T H E A
KEKUASMN,
PO LITIK [lAN
'
KEBUDAYMN
Wawancara dengan
T IHARI] H. SAI I
KEKUASAAN,
P0LlTlK, oAN
KEBUIIAYMN
tr
!or\,fu,U'Ms,
?ournul'ov Un+
.fu"h$ ---
KEKUASAAN,
POLITIK ' tlAN
KEBUDAYMN
Wawancara dengan
EIIUARII U. SAI Il
Editor:
Gauri Viswanathan
KEKUASAAN, POLITIK DAN KEBUDAYAAN
Wawancara dengan Edward V. Said
(Editing dan Kata Pengantar oleh Gauri Viswanathan)
Diterjemahkan dari buku Power, and Culture:
Intentiews with Ehaard IV. Said,Pantheon Books, New York, 2001
^pa.-^p^.
Dalam banyak hal, wawancara merupakan tindak penemuarl
yang terus-menerus bedangsung, bukan hznya bagi orang yang
diwawancarai, tetapi tedebih lugt bugt pewawancan y^ng sudah
mempersiapkan diri dengan baik.Jadi, yang dengan enaknya justru
sering terjadi adalah bahwa or^ng dengan sebuah daftar paniang
berisi pertanyaan-peft^ny^ n yang sudah ditulis dengan tapi dan
saksama itu justru membuang daftar itu dan kemudian secara si-
multan dan langsung terus berbincang-bincang dengan s^y^-
mengikuti jalanny a p erbincangan, ketimb ang belpatokan p ada s e -
lembar ks112s-d2n selanjutnya, lebih banyak penemuan-pene-
muan benar-benar terjadi dengan hasil-hasil yang biasanya tidak
dapat diduga sebelumnya. Jadt, setiap situasi mencetminkan se-
rangkaian keadtan teftentu, dan karena saya sudah lama betke-
cimpung dalam ranah publik sebagai seorang pegiat politik mau-
pun sebagai seorang intelektual dan cendekiaw^n, segala rl.acarr,
tantang n,yang sudah saya coba jawab pun bermunculan. Dalam
beberapa hal, inilah hanpan saya meski bersifatinformal dan men-
PRAKATA-ix
E.WS.
NewYork, 20Maret2001
Prawacana
Sebagai penulis dad hampir dua lusin buku, Said telah menulis
berbagai macam topik yang luas, mulai dari kritik sastra hingga
politik Timur Tengah, dari opeta hingga film dan lapotan petia-
lanan. Pandangan-pandanga nny^, yang ditandai dengan kekuatan
komunikatif yang menawafl, telah meniangkau banyak pembaca
melalui terbitan-terbitan, artikel-artikel, dan buku-bukunya, baik
itu yang membahas tentangJoseph Conrad, Richatd Wagne\^t^w'
pun Palestina dan proses perdamaian. Dia iuga menjadi pokok
bahasan dari beberap a karya dan antologi esai kritik yang men-
dalam; bahkan, sedikitnya ada setengah lusin terbitan setiap ta-
hunnya yang memb ahas karyanya, danbuku-buku yang menav/ar-
kan perspektif-perspektif kritis tentang Edward \fl Said telah men-
jadi industri yang terus berkembang dengan sendirinya. Begitu
banyak yang sudah ditulis oleh dan tentang dirinya sehingga di-
maklumi bila orang betanya tentang pengetahuan dan wa\r/asan
baru apa yang bisa dihatapkan dari sebuah buku kumpulan wa-
w^nc f^yang kka-kira belum ada dalam tulisan-tuiisan Said atau
dalam kzry*karya tentang dirinya.
Jawabannya sederhana saia: wawuttc ra-v/awancara yang
di-
berikan Said selama ttga dasawarsa terakhir dengan kuat mene-
xii Gaup.r VTswANATFIAN
-
gaskan bahwa tak satu pun dad buku-buku dan esai-es arkaryanya
sendiri maupun yang dinrlis orang lain tentang didnya menjadi
katya yang benar-benar final. yang pertama-tama hatus dicatat
bukanlah sekadar jurnlah w'wanc^r^ yang sudah diberikan oleh
said, baik kepada media cetak maupun media elektronik, mela-
inkan jugabanyaknya lokasi tempat bedangsungny^ w^wutrc ra-
waw,,ncar^itu, yang membentang dad Asia hingga Timur Tengah
dan Eropa serta Amerika sedkat. Semua w^w^nc tz itu mene-
gaskan keberadaannya di panggung internasional sebagai salah
satu dari intelektual-intelektual potitik yang paling kuat dan mum-
puni di z^m^fl kita sekarang ini, seorang manusia yang membang_
kitkan minat di kalangan masyatakatumlun karena humanismenya
yang berkobar-kobar, kekayaan wawasan dan keaifannya, pan_
dangan-pandangannya yang provokatif, dan komitmennya yang
teguh terhadap tujuan orang-orang palestina untuk menentukan
nasib mereka sendiri. Berserakan dalam b.gto banyak terbitan
di seluruh dunia, semua w^warrcar^ini belum pernah dikumpulkan
dalam satu buku. Secara keseluruhan, semuawawancaraini meng-
ungkapkan adanyapikiran yang tefus-menerus mengemba r^, yzrrg
kembali ke gagasan-gagasan awar dal,,m buku-buku dan artikel-
attikelnya dan selalu memperbaruinya. Salah satu ukurafl y^ig
menunjukkanbetapa cair dan luasnya pemikiran Said adalah ke-
mampuannya unruk menilik kembali argumen_argumen yang di_
nyatak,'n dalam buku-buku dan esai-es atnya, tidak hanya semata-
mata untuk mempertahankan dan semakin menjelaskannya, me_
lainkan yang lebih penting lagi, untuk menandai batasan-barasan-
nya dan menjajaki peluang-peluang peduasannya, khususnya da_
lam konteks di luar konteks-konteks yang pertama kali melahir-
kannya. Dengan katalain, Said berkelana dengan gagasan_gagas_
sejauh mungkin, lama setelah gagasan-gag^sanitu diartiku-
^flny^
lasikan untuk pertama kalinya, dan dia menerapkan skeptisisnya
yang sama terhadap asimilasi tak-kritis atas karyanyatentang ..teori
yang mengembara" Qmuelling theory) yang sekarang terkenal itu.
Dalam esai yang bertajuk sama, yang diterbitkan dalam Tbe lyorld,
Pna'orracaNa xiii
-
the Text, and the Critic (1983), Said menyatakan bahwa teori-teori
yang dibangun dan dikembangkzn dalam konteks-konteks lokal
cenderung kehilangan elastisitasnya dan melemahkan kekuatan dan
maknanya ketika dibawa ke tempat lain. Dalam bentuknya yang
sudah tedemahkan, teori-teori tidak bisa lebih dari sekadar me-
tode-metode strategis, di mana sistem dan prosedur mengganti-
kan pemikiran yang asli.
Melemahny a traue lling tb eori es ini menant ang pandzngan kon-
vensional bahwa salah satu clrz- yang digunakan pengaruh untuk
membawa muatannya adalah dengan mengklaim sebuah aplikasi
umum, menghapuskan perbedaan-perbedaan yang ada di
^ntur^
tempat-tempat dan kelompok-kelompok manusia. Sedemikian
kuatnya kenjzan itu sehingga "ytng universal selalu dicapai de-
ngan mengorbankan yang pribumi" ('Kfitik, Kebudayaan, dan
Pertunjukan'). Ketika pengetahuan lokal dapatdiangkat ke dalam
teks, dengan c r^ dikembalikan ke dalam situasi-situasi dan kon-
teks teks-teks tetsebut, barulah pembacaan dtpatmenandingi ba-
hasa-bahasa universalisme dan standardisasi. Salah satu contoh
pemanfaatan produktif yzng membawa konteks lokal ini adalah
penggambaran Said tentang digunakann y^ w^c^rrz- kulrural Lyc6e
Prancis oleh Albert Camus untuk mencegah Aljazut merdeka.
Ini adalah sebuah metode interpretatif yang digunakan Said ketika
dia memba cakaryanya sendiri untuk menanggapi pertanyaan-per-
tanyz fi para peu/awlnc tln:tL. Dengan menerapkan kdtik uni-
versalisme terhadap kzryatya sendiri, Said membawa perhatian
orang kepada kondisi-kondisi lokal dalarn produksi pengetahuan
yang memengaruhi pemahamanorang buka nhanyatentang karya-
karya yang dipelajari tetapi juga tentang karya-karya yang ditulis
otang. Diwawancatu d:, sedemikian banyak belahan dunia, dia
selalu diminta untuk menanggapi titik-titik pe rhadLan piltng penting
yang bedaku di tempat-tempat itu dan untuk memikirkan kembali
karyanya sendid dalam hubungannya dengan ritik-tirik perhatian
yang berbeda-beda itu. Sebagai contoh, ambil saja misalnya", pe:-
t^ny^^n tentang pengaruh kuat Said terhadap pan sejanwanln-
xiv- GAURIVISwANATHAN
gunakan buku ini sebagai titik acuan utama bagi pertany^ n-per-
tatrya n meteka sendfui tentang hubungan-hubungan afitm^ pe-
ngetahuan dan kekuasaan, representasi dan otoritas dan tentang
pengaruh pemikir-pemikir, seperti Foucault, Gramsci, dan Vico
tethadap artikulasi Said sendiri mengenai hubungan-hubungan ini.
Banyak pewlwunc^r^,yang dengan mengendatai gelombang post-
strukturalisme, mendesak Said untuk memikitkan kembali tentang
apayang mungkin akan dipahami sebagai pandangan negatif ten-
tang agensi. Dalam persepsi ini, jaring-faring kekuasa n yang di-
bangun oleh dan di seputar w^can ini justru menghilangkan ke-
mampuan individu untuk menolak kekuas aan
^tar:menuliskannya
kembali dalam pengertian-pengertian yang mengembalikan agensi
itu ke tangan mereka sendid. Dengan kata lain, apakah Said benat-
benar perc^y^ bahwa individu sudah ditakditkan untuk hidup di
dilam teptesentasi-rcpresentasi yangmerampas realitas yang me-
rcka jalant sendiri? Tidak adakah jalan keluat dari kungkungan
representasi-tepresentasi Orientalis itu?
Akan tetapi, alih-alih menisbahkan kekuatan koersif total ke-
pada wacana, Said justru lebih dari satu kali menyebut Oriental-
isme sebagai sebuah sistem diskwsif yang "bermakna",
^frrra;n
dan bukanrrya, y^flg tak betmakna. Dalam sebuah gerakan yang
membuka jankantandirinya dan Foucault, Said justru lebih suka
memandang representasi-reptesentsi Orientalis atas apz yzng dt-
PRJN7ACA\IA-xvl1
Inilah kunci yang vital bagi metode dan tujuan Said: Oriental-
isme pada akhirnya bukanlah sebuah sistem yang merusak atau
menghancurkan; tru, dengan e fek bume r^ngny a, Orientalisme
i
us
memp ersenj atai sub j ek- sub j eknya dengan sebuah perangkat ktitis
yang ironis nya, padaakhimya digunakan unnrk menyoal kekrrasaan
dan jangkauan Orientalisme. Keyakinan ini mewarnai banyakkarya
dan wawancata Said, dan memberi energi dialektis untuk menim-
bang dan mengkaji representasi-representasi negatif tentang
"orarrgTimut (Oriental)", bukan untuk berkubang dalam sebuah
tetotika pengorbanan melainkan untuk menangkis dan mengem-
balikan representasi-representasi semacam itu kepada para peng-
anjurnya, dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian
humanistik yang mereka berikan. Hal ini sebagian menjelaskan
humanisme yang diusung oleh Said, penekananny^ ylng terus-
merrerus pada kenikmatan-kenikmatan teks. Tzkada sebagian kecil
pun dari keasyikan Said dengankarya-kary^y^ng dipelajad dan
diajarkanny^ y^ng tidak dapat dibacanya dengan perhattantya
yang tajatnitu sebagai imajert,kosakata, dan struktur representasi-
representasi Orientalis, y^ngdengan tegas ditunjukkannya sebagai
sesuatu yangada di dalam inti estetik dari banyak teks kesusastra-
an. Alih-alih menolak semua karya. itu sebagai produk-produk
Orientalisme modetn yang menjijikkan, Said justru sangat terpe-
sona oleh karya-karyz ini, dan dta.percaya bahwa nilai estetis kar-
y a-kary a ters ebut tidaklah betkompromi dengan, melainkan j us tru
didefinisikan oleh kepentingan-kepentingan politik yang mula-mu-
la menentukan penulisannya. Jadi, membacakarya sastra di luar
konteks-konteks politik dan asal usulny^ fl m apresiasi es-
^t^s
tetika hanya akan menghasilkan pembacaan yang keliru atarn i-
dak lengkap. Menurutnya, pendekatan-pendekatan semacam itu
Pnlvl,lcaNa xlx
-
menutup m^ta dui- adanya keterkaitan yang vital estetika
^nt^r^
dan kekuasaan.
Kecintaan Said terhadap kesusastr^xr tarrrpak jelas dalam se-
mua wav/aficttanya, bahkan dalam wawlnc r -wawancara" ylrrg
topikut^m^ny^adalahPalestinadanprosesperdamaiannya.Yang
menatik, dia membangkitkan kenikmatan estetis untuk kembali
menegaskan bahwa pemikkan yang tersistematisasi hanya akan
menyempitkan perspektif orang dan melahirkan kekakuan-keka-
kuan yang justtu menghilangkan keterbukaankreaif tethadap pe-
nemuan dan pengetahuan. Bahkan, melebihi tulisan-nrlis ar.urry^,w^-
u/an-cara-w^w^rc r^ ini mengungkapkan zdatrya konflik intens
afltlr seorang manusia dengan skematisasi jenis apa pun. Kadang-
kadang konflik itu begitu intensnya sehingga memperjelas keti-
daksabaran Said tethadap penalar^n y^ng terpoia dan mudah di-
tebak. Dia melakukannya dengan c r^-c^r yang dengan penuh
kesadaran-did memicu bahaya-b zhzya dan risiko-risiko ekspiorasi
yang belum terungkap. Misalnya, dalam v/awancara Diacriticsber-
tajuk "Permulaan", Said menunjuk sebuah pertentangafl antzta
pemikkan yang tersistematisasi dan hedonisme, dengan mende-
finisikan hedonisme sebagai sikap tidak mau menempuh jalan yang
sudah dipadatkan dengan baik. Penggunaalr kata hedonismelah
yang mengundang perhatian, barangkali dengan bertumpu pada
alasan bahwa teks-teks sastra yang berakar pada distorsi-distorsi
logika Orientalis b.gto memukaunya, seolah ada sebuah elemen
alienasi dalam logika itu yang menarik pethatiannya. Bahkan, ter-
kadang kesusastraan menjadi bersinonim dengan sebuah campur-
an ylrrg kompleks dari ketidakterdugaan, pernanjzan-diri dan pe-
mikiran yang tidak teratur, dan bahkan tak tetbendung. Yang pa-
ling penting, bahkan ketika kesusastraan diyakini sebagai sesuatu
yang menghidupkan kembali warisan dan ttadisi kebudayaan se-
kalipun, penolakannya terhadap petlakuan-pedakuan yang bisa
diramalkan sebelumnya, sec r^ paradoksal, memisahkznnya dzri
citzrrsa akan masa lalunya, yang Said gambarkan sebagai
^tatr
"membebaskan did seseorang dari aliansi-aliansi, kebiasaan-ke-
GaunrVrsw,qNATHAN
Prakata vii
-
Prawacana (Gauri Viswanathan) xi
-
BacmN S,ttu:
PENAMPIIAN DAN KRITISISME, 1
-
Permulaan 3
-
Dalam Bayang-BayangBarat 58
\filayah-Wil
-
ayah yang Bertumpang Tindih:
Dunia, Teks, dan Kdtikus 79
Teori Sastra di SimpangJalan
-
Kehidupan Masyarakat L02
Kritik, Kebudayaan,
-
dan Pertunjukan 137
-
Kritik dan Seni Berpolitik 1,71,
t
xxviii- Eo,wARDW.SATD
BecraN Dua:
KE,CENDEKIAAN DAN AKTIVISME 405
-
Bisakah Negara Arab Hidup Berdampingan
dengan Negara Yahudi? 407
Cendekiawan,
-
Media, dan Timur Tengah 412
Negerinya Orang Buangan 444
-
Intelektual
-
Amerika dan Pottik Timur Tengah 459
Perlunya Menghargai Diri Sendiri 487
-
-
Sebuah Rumusan untuk Para Hussetn 496
-
Suata Bangsa Palestina di Amerika Serikat 501
Intelektual dan Petang 507
-
-
Yang Bangsa Amerika Ketahui tentang Islam Adalah
Sebuah I{ise Bodoh 522
-
Etopa dan Other-nya: Sebuah Perspektif Arab 545
Simbol Versus Substansi:
-
Setahun Setelah Deklarasi Prinsip-Prinsip 557
-
Jalan yangJarangDilalui 578
-
Kembali ke Diri I{ami Sendiri 591,
Penampilan
dan I{ritisisme
Permulaan
sala bara s@a nenerbitkan buku pertama sala tentang kitik sastra,
E.nus.
nui oleh tulisan tentang se,rang Bbon atau seorang de Man,laitu perla-
aananJang berasal dari penbaca-pembacaJang nendapati tulisan ita
jauh
tersingkirkan dari arena politik dan kebudalaan di <anan kita ini-
ti d a k s ep e rti h a lryt a karya An da s e n diri, 1 ang s e ti da k-ti da kn1 a h ara s di b a ca
{ Bpy,111p nfl SArD
-
sebagai sebuah tantangarc terbadap keterlibatan ideologis kebarytakan kritik
akadenis.
Anda mengangkat beberapa poin penting. Pettama-tama,mai
kita kaji perny^t^ n Anda tentang sebuah auant-garde yang kritis.
Setahu saya tak seorang pun petnah menganalisis petnyataafl se-
macam itu dengan setius, kendati tampaknya adzperasaan runum
tentang hal itu, yaitu bahwa kritik sastra di dunia penutur bahasa
Inggds saat ini dapat dibug menjadi dua jenis, yaitu yang dipe-
ngaruhi dan yang tidak dipengaruhi oleh bahasa Prancis, di mana
yang pettama bersifat auant-garde, dan yang kedua betsifat t4disi-
onal. Ini zdalah perasaan yang cengeng-tetapi sama sekali tidak
pasif-karena bukti yangpzda umufi]nya (dan secata agresif) di-
kutip untuk itu kurang lebih bersifat sosiologis atau stilistik, mes-
kipun yang kita maksud dengan gzya (sfle) hanyalah jenis kosakata,
otoritas, teks -teks y oleh seorang kritikus. Tentu
^p^ ^flgdigunakan
saja,ktitikus-kritikus yang Anda sebut auant-garde itu tergolong
ke dalam kelompok yang terpengatuh bahasa Ptancis, di mzna
mereka cenderung metupakan kritikus-kritikus Pantai Timut ber-
usia paruh-baya., yangmendapat gaf i tinggi di universitas-universi-
tas terkenal dan merupakan penulis-penulis produktif yang me-
nulis tentang pengarang-pengarang yang ketinggalan zaman @ater,
Shelley, Emetson) atau tentang beberapa gelintir pengarang yang
sangat ngetE (Rousseau, Nietzsche, Freud), yang menggunakan
kzta-kata seperti dekonstruksi dan demistifikasi, cendetung lebih
mengacu padaBarthes ketimbang pada Empson, dan ptosa yang
mereka tulis tidak menyerupai karya Edmund Wilson, dan sete-
rusnya; membuat daftzr atribut-atribut mereka dapat dilakukan
sebagai semacam permainan selingan, dan orang hanya pedu me-
lakukannya sebagai sebuah bentuk gosip yang lebih tinggi-kecuali
bahwa pada umumny a par^kritikus auant-garde sama-sama memiliki
dua atau tiga hal yang serius, sejauh betkaitan dengan audiens me-
reka, yaitu mahasiswa sastfa, dan penerimaan terhadap karya me-
reka. Untuk sekarang ini saya akan menyampingkan teori kdtis-
meskipun orang bisa saja membicarakannya secara ksssluluh2n-
PemluuaN 5
-
yang membenarkan kita menyatukan mereka; sekarang saya lebih
suka membahasnya seperti halnya orang lain melihat dan mema-
hami mereka.
Pefiama-tama,karyz mereka membuat rrra::.h banyak otang
yang merasa tidak suka diminta oleh seotang kritikus untuk mem-
baca kalimat-kalimat yang(a) tidak membentuk sebuah poin yang
"fzktl;ral" tentang biografi pengarang, seianh tekstual karya, atat
hal-hal semacam itu; (b) tidak memberi tahu pembaca tentang
dipikirkan tentang suatu karya, penulis, Lt^nPert-
^p^y^rrgharus
ode; (c) tidak menghabiskan banyak waktu untuk secara ekplisit
j
me nyataka n u a /u e u dge m e n ts (pt erulzrran) te n ta ng karya y angbers ang-
kutan; (d) tidak mengagung-agungkan kronologi kasar; (e) tidak
menggang go pur^ pembacanya baik dengan katalog-katalog yang
berisi opini-opini kritis lainnya ataupun dengan daftatdzftxkzrya-
katyayang mengakui kedalaman wawasan si kdtikus, cita r^sltr^-
disi, tempat yang sederhana dalam kehidupan ilmiah @arangkali
"mengganggu" bukanlah satu-satunya kata yang bisa digunakan
di sini; sepertinya "memperkaya" itga relevan). Kumpulkan se-
mua hai ini dan Anda akan langsung melihat bahwa satu hal yang
orisinal tentang kritikus-kritikus ini adalahbahwa ritual-ritual dan
prosedut-prosedur mereka berbeda dari kdtikus-kritikus yang
memelopori kdtik sastra akademis sejak akhir abad kesembilan
belas. Pandangan mereka tentang apa itu teks, kecanduan mereka
terhadap penemuan terminologis, sikap meteka yang relatif meng-
"pto-
abaikan biografi, sikap mereka yang lebih waspada terhadap
blematika" ketimbang tethadap "tradisi-tradi5i"-5smua ini me-
nempatkan meteka pada posisi yang tinggi' Tetapi, tentu saja,
pada dasarnya meteka adalah kritikus-kdtikus yangprouokatf, tet-
utama katena mereka mengubah kritik tentang suatu teks atau
seorang pengarang menjadi sebuah masalah yang bersifat meto-
dologi.s dan sadar-diri yang sangat penting; iadi, apresitsi atat
penilaian tethadap sebuah karya atau pengarz;ng,y^ng tetkadang
kita asumsikan sebagai tujuan sebuah kritik, menielma di sini men-
iadi titik tolaknya, dan bahkan, dalam beberapa kasus; meniadi
6 Eowapo \( San
-
titik tolak yang tetsembunyi. Ada provokasi tambahan dalam sikap
yang mereka ambil (dan saya menggunakan kata "sikap" ini dalam
pengertian yang sangat literal) terhadap karya; Swift pemah me-
ngatakan bahwa yang buruk dari kritikus-kritikus adalah bahwa
karena mereka kurang penting dibanding sebuah karyz, dan ka-
tenz'ny^ meteka selalu dapat dengan c n y^ng sedikit nakal me-
recoki orang lain dan menghancurkan reputasi sebuah k^ty^.Akan
tetapi, bagi kritikus-kritikus iri,karyz adalahhal yang sifatnya kon-
temporer, yang bersama dan di dalamnya mereka menempatkan
karyameteka sendiri (berupa kritik); yangmereka lakukan bersifat
reka-ulang, dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dengan segala
kesulitanny a, karyamereka mengandun g cita nsakenikmatan yang
dirasakan setelah betupaya-setjdak-tidaknya-untuk memper-
lakukan teks sastta di tingkat-tingkat tertentu selain tingkat yang
sangat evaluatif t^np^ belas kasihan (yang merupakan salah satu
haI y ang ditakutkan oleh Swi ft, karcna dia b erpikir-s ep erti halny a
kl12 5smu2-tentang titani kritikus-kritikus populer) atau apresi-
atif penuh sanjungan.
Intinya adalah bahwa para kdtikus seharusnya menjadi, kata-
kanlah, komentator dad bawah yang bersikap terhadap kesusas-
traan seperti halnya sikap Howard Cosell terhadap Muhammad
Ali. Kalau seorang kritikus mencoba mempedakukan sebuah teks,
yang, seiring dengan beqaJannyz waktu, watak :utarm^ny^ tampak
seperti fosilisasi yang hebat, sebagai sesuatu yang menyerupai ko-
temporalitas, atau bahkan kotemporalitas yang terhormat dan me-
ngagumkan, maka orang akan dengafl serta-merta melihatnyzme-
rah. Intertekstualitas, yang oleh para kritikus auant-garde diklaim
sebagai kondisi uniuersal semwa teks @aik yang kritis maupun yang
"kteatif"), seharusnya tidak bedaku untuk kritik. Menurut keya-
kinan basa-basi dan orang-orang yang beqpikk bahwa justifikasi
utama seorang kritikus adalah membantu agar sebuah karya di-
apresiasi dengan lebih baik,-sesuatu yang paling banter mem-
buatnya betsikap ekstratekstual-kritikus tidak berhak menun-
jukkan, misalnya, bahwa kesusastraan adalah bahasa, dan bahwa
Pprurur-aaN 7
-
kritik adalah bahasa juga,tentu saria dengan segala masalah dan
ketetbatasanrLy^) dan walau bagatnantpun tetap ada'lzh bahasa.
Saya tidak perlu terlalu berpaniang lebar di sini, karena Critique et
ueritd-nyzBathes sudah mengumpulkan dan membahas semua tek-
nik perdebztan di kedua belah kubu kdtis ini, dan dia juga sudah
menggamb atkan tingkat kekerasan yang dihasilkan oleh ktitik ba-
ru tertentu dalam tetorika terhadap musuh-musuh yang (biasa-
nya) diproklamasikan sendiri. Sebab, kritikus-krirJltrs auantgarde
dari jenis y^ngs^y^bicarakanini tampaknya betsikap agak tenang
bila sudah menyangkut soal musuh-musuhnya; semua kemarahan
dan rzsatidak suka itu betasal dad jenis yang lainnya; ini bukanlah
jetis yanglta4 atat suka mencari gzta-gafa, ataupun
auant-garde
yang agresif retorikanya; tampakny^,yungsatu irli lebih suka me=
naruh perhatian pada pekeriaan ztatkaryanya sendiri-dan me-
mang demikian-ketimbang sibuk melancarkan kampanye-kam-
panye menyetang sebagai peniaga tua yang sela-
^pay^ngdisebut
ma ini bersikap sangat energetik dan raiin mengejat-ngeiar auant-
garde yangkitis. Yang disebut terakhir ini, agat adi).,kadang-kadang
benar-benar tampak terinfeksi oleh semacam gemerlap rumah
kaca. aIa klub, seolah-olah satu-satunya hal yang penting bagrnya
hanyalahDerida dan Heidegger dan sama sekalibukan lokakarya-
Iokakzq,ayrng bersimbah kedngat yang menghasilkan banyak kar-
ya intelektual.
Beginrlah, kemarahan aLdalah reaksi umum yang ditimbulkan
oleh kdtikus-kdtikus ini. Yang lainnya---dan ini yang lebih pen-
ting-adalah bahwa tema mereka bersifat inov al.Jlf dan, karenanya,
memalukan bagi audiens yang Perc^y^ bahwa seorang kritikus
harus membatasi diri hanya pada soal-soal dan teknik-teknik yang
sudah baku: penjelasan, komentar,latztbelakang seianh,biografi,
dan semacafirflya. Di antankritikus-kritikus Yale, misalnya, Anda
dzpat melihat betapa iudul-iudul dari sebagian buku mereka se-
sungguhnya membelokkan kritik ke dalam pokok-pokok bahas-
an baru: pengaruh (suatu, atau mungkin satu+atunjta,masalah stan-
dat dalam kritik mazhab) diasosiasikan bukan dengan kaiian-ka-
$ pp5yapp !( Sam
-
jian sumber melainkan dengan kegelisahan; formalisme dan wa-
wasan (dua kata wajib dalam Kritik Baru Amerika) masing-masing
dikaitkan dengan tansendensi. dan kebutaan. Setiap orang akan
sepakat bahwa auant-garde yang satu ini, seperti halnya semua aaan t-
gardelainnya, hingga tingkat tertentu, konyol dan memahkan.Tata
rrutan ketianyayang pertama-t^m^bukanlah keberadaan atau ke-
hadran melainkan keterlambat^rt, ketidakhadfuan; untuk tu-
^t^v
juan-tujuannya sendiri, sebuah teks lebih merupakan sebuah ak-
tivita s ke timb ang s ebuah gro u n d e d o bj e c t-pemb alikan harzp zn-ha-
r^p^n ini adalah sebuah daftx yangpanjrng dan sudah tetkenal.
Tetapi, katyz golongan auant-garde inilah ylflg menarik bagi ka-
langan mahasiswa; mereka memburunya sebagai sesuatu yang
mengangkat hasii kerja keras karya sastra yang lolos ke tingkat
yang lebih tirggt, atau paling tidak, lebih menarik. MengapLper^-
saan ini ada di kalangan mahasiswa adzlahpertanyaan yang rumit;
untuk dzp at menj awabn y or^rrghatus menj elaskan mengap a be-
^,
gitu gamblungny^ kekosongan vitalitas dalam dunia keilmuan se-
janh ata:u tradisi (ttirgg" Auerbach dan Spizer tidak dapat di-
ciptakan lagi), ekonomi profesi (yang dengan sedikit pekerjaan
yang ada justru lebih suka mempekerjakan doktor fi.lsafat baru
dari tipe struktutalis untuk mengajar pada kutsus-kursus yang di-
gagas sec r^ uadisional, at^Lt tentang hal-hal yang temeh-temeh,
ketimbang tidak mengajar szma sekali), dan kelayakajatan, ke-
layakjuzlan, kelayakteknikan-saya tengah menemukan dan me-
nerapkan sebuah kata batu untuk menyebut diubahnya kritik auant-
garde olehpara oportunis menjadi sebuah kdtik yang bersifat teknis
dan pseudo-ilmiah yang berpretensi mewakili yang baru danyang
trendi-yaitu kritik auant-garde itu senditi. Tetapi, sekalipun kita
tidak menyelami masalah-masalah itu, faktanyz tetap bahwa ma-
hasiswa mengenununi kritik baru itu karena keasyikan dan gengsi
yang terus-menerus digembat-gemborkannyz, dan pan mzha-
siswa merasa (benat atau salah bukanlah halyangingin saya bahas
di sini) bahwa sifat-sifat ini tidak ada dalamkalian sastra kudkuler
yang sudah mapan. Tulisan yang benar-benar menarik yang sedang
PBmruraaN 9
-
dikerjakan oleh orang-onng terbaik di akhir usia dua puluh atau
tiga puluhannya berutang langsung kepada ktitikus auant-garde-Ten-
tu saja bahzyanya adalah bahwa kriik auantgarde kelewat dihor-
mati karena kdtik ini relatif mengabaikan titik perhatian historis,
atau Anda bisa menyebutnya arsipal: saya akan kembali ke masa-
lah ini nanti.
Inovasi merangsang timbulnya kemarahan yang cukup alami.
Selain itu, perasa^n-per^s^^n lain jadi ikut terlibat iuga: kecem-
buruan (mengapa tokoh-tokoh itu mendapat begitu banyak per-
hatian?), xenofobia (yung ini bukan kritik, ini omong kosong),
dan kebencian yang tidak tak terjustifikasi terhadap sekelompok
baru teman-teman diskusi (adz Corznentary, ada Nea York Reuiew,
dan sekarang zda Diacritics,.fJl-H, dan Georgia Rcuieuz apa semua
itu perlu?). Tetapi yang lebih mendasar a.dala'h bahwa para kriti-
kws aua nt-gard e adalzh sekelompok litera li s o r,yaitu orang- orang y Lng
memahami katz-katadalam karya secara ha:.ftahb.gto saja, mem-
perlakukan karya seperti bahasa dan dengan demikian mengung-
guli (atau mengalahkan) pan belle-lettris t1t^ y^ng meyakini kesu-
sastraan sebagai Karya Sastra, bahasa yang indah, dan semacam-
nya. Salah satu slogan peffry^ta n yang paling umum dan paling
sering diulang-ulang adalah bahwa orang-oraog seperti Bloom,
Hartman, dan de Man tidak menulis dengan baik (saya sudah me-
lakukan pengaffL^t^n sendiri, dan menyutuh orang untuk meng-
zmau saya: sebuah kekacauan yang tidak bisa saya atasi). Tetapi,
masalahnya bukanlah bahwa mereka terpengaruh oleh sebuah tta-
disi asing (karena sebagian besar dari mereka sudah menguasai
gagas^fl-g gasan meteka sebelum pengaruh bahasa Prancis, se-
cafa umum, terasa). Bukan pula bahwa mereka memiliki kepriha-
tinan-keprihatinan metafisik yang menghalangl, kfitik sastfa yang
murni (dan dimurnikan) hntfiah. Yang iadi masalah, dan yang me-
mungkinkan digunakannya "gzya" sebagai sebuah seniata untuk
menghantam mereka, adalah bahwa kritik mereka menganggap
bahasa sebagai bahasa, dan kemudian tefus saia membahas kesu-
sastfaan sebagai sesuatu yang terlibat di dalam masalah-masalah
10 Eo,vano S( Saro
-
kebahasaan . " Gaya" adalah sefila;ta. y^flgdigunakan untuk mengem-
balikan ke sus astraan ke dalam nnah gagas an-gagas an, pe ngakuan-
pengakuan humanistik, dan lain sebagainya, sedangkan bagi ka-
langan auant-garde rnasalah yang petlu dipikfukan adalzhberzkxnya
kesusastraan di dalam tubuh bahasa. Ini, dan bagasmana bahasa
nenghasilkan (dan bukannya dihasilkan oleh) makna. Dalam pe-
ngertian tertentu, radikalisme auantgarde adalah sebuah radikalisme
yang konservatif, yang memenjzrakan kesusastraan di dalam ba-
hasa dan masalah-mzsalahyang ditimbulkan oleh bahasa. Dan ini
bisa menjadi sesuatu yang intim atau memalukan, seperti saat
Bloom bican tentang penyair yang satu-slturrylhzrta rampasan
perangnya adalah bait-bait puisi. Barangkali ot^ttg iuga bisa me-
ngatakan bahwa kritikus-kdikws auant-garde adalah ienis kritikus
yang sudah saya bicarakan di sini sebagai kritikus-kdtikus yang
kelan dalam pengetian yang digunakan oleh Vico. Kekeiatnan
mereka cukup banyak menjelaskan kesulitan yang dialami banyak
or^rrgdalam memahami nrlisan meteka; ini adalah kesulitan yaflg,
sayzl<ua, berasal dari keterblt^saru, dan bukan ambisi, untuk me-
lakukan terlalu banyak hal.
Sama halnya sekarang dengan resepsi terhadap auant-garde
yang, Anda menyebutnya, diperangi. Ini tidak berarti bahwa kaum
auant-garde yang ini adalah mazhab Yale, karena seiauh y^ng s^ya'
tzhtadabanyak kritikus lainnya di Amerika Serikat-Girard, Flet-
cher, Crews, Fish, Riddel, Poirier, Sontag awal, Donato, dan lain-
lain-yang dainya sayabanyak belajar dan yang melakukan hal-
hal yang sangat berbeda, tetapi yang sekaligus tidak bisa saya sebut
sebagai auant-garde. Orang juga tidak bisa membatasi penggolong-
an auant-garde ini hanya pada kritikus-kritikus dari zatnan tertentu;
sekarang ada Kenneth Burke, dulu ada Blackmur (genius terbesar
yang dihasilkan oleh kritik Amerika) yang meniadi bagian dad
generasi terdahulu, tetapi yang karya-karyanya penuh dengan pe-
nemuafl baru, kecemerlangan, dan independensi dari ienis yang
selama ini sudah sayabicatakan.
Namun, saya tidak bisa mengklaim diri mampu berbicara ten-
PBruturaaN 11
-
t^ng yang orang l<ra sayz lakukan, dan di kamp rpa karya
^p^
saya tergolong, tetapi s^y^ras^ sangat sering-dan bahkan tedalu
sedng-perbedaan-petbedaan kritikus-kriiktx auant-garde
^nt^t^
dan kdtikus-kdtikus "Idtnnya" dibesat-besarkan, dan hal itu tidak
memenuhi tujuan apa pun selain untuk sekadar menimbulkan se-
dikit kehebohan. Saya pikit mi n t s^y^ tethadap y^ngsekarang
^pa
sedang ditulis oleh para kdtikus, dan apa yang sudah ditr-rlis, sifat-
nya memang sangat luas; sering kali saya tertarik pada cendekia-
wan-cendekiawan yang tidak tergolong ke dalam kelompok auant-
garde,karena tampaknya golongan ini tidak begitu tertarik semata-
mata pada kedalaman semantik sebuah teks sastta, seperti yang
saya kira sebelumnya, dan kedalaman itu tidak bisa seluruhnya
dipenuhi oleh psikoanalisis, semiologi, dan semac^mny^. Kalau
Anda membaca sebuah kritik seperti yang dinrlis oleh Harry Levin
tentang Shakespeate ataL: tentang sebuah novel, makaAnda akan
mendapatkan kecetdasan yang dalam dan tzjam yang dzpatmeng-
gunakan banyak hal yang memang pedu digunakan (tetmasuk Lu-
kdcs, Bachelard, Batthes, Freud, dan sebagainya) karena kritik itu
memenuhi tujuan kdtis yang serius. Anda tidak akan pernah pedu
merasa takut bahwahanya sebagian masalah Stendhal sajayang
dipetimbangkan, atau bahwa sebuah teks karya Flaubert dikaji
hany a dengan menggunakan pengetahuan yang pas -pasan tentang
Kekaisaran Ptancis Kedua, dan lain sebagainya. Katenznya, ba-
rangkali tedalu skematis untlrk memilah kritik ke dalam dua kamp
yang saling bettentangan. Selain itu, saya kira kita harus ingat bah-
wa banyak di antara cendekiawany^ngmenulis sendiri kdtik tta-
disional begitu sensitif, waspada dan bersimpati tethadap ap^y^ng
tengah dilakukan dalam teori kritik oleh kalangan auant garde. Kita
perlu mengakui bahwa kritik adilah sebuah tindakan yang sangat
kompleks: kdtik melibatkan kinerja, kognisi, intuisi, gaya, ritual,
dan klenik, tentu saia. Kita semua bisa mengatakan seseorang ada-
lah kdtikus yang baik atau bukan, apa pun bendera yang dibawa-
nya; begitu juga, kita semua tahu bah'wz orang bisa benat-benat
belEar dad satu or^rrg kritikus dan tjdak dariyanglainnya.Pzda
72-EowtnoW Sato
dimaafkan.
Bagi saya, kritik Bloom, ketika saya menemukannya untuk
pertama kalinya dalam bentuk teoretisnya y^ngmata;ng (saya su-
dah membaca Shellq's Mltthnaking-nya ketika saya masih meniadi
mahasiswa), sebagai seorang kritikus, dulu dan sampai sekarang
pun masih,luar biasa menyegarkzn.Bag1 saya, seluruh minat saya
terhadap permulaan-permulaan dan asal usul tiba-tiba saja men-
dapatkan sebuah dimensi baru dan banyak pembenaran. Saya da-
pati bahwa cata Bloom me-reka-ulang dan mengolah kembali pe-
ngaruh topos (tema. atau topik sastra atau retorika tradisional atau
konvensional-pent) lama begitu kuat dan elegan seperti ha.lnya
Konserto Biola-nya Berg menggubah-ulang paduan-suaranya Bach
dan membnutny^ menjadi begitu elegan dan kuat. Tetapi, yang
paling penting, saya tetkes anpada cara Bloom menuniukkan bah-
wa pencipt aan adalah sebuah bentuk yang digunakan untuk mem-
pedakukan masa lalu, yang membangun-kembali masa lalu itu
dengan cxa y^ng orisinal atau, katakznlah, mula-mula, dan kate-
n s ya adalah pengikut setia Vico, maka menemukan tema-tema
sepeti mengetahai berarti menciptakan, dan heroisme-heroisme
penyair-pe nyar lmz, dalam Bloom, benar-benar merupakan se-
buah pengal berharga.
^rrrafl
$Talaupun demikian, selama ini saya selalu merasa bahwa
Bloom mengisyatatkan-tanpa benar-be rL^r meny^takznnya-
bahwa penciptaan adilahpuisi, dan sebaliknya. Dia. tidak memiliki
minat yang tampak jelas terhadap novel ztz.u dramz, yang keduanya
memiliki hubungan-hubungan yang tidak mungkin disangkal de-
ngan sejatah dan masyarakat. Selain itu, Bloom terutama tertadk
pada pertentangan zntarpenyau t^np^ pedu menuniukkan bahwa
ada pertentangan-pertentangan latnny z (seperti, katakanlah, per-
tentangan antarl seorang penyair dan bahasa: kasus Mallarm6)
yang juga ikut berperan dalam penciptaan puitis. Tetapi, ada ke-
betatan dan penolakan yang ora;r\g bisa tujukan terhadap pene-
kanan-penekanan dan penerapan teori tersebut. Perbedaan-per-
bedaan teoretis utama saya dan Bloom berbeda jenisnya;
^rrtara
Pemrur-naN 15
-
dan ke sitrrlah akzn saya bawa petanyaan Anda.
Saya kira tidaklah tepatmengkdtik Bloom katena (dia) meng-
abatkan y^ng Anda sebut sebagai dunia prosais, setidaknya
^p^
tidak tepat dari sudut teotetis. Dia tidak bilang bahwa dia tidak
tertarik pada dunia prosais itu, atau bahwa dunia itu tidak ada,
atauhal-halsemacamitu.Yangdikatakannyzhanya,Iah-sayatidak
sedang berusaha membelanya,tetapi saya sedang mencoba untuk
hanya berurusan dengan teorinya saja-bahwa parz-perryltt tet-
utama menatuh perhatian terhadap puisi, sesuatu yang merupakan
unsur dari kehidupan mereka sebagai penyait; selain iat katanyz,
penciptaan zdalah sebuah per11ulflg n yang aktif, gelisah, dan sa-
ngat te{pola dalammelawan pendahulu-pendahulu yang kuat. Un-
tuk menggambatkan pertarungan perjuangan ini, Bloom ti
^tl:u
dak hanya telah diperlengkapi dengan sekumpulan kosakata yang
kompleks dan luar biasa inventif, melainkan jwga dengan serang-
kaian menyeluruh doktdn-doktrin metodologis. Terkadang saya
merasa bahwa kosakata itu mungkin tedalu skematis dan teologis,
dan kadang-kadang bahwa sec rL metodologis Bloom tetlalu ba-
nyak memoles karyanya demi memasukkan tokoh-tokoh yang ba-
ru ditemuk^nny^ (seperti Derrida, misalnya). Tetapi, ada satu sisi
menyelutuh pada karyaBloom yang diabaikan oleh para pengkri-
tiknya, sebuah sisi yang bagj stya, paling tidak, sama pentingr1y^
dengan peta-peta, istilah-istiiah dan perjuangan-perjuanga n y^ng
tampaknya dan utamanya sedang digambark^flrry^. Dan sisi itu
zdalah g gas^n-g g san Bloom tentang sejarah kesusastraan, dan
ttansmisi kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Bloom benar dalam meyakini bahwa kebudayaan tidak tercipta
da:i ex nihilo, dan benat puia dalam melihat up^y^yang dilakukan
oleh para penyair dzlam menciptakan puisi mereka. Tetapi, saya
kira dia salah dengan berpikir tentang sejarah puitis danf atz.uke-
budayaan sebagai soal pertarungan dramatis semata-matl a;tftara
penyair yang kuat dan penyair yang lemah. Banyak dt antatahal-
hal yang penting di dalam sejarah kebudayaan bukanlah sesuatu
y ang darp ztAnda s ebut revolusioner melainkan j us ttu kons ervatif;
16 Eovrano rW SArD
-
kebudayaan tidak selamanya diciptakansecara eksklusif atau bah-
kan terutama oleh pahlawan-pahlzwan oran1-orang radikal,
^t^D
melainkan oleh gerakan-gerakan anonim bes y^ngfungsinya ada-
^r
lah untuk menjaga segala sesuatu tet^p betlangsung dan tetap
^gar
adz,"e/les naintiennent les choses dans l'fitrd',demikian kata Foucault
dalam bukunya tentang Roussel. Bloom sama sekali tidak me'm-
perhitungkan utang puisi tethadap kebud^ya n atau seian'h. Jenis
hal yang digambarkan oleh Curtius, yaitu sebuah proses transmisi
kultural dan pembentukan-norma yang teratuf, tentu saia melan-
dasi sebagian besat pedode-periode sasffa dan kebudayzan.Tidzk
semua penulis yang kuat atau hebat adalahpembetontak; bahkan,
kebanyakan penulis berada dalam sebuah harmoni fundamental
dengan'aip^ yung mereka identifikasi sebagai kebudayaan yll:'g
dominan @arangkali kaum modetnis zdalahperkecualiannya). Te-
tapi, yang menadk perhatian Bloom terhadap g^g sarl tentang
pertarungan puitis dan individut\tzs adalah pandangarrny^ y^rrg
menyatakan bahwa bagj parz penulis pasca-Miltonik, pengaruh
hampir selalu ter^s^agresif memusuhi. Sekali lag1sryapikir Bloom
mengabaikan faktabahwa bagi banyak penulis yang cukup terke-
muka, pengaruh bisa menjadi sesuatu yzngntnzh: lihat, misalnya,
hubungan Goethe dengan Hafrz (khususnya dalam "tlnbegrenzt"
dan "Nachbildung" dalam lYest-iistliche Diuan). Hal yang menge-
sankan tentang I-^a Renaissance orientale-nya Schwab adalah bahwa
dia membahas periode-periode yang paling menjadi perhatian
Bloom; hztya saia, temuan-temuaflnya betkebalikan. Masuknya
secara besar-besarun gag s n-gagasan dan teks-teks Oriental ke
Etopa selama awal abad kesembilan belas telah menimbulkan
dampakyang sangat bermanfaat bag penyair-penyair kuat seperti
Hugo dan Goethe; pandang^n ut^m^ Schwab adalzhbzl,l'wa' ada'
pembaruan dan kontinuitas budaya karena pa:c- penyatt secara
positif menyambut dan deng an s engaia mencari pengaruh. Tentu
sajaBloom menyztakan zdanyaperasaan-p etLS^ 17 ambivalen para
penyair tethadap panpendzhulunya, paradoks daya tarik mereka
terhadap, sekaligus pembelaan meteka dai, pzrz pendahulunya
PBnuur_aaN 1,7
-
itu. Tetapi, tidak tedalu diperhatikan oleh Rloom
sesuatu yang
adalah gradasi di dalam pengaruh, berbagai derajat pengaruh,
dan dengan sendirinya,. berbagai jenis pengaruh, mulai dan yrng
ramah hingga yang menimbulkan kegelisahan. Dia juga tidak pe-
duli terhadap pegiat-pegiat seperti Hopkins, ataupun terhadap
penyair-penyair kikuk yang mudah dipengaruhi seperti Eliot.
Apa pun, biarkan saya kembali ke argumen saya. Kalau Anda
memandang sejarah sastra sebagai sesuatu yztgpada hakikatnya
mewuiud di dalam k^tyu tokoh-tokoh yang radikal dan heroik,
yang nilai pentingnya adalah bahwa karyrkarya mereka bersifat
membentuk zuma;r, berarti Anda tidak sedang keliru membaca
sejarah kebudayaan, Anda tidak sedang membaca semuanya. Saya
'kira itu
adalah salah satu dari hal-hal yang ditemukan Foucault di
l-,es Mots et les cboses dan lArchfiologie du sauionKaryapertama
^rttar
memahami sejarah sebagai sesuatu yang terbagi-bagi menjadi p.-
riode-periode yang telputus-putus yang tert^ta secara berututan
berdasarkan waktunya, seperti (ini contoh yang digunakan Fou-
cault) Sade diikuti kemudian oleh Nietzsche. Belakangan Fou-
cault terpaksa melihat sifat-sifat abadi kebudayaan sebagai bahwa
kebudayaan itu bertahan lama, dan bagaimana kebudayaan int
bertahan larna., dan bukannya soal berapa banyak kontribusi yang
diberikan terhadap kebudayaan oleh pahlawan-pahlawan kebu-
dayaznbesar seperti Milton dan Goethe. Pendeknya, teori Bioom
tefitang.tt^nsmisi puitis, saya pikit, mengaburkan dan menyelu-
b*g sebuah konsepsi yang termitologisasi sec ra.tadikal tentang
detetminan-determinan individual kebudayaan, dan sikap yang
sepenuhnya rnengabukan dukungan-dukungan kebudaya ylrrg
^n
anonim dan institusional, yang terus berlangsung dan bedangsung
begitu saja di hntupaya-upaya yang dilakukan oleh individu mau-
pun periode-periode sejanh. Alih-alih pada akhirnya memandang
kebudayaan sebagai urusan yang lebih teratur dan mengatur ke-
timbang sebaliknya, Bloom justru betpegang pada pand^ngal
mendelegasikan tradisi (dan dengan demikian juga mendelegasikan
kebudayaan) kepada tokoh-tokoh perorangan; menurut saya, pui-
18-Eo,urano!( Saro
sosial dan politik. Bisakah Anda jelaskan secara paniang lebar mengenai
nanfaat danf atau inti polenik tentang artbiguitas istilah ini-kemenbu-
mian sebagai berada-di-dunia-ini, sebagai obyknlitas, naterialitas, sosialitas
duniawi keseharian, uersus kenembunian sebagai indeks kebudalaan, se-
yang zgak menakutkan bila bahasa ini diekspo4 bahasa ini bisa
(dan memang) melahirkan kebodohan baru, demikian Blackmur
menyebutny y ketika bersekutu dengan hasrat Dunia Ketiga
^, ^ng
untuk menguasai keahlian teknis dan dengan elektronifikasi ke-
cerdasan, bahasa ini menjadi sebuah bentuk penindasan dan per-
budakan baru. Sebab, apabila Orientalisme zdzlah bahasa yang
kode-kode dan j adng- j^i"g keqanya metembes melalui seorang
Timur yang skematis bagi konsumsi Barat, rnakaberarti juga benar
bahwa Bxat merembeskxr Lpa yang secara skematis harus dike-
tahui tentang didnya oleh dunia Timur. Bahwa intelektual-inte-
lektual Arab dan Dunia Ketiga sekarang ini bisa menyerang ske-
mata itu, itu berkat kekuatan lintas-wacana dalarn Freud, Man<,
dan lain sebagainya.
