengan kepentingan semacam
itu: orang hu, laki-laki maupun perempaan, tidak awtentik. Dengan kata
lain, tidak ada tenpat untuk (ber)artikalasi, sesuata ltang sunguh perlu
da/an kasus.yang satu ini.
Saya paham maksud Anda. Ada dua hal yang hatus dikata-
INTELEKTUAL AlrBnrxa oaN PoLrrrK TIMUR TENGAH 483
-
kan-kedu^rry^ tent^nq novelnya le Carc6., y^ng s^y^ baca ketika
novel itu muncul (saya tidak menonton filmnya). Satu, bahwa novel
itu menyembunyikan sesuatu yang sesungguhnya merupakan se-
buah ideologi pengamat luar yang bisa merundingkan klaim.klaim
kedua bangsa itu. Ini adalzh prerogatif penguasa kulit putih Bant
yang dapat berdiri di luar dan melihat serra menilai dan menjadi
wasit dalam konflik-konflik yang terjadi di antara kedua kelinci
ylrrgteng h berperang itu, kedua partu kecil itu. Tenru saja kesa-
Iahrn Charlie adalah pergi dari kamp yang saru ke kamp yang lain
dalam sebentuk solidaritas terhadap kamp yang satu dengan me-
ngorbankan kamp yang lainnya. Kritik terhadap itu adalah bahwa
orang seharusnya berdiri di atas kedua kamp itu: itulah peran
wasit Barat yang semestinya. Saat itu saya merasa buku ini se-
sungguhnya merupakan sebuah usaha untuk membela dan mem-
pertahankan imperialisme Barat. Sementara, tenru saja, oleh ba-
nyak orang Israel buku ini dianggap-tentu saja mengingat tulisan
le CanE tentang perang itu pada tahun 1982, ketika dia menulis
untuk The Obseruer, dalam simpatinya terhadap bangsa Palestina-
buku ini dianggap sebagai sebuah rulisan yang simpatik tentang
bangsa Palestina. Tetapi nyatvfly^, dalam stuktur buku dan epis-
temoioginya, sesungguhnya ada sebuah legitimasi pengamat luar
yang objektif yang pasti adalah seorang laki-laki, kulit putih, Barat,
dan N7ASP, dan yang bertalian dengan perspektif ini.
Nomor dua: sisi lain dari buku ini adalahbahwa diasumsikan
adanya semacam simetri di sini, yang dapat ditengarai dan dipa-
hami oleh "kft^" yang berada di iuar. Sedangkan dari sudut pan-
dang saya, saya melihat kepalsuan dan kemunafikan perspektif
simetri dan keseimbangan yang Anda dapati dalzmle Can6., da-
Iam MacNeil/I-.ehrer Rtport, dalam penggunaan kata-kata sepetti
"objektif" dan "berimbangj' dan lain sebagainy^,y^ng diadopsi
ot^ng di dalam w^c rr^ ilmu politik Amerika dan kepakaran pe-
merintahan. Pada dasarnya hal ini tidak sempurna karena dalam
konflik apa pun, bagl tampaknya-dan inilah masalah lain
saya
yang s^y^ punya dengan W^lzer-^da masalah keadilan, masalah
484 Eowano !( Salo
-
benar dan salah, tentu saia secara komparatif. Tugas besatnya-
s^y^ meftg^takanhal ini dengan sungguh-sungguh t^np^kualifikasi
apa pun juga-tugas besar intelektual Amerika atau intelektual
Palestina atau intelektual Istael golongan Kiri adalah mengungkap
adznya disparitas disebutkan oleh kedua pihak,
^nt^f^ ^p^y^trg
yang secafa retorik dan secara ideologis tampak sangat seimbang
meski ny^tuny^tidak. Mengungkap bahwa ada pihak yang ditindas
cian pihak yang menindas, korban dan yang mengorbankan, dan
kalau kita tidak mengakuinya,l<tta tidak akan ada di mana pun'
Selamanya kita hanya akan berputaf-putaf mencari fumusa4-fu-
musan, persis seperti para diplomat PBB dan Amerika selalu men-
cztt-cati rumusan yaflg tePat.
Satu gagasanJang selana ini sudah barlyak diulang-ulang dalam per=

ca krya n -p e rca k@ an te n tang kau n i n te le kta a I dan h u b u ngan m ere ka d e nga n

kolektiuitas, khasusnla di kalangan kaun feninis, adalah perlunla ne-


nerina ,,risiko eseftsi", sebuah diasosiasikan dengan caytri
frasa lang
Spiuak dan Stephen Heath. Apakahfornrulasi itu punla resonansi tertentu
bagi Anda? Apakahforznulasi hu kelihatannla dapat digeneralisasi sama
sekali atau bermanfaat dalam kasus bangsa Palestina?
Sejauh y^ng s ya pahami, "risiko esensi" berarti penegasan
dan penekanzn pada esensi nativis di dalam sebuah perjuangan
kebangsaan atau perjuangan gender. Ada poin yang sangat bagus
di sini. Sejarah nasionalisme modern bahkan ptamodern meflya-
takan bahwa tujuan akhit nasionalisme adalah tegaknya sebuah
landasan bagi semacam identitas asli bangsa yang pada al*'itnya
menjadi tiranis dan tentu saia mencairk^n memecahkan per-
^tzv
soalan-persoalan penting dan masalah-masalah kelas, ras, gender,
dan hak milik. Di sisi lain, menurut pendapats^y^,|dakadaialan
untuk lari dari fakta bahwa perjuangan-pe{uangan sepetti lnzlnya
perjuangan bangsa Palestina dan bangsa-bangsa tertindas lainnya,
perjuangan-perjuangan yang bertalian dengan rp^y^ yang dilaku-
kan oleh pihak penindas unruk melenyapk2n 1ng1sk2-maksud
saya bukan hanya secara fisik, melainkan iuga dalam pengertian
etnik, menghancurkan esensi bangsa Palestina, membuat bangsa
INTELEKTUAL AlrBnrra oaN Porrrx TruuR TENGAH 485
-
Palestina itu kembali menjadi sebuah bangsa 'iArzb" atau mengusir
mereka, atawhal-hallunapa pun yang diasosiasikan bukan hanyz
semata-mata dengan I{ahane melainkan juga dengan elemen-ele-
men Kiri Buruh, yang berkatabahwabangsa Palestina boleh pergi
ke tempat-tempat lain-dalam konteks ini, dengan demikian, ti-
dak adz pengganti bagi pe{uangan untuk menegakkan identitas.
Tetapi, saya pikir perjuangan untuk menegakkan identitas asli
bangsa harus selalu dikaitkan dengan sebuah perspektif yang lebih
j auh mengar ah padapembebasan,yaitu perspektif yang ditawarkan
oleh orang-orang seperti C.L.R.James dan kritikus antinativis lain-
nya seperti dia yang arrl^t s^ng t saya hormati itu. Di satu sisi,
Anda menginginkan hak untuk mewakili diri sendiri, memiliki etos
dan etnos Anda sendiri, tetapi kalau, di sisi lain, etos dan etnos
itu bertalian dengan sebuah praktik yang lebih luas yang akan sa-
ya sebut pembebasan, di luar kemerdekaan nasional-pembe-
basan yang akan meliputi menyerang masalah hubungan-hubungan
antarkelas, Ltttara "suku-suku" kafau Anda 5sft2-62[a saya se-
penuhnya menentang itu. Bagi saya itu tampak seperti sebuah je-
bakan y^flgter^tnat sangat betbahaya dan mengerikan. Di mana
pun juga hal ini tidak sekentara seperti daiam kasus Israel. Dan
dalam tingkatan yang lebih rendah, dalam kasus orang-orang Kris-
ten Lebanon.
Satu pertanlaan terakhir. After the Last SI<y adalah sebuah buku
yng tidak terlalu politis, kendati buka itujuga menawarkan, dalam mode
litererlang agak berbeda, semacam 'hrortl" bangsa Palestina. Bagaimana-
kah tangEan zrang terhadE buku itu, apakab Anda menangu-nungu
atau mengharapkan semacam tanggapan lang berbeda terhadap Blaming
the Victims?
Tanggapan orang terhadap After the Lnst S$t secar^ keselu-
ruhan selama ini sangat baik. Banyak orang sudah membacznya;
buku itu cukup laku-meski tidak tedalu-dan diulas dengan baik
dan sering dianalisis sec r^ tepat, diplomatis dan dengan penuh
minat. Buku itu dulunya dimaksudkan sebagai sebuah buku pribadi
dan buku itu dimaksudkan sebagai sebuah up^y^ kolaboratif de-
486 EDyAPD \Xl SA1D
-
ngan Jean Mohr, seorang yang saya kagumi-tepatnya seorang
dari kalangan luar, seorang fotografer berkebangsaan non-Pales-
tina, yang foto-foto karyznyztelah mengingatkan saya akanbznyak
hal. Dan buku itu dimaksudkan sebagai sebuah buku yang ditulis
dari hasil hidup di negeri asing. Karena pada akhitnya saya me-
nyadari bahwa saya hany a bis a menggunakan gatnb at- gambar itu
unruk menghubungkan diri saya dengan Palestina, karenz saya ti-
dak bisa pergi ke sana dan benar-benar melihat tempat-temPat
of^ng-orang yang difotonya itu. Di sisi latn, Blaming the Vic-
^t^D
tirus dtrnaksudkan sebagai sebuah buku yang seharusnya dihatap-
kan akan menggugah perdebatan dan menantang pef sepsi-persep si
dan proses-pfoses poiitik bukti
secafa masif. Tanpapunya banyak
saat ini saya mefasa bahwa dalam kebudayaan besar buku itu tidak
akanbanyak d.idiskusikan atau diulas sebanyak After the l-^ast SU
karena buku ini menyodorkan tesis-tesis yang iuar biasa sulit untuk
dikaii. (catatanditambahkan pada bulan Mei 1988: Cetakan per-
t^m tefjvvl habis dalam waktu dua bulan di Amerika Serikat dan
Inggds) Saya yakin, misalnya, bahwa The New York Tines ttdak
akan mengulasnya. Tidak iugzTlte NewYorkTirzes Rtuiea of Books,
dan lain-lain. Tetapi, saya betharap buku itu akan meniadi se-
macam pefangkat keria untuk mendiskusikan lebih laniut sebagian
dari masalah-masalah ini. Penerbitznnya, momennya, yang unik-
nya, bertep sama sekali tidak bisa diramalkan sebelumnya.
^t^tr,
Dan untuk menilainya dengan tanggapan yang saya dapatkan dad
banyak ofang-saya tidak sedang bicara tentang kalzngan jurnalis
atau media-yang dalam hal ini sudah sangat bagus, bagl saya
tampaknya hal itu tidak tedalu mengecewakan'

Wawancara dengan Bruce Robbins,


S o cial Text, Duke UniversitY Press

Durham, North Carolina, 1 998


Perlunya Menghargai
Diri Sendiri

IYawancara ini muncu/ secara befturutan da/am baltasa Ingris dgn babasa
Arab. Itukhpertama kalinla salta nengambil ikqyngbegrtu kitis dan
blak-b/akan menentangPLO, dan tulisan ini rnengawali keretakan sala
dengan mereka. Orang-orang /ainn1a, tentu sqfa, nengkritik Arafat dari
sudutpandangpartai. Kilk sala ini sala lakukan dai sudutpandang
se orang i n te le ktu a / in depe n de n.

E,.\7S.

SEBELUM kita mulai w^w^nc r^ ini, pertam^-t^m^ saya ingin


menyampaikan pernyataan berikut ini tentang perlunya menghar-
gai diri sendiri. Pendapat-pendapat saya harus dipandang sebagai
bag1an dzn upaya untuk mendukung sikap Palestina dan PLO
sebagai satu-satunya wakil yang sah bagi rakyat Palestina. Kare-
n nya, saya tidak bica:ra sebagai orang luar. Saya adalah bryqan
dad PLO, saya ikut ambil bryqan dalam perjuangan panjangyang
membawa kami pada deklarasi .Lljazarrr. Tetapi, saya khawatir ka-
rena kami mulai kehilangan hal-hal yang kami perjuangkan dengan
pengorban^n y^ng begitu besar. I{eprihatinan inilah yang telah
mendorong saya untuk mengatakan yang ingrn sayakatakzn.
^p^
Aspirasi atau kritik dzi' dalam, bukannya dar.luar.
Pemerintah Ameika Serikat membenarkan tindakaniircdakannlta
dengan nengatakan bahwa pihaknla berada di bawah tekanan para pen-
d u ku ng I srae I u n tu k m e ngh e n ti ka n di a kg d an m e m b atasi kegi ata n kegi a tan
PLO di Amerika Seikat. Maka, diambilryalah langkah langkah se-
488 EDrx/ARD sfl San
-
macam ita. Di rzanakah batas-batas tekanan Israel beraiung-dan khu-
susnla peran AIPAC (American-Israel Public Affairs Connittee)? Dari
nanakah pangkalnla alasan-alasan pembelaanlang diajukan oleh Ame-
rika Serikat?
Sudah umum diketahui bahwa AIPAC zdalah lobinya Israel
di negeri ini. Komite itu adalah sebuah kekuatan lobi yang luar
biasa berpengaruh dan mampu memaksakan kehendtknyz tetha-
dap pemerintah Amerika Sedkat. Kendati begitu, tidak mustahil
untuk menghadapi dan melawannya .... Tuiuan meteka adalah
membela kepentingan-kepentingan Israel. Kepentingan-kepen-
tingan itu, pertama, adalah memasok bantuan finansial dan mem-
berikan dukungan politik yang tidak tetbatas untuk Israel; dan
kedua, mencegah bangsa Palestina mendapatkan hak mereka un-
tuk menentukan nasib sendid ....
Danpak kuat @akah yng ditinbulkan oleh langkah IAIPAC]
(untuk nenghentikan dialog dan menolak uisa-uisa masuk Arafat) ini
terhad@ dialog Amerika S erikat-PLO?

Jawaban saya zdalah bahwa ketidaktahuan bukanlah alasan.


PLO selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegatanPBB seiak 1974.
PLO sudah berkesemp^t^n mengkaii state of nfnin di Amerika
Serikat .... Pertanya an yzng akansaya ajukan adalah sebagai berikut.
Kapankah PLO berusaha memanfaatkan sumbet daya-sumber
daya yangdimilikinya untuk menghadapi Amerika Serikat dengan
c r^y^ngsetius dan konfrontatif? Saya ingin mengulang yang bet-
ikut ini: Amedka Serikat bukanlah bapak besarnya bangsa kulit
putih. Dia bukaniah hakim atauwasit. Diazdalahbagian dari kon-
flik ini dan dia mendukung Israel. Tanpa dukungan dan bantuan
Amerika Serikat, Israel tidak bisa terus melakukan ptaktik-praktik
batbarny a,pembunuhan massaLeya, danpelanggaran-pelanggaran
hak asasi manusia yang sekarang kita saksikan teriadt di Tepi Bant
danJalut Gaza.
Menurut pendapat saya,adalah satu kesalahan yang tragis ka-
lau kita menempatkan diri kita sendiri di bawah belas kasihan
Amerika Serikat dan sejumlah elemen pro-Israel di negata ini yang
PERTuNyA MENGHARGAI DInr SnNoIru
-489
menyatakan dirinya tetarik pada dialog Israel dan PLO.
^nt^ra
Ada banyak orang, organisasi, dan lembaga-iembaga di Amerika
Serikat yang mendukung hak-hak bangsa Palestina. Kekuatan-
kekuatan ini harus digerakkan. Sayangnya, alih-alih mengerjakan
PR-nya ini, PLO justtu bergantung padz orang-orang yang meng-
aku sebagai teman, yang pada kenyataannya, justru mewakili ke-
pentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan lain. Ada calo-calo dan
perarftarl-p er^ntar^ bangsa Palestina dan nkyat
^flt^r^perjuangan
Amerika. Saya yakin ini adalah kesalahan yang sangat fatal.
P e1 abat-pe1 a bat An eri ka S eri kat m engata kan b ah wa dialog Pa les tina-
Arz e i ka S e ri ka t ti d a k rz ngh asi /kan h asi l- b as i / yng ko n kre t B aga i n a -
e

nakabAnda menilai diahgini dan nenurutAnda, mengarah ke nanakah


dialog ini?
.... Pertemuan-pertemuan itu belum memenuhi kepentingan-
kepentingan kami. Kalau kami mengajukan pertany^ n-perta:ey^ rr
tentang kebijakan AS, kami tidak mend^p^tk^n jawaban
^p^-^p^.
Yang paling sering te{adi, pertemuan-pertemuan diadakan atas
permintaan Amerika Serikat, bukan permintaan kami. Semestinya
kami belajar berutusan dengan Amerika Serikat dengan c^r y^ng
sama sebagumana bangsa Vietnam menghadapi Henry Kissinger
di Paris, dan dengan c ray^ngsama sebagatmanabangsa Aljaza:r
menghadapi bangsa Prancis. Ini bukan merupakan sebuah duel
seorang anak kecil dan seotang dewasa. Ini adaiah sebuah
^rrt^t^
pertemptran dua pihak, dua kubu yang berlawan fl,
^nt^ra ^trtar^
yang tedibat di dalam sebuah konflik yang ny^t^; satu pihak, bang-
sa Palestina, sedang memperjuangkan hak-haknya, sedangkan pi-
hak lainnya, Amedka Serikat dan Israel, tengah beke{a untuk me-
nindas hak-hak bangsa Palestina. Itulah sebabnya mengapa orang
harus melihat masalah ini dengan serius dan saksama.
Dialog itu tidak didasarkan atas pengetahuan yang lengkap,
serius dan terpednci tentang masyarakrtAmedka dan hubungan-
nya dengan kebijakan Amerika, sebuah pemahaman yang tepat
atas sumber daya-sumbet daya yang tersedia dt negan ini, dan
pengetahuan tentang b agasmanamenggerakkan sumber daya-sum-
490 EDwARD u( Saro
-
ber daya itu. Misalnya saia, sejauh y^ng s^y^ tahu, kami belum
memulai sebuah kampanye yang terencana untuk menyampaikan
kepada dunia Serikat coba capai melalui
^p^y^trgsedangAmerika
sesi-sesi dialog itu. Seharusnya kami membeberkan bagumana
pihak Amerika Serikat, t^rrp^ malu-malu, menyatakan dan mem-
perhatikan kepentingan-kepentingan Israel t^np^ sama sekali
memperhatikan masalah-masalah kami. Semestinya kami beberkan
hal ini kepada pers. Satu-s lihat di Amerika Serikat
^frtry^y^ngkami
zdalah laporan-laporan yang dikeluarkan oleh orang Amerika dan
orang Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak puas katena
Amedka Serikat menyelenggarakan sebuah dialog dengan PLO
atau karena PLO tidak membedkan t^ngg p^n-ta;ngg p^n y^ng
positif terhadap permintaan-permintaan Amerika Serikat. Tidak
ada upaya untuk menjelaskan sikap dan posisi Palestina kepada
dunia luar. Maksud saya neg r^ ini. Mereka perc y^ bahwa kami
adalah sebuah bangsa yang keras kepala dan pasif, bangsa yang
tidak bisa bilang ap^-^p^. Saya yakin bahwa int adalah sebuah
distorsi yang mengerikan yang dilakukan terhadap pikiran orang
tentang bangsa Palestina.
Apakah ini rnerupakan sebuah seruan untuk nenghentikan dialog?
Bukan. Selama ini saya selalu perc^y^ bahwa dialog adalah
hal yang baik dan saya mendukung itu. Saya mendukung resolusi-
resolusi Aljir. Selamziri saya selalu perc^y^ pada solusi yang di-
dasarkan pada dua fleg r^. Saya sudah menyerukan hal ini selama
bertahun-tahun. Dan ini adalah sebuah sikap yang tegas. Saya per-
caya bahwa pada akhirnya kami akan sampai pada sebuah formula
yang dengannya kedu^ neg r^ dan kedua bangsa ini dapat hidup
betdampingan di negei yang s^m^. Saya sangat sepakat dengan
hal ini. Tetapi, saya khawatir katena kami keliru memahami situasi
yang rumit dan sulit ini. Dzn czra-can kami dalam mengatasi
situasiini pada dasarnya lemah. Kami tidak mampu menggunakan
sikap-sikap dan cita-cit^ y^ng direpresentasikan oleh intifadah
secara efektif. Inilah kesalahan kami.
Israel dan pemerintahan Amerika Serikat zdzlahmusuh-musuh
PERLUNYA MENcrnncat Dnr SeNoInr 49 1
-
kami. Logisnya, y^ng kami lakukan mestinyabetada padz
^p^
tingkat yang sama dengan yang mereka lakukan sebagai musuh.
Mestinya, kami tidak boleh bilang: "Kami mohon, bicanlahpada
kami." Ada sebuah perbedaan y^ng besar.\Walau bagaimanapun
juga, kami lebih lemah; kami tidak punya sekutu sttategis ataupun
angkatan betsenjata yang memadai. Kami punya sebuah bangsa
yang memiliki komitmen terhadap periuangan melawan pendu-
dukan di Tepi Bant danGaza.Inilah sumber kekuatan kami yang
mendasat. Agar kami dapat rnernanfaatkan sumber kekuatan ini
kami harus punya wakil-wakil dan sebuah representasi yang men-
cerminkan hal ini sec f^adil guna mengangkat realitas ini ke are-
n ny^ mtsyarakat Amerika. Dan sejauh ini hal tetsebut belum
tercapai.
Dua arena yang mendasar dalamperjuangan rakyat Palestina
dewasa ini adalah wilayah pendudukan dan Amerika Serikat. Tak
satu pun hal tersebut dicapai di Amerika Serikat. Anda sudah
berzda di New York selama seminggu; pernahkah Anda mende-
ngar satu pun suara orang Palestina? Pernahkah Anda melihat wa-
kil-wakil bangsa Palestina muncul di televisi? Sudahkah Anda me-
lihat pernyataL fl-perny^t^ fi atau tulisan-n-rlisan apa pun (tentang
Palestina)? Sudah pernahkah Anda melihat demonstrasi-demon-
strasi? Kebisuan ini memekakkan telinga ....
Sudah tiba saatnya untuk bertanya tentang kegiatan orang-
orang Palestina di Amerika Serikat' Mengapa Amerika Serikat
menjadi sebuah mana toko-toko kecil milik orang-orang
^rerrldi
Palestina saling baku hantam berebut rczel<t dan batang ianhan?
Ini tidak menguntungkan dan tidak bermanfaztbag1kita di tempat-
tempat seperti Washington, Boston, San Francisco' dan satu atau
dua tempatlainnya di New Yotk. Mengapa ini dibiarkan meng-
gantikan tugas besar politik dan kebangsaan-yutu persoalan
mempresentasikan kepentingan bangsa Palestina di Amerika Se-
rikat dengan c t^yang cetdik dan logis-k^rerr uiung-uiungnya
kami akan berhasil kaiau kami melakukannya dengan benzr.
.... Banyak lembaga di negara ini, perguruan-perguruan tinggi,
492- Eowano!( Saro

kota-kota, serikat-serikat profesi, dan begitu banyak sektor ma-


syarakat yang mendukung kami sepenuhnya. Tetapi, selama ini
mereka belum pernah digerakkan, dieksploitasi, atau diminta un-
tuk melakukan sesuatu pun. Segala sesuatunya diatut arrt^r^Tuni-
sia dan Sfashington secara rahzsia di balik pintu-pintu tertutup.
Mereka datangke sini, pergl, dan itulah akhir darinya. Kebutuhan
kami akan intelijen dan keberadaan bangsa Palestina di Amerika
Serikat seharusnya dikoordinasikan dan direncanakan secara stra-
tegis. Keberadaan ini hatus berada di garis terdepan dalam de-
retan pdoritas-priodtas kegiatan; kalau tidak demikian, kami tidak
akan menuai hasil-hasil dari perjuangan rakyat Tepi BantdanJalur
Gazakami yang berani itu. I{ematian mereka tidak akan ada go-
n ny^. Di siniiah letaknya ylr'g harus dilakukan PLO: PLO
^p^
hatus mengorganisasi atena Amerika Serikat dan mengolahnya
dengan serius; kalau tidak, semuanya akan terserah kepada kebe-
tulan-kebetulan dan tp^y^-up^y^ individual.
.... Seperti saya bilang, dialog itu tidak boleh berhenti, dan ha-
rus dipeduas. Kami harus menggunakan tekanan-1gft2n2n fs-
rupa dialog itu-demi mencapai tujuan-tujuan kami. Sebagai con-
toh, dalam kartannya dengan fakta bahwa sekarang PLO resmi
dianggap sebagai sebuah organisasi tetods. Dengan adanya dialog
ini, kami harus menolak melakukan pembicaraan-pembicar^ n
dengan Amerika Serikat hingga status kami di neg r^ini berubah
dari sebuah organisasi teroris ke statusnya sebagai sebuah orga-
nisasi politik atau pemegang kekuasaan tertinggi bangsa. Dengan
demikian, faktot-faktor dalam take-andgiue tekanan dan tawar-me-
nawar harus dikerahkan dalamkasus ini. IGmi tidak boleh duduk
b.gto saja di Tunisia dan mendengarkan duta Amerika Serikat
mengulang-ulang sikap Israel terhadap kami.
Amerika Serikat bukan hanya. sekadar penonton khusus. Dia
adalahbaglan dari konflik tersebut dan dia membedkan USD 4
tdliun setahun kepada Israel. Uang yang diminta Israel untuk me-
mukimkan kaumYahudi Soviet akan betasal dari pajak-pajakyang
dibayar oleh warga rreg r Amerika Serikat. PLO belum petnah
PERLUNYA MENGHARGAI DIPJ SENDIRI 493
-
mengeluarkan pernyata n apl pun tentang masalah ini, kendati
sudah sejak lima tahun yang lalu diketahui bahwa masalah imigasi
kaum Yahudi Soviet akan diselesaikan dengan dimukimkannya
meteka di Tepi Battt dan Gaza. Hingga kini kami belum meng-
ambil sikap dalam kaitznnyz dengan hal itu.
Bagairzanakah kita bisa nembaca sikap Amerika Serikat terbadp
rencana Pernilu Israel dan peran apakab lang disebut dengan butir-bntir

Muir?
Saya pikir tujuannya untuk mengakhiri intifadah. Ada
ada.lah
sebuah perbedaan dalam sudut pandang politik pemerin-
^rrt^rz
tahanPresiden George Bush dan (partai) Likud dzlam hal bagai-
m n mencapai tuiuan ini. Shamit semata-mata ingin menghenti-
kan kemajuan Amerika Serikat dalammengusahakan hak menen-
tukan nasib-sendiri @agi bangsa Palestina), tetapi bangsa Amerika
sangat ingin mencapaihalini dengan kerugian sekecil mungkin.
Tetapi, mereka mengakui adanya tealitas yang diingkari oleh Li-
kud.
Oleh karena itu, perundingan-petundingan yang disponsori
oleh Mesir, Yasser Anfat, Hosni Mubarak, dan Shimon
^rrt^r^
Peres sangadah penting karena petundingan-petundingan itu mem-
perdalam perbedaan-perbedaan di antarz pemedntah Israel dan
Amerika Serikat. Dalam hal itu, mereka baik tetapi tidak cukup
baik. Masih dibutuhkan lebih banyak hal. Yang dibutuhkan adalah
memublikasikan lebih lanjut pendudukan Israel, baik melalui me-
dia, melalui politik, maupun melalui masyarakat Amerika Serikat
pada umumnya.
Jadi, tugas utama kami tentu saia zdalahmenegaskan
ilegitimasi
pendudukan Israel atas Tepi Bant dan Gaza.Ini harus menjadi
prioritas pert^m^ kami. Pendudukan atas Tepi Barat dan Gaza
bisa terjadi hanyzkarenz bantuan Amerika Serikat' Ini masalah
yang sederhanz. Dan, kalau hal ini tidak dipahami oleh banyak
or trgdiAmerika Serikat, kami tidak akan mampu memenangkan
pertarungan-pertarungan taktik dan politis yang sekarang sedang
kami lakuk^n ....
494- EDwARD!( San

Yangltelas, Anda tidak percEta pada opsi militer untuk melawaru pen-

dadukan. Tetapi, bisakah barcgsa Palestina melepaskan diri dari pendu-


politik dan dipknasi semata?
dukan nelalui kegiatan
Ya, mereka bisa melakukanny^, tet^pL hanya bila mereka
menggunakan semua c r^y^ngmereka miliki. Di sini, saya sedang
bican tentang Amerika Serikat. Saya tidak bisa membahas apa
yang sedang terjadi di Tepi Baratkarcna saya tidak tinggal di sana.
Tetapi, kalau kami tidak memandang tugas kami ini sebagai tugas
perjuangan di mana semua sumber daya dan kemampuan yang
kami punya harus digunakan-baik itu sumber daya rnonI, poli-
tik, mental, maupun perwakilan-kami tidak akan punya hanpan
akan berhasil, karena kami terkunci di dalam konflik dengan mu-
suh-musuh yang sangat kuat. Tetapi, musuh-musuh yang kuat se -

kalipun dapat dikalahkan, seperti halnya intifadah telah


mengalahkan pendudukan Israel.
... Kami menghadapi sebuah tugas yang suLit dan barangkali
ini adalah tugas terbe:,z;ty^ngpetnah kami hadapi sejauh ini. Bet-
beda dari situasi yangteqadr pada bangsa Prancis dan Amerika,
kami tidak menghadapi musuh biasa. I{ami berhadapan dengan
bangsa Yahudi Israel yang mewakili korban-korban yang selamat
dari Holocaust. Di situ, mereka memiliki sebuah situasi moral
yang khusus. I{ami seharusnya memahami situasi ini, menilai dan
mengatasinya dengan serius. Selain itu, mereka menikmati dukung-
an dan bantuan dari kekuatan militer dan ekonomi paling penting
di dunia sekarang ini. I{ekuatan ini sudah r.r'arrt^p membantu dan
mendukung meteka ....
Bagainanakah Anda memandang sikap Uni Souiet terhadap per-
soalan Palestina dalam kaitannla dengan "glasnos" dan apakah Anda
m li h a t a d an1 a tan d a - ta n d a y ng m ngk h aw a tirka n ?
e e

I(ebijakan Soviet berdasarkan "glasnos" adalah tentang me-


ringankan ketegangan Perang Dingin. Sepeni yang Anda ketahui,
saya bukan pakar dalam masalah-masalah ini, tetapi kesan saya
zdalah bahwa mundurnya Soviet secar^ umum dad memberikan
bantuan dan dukungan kepada sekutu-sekutu di negar^-flegar^
PERLUNvA MENGHARGAI DInr SnNomr 495 '
-
Dunia Ketiga meliputi semua front. Negara-negara Soviet sudah
menarik diri dari Kuba, Namibia, Nikaragua, dan Afghanistan
hingga tingkat tertentu. Semua ini adalah bagan dari hubungan
baru Soviet-Ametika Serikat. Kesan saya bahwa kondisi kami jadi
semakin dilemahkan oleh adanya kebijakan Soviet ini. Saya sangat
yakin bahwa kepentingan-kepentingan kedua r'eg ra adidaya itu
berbeda dari kepentingan-kepentingan neg r^-negara kecil yang
berjuang untuk mewujudkan hak untuk menentukan nasibnya sen-
diri. Lihatlah, misalnya, betapa suksesnya tekanan Israel terhadap
Amerika Serikat. Israel menekan Amerika Serikat untuk menekan
Uni Soviet agar mengizinkan lebih banyak orang Yahudi beremi-
grasi ke Israel, dan bukannya ke tempat-tempat lain yang m na.
pun juga. Kampanye ini sudah berhasil dan akan sangat merugikan
kami katen^ ot^ng-or^ngYahudi ini ingin bermukim di Tepi Barat
dan Jalur Gaza. Katenznya, kami harus mengatasi masalah-masa-
lah ini.
B agai m a n a ka h An da m e n an d ang ko n tro u e rsi 1 ang di n u n cu /kan d a -
lam hal pengeluaran uisa bagt Yasser Arafat dan sikap Anerika Serikat
terhad@ masalalt itu?
Alasan apakah kami akan mendapat visa atau tidak, sungguh
sangat menghina kami sebagai sebuah bangsa. Seandainya saya
Arafat, saya akan mengakhirinya dengan mengatakan bahwa saya
mau mengunjungr Amerika Serikat hanyakalau saya diundang se-
cara resmi. Tetapi, mempefpanjang dagelan publik tentang ma-
salah visa ini hanya akan membahayzkan bangsa kami ....

Wawancara dengan Hisham Melhem


T he D awn / Al-FE'r,Karachi, Pakistan, 1 990
Sebuah Rumusan
untuk Para Hussern

D iskusi ini berlangsung di saat b erlangsu ngnla PerangTe lu k.

E,.!qS

SEI-A /IA ini sudah ada selunlah tulisan pers dari orang Palestina dan
orangArab lainnlalang bersatu mendukung Saddam Hussein.
Bangsa Palestina bukanlah orang-orang bodoh, dan Saddam
Hussein tidak dipandang sebagai juru selamat mereka. Yang di-
gembar-gemborkan sebagai antusiasme terhadap Saddam adalah
sebuah perfiy^t^ n frustrasi dan putus asz terhadap situasi yang
dikomandani oleh Israel dan Amerika Serikat. Setiap orang Pa-
lestina tahu bahwa seorang trar' dan seorang petualang yang tak
bertanggung jawab dan seorang manusia yang track record-nya me-
ngerikan tidak mungkin bisa mewakili hanpanapa pun bagi bang-
sa Palestina. Lag pula, setiap or^rrg Palestina yang berakal sehat
tahubahwa seandainylarrc m fi-arrc rn fluntukmelancarkan se-
rzng {rbalasan terhadap Israel dengan menggunakan seniata-sen-
jatz l<tmia benar-benar dilaksanakan, maka senj ata-sen jata l<trna
itu akan membunuh otang Palesdna sama banyaknya dengan orang
Israel. Jadi, kami sama sekali tidak berterima kasih kepadanya.
Tetapi, meskipun demikian, kenekatan Saddam, yang tidak ha-
nya bodoh, tetapi juga mengerikan, memberi orang kesempatan
untuk bican mewakili sebuah dunia Arab yang selama ini sama
sekali tidak dianggap, dan hanyadiselamatkan demi mtnyaknyasaja.
SBsuAH RUMUSAN UNTUK PaRa Hussnru 497
-
Tetapi, tidak ada seorang Arab pun yang tidak merasa luar
biasa cemas, tettekan dan ketakutan oleh apa yurtg mungkin akan
terjadi itu. Orang-orang di Saudi Attbiay^ngsayz- hubungr lewat
telepon ketakutan oleh apa yang ditunjukkan kepada mereka oleh
Irak dan Amerika Serikat. Dislokasi dan telokasi rumah-rumah
dan keluarga-keluarga di sana cukup banyak terjadi. Di seluruh
dunia Arab, orang-orang sedang berusaha melarikan diri.
B agai m an a ka h An da m ngu ku r re a ksi terh ad E in te ra n si An e ri ka ?
e e

Seperti kata Bush (senior-y'ent.), otangtidak akan bisa mem-


bangunkan sebuah kota berukuran sedang di Amerika tanpa me-
nimbulkan guncangan-guncangan. Bahkan orang-orang y p^-
^fig
ling memusuhi Saddam sekalipun tidak terlalu senang dengan ke-
mr-rngkinan Amerika Serikat menghancurkan Irak. Amerika Serikat
betgerak terlalu cepat dan tedalu gegabah. Barangkali solusi Arab
yang memastikan penarikan diri sepenuhnya seharusnya sudah di-
ambil.
Sejalan dengan itu, masing-masing penguasa yang mengirim-
kan pasukan-pasukannya (hingga semakin memperku at tekanan
Amerika), kecuali mungkin Raja Hasan dad Maroko, zkan diten-
tang di neg r^ny^ sendiri. Otang-orang Saudi berada pada posisi
yang sulit. Kepentingan mereka adaJah membuka paksa sedikit
celah untuk bernapas, untuk menjajaki apakah modalitas tertentu
Iuntyadi samping konftontasi militer besat-besaran akan berhasil.
PLO sedang mulai melakukan hal ini, seperti halnya juga orang-
orang Yordania dan Mesir, dengan cara meteka y^ng asal-asalan.
Bangsa Arab tidak hanya duduk-duduk berpangku tar'g n sambil
melihat dztzngnya perang. Mereka berusaha matt-mattan untuk
menyelamatkan situasinya.
Dengan cara @a?
Satu, mungkin dengan sebuah perflyata n dari orang-orang
Saudi bahwa mereka mau mengizinkan hadfunya sebuah pasukan
Arab berditi di orang Amerika dan bangsa Irak. Kedua,
^ntare-
sebuah diskusi untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang ter-
jadt antanltak dan Kuwait, yang menganh padamundurnya Sad-
498 ED\7ARD riq SAID
-
dam dad Kuwait. Tak seotang pun di dunia Arab berharap bahu/a
aneksasi terhadap Kuwait bersifat permanen.
Selama ini danpak apa s@akahyng dialami oleh bangsa Palestina

nbagai akibat krisis ini?


Secara langsung, krisis ini b.gto merusak. Bangsa Pelestina
di Tepi Barat dan Gaza bergantung pada uansfer-ftansfer'dana
dari bangsl or^ng-orang Palestin^ y^ng tinggal di Teluk-khu-
susnya Kuwait, yang memiliki konsentrasi orang Palestina terbesat
di luat wilayah tanah ait sendiri. Selain itu, hubungan-hubungan
di antara berbagai ke-sheikh-an Teluk dan PLO sec r^ finansial
terancam. Saya rasa adalah sebuah kesalahan bagi PLO untuk tet-
libat total dalam diskusidisprr5i T iga Arab. PLO bukanlah sebuah
neg r . Sikapnya (berkaitan dengan kecaman terhadap kak) zdz.-
lah sikap abstain, tetapi sikap itu sudah disalahtepresentasikan di
kalangan pers. Sikap itu dipahami sebagai mengangkat suara me-
nentang Kuwait, padahal sesungguhnya tidak demikian. Tetakhir,
krisis ini telah semakin memperjauh dominasi sayap kanan Israel,
yang sekarang bisa bilang bahwa pandangan-pandangannya ten-
tang dunia Arab terbukti benar.
Toh, maszlah Palestina mau tidak mau pasti akan terulang,
karena ada sekelompok orang Palestina yang mengangkat pet-
soalan-pers oalanyang sentral bug politik Timur Tengah. Dan me-
lihat tanggapan terhzdap agresi dan aneksasi dalam kasus Itak,
tanggapan ini akan dibangkitkan oleh pihak-pihak Arab lunnya
daiam konteks Palestina. Orang hatus mencurahkan perhatian ter-
hadap dua puluh tiga tahun pendudukan atas tanah-tanah Atab.
Keb/akan-keb/akan Barat apa saja yng akan mendorong berken-
b a ngnl a reqin -reqi m 1 a ng k b i b s e ku /e r, d e m o kra ti k, d an p rogre s f di da n i a
Arab?
Untuk mengawalinya, sejumlah pembatasan terhadap Israel,
yang kemampuannya mengingkari segala hal telah meningkatkan
kebencian terhadap Amerika Serikat di kawasan itu dan telah me-
rangsang bertumbuh kembangnya reaksi Muslim atavistik. Kedua,
sebuah vpaya yang sedus untuk menangani kawasan itu dengan
SEBUAH RUMUSAN UNTUK Pana HussBrN 499
-
c r^-clr^ di luar car^-c ta bersenjata, dan dengan prioritas-prio-
ritas selain kepentingan-kepenting an vital Amerika Serikat. I(eti-
ga, ada semacam anibzjakultural di Atab dan Barat,
^nt^rldunia
khususnya Amedka Serikat. Misalnya, selama lima tahun yang lalu,
terdapat sejumlah sangat besar karya sastra besar Arab yang di-
terjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan belum satu pun di an-
t^r^rry^ diulas di sini. Ada sebuah perasaan bahwa dunia Arab
adalah sarangnya orang-orang Muslim gqla atau teroris-tetods.
Banyak di antzrz hal ini seharusnla dituduhkan sebagai kesalahan
dunia Arab, tetapi banyak tulisan di sini telah membuat cira lain
jadi sulit dibangun. Begitu banyak materi "ilmiah", tulisan Ber-
natd Lewis dan lainnya,bicara tentang "kemarahan Islam" atau
"kegilaan bangsa Arab". Itu bukanlah sejarah atau sesuatu yang
ilmiah. Itu hasutan. Tulisan-nrlisan ini membuat orang tidak mung-
kin belajar dari masa lalu dan bergerak menuju ke masa depan.
Terakhir, adz masalah yang menyeluruh tentang modalitas
yang dengannya sumber daya-sumber daya alam seperti minyak
di dunia Arab berada di bawah kedaulatan dan kekuasaanbangsz
Amb. Yang penting buat Amerika Serikat adalzh penguasa-pe-
nguasa yang tunduk dan beke qa sama yang bis a memas tikan akse s
dan pasokany^rrgmudah. Itulah sebuah rumusan buat para Sad-
dam Hussein.
Tetapi, tidak adanya gerakanapa pun, tidak adanya perubahan
dalam kebijakan Amedka Serikat, memunculkan hal-hal yangha-
tus kita bayx mahal. Situasi ini melahirkan neg^r^-negarakeaman-
an-nasional seperti Syria dan hak,yangberkata, "I{ami harus me-
nindas demi membela bangsa Arab. Situasi ini melahirkan kepu-
tusasaan lsligius, bagi orang-orang yang berkata bahwa Bzrathanya
akan mendeng^r penyanderaan-penyan derzan dan teror. Ia iuga
melahfukan borjuasi hat yanghznya tertarik padzbagurnana meng-
hasilkan uang. Lihadah Teluk yzng jadtrebutan di pe-
^nt^rapara
nguasanya dan orang-orang asingyang datangke sana serta kelas
menengah mereka sendiri. Pemahamannya adalah: hasilkan be-
rapabanyakpun uang yang Anda mau, tapi jangan terlibat dalam
500 EDwARD \[ SArD
-
politik. Tidak ada masyarakat madani' Bahkan perguruan ti.tgg
pun sudah dianggap sebagai bagian dan alztkeamantn flegar .
Saddam Hussein, dengan segala brutalitasnya, tidak bisa di-
pisahkan dari lingkungan yang melahfukannya-dznitu adalah se-
buah lingkungan yang dibentuk oleh politik Amedka Serikat.

'Wawancara dalam LA. lYee kl1

LosAngeles,1991
Suara Bangsa Palestina
di Amerika Serikat

BEI-AKANCAN ini Anda bersikap krith terhadap upay-upgayng


dilakukan bangsa Palestina di Anerika Serikat. Apa reaksi pimpinan
PLO nrhadap kritik-kritik nmacan itu?
Saya belum lama pulang dari Tunisia dzn sejujurnya sayaka-
takankepada Anda bahwa kebanyakan orang Palestina yang sudah
saya temui diAmerika Serikat, di Eropa, dan di duniaArab sangat
mendukung sikap saya karcna merupakan satu fakta bahwa kese-
pakatan-kesepakatan kami dengan Amerika Serikat sebagian besar
dilakukan karena kebodohan dan tanpa zdanya perhatian yang
cukup terhadap y^ng, setelah wilayah-wilayah pendudukan,
^p^
merupakan tempat perjuangan yang paling penting.
Saya agak pesimis dan berkecil hati melihat fakta bahwa tingkat
kesadaran pimpinan Palestina tentang apaiu sesungguhnya Ame-
rika, politik Amerika, bagaimznz berbagai kelompok penekan
bekerja, bagatmana Kongtes bekerja, bagatmana media beke{a,
bagatmana berbagai sektor kebudayaan bekerja sama sekali tidak
diketahui oleh orang-otang kita di Tunisia. Dan, menurut pendapat
saya, mereka tidak cukup berusaha untuk memahaminya dengan
lebih baik. Mereka menghadapi Amerika Sedkat dari sebuah po-
sisi yang relatif luar biasa lemah dan bodoh. Ini sangat menyedih-
kan dan saya l<ra meteka tidak cukup banyak bertindak untuk
mengatasi hal itu karena, dalam pikitan saya, meteka tidak meng-
502 EDI?ARD nZ Saro
-
pny^ serius.
^ngg
Anda bersikap keras dalan kritik Anda terhadap kantor-kantor
Palestina di Anerika Seikat k4rena tidak adanla efektiuitas dan keter-
organisasian di tubuh mereka. Apapengaruh kritik renacan itu terhadE
kepeninpinan di Tunisia?
Sebagai hasil dari kritik-kfitik yang disampaikan oleh berbagai
kalangan, tetmasuk saya sendid, tampaknya sekarang adzgen'kan
untuk merapikan tindakan kami. Dan saya hanp dalam beberapa
-irggo yangakan datangakan ada beberapa petubahan penting'
Orang pedu dan harus melakukan perubahan-perubahan ini ka-
fena pfoses perdamaian nyaris terhenti dan petlahan-lahan kami
dipaksa untuk melakukan lebih banyak dan lebih banyak lagi kom-
promi-kompromi dengan hasil-hasil yang lebih sedikit dan se-

makin sedikit. Pesan bangsa Palestina tidak sampai kepada takyat


Amerika. Penghalang riilnya di sini adalah pemerintah Amedka
Serikat yang kelewat curiga dan yang untuk alasan-afasandomestik
jelas-jelas sangat pro-Israel, dan memaksa kami melakukan lima
kompromi untuk satu kompromi dari pihak Israel. Itu tidak bisa
diterima dan kami harus lebih banyak menekan mereka. Menurut
saya, kami harus meluncurkan sebuah kampanye publik untuk
menghadapi ketidakadil^n y^rrg luar biasa dan standar ganda pe-
merintah Amedka Serikat dalam menentang kami.
Ilinkan sala mengajukan pertanlaan berikut ini kepada Anda dan
sala har@ Anda mau menjawabnla dengan jtiur. Apa pendEat Anda
tentang wawan cara terakhir dengan Ketaa Yasser Arafat dalam acara' Meet
the Press"-n1a di NBC?
Saya kira itu bukan pertunjukan yang bagus. Saya kira barang-
kali dia tidak bisa diharapkan untuk mengetahui sec f terperinci
seperti apa media Amerika itu. Tugas kamilah untuk menjelas-
kannya kepadanya. Tetapi, yang jelas menufut saya sehatusnya
dia tidak bican dalam bahasa Inggris. Gorbachev telah meng-
guncangkan dunia dalam lima tahun terakhir, melebihi siapa pun
ftga, saya, kira, dan dia tidak pernah bicxa satu patah kata pun
bahasa Inggtis. Diahanyzbican dalam bahasa Rusia. Dan saya
SuAR-t BANGSA PATESTTNA ol AltBnxa Spnrxar 503
-
rasa seharusnya Ketua Arafzt bican hanya dalam bahasa Atab
sa1a, dan bukannya bolak balik begitu rupa mengikuti para pena-
ny^ny^. Mestinya dia menyampaikan perny^t^ n-Pernyatz flny^
dalam bahasa Arab, bukan hanya sekadar untuk menjawab Perta-
flya fl, melainkan untuk menyampaikan pesan kepada bangsa
Amerika. Pesan perdamaian dan sikap mengendalikan diri serta
pandangan politik bangsa Palestina ke depan.
Pernahkah Anda panla kesempatan untuk menbicarakan hal ini
dengan Arafat?
Belum pernah. Tapi, ketik^ szyz- perg ke Tunisia saya mem-
bawa sebuah kaset berisi wawancara NBC itu dan memberikannya
kepada salah seorang pembantunya, sebagai sesuatu yang ber-
manfaat bila dipelajari!
Apakah Ketua Arafat punjta pakar-pakar medialang nenbantunla
nengh adapi media B arat?
Tidak. Dia tidak punya apa-apal
S b agian orang n e n1a lab kan inte le ktual-inte le ktual Palestina Am e'
e

rika, tennasuk Anda,lang neniliki akses ke Arafat danlang bisa men-


berirya saran-saran pakar dalam persoalan-persoalan semacam itu.
Dia punya banyak orang muda berbakat yang membantunya
sebaik mereka bisa. Tetapi, yang dibutuhkannya adalah seorang
penasihat media yang bekerjafull-time yang bethubungan dan me-
mahami dengan sempurna per^nmedia dalam kehidupan berpo-
litik. Media, khususnya televisi, bukan hanyamuncul dilzya4tetapi
merupakan sebuah instumen ntarn^ dalam politik akhir abad ke-
dua puluh. Dan itu, sayzkirz, tidak kami pahami. Yang dipedukan
Arafat adzlzh orang yang pekerjaannya semata-mata mengeks-
ploitasi peluang-peluang media di negata ini khususnya, apzlag1
televisi, dan itu hanya bisa didapat dari seorang profesional yang
memahami dunia Palestina dan dunia Amerika dengan sempurna,
dan yang memahami manfaat-manfaat televisi. Int zdalah sebuah
pekerjaan yang teramat khusus dzn teramat penting yang benar-
benar diabaikan. Arafattidak mungkin bisa melakukan ini karena
cara hidupnya, kondisi sebagai onng buangan yang te{paksa di-
504 EDITARD w: SArD
-
jalarinya, dan tidak adanya basis atau pusat politik di dunia Arab.
Orang harus melakukan pekerjaan ini untuknya, Q<arcna) dia tidak
akan bisa meiakukannya sendiri, dan peketiaanti tidak bisa dila-
kukan oleh otang yang duduk di Tunisia.
Belakangan ini baryak laporan di pers Arab bahwa PLO ingin agar
seorang Palestina An erika seperti Anda ataa Abu-I-'ugho d rn emegang tang-

gangjawab atas inforrnasi di Arzerika Serikat. Sadahkah Anda didekati


berkaitan dengan hal ini?
Kami sudah membicarakannya, dan harus szya katakan ke-
pada Anda bahwa ada tanggzp^n y^ng s^rrg t positif tetha-
^mat
dap gagasan-gagasan kami di Tunisia. Saya petgi bersama dengan
Profesor Abu-Lughod. Kami menghabiskan waktu empat hari
dan berjumpa dengan Panitia Pelaksana dan I{etua Arafat dan
kami sampaikan kepada mereka sampaikan kepada
^p^y^ngsaya
Anda sekarang ini. Tanggap sangat positif dan tampaknya
^nrry^
ada kesediaan untuk menerima yang besar. Tentu saia yang penting
adalzhbertindakberdasatkan gag san-gag sanini, dan saya tengah
berhatap ini akan berhasil.
PLO baru-baru ini mengumamkan s/urnlahperubahan dalan baisan
personel diplomatikrlya di seluruh dunia, tennasuk dipindabkannla Mr'
Hassan Abdul Rahnan dari kantor lYashington. Apakah menurut Anda
ini adalah hasil dari kitik Anda?
Tampaknya ini merupakan sebuah indikasi atas betapa serius-
nya mereka menanggapi kritik itu; itu bagus! Seluruh iawatan dip-
lomatik mengganti pzra dutz besarnya; sudah waktunya meng-
g nt: plra duta besar kami, dan di Amerika misalnya, penting
untuk mengisi perwakilan bangsa Palestina di tingkat yang ter-
tirg.g dengan orang-orang terbaik dan paling betkompeten. Satu
hal yang saya keluhkan adalah tidak adanya koordinasi dengan
kegiatan-kegi^tan or ng-orang Palestina di Amerika Serikat. Ada
tokoh-tokoh besar Palestina dt jajannpimpinan PLO yang sudah
berada di sini di negara ini, misalnya, selama dua atau tiga minggu
dan belum bican dengan siapa pun. Mereka hanya melakukan
pekerjaan mereka dan pulang begitu saja. Bagi saya akan lebih
SuARA tsANGSA PALESTINA DI AMERIKA SBnrr<ar 50 5
-
bi j aks ana kalau s e tid akny a mereka menghubungi orang-orang Pa-
lestina di negara ini yang mengikuti peristiwa-peristiwa (seputar
PLO dan konflik Palestina-Israel) dan bisa membantu dan mem-
berikan penilaian.
Menurut Anda, apa solusinla terhadap tidak adarya keb/akan
infornasi bangsa Palestinalang trtkhf di Anerika Serikat?
Bag saya,berbican sebagai seorang intelektual dan seorang
yang independen, kami harus terus meny atakannya sec tz terbuka
kepada bangsa kami, terus bersikeras deng^fl yang kami bu-
^p^
tuhkan dan mengerjakznnya. Kami harus mengorganisasi sebuah
keberadaan dan suata bangsa Palestina sec ta efektif di negata
ini, dan kami sedang melakukannya sekarang. Kami akan mendi-
dkan semacam majelis, yang akan disebut "Majelis Amerika untuk
Urusan Palestina", yang akan mencoba mengumpulkan upaya-
trp^y^ or^flg-or^ns Palestina demi memberinya sebuah kebera-
daanyang cerdas dan terorganisasi di negara ini; untuk menjadi
suara Palestina yang menyatakan pandangan-pandangan bangsa
kami dan intifadah.
B agaim an a p en i lai an An da te rh a dap p ro s e s p rd a m a i a n, da n @ a 1 a ng
e

Anda har@kan akan dihasilkan dari pertemuan Jang akan datang di


lYashington antara Ameika Serikat, Muir, dan Israel?
Saya kita dati sudut pandang kami ptoses perdamaian ini luar
biasa lamban bahkan merupakan sebuah proses lelucon yang sa-
ngat sarat dengan dukungan terhadap Shamir dan sayap kanan
partai Likud. Pemerintah kelewat waspada, tidak imajinaif, dan
sangat memusuhi aspirasi-aspitasi bangsa Palestina. Orang harus
melihat kemunafikan ini. Ini adalah sebuah pemerintahan y^ng
menyambut dotongan menuju demokrasi di setiap bag1an lain
dunia, tetapi dengan satu dan latn can mereka mengecualikan
pemberontakan bangsa Palestina terhadap penindasan dan tirani
yang dilakukan oleh Istael. Saya rasa keduanya sama szja, malahan
gerakan di Eropa Timur sudah belajar dad intifadah-nya bangsa
Palestina.
Mengingat semua hal negatif itu, orang juga harus bilang bah-
506 trD\x/ARD $( Saro
-
wa tidak diragukan lagi, ketika or^rrgmembaca pers Israel, bahwa
bangsa Israel juga, dari sudut pandang mereka sendiri, untuk per-
tamakahnya dipaksa menghadapi realitas dan saya kita ini zdalah
satu celah kecil, dan otang tidak boleh membesar-besarkannya
dan mengatzkan bahwa inilah hal yang selama ini kami tunggu-
tunggu. Bagumanapun juga, ini sebuah celah. K.arcnznya, di titik
ini sangat butuh, khususnya ketika kami bertemu, kami butuh mak-
simalisasi dari koordinasi politik, inteliien, pemikiran sttategis,
evaluasi dan penilaian yzng tepat, untuk bergerak maju. Kami
tidak bisa bergemk maiu dan melakukan improvisasi dengzn can
yang spontan dan sembrono. Saya kira barangkali inilah pedode
yang paling sulit karen^ or^ng sangat mudah menjadi putus asa.
Yang penting adalah terlibat secara terperinci dalam momentum,
yang sangat kompleks ini dan memaksimalkannya meniadi pdo-
ritas nomor satu, sesuatu yang aktn sangat sulit dan berat untuk
dilakukan, karcna kami tidak punya sekutu strategis penting apa
Pun.