Karya saya sendiri sekarang berfokus pada meletakkan, me-
nempatkan, dan mewujudkan wacufla. Orientalisme: mengungkap
struktur-strukturnya, mencirikannya sebagai sebuah bahasa yang
PBm,ruraaN 47
-
keberadaan lembaga dan disiplinnya mengeliminasi, menyingkir-
kan yang Oriental sebagai manusia, dan menggantikannya dengan
dunia Timur yang sudah di-Orientalisasi sebagai spesimen. Saya
merasa diri saya sedang membersihkan perpustzkaan dari bahasa-
bahasa kaya sepetti bahasa-bahasa Odentalisme semacam itu, se-
hingga memungkinkan did saya sebagai seorang Timur, dan
orang-orang Timur Iatnnya, katakanlah, menggunakzn bahasa apa
pun yang kami tasa perlu kami gunakan. Pendeknya, saya menulis
karya yang bisa dibaca baik dalam bahasa Inggris maupun baha-
sa Arab.
S e1 a u h p mga m a tan s a1 a, ta rzrp a kn1 a An da te ru s - n e n e ru s m e n e ka n ka n
b a h aa kesalahan-ke sal ahan n e n d as ar (ata u le b i h tep atrya dtstorsi i d e o -
penikiran Barat adalah kepercalaanrya kEada aaisan buday
logis)
'Tinur"lang tidak berari: bahasa rendahan, mentalitaslang terbela- .
Cira terkuat Fanon dalzm buku tersebut adalah citra kota besat
kolonial asli yang dikelilingi oleh lingkungan yang betsih,
casbah
gg s^rr, xtat cita-cit^ pun. Dan ini tidak bedaku pada Fanon,
^pa.
yang komitmen-komitmennya terhadap perubahan yang revolu-
sioner, solidaritas dan pembebasan sangadah kuat dan menarik
bagi orang-or ng sepeni saya. Karya Foucault lebih merupakan
soal kecerdasan, keaslian, danketajamzn persepsi filosofis yang
luar biasa. Akan sayz katakrn juga bahwa kekuatan politik pada
karya Foucault belum b.Str jelas tedihat hingga lama kemudian,
yaitu setelah dia menghasilkan lebih banyak buku-The Order of
Things, misalnya-dan tidak pula sebelum karya dad beberapa
penulis Iunnya (sepettiJacques Donzelot) muncul. Karya Fangn
itu benar-benar meruprkankzrya terakhir dalam serial yang ditu-
lisnya sepanjang tahun lima puluhan, sedangkankatya Foucault
adalah p et mulaan dari rangkai an kary a-kary
^rry ^.
Sekarang narilah kita kenbali pada soal kekerasan, subjek, dan
peradaban. Dalam Orientalism, Anda memaparkan secara terpeinci
aliansi besar antara kecendekiaan perguruan tingi Barat dan prolek ko-
lo n i a li s, 1 a ng n e rup a kan ko n s ep - ko n s ep repre s e ntas i di da lam se bu a h kri ti k
tentangpengetahuanlang sudah n@an. Secara tPutfk, bagaimana Anda
n e n d ef n isi kan rep re s e n tasi d an e ko no n i p o li ti kryt a ?
yakin saya dzpat mendefinisikannya secata ekono-
Saya tidak
mi, atau dengan rapi dalam hal itu, tetapi yang jelas representasi,
atau lebih tep^tny^ tindakan merepresentasikan (dan dengan de-
mikian mereduksi) others, hampit selalu melibatkan keketasan ter-
tentu tetha dap subjekyang direpresentasikan , dzn juga sebuah kon-
tr s antarl kekerasanpada tindakan metepresentasikari sesuatu
dan eksterior yang tenang dalam representasi itu sendid, yaitu
citra-buk citra verbal, visual, maupun yang lainnyv-supjsrt rcv-
sebut. Entah Anda menyebutnyz citayang spektakulet, atzu crfta
yang eksotis, ataupun representasi ilmiah, selalu ada kontras pa-
radoksikal yang kelih dikenda)Jkan,
^nt^rapermukaan, ^t^nnyabisa
dan proses yang menghasilkannya, yang mau tidak mau melibat-
kan kekerasan, dekontekstualisasi, miniatutisasi, dan lain seba-
g tny4 hingga denlat tertentu. Tindakan atau proses merepre-
sentasikan sesuatu selalu berimplikasi kekuasaan, akumulasi, pe-
Dar-alr BaYaNc-BavaNc Banar 61
-
menjaraan, dan semacam pengasingan atau disorientasi tertentu
yang dilakukan oleh pihak yang mereptesentasikan. Sebagai con-
toh, kita bisa mengambil sebuah tulisan linguistik ilmiah, yaitu
karyaErnest Renan tentang bahasa-bahasa Semit yangadz di be-
nak Renan ketika dia memilah-milah bahan-bahan kaiiannyatdalah
kotak pamer di sebuah museum, dan ketika Anda memarnerkan
sesuatu, Anda merenggutnya keluar dad kehidup an nyatz dan
menghadirkannya ke hadapan audiens (dalam hal ini orang-orang
Eropa). Sebab, yang terpenting, representasi melibatkan konsum-
si: representasi-representasi disajikan untuk digunakan dalam eko-
nomi domestik sebuah masyarakat imperial. Dalam kasus Orien-
talisn, saya berbic ara tentangsuatu ekonomi yang dengannya ma-
nipulasi dan kekuas^ n koloni-koloni dapat dilanggengkan.
^tas
Sekarang yang jelas, adabanyakjenis representasi latnnya, tetapi
tepresentasi-reptesentasi yang dihasilkan oleh dan untuk sebuah
kebudayaan impedal yang dominan inilah yang justtu menarik
minat saya karena situasi dan kondisi kehiduparl s^y^ sendki, di
nnafi dulu saya adalah sasaran kekuasaan representasi-represen-
tasi semacamitu. Dulu saya dikirimke sekolah-sekolah kolonial-
oleh orangtu L say a, dengan sangat senang hati, tanpa paksaan zpa
pun-di m n , ketika saya bennjak rcmaia, s^ya iadi tahu ba-
nyak tentang sejatah Inggds, tetapi tidak tahu tentang
^p^-^p^
sejarah saya sendiri, sejznh Arab. Yang dtziatkat kepada saya
pada waktu itu adalah bahwa satu-satunya representasi yang di-
p benar adaLah representasi seiarah dan kebudayaan Ing-
^rLgg
grls yang saya yakini karcnapendidikan. Saya juga diajarkan untuk
menganggap diri saya sendiri sebagai seorang yang nilainya dalam
ekonomi benda jauh di bawah nilai orang-ot^trg Inggds, yang
memang memerintah dan berkuasa. Dan di luat konteks itu, mau
tidak mau saya jadtmemahami tepresentasi sebagai sebuah sistem
w^c n^yang melib atkanpilihan-pilihan politik dan kekuatan sert^
otoritas politik dalam satu atau lain bentuk.
Jadi, seperti lang telab Anda tunlukkan dalan tulisan Anda, ada
h ubunganlang bersfat langsung dan aktif antara dorttinasi-po litik, sosial-
62 EowaFD tJ[ SArD
-
e kono mi, dan ku ltural-dan sistem -sisten reprue n tasi: 1 ang sa ta m e labir-
lang instan dan dEat nelahirkan dan menlebarkan berita-beita itu dapat
secara mendasar nengubah sisteru lang di dalanryta magtarakat Barat
nengonsumsi representasi-representasi tentang @a yng didefnisikan sebngni
j
non-Barat? Ataa ka h ke kuasaan se dang nenl adi au h le bi h terkonso lidasi?
Kalaupun ya, krisis ini menjadi semakin dalam, katena bebe-
rapz alasan Pertama, dengan kemajuan-kemaiuan dalam tansfer
citta atau gambat-gambar elektronik, te{adilah konsentrasi yang
jauh lebih besat dalam c t^-c r^ptoduksi di dalam apa yang di-
sebut sebagai masyankat-mzsyatakatmetropolitan yang dilakukan
oleh konglomerat-konglomerat transnasional besar. Dan kedua,
bahwa mzsyatakzt-masyarak at yang dependen-yaitu masyata-
kat-masyatakat pinggiran di Dunia Ketiga dan masyartkat-ma-
syankatyzng berada tepat di luar zon -zotr metopolitan pusat-
luat biasa bergantung pada sistem ini untuk mendapatkan infor-
masi tentang did mereka sendiri. Sekarang kita sedang berbicata
mengenai pengetahuan-tentang-diri-sendiri (self-knowledge), bu-
kan hanya pengetahuarr tentang masyxakat-masyatakat lain.
Jadi, sata-satunla kategori yng digunakan oleh naslarakat-nagta-
rakatlang "dependen' itu antuk tiba pada pmgetabaan tentang dii (nere ka)
kerziripan dan enpati di antara dua negara lang bery'alan dengan sangat
mana identitasnjta telah dibuat-buat oleh pers Barat, adalah Kaddaf (AIu
Tak banyak hanpanbahwa dia bisa dibeli (tentu saia, dia sen-
dlri toh sudah sangat kaya). Di dalam semua retotika tentang te-
rorisme, pembunuh-pembunuh bayann Llbyz, dan lain sebagai-
nya, kebanyakan tidak ada hubungannya dengan Kaddafi, me-
lainkan kembali ke Dostoyevski dan Conrad, yang memb^y^rrg-
kan seluruh pandangan tentang terorisme untuk terorisme itu sen-
diri dan terotisme sebagai sebuah aktivitas estetis, bukan sebagai
sebuah urusarr politik. Tetapi, yang dipahami dengan butuk ten-
tang Kaddzfi dalarn seluruh kegilaanny^y^nggamblang itu ada-
lah bahwa dia merepresentasikan ambang sebuah fase ketiga. De-
ngankatz lain, petama Anda punya nasionalisme dan nativisme,
dan kemudian Anda punya teknokrasi; selanjutnya sistem itu ter-
belah pada titik ini menjadi; di satu sisi, kerinduan akan kolonia-
[5n1s-"d2tang dan tolonglah [2s1i"-d2n, di sisi lain, kebang-
kitan agam2-Khsrnsini, Kaddafi. Dengan kata lain, orang-orang
yang berkata, "Llhat, percayzkan nasibmu pada orang-orang
Amerika atau Rusia, dan lain-lain," sekarang terpaksa mengakui
bahwa bergantung pada kekuasaan-keku^s^ tr dan kekuatan-ke-
kuatan luat adaiah sebuah kesalahan yang sarrgat mengerikan: rak-
yat kami sama miskinnya dengan waktu-waktu sebelumnya, kami
tetap sajz berutang kepada IMF atau Amerika Serikat. Jadi, satu-
satunya jawaban zdalah Islam. Dan inrlah Kaddafi, dan dengan
sendiri, dia benar-benar menakutkan. Karena jika Anda melang-
lang ke dunia Arab dan dunia Islam pada umumnya, ada cita rasa
asli yang populet tentang "Islam" y^ngrr'eng flcam setiap Natio-
nal Security State Q'{SS). Ironi NSS, setidaknya di dunia Arab,
adzlahbahwa tiap-tiap neg^r itu telah benat-benat gagal: tak satu
76 Eowapo'$( Sarn
-
pun yang mampu melindungi perbatasanny^, keamanan
^p^I^gl
neg^ranya,.Iran, di bawah Shah, dulu adalah sebuah NSS, dan jelas
merupakan sebuah rczknklien Amerika. Rezim- rczim Arab,ham-
pir sem-uanya,telzh diserang oleh Islam, diinvasi, tanah-tanah me-
reka diduduki: Jadi, Islam adalah jzwzbznnya. Yang hilang di dalam
semua ini adalah alternzttf sekuler.
NSS uersus ss/<n6rtv6i-itli adalab konflik bagi belaban-belahan
Dunia Ketiga dewasa ini. Apa saja alternatifnla, model-model @a saja
yngnungkin dibangun?
Kembali ke Fanon, yangAnda dapati adalahpemberontakan,
dan tidak ada sesuatu yang bisa Anda sebut sebagai sebuah dimensi
utopian, katena etik kekerasan benar-benar menghalzng1 refleksi
kritis yang sesungguhnya. Idealrya, y^ng Anda inginkan adilah
hubungan Fanon dan Adorno, dan itu benar-benar tidak
^flt^r^
ada. Dengan kata lain, aktivisme, nasionalisme, revolusi, dan pem-
berontakan di satu pihak, dan di pihak lain, refleksi teoretis yang
eksesif dan spekulasi dari jenis yang orang asosiasikan dengan
mazhab Ftankfurt-yang pada akhitnya menjadi sikap pasrah,
kata Anda. Dan bagi Dunia Ketiga, kelompok yang disebut per-
tzma tadr-yaitu nasionalisme, dan lainlain-menjadi NSS. Be-
gitulah, kita membutuhkan sebuah dimensi lain yang justru meli-
batkan pemikiran tentaflg masa depan dengan c rl-c rtyang tidak
hanya bersifat reaktif atau memberontak.
S e b u a h p ro s e s kri ti s1 a ng a ka n h aru s n e li b atkan dip ap arka n nJ a m as a
Wawancaradengan
Jonathan Crary dan Phil Mariani,
IYedge, NewYork, 1985
\Tilayah-tVilayah
yang Bertuinpang Tindih:
Dunia, Teks, dan Kritikus
atau ontologis?
Ini adalah perbedaan yangprouisional sifatnya. Tetapi bag1 szyz, .
lang penting dan krusial dari peran kritikus? Ini juga nerupakan sebualt
pertanlaan tentang politik ruang keks-@akah, ntidakrya hinga titik
tertentu, kita tidak boleb membuat orang nelek-media?
Selama tujuh atau delapan tahun terakhir, saya merasabahwz
ada sebuah masalah besar di arca yang Anda sebut sebagai politik
ruang kelas itu-dengan kata larn, zpayang harus dilakukan dalam
92 P,orvano s( Saro
-
pengaiatan aktual (untuk menggantikan berteod tentang peng-
ajann pada umumnya). Salah satu di berbagai hal yang
^ntlr^
luar biasa signifikan bagpsayazdalzhbahwa sangat sedikit diantzra
hal-hal y^trg sly^tulis berkaitan dengan y^ng s^y^ ajarkan,sehingga
saya dapai diri saya mengaja4 sebagian besar, kuliah-kuliah stan-
dar-kuliah-kuliah kurikuler wajib dalam bahasa Inggris dan sastra
perbandingan, dar' hal-hal lain sepeti teori kesus^stt^ n. Ketika
saya mulai mengajar teori sekitar tujuh belas tahun yang lalu, pada
akhir tahun enam puluhan, tak ada orang yang mengajt hzl itu;
tetapi, mata kuliah teori itu praktis merupakan setengah dari krr-
rikulum, sehingga sekarang mata kuliah itu juga menjadi hal yang
standar. Padahal, dari dua buku yang sedang saya kerjakan seka-
tang ini,'satu membahas tentang peran intelektual, sebuah krjizn
politis dan historis mengenai intelektual-intelektual dalam tradisi-
tradisi yang berbeda dari jenis perspektif yang saya bicarakan
tadi; dan buku yang satunya lag zdzlah tentang hubungan
^nt^ra
kebudayaan dan impedalisme. Sekarang keduanya menjadi hal-
hal yang sangat sulit untuk diakomodasikan ke dalam kurikulum.
Kemudian muncullah p eftany^ n tentang kebudayaan populer.
Bukan betarti bahwa seolah-olah kebudayaan populer tidak dibi-
carakan; cukup banyak kuliah tefltang kebudayaan populer. Dan
saya tidak tak sepakat dengan Anda tentang pentingnya media
dan pentingnya representasi politik dalam pengertian yang paling
mendalam, yaitu tentang apa itu media. Media merepresentasikan
semacam wac tr legitimasi, yang luar fi252 [s21-6edia adalah
teritang konsolidasi, satu tipe legitimasi tertentu, dan otoritas. Saya
pikir, mencoba betutusan secara. frontal dengan media adalah
hal yang sangat buruk, karena kita terlibat dalam jargon dan sejenis
kaiim gratifikasi yang instan, di mana kita melihat hal-hal yang
telatif mudah diasimilasi dan kita mendekonstruksi hal-hal itu.
Saya metasa, bilamana mungkin> orang harus mencoba meman-
fzarkan s truktur kurikulum y ang ada-katakanlah, kuliah-kuliah,
kursus-kursus tefltang novel Inggris atau lirik abad ketujuh belas-
dengan c tayang,belakangan nanti, disesuaikan dengan lingkung-
\nr-AyAH-WrL{yAH yANG BERTUMpANG TINDIH ... 93
-
an media tempat kita hidup. Inrlah ilasannya mengapa, misalnya,
sebuah buku seperi The Country and the Cig-nya Raymond Wii-
liams jadi begitu penting. Sebab, dia mengambii kurikulum stan-
dat kesusastta n Inggds dan meletakkannya di dalam semacarn
konteks sosial, yaitu berupa sebuah konflik atau dialekika antan
kelas rural dan kelas urban. Saya kira, itu merupakan sebuah pen-
dekatan yang lebih menarik ketimbang selalu berurusan langsung
dengan kebudayaan populer. Anda sedang menggerakk zn mahz-
siswa-mahasiswa Anda menuju semacam melek-media dan kriti-
sisme tertentu---di m^fi^hanya sedikit yang akan benar-benat ber-
kembang, karena kebanyakan mahasiswa sesungguhnya tettarik
untuk berakomodasi dengan sistem, bukan mengubahnya. Dan
saya sangat tagu bisa menghasilkan mahasiswa yang mau beranjak
keluar dan mengubah dunia. Saya sangat anti-otorit^fl^fi dalam
hal itu. Saya tidak tertarik untuk menciptakan pengikut-pengikut;
saya tidak ingin orang menjadi seperti saya. Saya tetarik pada
orang yang berbeda. Saya tidak tertarik memberi orang kotak-
kotak peralatan kecil yang berisi klise-klise dan metode-metode
yang bisa meteka bawa keluat dan terapkan. Oleh katenznya,
mengingat semua ini, saya benar-benar telah tiba pada sebuah
pandangan yang agak konservatif tentang bzgamana mengatasi
masalah media di ruang kuliah; dan saya justru mencoba untuk
membahasnya melalui tulisan saya, dan tentu saja, dengan tampil
di media; sesuatu yang|uga saya lakukan.
Sala memahami keengnnanAnda di hadEan klise-klise kebadalaan
populer. Tampaknla, masalahnla adalah bagaimana berbicara tentang
klise-klise dengan cara Jang nenarik secara politis. Barangkali ini lebih
nenpakan persoalan bagairnana rzenenpatkan Da7las dan Dynasty di
hadEan teks-teks sastra dan s/arah lainnlta di dalam kebudalaan dan
mengekElorasi realitas-realhas kekuasaan lang melahirkannla dan bu-
ka n n1 a n e ngk o nfro n t a s i k e du a n1 a s e ca ra
fro n t a l-1 ai tu, n e nga n a li s i s k e -
duanla secara internal.
Ya, tetapi yang tidak Anda perhatikan adoJah bahwa dalam
kasus kanon, Anda sedang berhadapan dengan semacam otoritas,
94 EowapD r)( SArD
-
semacatn persepsi legitimasi kultural, dan semacam otoritas yang
sangat betbeda dengan mode konsumsi komoditas yang mudah
berupa sebuah sedal TV. Sangat berbzhayz apabtla orang men-
campuradukkannya. Sesungguhnya, ketiganya sedang menjilankan
dua fungsi yang sangat betbeda; dan hingga Anda memahami
apa saja fungsi-fungsi itu, sayal<ua. Anda tidak boleh mengasirni-
lasikan hal-hal tersebut satu dengan yang latnnya. Saya kira ini
bukanlah kasus di mana Anda dapat "mendekonstruksi" Dlnasfii
dzn Dallas dengan car^ y^ng sama sepeti Anda melakukannya
tethadap, katakanlah, Bleak House. Lalrt, apa yang Anda lakukan
dengan kedua sedal TV itu? Bagi saya, tampaknya pendekatan
yang jauh lebih menadk adalahmelihat pada sosiologi bentuk itu
send.iti,'melihat pada d ibangunnya konglomerat-konglomerat me-
dia, indus tri ny a, dan zlat- alat formal yang digun akan, y ang s ep etti
Anda ketahui, membentuk sebuah aparatus yang luat biasa canggih
yang direduksi menjadi tujuan-tujuan yarrg agak sedethana: kon-
siliasi, depolitisasi kehidupan masyzrakat biasa, di samping men-
dorong dan memperbaiki selera konsumen. Itulah yang penting
dari media, yang bersama dengan glamorisasiyung tersirat dalam
sebuah sistem nilai-nilai yang mengatakan bahwa komunisme itu
jahat, Amerika zdalzh tempat yang mengagumkan, setiap perem-
puan bisa menjadi Joan Collins, dan sebagainya. Saya bertanya-
t^nya tidakkah sebaiknya itu ditangani secara alusif, dan apakah
upaya untuk melihat berbagai jenis ini sesungguhnya tidak boleh
berasal dari sebuah kajim yang sangat serius tentang sejarah dan
sosiologi sastra dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas,
yang biasanya disingkirkan dari ruang kuliah. Bagairnanz Anda
melakukannya, itu soal lain. Harus sayakztzkzn bahwa saya sendiri
belum berhasil memecahkan masalah itu.
Hal yang menurut saya jauh lebih jahat dan berbahaya. adalah
penyajian berita di media dan persepsi tethadap realitas tentang
y^rrg disebut berita atau program-program dokumenter. Pe-
^p^
nyrjitnberita olahragatidak kalah menariknya. Christopher Lasch
pernah menulis dengan sangat menarik mengenai berita olzhraga;
\NLAYAH-VALAYAHYANG BEMUMPANG TINDIH ... 95
-
tetapi, lebih banyak lagi yang harus dilakukan, dansaya kfua terlalu
banyak perhatian yang sudah dicurahkan terhadap serial-serial dan
opera-opera sabun ini dibandingkan terhadap representasi-repre-
sentasi tentang kebudayaan-kebuday aan latnnya, represefltasi ten-
tangrcalttas, fepreserrtasi tentang petubahan sosial, fenomena te-
rodsme-yangluat biasa kuat dan nyaris terabaikan sepenuhnya
dari sudut pandang analitis. Ketjz s^ma media dan negata
^ntara
sangat unik di z^m^fl kita ini. Saya kira kerja sama itu akan me-
nentukan politik di masa yangakan datang.
C n to h te rb aru ad a la h lip u tan te n tang Afri ka S /a ta n 1t a ng m n ka n -
o e e e
\Tawancara dengan
G ary Hentzidan Annb McClintock,
Citical Text,New York, 1 986
Gori Sastra di Simpang Jalan
Kehidupan Masyarakat
IMRE SALUSINSZKY
rikat ini lebih sulit dilakoni. Dua alasan langsungltangnasuk akal adalab,
pertana bahwa sebagai akibat, bukan harya akibat daripropaganda Zionis
s@a, melainkan antara lain sebagai akibat dari propaganda Zionis, sino-
nimitas antara "bangsa Pa/estina" dan "teroris" sudah terbentuk di dalam
benak mayarakat di sini. Kedua, banlak di antara zrailg-zrangJangAnda
108 EDwARD \X1 Sam
-
hadapi dan ltang dekat dengan 'Q7xi6-fsvlxasuk orang urang seperti
Geofrry Haftman dan Harold Bloon-adalah Zionis. Dan perasaan apa
pun tentang masalah ini cenderang langsung nenuncak nenjadi perasaan-
perasaanlangpenah kekerasan, pribadi dan bergejolak. Nah, apakah hal
ini nembuat kehidupan Anda sebagai se\rang kritikus sastra menjadi se-
makin sulit?
D alam p etsp e kti f, o :-:angharus bican s edikit s ai a. I{aIau orang
melihatnya di dalam perspektif yang luas mengenai sebuah per-
tarungan yaflg s^ng t berdarah di antan dua kelompok bangsa,
rnaka ap^ y^ng sudah saya lalui benar-benar relatif sangat ringan.
Yang pasti, orang kehilangan sisi-sisi tertentu yangadapada' d:ttnya
kalau mereka menadk diri karena benci atau takut' DaIarr' kasus
Harold, pandangan -pandangannya, seperti pernah dikatakannya
kepada saya bertahun-tahun yang lalu, adalah pandangan-p^rr-
dangan milik orang-orang Jabotinsky f H.erut yang abadi itu. Dia
berpihak pada yangbenar, tetapi itu tidak menghamb
^tkit^untuk
membicatakannya. Adapun halnya dengan Geoffrey, kami belum
pernah membicarakannya. Saya ingat waktu itu saya sedang merasa
agak berduka selama musim panas 1982, ketik^ say^ sedang ber-
samanya di Sekolah Kritik. Seiuruh keluarga saya, dan keluarga
istti saya, saat itu sedang berada di Beitut, dalam keadaan terke-
pung. Tak sepatah pun peffry^ta fl simpati diucapkannya. Saya
benar-benar tidak bisa berkata dan dia pun tidak bisa
^pl-^p^,
berkata Hal-hal semacam itulah yang menyusahkan
^p^-^p^.
orang, di tingkat pribadi. Itu iuga masalahnya dengan Trilling,
yangzdala.h seorang teman y^ngs^rrg t dekat dan seorang kolega
yang luar biasa dermawan: aspek tertentu dalam kehidupan kami
masing-masing tertutup sifatnya dan tak mungkin dibicarakan.
Maka, selalu saja sayzmerasa ada sesuatu yang kurang atauhilLfig.
, Di tingkaty^nglebih umum, pandangan tentang menjadi se-
orang Palestina sekaligus kritikus sastra bagi sebagian orang me-
rupakan sebuah perpaduan yang saling bertentangan: Anda tidak
boleh begitu. Bagi sebagi^n or^flgIatnnya, saya yakin merupakan
sebuah kesenangan yang unik dan luar biasa ketika melihat sese-
TEoRr SASTRADT STMeANGJALAN... 109
-
orangyang dianggap teroris menjalani hidupnya dengan car^y^rrg
sangat betadab. Saya punya contoh yang sangat mengesankan.
Seorang psikiater Yahudi, yang pernah saya temui dalam suaru
pertemuan politik, datzng ke Nerv Yotk dan sedang berada di
Village, tetapi ngotot ingin datang berkunjung ke rumah saya.Dia
pun benar-benar rnss6sl-furuh wakru satu iam untuk tiba di
rumah saya dengan menumpang kereta api bawah 12n2[-d2n
menghabiskan waktu tak lebih dari lima menit (di rumah saya).
Lalu, dia pun berkata, "Saya harus kembali, ada npat lain yang
hatus saya hadiri." Lalu, saya pun berkata, "MengapaAnda datang
ke sini ? " dan katany a, " S ay a hany a ingin melih at b agaiman a Anda
hidup." Dia ingin melihat sepeni apa sih, seorang Palestina yang
hidup di sebuah kota besar sepeni New Yotk, sesuatu yang me-
rupakan hal yang aneh baginya.Dta tertarik padakenyataanbahwa
saya jwga, main piano dan hal-hal lain semacam itu.
Aspek tetburuknya adalah bahwa saya tahu petsis orang me-
nyerang sayakztenag g s^rr-g g san ataupandangan-pandangan
yang kelihatznnya berdekatan dengan pandangan-pandangan me-
teka tentang^p^ itu Zionisme. Ironi yang paling mengerikan dan
kejam adalah bahwa saya kerap dipandang sebagai semacam tipe
Nazi, oleh orang-orang seperti Cynthia Ozick dan kelompokNew
Republic.Ini adalah parodi yang memalukan.
Ya ng te 11 ad i p a da A /e x O de h n e n u nj u k kan b e t@ a b is a b e rb a h a1 a n1 a
permulaan zrang-nrang bukan Yabudi dan asal usul teo/ogis. Ini terdengar
seperti sebuah persoalan lang dirunuskan oleh Komite Yahudi Amerika,
tetapi, bagi Anda, apakah gema oposisi itu neniliki hubungan dengan
TEoRr Sasrna oI SIMPANGJAI-aN ... 117
-
fakta bahwa Israel adalah sebuah naslarakat yng dibartgun, mungkin
perti Orientalisrne?
pikir bahwa pada kenyat^ rrfly^, orang seharusnya ber-
Saya
kuta. "yL". Masalah dengan banyak kritik sastra dewasa ini, yang
sebagian di bawah pengaruh or^rrg-or^rlgseperti de Man-orang
yang sangat saya kagumi, dan szya kira sangat cerdas dan iuar
biasa tajam-dan Bloom, Frye, dan yang lainnya, zdalah bahwa
banyak upaya yang tidak pedu iustru terlibat dalam mendefinisi-
kat apa. yang murni sastra. Saya tidak mengerti pedunya terus-
menefus melakukannya. Ini seperti mengatakan bahwa sesuatu
itu sangat Ametika, dan yang bertentangan dengannya bukan-Ame-
rika: bagi saya, semua bidang itu tampak membosankan' Yang
menarik tentang kesusastraan, dan segala hal lainnya, adalah se-
jauh mana ia bercampur dengan hal-hal lainnya, bukan kemur-
niannya. Itu hanya pandangan temperamental sayz saiz.
Segala sesuaru y^ngor^nglakukan terkurung oleh situasi dan
120 EDWARD $fl SArD
-
kondisi fisik. Salah satu dari hal-hal yang selalu saja membu^ts^ya
sangat tertawan dalam Vico adalah bahwa raga selalu ada. Kalau
Anda membaca kritikus-kritikus yang pernah Anda ajak berbin-
cang-bincang, r^g sama sekali tidak penting. Tetapi, pada kenya-
t^ nny^ng menangpenting: kita bukanlahotak-otak tanpa tubuh
ataupun mesin-mesin puisi. Kita tedibat dalam situasi dan kondisi
di mana fisik memangada, dan bagi saya itu sangat penting. (Saya
suka main tenis, squash, dan banyak hal fisik lainnya.) Begitulah,
itu semua saya rasakan sebagai pedoman-pedoman yang lebih ber-
manfaatuntukmenentukan ke mana harus melangkah: keiuar dari
yang murni, menuju yang tercamput dan tidak murni. Ada hambat-
an-hambatan di sini, tetapi ketika saya berkata bahwa hal itu "tidak
bebas", yang szya maksud hanyalah "bebas" dalam pengettian
ideologis. Orang bilang, "Ini negara bebas": ya, tentu sajznibukan
r.eg ta yang benar-benar bebas. Itu hanya sebuah pengertian
umum-saya tidak sedang memaksakan semacam pesan ideologis
yang besar. Kita ini berada di dunia, berapa kali pun kita berteriak-
teriak bahwa sebenamya kita sedang betada di menara.
Satu aspeklangmembedakan The World, the Text, and the Critic
dari, katakanlah, Begqnnings, adalah kekuatan kritik Derida. Anda
mengatakan babwa kritik Derrida "mengerakkan kita ke dalam teks,
sedangkan Foucault (nengerakkan kita) di dalam dan dt1uat (teks)".
Say ingin taha @akab sesuata seperti minat dekonstruktif di dalan teks-
teks bukum deaasa ini bisa memenuhi slarat itu. Daknpenilaian-penilaian
hukum, dalam bukum magtarakat, tampaknla kita berada di sebuah
area di mana kita tidak nungkin berbicara tentang bergerak keruar dari
teks untuk kenbali ke dalan magtarakat, karena teks dan kekuatan
sosial itu identik-
Itu perkemb^ng n terakhir dalam pemikiran dekonstruktif.
Christopher Norris, dalam buku perta m^ny^tentang dekonstruk-
si, menganggap Foucault seorang dekonstruksionis. Kalau Anda
mengatakan bahwa segala sesuatu yarrg secm^ efektif mendemis-
tifikasi atau membumikan-di m^n jenis-jenis penanda ideologis
tertentu dihilangkan, dan ketedibatan-ketedibatan dan dukungan-
TEORI Sasrna oI SIMPANG.JAT-AN ... 121
-
dukungan tertentu diungkapk^n-^d^l^hdekonstruksi, maka saya
mendukungn y z. T etapi, ada satu j enis dekons truksi lainny a, y ang
akan saya sebut dekonstruksi "dogmatis" atau "teoreti.s", yang
menuntut semacam kemurnian. Saya kira kebenrlan Detdda tidak
terlalu salah dalam hal itu-dia terlalu cerdik. Tetapi, tampaknya
banyak di antara para pengikutnya yang berpendapat demikian.
Saya ingat saat suatu ketika saya sedang menyampaikan kuliah di
tr:r rr saya betbicata terrta:rrg Derrida, dan salah seorang peng-
ikutnya datang kepada saya dan berkata: 'Anda keliru: Anda tidak
boleh menggunakan kata 'realitas' ketika bican terrtaqg Derrida."
Apa pun, saya pikir f enis-f enis pembedaan-pembedaan yang dibuat
arrtlra teks dan nonteks adalah sesuatu yang kekanak-kanakan dan
tidak menarik.
Apakab pada maknla Anda sangat tertarik pada Derida?
Saya bertemu dengannya ketika untuk pertama kalinya saya
datang ke negara ini pada tahun 1966. Saya selalu mendapatinya
sebagai seorang yangramah dan luar biasa tulus. Kadang-kadang,
katyanya menarik hati saya. Tetapi hal-hal seperti Glas Q<endats
saya dan didnya sama-sama bersahabat dengan Genet) dzn I-,a
menurut saya tidak tedalu menarik. Saya pikir mungkin
Carte postale
dia jauh lebih baik sebagai penulis esai ketimbang sebagai seorang
frlsuf yang sistematik, dan zda semacam kualitas spo@ dalamkar-
y^ny^-y^ng bisa Anda temui dalarnbeberapa esai dalam Disseni-
nation-saya selalu betpendapat itu sangat brilian. Saya tidak per-
nah memperhatikan Granmatology.Bag1 saya, itu buku yang terlalu
berat dan tidak efektif. Dan menurut saya,karyany^ y^ng paling
awal, tentangTbe Origin of Ceonetry-nya Hussed, benar-benar s^-
ngat bdlian.
Tetapi, akhirryta Anda berpikir bahwa pengaruh umuril karlanla
sadah keter/alaan karena memisahkan tekstualitas dari konteks-konteks
di ukitarryta?
Dia menjelaskan Zeitgeisttertentu,1r2i1s bahwa kita harus mam-
pu membicarakan teks-teks dengan cany^ng lebih filosofis ke-
timbang yang dilakukan oleh para i{ritikus Baru, tetapi pada da-
722 ED\WARD \IZ SAN
-
s^rnyadengan c r^y^ngsama, dan kita tidak petlu merasa bodoh
dan tidak televan melakukannya: bahkan, kita sedang berurusan
dengan logosentrisme dan bencana dan phallo-ini dan phallo-itu.
Anda tahu yang saya maksud. Itu memberinya serrl clm ketangka
kerja yzngpenting bagi perguruan tinggi Amerika manakalz per-
guruan ti"gg harus berpikit tentang dirinya sendiri sebagai sesuatu
yang serius dan ketika sedang menghadapi masalah-masalahyang
fundamental
TttoPi, dengan tetap berada di dalan prakonsepsi-prakonnpsifunda-
mentalnla sendiri.
Tampaknya begitulah. Upaya-upaya untuk mengaitkan dekon-
struksi dengan Marxisme dan semua hal iainnya ini menarik, (ka-
rena) usaha-usaha itu lebih merupakan eksperimen-eksperimen
labotatorium ketimbang langkahJangkah besar dalam evolusi tipe
pemikiran tertentu.
Tokoh lain di dalam serial terbaru iniyng baryak Anda sebut-sebut
dalam baku-buku Anda adalah Harold Bloorz. Yang mengejutkan saJa'
kebanlakan di antara penltebutan-penlebutan itu sifatrya baik Hal-hal
positf apayng telah Anda anbil dari Bloom?
Pandangan tentang periuangan. Selama ini inrlah yang terpen-
ting: pandangmrny^ tentang siapa pun yang berebut wilayah dan
daenh kekuasaan itu luar biasa persuasif. Tak ada keraguan ten-
tang hal itu-bahwa setiap orang berbicara menentang dan men-
dukung or^flglain, entah itu puisi atau bukan. Inrlah y^r,gs^y^te-
mukan, danbagumana hal itu berkaitan dengan petsoalan penga-
tuh dan disebut "intertekstuaitas"- Pokok ka-
^p^y^rtgsekatang
jrannya. yang lain, proliferasi terhadap istilah-istilah seperti "cli-
namen" dan aspek-aspek yang sifatnya gnostik, misterius, dan pro-
fetik semu^ny^ teras^ menghibur dan menaw2n-kffsna dia pu-
hebat-tetapi sulit bagi saya untuk meng-
ny^ g ya flamboyan yang
pny^ sebagai doktrin, walau bagaimanapun iuga.
^ngg
Materi dalan waaancaranJa tentang kritik benar-benar personal si-
....
-fnWo dan tanpa konteks sosial
Itu jelas tidak masuk akal. Kedengar nrry^ memang cerdas
Tnonr SASTRA DI SttvtnaNcJarnN ... 123
-
dan brilian. Sangat tepat dia mengambil Oscar Wilde sebagai mo-
del, dan jika Anda bisa mengangkatnya, maka Anda bethasil. Tetapi,
yang jelas dia amzt sangat membutuhkan segala lr:rac m dukungan
dan bantuan kelembagaan seperti halnyz kita semua: dia butuh
kantor, dia butuh karyawzn, dia butuh dana-danz bantuan ....
Sampai dia merzenangkan McArthur Award ....
Nah, ttu dia masalahnya! Dia tidak menolaknya. Dia tidak
bilang, "lWah, mazf, sayahanya ingin melakukannya sendiri!" De-
ngan senang hati dia mengambil uang itu dzn ngelo1or pergi: dia
sudah menjadi lembaga itu sendiri. Kelihatannya, omong besar
sudah menjadi bagran dart sejanh Hatold, tetapi ada bedanya
afltata omong besar untuk basa-basi dan omong besar sebagai
doktrin-seperti dengan mengatakan bahwa semua kdtik adalah
personal sifatnya. Saya kira di satu tingkat tertentu itu memang
benar: l<rta adalah diti kita sendiri dan kita menulis apa yangl<rta
pikirkan, bukan disutuhkan orang lain kepada kita. Te-
^p^y^ng
tapi, itu serupa halnya dengan mengatakan, "Ini hari Jumat": itu
hanyalah sebuah kebenatan umum biasa.
Dalam The \X/odd, the Text, and the Critic, Anda mengawalinlta
dengan sebuah wacana tentang "kritik sekuler" dan mengakhiriryta dengan
wacana tentang "kitik religius". Anda memberikan sebuah daftarjudul
bara di dalam kritik. Sebagian besar darijuduljudul itil ditxilis okh knti-
kas-kritikus jtang mendahului Anda da/an rangkaian uauancara ini- Te-
tapi, tak satu pun di antara Bloom, Fryq maupun Frank Kermzde-
neskipun nereka menulis buku-buku dengan judul-judul senacam itu-
nengusulkan untuk menjadikan kesusastraan sebagai objek dari semacam
pemujaan religius lang melerzbaga. Apakah kita benar-benar sedang
berbicara tentang "sekuler" uersus "religias", ataukab kita lebih pada nem-
bicarakan "historisis" aersxls JeJuatu lang terus sQa percala pada efek
es te tis 1 ang s up ra h is to ris ?
@a pun?
Mengapa sastra bermasalah? Yang selalu Anda lakukan adilah
menambahkan kata-kata ke daiamnya sehingga mendorong orang
untuk berpikit tentangnya sebagai sebuah metode yang agak me-
miskinkan dan teduktif. Saya lebih suka berpikir sebaliknya. Am-
billah sebagai contoh seorang kritikus yang benar-benar saya hor-
mati dan nikmati, Raymond Williams, dalam The Countrl and tbe
Ciry. Nah, saya kira seandainya Anda harus membaca puisi-puisi
country-house yang dibicarakannya di s2n2-s2tu karyaJonson, atau
|',{21vsli-r\nda bisa bilang bahwa dia sedang mereduksi puisi
itu ke dalam situasi dan kondisi historisnya, tetapi saya kira bisa
dibenarkan kalau Anda mengatakan demikian . P zdaheJ, persis se-
perti Keats dalam "Ode to a Grecian um" membicarakan ba-
gzimana sebuah desa harus dikosongkan agt bisa muncul dalam
sebuah jambangan, \X/illiams sedang mempeduas bidang tempat
kita melihat dan memahami sebuah puisi country-house. Dan bagi
saya itu sama sekali tidak reduktif. Kalau Anda hanya sekadar
mengatakan bahwa sebuah analisis kelas terhadap "The Wife of
Bath's "fale" atau "Pensfigls1"-di mar' satu-s atuny a y ang Anda
lakukan adalzh mencoba menunjukkan tingkat kesadaran kelas
yang hadir di dalam puisi-puisi itu-reduktif sifatnya,lah,iotme-
mang reduktif: tetapi, bag saya iru tidak tampak seperti sebuah
pembacaan historisis dalam pengertian Vichian, atau dalam pe-
ngertian Auerbachian.
Ketika Anda tertarik pada historisisme tipe Foucaaldian, tidakkah
benar kalau sala katakan bahwa Anda lebih baryak menulis tentang
1,26 ED\yARD.ifl SaIo
-
s / ara h ke b u da1 aan-1 ai tu h a / - h a / s ep e rti O i en ta li s n e da n s tru ktur- s tra k-
turlang selalan a--ketin bang tentang rastra?
dengannl
kita seperti biasanlta. Alasan sala menlebatkan hal ini adalah bahwa
mereka mengatakan babwa dalam pengertian ini Edaard Said adalah
satu contohlang khas, karena dia benar-benar terlibat dalan praksis dan
bukannla sekadar terus berjalan begitu sEa dengan politisasi kalian-kEian
bahasa dan sastra Ingris. Bagainan@un juga ita terdengar seperti sebuah
puisiyng sangat baik bagi sa1a. Bahkan sa-1ta berpikir antak ikut mela-
kukannla.
134 EDwARD \( Saio
-
Mengapa tidak? Pandangan akhir tahun 1960-an tentang po-
litisasi wacana pedagogik sesungguhnya sudah lenyap. Karenanya,
Anda bisa melakukannya atau tidak melakukannya. Dan kemu-
dian, kalau Anda ingin betsikap politis, tidak ada yangakzn meng-
halangi Anda: jut^ n masalah dengan m^naAnda bisa meng-
^d^
hubungkan did dan takadz alasan untuk selalu hanya bergembat-
gembor tentang hal itu. Itulah sebabnya saya menyukarkata-kata
seperti "membumi" : kata-katayang sedethana, menipu, dan mem-
buat Anda tedibat, tetapi Anda tidak petlu menciptakan sebuah
alatyang tumit dan menyeluruh untuk membantu Anda menya-
takan apayangingln Anda tegaskan. Saya pikir yang penting adzlah
kompetisi, minat, dan, terutama, sebuah perasa n kritis.
Perigataan keberatan terhadE hal ini,lang barangkali dibaat oleh seke-
lonpok kolega Marxis, adalah bahwa sungah naf mengira'orang dEat
memisaltkan kehidupanprofeionakla daripandangan olitikryta.
Tetapi, toh Anda tidak sedang memisahkannya: Anda hanya
sedang menjalaninl'a dengan c f^yatrgbetbeda. Ini seperti suata-
suara fuga. Fuga bisa menyimpan dua, tiga, empat, atau lima suara:
semuanya merupakan bagqan dari gubah^nya;ng sama, tetapi se-
muanya saling berbeda-beda. Semuanya bergerak bersama, dan
ini hanyalah soal bagimanaAnda memahami kebersamaan: kalau
Anda pikit bahwa kebersamaan harus itrj atau itu, maka Anda
akan jadi lumpuh; Anda adalahMallarm6 atau Bakuniq yang me-
rupakan sebuah oposisi yang absutd.
Versi kebalikan dari mitos memisabkan pekerjaan profesional orang
dai komitnenpolitikrya adalah nilik kaun Marxislangberpikir bahwa
tuga s re uo lu s i o n er b e ra k h ir d e ngan di b a ca - u langnl a se cara ra di ka I F rnne-
gans $7ake: seolah-olah Marxisme adalah sebuah teori sastra.
Saya batu saja pulang dad Inggris, di mana saya mengikuti
sebuah seminar sehati betsama Raymond \Williams, dan kami ber-
bincang-bincang tentang konteks-konteks sosial yang betbeda tem-
pat kami melakukan pekerjaan kami masing-masing. Sangat me-
ngejutkan bahwa dalam konteks (bahasa dan sastra) Inggris or^ng
bisabican tentang Marxisme, atau setidaknya sosialisme, sebagai
TEopJ Sasrna oI SnaraNcJAI-AN ...
-135
sebuah tradisi yang memiliki sebuah keberadaan y^ngny^t^.Anda
tidak bisa bican tentang Marxisme di Amerika, di mana tidak
ada tradisi sosialis jenis apa pun.Jadi, munculnya Marxisme teoreds
sec r
tiba-tiba dari jenis yang paling canggh dan paling ilmiah
dalam diri otang-orang seperti Jameson-yang luat biasa saya
kagumi-adalah sebuah anomali lang luar biasa. Ia melibatkan
kecemerlangan intelektual p ers onal yang s ama-bukan wawas an-
v/awasan sosial dan politiknya-seperti dalam kzrya Harold
Bloom. Sekatang, kalzu itu memang Marxisme, maka itu adalah
sebuah varietas Marxisme pengemban y^flg sangat berbeda dari
y^rtg sedang kita bicarakan.
^p^
Senbai membaca Lalkdrs dan Gransci, mereka tzasih bicara tentang
' bojuasi nbagai pihaklang selalu bertaban, dan sebagzi pihaklang menuntut
pmleraltan dii yng selalu engan diberikan oleh gokngan prohtariat Jalan
buntu terbuamla adakh Anerika Mereka benar-benar tidak nampu me-
^rrny ^
dalam sejatah: kelas itu adalah bangsa Austro-Hongaria, kelas itu
memahami bentuk-bentuk estetis seperti tragedi dan litik, dan
kelas itu sedang bedalu dati lzyat Itulah arti borjuasi baginya,
dan ptoletartat adalah ruang kosong besar. Gramsci, menurut
saya, lebih eklektik dad itu. Tetapi, tak satu pun di ant^r^ meteka
pernah metamalkan pertumbuhan wilayah iaiahan Amerika yang
luar biasa dan tiba-tiba sebagai sebuah proyek usaha yang sedang
berkenibang dan sangat menguntungkan. Saya ingat, dua tahun yang
lalu, seorang karyawan seniot di PBB betkata: '?ara pemimpin
Dunia Ketiga bican tentang Moskwa, tetapi di dalam hati, mereka
semua irgt" p.tg ke California." Citr.a-citr.anya sangat kuat.
Wawancaradengan
Imre Salusinszky dalam Citicisn in Socie4t,
London,1987
E.$ilS.
sejarah teater yang baru. Tetapi bzg1 saya', tampaknya ada sesuatu
yang Anda sengaja lakukan sendiri dalam kritik musik, sesuatu
yang tidak adz dalam kritik sastra Anda.