\Wawancara dengan Munir Nasser,


Arab An eican N ews,Dearbom, Michigan, 1 990
Intelektual dan Perang

BAGAMANAKAH penilaian Anda terbadap rrpresentasi krisis dan


PerangTeluk di Amerika Serikat dan di Eropa?
Representasi tentang konflik itu di Barat, sekitat minggu per-
tama kdsis di buian Agustus, sudah berhasil, pertama, daiam men-
jelekkan citra Saddam; kedua, dalam memefsoflalisasikan krisis
itu dan menindas Irak sebagai sebuah bangsa, orang, budaya, dan
sejanh;dan ketiga, dalam memantapkan sepenuhnya peran Ame-
rika Serikat dan sekutu-sekutunya dalam terbentuknya krisis ter-
sebut.
Tet@| ada banlak pend@at yng berbeda-beda tentang krisis itu,
khasusnla di kalangan intelektual.
Saya sedang bican tentang para pembuat kebiiakan dan me-
dia-media besat. Media bergerak mengipasi perang itu dengan
c^r y^ngsangat sinkron dengan pemetintah. Bahkan di kalangan
media altetnatif dan pa:a intelektual pun tetdapat keengganan
untuk berutusan dengan Timur Tengah. Salah satu alasannyaada-
lah seting dan orang-onng yang tedibat di dalamnya. Lalu ada
yang disebut postmodernisme. Amerika Serikat, sebagai negar^
penjajah terakhir, dalam kasus para intelektualnya, telah mengin-
ternaiisasikan hukum imperial. Secara umum hal itu meletakkan
para intelektual di atas persoalan-persoalan semacam itu, mungkin
karenabegitu meluasnya p er s^ fl tak betdaya, impotensi dan ftag-
mentasi karena spesialisasi.
508 EDwARD IJfl Saro
-
Komunitas intelekrual Amedka pada umumnya tidak meng-
p dirinya cukup terikat oleh tanggung jawab-tanggung jawab
^ngg
terhadap kesejahteraan bersama, tidak merasa bertanggung jawab
atas perilakuAmerika Serikat sec r^ internasional. Di Timur Te-
ngah, Amerika Serikat selalu saja menghalang1 perjuangan-per-
juangan untuk membela hak asasi manusia. Amerika Serikat telah
belpihak pada setiap kekuatan y^ngm pan dan mengakar melawan
perjuangan-perjuangan untuk membela hak-hak perempuan, hak-
hak minoritas, hak-hak untuk berserikat, berkumpul dan hak ke-
bebasan betbicara. Semuanya hanyz soal kebijakan.
Dalam kaitannya dengan sejarah ini, yang sangat sedikit ber-
hubungan dengan bangsa Palestina, sebagian besat intelektual
Amerika pada dasarnya bersifat provinsial, danhrnyatertarik pa- -
da kepakaran. Kalau mereka spesialis Amerika Lattn, maka me-
reka tidak akan membicankan apa pun selain Amerika Latin.
Tidak ada rasa keberpihakan dengan ruang publik, dengan
suatu tujuan. Saya ingat, suatu ketika salah satu rekan saya, seorang
Marxis mudak di negara ini, berkata, "IYel/, kau beruntung, Ed-
ward, kau terlahir sebagai orang Palestina, tetapi orang lain ini,
yangada,Iah seorang Amerika, tidak punya satu tuiuan pun untuk
apa dta dilahirkan." Seolah ada suaru privilese yang luar biasa
karena mengalami penderitaan-pendedtaan bangsa Palestina. Ka-
lau Anda seorang Amerika, Anda berada di atas segala tujuan.
Kalau Anda tidak tedahit untuk sesuatu atau Anda diberi sebuah
gelar dalam bidang itu, itu tidak masalah.
Para pakar senior masalah Timur Tengah dipanggrl ke Wa-
shington. Meteka tidak mau mengatakan hal-hal yangakan meng-
ganggu rzngkaizngerbong kebijakan. Sebagian dari kami teffrag-
mentasi, tidak punya akses ke media, dan terpaksa mengandalkan
terbitan-terb itat s an i71lat.
Bandingkan situasi ini dengan wawancara yang luar biasa de-
ngan ilmuwan Prancis,Jacques Berque, pada bulan Jaman,di mana
dia mampu membedakan Saddam dan Irak, dan bangsa
^rftaLr
Atab dan imperialisme,^flt^ra.keadaan hak asasi manusia di dunia
INTELEKTUALDAN PERANG 509
-
Arab dan di Eropa sec r^ historis, dan menunjukkan bahwa pen-
jagalandan kekerasan bukanlah monopoli Irak. Dan memublika-
sikan semua hal itu sec r^ besar-besaran dalam LAutre Journal
(Februad, 1,991).Tzkada sesuatu pun seperti itu tetiadi di negara
ini, di m tra- ilmuwan-ilmuwan terkemuka di bidangnya, hampir
setiap laki-laki dan perempuan, berpihak kepada pemerintah.
n bp i, ka la ngan ka langan in te le ktu a I P ran cis, s ep erti h a lryt a di An -
- e

ika Seikat dan Ingis, pada unumnla gagal menangapi secara koheren
dan berprinsip. Sudahkah kisis ini nenantang fulas intelektual untuk
nalai nengkQi selmahryta sendii?
Tidak juga. Barangkali meteka senang kdsis itu betlangsung
sependek itu. Masalahnya adalah sebuah seiarah keterasingan dati
masalah-masalah internasional, terutama dari Timur Tengah dan
bangsa Arab pada umunnya. Sebagian kecil di kami, yang
^ntzr^
mencoba melibatkan kalzngan intelektual dalam persoalan-per-
soalan umum yang menjadi tanggung iawzbnya,iumlahnya tedalu
sedikit. Sementara itu, negara ini telah menghasilkan seluruh lite-
ratur berisi pengetahuan dan kepakaran yang instan, yang kese-
muanya mengedepankan sebuah pandangan tentang Timur Te-
ngah dan tentang konflik ini pada khususnya yang sebagian besar
mendukung sikap pemerintah.
Bagaimana pemujaan terbadE kepakaran ini berkembang? SiEa
s@akab praktisi-praktisi utama intelektuallang nkarang ini sedang ber-
main dalam kaitannla dengan Tinar Tengah?
Selama berlangsungnya Perang Vietnam, muncul sebuah ke-
lompok yang vokal dan kuat di perguruan-perguuan tinggi me-
nentang pemerintah. Dan ini punya pengaruh yang cukup dipet-
hitungkan terhadap media. Bedanyadengan perang ini adalahbah-
wa Vietnam berubah dalam jangka waktu yang lebih lama. Dan
keberadaan Israel merupakan satu faktor yang memperumit.
Dengan sangat sedikit perkecualian, pakar-pakat Timur Te-
ngah tetkemuka lebih condong kepada \X/ashington atau kepada
media dan diperalat di sana. Pandangan-pandangan mereka tidak
terfokus pada kawasan itu; mereka lebih memfokuskan pethati-
510 ED'yARD S( Sam
-
kepada g^r^-c r^ menuiu ke kawasan itu, sebagaimana di-
^nny^
berikan oleh CBS, NBC, The New York Tines, dan media-media
lain yang sama tidak ielzsnya,atau oleh lembagaJembaga pembuat
kebijakan di \)fashington. Anda tidak melihat munculnya sebuah
oposisi yang kuat dan berprofil-baik yang bersimpati kepada
Arab sebagai sebuah bangsa dan sebuah budaya, kepada Irak se-
bagai sebuah neg ra> sebuah oposisi yang menentang invasi dan
aneksasi yang dilakukan hak terhadap Kuwait, tetapi juga me-
nentang keberadaan militer Amerika Serikat.
Malahan, media mengipasi kebijakan untuk berperang, yang
dalzm kebangkitannya membangunkan begitu banyak laki-laki
pensiunan milissl-|2kilaki, seialu laki-laki-d^n y^ng s^y^
^p^
sebut ilmuwan-prajurit-Fouad Ajami, Daniel Pipes, Bernard Le-
wis, dan kawan-kawa nnyz-dan betsama dengan mereka bebera-
P^w^rt^w n seperti Tom Friedman yang jelas-jelas tidak bisa di-
bedakan da:r- parz pembuat kebijakan.
Para ilmuaan-pmjurit inijuga terlibat dalan semacam pengerubangan
kurikulun.
Ada sebuah dzftatbacaanterbitan National Public Radio yang
di dalamnya tidak ada satu pun karya yang dihasilkan oleh orang
Arab atau berisi tentang Arab. The New York Timu menerbitkan
sebuah daftx yang meliputi seluruh halarnan di mana tidak ada
satu pun buku tentang Irak sejak sekitar abad ke-17 SM! Irak di-
p tak lebih dari Sumerial Ada lima novel karya orang Is-
^ngg
raeI, ttga atau empat buku sejanh orang-orang Yahudi, Conor
Cruise O'Brien, tetapi tak satu pun tentang sejarah atau kebuda-
yaan modern Irak.
Yang orang punya rdalah sebuah kanon, yang sekarang meli-
pl;ri Repablic of Fear-nya Samir al-Khalil, Arab Predicanent-nyz
FouadAiami, buku-bukuinstan karya sejumlah jurnalis, dan tentu
szia From Beirut to Jerusalen-nya Thomas Friedman, Peace to End all
Peace-nya David Fromkin, dan, kadang-kadang, bukunya Albert
Hourani. Nah,kaIau Anda tidak memasukkan History of tbe Arab
People-nya Houtani (ymg, kendati sekarang irrr ada dalam daftar
INTELEKTUAL DAN PERANG 51 1
-
buku tedaris, bukanlah buku yang gampang dicerna), buku-buku
ini pada umumnya tidak bersimpati kepada bangsa Arab dan me-
ngedepankan tesis bah.wa pertumpahan danh dan kekerasan di
Timur Tengah disebabkan, sec r^ relaif, oleh sebab-sebab pra-
sejarah, y^ng terp^tri kuat dalam tiap-tiap butit gen bangsa itu.
Hal-hal sepeni argumefl rasional yang dinyatakan oleh orang-
orang Arab abad kedua puluh tent^ng sense sejarah mereka sendiri,
identitas mereka, cita-cita mglsl€-kesemuanya ini dihilangkan
karena dianggap sebagai dusta dan sangat menyesatkan. Meminjam
kztz-kata Ajami, masalah-masalah dunia Arab zdalah hasil dad
"luka-luka yang dibuat sendiri". Literatur ini terang-terangan
membebaskan Amerika Serikat dan pan pembuat kebij akannya,
dan tentu saja Israel, dati peran apa pun dalam membenahi keka-
c^nan yang di dalamnya kami hidup sekarang ini.
Dalam bukunya, Teaclters,lViters, and Celebities, R6gis Debray
mengajukan sebuah argumen menadk yang bertalian dengan situasi
yang sedang kita bahas sekarang ini. Semua pengarang itu tidak
memiliki kemampuan ilmiah ataupun kepakaran yang signifikan.
Buku Ftomkin tidak punyakutanyang riil dengan Timut Tengah
dalam pengertian kekhususanny^ dengan apa pun yang ditu-
^t^u
lisnya sebelum itu. Friedman adzlah seoraflg wartawan. Ajami
adalah seorang sarjana setba tanggung yang sudah menulis se-
kumpulan esai yang umurnya sudah dua puluh tahun dan sebuah
sejarah yang tak berguna tentang Musa Sadr. Orang-orang ini lebih
metupakan bagian dari jenis selebritis media yang dikemukakan
oleh Debray, ketimbang kelompok dosen perguruan tinggi atau
seniman-penulis. Mereka tidak punya pegangan tertentu di dalam
ptoses karyaintelektual atau di dalam lembagalembaga yang me-
lahirkan para intelektual. Karenanya, secara paradoksal, mereka
jauh lebih sulit untuk dilepaskan, tep^ffryakarcna meteka bukan
merupakan bagian dari lembaga tertentu apa pun, kecuali kor-
potasi media. Mereka adalah makhluk-makhluk ciptaan momen-
tum.
Pengaruh apakahyng dihasilkan oleh Krisis Teluk terhadq buday
572- EDwARD\( SAID

politik Arab?
Kira-kita kesan saya adalah sebagai berikut. Hampir semua
daLri apa yang sekarang dipublikasikan di koran-kotan harian di
dunia Arab-orzng selalu bisa mengaiukan perkecualian-perke-
6u2fixn-lsrmotivasi oleh politik, dalam pengertian yang sempit
dan paling r,rrlgar. Untuk bisa menulis, orang harus berafiliasi de-
ngan satu lini atau rczirn atau penguasa tertentu. Kalau Anda se-
orang yang independen, tidak ortodoks, kreatif dilmhal tertentu,
nnaka akan luar biasa sulit atau tidak mungkin bagi Anda untuk
membuat gebrakan.
Ap a ka h Krisis Te lu k te la b n e n d e s ta b i Ikan s tru kta r-stru ktu r s e b i nga
n e n a ngki n k a n re k o nfgu ras i p roy k -p roy k i n te Ie k t u a / ?

Kredibilitas Kanan sedang tet^flc m. Karena hampir segala-


sesuatu yang ditulis dewasa ini iangsung mencerminkan sebuah
pengaruh politik dalam pengertian yang paling harfrah, tak sanr
pun yang ditulis orang tak akan dipertanyakan. Peluang-peluang
akan terbuka.lebx, konfigurasi-konfigurasi baru akan teriadi. Te-
tapi, pertany^ r7yaLngpefi^ma kali akan or^ngaiukan bukan apa-
kah penulisnya mengatzkankebenaran atau tidak, melainkan antuk
siapakah sebenarnya orang ini bicarz. Seperti mereka bilang dalam
bahasa Arab, min warrah?, "siapa di belakangnya?"
Karena perang itu, sekarang te{adi keruntuhan umum lem-
baga-lembaga kebud^y^ n di dunia Arab' Pola-pola pendanaan
dan peny-rsunan staf sudah berubah dengan c r -c r^ yang baru
mulai kita nilai sekarang. Ada pergeseran seismik dalam topografi
intelektual dan kultural dunia Arab, y^frgs trg t sulit dinilai tetapi
jelas-ielas tidak baik.
Dunia Arab terbagi dan pecundang. Bangsa
^nt^r^pemenang
Palestina adalah pecundang. Bangsa Mesit mati-matian berusaha
menjadikan dirinya pemenang. Ini berdampak di tingkat mikro,
di kalangan lembagaJembaga, dan terhadap upaya-upaya kultural
dan politik.
I(ecurigaan antarperbatasan meningkat. Depotasi yang dila-
kukan Saudi terhadap 800.000 pekeria Yaman tidak sampai se-
INTELEKTUAIDAN PERANG 513
-
pedima kolom atau mencapai tingkat destabilisasi: itu adalah se-
buah tindak balas dendam kecii-kecilan terhadap seluruh nkyat.
Ada juga sesuatu yaflg lumayan baru di dunia Arab: pandangan
bahwa di dalam batas-batas ini orang diseragamkan dalam satu
ztaulun hal, bahwa bagi Syria adalah or^ttg-or^ng Syda yang ho-
mogen, dan sebagainya.Im adalah sesuatu y^rrgs^rrglt asing bagi
kebudayaan dan seiatahkarni, kztenaesensi kawasan itu tepatnya
adilrh bahwa kawasan itu terdiri dad keberaglm^n yang luat bia-
sa. Tidak ada kemurnian sama sekali; diagungkannya hibriditas
inilah yang nyaris unik bagi Islam. Dan in-rlah alasannya mengapa
orang menolak dan menentang berbagai nasionalisme dagelan
yang muncul di satu atawlatn rreg ra di zntan r'eg ra-neg rz irtt.
Tetapi, situasinya sekarang menjadi sebuah situasi di mana, mi-
salnya, Raja Yordania mengklaim, 'Aku adalah seorang sharif"
Sekarang ada sebuah persaingan untuk meletakkan identitas sese-
orang di suatu negeri pertlrrr y^figjauh, murni dan primitif, entah
itu betupa Islam atau sebuah suku tertentu atau sebuah perbltasa.tt.
Ini bukan dunia tempat saya tumbuh.
Apa dampak semua ini terhadap gerakan Palestina?
Sebagian dan genkan ini sangat berbeda dari nasionalisme-
nasionalisme lainnya: dalam pengertian tertentu gerakan ini tran-
sisional sifatnya, ini soal prinsip-prinsip. Tetapi, kami tidak hidup
di ruang hzmpa. Pada tahun 1985 saya petgr ke l(uwait sebagai
tamu Univetsitas I(uwait. Kzrena saya adalzh o:uLnglua4 rnaka
baik orang Kuwait maupun orang Palestina yang bekeria dt szna
berebut mengajak sayabtcara untuk menuding satu sama lain ka-
rcna dianggap telah melakukan kejahatan iabatan, btasanya atas
dasar zlasan-zlasan kebangsaan. Orang bisa bersimpati kepada
orang Palestina yang merupakan minoritas di sebuah negara se-
perti Kuwait, tetapi itu berarti orang-orang diidentifikasi atas da-
sar etnisitasnya dan melalui prisma nasionalisme yang sangat sempit
dan menyesatkan; itu berarti bahwa di kalangan korban sekalipun
tidak ada kebaikan hati. Tentu saja, stya diuntungkan, s^y^ tinggal
di New York, tetapi say^ s^ng t kecewa ketika bangsa Palestina
51,4- Eowano\fl SaIl

di Tepi Barat dan Gaza mengidentifikasi dirinya dengan Itak yang


menghantam bangsa Kuwait. Bahkan bila orang Kuwait n
^rog
sekalipun, mengapa korban rnengidentifikasi dirinya dengan pe-
nindas? Itulah satu di per^n-per^n y^ng dapat dimainkan
^nt^r^
oleh para intelektual danpara pemimpin: mengatakan bahwa ini
adzlah soal prinsip. Invasi adalah invasi.
Apakah Anda melihat, di dalan intifadahryta bangsa Palestina se-
karang ini, kerzungkinan- ken ungki nan unta k di laku kannla rebabilitasi ?
Saya relatif optimistik tentang hal itu. Kesulitan-kesulitannya
banyak dan luar biasa dan penderitaan-penderit^^nrrya menakut-
kan, tetapi belakangan ini ada sebuah hasil tak terduga yang luar
biasa. Kalau intifadah tidak membunuh otang, getakan ini dapat
mendorong dikiarifikasikannya prioritas-priodtas. Bersekutunya
gerakan kebangs aan Pales tina dengan uang Teluk bukanlah se suatu
yang hebat. Membangun rumah sakit-rumah sakit, perpustakaan-
perpustakaan, sekolah-sekolah t^m fi kanak-kanak dengan ban-
tuan dari komunitas orang Palestina di Teluk dan dari neg r^-
lneg^t^ Teluk senditi adalah sesuatu yang penting, tetapi harga
politiknya ti.gg. Intifadah mengajarkan kepada seluruh generasi
bangsa Palestina untuk bergantung pada tetobosan-terobosan yang
diciptakan oleh uang yang mudah didapat. Sekarang bangsa Pa-
lestina kembali mengandalkan pada sumber daya-sumber daya
dan energi-energi milik rakyat sendiri, dan bukannya kepentingan-
kepentingan luar.
Orang bisa bilang bahwa krisis ini rnenunjukkan gagaln1a gerakan
bangsa Palestina untu k nem berikan kep enimpinan bagi ke kuatan- ke kuat-

an denokratik di dunia Arab, karena meningalkan sebaah ruang hampa


yng di dalannla Saddan Hussein marnpu bergerak.
Orang Palestina akan mengatakan kepada Anda bahwa sikap-
sikap Arafat selama bedangsungny^ pera'ng itu merupakan dam-
pak dari fakta bahwa bangsa Palestina di Tepi Batat dan Gaza
mengambil sikap-sikap itu. Saya tidak sepakat. Salah satu di ant^t^
hal-hal yang dilakukan pan pemimpin adalah memimpin . Banyak
diantara kami gagal dalam peran ini. Akan tidak adil menimpakan
INTELEKTUALDAN PERANG 515
-
kegagalan ini seluruhnya kepada pimpinan bangsa Palestina: itu
adalah sebuah kesalahan bersama selama dua tahun tetakhir, di-
tinggalkannya inttfadah oleh negata -neg r^ dzn rczim-rezkn Arab.
Saya kerap merasa bahwa PLO sudah bersikap lalat dalam
hal tidak dirilisnya seclr terbuka c t^t^n-c tatan telperinci dad
pertemuan AS-PLO di Tunisia, sehingga orang tidak dapatmelihat
betapa sedikitnya yang kami dapatkan sebagai hasil dari kom-
promi-kompromi sejarah kami. Bangsa Palestina pedu mengambil
hikmah-hikmah politik daf p elaiaran-pelajatan intifadalu yang me-
rupakan cetak-biru bagi demokrasi dan solidaritas rakyat.
^fit^ra.
Kami adalah satu-satunya gerakan kebangsaan yang masih eksis di
dunia Arab sekarang ini yang bekerja sesuai dengan mode-mode
asosiasi dan koordinasi yang demokratis, sebagian besar nonkoer-
sif dan inventif, yang sebagian terbesarnya masih tetap sekuler
Adalah bodoh tidak mengakui bahwa peluang-peluang untuk
menentang kami luar biasa besarnya. Tetapi, salah satu hikmah
yang kami pelajati dalam kurun waktu dua puluh tahun sebagai
bangsa Palestina, dan yang, sayakita, fuga dipelajari oleh banyak
orang Israel, adzlah bahwa kami tidak punya opsi militet untuk
saling menentang. Mereka bisa saja membantai kami, tetapi me-
reka tidak akan bisa lolos dari setiap orang Palestina, dan mereka
tidak akan mampu memadamkan api nasionalisme Palestina. Se-
baliknya, kami tidak punya opsi militer untuk melawan bangsa
Israel. Yang benar-benat kami miliki adalah sebuah visi, sebuah
cara untuk merangkul meteka di Timur Tengah atas dasar saling
menghornati kebangsaan masing-masing, hak untuk hidup di da-
lam batas-bat^s y^rrglm fl dan tenang, dan untuk hidup berdam-
pingan dengan cm^y^ngmenguntungkan, betsama-s m^ dengan
bangsa-bangsa lain.
Inilah senjata utam kami, tetapi kebanyakan kami tidak me-
nyadxinya. Kami masih saiapercayapada slogan-slogan basi dan
sia-sia tentang sebuah gerakan kebangsaan Atab berdasarkan ke-
kuatan militet, berdasarkafl rleg rL satu-partai, dan tetutama ber-
dasarkan pemujaan tethadap pemimpin besar. Itu semua tidak
516-EowanowSaro

petlu bagi perjuangan nkyatPalestina dan tidak akanpetnah men-


jadi sesuatu yang sentral bug perjuangan itu. Hingga tingkat bah-
wa kami masih menjadi bagian dari dunia Arab, bahwa kami bicara
dalam bahasa Arab, dan kami membaca litetatur yang sama, bah-
wa kami menggunakan wacana-wlcan yar.gs^m ,sangat penting
bagi wacana kami untuk muncul sebagai sesuatu yang khas,'ber-
beda dari w^c n^ny^ orang-orang lain, dan memimpin orang lain,
dan bukanni'a justtu tenggelam-seperti yang sedang kami alami.
Di negara-negara Arab, gerakan-gerakan demokrasi dapat dikatakan
tengah mengalarzi penurunan saat ini. Bagairzanakah gerakan-gerakay itu
dapat diaktifkan kem bali?
Secata umurn ada d.ua ketangka waktu yang hatus kami ker-
jakan. Yang satu adalah yang bersifat mendesak: agenda itu seka--

rang ini didominasi oleh rezim-rczkn. Seperti tampak dalam pe-


ristiwa-peristiwa di Irak, bahk^ny^rrg terburuk di antzra mereka
tidak mudah dilepask^rr, at^tr kalaupun mudah, itu pun dengan
versi-versi altetnattf mereka sendiri. Dan permai nan rezirn-rezim
itu sekarang ini didominasi oleh Amedka Serikat dan sekutu-se-
kutunya. Ada sejumlah hal yang sangat oportunistik yang harus
dilakukan, mengingat bahwa persoalan Palestina menempati urut-
an tertinggi dalam agenda tersebut. Orang harus memainkan per-
mainan itu, dan itu tidak selalu beruntung.
Lalu adaagenda yang sarun y a lagr,sebuah "kebij akan lambat"
yang berlangsung dalarn jangkawaktu yanglama, yang dapat me-
mungkinkan dilakukannya pembentukan koalisi. Sikap yang benar-
benar populer di dunia, seandainya Anda mau mengkaiinya dengan
saksama, adalah penolakan terhadap y^ng dibela Saddam,
^P^
dan akibat-akibat mengerikan yang dibawanya bagi negara dan
:u.kya;tny^ sendid, dan sebuah penolakan tethadap solusi militer-
istik Amerika.
Koalisi yang dibutuhkan adalah koalisi antarbangs a dtbzgzn'
bagian yang berbeda di dunia Atab yang sec r^ aktif tedibat dalam
pe{uangan-per1u^ngzn lokal demi membela demokrasi, keadilan
ekonomi, hak-hak perempuan, kelompok-kelompok hak asasi ma-
INTELEKTUAIDAN PERANG 517
-
nusia, kelompok-kelompok perguruan tinggi-misalnya, gerak-
an mahasiswa Yordania pertengahan tahun 1980-an. Ada perkum-
pulan-petkumpulan intelektual di beberapa lembaga Ara,b tra-
disional, seperti Institute of Arab Unity dan Arab Human Rights
Organtzatton, berbagai kelompok pengacara' kelompok-kelom-
pok perguruan tinggi dan intelektual yang berkolaborasi dalam
proyek-proyek kecil, j urnal- urnal s eperti M u waq q f atau F u s u I ataw
j

Alif. Ada diskusi-diskusi serius arrt^r^ kekuatan-kekuatan Islam


dan kelompok-kelompok sekuler untuk peft^ma" kaiinya.
Yang benat-benar kami butuhkan zdalzh sebuah bahasa kritis
dan sebuah budaya kritis berskala-penuh, bukan budaya tunjuk-
hidung atau budaya retorik yang setara dengan pembunuhan po-
Iitik. Satu tujuannya adalahurrtuk menilai dan mengkritisi kekuasa-
an di dunia Arab. Bukan menurut skema-skema sok besar yang
diimpor dari Hegel dan Stalin dan lain sebagainya: banyak di an-
tara penderitaan-pendeitaan yang dialami Kiri Arab disebabkan
oleh diimpornya ins trumen-instrumen metodologis atau model-
model Orientalis dari negeri orang yangtzk puflya pertahan apa
pun dengan kehidupan kami. Secara imajinatd;f dan dengan ke-
kuatan kami sendiri kami hatus mengembangkan senyav/a atau
model-model campuran dari jenisnya, misalnya, Abdallah Laroui
di Afrika Utara, atau Anwat Abdel Malek, atau MuhammadJabri.
Dalam diskusi-diskusi mereka, individu-individu yang sepaham
dan mampu hatus lebih banyak memberikan kritik semacam itu
terhadap kekuasaan.
Kami juga membutuhkan sebuah apresiasi yang bukan dida-
sarkan pada ottodoksi dogmaik ataw pemujaan terhadap pan-
dangan-p an dzngrn Qut' an atau p zndtngan-p and o toritati f,
^ng^n
tetapi lebih pada g g s^n yang berkembang dari kritik kekuasaan
ini. I{ami harus mampu menyebutkan antuk apakami ini ada di
dunia kami dan dalam kehidupan kami, alih-alih menggunakan
metode fundamentalis dengan mengatakan bahwa kami ini ada
untuk c r^y^ngdilakukan orang di masa ialu. Kami butuh sebuah
pengertian yang sudah maju tentang men-
^p^y^ngsesungguhnya
518 Eowano $fl Sam
-
jadi kepedulian kita.
Dad dalam perpaduan kritik tethadap kekuasaan dan
^rrt^r^
wac fr^ kepedulian (discourse of carQ dan pethatian akan muncul
akuntabilitas. Ini dapat mengarahk^n or^ng kepada pattisipasi,
yaitu sesuatu yang dalam kehidupan intelektual Atab saya rasakan
sebagai sesuatu yang sangat problematik- Di dunia Arab ada'pe-
r^s^Lttprovinsialisme dan isolasi yang kuat. Kami-entah itu da-
lam kesusastraan maupun dalam kary a intelektual-bukanlah ba-
gian dad perdebatan yang sedang dan terus berlangsung di dunia.
Sebagian besar ketidakmampuan kami untuk ikut ambil bagan
disebabkan oleh diri kami sendiri. I(ami adalah fokus dari begitu
banyak perhatian dunia, tetapi kami selalu berada di luarnya, kami
bukanlah pelaku, secara intelektual, dzlammenentukan nasib kami
sendiri, sekalipun Tuhan tahu bahwa keluhan-keluhan danntapan-
lat^p^n kami (yaitu keluhan-keluhan dan ntapan-r t^p^n y^ng
agak membosankan) cukup terkenal!
Ini rzembawa kita kenbali kepadaperan innlektaal-Arab dan non'
Arab-di Anerika Serikat ini.
Kemarin saya mendeflgar sebuah diksusi panel tentang hik-
mah-hikmah Perang Teluk. Salah satu pesertanya adalah Samir al-
Khalil. Yang saya rasakan luar biasa menyedihkan, untuk tidak
mengatakan mengerik an, adalahpermohon kepada Amerika
^riny^
Serikat, negara yang baru saja meluluhlantakkan negu^ny^dengan
kekuatan miJiter, untuk masuk lebih iauh ke Irak dan menggu-
lingkan Saddam Hussein. Bagi Samir, satu-satunya persoalan ada-
lah masalah yang dia, sebagai seorang Irak, rasakan sangat pedih.
BagS saya itu tampak sebagai bag1zn datt tatapan dalam seluruh
kisah ini. Dia seorang yang cerdas, fasih, tetapi tidak mampu
mengikatkan d:r:inya sendiri pada apa pun selain masalah sesaat'
t^np^ realisme dalam perspektifnya. Tiba-tiba disadarinya bahwa
dia harus melakukan sesuatu, dan zpa yang dilakukannya? Dia
memohon kepada Amerika Serikat, yang batu saia menghancur-
kan neguanya, untuk datang dan menyeiamatkannya! Ini sangat
mencengangkan.
INTETEKTUALDAN PBnaNc 519
-
Salah satu di peran-peran yang dimainkan oleh para
^nta;r^
intelektual Arab di Batat adalah peran selayaknya pengawas tikus
percobaan. Karcnz kamu berasal dai lrak, ceritakan pada kami
tentang Itak. Kalau kami tidak tertarik pzdzltak, kami tidak mau
mendengar ceritamu. Informan asli. Pokoknya, itu peran yang
tidak bisa ditedma. Seharusnya kzmi adz di mana-mana. Kami
tidak hanya harus berurusan dengan masalah-masalah umum di
dunia Arab, tetapi kami juga harus mampu mengatakan segala
sesuatu tentang neg r^ ini, ternpat kami tinggal dan beke{a.
Anda tidak bisa asal nyeletuk begitu saja dan mrlontarkan
omong kosong Tolstoyan semacam itu untuk menyelamatkan
bangsa Anda. Al-Khalil merengek kepada orang-orang yang sama
yang bertanggung jawab atas sebagian besar ragedi yang terjadi
neg^t^nya kini. Dulu mereka betkolaborasi dengan Saddam
^t^s
dan sekarang mereka mendukungnya setelah menghancurkan in-
frastrukturnya. Di balik itu, y^ng mungkin bisa muncul?
^p^
Pada tahun 1957, dalam konteks perangnla Anerika Serikat di
Vietnam, Noan Chons@t menulis esainla, "The Responsibility of
the Intellectuals". Apakah saJaJang akan menjadi komponen utama
dalam esai senacam itu sekarang?
Orang harus melepaskan diri dari semua postrnodernisme-
postmodernisme jargonistik yang membuat rahanglitzgemeretak
yang sekarang mengotori lanskap ini. Postmodernisme-postmo-
dernisme itu lebih buruk dari tidak berguna. Semua itu tidak mam-
pu memahami dan menganalisis sttuktur kekuasaan negata iti,
tidak pula mampu memahami nilai estetik tertentu dari sebuah
karya seni individual. Entah Anda menyebutnya dekonstruksi atau
postmodernisme atau post-strukturalism e atatr post-apalah, se-
mulnylmerepfesentasikan semacaln tontonan di mana orang me-
ngembalikan tiket di pintu masuk dan berkata, "Kami benar-benar
keluar dari ini. Kami mau masuk ke resor pribadi kami dan biar-
kan kami sendiri."
Terhubung-kemb ali dengan pro s es intelektual b erarti kemb ali
ke kecendeliaan historis, literal, dan terutama, inteleknnl gzya
520 Eo'wapo\( San
-
lama yang didasarkan pada premis bahwa umat manusia, laki-
laki dan perempuan, membuat selanhnyz sendiri. Dan seperti
halnya benda-benda dibuat, seiatah iuga dapat dibongkar dan di-
susun-ulang. Pengertian pemberday^ fl sec r intelektual, politik
dan beradab irulah yang dibutuhkan oleh kelas intelektual.
Hanyaada satu cara untuk mengikat orartg, dan cataitu adaiah
dengan berafiliasi dengan sebuah tuiuan, dengan sebuah genkan
politik. Harus ada identifikasi, bukan dengan sektetaris neg^r^
atau filsuf terkemuka masa kini, melainkan dengan persoalan-per-
soalan yang melibatkan keadilan, prinsip, kebenaran, keyakinan.
Itu semua tak te{adi di sebuah labotatorium ataupun sebuah pet-
pustakaan. Bagi intelektual Amerrka, pada dasarnya itu berani
bahwa hubungan Amerika Serikat dan bagian-bagian lain
^nt^r^
dunia ini, yang sekarang didasarkan atas keuntungan dan kekua-
saan, harus diubah menjadi hubungan koeksistensi di antara ko-
munitas-komunitas manusia yang dapat membuat dan menltisun-
kembali sejarah dan lingkungan mereka masing-masing secarabet-
sama-sama. Ini adalah priodtas nomor 521u-12h ada yang larn
yang sebesar iru.
Perguruan tinggi-perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi
sebuah platform bagi sebuah spesialisasi natsistik ala Molidre.
Yang orang butuhkan adalah p enghar gaan terhadap pto duk-p ro -
duk pikiran manusia. Inrlah mengapa selama ini saya sangat dike-
cewakan oleh beberapa aspek petdebatan "kanon Bant besar",
yang menyatakan bahwa kaum tettindas di dunia ini, dalam ber-
hzrap untuk didengar, dalam mengharapkan agat karya-karya me-
reka dihargai, sesungguhnya cenderung ingin menieiek-jelekkan
segala hal lainnya. Itu bukan semangat perlawanan. I{ita kembali
ke kutipan Aim6 C6saire, '1\da ruang buat semua di titik temu
kemenangan."
Di dalam konteks-konteks perguruan tingi texentu, belakangan ini
sudah ada dua isu besar, PerangTeluk dan naltikultaralisne. Sala belun
nelihat keterkaitan di antara keduanla.
Bahkan di dalam perguruan titgg sekalipun, prevalensi nor-
INTELEKTUALDAN PERANG 521
-
ma-norma yang didas arkanpada dominasi dan koersi pun begitu
kuatnya karena g g s^n tentang otoritas begitu kuat, entah itu
diambil dan negara-bangsa, dan agama, dari suku-suku, maupun
dad tadisi. Gagasan itu sedemikian kuatnya sehingga taberialan
relaif t^np^ penentangan, bahkan di dalam disiplin-disiplin dan
kajizn-kajtan y^ng kita dalami sekalipun. Bagian dari tugas inte-
lektual adzlah memahami bagatrnana otoritas tetbentuk. Otoritas
bukanlah hal yang turun begitu szja dan langit. Ia sekuler sifatnya.
Dan kalau Anda dapat memahami itu, maka kerja Anda tetlaksana
sedemikian rupa sehingga mampu membetikan altsrnatif-alter-
natif bagi norma-norma otoritatif dan koetsif yangmendominasi
sebagian begitu besat kehidupan intelektual kita, kehidupan ke-
bangsaan dan politik kita, dan terutama kehidupan intelnasional
kita.

W zw ancara dengan B arb ara Hailow,


Middle East Report,\Xlasltngton, D.C., 1 99 1
Yang Bangsa Amerika Ketahui
tentang Islam Adalah
Sebuah Klise Bodoh

EDIYAKD SAID dikenal karena minatnlalang tak tergolahkan ter-


hadE peryair Urda, FaiqAhned Fai7, Dengan menganggapnla sebagai
senrang contob besar intelektual pascakoloniallang nunpuni, Said ker@
menlebut-nlebut nama Faiq bersana dengan nama penulis dan intelektual
besar Ken1a, N gugi wa Tbiong'0, untuk menggambarkan kehidupan lans-
kap pllitik dan sastra Dunia Ketigayng belurt pernah ada sebelumn1a.
Bahkan, di tangan Said, Faiqnlaris me@adi sebuah epigran, sebuahfakta
lang terbuktijeks dalan sebuah artikelyng sering dikutip orang, sebuab
arti ke Iyng o le h p n u li s n1 a 1 a ng o ra ng Pa le s ti n a i tu p rn a h di s a n b angkan
e e

kEada nQalah Harperlang berbasis di New York pada tahun 1984:


'Melihat seorangpenlair di tanab buangan-berbeda dengan nembaca

puisi karya selrang buangan-sama halryta dengan nelihat antinomi-anti-


nomi si buangan itu na@ud dan abadi. Beber@a tabun lang lalu, sEta
mengbabiskan sedikit waktu bersana FaiqAhmed Fai7, penlair Urdu
kontenporer terbesan Dia telah dibuang dari negeri asaln1a, Pakistan, oleh
re{n niliternla Zia ul-Haq dan disambut baik di antara puingpuing
Beirut. Sababat terdekatnla adalah selrang Palestina, tetapi say merasa
bahwa neskipun ada sebuah keniripan di antara mereka, tak satu hal
pun benar-benar cocok-bahasa, konuensi puitis, s/arab hidup. Haryta
nkali, ketika Eqbal Ahned, seorangPakistan dan teman sesama buang-
an, tiba di Beirat, FaiTlabyng tampak berhasil mengatasi kerengangan
YANG tsANGSA AMERIKA K-ETAHUI TENTANG Isralt ... 523
-
lang terganbarjelas di wajahrya. Pada suatu malam, kani bertiga duduk
di sebuah restoran lang suram dan kolor dan Faiq rzembacakan puisi-
puisi buat kani. Tak berapa lama kemudian, dia dan Eqbal berhenti
rzenerjenahkan slair-s1airn1a baat sa1a, tutryi itu tak masalah. Karena

Jang saJa lihat tidak membutuhkan penerjemaha4 tidak pula peragaan


kepulangan lang berpuncak pada penberontakan dan kekalahan, seolah
berkata dengan penuh kemenangan kepada Zia: 'Kani ada di sini. Tentu
saja, Zia-lahlang ada di rumah."
Pihak Herald berang@an sudah selalaknla nemalai wawancara
ini dengan sedikit lebih barytak penikiran tentang arti pen-tingrya Faiq
sebelum menanlai Profesor Said tentang pentingryta ne@adi seorang Ed-
aard.

Anda bilang, 'Tentu sa1a, Zia lahlang ada di runah." Tet@i, jika bena:r

dia ada di ramah, dan memang kita tahu bahwa dia ada di rumah, ada
@a di dalarznla bagi FaiT? Dan jika di negara-negara seperti Pakistan,
kita baras mendukung model intelektual pascakolonial ala Faiqini, pada
akhirrya nanti apakab yng didapat dan lang hilang? Katakan kepada
kami neng@a dunia rnungkin membutuhkan sezrangFaQlain. Meng@a
karni harus terus berpaling kepada keluarga Zia dari dunia itu dan terus
nelantunkan, 'Kami ada di sini."
Pertamz, adz dua hal. Artikel itu muncul pada tahun 1.984,
tetapi pertemuan saya dengan Faiz terjadi pada tahun '79 atau
'80. Kendatipun saya sama sekali tidak tahu tefltang hal ini pada
waktu itu, saya memahami kepulangan Faizke Pakistan. Bahkan,
dia meninggal di sana.
Sekatang, saya tidak tahw apa persisnya alasan-alasan yang
membuatnya meninggalkan Pakistan pada tahun 1979 (ataw sekitat
itu), tetapi asumsi saya kepergiannyaitu katena kebebasannyater-
m. Mungkin diaakzn dijebloskan kepenjara,atau dibungkam
^nc
dengan cara-c r^ lain. Seing^t s^y^, dulu dia adalah editor I-,otus,
sebuah malalah milik para penulis Afro-Asia dan, setahu saya,
dta adalah penanggurrg jawab untuk Palestina. Di sana ada sese-
orang betnama Mu'in Besseisso, seotang penyair Palestina, yang
524 Ebwano t$(1 SaIo
-
sekarang juga sudah meninggal, lang pada waktu itu bekeria di
majalah itu dan paharnbetul sosok Faiz, dan seterusnya. Katenz
saat itu metupakan periode yang sangat kacau dalam sejarah Beitut,
szya, lirra dia @esseisso) memastikan perlindungan bagr orang-
orerrrg Palestina sehingga keamanan Fuz dapat dipastikan.
Yzngsaya katakan dalam artikel itu, dan poin yang ingin saya
tuju di sini, adalah bahwa meski semua ini terjadi, pengasingan
bukanlah sesuatu yang buruk. Saya prl<r, zgzr dapatterus bekeria,
dalam kasus seorang penulis atau seotang intelektual (sepetti
truz), kadang-kad^ng orzLtrg petlu iuga pergi dan mencari tempat
lain untuk melanjutkan pekeriaannya .Pada saat pertemuan iru ber-
langsung, saya tidak tah:uFatz akan kembali, dan yangpadawaktu
itu sedang saya lakukan adalah membandingkan keadaannya de- -

ngan keadaaLfr s^y^ sendiri. Saya meninggalkan Palestina padz ta-


hun 7947 dan tidak pernah pulang ke bagian Palestina tempat
zszl saya, yang belak^ng^n meniadi Israel. Saya berada di Tepi
Bant pada tahun 1,966, satu tahun sebelum invasi Israel, tetapi
saya pun belum pernah kembali ke sana. Bahkan, sayabarubenar-
benar kembali ke sana kemudian, pada bulan Jurr^ 1,992.
Dan bagaimana dengan serrlan kemarahanlang begitu bergelora dan
berani kepada Zia, 'Kami ada di sini," sebagai sertacam kondisi lang
lebih besar, dan bukannla sesuatulangnangkin dipahanirya sebagai mak'
na dari serilan itil dalam pengertian Pakistaniyng tebih senpit Sebagai
sebuah kondisi urzttlm, apa naksud pernlataan itu?
Dengar, sebagai sebuah kondisi umuln, India dan Pakistan,
di satu sisi, dan neg r^-neg ra Arzb di sisi yang larn, memiliki
latarbelzkang yang sama, berupa penindasan kolonial yang diikuti
dengan kemerdekaan dznkedaulatan. Dan setidaknya dalam kasus
kami, bicarztentang bangsa Atab, yang telah terjadi adalahbahwa
kendatipun sekarang int ada dua puluh lebih negara Arab merde-
ka, dunia Arab sendiri, dengan penguasa-penguasa dan rczim-
rezim, dzin rajt-nja serta presiden-presidennya , zdalah sebuah ma-
lapetaka besar. Anda punya rczkn-rcztm, y^flg kesemuanya, de-
ngan sedikit perkecuahan, teramat sangat tidak populer. Anda
YANG BANGSA AMERIKA KETAHUI TENTANG ISI.AM ... 525
-
punya kebangkitan perasaan politik m^ kaum Muslim. Anda
^g
menghadap r b rain - drain ft engkangny^ or^ng- otang telpel ajar dan
para profesional dari suatu negarake negaralarn-pent.) yang s1g-
nifikan; banyak or^ng hengkang. Dan tetutama, dari sudut pan-
dang saya, Anda punya sebuah kelas kultunl yang, katakanlah,
bungkam atau sedang bersembunyi atau berada di luar negeri.
Jadi, sangat sering dalam situasi seperti ini-ketika situasinya
putus u52-penting untuk belpaling pada seorang figut simbolik,
seperti seorang penyair atau seorang penulis, atau seorang intelek-
tual, kepada seorang Faiz AhmedFiz,yang tidak terkooptasi,y^ng
tidak terkotupsi, yang tidak terbungkam, dan mengatakan bahwa
dikerjakannya cukuplah bagi kami. Tentu saja,pada
^p^y^ngsedang
kenyataannya. itu saja tidak cukup. Yang sedang kita bicarakanadalah
situasi-situasi di mana perubahan politik sudah kerap mengalami
kemunduran. Selama ini tidak ada perubahan politik.
Anda juga seorangpenulisyng diasingkan dai negerinja. Katakan

@ a ka h ke a d a a n An da b e rb e d a d ari s e o rang Fai 7 ata u, ka ta ka n k h, N kugi


Thiong'0, si orangKenla itu,lang kadanglugaAnda sebat-nbut? Apakah
ke b e rad a an An da di An e ri ka m e m b u at si tu asi n1 a te ra m a t s a nga t b e rb e da ?
Sala tanlakan ini pada Anda karena dalam salab satu esai dalam The
\World, the Text, and the Critic Anda bicara tentangErich Auerbacb,
si intelektual Yahudiyng dilatih dan dididik oleh Barat dan menulis Mi-
mesis.Anda menulis bahwa dia dibuangoleh orang-orangNaqi dan menulis
buku itu di Istambul, sebuah tenpatlanganeb antuk nenulis sebuah karya
Barat sepenting itu, karena kota ita pada waktu itu masih merepresentasi-
kan @alangEropa angap sebagai bahay Ottoman. I-nlu Anda lanjutkan
dengan membahas kondisi Auerbach secara lebih terperinci. Tryi, itu nlais
Anda sedang berbicara tentang diri Anda sendiri. IYalau
kedengaran seolah
bagainanapun, Anda jaga berada di nulut bualta, sezrangPalestinajtang
bekerja di Anerika Seikat Betul begitw?

IYe//, yang jelas, zdz banyak panlel, tetapi saya tidak akan
mau mengatakan bahwa hidup s^y^ sang t sulit. Karena serang-
kaian situasi yang menguntungkaLn, s^y^benda di sebuah bidang
yang memungkinkan saya mengajar kesusastraan dan memegang
526 EDwARD tJ( SaIo
-
jabatan sebagai seorang dosen, dengan segala kemewahan dan
kemudahannya. Maksud saya, itu peke{aln y^ng luar biasa. Itu
pekerjaan terbaik di dunia. Jadt, dalam ketangka itu, saya benar-
benar tidak boleh mengeluh. Tetapi, harus saya katzkan bahwa,
tak perlu dipetanyakan lagi, saya hidup dalam sebuah lingkungan
yang asing. Dan semua yang dikatakan dan dilakukan, sangat sulit,
karena hubungan saya dengan kebudayaan dan segala sesuatu di
sekitar saya sangat merugikan. Orang selalu menunggu-nunggu
saya mengatakan sesuatu agar mereka dapat menyemprotkan sang-
gahan.
Tak satu pun hal y^rrgs ya katakan diterima dengan mudah;
apa pun itu, pasti ditentang. Untuk tidak menyebutkan fakta bahwa
saya betasal dari satu bzgqan dunia yang oleh kebanyakan orang.
di sini sama sekali tidak dikenal: dunia Arab, dan dunia Islam.
Tak satu hal pun diketahui or^ngtentang dunia itu. Apa yang me-
reka ketahui, seperti saya coba tuniukkan dalam Orientalism,Iuar
biasa disederhznakan dan hanya berupa serangkaian klise tolol:
ini yang keras dan gaflas, itu yang despotik. L^fitas, kalau Anda
bilang, "IYell,bisakah Anda menyebut flLm seorang penulis, se-
orang penulis Arab?", mzka orang-orang ini muncul tanpa me-
nyebut n^m siapa pun. Tidak adatpa-apa. Meteka menggambar
sebuah ruang kosong. Jadi, ini aLdalah sebuah situasi yang sulit.
Pernah suatu ketika Anda bercerita tentang sebuah peristiwa sebelum
Naguib Mahfouq nemenangkan Hadiah Nobel,laitu ketika sebuah pe-
Ameika nerzanggil Anda dan rzeminta sebuah daftar penulis. Bi-
nerbit
sakab Anda kisahkan cerita itu untak para pembaca karzi?
Akan say^ cerLt^kan persisnya. Penerbit itu memanggd saya
pada suatu ketika di tahun 1980 atau 1981 dan meminta sebuah
daftx berisi tt m para penulis Dunia Ketiga, karena dia ingin
memulai sebuah serial, dan saya letakkan narna.Mahfouz di tempat
teratas dalam daftat itu. Beberapa bulan kemudian saya mengun-
jungi penerbit itu dan saya bilang, ulVell, siapakah yang sudah
Anda pilih?" Dia pun bilang padz sayabahwa Mahfouz bukanlah
salah satu di antzra penulis-penulis yang dipilihnya. S^y^ t^ny^
YANG BANGSA AMERIKA KETAHUI TENTANG ISLAM ... 527
-
dia mengapa. \Walau bagumanapr-rn juga, Mahfouz adalahpenulis
Atab tetbesar dan seorang tokoh dunia. Mengapa dia mengabai-
kannya? Katanya: "IYe//, Anda tahu, kan, bahasa Ara,b adalahba-
hasa yang kontrovetsial." Bahasanya kontroversial! Maksud saya,
sedang ngomong apa l<tta di sini?
Saya akan beri Anda satu contoh latn.Banyak yang sudah di-
lakukan di universitas-universitas Amerika, di jutusan-jurusan sas-
tt^ny^dengan kajian-kajian Abad Pertengaha n (nettieuatS-nya: Ing-
gris Abad Pettengahan, Prancis Abad Pertengahan, dan sebagai-
nya. Dan kata medieual dtpahami sebagai istilah yang meliputi se-
lutuh Abad Pertengahan. Tetapi, tak satu contoh pun, seingat say^,
kuliah-kuliah dan program-progr m Abad Pertengahan pernah
mencakup Andalusia, peradaban Muslim, yang jelas-jelas sezaman
dengan, katakaniah, zzm nnya Dante, Chaucer, Aquinas, dan se-
bagainya, dan setetusnya. Dan di tingkat yang lebih tinggi lagi,
entah itu s ains -ny a, atau s astranya, atau teologiny a, .atalJ pengobat-
semacam itu dihilangkan begitu sajalJadt,kalau Anda
^nny^,kajizn
hidup dalam kebudayaan yang ini dan Anda berasal daribzgran
dunia yang itu (dunia Arab dan Islam), Anda harus membayar
harga, sebut saja, jurang ini. i
Nzh, di sisi lain, karya-karya Anda sendiri tersebar sangat laas di
Barat dan jaga dibaru di Dunia Ketzga. Dengan Otientalism , Anda punla
pengmuh buarlang mengugah seluruh generai. Buka itu sadah diteryenah
kan ke dalam tujuh bela: atau del4an belas babasa, dan bagi banlak orang
di antara kani, buku ita menrpakan sebuah nantfesto, katakanlab, sebuah

state of mind. Katakan, pernahkah Anda punla waktu, setelah sekian


tahun s/ak / 978 ketika buku ita muncwl, untuk duduk dan merztikirkan
s e cara m e n da la m p eru b a h an -p e ru b a h an p e rs ep si 1 ang di n b a b k a n n1 a ?
IYe//,ya, saya pikir buku itu memang sudah mengubah berba-
gai persepsi. Dt Batat, misalnya, dalam bidang-bidang tertentu,
s ep erti antrop ologi, s ejarah, kajtan-kajtan budaya, kalizn-kajian

feminis, buku itu telah memengaruhi orang untuk berpikir ten-


tang masalah hubungan kekuasaan antarkebudayaan dan antar
bangsa, di mana dominasi @aca: penjajahan) meliputi kekuasaan
528 EDwARD lJ( Saro
-
untuk mewakili dan mencip takan, mengontrol dan memanipulasi.
Dengan katalain, buku itu memberikan a'lasan bagi keterkaitan
pengetahuan dan kekuasaan. Dan secara spesifik,
^nt^raproduksi
katenabuku itu adalah sebuah karya seiarah, ia benar-benar meli-
hat semua ini pada z^m npeniaiahan
Sekarang, salah satu di antata berbagai hal yzng agak meng-
ganggu szya, dzlamkonteks pengaruh buku itu di dunia Muslim,
adalah bahwa buku itu, oleh sebagi^rt ora.rtg, dranggzp sebagai
buku yang membela Islam, padahal sama sekali tidak. Saya tidak
bilang tentang Islam; y^ngs^y^ bicatakan adalah tepre-
^p^-^p^
sentasi-representasi terhadap Isiam, dan bukannya Islam itu sen-
diri. Saya kira orangbrsasaiamenulis sebuah buku tentangpotret-
potfet Bant di dunia Islam dan melahirkan distorsi-distorsi yang
kurang lebih sama. Tetapi, yang benar-benar menarik minat saya,
saya tekankan, bukan hanya distorsi, karena distorsi selalu saia
terjadi, melainkan mencoba memfasilitasi sebuah pemahaman ten-
tang bagaimana distorsi itu teriadi, dan apz yang bisa dilakukan
untuk memperbaikinya. Jadi, itu satu poin.
Satu pemikiran Iarn adalzh bahwa seiak Orientalisn m.unctJ'
pada tahun 1.978, saya sendiri sudah mulai memikirkan masalah
Orientalisme dalam konteks yang lebih luas. Berawzlpada tahun
1984-1985, saya mulai mengerjakan sebuah buku, sekatang sudah
hampit selesai dan dijadwalkanakznmuncul akhir tahun ini, yang
merupakan s emacam s ekuel-nya O ri e n ta li s m, tetapi melihat masalah
itu dalam sebuah konteks global. Dengan katzlain, saya mencoba
melihat Afrika, saya melihat Timur Tengah, saya melihat India
dan Pakistan, dan saya mencoba menemukan peran apayang dt-
mainkan kebudayaan dalam membentuk imperialisme di Bant.
Di bagian tengah buku itu, saya mengupas peran kebudayaan da-
lam proses dekolonisasi dan petlawanan terhadap imperialisme-
dengan katalatn, peran Lp^y^ng dimainkan kebudayaan dalam
memetangi neg ra penjaiah di tempat-tempat sepeti India, dan
yang sekarang meniadi Pakistan, di Afrika, di KepulauanKanbia,
dan sebagainya. Dan selaniutnya, dalam bab terakhit' saya me-
YaNc BaNcsa Aupnxa KETAHUI TENTANG IsI-AM ... 529
-
ngupas peran Amedka Serikat setelah negara-neg xa p eniaiah l<La-

sik dilucuti pada Perang Dunia II, mengupas peran luar biasa yang
dimainkan Amerika Sedkat sebagai kekuatan imperial terakhir
yang masih tersisa, dan pengatuh petan tersebut terhadap penge-
tahuan dan produksi pengetahuan. Dan semua ini benar-benar
lahir dari karya saya tentang Orientalisme. Saya sudah berusaha
memperluas dan mengembangkannya dengan melihat tidak hanya
pada aspek-aspek agresif neg r^ penfaiah melainkan iuga pada
perlawanan-perlawanan terhadap flegma- peniaiah yang dapat di-
lakukan oleh orang-orang seperti saya dan Anda. \X/alau bzgar-
manapun juga, negar^-negat^ penjajah iu toh tidak abadi; India
mencapai kemerdekaanny^ pada tahun 1'947.J2&', sesuatu benar-
benar te{adi, dan itulah yarrg s^y^ kaji dalam buku ini.
Kerzbali ke Onentabsm itu sendiri. Katakan, adakab satu rentetan
peistiwa dalan kehidupan Andalang nembawa Anda menulis Orien-
talismZ
IYell, adabeberapa peristiwa. Salah satunya tdalah ketika saya
sedang tumbuh setelah kami meninggalkan Palestina dan berada
di Mesir. Meskipun keluarga saya sangat kzya dan saya bersekolah
di sekolah-sekolah kolonial di Palestina dan Mesir, saya sadar bah-
w^ atau bagnmanapun saya karenz keluarga atau pendi-
^plpun
dikan atau bahas^,bugr seorang Inggris yang berkuasa---dan ini
adilah Mesir pada zatnan kolonial tahun 1'948-1'949-saya akan
selalu menjadi seorang Arab rendah. Itu terjadi pada dtri sayz
dalam sebuah episode yang tidak akan pernah saya lupakan. Saat
itu umur saya sekitar sepuluh tahun, dan saya sedang be{alan pu-
lang ke rumah, melewati lapangtn-Iap^ng nmilik Gazita Sporting
Club di Kairo, sebuah klub olahraga besar milik peniajah di m^n
keluarga say a adalah salah satu anggot^rry S ebenarny t iu adalah
^.
klub khusus untuk or^nglnggris, tetapi meteka menerima sedikit
orang-orang setempat. Begitulah, saya sedang berjalan pulang fta-
mi tinggal di dekat klub itu) dan lakilaki y^ng lihat sedang
sayz-

mendatangi saya dengan sepedanya tdoJah sekretaris klub itu, se-


orang Inggris bernama Pak Pilly. Dia menghentikan langkah saya
530 ED\rARDw SArD
-
dan berkata, "Nak, sedang apa kamu di sini?" dansayameniawab,
"Saya sedang berjalan pulang." Dan katanya: "Tidakkah kamu
tahu bahwa kamu tidak boleh berada di sini?" dan sayz bilang,
"Tidak, saya boleh berada di sini, karcna keluarga saya adalzh
salah satu anggota (klub ini)." Dan katanya pula, "Nak, kamu
tidak boleh benda di sini. Kamu seorang anak Arab. Keluar."
-b,Ial, itonis nya, (dan ftgl n o ng- ngz m 0 ng say a b enar-b enar keluar: s aya
takut) anak laki-lakinya Pak Pilly adalah kawan sekelas saya di
sekolah. Sekarang ini merupakan semacam pengalaman fonnattf
di mana orang jadi paham bahwa ras, dzlam konteks kolonial-
tak peduii apa pun kejadiannya-menentukan.
Peristiwa lain terjadi pada tahun 1967, ketik^s^y^masih men-
jadi dosen di (Jniversitas) Columbia. Saat itu s^y^ s^m sekali
tidak terlibat dalarn politik. \faktu itu saya adalah seorang maha-
siswa sasffa Eropa dan dosen di bidang yang sama. Tetapi, ke-
mudian perang pun pecah dan sayz menyadari adanya kebencian
dan bias kultutal terhadap bar,rgsa Atab dan dunia Arab, dan itu
menggelitik saya. Yaitu, sebagai seorang Atab, saya mengidenti-
fikasi diri saya dengan kerugian dan kekalahan bangsa Arab dan
saya sadari betapa banyak dari kerugian dan kekalahan itu dise-
babkan oleh fakta bahwa kami dianggap sebagai bangsa yang ren-
dah. Saya mulai mencoba memahami dzn mana asalnya crtra yang
mereka punya tentang kami itu.
Poin terakhit yang ingin sayakatakan tentang Orientalisn adalah
bahwa sayal<ua saya tidak akan pernah menulis buku itu seandainya
secat^politik saya tidak mengasosiasikan diri dengan sebuah per-
juangan. Perjuangan nasionalisme Arab dan Palestina sangadah
penting bagi buku ita. Orientalism idak dimaksudkan sebagai se-
buah penjelasan absttak tentang suatu fotmasi sejarah dan domi-
nasi terhadap bangsa saya sendiri, entah mereka itu bangsa Arab,
atau umat Muslim, ataupun bangsa Palestina.
B agu s, A n d a m e nga ngk a tn1 a, P rofe s o r S a i d, k a re n a ngomong-ngo-
mong karni baru sEa akan beralih ke Palestina. Anda nenutup The
Question of Palestine dengan nengatakan: 'Kita tidak bolelt lapa babwa
YaNc B,tNcs,q. Aupnxa Kerasul TENTANG IsLAM ..- 531'
-
Palestina sudah begitu basah dengan darah dan kekerasan, dan secara rea-
tistis kita terpaksa harus menghadEi lebih banlak kekacauan, lebih ba-

ryak linbah manusia cacat, dalam waktu dekatini. Sedihnla, masalah


Palestina akan memperbarui dirirya sendii dalan bentuk-bentuk yng
sudab terlalu kita kenal. TetEi, begitu pula ra@at Palestin(-bangsa
Arab dan bangsa Yahudiltang masa lalu dan masa depannlta nengikat

mereka selananla. Pertemuan nereka tet@ harus terladipada skalapenting


apapun. Tet@i, itu akan terjadiiuga, sala tahu, dan itu deni kebaikan
kita bersama." Sekarang, dengan dinulairya perundingan-perundingan
langsang (dan putaran ktttgn dari perundingan-perundingan itu di IVasb-
ington akan sudah berlangsung menjelang saat naskah ini dicetak) @akah
menurut Anda pertemuan ita, katakanlah, sudah teriadi?
Ya, sayapikir pertemuan itu benar-benar mulai teriadi dengan
dimulainya intifadah pada bulan Desember 1987, dan itu terus
berlangsung. onng-orang Israel sudah harus menghadapi realitas
bangsa Palestina. Saya tidak sedang bican tentang individu-indi-
vidu pemberontak ataupun tentang pelempafan-pelemparan batu.
Saya sedan gbiczra tefttang sebuah nation. Untuk pertama kalinya
dalam sejanh mereka, bangsa Israel berhadapan dengan seluruh
populasi yang merupakan sebuah bangsa katena, tentu saja, selu-
ruh penduduk di wilayah-wilayah pendudukan itu terikat dengan
orang-orang seperti s^ya, y^trg hidup di pengasingan' Lebih dari
setengah w^fg Palestina hidup dan tinggal di luar Palestina. Em-
pat puiuh lima persen tirggul di tanah Palestina-dulu, yaitu wilayah-
wilayah yang diduduki dan yang sekarang meniadi Israel, dan 55
pefsen hidup di luar negeri. Hal ini telah membuat bangsa Israel
berhadapan,peftama, melalui intifadah dan kemudian melalui de-
klarasi fleg f^ Palestina dr Aliazur pada tahun 1988, kemudian
diakuinya Israel oleh bangsa Palestina, dan sekarang melalui pem-
biczraan-pembicananini, realitas bangsa Palestina. Hal ini sedang
terjadi. Iti amat sangat lambat. Tetapi, saya sangat yakin bahwa
di akhir pfoses ini akan ada sebuah fLeg^t^ Palestina merdeka.
Tetapi, tidak saya ragukan pula, bahwa Israel sebagai sebuah
bangsa-d?Ln s^ya tidak sedang bican tentang individu-individu
532- Eorurano\fl Saro

melainkan lebih kepada sebuah establishmenl-Svy11 membuat sa-


ngat sedikit kemajuan menuju kami dan menuju y^ng sudah
^p^
kami lakukan sebagai sebuah bangsa. Mereka masih tidak mau
mengakui PLO. Mereka masih saja tidak mau m€ngakui nasio-
nalisme Palestina. Saya tidak taht apakah Anda menengarai hal
ini, dan kebanyakan orang dr Ba:at tidak menyadarinyz, tetapi
ketika Shamir dan Netanyahu (dulu deputi menteri luar neged
Israel) brcara, mereka tidak pernahbican tentang bangsa Palesti-
na, mereka selalu menyebut kami "orang-orar'gArab PalesJLna".
Mereka menghubungkan bangsa kami kembali dengan dunia
Arab. Mengapa? Karena kalau Anda menyebut kami bangsa Pa-
lestina, berarti Anda memberi kami identitas tersendiri.. Jadi, me-
teka bilang, "Kami siap bicara dengan orang-orang Arab Pales-
in ." Itu masih menjadi baglan dari make ap pohttk mereka; bah-
wa kami (bangsa Palestina) bukanlah sebuah bangsa.
Jadi, kalian tidak ada?
IYell, seben rny^kami ada, eksis, tetapi mereka menyebut ka-
mi "orang-orang asing" yang tinggal di negerinya Eretz Israel.
Pemukim-pemukim Likud yang lebih jujur menyebut bangsa Pa-
lestina di Tepi Bant dan Gaza sebagai "otang asing" di tanah
Israel.Jadi, mereka belum membuat kemajuan ap^-^p^ dalam me-
nerima tealitas kami sebagai sebuah bangsa. Hal yang sama jtga
bedaku bagi kebanyakan orang Yahudi Amedka. Saya tidak bisa
btczra tentang orang-orang Yahudi di Bamt, tetapi Yahudi Ame-
rika, dengan sedikit perkecualian, mereka tidak bisa mengakui
eksistensi kebangsaan kami. Dan salah satu alasannya adalahbah-
wa seluruh usaha keras yang melahirkan Israel didasarkan atas
premis bahwa kami tidak ada. Sekarang, tiba-tiba, setelah empat
puluh lima tahun, mereka dapzi bahwa kami bukan hanya ada di
sini sekarang, tetapi bahwa kami memang sudah ada di sini selama
ini, dan pokoknya itu adalah sesuatu yang sangat sulit bagi mereka
untuk diterima.
Menurut Anda @akah pertemuan secara besar-besaran pada saat ini
(dan kita bicara tentang, katakanlab, dua tabanlangakan datan! benar-
YANG BANGSA AMERIKA KETAHUI TENTANG Isr-au... 533
-
benar mungkin tejadi tanpa PLO dan YasnrArafat terlibat secara terbuk"a?