San: Yang menggerakk^ns^y^dalam kritik musik adalahhal-
hal yang saya sukai dan yang menadk bagi saya. Pettamt-tamz
saya benar-benar termotivasi oleh kesenangan. Dan itu harus bisa
berlangsung secara kontinu untuk waktu yanglama. Saya tidak
menulis ulasan-ulasan singkat; saya pikir itu sebuah bentuk yang
rendah nilainya, seperri menulis kartu skor, ienis pertuniukan peng-
KrrrIr, KEBUDAYAAN,oaN PnnruNlux,rN 139
-
antar bangun tidur. Jadt, yang ingin saya lakukan adalah pergr ke
lebih banyak pertunjukan ketimbang menulis tentang pertuniukan
dan setelah beberapa waktu kemudian hal-hal tertentu akan meng-
kristal dalam benak saya ketika saya metenungkan dan berpikir
tentang pettunjukan-penunjukan itu, dan musik yang akan saya
mainkan pun selesai. Dan tetakhit, hal-hal yang menjadi perhatian
saya zdalah y^ng s^y^ dapati benat-benar ada. Saya tidak tahu
apa sajatn hingga beberapa waktu kemudian. Ini adalah tipe nrlisan
sporadis yang berbeda dari tipe yang saya keriakan dalam kritik
sastra, di mana saya tedibat di dalam perdebatan-perdebatan yang
jauh lebih panjang. Sedangkan di sini saya tidak tetlalu banyak
terlibat dalam kritik musik, karena sebagian besar datinya sama
sekali tidak menarik bagi saya. Ada beberara kritikus musik yang
menarik di sekitat sini. Tetapi, bukan kritikus jurnalistik. Andrew
Porter dtNewYorker saya kira menantang dan kadang-kadang sa-
ngat brilian. Kemudian ada orang-orang yang menulis dari sayap
kanan yang ekstrem, seperti Samuel Lipmann, yang menulis untuk
Tbe New Criteion, dan Edward Wasserstein, yang menulis untuk
New KEublic, yang tak lain adzlah seorang kritikus musik yang
cerdas. Itu saja. Latnnya benar-benarhanya sekadat pencuci mu-
lut-orang-orang yang menulis tentang musik dengan car^ yang
nonmusikologis.
Di sisi lain, saya telah mend^p^tb^ny^k tanggapan dad ka-
langan musikolog muda, yang menulis kepada saya tentaflg se-
iurnlah isu yang muncul. Misalnya, saya menulis sebuah kdtik ten-
tang feminisme dalam musik dan masalah-masalah tentang hal
itu. Dan saya telah menulis tentang masalah-masalah kekuasaan
politik dan representasi selama bertahun-tahun dalam beberapa
hal yang petnah saya lakukan untuk The Nation. Tetapi, titik pet-
hatian utama saya zdalzh sebuah catatan tentarig semacam kenik-
m^t^r, yarlg s^y^ kira bisa diberi bentuk liteter, tanpa menarik
perhatian kepada dirinya sendiri sebagai semacam tour de force.
"Lebih ringan" adalzhkatayangAnda gunakan, tetapi saya lebih
suka menyebutnya persuasif dan superfisial.
140-ED\x/ARDWSAID
hal yang bisa diterima dzn yang tidak bisa diterima. Kita belum
sampai ke tahap itu, saya kira, yaitu tzhz;p mampu betbicara ten-
tang hal itu dengan c r^ y^rtg netral, dengan can y^rrg tidak me-
ngandung tanda-tanda pertentangan antaraUta:i:a' dan Selatan, atau
Bant dan Timur. Maksud saya, konfigurasi geogtafis dunia ini
168 ED\yARD \( SArD
-
masih sangat kuat menandai, setidaknya dalam pandangan saya
tentang berbagai hal.
RogrNsoN: Disimpulkan dan y^rrg baru saja dikatakan,
^p^
tampaknya ada interkulturalisme yang baik dan interkulturalisme
yang buruk. Tetapi, setelah saya membaca Orientalism sebuah pa-
talisis yang besar pun tergambar.
SaIo: Saya ikut prihatin atas hal itu.
RosINsoN: Setiap kali saya menimbang atau memikirkan ten-
tang kebudaya' nlain, saya merasakan munculnya posisi "kekuasa-
an".Tetapi,apakahalternatf laindarikekuasaaniuhanyalah jank
yang semakin jauh atau isolasionisme? Saya tidak menginginkan-
ny^.
SaIn: Tidak, tidak, tidak. Saya pikir itu tidak mungkin. Anda
tahu, saya pikir salah satu dari kelemahan-kelemahan Orientalism
adalahper^s^ n yang mungkin sudah disampaikan di mana tidak
ada altetnatif lain untuk itu, selain semacam sikap lunak. Bukan
itu yang ingin saya sampaikan.Dan saya kita, pada akhfufly^ s^y^
mengatakan hal semacam itu. Dan ada semacam sesuatu yang "su-
dah dari sznl-flya",Anda tahu, semacam kekacauan dan tedibatnya
setiap orang dengan setiap orang lainnya. Saya hanyaingin berpikir
bahwa betbagai ketidaksetaraan, seperti, katakanlah, antara se-
orang informan pribumi dan mata etnografis seorang kulit putih,
tidaklah terlalu panh. Saya tidak tahu bagaimana membicarakan
hal ini t^np^ tetlihat memuji-muji diri saya sendiri, tetapi menarik,
bag saya dalam segala hal, bahwa QTisnyalhm-sebagian karena
sayal<tnbuku itu sudah terkenal di mana-man^-t^rnp^knya teiah
melahitkan banyak karyz yang sangat menarik yang mengungguli-
nya. Orientalism melahirkan semacam kesadaran diri tentang arte-
fak-anefak kultural yang sudah dianggap kebal terhadap analisis
semacam ini. Dan ironisnya, kesadaran diri ini tidak membuat
artefak-artefak budaya itu menjadi kutang menatik, justru mem-
buatnya menjadi lebih menarik. Jadi, saya kira sejarah Orientalis-
ms-m2k5ud saya bukan bukunya, melainkan v/acananya-se-
sungguhny a adalah sej arah tentarrg 62nssi2-f rm^n saya ha-
^g
KRrrIK, K-e,guo,w.,ltN, oaN PnnruNluraN 1 69
-
rus rriengatakannyaf-----aampur tar'g nmanusia, yang tznpanyzl<tta
tidak dapat hidup.
Dengar, setiap kaLi Anda mengglobal, katakanlah Timut vs.
Barat, Anda bisa muncul dengan rumusan-tumusan yangmeyz-
kinkan, yang selalu mengisyatatkan kemen^ng nBant.Itulah se-
babnya mengapa Naipaul berhasil. Maksud saya, itulah landasan
bag1 daya tarik Naipaul. Katanya, dunia ini tetbuat dan orang-
ora;ng yangmenemukan dan mengembangkan telepon, dan orang-
orang yang menggunakan telepon. Di manakah orang-ot^ngy^trg
menggunakan telepon? Kita tidak tahu itu. Anda mengetti, Anda
bisa selalu jatuh ke dalam perangkap itu; perangkzp yang C.L.
James tidak petnah jatuh ke dalamnya, karena dia menyatakan
bahwa jika Anda seorang kulit putih Anda bisa bilangAnda punya
Beethoven, dan tidak seharusnya orangkulit hitam mendengatkan
Beethoven, dia seharusnya mendengarkan Callpso. Itulah pe-
rangkap yang tidak boleh membuat Anda te{atuh ke dalamnya.
Anda harus mampu membuat pembedaan-pembedaan dan mem-
pergunakan inginkan dan berpikir tentang hal itu
^p^y^ngAnda
sebagai bagian dari milik semua umat manusia. Saya tidak tahu
bagatrnana r s^y^ bisa sampai ke titik itu di tingk^ty^rrg sangat
^g
lokal dan jelas-jelas tetkungkung.
Jadi, di satu tingkat bag saya kelihat^nny^ ada sebuah kebu-
tuhan akan pemahaman historis tentang berbagai pertentangan.
Itulah sebabnya saya tidak perc^y^ pada "kajian-kajian sastra".
Saya tidak p ercayapadakajiantentang kesusastraan Inggris sebagai
sesuatu yang berdiri sendiri. Kzjian itu harus dilihat bersama de-
ngan kesuslstra flIndiaBarat, dengan kesusastraan Amerika, de-
ngan kesus astra n Prancis, dengan kesusastraan Afiika, dengan
(kesusasttaan) India-Anda paham maksud saya? Historisisasi
yang dalam terhadap situasi dan kondisiyang menghasilkan ke-
budayaan dan bersama dengan itu, pemah^m^rL yang tajam ter-
hadap sejauh man setiap dokumen kebudayaan mengandung se-
janhtentangpertentanganant^rapenjajahdankaumyangtetlajah,
antara para pemimpin dan kaum yang dipimpin. Dan ketiga, bah-
770 ED\yARD \( Sam
-
wa yang kita butuhkan adalzhsebuah pemzhzman yang mendalam
tentang zrahyangakan kita tuiu.
Pandangan ini memang bukan tidak begitu jelas, tetapi Anda sapat
mengalami dan merasakannya. Segala rr'acarr, sejarah, narasi, dan
keberadaan saling bersinggungan, saling berkoeksistensi di dalam
p sebagai c t^yang"^l^m7".Bag1 szya hal itu
^p^y^ngs^y^ ^ngg
mendeflnisikan kota urban yang menyenangkan-bukan Pads, ko-
ta y^rrg dengan antusiasnya direncanakan sebagai sebuah Pusat
Imperial, bukan pula London, dengan monulnentalttasnya yang
dipertontonkan dengan saksama, melainkan sebuah kota yang me-
nawarkan interaksi yang santai di antara berbagai sejarah yang
tidak lengkap dan sebagian rusak yang masih ada d.an sebagian
iagi sudah tidak ada, yang dipelintir, yang entah bagaimana eksis
dengan c^r^ y^rrg dalam pandangan saya, agak mengagumkan.
Jadi, Kairo bagi saya telah menjadi simbol dari sebentuk cm^y^rrg
lauh lebih menarik dengan m^n kita bisa memandang sejarah,
bukan semata-mata memand^agny^ sebagai sesuatu yang dapat
dengan rapi diatut berdasarkan kategori-kategod atau dengan sifat
inklusif sistem-sistem atarl proses-ptoses yang menyatukan, me-
lainkan lebih melalui inventaris yang bisa ditekonstruksi. Kairo
menuntut upaya rekonstruksi tertentu. Di sini akan saya berikan
sebuah contoh lebih jauh untuk Anda.
Baru-baru ini ketika saya sedang benda di Kairo, saya sedang
mengerjakan sebuah tulisan tentang penati perut terkenal, Tahia
Canoca. Saat itu, salah satu dari hal-hal yang ingin saya lakukan
adalahmendapatkan dokumentasi untuk penulisan artikel tersebut.
Sayamembutuhkan sejumlah gambar.Jadi, di mana saya bisa men-
dapatkan gambar-gzmbar itu? Sekarang, perempuan itu sendiri,
Tahia Caioca, sudah bercerai belum lama ini. Suami terakhirnya,
yang tiga puluh tahun lebih muda usianya dainya, meninggalkan-
nyz dan, pada prosesnya, mengambil semua hafia kekayaannya.
Sekarang Tzhia tinggal sendirian di sebuah apartemen kecil, dan
kelihatannya suami terakhimya itu mengambil semua film-{ilmnya,
semua karya cetakannya, dan semua gambar dirinya. Tahia tak
punya ap^-^p^ sekarang. Karcnanya, saya pun pergl ke arsip-arsip
sinema pusat di tengah kota l(airo bersama teman saya, seorang
176 Eo,xano \Yl SaIo
-
pembuat film yang |uga zdalah seorang perempuan pembuat film-
film dokumefitef. Pengalaman yang akan saya ceritakan ini hanya
bisa terjadi di I&iro. Kami pefgl ke sana (pusat sinema) bersama-
sama, dan memasuki sebuah apartemefr yang terletak di dalam
sebuah gedung perkantoran di pusat keramaian kota Kairotlzng
letaknya sekitar satu blok dari bekas kantor ayth saya dulu, dan
saya berkata, well,saya sedang mencari dokumentasi tentang film-
film Tahia carioca-saya diberi tahu oleh Tzhia sendid bahwa
dirinya sudah membuat 190 film-banyak sekali!-dan saya da-
pati bahwa benat-benar tidak a;da ytng tersisa dart catatan itu
dalam sumber tercetak rrLafl pun. Sebelumnya saya sudah meng-
hubungi tempat itu dan sudah meminta apa saia yang mungkin
tersedia di gedung arsip itu, dan wanita yang sudah mengumpulkan
sesuatu untuk saya itu sedang pergi menjenguk temanflya di rumah
sakit tetapifte-nya.tersimpan di dalam lacrnyz yang terkunci, se-
hingga saya tidak bisa mengambilnya. Ja"dt, szya pun berkata,
"lVell,pasti ada sebuah file yang lebih besat dan r.rlana semua itu
berasal." Petugas yang ada' di sana mengatakan bahwa saya di-
iztnkan unruk melihat-lihat pe{pustakazn, izdr kami pun berialan
ke sana. Di sini mereka memiliki sebuah perpustakaan \<uz-l<ua
seukuran perpustakaafl s|ya, dan pemandu saya berkata, "Ini dia.
Itu dia buku-buku rt:tt." Kata szya,"Bagaimlfl saya bisa menge-
tahui film-film zpa saia yangsudah dibuatnya?" Katanya,"Maksud
Anda, semacarn daftt, begitu?" Kata saya, "Bukan. Sebuah ka-
talog berisi bibliografi tentang film-film." Katanya, dia tidak tahu
dan kemudian ditanyanya seorang wanita setengah-b aya y ang ke-
hhatznnyz adzlah seofang pustakawai. Kata saya kepada wanita
itu,'Apakah Anda punya dzftzt film-film?" I{atanya, "Film-film
tentang apa?" Kata saya, fi.lm-film, misainya, seperti I-'e 'bet il sit
karyaTahiayang terkenal j.tu. Katanyalagi, "Tidak, bukan begitu
kami memb leiatttyal Kata saya,"Lalu bagaiman ?" Kttanya,"Ka'
mi punya sebuah d$tar tent2Lng film-film yang dibuat di Mesit"
'Bagus," kzta kami memin tanyz?" Kztany a,' D tftat
szya,"bis akah
kami hanya sampai tahun 1972," dan diberikannya buku ini kepada
Knrrrr oaN Sr,u Bnnportrt:< 17 7
-
saya.Daftar itr,r kacau dan payah sekali. Kemudian saya berpaling
kepada lakilaki itu, yang kelihatannya tahu siapa saya (petugas
yang sejak tadi memandu saya berkeliling), dzn kata saya, "Apa
pekerjaan Anda?" Katanya, "SatJa seorang kritikus fi.lm dan saya
bekerja di sini." 'Apakah Anda punya foto-foto atat gambat-
gambzr?" Jawabnya,'11a, saya l<tta" saya memang punya gambar
tentang Tahia." Kztanya, dia sedang mengeriakan sebuah kaiian
tentang novel-novel Mahfouz yang sudah difilmkan. Lalu dia ber-
anjak ke ruang kanto rnyz danmengambil sebuah bundel kumpulan
gambargambar, sekitar enam puluh atau lebih, dan kami pun
mulai membuka-buka gambargzmbar itu satu per satu, hingga
akhirnya kami temukan satu gambar tentang Tahia. Jelasnya, Tahia
telah membuat sebuah fi.lm berdas arkanpada salah satu dari novel.
novel Mahfouz dari periode pettengahan, dan petugas itu pun
memiliki gambx Tahia di dalam lacinya. Katz saya,'Apa iudul
film ini?" Dia tidak tahu benar. Di balik gambar itu dan di sana
terdapat beberapa c t^t^n-rrrvngkin termasuk iudul film itu-
(tetapi) dia tidak bisa membaca tulisan tang nrTyz- sendiri. Dan
katanyadia akan mencari tahu judul film itu untuk saya.Katzsaya,
"Kapan filrn ini dibuat?" L$-I^g dia tidak tahu.
Yang saya rasakanpadawaktu itu adalah semacarn kekacauan
yang selalu adz danper^s an tidak adanytt^ntzLng fl sama sekali.
Bagasrnanz mungkin dia tidak tahu apa pun tentang hal-hal yang
s^y^t^rry^k^n? Tetapi, inilah situasi kehidupan masyuakatini. Ka-
lau Anda ingin menghidupkan kembali dan metekonstruksi sej arah
Kaito, mungkin Anda bisa. Buktinya adalah bahwa wanita yang
bersama saya tadi, seorang perempuan Lebanon yang merasa sa-
ngat kesal katena saya tidak mendapatk y^ng s^y^ inginkan,
^fl ^pa
benar-benat kembali ke bagian arsip dan menghabiskan waktu
seharian untuk membantu saya; benat-benar murah hati. Disu-
sunnya sebuah daftar berisi sekitar delapan atau sembilan puluh
judul film-film Tahiadan memberikannya begitu saia kepada' szyz.
Semuanya dilakukanny^ sec r^ manual. Tidak ada komputer. Te-
tapi kebanyakan ada di sana, dan kalaupun tidak, Anda benat-
1,78 EDwARD \7 SAID
-
benat nerasa bahwa semuanya ada. Pettanya nrrya adalah bzgat-
m^n memulihkannya, dan itu merupakan sebuah pe{uangan indi-
vidual, karena vpay^ sosial dan kolektif dalam menprsun, kata-
kanlah, sebuah sejarah resmi petfrlman Mesir, yang sampai dewasa
ini merupakan pusatnyapengalaman sinematik dunia Atab, sama
sekali belum dilakukan. Upayaitu tidak bisa terwujud. Infrastruk-
tur dan organisasinya tidak ada. Yang ada jusuu adalah usaha-
usaha individual ini, yang saling berkaitan satu sama lain, dilakukan
dengan alasan-alasan dan tujuan yang berbeda-beda tetapi memi-
liki kepentingan-kepentingan y^ng s m .
Ada semacam entropi tel@i tanpa perasaan rugi.
Ya, tidak adz pensaan tugi. Saya merasakan kerugian itu ka-
rena sitya sudah jauh-jauh datang dari sini dan saya. punya tenggat
waktu ke{a dan segala macam tetek bengeknya, tetapi di dalam
ekonomi sebuah kota besar, seharusnya bukan b.gto c tany^me-
ngerjakan sesuatu.
B again an a de ngan ko le ktiuitas, ko le ktiuitas po liti k, ruisaln1 a?
Ya, tepat.
Bisakah Anda jelaskan @alangAnda naksud dengan konsep ini?
Kembali ke formasi awalyangsudah saya ielaskan sejarahnya
dalam kuliah ketiga tentang impedalisme. Pedawanan terhadap
imperialisme tentu saja adalahmuncul dan bangkitnya nasionalis-
me. Nasionalisme berarti ts^ng^t banyak hal. Yang ielas salah
^m
satu aspeknya adalahsebuah fenomena reaktif. Nasionalisme ada-
lah sebuah penegasan identitas, di mana problematika identitas
sdharusnya mengusung seluruh gelombang kebudayaan dan ge-
lombang karya cipta politik, seperti yang te{adi dalam fase-fase
awal perju^ng^n nasionalis melawan kolonialisme Eropa. Anda
dapatmelihatnya dalam kasus -fJiazak, dalam kasus Malaysia, da-
lam kasus Filipina. Anda bisa melihatnya dalam berbagai aspek
dunia Arab, dan tentu saja di Kepulauan Karibia. Ada penekanan
terhadap pembentukan sebuah identitas-diri sebagai sebuah bang-
sa atau rakyatyang melawan tetapi memiliki identitasnya sendiri
(seperti dalam negritude-nya C6saire). Tetapi bag1 sayz meskipun
kelihatanny a ada ntlai-nilai kebaik y esensial, secafa intelek-
^n ^ng
tual dan politis terdapat pembatasan-pembatasan terhadap hal
itu. Pe mb ata s an-p emb atasan irtt zda kattanny z dengan p emui aan
atas identitas nasional. Identitas nasional tidak hanya meniadi se-
kadar sebuah jknat, melainkan sudah berubah meniadi semacam
berhala, dalam pengetian Baconian-sebuah berhala gua, dan
berhalanya suku. Bagi saya kelihat^nny^ hal itu lalu melahirkan,
membawa serta, bangkitnyl apa yang saya sebut semacam sen-
timen keagamaanyang kuat. Ini bukan semata-mata tentang mun-
culnya fundamentalisme, misalnya, di dunia Islam, di dunia Kris-
ten, atau di dunia Yahudi, tetapi di sini hal itu merupakan konsti-
tuen yafrg penting.
Dibandingkan @a?
1BB EDv'ARD \X1 Sam
-
Pandangan tentang sekularisme. Pandangan ini berasal dari
manusia-manusia yang benar-benar ada. Lzl<t-Ia.ki dan perempuan
membuat s ejanhny a s endiri- s endiri, dan karcnany a p as ti tidaklah
mustahil unruk menafsirkan sejarah itu dalam pengertian-penger-
tian sekule r, y^ng di dalamny a m^-^gama dipand ang, katakan-
^g
lah, sebagai sebuah penanda perasaan-perlsa nyang tersembunyi
tentang identitas, tentang solidaritas tribal, atau dilam istilahnya
Ibnu Khaldun,'asabfu1ab. Tetapi, m
memiliki batas-batasnya
^g
sendiri dalam dunia yang sekuler. Kemungkinan-kemungki nanluar
biasa berkurang oleh hadirnya komunitas-komunitas lain. Misal-
nyz, btla Anda menegaskan sebuah identitas tertentu, identitas
yang satu akan selalu memengaruhi identitas-identitas Iatnnya yang
juga eksis di tuang-ruang yang s^mbetdekatan. BagT saya
^t^D
simbol hal itu, di dunia Arab, adalah masalah yang sudah lama
tertunda dad generasi ke generasi: masalah kelompok-kelompok
minoritas nasional. Bukan hanyabangsa Palestina, yang kebetadaan
dan kehadir^nnya.diingkari itu tetbukti merupakan salah satu dari
kegagalan-kegagalan besar getakan Ziotis, melainkan juga masa-
lah-masalah dengan ora;ng-ora;ns Yahudi sebagai sebuah komu-
nitas bangs^y^ngbaru sajz mulai disodori iawaban-izvnban oleh
bangsa Palestina dalam konteks keislaman yang lebih luas. Tetapi,
banyak juga masalah-masalah y^{Lgter^ng-tetuflg n terjadi dengan
tempat orang*orang Armenia, suku bangsa Kurdi, orang-orang
Kristen, dan otang-orang Kop di Mesit Karcnanya, untuk mem-
bahas persoalan-penoalan semacam itu ,ba;g1 sayatampaknya Anda
membutuhkan sebuah visi yang sekuler dan manusiawi, sebuah
visi yang didasarkan pada gagasan tentang sejarah manusia bukan
sebagai akibat campur tang n ilahiah melainkan sebagai sebuah
proses yang jauh lebih lamban ketimbang biasany^y^ngdimung-
kinkan oleh politik identitas. Berjuang di seputar slogan-slogan
yang diberikan oleh identitas nasionalis, m^ dan kebud^y^ n
^g
zdalah hal y ang iath lebih c etdas, fo r masi- formasinya lebih mudah
buah cerita lain, sebuah sisi lain dai peistiwa-peristiwa jtang terjadi?
Salah satu dari kegagalan-kegagalan tulisan Kiti di media-
ini tidak hznya berlaku pada Adorno dan Horkheimet, melainkan
jugapada semua, katakanlah, kritikus-kdtikus besar yang dominan
termasuk Marxismenya Althusser dan Fred Jams5sn-2d alahbah-
u/a terdapat semacam pesona pada teknik-teknik dominasi. Fou-
cault pada akhirnya menjadi ahli yang banyak menulis tentang do-
minasi. Dengan kata lasn, orang Arab benar-benar merupakan
sebuah gambaran tefltang kemenangan-kemenangan kekuasaan
yang mendominasinya. Posisi pedawanannya dietminasi. Seba-
liknya, saya lebih suka mengatakzn bahwa orang-orarig seperti
Gramsci dan Raymond Wiiliams memiliki pandangan yangiauh
lebih tidak sistematis. Saya meras aja,thlebih dekat dengan mereka.
Pertama, terasa adznya semacam kerapuhan pada prestasi in-
dustri kebudayaan dominan. Meskipun demikian,
^taw ^p^r^tyang
bisa dikatakan, kerapuhanini itga dapzt dilucuti atau dihindatkan
atau digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Tak ada yang
tak terhindatkan atau bahkan yang penting dalam hal ini; ia me-
mang ada, dan dapat dipreteli. I(edua, betapapun dominannya
sebuah alat atau ap^r^y ia tidak akan mampu mendominasi segala
hal. Bagi saya, itr-rlah definisi proses sosial. Jadr, yang dikatakan
Chomsky sebagian keliru. Dia betangg p^n bahwa semua infot-
200 ED\flARD \Xl S,qro
-
masi dikontroi oleh media yang tidak hanya tedkat dengan per-
usahaan-perusahaan, melainkan juga dengan kompleks mihter-
industri, bahkan dengan pemefintah dan kalangan intelektual pen-
dukungnya di negara ini. Analisis ini tidak memadai. Selamanya
selalu ada peluang-peluang untuk melakukan intetvensi (tetmasuk
upaya-upayanya sendiri yang cukup besar) dan transformasi ter-
hadap di dalam masyatzkatini. Orang tidak selalu
^p^y^ngte{adi
harus melalui dari awal, itu intinya. Otang bisa mengambil keun-
tungan dari kelewat-majunya didominasi ini dan secara
^pat^tyang
tragis turut campur pada saat-saat tertentu. Misalnya, dalam kasus
bangsa Palestina di mana gambaranyang disajikan tidak lengkap,
or ng bisa mengusahakan dan melengkapinya, atau mengambil
keuntungan dari konttadiksi-kontradiksi mendalam yang te{adi
di masyatakat. Ptoses semacam itu akan melahirkan orlng-or ng
sepeti s y^,y^ngmemiliki komitmen terhadap nasionalis Palestina
di satu sisi, dan, tetapi di sisi lain, melalui pendidikan dan ienis-
jenis afi.liasi intelektual tertentu, menjadi anggota dari elite itu.
Perpaduan kedua hal ini memungkinkan saya tampil di te-
^ntar
levisi untuk melakukan campur tzflg n dengan c ra-c ra yang su-
dah saya coba lakukan. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa
urusannya cuma sampai di situ atau bahwa tindakan itu mengha-
silkan perubahan-perubahan yangluar biasa penting, tetapi seti-
daknya orang menangkap perasaan bahwa orang mampu meme-
rangi dominasi itu dan mengubah situasinya serta memberi ha-
r^p^n pada diri sendiri dan otang iain.
Dari sudut pandang s^y^, y^ng paling penting adalah tidak
adanyz teori utama untuk ini. Bagi saya kelihat^nny^ itu sudah
lama menjadi masalah dengan Marxisme, atau internasionalisme
p roletarian. Tamp aknya us aha untuk menemuka n a;tau mencip ta-
salah satu contohnlta, tet@i Kaba, Nikaragua, dan Vietnam adalah contoh-
contoh lainnla-pe(uangan-peiuangan lokal indiuidual ini tidak dqpat
begin sEa diberlangsungkan dengan sendirinla, atau setidaknla peryuang-
an-pejuangan itu telah gagal melakukan banlak di antara ha/-ha/ yng
telah merekajanjikan. S emua negara ini adalab pung;pung ekononi- Alas-
awrya adalah bahwa nereka tidak mampa menlatukan diri di dalam
s em a i te rte n tu te rh a dE e mp
ca m ko n te r-fe d e ras e riu m E u ro -An ri ka. Yang
e
jelas, negara Palestina lang mana pun akan nenghadapi oposisi massal
annla pas baat sa1a, tetapi di sini musik itu nasuk ke telingayng tuli.
Saya tidak tahu-menahu tentang telinga yang tr-rli.
Anda sendiri tidak pernah mendengarkan musik regae dan'rock,
tet@i keduanla benar-benar merapakan musik politik popukrjtang hebat
di Tanan kita sekarang ini, terutama di Barat.
Saya sudah banyak membaca tentang kedua ienis musik itu,
tetapi bukan itu yang ingin saya dengarkan tedebih dahulu bila
saya sedang mendengarkan musik. Mungkin yang sesungguhnya
sedang saya tulis adalah terus bettahannya tradisi klasik Barat tti,
dan mungkin pada akhirnya itu pun g g l. Saya benar-benar sangat
gelisah dengan y^rrg sedang saya ke{akan ini. Sangat baik
^p^
menulis sebuah artikel individual tentang sebuah konser yang per-
nah dideng^r or^ng, atau sebuah opera yang pernah orang tonton,
tetapi sangat berbeda halnya dengan menuliskannya di dalam se-
buah kerangkay^ngrelatif abstrak ini, yang saya sebut "elaborasi
musikal". Tetapi, saya melihat ini semua sebagai bagian dart apa
yang Gramsci sebut sebagai elaborasi masyankat sipil. Masyarakat
memainkan peran tertefltu. Tak seorang pun zkanpernzh meng-
ingkari bahwa budaya tock sudah mengambil alih dan, dalam hal
tertentu, secara intelektual fauh lebih menarik bagi otang-orang
yang memiliki perspektif seperti saya, akzn tetapi bagl saya tam-
paknya ada semacam formasi yang aneh, mungkin neolitis yang
saya sebut musik klasik di mana tokoh-tokoh besarnya adalah
orang-orang seperti Glenn Gould dan Toscanini, yang karya-kar
ylnyabenar-benar sudah berusaha menegaskan keberadaan tradisi
ini, sementara dafam hal-hal tertentu latnnya, menjangkau per-
soalan-persoalan masyarakat yang lebih luas, teknologi, komuni-
kasi, dan program-program radio.
Mari kita ndikit mengeser fokas pembicaraan kita. Apa pendapat
Anda sekarang mengenai situasi, tidak harya dalam kritik akadeniq me-
lainkaru juga kntik kebudEtaan pada ilntamnJtq (yaitu situniryQ kritik
KRrrrK DAN SENr BERpoLrrrc 211,
-
sastra, agar dapat ntE berada di dalan ranah itu? MenurutAnda akan ke
manakah kritik sastra? Menarat pendqat Anda, hal penting @akab yng
sedang dilakukan? Menurwt Anda ha/-ha/ apa sajakahlang belun, tet@i
haras dilakukan, dan kiru nbagairya?Anda sudah cukup seringmeruanlakan
hal ini kepada sala, maka sala akan menanlakan halyng sama kEada
Anda.
Alasan saya bertanya kepada Anda adalah karena saya benar-
benar pedu tahu, karen a s^y^belum pernah melacak jejaknya sesis-
tematis yang sudah Anda lakukan. Pokoknya, saya kehilangan mi-
natterhadap teori sastra sekitar sepuluh tahun yang lalu, Pokoknya,
teori sastra sudah tidak lagi menggugah saya sebagai sesuatu yang
saya butuhkan, dari had ke han,atausebagai sesuatuyangmenarik
minat saya dalam pengertian sebagai sesuatu yang sedang saya
lakukan sekarang ini atau kapan pun.
Tet@i, Anda benar-benar melihat diri Anda sendiri sedang memeftga-
ruhi arena itu dengan begitu kuatryta. Kita bukanlah satu-satunla kelorzeok
oranglangsudah terpengarult oleh hal ini. Secara harfah ada ratusan orang
lang sedang m engery akan jenis pekerjaan lang te lah Anda re kom en dasi kan
tradisi Barat dengan cara baru, tet@i juga bahaa semaa tradisi kebudalaan
ini ada, 1 aitu tradisi-tradisi yng p ada pinsipnJta ram a ka1 an1a, sam a b er-
untuk mengantikan kanon Barat. SaTa kira itu tidak masuk akal
Ya, seperti Saul Bellow (saya kira) yang bertanya,"Drmanakah
Tolstoy-nya Afrrkaitu?" Itu adalah sisi lain dari itu yang juga sangat
buruk. Saya tidak yakin akan petlunya mencad pokok bahasan
lain untuk dikaii dan dipelajart. Adapengalaman-pengalaman kul-
tutal lainny^y^ngmungkin tidak sekaya itu-di sinilah kita hatus
menerima sisi lain yang tragls atau ironis dali' apa yang sedang
kita bicarakan ini. Bahkan barangkali halnya adalahbahwa, setelah
hadir di Pads di akhir abad kesembilan belas dan asxral abad kedua
KRTTIK DAN SnNI BERPot-nu< 221'
-
puluh,,Proust mungkin tidak akan perlu hadir lagi. Dan lagq,ba-
rangkali sudah tidak petlu lagi orang mencari sebuah novel me-
mori yang luat biasa besar ataupun nostalgia. Ini mungkin zkan
membebankan sebuah kewaiiban kepada kita untuk mencati sum-
ber-sumber pengalaman IarLnnya yang tidak memiliki kodifikasi
dan tidak bisa dikodifikasi dalam bentuk itu. Hanya itu maksud
saya. Itu tidak merepotkan saya. Bila seoraflg mahasiswa betkata
pada saya, "IVe//, Anda sedang membaca Inmoralist-nya Gide,
meflgapa justru kita tidak membaca sebuah novel Aljazau tentang
momen itu? Jawab saya adalah bahwa tidak ada nowel Aliazzu
pada waktu rttt, apzlag1 pada sazt Mahlet menulis simfoni-simfo-
rinyz, sudah ada sebuah tradisi simfoni Trinidadian. Itu sebuah
penyejajann yang sungguh meragukan dan konyol yang membuat
seluruh up^y^ itu menjadi nyaris komik; Itulah y^ng s^y^ tolak.
Bukan rzustahil dan sah+ah s@a nengatakan bahwa, misaln1ta, Proust
hadir, juga bahwa ada hal-hal lainlang terjadi sekarang dan hal-bal
dan
itu pun saTza-sana mendesak, dan karenanla nungkin kita tidak ingin
membaca Proust atau Conrad.
Itu lain lagi. Saya tidak sepakat dengan Anda tentang soal
"sama-sama mendesak" itu. Anda sedang menciptakan sebuah
persoalan teoretis y^ngs y^pikir tidak adaialankeluatnya. Maksud
saya adalahbahwa praktis, bag saya, mengingat minat dan proyek
khusus s y^,y^ng sangat terbatas yangakan saya betikan kepada
Anda, mendesak bagi saya untuk membaca Proust atau siapa pun
yang dibahas di dalam buku ini, yang eksis di dalam kebudayaan
Baratpada saat teftentu. Ifu sama sekali tidak memaksakan suatu
kewajiban apa pun kepada or^ng lain untuk melakukan hal yang
sama. Seseorang yang bahkan boleh befianya, 'Apakah memang
perlu orang membaca p16g5f"-616g[h tidak petlu. Saya tidak
mengatakan bahwa orang petlu membaca Proust. Sepenuhnya
adalah hak saya pribadi untuk memutuskzn akan melakukannya
atau tidak, mengingat realitas publik dan seianh yang mendesak
bag1 saya, yang meliputi antikolonialisme dan anti-imperialisme.
Saya benar-benar tidak tahu bagarmana harus memperluas masa-
222 EowaRo'il( Saro
-
lah ini menjadi sebuah program umum komitmen intelektual. Itu-
lah masalah saya.Bannskali karen^ say^ tidak memiliki perspek-
ifnya. Mungkin juga karena saya tidak memiliki kapasitas untuk
merumuskan model-model teoretis bagr pengkajian dan peneli-
tian yang say^ tas^ saya tidak punya waktu untuk itu saat ini.
Beralib ke hal lain dalam persoalan lang sama. Sikap luar biasa
kritis da/am ansur feminisne tertentu, feminisme Amerika,lang akan
berkata, '\Ye//, itu cuna soa/ sexisme di da/ant kanon dan kenapa harus
membacanla?" dalam me/akukan perciadaan semacam itu sangat konjtol
dan tidak tepat. Selain itu, beranjak kembali kepeftimbanganpertinbangan
Dunia Ketiga, sezrang tokoh seperti Garcia Mdrqueqtidak akan bisa me-
lalui penderitaanlang luar biasa ini serala berkata, 'Mari kita ganti semua
to ko h - ti ko h kan o ni ka / itu d e nga n p e n u li s -p e n u li s D u n i a Ke tzga. " P o ko krrya,
ini tidak masuk ke dalam galta produksi kesusastraannla. Ini adalah
sebuah gagasan liberalyng unik tentang substitusi dan korespondensi sata-
sata. Bagi sala tampaknla hal itu nelahirkan konsekuensi-konsekuensi
teoretis dan politislang rytata.
Saya sangat tertadk pada kesus nDunia Ketiga. Di anta:i:z-
^str^
banyak tindakan yang dilakukan oleh para penulis, meskipun jelas
tidak semua penulis, tetdapat sebuah up^y^yang sangat sadar yang
dilakukan untuk menciptakan kemba[ dan menyerap kembali ka-
non dengan cata tertentu. Conrad adalah salah satu contoh yang
mendomin ast w acana-w Afrikanis yang dibic arakan oleL:,
^catr^
Christopher Miller. Ini benar-benar menarik bugr saya, karen^'op^-
ya ini tidak hanya membongkar yang satu dan memasang yang
lain, melainkan benar-beflar merupakan sebuah tindakan yang me-
nunjukkan komitrnen terhadap kanon dan melakukan sesuaru yang
sangat berbeda daipada hanya sekadar menggusur dan meng-
gantinya. Ada berbag i m c^m proyek penulisan-kembali, revisi,
dan penyesuaian-kembali.
Orang seperti N gug akan berkata, seperti jtang dilakukanryta belant
lana ini di Yale, "Sa1a pikir nouel baru sala sangat menarik karena sala
sudah nencoba membuat struktur naratfnlta lebih mirip dengan ...." I-,ct/u
dise butkannla sedere tan n am a Jtang sudah pernah dib acaryta.
KRTTIK DAN SBNI BBnPourrc 223
-
Kadang-kadang imperatif-impetattf ptogramatis dan per-
skriptif dari suatu pandangan metodologis tertentu mengejutkan
sayalag1karena tidak melemahkan semua kemungkinan akan apa
yang benar-benar orang lakukan dan apz yang sesungguhnya
mungkin dilakukan.Itulah sebabnya saya sangat tidak nyaman de-
ngan sentimen-sentimen y^ng agak kasx dan saya pikir uiung-
ujungnya bersifat nativis ini. Pandangan bahwa ofang tidak hatus
membaca Proust katena tidak sesuatu pun di dalamnya membed
Anda ja'waban, itu bukanlah pandangan Proust tetapi lebih me-
rupakan pandangan Anda senditi. Mungkin kita bertiga terlalu
kosmopolitan.
Say pikir nlatanlta sebagian memang begitu- Yang sudah berulang
kali Anda katakan adalah bahwa ini adalah tradisi kwltaral lang ke
dalannla ....
Yang di dalamny^ s^y^ berada saat ini.
Ya, katakanlah, sEa tidak bisa nenjadi zrangJang bukan diri say
serudiri. Tetapi, intirya adalah bahwa di dunia ini baryak 1rangJangme-
itu berasal, dan bukan bagnmana metode itu bekerja. Ini sangat
OI( untuk mempelajari kurikulum, bukan dengan sekadar mem-
baca semua pengm ng untuk memenuhi syzrzt atau tugas, me-
lainkan mengkajiny^ sec ra kritis dan memahami tempat semua
hal ini dalam prosedur-prosedur interpretasi ilmiah danbagarmanz
semua itu mengaitkan diri dengan berbagai formasi politis.dan
ideologis di dalam lingkungan rnasyarakat yang lebih luas. Diser-
tasi yang ditulis oleh Gaud Viswanathan, seorang India yang men-
jadi mahasiswa saya, sungguh cemedang karena hal itu. Sebagai
titik tolaknya dra (Gauri seorang petempuan) mengambil adanya
sebuah kurikulum kesusastraan Inggris di sekolah-sekolah India
dan kemudian berusaha mengungkapkan arkeologiny a. Tzmpzk-
nya, itu adalah persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa Dunia
Ketiga yang datang ke sini. Kalau Anda mengubah sisi-sisi ini,
kalau Anda sudah menyelesaikan tugas Anda di sini, mendapatkan
gelar Ph.D. dan berhasil melalui ujiannya, rnzka kembalilah Anda
ke sebuah tempat seperti Mesir atau HindiaBarat atau India ber-
bekal sebuah gelar profesional dalam bidang bahasa dan kesu-
sastraan Inggris dari sebuah universitas Amerika atau Inggds. Salah
satu di hal-hal yang paling dominan dan paling menyedih-
^nt^r^
kan adalah melihat bahwa mahasiswa yang dulunyabetada di sini
untuk mencari cata-cara untuk mempelajari kesusastraannya sen-
diri akan kembali ke sana dan dipaksa oleh sistem di sana untuk
menjadi model seorang profesot bahasa dan sastra Inggris di
Amerika.
Jenis-jenis ka/iahyng kita bicarakan ini, kuliah-kaliahlang ingin
kita ajarkan, nk nrpikirkan di sebagian besar negara-negara ini.
Di Mesir s^y^ teng rai bahwa kurikulum Univetsitas Catro,
yang merupakan sebuah aglomerasi pata nasionalis Arab dan Is-
lam yang mengagumkan, yang memiliki sikap-sikap yang kuasi-
kolonialis dan sayap-kiri, semuanya dikontrol oleh Saintsbury da-
lam hal isi dan prosedur-ptosedurnya. Ini sangat menyedihkan,
kendati banyak di zntara ptofesor-profesor y^ng s^y^ ajakbicxa
menyadari hal itu dan berniat membuat sejumlah perubahan.
KRTTIK DAN SeNt BBnPortrr 225
-
Dalam sebuab percak@an salta dengan Banajit Gaha kenarin lusa,
satu di antara berbagai hallangpeftanta ditanlakannla kepada sala ada-
/ah, 'Berapa unurmu?" SEta bikng "(Umur) Say tigapuluh sembilan."
Katanla, 'Aaah!" Ketika sEa menulis surat kepadanla karena sala ada-
lah pengagun berat karla-kar1an1a, d/awabrya bahwa seandainla usia
tidak akan berkala denikian. Tak
salta sepuluh tahun lebih fua, sala
seorang pun dari generasi itu membaca karya-karyan1a; dia tidak bisa
bicara kepada lrang-orang dari generasinla sendiri.
Y4 itu memangpetsoalan genetasional.
i, ku ri ku lu n - kari ku /u m i tu da n 0 ra ng- 0 ra ng)t a ng 7 e n cip ta kan
Te t@
alaman manusia dan merugkQi dengan penuh nostalgia apa lang dtpan-
dangnla sebagai sebuah penghilangan naratif, Bagi sEa kelihatannla An-
da sedang mencari titik-titik simpang dan renaratifisasi.
Benar. Hal-hal semacam inrlah, dan bukannya the grand narra-
tiue, yang saya tidak bisa percayai begitu saia. Saya kira sangat
sulit bagi kaiangan intelektual Dunia Pertama untuk memahami
kecurigaan yang digunakan oleh kalangan intelektual Dunia I{etiga
dalam memahami persoalan na:o;af sepetti dalzm kasus, katakan-
lah,nzraifyang dikembangkan oleh Marxisme Barat. Bahkan ber-
kattzn dengan pzndangan Marxisme Bartt sendiri, saya bersikap
kritis terhadap premis implisit Perry Anderson bahwa Marxisme
Batat adalahnorma yang digunakan orang untuk menilai kemaiuan
atau kegagaian Marxisme secara keseluruhan. Saya tidak yakin itu
masalahnya. Ada Marxisme di Dunia Ketiga, misalnya, yaitu se-
buah kisah yang menarik yang sangat jauh tersingl<r datt jalan'
jalan utamaBarat. Sebenarnya, Paul Buhle menegaskannya dzlam
bukunya C.L.R. James. Matxisme Barat dalam pengertian Perry
tidak mencakup Marxisme yang adz di Kepulauan I(aribia, di
marr^ Marxisme yang disebut belakangan itu sendiri luar biasa
menarik dan selama ini merupakan Marxisme yang produktif se-
cara politis dan teoretis. Tetapi tidak ada Fanon, begitu iuga Waltet
Rodney, dalam penjelasan Perry. Tokoh-tokoh besar di Asia dan
228 Erwano \Yl Saro
-
Afrika, getakan komunis di Benggala, misalnya,iugu diabaikan
begitu sajatanpzpikir panjang. Saya tidak begitu saja yakin bahwa
arti penting sejatah dunia yang diberikan Perry terhadap jalut
Marxis Barz;t adilah sebuah jalur yang ingin saya pegang, kendati
tentu saja saya sangat mengaguminya dan (saya juga sangat me-
ngagumi) Perry Anderson.
Say bersinpati dengan hal itu. Sala akan menanlakan sebaah per-
tanlaan kepada Anda tentang Marxisne secara spestfk, bukan banla
dalam kaitannla dengan apa-apalang sudah kita katakan.
Saya tunggu hingga akhir nanti peft^ny^ r'-pertzny^anAnda
yang paling sulit sekalipun.
S em ua ha /1 ang sudah kita perbincangkan, dalam pengertian terten tu,
berfokus pada poin-poinlang saling bertentangan, atau setidaknlta tensio-
nal dalan karya Anda. Semua hal itu adalah persoalan-persoalan tentang
dan seputar sesaatulangdisebut "tradisi Barat" berhadQan dengan segala
jenis hal lainnJaJang sedang berlangsung, baik pada saatlang bersamaan
ataup u n ti d a k, dan 1 ang rn a ngki n m e m b ay ngi m aup u n 1 ang ti d a k. D a-
salah ini.
P ertarna, Marxisme, sej auh merupakan sebuah ortodoksi, se-
buah ontologi, bahkan sebuah epistemolog, bugr s^y^tetas^^rn^t
sangat memadai. Protes-protes atau penegasan-penegasan teftentu
menjadi baglan atau bukan menjadi baglzn dari sebuah tradisi
Marxis bagl saya tampaknya menarik hanya bila ptotes-protes
dan penegasan-penegasan itu dikaitkan dengan sebuah praktik,
yang kemudian dikaitkan dengan sebuah getakan poliqlk. Sebagian
besar interaksi saya di Amerika Serikat dengan Marxisme selama
ini bersifat akademis. Sulit bagi saya untuk mengangg^pny^sec r
serius, selain sebagai seienis runtutan akademis. Tetapi, saya itga
tidak pernah dimaniakan dalam anti-Marxisme. Selama tti szya
memang bisa dikatakan bersikap kritis terhadap pernyat^ n-pet-
ny^t^ nMarx tertentu, tetapi saya tidak pernah antikomunis; bah-
kan saya pernah mengecam antikomunisme sebagai sebuah stra-
tegi retorik dan ideologis. I{endati demikian, Marxisme selalu
sayzrasakan lebih membatasi ketimbang memungkinkan di dalam
konjungtur intelektual, kultural dan politik yang ada sekarang.
Apakah menarutAnda itu berlaku dalam gerakan bangsa Palestina?
Saya kira itu betlaku tetut^ma sekali di dalam gelakan nkyat
Palestina.
Bisa Anda jelaskan?
Misalnya, ambillah Front Rakyat, yang menyztakan ditinya
sebagai sebuah gerakan Marxis. Sejauh retorika, analisis-analisis,
bahkan politik-politik organisasional Front Pembebasan Rakyat
Palestina €PRP) itu dapat digambarkan sebagai apa puq tetapi
tentu saja mereka tidak bisa dianggap sebagai sebuah partatMar-
xis. Mereka dapat digambarkari atau diielaskan dengan c r^-cara
lain, tetapi tidak sebagai sebuah p^ft^r Marxis klasik. Analisis-
analisisnya tidak bersj.fat Marxis. Pada hakikatnya mefeka adzlah
pemberontak dan Blanquis, melemahkan organisasi FPRP dan
juga "massa" yangtampaknya mereka tuju. Mereka tidak, dan
230 EDyARD S7 Saro
-
tidak pernah, punya basis rakyat. Tidak di Oman ataupun di Leba-
non, sejauh penilaian saya, dan tidak pula di sepanjang Tepi Batat
dan Jalur Gaza. Mereka memang memiliki konstituensi tertentu,
tetapi prtat rakyat dalam gerakan Palestina, partai rakyat yang
beranggotakan mayodtas kaum petani, adalahFatah, sebuah p^rt^t
yang bukan p^rt^t Marxis. Fatah adalah panat nasionalis. Jadi, di
panggung revolusi Dunia Ketiga, biasanya panai Marxis yang ti-
dak lain adalah panai minodtas, dan jauh darr akx tumput ge-
rakanlah yang merupakan, katakanlah, massa kritis yang menja-
dikan genkan itu sebuah kekuatan revolusioner di dasar. .
Ita penilaban pentinglang sala inginkan Anda bahas, karena jelas
@ayngAnda katakan itu tidak berlaku bagi El Saluador, misaln1a-
Cerakan gerifia di sana selama ini dan hinga sekarangpun adalah sebaah
gerakan Marxis s/ak awaln1a.
Di dunia Arab tidak adz-dan s^y^ t sangat tertadk akan
^m
hal ini sekitar lima atau enam belas tahun yang lalu ketika saya
mempelajarinya-di sepanjang sejarahnya-l"gt-1"9, di sini ter-
dapat segala rn c m keterbatasan pribadi yang harus saya akui
sejak awal-tetapi di sepanjang sejatah organisasi, teoi,wacana,
dan bahkan praktik Matxis di Timur Tengah, tampaknya tidak
ada bukti yang meyakinkan tentangadanya sebuah Marxisme yang
mengungguli Marxisme Rusia tahun dua puluhan dan tiga puluhan.