Tidak, tidak mungkin. Bahkan, pertemuan ini terwrriud bet-


sama PLO. Dengan katalun, ada ilusi yang luar biasa ini, terutama
karena sikap absurd dan kekanak-kanakan olo;ng Amerika dan
or^nglsrael, bahwa kalau Anda tidak mengakui keberadaan fisik
PLq maka PLO akan lenyap dengan sendirinya. Dblegasi yang
dikirim ke Maddd dan ke \X/ashington dipilih oleh PLO. Segala
sesuatu yang dikatzkan atau dilakukannya selaiu mengacu pada
dan disetujui oleh PLo. Delegasi-delegasi itu menerima petuniuk
dan a:ntran- arahtn dari PLO. B anyak di zntata mereka adalah p x a

pendukung kelompok-kelompok di dalam PLO. Dan meteka se-


mua mengakui otoritas tinggi PLo sebagai organisasi nasional
yang mewakili identitas Palestina sebagai sebuah bangsa.Jadi, saya
pikir urusan "I(ami tidak sedang bicata dengan PLO" ini meru-
pakan cerminan sifat-sifat kekanakan orang Amerika dan Israel.
ulWell,
Mereka bilang, kalian tahu, kami tidak ada urusan dengan
mereka." Tetapi, di sisi lain, mereka menghadapi bangsa Palestina
dengan car^ y^r7g berbelit-belit ini. Mereka adalah tawanan ideo-
logi tolol mereka sendiri, yaitu keyakinan bahwa PLO bukan^P^-
apa melainkan sebuah organisasi teroris. Kalauontgperczyapada
kebohongan semacam itu, maka orang tidak bisa benar-benar
menghadapi realitas. Inrlah meng Pa'saya sangat banggaptdafzk-
ta bahwa bangsa Palestina sudah dewasa dan mampu menghadapi
bangsa Israel dengan zpa adanya meteka. Kami tidak butuh fiksi
ideologis. Kami bisa bilang: "Kami sedang berurusan dengan Is-
rael." Kami tidak sedang berurusan dengan "entitas Zioris" 'Dan
memang benaq kamilah yang mau berurusan dengan pemerintah
Israel; merekalah yang sepefti duduk di atas b2;z apr menghadapi
rx/ash-
kami. Daiam putaran terakhir perundingan-perundingan di
ington, mereka menolak duduk sefuangan dengan orang Pales-
tina. Mereka bilang, "Kafni tidak mengakui kalian. Kami hanya
mau duduk dengan orangYordanil." Dan inrlah sebabnya meteka
mengulur-ulur waktu. Tetapi, saya kira di dalam hati merek4 me-
reka tahu bahwa satu hal yang tak terhindarkan ada di depan mata
534- Eovranoril Saro

mereka. Mereka akan harus berurusan dengan kami. Tentunya,


pertz;try^ nriiinya sekarang adalahberapa banyak danberapalama
Amerika akan terus memanja\an mereka dalam khayalan untuk
tidak mau berurusan dengan kami ini.
Selama ini sudah ada s/unlab kritik terhadE penerintahan lang
satu ini, pemerintabannlta Bush,laitu berkaitan dengan keputusannla un-
tuk bergabang dengan resolusi PBB bulan ini -1ang mengutuk Israel atas
dep onasi- dep ortasi 1 ang di la ku kanryta terh adE orang-orang Pa lestin a. B a-

gaimana perasaan Anda tentang hal itu?


Saya tidak terlalu menganggap sedus perubahan-perubahan
yang terjadi dalam kebijakan-kebijakan neg t^ ini di bawah pe-
merintahan Bush-Baker. Saya pikir sangat penting untuk mengingat
bahwa inilah pemedntah Amerika y^ng pert^ma kali berupaya
dan secara patsial berhasil menghancukan sebuah neg ra besar
Atab. Iniiah pemerintah^ny^ngmemperalat PBB guna terus me-
ngangkangi kedaulatan Irak, yang merupakan salah satu di antxa
negara-neg ara besar Atab. Inilah pemerintah y^ng sama sekali
^n
tidak menghadiahkan buat nasionalisme Palestina kecuali
^p^-^p^
perbaikan-ko smetik atas ci:ra didnya sendiri s elepas Perang Teluk.
Pemerintahan ini membutuhkan sebuah "Kemenangan Dama|"
untuk menambal mampu dilakukannya di Irak untuk
^p^y^ngtrdak
menggulingkan rezim Saddam. Dia seorang flran, akan saya kz-
takanitu, dan yang dilakukannya di Kuwait itu salah mudak, tetapi
Amerika tidak menyelesaikan masalah-masalah di kawasan itu.
Mereka sudah menimbulkan keretakan*keretakan di antara neg^-
ra-fleg^r^Arab. Mereka telah menyebabkan sejumlah sangat besar
penderitaan manusia dan kesia-staan dankematian serta kekerasan.
Yang sedang meteka lakukan sekarang terhadap
^p^y^ngdisebut
proses perdamaian adalah, akan saya ulangi, sebuah upaya-kos-
metik untuk memulihkan pamor citra George Bush sebagai se-
onngpeace maker, dan di saatyarrg sama, untuk mengekspresikan
semacam sikap tidak suka terhadap perilaku Israel.
Tetapi, pura-pura tidak suka saja tidaklah cukup. Israel terus
saja mendiami dan menduduki negeri itu. Israel terus saja mela-
YaNc BaNcsa Aiunnrxa KETAHUI TENr,tNc Israu -'. 535
-
kukan deportasi. Israel terus saia membunuh. Israel terus saia me-
menjarakan. Israel terus saja membedakukan iam malam, dua pu-
luh empat jam sehari. Dan Amerika Serikatbelum iuga mengurangi
satu sen pun dari lima triliun dolar per tahun yang dikirimkannya
ke Israei dalam bentuk bantuan Amerika Serikat. Itu bertenturgln
dengan hukum nega;.:a ini. Hukum itu menyebutkan bahwa pe-
langgann-pelanggann berat terhadap hak asasi manusia harus
berakibat pada dihentikannya bantuan Amerika Serikat untuk ne-
gara penerim^ y^ng bersangkutan. Itu belum pemah terjadi (ter-
hadap Israel).
Jadr, saya.bukanlah otang yang berpikir bahwa adalzh
sebuah
gebrakan sejarah bahwa Amerika Serikat sudah rnengubah kebi-
jakannyz. Mereka masih saia menuntut dad bangsa Palestina kon-
sesi-konsesi yang mereka tetlalu takut memifltlny^ dari bangsa
Israel. Akan saya beri Anda satu contoh sederhana. Kedua orang
Palestina yang betunding dengan Baker selama enam bulan, dari
Maret sampai dengan awal Agustus, adalah Hanan Ashrawi dan
Feisal Husseini, dan Baket terziflg-ter ngan memuii meteka di Ma-
drid atas negosiasi-negosiasi meteka. Sekarang, tak satu pun di
mereka betdua diperbolehkan meniadi anggota deiegasi.
^rrt^r^
Tak satu pun di mereka berdua diizinkan untuk datang ke
^fltat^
Peace Palace di Madrid kareta Istael bilang bahwa kami tidak
boieh mengirimkan orang-ofang ini karena mereka berafiliasi de-
ngan PLO dan mereka adalahpara pemimpin yang sesungguhnya.
Alasan resmi yang meteka berikan adalah bahwa kedua orang itu
berasal dari Jerusalem Timu. Dan Amerika menedma syarat-sya-
lztint; lantas, sebenarnya sedang l<ttabicankan? I(ita
^pay^ng
sedang bicara tentang sebuah pemerintah^rr y^trg tedalu takut,
terlalu terikat pada masz lalu, terlalu tunduk pada entah itu Arab
Saudi di satu sisi, ataukah itu lobi Israel di sisi yang Iarn, yzng
seharusnya membuat terobosan-tetobosan b erziti dalzm kemaiuan
menuju perdamaian.
Apakab benar bahaa Sharzir suatu ketika pemah melarang Ceorge

S hultq berternu dengan Anda?


536 Eorwano \( Saro
-
Bukan hanya itu, dia bahkan tidak mengizinkan saya masuk
ke negara itu. Pada musim semi tahun 1988, saya ingin pergi ber-
sama keluarg s^yl, dan dia tidak mau mengizinkannya. Saya se-
or^ng warg negar^ Amerika tetapi dia secara terang-terangan
melatang saya memasuki negara itu. Kami sedang berhadapan
dengan situasi yang benar-benar buruk. Dan, kembali ke pokok
masalah, saya tidak memandang pemungutan suara di PBB di mana
Amerika Serikat mengecam pelanggxan terbuka terhadap Kon-
vensiJenewa sebagai sesuatu yang begitu penting. Pertama-tar.na,
siapakah ytngakanmenegakkan resolusi itu? Yang membuat saya
tercengang adalzh bahwa negata-negan Atab menerima itu se-
bagai sebuah alasan untuk kembali berunding. Kami tidak dapat
situ. Hanyz sebuah kecaman. Laluapa sekarang? Su-
^p^-^p^dari
dah ada enarn puluh empat resolusi Dewan Keamanan PBB yang
mengecarn Istael atas satu atau lain pelanggann yang dilakukannya
terhadap hak-hak asasi bangsa Palestina. Tak satu pun dilaksana-
kan, dan satu-satunyz alasan mengapa resolusi-resolusi itu belum
juga dijatuhkan adalah Amerika Serikat.
Bicara tentang resolusi-resolasi, suatu ketika Anda pernah menberi
sebuah wawancara kepada SalmanRashdie di nanaAnda nengambarkan
Zionisrze nbagai tolok ukur penilaian politik kontemporer di Anerika-
Anda bikng barytak zrangJdng saka menlerang @artheid atau bicara
tentang interaensi Amerika Seikat di Arneika Tengah tidak siap untuk
"bicara tentangZionisme dan apayngtelah dilakukann1a terhadQ bangn
Anerika Serikat, kalau Anda
Palestina". Anda bilang bahwa di sini, di
mengatakan sesuatu tentang Zionisme Anda dipandang telah "bergabung
dengan Eropn klasik atau anti-Senitisme Barat". Karenanla, menurut
Anda, sudah menl'adi "matlak perlu mengonsentrasikan diri pada s/arah
dan ko n te ks terte n tu Z i o n is m e da larn rz em b a b as @ a1 ang direpre s e n tasi kan -
n1a bagi bangsa Palestina."
Bagian penting dari kalimat itu adalah "bagi bangsa Palestina".
Zionisme bagi bangsa Yahudi zdalah sesuatu yang luar biasa, Me-
reka bilang Zionisme adalah gerakar' pembebasan meteka. Mere-
ka bilang Zionisme inrlah yang memberi meteka kedaulatan. Pada
YANG BANGsa Alrsnr<a KETAHUI TENTANG IsI-AM ... 537
-
akhirnya mereka punya tanahair. Mereka mendirikan lembaga-lem-
baga yang belum petnah meteka miliki sebelumnya, dan seterusnya,
dan seterusnya.Daftatny^ s^rrg t panjang. Jadt, saya tidak sedang
membicarakannya. Itu bagus. Tidak Tetapi, sejauh me-
^p^-^p^.
nyangkut bangsa Palestina, kami adalah korban Zionisme.
Tet@i, tugas ini sendiri,laitu membuat agar sikap ini diketabui, ba-
gainana tugas ini akan terpengaruh oleh berbalikrya resolusi PBB yng
rnenlanakan Zionisrze dengan rasisne?
IYe|l,denga\s y^tidak pernah merasa senang dengan resolusi
itu. Mengatakan bahwa Zionisme adalah sebentuk rasisme sama
saja tidak cukup menjelaskan, dan tidak cukup sensitif terhadap,

, apakahyang dilakukanZiotisme bagr bangsa Yahudi; bagi bangsa


Yahudi di satu pihak dan terhadap bangsa Palestina di pihak lain.
Dalam The paestion of Palestinq s^ya membahas hal itu. BagT sayz,
Zionisme zdalah Zionisme. Saya tidak mau menyamakannya de-
ngan hal la;n, apa pun itu.
Tetapi, bagi kami bangsa Palestina sekarang ini, Zionisme ber-
arti: nomof satu, hancurnya masyarakat kami; nomor dua, tergu-
surnya r.akyat kami; dan nomor iga, dan ini yang paling penting,
bedanjutnya penindasan terhadap orang-orang Palestina sebagai
sebuah bangsa. Satu contoh buatAnda, Istael adalah satu-satunya
fleg r
di dunia yang bukan neg^ra milik warga negm^nya sendiri;
iz adalah sebuah negar^milik kaum Yahudi. Kalau kebenrlan Anda
seorang non-Yahudi di negata Yahudi itu (dan ada sekitar 800.000
orang Palestina yang menjadi warga neg ra Israel), Anda akan
disebut sebagai orang non-Yahudi dan Anda didiskriminasikan
semata-ma ta hanya karena Anda bukan seorang Yahudi. Bangsa
Yahudi diperbolehkan pulang ke Israel oleh Undang-Undang Ke-
pulangan. Saya dilahirkan di sana tetapi tidak bisa (p"l*g ke sana).
Orang Yahudi bisa membeli, menyewa, dan menyewakan tanah
di Israel. Orang Palestina tidak bisa. Dan di Tepi Barat dan Gaza
di wilayah-wilayah pendudukan, bangsa Palestina yang didiskri-
minasikan dengan c r^-cata yang mengistimewakan bangsa Ya-
hudi. Para penghuni Tepi Batat dan Gaza bisa merampas tanah
538 EDwARD !( Sarn
-
dari orang-orang Palestina dan tinggal terus begrtu saia di situ.
Tetapi, di luar itu semua, harus saya katakzn bahwa resolusi
tentaflg Zionisme dan tasisme adalah sebuah episode y^flg amat
sangat disesalkan. Sebagian efonz awal tahun tujuh puluhan, de-
ngan sedang mekar-mek^rnyl genkan Afto-Asia, dan Uni Sovi-
et masih tetap menjadi pemain, dan dengan genkanlslam sedang
panas-panasnyaJah yang melahirkan itu. Resolusi itu tidak dipi-
kirkan dengan cukup nt t^ng, tidak cukup sensitif saya bilang,
dan akibatnya, kami, bangsa Palestina, harus membayar harga po-
litik yang sangat mahal. Resolusi itu meniadi sebuah batu san-
dungan. Tetapi, sekarang itu sudah bedalu.
Anda baru saja nengatakan bahaaAnda tidak boleh nembeli tanah.
Dalan hal ini, salah satu bidangtanahlangterpenting tentu saja, adalab
sQa dinulai itu laruban
Jerusalern itu sendiri. Pronsperdartaianlangbara
dan berbelirbetit Apakab Anda percqa, ketika proses ini membuabkan
hasil, akan ada satu peluang tersisa bagi orang-orang non-Yahudi untuk
meletakkan klain atas Jerusalen?
Saya tidak melihat adanya cara untuk memecahkan masalah
itu kalau Israel masih tefus mencengkeram seluruhJerusalem. Sa-
ya tidak bilang bahwa saya mendukung dibelah-belzhnyaJerusa-
lem. Tidak. Saya pikirJerusalem harus tetap meniadi sebuah kota
yang utuh. Tetapi, harus ada sebuah carayang'wninaaf bagi bang-
sa Palestina untuk melihat ibu kota mereka, yaitu setidaknya Arab
atauJerusalem Timur. Itu harus. Hal ini sangat berarti bagi bang-
sa Palestina. Dan, tentu saia,kott itu iuga am t sarug t berarti
bagi dunia Islam. Jerusalem bukan hanya sebuah kota milik bang-
sa Palestina .Ia jtgaadalahsebuah kota yang memiliki arti penting
yafrg sangat besar bagi satu miliat umat Muslim.Ju&, hatus dibuat
perjanjian tertentu, yang deng^fLny^ Israel tidak boleh terus me-
fampas hak-hak milik bangsa Palestina yang tinggal diJerusalem.
Akan tetapi, hatus saya tegaskanlag5, saya tidak mendukung di-
belah-belahnya kota itu. Saya pikir sesuatu harus dilakukan secaf
imajinatif sehingga kota iru, yangadalzh sebuah kota yang univer-
sal, dapat mengekspresikan hanpan-hanp^fl dan tradisi-tradisi
YaNc BaNcsa Alrnnrra KETAHUT TENTANG Isr-AM... 539
-
ketiga m^: Yahudi, Kristen, dan Islam.
^g
Serupa dengan Vatikan, begitu menurutAnda?
Seperti itulah, t^np^ pedu menginternasionalkannya. Tetapi,
hal semacam itu masih lebih bagus, ketimbang membelahny^l^gr
atau membiarkannya tetap utuh tetapi di bawah kekuasaan Israel.
Sekarang, mai kila bicara tentanginlimitlasi. Dan kita tahu ini ada-
lah masalah yng nnsitif, Sebagai seorang juru bicara paling terkemuka
1 ang m wa ki li kep n ti ngan b angs a Pa lu ti n a, s lam a i n i An da s u da h di i n car
e e e

oleh berbagai kelonrpok yng muncul dan meneriakkan protes-protesnjta


keti ka Anda se dang m enlt ampai kan m aka lah -m akala h, fu lonpo k-ke-
lompokyng Anda dalam naskah-naskah ntakan, Jang
melg/erang me-
nltebarkan selebaran-selebaran lang mengutip Anda di luar konteks, dan
lain sebagainlta. Mereka menlebutAnda Duta Besar-n1ta Terorisme. Semua
insidenlang tidak nenlenangkan ini sudah terjadi.
malah ada anczmzn mati segala. Mau bilang apa?
IWell,
Katakan, @ a yng paling m engangu Anda te ntang sen u a in i.
IYell, saya kira yang paling mengganggu saya adzlah dusta
dan ketidakadilan yang tedibat di dalamny^, y^ng dilakukan de-
ng n c ra melancarkan sebuah kampanye yang jahat yang tidak
hanyz betujuan untuk tetus melukai bangsa saya melainkan juga
untuk menumpuk-numpuk segala macam kebohongan dan peng-
hinaan terhadap saya, dengan menyebut say^ teroris.
Nomor dua, di Amerika, s^y^ tidak punya c r^ yarrg ny^ta
untuk menanggapi. Banyak di antata ofang-orang yang telah me-
nyerang saya dan menulis tentang saya dengafl c
ra-c rzyang ber-
nada memfitnah dan mencemarkan n ma baik itu menguasai ba-
nyak majalah. Commentary, contohnya, majalahnya Komite Yahudi
Amerika, memberi mereka tempat untuk menulis apa pun semau
mereka.Jadi, sangat sulit, kalau Anda paham maksud saya. Dengan
kata larn, tidak ada sesuatu pun yang terorganisasi yang setara
dengan platfotm yang dimiliki oleh musuh-musuh bangsa Palestina
di negara ini.
Yang ketiga, hal yang paling menjengkelkan di arrtar semua
hal lainnya, adalah bahwa bangsa Arab dan orang-orang Muslim,
540 Eovr,Lno \7 Saro
-
di negara ini dan di tempat-tempat lainnya, belum pernah meng-
organisasi diri mereka sendiri sec t^bersama-sama dan berupaya
untuk mengedepankan sebu ah. a.lternzif yang tep erc^y^ sebagai
ganti atas pandangan yang diaiukan tentang kami-bukan tefltang
saya, tetapi tentang kami-oleh lobi ziortts di negara ini. Kami
zdalzhpewaris-pewaris sebuah tradisi besar dan sebuah petadab-
an besar. Kami punya banyak orang berbakat, akan tetapi kami
tidak bisa, pokoknya tidak bisa, beketja sama. Bangsa Palestina
bekerja tidak hanya dalzimlknz at?lh yang betbeda, tetapi iuga
sering kali dengan a:.:ah ytng saling bertentangan' Bangsa Syria
bekerja sendiri. Tidak ada usaha untuk mengangkat diri kami
send.iri sec f^ serius sebagai sebuah bangsa. Dan ini se-
^:uggot^
sungguhnya kembali kepada sesuatu yang sudah saya kata.kzll-
sebelumny^ tefltzlng kondisi dunia Arab: ini adalah sebuah ku-
bangan. Ini adalah sebuah kubangan yang berisi kotupsi dan ke-
lemahan serta tirani yang paling mengerikan dan htal. Tidak ada
kebebasan-kebebasan demokratik. Pokoknya ini adalah sebuah
tempat yang menakutkan. Meski begitu, ini adalah tempat yang
kepadanya saya merasa selalu sangat dekaq dari sinilah saya ber-
asal, dan keluarga saya beras zI, dzn istri saya berasal' Maksud
s yL, s^ya tidak akan menyerah. Dan saya tidak akan melakukan
yang oleh para Samir al-Khalil dan pan Fouad Aiami ingin
^pa,
dilakukan terhadap dunia ini, yaitu mapan di neganini, Amerika
Sedkat, dan menjadi penfilat-penjilat bagi musuh-musuh bangsa
Arab. Saya tidak akan memainkan permainan itu'
suatu ketika Anda pernah menganbarkan Fouad Ajani (pakar
TinurTengah pada The New Republic, sebuah nQalah anti-Palestina
Arab anti-Arab"-n1ta Tlne
lang berbasis di lvashingnn) sebagai "nrang
New Republic.
Itu benar. Dia itu aib. Bukan hanyakzrenzkeiah*an dan ke-
benciannya terhadap bangsanya sendiri, melainkan iuga' karcna
begitu remeh temeh dan begitu tolol. Dia,
^p^y^fLgdikatakannya
profesor dalam kaiian-kaiian
iauh melebihi saya, adalah seorang
Timur Tengah. Itu yang dilakukannya sebagai sumber penghidup-
YANG BANGSA AMERIKA KETAHUI TENTANG ISLAM ... 541.
-
Tapi, dia tidak tahu tentang dunia Arab. Dia tidak
^lerry^. ^p^-^p^
peduli terhadap dunia itu. Segala sesuatu yang dinrlisnya digunakan
mentah-mentah oleh lobi Zionis dan pihak-pihak yang berwenang
di negara ini untuk merientang bangsa Arab.
Sanir al-Khalil adalah pengarang buku berludul State of Fea4laitu
sebaah buku tentarcglrak dan laku keras selama dan setelab PerangTeluk.
Apakah Anda akan memasukkannjta ke dalarz kategoriyng sama?
Kurang lebih. Barangkali dia tidak tedaiu berbisa. Dia belum
cukup lama terjun di bidangitu. Dalam hal-hal tertenru, dtaadalah
orang yang jauh lebih kebingungan. Ajami, paling tidak, punya
pandangan yangtajam. Dia tahu betul apa m^lrrly^. Dia ingin me-
nyerang bangsa Arab. Otang ini (Samir), saya tidak tahu apa mau-
nya.Dtaadzlahsosok yang kebingungan dan tertekan secdra emo-
sional, yang tiba-tiba menjadi terkenai karena buku yang pada
dasarnya tidak berguna itu. Jadi, buku itu menyerang Saddam-
baiklah. Tetapi, buku itu bukanlah sebuah kontribusi sejarah, bu-
kan pula sebuah kontribusi ilmiah bagi pemahaLmafl tentang Irak
dan buku itu hanya bermanfaat sebagai bag1an dad mobiiisasi
yang dilakukan negata ini unnrk menentang Saddam Hussein. Kha-
lil sudah memainkan peran itu dan dia memainkannyzdengan baik
dan saya benar-benar tidak melihatnya melakukan selain
^p^-^p^
itu. Ketika eforia pascaperang di negara ini berakhir, dia akan
segefa tufun panggung.
Jadi, Anda pikir dia benar-benar akan len1E?
pikir begitu, ya. Menurut saya, sebenarnya dia belum
Saya
pernah menulis sesuatu pun yang memiliki dampak yang awet.
Dia bukan seorang cendekiawan.
Ada pen bicaraan terten tu ten tangpinpinan Palestina 1ang b aru, dan
b aryt ak orang n en1 e bu t-n-y e b a t Hanan As brawi, misalnl a, se bagai sen acan

pimpinanlang baru. Bei kami penikiran Anda tentang hal itu.


lYell, Anda tahu dia dulu adalah salah satu mahasiswi saya.
Waktu itu dia berada di University of Virginia, bukan di Colum-
bia sini, tetapi meteka menanyakan apakah saya mau membim-
bingnya menulis disertasinya dan say^ tertaflk, jadi saya bilang
542- EDwARD \( Sato

ya. Setelah itu, selama sekitat dua atat tiga tahun, dia mengirimi
saya bab-bab disertasinya itu, dan seterusnya. Dia seofang pe-
rempuan yang sangat cerdas dan menatik' Belakangan, dia pun
menarik banyak perhatian or^rrg.
Tetapi, menurut pendapat s^yL, s^y^rrgnya ini digunakan de-
ngan liciknya untuk menentang Arafat- Maksud saya, spekulasi
itu dan perhatian yang Anda tznyakzn. Dalam pengetian teftentu,
kalau Anda melihatny^ sec^f^ iuiur, dia itu tidak mungkin t^np^
Arafat,kalau Anda paham maksud saya.Tapi,ini tak lainhznyalal;r
bagian dari rasism eBarat.Mereka pikir mereka menyukaiAshtawi
katena dia fasih bicata dalam bahasa Inggris, alasan yang sama
mengapa dulu mereka menyukai saya",yatttkarenz saya fasih ber-
bahasa Inggris. Jadi, seolah-olah, kalau Anda tidak fasih btcara
dalam bahasa Inggris, Anda benar-benar tidak berada di dunia
yang sama dengan dunianya orang-orang sok terhormat itu'
I n i n e n b awa ka m i kep ad a p e rtanl a an te ra kh i r, s a tu p e rta n1 aa n J arq

sala taha Anda akan sangat bersenangat nenbicarakannla,laitu tentang


orang lainlangjugafasib berbahasa Ingris: salman Rushdie. Pokoknla
sala har@ Anda nail mengambarkan secara garis besar sikap Anda
tentang salman Rushdie. Dan kami tanlakan ini karena ada banlak
0 rangJ a ng a kan s anga t tertari k u n tu k i
m e nge ta h u ap a p e rsi s ry a 1 a ng E d-

ward Said pikirkan tentang selurvh kasus Rashdie'

lYell,perasa^fl say^ adalzh sebagai berikut' Dan ada dua atau


tiga poin yang akan saYa tegaskan.
Nomor satu, saya zda\ah orang yang mudak meyakini kebe-
basan mutlak untuk berekspresi. Sebagai seofang Palestina, sudah
lama menentangupaya luPayalsrael untuk menyensof bangsa kami
dalam kami tulis atau baca.Btnyakdiantar pef-
^puyungioleh
juangan kami untuk mendapatkan kemerdekaan bethubungan de-
ngan kebebasan berpikir, berpend^p^t, d^n berekspresi' Saya be-
nar-benar kuat dalam meyakini kebebasan-kebebasan itu. Jadi,
biarkan saya katakan, tidak pedul-i apa pun alasannya, saya yakin
tidak boleh ada penyensoran sama sekali. Itu nomof satu.
Nomor dua, Salman Rushdie a,dalah teman lzma' szya yang
YANG tsANGSA AMEPJKA KETAHUI TENTANG ISI-AM ... 543
-
sudah saya kenal selama sekitar sepuluh tahun. Saya bertemu de-
nga;nny^peft^m^ kali pada tahun 1980-1981 di London. Saya pe-
ngagum berat tulisaflnya, khususnya Midnight's Cbildren, yang me-
nurut saya merupakan salah satu novel terbesar dari abad kedua
puluh. Saya juga sangat menyukai buku kumpulan celpen yang
dinrlisnya unrukputranya,Haroun and the Sea of Snriu,yangpernah
saya ulas di Amerika Serikat sini. Saya lebih menyukzi Midnight's
Children ketimbang Shame. Szya hanya sekali membacanya, dan
mungkin kalau membacanya IagT saya akan bisa menyelxnnya
lebih dalam
The Satanic Verses, saya pikir, adzlah sebuah novel yang menatik.
Itu buku yang besar, bingung, dan dalam banyak hal brilian, yang
dirancang untuk menjadi buku yang provokatif. Maksud sal'a, saya
tidak akan duduk-duduk di sini malamini sambil membed Anda
analisis sastra sayayang rumit tentang katyanya, tetapi dta adalah
seorang yang sangat berbakat dan luar biasa dan saya sangat me-
nyesalkan segala yang telah te{adi padanya. Saya juga tekankan
agat Anda tidak menyensor sedang sayakatakan ini dan
^p^y^ng
cetaklah petsis sepeti y^ngs^ya katakan, karena saya tahu bahwa
Anda akan sangat tertekan untuk memutuskan betapa And^ s^ng t
ingin mencetak tentang dia.
Jadi, sepetti saya katakan, saya benar-benar menyesal bahwa
reaksi-reaksi terhadapnya sudah sebegitu kerasnya. Secara pribadi,
saya sendiri tidak percaya bahwa adalah sifat dasar Islam atau
sebagian dari uadisi-ttadisi tetbaik pendaban untuk memberedel
nrlisan-tulisan dari seorang pembangkang yang sudah menying-
gung peras aan, katakanlah begitu . J u&, ribut-ribut tentang dirinya
itu sangat disesalkan, dan dalam banyak hai, bagi saya itu tidak
bisa diterima. Sekarang, s^y^ dapat memahami bahwa banyak
orang Islam tetsinggung oleh Satanic Verses, sekalipun harus saya
katakan, saya tidak yakin apakah benar-benar banyak di antan
mereka sudah membaca buku itu. Itu adalah salah satu petistiwa
lucu terbesar sepanians masa. Semua orang ini bertedak-tedak
bahwa buku ini merupakan penghinaan tethadap Islam sementara
544 EDI?ARD \X/: SAID
-
sebagian besar' di antara mereka, setidaknya di dunia Arab, tidak
bisa membaca dalam bahasa Inggris. Toh,br:Jriu itu ditulis dalam
bahasa Inggris. Tetapi, mereka perc y^ begiru saiapada kata-ka-
ta sejumlah ulama yang mengklaim bahwa ini atau itulah yang di-
katakannya. Buku itu sampah. Buku itu sangat buruk.
Jadi, saya sangat kesal dengan ini semua dan saya hanya ber-
harap bahwa Salman Rushdie bisa hidup dengan normal. Saya
pernah mengunjunginya sejak dia bersembunyi dan hatga yang
harus dtbzyarnya sungguh mengedkan. Itu harga y^rLgs ng tma-
hal yang harus drbayar oleh seorang individu. Dia sudah kghi-
langan kemampuannya untuk bebas. Dia tidak bisa ke rn fl -m^fl
semau dia. Dia tidak bisa menemui putranya. Petkawinanrry^y^ng
kedua'gagaI szzt dia berada di persembunyiannya. Dan perasaan
tentiaya dan tidak am tT sungguh luar biasa. Szya rasa itu tidak
sehatusnya tetjzdrpada siapa pun. Dunia kita cukup besar untuk
menampung orang-orang seperti Salman Rushdie yang menulis
semau meteka dan untuk memperdebatkan ka-
^P^y^ttgmereka
tzkan.Tetapi, memvonisnya dengan hukuman mati dan membakar
bukunya serta melarangnya-itu semua adilahhal-hal yang sangat,
sangat mengerikan.
Minggu yang tkzn datang, dt The New
Ngonong-ngomong hari
YorkTimu,mereka meminta sejurnlah ot fig,termasuk saya, untuk
menyatakan pendapat mereka tentang apakah \Wagner harus ber-
main di Israel atau tidak. Yang sudah saya lakukan adalah menulis
beberapa pangraf yang membandingkan sikap-sikap bangsa Is-
rael terhadap \)Vagnet dengan sikap umat Muslim dalam kasus Sal-
man Rushdie. Dan saya menentang kedua sikap itu. Seni dan ga-
gas^fl-gary San yang tidak disukai orang harus didiskusikan, tidak
boleh dibuang keluar lewat iendela begitu saja selama masih dikaji.
Itu sebuah kejahatan bes at dansaya pikir akan sangat memb ahzyakan
dunia kita kalau kita membiarkat pandangan itu metajalela.

Wawancara dengan Hasan M.Jafri,


T be Herald, Karachi, Pakistan, 7992
Eropa dan Other-nya:
Sebuah Perspektif Arab

lYawancara ini dilakukan dalam kaitan dengan sebuah acara teleuisi di


Irlandia.

E.\7S.

SEBAGAI orang laarlang melihat ke dalam, apakah menurut Anda


ada hal-hal seperti sebuah tradisi khas Eropa?
Tentu saja, sayakka orangbisa bicara tentang sebuah ttadisi
Eropa dalam pengertian seperangkat pengalamafl, negara-r,e9 ra,
bangsa-bangsa, warisan-warisan, yang kesemnaflya khas dan me-
miliki cap Eropa. Tetapi, di saat yar'g s^ma, ini tidak bisa dipi-
sahkan dari dunia di iuar Eropa. Dalam konteks Aliazau, ada
sebuah kalimat untuk i1i-((s11suh-musuh komplementer". Ada
juga sebuah komplementaritas (kondisi saling melengkap i-p n t') e

ant^ra Eropa dan Others-nya. Dan adalah tarrtangan yang menarik


buat Eropa unfuk tidak mengingkari dan melepaskan diri dari
semua afiliasi dan koneksi-koneksi luarnyahanya demi mencoba
mengubah dirinya menjadi sesuatu yangbaru dan murni.
Apa jadiryta "intelektual Eropa" sekarang ini?
Di Amerika Serikat dan di Eropa pandangan bahwa seorang
intelektual adalah seorang ptofesional yang diberi imbalan atas
jasa-jasanya mempunyu atd bahwa Anda punya gravitasi yang
546 EDwARD \( Sarn
-
luar biasa terhadap pusat-pusat kekuasaan, bahwa intelektual itu
mefasa imbalan atau tujuan daiapayang dilakukannya merupakan
sebuah peran sebagai peiakon-kebijakan, sebagai pembentuk ke-
bijakan, untuk menjadi seorang pembentuk-opirlii seoraflg pem-
buat-kebijakan. Sedangkan menurut pandangarr saya peran inte-
lektual itu pada hakikatnya adalah petan)'ang, katak anlah, mem-
pertinggi kesadaran, membuat orang sadar akan ketegangan-ke-
tegangarr, kompleksitas-kompleksitas, dan mengambil tanggung
jawab demi komunitasnya senditi. Int adalah perarl seorang non-
spesialis dan bertalian dengan persoalan-persoalan yang sifatnya
lintas - disiplin pro fesional. I(aren a 1<tta tahu tentang wacafia p Io-
fesional. Maksud saya, ia menjadi sebuah jatgon, dengan carahanya
berbicata kepada kalangan terpelala4 sehingga membuat mereka
selalu bersikap menelima, dan pada akhirnya mendukung sikap
ofang itu sendiri. Itu sesuatu yang saya rasakan sangat tetcela,
karena bagi saya masyankat terdiri atas dua ienis otang. Sang
pemelihara , yaifr orang-orang yang meniaga agar segala sesuatu
berjalan apa adanya, dan sang intelektual: 1'ang mendorong pet-
bedaan dan perubahan.
DanAnda di sini akan nenlampaikan keberatan atas tangungiawab
sesama warga nwra.
Ya, saya pikir itu adalah hal yang esensial.
Dan kalau itu menganikan suatu kontaminasi atau bertumpang tin-
dihnjta ranah-ranah, haraskah dibiarkan begitu sala?
Ya, biarkan begitu saja, tentunya. Bagt s^y^, yattg teralJjlat sa-
ngat pentiflg selama ini adalah saya merasa,banngkah ini sudah
bawaan sejak lahit, bahwa saya berafiliasi dengan sebuah komuru-
tas bangsa-Palestina. Sebagran karenauniversalitas alasannya, bah-
wa Palestina bukanlah semata-mata sebuah periuaflgan kebangsa-
tetapi melibatkan masalah kultural betupa anti-
^nyangsedethana,
Semitisme. Kami sudah meniadi pewaris anti-Semitisme Etopa:
kamr adalah korbannya korban, kalau Anda suka menyebutnya begi-
tu. Ini petan yang rumit. Meskipun demikian, dengan memiliki keter-
kaitan tertentu dengan sebuah komunitas bangsa-atau komunitas
ER9pADAN Ot;1sR-Nya 547
-
sajilah; tak usah pakai bang52-lnsmfuat orang tetap jujur.
Tetapi, di sinikah tenpatryta Anda melihat peran sosial dan moral
bagi intelektua/, di mana.dalam menemukan atau menemukan kembali
tradisi-tradisi kita, kita benar-benar dapat menilah-milah dan menganalisis
mitos-mitos dan sinbol-sinbol? Sekarang ini baryak pembicaraan tent(tng
diriptakanrya sebuah Eropo bara. Apakah menaral Anda akan ada ba-
hay di mana kita akan dryu menlaksikan munculn1a sebuah bentuk
baru imperialisne ke budalaan?
Saya pikir kemungkinan adanya semacam imperialisme yarrg
o:rang asosiasikan dengan imperialisme Etopa abad kesembilan
belas tidaklah tetlalu besar. Dan saya kira kekuasaan danpengaruh
Amerika Sedkat yang dominan juga merupakan semacarn peng-
halang bagr imperialisme Etopa itu. Orang akan cenderung ber-
pikir bahwaBropa-setidaknya itulah pemikitan saya dalr sudut
pandang dunia Arab-metupakan semacam kontta terhadap
Amedka; bahwa karena adanya kaitan-kaitan Meditetanta antara
sebagian dan negara-flegata Eropa Selatan dan Afrika Utan,hal
ini memberikan semacam pertukaran kebudayaarLyang tidak impe-
riai sifatnya, dan bahwaterjadtlebih banyak giue-and+ake ketimbang
waktu-waktu sebelumnya.
Tetapi, apakah Eropa sudah berhasil nengakai other itu di tengah-
tengab kalangannla sendiri: othet tradisional,1ang dalan hal ini adalah
Arab atau dunia Islam?
Tidak, meriurut saya f.1rr-. Saya pikit ada satu masalah. Am-
bil contoh Italia. Italia sekarang ini memandang dirinya terbebani
oleh adanya sekitar satu iuta Muslim, yang kesemuanya berasal
dari Afrika Utara, sebagian besar dari Libya dan Tunisia, sebagian
Iagl dari Mesir. Italia mengakuinya, berbeda dengan Prancis, yang
juga punya d:ua atau ttga juta Muslim, y^ng meflladi sebuah per-
soalan politik. Tapi, saya pikir diskusi dan perdebatan, bahkan
jenis perdebatan yang sangat sengit yang Anda saksikan
^rrtata
Le Pen dan p an p enentangn y a y lebih lib eral s ekalipun, adalah
^ng
lebih baik ketimbang kebungkam^n y^ng Anda dapati di ltalia.
Walaupun demikian, ada sebuah keberadaan di sana yang men-
548 EDwARD !( SArD
-
dorong dilakukannya lebih banyak diskusi dan timbulnya kesa-
daran yang lebih besar. Dan, yang cukup menarik, sekatang di
Arab terdapat sefangkaian penulis, pemikif, dan intelektual yang
bersikap saflgat serius dalar.r' soal dialog Etopa-Arab, tegur sapa,
dan petuk aran di yang akanmencairkan sebagian
^ntaf^keduanya
dad kebencian dan membuka semacam tirat "bangsa Arab ver-
sus Bafat", semacam itulah. Ini sangat berbeda dengan Amerika
Sedkat di mana tak ada satu pun ha1 semacam itu. Amerika Serikat
masih menganggap dirinya sedang berperang dengan dunia Arab,
atau Islam, atau fundamentalisme, atav hal-hal semacam itu. Jadi,
petsoalan kultural ini bahkan tak pemah benar-benar diatasi'
Tetapi, ketika sampai pada keputusan-kepatasan politik yng kon-

kret, akan tanpak bahwa Eropo Mediterania,lang selana ini sudah ter,
buka, baik dalan pengertian nzgrasi maapun secara kultaral, terhadap
dunia Arab sekalipan, tidak nanpu menghentikan sebuah peranglang
di bagian dania itu.
sedang terladi
Bukan hanya itu, kecuali dalam kasus Inggtis, Etopa tedibat
dengan cara y^ng lebih bersemangat ketimbang yang mungkin
orang kira. Di sisi lain, pada periode pascapenng,Italia dan Ptan-
cis benar-benar mencob a memp er arrtatzri sebuah penyele saian p o-
litik, bukan militer. Orang-orang Itaba sudah bertindak sangat
aktif sejak dimulainya perang itu dalam merundingkan sebuah
penyelesaian politik, bukan tentang situasi Teluk, melainkan ten-
tang akar persoalannya, yarrl persoalan Palestina' Sekatang yang
jelas, mereka belum mampu menghadapi bangsa Amerika karena
sejumlah alasan. Sebagian karenaupaya-upaya mereka bersifat in-
dividual. Upaya-upaya itu tidak dilakukan at^s r.am Eropa' Mak-
sud saya, Dewan Eropa sudah mengambil sikap-sikap yattgsa'{Lgat
bagus, tetapi mereka belum bertindak bersama sebagai sebuah
Komunitas, dan akan tetap seperti itu hingga tahun 1,99 2 benkhu.
Secara individual, mereka tetjebak. Di satu sisi mereka ditekan
oleh Amerika Serikat. Di sisi lain, meteka membutuhkan minyak
dari sesuatu yang pada dasarnya adalah rczkn rezirn Arab yang
konsetvatif dan reaksioner yang sangat meflentang berubahnya
ERopA DAN OTHER-NyA 549
-
status quo. Jadi, posisi mereka sulit. Saya benar-bena rbicara pada
tingkat kultural tertentu, di mana saya pikfu tetdapat gerakan yang
lebih besar.
Anda sadah bicara baryak tentangfenomena '()rienta/isme", sebttah

fenomena kebudalaan jtang pada dasarnla nerepresentasikan sikap ste'


reotipikal di Eropa, dan di Barat pada umam/'!]a terhadap'dunia Arab-
Jelas. Fenomelra itu sangat kuat. Anda tidak petlu melihat pers
yang sok pattiotik. Orang berpikit tentaflg komentar-komefltar
dalam The Times yang ditulis oleh Conot Cruise O'Bden, yang
masih berbicata tentang keluatga Muslim sebagai keiuatga yang
tak betmonl dan penuh dengan incest, dan menggambarkan
orang-orang Muslim dan bangsa Arab sebagai orang-orangy^ttg
kasar dan bejat, atau buku-buku sepetiThe Closed Circle-nyaDavid
PryceJones, sebuah buku yang tidak mungkin dinrlis orang tentang
kelompok budaya etntk apa pun dt dunia sekatang ini.
Apakah ini semacam rasisme?
Ini rasisme, ini xenophobia, ini semacam patanota, fantasi de-
lusional.
Dan mengapa Eropa menbatuhkan ini?
Akan saya beri tahu alasan nya. Dalamkaitannyadengan bangsa
Arab, selama ini Eropa selalu meletakkan Islam di ambang pintu-
ny a, katakanlah demiki an. J angan lup a, I slam adalah s atu- s atunya
kebudayaan non-Etopa yang tidak pernah benat-benar kalah. Is-
lam betdekatan dengan dan betbagi warisan monoteistik dengan
Yahudi dan Kristen. Jadi, friksi ini selalu ada. Dan tidak
^garrrz-
seperti, katakanlah, bangsa Inggris di India, masalahnya belum
seiesai. Pandangan tentang Barat, menurut saya, sebagian besat
berasal dari oposisi terhadap dunia Islam dan Arab. Saya pikit
barangkali itu berakar dari masalah-masalah teologis. Nabi Mu-
hammad, yang memandang dirinya sebagai seorang penerus garis
kenabian yang betawal dari Nabi Ibtahim, Musa, Isa, dan menutup
garis kenabian itu, pada muianya dipandang dalam polemik-po-
lemik pertama menentang Islam di abad ketujuh dan kedelapan
sebagai seseorang yang insignifikan, sebagai sesuatu y^flg mena-
550 Bowano !C Saro
-
kutkan yang beras al dari dunia yang petsis sama dengan dunia
yang melahirkan agama Yahudi dan Kristen. Jadi, saya pikir, ini
adalah satu kasus yang unik, dan perasaan adanya persaingan kul-
tural dipetluas lebih jauh oleh persaingan-persaingan militer, dan
Anda juga bisa menambahkan petsaingan-petsaingan ekonomi
dan politik, di mana ketidaktahu^n y^ng besat rr.e:crja di mana-
marra,dan orang tidak bebas, dan katenanyatdakmampu melihat
pengalaman konkret antata umat Muslim dan bangsa Eropayang
pada kenyata rnyajauh lebih rumit ketimbang hanya sekadar ke-
bencian dan permusuhan yarlg talarn Maksud saya, ada keter-
gantungan yang besar, misalnya, di Eropa terhadap sains Islam'
terhadap penyebaduasan sains dan frlsafat dari bangsa Yunani ke-
pada dmat Muslim dan kembali ke Barat
S e b agai s e o ra ng1fr/s uf, s a1 a te rs e n tu b a k h p e ra n krw si a i a ng di m ai n k a n

oleh penikir Arab sepefti Ibnu Sina dan Ibnw R yd, nalhab Cdrdoba,
naThab Andalwsia, dan lain sebagainla.
Jelas. Dan gagasari tentarig perguruan ti"gg berkembang di
dunia Arab. Gagasan tentang college, Anda tah,t, collegiam, sesung-

guhnya adalah sebuah gagas^n Islam.


Kita itang agak dranatig bukan begttu?,
sudah punJa contoh-contoh

tentang konfrontasi antara Eropo dan dania Arab dewasa ini. Say tidak
hanla sedang berpikir tentangPerangTe/uk, tetapi jaga tentang kontrouersi-
kontrouersi di dalan Eropa itu sendii. Kita pernah PunJa kasas Salman
Rashdie,lang nembangunkan segala macam persoalan seputar hak-hak
asasi uniuersa/ aersas hak untuk berbeda; dan di Prantis, ada kontrouersi
cadar oleh nurid-murid muslinah di
lang terkenal dalan hal dipakairyta
sekolah-sekolah sekuler. Sudah lana jadi pendapat ilmum bahwa kalau
inigmn-inigran Arab datang ke Eropa, dan nereka memangpunla hak
antuk melakukannla karena sudah d/Eah oleh bangsa Eropa selama
ratasan tahun, maka mereka hatas meningalkan semua perbedaan agama
dan kebudalaan dan tunduk pada aturan-aturan di tenpatyng uniaersal
ini,lang tak lain adalah Eropa lang nodern.
dan sekuler
Saya pikir ada ptinsip-prinsip univetsal kebebasan berbicata
yangdttaattbaik oleh umat Muslim maupun semua orang latnnya;
ERopADAN OTHER-NyA 551
-
dan saya kira pentingl<ranya bahwa di dunia Arab-saya tidak
bisa bicara dengan pasti tentan g semua dunta Islam, Pakistan, Bang-
ladesh, dan sebagalnya-ada sebuah perjuangan yang sangat pen-
ting yang sedang bedangsung sekarang tni antara kekuatan-ke-
kuatan, bican secara umum, dan apa yang mungkin ingin orang
sebut sekalaisme, yang kepadany^ saya mengikatkan diri, dengan
kekuatan-kekuatan yang secara luas dapat digambarkan sebagai
kekuatan-kekuatari re ligi u s. Sekarang, fu ndamentalisme merupakan
satu topik yang sering muncul, tetapi sayapikit akan keliru meng-
asosiasikannya dengan segala sesuatu yang teriadi di dunia Arab
dan Islam. Maksud saya, fundamentalisme punya cap yang bet-
beda-beda. Ada petdebatan yang sedang bedangsung, dan saya
pikir sekarangl<ttaberada di sebuah titik di dunia Arab -dr maraa
alternaif teligius sudah terbukti mengece\vakan. Anda bisa jadi
seorang Muslim, tetapi apalah arinya memiliki ilmu ekonomi
Muslim, ilmu kimia Muslim. Dengan katalaln,ada sebuah norma
universal (yutg hatus dianut) ketika orang sampai ke soal menja-
lankan sebuah fleg r^yang modern. Tetapi peft^nyaannyaadalah,
bagumana dengan oraflg-orartg yang mewakili satu sisi lain Is-
lam, yang metupakan pedawanan Isiam terhadap Barat? Di Tepi
Barat dt Gaza or ng menganggap dirinya militan-militan Islam
yang melawan pendudukan Istael,karena itu merupakan wilayah
terakhir dalam kehidupan mereka yang tidak mampu diterobos
oleh orang-onng Israel, seperti halnya yang teriadt dt -NIlazair
selama masa pendudukan bangsa Prancis. Jadt, ada jenis-jenis Is-
lam yang berbeda-beda, ada berbagai ienis sekularisme yang juga
betbeda-beda. I{embali ke soal Rushdie, adabanyak penuhs dan
intelektual Arab, tetmasuk saya sendiri, yang terang-terangan men-
dukung hak Salman Rushdie pun yang dipilihnya, dan itu
^t^s ^pa
harus ditegaskan. Tetapi, yangiugakami ketengahkan adalah fakta
bahwa terdapatbanyak penulis Muslim di dunia Atab, di wilayah-
wilayah pendudukan, misalnya, yang dipeniankan oleh bangsa
Israel sebagai wartawafl-wartawarL dan novelis-novelis demi alas-
an- alasan kep anta s an p olitik. Mis alkan, btcan tentang p elantgan
552- EDwARD ST SAID

buku-buku, di Tepi Bant sekarang ini, karena adanya hukum Is-


rael, Anda tidak bisa membeli dan membaca Republik-nya Plato.
Anda juga tidak bisa membaca Hamlet-nya Shakespeare! Ada se-
buah dafta r lalar'gan yang betisi ratusan judul buku, f ang dilarang
oleh pemerintah Israel dengan alasan-alasanyang tidak dapat di-
pahami oleh siapa pun. Lantas, mana penulis-penulis Batat yang
membela Salman Rushdie-saya senang mereka membelanya, dan
saya berdiri bersama mereka-ketika tiba ke soal advokasi kebe-
basan berekspresi bug bangsa Palestina di Tepi Bant daln Gaza
sekarang? Saya tidak tahtt apakah Anda mengetahui hai ini, te-tapi
penggunaankata Palestina adalah sebuah pelanggatan yang bisa
dijatuhi hukuman. Kalau Anda menggunakan kata "Palesdna"
Anda bisa dijebloskan ke penjal:a selama enam bulan. Lalwbagu--
tunggal untuk semua hal ini? Mengapa
rnarra dengan satu standar
menggunakan ini dengan caray^ngmunafik? Kami berada dalam
petjuangan bersama Anda. IQmi fuga ingrn memerangi hal se-
r:nacam itu, tetapi mari kita melakukannya di semaa front.
Belakangan ini sudah banlak pembicaraan tentang menciptakan sebuah
tatanan baru Eropa, sebuah Eropafednal1ang terdiri dari kawasan-kawas-
an atau bangsa bangn, dan sudah ada pembicaraan tentang menciptakan
sebuah tatanan infornasi dunia bara-terutama sala sedang berpikir ten-
tang l-aporan UNE,SCO ltang dirponsori oleh Sean MacBnd'e almarham.
Apakah nenurutAnda seharusnla kita nenafsirkan ini sebagai sebuah per-

Jaangan untuk menciptakan sebwah tatanan


aniuersal1ang sekuler?
uni-
Saya tidak yakin saya tahu. Saya tidak mendukung sebuah
vetsalisme yang abstrak, karena hal itu biasanya metupakan uni-
vetsalisme siapa pun yang kebetulan paling kuat dan berkuasa.
Kalau Anda melihat ke sekeliling kita sekatang ini, bahasa uni-
versalisme diproklamasikan oleh Amerika Serikat, yang merupa-
kan satu-satunya negar adtdaya-orang bisa saja berpikir bahwa
Amerika Serikat adalah r'egarz- adtdaya tetakhir. Tanpa betmak-
sud menggurui, bagi s^ya t^mp^knya Irlandia bisa memainkan
sebuah peran penting dalam hal ini, katena Idandia puriya masa
ialu kolonial. Meski tetmasuk bangsa Eropa, Itlandia berbeda
ERopADAN OTHER-NyA 553
-
dari Eropa, terutama dariF;rcpa kontinental, dan b^gl saya tam-
paknyaalih-alih larut ke dalarnkepribadian Eropa pada umumnya,
berbagai negara Eropa seperti Irlandia jusuu menegaskan per-
bedaan-petbedaan yang akan saflgat penflng untuk menghadapi
bagpan-bagSanlatn dunia kolonial itu. Contohnya, bagi saya tam-
paknya klandta puriya satu peran yarlg sangat khustrs untuk di-
mainkan, bukan hanya di Palestina, oleh sebab terbelah-belahnya
negar^ itu, tetapi juga di Afrika Selatan. Menegaskan perbedaan-
perbedaan dan membiarkan hal itu mengikat others-nya Eropa da-
lam semacam pertukaran bisa menjadi sesuatu yangs ng t penting
dalarn menghancurkan gagasafl yang rneyakini dunia sebagai
kamp-kamp kultural yang besar, yar'g pada akhitnya menjadi
kamp-kamp bersenjata itu. Tidak, saya tidak punya apa-ap^ selain
kecurigaan terhadap jenis universalisme yang kadang-kadang di-
bicarakan itu.
Tetapi, akankah Anda punla harapan tertenta bahwa kita di dunia
Barat, khususnlta di Eropa, dapat mengatasi antagonisme tradisional antara
"nereka" dan "kita"? Apakah Anda nelihat kenungkinan diciptakan-
nya senacam solidaritas di antara ftegara-negara di ErEayng tengah ber-
juang untuk mendapatkan kemerdekaan dan hak-hak asasi, dan negara-
nryra di dunia Arabyng sedang nelakakan halyngpersis sana?
Ya, saya kita itulah hanpannya. memang itu .Iti nemangsebuah
perjuangan betsama. Tetapi, yang lebih penting dari itu, yar'g pa-
ling menghetankan saya mengenai perang dan perilaku orang-orang
Irak dan bahkan tar'gg pan bangsa Palestina, adalah bahwa ini
merupakan perangnya nasionalisme yar'g sudah tua renta atau pe'
nyal<ttan. Sayapikir masalahbesarnya adalah seluruh persoalan iden-
titas nasional, atau y^ng saya sebut politik identitas-petas^an
^p^
bahwa tiap-tiap halyangAnda lakukan harus dilegitimasi oleh, atau
harus lolos dari saringan identitas kebangsaan Anda, yang dalam
kebanyakan kasus tak lunhanyalah sebuah fiksi semata, sepetti kita
semua ketahui. Maksud saya, sebuah identitas yang menyatakan bah-
'wa semua orang Atz'b adalah sama dan homogen dan berlawanan

dengan semua onngBantyang kesemvanya sama pula. Ada banyak


554 EDwARD s( Sato
-
orarrg Barat, adabanyak oraflg Arab. Saya pikir peran utama inte-
lektual di titik ini adalah memecah-mecah identitas-identitas nasio-
nal, kultural, dan transkuitutal yang besar ini.
Entah ita nasionalisme pan-Arab mawpan Euro-nasionalisne?
Ya. Maksud saya, adabangsa Arab, adanegan Arab. Itu tak
perlu pemb elaan,kita tahu itu. Tetapi, yang kita butuhkan adalah
mengklaim kembali nasionalisme itu dari tetorika nasionalisme
yang sudah dibajak oleh rezim -rczimdi dunia Arab. Coba katakan
apa hubungafl ant^r rezkn pemedntah Arab Saudi, pemerintah
Syria, atau pemedntah Mesir dengan nasionalisme Arab. Saya -be-
ri tahu Anda, nol, tidak ada. Urusan mereka adalah memperalat
nasionalisme Arab. Atau lihatlah pembeiaan mereka tethadap Pa-
lestina. Mereka sudah mengkhianatJtnttfadah, meteka tidak me-,
lakukan apa-apaurltuk itu. Dan mereka memanfaatkan pandang-
an, bukan hanyatentang identitas nasional semata, melainkan iden-
titas nasion al yatg sudah dilecehkan, yangmelahirkan sebuah ne-
garakearnanan nasional, apant yang fepfesif, polisi rahasia, ten-
tara, sebagai sebuah instrumen penindas. Hal yang sama teriadi
di Israel. Gagasan yang sarna, ada di {n fla-mar'a- Hal yarlg sama
teladi di Amedka Serikat. Adakah o1rang yang bisa meyakinkan
saya bahwa yang sedang diperangi Amerika Serikat diTeluk adalah
sebuah agresi yang mengzttc mAmedka Serikat? Apakah masalah
keamanan terlibat di dalamnya? Itu benar-benaf sama seliali amat
sangat tidak masuk akal. Tetapi, identitas Amerika yang baru
bangkit membutuhkan dan memanfaatkan isu keamanan. Bagai-
mal:Ia dengan p er j uangan yang se sungguhnya untuk mendap atkan
kebebasan? Kebebasan asasi manusia lrang sentral-kebebasan
beteksptesi, kebebasan berserikat, kebebasan berpend dan
^pat,
lain sebagainya. Dan kemudian, kebebasan berpolitik. Misalnya,
sekarang kita tahu ini merupakan sebuah skandal di Afrika Selatan
di mana mayoritas tefbesaf penduduknya tidak diberi hak suara.
Serikat yang menge-
Juga di negara-negaraEtopa dan Amerika
sahkan dan menyrbsidi pengingkaran terhadap kebebasan sebuah
bangsa, bangsa Palestina. Maksud saya, itu iuga skandal' Tetapi,
ERoPADAN orrrsR'NYa 555
-
Anda harus beranjak ke luar dari politik identitas untuk bisa bicata
tentang hal-hal ini.
Apakah Anda lantas menganiurkan sebuah gerakan di luar nasio-
nalisme-nasionalisme riual dari dania Arab di satu sisi, dan dari Eropa di

sisi lain? Dan apakah Anda melihat bahay kenbalin1a orang ke nasio-
nalisme-nasionalisme di E ropalang lagi-lag akan nery'adi patttulan cermin
bag ky'adian-keladian serapa di dunia Arab?
Saya pikir jelas itu adalah sebuah jebakan besar. Saya lebih
suka melihzrtF;ropa yang lebih sadat, misalnya, akan selarah ko-
lonialnya. Dengan kata lain, untuk tidak mengatakannya begrtu
kita sudah melampaui itu, kita adalah sesuatu yang bet-
saja, we//,
beda sekatang ini. Sejatah Anda sebagai bangsa Etopa ltga adalah
sejanh kolonial; dan Afrika lJtara, misalnya, harus dihadapi se-
bagai sebuah faktayangmemberi tahu Anda tentang perilaku Anda
sekarang dan mempetbarui hubungan Anda dengan kebudaya-
an-kebudaya^n yar.'g sebelumnya teriaiah ttu.
ApakahyngAnda maksudkan ada/ah juga dengan cara mengakai
imtgran irzzgran lang nerupakan bagian dari kita?
Pada akhitnya, hatus ada pemah^m n bahwa tidak ada pe-
ngelompokan politik ataupun kebangsaan yang homogen' Segala
sesuatu yang kita bicarakan pasti bercampur aduk.Kita berhadap-
an dengan sebuah dunia yang bergantung satu sama lain, masyara-
kat-masyarakat blasteran. Meteka itu hybrid, mereka tidak mumi.
Dan itw nerapakan kekuatan dan kebaikan.
Bagi saya ini adalah sebuah kebaikan. Yang sedang Anda mulai
lihat sekarang adalah sebuah retorika purifikasi. Saya sedang btcan
tentang KananJauh,katakanlah, di Prancis, Le Pen. Gagasan bahwa
Eropa hanya untuk bangsa Eropa, sedang mulai Anda dengar
sekarang. Di satu tingkatan, pandangan ini jelas-jelas bermaksud
mengusir Amerika Serikat, dan juga Jepang. Lihatlah rctonka Ja-
p an- bas hing. Masalah fundament alnya adalah pendidikan. Keba-
nyakan sistem pendidikan sekarang ini , sayayakin, masih nasionalis,
yaitu sistem-sistem itu meningkatkan otoritas identitas nasional
dengan cara y^ngdicita-citakan dan mengisyatatkan bahwa sistem
556-EowanoWS'lto

itu tidak butuh kritik apa pun, tidak mungkin saiah atau keliru,
nilai kebaik^n y^ng maujud. Tidak ada sesuatu pun yang merie-
barkan benih-benih konflik untuk mas^yangdatang melebihi apa
yang kita didikkan kepada anak-anak dan mahasiswa-mahasiswa
kita di perguruan-perguruan tittgg, yaitu agat kita percaya tentang
diri kita sendiri.
Apakah Anda menganlurkan multikultaralisme, bahwa kita senes'
titlya membaca teks-teks dai tradisi-tradisi lain di samping nembaca teks-

teks besar Barat?