Selama ini ada arus-arus Marxis yang menyeret kita diBa:lat,Ma:-
xisme-nya Luk6cs awal dan pertengahan, Marxisme-nya Gramsci,
dan kemudian Althusser-sekalipun Althusser adalah sebuah ka-
sus khusus,kzrena pada sazt tertentu di tahun enam puluhan ter-
dapat sebuah elemen Althusseriafl tertentu di dunia Arab, yang
mengimpor Althusserianisme sebagai sebuah tambahan super-
struktural, sebuah faktayang harus diperhitungkan di dalam re-
torika Marxisme Arab. Tetapi, pada umumnya, perkembangan
Marxisme Barat tidak tecermin dalam Marxisme Arab. Yang ada
justru pengembangan ke eksperimen-eksperimen dan g g s^n-
g g s^n serta getakan-gerakzn Manisme Rusia tahun dua dan
tiga puluhan dan yang tidak ortodoks yang mencakup Stalinisme
KRTTIK DAN SEN1 BBnporrcu< 231.
-
dan Trotskyisme. Partai-partai Marxisnya pada dasarnya berorienta-
si Moslsva. Sejauh kemampuan s^y^ menilainya, berkembangnya
sebuah Marxisme teoretis di dunia Arab tampaknya tidak cukup
mampu menjawab tzntangun-tarrtaflg n imperialisme, terbentuk-
nya sebuah elite nasionalis, gagalnya revolusi kaum nasionalis, aga-
nna, dan lain sebagainya-semua masafah yang kini kita hadapi,
tetmasuk Zionisme itu sendid. Dan usaha-usaha yang menadk dan
efektif, seperti halnya usaha tersebut, terbatas hanya pada meng-
hadapi masalah-masalahlunyang tidak berasal dai' tadisi Manis.
Itu memainkan petanan penting daiam energi-energi saya sendiri.
Belakangan ini saya jadi jauh lebih sadar,karenalatar belakang
khusus saya sendiri, akan adanya semua keterbatasan dan kemun-
duran-kemundurannya, kegagalan-kegagalan, dan sempitnya iang-
kauan dalam tradisi Marxis. Meskipun demikian, masih banyak
yang menarik, seperti misalnya, pandangan tentang kesadatan ke-
las, teori nilai kerja, sikap-sikap tertentu terhadap ras dan analisis
tentang dominasi, dan lain sebagainya, y^ng muncul dari tradisi
Marxis. Tetapi bagqsaya,tidak sepetti halnya bagiAnda, Marxisme
bukanlah sebuah dokuin yang koheren. Bagi saya Marxisme adalah
serangkaian tindakan, yang kadang-kadang dikuatkan oleh partai-
p^rtai,dan kadang-kadang tidak. I(adang-kadang (dikuatkan) oleh
pengalaman, kadangkala tidak. I(adang-kadang oleh teod, ka-
dangkala tidak. Sangat sulit bagi saya untuk beridentifikasi de-
ngan Marxisme. Sebutkan kepada apa Anda beridentifikasi. Saya
tidak bisa betsimpati dengan sebuah panai Marxis di sini. Saya
tidak bisa beridentifikasi dengan sebuah retorika, maupun sebuah
wac n Marxis di sini, dan begitu pula halnya di dunia Arab' Jadi,
menufut pengalarnan saya, jutang yang aneh tu ada. Kztenanya
akari terasa arog r'bagq saya untuk mengatakan, "IYe//, szyabet-
identifikasi dengan Marxisme-nya Luk6cs, atau Marxisme-nya
Adorno. Semuanya s^y^ p sebagai teks-teks yang menarik,
^flgg
dan mungkin penting secara historis, tetapi tidak lebih dari itu.
Tetapi, kesimpulannya, selama ini saya iuga sangat szdar aktn
Marxisme dan telah berusaha sebaik mungkin unruk mengha-
232 EDITARD rM S,q.ro
-
dapinya dengan c^t^ y^ng sangat dinamis. Selama ini saya juga
menyadari adanya tanda-tanda anti-Marxis di kalangan sebagian
filsuf dan teoretisi yang sangat s^y^ minati, seperti Foucault, yang
kadang-kadang histeds anti-Marxis. Saya juga sadat akan sikap
anti-Marxisme dan antikomunisme yang betkembang di sebagian
b e s ar kalangan terp ela j ar Amerika. Te tapi y ang ut^mu s aya s ehdiri
di dalan intfadalt dan sala kira sebelamn1ta, telah menjadi, kendati PLO
bukanlah partai Marxis, neskipun denikian, @akah Anda ber-
sebuah
\Tawancata dengan
Jennifer $ficke dan Michael Sprinker
dalam Edward S aid: A Critical Reader, Oxford,1,992
\7i1d Orchids dan Trotsky
ald Tribane lama setelah tulisan ini muncul dan szya menyrkainya.
Saya menyukai isi tulisannya. Tetapi, saya tulis di sana bahwa bagi
saya dalam kehidupan manusia tampaknya lebih penting untuk
memperhatikan permulaan ketimbang akhir atau tutuan. Dan saya
katakan hal itu sebagai hal yang sifatnya situasional. Frank ber-
usaha menguniversalkan segala hal dan dia berpen dapat bahwa
akhit selalu merupakan hal yang paling penting.
Saya bilang, tidak, kadang-kadang permulaan lebih penting,
dan saya mencoba memberikan beberapa contoh: pedode-pe-
riode tevolusioner, misalnya, merupakan momen-moofen teftentu
dalam kehidupan pemikiran dan kesadatan umuln. Intinya, bahwa
periode-periode tertentu, dan ini jelas salah satu di
^fltarany^,mem-
butuhkan redefinisi tethadap situasi seseorang. Dan bahwa untuk
memproyeksikan ke mana orang akan menuju, orang memetlukan
sebuah sense of beginnings sebagai titik mulanya.
Tema besar buku itu adala.h kehendak yang dibutuhkan. "Ini
adalah petmulaan bagS saya dan saya pasti akan menuju ke atah
ini." Dan di sana, pengaruh besarnya adalah Vico.
Buku tuberanjak membawa hal ini ke dalam persoalan sastra
dan kritik. Pada sazt itu saya sudah menyerap banyak hal dati
teoti Kontinental terbaru, dan di da.Izmnya saya jzds berminat
terhadap redefinisi-rede{inisi yang sejenis, dalam pentingnya per-
ubahan agar dapat melakukan sesuatu yang baru. Dengan kata
lain, selutuh idenya dikaitkan dengan inovasi, tevolusi, dan dicip-
takannya sebuah tahzpan baru, dan lain sebagainya.
Jadi, semua hal ini berpadu dan saya dapati bahwa pemikiran
baru ini banyak membuka 1ilan dalamkajian sastra-novel, misal-
hya, yang sesungguhnya adalah tentang penciptaan-penciptaan.
Ini adaiah sebuah pemikitan yangtak pernah meninggalk^n saya
sejak saat itu karena saya selalu kembali kepadanya-Anda tahu,
Daniel Defoe, seluruh proyek Robinson Crusoe, yaitu sesuatu
yang senttalbag, sejarah novel.
Dan selanjutnya pandzngan tentang apa itu sebuah teks dan
bagarmzna orangberpikir tentang teks-teks serta bagaimana teks-
238 ED\cARD \( Sam
-
teks sangat kerap dikaitkan dengan jenis-jenis konvensi dan kekuatan
tettentu, yang sebagiandsantaranya harus dihubungkan dengan per-
mulaan-permulaan dan akhir-akhir serta titik-titik tolak.
Saya juga mengangkat kritik yang muncul pada saat itu, khu-
susnya Derdda dan Foucault.
Biasanla Anda jauh hbth optimistis tentang kenungkinan-kemung-
kinan bagi pennulaan-pennulaan ketinbang nereka, kan?
Ya, tentu, tentu. Idta semua, termasuk meteka, sangat ter-
p engaruh oleh 1968-yaitu, peristiwa-p eris tiwa yang me ngei utkan
(yang terjadi pada) tahun 1968. Tentu saia ironiny"b^g saya zdalah
bahwa saya seperti Fabnzio dalam Perang \Waterloo. Szya adalah
seorang anggota fakultas (di Universitas) Columbia, dan pada
saat terjadinya pergolakan terbesar di dzlam kehidupannya, s^y^
tidak ada. Saya sedang cuti. Saya sedang betada di Universitas
Illinois, pada tahun 1.967-1968, di mana saya telah mendapatkan
sebtahfe/lowship dt Center for Advanced Studies yang baru saja
didirikan di sana.
Pada pertengahan musim semi '68, ketika pecah tevolusi di
sini, saya mendapat sebuah telegtam ylng, say^ kira, ditandata-
ngani oleh Gtayson Kirk, yang menyampaikan kepada saya bahwa
pada waktu itu akan ada npat fakultas yang penting dan "Bisakah
Anda hadir?"
Karcnanya, s^y^ terbang ke New York. Rapat itu sedang bet-
langsung di Fakultas Hukum, dan sayz sudah sampai di 116'h
Street dan Amstetdam, dt jzlan masuk ke Fakultas Hukum. Di
s^n s^y^ melihat adabanyzkpolisi beriaim Saya tidak bisa lewat
karena saya tidak puriya kartu tanda pengenal yang masih bedaku.
ini tanpa komitmen dalam bentuk apa pun juga terhadap lembaga
sosial atau politik m fl pun kecuali pefgufuan tinggi itu sendiri
dan kemajuankaier. Saya kira itu satu hal.
\nLD ORcHIos oaN Tnorsrv
-257
Saya pikir ini juga sikap Amerika di dunia ini, di m n keba-
nyakan kita boleh bertindak begitu karena kita luar biasa tak ter-
sentuh apa pun. Maksud saya, lihat perang di Irak. Itu adalah salah
satu pengalaman paling mengerikan dalam hidup saya, dan saya
melakukan sebegitu banyak wawancara dan pidato-pidato, dan
sayabanyak menulis tentang hal itu. Tetapi, bagi kebanyakan kita
orang Ametika, itu hanya sedikit lebih dari sekadar perang televisi
jank ja:c'h. Perang itu tedupakan oleh orang-orang yang ada di
perguruan tirgg. Tidak ada penentrrg^n terhadap perang itu.
Jadi, dalam hal itu, saya pikir perguruan tinggi zdala.h keme-
wahan tertinggi kekuasaan imperial yang besar yang tidak akan
tersentuh oleh apa pun juga; yaitu, bican terltang meteka dengan
tara sepeni dalam sebuah dramanya Oscar \filde di mana Ernest
dan Algernon bisa meracau begitu saja tentang apa.kah meteka
ingin menamai did mereka sendiri Etnest ataukah tidak. Ya, se-
macam itulah.
Dan saya kita yang ketiga adalahgagasan tentang spesialisasi.
akademis int. Pzra akademisi sudah kehilangan persentuhan de-
ngan, katakanlah, p adatny a eksistensi kehidup an manusia yang s e-
sungguhny a, datt mereka berbicara dengan menggunakan jargon-
jargon ini.
Entahlah. Itu semua hanya spekulzrsi. Saya tidak tahu mengapa
hal itu terjadi sekarang.
Biarkan sala rtembuat spekulasilang kbib menantang dan menling-
gung karla Anda sendiri.
Ya.
Kalau Anda rzelihat syarab kesusastraan perguruan tingi,lang se-
kehalusan, kinerya, dan ketEanan kritikus indiuidual itu. Dan say ki-
ra, itu bisa dilakakan terbadap kritik polhik.
Tetapi, saya pikir, sebagian besar dari kita, di bidang huma-
niora dan sastra, tidak memiliki pengerti^ny^ngsangat bagus ten-
tang, katak anlah, batas an-batas an dan j enis - j enis sinkronisasi yang
rnungkin ada di membaca sebuah teks sastra dan politik
^nt^r^
dalam pengertian nasional atau internasional. Ini semua adalah
hal-hal yang sangat betbeda. Dan kebanyakan orang melompat
begitu sajadai argumen sastra atau argumen intelektual ke sebuah
perny^t^^npolitik, sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Maksud saya, bagarm^n Anda bergeser begitu saja dzrt inter-
pretasi sastra ke politik internasional? Itu sangat sulit dilakukan.
Dan sebagian besar dari orang-orang yang mencoba melaku-
kannya begitu bodohnya, seperti yang terlihat gamblang di dalam
argumen akademisi yang bilang, "Tetapi, dtz kan sudah mati,"
ketika bicara tefltang C.L.R. James. Itu bukan atgumen! Itu benar-
benar bodoh, dan perlu diekspos dan ditolak.
Tet@| say pikir, sebagian dari orang-orangJang Anda ganbarkan
itu tepatrya akan mengatakan bahwa salah satu penulislangpaling me-
mengarahi nereka dalah Edward Said.
Ya, saya mengerti maksud Anda. IYell, maka saya akan me-
ngatakanbahwa mereka sudah dengan bodohnya kelitu membaca
buku-buku saya. Misalnya, sebuah ulasan tentang The lYorld, the
Text, and the Critic, y^ng s^y^ punya (tetapi) entah di mana, yang
diterbitkan oleh semacam jurnal-berkala keluaran sebuah organi-
WILD ORcHIDS DAN Tnorsrv 261
-
sasi besar Yahudi, menyatakan bahwa ketika saya berbic ten-
^r^
tang "kritik sekuler", saya sedang menggunakan sebuah metode
esoteris untuk mengedepankan tujuan PLO betupa sebuah neg r^
demoktatik sekuler yang harus dicapai dengan cara membunuh
semua orang Yahudi. Begitulah yang sebenarny^ dikatakannya.
Itu kesalahbacaan Jtang kreatif,
Tepat! I{esalahbac^^n y^ng licik kreatif. Ja'dr, orang tidak se-
lalu bisa disalahkan atas adanya orang-orang yang salah membaca
karya-karyanya, kzlzu Anda paham maksud saya, kendai, saya
kira, barangka[ otang harus disalahkan juga hingga tingkat ter-
tentu. Jadi, Anda harus menulis lebih banyak, menjelaskan lebih
banyak. Tidak seperti Noam Chomsky, yang sangat s^ya kagumi,
saya bukanlah seorang penjawab surat-surat atau peniawab per-
ny^t^ n-peffry^t^ n keliru yang tidak kenal lelah, tetapi, hingga
tingkat tertentu, saya berusaha untuk melakukannya. Tetapi, tidak
pernah ada cukup waktu untuk itu. Saya selalu sibuk di dalam hal-
hal lain yang ingin saya lakukan.
KA-NII ingin meminta Anda untuk bicara tentang hubungan urltlm antara
buku baru ini, Culnxe and Imperialism, dan karya-karya Anda sebe-
dan buku ini, saya sudah mulai lebih banyak menulis tentang musik,
dan sebagian besar tulisan saya tentang musik benar-benar ber-
fokus pada karya yang konttapuntal. Maksud saya, itulah yang
paling saya minati; bahkan bentuk-bentuk sepetti opet\ saya pikir,
sungguh menarik karena bentuk-bentuk itu di dalamnyzbanyak
hal bergerak secara simultan. Dankaryz-karya favorit saya dalam
genre ini adalah karya-karya yang bukan dari Anda sebut
zpa yang
karya-karya developme ntal atau berbentuk sonata melainkan jus-
tru karya-k atya y^ng bersifat variasi-struktur, sepetti Variasi-va-
riasi Goldberg, misalny^, Variasi-variasi Bach-Canonic, dan
^t^rt
struktur itulah y^rrgsarya rasakan bermanfaat dalam menths Cul-
ture and Inperialism.Ini sudah lama menjadi kesukaan s^ya; inilah
jenis musik yang paling saya minati dan salah satu alasan merigapa
saya begitu tetpikat oleh Glenn Gould, y^rtg s^y^ pikir memiliki
kaitan langsung dengan buku ini. Karenanya, s^y^ ingin mencoba
mengotganisasikannya dengan c r^ y^trg ditiru dari sebuah seni,
ketimbang bentuk ilmiah yang kuat-gagasan tentang semacam
struktur variasi yang bersifat membeberkan, yang, s^ya kita, se-
sungguhnya merupakan cat^buku ini dipilah-pilah. Seluruh gagas-
an tentang sejarah-sejarah yang saling bergantung, tentang katak-
ter-katakter yartg saling tumpang tindih, dan semua yang sangat
penting bagi upaya ini
Aspek ketiga dalam buku itu yang berkaitan dengan sebagian
dari hal ihwal saya sebelumnya adalah seluruh gagasan tentang
persaingan dan perdeb atan; co n tes tatioa (<ontrovetsi, perdebatan)
zdalahkata yangsebenarnya saya gunakan. Dalam O rientalism, saya
kira, mungkin ini adalah salah satu dari dampak-dampak negatif
Foucault Anda mendapat kesan bahwa Orientalisme terus bet-
kembang dan menjadi semakin kuat. Ini menyesatkan. Saya iauh
lebih tertarik untuk meletakkan poros buku ini, Culture and btperial-
isn, dalam perebutan wilayah kekuasaan, sesuatu yang meniadi
landasan darj' apa yang sesungguhnya saya tulis. Persoalan keem-
pat, tentu saja, adalah peranan intelektual. Intelektual bukanlah
sosok yang benar-benar neual; dia bukan orang yang benar-benar
KEBUDAYAAN DAN IMPERTALIsITc 265
-
berdiri di atas semua hal dan hanya betsikap dogmatis begitu
saja, melainkan seseor^ngy^ng benar-benar terlibat di dalamnya
dengan c raterterrtu. Salah satu di zntzra orang-orang yafigsayl
kutip di sini adalah Thomas Hodgkin ketika dia berbicantent^ng
kata kolaborasi, dan perbedaan teori-teori tentang impe-
^nt^r^
rialisme yang mencoba "menielaskannya" dan teori-teori tentang
impedalism e y^ng betupaya "mengakhiri nya" itulah mak-
-iadi,
sud saya sesungguhnya. Dengankata lain, buku ini dimaksudkan
untuk membahas hal-hal yang berdampak pada percePatan nrn-
tuhnya struktur imperial, kendati saya szdan ini adalah semacam
tujuan yang mustahil. Jadi, in-ilah sebagian dari hal-hal yang sedang
saya coba lakukan.
Ada satu motf utama Jang newarfiai karya Anda, bahkan s/ak
Beginnings, dan itu adalab (kntn) "rtembrtr77i".
pada soal perdebatan. Tenpi, ketika sEta menbaca buku ini, kategori
kehendak sekarang bersitegang dengan apalang sala kira akan sEta sebut,
karena sajta nenginginkan istilahyng lebih baik, uisi hananistiklang
lebib besar dalan buku itu,langdirnotiuasi oleh kengeian terhadE akti-
u i tas ke h e n da k-1 a ng s e kara ng i n i b u ka n h a nit a ta np a k re d u ktf te rh 4dap
kecendekiaan dankritisisne dan dalam hal-bal seperti pnlitik identitas,
melainkanjuga nenakutkan di dunia ini di mana kategori ita nelahirkan
p erang- ko np etisi dan p erde b atan 1 ang m e np erte n tangkan b angsa- b angsa,
-
S ebuah kehendak yng nonkontestatori?
Tidak, saya tidak mau bilang begitu; karenz akan menjadi agak
pasif, danada semacam sifat elegaik yangdrtayakan di dzlzmnya.
Bukan begitu naksud sa1a. Bagaimana rzungkinlang neditatif dan
reflektif in juga nerwpakan kehendak?
Ya, sayamengerti. Saya menganggapnya benar-benar berkaitan
dengan kehidupan di petguruan tinggi. Saya sudah banyak me-
mikirkannya, dzn ketika saya pergi ke Aftika Selatan tahun lalu,
saya menyampaikan sebuah kuliah berjudul Kuliah Kebebasan
Akademis yang berisi selutuh peft^ny^ n tentang apa itu pergu-
ruan tinggi di sebuah atmosfer yangsrrgat ptovokatif dan sangat
mengasyikkan sepetti yangada di Afrika Selatan. Apakah itu per-
guruan tinggr? Dalam konteks ini, Anda bisa bilang bahwa pet
guruan tirsgr tidak boleh, dan tidak bisa, menjadi tempat bagi
partai yang menang untuk digunakan sebagai tempat untuk me-
nyebatluaskan progtam-programnya. Kendatipun demikian, saya
sedang berada di Afrika Selatan ketika apartheid mulai surut. Di
sana sedang terjadi sebuah proses politik yang cukup signifikan,
kendati Tuhan tahu proses itu mandek dan telah banyak berbalik
menjadi sesuatu yang buruk; tetapi, proses politik itu berawal
dengan dibebaskannya Mandela dan pidato de Kletk pada awal
Februad 1990, dan semua yang teiiadi setelah itu. Itu saya rasakan
sangat membesarkan hati. Dalam pengertian tettentu, saat itu saya
sedang berada dalam sebuah situasi yang ba.tu, di mana kekuatan-
kekuatan anti-apattheid sedang kembali dan sedang mulai meflg-
klaim tempat mereka lain di perguruan titgg. Bagi saya,
^ntar.^
tampaknya dilemanya adalahjika selama tahun-tahun itu kita sudah
tetsingkit dan kemudian masuk ftembali), Ialu apa yang ingin kita
lakukan? Apakah kemudian kita ingin menggusru kelompok-ke-
lompok latnnyauntuk keluar, dan lain sebagainya? B"g s^y^,t^m-
paknya itulah yang sedang saya singgung di sana. Saya mengusulkan
satu sikap yang berbeda terhadap ilmu pengetahuan di perguruan
tirggt, di mana ketimbang menjadikannya sebuah wilayah kekuasa-
an kelompok, saya lebih menyukai sosokpengembarayang sedang
272- F.DwARD'W Sam
lang ingin kami tanlakan, babwa dalam baku Anda, ruang lebib penting
dari waktu. Tet@| kalau Anda iqinkan, bisakah kita kenbali sebentar
ke rzasalah atau peftanlaan tentangstatus analisis sastra? Say ingin ber-
tan1a, apakah Anda bisa menlelaskan lebih banlak tentang gerakan-ge-
rakan lanbat dan berl'angka-panlang dalam kebudalaan sebagai gerakan-
dari bahasa lang Anda gunakan: di satu titik Anda bicara, misaln1a,
tentang har@an Anda bahwa buku ini akan neniliki sebuah tujuanlang
KEBUDAYAANDAN IMPERIAUSME 281
-
sfanla nencegab dan menjelaskan.
IYell, menanggapi poin terakhir itu, pertam^-t^m^ saya ber-
pikir tentang fzkta bahwa pengalaman akan wilayah jajahanpzda
hakikatnya betsifat tepetitif, meski tidak petnah dipahami demi-
kian. Anda tahr, ada satu baris indah y^rrg s^y^ kutip dad lWaiting
for the Barbarians-nya Coetzee, di manapenjajah-pe nj,ajah baru da-
tang dan mereka hanya melakukan haI yang sama deng^n yarrg
dilakukan oleh orang-otang dari generasi sebelumnya. BagT saya
tampaknya hal ini luar biasa menarik bagi orang-orang yang tinggal
di negara ini, di marr^ kita berpikir bahwa kita aka4 melakukan
hal-hal dengan cM^ y^ng betbeda atau, meminjam kalimat Lau-
fence Sterne, bahwa mereka "mengatur persoalan ini dengan cata
yang lebih baik" di \X/ashington. Nyatanya, dotongan imperialnya
petsis sama. Jadi, dalam hal itu, kalau orang bisa meletakkannya
di dalam semua drama dan detailnya di hadapan sidang pembaca,
maka mungkin itu bisa menjadi sebuah cara untuk merangsang
kesadaran tertentu di pihak orang-orang yang tak lain adalahpata
pembaca y^ng s^y^ tuju-yaitu untuk menyadari bahwa
^w^m
kebudayaan kita sebagai orang Amedka dalam banyak hal serupa
dengan kebudayaan Inggris dan kebudayaan Prancis abad kesem-
bilan belas. Dalam pengertian itulah, sifat mencegah hal itu; mak-
sud saya, mencegah Anda berpetasaan bahwa impedalisme kita
betbeda. Tak ada gunariya mengikuti jalan itu, katena jalan itu
sudah pernah dilalui, dan kalau Anda melakukannya, maka setidak-
tidaknya mungkin cobalah demi sinisisme tertentu sehingga Anda
melakukannya dengan pemahaman penuh bahwa Anda memang
lang sangat kEta, tetapi di saat lang sama, buku itu akan dibaca oleh
kritikus-kitikus oposisional, yngpada ununnJa akan bersimpati pada
sikap Anda secara politis, neski njebak dalan jainglaring logikaltang
tidak memangkinkan mereka zntak rnembahas tentang teksJeks tertentu
n tara de ngan 1t a ng An da la ku kan. M e s ki ke d e ngaran n1 a terla lu b erh b i h an,
sala katakan bahwa ada orang-orang di dalan profesi ini yng bahkan
tidak terlatih untak membaca teks-tekslangAnda baca itu sebagaimana
caraAnda menbacanla.
Saya punya pandang^fl y^ng lebih mutah hati dari itu, atau
sedikitnya tidak sesinis pandangan Anda. Tetapi, mungkin Anda
benar; entahlah. Bagl saya, batangkali Anda tampak bisa men-
jauhkan orang (a) dari debat kanon dan konsekuensi-konsekuensi
dad hal itu, yang menurut sayl sec ta keseluruhan benar-benar
sangat bodoh dan negatif, tidak menarik; dan (b) dari ugensi
teotetis, atau justru urgensi teori, yang dirasakan oleh banyak ma-
hasiswa pascasarjan2-mg1sk2 merasa sehatusnya mereka tidak
boleh ketinggalan dalam hal Derrida, Foucault, danyanglunnya.
Anda bisa menjauhkan mereka dad itu, atau setidaknya sedikit
mengekang minat mereka akan hal itu, dan kemudian memapar
mereka dengan penulis-penulis seperti T.S. Eliot, yang menentang
hampir segala sesuatu yang sama-sama mereka dan kita miliki da-
lam pengalatrtat\ sejarah, kesukaan, dan selera, dan lain sebagainya.
Lalu, saya pikir, akan Anda dapai bahwa sangat sering terdapat
t^ngg p^n yang mengej utkan terhadap kontradiksi-kontradiksi.
Dengan kata lain, mereka akan mengambil semua hal tentangT.S.
Eliot ini dan menerimanya-dia seorang royalis, seorang konser-
2BB EDwARD !fl SAID
-
vatif, dan setefusnya-dan berkata, "OI{, mengingat ifu semua,
mad kita cermati dia." Saya kira dengan demikian tidak mustahil
untuk mslih2l-saya sudah melakukannya sendiri bersama ma-
hasiswa-mahasiswa saya-sebuah kesukac itaan y ang sangat me-
ngagumkan dalam konuadiksi-kontradiksi yang muncul kemudi-
an, dzn kenikmatan dalam bahasa yang digunakan dengan c ra
yang genius, dalam konsepsi-konsepsi imziinaif, dalam citz rasz
formal yang benar-benar sangat cemerlang pada sebagizn dati
puisi-puisinya Eliot, dan sebagainya. Szya pikir itu layak dicoba,
karcnakalau tidak, kita akan mandek. Seberapa banyak bisa otang
kerjakan di luar teori yang draiarkan dan dipraktikkan sekarang?
Sangat sedikit. Akibatnya, orang mendapatkan kesan @atangkali
Anda sependapat dengan saya?) bahwa pada hakikatnya kita se-
dang mendaur-ulang materi yang sama. Maksud saya, seiumlah
buku-teori baru muncul dan kita buru-buru memb^c nya, tetapi
pada dasxnya, di satu sisi, isinya sama szia; di sisi lain, yang terf adi
hanyalah pembedaan yang tak ada habis-habisnya yang di-
^ntarz-
sebut golongan konsetvatif dan orang-orang yang hany^ m r]
memb aca kesus traan kontemp otet kary a otang-orang yang me-
as
lang uniuersal.
Benar.
Setelah semtla penbicaraan ini, sala ingin kembali kepada sesuatu
yng s/ak awal sala membaca buku itu sangat menlentuh sEya,laitu
bahwa dalan barytak hal buku itu adalah sebuah buku lang akan me-
dan punla sebuah
rylentah seti@ pembaca baik sebagai bukulang uisioner
uisi. Visilang dirzilikirya tidak dapat dipisahkan dari sebaah katalang
baru saja Anda gunakan ketika Anda bicara tentang profesi ini-1aitu
ketikaAnda menlrcbut katakemwrahan hati. Dalam catatan saJa' saJa
telah berulang kali nenalis istilah kemurahan hz:d ini untuk menlebut
satu aspek tertentu dalarn buku Anda. Sayjuga telalt baryak menperha-
tikan sebuah kata lainnlalang sangat seringAnda gunakan,laita kata
memohon. Ketika sa-ya nendengar @alangAnda katakan tentang ke-
susastraan, dan ketika sala ingat @alangAnda katakan tentang hal itu
s e b agai s e b u a h pra kti k ke b u da1 aa n u rz u m1 ang b erh u b u ngan d e ngan s / ara h
Saya kira, ya. Tetapi, itu jelas akan membutuhkan lebih dari
sekadar menegaskan hal itu untuk membuktikan hal semacam ini.
Orang toh ttdakptnya waktu untuk melakukan segala hal. Ambillanl
Heart of Darkness sebagai contoh laLn. Heart of Darkness, apa pun
yang Anda pikitkan tentangnya sec r politik, benar-benar novel
tentang Afrika. Banyak novelis Afrika, termasuk Chinua Achebe,
yang begitu menlrsl2ngnya, merasakan peflunya bementuhan de-
ngan novel itu. Bukan karena novel itu adalah sebuah teks yang
rasis, tetapi karena novel itu adalah karyz yang suiit dan menge-
sankan, yang bedsi imajinasi seorang Eropa tentang Afrika. Buku
itu punya kualitas. Secara suategis buku itu menjadi sentral karena
kuaLitas yang dimilikinya itu. Hal yang sama juga bedaku pada
Dan yang orang harus tambahkan saat ini adalahkata
The Tenpest.
"kenikmatan". Ini bukan hanya strategl bukan hanyakualitas, me-
lainkan sebuah karya dtm^n^ orang bisa mendapatkan kenikmatan
estetis. Mungkin sebagian karena alasan-alasan itu, tetapi juga ka-
rena novel ini adalah sebuah buku yang mengagumkan untuk di-
baca. Saya sama sekali tidak melecehkan, merendahkan, atau me-
ngecilkan peran kenikmatan karya tru. Salah satu dad atgumen-
argumen y^ng s^y^ sodotkan dalam buku batu saya tentang kat-
ya-karya seperti Kim-mengapa buku-buku semacam itu menjadi
begitu penting menjelang akhir abad kesembilan belas-adalah
bahwa Kim, tokoh dalam novel iu, zdalah sebuah alat bagi Kip-
hng agzr dapat dinikmati keberadaannya di India. Meskipun de-
304 ED$UARD tJ( Saro
-
mikian, Anda tidak bisa menghilangkan kualitas impedal dalam
buku itu: bahwa dra adz di sana demi mengabdi pada I{ekuasaan
Inggris. Akhknya, dia menjadi seorang abdi 1'ang loyal di dalam
permainan besar itu. Tetapi hingga titik itu, saya pikir, kualitas
utama Kin bag Idpling adalah kenikmatan-semacam kenikmat-
an imperial tettentu.
Kenikmatan imperial ini haruslah rzampu bergerak melintasi batas-
batas. Jadi, bukankah itu adalah sebuah kenikmatanlangsecara intrinsik
beinplikasi politik?
Benar, tetapi orang lain juga bisa bergerak melintasi batas-
batas. Anda akan terkejut. Yang menarik adalah bahwa Kipling
sedang menikmati kesenangan-kesenangan imperial itu sedemikian
rupa sehingga dta benar-benar buta akan apa yang sedang teriadi
pada waktu itu: yaitu, munculnya sebuah gerakan kebangsaan In-
dia. Dia buta pada faktor dan elemen lain ini, yang sedang ter-
bentuk, muncul, dan pada akhirnya mengalahktn Kepenitiahan
itu.
Orang toh bisa bilang bahwa keindahan teks itu tepatnla berada di
tenpat di nana teks itu tidak buta terhadap munculnlagerakan kebangsaan
itu.
Ada dua tempat dalam novel itu di rrrlr' Kipling bicara ten-
tang perubahan-perubahan di India; dia hampir selalu merepre-
sentasikan Ind-ia yang t^flp^ perubahan. Salah satu di alrrt^rarrya
adalah episode yang terjadi pada si serdadu tua dalam kaitannya
dengan Pemberontakan Besar. Dan dia merepresentasikannya se-
bagu sebuah kegilaan sementara yang menghinggapi orang-orang
India itu.Jadi, dia melihat dan mengubzhnyamenjadi sesuatu yang
lain, dan dia kabur jauh-jauh. Dia melihatnya, tetapi dia tidak ambil
peduli-tidak menulisnya sebagai rnlr'a adany a. Tempat kedua
zdzlah ketika belakangan, saat salah satu dari perempuan-perem-
puan itu, jandanya Shamiegh, rnengatakan bahwa, "Kami tidak
menginginkan datangnya or rrgorang Inggris baru itu. (Ini ada
kastannya dengan t^ng n-tangan kolonial muda berpendidikan,
seperti Ronnie Heaslop-nya Forster, dua puluh lima tahun kemu-
ORTENTAT-rS MoaN SesuoaHr.rve 305
-
dian.) I{ami lebih suka gzyalama." Ada perasaan di mana' menu-
rut I{pling, of?lng-ot ng India lebih menyukai kaum Orientalis
tradisional, seperti Koiqnel Cteighton. Jadi, dia mendaftar peta-
saan tentang y^ng barangkali diinginkan oleh otang-orang
^p^
India, tetapi dia tidak memedulik^nny^ dan mengubahnya men-
jadi sesuatu yang lain, dan dia pun lantas pergi jauh-iauh. Saya
pikir tidak ada keindahan lain apa pun di sana, keindahan-kein-
dahan semacam itu, yang tetang-terangan mengzcu pada situasi
politik yang adz pada waktu itu.
Ini kedengarannJa seperti coltoh kebalikan dari Mansfreld Patk.
Tadi Anda katakan ada satu tenpat lain di dalan teks itu di nana Anda
bisa menbaca-alang teks itu, tetapi di sini tidak ada tempat lain itu.
Tidak, ada tempat lain. Ada sebuah gerakan kebangsaan' Mi-
salnya (ini perincian yang penting), serdadu tua yang dulunya zdalah
anggota Militer Inggris, yang dikuniungi Kim dznLlama. digam-
batkan oleh I{ipling sebagai orang yang dihormati di desanya'
-AJal, menurut jalan pikiran saya, mengiflS tI^t^t belakang saya
sendiri, or^ngseperti yang betkomplot itu sangat mungkin bakan
orang yang harus dihormati. Dia lebih mungkin menjadi seorang
yang harus dikucilkan. Jadr, or.ang berfokus pada itu.
Orienta-lism bertumpu pada sebuah perspekttf Foucaultian, tetapi
itu tadi dibingkai dengan sebuah teori Gramscian tentang hegenoni. Tidak
a d a ka h p rb e d a an -p rb e d a a n 1 a ng b e s ar da n ke tega nga n - ke t ega ngan di an -
e e
suatu yang luar biasa penting bagr saya. Tradisi materialis, ttadisi
materialis yang pesimistis di ltzha, semuanya tdalah tentang tem-
pat. Pemikir^ftny?- t s^flg t tidak dogmatis, sangat tidak abs-
^rn
trak. Anda selaiu bisa mener^pk^flny^ pada situasiltaha. Keba-
nyakan materi teoreris yang ofang baca dalam iutnal-jurnal Kiri
betkala sekarang ini---dan selama sepuluh tahun terakhir ztartba'Lt-
kan lebih ini-begitu kabur, begitu tak tetsentuh oleh genkan
politik apa pun dilam bentuk apa pun.
cara Anda menbicarakan Gramsci di sini tanpaknla bersitegang
dmgan hal-hajangAnda katakan sebelumnla dalan ltubungannla dengan
308 Eowano !( Sam
-
Aasten, tentang kualitas-kualitas tradisi sastra hananis.
Kenapa? Gramsci adzlzh seorang humanis sastra. Dia ahli
dalam filologi dan sangat berminat pada sastra Italtz dan bentuk-
bentuk kesusasffaan lainnya. Dia memb^c apa saja tanpa pan-
dang bulu. Szyal<ua keliru kalau orang mempertentangkan yang
humanis dengan yang politis, atau tadikal, atav pun. Ada se-
^p^
buah tradisi yang jauh lebih panjang di mana keduanya saling
mengisi. Kalau Anda menilik The Making of the English lYorking
Class-nyaThompson, misalnya, yangada. di sana zdalah sederetan
contoh demi contoh otang-orang seperti Blake, patapenyair dan
penulis, dan diguna kannya Shakespeare dalam gerakan-ge iakan
radikal. Saya kira oposisi semacam ini tidak pedu ada; sesuatu
yang)'menurut pendap^t s^ya, kembali ke oposisi Althusserian
tertentu yang palsu dan dibuat-buat. Bukan mustahil membayang-
kan sebuah humanisme sastra yangtak resmi, tak bisa dipahami,
ataupun yang sifatnya mengecam politik. Orang benar-benar da-
pat melihatnya sangat banyak tedibat dalam politik. Ada satu ta-
disi kepenulisan Karibia yang utuh yang, sepeti dikatakan oleh
C.L.R. James, tidak petnah punya latar belakang lain. Kita tidak
sedang bicara tentang Afrika, kita sedang bican tentang orar.g-
orang Karibia-ini adalah populasi yang ekstatis. Inilah latar be-
lakangnya: persisnya, g^g s^n-g^gasan humanistis-dan politik-
Baratini. Jadi, tidak masalah bagi saya kalau Anda menyebutnya
ketegangan.
Foucault dan Gramsci memberi Anda pendekatan-pendekatan teore-
tis alternatf untuk mendekati objek-objek sastra jtang nerambah ke luar
sikap+ikap tertentu terbadap teks,lang secara metodologis, s€rztpit. Mereka
n ern buatjenisjem batan-jem batan teoretislang berbeda-beda di antara te ks-
teks dan konte,Qs-konteksnla, antara penbacaan dan praktik, dan lain
sebagainla. TetQ| bila Anda jadi menolak sikap Foucauldian karena
pandangannlalangpro blematis dan dominan tentang ke kaasaan, dan Anda
bikng babwa Gransci barus dibaca secara taktis sE'a--dia tidak nenbe-
ri Anda sebuah kerangka tezretis-tampaknla ini nembuka sesuatu dari
sebuah ntang hampa netodologis. Apakah Anda merasa khawatir akan
Or'tnNrants rDAN SESUDAHNya 3 09
-
hal ini? Ataukah menarat Anda orang lain terlalu nengkhawatirkdn apa-
kah mereka nemiliki kerangka teoretis lang benar?
rangan terhadap Ali Mazrui ini adalah bahwa dia bukan orang
Afrika murni. Ali adalah seotang Afrika yang sudah terislamkan
danterarabkan. Jadi, orang Afrika yang libetasionis integtatif, dua
puluh tahun kemudian, di Nigeda, telah menjadi seorang nativis,
yang menyeraflg seseorang hanyakarenz orang itu tidak cukup
hitam! ang y ang dulu p ernah menyetang kenegtoan. Perrib a-
-ot
likan-pembalikan semacam ini adalah bagSan dari situasi politik.
Hal yang sama teriadi dalamkasus Salman Rushdie. Di dunia
Islam saya merlentang keras pelarangan tethadap buku itu. Pela-
r ng n buku merupakan akibat, pertam , dari tidak adanva teori
sekuler apa puri yang mampu memobilisasi masyatakat,yang da-
pat dipahami oleh masyarakat yang mempertaruhkan hidupnya;
dan kedua, sebagai akibat dari tidak adanya organisasi. Trdak ada
organisasi politik yang sekuler yang efektif, dimanapun, di bidang-
bidang tempat kita bekeria, kecual-i negar - Maksud saya otganisasi
poliuk yang sekuler.Baggan darikegagalan itulah yang sarlgats^ya
sesalkan. Jadt, ada hal yang luar biasa pada attentisitas dan parti-
kularitas etnis. Politik identitas itulah masalahny^'. orang gzgal
memperhitungkan, dan menertrna, stfat nomadik pengalaman;
bahwa setiap orang adalah migran atau seorang buangan. Di Ing-
gtis, misalny^, orang yang paling keras terhadap Satanic Verses
adalah migran-mig nn y angingin menegaskan autentisitas mereka
di dalam sebuah lingkungan yangpada dasarnya selama ini tidak
ramah terhadap mereka. Alih-alih mengatakan, "Pengalaman kami
sarrgat mirip dengan pengalaman bangsa Palestina, sarigat minp
dengan pengalamat rakyat Bangladesh"; alih-alih melihatnya se-
bagai sesuatu yang berada di luar oposisi biner, "kita vetsus me-
reka", dan dengan demikian menjadi mampu memaharninya da-
lam pengettian-pengerttanyang betbeda, yang ada justru adalah
obsesi untuk kembali ke diri sendiri: hanya ke dalam komunitas,
dan bentuk komunitas yang lebih murnilah saya menyelamatkan
diri-yang sayal<raadalah sebentuk sikap memusuhi. Inilah akhir
darrhal-hal terbaik dalam peradaban kita, dan ini adalah sesuatu
y ang s^y a tentang sep enuhny a. MarySnalis asi, ghettois a si, reifikasi
ORIENTAUIMDAN SESUDAHNYA 317
-
bangsa Arab, melalui Orientalisme dan proses-proses lainnya, ti-
dak dapat dijawab hanya dengan penegasan-penegasan sederhana
atas partikularitas etnik, atau kebesaran-kebesaran Arab, atau kem-
bali ke Islam dan semacamnya. Satu-satunya jalan untuk melaku-
kannya adalah melibatkan did, dan terjun langsung ke dalam inti
persoalan, sebagaimana mestinya. Ituiah satu-satunya jawaban; bu-
kan sikap-sikap melarikan diri semacam itu.
Gagasan tentang sekalaritas nemainkan peran penting dalan karya
Anda, khususnla sebagai satu cara untuk mendefnisikan praktik inte-
lektual. Apakah menurut Anda istilah "intelektual sekuler." mengandung
cukup baryak kekuatan kitis dalam situasi belakangan ini? Istilah itu
nlaris tampak seperti sebuah kategori abad kesembilan belas, s/auh bahwa
kategori ini neletakkan peran oposisional kaum intelektual seryata-mata
da la m p e nge fii an 1 ang m e m is a h kan an tara 1 ang te logi s d a n 1 ang s e ku / r-
o e
Ya, tepat.
... tetopi, tidak begitu dekat dengan Gramsci, di nana pembedaan
de b atan tentangp engu ci /an, p em batasan -pem b atas an, ten tang @a1 ang h aras
disingkirkan dan @a1ang barus dicakup. Sikapyng sudab Anda anbil
dalarz perdebatan-perdebatan ini tampak seperli sikap humanis liberafuang
sangat tradisiona/, sikap nentbuka ruang, merangkul lebib barytak teks,
tetaPi tet6p mempertahankan kanonitas- Ada daapertanlaan di sini. Yang
pertama, bahwa @abila cara nryra bekerja secara kultural adalah dengan
m e la Iu i p e ryt i ngki ran (s E e rti1 ang An da kata ka n), d ap a tka h An d a b e n ar-
itu.
Batangkali saya kelewat sensitif terhadap hal itu, tetapi saya
pikir sebuah petang semacam itu tidak akan pernah bisa terjadi,
dibeli oleh orang Arab untuk melawan orang Atab lainny^ ser^y^
mengecam seluruh prosedut negosiasi, tafrpa adanyaOrientalisme.
Ini bukanlah sebuah perang yang berkenaan dengan agtesi atau
hal-hal semacam itu. Perang ini adalah soal minyak mutah, dan
hanyz orang-orang Arab yang punya minyak murahl Kombinasi
itu memiliki sentuhan rasial tertentu di dalamnya. Tak seorang
pun berkata-apalagp Amerika-bahwa ini adalah minyak Atab
untuk o:':ang-orzngArab, bukan hanya untuk keluarga Ketaiaan
'
I(uwait. Negara-negara ini-Arab Saudi dan Kuwait-dimiliki
oleh keluarga-keluarga. Tidak ada negan di dunia ini yang diatur
seperti Arab Saudi-itu Rumahny2 $2sd-6ereka benat-benat
memiliki neg r^itu. Bagi saya, semua anomah ini hanya dimung-
kinkan dan melahirkan w aczna-w^c na yang konuadiktif dan me-
nipu tentang keadilan dan agtesi dan hal-hal semacam it-t, karena
mereka adalah orang Arab.
Amerika Serikat tidak pernah mendukung hak-hak asasi ma-
nusia di dunia Arab. Saya sudah melakukan kaiian tentang hal itu.
Setiap sikap Amerika Serikatyangpenting, entah itu sikap-sikap
politik, ekonomi, ataupun militer, di dunia Arab selama ini selalu
saja diambil dengan c^r^y^ngbertentangan dengan hak-hak asasi
manusia. Mereka menentang hak-hak asasi manusia bagi bangsa
Palestina, mereka menentang hak-hak asasi manusia di Teluk, me-
reka menentang hak-hak asasi manusia di tempat-tempat seperti
Mesir, dan setetus nya, dan sebagainya . Jadr, szyz pikir Anda tidak
bisa bicara tentang y^ng bisa kita sebut sikap-sikap kultutal.
^p^
Ada semacam kebencian.Wacanalatnnya-yang Anda sebut wa-
cana ekonomi dan militer-tidak cukup pas tanpa komponen ini.
Ada sebuah kampanye besar-bes aran dimedia di Amerika Serikat:
330 EDwARD 'Jfl Saro
-
sebuah kampanye tasis dan anti-Atab, demonisasi terhadap Sad-
dam. Dalam banyak hal, Irak adalah pusat kebudayaan dunia
Arab. Anda tidak akan mengenalnyz dari layar televisi, yang hanya
mempertontonkan bom-bom pintat sedang berlintasan di atas
kotaBagdad. Saddam bukan Bagdad. Dan hingg^ s^ t ini, tidak
ada satu kata,bahkan tidak ada sepatah kata pun tentang ordng-
orang yang telah terbunuh atau tewas. Ini hanya bisa dilakukan
terhadap orang Arab.
Apakah menurut Anda gerakan antiperang Amerika sudah cukup
bertindak?
Gerakan antiperang apa? Tentu saja tidak. Saya pikir itu tidak
sulit untuk dilakukan. Saya kira ada banyak ambivalensi umum
terhadap perang. Sikap ICri tidak felas. Tidak cukup banyak hal
yang dilakukan terhadap bencana kemanusiaan yang menimp a l:ak
dan Teluk pada umumnya. Tidak cukup banyak yang orang ketahui
tentang perang itu, Anda mengerti. Sebuah arrikel terkemuka yang
terbit pada bulan Desember, persis ketika Amerika Serikat akan
pergi berpenng,Foreign Afairs, berawal dengan: "Saddam berasal
dari sebuah neg t rapuh, yang tidak punya hubungan
^pl-^pa.
dengan g gls^n-g gasan, buku-buku, ataupun kebudayaan." Ini
adalah sebuah gambatan tentang r-'eg r^ yang akan mereka pe-
rangl ... "penunggang-penunggang unta", dan "(orang-orang ber-
tutup) kepala handuk", tidak peduli mereka itu membel^
^t^n
melawan kita. Segunung kecaman dan hinzan yang sama juga.di-
tuj ukan bagi orang-orang Saudi, dan merek a adalah " orang-orang
Arab yang baik" dalam perang ini. Perang ini dianggap sebagai
perang yang baik untuk Israel, karena Irak digembar-gemborkan
sebagai neg r^ yang paling berbahaya bagi Israel. Ju&, sesung-
guhnya hznyz sedikit sekali (yurg dilakukan kelompok) dalam ben-
tuk protes. Menyebutnya sebagai sebuah gerakanzkankeliru besar.
Seandainya itu sebuah gerakan.
t:
" Afa lang sebenarnla dibutuhkan?
ir : i I ;9665o"f$n'
Uirti;ltfuihembutuhkan sebuah organisasi. J angan
lup;,'iiri aaiiei4 6iUiiide- #tau* l,ilirJhrr sdsialisme, tuntuhnya
OwnNrzusMoaN Sr,suoanNva 331
-
I{ri. Tidak ada Kiri di Amerika, seperti adanya I{iti Eropa,
^t^tr
Kiri lnggris.
Kiri Ingris itu sendiri sangat kacau dan menbingungkan.
IWell, kalau Anda sendiri saja bingung, bagaimana dengzn
Amerika, di mana tidak ada Kiri yang sesungguhnya? Ada or^{rg-
of ngy^ngtergolong Kfui samar-samaf, yang (menjadi) Kiti karena
sentimen nasib-otang-orang seperti Irving Howe, misalnya, atau
Michael Valzer-yang tak Iatn adzlah guru-guru besarnya Kiri'
Walzer mendukung perang itu. Dia pikir itu perang yang adil' Pi-
hak media sepenuhnya setali tiga uang dengan pemerintah' Itu
adalah salah satu dari kolaborasi-kolabonst iahat yang besar an-
tarz rnedia dan pemedntah. Anda tidak mungkin mengusiknya.
Tetapi, radio sangat penting selama perang. Radio Umum Na-
sional, dan sejumlah kecil iaringan nasional telah mengusung ba-
nyak hal. Tetapi, radio tidak punya kekuatan dan kekuasaan seperti
yang dimiliki oleh televisi. Itu televisi perang.
D alam pengertian B audrillard?
Apa katanya? Mungkin tidak.
B a u dri / la rd n e ngata ka n te le ui s i a da la h s e b u ah n o np e i s tiw ajt a ng h tp e r-
rii/.
Ah, dasar Baudrillard tua! untuk itu saya pikir dia harus diki-
rim ke sana. Bedkut sebuah sikat gigi dan sekaleng Evian, atau
apa pun yang biasa dia minum.
\Tawancaradengan
Anne Beezer dan Peter Osborne
Ra di ca I P hi k np Lry, London, 1'99 3
Edward Said:
Di Antara Dua Kebudayaan
kami tampak luar biasa sadistis dan mereka pun jadi gemetaran
dan histeris. Mereka itu orang-otang Inggds yang tidak paham
kami katakan dalam bahasa Arab. Fakta yang penting di
^p^yang
sini adalah bahwa begitu kami tiba di sekolah itu, kami diberi
sebuah buku saku, yang berisi sejumlah Dan aturan yang
^tvr^n.
pett^tn , bahwa bahasa Inggris adilahbzhasa resmi sekolah dan
kalau kami tertangkap basah bican dalam bahasa Arab atauba-
336 Eo,wano \J( SAID
-
hasa-bahasalarnnya, kami akan dicambuk atau diberi hukuman
atau dikurung. Jadi, kami memakai bahasa Arab sebagai semacam
serangan terhadap para guru, dan tentu saia meteka tidak mema-
haminya. Setelah saya dikelu arkan, tyah sayamenyimpulkan bahwa
sekalipun mereka mau mengambil saya kembali, masa depan saya
dalam sistem Inggris itu jelas suram. Katenznya, saya pun dikirim
ke Amerika Serikat ke sebuah sekolah berasrama yang luar biasa
puritan dan tak menyenangkan di New England, di mana untuk
pett^m kalinya saya mengalzLmi dan merasakan indahnya salju.
Sebelumny s^y^ tidak pernah melihat salju.
^
Tet@| sekolah itu nengerikan?
Sekolah itu benar-benar mengerikan. Ngomong-ngomong,
harus s^y^ g fls bawahi bahwa selama itu saya sangat pintar di
sekolah dan nilai saya bagus-bagus, sehingga mereka tidak bisa
begitu saja mengusir saya. Di sekolah saya di New England ini-
lebih baik tidak saya sebutkan n fn^fry^kzrena sekolah itu sangat
1g1ks12]-kami harus bangun pag-pag buta dan melakukan ba-
nyak hal seperti memerah susu sapi dan banyak lagi hal-hal yang
sifatnya evangelis. Saya sudah terlatih dengan luar biasa baiknya
dalam sistem Inggris sehingga ketika saya tiba di Amerika Serikat,
sec t akademis itu semua sa,ya nsakan sebagai hal-hal yang ko-
nyol. Tetapi, selebihnya sungguh buruk. Dan di sana pun saya
d.ipermainkan sistem. Kesan saya tentang hal itu adalah bahwa
saya dihina dan direndahkan karenakarakter s^y^ katena" saya
^t^tr
tj.dak memiiiki karakter tertentu, hal-hal semacam inrlah. Jadi' se-
kalipun di akhir tahun kedua saya lulus sebagai seofang senior
dengan tilat rata-rata tertinggi di sekolah itu, saya tetap tidak di-
beri kehormatan untuk menyampaikan kata sambutan atau pidato
perpisahan. Ketika saya coba menanyakaflny^, s^y^ diberi tahu
bahwa saya tidak memenuhi Persyaratan-persylr^t^n moral. Dan
saya tidak pernah memaafkan mereka atas pelecehan khusus ter-
hadap prestasi saya itu.
Anda menganbarkan buku Anda, Cultue and Imperialism, se-
bagai bukuryta sehrang buangan. Jadi, Anda sesunguhnla adalah sesosok
EowaRo Saro: DrANrana Dua KEBUDAyAAN 337
-
makhlukyng minat dan kepentingannla sekarang sangat ditentukan oleb
konflik antara kebudalaan tempatAnda dilahirkan dan kebuda1aan tem-
p a t An da b i dap n karang'4p a ka h m e n u ru t A n da d a lan p e nge fti an tefte n tu
ki ta s e m u a s e h ara s n1 a m e nj adi in n le ktu a l-i n n le kt1,t a / b u a nga n ? Tantp akrya
An d a n e m an d a ng p o sis i b u angan in i s e b agai s e s u a tu 1 ang m e ngu n tu ngkan.
bahwa irzperia/isme dan noue/, dengan satu dan lain cara, sa/ingmerztperkqat.
Memang, itu pernyat fl y aflg zgak iauh iangkawannya, tetapi
^
itu benar, saya l<lr:a.
Bagaimana bisa begitu?
lV/e efia;m y ang lay ak dicatat adalah
I/, begqn N ovel Inggds p
Robinson Crasoe, dan Robinson Crusoe tidak akan dapat dipahami
tarrp^ adznyaperburuan imperial. Dia meninggalkan Inggtis, ka-
palnya tenggelam, didapatinya dirrnya terdampar di sebuah pulau,
danhanya dalam beberapa hari, beberapzr^rushalaman di dalam
novel itu, dia menguasai apa pun yang diamatinya. Dan kemudian
Anda akznsadaibahwa yang dilakukan pulau itu untuknyaadalzh
memungkinkannya menciptakan dunianya sendiri. Dengan kata
lain, imperial-isme pada tingkat itu diasosiasikan dengan seienis
kreativitas tertentu. Belakangan, di akhit abad kesembilan belas,
John Seeley mengatakan bahwa fakta sentral tentang negeri Inggris,
fakta senttal tentang kebtdayaanlnggds, fakta sentral tentang iden-
titas Inggris, adalah ekspansi. Ini tidak berlaku unruk setiap ma-
syatakat. Argumen say a adila.hbahwa pada abad kesembilan belas
dan kedua puluh, Inggris berada sepenuhnya di kelasnya sendiri.
Idenya sangat aneh: Anda duduk di London-katakanlah, Anda
punya sebuah apartemen kecil di Hampstead-dan Anda bangun
di pug hari dan berkata, "Szyr mengendalikan kehidupan seratus
or ng:' karenzkalau Anda menghancurkan hubungan
^ntar^
pen-
duduk Inggris dan penduduk India, yang dtiaiah Inggris selama
lebih dari tiga ratus tahun, sesungguhnya itu berarti bahwa setiap
Eovano SAID: DI ANTARA DuA KEBUDAYAAN 347
-
satu orang Inggris menguasai dan mengendalikan seratus atau se-
ratus lima puluh or ng. Fakta itu harus dipertimbangkan,plus fzkta
bahwa tidak pernah ada dalam masyankatBant lainnya tradisi
imperial seutuh dan seabadi seperti halnyadi Inggris, dan demikian
pula halnya dalam penulisan novel-novel. Tidak ada novel Italia
sebelum 1860 atau 1870. Tidak ada novei Jerman hingga jauh
setelah 1870. Tidak ada novel Spanyol, dengan sedikit perkecua-
han, pzda abad kesembilan belas. Yang szya maksud adalah yang
terus betkesinambungan adanyz. Novel Inggris secara tesmi, me-
nurut kebanyakan sejarawan sastra, diawali dengan orang-orang
seperti Defoe pada awzl abad kedelapan belas, dan terus betlanjut
t^rrp^terputus sejak abad kedelapan belas,lalu ke abad kesembilan
belas, dan terus ke abad kedua puluh.
Tet@| apakah Anda nelihat hwbungan kausalitas di mana hanla
ada sinkronisitas?
Tidak, saya tidak mengatakan kausalitas, tetapi saya meflga-
takan bahwa ada penambahan dan akomodasi. Semua novelis be-
s ar ab ad ke s e mbilan b elas mere kzm f akta- fakta adanya kekuas aan
dan kontrol kolonial, seperti teriadtnyzimigrasi ke tempat-tempat
sepeni Australia, Amerika, ata.u Afika. Pada tingkat yang lebih
rendah, hal yang sama juga bedaku pada Prancis. Argumen saya
zdalah bahwa fakta-fakta kekuasaan imperial memiliki sisi imaii-
natif di dalamnyayang merupakan bagqan dari suuktur identitas.
Kebanyakan novel sesungguhnya berisi tentang diciptakannya se-
buah identitas {iksional, siapa aku. Aku adalah Pip, misalnya, da-
larn Great Expectations, atau Tom Jones, si anak yatim. Di awal
novel itu, dia ditemukan di atas sebuah nnjang; dan di akhir novel
kita pun tahu siapa dia sebenarnya. Novel itu sesungguhnya adalah
satu bentuk akulturasi dan akomodasi, yaitu akomodasi sesosok
diri ke daiam sebuah masyarakat. Bag1an dari ptoses in adalah
bahwa identitas terikat erat dengan jangkauan-jangkauan impe-
rial. Dalam kasus Mansfeld Park-nyaJane Austen, misalnya, per-
kebunan budak milik Sir Thomas Bertram di Antigua digunakan
untuk membiayai estat yang ada dr Mansfield Park, di Inggris.
348- EDwARDt0( SArD
Itulah jenis hal y^ng s^y^ maksudkan, bahwa ada semacam pro-
yeksi imajinattf dalam fiksi, dalam natasi,yang menyztakan bahwa
Inggris terikat erat dengan koloni-koloninya di negeri-neged asing
dengan berbagai rrrac^m cua. Kitz tidak mengulang-ulang hal
yang sama; setiap novel agak berbeda, dan memiliki nuansa yang
berbeda-beda.
Terlalu nafkah bila kita memahaminla sebagai pkt?
Sama sekali tidak naif: irt menang plot. Tetapi, kenapa plot
ini dan bukan yang lainJatnnya, Anda tahu? Semua novel meli-
batkan pilihan-pilihan di pihak penulisnya, dan faktanya bahwa
ini adalah sebuah subjek y^ng s^ng t akrab; ini adalah bagian dari
properti intelektual,knajinaif, dan emosional dalam novel Inggris.
Kalau Anda membaca sebuah novel Jerman, halnya sangat ber-
beda. Tak ada pembic r an tentang wilayah-wilayah kekuasaan
kita, dan kita tidak bisa pergi ke India; fungsi yang diperankannya
berbeda: eksotisme atau hal-hal semacam itu. Di Inggris India
zdalah tempat yang bisa Anda kunjungi katena l<tta ada di sana,
seperti dalam A Passage to India ztzu Kim, atau beberapa karya
Conrad. Dalam pengertian sastra, Inggris ada dr m rt -m^tt .
Faktanya bahwa Inggris berada di hampir semua tempat, sekalipun
Anda memikirkannya hanya selama satu menit szja. Prda tahun
1918 sekelompok kecil kekuatan-kekuatan Eropa menguasai 85
persen dunia. Apa yang lebih alami ketimbang kekuasaan, yang
tak lain adaJah sebuah pengilaman sejarah, yzngjtga menjadi ba-
g1an dai pengalaman imajinatif? Saya kira begitu. Maksud saya:
pengalaman imajinatif iu zda, Lp^ y^ng bisa Anda ciptakan da-
rinya?
Apayng Anda buat darinla?
bisa
Saya pikir Anda harus memahaminya sebagai bzg1an dari se-
suatu yang lebih besar dati dtrinya sendfui. Maksud saya adilah
bahwa pengalaman ini merupakan bugr* dari pembacaanterha-
dap novel Inggris itu. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa
itu adalah bag1an yang paling penting, melainkan sebuah bzg1an
yang penting. Orang juga harus ingat, dan kebanyakan orang tidak
Eowann SaIn: Dt ANraRa Dua KEBUDAYAAN 34g
-
menyadad, bahwa tempat-temp at y^ngdibicarakan olehJane Aus-
ten atau Kiptng memiliki seiatzhnya sendiri, di luar apz yang dt-
lakonkan di dalam novel. Pada tahun L81'4, saat Mansfeld Park
diterbitkan, Antigua adalah sebuah koloni perkebunan Inggris,
tetapi kebanyakan ofang yang membaca novel itu berkata, "Oh
ya, well,memang itu dia." Tetapi, faktanyabahwa pengalaman itu
berlanjut dan Antigua dibebaskan, dan merdeka.
Ada kesusastraan yang muncul dari Kepulauan Kadbia, yang
dinrlis oleh orang-orang seperti V.S. Naipaul dan George Lam-
ming dan seluruh penulis mazhab Kepulauan Karibia yang justru
melihat pengalaman imperial itu di dalam masa lalunya-sebagai
koloni budak-budak-dari sebuah perspektif yang sama sekali
b erbeda dari petspektifnya Jane Aus ten. Maksud s ay a adalah b a'h-
kerangka plot
Tepat. Tetapi, argumen y^ngs y^ buat pada awal pembukaan
Culture and Inperialisn adalah bahwa sekatang dunia sudah ber-
ubah: bukan lagi orang India di India, orang Inggris di Inggris
dan melanglang buana. Faktanya, bahwa sebagian besar flegar -
neg r^Eropa sekarangini, misalnya, bukanlah neg r^-neg ra mur-
ni yang terdiri sepenuhnya dari orang-orang kulit putih. Ada se-
buah komunitas sangat besar yang terdiri dai onng-orang India
di Inggris; ada sebuah komunitas sangat besar yang terdiri dari
Muslim dan orang-orang Afrika LJtan di Prancis, di Jetman, di
Swedia, dan di Italra, dan seterusnya, dan sebagian besat dunia
sudah bercampur baur. Mengap^ ol,ang-ora;r'g Prancis ini berasal
dari Afrika Utara? Sebagian besat karenz Prancis adalah majikan
imperial, dan ketika orang-orang ini melarikan diri dari kehan-
curan dan pengaruh-pengatuh negatifnya, mereka tiba di Pran-
cis-mereka itu ftankofonik, mereka bicara dalambahasa Prancis.
Dunia ini adalah dunia yangbercampur baut Peras^ tr sayl ten-
tang hal ini adalah bahwa yangpada. abad kesembilan belas duiu
bersifat utiJitarian, sekarang sudah tidak lagi, dan banyak kdtikus
yang menulis dalam bahasa Inggds yang bukan onnglnggris. Saat
Conrad menulis Heart of Darkness, misalnya, dia berasumsi-
Etwann SAID: DIANTAtu{ DuA KEBUDAYAAN
-351'
(asumsinya ini) jelas keliru, tetapi iru adalah bias dari waktu itu
dan sayatidak bisa menyalahk Mrfryaatas kekeliruannya itu-bahwa
tidak ada orang Afrika yang bisa memahami y^ng ditulisnya
^p^
itu; dia menulis untuk orang Inggris' Tetapi, ny^t^ny^ sekarang
banyak orang Afrika yang membaca Heart of Darkness, dan yang
mereka lihat dalam Heart of Darkness sangatlah berbeda dan apa
yang dilihat oleh tekan-rekan kulit putihnya pada tahun 1900-an,
dan pembacaan mereka sudah meniadi sebuah faktor daiam novel
itu. Jadi, novel mengungkap dengan canyangbahkan tidak petnah
diimpikan sebelumnya oleh Contad, Dickens, Jane Austen, dan
yang lainnya. Hal ini harus disambut dengan baik karena hal ini
menunjukkan kepada Anda sebuah sisi baru dari karya inr dan
memungkinkan Anda untuk melihat berbagai hal yzng.bahkan
tidak pernah Anda lihat sebelumnya.
Meng@a Conrad nenjadi salah satu penulis fauorit Anda?
Selama ini saya selalu merasakan sebuah empati dan kemiripan
yang luar biasa dengafrny^ karena dta adalah seofang Polandia
yang meninggalkan Polandia pada sekitar usia enam belas tahun'
tinggal sebentar di negeri Swiss dan Prancis, belaiar bahasa Pran-
cis, dan pada umut dua puluh atau lebih, mulai menulis dan men-
dalami bahasa Inggris. Dia tinggal di Inggris dan meniadi seorang
Merchant Narry, bekeria di kapal-kapal layat sela-
^nggot^British
ma lima belas tahun atau lebih, dan kemudian menetap di Inggris.
Saat menjadi penulis, saya kira usianya sudah mencapai empat
puluhan. Dia tetap seorang Polandia; dalam pengertian tertentu,
dia berada di luar pusatnya bthasa Inggris sekalipun dia menulis
dalambahasa Inggds yang luar biasa halusnya.Dtamemiliki seienis
kesadaran keterasingan yang aneh ini; dia selalu berada di luar
situasi apa pun yang ditulisnya, dan saya merasakan kemiripan
dan empati tethadapnya. Cara pandangnya terhadap berbagai hal
sama sekali tidak seperti cxa pandzrig orang lain di z m^nny^.
Dia sangat rarrnh dan aktab dengan orang-orang seperti Henry
penulis-penulis
James danJohn Galsworthy, dan mereka adalah
hebat iwga, tetzpi mereka tidak memberi orang perasaan keter-
352 Eo'ou,q,no rJ( Saro
-
asingan prismatis yang aneh, terutama skeptisisme, khususnya
skeptisisme tethadap identitas dan eksistensi yang m^par' seperi
yang dimiliki oleh Conrad. Conrad zdalah salah satu di antara
sedikit penulis novel di Inggris yang menulis dengan c^rL y^ttg
begitu piawai, kendati dalam kasus-kasus tertentu mengerikan dan
ofensif, tentang tempat-tempat seperti Indonesia, Malaysia, Thai-
land, Afrika, dzn Amerika La:in Dia benar-benar seorang inter-
nasionalis dari periode imperial.
Diz adalah sosok ylng s^ng t kompleks , dan saya tidak ber-
pretensi menyatakan bahwa ketertarikan saya terhadapnya sepe-
nuhnya dikarenakan bahwa dta jtrya memili.ki Iatarbelakang yang
kurang lebih serupa (dengan latar belakang saya). Sama sekali ti-
dak. Dia seorang novelis besar dzn adz sesuatu yang luar biasa
kompleks dan kelam serta kaya dalam dirinya yang membu^ts^y^
terus-menerus ingin kembali kepadanya. Tidak ada otang yang
benar-benar memandungl-l-hul di sekitarnya dengan c r^ y^ng
s ama denga n c r^ p andangny a. S zy a kira kemirip an lztnny z adaJah
bahwa dia menulis dalam bahzsa Inggris seperti seseorang yang
bukan penutur kelahiran Inggris asli, dan saya nsakan itu tetus-
menerus sehingga membuat saya kagum. Sintaksis dalamkaryznya
agak sedikit butuk; penekanan adjektivanya agak aneh. Ada se-
jumlah hal semacam itu yangpada tingkat y*ngtajam sangat me-
narik bagi saya.
Sata aspek lainnla dalam pernlataan Andalang nenilikilangkau-
anjauh itu mengatakan bahwa imperialisne, nelebihi teoi sastra lainru1a,
Marxisme, dekonstruksi, atau Historisisme Baru, adalah satu-satunla ho-
riryn politikJang menentukan vis-)-vis teori sastra.
Pandangan tentang sebuah seting global dalzm kesusastraan
berasal dad pengalaman imperial. Orang memiliki tanah-tanah
iajahan global-bangsa Inggris dan Prancis tentu saja memiliki-
nya-dan kini, di akhir abad kedua puluh, Amerika Serikat telah
berhasil mengalahkan hegemoni bangsa Inggds dan Prancis. Oleh
karena itu, kalau orang tidak memperhatikan horizon yang lebih
besar ini, kerangkz kerla ini, maka ia akzn tampak tidak serius
ED$rARD SArD: Dr ANTARA Dua KnsunayAAN 353
-
dalam ,melakukan kajian kebudayaan. Satu-saruny^ y^ng saya la-
kukan adalahmengatakan bahwa ada sebuah hubungan. Saya tidak
mengatakan bahwa hubungan itu sifatnya sederhana atau langsung
atau kausal; saya bilang ada banyak antarhubungan dan saling-
keterkaitan-saya menyebutnya saling-ketergantungan-di antlr^
kedua lingkup itu. Sejauh imperialisme dulu memiliki jangkauan
global, dan sekamng pun memiliki jangkauan global, maka impe-
dalisme adalah sebuah latat belak^ng seting panggung bagi
^t^u
dilakonkannya sebagian dart sttuktur-struktur sastra, dan struk-
tur-struktur serta praktik-praktik kebud^y^ rr.
pat tertentu y^rrgaLm tsangat Inggris dan luar biasa insuler dalarrr
hal itu. Tetapi, jika dengan kacamata seorangpenduduk I(epulauan
I(aribia, at^u mata seorang India, Anda membaca sebuah novel
sepetti Mansfeld Park ztau Persaasion atat Pride and Prg/udice, Anda
akzndapaadetail-detail y^ngs^ng t terperinci di sana, yzngbicata
tentang wil ayah-wrlayah kekuasaan yang berada iauh di luat negeri
yang digengg^m er^t-erat. Dalam Mansfeld Park, miszlnya, estat
milik Sir Thomas Betffam dikuasai oleh Betuam di Antigua, dan
dengan demikian, arti pentingnya Antigua bagi ekonomiMansfeld
Park jelas-jelas sangat sentral. Tetapi, di saat yang bersamaan Anda
punya semacam ilusi tentangnya, dimzna Antigua jadi tidak pen-
ting lagr begitu disebutkan bahwa Bertram harus pergi ke sana
dan meraw^tnya. Dan bahwa Antigua adalah sebuah perkebunan
tebu yang dikerjakan oleh para budak. Kalau Anda membacanya
dengan mata itu, Anda dzpatmelihat bahwa seianh novel Inggris,
yang memang besar, secara spesifik dibangun dengan wilayah-
wilayah kekuasaan yang digenggam dalam imaiinasi persis seperti
Iayrknyzwilayah-wilayah kekuasaan itu dikuasai oleh Inggris. Se-
buah pengalamany^rrgs m^ sekali berbeda muncul dari pemba-
caan novel A Passage to India, misalnya. Apalagi, Heart of Dark-
ness-ny^ Conrad; novel ini bukan hanya' meniadi eksplotasi-eks-
plorasi yang dilakukan oleh Madow dan Kurtz terhadap sebagian
kecil wilayah Afrika itu, tetapi telah benar-benar meniadi simbol
untuk Afrika dan perbudakan, patisi dan perebutan atas Afrika.
Tentu saja, novel ini membutuhkan sebuah pembacaan yang iauh
berbeda dai hanya sekadar membaca sesuka hati Anda hanya
untuk memenuhi sebuah tes atau untuk sebuah kuliah bahasa dan
sastra Inggris. Bacalah seperti halnya N'g.tgr (wa Thiong'o) dan
orang-orang sepetti Chinua Achebe membacanya. Anda hatus
membacanya dengan c
ray^ttgmendekolonisasi. Anda harus me-
nanggalkan semua asumsi yangadapadanya; dan kerap kali Anda
menyrruh orang-orang seperti. N'grrg dan Achebe membacanya,
dan dalam beberapa kasus menolaknya sekaligus menulis ulang
sejatahnya dalam pengetian pemahaman mereka sendfui terhadap
HAK-HAK ASASI BANGSA DAN KESUSASTRAAN 363
-
sungai dan wilayahnya, dan lain sebagainya. Menutut pendapat
saya, membaca dan menafsirkan karya sastra semacam itu dari
sudut pandang koloni-koloni dan terutama koloni-koloni yang
mendekolonisasi adalah sebuah proses yang jauh lebih hidup dan
kaya.
Anda sudah menlebut N'gugi dan Achebe, sehinga nenimbulkan
pertanlaan tentangmenjadi seorangpenulis nouel berbabasa Ingris di luar
Ingis dan Anerika, dan tentang keadaan Yeats atau (Derek) IYabolt.
(Seanas) Heanel panla sebuah kalimat, entab di mana, tentang bagaimana
orang-orangini berada dalam sebuah situasi la1akn1a berada di ry'ungtanduk
cinta mereka terhadq bahasa Ingis.
Itu tidak hanya berlaku pada bahasa Inggris saja, /bo.Itu juga
terjadi pada penulis-penulis Prancis. Ada sekelompok novelis A1-
jzzakyangsangat menarik dan penting, seperti Kateb Yacine yang
menulis dalam bahasa Prancis, tetapi menjadi bagian penting da-
lam petlawanan Aljazzir terhadap peniajahan Prancis, dan seke-
lompok penulis Maroko, sepetti Abdel Kebir Khatibi yang me-
nulis dalam bahasa Ptancis. Saya kira ini adalah sebuah kasus yang
sangat menarik yang, dalam pengertian tertentu, sudah disiasati
oleh N'gugi dengan can nir.ulai menulis dalam bahasa-ibunya. Dra
menolak bahasa Inggris setelah menulis beberapa novel yang sa-
ng tlualr biasa, dengan mengatakan bahwa dirinya ingin menulis
dalam bahasa-ibunya sendiri. Tetapi, justru di situlah tarrtzirrganny^.
Yaitu bahwa bahasa adalah sebuah media di mana or^ngbisa be-
kerja di dalamnya, dan itu sedng kali bergantung pada premis-
premis. Bukan bahasa itu sendiri yang tetnoda. Misalnya, Achebe
berkata bahwa Conrad tidak boleh bican sama sekali, bahwa dia
sedemikian rasisnya sehinggaHeart of Darkness-nya menjadi sebuah
teks yang tidak boleh dibaca oleh orang Afrika, dan kemudian
dra ngelo1or petgi lalu menulis novelnya sendiri dalam bahasa Ing-
gds. Tetapi, saya pikir pettarungan di dalam bahasa untuk men-
dapatkan nilai-nilai, persepsi-persepsi, dan tentu sajz geografi., ada-
lah sebuah pertarungan yang berkesinambungan, dan dalam pe-
ngettian tertentu harus dipahami dalam pengertian-pengetian do-
364-Eowano\fl Sam
Tentu! Saya pikir Yeats adalah sebuah kasus y^ng s^ng t me-
narik karena dia sangat reaksioner, bahkan fasis, politis, tetapi
puisi-puisinya, khususnya hingga "The Tower", bahkan setelah
itu, pada tahun dua puluhan, benar-benar merupakan puisi-puisi
yang nasionalistik sehingga, saya pikir, dapztdipandang ... maksud
saya da.Iam konteks bahasa Irlandia, dia menjadi seorang yang
teaksioner. Tetapi, jika Anda membandingk^nny^ dengan penyair-
penyair nasionalis pada zamanny^, Aim6 C6saire kemu-
^t^rtseperti
dian, atau Neruda, atauTagore di India, Anda bisa memandang-
nya sebagai penyair yang termasuk dalam kultur yang mendekolo-
nisasi, yang merupakan sebuah kultur intetnasional. Mereka saling
mengenal, dan bekerja dari premis-premis serupa dalam situasi dan
kondisi lokal yang arrr t s ng^t berbeda-beda. Memandang Yeats
hanya. sebagai seorang internasionalis modernis, seperti yang sela-
ma ini dilakukan orang terhadapnya, sama kehilang-
^rinyldengan
HAK-HAK ASASI BANGSA DAN KESUSASTRAAN 365
-
an, s ya katakan, sebagian besat kekuatan dan arogansi syair-syair-
nya. BagT seorang Idandia, bican dengan cm^ny^ sendiri, bican
tentang sejarah Irlandia.deng n c r^rrya sendfui, adslah sebuah tin-
dakan lDse-n E utd yang kekua t^nny^ tak mungkin d ipungkiri.
Buku pertama Anda,Joseph Conrad and the Fiction of Auto-
biograp hy, An da ga m b arka n s e b agai s eb u a h up ay kri tis 1 a ngfe n o m e n a l,
dan Anda bicara tentang Sartre dan Merleau-Ponfl sebagai inspirasi buku
ita. Apakah itu masih menjadi inspirasi bagi karya-karyaAnda, ataukah
arahnla sudah berabah?
Saya katakan mungkin y^, tet^pi, mungkin saya tidak akan
menggunakan kata fenomenologi. Yang menarik bagi saya tentang
otattg-or ng itu, Sartre dan Merleau-Ponty serta Hussed, pada
waktu itu, adalah bahwa kelihatannya mereka meletakkan kaiian
tentang bentuk-bentuk atau melalui mereka oftng jadi bisa me-
mahami kajian tentang bentuk-bentuk sebagai sesuatu yang te{adi
dalam sebuah konteks, di sebuah lingkungan yarlg menyeluruh.
Dan ketika saya tumbuh sebagai seotang pelajar dan sebagai se-
orang mahasiswa, s^ya tengah hidup dalam sebuah erayarrg^r:"rat
sangat formal di mana karya itu sendiri-Cleanth Brookses, Kritik
$21u-111gnjadi sesuatu yang benar-benar dominan. Saya temukan
itu dalam did orang sepeni Conrad-yangpada waktu itu nyaris
tidak dikenal (waktu itu akhir tahun lima puluhan dan awal tahun
enam puluhan) kecuali sebagai seorang penulis dari jenis formalis
yang sangal l2|g5-s2at itu ada sesuatu yang hilang. Dan yang
saat itu hilang adalah sesuatu y^ng s y^ jastab dalam karyanya,
dimensi keterasingan yang luat biasa, dan lain sebagainya. Ada
sebuah kosakata yang lekat dalam karya-karyapara fenomenologis
dan eksistensialis y^ng t^np^ malu-malu saya gunakan dan saya
eksploitasi demi melihat Conrad dengan c r^ ttu. Buku saya itu
adzlah sebuah kajian tentang kehidupan Conrad dalamkarya-kar
yanya-bukan s ebagai peris tiwa-pedstiwa yang anekdo tal, bahwa
dia pernah pergi ke Afrika atau pernah pergi ke Kalirnantan, dan
menuliskan ny a dalam sebuah certt^, dan sebagainya-melainkan
lebih daripadanya di mana dulu dia selalu berusaha merekons-
366 Eo'orano $7 Saro
-
truksi pengalamannya secara menyeluruh dalam bentuk-bentuk
y zng akznmenghasilkan v/awasan dan analisis-analisis investigatif,
E.\(S.
salnla, seandainjta Anda tetap tinggal di Muir dan turnbuh di daerab itu?
Anda mengangkat satu lang nenarik bahwa kedatangan Anda
gagasan
tentang w^c n
dengan c r^ yarrg Foucault lakukan dalam The
Archaeology of Knowledge, misalnya, sebagai sesuatu yang punya ke-
hidupan sendiri dan yang dapat didiskusikan secara teqpisah dad
drtarzn realitas, a;tuu apl yzng akan saya sebut sebragai ruang his-
tods. Saya kfua salah satu hal yangbarangkali paling szyabangga-
kan adalah bahwa saya betusaha membu^twuc na berjalan ber-
itingan dengan penjelasan tentang penaklukan, diciptakannya in-
strumen-instrumen dominasi, dan teknik-teknik pengkajian yang
berakar bukan pada teori melainkan pada wrlayah aktual.
Sebagianpenbaca mungkin akan nenjaahi kekuatan buku itu &raJa
berkata, 'Kami tidak mendengar saara lrang-zrangJang terj@ah."
lYell, rnerckabena4 mereka tidak mendefig rny^.
Bagaimana dmgan nrangJang nenulis buku ita? Tidakkab nungkin
A n da b e rargu m e n bah wa An da s e b agai p e ngarang m e n u li s d ai p o si si p i h a k
yng terj@ah?
lVell,ittdilakukan dengan ironi. Dulu saya mengandalkan tek-
nik yang membuat kecewa dan teknik demistifikasi. Saya berusaha
menunjukkan bahwa serangkaian kaiian besar-besarzn dan otori-
tatsf yzngdilakukan oleh para cendekiawan ini benar-benar kelitu
dan cacat dalam segala hal, sehingg s^y^ membicarakannya de-
figur, catayang ironis, kadang-kadang bahkan s ecara s arkastis. D an
saya tidak mengizinkan suara pihak teqaia't. muncul melalui kaji-
an-kajianpara cendekiawan itu, karena saya ingin hanya memfo-
kuskan diri pada suara-suara itu saia. Dan sesungguhnya suara
saya sendiri baru muncul di akhir buku itu, ketika saya mulai meng-
ajukan banyak pert^ny^ n Saya bilang, well, siapa yang bisa me-
nyelamatkan hal semacam itu? Saya pikir itu buruk bagi kaum
Orientalis, y^ng surrr buruknya bagi dunia Timur, yaitu bahwa
keduanya kalah daiam pertemuan itu, dan hanya sekali itu saialah
saya bilang begitu. Tetapi, pada kali-kali yang latn nadanya cukup
dztar, dan sepuluh tahun kemudian barulah saya menulis sesuatu
y^ng s y^ p sebagai sekuelnya, yut''a' Culture and Inperialism,
^rrgg
di mana saya benar-benar biczra tentang yangteriaia'h.
B o le h ka h s ay b era li h ke p o ko k b ah as an lai n1 ang b erkaitan de ngan n1 a,
BAHASA, SEJARAH, DAN PRooursl PENGETAHUAN 385
-
meskipun agak berbeda? Ini neryangkutpandangan babpa Anda menulis
dari nrangkaian pengalaman dan selarah turtentu. Dalarn After the Last
Sky, Anda kerztbali nengkali Palestina, terutama neklui foto-foto, tetapi
dalan beberapa tahun terakbir ini, Anda tekh kenbali ke tenpat kelabiran
Anda, dan sudah melakukan s/unkb kunjangan ke daerah itu, dan n-
karangAnda baru sEa kembali dari Tepi Barat. Maukah A.nda bicara
te ntang p erj alan an i tu ?
Februad dan Maret lalu, Israel bisa begitu saia menutup perba-
tasan-perbatasan; dan sekarangada 70 persen pengangguran. Di
m n biasanya 80.000 hingga 1.00.000 orang melintasi perbatasan,
katakanlah da''i Gaza, dan masuk ke Israel dan bekeria sebagai
buruh harian-budak, s eb enarnya, tetapi s etidak-tidaknya mereka
punya pekerjaan-sekarang mungkin tinggal 3.000 atau 4.000
orurrg saja yang boleh masuk. Anda bisa bayangkan seperi apa
itu. Dan itu dikukuhkan dalam sebuah perianiian. Akan saya bed-
kan satu contoh sederhana latnnya tentang bagasmana pe\anitan
ekonomi itu bekerja. Tidak ada ketersambungan diantata daerah-
daenh di sana, yaitu kalau orang tinggal dtGaza dan ingin meng-
ekspor tomat ke salah satu dari wilayah-wilayah keku^s^ fl Pales-
tina yang otonom, dzlarn hal ini, Yericho, yaitu sebuah tempat
lain yang dibed 61enefi-or^ng harus menyeberang sekitar 65
mil di dalam wilayah kekuasaan Israel. Jadr, yang teriadi adalah
orang membawa tomat-tomatnyl ke perbatasan, orang hatus
membongk^rny^, agar bisa diperiksa tpakah ada bom y^rrg
^t^u
lztnnyz di situ atau tidak, dan kemudian memuatnya kembali ke
truk lainny^,y^ngmelintasi Israel, dan kemudian truk itu tiba di
Yericho, dibongkat lzg7, dan dimuat lagi ke truk lainny^, y^ng
kemudian melintasi Yericho. Sekatang saya bican tentang satu
buah truk saja, tetapi katakanlah dalam kondisi normal, iika ter-
dapat banyak perdagangan dar- Gaza ke Yericho, dari Nablus ke
Ramallah, orang dengan truk tomatnya bisa tertaL'an di perba-
tasan, menunggu serdadu-serdadu Israel memeriksa, membong-
kar, memua trry I^gJ ke truk latnny a, dan kadang-kadang itu s emua
^
memakan waktu ttgahzri. Tentu saia, sementara itu tomat-tomat
menjadi busuk, khususnl'a pada musim panas, dan orang menda-
pati bahwa lebih murah mengimpot dari Yedcho, dartbant,ka-
takanlah dariYotdania, menyebetangi sungai, bahkan dari Spanyol,
ketimbang harus mengimpornya danGaza.Jadi, di sana ekonomi
memainkan peran yang memastikan bahwa rekonsiliasi benar-be-
nar tidak dapat terwujud karcnz keterpisahan dalam tingkat-ting-
kat keunggulan kekuasaan dan ekonominya s^ng t besar. Dan itu
BAHASA, Snlanau, oaN PRoDUKSI PENGETAHUAN 393
-
disahkan. Dan saya perc y^ pola-pola serupa dapat ditemukan
dalam, misalnya, kinetja Bank Dunia danDana Moneter Interna-
sional di negara-negara sepetti Mesir, misalnya, di mana idenya
adilahsesegera mungkin menjauhkan pemerintah dari sektor pub-
lik, melembagakan dan memapankan privatisasi, dan membuka
pasar seluas-luasnya, memungkinkan korporasi transnasional un-
tuk mengeksploitasinya. Misalnya saia, membawa masuk mesin-
mesin untuk memptoduksi kemeja yangakandibuat di sana karenz
proses produksinya dapat dilakukan dengan biayayanglebih mu-
rah, dan kemudian dikirim ke Amerika Serikat dan
^t^vPr^rlcis,
kalau adz tempat lain, katakanlah Indonesia, yang lebih murah,
makapabrik-pabrik itu ditutup dan mesin-mesinnya dialihkan ke
Indonesia. Pasarnya benar-benat dikontrol dan dikuas ai. Tetapi,
sesungguhny^y^ng sedang Anda hasilkan zdzlah serangkaian ke-
pastian bahwa pasar akan selalu menguntungkan bagi si empunya
modai dan kekuas^ n,y^ngbisa hadir di sana dan bergeraksecara
leluasa dengan mengorbankan bangsa yang tertinggal, penduduk
asli, dan lain sebagainya, kelas pekerja dan kaum petani, dan se-
terusnya, dan sebagainy^, y^ng benar-benar tidak punya sumber
daya zpa-apa. Dan saya pikir itu metupakan bagian wacana eko-
nomi perekonomian global. Bag1sayake mana ini akan mengarah
adalah satu kenyat^^nyafig benat-benar berbahaya dan mengeri-
kan: akibatny^,y^rtx dalam hal seperti kelapann,wabah penyakit
dan petumbuhan penduduk. Di bagian dunia saya, masalah besar
yang tak pernah dilihat dengan czra tti adzlah betkembangnya
fundamentalisme. Di sini kita membiczrzkannya seolah-olah fun-
damentalisme itu hanyalahoraflg-ofang Iran dan Syria dan teroris-
teroris gTIa yang membabi-buta itu, tetapi akan saya katakan bah-
wa, misalnya, di Tepi Barat, muncuinya Hamas lebih banyak ber-
kaitan dengan akibat-akib d^fl Pro s es Perdamaian, akib at-akibat
^t
dari intifadah, akibat-akibat dad pendudukan. Sembilan puluh
persen dart zpa yangHarnas lakukan sesungguhnya bukanlah men-
ciptakan terorisme, melainkan menciptakan peluang-peluang eko-
nomi melalui pendidikan, dan lainlain, melalui pusat-pusat ke-
394- Eowano$( Saro
Sala sangat sakit dan leraah akibat efek nmping ertk sampingkenoter@i
untuk leakmia selama ku{ungan pertama sEn ke India, I 997. ntupi,
s a1 aj uga luar b iasa ge m bira kare n a s a m b u ta n 1 arug ta k lt e n ti - h e n ti ry a di
mana-mana, kbususrga di kalangan mabaiswa,peng@ar, dan wartawan.
S anggu blarang sryta m e ngalami tingkat i nteraksi se tingi itu dan p erdeb ann
langsetEam i/u.
E.S(S.
man?
Saya kira dalam posisi saya sebagai seorang pengajat. Hingga
sekatang saya sudah mengzjar selama hampir empat puluh tahun.
Dan saya selalu belajar selama kuliah sedang berlangsung. Ada
sesuatu yang hilang dad diri saya ketika saya membaca dan beqpi-
kir tanpa ksh2diran mahasiswa-mahasiswa saya. Jadt, saya selalu
menganggap kelas-kelas perkuliahan saya bukan sebagai kegiatan
rutin yang harus dilalui, melainkan sebagai sebuah pengalaman
meneliti dan menemukan. Dan saya sangat betgantung padarcak-
si-reaksi pan mahasiswa saya. Dulu, ketika saya mulai mengaja4
saya selalu melalukan persiapan secafa bedebihan, metencanakan
setiap detik dalamperkuliahan saya. Belak^ng n,karenz saya punya
400 EDwARD s( SAID
-
mahasiswa-mahasisw^ y^rrg begitu luar biasa di pniversitas) Co-
lumbia, saya dapau. bahwa komentar-komentar mereka akan me-
rangsang serangkaian pemikitan dan diskusi yang tidak saya duga
sebelumnya. Dan sering kali pemikiran dan diskusi itu bedanjut
ke dalam tulisan-tulisan saya.
Anda selalu menusatkan diri pada nasalah-nasalah dunia Ara|
terutama Palestina. Tetapi sebagai seorang buangan di Amerika, pernahkab
Anda merasa bahwa Anda seperti sedang bicara dengan raang kosong?
Seberapa tertarikrytakah, katakanlah, mahasiswa-mahasiswa Anda ter-
h a dap p e rs o a Ia n -p e rs o a la n jt ang p a li ng n en ari k m i n at An da ?
P ada a'w aInya, te n tu sajz say a meras a b ahwa s ay a. hany a se dang
merryapa mahasiswa-mahasiswa saya. Belaklrrgan, ketika saya mu-
lai men'ulis tentang politik, saya menyzdan adanya audiens y^ng.
lebih luas. Bukan (hanya) mahasiswa-mahasiswa saya. Saya tidak
pernah memanfaatkan kelas-kelas perkuliahan szya untuk bicara
tentang kegiatan politik seperti yang sudah saya lakukan. Saya sa-
ngat teguh berpegang pada pand^ng n bahwa ruang kuliah itu
sakral hingga tingkat tertentu. Tetapi, semakin banyak saya me-
nulis, semakin saya sadari bahwa dengan menulis ot ngbisa men-
dapat sebuah sidang pembaca, khususnya dalampersoalan Pales-
tina. Karena tidak ada suara-srarz, s ya mampu menciptakan, da-
lam pengertian tertentu, semacam konstituensi bagi
^p^y^ngs^y^
katakan, dan konstituensi itu menjadi s^ng tbesar. Fase terakhir-
nya adalah bahwa, sejak awal tahun sembilan puiuhan saya terus
menulis dua kolom setiap bulannya untuk sebuah surat kabar bet-
bahasa Atab. Untuk peft^m kalinya sekatang saya punya pem-
baca-pemb^c -tet^p berbahasa Arab, sesuatu yang saflgat penting
bzg saya. Karya-kzry^ s^y^ sudah sangat sering diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa yang berbeda-beda, dan saya berkun-
jung ke tempat-tempat dan rrega;rl-rrega:o dima;fia. termin-termin
perdebatan dan pemah^m n
yang sudah saya nrliskan
atas
^pa
sama sekali berbeda sehingga saya selalu saja terkaget-kaget. Te-
tzpi, saya tidak pernah metasa bahwa saya sedang berbicara dengan
sebuah ruang hampa. Saya rzsa audiens-audiens yang saya dapat-
Sava SEraru Ber-a1an SeraMA KuLIAH BERLANGSUNG 401'
-
kan di universitas-universitas dan kelompok-kelompok akademisi,
kelomp ok-kelomp ok pro fe sional dan p ata aktivis sangat merang-
sang dan say^ s^ng t meny"rkai perdebatannya.
Koryo Anda tentang Orientalisme sudah luar biasa memengaruhi pe-
nulisan selarah India. TetEi, apakah karla Anda itu memengaruhi sela-
rawan-s/arawan di dunia Arab?
Sedihnya, di dunia Arab karya saya belum pernah dipahami
secara mendalam seperti y^ng s^y^ kita terjadi di tempat-tempat
lain. Di dunia Atzb saya dibaca sebagai semacam pembela Islam
dari setan-s etanjahatBarat.Itu jelas sebuah karikatur. Sisi teoretis,
y^ng s^m -sama saya miliki dengan, katakanlah, intelektual-inte-
lektual India, Eropa, atauJepang, tidak ada di sana. Di dunia Atab,
ot^rrg tidak terlalu tertarik pada hal-h al yang tidak berkai tan lang-
sung dengan mereka.
Tetapi, kesadatan sejarah yang baru muncul dengan sangat
lambannya dan kebanyakan dad mereka terpengaruh oleh ienis
kritik yang telah saya lakukan. Bulan Juli yang lalu di Beirut ada
sebuah sgmin2l-saya kira seminar semacam itu baru pefiamz
kalinl'a di dunia Arab-yangkhusus diselenggarakan untuk mem-
bahas karya saya. Seminar itu beriudul "Towalds a Critical Cul-
ture". Tetapi, itu hanya sebuah contoh kecil. Kehidupan intelektual
Arab berada dalam keadaan tidak aktif, politiknya mati sud, dan
kalangan intelektualnya tidak responsif. Jadi, sesungguhnya di ka-
lzngan intelektuai-intelektual muda Arab di pet^nt^:uaflIah saya
kira perubahan itu akan teriadt.
Anda sudah dididik dalam lembaga-lenbagalang ortodoks dan elite'
I(ecendekiaan
dan Aktivisme
Bisakah Negara Arab
Hidup Berdampingan
dengan Negara Yahudi?
tina?
Itu akan butuh waktu yanglzma.Tak ada orang Palestina yang
berharap Amerika Sedkat maupun Israel mau menyetahkan se-
suatu apa pun. Mereka akan menyetahkannya setelah merasakan
semakin meningkatnyabiaya untuk menahan penduduk t^w^n n
mereka .... Kami sedang betutusan dengan sebuah bangsa yang
memiliki sejarah penderitaan dan penindasan yangtak tetbantah-
kan, sehingga dimensi ideologis menjadi penting. Dan bagi banyak
orang Israel, masalahnya adalah konflik yang berkepaniangan dan
t^np^ akhir atau vp^y^ untuk sampai pada sejenis akomodasi ter-
tentu. Kalau tidak, kami berdu^ t^rn t.
Meng@a Anda tidak meningalkan teror selanan1a.
Kami tidak berada pada posisi untuk meninggalkan apa pun
yangmembenatkan status kami sebagai teroris yang sesungguhnya,
sesuatu yang bangsa Israel coba diyakinkan kepada dunia seiak
pertengahan tahun 1970-an. Bahwa semua tindakan pedawanan
bangsa Palestina zdalah aksi-aksi terot. Itu adalah kemunafikan
y^lrgs^trg t telanjang, itu sebuah kebohongan dari sebuah r'eg r
yang memerintahkan p e s awat-p esawat p engeb om ny a dan ke ting-
gian 10.000 kaki untuk mengebom kamp-kamp pengungsi.
Meski denikian ....
Blsax,q.s NEGARA ARAB Hroup Br,noaupncaN ... 409
-
Kendati begitu, akan sayaberi tahu Anda tentang citra. Citra-
citra dibentuk oleh media, dan Anda, seperti halnya juga saya,
tahu betul bahwa or^ng tidak berminat untuk meliput Al Fair
(sebuah surat kabar betbahasz Arab yang terbit di Jerusalem),
tetapi orang benar-benar meliput sembatang kematahan dan
gangguan yang d.ilakukan oleh individu-individu yang berusaha
meledakkan sebuah bus di Israel. Pernahkah Anda benar-benar
menghitung korban yang tewas? Pernahkah Anda? Apa pendapat
Anda tentang petbedaan jumlah orang Israel yang mati
^nt^r^
dan orang Palestina yang tewas? Maksud saya, kita se.dang brcara
ratusan berbanding satu. Begitulah. Kapan pernah ada onng di
Timur Tengah yang menolak terorisme?
Mengapa An da pi kir Anda haras bersusah palah mela kin kan si apa
E,.W S.
suatu yang oleh semua pembaca Dr. Pipes telahlama mereka pe-
lajari untuk mereka hzrgat.
Kedua, lebih vulgar, tetapi agak mengi[21-125i56e seder-
hana. Di m n y^ngberikutini muncul? Gambaran tentangsebuah
drzma di Teater Repertoire Amerika di kota ini. 'Yang disiapkan
bagi kita oleh prasangka universalis kebudayaan kita untuk dtxna
ini adalah (seotang) Arab, seorang Arab yang gila, tentuny^, tet^pt
gila dengan c r^-c r^khas kebud^y^^nny^sendiri. Dia dipengaruhi
oleh bahasa, tidak bisa membedakan fantasi dan realitas,
^nt^r^
membenci kompromi, selalu menyalahk^n or ngiain atas dilema
dan masalah-masalahnya sendiri, dan akhitnya, menusuk bisul frus-
trasi-frustrasinya yang menyakitkan itu dengan melakukan tindakan
haus darah yang sia-sia, kendati buat sementara waktu memuas-
kan." Itu adalah sebuah komentar yang ditandatangati oleh pe-
milik dan editor New Republie tidak sepakat dengan Anda,
Saya
Leon: maaf-maaf saja, sayz tidak percaya hal serupa tentaflg se-
orang India atau seorang Aftika bisa muncul di majalah-maialah
lain di rreg r^ ini. Sedangkan mengenu apakah hal serupa harus
dikatakan sepenuhnya tentang kelompok etnis atau ras mana pun
di sebuah rntjala.h, suatu ketika \Waltet Lippmann dan Edmund
\)Vilson pernah omong besar bahwa, "Itu pertanyaan untuk ofang-
CBNoBzuawaN, MEDIA, DAN TIMUR TENcas 433
-
orang yang bekerja ketas di kebun anggur itu."