Saya kira begitu. Ambil Amerika, misalnya. Belakangan ini
tengah bedangsung sebuah petdebatan besar tentaflg sosok Co-
lumbus. Maksud saya, kita sekatang ada dt' tahun 1'99 2, yatu ulang
tahun kelima ratus ditemukannya Amerika Serikat oleh Colum-
bus. Sosok Columbus itu sendiri adalah sosok yang sangat kon-
troversial, tetapi dia sudah didomestikasi, distedlkan meniadi se-
orang pahlarvan yarrg mengagumkan yang meriemukan Amerika,
semefltara, fiyataflya, dta adalah seorang pedagang budak, seorang
penakluk kolonial, dan dia jelas-jelas ada dalam tradisi conquista-
dor. Sekanng, m n^ yang lebih baik, membuatnya lebih menarik
dan menylcikannya ataukah mengakui kebenaran? Dan ada pula
pandangan yang konyol ini, bahwakalauAnda tidak benat-benar
melakukan penciptaan ttadisi yangakan meiahirkan sesosok pah-
iawan ini-yang pada dasarnya adalah seorang penakluk-maka
Anda membahayakan struktuf masyafakat. Saya iustru rnef'gzta-
kan sebaliknya-sruktu r masyankat, khususny a masyarakat Ame-
rika, tetapi ini juga bedakq untuk Eropa, mengandung banyak
elemen yang berbeda-beda dan orang hatus mengakuinva' Saya
kha anak kecil pun mampu memahami itu dengan sempurna'
orang-orang dewasalah yang tidak mau memahami hal itu untuk
alasan- alasari yang rendah.

Wawancara dengan Richatd Kearney


Vi si o n s of E aropa, Dublin, Irlandta, 799 2
Simbol Versus Substansi:
Setahun Setelah Deklarasi Prinsip'Prinsip

SEKARANG sadah satu tahan selak Deklarasi Israel-Pale$ina atas


P ri n sip -P ri n sip te n tang Ke s ep a k a ta n P e n e ri n ta h an -se n diri S em e n tara
(D O n di m n d ata nga n i d i IYa s h i ngto n. S y aa h m an a h arap an -h arE an An -
ini dan akibat-akibatrya sudah terpenuhi?
da semula tefttang kesepakatan
IVe//, sayatidak terlalu betharap tentang hasil-hasilnya, kendati
memang dulu saya memang berpikir akan ada:upaya lebih umum
yang akan dilakukan bangsa Palestina untuk beketja sama dan
membuat kesepakatan yar'g luat biasa butuk ini menjadi lebih
baik, untuk memperbaiki syarat-syaraffrya, untuk mengubah kon-
teksnya, barangkali. Tetapi, selama tnt saya sangat kecewa, karena
hal itu pun bahkan tidak terjadt. Saya pikir sudah tepat orang-
orang Israel itu mengandalkan pada inkompetensi Arafat dan
cengkeram yang terus-menerus yang keliha t^nnya dimiliki
^nny ^
Arafat terhadap b enak b angsa Palestina, yarig memungkinkannya
tetap tinggal di Gaza dan Yericho sebagai semacam penguasa-
budak lokal dengan kekuasaarryangtetamat sangat terbatas dan
semakin berkurang.
Saya juga merasa kecewa bahwa oposisi terhadap DOP tidak
kunjung menjadi semakin koheren. DOP mengonsolidasikan pen-
dudukan Israel atas persetuiuan dan sikap pastah bangsa Palestina;
kepada Israel DOP memberi petatan,
keda.ulatan, kekuasaan atas
keamanan, hubungan-hubungan ekstetnal, dan kekuasaan untuk
558 Eowano sz Snto
-
memveto dalarn segala hal penting yangteriadi di daerah-daenh'
otonom. Jetusalem, pemukiman-p emukim an, dan izlan ialanny a
tetap berada di tangan meteka, tanpa batasan-batasan apa pun.
Orang belum pernah mencoba metumuskan sebuah alternattf
pun. Jadi, yang dimiliki orang adalah' empat kelompok: sekelom-
pok sangat besar yang terdili clad bangsa Palestina yang bungkam
dan kecewa, sebuah kelompok kedua yang terdiri danpataloyalis,
satu kelompok ketiga yang menunggu-nunggu sambil melihat-
hhat apakah segala sesuatunya akan meniadi lebih baik buat me-
reka, dan terakhir, satu kelompok yang menentang proses itu dan
Arafattampaknya tidak bisa merangkuLeya. Selama ini belum ada
pertemuan apa pun yang komprehensif sifatnya, dan tak lebih
dari beberapa petisi umum telah ditand^tang ri. Akibatnya, tim-
bulnya pet^saar. terkatung-katung bercampur dengan perasaan
bingung dan pesimisme di rr'ar.a-m. raa.
Saya pikir yang paling mengecewakanbag kebanyakan orang
adalah fakta bahw^ uarrg tidak kunjung tiba. Saya sudah mendu-
g ny^. Banyak janji sudah dibuat, tetapi dalam artikel paniang
"The Motning A fter" , sayakatakan bahwa
yang pertam 7 saya tulis,
seluruh pandangan tentang akan dibanitnya tempat itu dengan
dolar, proyek-proyek, pengusaha-pengusaha, dan lapangan kerla
hanyalahsebuah l<hayalan. Sebab, di masa lalw,ianii-ianii semacam
itu, di bagran-bagianlain dunia ini, semuanya sudah terbukti me-
nyesatkan.
Tampaknla oposisi terhadap DOP pada dasarnla bisa nengambil
dua arah: oposisi itu bisa berpartisipasi dalan sebuah dialog nasional1ang
luas dan konprehensif dengan pinpinan bangsa Palestina dalan apala
/a k u ka n p ru b a h an -p e ru b a h a n,
m e m b u atnl a m e ngu b a h p rogra n ryt a d an m e
e

ataa ia bisa nelenbagakan diri .rebagai sebuah oposisi, barangkali dengan


tuy'uanlang lebih ambisius berupa nenganti pimpinanlang sekarang. Te'
tapi, tak satupun di antara keduanla tanpak akan terl'adi. Sebagai seorang
angota oposisi ini, bagainanaAnda nelihat segala sesuatunlta berlangsung?

IYell, saya kira kedua hat ini sudah tetiadi, setidaknya yang
pertama sudah. Betawal pada bulan Oktober 1'993, saya terlibat
SII{BoL VERSUS SuBSTANSI 559
-
bersarira otang lain di diaspora-para nasionalis yang loyal, pan
patriot Palestina yang sejati-yang yakin bahwa DOP adalah se-
buah hasil tawar-menawar yar.g butuk tetapi percaya cuma itulah
yang bisa kami dapatkan dan sekatang kami harus membantu Ara-
fat untuk terus maju. Saya maju betsama hal itu, darl menandata-
ngani dua buah petisi awalyangmeriuntut diteformasinya meka-
nisme-mekanisme PLq untuk merangkul orang-orang yang lebih
berkompeten, untuk menciptakan lembaga-lembaga, dan seterus-
nya, dan sebagainya. Dan sedihnya, rangkaian petisi itu-yang
kesemuanya tidak berguna-tetus bedanjut.
Sejak saat itu, berdasarkan bukti-bukti yang sudah saya kum-
pulkan, saya sudah mengambil sikap bahwa kepemimpinan itu
keras kepala dan tak bisa diperbarui. Mereka tidak mau-mende-
ngarkan satu sama lain-Arafat dan Abu Mazen pfahmoud Ab-
bas) dan Abu Alaa (Ahmed Qurai), untuk menyebut tiga orang
saja di sekatang sudah tidak saling bertegur sapa lagi-
^ntatanya,
juga tidak berminat mendengarkan orang lain. Merekahanya ter-
tarik untuk mewujudkan usulan-usulan meteka sendid dan me-
langgengkan kekuasaan mereka sendiri.
Karcnanya saya pikir ptioritas nomor satu untuk oposisi itu
hatuslah merupakan sebuah program yang koheren yaitu menuntut
p^ra pemimpin PLO hengkang. Meteka hatus dipaksa mun-
^gar
dur. Saya pikir sikap nonkooperasi dengan meteka adalahlangkah
pertama yang esensial, persis seperti halnya intifadah merupakan
sebentuk sikap nonkooperasi dengan penguasa pendudukan Is-
rael. Ingatlah bahwa Bayt Sahut, sebuah kota kecil di Tepi Barat,
menolak m ernb ay ar p ajak kep ada p ara p engua s a I s rael. Itulah yang
kami butuhkan sekarang. Bukan sajakarena kami masih melawan
pendudukan Istael, bahkan kami sedang memerangi penguasa-
budak pendudukan itu-yaitu PLO-yang kekhasannya betupa
gerakan pembebasan nasional pertarna dalam sejarah yang me-
nandatangani sebuah kesepakatan untuk menjaga agar sebuah ke-
kuasaan pendudukan tetap berada di tempatnya. Jadt, saya pikir
tanggung jawab utama setiap or^ngPalestina adalah tidak beketja
560 EDwARD s( SAID
-
sama dengan sebuah otoritas yang menggantikan pendudukan Is-
lze| dan dengan orangyang tidak berkompeten dalam hal itu.
Perhatian utama PLO adalah keamanat. Atafat belum juga
mampu membetsihkan jalan-jalan di Gaza, tetapi dia sudah marn-
pu mendirikan lima lembaga intelijen yang kesemvany^ saling me-
m ta-m^tisatu sama iain. Saya pikir ini meniengkelkan. Dia mem-
beredel koran-koran, nkyat diteror hingga bungkam, dan seba-
gatnya. Dan hasil bersihnya adalahbahwa situasi dan kondisi pen-
dudukan yang paling mengganggu masih tetap sama kalau tidak
bahkan lebih parah
Dua minggu yang lalu, sehari setelah ditandatanganinya kese-
pakatanpenyerahan kekuasaan, Jenderal Danny Rothschild mem-
buat sebuah pernyataan di mana dia mengatakan, "I{ami masih
merupakan kekuasaan riil di Tepi Barat dan Jalur G^z^." Dan ke-
ttka parawzrtawan kemudian menanyakafl apa yang sudah Israel
berikan kepada bangsa Palestina, dia meniawab: "I(ami sudah
b eri mer ek a hak untuk memb erika n p elay anan -p elay anan kep ada
para penduduk." Inrlah makna sesungguhnya dattpenyerahan ke-
kuasaan awal, dan PLO bahkan cidak mampu meiaksanakan tugas-
tugas yang luat biasa terbatas ini dengan efektif.
sunguh menarik bahwaAnda mengangappriontas oposisi ini berupa
nelibatkan pinpinan Palestina ketimbang menolak DOP. Apakah ini
berarti Anda menerima DOP sebagai sebuahfaktalang tak bisa diubah
logt?
Tidak juga. Saya hanya berpikir bahwa Penguasa Nasional
Paiestina eN$, agen-agen di pihak Palestina yang bertugas men-
jaga kesep akatzn itu pada tempatnya, telah menduduki tempat
yang semula disediakan untuk pafa penguasa pendudukan Israel.
Rakyat harus menolak bekerja sama dengan mereka-kendati se-
cara selektif-dimungkinkan, misalnya, untuk menerima pandang-
an bahwa pendidikan bangsa Palestina ada di t^ngar' bangsa Pa-
lestina sendiri. Tetapi, sejauh PNA adalah kekuatan keamanan
yang dalam pengettian tertentu bekeria untuk Israel, yang menarlg-
kapi orang-orarrg Palesti.na hzrrya katena orang Israel bilang me-
Sil,rsor VERSUS SUBSTANST 561
-
reka harus ditangkap, seperti yang beberapa kalf terjadt dalam
beberapa pekan terakhir ini, ini semua bukan metupakan ketja
sama yang harus dilakukan nkyat bersamanya. Dan dengan hal
itu, maksud saya, orang bukan hanya sekadar bilang, "Saya tidak
mau beketja sarna," melainkan berusaha mendirikan berbagai jenis
majelis yang berbeda, misalnya, dr mana kebutuhan-kebutuhan
lokal dapat ditangani dan dipenuhi oleh komunitas-komunitas,
yaitu persis seperti yang tetjadi selama intifadah. Itulah yang
meriurut saya seharusnya menjadi pdoritas pertama.
Hal kedua adalah merombak DOP. Untuk ini Anda membu-
tuhkan diaspora, mayoritas terbesar bangsa Palestina yang tidak
tinggai di Tepi Barat dan Jalut Gaza dan yang hak-haknya telah
diingkari. Saya pikir sarigat penting bahwa mereka harus dima-
sukkan ke dalam proses ini dengan cara tertentu yang signifikan,
untuk mendesakk an masalah-masalah seperti Jetusalem, pemu-
kiman-pemukiman, dan hak-hak untuk kembali, hak repatriasi,
dan hak untuk mendapatkan kompensasi. Rakyat di Israel dan di
wilayah-wilayah pendudukan selama ini selalu menjadi tawarran,
dan ini belum juga berubah.I{aretanya, solusinya sebagian harus
diprakarsai dzri Luar.
Dan nomor tiga-ini sangat penting-berkaitan dengan per-
baikan-petbaikan. Salah satu di arltara aspek-aspek yang paling
mengejutkan daikesepakatan-kesepakatan itu adalah fakta bahwa
Israei sama sekali tidak dituntut untuk melakukan perbaikan-per-
baikan apa pun. Bangsa Israel tidak hanya sudah benar-benar
menghancutkan masyankat Palestina pada tahun 1948, mereka
juga menghancurkan petekonomian Tepi Barat dan Jalur Gaza
selama dua puluh tujuh tahun terakhir masa pendudukan. Tetapr,
selama ini tidak ada perbaik^n apa pun dituntutkan kepada me-
teka. Bangsa Irak menduduki l(uwait hanya selama beberapa pe-
kan dan meteka akan terus rnembayar untuk segala sesuatu yang
telah mereka lakukan itu, secara finansial, untuk waktu yanglama
di masa-masa yarrg akan datang. Bangsa Israei harus dipaksa mem-
bayar juga. Memang kami sangat lemah, tetapi sejak 1,982 kepe-
562- EDwARDw SAID

mimpinan ini tidak pernah berupaya untuk memobilisasi takyatnya


ataupun sumber daya-sumber daya yang dimilikinya. Maksud sa-
)ra, Nelson Mandela
dtpenjara selama dua puluh tujuh tahw, toh
dia masih mampu untuk tetap teguh dalamkeyakinannyatethadap
pdnsip-prinsip tertenru. Dan melalui Kongres Nasional Afrika
(ANC), yarrg sepenuhnya diasingkan 21vs digenkkan di bawah
tanah, dia mampu melancatkan sebuah kampanye internasional,
yang kemudian mengubah gelombang pasang. Kami tidak petnah
melakukan itu. Dan saya pikir itulah yang seharusnya kami lakukan.
Dengan rnenpertinbangkan apa Jang sudah n4adi sepanlang tahun
/a/u d.an pandangan-pandangan Anda mengenai peristiwa-peristiwa ini, ba-

gai m an a An d a n e nga b u ngk a n ko n tra di ksi1 a ng te la ry a ng i ni b a h w a .r e la m a

A n da dip a n dang s b aga i p nganl u r te rke m u ka p nga ku a n


b e rta h u n - ta h u n e e e

Amerika atas PLO, dan khusasnla atas YasserArafat, dan bahwa seka-
rang An d a b ra da di a n tara o rang- o ra ng1 a ng p a li ng ke ra s n ngki ti k PLO
e e

dan Arafat?
Saya meras a Anfat sesungguhnya adalah seoraflg wakil bagi
nasionalisme bangsa Palestina, iauh melampaui peran aktuaLrya
sebagai seofaltg manusia. Dan dengan cata yang saflgat tetbuka,
diBant, dulu saya selaiu mendukungnya sebagicara untuk men-
clukung gag sankebangsaan Palestina. PLo adalah lembaga kami;
dulu saya membelanya sebagai sesuatu yang mewakili kami' Dulu
saya tefaflg-tef^rrgan membela Arafat bila dia diserang-sesuatu
yang terus saja teriadt fufia1a1-sebagai personifikasi pandangan
kebangsaan Palestina, tetapi saya arrgg p bukan urusan saya untuk
membela dirinya atau metode-metodenya ketika ini semua dipet-
masalahkan.
Sedangkan mengenai hubungan saya dengan Arafat dan pim-
pinan Palestina, dulu pun saya tidak pernah meniadi penasihat
dekatnya. Saya tinggal tedalu jauh dari mereka, dalam banyak
pengertian. Saya menguniungi mereka ketika saya petgi ke Beirut
dan kemudian ke Tunisia, dan sebelum itu ke Amman, dan hu-
bungan-hubungan ini seiak dulu pun selalu sangat kritis sifatnya'
Saya tidak pernah betusaha untuk mendapatkan ap^pun dari Ara-
Silr6or VBnsUS SgBSTANSt 563
-
fat. Yang sangat saya miflati adalah betusaha membuatny^ me-
mahami sifat Batat, dan khususnya Amerika-yang tentangnya
dia sama sekali tidak tahu apa-apa-dan mencoba meyakinkannya
tentaflg beberapa halyang sudah saya sebutkan sebelumflya, se-
perti petlunya sebuah kampanye, petlunya mengotganisasi sebuah
kampanye.
Dulu saya berusaha membuat mereka tidak terlalu kuat mem-
fokuskan diti pada pemerintahan (AS) itu. Saya kalah dalam hal
itu, karena pada akhitny^y^ttg mereka inginkan adalah tidur se-
nnjangbersamaJames Baker dan George Bush. Mereka pikir itu
prestasi terbesar mereka, bahwa menteri luar negeri berbicara
dengan mereka. Tetapi, sebelum dia betbican dengan mereka,
dia bicara pada saya. Saya bettemu Menteri Luar Negeti,.,Vance,
pada tahun L979. Saya purrya akses kepadanya' Saya punya akses
kepada mereka semua, karena saya tinggal di Amerika dan me-
ngenal siapa saja seperti mereka kenal pada saya. Saya bertemu
Menteri Luat Negeri, Shulz, pada tahun 1988 betsama Ibtahim
Abu-Lughod. \faktu itu kami tidak diinstruksikan PLO untuk
menemuinya. Apa yang kami sampaikan kepada Shultz dan ke-
mudian kepada f,1af1-21au tepatny^ ap^ yang pada waktu iru
disampaikan Abu-Lughod kepada f,12f11-5ama sekali tidak
membuat meteka tetkesan.
Selama ini saya selalu berpandangan bahwa masalah Palestina
di Amedka Sedkat dan di Batat pada umumnya adalah persoal-
anflyaoposis| bukan persoalannya pemerin tah, danitu harus kami
ketjakan dengan konstituensi kami. Pimpinan tidak pernah tertarik
akanhal itu. Seperti yang terjadi pada musim gugur 1989, ketika
saya sedang melakukan wawarac ta panlang dengan a /-pa b as, surat
kabar Kuwait, saya ter2iflg-teraflgan mengkritik pedaku mereka.
Dan selama musim panas 1.991', ketika saya tetlibat dalam
penyelenggataan Konferensi Madrid, dengan berusaha merumus-
kan sebuah suategi bagi bangsa Palestina untuk menghadapi kon-
ferensi itu dan memasdkafl apz- yang kami inginkan dari otang-
orarrgAmerika itu, pada akhirrLya saya sadari bahwa satu-satunya
564 !7 sam
-Eowano
yang mereka (pimpinan PLO) inginkan adalah ditedma. Mereka
tidak betminat untuk melawan dan berjuang, menjadi setara, me-
reka hanya ingin orang-orang kulit putih itu bilang meteka itu
oK. Itu saja. saya tefcengafig-cengang. Saat inrlah saya putus dari
mereka, dan sekarangs^ya sama sekali tidak punya hubungan de-
ngalr mereka. Bahkan, saya menolak berbicata dengan meteka.
Percuma saja. Pimpinan ini tak lain adalahapayaflgFnntz Fanon
dulu sebut "Kulit Flitam, Topeng Pudh". Mereka mati-matian
ingin menjadi kulit putih. Bukan ini perjuangan kami sesungguh-
nya. Tetapi sebelum putus sekalipun, hubungan saya dengan me-
reka selalu kdtis sifatnya. F{angat, tetapi kritis.
Say ingin tahu apakah Anda bisa nenlelaskan dengan terperinci
satu tema lainnla lang pernah Anda ulas dalam talisan-tulisan Anda
s a k di ta n d a ta nga n i n1t a D OP,
e1
1 ai tu n s u a tu 1 a ng A n d a i s ti la h ka n " dis-
cipline of detail" (disiplin dalam hal-hal yng kecil tetapi penting-
pent./ dan pandangan Anda bahwa pinpinan Palestina tidak neniliki
disiplin itu.
Yang saya maksud dengan discipline of detail ini paling baik
dijelaskan dengan sebuah cetrt^ pendek. Dalam perundingan-pe-
rundingan yang dimulai sejak dari Oslo hingga Kaitq semua-
benat-benar semua-fakta, dokumen, angka, dan bahkafl peta-
peta yang kami gunakan adalah buatan Israel. PLO tidak malnpu
memproduksi satu item informasi pun t^npa diambil dari sumber
Israel. Dan itu tentang negeri kami! Inilah yang saya maksud dengan
discipline of detail.I(alau Anda akan berunding dengan musuh An-
da-dan Istael adalah musuh kami-Anda butuh peta-peta yang
Anda buat sendiri. Kami butuh sebuah strategi lapangan,terutama
untuk Jerusalem yang selama ini sudah digerogoti sedikit demi
sedikit oleh Israel. Motto sejarah mereka adalah'Another Acre,
Anothet Goat" ("Tambah tanah, tambah kambing"). Seiak dulu,
bangsa Palestina belum pernah membuat sebuah konttasuategi
pun.
Di jetusalem,
ada seorang geografer Belanda, Jan de Jotg,
yang telah mendokumentasikan apa saja yang sudah dan sedang
Sn6or VERSUS SgBSTANST 565
-
mereka lakukan dan apa rencana-feflc na mereka. Dokumentasi
itu disediakanbag1 siapa saja yang ingin melihatnya. Tetapi, pim-
pinan Palestina tidak pernah menanggaprnya sama sekali. Pemu-
kiman-pemukiman terus bettumbuh dan, berikut ianngan lalan
lalan di sana, sebagian besar dibangun oleh buruh-buruh Palestina.
I(ami belum pernah merumuskan sebuah sttategi pun'untuk men-
cegah partisipasi buruh-buruh Palestina dalam pencaplokan ter-
hadap tanah kami sendiri.
Dan terutama selama tahun-tahufi saya mengenal kepemim-
pinan ini, mereka tidak pernah punya visi, ataupun kesetiusan,
untuk membangun dan mengembangkan sebuah suategi yang sis-
tematis dalam maraa tiap-tiap detailnya merupakan sebuah bagSan
organik dari keseluruhan. Cara Andamembangun sebuah strategi
nl. adalah dengan mengumpulkan di sekitar Anda orang-orang
yang mau-bukan demi uang melainkan demi dedikasi-mem-
baktikan dirinya kepada gagasan pembebasan. Tetapi, pimpinan
ini tidak tertadk pada pembebasan, sesuatu yang menuntut usaha-
usaha keras dan discipline of detail, di mana bahkan satu inci persegi
yang benar-benar sudah tetbebaskan adalah jauh lebih penting
ketimbang mengusahakan prinsip-prinsip umrrn sepeti DOP di-
tandatangani di $Tashingtori. I(ami akan membutuhkan seluruh
generasi untuk dilatih dalam halapayarlgsecara efektif metupakan
sebuah perjuangan yang modern.
Saya tidak mau nasib saya sebagai seorang Palestina akan se-
peri nasibnya Indian Amedka atarlt or^rlg-orang Afrika abad ke-
sembilan belas di rna,na kulit putih memberi kepala sukunya be-
berapa perhiasan kecil dan berkata, "OK, sekarang kamu pemim-
pinnya, tetapi kamilah kekuasaan yang sesungguhnya di sini." I(a-
mi sehatusny^ rrcr^s^ bahwa kami setara (dengan mereka) dan
kami mampu melawan meteka di bidang-bidang teknik dan ilmiah,
bahwa kami tahu kami bicarakan-bahwakami sudah
^p^y^ng
temukan infotmasi yang kami punya untuk did kami sendiri. Mu-
sim panas laht ada pembicataan yang dilakukan oleh dua ratus
pelaksana teknik di Tepi Barat dan Gaza yang mengkaji masalah-
566 Eowan-oW San
-
masalah seperqi pengungsi, air, tanah, dan lun-Iain, tetapi tidak
ada hasilnya. I{ami hanya punya satu orang pembuat keputusan,
yaitu Pak Arafat, dan dia bukanlah orallg yang berpendidikan,
dia tidak bisa memb aca dalarn satu bahasa asing pun, dia tidak
punya fokus, dan dia memerintah seluruh bangsa yang tetdiri dari
erram juta penduduk yang merniliki dokter, peflg car^, insiny"rt,
dan intelektual-intelektual tetkemuka di Timur Tengah dan pan
sarjanaperguruan tittgs terbaik di kawasan ini. Ini memalukan.
Arafatbilang bahwa kami percayapada Rabin. Tetapi, t'ryata-
nya situasi tetus bertambah buruk seiak DOP ditandatangani.
Olzng-onng Israel bergerak bukan hanya untuk merampas sega-
Ianya dari kami-dan mereka sudah melakukannya-tetapi, iuga
menghina kami dalam artlkata yang seluas-luasnya. Yang sangat
memalukan dan menjengkelkan tentarig periode sejak ditandata-
nganinya DOP adalah bahwa Rabin dan getombolannya, yang
pada hakikatriya masih tetap merupakan orang-orang militer yang
bebal, dibayat sebagai orang-orang yang ctnta damai dan memiliki
visi dan keberanian dan segala tetek bengek lainnya, bahkan seka-
lipun mereka terus saja menerapkan kebijakan-kebiiakan yang se-
lalu mereka dasarkzt pada pandangan-pand yang mengang-
^flgan
gap bangsa Palestina sebagai bangsa yang inferior. Implementasi
kesepakatan ini dalam pengertian terteritu mewujudkan pandang-
an ini karenamembuat kami betganturlg pada mereka-kamiiadt
tak punya kewenangan apa-apa, mereka memegang semua kekua-
saan yarig sesungguhnya, meteka lebih banyak tahu. Bahkan orang-
orang yang dengaflnya mereka menandatafigani kesepakatan itu,
sepeti Arafat, pun dihina-(mereka bilang) dia sedang dicari-
cari di Gaza. Para juru runding Palestina tidak mampu menda-
patkan dari bangsa Istael hak untuk melintas dati Jalur Gaza ke
Yericho sekalipun, padahal lanknya hanya sembilan puluh mil.
Dan pimpinan ini sepakat-sep akat saia dengan mereka, katena
seperti Abu-'Arab bilang, Anda tahu, "Itu tidak penting." Tetapi
sesungguhnya semua hal ini benar-benar teramat penting.
Seolah-olah mereka disejukkan dengan kesepakatan ini, yaitu
Snvrsor. VEnsuS SUBSTANSt 567
-
s di dalamny a s atu- s atuny a lnal y ang diakui
ebu ah, ke s ep zkatan yang
oleh bangsa Istael adalah bahwa PLO itu wakil bangsa Palestina.
D at Arafat ditedma di Gedung Putih. Tetapi sekatang ini di Ame-
rika, PLO masih dianggap sebagai sebuah organisasi biasa. Kami
belum juga mendapatkan satu sen pun dad Amerika Serikat. Ha-
nya untuk memindahkan beberapa pasukan dtGaza sehingga Ara-
fat bisa masuk pada tanggal 1 Juli saja, otang-orang Amedka me-
nambahkan 180 yuta dolar ke dalam ar'ggarzLn bantuan untuk Is-
rael. Kami tidak dapat pandangan bahwa kami harus
^pa-apa.Ada
menerima apa pun yang dibedkan kepada kami; iti y?tg sayatak
paham sama sekali.
Dalan reaksi pertama Anda terhadap DOP Anda benar-benar me-
' PLO bukanlah sesuatuilang bisa
ngatakan bahwa pengakuan Israel atas
diangg@ re me h. Te tapi, pan dangan-pan dangan lang b erke m b ang be lakangan

ini kelihatannla adalah bahwa PLO kbih nerupakan sebuah sinbol ke-

timbang substansl
Anda apayangmereka rundingkan pada
Jelas sekali. Tahukah
lmalarn terakhir sebelum penandatanganafl l(esepakatan 4 Mei,
menurut pets Inggris dan menurut seorang teman yangpadawak-
tu itu ada di sana? Apakah Atafatbisamembubuhkan kesuka^nny^
di prangko pos! Ternyata ttlJ;ah yang diminainyal Dan seorang
teman saya y^ng ada di Komite Eksekutif PLO pada waktu itu
memberi tat-iu saya bahwa selama bedangsungnya perundingan-
perundingan di Oslo antata juru runding utama Palestina Abu
Alaa dengan orang Israel, Arafat hanya berminat pada baglan-
bagian yang ada kzttarnya dengan diti"yu saia. Jadt, ini memang
soal lebih pentingnya simbol-simbol ketimbang substansi. Sung-
guh memalukan bahwa kami hatus menedma hal yang tidak masuk
akal semacam itu. Dia tiba di Yericho dengan kawalan sebuah
helikoptet Israel. Bayangkan bagmnana p erasaatr tawaflan-tawaflan
Palestina melihat "Pemimpin Tertinggi" dikawal oleh orang-orang
yang menjebloskan mereka ke peniara. Di dalam situasi inilah kami
berada. Dan itulah mengapa saya pikir Arafat, seandainya dia pu-
nya sopan santun, seandainya dia punya motalitas-danhalyang
568 EDwARD !q SAID
-
sama berlaku bagi semua pemimpin dan pata iuru tundingyang
mengelilingin y punya kekuatan dalam proses yang menge-
y
^ ^ng
rikan ini-akan betkata, "Cttma ini yang bisa kita lakukan." Me-
nurut pendapat saya, kami butuh sebuah refetendum.
Se/urah isu tentang demokrasi sudah mengemuka sepanlangtahan /a/u-
Tanpaknla jelas bahwa satu elemen kunci dalam progran refornasi apa
pun, khasusnla karena sekarangPl-O dipasatkan sepenahnla di lYilayh
Pendudukan Palestina (Oaapied Palestinian Territories/ OPT), adalah
merlye/enggarakan penilihan zlmun (penilu) dan referendum di sana. Pada
saat lang sarza tidakkah Anda lzlerasa bahwa pemilu di OPT, bahkan

seandainla penilu itu bebas, dan sangat derzokratis sekalipun, akan se-
m a ki n m e m argi n a /k a n ko m u n i tas - ko m u n i ta s o ra ng Pa le s ti n a J a ng ti nga /
di negeri-negei buangan?
Itu benar sekali. Saya pikir selama ini pentingnya pemilu yang
"bebas dan terbuka" sudah terlalu dibesar-besatkan. Pertama,
sec ra konstitusional, saya pikir sama sekali tidak akan mungkin
ada, dalam situasi dan kondisi sekatang ini, sebuah pemilu yang
benar-benar bebas dan terbuka,karena ada terrtara pendudukan
Israel, dan Penguasa Nasional Palestina €NA) yang kekuasaan
dan otoritasnya berasal dad pendudukan Israel, dan iuga katena
satu-satunya alternattf yang dimungkinkan hanyalah Anfat dan
PLO di satu sisi, atau penguasa pendudukan Israel di sisi yang
lain.
Jadi, sayabukanlah salah satu dari orang-orang Palestina libe-
nl bergaya-Amerika yang sedang berkembang biak di Amerika
dan di m taz-m rr^yangmenimpakan semua tanggung jawab dan
kes alahan kep ada Arafat karena telah menolak demokrasi. Maksud
saya, Araftt bukanlah bagian dari bangunan demokrasi apa pun.
Dia diberi rrrandat oleh orang Israel untuk menegakkafl ap^y^ng
mereka sebut sebagai keamanan mereka, oleh karena itu Anda
tidak bisa menggelar pemilu yang demokratis dalam pengertian
yang paling dalam.
Dan kedua, seperti Anda bilang, kalau tidak dibatengi dengan
dilibatkannya otarlg-orang Palestin yarrg ada di diaspora, maka
SIMBoL VERSUS SUBSTANSI 569
-
pemilu itu akan semakin meminggirkan mereka. Saya sepakat se-
penuhnya. Jadi, itulah rrlLerrg^pa saya terus saiabican tentarrg per-
lunya sebuah sensus, tefltang perlunya maiel-is-majelis yang di da-
lamnya duduk orang-orang Palestina, tak peduli dtrrrzna pun me-
reka berada, baik di Tepi Barat danJalut Gaza, di dalam wilayah
Israel, di Lebanon, atau di m na pun juga. Dan saya terkejut bah-
wa ini belum juga tedaksana.Dan sebelum ada pengertian bahwa
bangsa Palestina harus memadukan diri sebagai sebuah lembaga
politik, Anda tidak akan pemah bisa punya demokrasi. Anda tidak
mungkin purrya demokrasi yang disahkan dengan dekrit dan atas.
Itu semacam parodi atas semua ini. Jadi, saya tidak pernah bican
tentang pemilu sebagai obat ata:u jawaban atas rnasalah ini. Ada
pemilu di Syria, Irak, Mesir. Pemilu-pemilu itu dianggap demo-
kratis dan tetbuka, di mana setiap orang dapat memilih dan dipi-
lih, dan seterusnya dan sebagainya. Tetapt, apa afiarrya pemilu-
pemilu itu? Yang dipedukan adalah sebuah kultur demokrasi, bu-
kan hanya sekadar beberapa pretensi demokrasi yang tiba-tiba
muncul yang diharapkan bisa memecahkan masalah-masalahkami.
Ngon o ng ngo m o ng s o a / ko m u nita s o rang Pa le s ti n a di p e ngas i nga n, tam -

paknla ada kebencianlang semakin meningkat terhadap keberadaan orang


Palestina di negara-negara penerima, baik di pihak penerintahnla, bagan
bagian dalan nayarakat, atatlpiln kedwanla. Bagaimana Anda melihat
tantangan ini?
Salah satu dari ptestasi-prestasi PLO dalam dasawarsa-dasa-
warsa sebelum DOP adalah bersatunya bangsa Palestina, yaitu
maksud saya, sebuah fakta bahwa kami berpikir tentang diri kami
sendiri sebagai sebuah bangsa, entah itu kami tinggal di Nazateth,
,
Nablus, Beirut, atau New York. Sekarang perasaan ini sudah pu-
]
dar, dan komunitas-komunitas orang Palestina yang relattf tak
f
/ terlindungi, seperti di Lebanon, sekatang rentan terhadap keben-
cian pemedntah negara-negata tLtafl tumahnya, yang dalam hal
tertentu tidak dapat disalahkan. Lebanon adalah sebuah republik
yang tapuh, begitu selama tni negara ini dijuluki, dan untuk bet-
usaha melibatkan dan memberi kewargarLegatzan bagi 400.000
570 EDwARD v(l Salo
-
otang Pales dlna adalah sesuatu yang tak terbayangkan bagi mereka.
Di Yordanra, ada masalah kewarganegaraan ganda, yaitu otang
Palestina yang membawa paspor Yotdania.
Dengan kesepakatan Oslo, PLO tiba-tiba menghentikan pro-
ses mobilisasi dan menarik bangsa Palestina pada sebuah konsep
batu, yang didasarkan pada tepatriasi gradual tethadap barigsa
Palestina ini, dan kedua, meriuntut dilakukannya perubahafl-per-
ubahan pada "Undang-Undang I(epulangan" Istael. Semua hal
ini dapat dilakukan, meski tidak dengan mudah, tetapi setidaknya
masaiah-m asalahitu menjadi pokok pernbicataan, bagian dari per-
undingan. Orang Israel ittt adalah orarag-oraLttg yang ahli dalam
membuat penindas-penindasnya dulu memb ayar mereka
^payang
lakukan terhadap bangsa itu. Meteka mendapat $40 miliar lebih
dalarn pro€lram repatriasi dari bangsa Jerman' Meteka jelas-ielas
tidak dalam posisi, baik moral meny;ruh
^ta:uyanglainrrya,untuk
kami melupakan masa iaiu dan meminta m:aaf untuk ap^ yang
kami lakukan terhadap mereka, dan bahwa kamilah yang harus
membayar harganya.
Flarus ada sebuah Dpay^kolektif. Dan yang sayatakmengerd,
dan yang saya nsakan sarigat mengganggu , adalah merlgapa selama
ini kami, di tahun sejak ditandatangatinya DOP, tidak mampu
membuat satu forum pun di diaspora. Jadi, masalah dengan dias-
pora adalah masalah kepemimptflall, at^lr tak adanya kepemim-
pinan; yaitu pandangar- bahwa, bagi kebanyakan orang, muncul
masalah yang harus dipecahkan, bercampur dengan petasaanbi-
ngung dan putus asa, dengan orarrg-orzing yang paling miskin dan
paling tidak beruntung-yaitu mayodtas terbesar orang-dalam
posisi yang paling buruk.
Sekarang, saya pikir apay^ngteriadtdi tubuh PLO itu sendiri,
berdasarkan pada apz- y^ng selama ini saya kumpulkan, adalah
bahwa sekarang ini ada petselis lhan antara Arafat,yang oleh syafat-
syarat kesepakatan ini dibatasi tetutama padaJalur. Gaza, dengan
PLO di Tunisia. Faruq Qaddumi, I{epala Departemen Politik
PLO dan pejabat senior PLO di Tunisia, tampaknya mengajukan
SilrrSOr VERSUS SUBSTANST 571,
-
sebuah tesis bahwa Arafat dapat menyibukkan diri dengan PNA
di Tepi Batat dan Jal:ulr Gaza rnengqkuti syarat- syatat yang sudah
ditentukan oleh orang Israel-dia tob tak purrya pilihan-tetapi,
ini tidak melibatkan bagpan PLO lainnya berikut kantor-kantor
dan kedutaan keduta^nnya dan beberapa lembag^ yarLg masih
tersisa, dan tetutama, aset-asetnya. Atgumen yang. diajukannya
adalah bahwa kami harus bisa memanfaatkanapay^flgtetsisa dad
PLO untuk memobilisasi-kembali dan meneruskan proses yang
sudah dimulai sejak akhir 1.960-anitu. Mungkin masih ada sedikit
har.apan di sana.
Sebagian dari orang-orangJang nengkitik Anda menla/ahkan si-
kap Anda da/am soal DOP karena gagal menawarkan ahernatf-alternatif.
Sala tahuAnda sudahpernah membahas masalah ini dalan tulisan-twlisan
Anda, tetapi bisakah Ancla menjelaskanrya lebih terpeinci di sini, baik
dalan hal alternatif-alternatif sebelum ditandatanganinla kesepakatan
itu maupun alternattf-alternatif sekarang, setahun sete/ahryta?
Sejak awal alternattf-alternatif yang dimaksud selalu ada, ter-
masuk Kesepakatan Mesir-Istael di Camp David. Saya dulu adalah
salah satu dari banyak orang, tentu saia termasuk pimpinan PLq
yang betkata, "I(ami sama sekali tidak akan tedibat di dalamnya."
Pertanyaan yang semestinya periu saya tanyakan kepada Arafat
dan kawan-kawannya setelah DOP adalah, "Mengapa kalian me-
nolak semua alternaif lain ini, yang tentangnya kita semua tahu,
hanya untuk mengambil yang satu ini?" Di situlah masuknya prin-
sip akuntabilitas. Orang-orang ini tidak pernah bisa dibuat bet-
tanggung jawab atas tindakan-tindakan ny^ yar'g telah melahirkan
bencana demi bencana. Sebena tnya, p ertaflyaafl tentafigalternatif-
alternattf ini seharusnya tidak boleh ditanyakan kepada saJta> {ne-
lainkan kepada mereka.Itu poin pertarr'^.
Poin kedua adalah, saya bukan seorang politisi. Saya tidak
tahu bagaimarLa catanyamenciptakan sebuah kepemimpinan baru
sec ra mendadak, dan sebagainya dan seterusnya. Ini adalah per-
soalan-pers oalan yang menyangkut sebuah komunitas, bukan ha-
nya individu-individu yang, dengan duduk di kursi di suatu tempat,
572-E,DWARDT( SAN

berkata, "I%ell,rnemang inilah yang sehatusnya teriadi." Saya tidak


pernah perc ya itu. Tetapi yang benat-benar menjadi perhatian
saya adalah bagaimata menaikkan tingkat partisipasi sehingga
membuat orangmefasa bahwa mereka sedang melakukan sesuatu
untuk mengusahakan kepencingan bangsa kami. Dan dapat saya
katakan bahwa mungkin 80 persen orang Palestina sekatang ini,
entah itu di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza, di dalam wilayah
Israel, ataupun di luar negeti, tidak merasa ikut berpattisipasi,
tetapi justru merasa disampingkan.Tetapi, satu-satufly^ car untuk
tidak metasa disampingkan adalah dengan brcaratefus tefang dan
ambil bag1an dalam yarrg sedang betlangsung.
^p^
Salah satu cara untuk berpartisipasi adalah dengan tedibat
dalam proyek-proyek di wilayah-wilayah pendudukan, tetmasuk
proyek-proyek karya-mandid yang dibiaya_luar negeri bagi yang
akan membangun lembaga-lembaga. Tapi, sebagian besat proyek-
proyek yang pernah saya dengar bukanlah ptoyek-proyek infra-
\Wakil
struktutal. Misalnya, Buildets for Peace yang dipimpin oleh
Presiden Al Gore,yarrg mer^ngkui banyak pengusaha Arab dan
Palestina, juga para pengusaha Yahudi. Apa yang akan mereka
bangun? Mereka akan membangun sebuah hotel. Mereka akan
memb angun s ebuah abrik p engemasa n au- dalam-b otol. Mereka
p

akan membangun lebih banyaklagq fasilitas-fasilitas wisata. Ada


p embicanan tentang (r.encanauntuk membangun) sebuah bandara
dt G aza. Itukah sesungguh flyz- yangkami butuhkan, atau tidakkah
semestinya kita lebih peduli pada membangun-kembali rumah-
rumah, membangun kembali bagan-bagqan Jerusalem atau dili-
batkan dalam pembangunan bagian -baglan J erusalem yang masih
tetsisa untuk provek-proyek publik? Selama ini kami tidak mampu
membiayai satu proyek publik pun diJerusalem dengan uangdai
kalangan swasta Palestina yang memiliki pethatian tethadap ke-
pentingan bangsa. Ada masalah kesehatan di Tepi Bant danJalur
Gaza, ada rnasalah pendidikan, ada masalah sanitasi. Itu semua
adalah persoaian-persoalan yang pedu diselesaikan. Tetapi, saya
pikir itu tidak dapat dilakukan oleh seotang "Pemimpin Tettinggi"
srMBoL VERSUS SUBSTANST _ 573

yang muncul dan hanya betkata, "Marj. kitaketjakan ini dan mari
kita lakukan itu." Sejauh y^ngs^yapaharni,inadalah sesuatu yang
harus dimulai oleh rakyat sendid.
Cenerasi Anda sangat baryak terlibat dalam khirryta gerakan ke-
bangsaan Palestina kontemporer, dan, terlebih lagi, selama bangkitrya ge-
rakan itu hinga ptlnJta nama di dunia internasional pada periode setelah

/ 957. Say ingzn tahu bagaimana, lebih dai seperempat abad kerzudian,
Anda melibat ambisi-ambisi, aspirasi-aspirasi, dan cita-cita yng pada
nulan1a memotiaasi Anda. Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda akan
berada di posisi Anda sekarang
Tidak. Saya beri tahu Anda, pandangan utamatentang rentang
waktu dua puluh hma ataw tiga puluh tahun terakhir ini adalah
bahwa kami masih belum mampu-wel[ biatlah saya mengata-
kanny a demikian. Keberhasilan-keberhasilannya sudah j elas : lem-
bagalembaga, PLO, rasa kesadaran berbangsa, dan seterusnya
dan sebagainya. Kegagalan-kegag alannya baru saia kita bicarakan.
Tetapi, salah satu hal yang menghantui saya adalah bahwa,
seperti halnya kebanyakan orang Arab-dan ini barangkali me-
rupakan haI yang membudaya sifatnya-kami baru bisa berpikir
dalarn pengertian untuk bertahan hidup, keteguhan, sumud. Kami
belum pernah beranjak dari situ dan mulai berpikir dalam pe-
ngertian bagnrnana carartya untuk benar-benar meflaflg, sesuatu
hal yang sangat berbeda. Untuk tinggal di suatu tempat, dar. agar
tak kehilangarr apa-^pa yar'g kami miliki-itu sangat penting dan
hingga derajat tertentu kami sudah melakukannya. Kami tetap
sebuah bangsa, Palestina, sekalipun kami mengalami segala pe-
rarrrpasafl dan penindasan, dan meskipun ada Deklarasi Prinsip-
Prinsip (DOP), dan lain sebagainya. Ada sebuah kesadaran ber-
kebangsaan Palestina di sana. Tetapi, kami belum.mampu mene-
mukan sebuah mekanisme atau sebuah metode atau sebuah politik
untuk mengubah perampasan hak menjadi pengembalian hak, un-
tuk mengubah kekalahan dan ketugian, yangbenat-benar menjadi
sejatah kami selama empat puiuh lima tahun terakhit ini, menjadi
sesuatu yang menyetupai kemenangarr yang sesungguhnya.
574- EnwanoIT Snm

Itulah yang menghantui saya-m eng pakami belum iuga bisa


melakukannya. N{engapakami tidak bisa berpikit secafa kolektif
dalampengertian-pengertian yang sama dengan yang dapat dipi-
kirkan seofang pengusaha Palestina yang sangat sukses; dia men-
ciptakan sebuah perusahaan dan meraup keuntungan-keuntungan
sefta menciptakan sesuatu yangtahan lama. Atau seperti seofafig
intelektual Palestina ketika dia mengeriakan sebuah riset dan
menghasilkan sebuah buku penting. Itu adalah sesuatu yang harus
diperjuangk afl, yaftgharus ditunjukkan. Tetapi secala nasional,
semua lembaga kafni, hampir taflpakecuali, sudah setengah-hidup
selama sekitar sepuluh tahun, dan kemudiafl mal1,laiu kami harus
mulai lagi dari nol. Kami menciptakan kembali roda dan kemudi-
nya dai memulai lag1 dad. retuntuhan yang ada.ladi, pertanyaan-.
rrya adalahmengapa kami puas hanya dengan keteguhan dan keta-
bahan saja, dan tidak menaruh cukup perhatian untuk mendefi-
nisikan sesuatu, sejenis pemikiran yang menghasilkan slogan "Tam-
bah tanah, tambah kambing". Sangat sedikit yang seperti itu'
Discipline of detail?
Discipline of detail. Saya tidak tahu kenapa itu tidak ada. Hal
itu ada dalam kehidupan pribadi banyak olrang di antara kami,
tetapi secafa kolektif disiplin itu tidak ada. Pemimpin-pemimpin
kami merupakan perwuiudan dari semacam tradisi kalah dan ke-
pasifan yang membuat salah satu dad mereka berkata kepada saya
setelah Oslo bahwakamiharus menerima kenyataan bahwa yang
akan kami dapatdari Israel adalahyang diberikan oleh Istael, bah-
wa kalau Gu-i) tidak (mau menerimanya), kami justru tidak akan
dapat^pa-^p^.I(enapa? Apa yang teriadtdengan hasrat kami yang
besat itu? Apa yang teriadi dengan tujuan kami? Semua itu tidak
pemah dipethitungkan.
Lagi, satu contoh yang menghantui saya adalah ketika saya
pergi ke Afrika Selatan pada tahun l99t,takIarrra setelah Mandela
d ib eb a skan- s ay a l<rta s ay alah o f ang P ale s tina p erterfn^ yafi g
p e f gi

ke sana-dar_ saya mengunjungi Nelson Mandela dan walter Si-


sulu. Dan sayakatakan kepada mereka, "Bagilmana ini bisa ter-
SIMBoL VERSUs SuBsrANSr 575
-
jadi? Dulu kalian adalahpan terois, orang-orang buangan' dan
tawafiafl." Dan kata mereka: "Nomor satu, kami tidak petnah
meninggalkan ptinsip-prinsip kami. IQmi tidak pernah mengubah
atau mengganlT.ap^pun yang kami periuangkan. Nomor dua, ka-
mi memfokuskan diri pada dimensi internasional,karcna sukses

internasional kami dalam mendelegitimasi apartheid membeti ha-


rap^nkepada rakyatdi dalam negeti untuk meneruskan pe{uang-
an." Sebaliknya, kami bukanlah apa-^p^ selain bahan tertawaan
internasion al. Bagajrrrrana p etas^an kebanyakan rakyat Palestina
ketika mereka melihat Arafat sedang mengobral omongan ke sana
kemad seolah dialah pemimpin sesuatu padahil' dia bekerja di
bawah fempol kaki pan penguasa militer Istael? Anda membu-
tuhkan sebuah perubahan kualitatif terhadap kesadatan di mana
Anda berpindah danhanya sekadar mencoba untuk eksis ke ber-
usaha untuk membebaskan dan menggetakkan dan menang. Itr.rlah
yang menurut saya merupakan kegagalan genetasi saya.
Kalau Anda nenbandingkan pengalaman bangsa Palestina dengan
pengalarztan Afnka Selatan, ANC memulain1a dengan sebuah progran

yng diny'ukan untak mendirikan sebuah nryra kesatuan, nonrasial dan


demokratis, dan di sepanjang peryuangannla disiapkan untuk membaat
komproni ataa konsesi @apun sepanlangtidak menbahalakan dan meng-
hancurkan tujuan wtamanla ila ....
Dengan kata lain, mereka secara suategis sangat tegas dan
sec r^ taktis mereka bersikap fleksibel.
Dan atas dasar itu para kritikus dapat nengatakan bahwa Anda
adalah salah satw di antara urang-lrangJangpaling terkenakalang meng-
anjurkan sebuah kompromi lang sud.ah-dirwndingkan dengan Israel atas
dasar so/usi daa-negara, di nana 77 persen Palestina akan secara permanen
diserahkan kepada Israel dan kenungkinan adanla sebuah negara kesatuan
sekuler dihapaskan, Tidakkah mereka nelihat bahwa kontradiksi dalan
Anda sekarang nrhadap solusilang akan mereka Eukan merapa'
oposisi

kan konsekuensi logis dari apayng dalu Anda dukung?


Saya baru saja mengumpulkan tulisan-tulisan politik saya ke
dalam satu volume, dan saya pikit cat^taflny^ sangat ielas. Selama
576 EDwARD \IiS,tto
-
ini saya selalu sangat konsisten. Pertama, saya tidak pernah me-
ngatakan sesuatu pun tentang menerima begitu saja X persen tanah
neged itu; saya btcan tentaflg memperjuangkannya.
I(edua, saya selalu perc ya bahwa kedua belah pihak sama-
sama tidak punya opsi militer.Judi, pada hakik^tnya, untuk segala
rr:.acalol alasan struktural, internasional, ideologis, dan kultural,
ini bisa dibilang semacam jalan buntu, dan satu-satunyalalanyang
bisa ditempuh adalah merundingkan sebuah kesepakatan politik
dt antan kedua pihak. Tetapi, saya selalu sebutkan dengan jelas
bahwa sejauh menyangkut hak-hak asasi, itu hatuslah merupakan
sebuah kesepakatan di antara dua pihak dengan klaim-klaim yang
sebanding dan setara, sehingga kalaupun kami kehilangan tatah
kami pada tahun 1948, itu tidak berati kami kehil^ng n klaim-
klaim untuk merepauiasi otang-orang Palestina yang mungkin
ingin kembali. Bahkan sampai sekarang pun kami masih belum
tahu berapabanyak o:.:,r'g Palestina dari tahun 1948 yang ingin
kembali. Di antannya,kami tidak pernah mau repot-repot men-
cari tahu tentang hal ini. Dan tentu saia rnasalah kompensasi. Saya
tidak petnah mau menyerah dalam hai ini. I(alau kami kalah,rnaka
kompensasi itu harus dtbayar oleh bangsa Istael.
Dan ketiga,langjelas saya tidak pemah punya konsepsi selain
konsepsi tentang duzr-.egan dengan hak-hzkyang setara bagi war-
ga kedua negata itu, di rnan katakarlah, ada perbatasan yang
bisa dengan bebas dilintasi. Saya mendukung kedaulatan bangsa
Palestina dan juga kedaulatan bangsa Israel yang niscaya dalam
berintetaksi antara satu dengan yarig Iatn, dar' pada akhrtnya
mungkin akan menciptakan sebuah situasi seperti kanton-kanton-
nya Negeri Swiss. Dan dalam pengertian tertentu ini merupakan
bagian dan pandangan tentang kesetaraan, dan katakanlah, ke-
daulatan bersama. Jadi, sebenatny^ saya tidak pernah mengubah
pandangan-pandangan saya. Saya masih tetap percaya kepada kon-
sep tentarig sebuah flegara kesatuan, tetapi orang toh tdak bisa
memaksakan ini kepada para perrentaflgny^, yattu apa yangterc -
kup dalam rumusan PLO tetdahulu-dengan menFrtuh mereka
S11ureor VBnsUS SUBSTANST 577
-
bahwa inilah yang harus mereka miliki. Sayapercayapadapilihan
yang demokratis, y^flgberarti bahwa kalau bangsa Israel merig-
inginkan bentuk mereka sendiri dan apa yang menurut pendapat
saya adalah sebuah nasionalisme yang cacat,yang diembel-embeli
dengan sejenis yang akan sangat problematis bag mereka
^garrla
di tahurr-tahun mendatang-ada semacam perang sipil yang ber-
kepanjangan di Israel sekarang int antara kekuatan-kekuatafi
^ga-
mis dan kekuatan-kekuatan sgkulgl-1etapi, kalau memang itu
yang mereka inginkan, makabiaiah mereka memilikinya. Tetapi,
kami iuga harus punya hak untuk menentukan piliha,n buat diri
kami sendiri.
Persoalan tanah adalah p ers oalan reali sme, dan p erundingan-
perunding ar', dan persoaian-persoalan ktaim yang dapat-disele-
saikan sec^r^ retrospektif. Kalau saya kehilangan properti keluatga
saya di Talbiyya seharusnya saya diperbolehkan untuk meng-
klaimnya kembali sebagai miJik saya sendiri dan setidak-tidaknya
untuk mengklaim kompensasi atas kerugian-kerugian yang saya,
derita. Yang mengherankan adalah bahwa rumah tempat saya di-
lahirkan, rumah keluarga saya, sekatatrg ini sudah menjadi marka.s
Intetnational Chtistian Embassy, dibedkan kepada mereka oleh
flegalz Istael. Punya hak apa rLeg ta Istael itu merampas properti
milik orang Paiestina dengan cara itu? Pimpinan yang kami punya
bahkan tidak pernah mengangkat persoalan itu. Jadi, saya kira
saya tidak pernah berubah. Saya pikir justru merekaiah yang ber-
ubah. Tetapi, saya tidak akan pernah berubah.