I{ita akan j adi rentan terhadap tuduhan mengasihani-diri-sen-
diri kalau kita meletakkan masalah ini hanyadalam kinerjanya me-
dra atau perguruan titgg. Keduanya tetjebak-dan saya sadari
s aya harus menyimp an s eb agia n darip adany z s ebagaip emb enaran
atas bantahan saya-tenru saja, antata sebuah kebiiakan nega;rz
yang menguntungkan Israel untuk alasan-alaszn yang oportunistik
(sebuah keputusan administratif yang sederhana tentaflg mafi^
ar:ah yang benar), dan sebuah opini publik yang memiliki pra-
sangka yang r''ulgar terhadap tipe orang Timut Tengab yang lebih
gelap warna kulit maupun perangainya. Yang kedua dapat dilihat
di hampir sembarang jenis kartun kontemporer, tak terkecuali
jenis-jenis yang diciptakan oleh bien pensant liberal, seperti Her-
block dan lWashington Post, di mana steteotip ganda yang tak bisa
dimaafkan mempedihatkan or^ng Arab dan orang Iran sebagai
penjahat-p enjahatburonan yang paling harum dan subversif, lagi-
lagi dengan merepresentasikan mereka dengan tongkat sihir tri-
sulanya Morgan dengan c*ay^ng sama petsis dengan yang biasa
digunakan oleh otang-orang anti-Semit Eropa untuk menikam
or^ngYahudi. Tepatnya, berkaca pzda dan menduplikasi tongkat
sihir itu.
Dan yang pert^m^ dibuktikan dengan liputan yang tentu saja
mengambil alih terminologi Israel, atat lebih tepatnya, termino-
logi hak bangsa Israel. Saya akan kembali.
MonBn-rroR: Sekarang waktunyl pltaran kedua, zt^u sang-
gahan, atau lan j ut an-lanjutan pre s entasi.
Lnwrs: P ettamz,ulasan singkat tentang per ny ata n-p erny ata n
yang sudah disampaikan oleh kedua orang wakil dari media. Ya,
tentu saja, sangat mudah untuk menemukan contoh-contoh pra-
sangka yangdtanhkan kepada semua pihak di Timur Tengah, dan
ini tidak membuktikan bahwa media sebagai sebuah keseluruhan
bias dalam satu atau larnnya,melainkan hanyasemata-mata bahwa
media itu memahami impatsialitas untuk mengimb angptasangka
ptasangka yangtak sejalan. Dan tentu saiahzlini dapat dipahami,
434 Eowaro \Yl Saro
-
khususnya di televisi. Ini menjadikan televisi jauh lebih baik ke-
timbang yznghanya menyajikan sebuah sudut pandang yang bet-
imbang dan logis. Dan baru saja kita saksikan dalam pemilu yang
baru saja bedangsung di negara ini-di r:-;'afla diskusinya bukan
tentang tempat-temp^ty^rrg jauh dan bangsa-bangsa asing, me-
lainkan tentang petsoalan-petsoalan dalam negeri yang mende-
sak-betapa sulitnya (dan kebanyakan orang akan bilang tidak
mungkin) mewujukan diskusi apa pun yang serius atau berimbang
dalam situasi dan kondisi petelevisranyang demikian, apalag1 dt
media lainnya.
Ini adalah kesulitan yang sesungguhnya, dan kita semua tefltu
s aja akan berkons entrasi p ada tulisan-n;lis an yang menyerang kita,
dalam semacam masokhisme tethadap pembaca, sesuatu yang uni-
versal. Saya pikir itu tidak bisa ditujukan ke sebuah arahantertentu.
Ketidaktahuan dan kebodohan adalah bagian dari implikasi uni-
versal.
Saat presentasi saya dihentikan oleh moder^tor, saya baru
saja hendak mengatakan satu atau dua hal tentang tugas-tugas cen-
dekiawan sepeti y^ng s^y^ pahami. Profesor Said, walau bagzt-
manapun dengan sangat baik telah mencontohkan sebagian dan
poin-poin yang akan saya tegaskan itu. Kue apel yang akan saya
tawarkan kepada Anda, katakanlah kebenaran dan objektivitas,
adalah kata-kata y ang b zny ak dis alahp a h ami, d a n mungkin tidak
sesuai untuk waktu sekarang ini. Yang jelas, kita semua punya ko-
mitmen masing-masing, kita semua punya prasangka-prasangka,
kita semua punya opini-opini dan di dalam sebuah masyankat
yang bebas kita semua bethak untuk mengemukzkznnya.
LaIu, apa yang harus kita lakukan? Kalau kebenaran dan ob-
jektivitas kita ganti dengan kejujuran, ketulusan hati, dan keadilan,
saya l<ua kita sedang bicara dalam pengetian-pengertian yang
lebih praktis ketimbang teoretis dan kita sedang menyatakan se-
suatu yang kita semua bisa pahami. Misalnya, sulit untuk menye-
butnya jujur ataupun adil kalau kita mencoba untuk membuktikan
bahwa sudut pandang orang lain keliru atau salah bukan dalam
CBNonzua'uuaN, MEDIA, DAN TIMUR TENG m, 435
-
kerangka y^ngdikatakannya, melainkan dalam pengertian mo-
^p^
tif-motif yang kita iebih suka nisbahkan kepadanya demi mem-
permudah dan membqnarkan sanggahan kita. Nyaris bukanlah
contoh kebenaran atau keadilan bila kita menggunakan taktik-
taktik menjelek-jelekkan yang dulu terkenal di negara ini, dengan
cara menyurnaratakan para p enulis, cendekiawan-cendekiawan, dan
jurnal-jurnal yatg sangat berbeda karakter dan asal usulnya, dan
dengan demikian mengisyaratkan, bukan menegaskan bahwa me-
reka semua itu sama saja, bahwa mereka semua metupakan satu
kesatuan yang homogen, dikendalikan secafa sentfal, dan kon-
spiratorial.
Saya sepakat dengan banyak di antata hal-hal yang orang bi-
lang tentang media, tetapi seiauh mana di luar media kita dapat
mengikutinya? saya tidak ingat pernah ada seorang cendekiawan
pun meflyatakan bahwa terorisme di Timur Tengah itu sudah dari
sunT-fly^. Saya akan sangat terkeiut seandainya hal semacam itu
sampai bisa dikatakan. Tidak iuga bahwa terorisme itu inheren
dalam Islam. Dalam pembahasan yang dikutip tadi, poin yang
sayakztakan-dan siapa pun yang bermifl t d^Pat dengan sangat
mudah mengecekny a dalamversi cetakannya-adalah mengatakan
bahwa terorisme itu hal yang Islami merupakan sebuah absurditas
karena Islam zdalarh sebuah , yang seperi agztna-a,ga:n"ra
^gar.rr
latnnya,memil-iki standar etika dan moral, dan Islam bertentangan
dengan terorisme itu sendiri. Satu-satunyl c r di mana pefnyatl n
itu jadi bermakna adalak' dalam karakter Islam yang agak lebih
politis, khususnya pada' saatiti. Sekarang ini hampir semua gerakan
politik yang cenderung memiliki karakter politik, dan terorisme,
walau bagatmanapun juga, merupakan sebuah gerakzn politik.
Sam: Saya merasa di bagian pefi^m diskusi lrtr adz kesepa-
katzn bahwa distorsi itu memang ada,bahwa media melakukan
x, y, dan z, dan sebagainya, dan bahwa sebagai cendekiawan kita
seharusnya melakukan hal-hal lainnya. Mengingat terbatasnya wak-
tu, saya bican tentang sekelompok atau seiumiah cendekiawan,
dzn wartawan, intelektual, iurnal-iutnal, dan koran-kotan. Dan
436- Eowano\IlSam
saya akan sangat senang membahas poin itu kasus demi kasus
dan menunjukkan-bukan bahwa mereka semua dikendalikan oleh
sumber-sumbet luar tertentu, jauh dari itu-bah'waada serangkaian
motif yang tetus betmunculan di media. Enarr, hal yang sudah
saya sebutkan tadi tidak akan saya ulang. Tetapi, s yarr'er sapar^
cendekiawan tahu lebih banyak tentang Timur Tengah-d^n s y^
kita saya sepakat dengan semua kolega saya di panel ini-bahwa
tugas para cendekiawaniah untuk bertjndak demi membela ke-
benaran dan keadilan dan fairness dan hones!. Saya l<ra tak ada
yang cukup mampu mencegah misinterpretasi yang sangat ngawrr
dan membahayakan tentang Timut Tengah ini, dan bahwa, dalam
beberapa kasus, alih-alih mencegah agar distorsi-distorsi yangada
tidak semakin membesar, mereka iustru secafa aktif membantu
dalam pengertian ikut serta berperan atau berkolaborasi di dalam
kerangka kerja ini untuk membuatnya menjadi lebih buruk lug.
Dan contoh-contoh ymrgs y^ berikan tadi, bagi saya tarnpaknya
mengisyaratkan hal itu. Misalnya, Profesor Lewis menyebut-nyebut
simposium tentang tetorisme. Di bagian Pendahuluan buku itu,
Duta Besar Netanyahu mengatakan bahwa sumber sentral seka-
rang ini dalam dunia terorisme adalah dunia Islam, Islam, dan
KGB. Dan selanjutnya karena dalam bingkai diskusi ini kita hanya
punya tiga wakil dari diskusi ilmiah tentang Timut Tengah yang
benar-benar mengatakan, Profesor Lewis mengatakan, kalau saya
boleh mengutipnya di sini kurang lebih tepatnya demikian,"ada-
lah bodoh mengatakan Islam adalah m^ yang mengedepankan
^g
terodsme. Islam adalah m^ besar seperti halnya rgamaYa-
^g
hudi," dan sebagainya, tetapi kemudian dia melanjutkannya de-
ngan meng a:takan p ada pangtaf berikutnya b ahwa adalah benar
menggunakan Islam sebagai sebutan bagi terotisme di dunia
modern.
Sekarang, ada juga konteks buku itu, konteks diskusi publik
di mana tidak disetahkan kepada imajinasi siapa pun bahwa Is-
lam melahirkan terorisme. Saya pikir sindiran itu di sana sangat
jelas. Saya kira masalahnya bukanlah bahwa dalam membicarakan
CBNoerra'uvaN, MEDIA, DAN TIMURTENGAH 437
-
tentang Islam sekarang ini kita punya pakar-pakzr y^ngberusaha
untuk meningkatkan pemaham^n, bukan hanya tentang kebera-
gaman Islam, dan keberag^m^n dunia Islam-dan sekarang saya
btczra sebagai seseorang y^flg tett^rLk untuk lebih banyak mem-
pelajannya, dan bukan lebih sedikit mempelaiainya.Ini bukan
soal bagaimana memajukan pemahaman tentang Islhm, melain-
kan lebih metupakan soal berkonsenrasi pada beberapa poin
sederhana: bahwa Islam pada hakik^trry?- bersifat politis. Dalam
konteks ini, aLpz kata politis itu? Ia bisa berarti apa saia.
^runy^
Tetapi lang jelas tampaknya kata itu menyatakan b4hwa, keba-
ny akan, kaum Muslim sibuk membuat p etny erny
^ta;2:n-p ^t^^rr
politik dan tidak melakukan selain itu-Anda tahu, me-
^p^-^p^
reka itu hidup, bisa berptoduksi, mati, menulis dan berpikir, ser-
ta merasakan.
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah cerita karya Groucho
Marx, salah satu dari kisah-kisahkzrya Groucho Marx yang men-
jadt favorit saya. Dia sedang tufun dengan sebuah elevator di
sebuah hotel di ltaLa, dan sekelompok pendeta memasuki eleva-
tor itu. Salah satu di pendeta-pendeta itu belpaling kepa-
^nt^r^
danyz dan berkata,"Oh, Pak Marx, Anda taha, saya benar-benar
seorang pengagum film-film Anda." Groucho pun berpaling ke-
padanya dan berkata,"Helt, saya tidak tahu bahwa kalian diper-
bolehkan punya ibu."
Itu nomor satu. Dan poin lainnya yang pedu dinyatakan dalam
konteks ini adalah dibungkamnya informas i yangbisa menunjuk-
kan Timur Tengah sebagai sebuah tempat yang agak lebih kom-
pleks ketimbang yang umumnya dimungkinkan oleh tulisan-tr,rlisan
semacam itu. Jadi, kalau Anda ingin bicar^ tent^flg terorisme Is-
lam, di dalzmkonteks yang sama,bzgatmtnahalnya' dengan per-
bincangan Anda tentang terorisme Yahudi, atau terofisme Kris-
ten? Misalkan, kalau Anda ingin menunjukkan bahwa 2;da antt-
Semitisme di dunia Arab-saya yal<tn itu pasti ada; ada. anti-Se-
mitisme di mana-mafl harus membedakan antata ku-
-.oratrg
tipan-kutip zn da:jj- sebuah surat kabar, trend-trend, dan kebijakan
438 ED5TARD !7 SaIn
-
publik, keyakinan-keyakinan, dan karakterisasi-karakterisasi etnik.
Semua hal ini betcampur baut dan menghasilkan serangk^r^n
^p^
yang disebut anti-Semitisme di dunia Arab, atau Arab dan dunia
Islam. Jadi, itulah masalahnya, masalah distorsi.
Lalu, masalahlainnya, dan ini hal terakhir y^ngingin saya te-
gaskan, adalahpenekanan yang terus-menerus bahwa yang sedang
kita lakukan merupakan sesuatu yang ilmiah dan objektif sifatnya.
Saya sangat mendukung hal ini. Tetapi, sayz l<ra hatus kita akui
bahwa masyankat agak lebih cetdas dari itu. Pernyatazn dan pe-
negasan-penegasan saja tidaklah cukup. Orang harus menunjukkan
keilmiahan dan obfektivitas itu dengan carayangfair, dalam ling-
kup yang cukup luas, dengan c t^ mengutip seluruh konteksnya,
bukan hanya sebagiannya sziz, dan berhenti belpura-purabzhwa
yang kita lakukan semata-mata hanyalah kecendekiaan, sesuatu
yangilmiah. Selain itu, sebagaimarn s y^yakin bahwa semua yang
ada di sini tahu, kita sedang berhadapan dengan eksistensi-eksis-
tensi dari sebuah konflik yang teriadi dan pedindungan sekutu-
sekutunya; bahwa penegasan ritualistik atas sebuah klise tentang
sesuatu hal atau yang lunnyatidak akan menghapuskan kebenaran
yang sesungguhnya. Kebenaran itu sudah jelas ada seperti yang
dengan sangat tepat dikatakan oleh Leon, dan orang bisa meta-
sakan dan memahaminya. Bahwa satu sudut pandang pada haki-
katnya jauh lebih terepresentasikan ketimbang sudut p andangyang
lain, saya yakin tak seorang pun di ruangafl ini akan membantah-
nya. Inrlah hal yang harus saya tegaskan.
\TIBsBrrrBR: Saya akan mengomentad beberapa hal yang su-
dah disampaikan di sini; dan komentar-komentar saya, dengan
s edikit keberuntun gan, akan menamb ah koherennya argumen s a-
ka-
Besar Israel untuk PBB dan seofang Lnggot^ terkemuka garis
Lem-
nan keras-adalah seofaflg pengumpul kaum cendekiawan.
s eb uah s umb er day a y ang
b aga milikny a, o nathanl n s titute, adilzh
J
jut-
diakui bagi sebuah iaringan besar getar-geru akademik dan
ahli ma-
nalistik. Lembaga ini secara rutin dikutip sebagai sumber
salah terotisme dalam berita-berita'Dan saya pikir sekarang
ini
saya sedang direkam- oleh Fletcher School of Law and
gzL-rrrbar
peng-
Diplomacy, yang membuat buku Ebd* of Carnage, sebuah
pzda te-
gambarantentang terodsme yang seluruhnya didas arkan
muafr-temu anJonathanlnstitute itu. Taruhlah, saya tidak keb ef t^n
berdebat dengan amin Netanyahu' Yang memb vat s^y a benar-
B eni
semi-
benar keberatan adalahbahwa ketika saya datangke sebuah
rr^r, s^yz dzpattdialah moderator seminar itu' Saya
bilang mutatis
bahwa kata-kata teroris, rej eksionis, ekstremis, dan fun-
m u tandis
luasyangdipahamiolehkalangankonsetvatiflsrael.Sayakatakan
hanya sebuah
bahwa itu zda|zhsebuah pola; itu Semata-mata bukan
kebetulandanbukanSesuztuyangbisaditertawakan.Ituzdz|ah
dipahami'
sebuah penanda kemenangan propagarldz yang tidak
dan tak bisa dicerna.Danpola itu mendapatkan kemenang
nnyl
munculnya
dengandit errm rrylBeniamin Netanyahu dan dengan
terorisme sebagai sebuah disiplin, sebuah matz pelaiar^n
yltrg
pelaiar^nrry^'
punya hak sendiri, berikut kursi-kursi dan kode-kode
i.kurutg saya pikir kita mendapati bahwa teori-teori tentang akar
penyebabterorismeituterlalusimplistik,tidakpersuasif'danpro-
Netanyahu di
pagand.istik. Tetapi, sayal<ua temuan Duta Besar
hzlarnzn204 bukunya itu yang menyatakan bahwa "akzrpenyebab
terorisme adalah teroris-teroris", sangat bisa ditolak atas
dasat
jurnalistik dan atas dasar ilmiah, selain atas dasar estetis dan
gn-
matikal.
bukanlah
Tugas iutnal-jurnal independen dan perguruan tinggi
opini
untuk merefleksikan prasangka, rasisme, dan bias dalam
publik,ataumenyampaikantekanan-tekanlnraisond'dtatme|a|ui
lembaga-lembagadanseminat-seminarkhusus.Palingtidakme-
CnNoexTRw,q,N, MEDIA, DAN TIMUR TENG m M3
-
reka harus betkomplot dengan pandangan-pandangan yang pro-
pagandistik dan bijaksana tentang dunia ini. Tedma kasih.
masalah Palestina?
Sayakira tidak. Banyak orang Palestina berpikir itu tidak
mungkin. Dznbanyak orang di seluruh dunia pun berpikit demi-
kian.
Seperti @a seharusnla solusinla bagi Anda?
Solusinya harus mempertimbangkan fakta-fakta b erup a se j a-
rah Palestin a danrealitas sekatang ini. Bangsa Arab Pales dLnz zda-
lah penduduk asli danapayang dulu disebut Palestina, tetapi yang
kini menjadi sebuah kawasan yang disebut Israel. Plus Tepi Barat
danJalur Gaza,yang diduduki oleh Istael ptda tzhr:un L967 '
orang Palestina meras a dinnyasebagai sebuah komunitas atau
bangsa yang tidak memiliki katent tindakan itu. Seiak
^p^-^p^
saat itu, mereka telah meniadi orang-orangyatrgmerupakan war-
ga kelas-dua di dalam kawasan Israel, or ng-or ng yaflg ter-
^t^v
usir dan menjadi pengungsi-pengungsi dan orang-orang buangan
atau perantau asing di seluruh dunia Arab, atau penghuni Tepi
Barat dan Jalur Gaza yang merupakan penduduk yang hidup di
bawah pendudukan.
Kami adzlahbangsa yang tidak punya neg^rldan tidak punya
tempat, dan di hampir semua neg f dimzna ofang Palestina da-
pat ditemukan, keadaan mereka dibedakan dari bangsa yang bet-
sangkutan. Bahkan d'i negara-negata Arab sekalipun, mereka di-
NE,GERINYA ORANG BUANGAN 445
-
sendirikan. Jadi, tidak ada yang pedu dipertanyakan. Ada satu
pef^s^an yang sangat kuat bahwa sebuah r\eg^ra adilah satu-satu-
nya jalan keluar bagi masalah nasional berupa ketidakberumahan
dan keterbuaflgan yang akut ini.
Kami membutuhkan sebuah tanzhutatau sebuah neganPa-
lestina di mana hubungan kami dengan tanah itu akan dibangun
kembali.
Secara geografs, di manakab fiegara itu seharasnla?
lVell, saya pikir temp^t y^rrg logis adalah di wilayah-wilayah
yang diduduki, yang sekatang ini memiliki konsentrasiwargaPa-
lestina terbesar.
Apakah ita akan termasuk bagian bagian Tepi Tinurjuga?
Maksud Anda Yordania? Yordania adalahsebuah nega:nya;rrg
berdaulat. Dan, kendati sebagian besar orang Palestina tinggal di
sana-orang (Palestina) yang datang pada tahun 1.948 dan diberi
kewarganeg r^ n Yordania-pandangan bahwa Yordania dapat
menjadi tanah air pengganti tidak pernah memuaskan, baik bagi
bangsa Palestina maupun bangsa Yot danta. Tetapi, tlg empat
^t^u
tahun terakhir ini, pandangan tentang sebuah konfederasi antara
Yordania dan sebuah negar^ Palestina di Tepi Bant dan Gaza
sudah dibahas.
Siapakab, dalan pandangan Anda,lang harus mewakili bangsa Pa-
lestina dalam sebuah konferensi perdamaian atau dalam perundingan-per-
undingan?
Satu-satunya wakil yang memiliki kredibilitas adalah PLO.
poling-poling yang dilakukan selama ini menunjukkan hal iru; ber-
bagai cararnformal dan internasionalyang dilakukan oleh komu-
nitas itu sudah berulang kali menegaskan bahwa kendati terjadi
perpecahan dan selisih pendapat, satu hal y^ngtet^p dimiliki oleh
PLO tanpa sedikit pun keraguan dafam benak siapa pun adalah
per^sa n bahwa mereka mewakili bangsa Palestina.
Apa sEakahperbedaanpersepsi tentangPLO berkerubangdi
Barat danlang berkembang di kalangan bangsa Palestina? Apa s{akah ita?
Akan saya bedakan bahkan di lingkunganBant sendiri. Per-
446 EDwARD \[ SAID
-
t^m , ada perbedaan-perbedzl^n ^nt^r^ persepsi tentang PLO di
dunia Palestina, dunia Arab, dunia non-blok, dunia Islam, Dunia
Ketiga pada umumnya, di satu pihak, dan persepsi yang berkem-
bang di Barat, atau di Amedka serikat-yang sangat berbeda
dari, katakzlnlzh, persepsi yang bedaku di Ptancis dan Inggris.
Dulu, di Amedka Serikat, sikap resminya bahwa PLO adalah
sebuah organisasi teroris. Sekarang poling-poling terkini menufi-
jukkan bahwa itu bukanlah persepsi yang sesungguhnya, betgan-
tungpadabagurnanzAndameletakkanrnzsalahnyz.Adasentimen
umuln yang kuat bahwa, suka atau tidak suka, PLO pada ke4ya-
t^ finy^ adalah semacam organisasi kebangsaan. Kita boleh saia
tidak menyukai PLo. PLO tidak punya citta yang baik. Pers-nya
jelas tidak baik. Tetapi, apa pun dan bagaimanapun itu, PLO ada-
lah sebuah organisasi yang representatif'
Menurut Anda, sentinen @akah 1 ang ada dalan PLO untu k perda-
maian d.an untuk mencapai sebuah solusi yng perruanen? Apakah yng
diinginkan oleh raptat-@akah itu sebuah tanah air di Tepi Barat atau
Yordania? Ataukah serilua orang rnasih mencita-citakan Palestina nenjadi
sebuah negara sekuler?
Konsensus internasional, konsensus Arab, dan saya katakan
bahkan konsensus bangsa Pale sflna,zdalah gagasan tentang sebuah
freg r^yang terbagi-yaitu sebagian Israel, sebagian Palestina. Se-
karangini masih banyak orangPalestina di (wilayah yang diduduki)
Israel-650.000 jumlahnya-yang menjadi warga neg r Israel,
dan banyak of ngPalestina yang aslinya berasal daribzglan-bagian
Israel merasakan keterikatan-keterikatan dengan baglan dari ne-
g^r^ y^ng satu itu.
Tetapi, g g s^ntentang sebuah neg^r^akan mempertegas per-
bedaan, yaitu di antur ikatan-ikat2lrl-.bilgaffnafra seof frg Ame-
rtkz ytngberasal dari Irlandi a merasakan keterikatan-keterikatan
dengan Idand.ia meski berpandangan bahwa dirinya adalzh of2;frg
Amerika. Hal yang sama akan berlaku untuk bangsa Palestina.
pada akhirnya, hubungan nya akanlebih dekat ketimbang hubungan
yang dirasakan di dua negara y^ng s^m sekali betbeda'
^ntar^
NBcBnrNva ORANG BUANGAN 447
-
Ada keterkaitan di or^ng-ora.ngny^.
^nt^r^
Seandainlta ada sebuab negara Palestina di Tepi Barat, apakab m*
nurut Anda teror sebagai. sebuab fenorzena modern, yng dikait-kaitkan
dengan bangsa Palestina, akan len1E?
Saya tidak perc^y^ bahwa tetot ada kattannya. Itu hanyalah
konsepsi yang populer.
Seandainja ada sebuah negara, akankah ada kedamaian di kawasan
itu?
Saya pikir akan lebih besar dan derajat
ada kedamaian yang
stabilitas yang lebih ti"gg. Yang sedang membunuh wilayah itu
sekatang ini adalah sebuah per^s^ n frustrasi yang tidak bisa di-
toleransi. Dan karena itulah, saya l<ra, kita memiliki fenomena
kebangkitan m^ yang luar biasa ini. Dan fenomena ini bukan
^g
semata-mata kebangkitan Islam saja. Kebangkitan ini yalslam,ya
Kristen, ya Yahudi, dan terjadi di seluruh kawasan itu. Ada satu
petasa n tak berdaya,petasa n mandek dan membeku. Dan ter-
utama, di kalangan bangsa Palestina, yang paling ekspresif di antara
semua komunitas Atab di Timut Tengah, ketidakadilznyanglazr
biasa begitu terasa, sebuah perasa fl bahwa mereka tidak henti-
hentinya dibuat bingung dan dibungkam oleh kekuatan-kekuatan
besar, terutama Amedka Serikat dan sekutunya Israel.
Saat Anda mengatakan, akankah sebuah neg t^ Palestina
membawa kedamaian, akankah hany a dengan sentuhan p ena ajub
saja segala sesuatu bisa berubah, szya kira demikian. Tetapi, saya
tidak sedang mencoba menjajakansebuah gagasan Pollyana bahwa
semua masalah akan terpecahkan. Ada masalah-masalah lzrLnnya-
kemiskinan dan ketidak set^ra fl , ketimpangan-ketimpangan eko-
nomi dan defotmasi-deformasi sosial, akan tetap ada. Sekalipun
demikian, saya pikir sulit bagi setiap orang Palestina yang ingin
buru-buru mendapatkan penyelesaian masalah ini, yaitu menda-
patkan penyelesaia n at^s masalah-masalah kami.
Bagaimana bangsa Pa/estina berltubungan dengan L,ebanon dan Yor-
dania? I-^aykkah negara Palestina digabungkan ke dalarz Yordania atau
I tbanon?
448 EowanoNfl SaIo
-
Tidak. Anda sedang brcara tentang negara-neg^r^ ytflg me-
miliki kedekatan begiru rup^ saru dengan lainnya, di mana
^ntar
ada, segala m catn c ra y^ng bisa orang gunakan untuk dapat be-
nat-benar melihat ke dalam masa lalunya sendiri. Seperti sudah
dikatakan banyak or^rrg, kalau orang Yahudi saja bisa menunggu
selama 2.000tahun untuk kembali keZiondari tempat pembuang-
tidak sulit membayangkan bahwa bangsa Palestina akan
annya,
mendapati empat puluh tahun adalah waktu yang sangat pendek
dan tidak akan dilupakan dalam waktu empat puluh tahun. Selain
itu, sekitar 45 persen dari semua or ngPalestina di dunia ini gng-
gal di Palestina, jadi memang ada hubungan-hubungan alami
Hal lainnya adalzhbahwa r'eg r^-negara di kawasan ini, dalam
rentang waktu sejak Perang Dunia II, telah mengembangkan ke.
sadatan kebangsaan yang kuat. Orang Yordania berbeda dengan
bangsa Lebanon. Orang Lebanon berbeda dengan o:'ar'g Syria.
Orang Syria berbeda dengan bangsa Mesir. Dan kesemuanyzber-
beda dengan bangsa Palestina, yang memiliki rasa identitas ke-
bangsaannya sendiri.
Dan faktor ketiga, yang sangat penting, adalah bahwa bangsa
Palestina dipandang sebagai sebuah anomali dalam hal tertentu.
Saya tidak akan menyebutnya or^ng-or^ng luar, atau kelompok
paria atau orzng-orane buangan atalr pare. buron atau pembe-
rontak, sekalipun mereka dipandang demikian. Mereka zdalah
bangsa yang selalu berada di pinggiran. Bangsa Palestina dibeda-
kan oleh tingkat pendidikan yang lebih tirgs dankeanfan politik
yang lebih besar. I(ehidupan di pengasingan menghasilkan itu'
Bagi semua rreg r^ini, bangsa Palestina adalah sumber gangguan
dan konflik.
Israel terpecah karena masalah Tepi Barat, apakah daerah itu harus
dianeksasi, apakah daerah itu harus dikembalikan kepadaYordania, apa-
kah sebuah negara Palestina harus dibangun di sana. Tampaknla Israel
bersatu dalan masalah Jerusalem, bahwa Jerusalem tidak akan pernah
dikembalikan atau dibuat nenjadi sebuah kota internasional. Kalaa ita
masalahnya, akankah pernah ada jalan keluar?
NncnnrNy,q. ORANG BUANGaN 449
-
Saya ini, mungkin, adalah seorang yang optimisnya luar biasa.
Saya pikit setiap situasi yang tampaknya beku, tak bisa diubah,
tak bisa berubah, kebal terhadap segala hal, dapzt diubah. Saya
pikir (yang penting zdzlah) ada kemauan; ada formula-formula
untuk digunakan dalamberbagai mac^mtawar-men a.war Hal yang
men j an ika n adalah di temukan ny a, bira mungkin, kehendak untuk
j
berubah.
Sayangnya, sekatang ini prevalensi kekuasaan, kekuatan militet
dan ekonomi, begitu berpihak kepada bangsa Israel, yang didu-
kung oleh Amerika Serikat nyaris t^rrpz- sy^r^t. Dan di.pihak Atab
tidak ada penghalang m^carnapa pun yangakanmembuat bangsa
Israel berpikir bahwa mereka sedang berada pada posisi yang
kalah. Yang orang punya a.dalah sebuah perdebatan di Istael yang
kurang lebih akademis sifatnya. Haruskah atz:u tidak bolehkah
kita? Ada sejumlah kecil orang, ota;ng-or ng yang berani, yang
sedang melakukan banyak pekerjaan yang luat biasa penting-
pengorganisasian pol-itik, testimoniai, yang membantu mengurangi
kerusakan-kerusakan dan luka-luka akibat pendudukan. Tetapi
secara keseluruhan, Israel padz dasarnyabenda pada posisi tidak
aktif dan betkuasa.
Selama bertahun-tahun, saya sudah bertemu dengan banyak
orang Israel, dan itu sangat luar biasa. Bagi bangsa.Istael, ada
sebuah faktor psikologis bahkan sebuah faktor moral yang di-
asosiasikan dengan bangsa Palestina dan bahkan dengan bangsa-
bangsa Atab lainnya. Masalah meteka dengan Syria adalah masalah
ra, maszlzh mereka dengan Mesir adalah juga masalah
^nt^rneg
antatneg ta. Tetapi, masalah aritzra Israel dan bangsa Palestina
jauh lebih intim sifatnya. Dan saya pikir kebanyzkan or^ng Israel
sekarang ini sadar bahwa meteka tidak memiliki opsi militer yang
riil untuk melawan bangsa Palestina. Tidak semua otang Palestina
akan dibunuh atau diusir. Mereka sudah ada di sana.
Apakah keberadaan peruukiman-pemukiman Israel di Tepi Barat
membaat pendudakan itu rytaris tak bisa diubah?
Tidak. Saya kita tidak. Lihat Prancis. Negara itu menjajah Al-
450 EDwARD \fl SaIo
-
jazatr selama 130 tahun; Aljazasr dulu adalah sebuah departemen-
nya Ptancis. Mereka rnemznfaatkannya. Bangsa Prancis pun heng-
kang.
KaumYahudi di Israel sekarangini ielas betbeda dengan bang-
sa Prancis dt Aljzzat. Mereka tidak akan beranjak (dari Palestina).
Tetapi, meteka hatus menyesuaikan diri dengan realitas situasinya.
Banyak orang Yahudi sekarang ini mengatakathal ini secara te-
rang-terangan: kita tidak mungkin dapat tinggal secara permanen
sebagai peniajah bila penduduk yang kita iniak semakin banyak
jumlahnya dan tentu saja semakin tumbuh partisipasi dan kesa-
dann politiknya. Saatnya akan tiba di mana kita harus berurusan
dengannya. Tetapi, tentu saja manusialah yang harus menundanya.
B agai n a n a Arn e ri ka S e ri ka t m e m a n d a ng b a ngs a Pa le s tin a, d a n m e ng-
apa?
Di Amerika Serikat, terutama di media dan dengan segala
m c m alasan, persepsi yang berkembang umumnya luar biasa
melecehkan. Bangsa Palestina dianggap pengungsi yang tidak pu-
nya muka atau teroris. Saya sering kali tertegun menyadad sejauh
m rr^gambaran ini merupakan akibat dati ketidaktahuan dan juga
akibat dari tidak diakuinya bangsa Palestina sebagai manusia.
Bangsa Palestina dan kehidupan serta g y^-g y^ mereka, ambisi-
ambisi dan prestasi-prestasi mereka, terus berialan sekalipun ter-
jadi sejumlah kecil insiden yang menyebabkan pihak Barat lnr:re-
mandang meteka sebagai sebuah komunitas teroris. Jadi, ketidak-
tahuan dan kebodohan meniadi faktor yang penting.
Faktor lainnya yang luar biasa penting\y^adalah bahwa lem-
baga kebijakan luar negeri Israel, selama pertengahan 1970-zn,
mencapai serrvrcam konsensus, bahwa sat:uc r untukmenghadapi
bangsa Palestina-masalah abadi yang tidak iuga mau pergi ini-
adilah secara bertahap mereduksi mereka ke status teroris. Hal
ini sudah didokumentasikan oleh sebagi^rrw^rt^wan Israel bela-
kangan ini.Jauh lebih mudah untuk tidak memanusiakan manusia
ketimbang benar-benar berurusan dengan ambisi-ambisinya.
Kalau itu masa/ahn1ta, meng@a strategt, atau taktik, bangsa Palestina
NEGERTNYA OnaNc BuaNcaN 45 1
-
tidak juga bergeser menjauh dari teror? Mengapa Barat setelah sepuluh,
dua belas tahun, setelah Munich pada tahun / 972, nasih juga melibat
insiden-insiden sepertilang tery'adi di Karachi dan Paris?
Barangkali ini hanyalah soal petspektif saja. Kzlau Anda me-
hhat ratio 1s161-d2n tentu saja orang harus membed titik pada
huruf i-nya dan memberi garis melintangpadahuruf t-nya-tetapi
teror yang tak terhingg y^ng jauh iebih besar jumlahnya telah
diarahkan kepada bangsa Palestina ketimbang yangdtxahkan ke-
pada bangs a Yahudi atau kepad a siapa pun yang mendukung bang-
sa Palestina.
Apa sQakah contohnla?
Invasi terhadap Lebanon pada tahun 1982, ketika sedikitnya
19.000 atau 20.000 rakyat Palestina dan Lebanon terbun-uh, dan
sejumlah total 600 orar'g serdadu Israel tewas dalam perang itu.
Saya bisa saja memperinci statistiknya, tetapi perbandingannya
tidak ada. Bangsa Palestina betada di bawah pendudukan Istael.
Banyak orang tewas terbunuh. Kemarin seorang laki-laki dibunuh
dt Gazz. Setiap hari selalu saja zdzkejadian-ke jadtan. Angka-angka
yang disebutkan pihak Israel menyatakan bahwa meriurut perhi-
tungan kasar, adz 250.000 otang di Tepi Bant sudah berada di
penjara Israel sejak pendudukan, yang sekarang sedang menjalani
tahun kedua puluhnya. Dihancurk rumah*rumah dan harta
^flny^
benda, dijatuhkannya hukuman secara kolektif, dibedakuk^nny^
jam malalr.r' di desa-desa, deportasi-deportasi: semua ttada ban-
dingannya.
Malahan yang kami dapatkznadalzh sorotan penuh terhadap
tindakan-tindakan membabi buta yang dilakukan bangsa Palestina.
Menurut pendapat saya, tindakan-tindakan itu tidak bisa dimaaf-
kan. Saya sama sekal-i tidak pernah menutup mata dari tindakan-
tindakan itu; saya selalu menentang taktik-taktik semacam itu. Te-
tapi, membicankannya sebagai fokus dan menjadikannya isu uta-
ma padahal tindakan-tindakan itu hanyalah ptoduk-s ampingan
adalah hal y zng s alah. Tindakan- tindakan itu tidak zda zp a- ap any a
bila dibandingkan dengan kekerasan yang ditimpakan kepada
452- Eowar.o\( Saro
orang Israel, tetapi saya sudah sering ditanya tentang hal itu. Sudah
sering saya katakan kepada mereka, ""t--that arp^ y^rrg teriadr padz
kalian: Kalian sebagai bangsa Yahudi adalah kotban abadi, sung-
guh. Sejarah anti-Semitisme tdzlah sebuah fakta mileni al- Dzn kz-
mi adalah korban-kotb an kahan sekarang. Bagasmana kalian, se-
"kece nde kiaavtr "-s4716 sedang berpikir te n tang sa bjadu / Anda- benar-
mang sudah larrra ada di sana selama ini? Ini menjadi teramat sa-
ngat sulit, karena terdapat begitu banyak hal yang tidak hanya
perlu digali kembali tetapi juga harus ditinggalkan. Anda hatus
bilang dulu saya salah, saya berbohong, saya curang, dan saya
bertanggung jawab. Dan itu adalah suatu langkahyangsangat berat
untuk diambil katena,seperti kami perlihatkandalam buku ini,
begitu masifnya skala kebohongan dan disinformasi, atau seti-
daknya infotmasi yang dengan sengaja dibuat parsial, sehingga
orang sering kali terhenti. Sementara itu, kalau bican tentang diri
saya sendiri,b^gt s^y^ t^mp^knyz ada sejurnlah tindakan y^ngs^-
ngat konkret y^ng dapat dilakukan di titik ini, yang iauh lebih
sederhana ketimbang mengingkad dan meninggalkan selutuh ma-
sa lalu, dan tindakan-tindakan itu mencakup mengakui pedunya
segera merestorasi bangsa Palestina secara besar-besatan.
Satu kesinpulanlangbisaAnda tarik adalab bahwa, seperti dikata-
kan oleh HEtden lYltite beberapa tahunlang lalu, bangsa Palestina nerz-
butuhkan naratf-naratif l*g lebih baik. Say tidak tahu apakah ini
sadah lama nenjadi perbatian Andq ataukah ini adalah pertinbangan
yng nengilhaniBlaming the Victims, meski ketika Anda nelihat di-
abaikannla sarza sekali bukti enpiris dengan cara Jang baru saia Anda
sebutkan, karena bukti ernpiris ita tidak disesuaikan dengan sebaah naratf
yng lebih besar, ini nenbuat Anda berpikir bahwa jika kritik rtenjadi
sebuab nodel negatf bagi aktiuitas intelektual, maka barangkali dtperlukan
rz ode I alternatif yng positif, lang nem beri kan naratif-naratif lang dapat
disesuaikan dengan inforrnasi yng didapat oleh maslarakat.
Naratif-naratif itu sudah lzrrra ada di sana, dan dari jenis yang
betbeda. Saya pikir tidak ada semacam "grand nanattve"; yang
jelas itu bukan sebuah n r^ttf Barat. Model betupa mengembara
dan terbuang juga adz;I.F, Stone selalu mengatakan bahwa bangsa
Palestina sudah menjadi "bangsa Yahudinya Timur Tengah". Te-
tapi, itu naratif pinj Masalahnya adalah bahwa walau bagu-
^m^n.
manapun juga, itu metupakan sebuah kebudayaan asing; n r^ttf
itu tidak bican dalam bahasa Inggris, tidak pula beresonansi de-
ngan mitos-mitos Bant. Saya sudah menyadari hal ini begitu saya
INTELEKTUAL AMERIKA DAN PoLITIK TIMUR TENGAH 469
-
beranjak tua. Ada semacam penolakan yang keras dan sedemikian
ngawur di kalangan bangsa Palestina untuk berakomodasi begitu
saja. Tentu saja, ini sudah lama berlaku di dunia Arab; dan itu
menjadi sesuatu yang menggejala di kalangan bangsa Palestina.
Sulit menjelaskannya; ru^r ttf itu nyaris tersimbolkan dalam pe-
nampilan Arafat; dia tidak mengikuti pandzngzn apa pun yang
umum bedaku dalam hal seperti apa seharusnya (penampilan)
seorang pemimpin bangsa.
Tidakkah itu sesuatu-1tang krvatif dan bukannla sebuah penolakan ...?
Anda bisa saja rnengatakan bahwa itu kreatif. Itu satu cara
untuk melihatnya. Tetapi, setidaknya itu adalah s^tv c ra. untuk
menjelaskan tidak adtnya. sebuah r r^ttf yang dapat dengan mu-
dah dihadapi. Bagaimanapun juga, ini adalah sebuah n^r^t1f y^ng
selalu harus bersaing dengan nalaldf yang sudah ada lebih dulu
dan yang sangat kuat, yaitu naratif tentang semacam nasionalisme
retributif yang sedang bangkit, yaitu semac rn n t^tf yang dihu-
bung-hubungkan orang dengan Zionisme. Jadi, di banyak front
terdapat masalah-masalah formal. LaIu ada rnasalah taktis berupa
di manakah naratif ini harus dibentuk? Karena bangsa Palestina
terkurung di dalam (apayang disebut) nan:J.f "Atab", dan biasa-
nya itu bertalian dengan minyak, dan Dongeng Sedbu Satu Malam,
dan seluruh perangkat mitos-mitos lainnya, di satu sisi. Dan di
sisi lain, dtBzratjelas mustahil bug naraif itu untuk ditempatkan
dengan c t^y^ngnmah di dalam serangkaian nar^t1f serupa atau
konftanataif apa pun. I{arena narlrJf ifi. selaiu muncul melawan
masalah-mrcalahyang sudah kita sebutkan ini. Satu-satunya tempat
di mana nzraif itu muncul sekarang ini tentu saja adalah berita-
b erita televi si-p elemp ar b afri, tanp a s ej arah, t^np w ajah. . . p ers i s
^
seperti laki-laki yang berakhir di tiang gantungan, Anda ingat,
karena membunuh enam serdadu Israel. Bahkan or^ng itu tidak
pernah disebut-sebut namanya. Sebagian besar dan anzk-anak ini
tidak pernah diberi n m^. Kendati kami bangsa Palestina memub-
likasikannya dan n^m^-n^ma itu jelas-jelas ada. Daftat korban
yang tewas di Gazz, yang dibunuh oleh bangsa Israel, t^ng fl-t^-
470 Eovzano$7 Sam
-
ngan yang patah, tidak pernah dipublikasikan di Bant katena itu
semua tidak punya tempat di sini.
Sebuah altetnatif ketiga yang bisa digunakan sebagai sebuah
n r^rf muncul di sana sini di tempat-tempat asing, seperti film-
nya Peter Wollen, Friendship's Death. Atau dalam sebuah film baru
yang luar biasa tentang Palestin a, IVedding in Galilee gatapan Michel
Khleifi. Begitu eksentdk programatik dan aiternatifnya n r^t1f-
n r^ttf itu sehingga Anda tidak bisa menganggap nztaif-nxattf
itu ambil bagqan di dalam ekonomi umum nana{-natatif besat
yang kita hidup dengannya. Dan keempat, dan mungkin yang pa-
ling penting, pandangan tentang pembebasan Palestina masih tetap
tidak jelas di benak kebanyakan orang, bahkan di benak bangsa
Palestina sendiri, yang ingin diakui, tetapi diakui untuk apa? Ini
adalah kritik-diri. Pertanyaan tentang bagaimanz kami berako-
modasi dengan Yahudi Israel masih tetap belum pasti. Tidak ada
rrunusan untuk itu. Yang jelas ini hanyz bisa dilakukan terhadap
bangsa Yahudi, yang sejauh ini, dengan sedikit perkecualian, me-
nunjukkan perhatian yang kecil terhadap hal ini. Ini adalah teleologi
yang tidak ada di sini, dan sulit dibayangkan. Begitulah reduksi
nantj'f.
Di dalan buku itu, salah satu di antara contoh-contoh yng paling
menonjol tentangpertarungau di kalangan kaun intelektaal, sebuah perta-
ru nga n rzt e np e re b u t kan ko s a kata, a da la h p o h n i k s e ru 1 ang An d a m a ap u n
se buah pertarungan Jang sengit. Bagaimana Anda berh asi/ rztem buat se baah
lang setara dengan itu adalab kata "ke(nem)bumian". Say ingin tahu
@akah kedua istilab itu menlatakan hal lang sama dengan cara Jaflg
berbeda, ataukah ada perbedaan-perbedaan lang signtfkan dalan pene-
kanannla.
Semula, kemembumianbag1 saya setidaknya berarti tempat
tertentu seseofang atau karya seseorang, ata;.) karya itu sendid,
karyasastra, teks, dan sebagainya, di dunia, dan bukannya konteks
yang luat-dunia, pribadi dan melangit. Kemembumian dulunya
dimaksudkan sebagai sebuah istilah yang agak kasar dan mirlp-
gada untuk menempatkan kembali ptaktik-praktik kebudayaan
ke dalam (kehidupan) yang mund^n,y^ngrutin, dan yang sekuler.
Afiliasi adzlah sebuah istilah yangagaklebih halus yang berkaitan
dengan memetakan dan mengg arnbarkan hubungan-hubungan di
dunia praktik-praktik, individu-individu, kelas-kelas, for-
^nt^t^
masi-formasi-seluruh cakupan sttuktur yang sudah dikaji dengan
begitu bagusnya oleh Raymond Williams dalam buku-buku seperti
478 EDwARD \Xl Salo
-
The l-ong Reuolution dan The Countrl and the Ci4t. Afrltasi adalah
sebuah konsep yang dinamis; istilah ini tidak dimaksudkan untuk
membatasi melainkan lebih untuk menegaskan segala macam hu-
bungan-hubungan yang cenderung kita lupakan dan yang seha-
rusnya ditegaskan bahkan didramatisasi agar perubahan politik
terjadi.
Ngomong-ngornong tentang Ralnond lVilliams, dia menbuat sebuah
p e n b e d a an 1 ang m e n ari k, dan sa1 a1 a ki n An d a ta h u, an tara ke b e rp ih a kan
ing. Orz;ng tentu saja bisa berasal dan pas berada di komunitas-
komunitas dengan cara-c r^ yang tidak selalu melibatkan keta-
makan, eksploitasi, dan pengingkarartterhadap hak-hair asasi yang
setara dengan komunitas-komunitas lain.
Itu poin kedua. Poin ketiga y^ng s y^ ingin tegaskan a.dzla"h
buab masalah khusus bagi bangsa Ameik4 nkaltpun tentu sa1a, seperti
yng beber@a nenitlang lala Anda katakan, Israel begitu matlak ber-
gantungpada bantuan dan dukangan Anerika Serikat. SEa sedang me'
rzikirkan apajtangsalta sebut sindrom "Litde Drummer GiJl". Dalan
filmyng diangkat dari noueln1ta le Carri itu kedua pihak dalan kbnflik
Timur Tengah,lain Israel dan Palestina, dapat diangE nbagai sesuatu
lang 'tautentik", sedangkan sosok Eropo atau Anerika, sosok Diane
Keaton, dakn fln itu,lang nengafliasikan dirinla dengan kepentingan
IYawancara ini muncu/ secara befturutan da/am baltasa Ingris dgn babasa
Arab. Itukhpertama kalinla salta nengambil ikqyngbegrtu kitis dan
blak-b/akan menentangPLO, dan tulisan ini rnengawali keretakan sala
dengan mereka. Orang-orang /ainn1a, tentu sqfa, nengkritik Arafat dari
sudutpandangpartai. Kilk sala ini sala lakukan dai sudutpandang
se orang i n te le ktu a / in depe n de n.
E,.\7S.
Muir?
Saya pikir tujuannya untuk mengakhiri intifadah. Ada
ada.lah
sebuah perbedaan dalam sudut pandang politik pemerin-
^rrt^rz
tahanPresiden George Bush dan (partai) Likud dzlam hal bagai-
m n mencapai tuiuan ini. Shamit semata-mata ingin menghenti-
kan kemajuan Amerika Serikat dalammengusahakan hak menen-
tukan nasib-sendiri @agi bangsa Palestina), tetapi bangsa Amerika
sangat ingin mencapaihalini dengan kerugian sekecil mungkin.
Tetapi, mereka mengakui adanya tealitas yang diingkari oleh Li-
kud.
Oleh karena itu, perundingan-petundingan yang disponsori
oleh Mesir, Yasser Anfat, Hosni Mubarak, dan Shimon
^rrt^r^
Peres sangadah penting karena petundingan-petundingan itu mem-
perdalam perbedaan-perbedaan di antarz pemedntah Israel dan
Amerika Serikat. Dalam hal itu, mereka baik tetapi tidak cukup
baik. Masih dibutuhkan lebih banyak hal. Yang dibutuhkan adalah
memublikasikan lebih lanjut pendudukan Israel, baik melalui me-
dia, melalui politik, maupun melalui masyarakat Amerika Serikat
pada umumnya.