Wawancara dengan Mouin Rabbaru,


The Journal of Pahsline Studiu, Washington, D.C., 1995
Jalan yang Jarang Dilalui

PROFE-IO k SAID, su rn b a ngan -su An d a b agi ran a lt i n te k ktu a /


n b a nga n

dan ap,ademis bukan harrya negara ini, melainkan juga bagi dania pada
ttnxlmnJ/a sangat laar biasa dan tiada taranlta dalan hal bahwa sumbangan-
sambangan itu nemiliki pengarah kuat dalam membentuk sebagian
dari

perdebatan-perdebatan kaltaral di <aman kita ini. Akan tetapi, orang me-

rasa keterlibatan d.an komitnen Anda terhadap pery'uangan bangsa Pales-

tinalah lang terpenting. Dalam baryak hal Anda bisa disebut sebagai se-

Anda menangapi hal itu?


orang aktiuis. Bagaimana
Ya, tentu saia. Saya suka meng^nggap did saya begitu' Saya
baru saja pulang dari Palestina minggu lalu, dan situasinya buruk
di sana ....
orang tidak banitak mendapat inforrnasi dari orang-dalam tentang
hal ini., sala membaca karya sara Ro1 tentang Jalur Gala, misaln1a,
dan ada sgjamlah artikel di mE'alah-nEalah dan koran-koran, tet@iyng
benar-benar diketahui orang nlaris tidak cukup ""
selama ini telah te{adi pembungkamafi pefs yang nyaris to-
tal,karena sekali sesuatu muncul di halaman Gedung Putih, dua
orang saling berjabat tangafi atas frama sebuah pfoses perdamaian,
tak ada yang memperhatikan detailnya. Kesemuany^ 7nr sangat
butuk bagi bangsa Palestina. Bangsa Istael sudah mendapatkan
deal yatg fantastik.
Apakah Anda sadah nenjaahkan diri dari kepeninpinan, dari Ara-

fat?
JAI-ANYANGJARANG Drrarul 579
-
Oh, sepenuhnya. Saya o:oiflgnya biak-blakan, sebagian or:,ng
bilang saya adalah seoralrg penentang yang tetlalu blak-blakan'
Dulu saya tidak pernah menemukan seorang pun yang bisa mem-
belanyakalart saya sedang ada dt sana. Bahkafl saya petnah mela-
kukan :-:apat panj^ng dengan salah satu dari menteri-mentednya'
seorarrg penasihatny^ y^ng sangat dekat yang sudah' saya kenal
seiak zarnannya Beitut dan dia mengkritik Arafat habis-habisan.
Dia bilang Arafat itu otang yang korup dan kalaupun Anda
sampingkan itu, masih ada sifatny y^llgmeledak-ledak, hasratnya
^
untuk menguasai dan mengendalikan segala sesuatu dan dia adalah
seorang despot.
Dan semuaitu berrzula, pada awalnla ..'.
' lVe//, tentu. Sangat sulit bagi orang seperti s^ya,yaflg sudah
tedibat dalam perjuangan untuk mendapatkan hak-hak kebangsaan
bangsa Palestina selama tiga puluh tahun, untuk mengetahui bahwa
ofang yang saya dukung dan bela di neg^faini sudah mengkhianati
semua orang. Ngomong-ngomong, dulu saya terkenal diAmerika
sebagai orangnya Arafatkarena dulu saya sangat dekat dengannya
dan saya melakukantyzkarena komitmen, katena dia adalah pe-
mimpin nkyat, dan sebagainya. Dan sekatang dta adalah seorang
penguasa-budak, semacam orang kepercayaannya Israel di Tepi
B ant.Ini tidak hanya mengejutkan meiaink an lru;ar biasa dramatis.
Hari pettama say^ di sana '.. Putra saya tinggal di sana. Saya se-
dang bermobii menuiu markas besar militer Paiestina di Ramallah
dan saatitu sedang ada unjuk rasa dan kami berhenti lalu tufufl
dar- ada mahasiswa-mahasiswa sedang berunjuk rasa menentang
penguasa-penguasa Palestina, menentang mereka katena hari itu
mereka menangkap 50 orang mahasiswa dan menahan mereka'
Persis seperti yang duiu biasa mereka lakukan terhadap orang-
orang Israel, hanya saia sekanng terhadap orang-orang Palestina
sendirilah, dan bukanflya ot t:Ig-ofartglsrael, mereka melakukan-
Llya.
Apa jalan kelaarnla sekarang?
Saya tidak kenal kompromi dalam keyakinan saya bahwa dua
580 EDwARD !( Sam
-
hal harus te{adi. Satu adalah kami harus membebaskan diti kami
sendiri dari kepemimpinan yang sekarang. Atafat itu tak bisa di-
refotmasi. Dia memang seorang ahli taktik yang briiian, tetapi
dia tidak bisa membangun sebuah negar^ dan dia tidak punya
visi, benar-benar tetobsesi dengan segala tetek bengek kekuasaan
dan terutama, dia ditunggangi oleh muatari-muatari kesepakatan
Oslo. I{ami tidak punya kedaulatan teritorial, tidak punya keutuh-
tefltoflal. Untuk bisa sampai dari satu ke lain kota kami hatus
^n
melewati barikade-badkade Israel. Untuk bisa menin ggalkan Gaza
dan untuk bisa sampai ke Tepi Baratyanghanyabetiank 65. k-,
orang harus minta izin Israel. Kedua, kami butuh sebuah getakan
perdamaian baru yang akan tetus berunding dengan Istael atas
dasar kesetata n.Ini adalah periuangan yang panjang dan lama,
karena kami sangat lemah. Kami tidak punya dukungan; tidak
sepeti Israel yang punya dukungan dari Ametika Sedkat, dan
Amerika Serikat adalah sebuah negara dunia nomor satu. Kalau
sekatang Anda bermobil dari Jerusalem yang sekatang merupa-
kan bagian dari Israel drialm menuju Ramallah yang merupakan
ibu kotanya Tepi Barat,itu sama halnya seperti berjalan melintasi
Califotnia Seiatan, dengan melintasi sebuah barikade militer dan
tiba-tiba Anda sudah berada di Bangladesh. Jalan itu menyempit
hingga tinggal setengah lebarnya, penuh dengan lubang-lubang
besar dan dalam, dan tak ada satu pun orang di sekitarnya mem-
petbaikinya. Rumah-rumah yang ada pun reyot, raky atny a miskin
dan tetdapat 70 persen periganggurafl. Orang Israel mengonuol
ekonomi, mereka mengontrol keamanan, meteka mengontrol per-
batasan, meteka mengontrol segalanya. Lalu bagairr'ana sebuah
bangsa bisa mendaparkan kemerdekaannya? Perjuangan ini hatus
terus berjalan.
B again ana dengan pen banganan so sial?
Setiap pembangunan sosial yanglayak dan masuk akal terus
ditindas. Arafat adalah sebuah model peran yang sangat butuk.
Dan sekatang salah satu dari hal-hal y^ng say^ tengatai, ini cuma
kesan, adalzh bahwa semua LSM yang sekatang sedang mulai-
JATANYANGJARANG DILATUI 581
-
beberapa di afltzrranya berani dan mengagumkat-peIz-
sarrgat
tihan kej ur :uan, layatan-Iay ananinfotmasi, memberikan masukan-
masukan pendidikan, pengemb kurikulum, dan sebagainya
^ngafl
.... I{ebanyakanbe\zlan sendiri. Otang yang tidak pernah dipilih
sudah betada di sana selama dua puluh tahun. Anda paham mak-
sud saya? Ini sama di banyak bagqan Dunia Ketiga.' India ielas
sudah berhasil melalui hal itu, tetapi sayangnya, kami belum. Dan
kalau kami tidak menetapkan sebuah model baru bagi kehidupan
dan pembelaiaran yang koiab onttf atau koope ntj:f , bagaimzna
beketja sama, Anda tahu, tidak menikam orang dari belakang,
dan semua detail hingga ke hal yang sekecil-kecilnya yang me-
rangkai sebuah kehidupan yatgmadani. Dan sebelum kami me-
lakukan itu, kami akan tetap jatan di tempat. Kami adaiahsebuah
negara Dunia Keempat, iuat biasa tetbelakang.
Apakah lebih buruk dari, katakanlah, Bangladesh atail Nepal?
Tak diragukan lagi. Karena, iangan lupa, negara-negara ttu
miskin katena alasan-alasan alamiah dan yang lainnya; sedikit saja
alasan-alasan politik. Tapi dalam kasus kami, hhat saia Gaza. Se
perti dikatakan SaraFtoy, Gaza mernang sengaia dibuat terbela-
kang oleh orang Israel. Meteka menghancurkan perekonomian,
dan hal yang sama terjadi di Tepi Bant.Israel sudah menialankan
pendudukan militernya selama dua puluh sembilan tahun "' ini
pendudukan militer tetlafrla kedua di abad kedua puluh dan itu
berarti bahwa mereka mendeportasi orang, meteka membubarkan
organisasi-organisasi, mereka menutup sekoiah-sekolah, mereka
menutup univetsitas-univetsitas. I{ami punya satu generasi 1'ang
kesemuanya tidak berpendidikan. Jadi, ini semua adalah beban
yang sangat berat untuk ditanggung. Sekarang memang ada sebuah
borjuasi, sebuah kelas menengah, dan mereka makmur dan tahu
bagaimana mengurus diri sendiri, tetapi sekatang ini saya sedang
bicara tefltang nkyat kebanyakan .'.'
sebagian dari karya Anda?
Jadi, seberapa pentingkah semild ini bagi
Ini sangat penting. Maksud saya ini bukan hal yang :ut^ma,
tetapi ini adalah salah satu di antara hai-hal vt^ffLayang saya laku-
582- E,DryARD!C SAID

kan. I{arena s^y^ pikir kami benda di sebuah momentum yang


sangat kritis dalam sejarah kami. Saya pikit dulu saya selalu meng-
angg p diri saya sendiri sebagai seorang serdadu, Anda tahu, kami
sedang betusaha untuk memobi.lisasi rakyat dan saya lakukan apa
y^ng saya bisa, yaitu blcan dan menulis. Memang, saya tinggal di
pengasingan dan menjadi bagpandari komunitas ekspatriat. Lebih
dari 50 persen bangsa Palestina tinggal di luat Palestina dan ke-
banyakan sudah sejak 1948. Lalu setelah kesepakatan Oslo saya
merasa tugas sayalah untuk menghasilkan sebuah buku tentang
hal itu. Sekarang tugas saya adalahbtcan tetbuka dan mengatakan
kebenaran. Penting untuk membedkan sebuah c tatan terLtafig apa
yang sedang teriadt, iadt saya pun meflerbitkan serangkaian esai
yang pada awalnya ditulis untuk pers Atab yang membebetkan
seluruh pengkhianatan dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan
terhadap nkyat dan bangsa kami.
Peace and Its Discontents?
Ya, itu dia, tetapi sekarang say^ r^sa saya hatus lebih banyak
tedibat. Saya sudah melakukannya selama beberapa waktu. Secata
berkala saya harus menjalani kemotetapi, tetapi saya baik-baik
saja, Anda tahu. Saya bisa mengatasinya kendati ini adalahpenyakit
yang cukup serius ....
Sala rasa ini luar biasa, berani ....
Tidak, ini benar-benat pedu. Altematifnya adalah saya menjadi
orang cacat dan hanya duduk-duduk, metatap dan mengasihani
diri sendiri. Saya benar-benar hatus memetangi ini. Saya juga iuat
biasa terdorong oleh fakta bahw^ ptrtra saya sudah petgi ke luat
sana, maksud saya anak ini adalah anak New York, dan dia belalar
bahasa Arab senditi, bahasa yang bukan bahasa aslinya, dan seka-
lipun saya dan istri bicara dalam bahasa itu, putra saya tumbuh
sebagai seorang Amedka. Dan sekatang dia menetjemahkan dari
bahasa Atab ke bahasa Inggds dan dart bahasa Inggris ke bahasa
Atab dan dia tinggal di sana sebagai seorang relawan dengan uang-
nya sendiri sebesat kutang dari $100 pet bulannyakarcna dia pikir
penting melakukan hal ini. Toh saya tidak memaksanya, itu berang-
JATANYANGJARANG DILAIUI 583
-
kat dari komitmennya sendiri dan inrlah yang mendorong saya
sekarang, generasi baru ini ....
Adakah sesuatu di masa kecil Anda sendiri, fakta keterasingan, ba-
ra ngka /i, 1 ang m n do ro ng A n da m e m as u ki a k tiui tas p o li ti k?
e

Tidak. Karcna keluarga saya benat-benat apolitik. Saya tidak


punya sejarah berpolitik dalam keluarga inti saya sendiri, tetapi
saya pufiya sanak sawdatayang tercecer di mana-r,rl tra, dan seba-
gan dalj keluarga besat saya teilbat dalam politik, tetapi kedua
ofangtua saya tidak. Saya pikir pengalarnan hidup di Amerikalah
(yang membuat saya begrni), di mana orarrg bisa menjadi tetadi-
kalisasi dengan sangat cepat, katena o:uing begitu metyadatinya
.... Saya tiba di sini pada awal tahun 1950-an.
Anda tunjukkan, di luar begitu baryaknla
Jenis konitrzenJang telah
pekeryaan akadenis Anda, dan begitu besarnla tekananltangAnda alani
dan paraltnlta penlakit Anda sekarang, amat sangat luar biasa. Berapa
baryak intelektualyng melakukan hal semacam ini, dan apakah menurut
Anda para intekktual harus menainkan peran selenis ini?
Saya pikit, ya, tentu. Seiuiur-iuiurnya, saya agak sedih tentang
hal ini. Dan sayangnya, dalam kasus Palestina, sangat sedikit yang
melakukan ini dan ituiah hal yang belum bisa saya mengerti dan
saya pahamt. Agar situasirya memungkinkan sekatang ini, dulu
kami memang punya sebuah kapitulasi intelektual sebeium ini ter-
jadi dan ..pfoses perdamaian" ini bagi saya mefepresentasikan
kekalahan dan penyerahan diri. Tentu saia dalam setiap pertem-
puran selalu ada pemenang dan pecundang, dan meteka itu kuat
dan punya uaflg, dan sebagainya' Tapi, ada bedanya antara rne-
nyerah dan menjerumuskan diri memohon belas kasihan musuh
Anda di satu sisi, dan mengakui kekalahan ini dan berkata, "We//,
itu satu pertempuran, tetapi kita harus maju terus ke langkah bet-
ikutnya," di sisi lain. Saya batu saiabicatadengan seorang Palestina
Amerika yarrgsarrg t cerdas, dan sangat cetdik, yangmenialankan
sebuah think tank, dan dta selalu bilang tidak ada alternattf. Kami
jelas-jelas lebih kredibel sekarang ketimbang sebelumnya, dan diz
terus saia bilang tidak ada piJihan lain. Sekarang itu memang
584 EDwARD !( Sato
-
bagian dari kekalahan, orang bilang begitu, tetapi tentu saia ada
alternalfnya.
Bagaimana dengan peran kaun intelektual dan akadenisi di dunia
Barat, di Aneika Seikat, misa/r1ya?
Apakah Anda sudah melihat buku saya tentang kaum intelek-
tual yang merupakan Rangkaian Ceramah Reith yang saya bedkan
kepada BBC di tahun L993 yangbertajuk Representations of the Intellec-
tu a / ? IVe //, p ada dasarny a, y ar'g sudah te{ adi adalah b ahwa mereka
terjebak dalam profesionalisme dan kepakaran, yangtaklain ada
lah fokus yang sempit. Anda tahu bahkan selama tni ada antusias-
me yang sangat dramatis di pihak yang disebut sebagai intelektual-
intelektual tukan g, y ang hany a berminat pada ekonomi, p ets oalan-
persoalan sosial, masalah-masalah perempuan, dan bekerja untuk
kekuasaan yang ada. Gagasan tentang intelektual sebagai orang
yang mewakili orang-orang tak berday^, orang-orang yang di-
rampas haknya, tidak eksis.
fuIengapa?
Sulit untuk m enge tahui alas anny a. Tentu s aj a ada alas an- alas an
historis, dan jankkalangan akademisi dad dunia, dan pandangan
trahwa akademisi tidak boleh dilibatkan, pandangan tentang ke-
terhormatan. Saya sudah membayar harga yang s^ngat rnahal da
lam pengertian kekerasan dan perlakuan buruk yang sering saya
alarnt. Saya punya sebuah tombol di rumah yang dipasang di sana
sekitar sepuluh tahun yang lalu dan kalau saya menekallttya, tombol
ini akan menghidupkan bunyi di kantor polisi dan mereka akan
langsung datang. Kantor saya sudah pernah dibakar, diobrak-ab-
rik, dan di media cetak saya sudah dijuluki dengan segala rnacam
sebutan. Dulu ada sebuah artikel di sebuah malalah yang sangat
terhormat yang menyebut saya "si ptofesor teror". Jadi, Anda
harus benar-benar banyak mendedta, dan otang tidak mau itu.
Di luat itu, ada hadiah-hadiah danpenghargazn-penghargaan, dan
gelat-gelar kehormatan, dan meteka menginginkannya.
Apakah Anda nelihat kecenderangan ini di mana-mana?
DibeberapabaganDunia Ketiga, ini memalukan' Ambil saja
JALANYANGJARANG DILATUI 585
-
Palestina atau semba nrLg negata Arab larnnya. Kaum intelektual
sudah kehilangan petsentuhan dengan masyankatnya senditi, me-
reka sudah tet-Amerika-kan, mereka mengabdi kepada rczim.
Otang juga harus bilang bahwa meteka hidup dilam sebuah situasi
yang sangat sulit, karena kami bicara tefltang despotisme dan ti-
r^nt-tTranlyang bedaku di mana-mana di dunia Arab. Sangat sulit
untuk berdiri tegak ketika ot^ngdapatdengan mudah dibungkam,
dipenjarakan, atan) dibunuh. Tetapi, sebagian orang masih mela-
kukannya. Ada seorang intelektual Yordania, seotarrg teman baik
sayz- y^ng dalam sebuah ceramah mengkritik perglnya Raja Hus-

sein ke pemakaman Rabin dan mengatakan bahwa selama rm ada


aliansi Hashemit-Zionis, dan mereka menjebloskannya ke penjara
karcnanya. Dia sudah berada dt penjara selama lima bulan seka-
raflg t^npa tuduhan apa pun. Hanya karena bicara. Bahkan dulu
dia diadili atas tuduhan telah melakukan sebuah tindakan yang
oleh tezim ancien di Eropa disebut lise mEesti. Dalam bahasa Arab
adakalknat "Lidahnya tedalu panjang dan menjulur hingga me-
ngenai sangraia" dan itu adalah sebuah pelanggaran hukum. Ka-
renatnenyampaikan sebuah ceramah dia dipenjarakan selama tiga
tahun. Tapi, dia terus melakukannya dan sekal-ipun itu mungkin
sulit, sebagian orang masih tegak betdiri.
Fakta bahwa orang menlaahkan dii dari persoalan-persoalan alam
ini, persoalan-persoalan ltang melanggar hak-hak fundamental lang palzng
mendasar, tampak kbih nengelwtkan di negara-negara seperti India dan
Anerika Serikat,lang demokrati; di mana orang bisa nelancarkan pro-
6-i6/a7x pengertian ini, apakah Anda memandang para intelektaal,
bahkan kesusastraan, kebwdElaan, dan seni, sebagai sesuatalang dengan

satu ataa lain cara sedang diasingkan dari sebagian dai masalah-masalah

lang sangat mendasar dalam maslarakat?

Jelas. Maksud saya semua itu menjadi ornamental stfatnya. Ga-


gasan bahwa seniitu tidak politis adalah dogma yang betlaku pada
akhir abad kedua puhrh. Anda tahu, pandzlngan bahwa seni dan
kebudayaan ada di atas politik. Bahwa ada sesuatu yang agung
dan suci dalamkeduanl'a dan keduanya tidakboleh dinodai dengan
586 Eowano \7 San
-
ketetlibatan (deirgan sesuatu) yang dianggap benat-benar tidak
benar. Btcara seianh, Anda tidak bisa menemukan satu contoh
seni yang besar daLam tradisi Bantyang tidak tedibat dalam po-
litik.
Dalam Cultute and Imperialism, Anda sadah bicara tentangper-
lun1a membaca nouel-noael besar abad kesenbilan belas dengan cara ita,
tetapi apakah ini menbuat orang tidak bisa menikmati noael-nouel ita
hanla sebagai nouel sa1a, seni sEa?

Tidak, sama sekali tidak. Novel adalah tentarlg dunia' Con-


tohnya, novel-novel karya J ateAusten, yaflg saya bicatakan dalam
buku itu, berisi tefltang dunianya laki-laki dan perempuan, tentang
dunianya sejarah, dunianya makan dan minum dan meniadi de-
wasa, sekarat dan menikah. Dan niscaya, kesemuanya itu bertali- -

temali dengan persoalan kekuasaan, keadilan, persoalan-petsoalan


kemakmutat dan kemiskinan, dan lain sebagainya'
Apakah jaga menjadi tugas intekktual dan akadenisi antuk nxener-
jemahkan atau nenafsirkan seni dan sastra antuk maslarakatyng lebih
luas?
lvell, saya kira tidak setiap orafrg dapat dilibatkan dalam me-
lakukan hal ini, tetapi yang jelas sebagai seorang pengalat, itulah
yangakan saya lakukan, dan yang paling saya minati adalah mem-
bangun sikap kdtis ini di kalattgan mahasiswa-mahasiswa say^,
ag^f mampu membaca dengan sadar-diri dan bersikap skeptis
sekaligus banyak bertanya'
Bagaimana dengan jenis sastra lang sedang diproduksi sekarang ini?
Tampakrya ad.a sebuah jurang lebar afttara sastra popaler di satu sisi, dan
tulisan-tulisan yanglebih baik, noue/-noue/ seriuslanglaga sedangdtproduksi.
Yang ruana d.i antara jenislenis sastra itulang kbih mencerninkan keba-
dalaan nasional?
I{ebudayaan massal Amerika itu menatik, dan beberapa di
zr\tat novel-novel ini memang mencefminkan selera-selera kon-
sumefl, tetapi juga mencerminkan tidak adanya pethatian yang
mendasar di pihak masyankat, Anda tahu, yang sekarang disebut
novel-novel bandara-John Grisham, Tom Clancy, dan lain-lain'
JAIANYANGJARANG DILALUI 587
-
Mereka mewakili kegelisahan-kegelisahan, obsesi-obsesi, minat-
minat masyankatkebanyakan, entah itu seks atau kekerasan politik,
at^u z^mannya Perang Dingin. Selain itu, ada sesuatu yang kita
sebut sastfa yang berkuahtas, novel-novel katya orang-orang se-
perti Updike dan Philip Roth, yang populet tetapi bernilai sastra,
dan secara keselutuhan katya-karya itu mencetminkan momen*
tum nasional. Novel-novel itu bisa dibilang bersentuhan dengan
keiompok pertarl'a tetapi jelas kualitasnya lebih baik dan lebih
sadat-diri serta lebih banyak perhatian diberikan kepada penulis-
alaiaya. Lalu ada jenis ketiga yang bisa Anda sebut sebagai kesu-
sastraan yang berusaha rnencari status sebagai karya klasik, dan
yang menarik tentang kelompok ketiga ini adalah bahwa kelom-
pok ini punya kualitas intetnasional di dalamnya, dan kelompok
ini tidak hanya meliputi penulis-penulis Amedka sepeti Thomas
Pynchon, tetapi juga penulis-penulis Eropa dan Dunia Ketiga se-
petti Rushdie dan GarciaMirquez.
Ap a k a h tu li s a n tu li s an j nis i ni m nj a di j m b atan an tara n a y ara k a t
- e e e

dan kebudalaan?
Ya,katena jenis tulisan ini punya pembaca intetnasional.
Dalam pengertian ini apakah nouel-noyel ini puryta satu pesan, se-

macam bahasa pemahaman uniltn, dan apakah noue/-noue/ itu akan


bekerla sebagai agen-agen perabahan di dalan masltarakat?
Oh, tentu saja. Jauh meiebihi kedua kategoti lainnya, novel-
novel ini bisa bekerja sebagai agen-agen perubahan sosial, inte-
lektual, dan kultural,karcna novel-novel ini memperkenalkan du-
nia-dunia yaflg sarr' sekali baru. Contohnya saja, bagi seorang
pembaca penutut-bahasa-Inggris, membaca Rushdie sebenarnya
sama halnya denganmembaca sesuatu yang sama sekali baru. Mak-
sud saya, karya-karya Rushdie punya kaltan-kairtan dengan dunia-
nya I{pling dan Forster, tetapi dunia ini sudah ditransformasikan,
pa s cakolo n ial, dan p unya keaj ub annya s en dfu i, ke c em etlan ganrry a
sendiri. Dan novel itu juga memperkenalkan sejenis pengalaman
hybrid tertentu ke dalam bahasa Inggris.
Apaka/t media massa panla peran lang btsa dinainkan dalam me-
588-EowannwSaio

nlebarkan jenis sastra lang satu ini kEada kalangan publik yng lebih

luas?
Mereka memang pufrya sebuah petan, tetapi mereka tidak
memainkafLfry^. Pokoknya saya tah]u tentang (media) Amerika
yang sesungguhnya, kualitasnya sarlgat rendah dan dalam pan-
dangan saya media ini hanya meniual kebohongan-kebohongan
dan stefeotip-stereotip sefta propaganda. Bagl saya jelas tidak
mungkin meflontofi teievisi bahkan membaca koran-koran seperti
The New\hrkTines t^np^mefasa pedu mengoteksi meteka karena
mereka begitu licik dan pembohong, begitu penuh, meflufut saya,
dengan p ersp ektif-perspektif yang keliru, dan konteks -konteksnya
sering kali salah.
Tpi, Anda tidak nenl'auhi mereka?
Tidak sepenuhny a, tetapt peluang-peluang yang ditaw ztkan
ofang sangat terbatas. Mereka tidak mau mendengat da/jr saya,
mereka mau mend efiguf dari orang-ofang yang kurang lebihnya
menegakkan kebijakan nasional dan mengatakanhal-hal yang me-
reka harapkan. Saya fasa tugas sayalah hingga titik tertentu untuk
melakukan intervensi kapan pun saya bisa'
Dalam Culture and Imperialism, Anda bicara tentangperlawanan
terhad.ap negara per4Eahlang berkembang secara gradaal; sekarang dalam
situasi neokolonialisrne dan dominasi-dominasi ekonomi Ameika dewasa

ini, apakah Anda melihat perlawonan terhadap hal ini'


Tentu. Sayangnya, ini tidak sesuai dengan seleta saya, ini bukan
perlawanan yang sekuler sifatnya. Lihadah sebagian dan gerakan-
getakan Islam, Flamas di Tepi Batat,Jihad Islam' dan lain-lain'
Gerakan-g erakan itu adalah bentuk-bentuk gerakan perlawanan
yang ketas dan primitif. Anda tahu, apa yang Hobsbawn sebut
prakapital, mencoba kembali ke bentuk-bentuk komunal, meng-
atur tindak-tindak personalnya dengan g g s^rL-g gasan reduktif
yang lebih sederhana dan lebih sedethana lag!' Nah, saya sama
sekali tidak mendukung mereka, dan kekerasan itu sendiri harus
dikutuk sehabis-habisnya, tetapi pada dasarnya mereka adalah ge-
nkan- gerakan p f o te s. D alam keb anyakan kas u s, gerakan- ge rakan
JAI-ANYANGJARANG DILAIUI 589
-
itu muncul dari dua faktor utama. Satu adalah kotupsi, inkompe-
tensi, dan ketidakmamp uan tezim-rczim setemp at memenuhi ke-
butuhan-kebutuhan penduduk dalamnegeri, dan faktot yanglatn-
nya adalah, sepetti dalar.r. kasus Itan, pedawanan terhadap hege-
moni dan dominasi Amerika Serikat, yang merupakari satu-satu-
nya kekuatan dunia yang tidak malu-malu lagi memaksakan ke-
hendaknya untuk alasan- alasan berupa target-target ekonominya
sendiri, keuntungan-keuritungan strategis dan hasrat hegemonik
yangltar. Sangat sulit memperhatikan hal ini teriadt, khususnya
cara Amerika Sedkat memanfaatkan kekuatan-kekuatan tegional
seperti Mesir, Israel, atat Arab Saudi dan sangat sering tezkn-
rezitm ini betsekutu melawan bangsa dan nkyat mereka sendiri.
Nfarren Chdstopherbican teritang tetodsme setiap hati,-tapi per-
soalannya bukanlah terotisme, tetapi bahwa nl<yatbutuh makan.
Ada satu peftanlaan lagiyng ingin say tanlakan. Anda sudah se-
ri ng m e n bah as gagds an te ftta ng b a ngki n1 a i de n titas -i de n ti t as ke b angs a an

di dunia pascakolonial. Dalan beberapa kasus, kebangkitan itu sudab

menladi kebangkitan identitas-kebangkitan identitas lang kbih senpit, se-


perti identitas-identitas konunal, identitas-identitas agama, seperti dalan
bangkitrya Hidutaa di India, misalryta. Bagaimana Anda memandang
hal ini?
Saya secarakonsisten merientang hal ini. Saya baru saja pulang
dad Yunani, dan pertanya n yang sama diangkat di sana dengan
konteks konflik-konf\lk antaraYunani dan Turki, Macedonia, be-
kas Yugoslavia, bangsa Serbia dan bangsa I(roasia, dan selanjutnya.
Negara-neganitu menurut saya adalah sebuah warisan imperial-
isme. Gagasan tefltang identitas-identitas yang sempit dan berdiri
sendiri, sesungguhnya tak punya landasan histotis tetapi bahwa
kalmr adalah bagian dari identitas-identitas yang jauh lebih besar,
identitas-identitas yang lebih menyejukk an, danyang didef,nisikan
dengan lebih terbuka. Gagasan tentang Hindu versus Muslim, dan
lain-lain, mengulang zarn r,rrya partisi dan kebijakan Inggris di
India. Saya tidak betmaksud mengatakan bahwa ada periode yang
penuh dengan optimisme di rr.ana semua orang merasa bahaga
590 EDwARD vl SAID
-
tetapi saya sedang bican tentafig pembusuk ^n yaflg sudah teriadt,
dan orang takut akan petubahan-petubahan ,danalamiah saja kalau
orang berpegang pada sesuatu yarrg menurutflyapahng dekat dan
paling berharga. Dengan kesulitan yafig sangat besar sajalah otang
batu bisa mener-ima g g safl bahwa identitas bukan hanya satu
hal melainkan banyak hal, sehingga mereka lebih suka teguh berdiri
mempettah ankatt satu hal agar dapatmemetangi halyanglatnnya.
Daiam semua kasus ini hal semacam itu seolah mengulang apa
yafrg tefiadi dengan bangsa Yunani dan bangsa Barbar. Anda tahu,
Anda seorang Yunani, karenaAnda bukan ofang Barba4 dan se-
bagai of lTgBarbar berarti ofang tidak bicara dalam bahasa Yu-
nani. Dengankata lain, ini adalah sebuah identitas kebangsaan
y^ng dan itu memainkan sebuah penrL yang sangat
^ntagonistik
negatif. Ini sangat sempit, dan ketiga, saya pikir faktor yang paling
penting yang ketap terabaikan dalamkasus identitas-identitas yang
bangkit adalahpef an pendidikan. I{ebanyakan tradisi-uadisi pen-
didikan bersifat nasionalis-sempit, bahwa Anda berasal dari se-
buah uadisi besar, thefoundingfathers dan segala sesuatunya; tetapi,
untuk juga mengindikasikan bahwa ttadisi-uadisi lain adalahtnfe-
rior, sekarang tradisi pendidikan semacam itu terus bedangsung
dan ini sangat buruk, dan kita perlu segera mengubahnya, dengan

cara menekankan pada sebuah pandangan tefitarig kemanusiaan


yang lebih besar, lebih komprehensif, dan lebih terbuka'

Wawancata dengan Nirmala Lakshman,


T h e Hi n du Maga { n e, Chennat,Indta, 19 9 6
Kembali ke Diri Kami Sendiri

diskusi ini
Jacquu-INB Ross: Say harap kita drym memanfaatk),an
sebagai sebuah kesempatan bagt Anda untuk meryawab sebagian dai ki-
ti k- ki ti k, u n tu k ti d a k m e n1t e b u tn1 a m i s repre s e n ta si, 1 ang te rk a-dang s e cd -

ra agak dramatis tanpak Anda prouokasi. Secara pibadi sala teftarik .

kepada hal ini. Sajta berada di sini sebagai rerrang wanita Yahudi dan
seorangfeminisyng meruiliki komitnenlang cukup lama terhadap peni'
kiran psikoanalis dan, nari kita hadapi ini, tak sattl pan dari julukan-
julakan ini dapat dikatakan cocok untuk Anda. Karenanjta sala juga
berhar@ bahwa kita akan purya kesempatan antuk nendemonstrasikan

kenangkinan adarlya bentuk-bentuk diahgyng tak terbayngkan sebe-


lumnla nelarzpaui apa lang kerap tampak seperti hambatan-hambatan
lang tak teratasi berapa perbedaan s/arah ....
Anda sudah bicara tentang tulisanJu/isan dalan ffmtta karya Anda
dan, di satu titik,Anda katakan: 'Bagi seorangnanusialangsudah tidak
lagi neniliki tanah air, menulis nerupakan tenpat untuk hidap'" Anda
juga bilang 'Ilarapan utama insslsrttunl"-ini agak mengelutkan-"ba-
kanlah bahwa dia akan PunJo pengarzth terhadap dunia, tetapi bahwa
suatu hari nanti, di suatu tempat, seseorang akan ingat pada apa lang
ditulisrya persis sepefti ia nenaliskannia."
Kutipan Anda tentang hatapan intelektual, bahwa seseorang
akan membaca kata-kata meteka, saya pinjam dari Adorno di
saat sayamerasa bahwa segala sesuatu menjadi sangat butuk bagi
bangsa Palestina, dan bahwa tettinggal oleh gerak maiunya sejarah
592- EDwARD !(l Sam

adalahnasib yang tidak ingin saya alar.rlt. Saya sedang menulis pada
saat ditandatanganinya kesepakatan Oslo ketika adaperayaan uni-
versal dan orang-orang di televisi sedang bicara tentang peristiwa
yang mengguncangkan-dunia ini, dan saya sedang merasakan per-
sis sebaliknya. Saya pikit saat itu adalah saat y^ng sangat buruk.
Sejak saat itu, pokoknya s^y^ rasa penting untuk tidak membiarkan
segala sesuatunya lepas begitu saja. Selamairysaya sudah curiga,
karena ini sudah mendekati kehancuran: orang berkata, we//, itt
semua betgantung pada bagatrnana Anda melihatnya. Saya perc^ya
pada fakta dan sering kali fakta dibelokkan atau dihapuskan atau
d"ibesar-bes arkan atau disembunyikan atau dilupakan. . .

Salah satu kevn terkuat sala tentangAndajustru setelah Os/0, ketika


An da s e da ng n e n1 amp ai ka n ce ram a h di Jura s a n KaJ i a n tafri ka dan O rie n- .

tal di Uniaersitas l-.ondon, dan Anda berdiri di ruangan itu dan menceritakan
tentang jalan1alan lang saat itu tengah dibangan melintasi sesuatu lang
disebut-sebut sebagai bakal wilayh wiklah -y*g dibebaskan dan baru
merdeka. Secara singkat padat dan jelas, Anda perlihatkan kepada saJt-
sala-ketidaklalakan
dan selak saat itw kesan itu terus melekatpada diri
ekonomi dari apa yng saat itu tengah n(adi pada bangsa Palestina. Itu
ko n si s te n d e nga n ke h i d up a n seo ra ngf u ra b i cara 1 a ng tugai nJ a, s ep e rti An d a
katakan, adalah "memadukan kehendak noral dengan pemahaman atas

ba kti - b u kti " atau' fu e n1t amp ai kan ke b e n aran kEada p e ngu as a ". D i pi h ak

lain, dalam banlak tulisan Anda, khususnla tentang sastra dan musik,
gatrah Anda adalah untuk modernisme, Jlang meftarut penjelasan Anda
sendiri, skeptis terhadap konsep-konsep tertentu tentang kebenaran, kenis-
caJ/aan, dan lain sebagainla. Bisakah Anda katakan sesuatu tentang ba-
gainana Anda sepakat dengan itu atau bagainanakah Anda nelihat ke-
terkaitan antara pencerahan dan komponen-komponen modernis dari apa
yng Anda lakakan?
Dalam banyak hal, keduanya benat-benar sangat betbeda se-
perti yang Anda katakan. I{alau Anda menulis.tentang modernis-
me dengan seluruh skeptisismenyz dzrr, terutama, i-roninya, maka
sesungguhnya Anda sedang bican tentang sesuatu yang sangat
berbeda dan apayang sudah dilakukan oleh seotang aktot politik
KENBArI KE DrRr KANfi SsNorRr 593
-
tertentu, yaitu tentangapa yang sebenarnya dirnaksud dengan pe-
nyelesaian politik atau proses politik. Tetapi, sesuatu yang menurut
saya menghubungkan keduanya adalah pet^saafl beteksplorasi dan
provisionalitas tertentu.
Selama ini hal yang
saya selalu sangat mencurigai sejumlah
saya pandang sangat bertalian. Para pejabat. Saya pili3r pan peja-
bat selalu berbohong. I.E Stone, wartawan besar Amerika yang
meninggal beberapa tahun lalu dan yar'g s^ya kenal cukup buik
menielang aldtfu hayatnya, pernah menerbitkan sebuah majalah
kecil dari tumahnya, sebuah mLajalah yang belakangan ini menjadi.
sangat berpengaruh di NTashington, yang berawal, sayakka,pada
Eisenhower, tetapi iuga selama rnasa I(ennedy dan
zatr;:ar:rrya

Johnson, dan khususnya sekitar (zamannya Perang) Vietnam. Dia


seorang reporter yang luar biasa, luar biasa tidak sopan, dan ka-
tanya hukum kerja bagi seorang wartawan adalah berasumsi bah-
wa setiap laporatpemerintah adalahbohong. Ini tentu saja bedaku
bagi wartawan-kemalasan wartawan abad kedua puluh-yaitu
b ahwa meteka mengulang-ulang lap oran p emerintah. Seharusnya
orang selalu berasumsi bahwa para p ejabat yar'g mewakili sebuah
jabatan, pemerintah, otang-orang yang punya wewenang dan ke-
kuasaan atas orang lain, dan sebagainya, semuanya tedibat dalam
melanggengkan kutsi dan kekuas aanmereka. Oleh karena itu, men-
jadtperan pata intelektuallah, setidaknya begrtu saya melihatnya,
untuk terus menentang meteka, menyebutkart flama-flarna dan
memb eb erkan fakta- fakta.
Menulis tefltang modernisme adalah satu hal yar.gs^rr'a sekali
berbeda karcna pertam -tama itu jauh lebih priuate. Modernisme
adalah sebuah mode refleksi dan meditasi dan barangkali jauh
lebih tak pasti. Selain itu, bahkan dalan menulis tentang mo-
dernisme atau musik sekalipun, saya menganggap diri saya sebagai
seoraflg sej arawan, di manayang sedang Anda coba lakuk an adalah
meletakkan sebuah karya seni dalam sebuah perspektif yang lebih
besar dan mengaitkannya dengan hal-hal yang brasanyatidak tetkait
dengannya . D alam ka su s, katakadah, op era, s angat men arik untuk
594 EDwARD \( SAID
-
melihat semacam politik suatu masa, karerra opefa-opefa ditulis
untuk acata-acara tertefltu di masa lalu, sedangkan kebanyakan
orang meriganggap opera-opera itu sebagai kary a-katya klasik-
Anda pergi menontofl opera dan Anda mengenakan tuxedo dan
segala rnac mtetek bengek lainnya. Tapi,nyatarrya oper itu kon-
frontasional sifatnya dalambanyak hal, dengan tuiuan-tujuan khu-
sus berikut tujuan-tujuanlainnya. Dan hal yang sama kadang-ka-
dang betlaku untuk karya karya sastra, yang bisa beratti menghu-
bungkan karya-karya itu, bukan hanya dengan sebuah situasi kul-
tutal dan politik, melainkan juga dengan privasi kehidupan pelu-
lisnya.
Iqinkan sa)/a nenganbil poin tentang priuasi. Anda sedang menulis

Anda sekarangini. Say kira senua orangdi sini akan senang


autobiogTaf
mendengar Anda menbicarakannJa sedikit, kalau Anda bisa.
Saya menolak penggunaan kata "autobiografi" ' Saya melrye-
butnya memoaf, karena saya tidak berusaha menielaskan sebuah
perjalananyang publik sifatnya. Saya nsa ada sesuatu yang harus
dipahami tentang masa lalu saya yang unik. Kelu^rg^ saya terLtt
saja adalah orang Palestina, tetapi tampaknya kami hidup di dua
atau ilga dunia yang betbeda. Dulu kami tinggal di Mesit' Ibu
saya sebagianberdanh Lebanon, jadi kami iuga tinggal di Leba-
non. Ini semua teriadi selama masa peniaiahan- Dulu kami punya
kehidupan yang teratut y^ng luar biasa aneh dan unik-k21sn2
bisa dibilang ayah saya menciptakannya-^m t sangat aneh dan
unik. Saya lnanya betsekolah di sekolah-sekolah kolonial, jadi se-
karang, atau dulu, saya tahu banyak tentang Enclosure Act. Saya
memikirkan hal ini ketika saya turull dari pesawat- Saya melihat
padang-padang rumput ini, dan saya ingat satu soal ujian di sekolah
saya dulu yang untuk itu saya mendapat nilai sangat titggr' "Enc/o-
sure Act lupa angka tahunnya) adalah keiahatan yang petlu
(saya
dilakukan. Jelaskan." Pada saat itu saya tinggal di Mesir, tetapi
seandainya orang befianya kepada saya tentarig sistem irigasi di
Mesir, pastilah saya tidak akan dapat mengeluarkan sepatahkata
purr tentang hal itu. Dan karena ayah saya sudah pernah tinggal
KEN,BALI KE DIRI KAMI SENDIRI 595
-
sebentar di Amerika Serikat dan sudah mengabdi dalam Petang
Dunia I, kami, saya dan saudara-saudata saya, semuanya mewarisi
kewarganegara n Amerika. Jadi, di sinilah saya, seorang Palestina,
yang tinggal di Mesir dengan flatrradepan aneh di kalangan tempat-
tempat saya betgerak (Edward tentu saia bukan ru^ma Arab). Saya
pikir barangkali ide utama memoar ini adalah untuk melacak dam-
pak-dampak pemenjaraan at^upembatasan hidup seperti y^rrgs y^
alami sewaktu saya masih kanak-kanak, mungkin karena keluarga
sayadulu merasa bahwa meteka harus melindungi saya ...
SEeti apa rasanla tingal di New York sebagai lrailgJ/ang kerztudian
nenladijuru bicara di Barat untuk bangsa Palestina? Bagaimana jabatan
itu memengaruhi Anda, dalam pengertian di mana Anda nemosisikan
diri Anda sendiri dan di mana tempat Anda?
Pengatuhnya beragam mulai dai ancaman rnatt hingga ke
hal yang lebih umum, yaitu pedakuan buruk. Sekitar sepuluh tahun
yang lalu, kantor saya di Universitas Columbia dibakar orang.
Polisi dan FBI-saya didampingi seorang agen-memberi tahu
saya bahwa bagpan dan Liga Pertahanan Kaum Yahudi Sewish
Defense League), yang ditemukan di lantai.bawah tanah bangunan
tempat saya tinggall ah yang melakukan nya dan mereka mengan-
camakan bertindak lebih iauh. Di NewYotk khususnya saya juga
menghadapi kebencian dan kernarahan yangluar biasa. Saya ingat,
misalnya, pada suatu tna,larn, itu pasti sudah terjadi dua puluh
atau dua puluh lima tahun yang lalu, ketika saya sudah dilantik
menjadi seorang profesor, dan adz sebuah pesta untuk seorang
kolega sayaya'flg akan pensiun. Semua orang mabuk berat. Dan
istri dari salah satu kolega s^y^ y^rrg kebetulan adaLah seorang
Yahudi mendatangi saya dan fs1k212-saya ttdak akan pernah
melupakan ini-sesuatu yang tentu saia tidak akan dlkatakannya
dalam keadaan notmal, karenakebetr,rlan saya bertemu dengannya
dt jalan, tetapi di bawah pengaruh alkohol dia tensa agak lepas
kendali: 'Anak 1nsd2l"-6liaharnpk sepuluh tahun lebih tua dari
saya-'Anak muda, aku mau btcara denganmu tentang beberapa
gagasanmu ... kenapa kamu mau membunuh orang-orarrg Yahu-
596 EDwARDIq SAID
-
di?" Saat itu ada sebuah attikel yang ditulis orang tentang saya
dengan judul "The Ptofessor of Tertot (Profesor Teror)"' Saya
kira sekarang mereka sudah lelah melakukan itu, karena dengan
satu atau latt can saya sudah dapat melalui itu semua dengan
selamat.
Halyatg paling aneh adalah banyaknya oraflg, umumnya
orang Yahudi tentu saia, yang ingin datang ke tumah s^ya ^tav
melihat saya sedang makan, untuk melihat bagnmana cata s^ya
"hidup". Secara harfiahini benar-b enar teriadt pada saya,mungkin
setengah lusin kali. Seorang wanita Yahudi, psikolog yang tinggal
di Boston-kami pernah ikut serta dalarn beberapa seminar pada
tahun 1980-an tentang resolusi konflik-datangke NewYotk dan
menelepon saya dartuniversitas NewYork, yang berada di tengah "

kota, dan betkata: "Bolehkah saya datang dan mengunjungi An-


da?" Saya agak terkeiut dan bilang: 'Ya, tentu sa1z." Dtapun mufl-
cul, masuk ke apartemen saya, terus sampai ke tuang tengah tem-
pat s^ya meletakkan sebuah piano besat: "Oh, Anda main piano
rwp anyal' melihat-lihat sedikit lebih bany ak lagl, meminta untuk
melihat pelaiaran saya, dan kemudian, ketika saya tarLya, "Meng-
apa Anda tidak duduk dulu? Maksud saya, kan, iauh naik kereta
api bawah tanah ke sini dari kota'" Dia berkata, "Tidak, tidak,
saya hatus pers .... Sayahatyamampir untuk melihat bagaimana
cata hidup Anda." Seorang lainnya di sebuah penerbitan terflama
selama berminggu-minggu, atau mungkin berbulan-bulan, meno-
lak menandatangani sebuah kontrak hingga saya dataLflg ke Bos-
ton dan makan malam betsamanya sehingga dia bisa mengamati
saya dan table nanner saya.
Bokhkah sala nereQons ini dengan sebuah anekdot sala sendii?
Tentu.
Sekitar tiga tahun lang lalu saJa nenJ/ampaikan sebuah ceramah di
(Jniaersitas Yale dan keesokan harirlya salah seorang kritikus ternama

nenanlai sala saat nakan siang apakah sala punjta "darah Yahudi"
dalam diri say dan ketika salajawab, sembari berpikir bahwa itu pena-

nJdan Jang aneh tetapi saJ/a mail mery'awabn1a, bahwa sq'auh yng say
Kemau rs Dnr Karr,n SnNomr 597
-
tabu sajta hanla punla "daralt Yahudi" dalam dii sa1a, tetapi neng@a
dia menanlakannJa, jawabnlta: 'Karena sebelumn1a kanti pikir Anda
sezrang Yahudi, dan kemudian kani sadar Anda tidak mungkin orang
Yahudi, karena dalam ceramah Anda, Anda nengutip dan menuji Ed-
ward Said."
Satu cerita iagr. lni
benar-benar sangat menyentuh. Sekitar
sepuluh tahun lalu, saya pergi ke Universitas Emory di Atlanta
untuk memberikan serangkaian cetarnah dan semina t. Pada semi-
nat yang terakhir, ketika saya sedang memasuki ruang rt,langkah
saya dihentikan oleh seorang anak muda yang memperkenalkan
dirinya kepada saya sebagai seorang mahasiswa pascasatlana ba-
hasa Inggris yang akan menghadiri seminar itu dan yang amat
sangat ingi n, katanya,meflgantar saya dengan
mobihya ke bandata
setelah itu. Dan saya bilang: "IYe//, Anda baik sekali, tetapi itu
tidak perlu katena Profesor X akan melakukannya." Katanya: "Ti-
dak. Dengar, ini sungguh sangat berarti buat saya (kalau saya bisa)
mengantar Anda ke bandara; ini benar-benar soal kehormatafl
pribadi saya." I(etika s^ya t^rty^ mengapa, dijelaskannya bahwa
dia pernah menjadi mahasiswa diJurusan Bahasa Inggris Universi-
tas Columbia,tetapi tidak pernah mengambil satu pun mata kuliah
saya:"Dulu saya betsekoiah di sebuah sekolah Yahudi di New
York di m fla rabbi-nya mengatakan bahwa Anda itu setan, dan
kami tidak boleh berhubungan dan berurusan apa pun dengan
Anda, maka saya pun mematuhinya. Tetapi, sekarang sayi- rasa
itu adalah halyang toloi dan memalukan yangpernah saya lakukan
dan seandainy^ say^ bisa mengantar Anda ke bandan itu akan
menjadi semacam pengobat untuk itu."
S e karang s a1 a a ka n s e di ki t b e rm ai n de ngan p e rtanl aanj e b a ka n, de nga n
pertanlaan tentang kelahudian dan agama Yahudi, karena tarnpakryta itu
benar-benar nenbayngi karya-karya Anda. Ada sglumlah ironi di sini:
fakta bahwa kritik-kitzk Anda terhadap para penguasa Palestina mem-
buat Anda diuluki 'Temannla musuh Zionis";fakta bahwa Martin Bu-
ber pindah ke runah Anda ketika keluarga Anda haras mengeaakuasi-

rya pada tahun 1948. Di akhir Odentalism, Anda katakan: 'Dengan


598 EDwARD !( SaIo
-
sebuah logika yng nlaris tak terbantahkan, sala dapati diri say telah

menulissebuahselmahtentangnransJanSberbagianti-SemitisneBarat
soJo sangat ingin Anda bicara tentang bagainana
ltang aneh dan rahasia."
dalam tulisan
keyhudian dan agama Yahudi atau anti-semitisme hadir
Anda.Adabeberapamomentumlangnembaatsaytidak/'/aman..'.
Maukah Anda bicara tentang makna "semitisme" bagi Anda
dan hagai
penikir,
nanaAnda membedakan atau tidak membedakannla dari para
cende kiawan-cende kiawan, teman-teman, dan lain- /ain, Yahudi indiaidual?
Klasifikasi-klasifikasi genetik itu, yang s esungguhnya ditemu-
kan orang dari akhir abad keenam belas dalam literatur tefitang
Eropa-seperti gagasan tentalrg "orang-otang Semit"' yang tentu
saja terutam abetartt orallg-orang Yahudi, tetapi
menielang abad

kesembilan belas berarti semua ofang di Timur Semit-selab


saya-

rasakansebagaikonstruksi-konstruksiyangasingbagisayakarcna
saya tumbuh di sebuah lingkungan y^rlg campur
aduk' Sekolah-
orang
sekolah saya di Palestina dan Mesir dulu penuh dengan
Arab, tentu saja, orang I{risten dan Muslim' oraflg Yunani'
Itaha'
Armenia, ot^rrgYahudi, baik Yahudi Timur (btgt" mereka biasa
jum-
dipanggrl) dan kadang-kadang di sana sini, tak begrtu banyak
lahnya,Yahudi-Yahudi Erop a. Saya melihat konsuuksi semacam
pa-
ini mewarnai literatur anti-semitisme dan menemukan sebuah
r:rlel y angmenadk itu dan pandangan terrtang "Otiental"'
^flt^ta
karena dalam kedua kasus itu orang Eropa berusaha berbicara
tentang bangsa-bangsa yang eksotik' Dalam sebuah kalimat
yang

indah, Disraeli bertanya,"Bangsa Arab, apakah meteka itu?" dan


ku-
meniawab: "Meteka hanyalahorangYahudi di atas punggung
da." Jadi,pemisahan yang mendasar ini sesungguhnya adalah
se-

buah percamPuran iuga.


Sepaniang hidup saya, ketika saya sudah bertemu dengan bang-
sa Yahudi, Yahudi-Yahudi individual di kelas, di
masyankat, dan

sebagainya, saya selalu merasakan kemiripan teftentu. I{arena,


da-

lam pengettian tertentu, kami-seperti halnya sekatang-sudah


terlalu
sama-sama terusir, kadang-kadang dengan can yaflg tidak
menyenangkan dan kadangkala dengan can yangmenyenangkan'
KEMBAU KE DrRr Lq,Mr SENDTRT 599
-
Ini hal yang sangat tumit, karena saya adalah satu di antara sedikit
orang yang mengatakan bahwa sejarah kami sebagai bangsa Pa-
lestina sekarang ini begitu lekatnya terikat dengan sejarah bangsa
Yahudi sehingga seiutuh g^gasafl tentang pemisahan, yang tak lain
adalah isi dari proses perdamaian ini-untuk mendapatkan satu
hal terpisah milik bangsa Palestina dan satu hal tersendiri miiik
bangsa Yahudi-adalah sia-sia. Ini tidak akan mungkin berhasil.
Saya ingat, pada tahun 1988 saya sedang mengikuti sebuah
forum, yang diselenggatakan di bawah dukungan majalahYahudi
Tikkan, di mana fi.lsuf Yahudi Michael Walzeq yang terkenal di
Amerika Serikat dan yang merupakan musuh besar saya, juga ikut
serta. Konon dia seorang Kiri Tengah, tetapi dra adalah seorang
Ztonts yang luar biasa kaku. Fotum itu .ligelar karena-Dewan
Nasionai Palestina, yang saat itu saya meniadi salah satu anggota-
nya, baru saja mengakui Israel dan sudah bicara tentang perlunya
dua negan untuk pertama kalinya sec r^ eksplisit, dan ini dipan-
dang sebagai sebuah terobosan batu. Saya terus menegaskan bah-
wa hal itu tidaklah mudah. Akhirnya, Walzer bilang kepada saya:
"Baiklah, dengar. Kalian sudah mengakui Israel. Jelas kalian bisa
memiliki atau bisa memiliki ttegara kalian senditi. Tapi, jangan
terus-tefusanbicata tentang masa lalu, bahwa saya tedalu banyak
memikirkan ketidakadilan-ketidakadilan yang dilakukan terhadap
bangsa Palestina, dan seterusnya dan sebagainya. Saat itu peser-
taflya, bisa saya katakan,99 persen orangYahudi. Ketika Walzer
mengatakan itu, mulut saya menggantung terbuka, tetapi saya tidak
mengatakan apa-apz, karena seorang perempuafl di antara yang
hadir-saya tidak akan pernah melupakan ini sepanjang hidup
saya-berdiri dan mulai menyerang Walzer dengan keras. I{ata-
nya: "Betani-betaninya Anda bilang begitu kepada seorang Pa-
lestina? Berani-beranlnya Anda katakan itu kepada semua orang?
Demi semua bangsa di dunia, kita meminta dunia untuk meng-
ingat masa lalu kita. Dan Anda menyrrruh seorang Palestina me-
lupakan masa lalu? Betani-beraninyaAnda?" Itu hal yang luat bia-
sa. Dan setelah itu $Talzer tidak menggumamkan satrtpatahkata
600 EDwARD tJC SaIo
-
pufr.
Terakhir, tentunya-dan sayakatakan ini dengan kesedihan
yang besar karcra barangkali ini adalah hal terberat untuk dite-
rjrrna-ada irekonsilabilitas yang dalam afltat^ bangsa Arab dan
Yahudi yangpada generasi saya tidak akan bisa diatasi.
Arab dan Yahudi ataukah Arab dan Israel?
lYell, dua-duanya. Saya pikir itu sangat ielas. Sangat sulit untuk
menemukan satu orang Yahudi pun yang tidak betsimpati kepada
Israel. Dan saya mengerti ...
Salta kenal banlak, Edward, sala kenal barytak orang Yahudi di
Aneika Serikatlang tidak bersimpati kepada Israel. Kita bicara dengan
lrang-l rang J ang berbe da- b e da. I tu je /as.
Biat sayaselesaikan ini dulu, kalau boleh. Bisa jadiAnda benar.,
Tetapi, gaga;san pemisahan adalah sebuah gagasan yang sarigat
saya tefltang mentah-mentah, persis seperti saya menentang ke-
banyakan bentuk-bentuk nasionalisme, seperti saya menentang
pembelahan, isolasi, menentang separatisme dart satu atau lain
ienis. Gagasan bahwa orang-orangy^llgpada mulanya
hidup ber-
sama-fuli benar-bena r terjadi, misalnya, di Lebanon-tiba-tiba
saja harus berpisah dan mengatakan bahwa orang Kristen harus
tinggal di sini dan umat Muslim di situ, dan otang Yahudi di sana,
dan hal-hal semacam itu, saya pikir, pokoknya barbar, tidak bisa
diterima. Akan tetapi, ada sebuah jutang yang sangat dalam yang
disebabkan oleh seiatah yang rryat^, dan butuh banyak kerja dan
usaha untuk melaluinya. Sudah tetlalu banyakyang terjadi dianta;ta
kita dengan cara rrr7, aratata, katakanlah, Arab dan Israel. Tetapi,
saya merasakan hal itu
sangat kuat di Amerika Serikat. Orang
akan bilang bahwa ini adalah halyangemosional. Ketika pogrom-
pogrom (pembunuhan mas sal terhadap or^ng- ora'ttg ata:u bangsa
yang tak berdaya-pent.) ita dimulai, kami butuh tempat untuk
diruju, dan lastaban saya, tentu saia, adalah pergi ke Palestina,
pergi ke Israel, tetapi jangan gusur bangsa lain saat kalian mela-
kukannya. Masyankat kami sudah dihancutkan. Sangat sulit untuk
melupakan itu. Dan, terakhir, saya pikir kesalahan dalam proses
KBtl,mart xB DIRI KAMI SeNIotRI 601
-
perdamaian ini, kesalahan psikologis atau kultural yang mendasar
dalam proses perdama:nn ini, adalah bahwa bangsa Israel dan
para pendukung mereka sudah tetisolasi danfakta-fakta yang me-
mungkinkan kebetadaaflmasyarakat meteka di Israel. Dengan sa-
ngat sedikit perkecualian-yang salah satunya adalahlsrael Shahah
yang dalarn hal irri sangat luat biasa, mau membicankan hal itu.
Dan l-,eibowit7,
Ya, maksud saya Anda bisa menghitung meteka,LeahZemel,
Felicia Lange4 dan lainlain. Dan di akhir hidupnya, Matti Peled,
yang adalah seorang jendetal di Angkatan Datat Istael semasa
perang tahw L967.
Tentu sEa, itu bergantungjuga pada bagainana Anda nelihat dan
menjelaskanrlya. Seperti Anda ketahui, E//a S hohat sudah menulis pary'ang

lebar tentang konfgarasi politikyng berbeda lang akan Anda dapati di


Israe / jika bangsa Pales tina dan Yahudi S ep hardi k, yng merapaka n m i-

noitas teXindas lainryta di lingkungan komunitas oranglsrael harus rnencari


afliasi politik tertentu, betapa seluruh peta-n1a akan berubah'
Bag say tampakryta salah satu di antara ha/-ha/ yng sudah dan
sedangAnda bicarakan adalah sesuatulangingin sala sebut sebagai, bukan
dimensi-dinensi irasional, tetapi nonrasiona/, pada identitas-identitas poli-
tik. Dalan bukurytalang luar biasa, The Thitd Way, xry-a Shehadeh,
di T€pi Barat, bicara tentang bangsa Is-
pengacara Palestinalang bekerla
rael: "Sa1a neminpikan minpi-ninpi yng seharusnla dini/ikinita-"
Jadi, ada sebuah perasaanlang nengeikan dan menakutkan akan syarah
s/arah diriyng berulang melintasi garis merah di Israel dan Palestina dan
menembus ketidaksadaran para pelakun1a. Kalau kita kemba/i kepada
tty u a n - tu1 w an An d a b e rap a n e nga ta k a n k eb e n ara n kep a d a p e ngu a s a, m e m -

buat tu n tu ta n - tu n ta t an 1 a ng e k sp li s i t, m e ngo b a ti k e ti d a ka di Ian, n upi ti d a k

dengan cara melupakan ketidakadilan yng pernah dilakakan terhadap


nrang-rrang Yahudi: kalau kita berasumsi bahwa ini dapat dilakakan
secara rasional, lantas apalangakan kita lakukan terhadq dinensilang
nonrasional, dimensi tak-sadar, dan nlais patologts dalan proses-proses

polirik ini?
Jelas ini adalah sebuah dimensi yang sangat sulit. Sebagai con-
602- EDyARD\7 SArD

toh, saya sudah menghabiskan waktu yanglama untuk mengkritik


Israel dan bangsa Israel, tetapi otaflgtentu juga harus bilang bahwa
bangsa Palestina punya banyakhal yang menuntut jawaban. Sangat
sedikit yangbetar-benar orang ketahui teritang Israel atau tentang
pedunya btcan dengan sebuah konstituensi (yang memfiki) nutani
di Istael, atau untuk mencoba menciptakan konstituensi serupa
di kalangan bangsa Palestina. Ada sikap "menghamba sepenuhnya
kepada orang kulit putih"('fubite manl niger" *) yurg khas dalam
diri Arafat dan ketabat ketjanya-k^rena otang Istael lebih kuat
dan punya Amedka Serikat di belakang mereka, maka kami har_us
menjadi budak meteka. Itu tidak baik. Atau adapandangan bahwa
mereka semua adalah orang-orang asing dan penyelundup penga-
cau. Kaiau mereka perg, seperti hengkangnya pasukan-pasukan
itu akan rnenjadi hal tetbaik. I{alau mereka tidak pergi juga,
Salib,
kami tidak rrrav apa-^pa dari dan berhubuflgan dengan mereka.
Kedua sikap itu sama-sama tidak OK.
Yang belum kami lakuk^n, say^l<ra, adalah menyelundupkan
diri ke dalam hati nurani bangsa Israel: nutani, bukan kesadaran.
Maksud saya, mereka sadar akan keberadaan kami-siapa yarrg
membangun pemukiman-pemukiman itu sekatang, pemukiman-

x Berasal daikatz neger, atav tt€gr€ ata;tr negro,kata nigerdapat beratti 1)


orang kulit hitam (dengan konotasi negatif), atau2) anggota ras betkulit-
g.l"p 6"gu berkonotasi negatifl, atau 3) anggota d"i sebuah kelas masya-
rakat yang secara sosial tidak beruntung. Kata ini dalam pengettian 1)
dan 2) dapat ditemukan dalarnkarya-karya penulis-penulis sepertiJo-
seph Conrad, Mark Twain, dan Chades Dickens (yaitu buku-buku yang
sangat akrab dengan Said), tetapi sekarangini sangat mungkin katater
sebut menjadi sebuah kata penghinaan dalam bahasa Inggris yang paling
ofensif dan paling ptovokatif Penggunaan kata ini dalam pengertian 1)
dan 2) di kalangan dan oleh sesarna orang kulit hitam sendiri tidak selalu
dianggap ofensif, tetapi, di luar itu, kecuali dalam pengertian 3), kata ini
digunakan untuk mengekspresikan permusuhan dan kebsn6ian msial-
pent.
KEIvBAu KE DIRI KAMI SBNorru 603
-
pemukiman orang-orang Israel itu? Bangsa Palestinalah yang mem-
bangunnya dan top kontraktor untuk pemukiman-pemukiman itu
adalah s eorang P ale s tin a y ang tak latn adalah s e oran g men ted a n g-
gota Pemerintah Penguasa Palestina. Itu tak bisa ditedma,karena
di sana politik dan kepentingan sedang digunakan untuk menutup-
nutupi sebuah ketedibatan yangbenar-benar mendalarri yang salna
sekali bukan merupakan jalankehtan:rya. Katniberada dalam po-
sisi yang begitu rendah dan begitu lemahnya rtis-d-rtislsrael sehingga
priodtas nomor satu kami adalah mengendalikan dan memahami
diri kami sendiri dan seiarah kami. Hingga had ini, trdak ada se-
jarah Palesinayangmasuk akalyang ditulis oleh orang Paiestina
sendiri. Sejarah kami tak terc t^t. Ada buku-buku yang menarik,
monograf-monograf yang ditulis orang tentang seiarah Nablus,
sebuah sejarah pendek HzJLfa, sedikit di sana sini, seiarah-sejarah
Palestina yang ditulis secara sinoptik, tetapi kalau orang ingin men-
cari sebuah sejarah yang otoritatif tentang pergerakan kebangsaan
Palestina, orang harus membaca buku yang ditulis oleh otang Isra-
el, Amerika, Inggris, ata;:u|erman. Tetapi, momentum kesadatan-
diri yang sesungguhnya itu bukanlah bangunan-kesadaran tahun
1.97}-an dan 1980-an, ketika kami mengangg p diri kami sedang
melanjutkan pe{uangannya Fanon dan melemah dengan sangat
cepatnya.. Orang butuh lembaga, orang pedu membangun pen-
didikan.
Satu contoh lagi untuk Anda. Persis dua bulan yang lalu (yuit"
Maret 1997) 19.000 orang guru dari sektor publik di sekolah-
sekolah dasar dan menengah melakukan aksi mogok. Mengapa?
Karenamereka hanya menedma gaii antan $200 dan $300, yang
hanya separuh dan gali sopir seorang direktur ienderal di kemen-
terian, yang sekarang iumlahny^ mer.capaiT50 or^rrg supir di ha-
nya duapuluh enam kementerian. Tentu saia, mereka itu pengang-
guran terselubung. Mereka dtbayat begrtu saia dan kocek takyat
untuk meniaga agat mereka tet^p loyal kepada Anfat. Lalu apa
yang terjadi? Pihak yang berwenang menolak bahkan hanyauntuk
bican dengan mereka sekalipun. Mereka malah menangkap dua
604- EDwARD'J( SArD

puluh lima otang "pemimpin" aksi mogok itu. Dilebloskannya


mereka ke penjara. Mereka juga menyiksa kedua puluh lirna orang
itu. Tak satu pun di antaranya-saya bangga akan hal ini karena
saya iuga seorang guru-tak seorang pun di afltara mereka me-
nyetah. Arafat lalu berkata: "Bawa mereka ke hadapanku." Lalu,
kedua puluh lima pemimpin itu pun dibawa ke kantornya. Arafat
men)'umpahserapahi mereka selama satu iam, mencoba untuk me-
matahkan mereka, dengan memaki-maki mereka dengan bahasa
yang paling cabul dan kotor ftoresponden Guardianf Obserueryang
bukan orang Atab tetapi kenal bahasa Arab, menelepon saya da:ii'
Jetusalem dan bilang: 'Apakah Anda sudah mendengat
^payaiflg
dilakukannya tethadap kedua puluh lima otang itu? Dari man
dta belajar bahasa jalanan itu?"). Mereka betgeming. I{emudian
mereka menedma 2 atau 3 persen kenaikan gajr, tetapi 85 petsen
di antan mereka mengatakan bahwa mereka akan mogok lagi
segera setelah tahun itu berakhir (saat itu musim ujian se-
^laran
dang bedangsung). Itu mengisyaratkan sangat buruknya pedakuan
tethadap pendidikan. Hal-hal ini harus dibicarakan. Ini adalah
sebuah proses yar'g sangat panjang dan sulit.
Dalam After the Last Sky, Anda mengatakan: 'Kita senua bicara
tentang kenbali, tetQi apakahlang kita maksud itu adalah kembali secara
harfah (baca: palang), ataukah maksud kita adalab bahwa kita haras
mengembalikan diri kita kita sendii? Yang terakhir ini adalah
kepada
poinlangsesangubn1a, sala kira." Sepeni sudahAnda katakan beralang
kali, orangYahudi di seluruh dunia diperbolehkan pulang ke Israel, tetapi
Anda sendii tidak bisa pu/ang. Tetapi, di situ tanpaknla Anda sedang
menlanpaikan sitaasi lang lebih bersfat psikis ketinbang pulang dalan
pengertian lang konkret harfah. Bisakah Anda katakan sedikit kbih
banlak lagi nnung apalangAnda naksudkan dengan hal itu?
Saya tidak tahu berapabanyak orang tahu akan hal ini, tetapi
dapatsayakatakan bahwa sedikitnya 55 persen dati seluruh bangsa
Palestina sekarang ini tidak tinggal di Palestina, atatr di bekas wi-
layah Palestina, entah itu di Israel sebagai w^rg negara Israel,
maupun di Tepi Bant dan Gaza. Jadr, ada sebuah komunitas yang
KELBALI KE DIRI KAMI SeNornr 605
-
sangat besar yangtetdiri dari pengungsi-pengungsi dad betbagai
kategori. Sebagian di Lebanon, misalnya, sebanyak 300'000-
400.000-miskin, tak bisa bekerja, tak bisa bepergian, tidak bisa
bergerak. Mereka adalahofang-ofang termiskin di dunia dan pro-
ses perdamaian sama sekali tidak punya ruusan dengan mereka.
Di Syriaiumlah kasar pengungsi kurang lebih sama; kadang-ka-
dang makmur, kebanyakan miskin; 1',2itta di Yordania; 130'000-
140.000 di Mesir, dan seterusnya di selutuh dunia Arab. Di Etopa
Barat, Amerika Serikat, dan Amerika Laitn, terdapat cukup ba-
nyak orang Palestina, mungkin setengah i:uta ata]u lebih. Bagi se-
bagqan besar mereka, saya klra, gagasafl tentang pulang-sangat
sulit untuk mengatakan lni-52s1a sekali tidak mungkin tedaksana
sepanjang hidupnya. Datbanyak di antara generasi mudanya tidak
pernah tinggal di Palestina; jadt, mereka tidak mengenalnya atat
mereka mengenal Palestina harrya danpata ofangtua mereka. Yang
mengesankan adalah bahwa mereka masih memelihara aksen-ak-
sen, mereka masih memelihar^pefasaanmemiliki daenh asal me-
reka. Bisa jadi mereka bahkan tidak petnah p.tg ke sana sekali-
pun, tetapi mereka bilang mereka berasal dari Nazateth atau dari
Ramallah, dan sebagainya.Jadt,rasa keterikatan teftentu itu di sa-
tu sisi bersifat metaforis, tetapi juga hadit melalui sanak ketabat
yang masih tioggui sefta temafl-teman dan koneksi-koneksi lainnya.
Di hadapan itu semua, Israel purlya sebuah undang-undang kepu-
Langan yaog memberi hak kepada setiap ofalrg Yahudi di mana
pun untuk menjadi watga fregffa Israel. Bagi bangsa Palestina itu
tidak ada tarafly^. Dan seandainya tiba-tiba saia dengan keaiuban
tertentu ada repatnasi bagi semua ofang Palestina, saya tidak ta-
hu-dan saya tidak kenal seofang pun yang benar-benar tahu-
benpabanyak orang Palestina yang akan benar-benar pulang. Jadi
bagi saya, oleh sebab itu, persoalan untuk bisa benar-benar pulang
itu sudah basi. Sudah pasti saya tidak akan bisa kembali dan saya
tidak yakin bahwa saya akanpunya keinginan untuk itu. Dan ba-
rangkali saya bukanlah satu-satunya kasus; barangkali b anyakofang
Palestina yang seperti itu.
606 SAID
-Eowanol0q
Tetapi, makna pulang atau kembali bagr saya adalah kembali
ke diri sendiri, yaitu kembali ke sejatah, sehingga kami memahami
yang sebenamya terjadi, nengapa itu terjadi dan siapa kami.
^pa
Bahwa karni adalah sebuah bangsa yang berasal dari negeri itu,
mungkin tidak tinggal di sana, tetapi dengan klaim-klaim danakar-
akar sejanh yang penting. Banyak di antan bangsa kami akan
terus tinggal menetap di sana. Tetapi, kami sama-sama memiliki
kesadaran-diri akan pengalamat abad kedua puluh, bukan yang
paling menarik, melainkan salah satu di antara pengalaman-peng-
alarnan yang paling menarik, berupa perampasan, pengasingan,
dan migrasi. Dan bukan }r'anya katena bangsa ini sendid tetkait
dengan Tanah Suci, yang sarat dengan segala m c m makna dan
arti pentingnya, tet^pi juga karena ra adalah bagian dari peng-
alaman abad kedua puluh itu sendiri. Di situlah saya merasa saya
sudah berusaha menempatkan penekanan saya. Yaitu bicara ten-
tang kasus kami, ketika kami mendeita dan melalui semua teror
berupa pengasingan dan perampasan dan tidak adanya hak-hak
asasi. Orang menulis kepada saya dan berkata, "Llhat, saya tidak
punya paspot." I{alau Anda tinggal di Tepi Barat, disebutkan di
dalam paspor: "Identitas belum ditetapkan atau tidak jelas." Kalau
Anda punya surat keteraflgafl pengungsi di Lebanon, surat itu
berbunyi, "Kebangsaan: Takbetnegata." Nama tidak petnah di-
sebut. Kalau Anda melihat dan memahami bangsa Palestina, se-
petti yang saya lakukan selama ini, sangat sulit untuk mengatakan
bahwa tnihanyalah metafota,katena ini sangat patah, ini sudah
berlangsung sangat Iama. Saya pikir orang tidak boleh pernah
melupakannya, dan bahwa kami seharusflya mencoba mendirikan
di atas puing-puing sejarah kebangsaan kami ini petas^^n tertentu
akan sebuah tujuan betsama, sesuatu yang belum kami miliki. Ka-
mi tidak tahu apa yang sedang kami lakukan.
SeberEa selaraskah proses itu dengan segala macam kenegaraan? Anda
menguttp Eqbal Ahned dan digunakannJ/a olehrya kata '?atologi ke-
kuasaan". Dapatkah Anda bayngkan sebentuk otoritas eksekutif1ang
ramah dan nonkoersf? Secara pibadi Anda pernah berkata: 'Say tidak
Knlr,mart xB DIRI KAMI SBNornr 607
-
pernah merasa tertarik antuk dekat dengan kekuasaan." Apakah gagasan
te n tang p e n e ri n ta h an 1 ang n o np a to logi s m e rwp a kan se b u a h ko n tra d i ks i d a -

lan istilah?
Sayakita begitu. Saya tidak bisa membayangkannya- Bican
dengan riada utopi5-k21s12 Anda menyebut-nyebut Yahudi
Odental di Israel-saya pikir hanpan terbaik kami adalah sebuah
perjuangan bersama dengan orarrg-orang Yahudi Israel di bekas
wilayah Palestina dulu untuk metumuskan sebuah metode koek-
sistensi dengan koersi yang minimal-tidak ada itu koersi nol-
entah itu dengan mendirikan kanton-kantort, cara yang telah dila-
kukan oleh Swiss urrtuk itu, atau c ta-cata lar,nnya. Tetapi, saya
pikir gagasan sepatasi atau patisi, di zaman kita ini, sem ta-mata
tidak akan berhasil. Pokoknya, itu tidak dapat dilakukan, secar^
hsik. Bagr bangsa Israel, selalu ada kecenderungan untuk meng-
anggap kami sebagai makhluk-makhluk asing dan katena @agi
mereka) semakin sedikit kami ada di sekitar mereka semakin baik,
danyangterbaik adalah tak melihat kami sama sekali. l{arcnanya
jalan-jalan di Tepi Baratdisebut jalan-ialanbebas hambatan. Yang
sangat luat biasa adalah bahwa yang dilakukan bangsa Israel di
Tepi Batat dan Gaza sekatang ini sesungguhnya mengulang peng-
alalman apartheid dan apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat
terhadap suku bangsa asli Amerika. Mengumpulkan mereka di
daenh-daerah penampungan atau melenyapkan meteka begitu
saja, sesuatu yang belum dilakukan oleh bangsa Israel, tetapi de-
ngan menempatkan kami sejauh-1auhnya, maka masalahnya pun
akan petgi jau,h. I{araparLrLyz- adalah, dengan satu atau latn cara,
mendobtak kungkungan-kungkungan itu dan mencoba menialan-
kan sebuah metode koeksistensi tertentu dengan bangsa Istael
yang betminatpada hal ini. Saya pikir pada saatnya nanti iebih
banyak yang bisa dilakukan ....
Satu pertanlaan terakhir. AcaralangAnda hadii ketika berada di

Ingris adalah dimulairya rangkaian Ceramah Empson di Uniaersitas


Canbridge. S aat itu Anda nenilih untuk berbicara tentang 'Penlinpangan
dan Otoritas dalam Opera". Say cukup berantung bisa mendengar cera-
608 EDwARD'JZ Sam
-
mah pertama dalan rangkaian ceramah itu ketika Anda menlampaikan-
rya di Collige de France. Anda bicara tentang uisi Moqart tuntung karakter
'flaknat$ tidak stabil, dan tak bisa dibedakan" pada identitas manusia,
pandangannla bahwa "stabilitas-stabilitas dalam perkawinan dan nz/y//(t-
n0/7na sosial dan biasanla tleilgatilr kehidupan manusia tidak bisa cocok,

karena kehidupan itu sendiri bersifat tak-tentu dan tak-konstan".'B,agi


sala tampaknlalangAnda naksudkan saat itu adalah bahwa apalang
Mo qaft pahami tentang kenatian men balang-bayngi pretensi-pretensi, ke'
pastian-kepastian lang palsu dan mematikan berapa norna-norma sosial
dan aturan-atxtran manusia lang konuensiona/ stfatrya. Tanpaknla- itu
nenladi satu titik tolak baru bagi karlta Anda,lang luar biasa rzenlentuh
dan sangat inspirasional. Bagaimana pandangan temacam ita bisa dikait'
kan dengan jenis uisi pnlitik dan harapan-harapan Anda ke depan?
Saya kira itu tidak bisa dikaitkan. Tetapi, pandangan itu me-
mang ada. Saya tahu itu ada dalam pengertian bahwa saya mera-
sakannya-dan saya tidak keberatan membicarakanny^ secata te-
:urng-terar'g21-d21 selama beberapa tahun terakhirini saya sudah
merasakan tekanan atau beban mortalitas. Jadi, apa puri perasaan
terdesak yar'g saya rasakan, apa pufi perasaafl untuk bisa buru-
buru menuju kematian itu, saya pikir Mozatt benar dalam hal itu.
Pada dasarnya perasaan itu nyaris bicara dalam bahasa Schopen-
hauedan, ada semacam akumulasi yang tak bisa dibedakan, yang
bergejolak, dan tetus-menerus berubah menjadi sesuatu yang kita
tuju. Ini benar-benar merupakanbag1an danapa yang sedangsay^
tulis. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa saya sudah menjadi
amatszflgat tak sabar dengan gagasan tentaflg dan seluruh proyek
identitas: gagasafl,yang menadk banyak minat di Amerika Serikat
pada tahun 1.960-an dan juga hadir dalam fenomena kembalinya
orang ke Isiam di dunia dan di mafla-rnana, bahwa otz;ng harus
benar-benat betfokus kepada diri mereka sendiri dan tempat asal
mereka, akat mereka, dan mencari tahu tentang nenek moyang
mereka-sepeti dalam buku dan acata teler,nsi Rools' Bagr saya
itu luar biasa membosankan dan sama sekali ketinggalan zatrrar'
Saya kira kita tidak pedu tepot-repot memikirkannya. Yang jauh
KBl,gau xB DIRI KAI\fl SBNonr 609
-
lebih mena nk adalahmencoba mengembangkan diri, meniangkau
keluar dari identitas ke sesuatu yang lain, apa pun itu. Bisa iadi itu
adalah kematian. Bisa jadi itu adalah kesadaran yang sudah ber-
ubah yang membuat Anda bersentuhan dengan otang lain mele-
bihi dari yang biasanya. Bisa iadi itu hanyalahkeadaan kita ketika
sama sekali lupa yang, pada titik tertentu, saya pikir merupakan
satu-satunya hal yatg kita pedukan sekarang-melupakan.

'Wawancara
denganJacqueline Rose,
T he Jewish puarterfi ,I-nndon, 7997 -7998
Sebuah Negara, Ya, tetapi
Bukan Hanya untuk Bangsa Palestina

)ERAMAH di Minneapolis Anda bertE'uk 'Akibat-Akibat Tahun


/948: Bencana Besar bagi Bangsa Palestina". Bisakah Anda beikai
ulasan singkat tentang akibat-akibat tahun / 948 itu?
lWe//, ttttk tolak saya bahwa proses perdamaian yang dispon-
sori Amerika Serikat, yang dimul u padatahun 1.99 3, adalah sebuah
penghinaan dan kegagalantotal. Yang ielas, bagi bangsa Paiestina,
keadaanmereka semakin memburuk. Mereka tidak bisa bergerak
dengan bebas; lebih banyaklagqtanahmereka yang sudah diram-
pas; mereka tidak punya apa-apa seperti hak untuk menentukan
nasib sendiri; pendudukan Istael terus betlangsung. Pasukan milik
bangsa Palestina harrya menguasai sekitar tTga at^u empat pefsen
dan arealwilayah Tepi Barat. Dan di daerah-daenh tersebut, Pe-
nguasa Palestina bertindak sebagai penguasa-budak buat Israel.
Arafat telah menerima semacam Bantustanisasi atas Tepi Barat.
(Ini mengacu pada sebuah kebijakan di Afrika Selatan selama
apattheid di mana suku-suku asli diberi sejumlah tanah-air kecil,
yang disebut Bantustan, di dalam merupakan
^pay^flgseolah-olah
pemerintahan- sendiri.)
Bukan hanya situasi dan ptoses perdamaian ini tidak me-
menuhi aspirasi-aspirasi bangsa Palestina, tetapi iuga belum mulai
membidik masalah yang fundamental yang berawal pada tahun
lg48,ketika sebagai sebuah bangsa kami diusir keluat dati negeri
SEBUAH NEGARA, YA, TETApI BuxaN HANYA UNTUK ... 671'
-
itu, kehilangan selutuh tanah Palestina, dan tetap menjadi peng-
ungsi atauwarg rreg ra kelas-dua sejak saat itu.
Tetapi, saya |uga berpendapat bahwa meski telah mendapat-
kan kekuas a fl atas tanah dan kehidup an nkyatPalestina, kearranan
Israel beium juga bisa dipastikan. Lima puluh tahun sejak didiri-
kan, Israel masih merupakan tempat yang kuran g u^a.n.
D u lu Anda sangat mendukungArafat Kaka sikapnla se karangAnda
ykini buruk, menuratAnda @alangmemotiuasi diirya untuk bersikap
seperti itu?
lYe//, saya l<ra pada tahun 1.993 ia menyadai drr-inya dalarn
keadaan mandek. Dia berpihak pada Irak selama Perang Teluk.
Secara efektif dia sudah diisolasi oleh bangsa Palestina di Tepi
B ant dan G az a s elama b edangsungn y a tnifadah (p emb eron takan

tahun 1.987 -1991), 1lang merupakan gerakan mereka. Saat itu dia
harus menerima irelevansi dirinya atau diz bisa menerima sebuah
kesepakatan yang menjaminny^ tet^p bertahan'hidup, tetapi sa-
yangny tidak memajukan kepentingan-kepentingan terbaik bang-
^,
sanya. Diambilnya pilihan kedua. Itulah sebabnya mengapa saya
berpisah dannya.
Saya kira dia terus betsikap begitu sekarang ini karena dia
tidak punya pilihan lain. Dia sudah menjadi t^w^nar' proses per-
darnaian. Dia punya sedikit kekuasaan karena dia punya 50.000
p a sukan b ersen j ata, tetapi ny atany dia melaksanakan p ermintaan -
^
permintaan Istael. Bagi bangsa Israel dta adalah seorang tawafl fl.
Maksud s^y^ secaraharfiah. Dia tidak bisa masuk dan keluar dari
Gazatanpaizin mereka.'fetapr, dia itu seorang diktator yaflg som-
bong dan sok kuasa di wilayah kekuasaannya sendiri. Saya pikir
dia sudah mengkhianati kep entingan b angs a ny a dan mimpi-mimpi
mereka untuk bisa menetukan nasib mereka sendiri.
Kaku dia begitu sedikit memberi hasil kepada zrang-zrangJang me-

nilihnjta, bagaimana dia mempertahankan dukangan mereka?


Saya kira dia tidak bisa, kecuali atas orang-oraflg yang langsung
dipekerjakannya. Dia punya sebuah birokrasi y^ng sar'g t gemuk
dan tak produktif. Menutut Bank Dunia, di dalam bitokrasi itu
612- EDwARDw SAID

dia mempekerjakan sekitat 80.000 orafrg, sesuatu yang tidak kami


butuhkan sama sekali. Maksud saya, itu sama sekali tidak produktif.
Tetapi, kalau Anda tambahkan pasukan-pasukan keamanan dan
birokrasi dan mengalikan jumlah itu dengan tujuh atau delapan,
yaitu jumlah orang-orang yang bergantung pada tiap-ti^p or^rrg
yang dipekerjakannya itu, akan Anda dapad bahwa dia, seCara
efektif, mempekerjakan sekitat 700.000 hingga 800.000 orang'
Dan dari situlah asal dukungan untuknya. Oratg-orang yang ber-
utang budi kepadanya ....
Saya sangat yakin bahwa seandainya ada orang yang menen-
tangny^ sekarang-seandainya ada oposisi riil yang tetorganisasi,
yang sayangnya, tidak ada-dta akan kalah. Memang, ada penen-
tang-penentang individual. Menteri-menterinya sendiri bicara ten-
tang dia dengan sangat kritis kepada saya. Sayal<tapada dasarnya
penyangganya sekaran gadalahkekuatan dananya dan fakta bahwa
dia mempunyai tentar a yangmenekan dan menakut-nakuti warga.
Ada atmosfer ketakutan dan penyensoran. Buku-buku saya dila-
tang olehnya pada tahun 1996.
Fakta lain yang membuatnya tetap berada di kutsi kekuasa-
an--dan saya malu mengatakan hal ini sebagai seorang warga ne-
gara Amerika-adalah bahwa Amedka Serikat mendukung dirinya
dan semua praktik yang tak-demokratis dan melanggat hukum ini.
Dalarn tulisanAnda diTknes,Anda menlatakan bahwa tidak harya
pro ses p e rd am ai a n jt a ng s e da ng b e rla ngs u ng s e karang, j
m e lai n ka n uga s ega /a

upay pun untuk menlte/esaikan nasalah ini dengan menciptakan se'


apa

buah negara Pakstinalang terpisah dari wilayh-wilayh pendudukan itu


adalah sia-sia.
l%ell,karena bangsa Israel sekarang sudah menancapkan teflta-
kei-tentakel mereka ditanahnya bangsa Palestina di Tepi Bantdan
Gazz. Sekarang, 40 persen Gaza drtnggali oieh orar'g Israel, yaitu
dalam b entuk p emukiman-pemukim an. D ap at say a katakan kalau
Anda menambahkan Jetusalem ke Tepi Batat, di mana terdapat
banyak pemukim, dan mereka sudah memekatkan batas-batas kota
Jerusalem sekitat sepuluh kali lebih luas dibanding saat mereka
SBguaH NEGARA, YA, TETApI BuKAN HANyA uNTUK ... 673
-
menganeksasinya pada tahun 1967, pada dasatnya Anda sekarang
sedang bicata tentang 90 petsen Tepi Barat. Saya baru saja dai
sana bulan lalu. Ada banyak jalan bebas hambatan (U P^t) di seluruh
TepiBantyang menghubungkan pemukiman itu dengan Israel dan
melintasi seluruh kota kecil dan desa-desa Palestina.
Dengan semangat mereka yang agtesif itu, gerakan pemukim
dan pemerintah serta terLtatalstael sesungguhnya sudah melibatkan
diri mereka begitu dalamnya di dalam kehidupan bangsa Palestina
sehingga menurut pendapat saya tidak ada keterpisahan dj antara
mereka, atauharLya keterpisahan apartheid. Tetapi, sec r^ demo-
grafrs ada duapopulasi yang hidup bersama. Dalam waktu sekitar
sepuluh tahun akan ada padtas demografi.
Oleh karena itu, satu-satanya kesimpulan yang harus diambil
dari sini adalah metumuskan satu can di rrrafla kedua bangsa ini
dapat hidup bersama di satu rLeg ra sebagai dua bangsa yang se-
1a1v-lripJ1'ln sebagai maltkan dan budak, seperti yang terjadi se-
katang ini.
Apakah maksud Anda solusi-dua-negara tidak akan berhasil kare'
na percanpuran kedua populasi itu sudah terlalu besar untuk diuraikan,
ataukah karena tidak ada solusi-dua-negara yng bisa mengatasi tragedi
bangsa Palestina selak 48?
Keduanya, dan untuk sejumlah alasanlnnnya. Di dalam wila-
yah Israel-sekarang, saya tidak sedang ber.bicara tentang Tepi
Barat [a1 Ql2l-lerdapat sedikitnya satu juta or r'g Palestina,
20 persen dari penduduk Istael. Mereka adalah warg negara Is-
rael, dan mereka didiskriminasikan kareta Israel sudah digembar-
gembotkan sebagai negffiany^ orang Yahudi, bukan negara milik
watga r'eg r^nya. Di dalam wilayah Israel itu sendiri ada hukum-
hukum yang jelas membeda-bedakan afltatz- petlakuan tethadap
orang Yahudi dan non-Yahudi. Jadi, ke mana pun Anda memafl-
dang, bangsa Yahudi dan bangsa Palestina hidup bersama, tetapi
hidup betsama sebagai dua populasi yang tidak setata, kendati
secara teotetis setara dalam hak-hak asasi manusia.

Jadi, sekalipun Anda bisa dengan satu atau lain cara nemecahkan
61.4 EDwARD \( SAID
-
masalah jalanla/an bebas hambatan dan mengurangi jumlah penukinan'
pemakintan Israel di Tepi Barat dan Gaya, tetap tidak ada cara untuk
nenciptakan sebuah nryra Palestina di luar wilayh pendudukan itu?
Itu keyakin an s^y a yang utam a. P ada kenyataanfl y a yang akan
tetsisa hanyalah semacam puing-puing kecil, yaitu sebuah sing-
gungan, untuk tidak menyebutnya sebuah penghinaan bagi bangsa
Palestina, yang ditawarkan kepada mereka sebagai r,egara mereka
sendiri, terpisah dari Israel. Itu tidak setimpal.
Dan, seperti saya bilang, masalah tahun 1948 belum pernah
dibahas. Bagaimana sebuah bangsa bisa dilemparkan begitu saia
keluat dari negeri itu, seperti yang kita kenal sekarang-$.tLu,
hasil kerja, bukan hanyayang dilakukan oleh orang-orang Palestina
yurg seiurtra ini sudah selalu mengatakanrrya,tetapi iuga hasil kerja
pan seianwan Israel, orarLg-ot ng yang disebut seiatawan revi-
sionis, yang membuktikan bahwa memang ada sebuah teflc na
dalam perang tahun 1948 itu untuk mengusir bangsa Palestina,
menggusur meteka sebanyak-banyaknya; nyaris satu iuta otaflg
ditendang keluar dengan sengaia pada tahun 1948.
Jadi, seluruh proyek ini memang sengaja d:trancarkan untuk
menghilangkan petasaan bangsa Palestina tethadap negeri dan ma-
sa lalu mereka. lYell, rni belum teladt. Bangsa Palestina masih
tetap betpegangpada masa lalu, mereka masih tetap cenderung
kepada negeri itu. Dan mereka tidak akan pergr begitu saia. Jadt,
perasaan saya tentang realisme ini adalah bahwa satu-satuny^ c ra
untuk menyelesaikan masalah ini, sepetti halnya di Afrika Selatan,
adalah dengan menghadapi realitas ini secara langsung atas dasar
koeksistensi dan kesetaraan, dengan satttharzrpan akan kebenaran
dan tekonsiliasi ala Aftika Selatan. Anda harus rnengatakan bahwa
tntadalahdua bangsa yangsetaradan meteka harus hidup bersama
sebagai komunitas-komunitas, masing-masing dengan latt dtnnya
sendiri ....
Saya pikit itulah jalan yang harus ditempuh. Selain laIan tnt
tidak akan berhasil. Dua negarayarrg terpisah, dua populasi yang
terpisah di sebuah negeri yang mungil, tenggelam dalam sejarah
SEBUAH NEGARA, YA, TETAPI BUKAN HANYA UNTUK ... 675
-
dua bangsa yang sudah saling hidup bersama dan saling benikai
selama setatus tahun tetakhir, semata-mata tidaklah realistis. Saya
pikir itu tidak akan berhasil.
Say ykin Anda tahu bahwa tidak ada satu kelonpok pun yng
nemiliki dukungan politik di Israel mau nenpertinbangkan hal @a pun
semacam ini se/ama sekian dasawarsa ini, ka/au nemang pernah ada.
Apakab Anda puryta alasan tertenta untuk melakini bahwa ide itu dapat
nenladi sebuah penikiran lang layk dipertinbangkan dalam spektrun
politik Israel?
Tentu saja. Sepanjang tahun lalu, saya sudah bican dengan
banyak pendengar Israel, baik itu orang Palestina maupun Yahudi.
Saya pikir ada satu generasi baru yang akan kita temukan di univer-
sitas-universitas, di kalangan intelektuai, penulis-penulis dan pata
pemikir independen. Saya tidak sedangbican tentang otang ba-
nyak, tetapi saya kenal dengan banyak orang yang berpikir lneng-
ikuti garis-garis ini ....
Saya tahu ini kelihatan seperti sebuah tatuhan judi dan satu
hal yang mustahil sekarang ini, tetapi sayal<rz bersama ialannya
sejarah dan terurainya waktu, itu akan menjadi sebuah gagasarL
yarrg semakin dan semakin menarik.
Seandainla Anda bisa rzerytebutkan satu atau dua aspek kearifan
konaensional tentang sitaasi Israe/f Palestina, setidaknla sebagaimanalang
dipahami olehpara konsumen mediaAmeika, bahwaAnda /ebib cenderang
menantang, aspek-aspek apa sqakah itu?
Yang pertama, bangsa Palestina adalah semacam gerombolan
yang terdiri dari berbagai jenis tetoris yang agresif yang meng-
ganggu keberadaan bangsa Israel. Saya pikir itulah alasannya
mengapa tahun'48 begitu penting. Sayal<tnharus dipahami bahwa
kami adalah bangsa yang dicerabut dari negeri itu. I{ami adalah
penghuni-penghuni asli yang dilemparkan keluar untuk memberi
jalan b ag1 adany a s ebuah nega:i-a Yahudi. I{ami, ny atany a, zdalah
korbannya korban.
Maksud sdya orang-orang (Yahudi) int adalah orang-orang
yang berhasil melalui kengerian-kengerian anti-Semitisme dan Ho-
676 EDWARD \fl SAID
-
locaust. Tetapi, saat mendirikan sebuah negan untuk diri meteka
sendiri dengan alasan-alasaflyartg dengan sempurna dapat dtpa-
hami, mereka menghancurkan masyankat dari sebuah bangsa lain'
I{edua, saya pikir eksistensi hasrat bangsa Palestina untuk hi-
dup dalam perdamaian dan kedamaian sudah jauh lebih lama
umurnya ketimbang hasntnya orang Istael. Pers sudah banyak
berbicata tentang terodsme bangsa Palestina, tentang fanatisme
bangsa Palestina, dan sebagainya dan setetusnya tarrpa sama sekali
memperhatikan begitu banyaknya kekerasan yang ditimpakan ke-
pada kami oleh bangsa Israel, yang terutama, mempunyai kekuatan
nuklit dan dipasoki ratusan mlhar dolar oleh Amedka Sedkat
dan telah melanggat setiap konvensi intetnasional, entah itu kon-
vensi-konvensi Jenew a atau konvensi-konvensi tentang hukum-
hukum perarrg, atauhal-hal lainnya semacam itu. Ini tidak diketahui
banyak orang. Kami dianggap sebagai semacam bangsa iahatyang
sedang menghancurkan bangsa Israel, padahal faktanya iusttu se-
baliknyalah yang benar.
Kedua hal itu adalah hal-hal prinsipil yang ingin saya koreksi.
Peftanlaan terakhir. Sala minta naaf kalau ini nrlalapribadi. Anda
pernah menlebut-nlebut tentang leukenia Anda dan sala sudah membaca
sebuah katipan di mana Anda bilangAnda merasa sedang memasukifase
akhir kehidupan Anda. Say ingin tahu apakah Anda merasa sudah
begitu dekatnla akhir hayt Anda itu sudah menengaruhi pandangan An'
da tentang masalah Pa/estina.
l{/ell,hanyabila saya pikir masalah Palestina itu membutuhkan
lebih banyak waktu dan perhatian ketimbang yang bisa saya bed-
kan. Saya sedang berjuang sangat keras, dan sekarang saya sedang
melalui sa t-sa tyang baik di mana penyakit saya ini sudah men-
dekati kesembuhan. Saya merasa terdorong oleh hal itu dan itu
memberi saya privilese untuk terus mempetiuangkan yang
^pa
saya yakini sebagai sesuatu yang adil dan benar.

'Wawancara
dengan Enc Black,
T h e S tar Ti b u n e,Minneapolis, 1 999
Orientalism, Intelektual Arab, Marxisme,
dan Mitos dalam Sejarah Palestina

SAMPUL depan salah satu baku Anda nenpertontonkan foto sebuah

slogan Hanas di sebuah tembok di Palestinastang berbaryti bahwa Hamas

adalah perlawanan atau sesuatw serupa itu. Andakahyngmenilih ganbar


itu?
Bukan, penerbitny alah yangmenentukan bentuk fisik buku itu.
Apakah Anda panla pandanganlang berbeda tefttang hal itw?
Tidak, masalah itu tidak tedalu saya perhatikan, dan saya tidak
menentangnya sam sekali, katena itu hanya soal bentuk. Bagi saya
yang pentin g adalah isi buku iru.
Adakah signfikansi turtentu dalan penilihan ganbar ini?
Ya, ada satu alasan mengapa itu dipilih, yaitu katena topik-
topik dalarn buku itu mencakup kemarahan dan ptotes-protes;
menulis di tembok adalah salah satu cata untuk mengeksptesikan
kemarahan sekaligus merupakan salah satu bentuk protes.
Apakah Anda perhatikan bahwa di antara para pembaca terbaik
buku-baku Anda di kalangan orang Arab adalah intelektual-intelektual
yng tergolong dalam kelonpok-kelonpok neo-Islam, dan sebagian danpa
d a n1 a se n a ki n b a njt a k m e ngu tip gaga s an -gagas an d an tu li s an - tu li s a n An d a
dalam catatan kaki kEian-kalian ilmiah mereka?
Tentu sa1a, dan saya sudah sering menyatakan pethatian saya
terhadap soal itu. Saya dapatt pendapat-pendapat saya disalah-
tafsfukan, apalagp kalau pendapat-pendapat itu berisi kritik yang
61.8 EDwARDtJc SArD
-
substansial terhadap gerakan Islamis. Pertama, saya ini (seorang
yang) sekulet; kedua, saya tidak perc^y^ pada gerakan-gerakan
keagamaan; dan ketiga, say^ tidak sepakat dengan metode-meto-
de, cara- cara, analisis-analisis, nilai-nilai, dan visi-visi gerakan-ge-
rakan ini. Sangat mungkin untuk membaca Guryu) pengarang ter-
tentu menurut interpretasi tertentu, dan ini ketap te\adi, hitggu
mengakibatkan kesalahpaharnan. D alarnpengantar saya untuk edi-
si baru Orientalism, saya menekankan persoalan ini, dengan me-
nunjukkan iathnya perbedaan saya dan pembacaan Islami
^nt^r^
yang sebagian orang tuduhkan kepada saya. Dalam Orientalism,
saya tidak bican tentang Islam, melainkan tentang pemotJetan
terhadap Islam di Barat, dengan menawatkan kritik terhadap lan-
dasan-landasan dan tujuan-tuju^n y^ng mendasari peliputan itu.
Ap a ka h p ngk E i a n 1 a ng A n da la ku ka n te rh a dap a kti ai tas a ktiuita s
e -

intelektual di dunia Arab, terutama nelalui elemen-elemen konflik dan


perdebatan di dalan kebudalaan Arab, mengungkapkan kepada Anda
tanda-tanda lang mengarah kepada sebuah wacana pascakolonia/?
Apakah maksud Anda adanya sebuah mazhab pascakolonial?
Atau tanda-tanda?
Saya ragukan itu.
Apakah nenurut Anda trend-trend pembacaan dalan bahasa Arab
nenu{ukkan bahwa Orientalism ,1ang berpengaruh besar di India, Ame-
rika I-^atin, Jepang, dan Afrika, dibaca dalam bahasa Arab dengan tingkat
signfikansi yng sama dengan di dalam bahasa-bahasa lainnla?
Izinkan saya kemba[ pada contoh-contoh yang sudah saya
gunakan sebelumnya: pengaruh buku itu di India, Jepang, atau
Afrika bagi saya tarnpaknya lebih dalam tingkatan analisisnya ke-
timbang di dunia Arab. Kajian-kajian Sub-Altern di bidang seja-
rah di India, misalnya, menurut pendapat saya, adalah mazhab
yang paling penting di Dunia Ketiga yang menghasilkan wac na
pascakolontal dalam menulis dan menganalisis sejarah, dan lain
sebagainya. Mazhab ini sangat terpengaruh oleh Orientalism, stg-
nifikan sejauh bahwa tidak ada jurusan sejarah di universitas-uni-
versitas Ametika Serikat yang tidak memiliki salah satu dad wakil-
OqTNNTEUSU,INTELEKTUAI ARAB, MARXISME, DAN ... 61,9
-
wakilnya. Bahkan mazhab ini tidak ada bandin gannya di bidang
kajian-kajtan Arab dan Isiam. Mazhab l{aitan-kaitan Sub-Altern
sudah memengaruhi ttend-trend dalam penulisan dan analisis
sejarah Amerika itu sendiri, sekaligus memengaruhi univetsitas-
universitas dunia latnny a. O ri e n ta li s m, say a kka, lebih b anyak dib aca
di tempat-tempat lain ketimbang di dunia Atab.
Apa alasannla?
Alasannya adalah bahwa O rie nta lisn pada dasarnya digunakan
oleh pata pembaca Arab sebagai satu alat untuk berkonflik dan
bukan untuk mengembangkan sebuah pemikiran anltis berda-
sarkan pada gagasan-gag s^rtnya. Faktor ini meniadikan istilah
"Orientalisme" sebagai sebuah penghinaan. Kalau Anda mau
menghina seseorang, pangsl saja dta "Orientalis".Iniadilah salah
satu di antatz- akibat-akibat negatf dari pembac yarLgkaika-
^rL
tutal tethadap buku saya, karenasayatidak menyatakanatau merig-
isyatatkan hal apa pun yang semacam itu.
Tetap| Anda kerap nerytE'ikan contoh-contoh lang buruk dan me-
ryedihkan dalam kaitannla dengan istilah ini dalan buku Anda.
Mungkin, tetapi itu (saya lakukan) dalam sebuah konteks yang
jauh lebih besat ketimbang untuk mereduksi Orientalism dan segala
sesuatunya ke tingkat hinaan. Saya akui bahwa sebagai perigatarig-
nya, saya bias, tetapi yang paling penting tentang buku itu adalah
metode anal-isisnya, ketangka teoretisnya yang digunakan untuk
mengorgariisasi hasil-hasilnya-dan bukan akibat-akibat negatif
itu sendfui, yang sehatusnya tidak boleh disederhanakan ke titik
di mana orang bisa mengatakan Odentalis ini adaiah musuh kami,
bahwa orang ini menentarig kita dan otang itu menyrkai atau mem-
benci kita, dan sebagainya. I{elihatannya, sebagai sebuah masya-
nkat Arab kami tetap menjadi t^wan n mode-mode ini, karena
kami belum juga mampu membangun dan mengembangkan se-
suatu yang memungkinkan kami bisa betemansipasi dari masa
lalu yang gelap.
Untuk bersikap adil dengan lrang-lrangJaftg hanla pembaca, zrang-

0 rangJ ang ti d a k n e re sp o n s te o i - te o i An da de ngan kata tertu li s, s ay pi kir


620- EDyARD\7 SAID

banlak di antara mereka telah menerina gagasan-gagasan buku itu di


dalan kontekslangAnda ketengahkan, nelaluipan laaslang
Anda inginkan sebagai furangka kery'a untuk melakukan anali-ris dan
reuisi. Bedanla di sini adalah bahwa pembacaan it// tidak nenjadi tulisan.
Buku ini ditakdirkan semata-matahanya untuk meniadi baca-
an, karenaia bukan merupakan sebuah tarrggapaLn tertulis ataupun
tambahan bagi perdebatan yang sudah ada' Tetapi, biatkan saya
menambahkan sesuatu. Orientalisn ditetbitkan pada tahun'l'978,
dan selama dua puluh tahun berselang ini saya sudah menulis se-
kitar sepuluh buku, termasuk Culture and Imperialism, yang terbit
pada tahun 1992. Buku-buku inimeliputi topik-topik seperti kritik
sastra, filsafat, dan tema-t e/Jla lunnya.
Apakah ini berartiAnda ingin membebaskan diri dari stereotip-sterntip
Jang m ftgu ngku ng, atau dari do minannl a popu lai tas dan reputasi
e Orien-
talism di atas tulisan-tulisan Andalang lain di kalangan para penbaca
Arab?
Maksud Anda, untuk melepaskan buku saya?
Maksud sa1a, apakah Anda ingin nenbebaskan dii dari dominasi
baku (Oientaltsm) ita?
Sayapikir seorang peng :zingharus terus-menetus mengusa-
hakar sesuatu yang baru, yang berpusat pada semua yang dimili-
kinya, untuk mencegah tetjadtnya reduksi pada karya-karyanya.
Pengetahuan tentang semua tulisan yang berbeda-beda dari se-
orarig pefrg at rrgmeriuntufi orang dalanmemahami perkembang-
an pemikiran dan penelitiannya dan satu ranah ke ranah lainnya.
Penting bagp saya bahwa orang membaca buku-buku saya, tetapi
ketertarikao saya yaflg utama tefpusat pada menulis ketimbang
metevisi saya tulis. Maksud saya, sayaingin mene-
^payangsudah
ruskan perjalatan saya sedikit lebih iauh lagi.
Dalam konteks ini, dan dipandang dan perspektif reuisinla, bagat
mana Anda akan mengambarkan "tambahan" untuk Onentalism?
Mungkin itu adalah tambahan yarlg sangat sedikit dan tetbatas
yarrg pernah dikembangkan, tetapi seperti sayakatakan sebelum-
nyl-, s^ya tidak punyabanyakwaktu untuk merevisi.
ORIENTAL-ISM,INIELEKTUAI ARAB, MARXISME, DAN ... 627
-
Ap a k a h m e n u ru t An d a tre n d - tre n d terki ni p eris tiw a-p e ri s tiw a di dw ni a
Arab tidak cukup cepat terefleksikan dalam gagasan-gagasa% ana/isis dan

riset-iset kalangan intelektual, dan dengan demikian (dapat dikatakan


bahwa) tanpakrya para intelektual dikelutkan olehfakta-fakta, dan lebih
ker@ mengeluarkan reaksi-reaksi ketinbang pemikiran lang efektif?
Ini tepat hittggu tingkat tertentu di dunia Arab, kendati sama
sekali tidak baru. Masalah pribadi saya adalah bahwa saya teriso-
lasi dari kawasan itu, dan pekerjaan saya dai hari ke had, minggu
ke minggu, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun tentu saia bertalian
dengan rnasyankat Barat tempat saya tinggal. Keclali dengan
dua universitas Amerika di kawasan itu (Ikiro dan Beirut), saya
menyesal tidak punya satu hubungan pun dengan universitas-uni-
versitas Arab lainnya yang memrurgkinkan saya mengetahui situasi
kesehadan para penelid, dosen, atau intelektual Arab, kecuali yang
saya kumpulkan dalam kunjungan-kunjungan singkat saya. Jadi,
saya tasa saya tidak memiliki detail-detail situasinya, tetapi dari
informasi yangadapada saya, dapat saya simpulkan bahwa peng-
almat^n Anda yang dinyatakan oleh betbagai peristiwa dengan
kecepatan yang luat biasa itu benat. Tidak ada sikap intelektual
yang meflcerminkan peristiwa-peristiwa ini hingga derajatdi mana
sikap-sikap mereka itu memengatuhi kesadaran dan lalannya pe-
ristiwa-pedstiwa itu.
Selarna beber@a tahunlang /a/u, Hana; Hisbullah, dan Jihad Is-
lam sudah merzfokuskan diri pada sebuah citra dan ry'eksionis lang kuat
lang murni romantik, ndangkan di sisi lain, citranjta sebagai releksionis
kiri (Marxis dan nasionalis) sudah pudar. Yang lebih jauh lagi, releksionis
kii itu, bagi satu segmen besar maslarakat, te/ah neryadi sebuah sinbol
dari orang-orangltang berko lusi de ngan reqim -reqim korwplang rne lancarkan

perang berdarah ne/awan sebagian maslarakat. Intekktual aaant-garde


tanpaknla ta,k bisa berkutik di hadapan penlamaan baru ini. Bagaimana
konentar Anda tentang hal itu?
Saya sepakat dengan katakterisasi Anda tentarlg situasi ini.
Ini tampaknya merupakan sebuah kekacauan besar. Jelas sangat
mudah mengatakan hal itu, kendati secara geograf,s saya jzuh dari.
622- EDwARDTJC Sato

fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa itu, untuk tidak mengatakan


bahwa saya tidak punya ambisi politik apa pun, tapr bag saya
tampaknya ada satu kemiripan praktik dan fungsi intelektual
^ntar
di satu sisi, dan politik di sisi yanglatn. Yang saya dapati sekarang
ini adalah pedunya segera memisahkan sama sekali keduanya. Ske-
nario yangpaling buruk dan paling betbahayabagi kaum intelek-
tual adalah tedibat dalam nnah politik dar' ranah intelektual se-
kaligus, yaitu menggabungkan fungsi-fungsi dalam kehidupan po-
litik di mana ambisi-ambisi politik mereka adalahmengeiar iabatan
dan otganisasi, dan fungsi-fungsi meteka sebagaiintelektual. Ciua
intelektual yang berinvestasi di ladang politik ini sudah semakin
menguat dewasa ini hingga ke titik yarig mengotor-i wacana kebu-
dayaan dan hal ini sudah menyebabkan, seperd Anda bilang, di-
tudingnya kaum intelektual sebagai kelompok yang telah berkolusi,
sebuah tuduhan yarlg sungguh tepat. Intelektual-intelektual Atab
dengan cep^t sudah mengubah sikap mereka dan oposisi meniadi
partisipasi dalam pemerintahan t^rrpa usaha nyata untuk mem-
pertahankan status independen meteka dan melindungi posisi me-
reka sebagai inteiektual independen.
Apakah Anda masih dapat nelihat kemungkinan bangkitnla
Marxisme sebagai sebuah wacana oposisi, karena sepertiyng sala pahami
dari pernlataan-pernlataanlang Anda buat sebelumnla tentang ma-ralah
itu, tampaknlta Anda sedang menpertanlakan apakah ha/ itu mangkin
ataukah tidak, dan peftanlaan itu tampak sangat serius dan terbuka. Te-
tapi, apakahJang sala rasakan ini adalah jyaklelak har@an akan bang-
kitryta kenbali Marxisrze di nngah krisis dunia sekarang ini?
Saya tidak suka membahas soal Marxisme karena saya tidak
mau tetlibat di dalam problematika p eristilaltutl-p etta ny aarr-p er-
tany aafl tentan g ap ttLL M arxis me dan ap akah s aya s e orang Marxi s
^
atau bukan. Saya tidak mempersoalkan aluan-ahan pemikitan
kalau masalahnya adalahkeanggotaan. Yang saya lihat sama sekali
berbeda. Sebagai seorang intelektual yang bebas dan independen,
saya tidak menganggap penting slogan-slogan, entah itu Marxis
ataupun non-Marxis. Tentu saja, analisis Marxis, atau kita sebut
OWNTTTZTISU,INTELEKTUAL ARAB, I\IARXISN{E, DAN ,.' 623
-
saja analisis materialis, meliputi pelaiann-pelaiaran dan elemen-
elemen yarlg sangat bermanfaat untuk memahami situasi yang kita
jalani sekarang, khususnya menyangkut hubungan-hubungan eko-
nomi. Di sini saya mengacu pada analisis Marxis melalui sum-
bangan-sumbang rt Gramsci dan Luk6cs. Bukan mustahil untuk
memanfaatkan sumbangan- sumb angan ini dalam meriganalisis ap a
yang tidak dipikitkan oleh Matx; rnt adalah sesuatu yang dapat
kita gunakan dalam situasi sekarang ini. Kita tidak membutuhkan
reptoduksi Marxisme tradisionai maupun membangkitkan kem-
bali slogan-slogan itu, tetapi kita iusttu harus secara eklektik me-
milih elemen-elemen yang spesifik dan merumuskantry^ kembali
dalam sebuah pendekatan yang batu melalui wacarLa-wacanal<tta
yang batu.
Ap a p e n dap at An da te n ta ng p e nga s i ngan' p erm an e n "- njt a J a cq u e s D e r
ida, dan @akah ini sama dengan (yang dialami oleh) bangsa Palestina?
Barangkali.
I-.antas apa bedanla kedua situasi itu?
Bedanya, bahwa bangsa Yahudi mengklaim hubungan mereka
dengan bangsa Palestina sudah betumut 3.000 tahun, dan meteka
diasingkan dari Palestina dan diusit 2.500 tahun yanglalu. Toh,
kita tidak boleh lupa bahwa seiatah resmi Zionrs dibangun di atas
diaspora dan gagasan tentarrg pengasingan permaflen-seiatah
ini memanfaatkanbanyak mitos. Saya pikir kami sebagai bangsa
Palestina harus menghindari mitos-mitos, dan bag saya tampak-
nya sebagai intelektual kita harus memfokuskan diri pada fakta-
faktayangkonktet dan fakta-fakta seiarah dan menolak menggu-
nakan dimensi-dimensi mitologis. Saya tidak bisa menerima pan-
dangat bahwa pengungsi Palestina akan tetap meni adi pengungsi
selamanya. Saya betad a di antara orang-orang yang berpikit bahwa
tidak akan ada sebuah solusi yang tealistis kecuali bila itu me-
nyangkut keadaan bangsa Palestina sekarang sebagai pengungsi.
Jadt, pefianya nrry^ adalah: mungkinkah menghidupkan kembali
masa lalu kami dan mengembalikan seiatah ke masa sebelum tahun
1948? Saya ragukanhalitu. IQmi menderita kekalahan; bisa dibi-
624- EDwARDW Sam

lang bangsakami kalah tempur untuk sementara waktu. Perta-


fly^anflyz- adalah seberapa jauh? Saya pikir saat ini tak seorang
purr punya jasrabat final atas peft^nya n ini. Yang harus kami
lakukan sekarang adalah membatasi kekalahan ini.
Bangsa Yahudi menggunakan istilah diaspora untuk menggambarkan
sebuah nostalgia kolektif terhadE suatu tenpatlang mitikal (bersifut do-

ngeng belaka atau mitos-peny.). Sebagian orang Palestina sudah neng'


adEtasi istilah ini dan mengunakannla untuk mengambarkan ekspatriasi
mere ka dai geograf Palestina. Apakah nenurat Anda digunakannjta istilah
ini oleh orangPa/estina bisajadi nenltirzpan makna-nakna lain, khususnla
krtika dari sebuah tenpat lang sangat iil dan
bangsa Palestina digusur

PunJa eksistensi geografs-riil selaah mereka diusir dari runah-ramah


lang kunci-kunci pintunla masih nereka pegang? Adakah sebuah istilah
penganti kata diaspora ini lang Anda usulkan untuk digunakan oleh

bangsa Palestina?
Dalam bahasa Arab saya menggunakan kata shatat (pembu-
baranf penyebaran) meskipun saya terus mewaspadai dan meng-
kritik banyak istilah yang didasarkan pada mitos-mitos imaJinartf.
Tentu saja saya menolak istilah "divspora". Tetapi, tak satu hal
pun dapat mencegah digunakannya istilah itu. Bangsa Yahudi
menggunakannya untuk memenuhi imajinasi meteka sendfui, tetapi
kita sedang betbicara tefltang satu situasi yang berbedabagsbang-
s a Pale s tina. Situa si Pales tina dan rrrasy ar akat y angb angs a Pale s tina

inginkan adalzh sesuatu yang khas bangsa itu.

Wawancara dengan Nouri Jarah,


Al Jadid,Los Angeles, 7999
Hak Saya untuk Kembali

Ini bukan/ah aawancara Pertama sala dengan sebuah haian ltrael


terkemuka, tetapi ltang jelas inilah lang terbesar dan pa/ing baik
persi@annya. Ai Shauit menghabhkan waktu tiga hai untuk berbincang

dengan sala di awalAgustus 2000 diNewYork Yangnengejutkan tentang


wawancara semacam ini ada/ah bahwa wawancara ini bisa (dan tentu s@a
benar-benar) muncul di sebuah haian Israel, nupijelas tidak nunczl di
satil pu n h arian Ameri ka.

E,\[S.

TAK lana sebelum terbang ke NewYork, salapergi untuk nelihat ramah


itu. Sala tidak perlu perg lauhlauh-rumah itu berada harlya sekitar
300 meter dari nnpat tinggal sa1a, dan kalau kita memandang ke bawah,
tanpak taman amum tenpatputri saJtd senang berrnain. Ranah itu bukan
sebuah bangunanlangmengesankan: dua lantai, kakupenah dengan siku-
siku, memantulkan semacam fungsionalitas ala Protestan lang kenng ger-
sang. Ramah itu bukan salah sata dari ramah-rumah megah berakir indah
di mana orang-orangArab Kristen dariTalbieh menanamkan semua (o*9
lang nereka punla; rumah itu bergala bisnis, berbentak empat persegt,
dengan sebaah pohon palem hias di halaman depannla, sebuah tangga dan
se b u a h pi n tu n asu k1 a ng m e n1 e nta h. I ni k h pin tu m as u klang s e la lu dis e b u t-

sebut oleh Edward Said. Inilah pohon palen jtang diingatrya. Dan betapa

pada saat itu tidak ada bangunan lain di sekitar rurnah itu, Hinga saata
hari dia mendengar sebuah percak@anlang nembuatnla panik: sesezrang

sedang bicara tentang bahalayng dibawa okh bangsa Yahudi. Dan seorang

.yang lain mengatakan tidak adayngperlu ditakutkan. Itulab ketika tiba


626 EDyARD !( SAID
-
saatnJla zrang-zrang mtlda itu bersama dengan para angzta klub itu ber-

kunpul dan mengusir kawn Yahudi. Melepaskan diri dai mereka.