Jadi, tugas utama kami tentu saia zdalahmenegaskan
ilegitimasi
pendudukan Israel atas Tepi Bant dan Gaza.Ini harus menjadi
prioritas pert^m^ kami. Pendudukan atas Tepi Barat dan Gaza
bisa terjadi hanyzkarenz bantuan Amerika Serikat' Ini masalah
yang sederhanz. Dan, kalau hal ini tidak dipahami oleh banyak
or trgdiAmerika Serikat, kami tidak akan mampu memenangkan
pertarungan-pertarungan taktik dan politis yang sekarang sedang
kami lakuk^n ....
494- EDwARD!( San
Yangltelas, Anda tidak percEta pada opsi militer untuk melawaru pen-
E,.!qS
SEI-A /IA ini sudah ada selunlah tulisan pers dari orang Palestina dan
orangArab lainnlalang bersatu mendukung Saddam Hussein.
Bangsa Palestina bukanlah orang-orang bodoh, dan Saddam
Hussein tidak dipandang sebagai juru selamat mereka. Yang di-
gembar-gemborkan sebagai antusiasme terhadap Saddam adalah
sebuah perfiy^t^ n frustrasi dan putus asz terhadap situasi yang
dikomandani oleh Israel dan Amerika Serikat. Setiap orang Pa-
lestina tahu bahwa seorang trar' dan seorang petualang yang tak
bertanggung jawab dan seorang manusia yang track record-nya me-
ngerikan tidak mungkin bisa mewakili hanpanapa pun bagi bang-
sa Palestina. Lag pula, setiap or^rrg Palestina yang berakal sehat
tahubahwa seandainylarrc m fi-arrc rn fluntukmelancarkan se-
rzng {rbalasan terhadap Israel dengan menggunakan seniata-sen-
jatz l<tmia benar-benar dilaksanakan, maka senj ata-sen jata l<trna
itu akan membunuh otang Palesdna sama banyaknya dengan orang
Israel. Jadi, kami sama sekali tidak berterima kasih kepadanya.
Tetapi, meskipun demikian, kenekatan Saddam, yang tidak ha-
nya bodoh, tetapi juga mengerikan, memberi orang kesempatan
untuk bican mewakili sebuah dunia Arab yang selama ini sama
sekali tidak dianggap, dan hanyadiselamatkan demi mtnyaknyasaja.
SBsuAH RUMUSAN UNTUK PaRa Hussnru 497
-
Tetapi, tidak ada seorang Arab pun yang tidak merasa luar
biasa cemas, tettekan dan ketakutan oleh apa yurtg mungkin akan
terjadi itu. Orang-orang di Saudi Attbiay^ngsayz- hubungr lewat
telepon ketakutan oleh apa yang ditunjukkan kepada mereka oleh
Irak dan Amerika Serikat. Dislokasi dan telokasi rumah-rumah
dan keluarga-keluarga di sana cukup banyak terjadi. Di seluruh
dunia Arab, orang-orang sedang berusaha melarikan diri.
B agai m an a ka h An da m ngu ku r re a ksi terh ad E in te ra n si An e ri ka ?
e e
LosAngeles,1991
Suara Bangsa Palestina
di Amerika Serikat
ika Seikat dan Ingis, pada unumnla gagal menangapi secara koheren
dan berprinsip. Sudahkah kisis ini nenantang fulas intelektual untuk
nalai nengkQi selmahryta sendii?
Tidak juga. Barangkali meteka senang kdsis itu betlangsung
sependek itu. Masalahnya adalah sebuah seiarah keterasingan dati
masalah-masalah internasional, terutama dari Timur Tengah dan
bangsa Arab pada umunnya. Sebagian kecil di kami, yang
^ntzr^
mencoba melibatkan kalzngan intelektual dalam persoalan-per-
soalan umum yang menjadi tanggung iawzbnya,iumlahnya tedalu
sedikit. Sementara itu, negara ini telah menghasilkan seluruh lite-
ratur berisi pengetahuan dan kepakaran yang instan, yang kese-
muanya mengedepankan sebuah pandangan tentang Timur Te-
ngah dan tentang konflik ini pada khususnya yang sebagian besar
mendukung sikap pemerintah.
Bagaimana pemujaan terbadE kepakaran ini berkembang? SiEa
s@akab praktisi-praktisi utama intelektuallang nkarang ini sedang ber-
main dalam kaitannla dengan Tinar Tengah?
Selama berlangsungnya Perang Vietnam, muncul sebuah ke-
lompok yang vokal dan kuat di perguruan-perguuan tinggi me-
nentang pemerintah. Dan ini punya pengaruh yang cukup dipet-
hitungkan terhadap media. Bedanyadengan perang ini adalahbah-
wa Vietnam berubah dalam jangka waktu yang lebih lama. Dan
keberadaan Israel merupakan satu faktor yang memperumit.
Dengan sangat sedikit perkecualian, pakar-pakat Timur Te-
ngah tetkemuka lebih condong kepada \X/ashington atau kepada
media dan diperalat di sana. Pandangan-pandangan mereka tidak
terfokus pada kawasan itu; mereka lebih memfokuskan pethati-
510 ED'yARD S( Sam
-
kepada g^r^-c r^ menuiu ke kawasan itu, sebagaimana di-
^nny^
berikan oleh CBS, NBC, The New York Tines, dan media-media
lain yang sama tidak ielzsnya,atau oleh lembagaJembaga pembuat
kebijakan di \)fashington. Anda tidak melihat munculnya sebuah
oposisi yang kuat dan berprofil-baik yang bersimpati kepada
Arab sebagai sebuah bangsa dan sebuah budaya, kepada Irak se-
bagai sebuah neg ra> sebuah oposisi yang menentang invasi dan
aneksasi yang dilakukan hak terhadap Kuwait, tetapi juga me-
nentang keberadaan militer Amerika Serikat.
Malahan, media mengipasi kebijakan untuk berperang, yang
dalzm kebangkitannya membangunkan begitu banyak laki-laki
pensiunan milissl-|2kilaki, seialu laki-laki-d^n y^ng s^y^
^p^
sebut ilmuwan-prajurit-Fouad Ajami, Daniel Pipes, Bernard Le-
wis, dan kawan-kawa nnyz-dan betsama dengan mereka bebera-
P^w^rt^w n seperti Tom Friedman yang jelas-jelas tidak bisa di-
bedakan da:r- parz pembuat kebijakan.
Para ilmuaan-pmjurit inijuga terlibat dalan semacam pengerubangan
kurikulun.
Ada sebuah dzftatbacaanterbitan National Public Radio yang
di dalamnya tidak ada satu pun karya yang dihasilkan oleh orang
Arab atau berisi tentang Arab. The New York Timu menerbitkan
sebuah daftx yang meliputi seluruh halarnan di mana tidak ada
satu pun buku tentang Irak sejak sekitar abad ke-17 SM! Irak di-
p tak lebih dari Sumerial Ada lima novel karya orang Is-
^ngg
raeI, ttga atau empat buku sejanh orang-orang Yahudi, Conor
Cruise O'Brien, tetapi tak satu pun tentang sejarah atau kebuda-
yaan modern Irak.
Yang orang punya rdalah sebuah kanon, yang sekarang meli-
pl;ri Repablic of Fear-nya Samir al-Khalil, Arab Predicanent-nyz
FouadAiami, buku-bukuinstan karya sejumlah jurnalis, dan tentu
szia From Beirut to Jerusalen-nya Thomas Friedman, Peace to End all
Peace-nya David Fromkin, dan, kadang-kadang, bukunya Albert
Hourani. Nah,kaIau Anda tidak memasukkan History of tbe Arab
People-nya Houtani (ymg, kendati sekarang irrr ada dalam daftar
INTELEKTUAL DAN PERANG 51 1
-
buku tedaris, bukanlah buku yang gampang dicerna), buku-buku
ini pada umumnya tidak bersimpati kepada bangsa Arab dan me-
ngedepankan tesis bah.wa pertumpahan danh dan kekerasan di
Timur Tengah disebabkan, sec r^ relaif, oleh sebab-sebab pra-
sejarah, y^ng terp^tri kuat dalam tiap-tiap butit gen bangsa itu.
Hal-hal sepeni argumefl rasional yang dinyatakan oleh orang-
orang Arab abad kedua puluh tent^ng sense sejarah mereka sendiri,
identitas mereka, cita-cita mglsl€-kesemuanya ini dihilangkan
karena dianggap sebagai dusta dan sangat menyesatkan. Meminjam
kztz-kata Ajami, masalah-masalah dunia Arab zdalah hasil dad
"luka-luka yang dibuat sendiri". Literatur ini terang-terangan
membebaskan Amerika Serikat dan pan pembuat kebij akannya,
dan tentu saja Israel, dati peran apa pun dalam membenahi keka-
c^nan yang di dalamnya kami hidup sekarang ini.
Dalam bukunya, Teaclters,lViters, and Celebities, R6gis Debray
mengajukan sebuah argumen menadk yang bertalian dengan situasi
yang sedang kita bahas sekarang ini. Semua pengarang itu tidak
memiliki kemampuan ilmiah ataupun kepakaran yang signifikan.
Buku Ftomkin tidak punyakutanyang riil dengan Timut Tengah
dalam pengertian kekhususanny^ dengan apa pun yang ditu-
^t^u
lisnya sebelum itu. Friedman adzlah seoraflg wartawan. Ajami
adalah seorang sarjana setba tanggung yang sudah menulis se-
kumpulan esai yang umurnya sudah dua puluh tahun dan sebuah
sejarah yang tak berguna tentang Musa Sadr. Orang-orang ini lebih
metupakan bagian dari jenis selebritis media yang dikemukakan
oleh Debray, ketimbang kelompok dosen perguruan tinggi atau
seniman-penulis. Mereka tidak punya pegangan tertentu di dalam
ptoses karyaintelektual atau di dalam lembagalembaga yang me-
lahirkan para intelektual. Karenanya, secara paradoksal, mereka
jauh lebih sulit untuk dilepaskan, tep^ffryakarcna meteka bukan
merupakan bagian dari lembaga tertentu apa pun, kecuali kor-
potasi media. Mereka adalah makhluk-makhluk ciptaan momen-
tum.
Pengaruh apakahyng dihasilkan oleh Krisis Teluk terhadq buday
572- EDwARD\( SAID
politik Arab?
Kira-kita kesan saya adalah sebagai berikut. Hampir semua
daLri apa yang sekarang dipublikasikan di koran-kotan harian di
dunia Arab-orzng selalu bisa mengaiukan perkecualian-perke-
6u2fixn-lsrmotivasi oleh politik, dalam pengertian yang sempit
dan paling r,rrlgar. Untuk bisa menulis, orang harus berafiliasi de-
ngan satu lini atau rczirn atau penguasa tertentu. Kalau Anda se-
orang yang independen, tidak ortodoks, kreatif dilmhal tertentu,
nnaka akan luar biasa sulit atau tidak mungkin bagi Anda untuk
membuat gebrakan.
Ap a ka h Krisis Te lu k te la b n e n d e s ta b i Ikan s tru kta r-stru ktu r s e b i nga
n e n a ngki n k a n re k o nfgu ras i p roy k -p roy k i n te Ie k t u a / ?
Anda bilang, 'Tentu sa1a, Zia lahlang ada di runah." Tet@i, jika bena:r
dia ada di ramah, dan memang kita tahu bahwa dia ada di rumah, ada
@a di dalarznla bagi FaiT? Dan jika di negara-negara seperti Pakistan,
kita baras mendukung model intelektual pascakolonial ala Faiqini, pada
akhirrya nanti apakab yng didapat dan lang hilang? Katakan kepada
kami neng@a dunia rnungkin membutuhkan sezrangFaQlain. Meng@a
karni harus terus berpaling kepada keluarga Zia dari dunia itu dan terus
nelantunkan, 'Kami ada di sini."
Pertamz, adz dua hal. Artikel itu muncul pada tahun 1.984,
tetapi pertemuan saya dengan Faiz terjadi pada tahun '79 atau
'80. Kendatipun saya sama sekali tidak tahu tefltang hal ini pada
waktu itu, saya memahami kepulangan Faizke Pakistan. Bahkan,
dia meninggal di sana.
Sekatang, saya tidak tahw apa persisnya alasan-alasan yang
membuatnya meninggalkan Pakistan pada tahun 1979 (ataw sekitat
itu), tetapi asumsi saya kepergiannyaitu katena kebebasannyater-
m. Mungkin diaakzn dijebloskan kepenjara,atau dibungkam
^nc
dengan cara-c r^ lain. Seing^t s^y^, dulu dia adalah editor I-,otus,
sebuah malalah milik para penulis Afro-Asia dan, setahu saya,
dta adalah penanggurrg jawab untuk Palestina. Di sana ada sese-
orang betnama Mu'in Besseisso, seotang penyair Palestina, yang
524 Ebwano t$(1 SaIo
-
sekarang juga sudah meninggal, lang pada waktu itu bekeria di
majalah itu dan paharnbetul sosok Faiz, dan seterusnya. Katenz
saat itu metupakan periode yang sangat kacau dalam sejarah Beitut,
szya, lirra dia @esseisso) memastikan perlindungan bagr orang-
orerrrg Palestina sehingga keamanan Fuz dapat dipastikan.
Yzngsaya katakan dalam artikel itu, dan poin yang ingin saya
tuju di sini, adalah bahwa meski semua ini terjadi, pengasingan
bukanlah sesuatu yang buruk. Saya prl<r, zgzr dapatterus bekeria,
dalam kasus seorang penulis atau seotang intelektual (sepetti
truz), kadang-kad^ng orzLtrg petlu iuga pergi dan mencari tempat
lain untuk melanjutkan pekeriaannya .Pada saat pertemuan iru ber-
langsung, saya tidak tah:uFatz akan kembali, dan yangpadawaktu
itu sedang saya lakukan adalah membandingkan keadaannya de- -
IYe//, yang jelas, zdz banyak panlel, tetapi saya tidak akan
mau mengatakan bahwa hidup s^y^ sang t sulit. Karena serang-
kaian situasi yang menguntungkaLn, s^y^benda di sebuah bidang
yang memungkinkan saya mengajar kesusastraan dan memegang
526 EDwARD tJ( SaIo
-
jabatan sebagai seorang dosen, dengan segala kemewahan dan
kemudahannya. Maksud saya, itu peke{aln y^ng luar biasa. Itu
pekerjaan terbaik di dunia. Jadt, dalam ketangka itu, saya benar-
benar tidak boleh mengeluh. Tetapi, harus saya katzkan bahwa,
tak perlu dipetanyakan lagi, saya hidup dalam sebuah lingkungan
yang asing. Dan semua yang dikatakan dan dilakukan, sangat sulit,
karena hubungan saya dengan kebudayaan dan segala sesuatu di
sekitar saya sangat merugikan. Orang selalu menunggu-nunggu
saya mengatakan sesuatu agar mereka dapat menyemprotkan sang-
gahan.
Tak satu pun hal y^rrgs ya katakan diterima dengan mudah;
apa pun itu, pasti ditentang. Untuk tidak menyebutkan fakta bahwa
saya betasal dari satu bzgqan dunia yang oleh kebanyakan orang.
di sini sama sekali tidak dikenal: dunia Arab, dan dunia Islam.
Tak satu hal pun diketahui or^ngtentang dunia itu. Apa yang me-
reka ketahui, seperti saya coba tuniukkan dalam Orientalism,Iuar
biasa disederhznakan dan hanya berupa serangkaian klise tolol:
ini yang keras dan gaflas, itu yang despotik. L^fitas, kalau Anda
bilang, "IYell,bisakah Anda menyebut flLm seorang penulis, se-
orang penulis Arab?", mzka orang-orang ini muncul tanpa me-
nyebut n^m siapa pun. Tidak adatpa-apa. Meteka menggambar
sebuah ruang kosong. Jadi, ini aLdalah sebuah situasi yang sulit.
Pernah suatu ketika Anda bercerita tentang sebuah peristiwa sebelum
Naguib Mahfouq nemenangkan Hadiah Nobel,laitu ketika sebuah pe-
Ameika nerzanggil Anda dan rzeminta sebuah daftar penulis. Bi-
nerbit
sakab Anda kisahkan cerita itu untak para pembaca karzi?
Akan say^ cerLt^kan persisnya. Penerbit itu memanggd saya
pada suatu ketika di tahun 1980 atau 1981 dan meminta sebuah
daftx berisi tt m para penulis Dunia Ketiga, karena dia ingin
memulai sebuah serial, dan saya letakkan narna.Mahfouz di tempat
teratas dalam daftat itu. Beberapa bulan kemudian saya mengun-
jungi penerbit itu dan saya bilang, ulVell, siapakah yang sudah
Anda pilih?" Dia pun bilang padz sayabahwa Mahfouz bukanlah
salah satu di antzra penulis-penulis yang dipilihnya. S^y^ t^ny^
YANG BANGSA AMERIKA KETAHUI TENTANG ISLAM ... 527
-
dia mengapa. \Walau bagumanapr-rn juga, Mahfouz adalahpenulis
Atab tetbesar dan seorang tokoh dunia. Mengapa dia mengabai-
kannya? Katanya: "IYe//, Anda tahu, kan, bahasa Ara,b adalahba-
hasa yang kontrovetsial." Bahasanya kontroversial! Maksud saya,
sedang ngomong apa l<tta di sini?
Saya akan beri Anda satu contoh latn.Banyak yang sudah di-
lakukan di universitas-universitas Amerika, di jutusan-jurusan sas-
tt^ny^dengan kajian-kajian Abad Pertengaha n (nettieuatS-nya: Ing-
gris Abad Pettengahan, Prancis Abad Pertengahan, dan sebagai-
nya. Dan kata medieual dtpahami sebagai istilah yang meliputi se-
lutuh Abad Pertengahan. Tetapi, tak satu contoh pun, seingat say^,
kuliah-kuliah dan program-progr m Abad Pertengahan pernah
mencakup Andalusia, peradaban Muslim, yang jelas-jelas sezaman
dengan, katakaniah, zzm nnya Dante, Chaucer, Aquinas, dan se-
bagainya, dan setetusnya. Dan di tingkat yang lebih tinggi lagi,
entah itu s ains -ny a, atau s astranya, atau teologiny a, .atalJ pengobat-
semacam itu dihilangkan begitu sajalJadt,kalau Anda
^nny^,kajizn
hidup dalam kebudayaan yang ini dan Anda berasal daribzgran
dunia yang itu (dunia Arab dan Islam), Anda harus membayar
harga, sebut saja, jurang ini. i
Nzh, di sisi lain, karya-karya Anda sendiri tersebar sangat laas di
Barat dan jaga dibaru di Dunia Ketzga. Dengan Otientalism , Anda punla
pengmuh buarlang mengugah seluruh generai. Buka itu sadah diteryenah
kan ke dalam tujuh bela: atau del4an belas babasa, dan bagi banlak orang
di antara kani, buku ita menrpakan sebuah nantfesto, katakanlab, sebuah
sik dilucuti pada Perang Dunia II, mengupas peran luar biasa yang
dimainkan Amerika Sedkat sebagai kekuatan imperial terakhir
yang masih tersisa, dan pengatuh petan tersebut terhadap penge-
tahuan dan produksi pengetahuan. Dan semua ini benar-benar
lahir dari karya saya tentang Orientalisme. Saya sudah berusaha
memperluas dan mengembangkannya dengan melihat tidak hanya
pada aspek-aspek agresif neg r^ penfaiah melainkan iuga pada
perlawanan-perlawanan terhadap flegma- peniaiah yang dapat di-
lakukan oleh orang-orang seperti saya dan Anda. \X/alau bzgar-
manapun juga, negar^-negat^ penjajah iu toh tidak abadi; India
mencapai kemerdekaanny^ pada tahun 1'947.J2&', sesuatu benar-
benar te{adi, dan itulah yarrg s^y^ kaji dalam buku ini.
Kerzbali ke Onentabsm itu sendiri. Katakan, adakab satu rentetan
peistiwa dalan kehidupan Andalang nembawa Anda menulis Orien-
talismZ
IYell, adabeberapa peristiwa. Salah satunya tdalah ketika saya
sedang tumbuh setelah kami meninggalkan Palestina dan berada
di Mesir. Meskipun keluarga saya sangat kzya dan saya bersekolah
di sekolah-sekolah kolonial di Palestina dan Mesir, saya sadar bah-
w^ atau bagnmanapun saya karenz keluarga atau pendi-
^plpun
dikan atau bahas^,bugr seorang Inggris yang berkuasa---dan ini
adilah Mesir pada zatnan kolonial tahun 1'948-1'949-saya akan
selalu menjadi seorang Arab rendah. Itu terjadi pada dtri sayz
dalam sebuah episode yang tidak akan pernah saya lupakan. Saat
itu umur saya sekitar sepuluh tahun, dan saya sedang be{alan pu-
lang ke rumah, melewati lapangtn-Iap^ng nmilik Gazita Sporting
Club di Kairo, sebuah klub olahraga besar milik peniajah di m^n
keluarga say a adalah salah satu anggot^rry S ebenarny t iu adalah
^.
klub khusus untuk or^nglnggris, tetapi meteka menerima sedikit
orang-orang setempat. Begitulah, saya sedang berjalan pulang fta-
mi tinggal di dekat klub itu) dan lakilaki y^ng lihat sedang
sayz-
ya. Setelah itu, selama sekitat dua atat tiga tahun, dia mengirimi
saya bab-bab disertasinya itu, dan seterusnya. Dia seofang pe-
rempuan yang sangat cerdas dan menatik' Belakangan, dia pun
menarik banyak perhatian or^rrg.
Tetapi, menurut pendapat s^yL, s^y^rrgnya ini digunakan de-
ngan liciknya untuk menentang Arafat- Maksud saya, spekulasi
itu dan perhatian yang Anda tznyakzn. Dalam pengetian teftentu,
kalau Anda melihatny^ sec^f^ iuiur, dia itu tidak mungkin t^np^
Arafat,kalau Anda paham maksud saya.Tapi,ini tak lainhznyalal;r
bagian dari rasism eBarat.Mereka pikir mereka menyukaiAshtawi
katena dia fasih bicata dalam bahasa Inggris, alasan yang sama
mengapa dulu mereka menyukai saya",yatttkarenz saya fasih ber-
bahasa Inggris. Jadi, seolah-olah, kalau Anda tidak fasih btcara
dalam bahasa Inggris, Anda benar-benar tidak berada di dunia
yang sama dengan dunianya orang-orang sok terhormat itu'
I n i n e n b awa ka m i kep ad a p e rtanl a an te ra kh i r, s a tu p e rta n1 aa n J arq
E.\7S.
kret, akan tanpak bahwa Eropo Mediterania,lang selana ini sudah ter,
buka, baik dalan pengertian nzgrasi maapun secara kultaral, terhadap
dunia Arab sekalipan, tidak nanpu menghentikan sebuah peranglang
di bagian dania itu.
sedang terladi
Bukan hanya itu, kecuali dalam kasus Inggtis, Etopa tedibat
dengan cara y^ng lebih bersemangat ketimbang yang mungkin
orang kira. Di sisi lain, pada periode pascapenng,Italia dan Ptan-
cis benar-benar mencob a memp er arrtatzri sebuah penyele saian p o-
litik, bukan militer. Orang-orang Itaba sudah bertindak sangat
aktif sejak dimulainya perang itu dalam merundingkan sebuah
penyelesaian politik, bukan tentang situasi Teluk, melainkan ten-
tang akar persoalannya, yarrl persoalan Palestina' Sekatang yang
jelas, mereka belum mampu menghadapi bangsa Amerika karena
sejumlah alasan. Sebagian karenaupaya-upaya mereka bersifat in-
dividual. Upaya-upaya itu tidak dilakukan at^s r.am Eropa' Mak-
sud saya, Dewan Eropa sudah mengambil sikap-sikap yattgsa'{Lgat
bagus, tetapi mereka belum bertindak bersama sebagai sebuah
Komunitas, dan akan tetap seperti itu hingga tahun 1,99 2 benkhu.
Secara individual, mereka tetjebak. Di satu sisi mereka ditekan
oleh Amerika Serikat. Di sisi lain, meteka membutuhkan minyak
dari sesuatu yang pada dasarnya adalah rczkn rezirn Arab yang
konsetvatif dan reaksioner yang sangat meflentang berubahnya
ERopA DAN OTHER-NyA 549
-
status quo. Jadi, posisi mereka sulit. Saya benar-bena rbicara pada
tingkat kultural tertentu, di mana saya pikfu tetdapat gerakan yang
lebih besar.
Anda sadah bicara baryak tentangfenomena '()rienta/isme", sebttah
oleh penikir Arab sepefti Ibnu Sina dan Ibnw R yd, nalhab Cdrdoba,
naThab Andalwsia, dan lain sebagainla.
Jelas. Dan gagasari tentarig perguruan ti"gg berkembang di
dunia Arab. Gagasan tentang college, Anda tah,t, collegiam, sesung-
tentang konfrontasi antara Eropo dan dania Arab dewasa ini. Say tidak
hanla sedang berpikir tentangPerangTe/uk, tetapi jaga tentang kontrouersi-
kontrouersi di dalan Eropa itu sendii. Kita pernah PunJa kasas Salman
Rashdie,lang nembangunkan segala macam persoalan seputar hak-hak
asasi uniuersa/ aersas hak untuk berbeda; dan di Prantis, ada kontrouersi
cadar oleh nurid-murid muslinah di
lang terkenal dalan hal dipakairyta
sekolah-sekolah sekuler. Sudah lana jadi pendapat ilmum bahwa kalau
inigmn-inigran Arab datang ke Eropa, dan nereka memangpunla hak
antuk melakukannla karena sudah d/Eah oleh bangsa Eropa selama
ratasan tahun, maka mereka hatas meningalkan semua perbedaan agama
dan kebudalaan dan tunduk pada aturan-aturan di tenpatyng uniaersal
ini,lang tak lain adalah Eropa lang nodern.
dan sekuler
Saya pikir ada ptinsip-prinsip univetsal kebebasan berbicata
yangdttaattbaik oleh umat Muslim maupun semua orang latnnya;
ERopADAN OTHER-NyA 551
-
dan saya kira pentingl<ranya bahwa di dunia Arab-saya tidak
bisa bicara dengan pasti tentan g semua dunta Islam, Pakistan, Bang-
ladesh, dan sebagalnya-ada sebuah perjuangan yang sangat pen-
ting yang sedang bedangsung sekarang tni antara kekuatan-ke-
kuatan, bican secara umum, dan apa yang mungkin ingin orang
sebut sekalaisme, yang kepadany^ saya mengikatkan diri, dengan
kekuatan-kekuatan yang secara luas dapat digambarkan sebagai
kekuatan-kekuatari re ligi u s. Sekarang, fu ndamentalisme merupakan
satu topik yang sering muncul, tetapi sayapikit akan keliru meng-
asosiasikannya dengan segala sesuatu yang teriadi di dunia Arab
dan Islam. Maksud saya, fundamentalisme punya cap yang bet-
beda-beda. Ada petdebatan yang sedang bedangsung, dan saya
pikir sekarangl<ttaberada di sebuah titik di dunia Arab -dr maraa
alternaif teligius sudah terbukti mengece\vakan. Anda bisa jadi
seorang Muslim, tetapi apalah arinya memiliki ilmu ekonomi
Muslim, ilmu kimia Muslim. Dengan katalaln,ada sebuah norma
universal (yutg hatus dianut) ketika orang sampai ke soal menja-
lankan sebuah fleg r^yang modern. Tetapi peft^nyaannyaadalah,
bagumana dengan oraflg-orartg yang mewakili satu sisi lain Is-
lam, yang metupakan pedawanan Isiam terhadap Barat? Di Tepi
Barat dt Gaza or ng menganggap dirinya militan-militan Islam
yang melawan pendudukan Istael,karena itu merupakan wilayah
terakhir dalam kehidupan mereka yang tidak mampu diterobos
oleh orang-onng Israel, seperti halnya yang teriadt dt -NIlazair
selama masa pendudukan bangsa Prancis. Jadt, ada jenis-jenis Is-
lam yang berbeda-beda, ada berbagai ienis sekularisme yang juga
betbeda-beda. I{embali ke soal Rushdie, adabanyak penuhs dan
intelektual Arab, tetmasuk saya sendiri, yang terang-terangan men-
dukung hak Salman Rushdie pun yang dipilihnya, dan itu
^t^s ^pa
harus ditegaskan. Tetapi, yangiugakami ketengahkan adalah fakta
bahwa terdapatbanyak penulis Muslim di dunia Atab, di wilayah-
wilayah pendudukan, misalnya, yang dipeniankan oleh bangsa
Israel sebagai wartawafl-wartawarL dan novelis-novelis demi alas-
an- alasan kep anta s an p olitik. Mis alkan, btcan tentang p elantgan
552- EDwARD ST SAID
sisi lain? Dan apakah Anda melihat bahay kenbalin1a orang ke nasio-
nalisme-nasionalisme di E ropalang lagi-lag akan nery'adi patttulan cermin
bag ky'adian-keladian serapa di dunia Arab?
Saya pikir jelas itu adalah sebuah jebakan besar. Saya lebih
suka melihzrtF;ropa yang lebih sadat, misalnya, akan selarah ko-
lonialnya. Dengan kata lain, untuk tidak mengatakannya begrtu
kita sudah melampaui itu, kita adalah sesuatu yang bet-
saja, we//,
beda sekatang ini. Sejatah Anda sebagai bangsa Etopa ltga adalah
sejanh kolonial; dan Afrika lJtara, misalnya, harus dihadapi se-
bagai sebuah faktayangmemberi tahu Anda tentang perilaku Anda
sekarang dan mempetbarui hubungan Anda dengan kebudaya-
an-kebudaya^n yar.'g sebelumnya teriaiah ttu.
ApakahyngAnda maksudkan ada/ah juga dengan cara mengakai
imtgran irzzgran lang nerupakan bagian dari kita?
Pada akhitnya, hatus ada pemah^m n bahwa tidak ada pe-
ngelompokan politik ataupun kebangsaan yang homogen' Segala
sesuatu yang kita bicarakan pasti bercampur aduk.Kita berhadap-
an dengan sebuah dunia yang bergantung satu sama lain, masyara-
kat-masyarakat blasteran. Meteka itu hybrid, mereka tidak mumi.
Dan itw nerapakan kekuatan dan kebaikan.
Bagi saya ini adalah sebuah kebaikan. Yang sedang Anda mulai
lihat sekarang adalah sebuah retorika purifikasi. Saya sedang btcan
tentang KananJauh,katakanlah, di Prancis, Le Pen. Gagasan bahwa
Eropa hanya untuk bangsa Eropa, sedang mulai Anda dengar
sekarang. Di satu tingkatan, pandangan ini jelas-jelas bermaksud
mengusir Amerika Serikat, dan juga Jepang. Lihatlah rctonka Ja-
p an- bas hing. Masalah fundament alnya adalah pendidikan. Keba-
nyakan sistem pendidikan sekarang ini , sayayakin, masih nasionalis,
yaitu sistem-sistem itu meningkatkan otoritas identitas nasional
dengan cara y^ngdicita-citakan dan mengisyatatkan bahwa sistem
556-EowanoWS'lto
itu tidak butuh kritik apa pun, tidak mungkin saiah atau keliru,
nilai kebaik^n y^ng maujud. Tidak ada sesuatu pun yang merie-
barkan benih-benih konflik untuk mas^yangdatang melebihi apa
yang kita didikkan kepada anak-anak dan mahasiswa-mahasiswa
kita di perguruan-perguruan tittgg, yaitu agat kita percaya tentang
diri kita sendiri.
Apakah Anda menganlurkan multikultaralisme, bahwa kita senes'
titlya membaca teks-teks dai tradisi-tradisi lain di samping nembaca teks-
IYell, saya kira kedua hat ini sudah tetiadi, setidaknya yang
pertama sudah. Betawal pada bulan Oktober 1'993, saya terlibat
SII{BoL VERSUS SuBSTANSI 559
-
bersarira otang lain di diaspora-para nasionalis yang loyal, pan
patriot Palestina yang sejati-yang yakin bahwa DOP adalah se-
buah hasil tawar-menawar yar.g butuk tetapi percaya cuma itulah
yang bisa kami dapatkan dan sekatang kami harus membantu Ara-
fat untuk terus maju. Saya maju betsama hal itu, darl menandata-
ngani dua buah petisi awalyangmeriuntut diteformasinya meka-
nisme-mekanisme PLq untuk merangkul orang-orang yang lebih
berkompeten, untuk menciptakan lembaga-lembaga, dan seterus-
nya, dan sebagainya. Dan sedihnya, rangkaian petisi itu-yang
kesemuanya tidak berguna-tetus bedanjut.
Sejak saat itu, berdasarkan bukti-bukti yang sudah saya kum-
pulkan, saya sudah mengambil sikap bahwa kepemimpinan itu
keras kepala dan tak bisa diperbarui. Mereka tidak mau-mende-
ngarkan satu sama lain-Arafat dan Abu Mazen pfahmoud Ab-
bas) dan Abu Alaa (Ahmed Qurai), untuk menyebut tiga orang
saja di sekatang sudah tidak saling bertegur sapa lagi-
^ntatanya,
juga tidak berminat mendengarkan orang lain. Merekahanya ter-
tarik untuk mewujudkan usulan-usulan meteka sendid dan me-
langgengkan kekuasaan mereka sendiri.
Karcnanya saya pikir ptioritas nomor satu untuk oposisi itu
hatuslah merupakan sebuah program yang koheren yaitu menuntut
p^ra pemimpin PLO hengkang. Meteka hatus dipaksa mun-
^gar
dur. Saya pikir sikap nonkooperasi dengan meteka adalahlangkah
pertama yang esensial, persis seperti halnya intifadah merupakan
sebentuk sikap nonkooperasi dengan penguasa pendudukan Is-
rael. Ingatlah bahwa Bayt Sahut, sebuah kota kecil di Tepi Barat,
menolak m ernb ay ar p ajak kep ada p ara p engua s a I s rael. Itulah yang
kami butuhkan sekarang. Bukan sajakarena kami masih melawan
pendudukan Istael, bahkan kami sedang memerangi penguasa-
budak pendudukan itu-yaitu PLO-yang kekhasannya betupa
gerakan pembebasan nasional pertarna dalam sejarah yang me-
nandatangani sebuah kesepakatan untuk menjaga agar sebuah ke-
kuasaan pendudukan tetap berada di tempatnya. Jadt, saya pikir
tanggung jawab utama setiap or^ngPalestina adalah tidak beketja
560 EDwARD s( SAID
-
sama dengan sebuah otoritas yang menggantikan pendudukan Is-
lze| dan dengan orangyang tidak berkompeten dalam hal itu.
Perhatian utama PLO adalah keamanat. Atafat belum juga
mampu membetsihkan jalan-jalan di Gaza, tetapi dia sudah marn-
pu mendirikan lima lembaga intelijen yang kesemvany^ saling me-
m ta-m^tisatu sama iain. Saya pikir ini meniengkelkan. Dia mem-
beredel koran-koran, nkyat diteror hingga bungkam, dan seba-
gatnya. Dan hasil bersihnya adalahbahwa situasi dan kondisi pen-
dudukan yang paling mengganggu masih tetap sama kalau tidak
bahkan lebih parah
Dua minggu yang lalu, sehari setelah ditandatanganinya kese-
pakatanpenyerahan kekuasaan, Jenderal Danny Rothschild mem-
buat sebuah pernyataan di mana dia mengatakan, "I{ami masih
merupakan kekuasaan riil di Tepi Barat dan Jalur G^z^." Dan ke-
ttka parawzrtawan kemudian menanyakafl apa yang sudah Israel
berikan kepada bangsa Palestina, dia meniawab: "I(ami sudah
b eri mer ek a hak untuk memb erika n p elay anan -p elay anan kep ada
para penduduk." Inrlah makna sesungguhnya dattpenyerahan ke-
kuasaan awal, dan PLO bahkan cidak mampu meiaksanakan tugas-
tugas yang luat biasa terbatas ini dengan efektif.
sunguh menarik bahwaAnda mengangappriontas oposisi ini berupa
nelibatkan pinpinan Palestina ketimbang menolak DOP. Apakah ini
berarti Anda menerima DOP sebagai sebuahfaktalang tak bisa diubah
logt?
Tidak juga. Saya hanya berpikir bahwa Penguasa Nasional
Paiestina eN$, agen-agen di pihak Palestina yang bertugas men-
jaga kesep akatzn itu pada tempatnya, telah menduduki tempat
yang semula disediakan untuk pafa penguasa pendudukan Israel.
Rakyat harus menolak bekerja sama dengan mereka-kendati se-
cara selektif-dimungkinkan, misalnya, untuk menerima pandang-
an bahwa pendidikan bangsa Palestina ada di t^ngar' bangsa Pa-
lestina sendiri. Tetapi, sejauh PNA adalah kekuatan keamanan
yang dalam pengettian tertentu bekeria untuk Israel, yang menarlg-
kapi orang-orarrg Palesti.na hzrrya katena orang Israel bilang me-
Sil,rsor VERSUS SUBSTANST 561
-
reka harus ditangkap, seperti yang beberapa kalf terjadt dalam
beberapa pekan terakhir ini, ini semua bukan metupakan ketja
sama yang harus dilakukan nkyat bersamanya. Dan dengan hal
itu, maksud saya, orang bukan hanya sekadar bilang, "Saya tidak
mau beketja sarna," melainkan berusaha mendirikan berbagai jenis
majelis yang berbeda, misalnya, dr mana kebutuhan-kebutuhan
lokal dapat ditangani dan dipenuhi oleh komunitas-komunitas,
yaitu persis seperti yang tetjadi selama intifadah. Itulah yang
meriurut saya seharusnya menjadi pdoritas pertama.
Hal kedua adalah merombak DOP. Untuk ini Anda membu-
tuhkan diaspora, mayoritas terbesar bangsa Palestina yang tidak
tinggai di Tepi Barat dan Jalut Gaza dan yang hak-haknya telah
diingkari. Saya pikir sarigat penting bahwa mereka harus dima-
sukkan ke dalam proses ini dengan cara tertentu yang signifikan,
untuk mendesakk an masalah-masalah seperti Jetusalem, pemu-
kiman-pemukiman, dan hak-hak untuk kembali, hak repatriasi,
dan hak untuk mendapatkan kompensasi. Rakyat di Israel dan di
wilayah-wilayah pendudukan selama ini selalu menjadi tawarran,
dan ini belum juga berubah.I{aretanya, solusinya sebagian harus
diprakarsai dzri Luar.
Dan nomor tiga-ini sangat penting-berkaitan dengan per-
baikan-petbaikan. Salah satu di arltara aspek-aspek yang paling
mengejutkan daikesepakatan-kesepakatan itu adalah fakta bahwa
Israei sama sekali tidak dituntut untuk melakukan perbaikan-per-
baikan apa pun. Bangsa Israel tidak hanya sudah benar-benar
menghancutkan masyankat Palestina pada tahun 1948, mereka
juga menghancurkan petekonomian Tepi Barat dan Jalur Gaza
selama dua puluh tujuh tahun terakhir masa pendudukan. Tetapr,
selama ini tidak ada perbaik^n apa pun dituntutkan kepada me-
teka. Bangsa Irak menduduki l(uwait hanya selama beberapa pe-
kan dan meteka akan terus rnembayar untuk segala sesuatu yang
telah mereka lakukan itu, secara finansial, untuk waktu yanglama
di masa-masa yarrg akan datang. Bangsa Israei harus dipaksa mem-
bayar juga. Memang kami sangat lemah, tetapi sejak 1,982 kepe-
562- EDwARDw SAID
Amerika atas PLO, dan khusasnla atas YasserArafat, dan bahwa seka-
rang An d a b ra da di a n tara o rang- o ra ng1 a ng p a li ng ke ra s n ngki ti k PLO
e e
dan Arafat?
Saya meras a Anfat sesungguhnya adalah seoraflg wakil bagi
nasionalisme bangsa Palestina, iauh melampaui peran aktuaLrya
sebagai seofaltg manusia. Dan dengan cata yang saflgat tetbuka,
diBant, dulu saya selaiu mendukungnya sebagicara untuk men-
clukung gag sankebangsaan Palestina. PLo adalah lembaga kami;
dulu saya membelanya sebagai sesuatu yang mewakili kami' Dulu
saya tefaflg-tef^rrgan membela Arafat bila dia diserang-sesuatu
yang terus saja teriadt fufia1a1-sebagai personifikasi pandangan
kebangsaan Palestina, tetapi saya arrgg p bukan urusan saya untuk
membela dirinya atau metode-metodenya ketika ini semua dipet-
masalahkan.
Sedangkan mengenai hubungan saya dengan Arafat dan pim-
pinan Palestina, dulu pun saya tidak pernah meniadi penasihat
dekatnya. Saya tinggal tedalu jauh dari mereka, dalam banyak
pengertian. Saya menguniungi mereka ketika saya petgi ke Beirut
dan kemudian ke Tunisia, dan sebelum itu ke Amman, dan hu-
bungan-hubungan ini seiak dulu pun selalu sangat kritis sifatnya'
Saya tidak pernah betusaha untuk mendapatkan ap^pun dari Ara-
Silr6or VBnsUS SgBSTANSt 563
-
fat. Yang sangat saya miflati adalah betusaha membuatny^ me-
mahami sifat Batat, dan khususnya Amerika-yang tentangnya
dia sama sekali tidak tahu apa-apa-dan mencoba meyakinkannya
tentaflg beberapa halyang sudah saya sebutkan sebelumflya, se-
perti petlunya sebuah kampanye, petlunya mengotganisasi sebuah
kampanye.
Dulu saya berusaha membuat mereka tidak terlalu kuat mem-
fokuskan diti pada pemerintahan (AS) itu. Saya kalah dalam hal
itu, karena pada akhitny^y^ttg mereka inginkan adalah tidur se-
nnjangbersamaJames Baker dan George Bush. Mereka pikir itu
prestasi terbesar mereka, bahwa menteri luar negeri berbicara
dengan mereka. Tetapi, sebelum dia betbican dengan mereka,
dia bicara pada saya. Saya bettemu Menteri Luar Negeti,.,Vance,
pada tahun L979. Saya purrya akses kepadanya' Saya punya akses
kepada mereka semua, karena saya tinggal di Amerika dan me-
ngenal siapa saja seperti mereka kenal pada saya. Saya bertemu
Menteri Luat Negeri, Shulz, pada tahun 1988 betsama Ibtahim
Abu-Lughod. \faktu itu kami tidak diinstruksikan PLO untuk
menemuinya. Apa yang kami sampaikan kepada Shultz dan ke-
mudian kepada f,1af1-21au tepatny^ ap^ yang pada waktu iru
disampaikan Abu-Lughod kepada f,12f11-5ama sekali tidak
membuat meteka tetkesan.
Selama ini saya selalu berpandangan bahwa masalah Palestina
di Amedka Sedkat dan di Batat pada umumnya adalah persoal-
anflyaoposis| bukan persoalannya pemerin tah, danitu harus kami
ketjakan dengan konstituensi kami. Pimpinan tidak pernah tertarik
akanhal itu. Seperti yang terjadi pada musim gugur 1989, ketika
saya sedang melakukan wawarac ta panlang dengan a /-pa b as, surat
kabar Kuwait, saya ter2iflg-teraflgan mengkritik pedaku mereka.
Dan selama musim panas 1.991', ketika saya tetlibat dalam
penyelenggataan Konferensi Madrid, dengan berusaha merumus-
kan sebuah suategi bagi bangsa Palestina untuk menghadapi kon-
ferensi itu dan memasdkafl apz- yang kami inginkan dari otang-
orarrgAmerika itu, pada akhirrLya saya sadari bahwa satu-satunya
564 !7 sam
-Eowano
yang mereka (pimpinan PLO) inginkan adalah ditedma. Mereka
tidak betminat untuk melawan dan berjuang, menjadi setara, me-
reka hanya ingin orang-orang kulit putih itu bilang meteka itu
oK. Itu saja. saya tefcengafig-cengang. Saat inrlah saya putus dari
mereka, dan sekarangs^ya sama sekali tidak punya hubungan de-
ngalr mereka. Bahkan, saya menolak berbicata dengan meteka.
Percuma saja. Pimpinan ini tak lain adalahapayaflgFnntz Fanon
dulu sebut "Kulit Flitam, Topeng Pudh". Mereka mati-matian
ingin menjadi kulit putih. Bukan ini perjuangan kami sesungguh-
nya. Tetapi sebelum putus sekalipun, hubungan saya dengan me-
reka selalu kdtis sifatnya. F{angat, tetapi kritis.
Say ingin tahu apakah Anda bisa nenlelaskan dengan terperinci
satu tema lainnla lang pernah Anda ulas dalam talisan-tulisan Anda
s a k di ta n d a ta nga n i n1t a D OP,
e1
1 ai tu n s u a tu 1 a ng A n d a i s ti la h ka n " dis-
cipline of detail" (disiplin dalam hal-hal yng kecil tetapi penting-
pent./ dan pandangan Anda bahwa pinpinan Palestina tidak neniliki
disiplin itu.
Yang saya maksud dengan discipline of detail ini paling baik
dijelaskan dengan sebuah cetrt^ pendek. Dalam perundingan-pe-
rundingan yang dimulai sejak dari Oslo hingga Kaitq semua-
benat-benar semua-fakta, dokumen, angka, dan bahkafl peta-
peta yang kami gunakan adalah buatan Israel. PLO tidak malnpu
memproduksi satu item informasi pun t^npa diambil dari sumber
Israel. Dan itu tentang negeri kami! Inilah yang saya maksud dengan
discipline of detail.I(alau Anda akan berunding dengan musuh An-
da-dan Istael adalah musuh kami-Anda butuh peta-peta yang
Anda buat sendiri. Kami butuh sebuah strategi lapangan,terutama
untuk Jerusalem yang selama ini sudah digerogoti sedikit demi
sedikit oleh Israel. Motto sejarah mereka adalah'Another Acre,
Anothet Goat" ("Tambah tanah, tambah kambing"). Seiak dulu,
bangsa Palestina belum pernah membuat sebuah konttasuategi
pun.
Di jetusalem,
ada seorang geografer Belanda, Jan de Jotg,
yang telah mendokumentasikan apa saja yang sudah dan sedang
Sn6or VERSUS SgBSTANST 565
-
mereka lakukan dan apa rencana-feflc na mereka. Dokumentasi
itu disediakanbag1 siapa saja yang ingin melihatnya. Tetapi, pim-
pinan Palestina tidak pernah menanggaprnya sama sekali. Pemu-
kiman-pemukiman terus bettumbuh dan, berikut ianngan lalan
lalan di sana, sebagian besar dibangun oleh buruh-buruh Palestina.
I(ami belum pernah merumuskan sebuah sttategi pun'untuk men-
cegah partisipasi buruh-buruh Palestina dalam pencaplokan ter-
hadap tanah kami sendiri.
Dan terutama selama tahun-tahufi saya mengenal kepemim-
pinan ini, mereka tidak pernah punya visi, ataupun kesetiusan,
untuk membangun dan mengembangkan sebuah suategi yang sis-
tematis dalam maraa tiap-tiap detailnya merupakan sebuah bagSan
organik dari keseluruhan. Cara Andamembangun sebuah strategi
nl. adalah dengan mengumpulkan di sekitar Anda orang-orang
yang mau-bukan demi uang melainkan demi dedikasi-mem-
baktikan dirinya kepada gagasan pembebasan. Tetapi, pimpinan
ini tidak tertadk pada pembebasan, sesuatu yang menuntut usaha-
usaha keras dan discipline of detail, di mana bahkan satu inci persegi
yang benar-benar sudah tetbebaskan adalah jauh lebih penting
ketimbang mengusahakan prinsip-prinsip umrrn sepeti DOP di-
tandatangani di $Tashingtori. I(ami akan membutuhkan seluruh
generasi untuk dilatih dalam halapayarlgsecara efektif metupakan
sebuah perjuangan yang modern.
Saya tidak mau nasib saya sebagai seorang Palestina akan se-
peri nasibnya Indian Amedka atarlt or^rlg-orang Afrika abad ke-
sembilan belas di rna,na kulit putih memberi kepala sukunya be-
berapa perhiasan kecil dan berkata, "OK, sekarang kamu pemim-
pinnya, tetapi kamilah kekuasaan yang sesungguhnya di sini." I(a-
mi sehatusny^ rrcr^s^ bahwa kami setara (dengan mereka) dan
kami mampu melawan meteka di bidang-bidang teknik dan ilmiah,
bahwa kami tahu kami bicarakan-bahwakami sudah
^p^y^ng
temukan infotmasi yang kami punya untuk did kami sendiri. Mu-
sim panas laht ada pembicataan yang dilakukan oleh dua ratus
pelaksana teknik di Tepi Barat dan Gaza yang mengkaji masalah-
566 Eowan-oW San
-
masalah seperqi pengungsi, air, tanah, dan lun-Iain, tetapi tidak
ada hasilnya. I{ami hanya punya satu orang pembuat keputusan,
yaitu Pak Arafat, dan dia bukanlah orallg yang berpendidikan,
dia tidak bisa memb aca dalarn satu bahasa asing pun, dia tidak
punya fokus, dan dia memerintah seluruh bangsa yang tetdiri dari
erram juta penduduk yang merniliki dokter, peflg car^, insiny"rt,
dan intelektual-intelektual tetkemuka di Timur Tengah dan pan
sarjanaperguruan tittgs terbaik di kawasan ini. Ini memalukan.