Tidak. Said tidak ingat dengan persis saat kelaarganla meningalkan
runah ita. Dia tidakpurya kenangan tentang hari terakhiritu, saat terakhir
itu. Yang terl'adi haryalah pada pernulaan musim dingin mereka kenbali
ke rumah nereka di Kairo, seperti lang biasa mereka lakukan hanpir
setiap tahun. Bara beberapa saat kemudian dia mendengar bahwa sesuatu

ltang sangat buruk telah tuAadi di Palestina. Dan pelan-pelan, sangatpelan,


dipahantnla bahwa nereka tidak akan bisa kenbali. Bahwa Jerusalem
buat nereka sudah tidak ada /ag. Bahwa sebagian dai sanak kerabatnlta
dan beber@a teman keluarga sudah kehilangan segala-galaryta. Mereka
se kara ng a d a /a h p e ngu ngsi.
Di awal bulan Agustas, di puncak liburan nusim panas, kampu;
Uniuersitas Columbialang setengah telantar di New York adalah sebuah
ternpatlang melankolis, dan suasana s/./ram meliputi koridor-koridor ba-
ilgunanJang nenjadi runah bagi Jurusan Filsafat itu. Tetapi, kantor Pro-

fesorEdward IV. Said di lantai lima luas dan terang. Sedikit berantakan
tet@i bukan tak nenlenangkan, dengan dokumen-dokwmen dan tunpukan-
tunpukan buku danjarnal dalan beberapa bahasa. Dan di antara sentta
ini, di satu sudut ruangan, tergantung sebuah poster lamalang akrab,laitu
plsternJ/a gerakan Yesh Guul (ada nbaah penbatas/ /init): 'tangan ber-
kata '(Du/u) say tidak tahu.' " DAn di atasnlta, di atas salah satu rak-
rakltang ada, sebuah peta Palestina. Se/urah Nrgtri Palestina. Berbingkai
emas.
Ra m b u tn1 a s u da h m e nge la b u se iri ng ta h u n - ta h u n b e rla Ia. P e nu rz b w h an
kanker di perutryta merepotkannla. Meski begitu, E,dward Said masilt
tet@ seorang lelakiyng tampan,lang selalu cerrnat dalan soalpenampilan
dan pakaiannla. Sehelai saputangan sutra men1embul dari saku 1asn1a
dan arloji emas di pergelangan tangannJa berkilau ketika diulurkanrEa
tangannla untuk men1eruput minaman sebotol Pellegrino di ne1arya.
Dia memancarkan pesona. Intelektaal Palestina paling terkenal di
Barat, dia hangat, terpe/E'ar, dan cerdik. Sangatpo/itis, emosional, dengan
sentuhan sense of humor. Dia bisa nelompat-lonpat dengan ingan dan
angiln dari kutipan-kutipan paisi dari Dante ke kutipan-kutipan lang
FIAK SAYA UNTUK KEMBAII 627
-
mengatuk Zionis dari Sternhell-dan kenbali lagi. Dia sangat nenikmati
berbicara dengan bergonta-ganti bahasa dan bergerak berpindah-pindah di
Di antara identitas-
antara berbagai tingkat kebadayan di mana dia hidup.
identitaslang berbeda,bedalang nelekat di dalan diirya. Seolah sedang
meralakan kemampuannla menjadi orang Inggris, orang Anerika, dan
o rang Ara b s e k a ligu s di s aat 1 a ng b e rs a m a an. S e o rang p e ngu ngsi y ng j aga
aristokrat, subuersf, danlaga konseruatif, sezrangsastrawan seka/igas pro'
p agan d i s, s e 0 ra ng I ang E rop o te tapi j uga Me dite ra n i a.
Sebelum sala menlalakan t^pe perekam, Said secara panjang kbar
lana sala pernah tinggal di
bertanlta tentang latar belakang sa1a. Berapa
Israel, dari nana keluarga sEta berasal. Dan lama-kelamaan kani pan
mulai membicarakan lingkungan ternpat kami sana-sama tinggal. Dulu
dia tingal d.i sana, selana jangka waktu tertentu, kbih dai lima pulah
tahunlanglala. Say tingal di sana sekarang. Dan kaningobrol tentalry
berbagai bangunan lang sarla-sama kami kenal baik. Tentang berbagai
nana keluarga Jldng rama-sama kami kenal baik. Mencoba nelingkari
dengan hati-hati apa jtang paling sensitif karena dia adalah other sa1a.
Salta adalah other-n1a. Dan kedekatanJang aneh ini, kedekatanlang
tragis ini, ada di antara kani. Antara sa1a, dia, dan Talbieh.

Profesor S aid, banlak orang Israel-dan bukan hanlta orang [5r6s/-1s1"-


kaget-kaget ketika nengttahui bahwa Andq serrang cendekiawan terke-

muka, nelempari sebaah pos tentara Israel di perbatasan l-tbanon dengan


bebatuan awal musim panas ini. Apa ltang nembuat Anda melakukan
tindakan lang tidak biasa semacam itu, setelah Israel ditarik keluar dari
I-,ebanon Selatan?
S7aktu itu saya sedang berada di Lebanon untuk sebuah kun-
jungan musim panas. Saya membedkan dua ceratnah dan meng-
inap bersam a keluarga dan kawan-kawan. Kemudian saya ada p er
temuari dengan (pemimpin spiritual Hizballah) Sheikh (Hassan)
Nasrallah, yang ternyata adalah seotang manusia yang luar biasa
mengesankan. Seorang lakilaki yang sangat sederhana, masih sa-
ngat muda, dan sama sekali idak ada omongaflnya yang tidak
pedu. Seorang manusia yang mengadopsi sebuah strategi terhadap
628 EDwARDw SArD
-
Istael yang sangat -inp dengan strateginya bangsa Vietnam me-
lawan orang-orang Amerika: ISmi tidak bisa memetangi meteka
karenameteka purrya angkatat darat, angkatan laut, dan opsi nuk-
lir, sehingga satu-satunya catz melawan yang bisa kami lakukan
adalah membuat meteka merasa seperti duduk di atas bara.Dan
itulah vang benar-benar dilakukanny a. D alan satu percak y^rtg
^p^n
kami lakukafl, saya terkesan oleh fakta bahwa dj semua
^rrtar^
pemimpin politik yangpetn h saya temui di Timut Tengah, dialah
satu-satunya or ngyang sangat tepat waktu, dan tidak ada orang
di sekitarnya yang melambaikan Kalashnikov Kami sepakat sejauh
menyangkut soal mend ap atkan kembali hak-hak bangsa Pale stina,
kesepakatan Oslo itu merupakan sesuatu yang szrr,a sekali kacau.
Dia lalu berpesan kepada saya agar saya turun ke selatan, dan itu
benar-benar say^ lakukan beberapa hari kemudian.
Saat itu kami betsembilan. Putta saya dan tunangannya, putri
saya dan seorang kawannya, saya senditi, dan beberapa orang lain-
nya, sefta seorang pemandu dari pedawanan rakyat Lebanon. Per-
tam^-t^tna, kami pergr ke Penjan Khiam, yang meninggalkan ke-
san yang sangat kuat pada did kami. Saya sudah melihat banyak
sekali pemandangan tak menyenangkan sepanjang hidup saya, te-
tapi barangkali inilah yang paling butuk. Sel-sel kurungan yang
terisolasi, kamar-kamar p enyiks aan. Alat-alat penyiksaan masih
ada dr sana, penyengat-penyengat listrik yang mereka gunakan.
Dan tempat itu masih berbau tinja dan kekerasan terhadap ma-
nusia. Kata-kata tidak akan bisa menyatakan kengeriannya, begitu
ngerinya hingga putri saya mulai menangis, terisak-isak.
Dari sana kami langsung menuju ke petbatasan, ke suatu tem-
pat berjuluk Bowabit Fatrna, Getbang Fatrna, di mana ratusan
urisatawan turun untuk menontofl bentangan kawat berduri yang
luar biasa jumlahnya. Sekitar 200 meter lebih jauh ke anh bawah,
berdiri sebuah rr-.en r^ pengawas, juga dikelilingqpagar kawat ber-
duri dan beton. Mungkin, di dalam trrerrar.a itu ada terrtar -tefltara
Israel, tetapi saya tidak melihat meteka. Tetlalu ja:uh jaraknya.
Yang saya sesalkan dalam hal ini adalah bahwa sisi lucu situasi
Har Sava uuruK KEMBALI 629
-
itu tidak dimunculkan. Asumsinya adalah bahwa saya sedang me-
lempari seseorang dengan batu. Tetapi, saat itu tidak ada siapa-
siapa di sana. Dan memang yang sesungguhnyateriadtadalahpufta
saya dan beberapa anak muda lainnya sedang mencoba melihat
siapa yang bisa melemparbant paling jauh. Dan karena putra saya
adalah seorang yang betbadan agak besar-dia itu seorang Ame-
rrka yang gemar main baseball-maka dralah yang paling jauh
lempatannya. Putti saya bertanyapada saya,"Ayah, bisakah Ayah
melempat sejauh \empatan'Wadie?" dan itu tentu saia memicu
jenis kompetisi Oedipalyangbiasa kita lakukan. Maka, saya pun
mengambil sebuah batu dan melemparkznnya'
Meknpari GerbangFatma dengan batu di saat Israel bara sala neng-
akhiri pendudukannla atas l-.ebanon Selatan tampaknla bukqn hanla
sekadar sebuah peralaan kebebasan, tetapijuga nerupakan sebaah peno-
lakan lang sdngat mendasar terhadap sesuatu? Terhadry apa?

Sebuah penolakan terhadap bangsa Istael. Rasanya, setelah


dua puluh dua tahun menduduki negeri kami, mereka hengkang.
D at ada juga petasaan terbebaskan' Bukan hany a kalian hengkang,
tetapi baik sekali terbebas dari kaban Kami tidak ingrn kahan
kembali. Jadi, suasanarrya agak "seperti sebuah perayaan", sebuah
pet s afl anarl<tyang seha! sebuah per saarL kemenangan. Untuk
pertam kalinya dalam hidup saya, dan dalam hidup orang-orang
yang berkumpul di Getbang Fatrna, kami menang. Kami menaflg
satu.
Profesor Said, musim panas ini bangsa Israel dan bangsa Palestina

sedang berusaha nengakhiri konflik seratus-tahun antara kamu dan kami.


Dapatkah itu dilakilkan? Bisakah konfhk ita dipecahkan?
Ya, saya kita bisa. Tetapi, saya pikit Atafat tidak boleh me-
nandatangani penyelesaian konflik itu. Tidak iuga dia punya hak
melakukan itu dalam sebuah kesempatan y^ng disediakan oleh
Bill Clinton di Camp David. Hingga tiba waktunya ketika Istael
mengambil tanggung jawab motal telah dilakukannya
^t^s ^payang
terhadap bangsa Palestina, konflik itu tidak akan bisa berakhir.
Yang dipedukan adaJah " taglhanterperinci" yang berisi semua
630 EDwARDw SAID
-
klaim kamibuat Israel mpasan nyatadanatas pendudukan
^taspet
yang sudah dimulai sejak tahun 1.967.Yatg dipedukan, setidak-
tidakny'a, adalahsebuah pengakuan atas telah dihancutkanflyam -
syar.akat Palestina dan dfuampasnya negeri meteka. Dar' iuga atas
pemiskinan dan pendedtaan selamalimapuluh dua tahun terakhir
ini, termasuk atas tindakan-tindakan seperti pembantaian di kamp-
k*p pengungsi Sabta dan Chatila.
Saya percaya konflik irnhanya bisa betakhir bila Istael meng-
ambil semua beban itu. Saya kita harus adaupayayang dilakukan
untuk mengatakan "inilah yang sesungguhnya terjadl".Ini narasi-
frya.
Apa narasinla? Tentang apakah sebenarnlta konflik ini?
Ini adalah sebuah konflik yang nyaris sublim. Saya suruh Q)a-
niel) Barenboim kemarin lusa malam, pikirkan rentetan pedstiwa
ini: anti-Semidsme, pedunya menemukan sebuah tanahair (untuk)
orang Yahudi, gagasan orisinal HelzI, yang sebenarnya sangat ko-
tronialis, dan kemudian ditransformasikannya hal itu ke dalam ga-
g san-gagasan sosialisnya moshav dan kibbuts,lalu utgensinya se-
masa Hitleg Yizhak Shamir yang benat-
dar' orang-orang seperti
benar berminat untuk bekerja sama dengan Hitler, lalu pembu-
nuhan massal terhadap bangsa Yahudi di Eropa dan tindakan-
tindakan terhadap bangsa Palestina di Palestina pada tahun L948.
Saat Anda memikirkanrrya, ketika Anda berpikir tentang bang-
sa Yahudi dan bangsa Palestina tidak secara terpisah, tetapi sebagai
satu bagian dari sebuah simfoni, ada sesuatu yang dengan lruar
biasa mengesankan di dalamnya. Sebuah seiarah eksttem-ekstlem
yang sangat kaya, juga sangat tragis, dan dalam banyak hal tak
berdaya-dua hal yang saling bedawanan dalam pengertian He-
gelian-yang, meski demikian, memang sudah selayaknya begrtu.
Jadi, yang Anda hadapi adalah semacam kemegahan dari serang-
kaian uagedi, kekalahan-kekalahan, pengorbanan-pengo rbanan,
dan penderita n,yaflgakan membutuhkan otak seotang Bach un-
tuk membayangkannya. Akan dibutuhkan imajinasi seseorang se-
peni Edmund Burke untuk bisa menjelaskannya. Tetapi, orang-
Har Saya UNTUK KEMBAI1- 631,

orang yang berurusafl dengan lukisan raksasa ini adalah Clinton,


Arafat dan. Bank yang "ingin serba instan", yang seperti seke-
lompok tukang sapu kantor yarLg ambisius tetapi hanya bisa me-
nyapu-nyapu sekitatnya, y^nghatya bisa bilang, "^yo kita geser
ini sedikit-ayokitaletakkan itu di sudut". Begitulah saya melihat
proses perdamaian ini.
Apakah ini adalah sebuah konflik simetris antara dua bangsa lang
neniliki hak-hakyng setara atas tanahlang sama-sana mereka huni?
Tidak ada simetri dalamkonflikini. Orang harus mengatakan
hal itu. Saya sangat meyakininya. Ada pihak yang bersalah dan
ada korban. Bangsa Palestina zdalah korbannya. Saya tidak ingin
mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi atas bangsa Palestina
adalah akibat langsung dari Israel. Tetapi, distorsi orisinal dalarn
kehidupan bangsa Palestina dibawa oleh intetvensi Zionis, sesuatu
yangbag kami-dalam narasr kami-berawal dengan Deklarasi
Balfour dan peristiwa-peristiwa sesudah itu yang metgarah pada
digusurnya satu bangsa oleh bangsa lain. Dan itu tetus betlangsung
hirggu hari ini. Inilah mengapa Istael bukanlah sebuah negara se-
perti layaknya r'egara Iun yang m n^ pun juga. Ia tidak seperti
Prancis, karena ada ketidakadilan yang bersinambungan. Hukum
dan undang-undang Negara Israel melanggengkan ketidakadilan.
Ini adalah sebuah konflik dialektis. Tetapi, tidak ada sintesis
yang mungkin. Dalam kasus ini, saya pikit tidaklah mungkin untuk
meianggengkan kontradiksi-kontradiksi dialektis itu. Tak ada satu
pun jalan yar'gsay^ tahu bisa menyatukan hasrat kaum Ztonts yang
didorong oleh paham juru selamat dan oleh Flolocaust itu dengan
hasrat bangsa Palestina urrtuk tetap tinggal di negeri itu. Keduanya
adalah hasrat yang sama sekali betbeda. Inilah alasannya mengapa
saya pikir esensi konflik in adalah irekonsilabilitasnya ftetidak-
mampuan untuk diakurkan kenbah-pe ryl).
Apakah dengan begitu Anda mengatakan bahwa semestinla kami
tidak pernah datang?
P eftanyaan Anda ketedaluan dalam ketangka "bagaimana ka-
lau" . I(eny n-keny a tedalu kuat. Meng atakat b ahwa s e-
^ta ^taaflny
632- EDWARD!7 SAID

harusnya kalian tidak datang, sama halnya dengan mengatakan


sehatusnya kalian perS. Dan sayamenentang itu. Saya sudah sedng
mengatakannya. Saya benar-benar tidak mau kalian hengkang. Pa-
ling jauh sayahanya akan mengatakan, mengingat logikanya ga-
gasan Zionis, kalaupun kalian datang, seharusnya kalian pahami
bahwa kalian datang ke sebuah neged yang beqpenghuni.
Saya juga akan katakan bahwa ada otang-orang yang belpi-
kiran adalah salah kalau kalian datang. Ahad Ha'am, misalnya.
Dan seandainya waktu itu saya sudah ada dtsanapada tahun 1'920,
tentu saya sudah memberi pedngatan untuk mewaspadai dan me-
lawannya. Karena saat itu ada bangsa Atab di sana, dan karena
saya sendiri tidak terpikat oleh gerakan-gerakan imigasi massal
dan penaklukan. Jadi, saya tidak akan mungkin mendukungnya.
Anda sadi nengakui bahwa kami memang perlu datang? Bahwa
sebagian besarCai 0rang-0rang)/angdatangpada tahun /920 dan /930-
an pasti sudah kryap di Eropa seandainla nereka tidak datang?
Sava adalah satu di antara beberapa gelintir orang Arab yang
petnah menulis tentang Bencana Besar (the Holocaast) itu. Saya su-
dah petnah ke Buchenwald dan Dachau dan kamp-kamp kematian
lainnya, dar' saya melihat kaitannya. Rentetan peristiwa. Saya mau
rnenerima bahwa sebagian dari bukti-bukti menuniukkan adanya
sebuah kebut-uhan untuk datang. Tetapi, apakah saya sangat ber-
simpati terhadap or ng (Yahudi) yang datane itu? Tidak tedalu.
Sulit bagi saya untuk menerima Zionisme sebagai Zionisme. Saya
pikir Yahudi-Yahudi Eropa semestinya bisa diakomodasi di ne-
gara-negara lzjLn, sepetti Ametika Setikat, Kanada, dan Inggris.
Saya masih menyalahkan Inggris karena mengizinkan haum Ya-
hudi datang ke Palestina, ketimbang mengakomodasi mereka ke
tempat-tempat lain.
Bagaimana ka/au nanti: Akankah Anda meneima Rencana Pemi-
sahan I 947?
Insting saya mengharuskan untuk betkata tidak. Itu tencana
yang tidak adil karena kelompok minoritas mendapatkan hak-
hak yang setara dengan kelompok mayotitas. Mungkin mestinya
Har Saya UNTUK KENBALT 633
-
kita tidak boleh meninggalkantrya di situ. Mungkin sehatusnya
kami menghasilkan reflcafl kami sendiri. Tapi, saya bisa mema-
hami bahwa Rencana Pemisahan itu tidak bisa diterima oleh bangsa
Palestina pada saat iru.
Dan pada tahun /948, apakah tangungjawab moral atas tragedi
Palestinapada tahun itu hanla terletak di tangan bangnYahudi? Tidakkah
bangsa Arab juga harus disalahkan?
Perang tahun 1948 adalah petang perampasan hak. Apa yang
te{adt tahun itu adalah dihancurkannya masyankat Palestina, di-
gusur dan digantikanny^ sebuah masyarakatoleh dan dengan satu
masyankat lainnya, dan pengusiran terhadap otang-onng yar.g
dianggap tidak diinginkan. Orang - orar,g yang mengh alang1 jalan.
Sulit bagi saya untuk mengatakan bahwa semua tanggupg jawab
itu ada di satu pihak. Tetapi, bagSan tanggurrg lawab terbesat ka-
rena telah mendep opulasi kota-k ota dan menghancurkannya mut-
lak terletak pada Yahudt-Zionts. Yiahak Rabin mengusir kelima
puluh ribu penghuni Ramle danLydda. jadi sulit bagi saya untuk
meiihat orang lain sebagai yangbeftanggung jawab atas hal itu.
Bangsa Paiestina hanya bertanggung jawab atas keberadaan diri
mereka di sana.
Ketika Anda melihat rentetan peistiwa ini, narasi sebagaimanalang
Anda /ihat, apa reaksi emosional Anda?
Manh. Saya merasakan kemarahan yang sangat besar. Saya
pikir itu begrtu tak berperas^an, begrtu amat sangat tidak pada
tempatnya betkata kepada kami dengan begitu banyak cara,"I{a-
mi tidak bettanggung javrab atas diri kalian, pokoknva pergi saja
jauh-jauh, biarkan kami sendiri, kami bisa lakukan apa puri yarig
kami mau."
Saya pikir inilah bodohnya kaum Zionrs. Mendidkan tembok-
tembok besat pengingkaran terhadap apa yang menjadi bagian
dari setat-serat kehidupan bangsa Israel hingga hari ini. Sayal<ra
sebagai seorang Istael, Anda tidak pernah betdid menunggu gi-
liran di sebuah titik pemeriksa n di PetsimpangarLErez.Pta-
^t^v
sanya sungguh buruk. Sungguh memalukan. Bahkan untuk orang
634- EDwARD!fl Sam

seberuntung saya sekalipun. Tidak ada alasan untuk itu. Perilaku


yang tidak manusiawi terhadap orairtglain tidak mungkin dtrnaaf-
kan. Begitulah, teaksi saya adalah kemarahan. KemataharL'y^ng
begiru besar.
Bencikah Anda pada kani?
Tidak. Lucunya, kebencian bukanlah salah satu dari emosi-
emosi yant s^y^ rasakan.I(ematahan jauh lebih produktif'
TttoPi, da/am aersi Anda tentang narasi bangsa Pa/estina, kebencian
tanpaknla nlans tak terhindarkan.
Apa yang Anda rasakan terhadap or.^rugJerman?
Apakah itu sama?
Saya tidak bilang itu sama. Sayahanyaingin tahu. I(alau Anda
pernah dipedakukan seweflang-wenang secata massal, apa yaflg
Anda tasakan?
Sala kira sala benar-benar membenci orangJerman Nali, tet@i mem-
tidak dapat menulupinla.
benci saja
Itu sebuah emosi yang kuat, khususnya karena kami masih
dipedakukan sewenang-wenang. Pedakuan itu belum betakhir' Ini
bukan seolah-olah Oslo mengakhiri semuanya. Tidak, petlakuan
ini masih terus bedarigsurig. Pergi dan lihadah @eniara) Khiam.
Pergi dan lihatlah Erez.Iru mengerikan.
Jadi, Anda merasa tengah menghadapi setan
jahat? Bahkan Israel

lang mundur ke batas-batas pra-l 967-ryta nasih akan tetap nerupakan

kq' a h atan yng langge ng?

Itu adalah serangkaian praktik iahat,yang dampak keseluruh-


aflny^ adalah ketidakadilanyaing sangat dalam dan menghrnakan.
Dan ini masih terus bedangsung. Setiap hari. Dengan segala cara
yang mungkin.
Inrlah yang merigejutkan saya terLtaflg hal ini. Bahwa ini dengan
sangat sengaja dipelihara. Sekatang saya tidak sedang bicara ten-
tang setiap orang Israel. Ada berbagaimLacamorziflglsrael. Tetapi,
paduan dari berbagai praktik, praktik-praktik bangsa Isnel ais-d-
itu luar biasa to-
uisbangsa Palestina, ielas-jelas salah besar. Dan
lol. Apa yang bisa ditambatkan bangsa Palestina di hati dan pi-
FIa.r Snva uuruK KEMBAU 635
-
kitan rneteka? Bukan }r'anya sebuah perasa fl betupa "Saya ingin
ini berhenti," melainkan sebuah perasa fl "Saya inginkan giliran
saya," perasa n "Suatu ketika kahan akan mendapafkannya."
APakah Anda nelihat itu sedang terladi? Apakah Anda merasa
perimbangan kekuasaan sudah nulai bergeser ke tangan bangsa Palestina?
Saya tidak pernah menggunakan istilah-istilah seperti perim-
bangan kekuasaan. Tetapi, saya pikir orang yang melakukan pe-
nendangan hatus bertanya pada dirinya sendiri berapa lana dta
bisa tetus menendang. Hingga titik tertentu kaki orang akan lelah.
Suatu hari kahan akan terbangun dan bertanya,'Ap3 pula yang
sedang kulakukan ini?"
Menurut pendapat saya, tidak cukup banyak orzir,g di Israel
yang sudah terbangun hirggu sampai padapemaharnan itu. Dalam
pembacaan saya teritang ratusan tahun terakhir ini, sudah lama
ada asumsi di pihak Zionis-Israel bahwa kaiau kami (panZionts-
Israel itu) berjuang cukup keras, dan memukuli mereka cukup
lama dan jika kami mendirjkan cukup banyak tembok dan kalau
kami membuat mereka merasakan kesulitan dalam segala halyang
mungkin, meteka akan menyerah.
Tapi, itu tidak terjadi. Itu tidak berhasil. Sekatang, di kalangan
bangsa Palestina, adahasratyang jauh lebih besar lagi untuk tidak
menyetah. Atas dasar bukti pengalarnar subjektif saya, dapat saya
katakan bahwa bangsa Palestina dari semua genetasi metasakan
ketidakadilarl yar'g sangat kuat. Mereka metasa keadilan yang di-
ingkari mewajibkan mereka untuk terus be{uang. Itulah alasatnya
mengapa mereka merasa kesepakatan-kesepakatan seperti yang
dibahas di Camp Da',rrd pada bulan Juli tidak akan memuaskan,
tidak akan membawa tekonsiliasi yang sesungguhnya.
Apakah maksud Anda bahwa bagz bangsa Palestina, tanpa keadi/an
tidak akan bisa ada perdanaian?
Ya. Tak ada orangyang mendapatkan keadilan absolu! tetapi
ada langkahJangkah yang harus diambil, seperti langkah-langkah
yang diambil pada saat betakhfunya apartheid. Israel dan Afrika
Selatan itu berbed^, tetapr ada sejumlah kesamaan. Keduanya ti-
636-ED17ARDWSam

dak sepenuhnya tak bisa diperbandingkan. Salah satu dari kesa-


maan-kesafn^afl ini adalah bahwa sebagian besat dari penduduk
merasakan aksesnya ke sumber daya-sumb er daya, hak-hak, kepe-
milikan tanahdan kebebasan bergerak diingkari. Yang saya pelaian
dari kasus Afrika Selatan adalah bahwa satu-satunya car^ untuk
menghadapi sebuah sejanhkompleks antagonisme berdasarkan
etnisitas adalahdengan melihat dan memaham)nya, dan kemudian
terus bergerak. Yang ada dalambenak saya adalah sesuatu seperti
komite I(ebenaran dan Rekonsiliasi. Dan sayapikir kami, bangsa
Palestina-lah yang harus meiakukannya. Persis seperti Desmond
Tutu dan bangsa kulit hitam melakukannya. Tentu saia, meteka
sudah menang duluan. Mereka sudah terbebas dari apartheid.
Sq'aah mana Israel pasc@endudukan masib menlerupai Aliika Se-

latan dulu?
Yang jelas ada ideologi perbedaan- Per.asaan bahwa bangsa
Istael menciptakan sebuah sistem di mana suatu bangsa memiliki
lebih banyak ketimbang bangsa-bangsa lunnya. Apakah :frlTapaft-
heid totai seperti yang ada di Aftika Selatan? Barangkali bukan.
Tetapi, ada sejumlah kemiripan. PanAfnkaner dulu punya sebuah
ideologr proto-zionts. Mereka mefas sudah dipilih oleh Tuhan.
Tetapi, yang lebih penting dalam benak saya adalah masaiah
tanggung jawab. Saya pikir seharusnya adakesadann dan nurani
di setiap orzlfrglsrael bahwa negaralyamenghancutkan kehidupan
bangsa Arab pta-1.948. Bahwa Jaffapada mulanya adalah sebuah
kota Arab yang dadnya bangsa Atab diusir. Dan saya pikir bangsa
Istael harus sadar bahwa kebendaan mereka di banyak tempat
di negan itu pastiiah diikuti dengan hilangnya sebuah keluarga
orang Palestina, luluh- lantakny a s ebuah rumah, hancurnya sebuah
desa. Dalam benak saya, tugas Andalah untuk mencari tahu dan
mencatat tentang hal itu. Dan bertindak sebagai konsekuensinya,
dalam pengertian I{antian.
Banyak orang Israel menolak ini karena meteka pikit konse-
kuensinya adaTah @ahwa mereka harus) hengkang. Sama sekali
tidak. Sepetti sayakatakan pada Anda, saya menentang itu. Hal
Har Saya UNTUK KEMBAU 637
-
yangsatr'a sekali saya tidak ingin dilakukan adalah melanggengkan
proses yang dengannya satu distorsi akan melahirkan distorsi lain-
nya. Saya ngeri. Saya sudah tetlalu sering melihatnya terjadi. Saya
tidak ingtn melihat lebih banyak orang perg.
YangAnda maksudkan, bangsa Israel haras tahu bahwa, seperti ha/-
nJa nrang-lrang kalit putih Afrika Selatan, mereka berhak untuk tet@
tinggal asalkan nereka meningalkan ideologt mereka.
Ya, sebuah ideologi yang mengingkari hak-hak asasi orang
lain.
Jadi, yng diperlakan adalah sebuah proses de-Zionisasi?

tidak suka menggunakan kata-kata semacam itu. Karena


Saya
itu jelas-jelas merupakan pertanda bahwa saya sedang meminta
kaum Ziorus urituk melakukan lnanl<tn. Mereka tetap bisa menja-
di Zionis, dan mereka bisa menegaskan identitas Yahudi meteka .

dan hubungan mereka dengan negeri itu, asalkan hal itu tidak te-
rang-terangan menyingkirkan bangsa lain.
Mengikuti logtka ini, lantasperlu kiranla untuk mengann Israel1ang
ada sekarang dengan sebuah Israel Baru, persis seperti Afnka Selatan
B ara m e ngan ti kan 1 ang la m a. M e k a n i s m e - m e ka ni s m e n egara 1 ang ti d a k
adil haras dilucuti.
Ya. Tepat. Katakan saja, direformasi. Saya tidak enak bicara
tentang melucuti. Itu bahasa yang apokalipnk. Dan saya lebih suka
menggunakan kata-ka t^ y ar'g se sedikit mungkin diambil dari kon-
teks apokalipse dan kelahiran-kembali yang ajib. Inilah merigapa
saya tidak bilang mendezionisasi. Itu sepetti mengibar-ngibarkan
selembat bendeta merah di depan seekor banteng yang sedang
marah. Saya tidak melihat apa gunanya itu. Jadi, saya lebih suka
bicata tentang transformasi. Transformasi gradual Israel. Dan juga
dibukanya secara gradual semua rLeg ta Timur Tengah.
Dua tahunlang /a/u Anda menulis sebuah anikel dalam The New
York Time s 1 a ng m e n1 e tu1 a i s e b u a b s o lu si s atu- n egara. Tanp a krya (.ri knp)
Anda sudah berputar satu lingkaran penub-mulai dari menganlurkan
sebuah solusi satu negara-demokratik-sekuler pada tahun '70-an, untuk
kemudian meneina solusi dua-negara pada tahun '80-an, /a/u kenba/i
638 EowaRo vl SAID
-
lag ke gagasan demokratik-sekuler.
Saya tidak harus menyebutnya demokratik-sekuler. Saya lebih
suka menyebutnya negara binasional. Saya ingin menyimpankan
untuk bangsa Palestina dan bangsa Yahudi Israel sebuah meka-
nisme atau struktu t yangakan memungkinkan mereka rr'cny atakan
identitas kebangsaan meteka. Saya mengerti bahwa dalatn kaius
Palestina-Israel, sebuah solusi binasional hatus meflgatasi perbe-
daan-perbedaan di kedua kolektif itu'
antarz-
Tetapi, saya pikir partisi at^u sepat^si tidak akan berhasil. So-
lusi dua-neg t tld^kbisa lagi diimplementasikan. Dan mengingat
tealitas-realitas geografi, demognft, seiarah, dan politiknya, saya
pikir sangat besar yang bisa didapat dad sebuah neg^fabinasional.
Ap,kah menarat Anda gagasan tentang sebuah negara Yahudi itu
buruk?
Saya dapati gagasan tentang sebuah neg^ra Yahudi itu sama

sekali tidak menarik. orang-ofang Yahudi yaflg s^ya kenal-


ofang-orang Yahudi yang lebih menarik yaf:Ig s^y^ kenal-tidak
ditentukan oleh keyahudian mereka. Saya pikit memeniatakan
ofang Yahudi ke dalam keyahudian mereka adalah hal problema-
tik. Lihatlah masalah "Siapa itu orang Yahudi". Begrtu antusiasme
kenegaraan dar_ afuiah lenyap, orang akan mendapati bahwa men-
jadi orang Yahudi bukanlah sebuah proyek seumur-hidup. Itu tidak
cukup.
Tet@i, ita pertanlaan internal orangYahudi sendiri. Pertanlaan buat
Anda, apakah orangYahudi adalah sebaah bangsayngpwnla hak untuk
neniliki negdra sendiri?
I(alau cukup banyak ofang berpikir tentang dirinya sendiri
sebagai sebuah bangsa dan merasa peflu untuk membentuk itu,
saya menghormatinya. Tetapi, tidak kaiau itu diikuti dengan di-
hancurkannya sebuah bangsa lain. Saya tidak bisa menerima sikap
"I(alian hatus matT ag r kami bisa bangkit"'
Apakah Anda sedangmengatakan kepada bangsa Isreal bahwa mereka

haras meninggalkan gagasan tentang kedaulatan bangsa Yahudi?


Saya tidak sedang minta orang untuk melepaskan apa pun'
FIAK SAyA UNTUKKE1,SAL1- 639

Tetapi, kedaulatan bangsa Yahudi sebagai tujuan itu sendiri bagi


s^ya tanp^knya tidak setimpal dengan rasa sakit dan kerusakan
setta pendeitaan yang dihasilkannya. Jika, di sisi lain, orang bisa
berpikir tentang kedaulatan bangsa Yahudi sebagai sebuah langkah
menuju sebuah gagasan yang lebih luas tentang koeksistensi, ten-
tang kebetadaan di dunia ini, maka ya, itu memang sudah sela-
yaknya. Bukan dalarr' pengertian dipaksa untuk melepaskannya.
Bukan dalam pengertian bahwa kami akan menaklukkan kahan,
seperti yang dipikirkan banyak orang Arab ketika mereka me-
nyebut Arafat Shalahuddin-y^ng berati bahwa dia pasti akan
menendang kalian keluar. Tidak, bukan dalampengertian itu. Saya
tidak menginginkan dinamika itu. Dan Anda tidak mau dinamika
itu. Opsi yang lebih baik adaiah mengatakan bahwa keCaulatan
harus sec ra gradual memberi jalan untuk sesuatu yang lebih ter-
buka dan lebih sesuai untuk &ialanr manusia.
Dalam sebuah negara binasiona/ bangsa Yahudi akan dengan cepat
nenl adi se ke lompo k minoitas, seperti zrang-lrang Kristen I-,e bano n.

Ya, tetapi walau bagaknanapun juga kahan toh tetap akan jadt
minoritas. Dalam sekitar sepuluh tahun akan ada jurang demo-
grafis afltata bangsa Yahudi dan bangsa Palestina, dan proses ini
akan terus bedangsung. Tetapi, bangsa Yahudi itu minoritas di
m tt -mana. Mereka adalahkelompokminoritas diAmerika. Ten-
tu saja mereka bisa menjadi minoritas di Israel.
Dengan mengenal kawasan itu dan mengingat sq'arah konflik itu, apa-
kah menurat Anda sebuah minoitas Yahudi semacan itu akan dtperla-
kukan secara adil?
Saya khawatrrkan hal itu. Sejarah kelompok-kelompok mi-
nodtas di Timur Tengah tidak pernah seburuk sejarahnya di Ero-
pa, tetapi saya bertany^-t^ny^ y^ng kita-kira akan te{adi. Ini
^pa
sangat mengkhawatirkan saya. Pertany^ rr tentang akan iadt apa
nasibnya bangsa Yahudi sangat sulit bagi saya. Saya benar-benar
tidak tahu. Itu membu^t saya khawatfu.
Secara pibadi apakah Anda purya hak untuk kembali, sebaah hak
untuk kenbali ke Talbieh di Jerasakn?
640 EDwARD\( SAID
-
Bag Talbieh adalah sebuah tumah' Rumah keluarga,
saya,
bedokasi dtJalanBrennet, di dekat ap^yangsekarang ini meniadi
sebuah tamaflkecil. Ketik^ sayapergi ke sana untuk pertamaka-
ltnya pada tahun 1,992, saya bawa selembar aktz rumah keluarga
saya,yangdiberikan kepada saya oleh sepupu saya'Dtaingin saya
melihat apay^ngbisa dilakukan. Empat tahun kemudian, dta da-
tang ke sana sendiri dan mendaftarkannya di beberapa organisasi
untuk bisa mendaparkan kembali rumah itu. Dia menginginkan
tumah itu kembali.
Jadi,ini adalah satu hal yang sangat spesifrk. I(alau Anda ber-
tanya kepada saya dalarnhal.yangabstrak, akan saya katakan bah-
wa saya bethak untuk kembali petsis seperti halnya kolega saya
yang orang Yahudi punya hak di bawah Undang-Undang I{epu-
Iangan-tya Israel. Tetapi, iika Anda bertanya kepada say^ sec fa
spesifik, saya akan bergabung dengan sepupu saya' yarLg rLarn
ayahnya ada dalam akta itu, dan ingrn mendapatkan pengakuan
teftentu bahwa rumah itu dirampas daitangannya. Bahwa rumah
itu adalah miliknya.
Apakah Anda benar-benar berharap kembali ke ramah itil? Apdkah
Anda benar-benar ingin kenbali ke Talbieh?
Entahlah. Saya merasakan tekanankematfan. Bagr saya untuk
memutuskan diri saya dankehidupan saya di New York akan sulit.
Tetapi, apakah saya ingin kembali ke tempat-tempat masa muda
saya, bukan s eb agai seorang wis atawafl- say a akan bilang ya' D an
dalam kasus putra saya, dia ingin bisa kembali ke sana. Ke rumah
itu. Dia inginkan itu. Ya, kenapa tidak?
Jadi, tuntutan untak kembali
itu tidak absnak.Ita bukan hanlta sebaah
n e tafora. Apa ka h An d a s u ngw h + urugw h ?
Ya. Ini masalah yang riil, dan kerinduan yarlg rryat^ untuk
orang-orang yarlg flyatz.' Inrlah yang selamatniada' Banyak ora'ng
Israel berkata, we//dalam kasus itu, itu sama saiadengan hancurnya
Negara Israel. Tetapi, saya tidak melihat itu sama sekali'
Masalah pengungsi adalahmasalah yang paling sulit dipecah-
kan, karena masalah itu melibatkan masalah-masalah moral berupa
HAK SAYA UNTUK KEMBALI 641
-
pengusiran. Tetapi, saya pikir para pengungsi itu harus punya hak
untuk kembali. Saya tidak yakin berapa banyak yang ingin kembaii,
tetapi saya pikir mereka harus diberi hak untuk kembali.
Banyak sudah kajian-kajian ditulis tentang kelayakan dan apa
yanghanya bisa saya sebut kesantunan dalam kaitan dengan hal
itu. Bagaim ana kaltanbisa melaksanakan ini dengan bahayzsekecil-
kecilnya t^np^ secara harfiah melemparkan orang keluar dari tanah
yang mereka tanami. Menurut kajian-kajian ini, kalian bisa dengan
sangat mudah memukimkan satu juta orang di Israel-kini dengan
masalah yang minimal. Saya pikir itu bisa jadi sebuah permulaan.
Satu poin untuk dibahas dan diperbincangkan. Tentu saja, itu harus
jadi kepulangan yang teratur. Bukan hanyz sembarang orang naik
kapal dan pulang.
Mai kita kenbali ke Talbieh. Bagaimana bal ini akan tenuujud di
lingkungan tenpat Anda tingal lima-puluh lima tahun lung lalu, dan
tenpat sEta tingal sekarang?
Sanak kerabat saya yattg nama-namuny^ tertera dalam akta
itu percaya bahwa rumah itu adalah milik mereka, sehingga mereka
harus punya hak atas rumah itu. Dalam kasus rumah itu, tidak
zdzmasalah karena rumah itu tidak dimiliki oleh sebuah keluarga
Israel. Rumah itu dimiliki oleh sebuah organisasi fundamentalis
Kristen. Dari Afrika Selatan, kebetulan. Jadi, keluarg^ s^y^ harus
memiliki kembali rumah itu. Akankah salah satu di
^nt^r^mereka
kembali dan tinggal di sana? Saya l<tta, ya. Tetapi dalam kasus
khusus ini, yang jelas mereka harus diberi pilihan. Sedangkan un-
tuk soal tumah-rumahlatnnya,yang menjadi tempat tinggal orang
dan yang di dalamnya mereka sudah titggul selama betahun-tahun,
insting saya melarang mengusir mereka keluar. Saya pikir sebuah
solusi yang manusiawi dan moderat harus ditemukan di mana
klaim-klaim kini dan klaim-klaim masa lalu bisa dipenuhi. Saya
tidak punya solusi-solusi yang mudah, tetapi srya kataktn prda
Anda, saya tidak suka pada pandangan untuk mengusir orang dari
rumah-rumah meteka, memaksa mereka pergt. Sekalipun itu di-
lakukan Ltas flama Mahkamah InternasionoJ, atau sebuah bangsa
642 En,uyarp'0( Sam
-
yang meng^t^k^n ini adalah hak kami. Itu memang hak meteka'
Tetapi, untuk benar-benar mempraktikkannya dengan gvlv iru-
saya tidak bisa.
Tidakkah Anda khawatir babwa di kalangan bangn Palestina ada
urang- 0 ra flg)l a ftg n ras a ka7 h a fua ng b e rb d a? B a h wa n e ngi ngat h a k un tu k
e e

kembali, akan ada sebuab dorongan untuk ne/akukan pengusiran?


Saya kira, tetapi saya akan menentang itu. Saya sepenuhnya
menentang pengusiran. Seluruh fi.loso fi saya ditancang untuk men-
cegah itu. Saya tidak yakin akanzdadi sana kalau itu te{adi, tetapi
seandainya saya. ada, saya zkan melawannya dengan sangat kuat'
melihat ini dalam pengetian situasi Zimbabwe.Takada
Saya
keraguan dalam benak saya bahwa orang-orang di sana-b^ngsa
la:lit putih yang menanami tanah itu-punya kecintaan yafig sangat.
kuat terhadap tanah itu, propertinya, danterhadap tafl m-tan m n
yang mereka hasilkan. Saya petcaya mereka harus tinggal. Asalkan
mereka mengakui bahwa orang lain dimiskinkan dan dirampas
hak-haknya. Hal yang sama bedaku di sini. Tetapi, ini adalah satu
masalah etika yang sangat menyulitkan. Ini jauh melebihi kemam-
puan siapa pun iuga untuk meniawabnya.
Jadi,yngAnda bajtangkan ita adalah sebuah situasilangsama se'
kali baru di rnana ninoritas Yahudi akan hidtp dengan danai dalan
sebuab lingkungan Arab?
Ya. Saya perc^y^itu mungkin. Sekelompok minoritas Yahudi
bisa bertahan hidup dengan c f^ yang sama dengan minoritas-
minoritas lain yang bertahan hidup di dunia Arab. Saya benci me-
ngatakan ini, tetapi dengan c ra y^ng lucu, itu bekeria dengan
cukup baik di bawah Kesultanan Ottoman, dengan sistem nillet-
nya. Yang mereka miliki padz saat itu tampaknya jauh lebih ma-
nusiawi ketimbang yang kita punya sekarang.
p ad a a k h irnla a kan
Ja di, s ep erti An d a m e n a h a n i n1 a, b angs a Ya h u di
ntemiliki sebaah otononi kultural dalan sebuah straktur pan-Arab?
Pan-Arab atau Meditenria. Mengapa itu tidak boleh menca-
kup Cyprus? Yang saya inginkan adalah semacam diintegrasikan-
nya bangsa Yahudi ke dalam serat-serat kehidupan masyankat
Har Saya UNTUK KEI\,BAU 643
-
yang lebih besar, yang memiliki kekuatan-tinggal yang luar biasa
meskipun ada mutilasi yang dilakukan oleh negara-bangsa. Saya
pikit itu bisa dilakukan, Ada banyak alasan untuk menuju ke ke-
satuan yang lebih besar. Otganisasi sosial yang akan dipedukan
adalah sesuatu yang belum petnah benar-benar s^yz pikirkan, te-
tapi akan lebih mudah untuk mengorganisasi ketimbang merni-
sahkan y^ngdiimpikan oleh Mr. Bank dan pzrapenasihainTa.
^p^
Geniusnya kebudayaan Arab zdzlah ketoleranannya. Definisi saya
tentang pan-Arabisme akan mencakup komunitas-komunitas lain
dalam kerangka kerja Arab-Islam.
Jadi, dalarn satu atau dua generasi,lang akan kita niliki adalah
minoitas Yahudi-Arab di dakm dunia Arab?
Ya. Ya, saya l<ra begitu.
B anlak rang Yab udi akan m engang@n-1ta n ena kutkan.
o

Sebagai seorang Yahudi, Anda tampaknya punya alasan yang


bagus nntuk metasa takut. Tetapi untuk j"n1k"p*jang, orang harus
bergerak menuju ke kegelisahan yang lebih kecil, bukan yang lebih
besar. Mungkin saya keliru, tetapi c raslyamembacanya, eksistensi
Istael sekarang ini sebagian besar didasarkan pada menangkis apa
yzng zda di sekitar dan mencegahnya, katakanlah demikian, dari
menabraknya. Itu bukan car y^ngmenarik untuk hidup, saya pikir.
Opsi nasionalistik menciptakan sebuah masyarrkatyang digerakkan
oleh kegelisahan. Itu menghasilkan p annot4miJiterisasi, dan sebuah
cara berpikir yang kakrr. Semuanya unnrk rpa,? Canyang lain, opsi
yarrgs^y^ bicatakan, akan memberi kalian, bangsa Yahudi, sebuah
kehidupan yang lebih nobile dan terbuka.hi akan memberi proyek
datargnyabangsaYahudi di Palestina, ke fsrael, ini sebuah landasan
yang jauh lebih masuk akal.
Ap a ka b An da s e o rang p engu ngsi ?
Tidak, istilah pengungsi punya makna yang terarnat khusus
bagl saya. Yaitu, buruknya kesehatan, penderitaan sosial, keka-
Iahan, dan dislokasi. Itu tidak cocok buat saya. Dalam pengertian
ini, saya bukan seorang pengungsi. Tetapi, saya merasa szya adak
punya tempat. Saya dipotong dan dibuang jauh dari asal usul saya.
644 EDIYARD \C SAID
-
Sayahidup di pengasingan. Saya diasingkan
adalah Out of
Judul nenoar Anda lang baru-baru ini diterbitkan
Place. Apa artinla itu?
Tidak bisa pulang. Ini benar-benar sebuah perasaan yang kuat
y^ng s^y^ punya. Saya ingin menggamb atkan kehidupan saya :e-
bagai serangkaian kebenngkatan dan kepulangan. Tetapi' kebe-
nngkatannya seialu gelisah dan terburu-buru. Kepulangannya se-
lalu tak pasti. Tak menentu. Jadi, ketika saya berangkat dalam se-
buah pe{alanan singkat pun, saya selalu membawa tedalu banyak
bartng, mengingat jangan-iang n s^y^ tidak akan bisa pulang.
Anda selalu punya perasaan bahwa Anda tidak bisa pulang
ke mana pun. Anda benar-benar tidak bisa pulang ke sini. Katena
Anda tidak benar-benat berasal dari sini. Dan tentang tempat
asal Anda yang sesungguhnya, orang lain mengatakan itu bukan
milik Anda, itu miliknya. Jadt, g gasaln tentang dan mana Anda
berasal pun selalu ditentang.
Mengingat akan hal itu, apakab Anda harzs nenentukan diri Anda
sendiri?
Dalam attkatayang sangat khusus. Dalam bahasa La:jin, in-
uentioberatti menemukan lagi.Ini digunakan dalam retodka klasik
untuk menggambarkan sebuah proses yang dengannya Anda me-
nemukan pengalaman-pengalaman masa lalu dan menatanya kem-
bali guna memberinya artikulasi dan kesegaran. Itu bukan men-
ciptakan (sesuatu) dad ketiadaan, itu menata kembali. Dalam pe-
ngertian itu, saya menemukan diri saya sendiri.
Pertama, di bawah pengaruh (seiarawan ltalia) Vico, saya me-
lihat orang membuat sejarahnya sendiri. Bahwa sejarah tidak se-
perti alam. Sejarah adalzhproduk manusia. Dan saya melihat kita
bisa menciptakan awal mula kita sendid. Bahwa awal mula kita
itu tidak tufun dari langit, melainkan tindakan-tindakan yang di-
sengaja.
Tetapi, dalam tahun-tahun belakangan ini, ketika saya sedang
menghadapi penyakit yang terminal-dengan ketidakpasti y^frg
^17
luar biasa banyaknya-saya mefas^ s^y^ tidak takut pada kemati-
HAK SAYA UNTUK KEMBAU 645
-
an. Bahkan tidak juga pada pende ritaanyang diasosiasikan dengan
fase-fase terminal penyakit ini. Tetapi, saya takut tidak mampu
menangkap dan memiliki lrgr dan menyatakan kembali serta me-
nafsir-ulang aspek-aspek kehidupan s y^ y^ng s^y^ pikit punya
nilai tertentu.
Saat itulah, ketika melihat ke belakang, saya sadari dunia tem-
pat saya bertumbuh, dunianya ora;trgtlrl saya, dunianya Kaito dan
Beirut dan Talbieh sebelum tahun L943,tdalahsebuah dunia yang
palsu. Itu bukan dunia y^ng ny^t^. Dunia itu tidak punya jenis
soliditas objektif y^ng s y^ ingin dimilikinya. Selama bertahun-ta-
hun, saya ntapihilangnya dunia ini. Saya benar-benarrnentzpinya.
Tetapi, sekarang saya temukan kemungkinan untuk menafsir-
ulangkannya. Dan saya sadari dunia itu benar adanya,bukan hanya
bagp saya, tetapi bagi sebagian besat kami: Kami bergetak melalui
kehidupan ini dengan melepaskan masa lalu-yang terlupakan,
yang hilang. Saya mengeni bahwa perari sayaadalah menceritakan
dan menceritakan-kembaii sebuah kisah kehil^ng n di mana pan-
dzngtntentang repatriasi, tentang kembali ke sebuah rumah, pada
dasarnya tidak mungkin.
Jadi, bagi Anda pribadi tidak ada kepulangan?
Semasa saya menulis memoar saya, kawan terkasih saya, Abu
Lughod, yangrdalzh seorang pengungsi dziJaffa, pulang ke Pa-
lestina dan bermukim di Ramallah. BagT sayz, itu pilihannya. Se-
mestinya saya bisa mendapat pekerjaan di Bir Zeit. Tetapi, saya
sadar ini adaJah sesuatu yang tidak bisa saya lakukan. Takdit saya
zdaJah tetap tinggal di New York. Di atas landasan yang terus
bergeser, di mana hubungan-hubungan tidak diwariskan, tetapi
diciptakan. Di mana tidak ada soliditas rumah.
Apakah Anda kecanduan tak-berunah?
Saya tidak tahuapzkzhsaya.kecanduan. Tetapi, saya tidak me-
miliki tanah milik yang sesungguhnya. Apanemen yang saya ting-
gilt adaJah apartemen seu/aan. Saya melihat diri saya sebagai se-
orang pengembata. Posisi sayz adzlzhposisi seorang mu safr, yang
tidak tertarik untuk memiliki sebuah wilayah kekuasaan, yang tidak
646 Saro
-Eowano\(
punya rtnah yang hatus dilindungi'
(Theodor) Adorno berkata bahwa pada abad kedua puiuh
g^g s^n tentang rumah sudah tedampaui. Saya kira bagian dari
kritik saya terhadap Zionisme adalah bahwa ia tedalu banyak mem-
beri arti penting pada rumah. Dengan mengatakan, "Kami butuh
sebuah rumah." Dan kami akan melakukan ap^ pun untuk bisa
mendapatkan sebuah rumah, kendati itu berati membuat ofang
tain tidak memiliki rumah sekalipun.
Menurut Anda mengapa saya beginr tertarik fle+^t^ binasio-
nal? Karene_ s y^inginkan sebuah idtnzn eraty^ngkaya,yangtak
seorang pun bisa sepenuhnya memahaminya, dan tak seorang pun
bisa sepenuhnya memilikinya. Saya tidak pernah bisa mengefi, ga-
gasan tentang..ini tempat kami, dan kalian harus keluay''. saya ti-
dak terlalu menghargai kembali ke asal usul' ke yang mumi' Saya
perc y^bencana-bencana besar intelektual dan politik disebabkan
oleh gerakan-gerakan reduktif yang berusaha menyederh at]p-kan darr
memurnikan. Yang mengatakan, "Kafni harus mendirikan tenda-
tenda atau kibbutz atau rnenempatkan pasukan dan mulai dada'waL"
Saya tidak petc y^iru semua. saya tidak akan menginginkan-
nya unruk diri saya sendiri. Sekalipun saya seofang Yahudi, saya
akan beriuang melawannya. Dan itu tidak akan berlangsung lama.
percayalah pada saya, Ari. Peganglah kata-kat^ s y^ untuk itu.
Saya lebih tua dari Anda. Itu bahkan tidak akan diingat'
Anda kedengman sangat Yabdl
Tentu saia. Saya adalah intelektual Yahudi terakhir. Anda tak
kenal orang lain selain saya. Semua intelektual Yahudi lainnya se-
karang ini adalah pengawal-pengawal suburban. Dari Amos Oz
hingga semua ofang di Amedka sini. Jadi, sayalah yang terakhit
satu-satunya pengikut seiati Adorno. Biarkan saya mengatakannya
begitu: Saya adalah seorang Palestina-Yahudi'

lWawancara dengan Ari Shavit


H a' are tqM aga { n e, T el Av:., 2000
Tentang Sumber- Sumber Tirlisan

SEMUA waaancara dan diskusi dalan buku ini munculpertana kalirya


dengan judal-judul asli dan dalam terbitan-terbitan beikut ini:

Bagian Satu:
Penampilan dan Kritisisme

"Beginnings", Wawancar:- dalam Diacritics 6.3, Edisi Musim


Gugur 1.97 6,Jurusan Kaijion-Kaiian Roman, Universitas Cornell,
Ithaca,New Yotk. Hak cipta tanggapan @ 1976 oleh Edward r$il
Said. Dicetak ulang atas :u:in Universitas Cornell-
"In the Shadour of the 'Sfest", \flawancara dengan Jonathan
Cnry dan Phil Mariani dalam lWedgeNo.U 8, Edisi Musim Dingin/
Semi 1985, New Yotk. Hak cipta tanggaPan @ 1985 oleh Ed-
ward W Said.
"Ovedapping Territories: The \forld, the Text, and the Cd-
tic", 'Wawanc r dengan Gary Hentzi dan Anne McClintock dalam
CriticalText,Edisi Musim Semi 1986, New Yotk. Hak cipta tang-
gapan O 1986 oleh Edwatd \fl Said.
"I)terary Theory at the Crossroads of Public Life", Wawan-
cara dengan Imre Salusinszky, Hak cipta tanggapan @ 1987 oleh
Edward \(l Said, dalam Citicisn in Sociefl oleh Imre Salusinszky,
Routledge, London, 1987. Dicetak ulang atas izin Roudedge.
"Criticism, Culture, and Performance", pada mulanya beriu-
dul "Criticism, Cultue, and Petformance: An Interviewwith Ed-
648 _ Eo'orrano \( Saro

ward Said", Diskusi dengan Bonnie Martancz, Marc Robinson'


dan Una Chaudhuri. Hak cipta tanggapan @ 1991 oleh Edward
\fl Said, dalam P rfo rn i ng Arts J u rn a I 37, J amati 1 9 9 1 . Diterbitkan
e o

dalam Interculturalisn and Perforrnance: lVritings fron PAJ, disunting


oleh BonnieMar::zLnca dan Gautam Dasgupta. PAJ Publications,
New York,1.991.. Hak cipta @ 1991 oleh PAJ Publications. Dice-
tak ulang atas izin PAJ Publications.
"Criticism and the Art of Politics", Sfawancara denganJenni-
fer Wicke dan Michael Spdnker dalam Edward Said: A Critical
Rcader,disunting oleh Michael Sprinker. Blackwell Publishers, Ox-
ford, Inggris, !992. Hak cipta @ 1,992 oleh Edward \XI Said. Di-
cetak ulang atas izin Blackwell Publishers
'lWild Qtchids and Trotsky'', S(/awancara dengan Mark Ed-
mundson, Hak cipta t^ngg^p^rr O 1993 oleh Edward \( Said,
dalam lWild Orchids and Trotsfui: Musagesfrom Anerican Uniuersities,
disunting oleh Mark Edmundson. Penguin Books, New York,
1993. Hak cipta @ 1993 oleh Mark Edmundson. Dicetak ulang
atasizinViking Penguin, sebuah divisi dari Penguin Putnam,Inc.
"Culture and Imperialism", pada awalnya beriudul'An Intet-
view with Edward \fl Said", Vlawanczta denganJoseph A. Butti-
gieg dan Paul A. Bov6 dalam boundary 2: An International Joarnal of
Litemture and Culture20,to.1, Musim Semi 1993. Duke Universi-
ty Press, Durham, Noth C4rolina. Hak cipta O 1993 oleh Edward
\[ Said. Hak cipta dilindungi Undang-undang. Dicetak ulang atas
izin Duke University Ptess.
"Orientalism and After", \fawancata dengan Anne Beezer dan
Peter Osborne dalam Radical Philonp@ 63, Musim Semi 1993'
London. Hak cipta t^ngg p^n O 1993 oleh Edwatd \fl Said. Di-
cetak ulang atas izin Radical Phihnpfu.
"Edward Said: Between Two Cultutes", $lawancara dengan
Eleanor S(achtel, Hak cipta t^nggap^n @ 1996 oleh Edward !(
\Wichtel. Alfred
Said, dalam More lVriters dz Conpanl oleh Eleanot
A. Knopf Kanada, Toronto, Kanada,1996. Dicetak ulang atas
izin Alfred A. Knopf Kanada, seburah divisi dari Random House
TENTANG SuNrsBn-SuN,{BER TULISAN 649
-
of Caiada Limited.
"Peoples' Rights and Literature",'Wawanc ata denganJonathan
R6e dalam Alf Journal of Cortparatiue Paetics 13, Universitas Ame-
rika di Kairo, Kairo, Mesir, 1993. Hak cipta tanggapan @ 1.993
oleh Edward \V Said. Hak cipta @ 1993 oleh Jurusan Bahasa
Inggris dan Sastra Petbandingan, Univetsitas Amerika di Kairo.
Dicetak ulang izirr Universitas Amerika di Kairo.
^t^s
"Langaage, History, and the Ptoduction of Knowledge",\7a-
w^rtc r^ dengan Gauri Viswanathan, IJniversitas Colgate, Hamil-
ton, New York, 1996. Hak cipta tanggapan @ 1996 oleh Edwatd
'$( Said.
"I've Always Learnt During the Class", Wa'wanctta dengan
Damayanti D atta, T b e Te legr@ h, 22 D esemb er'1.997, Kalkutta, In-
dia. Hak cipta tanggzpan @ 1997 oleh Edward nfl Said.

Bagian Dua:
Kecendekiaan dan Aktivisme

"CLn an Atab and aJewish State Coexist?", semula berjudul


"Q & lf', $Tawancan dengzn Timothy Appleby dalam The Clobe
and Mail,8 November 1986, Totonto, Kanada. Hak cipta tang-
g^p^n O 1986 oleh Edward W Said. Dicetak ulang atas izin Tbe
Globe and Mail.
"Scholats, Media, and the Middle East", semula berjudul
"The MESA Debate: The Scholats, the Media, and the Middle
East", Diskusi dengan Bernard Lewis, Leon Wieseltier, dan Chris-
topher Hitchens, dipimpin oleh \Tilliam H. McNelL, The Journal
of Palestine Sndiu, 1987, Washington, D.C. Hak cipta t^ngg p^n
O 1987 oleh Edward nfl Said. Hak cipta O 1987 oleh Insitute for
Palestine Studies. Dicetak ulang atas izin University of California
Press untuk Institute for Palestine Studies.
'An Exile's Exile", Vlawancara dengan Matthew Stevenson
dalam Tbe Progrusiue, Februari 1987, Madison, Wisconsin. Hak
cipta tanggapan @ 1987 oleh Edward \fl Said. Dicetak ulang atas
650-EPvaRDr0( San

izjn The Progressiue.


'American Intellectuals and Middle East Politics", semula ber-
judul'American Intellectuals and Middle East Politics: An Intet-
view with Edward nfl Said", Wawancata dengan Bruce Robbins
dalam SocialText 56, Musim Gugut 1998, Duke University Press,
Durham, Carolina lJtan. Hak cipta @ 1998 oleh Edward\Xl Said.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak ulang atas izrn
Duke University Press.
'The Need for Self-Appraisal", Wawancara dengan Hisham
Melhem dalam The Dawn/AlFay,5 Februad 1'990,Katzchi, Pa-
kistan. Hak cipta t^ngg p^n O 1990 oleh Edward W Said.
'A Formula for More Husseins", Wawancara dengan L.A.
lVeek!,30 Agustus-6 September 1'991, Los Angeies, Califotnia.
Hak cipta tanggapan O 1991 oleh Edward tXI Said.
"Palestinian Voices in the U.S.", semula beriudul "Efforts Re-
doubled to Build Effective Channels for a Palestinian Voice in
the U.S.", Wawancara dengan Munir Nasser dalamArab American
N ews, 1 990, Dearborn, Michigan.
"The Intellectuals and the \(/ar", lVawancata dengan Batbara
Harlow dalam Middle East Report, Juli-Agustus 1991, \X/ashing-
ton, D.C. Hak cipta t^rlgg P^n O 1991 oleh Edward \XI Said.
Dicetak ulang atas izin Middle East Reseatch and Information
Project, Inc.
"\What People in the U.S. Know About Islam Is a Stupid Cli-
ch6", semula be{udul "\What People in the U.S' Know About
Islam and the Atab \World Is a Sedes of Stupid Clich6s", Sfawan-
czra dengzn Hasan M. Jafri dalam The Herald, Februari 1992,Ka-
rachi, Pakistan. Hak cipta tungg^pan @ 1,992 oleh Edward W
Said.
"Europe and Its Others: An Arab Perspective",Wlwaflcara.
dengan Richard Kearney, Hak cipta t^nggaLpan @ 1992 oleh
Edward \V Said, dalam Visions of Europe oleh Richard Keamey.
Wolfhound Press, Dublin, Itlandia,l'992.Dicetak ulang atas izin
\Volfhound Ptess.
TnNraNc SuMeBn-Sua4BER TULISAN 651,
-
"symbols Vetsus Substance: A Year After the Declaration
of Principles", 'Wawaflc r^ dengan Mouin Rabbani, The Journal
of Palestina Studies 24/2 no. 77, L995, Washington, D.C. Hak cipta
t^nggup^n O 1995 oleh Edvard W Said. Hak cipta O 1995 oleh
Institute fot Palestine Studies. Dicetak ulang atas tzin University
of California Press untuk Institute for Palestine Studies.
"The Road Less Traveled",'Wawancara dengan Nitmala
Lakshman, Tbe Hindu Magaqine,1996, Chennai, India. Hak cipta
t^ngg p^n @ 1,996 oleh Edward \fl Said. Dicetak ulang atas rzin
The Hindu Magaqine.
"Returning to Outselves", $Tawanc atz denganJacqueline Ro-
se, Tlte Jewish paarterly, Edisi Musim Dingin 1'997-98, London.
Hak cipta t^ngg p^n @ oleh Edwatd W Said. Dicetak ulang atas
izn T h e Je wis h pu arterfi .
'A NotJust for Palestinians",'W'awancara de-
State, Yes, But
ngan Eric Black, staf penuli s, T he S tar Tribune, 22 Februzi 1'999,
Minneapolis, Minnesota. Hak cipta tanggapan @ 1999 oleh Ed-
ward \W Said. Dicetak ulang izin The Star Tribune.
^t^s
"Orientalisn, Atab Intellectuals, Marxism, and Myth in Pales-
tinian History", semula berjudul "Edward Said Discusses Orien-
talism,Arab Intellectuals, Reviving Marxism, and Myth in Palesti-
nian History", wawan can dengan Nouri Jat ah, Al Jadid: A Re uiea
and Kecord of Arab Culture and Ans no. 28, Edisi Musim Panas
1999, Los Angeles, Califotnia. Hak cipta t^ngg p^tt @ 1999 oleh
Edward W Said. Dicetak ulang atas izin Al Jadid: A Rcuiew and
Record of Arab Calture and Axs.
"My Right of Return", \Tawancata dengan Ati Shavit, Ha'aretq
Maga{ne,18 Agustus 2000, Tel Aviv, Israel. Hak cipta t^ngg p^n
O 2000 oleh Edward Nfl Said. Dicetak ulang atas izin Ha'aretq
Magaqine.
Indeks

A Aljazm 44, 79-80, 162, 187, 793,


221., 250, 27 6, 278, 311-312,
Abd el Qadir 215
325, 356, 359,363,395
Abu Alaa (Ahmed Qurai) 559,567
Althusser, Louis 199, 230,240
Abu Mazen (I\{ahmoudAbbas) 559
Amerika Serikat 10, 33, 35, 49, 54,
Abu Nidal 439
56, 66, 6B-70,75,77, 105-107,
Abu-Lughod, Ibrahim 504, 645
109, 172, 181, 183, 195, 223,
Achebe, Chinua 219-220, 303, 362
229, 233, 250, 252, 276, 285,
Adams, Rohanna 312
297, 31.0, 321, 323, 325, 328-
Adorno, Theodor 7 6, 9J, l2B, 142,
330, 332-333, 336, 342, 352,
182, 185, 198, 204, 207, 209,
368, 371., 377, 387, 393, 396,
231, 309, 373, 591.
401-402, 407 -408, 477 -421.,
-kritik musik 1,38-1,39 424, 427, 430, 432, 446-447,
afiliasi 52, 87 -BB, 96, 105, 200, 24L, 449-450, 453, 464-467, 470-
477-478,545,601
471, 474-475, 479, 482, 486-
African National Congress 274
502, 504-505, 507 -511, 516,
Afrika Selatan 70,95,98, 100, 193,
51.8-520, 525, 529, 535-536,
202, 271., 312-313, 391, 463,
543, 545, 547-548, 552, 554-
482, 554, 575, 614, 635, 637,
556, 563,567, 580, 584, 585,
64t 589, 595, 599-600, 602,605,
Age of Inpeialisn, The (ttfiagdoffi 34
607, 609-610, 612, 676, 618
Ahmad, Leila 310
Anderson, Laurie 151, 155
Ahmed, Eqbal 522-523, 606
Anderson, Perry 227
Aida $edr) 138, 760, 1.67
AnotlterlYry of Telling@erger) 227
Ajami, Fouad 510, 540
Anquetil-Dup erron, Abrah am-Hy a-
Akhnaten(Glass) 143
cinthe 40
Alexandria 1.72-174 !,
anti-Semitisme 7 418, 428, 437 -
Ali, Muhammad 6 438, 452, 536, 546, 598, 615
654 Eowano \fl Sart
-
Antigone (Sophocles) 152 Baldwin, Roger 465
Antonious, George 185 Balfour, Arthur James 55
antropologi 53, 203, 3I0, 527 Balibar, Etienne 43
apartheid 98, 100, 271.,372-313, Bank f)unia 393,61.1,
417, 455, 536, 575, 607, 6'1.0, Barak, Ehud 631,643
613,635-636 T/e S.ossini)
Barber of Seuille, 143
Appteby, Timot$ 649 Barenboim, Daniel 630
Arab Predicanent (Ajami) 510 Barnet, Anthony 34
Arab Saudi 202, 371.-31.2, 327, 329, Barraclough, Geofftey 34
497,535,554, 589 Barrett, Michdle 91
Arafat, Yasser 110, 299,326,386 Barthes, Roland 4,'7, 1.7, 73, 52-53,
Archaeohgy of Knoiledge, The @ou- 70
cauk) 243,384 Bart6k, BEla 154
Arens, Moshe 69 Baudrillard, J ean 33t
Argentina 70 Beacon Press 247
'
'Ariel'@,liot) 128 Beckett, Samuel 150-151, 153
Arnold, Matthew 83, 318 Beethouen and the SongofGol ([4ellers)
Aryan At$th, Tbe (Poliakov) 41 209
Ashrawi, Hanan 535, 541' Beethoven, Ludwig van 1'54, 169
-pimpinan yang baru 541 Beginnings: Intention and Method (Sard)
Auerbach, Erich 8, 183, 1.85,204, -akar autobiografis 3
283,525 Beit-Hallahmi, Bennie 465
Austen, Jane 265-266, 284, 302, Bellow, Saul 220
308, 344, 347, 349, 351., 361, Benda, Julien 129-1.30, 294
587 . Lih. juga Mansfield Park Ben-Gurion, David 466
Australia 1,89, 266, 347, 359-360 Benjamin, Valter 344
auant-garde Bennett, William 321
-kritikus 4-7 Benvenisti, Meron 107
-yang kritis 3-4 Berg, Alban 14
Berger, John 227
B Bedin,Isaiah 39
Berhoz,Hector 143
Bach, _J.S. 1.4,264, 630
Bernal, Marnn 26
Bach and the Dance of God (A4ellers)
Berque,Jacques 508
209
Bersani, Leo 84
Bachelard, Gaston 1L
Besseisso, Mu'in 523
bahasa Arab 45, 47,74, 104, 1.49,
Bibliothdque oientale (Flerbelot) 55
767, L79, 241., 252, 285, 326, Birth of Israel, The @lapan) 465
326-327,338, 355, 369, 37 6, 385
Bizet, Georges 143
Baker, James 534
Black, Eric 616
Bakunin, Mikhail 134
Black Janbins, The fiamels) 352
INDEKS 655
-
Blackmuq R.P. 10, 46,1.83-184 31.5,364,520
Blake,'J7illiam 310 Chateaubriand, Frangois 55
Victins 389, 459, 468,
Blaning the Chaudhuri, Una 1.40, 745-146, 148,
479,485 1 50-1 51, 156-t57, 163-165, 17 0,

Bloom, Hatold 3,9-L0, 72-23,36, 648


84, 108, 119, 122-123, 1.32, 135 (Cutting) 476
Children of the Siege
Bopp, Ftanz 40-47 Chomsky, Noam 59,71,,76, 1,1,3-
Borges, Jorge Luirs 22 ll4, l1g, 129, 1.37, 205,232,
Bov6, Paul A. 296 262, 290, 294-295, 329, 430,
Brahms,Johannes 154 440, 466, 470, 51.9
Breton, Andr6 43 -Marxisme 200
Brokaw, Tom 66 -Perang Lebanon 430
Brook, Peter 151, 155 Christopher, Warren 589
Brooks, Cleanth 257, 365 Chroniquu Algdiennes (Camus) 480
Bruckner, Anton 154 Clancy, Tom 586
Buber, Martin 597 Clinton, Btll 629,631.
budaya pop 207-208,226 Closed Circle, Tbe Qones) 549
Buhle, Paul 227 Cockburn, Alexander 195
Burke, Edmund 630 Coetzee, ]M. 281.
Burke, Kenneth 10 Cohen, Marcel 44
Burton, Sir Richard 38, 55 Collins, Joan 94
Bush, George 296, 493, 497, 534, Columbus, Christopher 556
563 Comnentary flurnal) 9, 322, 420, 423,
sssigieg,Joseph A. 296 430,432,454,539
Conrad, Joseph 20,75,112, 160-
C 1, 61, 205-206, 220 -222, 258,

269, 294, 298, 349, 352, 362-


Cabral, Amrlcar '194
363, 365-366, 480. Lih. juga
Calla'way,Helen 213
Heafl of Darkness
Calvet, Louis-Jean 43
-kecaman Conrad tentang ko-
Camus, Albert 1.61-762, 21.5, 21.8,
lonialisme 481
480-481
Constant, Benjamin 48
Canguihelm, Georges 26
Contra Sainte-Beuue @roust) 208
Captff amoureux, I-e (GeneQ 21 4, 482
Cosell, Howard 6
Carlyle, Thomas 303
Country and the Ciry, The flWilliams)
Cannen @izet) 1,43
93,725,360, 479
Carte postalc,I-a pefida) 727
Crary,Jonathan 78,647
Carter, Paul 189
Creation, Tbe (Haydn) 727
Central [nlslligence Agency (CIA)
Crews, Frederick 10, 19
30, 137,386
Citique et ueitd (Barthes) 7
C6saire, Aim6 43, lB7, 260, 283,
Croce, Benedetto 317
656- EDwARDW:SAID

Cromet, Lord 55, 173 Desniption dt l'Egypte (I'{apoleon) 38,


Cultare and Anarchl (Arnold) 318 55
Cuhure and lruperialisn (Satd) 21'7, Dewan Eropa 548
250, 262, 264-265, 268, 270, Dewan Nasional Palestina 1'04,599
272, 275, 284, 302, 336, 344- dialog antarkebudayaan 388
345, 350, 384, 586, 588, 620, dialog Eropa-Arab 548
648,652 diaspora 201,3g5,559, 561, 568,
-novel Prancis 21'5, 272 570,623-624
-separatisme 273, 27 2, 31'2, 31'5, Dickens, Chades 52, 1'26, 277 -21'8,
372,601 258,267,279,346,353
Calture and Sociej fWiltiams) 301 Dilthey, Wilheim 86
Curtius, Ernst Robert 16 dimensi
Cutting, Pauline 475 -itasional 601
-nonrasional 601
D Discipline and Pnnish (Foucault) 118,
243,305-306
Dacier, Baron 55 Disraeli, Benfamin 38, 598
Dali, Salvador 300 Dissernination 121
Q)errida)
Damnis de la terre, L.es @anon) 43 kritis 79-81
distansi
Dantq Arthur 140 dominasi media 63
Davidson, Basil 280 Donato, Eugenio 10
de Klerk, F.W. 271' Donzelot, Jacques 60
de Man, Paul 3, 9,20,119,208,380, Dostoyevski, Fyodor 75
474 Doughty, Charles 55
De Rsrun Natura (Lucretius) 117 D'Souza, Dinesh 256, 387
Death in Venice S{ann) 367 Du Bois, WE.B. 186
Debray, R6gis 82, 511 Dulles,John Foster 184
Defoe, Daniel 237,347 dunia Arab 45-46,50, 75, 1'49, 1'67,
Deklarasi Balfour 631 171, 773,178, 180, 183, 187-
dekolonisasi 1 61, 1 64, 1'92-19 4, 218, 189, 230-231, 27 4, 292, 297,
251,279,314 314, 322-324, 328, 338-342,
dekonstruksi 4, 27, 84, 102, 'l'78, 371., 400-40L, 404, 51.7-519,
720-722, 731., 164,21.2, 352, 524, 526-52J, 530, 532, 540-
519 541, 544, 547-551., 553-555,
Delacroix, Eugene 345 585, 605, 61,8-6't9, 621., 642-
Deleuze, Gilles 234 643
Democracl ir Ameica (Iocqueville) -gerakan demokrasi 516
250 -hak asasi manusia 576-517
Derrida, Jacques 7, 75, 26-27, 170, -perjuangan sekuler 356
1,20-121, 238-240, 287, 47 4, 623
-seiarawan 401
Derwent, Lol,d 43 Dunia Ketiga 34, 46, 63-65, 72-
INoBrs 657
-
73,76,77, 81.-82, 90, 95, 126, Findley, Paul 455
1.36, 161., 164, 1.84, 186; 198, Fish, Stanley 10, 97
277, 220, 222, 224-227, 257, Flapan,Simha 465
270, 314, 41.1., 446, 457, 465, "Flashpoint" film seri 430
495, 522, 526-527, 581, 584, Flaubert, Gustave 11, 38, 55, 300,
587, 618 345
Fletcher, Angus 10
E Fletcher School of Law and Diplo-
macy 442
I'Qetnda)
Ecriture et la dffirence, 27
Foreign Affuirs (urnal) 330, 420
Edmundson, Mark 261, '648
Forsteq F,.M. 277, 304, 361, 587
Egypt Military Sociery $vlalek) 173 Foucault, Michel 16-18, 21-22,36,
Einstein on the Beach (Glass) 143
39, 44-45, 58-60, 77, 7 9 -80, 87,
Eliot, T.S. 17, l2B, 149, 282, 286-
97 ,174,11.7 -118,120, r29,199,
2BB, 366-367
232, 238-240, 242-244" 264,
Emerson, Ralph Waldo 4
287, 305, 308, 318, 382-383,
Empson, Sir William 4,607
472,475-477
Encounter Qurnal) 30
Fmnpais national, I-"e @dtbar danLa-
End of tbe Peace Prvcess,The (Sud) 652
porte) 43
Enzensberger, Hans-Magnus 327
Fnnco,Jean 21"3
Enuartung (Schoenberg) 1.41.
Freud, Sigmund 4, 11., 46, 142
Friedman, Thomas 195, 424, 460,
F
510-51 1

Fuz, Fuz Ahmed 522-523, 525 Fiendship's Death (ftlm) 470


Fanon, Frana 36, 43-44, 58-60, 7 6, From Beirut to Jerusalem (Friedman)
78-80, 16l, 194, 218, 228, 27 4- 510
275,381,564,603 From Time Inmerzorial Qeters) 429
-Foucault, perbandingan de- Fromkin, David 510
ngan 59-60 Frye, Northrcp 52, 110, 1.19, 1.23-
-perubahan sejarah 80 1,24

Fatah 230,233 Fugard, Athol 151


Fateful Triangle, T/e (Chomsky) 7'1., fundamentalisme 1 1 1, 186-1.87,253,
430 393-394, 418, 425,548, 551
Faur6, Gabriel 143
Fauzi,Hussein 173 G
feminisme 89-91, 96,739,164,272
Gakworthy, John 351
213' 222' 256' 303'-3.09-310
Gandhi, Mohandas K. 301
-orientalismt 0""
-1t9^^
filologi 36-37,39-41.,55, ^^^ GarciaMhrqtez,Gabriel 214,222,
308, 338
2g6,587
filsafat sejarah 85 Gelner, Ernest 421.-422
658 EDwARD \( SAID
-
Gender, Cu lture and Empire (Callaway) Hatdy, Thomas 79, 35, 128
2t3 Harlow, Barbara 21'8, 521'
Genet, Jean 1'21' , 1'50-15I , 1'62,21'4- Haroun and the Sea of Stoiu 543

215,299,481. Hartman, Geoffrey 9, 20, 108, 724


-identitas Prancis 481 Havel, Vaclav 151
-puitika politis 214 Hawthorne, Nathaniel 159
Ghitani, Gamal al- 179 Haydn, Joseph 1'27,754
Gide, Andr6 275,227 Heaney, Seamus 363
Girard, Ren6 10 Heaft of D arkness (Coxad) 7 60, 269,

Glas perida) 1'27 303,351,362-363


Glass, Phthp 143-1M -baca secara kontraPuntal 303
GtobatReach (Barnet dan Miiller) 34 Heath, Stephen 484
Gobetti, Pietro 307, 476 hedonisme 52
Gobineau, JosePh 38 G.!(F. 22,86,118,
Hegel, 381, 517

Goethe,J.W von 16-77,38, 55 hegemoni 64, 141', 279, 305-3-06,

Goldmann, Lucien 27, 387 352,589


Gorbachev, Mikhail 195, 502 Heidegger, Martin 7

Gote, Al 572 Hentzi, Gary 1.01,647


Gould, Glenn 140, 750, 264 Henze,Hans \Terner 144
(Derrida) 1'27
Grarumatology Herbelot de Molainville, Barth6lemy
Gramsci, Antonio 31, 85, 1'1'8' 129' 55
130, 135-136, 1.58, 799,21.0, Herblock 433
230, 233, 244-246, 27 9 -280, Herder, Johann von 39-40
29t, 3A6308, 3L7 -319, 388, Herodotus 55
475,623 Hertzberg, Rabbi Atthur 462
-pengertian geografis 280 Herzl,Theodor 630
Grisham, John 586 historisisme 725,212
Guattari, Febx 234 -baru 212,352
Guha, Ranaiit 225 History and Class Consciousness Q'u-
Guibert dari Nogent 55 k6cs) 381
Hitchens, Christopher 428, 440-441',
H 443,471.,649
Hider, Adolf 630
Fla'am, 'ilhad 632 H:izballah 627
Habermas, Jurgen 294 Hobbes, Thomas 23
Haftz 76 Hobsbawn, Etic 588
hak asasi 70, 117, 282, 309 Hobson, J.A. 217
Halliday, Frcd 327 Hodgkin, Thomas 265, 278
Hamas 393,583,617,621 Hofmannsthal, Hugo von 158-159
Hanletmachina (N4iiller) 158 Holocaust 452, 494, 675, 631'-632
Hanna, Milad 173 Holton, GeraId 26
INDEKs
-659
Hook, Sidney 275 India 40,96, 1.69, 191, 216,2L9-
Hopkins, Gerald Manley 17,127- 220, 224, 228, 251,, 263, 266,
1.28, 146,293 269, 278, 303-305, 3L1., 343,
Horkheimer, Max 1,99, 204 348-350, 360-362, 364, 377,
Hourani, Albert 510 3BB-390, 399, 401.-402, 404,
Howe, Irving 331,462 4t1,415
Hugo, Victor 1,3,16,38, 55, 481 individualisme 132
Humboldt, Wilhelm von 40 fnouye, Daniel 466
Hunter,Jane 466 intelektual 7, 13, 22, 27, 30-31, 42,
Huntington, Samuel 387 46, 65, 71, 80, 82-83, 89, 92,
Hussein, Saddam 326-328, 330, 95-96, 1,05, 1,1,2-rt3, t29-t30,
496,499 1,32, 1,35, 137, 147:149, 158,
-sikap resmi Palesdna 327 1,62, 1,65, 1.71,, 183, 186-187,
Husseini, Feisal 535 1.89, 191., 1.94, 200, 202-203,
Husserl, Edmund 121, 207, 365 205-207, 210, 2I2, 21.5. 21.7,
Hldra of Carnage @uku) 442 220, 222, 227, 229, 232-235,
239, 242, 251, 259-260, 262-
I 264, 266, 27 0, 279, 289-290,
293-294, 297, 307 , 315, 317 -
Ibnu Khaldun 1.1.6
319, 321, 327-328, 337, 348,
Ibrahim, Youssef 461
355, 371., 377, 380-381, 401-
Ibsen, Henrik I43, 153-1.54 402, 404, 423-425, 427 -428,
Idea of a Uniuersifi6 T/e Q.{ewman)
431., 435, 439, 459, 462-465,
272
468, 470, 472-473, 475-477 ,
IlHR-International League for Hu-
479, 484, 487, 503, 505, 507-
man Rights 465
509, 51 1-512, 514, 517 -525,
IMF (International Monetary Fund)
545-548, 551., 554, 566, 574,
75,193
578, 583-587, 591., 593, 6t5,
imperialisme 23, 30, 53-54,74,77-
617-61.8, 621-623, 626, 646
78, 86, 92, 113,1.60-1.6L, t65,
-afiLiasi dan 200
183, 186-187, 191, 203, 2r3,
-antidinastik 262,266
215-219, 22r, 23'1, 234, 242-
-fungsi mnemonic 290
243, 252, 254-256, 262-263,
-institusionalisasi 1 30
265, 27 0, 27 2, 27 4, 279, 281.,
-Arab 47, 327, 401, 518-551,
31.4-31.5, 326, 345-346, 352-
61,7, 621-622
353, 360, 372, 382-383, 385,
-Arab di Barat 520
493, 508, 528, 547, 589
-Palestina 484, 503, 57 4, 626
-geografi imperialisme 362
-representarif 473
-geografi pengalaman 277
-sekuler 1.47,377-319
In the Shadaw of the lWest (flm) 58,
-kornitmen intelektual 113
647
-masalah internasional 509
660 Eowapo\( Saro
-
-norma citoritatif dan koersif Israel 50, 58, 69-72,99-100, 105-
521 lo7, 1.!1, 1.1.7, 1,94-1.95, 1'97-
-paradigma intelektual 475 199, 202, 242, 247 -248, 27 3,
-peran oposisional kaum inte- 291, -292, 298 31.3, 325-326,
"
lektual 317 330, 338, 342, 354, 356-357,
-profesionalisme dan kePakar- 367, 378, 385-386, 388-392,
an 584 39 4-398, 407 -410, 422-426, 430,
-risiko esensi 484 432-433, 438-442, 444, 446-
interkulturalisme 1 66-1 68 452, 455, 457, 467, 469-478,
internasionalisrne L97 -'l'92, 200, 364 485, 487 -490, 492-493, 496,
Intemational Chdstian Embassy 389- 498, 502, 505-506, 510-511,
390,577 515, 524, 537-539, 542, 544,
intifadah 1.97, 1.95-796, 199, 233, 551, 554, 557-561, 564, 566-
242, 31'1., 326, 393, 490, 493, 567. Lib. juga Zionisme
505, 514-51 5, 531., 554, 559, -Afrika Selatan, kaitannYa de-
561.,611, ngan 202, 575, 61'0, 635-
Irak 81, 252, 257, 274, 285, 297- 636
293, 327 , 330, 413, 497 -499, Yahudi 1'06, 407 -408,
-negara
507-508, 510, 514,516, 518, 438,465,537,675, 638
534, 541.,553, 561, 569, 671' -pemukiman 797, 449, 602-
Inn 69, 73, 7 6, 794, 798, 252, 327, 603,612-674
356,393,396, 41.3, 423 -Rencana Pemisahan 1947
Irlandia 43, 193, 27 0, 360, 364-365, 632
391.,398, 446, 545, 552, 556 Itaha 141, 1.43, 17 2, 233, 245, 306-
Islam 37, 48-50, 55, 71-72, 75-76, 308, 347, 350, 377 , 395, 437,
103, 111, L17, 167, 173, 778- 547-548,596, 644
180, 186-187, 209, 224, 233,
T
242, 253, 310-31,9, 339-340, J
37 0, 41,4-416,
418, 420-424,
Muhammad 517
435-439, 446-447, 454, 499, Jabri,
455
513, 517, 522, 526-528, 538- Jackson,Jesse
Pierre 34
539, 543, 547-551,588, 618- Jal6e,
James, C.L.R. 185, 191,227,254,
61,9
259-260, 282, 302,315, 350,
-B i s w i IIaa lirra h rt a a n i na h i i m, p er-
364,379,485
nyat^ankeimanan 312
Henry 351
-Front Penyelamat Islam 394 James,
Fred 199, 227,379
-fundamentalisme 1'71, 786, Jameson,
Jarah, Nouri 624,651'
41,8
Islam 233, 538, 588 Jennings, Peter 66
-getakan
-gerakan protes dalam 588
Jerusalem 103, 105, 1,07,'t'87, 324,
332-333, 369, 386, 409, 448, 460,
-terorisme 41'8, 435-437
INDEKS
-661
535, 538, 558, 561, 564,572, -penindasan dan 56
580, 604, 61.2, 627, 639 -tanah air dan 105
Jewish Defense League 595 Kermode, F nnk 1.23, 126, 128, 236

Jihad Islam 588,621. kesusastraan 6, 9-1.0, 1.2-1.3, 15, 20-


Jonathan Institute 442 21., 23,30-3 1, 34, 42, 47 -52,7 2,
Jones, David Pryce 549 85, 87-88, 92-93, 102, 104, 173,

Jong,Jan de 564 719, 123-1.24, 1.26, 1.59, 1.62-


Jonson, Ben 125 763, 1.69, 1.97, 202-203, 21.3,
Jourual Intine (Constant) 48 215-276, 222-225, 257, 269,
Joyce, James 43, 258, 367, 370 294-300, 308, 311, 320, 337 -
339, 343, 349, 352, 354, 369-
K 370,373, 403, 453; 473, 518,
525,585,587
Kaddafi, Muammar 75, 418, 455
-Arab 49-50
, -antr 423 -Eropa 42,300,369
Kahane, Meir 106, 1.17,439,485
Khalil, Samir al- 510, 518, 540-541
Kairo 103, 1.05, 1.7 7-772, 177 -1.81,
Khatibi, Abdel Kebir 363
183, 278, 297, 334, 373, 529,
Khleifi, Michel 470
564, 621., 626, 645, 649
Khomeini, Ruhollah 75, 4'1.8, 423,
kajian Sub-Altern 618-619
425
Xampl Louis 30
Kidron, Perea 467
kanon 85, 87-90, 93, 143, 154, 1,58-
Kifner, John 460
1.60, 1.62, 21.4, 21.6-21.7, 220,
Kirn Stphn$ 27 7, 303-304, 346, 348
256, 286-287, 302, 31,9-320,
King, Martin Luther, Jr. 298,465
322,345,372, 570, 520
Kiplirg, Rudyard 277, 303-305, 346,
Kearney, Richard 556, 650
349,361, 587
Keaton, Diane 482
Kirk, Grayson 238
Keats,John 124
Kissinger, Henry 55, 199, 489
Kedourie, F,he 421.
Kolakowski, Leszek 81
Kelley,J.B. 421
kolonialisme 23, 43, 45-46,74-75,
kemembumian 25, 28, 33, 35, 84,
1,11., 160, 1,64-165, 187, 199,
126, 1.47,203-204, 477
278,349, 480. Lih. juga'tmpe-
kemerdekaan 46, 56, 705,'1.62, 1.65,
rialisme
193-196, 198, 213, 242, 251,
-dekolonisasi 1.6'1, 164, 1.92-
291., 291., 356, 408,480, 485,
194,21.8, 251, 279, 31.4-
524,542
31.5,383,528
-hak-hak asasi dan 553
-kecaman Conrad 480
-kedaulatan dan 524
-pendidikan 278, 407-402
-kemerdekaan nasional 194,
Komite
356,485
-Anti-Diskriminasi Arab-Ame-
-pembebasan dan 193
rika 65
662 Eovzano nfl SAID
-
-Yahudi Amerika 1.10, 1.L6 Lamartine, Alphonse 55
I{ondracke, Morton 462 Lamming, George 302, 349
konflik Lane, Edward S7illiam 38,55,219
-Anb-Israel 426 Langer,Felicia 601
-Israel/Palestina 394, 505 Laporte, Dominique 43
-deportasi 451, 534-535 Laqueur, Waker 421
-intifadah 1'97, 195, 233, 242, Laroui, Abdallah 517
31.1, 326,393, 490, 493- Lasch, Christopher 94
494, 505, 51,4, 554, 559, Lasswell, Harold 54
561,611, Lebanon 50, 58, 66-67, 69, 103-104,
-sikap Kiri Arnenka 462 t07, 1.17, 177, 1.89, 230, 298-
Kongres untuk Kebebasan BudaYa 299, 3r1, 322-333, 342, 356,
30 378, 389, 396, 407, 425, 430,
Koppel, Ted 65-66 447 -448, 451., 453, 457, 47 4, 485,
kritik 569, 594,600, 605-606, 627-
-Baru 7-8, 260,365 629,639
-sastra 3-5, 9, 1'2-1'3, 30, 36, -Lebanon dan bangsa Palestina
84-85, 71.9, r25, 138-139, 107
2r1.-2t2, 225, 234, 280, -negaraPalestina 448
368,386, 620 le Carr|,John 482-483
-dekonstruksi 27 Ledeen, Michael 466
-fenomenologl 365 Lefebvre, Heni 44
-historisisme 125 Leibowitz, Yehoshua 601

-auant-garde 4, B-9,25 Lenin, VJ. 1.92,21.7


-Bloom t3-t4 Leopardi, Giacomo 306
-kebudayaan 271',21'9 Le Pen, Jean-Marie 547,555
-media 426-427 Lerner, Michael 463
-religius 123 Levin, Hatry tl.
-terapan 102 L6vi-Strauss, Claude 53-54
kritikus Levin, Jeremy 474
-auantgardt 4, 6-7, 9 -1'2, 1'9 -20, Lewis, Bernard 21'9 , 321, 412, 421,
26,3L 428, 433, 436, 441.-443, 499,
-Baru 121,257 ,260,277 5r0,649
-Marxisme 27 I)nguistique et colonialisme (Calvet) 43
-teks yang htbnd 214 Lipmann, Samuel 139
Kuhn, Thomas 26 Little Drunner Girl, T/e flWilliams)
483
L LangReuolution, The$lllhams) 478
Louis Napoleon, I{aisar 51
Lacan,Jacques 240, 294 Lucretius 117
Lakshman, Nirmala 590, 651 Lugard, Frederick 269
INDEKS 663
-
Lukics, Gyorgy 11, 24-25, 31, 83, Massenet,Jules 143
86, 135 -r3 6, 1, 56, 183, 230 -231, Massignon, Louis 115, 1I7,21.9
280, 381-382,623 mazhab Frankfurt 76, 85
Luther, Martin 55, 298, 465 Mazri,Ali 315
Lyautey, Louis 269 McClintock, Anne L01, 647
Lyotard, Jean-Frangois 225-226 McCloskey, Paul 455
media 63, 65-66, 69, 7 1'-7 3, 97-95,
M 110, 132, 1,35, 1.63,181, 198-
200, 293-29 5, 322, 329 -331,,
MacBride, Sean 552 340, 344, 363, 370, 37 4, 398,
Madness and CiuiliTatioa (Foucault) 58-
409, 411,-474, 41.7-429, 432-
59,79 436, 447, 450, 454; 460, 464,
Magdoff, Harry 34 466, 47 7, 47 4, 486, 493, 501,-
Mahfouz, Naguib 177, 179-780, 503, 507-512, 584, 587-588,
. 526-527 615,649
Mahler, Gustav 1.54, 221 -bias dalam liputan tentang Is-
Making of the English l%orking Class,
r:'el 425
The(hompson) 308 -distorsi peliputan pers 424
Malek, Anwar Abdel 34,517 -kerja sama media dan
Mallarmd, St6phane 1.4, 1.34 ^rtat^
negan 95
Mandela, Nelson 1,30,27 1, 562, 57 4
-liputan tentang Timur Tengah
Mann, Thomas 367 420,424,427
Mansfeld Park 274-21'6, 302-303, -monopoli media 95
305,347-349,362 -monopolisasi produksi infor-
Mariani, Phl. 78,647 masi 64
Marranca, Bonnie '/37-738, 743-
-representasi di media 64
1,44, 750-1,52, 154-1.58, 1.62, "Media and the Middle East, The"
165,167,770,648
@ipes) 432
Marvell, Andrevr 125 Melhem, Hisham 495,650
Marx, Groucho 439 Mellers, Wilfred 209
Marx, Kad 22-24, 46,57,84, 86, Medeau-Ponry Maurice 365
116, 792, 207, 207, 228-229, Mesir 34, 40,45,74, t03-104,1'72-
381, 437, 623 1,74, 176, 178-183, 188, 190,
Marxisme 27, 31, 46, 56, 84-85, I22, 195, 224, 226, 242, 252, 266,
1,34-1,35, 1,64,',j.,90, 200, 227 -
276, 293, 297, 31,1.,, 329, 333-
232, 352, 381, 617, 622-624 334, 369, 37 6-378, 383, 385,
-Arab 230 393, 407 , 448-449, 466, 493,
-Barat 227, 233 497, 505, 512, 529, 547, 554,
-Rusia 230-237 569, 571., 589, 594-595, 598,
Masks of Conquest (Viswanathan) 376,
605,649
653
-identitas kultural 173
664- EovzanosC San

-Nasserisme 1.81-182, 297 -opera musik 143


-polisi nhasta 1.82-183, 554 -pertunjukan 1.37 -1 40, 43, 1 46
1.

Messiaen, Olivier 146 -polifoni 144-145


Metahistory flWhite) 267 Mltthologiu @loom) 13
Midnight's Children @ushdie) 543 N$thology of Inpeialisn (Raskin) 30
Mill,John Stuart 251, 269
Miller, Chnstopher 222 N
Miller, James 240,383
Naipaul, Shiva 73
Miller, Jane 309
Naipaul, V.S. 7 2-7 4, 1.69, 282, 349
Milson, Menachem 72
nasionalisme 39, 41,7 4-7 6, 1.07, 136,
Milton,John 17-18
1,87, 1,89-790, 193,201., 228,
Mimesis (Auerbach) I84,283, 525
250-252, 270, 279, 281, 311,,
misionaris 252,333
31,4, 341 -342, 383, 600 Lih. juga
Mitterand, Frangois 82
politik identitas
modernisme 1,24, 366-367, 37 0-37 7,
-berubah menjadi chauvinisme
s92-593
343
modernitas 41, 279, 294, 370
-interpretasi sekuler 187, 189-
Mohr, Jean 486
190
Moore, Barrington 36
-Arab 107,183,530,554
Moote, Mary Tyler 96
-Palestina 355-356, 377, 407,
Morris, Benny 465
515,532,534,562
Mots et les choses, l--es @oucault) 17
-risiko esensi 484
Moynihan, Daniel 35
Nasir, Kamal 297
Mozart,!(A. 154, 204, 608
Nasrallah, Sheikh Hassan 627
Mubarak, Hosni 493
Nasser, Gamal Abdel 45,73-74,
Muhammad 55,549
17 3, 1.81. -183, 236, 297
Mtiller, Heiner 34, 747, 158-159
Nasset, Munir 506, 650
multikulturalisme 387, 343, 520, 556
National Public Radio 510
Murchison, Rodney 361
National Security State 75
musik I04, 124, 128, I37 -1'46, t48,
nativisme 7 5, 90, 786, 791, 253, 31 5
155-158, 206-210, 264, 283,
neg raPalestina I94, 201., 408, 445,
286, 289, 296, 309-310, 349 ,
447-448,531,61.2, 614
368,402,592-593
Neruda, Pablo 361.,364
-bentuk sonata I45,264
Nerval, G6rard de 38, 55, 300
-kebudayaan ehte da;n 207
Netanyahu, Benjamin 436, 441.-442,
-kebudayaan musikal tr37
532
-kenikmatan 368
Newman, JohnHenry 272
-kdtik musik 138-1'39
New Science, The (ico) 716,367
-melodi 738,208-209
New York Times 69, 220, 420, 424,
-politik 209
431., 460-467, 463,486, 510,
-pop 1,37,209-270,296
INDEKs
-665
544,'588, 637 597, 677-620, 648. 650, 652
N'g"S wa Thiong'o 1.64,222,363, -diskusi tentang Islam 618
522,525 -kaiianfeminis 77
Niebuhr, Reinhold 465 -pembaca Arab 619
Niezsche, Friedrich 4,17 ,37 -pengaruh Foucault 117
Niger puution, The (Carlyle) 301 -pengaruh Gramsci 118
Notman, Jessye 141-1,42 -Tbepuestion of Pahstine 58,245-
Norris, Christopher 120 246,290
Orientalisme 37-38, 45-51, 53-56,
o 7 1-72, 1 18-1 19, 726, 132, 167 -
1.68, 183, 1,96, 242-244, 263-
O'Brien, Conor Cruise 421., 510,
264, 268, 310, 31.3, 315, 31.7,
549
329,339, 401, 529-529, 549,
"Ode on a Grecian Urn" (Keats) 61.9
725
-anti-Semitisme dan 71,, 418,
Odeh, Alex 109
428, 437, 452,536, 546
"Of Mere Being' (Stevens) 128 -bahasa dan 46-47
Ohmann, Richard 30
-feminisme dan 310
olahnga 94,296,529
-filologi dan 37
opera 95, 137, 1.41.-1.45, 1.51, 157,
-imperialisme dan 243, 255
2r0,264,594,607
-interkulturalisme dan 166
orang Palestina 70, 103, 1,06, 132,
-karakterisasi 243
152, 195, 1.97, 201., 225, 248-
-kaum Orientalis terhadap ori-
249, 270, 293, 300, 324, 326,
enta,l 47
334, 338, 342, 356, 399-391.,
-kesusastraan Arab dan 49
407-409, 427, 444-449, 452-
-mitos-sistem 54
453, 456, 464-465, 482, 491,
-wacana humanisme Barat 783
496, 498,501, 504-505, 509,
Oigin of C nmetrl, The $lusserl) 127
513-515, 522, 524,533, 535-
Orwell, George 82, 300
537, 559-560, 568-570, 572,
Osborne, Peter 331, 648
574, 576-577, 579, 594, 603,
Other Side of the Medal, The Shomp-
605,613-615, 624, 636
son) 388
Jembaga yang demokratis 453
Oz, Amos 646
Ordrr of Thiryq T/e @oucault) 60
Ozick,Cynthia 109
Orientalisn 3, 58, 60-61, 71,,77 , 88,
114-119, 168, 186, 206, 219,
P
228, 242, 244-248, 250-257,
262-265, 267 -268, 27 3, 27 5, Pakistan 495, 522-523, 528, 544,
290, 297,300, 305-306, 31.0, 551
373-374, 31.9, 329, 339, 345, Palestine Liberation Organization
360, 382-383, 412, 526-530, (PLO) 232-233, 26't, 322-323,
666- EDyARD'J( SArD

343, 407,'478, 420, 445-446, penyensoran 66,542,61'2


456-457, 461, 463, 473, 487- Perang Teluk 274,295,322-323,
488, 492, 497-498, 501, 504- 326-328,340, 496,507, 518,
505, 515, 532-533, 535, 559- 520,534,541.,550,61t
560, 562-563, 567-571, 573, -budaya politik Arab 511
576. Lih. juga Anfat,Yasser =gerakan antiperang Amedka
-dialog Palestina-Amerika Seri- 330
kat 490 -gerakanPalestina 87,230,297,
-dinas diplomatik 505 323,5'l'3
-informasi di Amerika Serikat -intervensi Ameika 497
504 Perang Vietnam 29,509
-kebijakan informasi bangsa Pa- Peres, Shimon 396, 493
lestina 505 Peretz,Marin 421
-pelpecahan dan selisih penda- Petot, Ross 296
' p^t 445 PerrY, William 396
-persepsi tentang PLO 446 Perserikatan Bangsa-Bangsa 1"BB)
-PLO selama PerangTeluk 323 35, 136,299,325, 328,395, 408,
-prosesperdamaian 328,390, 422,442,462,473,484,488,534,
395,467,502 s36-537
Palestine National Authority eNA) Peters,Joan 440, 467
560,569,572 "Philology and IYeltliteratuf' (Auer-
Papp, Joseph 152 bach) 184
Parauents,Izr(Genet) 274,481 PhilonpfuofNewMusic(Adono) 207
Passage to India (Forster) 277, 348, Pierce, C.S. 76
362 Pipes,Daniel 421, 432,462,51'0
Pater, lWalter 4 Platt,D.C. 269
patologi kekuasaan 1.94,606 PlottingVonen @tanco) 21'3
Pavarotti, Luciano 141 Podhoretz, Norman 421
Peace to End, all Peace fromkin) 510 Poirieq Richard 10, 19 , 84
Matti 601
Peled, Poliakov, Leon 4l-42
pendidikan 20, 35, 61, 716,'15g, Politik
778, 200, 278, 295, 297,312, -bahasa 44
334,372,377,393, 40L-403, -identitas 161, 188, 268,270,
448, 457, 529,555, 560, 572, 292, 31'6, 342, 471'-472,
581, 590, 603-604, 653 553,555
pengasingan "petmanen" 623 -interpretasi sekuler 187-190
Peniara Khiam 628 Portet, Andrew 139
penulisan Postnodern Condition, The 226
-ilmu-ilmu sosial 115 postmodernisme 507, 519
-sejarah Indta 407-402 Poulet, Georges 12-13
INDEKS 667
-
Prancis 4,9, 1,1,, 38, 43-45,56, 58, Rather, Dan 66
67, 92, 91, 1.1.9, 1.43, 1,46, 1,52, Reagan, Ronald 98
162, 166, 169, 172,202,275, R6e,Jonathan 373,649
21.9,239, 250, 269, 279-27g, rekonsiliasi 1, 45, 290-292, 389-390,
291, 312, 332-334, 339, 347, 392,470, 674, 635, 637
350-352, 359, 363-364, 370, Renaissance oientale,I-a (Schwab) 16
373, 376, 392, 3Bg, 393-394, Renan, Ernest 38,40,48, 55, 61,
397, 41.5, 446, 450, 490-481,, 71,126
4gg, 494,509-509, 527, 547_ (<halil) 510
Republic of Fear
548, 550-551,555,631 Revolusi Oktober 233
-teoretikus Prancis 240 "Revolution against Capital, The"
Pinner of I-nue (Genet) 299 (Gramsci) 233
Pison Noteboa,€r (Gramsc i) 27 9, 306 Rhodes, Cecil, 269
produksi pengetahuan 37 4, 528-529 Richards,I.A. 102
proses perdamaian 285, 328, 354, Riddel, Joseph 10
390, 393, 467, 502, 505, 534, risiko esensi 484
538, 579, 583, 5gg, 601, 605, Road to Botanl 8a,1, Tbe (Carter) 189
61.0-61.2,631, Robbins, Bruce 486, 651
Proust, Marcel 126, 1,47,2A8,219- Robbins, Harcld 1,26
221,293,367 pefoe) 237,346
Robinson Crusoe
puisi Robinson, Marc 741,
-country-house 125 Rodney, Walter 228
-lLik 128 Raolr (buku dan program televisi)
Pusat Hak-Hak Asasi Pekerja dan 608
Demokrasi 385 Rose, Jacqueline 591, 609, 651,
Pynchon, Thomas 587 Rossini, Gioacchino 143
Roszak, Theodore 30
a Roth, Philip 587
Rothschild,Jenderal Danny 560
Qaddumi, Faruq 570 Rousseau, Jean-Jacques 4
Quinet, Edgar 48 Roussel, Raymond 16
Qur'an 49, 180, 311,,474-4t5,577 Rowbotham, Sheila 51
Roy, Sara 578,581
R
ruang pribadi 1,47-148
Rabbani, Mouin 577, 657 Rubenstein, Dar.l 72
Rabin, Yitzhak 566, 585, 633 Rushdie, Salman 96, 21,4, 31.6, 322,
Rahman, Hassan Abdul 504 370, 536, 542, 544,550_552,
Rameau,Jean-Philippe 143 587
Rand Corporation 50 Ruskin,John 301
Randall,Jonathan 426 Russell, Bertrand 294
668 ED\wARD \Xl San
-
S -Musical Ekborations 208, 265
-"Otientalism Reconsidered"
Saadawi, Nawal al- 3L0 262
Sacy, Sylvestre de 38,55 -Out of Pkce 334,644,652
Sadat,Anwar as- 74, 172,795 -Peace and lts Discontents 583
Sade, Marquis 17,240 -Rtpresentations of the Innllectual
Said, Edward W 54, 702, 770, 133, 582, 652
137-738, 740-7 61., t63-1.68, -"The Historical Study of Lite-
235, 260, 32!, 327, 332, 335, rature and the Intellectual
368, 477 , 428, 434-435, 438- Yocadon" 26'7
439, 441, 454, 522-523, 530, -"The Morning After" 558
542, 578, 597, 625-627, 629, -Tbe puestion of Palestine 58, 106,
647 -652 172, 1.82, 245, 248-250,
-cultural outsider 322 290,387,530,537
-Culture and lnPeialisn 2I7, -"The Voyage In" 185
250,262, 264-265,268, -Thel7orld, theText, and the Citic
270,272,275, 284, 302, 84, 9 r, 710, 120, 1.23, 260-
336, 344-345,350, 383, 262,265,290, 525, 647
385, 586, 588,620,648, Salih, Tayeb t60-1'6t, 1'64
652 Salusinszky, Irrrre 102, 136
-Universitas Columbia 82, 103, Sankoff, Gillian 43
236, 238, 297 -298, 595, Sartre,
Jean-P aul 365-366
597,626,652 S atanic Verw4 The (Rushdie) 3t6, 543
-karya yang kontraPtntal 264 Saryagmha (Glass) 143
-kerfa komParaif 82
Schiffrin, Andr6 274
-masa kanak-kanak 103, L77, Schlegel, August dan Friedrich von
241,334,357,594 40-47
-pendekatan secare- kontraPun- Schoenberg, Arnold 1'28, 1'41', 754
td, 207, 21.7, 292, 301', 303, Schumann, Robert 154
315,349 Schwab, Raymond 16
-tinggal diJerusalem 103 Scott,Joan 213
-"Travelling Theory'' 380 Smens, The (Genet) 1'62
Said, Edward W, karYa-karYa
Season of Migmtion to the North, The
-After the Last S@ 322,385, (Salih) 160
485-486,604 Semt Sharer, The (Comad) 20
-Coueing Islan 63, 172-t13, Seeley,John 269,346
1,86,246,339 Segev, Tom 465
-"Foucault and the Imagination seiarah
of Power" 305
-fisafat 765
-Joseph Conrad and the Fiction of -kebudayaan 15, 17, 34, 1'26,
AutobiograPfu 365 387
INDEKs 669
-
Sellars, Peter 141, 157 Stone, Robert 286
semiotika 26, 3I, 52, 1.64, 213 Story of Kufur Shamma, The (drama)
Senghor, Leopold 279, 315 r52
Sense of an Ending (I{ermode) 236 Strauss, Richard 208
separatisme 90, 213, 272, 31.5, 372, Strindberg, August 153
600 Sukarno 73
Serban, Andre L41 Surueiller et punir @oucault) 44
Shahak, Israel 440,601 Swift, Jonathan 6
Shakespeare, William 1.1, 49, 1.43,
308,376, 552 T
Shane @ushdie) 543
Tableau de l'lrudition frangaise (Dacier)
Shamir, Yitzhak 1.96,324, 407 ,409,
55
493, 504, 532, 535, 630
Tagore, Rabindtanath 364
Sharif, Omar 335
Tahra Caioca 175-176
Shavit, Ai
625,646,657
Teachers, IYiters, and Celebritiu Qeb-
Shehadeh, Raja 601
ray) 517
Shelley, Percy Bysshe 4,74
teater. 138, 140-747, 146, 151-153,
Sbelle/s Mlthnaking @loom) 14
155-158, 763,167
Shohat, Ella 601
Tenput, T/a (Shakespeare) 303
Shultz, George 69, 535, 563
Tennyson, Alfred, Yang Mulia 36
Sisulu, \X/aker 574
terorisme 7 5, 9 5, 326, 393, 39 6, 409,
solidaritas 60, 7 9 -81., 319, 47 9, 483,
47r, 41.8, 422, 435-437, 439,
515, 553
44t-442, 455, 463, 470-472,
Sontag, Susan 10
47 4-47 5, 480, 539, 589, 616
Soul and Its Forms, The (Luk6cs) 156
-Yahudi 437,439
S o uthern puestioa (Gramsci) 306-307
Terrorism: How the IWest Can lYin
Southern, R.Nil 37
Soyinka, I7ole 160, 1.64,315 Q.{etanyahu) 441
Thackeray, !(M. 266
Spenser, Edmund 35
Tbeory of the Nouel, The Q,ukilcs) 83
Spinoza, Baruch 118
Tbird ll/ay The (Shehadeh) 602
Spitzer, Leo 8,204
Thomas, Norman 465
Spivak, Gayatn 190,484
Thompson, E.P. 308, 3BB-389
Sprinker, Michael 235, 648
Thompson, Edward 388
Stalin, Joseph 517
Timur Tengah 21, 50-5I, 703-1,04,
Steel, Danielle 344
150, 181, 190, 230, 236, 24L,
Stendhal 11-12
249, 297, 31.0-3t1., 332-334,
Sterne, Laurence 281
338, 356, 367, 370, 378, 406,
Stevens, lTallace 19, lI5, 1.24, 1.27 -
409, 412-416, 477-42r, 423-
r28
424, 427, 429, 433-437, 444,
Stevenson, Matthevr 458, 649
447 , 455, 459-460, 462, 465,
Stone, LF. 468,593
670 EovanlW Saro
-
. 468, 479, 482,498, 507-509, warga neg ra 357, 389, 537 , 604,
51.7 61,1,61.3
Tocqueville, Alexis de 250 Wasserstein, Edward 139
Tolstoy, Leo 220,301' I[/edding in Galilee (fikn) 470
Toscanini, Arturo 140 tVeir, Beniamin 474
Tour6, S6kou 73 If/e st-ii stlich e D iuan (G oethe) 1 6
tradisi Eropa 545 l%hen lf/e Dead Awaken Qbsen) 143
Trilling, Lionel 28, 1'08, 250 White, Hayden 267-468. 602
Tutu, Desmond 636 Wicke, Jennifer 235, 648
Wieseltier, Leon 423, 438, 443, 649
U Sfilde, Oscar 723,257
$Tilliams, F;rj,.c 302
Uni Soviet 328, 4'l'4, 41'8, 492-493 Williams, Raymond 67,'t25, 134,
universalisme 162, 282, 552-553 2!9, 301, 358, 381, 478
799,
Universitas Wilson, Edmund 4
-Curo 224 Wilson, Robert 141
-Columbia 297-298,595 Wimsatt, \(K. 257
-Harvard 131 tWollen, Peter 470
Updike, John 587 Woodberry George Edward 792
l%reck of the Deutschland, Tbe (Hop'
V kins) 146
Vance, Cyrus 563
IWretched of the Earth, The fanon) 58,
79,275
Verdi, Giuseppe 138
Vico, Giambattista 70, 13-74,28,
32, 36,39, 85, 115-717, 120, 237,
Y
245,306,367,376, 644 Kateb 363
Yacine,
Virilio, Paul 72 Yahudi 42, 71-72, 100, 106-107,
Viswanathan, Gauri 224, 37 4, 398,
109-111, 713, 1,L6-117, 172,
648 1 87-188, 201,, 247 -249, 252-

253, 267, 293, 322, 333, 340,


\(/ 356-357, 359, 377, 389, 396-
397, 407 -408, 41.0-41.1, 415,
Wachtel, Eleanor 353, 648
\X/agneq Richard 743, I52, 1'54, 208, 420, 424-428, 430-431., 433,
436-441., 447, 448, 450-452,
544
tbe Barbaians (Coetzee)
454-455, 46t, 463-465, 467,
IWaiting for
470-471., 481,, 492-494, 510,
281,
Andzej 153 525, 531-532, 536, 549-550,
\Vajda,
572, 591., 595-601, 604-605,
Wallerstein, lmmanuel 34
607, 61.3, 61,5, 623-624, 626,
'Walzer, Michael 64, 68,331',333,
630, 632-633, 637-640, 642-
354, 462, 479-483, 599
INDEKS
-677
643, 646. Li h. j uga anti-Semitisme Z
Yeats, WB. 361,-364
Za,yni Barakat (Ghitani) 179
Yordania 189, 195, 322, 333, 335,
Zemel,leah 601
338, 356, 389, 392, 445-448,
Zia ul-Haq, Mohammad 522
456, 464, 466, 496, 51.3, 51.7,
Zionisme 106, 109, 231,285,357,
533,570,585, 605
428, 469,536-538, 632, 646
Yugoslavia 27 4, 342, 391, 589
Tentang Pengarang

EDWARD \V SAID adalah Profesor di bidang Bahzsa Inggris


dan Sastra Perbandingan di Universitas Columbia. Dia adalah
pengarang dari dua puluh judul buku, termasuk Orientalism, yang
dinominasikan untuk National Book Cdtics Circle Aurard, Cul-
tare and Inperialism, Repruentations of the Intellectual, Tlte End-of tbe
Peace Process, dan Out of Plan: A Memoin

Tentang Penyunting

GAURI VISS7ANATHAN adzlzh Angkatan 7933 Prcfesor di


bidang Humaniora di Universitas Columbia. Dia adalah penga-
lang Masks of Conquest: Literarlt Studl and British Rale in India dan
O utside the Fo ld: Conuersion, Modernifl, and Be lief,yang memenangkan

James Russell Lowell Pize, dan beberapa penghargaan bergengsi


Iatnnya. Dia juga sudah menerbitkan banyak esai tentang pendi-
dikan, m4 dan kebud^y^ n.
^g
USTAIiA P RO N,I E,.T H I'] A

KT.KUASMN,
P0LlTlK, oo* Wawancara dengan
'::: .:.i j ,il,l I
!.lE +,
KTBUOAYMN f:q i!r:, riffi :.:

Peralihan yang fleksibel dari satu pokok masalah ke pokok

masalah lainnya, yang sedemikian rupa merupakan kumpulan

wawancara khas, adalah sebuah cara yang unik untuk

mengapresiasi pandangan-pandangan cerdas

Edward W. Said sebagai kritikus sastra, kebudayaan, dan

geopolitis zaman kita. Meskipun berjangkauan luas, said

selalu penuh perhatian pada persemaian nilai kemanusiaan

individual dan bukan sekadar institusional' Said

menyelami dunia ciptaan karya-karya sebagai pencapaian

historis atau kultural. wawancara yang mengagumkan dan

menggugah ini menempatkan Edward W. Said sebagai

salah satu intelektual humanis terkemuka, kosmopolit,

dan demokratis yang tidak takut mengkritisi dogma politis

dan akademis untuk memperluas pemahaman

tentang dunia dan diri kita.

Anda mungkin juga menyukai