Arafatbilang bahwa kami percayapada Rabin. Tetapi, t'ryata-
nya situasi tetus bertambah buruk seiak DOP ditandatangani.
Olzng-onng Israel bergerak bukan hanya untuk merampas sega-
Ianya dari kami-dan mereka sudah melakukannya-tetapi, iuga
menghina kami dalam artlkata yang seluas-luasnya. Yang sangat
memalukan dan menjengkelkan tentarig periode sejak ditandata-
nganinya DOP adalah bahwa Rabin dan getombolannya, yang
pada hakikatriya masih tetap merupakan orang-orang militer yang
bebal, dibayat sebagai orang-orang yang ctnta damai dan memiliki
visi dan keberanian dan segala tetek bengek lainnya, bahkan seka-
lipun mereka terus saja menerapkan kebijakan-kebiiakan yang se-
lalu mereka dasarkzt pada pandangan-pand yang mengang-
^flgan
gap bangsa Palestina sebagai bangsa yang inferior. Implementasi
kesepakatan ini dalam pengertian terteritu mewujudkan pandang-
an ini karenamembuat kami betganturlg pada mereka-kamiiadt
tak punya kewenangan apa-apa, mereka memegang semua kekua-
saan yarig sesungguhnya, meteka lebih banyak tahu. Bahkan orang-
orang yang dengaflnya mereka menandatafigani kesepakatan itu,
sepeti Arafat, pun dihina-(mereka bilang) dia sedang dicari-
cari di Gaza. Para juru runding Palestina tidak mampu menda-
patkan dari bangsa Istael hak untuk melintas dati Jalur Gaza ke
Yericho sekalipun, padahal lanknya hanya sembilan puluh mil.
Dan pimpinan ini sepakat-sep akat saia dengan mereka, katena
seperti Abu-'Arab bilang, Anda tahu, "Itu tidak penting." Tetapi
sesungguhnya semua hal ini benar-benar teramat penting.
Seolah-olah mereka disejukkan dengan kesepakatan ini, yaitu
Snvrsor. VEnsuS SUBSTANSt 567
-
s di dalamny a s atu- s atuny a lnal y ang diakui
ebu ah, ke s ep zkatan yang
oleh bangsa Istael adalah bahwa PLO itu wakil bangsa Palestina.
D at Arafat ditedma di Gedung Putih. Tetapi sekatang ini di Ame-
rika, PLO masih dianggap sebagai sebuah organisasi biasa. Kami
belum juga mendapatkan satu sen pun dad Amerika Serikat. Ha-
nya untuk memindahkan beberapa pasukan dtGaza sehingga Ara-
fat bisa masuk pada tanggal 1 Juli saja, otang-orang Amedka me-
nambahkan 180 yuta dolar ke dalam ar'ggarzLn bantuan untuk Is-
rael. Kami tidak dapat pandangan bahwa kami harus
^pa-apa.Ada
menerima apa pun yang dibedkan kepada kami; iti y?tg sayatak
paham sama sekali.
Dalan reaksi pertama Anda terhadap DOP Anda benar-benar me-
' PLO bukanlah sesuatuilang bisa
ngatakan bahwa pengakuan Israel atas
diangg@ re me h. Te tapi, pan dangan-pan dangan lang b erke m b ang be lakangan
ini kelihatannla adalah bahwa PLO kbih nerupakan sebuah sinbol ke-
timbang substansl
Anda apayangmereka rundingkan pada
Jelas sekali. Tahukah
lmalarn terakhir sebelum penandatanganafl l(esepakatan 4 Mei,
menurut pets Inggris dan menurut seorang teman yangpadawak-
tu itu ada di sana? Apakah Atafatbisamembubuhkan kesuka^nny^
di prangko pos! Ternyata ttlJ;ah yang diminainyal Dan seorang
teman saya y^ng ada di Komite Eksekutif PLO pada waktu itu
memberi tat-iu saya bahwa selama bedangsungnya perundingan-
perundingan di Oslo antata juru runding utama Palestina Abu
Alaa dengan orang Israel, Arafat hanya berminat pada baglan-
bagian yang ada kzttarnya dengan diti"yu saia. Jadt, ini memang
soal lebih pentingnya simbol-simbol ketimbang substansi. Sung-
guh memalukan bahwa kami hatus menedma hal yang tidak masuk
akal semacam itu. Dia tiba di Yericho dengan kawalan sebuah
helikoptet Israel. Bayangkan bagmnana p erasaatr tawaflan-tawaflan
Palestina melihat "Pemimpin Tertinggi" dikawal oleh orang-orang
yang menjebloskan mereka ke peniara. Di dalam situasi inilah kami
berada. Dan itulah mengapa saya pikir Arafat, seandainya dia pu-
nya sopan santun, seandainya dia punya motalitas-danhalyang
568 EDwARD !q SAID
-
sama berlaku bagi semua pemimpin dan pata iuru tundingyang
mengelilingin y punya kekuatan dalam proses yang menge-
y
^ ^ng
rikan ini-akan betkata, "Cttma ini yang bisa kita lakukan." Me-
nurut pendapat saya, kami butuh sebuah refetendum.
Se/urah isu tentang demokrasi sudah mengemuka sepanlangtahan /a/u-
Tanpaknla jelas bahwa satu elemen kunci dalam progran refornasi apa
pun, khasusnla karena sekarangPl-O dipasatkan sepenahnla di lYilayh
Pendudukan Palestina (Oaapied Palestinian Territories/ OPT), adalah
merlye/enggarakan penilihan zlmun (penilu) dan referendum di sana. Pada
saat lang sarza tidakkah Anda lzlerasa bahwa pemilu di OPT, bahkan
seandainla penilu itu bebas, dan sangat derzokratis sekalipun, akan se-
m a ki n m e m argi n a /k a n ko m u n i tas - ko m u n i ta s o ra ng Pa le s ti n a J a ng ti nga /
di negeri-negei buangan?
Itu benar sekali. Saya pikir selama ini pentingnya pemilu yang
"bebas dan terbuka" sudah terlalu dibesar-besatkan. Pertama,
sec ra konstitusional, saya pikir sama sekali tidak akan mungkin
ada, dalam situasi dan kondisi sekatang ini, sebuah pemilu yang
benar-benar bebas dan terbuka,karena ada terrtara pendudukan
Israel, dan Penguasa Nasional Palestina €NA) yang kekuasaan
dan otoritasnya berasal dad pendudukan Israel, dan iuga katena
satu-satunya alternattf yang dimungkinkan hanyalah Anfat dan
PLO di satu sisi, atau penguasa pendudukan Israel di sisi yang
lain.
Jadi, sayabukanlah salah satu dari orang-orang Palestina libe-
nl bergaya-Amerika yang sedang berkembang biak di Amerika
dan di m taz-m rr^yangmenimpakan semua tanggung jawab dan
kes alahan kep ada Arafat karena telah menolak demokrasi. Maksud
saya, Araftt bukanlah bagian dari bangunan demokrasi apa pun.
Dia diberi rrrandat oleh orang Israel untuk menegakkafl ap^y^ng
mereka sebut sebagai keamanan mereka, oleh karena itu Anda
tidak bisa menggelar pemilu yang demokratis dalam pengertian
yang paling dalam.
Dan kedua, seperti Anda bilang, kalau tidak dibatengi dengan
dilibatkannya otarlg-orang Palestin yarrg ada di diaspora, maka
SIMBoL VERSUS SUBSTANSI 569
-
pemilu itu akan semakin meminggirkan mereka. Saya sepakat se-
penuhnya. Jadi, itulah rrlLerrg^pa saya terus saiabican tentarrg per-
lunya sebuah sensus, tefltang perlunya maiel-is-majelis yang di da-
lamnya duduk orang-orang Palestina, tak peduli dtrrrzna pun me-
reka berada, baik di Tepi Barat danJalut Gaza, di dalam wilayah
Israel, di Lebanon, atau di m na pun juga. Dan saya terkejut bah-
wa ini belum juga tedaksana.Dan sebelum ada pengertian bahwa
bangsa Palestina harus memadukan diri sebagai sebuah lembaga
politik, Anda tidak akan pemah bisa punya demokrasi. Anda tidak
mungkin purrya demokrasi yang disahkan dengan dekrit dan atas.
Itu semacam parodi atas semua ini. Jadi, saya tidak pernah bican
tentang pemilu sebagai obat ata:u jawaban atas rnasalah ini. Ada
pemilu di Syria, Irak, Mesir. Pemilu-pemilu itu dianggap demo-
kratis dan tetbuka, di mana setiap orang dapat memilih dan dipi-
lih, dan seterusnya dan sebagainya. Tetapt, apa afiarrya pemilu-
pemilu itu? Yang dipedukan adalah sebuah kultur demokrasi, bu-
kan hanya sekadar beberapa pretensi demokrasi yang tiba-tiba
muncul yang diharapkan bisa memecahkan masalah-masalahkami.
Ngon o ng ngo m o ng s o a / ko m u nita s o rang Pa le s ti n a di p e ngas i nga n, tam -
yang muncul dan hanya betkata, "Marj. kitaketjakan ini dan mari
kita lakukan itu." Sejauh y^ngs^yapaharni,inadalah sesuatu yang
harus dimulai oleh rakyat sendid.
Cenerasi Anda sangat baryak terlibat dalam khirryta gerakan ke-
bangsaan Palestina kontemporer, dan, terlebih lagi, selama bangkitrya ge-
rakan itu hinga ptlnJta nama di dunia internasional pada periode setelah
/ 957. Say ingzn tahu bagaimana, lebih dai seperempat abad kerzudian,
Anda melibat ambisi-ambisi, aspirasi-aspirasi, dan cita-cita yng pada
nulan1a memotiaasi Anda. Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda akan
berada di posisi Anda sekarang
Tidak. Saya beri tahu Anda, pandangan utamatentang rentang
waktu dua puluh hma ataw tiga puluh tahun terakhir ini adalah
bahwa kami masih belum mampu-wel[ biatlah saya mengata-
kanny a demikian. Keberhasilan-keberhasilannya sudah j elas : lem-
bagalembaga, PLO, rasa kesadaran berbangsa, dan seterusnya
dan sebagainya. Kegagalan-kegag alannya baru saia kita bicarakan.
Tetapi, salah satu hal yang menghantui saya adalah bahwa,
seperti halnya kebanyakan orang Arab-dan ini barangkali me-
rupakan haI yang membudaya sifatnya-kami baru bisa berpikir
dalarn pengertian untuk bertahan hidup, keteguhan, sumud. Kami
belum pernah beranjak dari situ dan mulai berpikir dalam pe-
ngertian bagnrnana carartya untuk benar-benar meflaflg, sesuatu
hal yang sangat berbeda. Untuk tinggal di suatu tempat, dar. agar
tak kehilangarr apa-^pa yar'g kami miliki-itu sangat penting dan
hingga derajat tertentu kami sudah melakukannya. Kami tetap
sebuah bangsa, Palestina, sekalipun kami mengalami segala pe-
rarrrpasafl dan penindasan, dan meskipun ada Deklarasi Prinsip-
Prinsip (DOP), dan lain sebagainya. Ada sebuah kesadaran ber-
kebangsaan Palestina di sana. Tetapi, kami belum.mampu mene-
mukan sebuah mekanisme atau sebuah metode atau sebuah politik
untuk mengubah perampasan hak menjadi pengembalian hak, un-
tuk mengubah kekalahan dan ketugian, yangbenat-benar menjadi
sejatah kami selama empat puiuh lima tahun terakhit ini, menjadi
sesuatu yang menyetupai kemenangarr yang sesungguhnya.
574- EnwanoIT Snm
dan ap,ademis bukan harrya negara ini, melainkan juga bagi dania pada
ttnxlmnJ/a sangat laar biasa dan tiada taranlta dalan hal bahwa sumbangan-
sambangan itu nemiliki pengarah kuat dalam membentuk sebagian
dari
tinalah lang terpenting. Dalam baryak hal Anda bisa disebut sebagai se-
fat?
JAI-ANYANGJARANG Drrarul 579
-
Oh, sepenuhnya. Saya o:oiflgnya biak-blakan, sebagian or:,ng
bilang saya adalah seoralrg penentang yang tetlalu blak-blakan'
Dulu saya tidak pernah menemukan seorang pun yang bisa mem-
belanyakalart saya sedang ada dt sana. Bahkafl saya petnah mela-
kukan :-:apat panj^ng dengan salah satu dari menteri-mentednya'
seorarrg penasihatny^ y^ng sangat dekat yang sudah' saya kenal
seiak zarnannya Beitut dan dia mengkritik Arafat habis-habisan.
Dia bilang Arafat itu otang yang korup dan kalaupun Anda
sampingkan itu, masih ada sifatny y^llgmeledak-ledak, hasratnya
^
untuk menguasai dan mengendalikan segala sesuatu dan dia adalah
seorang despot.
Dan semuaitu berrzula, pada awalnla ..'.
' lVe//, tentu. Sangat sulit bagi orang seperti s^ya,yaflg sudah
tedibat dalam perjuangan untuk mendapatkan hak-hak kebangsaan
bangsa Palestina selama tiga puluh tahun, untuk mengetahui bahwa
ofang yang saya dukung dan bela di neg^faini sudah mengkhianati
semua orang. Ngomong-ngomong, dulu saya terkenal diAmerika
sebagai orangnya Arafatkarena dulu saya sangat dekat dengannya
dan saya melakukantyzkarena komitmen, katena dia adalah pe-
mimpin nkyat, dan sebagainya. Dan sekatang dta adalah seorang
penguasa-budak, semacam orang kepercayaannya Israel di Tepi
B ant.Ini tidak hanya mengejutkan meiaink an lru;ar biasa dramatis.
Hari pettama say^ di sana '.. Putra saya tinggal di sana. Saya se-
dang bermobii menuiu markas besar militer Paiestina di Ramallah
dan saatitu sedang ada unjuk rasa dan kami berhenti lalu tufufl
dar- ada mahasiswa-mahasiswa sedang berunjuk rasa menentang
penguasa-penguasa Palestina, menentang mereka katena hari itu
mereka menangkap 50 orang mahasiswa dan menahan mereka'
Persis seperti yang duiu biasa mereka lakukan terhadap orang-
orang Israel, hanya saia sekanng terhadap orang-orang Palestina
sendirilah, dan bukanflya ot t:Ig-ofartglsrael, mereka melakukan-
Llya.
Apa jalan kelaarnla sekarang?
Saya tidak kenal kompromi dalam keyakinan saya bahwa dua
580 EDwARD !( Sam
-
hal harus te{adi. Satu adalah kami harus membebaskan diti kami
sendiri dari kepemimpinan yang sekarang. Atafat itu tak bisa di-
refotmasi. Dia memang seorang ahli taktik yang briiian, tetapi
dia tidak bisa membangun sebuah negar^ dan dia tidak punya
visi, benar-benar tetobsesi dengan segala tetek bengek kekuasaan
dan terutama, dia ditunggangi oleh muatari-muatari kesepakatan
Oslo. I{ami tidak punya kedaulatan teritorial, tidak punya keutuh-
tefltoflal. Untuk bisa sampai dari satu ke lain kota kami hatus
^n
melewati barikade-badkade Israel. Untuk bisa menin ggalkan Gaza
dan untuk bisa sampai ke Tepi Baratyanghanyabetiank 65. k-,
orang harus minta izin Israel. Kedua, kami butuh sebuah getakan
perdamaian baru yang akan tetus berunding dengan Istael atas
dasar kesetata n.Ini adalah periuangan yang panjang dan lama,
karena kami sangat lemah. Kami tidak punya dukungan; tidak
sepeti Israel yang punya dukungan dari Ametika Sedkat, dan
Amerika Serikat adalah sebuah negara dunia nomor satu. Kalau
sekatang Anda bermobil dari Jerusalem yang sekatang merupa-
kan bagian dari Israel drialm menuju Ramallah yang merupakan
ibu kotanya Tepi Barat,itu sama halnya seperti berjalan melintasi
Califotnia Seiatan, dengan melintasi sebuah barikade militer dan
tiba-tiba Anda sudah berada di Bangladesh. Jalan itu menyempit
hingga tinggal setengah lebarnya, penuh dengan lubang-lubang
besar dan dalam, dan tak ada satu pun orang di sekitarnya mem-
petbaikinya. Rumah-rumah yang ada pun reyot, raky atny a miskin
dan tetdapat 70 persen periganggurafl. Orang Israel mengonuol
ekonomi, mereka mengontrol keamanan, meteka mengontrol per-
batasan, meteka mengontrol segalanya. Lalu bagairr'ana sebuah
bangsa bisa mendaparkan kemerdekaannya? Perjuangan ini hatus
terus berjalan.
B again ana dengan pen banganan so sial?
Setiap pembangunan sosial yanglayak dan masuk akal terus
ditindas. Arafat adalah sebuah model peran yang sangat butuk.
Dan sekatang salah satu dari hal-hal y^ng say^ tengatai, ini cuma
kesan, adalzh bahwa semua LSM yang sekatang sedang mulai-
JATANYANGJARANG DILATUI 581
-
beberapa di afltzrranya berani dan mengagumkat-peIz-
sarrgat
tihan kej ur :uan, layatan-Iay ananinfotmasi, memberikan masukan-
masukan pendidikan, pengemb kurikulum, dan sebagainya
^ngafl
.... I{ebanyakanbe\zlan sendiri. Otang yang tidak pernah dipilih
sudah betada di sana selama dua puluh tahun. Anda paham mak-
sud saya? Ini sama di banyak bagqan Dunia Ketiga.' India ielas
sudah berhasil melalui hal itu, tetapi sayangnya, kami belum. Dan
kalau kami tidak menetapkan sebuah model baru bagi kehidupan
dan pembelaiaran yang koiab onttf atau koope ntj:f , bagaimzna
beketja sama, Anda tahu, tidak menikam orang dari belakang,
dan semua detail hingga ke hal yang sekecil-kecilnya yang me-
rangkai sebuah kehidupan yatgmadani. Dan sebelum kami me-
lakukan itu, kami akan tetap jatan di tempat. Kami adaiahsebuah
negara Dunia Keempat, iuat biasa tetbelakang.
Apakah lebih buruk dari, katakanlah, Bangladesh atail Nepal?
Tak diragukan lagi. Karena, iangan lupa, negara-negara ttu
miskin katena alasan-alasan alamiah dan yang lainnya; sedikit saja
alasan-alasan politik. Tapi dalam kasus kami, hhat saia Gaza. Se
perti dikatakan SaraFtoy, Gaza mernang sengaia dibuat terbela-
kang oleh orang Israel. Meteka menghancurkan perekonomian,
dan hal yang sama terjadi di Tepi Bant.Israel sudah menialankan
pendudukan militernya selama dua puluh sembilan tahun "' ini
pendudukan militer tetlafrla kedua di abad kedua puluh dan itu
berarti bahwa mereka mendeportasi orang, meteka membubarkan
organisasi-organisasi, mereka menutup sekoiah-sekolah, mereka
menutup univetsitas-univetsitas. I{ami punya satu generasi 1'ang
kesemuanya tidak berpendidikan. Jadi, ini semua adalah beban
yang sangat berat untuk ditanggung. Sekarang memang ada sebuah
borjuasi, sebuah kelas menengah, dan mereka makmur dan tahu
bagaimana mengurus diri sendiri, tetapi sekatang ini saya sedang
bicara tefltang nkyat kebanyakan .'.'
sebagian dari karya Anda?
Jadi, seberapa pentingkah semild ini bagi
Ini sangat penting. Maksud saya ini bukan hal yang :ut^ma,
tetapi ini adalah salah satu di antara hai-hal vt^ffLayang saya laku-
582- E,DryARD!C SAID
satu ataa lain cara sedang diasingkan dari sebagian dai masalah-masalah
dan kebudalaan?
Ya,katena jenis tulisan ini punya pembaca intetnasional.
Dalam pengertian ini apakah nouel-noyel ini puryta satu pesan, se-
nlebarkan jenis sastra lang satu ini kEada kalangan publik yng lebih
luas?
Mereka memang pufrya sebuah petan, tetapi mereka tidak
memainkafLfry^. Pokoknya saya tah]u tentang (media) Amerika
yang sesungguhnya, kualitasnya sarlgat rendah dan dalam pan-
dangan saya media ini hanya meniual kebohongan-kebohongan
dan stefeotip-stereotip sefta propaganda. Bagl saya jelas tidak
mungkin meflontofi teievisi bahkan membaca koran-koran seperti
The New\hrkTines t^np^mefasa pedu mengoteksi meteka karena
mereka begitu licik dan pembohong, begitu penuh, meflufut saya,
dengan p ersp ektif-perspektif yang keliru, dan konteks -konteksnya
sering kali salah.
Tpi, Anda tidak nenl'auhi mereka?
Tidak sepenuhny a, tetapt peluang-peluang yang ditaw ztkan
ofang sangat terbatas. Mereka tidak mau mendengat da/jr saya,
mereka mau mend efiguf dari orang-ofang yang kurang lebihnya
menegakkan kebijakan nasional dan mengatakanhal-hal yang me-
reka harapkan. Saya fasa tugas sayalah hingga titik tertentu untuk
melakukan intervensi kapan pun saya bisa'
Dalam Culture and Imperialism, Anda bicara tentangperlawanan
terhad.ap negara per4Eahlang berkembang secara gradaal; sekarang dalam
situasi neokolonialisrne dan dominasi-dominasi ekonomi Ameika dewasa
diskusi ini
Jacquu-INB Ross: Say harap kita drym memanfaatk),an
sebagai sebuah kesempatan bagt Anda untuk meryawab sebagian dai ki-
ti k- ki ti k, u n tu k ti d a k m e n1t e b u tn1 a m i s repre s e n ta si, 1 ang te rk a-dang s e cd -
kepada hal ini. Sajta berada di sini sebagai rerrang wanita Yahudi dan
seorangfeminisyng meruiliki komitnenlang cukup lama terhadap peni'
kiran psikoanalis dan, nari kita hadapi ini, tak sattl pan dari julukan-
julakan ini dapat dikatakan cocok untuk Anda. Karenanjta sala juga
berhar@ bahwa kita akan purya kesempatan antuk nendemonstrasikan
adalahnasib yang tidak ingin saya alar.rlt. Saya sedang menulis pada
saat ditandatanganinya kesepakatan Oslo ketika adaperayaan uni-
versal dan orang-orang di televisi sedang bicara tentang peristiwa
yang mengguncangkan-dunia ini, dan saya sedang merasakan per-
sis sebaliknya. Saya pikit saat itu adalah saat y^ng sangat buruk.
Sejak saat itu, pokoknya s^y^ rasa penting untuk tidak membiarkan
segala sesuatunya lepas begitu saja. Selamairysaya sudah curiga,
karena ini sudah mendekati kehancuran: orang berkata, we//, itt
semua betgantung pada bagatrnana Anda melihatnya. Saya perc^ya
pada fakta dan sering kali fakta dibelokkan atau dihapuskan atau
d"ibesar-bes arkan atau disembunyikan atau dilupakan. . .
tal di Uniaersitas l-.ondon, dan Anda berdiri di ruangan itu dan menceritakan
tentang jalan1alan lang saat itu tengah dibangan melintasi sesuatu lang
disebut-sebut sebagai bakal wilayh wiklah -y*g dibebaskan dan baru
merdeka. Secara singkat padat dan jelas, Anda perlihatkan kepada saJt-
sala-ketidaklalakan
dan selak saat itw kesan itu terus melekatpada diri
ekonomi dari apa yng saat itu tengah n(adi pada bangsa Palestina. Itu
ko n si s te n d e nga n ke h i d up a n seo ra ngf u ra b i cara 1 a ng tugai nJ a, s ep e rti An d a
katakan, adalah "memadukan kehendak noral dengan pemahaman atas
ba kti - b u kti " atau' fu e n1t amp ai kan ke b e n aran kEada p e ngu as a ". D i pi h ak
lain, dalam banlak tulisan Anda, khususnla tentang sastra dan musik,
gatrah Anda adalah untuk modernisme, Jlang meftarut penjelasan Anda
sendiri, skeptis terhadap konsep-konsep tertentu tentang kebenaran, kenis-
caJ/aan, dan lain sebagainla. Bisakah Anda katakan sesuatu tentang ba-
gainana Anda sepakat dengan itu atau bagainanakah Anda nelihat ke-
terkaitan antara pencerahan dan komponen-komponen modernis dari apa
yng Anda lakakan?
Dalam banyak hal, keduanya benat-benar sangat betbeda se-
perti yang Anda katakan. I{alau Anda menulis.tentang modernis-
me dengan seluruh skeptisismenyz dzrr, terutama, i-roninya, maka
sesungguhnya Anda sedang bican tentang sesuatu yang sangat
berbeda dan apayang sudah dilakukan oleh seotang aktot politik
KENBArI KE DrRr KANfi SsNorRr 593
-
tertentu, yaitu tentangapa yang sebenarnya dirnaksud dengan pe-
nyelesaian politik atau proses politik. Tetapi, sesuatu yang menurut
saya menghubungkan keduanya adalah pet^saafl beteksplorasi dan
provisionalitas tertentu.
Selama ini hal yang
saya selalu sangat mencurigai sejumlah
saya pandang sangat bertalian. Para pejabat. Saya pili3r pan peja-
bat selalu berbohong. I.E Stone, wartawan besar Amerika yang
meninggal beberapa tahun lalu dan yar'g s^ya kenal cukup buik
menielang aldtfu hayatnya, pernah menerbitkan sebuah majalah
kecil dari tumahnya, sebuah mLajalah yang belakangan ini menjadi.
sangat berpengaruh di NTashington, yang berawal, sayakka,pada
Eisenhower, tetapi iuga selama rnasa I(ennedy dan
zatr;:ar:rrya
nenanlai sala saat nakan siang apakah sala punjta "darah Yahudi"
dalam diri say dan ketika salajawab, sembari berpikir bahwa itu pena-
nJdan Jang aneh tetapi saJ/a mail mery'awabn1a, bahwa sq'auh yng say
Kemau rs Dnr Karr,n SnNomr 597
-
tabu sajta hanla punla "daralt Yahudi" dalam dii sa1a, tetapi neng@a
dia menanlakannJa, jawabnlta: 'Karena sebelumn1a kanti pikir Anda
sezrang Yahudi, dan kemudian kani sadar Anda tidak mungkin orang
Yahudi, karena dalam ceramah Anda, Anda nengutip dan menuji Ed-
ward Said."
Satu cerita iagr. lni
benar-benar sangat menyentuh. Sekitar
sepuluh tahun lalu, saya pergi ke Universitas Emory di Atlanta
untuk memberikan serangkaian cetarnah dan semina t. Pada semi-
nat yang terakhir, ketika saya sedang memasuki ruang rt,langkah
saya dihentikan oleh seorang anak muda yang memperkenalkan
dirinya kepada saya sebagai seorang mahasiswa pascasatlana ba-
hasa Inggris yang akan menghadiri seminar itu dan yang amat
sangat ingi n, katanya,meflgantar saya dengan
mobihya ke bandata
setelah itu. Dan saya bilang: "IYe//, Anda baik sekali, tetapi itu
tidak perlu katena Profesor X akan melakukannya." Katanya: "Ti-
dak. Dengar, ini sungguh sangat berarti buat saya (kalau saya bisa)
mengantar Anda ke bandara; ini benar-benar soal kehormatafl
pribadi saya." I(etika s^ya t^rty^ mengapa, dijelaskannya bahwa
dia pernah menjadi mahasiswa diJurusan Bahasa Inggris Universi-
tas Columbia,tetapi tidak pernah mengambil satu pun mata kuliah
saya:"Dulu saya betsekoiah di sebuah sekolah Yahudi di New
York di m fla rabbi-nya mengatakan bahwa Anda itu setan, dan
kami tidak boleh berhubungan dan berurusan apa pun dengan
Anda, maka saya pun mematuhinya. Tetapi, sekarang sayi- rasa
itu adalah halyang toloi dan memalukan yangpernah saya lakukan
dan seandainy^ say^ bisa mengantar Anda ke bandan itu akan
menjadi semacam pengobat untuk itu."
S e karang s a1 a a ka n s e di ki t b e rm ai n de ngan p e rtanl aanj e b a ka n, de nga n
pertanlaan tentang kelahudian dan agama Yahudi, karena tarnpakryta itu
benar-benar nenbayngi karya-karya Anda. Ada sglumlah ironi di sini:
fakta bahwa kritik-kitzk Anda terhadap para penguasa Palestina mem-
buat Anda diuluki 'Temannla musuh Zionis";fakta bahwa Martin Bu-
ber pindah ke runah Anda ketika keluarga Anda haras mengeaakuasi-
menulissebuahselmahtentangnransJanSberbagianti-SemitisneBarat
soJo sangat ingin Anda bicara tentang bagainana
ltang aneh dan rahasia."
dalam tulisan
keyhudian dan agama Yahudi atau anti-semitisme hadir
Anda.Adabeberapamomentumlangnembaatsaytidak/'/aman..'.
Maukah Anda bicara tentang makna "semitisme" bagi Anda
dan hagai
penikir,
nanaAnda membedakan atau tidak membedakannla dari para
cende kiawan-cende kiawan, teman-teman, dan lain- /ain, Yahudi indiaidual?
Klasifikasi-klasifikasi genetik itu, yang s esungguhnya ditemu-
kan orang dari akhir abad keenam belas dalam literatur tefitang
Eropa-seperti gagasan tentalrg "orang-otang Semit"' yang tentu
saja terutam abetartt orallg-orang Yahudi, tetapi
menielang abad
rasakansebagaikonstruksi-konstruksiyangasingbagisayakarcna
saya tumbuh di sebuah lingkungan y^rlg campur
aduk' Sekolah-
orang
sekolah saya di Palestina dan Mesir dulu penuh dengan
Arab, tentu saja, orang I{risten dan Muslim' oraflg Yunani'
Itaha'
Armenia, ot^rrgYahudi, baik Yahudi Timur (btgt" mereka biasa
jum-
dipanggrl) dan kadang-kadang di sana sini, tak begrtu banyak
lahnya,Yahudi-Yahudi Erop a. Saya melihat konsuuksi semacam
pa-
ini mewarnai literatur anti-semitisme dan menemukan sebuah
r:rlel y angmenadk itu dan pandangan terrtang "Otiental"'
^flt^ta
karena dalam kedua kasus itu orang Eropa berusaha berbicara
tentang bangsa-bangsa yang eksotik' Dalam sebuah kalimat
yang
polirik ini?
Jelas ini adalah sebuah dimensi yang sangat sulit. Sebagai con-
602- EDyARD\7 SArD
lan istilah?
Sayakita begitu. Saya tidak bisa membayangkannya- Bican
dengan riada utopi5-k21s12 Anda menyebut-nyebut Yahudi
Odental di Israel-saya pikir hanpan terbaik kami adalah sebuah
perjuangan bersama dengan orarrg-orang Yahudi Israel di bekas
wilayah Palestina dulu untuk metumuskan sebuah metode koek-
sistensi dengan koersi yang minimal-tidak ada itu koersi nol-
entah itu dengan mendirikan kanton-kantort, cara yang telah dila-
kukan oleh Swiss urrtuk itu, atau c ta-cata lar,nnya. Tetapi, saya
pikir gagasan sepatasi atau patisi, di zaman kita ini, sem ta-mata
tidak akan berhasil. Pokoknya, itu tidak dapat dilakukan, secar^
hsik. Bagr bangsa Israel, selalu ada kecenderungan untuk meng-
anggap kami sebagai makhluk-makhluk asing dan katena @agi
mereka) semakin sedikit kami ada di sekitar mereka semakin baik,
danyangterbaik adalah tak melihat kami sama sekali. l{arcnanya
jalan-jalan di Tepi Baratdisebut jalan-ialanbebas hambatan. Yang
sangat luat biasa adalah bahwa yang dilakukan bangsa Israel di
Tepi Batat dan Gaza sekatang ini sesungguhnya mengulang peng-
alalman apartheid dan apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat
terhadap suku bangsa asli Amerika. Mengumpulkan mereka di
daenh-daerah penampungan atau melenyapkan meteka begitu
saja, sesuatu yang belum dilakukan oleh bangsa Israel, tetapi de-
ngan menempatkan kami sejauh-1auhnya, maka masalahnya pun
akan petgi jau,h. I{araparLrLyz- adalah, dengan satu atau latn cara,
mendobtak kungkungan-kungkungan itu dan mencoba menialan-
kan sebuah metode koeksistensi tertentu dengan bangsa Istael
yang betminatpada hal ini. Saya pikir pada saatnya nanti iebih
banyak yang bisa dilakukan ....
Satu pertanlaan terakhir. AcaralangAnda hadii ketika berada di
'Wawancara
denganJacqueline Rose,
T he Jewish puarterfi ,I-nndon, 7997 -7998
Sebuah Negara, Ya, tetapi
Bukan Hanya untuk Bangsa Palestina
tahun 1.987 -1991), 1lang merupakan gerakan mereka. Saat itu dia
harus menerima irelevansi dirinya atau diz bisa menerima sebuah
kesepakatan yang menjaminny^ tet^p bertahan'hidup, tetapi sa-
yangny tidak memajukan kepentingan-kepentingan terbaik bang-
^,
sanya. Diambilnya pilihan kedua. Itulah sebabnya mengapa saya
berpisah dannya.
Saya kira dia terus betsikap begitu sekarang ini karena dia
tidak punya pilihan lain. Dia sudah menjadi t^w^nar' proses per-
darnaian. Dia punya sedikit kekuasaan karena dia punya 50.000
p a sukan b ersen j ata, tetapi ny atany dia melaksanakan p ermintaan -
^
permintaan Istael. Bagi bangsa Israel dta adalah seorang tawafl fl.
Maksud s^y^ secaraharfiah. Dia tidak bisa masuk dan keluar dari
Gazatanpaizin mereka.'fetapr, dia itu seorang diktator yaflg som-
bong dan sok kuasa di wilayah kekuasaannya sendiri. Saya pikir
dia sudah mengkhianati kep entingan b angs a ny a dan mimpi-mimpi
mereka untuk bisa menetukan nasib mereka sendiri.
Kaku dia begitu sedikit memberi hasil kepada zrang-zrangJang me-
Jadi, sekalipun Anda bisa dengan satu atau lain cara nemecahkan
61.4 EDwARD \( SAID
-
masalah jalanla/an bebas hambatan dan mengurangi jumlah penukinan'
pemakintan Israel di Tepi Barat dan Gaya, tetap tidak ada cara untuk
nenciptakan sebuah nryra Palestina di luar wilayh pendudukan itu?
Itu keyakin an s^y a yang utam a. P ada kenyataanfl y a yang akan
tetsisa hanyalah semacam puing-puing kecil, yaitu sebuah sing-
gungan, untuk tidak menyebutnya sebuah penghinaan bagi bangsa
Palestina, yang ditawarkan kepada mereka sebagai r,egara mereka
sendiri, terpisah dari Israel. Itu tidak setimpal.
Dan, seperti saya bilang, masalah tahun 1948 belum pernah
dibahas. Bagaimana sebuah bangsa bisa dilemparkan begitu saia
keluat dari negeri itu, seperti yang kita kenal sekarang-$.tLu,
hasil kerja, bukan hanyayang dilakukan oleh orang-orang Palestina
yurg seiurtra ini sudah selalu mengatakanrrya,tetapi iuga hasil kerja
pan seianwan Israel, orarLg-ot ng yang disebut seiatawan revi-
sionis, yang membuktikan bahwa memang ada sebuah teflc na
dalam perang tahun 1948 itu untuk mengusir bangsa Palestina,
menggusur meteka sebanyak-banyaknya; nyaris satu iuta otaflg
ditendang keluar dengan sengaia pada tahun 1948.
Jadi, seluruh proyek ini memang sengaja d:trancarkan untuk
menghilangkan petasaan bangsa Palestina tethadap negeri dan ma-
sa lalu mereka. lYell, rni belum teladt. Bangsa Palestina masih
tetap betpegangpada masa lalu, mereka masih tetap cenderung
kepada negeri itu. Dan mereka tidak akan pergr begitu saia. Jadt,
perasaan saya tentang realisme ini adalah bahwa satu-satuny^ c ra
untuk menyelesaikan masalah ini, sepetti halnya di Afrika Selatan,
adalah dengan menghadapi realitas ini secara langsung atas dasar
koeksistensi dan kesetaraan, dengan satttharzrpan akan kebenaran
dan tekonsiliasi ala Aftika Selatan. Anda harus rnengatakan bahwa
tntadalahdua bangsa yangsetaradan meteka harus hidup bersama
sebagai komunitas-komunitas, masing-masing dengan latt dtnnya
sendiri ....
Saya pikit itulah jalan yang harus ditempuh. Selain laIan tnt
tidak akan berhasil. Dua negarayarrg terpisah, dua populasi yang
terpisah di sebuah negeri yang mungil, tenggelam dalam sejarah
SEBUAH NEGARA, YA, TETAPI BUKAN HANYA UNTUK ... 675
-
dua bangsa yang sudah saling hidup bersama dan saling benikai
selama setatus tahun tetakhir, semata-mata tidaklah realistis. Saya
pikir itu tidak akan berhasil.
Say ykin Anda tahu bahwa tidak ada satu kelonpok pun yng
nemiliki dukungan politik di Israel mau nenpertinbangkan hal @a pun
semacam ini se/ama sekian dasawarsa ini, ka/au nemang pernah ada.
Apakab Anda puryta alasan tertenta untuk melakini bahwa ide itu dapat
nenladi sebuah penikiran lang layk dipertinbangkan dalam spektrun
politik Israel?
Tentu saja. Sepanjang tahun lalu, saya sudah bican dengan
banyak pendengar Israel, baik itu orang Palestina maupun Yahudi.
Saya pikir ada satu generasi baru yang akan kita temukan di univer-
sitas-universitas, di kalangan intelektuai, penulis-penulis dan pata
pemikir independen. Saya tidak sedangbican tentang otang ba-
nyak, tetapi saya kenal dengan banyak orang yang berpikir lneng-
ikuti garis-garis ini ....
Saya tahu ini kelihatan seperti sebuah tatuhan judi dan satu
hal yang mustahil sekarang ini, tetapi sayal<rz bersama ialannya
sejarah dan terurainya waktu, itu akan menjadi sebuah gagasarL
yarrg semakin dan semakin menarik.
Seandainla Anda bisa rzerytebutkan satu atau dua aspek kearifan
konaensional tentang sitaasi Israe/f Palestina, setidaknla sebagaimanalang
dipahami olehpara konsumen mediaAmeika, bahwaAnda /ebib cenderang
menantang, aspek-aspek apa sqakah itu?
Yang pertama, bangsa Palestina adalah semacam gerombolan
yang terdiri dari berbagai jenis tetoris yang agresif yang meng-
ganggu keberadaan bangsa Israel. Saya pikir itulah alasannya
mengapa tahun'48 begitu penting. Sayal<tnharus dipahami bahwa
kami adalah bangsa yang dicerabut dari negeri itu. I{ami adalah
penghuni-penghuni asli yang dilemparkan keluar untuk memberi
jalan b ag1 adany a s ebuah nega:i-a Yahudi. I{ami, ny atany a, zdalah
korbannya korban.
Maksud sdya orang-orang (Yahudi) int adalah orang-orang
yang berhasil melalui kengerian-kengerian anti-Semitisme dan Ho-
676 EDWARD \fl SAID
-
locaust. Tetapi, saat mendirikan sebuah negan untuk diri meteka
sendiri dengan alasan-alasaflyartg dengan sempurna dapat dtpa-
hami, mereka menghancurkan masyankat dari sebuah bangsa lain'
I{edua, saya pikir eksistensi hasrat bangsa Palestina untuk hi-
dup dalam perdamaian dan kedamaian sudah jauh lebih lama
umurnya ketimbang hasntnya orang Istael. Pers sudah banyak
berbicata tentang terodsme bangsa Palestina, tentang fanatisme
bangsa Palestina, dan sebagainya dan setetusnya tarrpa sama sekali
memperhatikan begitu banyaknya kekerasan yang ditimpakan ke-
pada kami oleh bangsa Israel, yang terutama, mempunyai kekuatan
nuklit dan dipasoki ratusan mlhar dolar oleh Amedka Sedkat
dan telah melanggat setiap konvensi intetnasional, entah itu kon-
vensi-konvensi Jenew a atau konvensi-konvensi tentang hukum-
hukum perarrg, atauhal-hal lainnya semacam itu. Ini tidak diketahui
banyak orang. Kami dianggap sebagai semacam bangsa iahatyang
sedang menghancurkan bangsa Israel, padahal faktanya iusttu se-
baliknyalah yang benar.
Kedua hal itu adalah hal-hal prinsipil yang ingin saya koreksi.
Peftanlaan terakhir. Sala minta naaf kalau ini nrlalapribadi. Anda
pernah menlebut-nlebut tentang leukenia Anda dan sala sudah membaca
sebuah katipan di mana Anda bilangAnda merasa sedang memasukifase
akhir kehidupan Anda. Say ingin tahu apakah Anda merasa sudah
begitu dekatnla akhir hayt Anda itu sudah menengaruhi pandangan An'
da tentang masalah Pa/estina.
l{/ell,hanyabila saya pikir masalah Palestina itu membutuhkan
lebih banyak waktu dan perhatian ketimbang yang bisa saya bed-
kan. Saya sedang berjuang sangat keras, dan sekarang saya sedang
melalui sa t-sa tyang baik di mana penyakit saya ini sudah men-
dekati kesembuhan. Saya merasa terdorong oleh hal itu dan itu
memberi saya privilese untuk terus mempetiuangkan yang
^pa
saya yakini sebagai sesuatu yang adil dan benar.
'Wawancara
dengan Enc Black,
T h e S tar Ti b u n e,Minneapolis, 1 999
Orientalism, Intelektual Arab, Marxisme,
dan Mitos dalam Sejarah Palestina
bangsa Palestina?
Dalam bahasa Arab saya menggunakan kata shatat (pembu-
baranf penyebaran) meskipun saya terus mewaspadai dan meng-
kritik banyak istilah yang didasarkan pada mitos-mitos imaJinartf.
Tentu saja saya menolak istilah "divspora". Tetapi, tak satu hal
pun dapat mencegah digunakannya istilah itu. Bangsa Yahudi
menggunakannya untuk memenuhi imajinasi meteka sendfui, tetapi
kita sedang betbicara tefltang satu situasi yang berbedabagsbang-
s a Pale s tina. Situa si Pales tina dan rrrasy ar akat y angb angs a Pale s tina
E,\[S.
sebut oleh Edward Said. Inilah pohon palen jtang diingatrya. Dan betapa
pada saat itu tidak ada bangunan lain di sekitar rurnah itu, Hinga saata
hari dia mendengar sebuah percak@anlang nembuatnla panik: sesezrang
sedang bicara tentang bahalayng dibawa okh bangsa Yahudi. Dan seorang
fesorEdward IV. Said di lantai lima luas dan terang. Sedikit berantakan
tet@i bukan tak nenlenangkan, dengan dokumen-dokwmen dan tunpukan-
tunpukan buku danjarnal dalan beberapa bahasa. Dan di antara sentta
ini, di satu sudut ruangan, tergantung sebuah poster lamalang akrab,laitu
plsternJ/a gerakan Yesh Guul (ada nbaah penbatas/ /init): 'tangan ber-
kata '(Du/u) say tidak tahu.' " DAn di atasnlta, di atas salah satu rak-
rakltang ada, sebuah peta Palestina. Se/urah Nrgtri Palestina. Berbingkai
emas.
Ra m b u tn1 a s u da h m e nge la b u se iri ng ta h u n - ta h u n b e rla Ia. P e nu rz b w h an
kanker di perutryta merepotkannla. Meski begitu, E,dward Said masilt
tet@ seorang lelakiyng tampan,lang selalu cerrnat dalan soalpenampilan
dan pakaiannla. Sehelai saputangan sutra men1embul dari saku 1asn1a
dan arloji emas di pergelangan tangannJa berkilau ketika diulurkanrEa
tangannla untuk men1eruput minaman sebotol Pellegrino di ne1arya.
Dia memancarkan pesona. Intelektaal Palestina paling terkenal di
Barat, dia hangat, terpe/E'ar, dan cerdik. Sangatpo/itis, emosional, dengan
sentuhan sense of humor. Dia bisa nelompat-lonpat dengan ingan dan
angiln dari kutipan-kutipan paisi dari Dante ke kutipan-kutipan lang
FIAK SAYA UNTUK KEMBAII 627
-
mengatuk Zionis dari Sternhell-dan kenbali lagi. Dia sangat nenikmati
berbicara dengan bergonta-ganti bahasa dan bergerak berpindah-pindah di
Di antara identitas-
antara berbagai tingkat kebadayan di mana dia hidup.
identitaslang berbeda,bedalang nelekat di dalan diirya. Seolah sedang
meralakan kemampuannla menjadi orang Inggris, orang Anerika, dan
o rang Ara b s e k a ligu s di s aat 1 a ng b e rs a m a an. S e o rang p e ngu ngsi y ng j aga
aristokrat, subuersf, danlaga konseruatif, sezrangsastrawan seka/igas pro'
p agan d i s, s e 0 ra ng I ang E rop o te tapi j uga Me dite ra n i a.
Sebelum sala menlalakan t^pe perekam, Said secara panjang kbar
lana sala pernah tinggal di
bertanlta tentang latar belakang sa1a. Berapa
Israel, dari nana keluarga sEta berasal. Dan lama-kelamaan kani pan
mulai membicarakan lingkungan ternpat kami sana-sama tinggal. Dulu
dia tingal d.i sana, selana jangka waktu tertentu, kbih dai lima pulah
tahunlanglala. Say tingal di sana sekarang. Dan kaningobrol tentalry
berbagai bangunan lang sarla-sama kami kenal baik. Tentang berbagai
nana keluarga Jldng rama-sama kami kenal baik. Mencoba nelingkari
dengan hati-hati apa jtang paling sensitif karena dia adalah other sa1a.
Salta adalah other-n1a. Dan kedekatanJang aneh ini, kedekatanlang
tragis ini, ada di antara kani. Antara sa1a, dia, dan Talbieh.
latan dulu?
Yang jelas ada ideologi perbedaan- Per.asaan bahwa bangsa
Istael menciptakan sebuah sistem di mana suatu bangsa memiliki
lebih banyak ketimbang bangsa-bangsa lunnya. Apakah :frlTapaft-
heid totai seperti yang ada di Aftika Selatan? Barangkali bukan.
Tetapi, ada sejumlah kemiripan. PanAfnkaner dulu punya sebuah
ideologr proto-zionts. Mereka mefas sudah dipilih oleh Tuhan.
Tetapi, yang lebih penting dalam benak saya adalah masaiah
tanggung jawab. Saya pikir seharusnya adakesadann dan nurani
di setiap orzlfrglsrael bahwa negaralyamenghancutkan kehidupan
bangsa Arab pta-1.948. Bahwa Jaffapada mulanya adalah sebuah
kota Arab yang dadnya bangsa Atab diusir. Dan saya pikir bangsa
Istael harus sadar bahwa kebendaan mereka di banyak tempat
di negan itu pastiiah diikuti dengan hilangnya sebuah keluarga
orang Palestina, luluh- lantakny a s ebuah rumah, hancurnya sebuah
desa. Dalam benak saya, tugas Andalah untuk mencari tahu dan
mencatat tentang hal itu. Dan bertindak sebagai konsekuensinya,
dalam pengertian I{antian.
Banyak orang Israel menolak ini karena meteka pikit konse-
kuensinya adaTah @ahwa mereka harus) hengkang. Sama sekali
tidak. Sepetti sayakatakan pada Anda, saya menentang itu. Hal
Har Saya UNTUK KEMBAU 637
-
yangsatr'a sekali saya tidak ingin dilakukan adalah melanggengkan
proses yang dengannya satu distorsi akan melahirkan distorsi lain-
nya. Saya ngeri. Saya sudah tetlalu sering melihatnya terjadi. Saya
tidak ingtn melihat lebih banyak orang perg.
YangAnda maksudkan, bangsa Israel haras tahu bahwa, seperti ha/-
nJa nrang-lrang kalit putih Afrika Selatan, mereka berhak untuk tet@
tinggal asalkan nereka meningalkan ideologt mereka.
Ya, sebuah ideologi yang mengingkari hak-hak asasi orang
lain.
Jadi, yng diperlakan adalah sebuah proses de-Zionisasi?
dan hubungan mereka dengan negeri itu, asalkan hal itu tidak te-
rang-terangan menyingkirkan bangsa lain.
Mengikuti logtka ini, lantasperlu kiranla untuk mengann Israel1ang
ada sekarang dengan sebuah Israel Baru, persis seperti Afnka Selatan
B ara m e ngan ti kan 1 ang la m a. M e k a n i s m e - m e ka ni s m e n egara 1 ang ti d a k
adil haras dilucuti.
Ya. Tepat. Katakan saja, direformasi. Saya tidak enak bicara
tentang melucuti. Itu bahasa yang apokalipnk. Dan saya lebih suka
menggunakan kata-ka t^ y ar'g se sedikit mungkin diambil dari kon-
teks apokalipse dan kelahiran-kembali yang ajib. Inilah merigapa
saya tidak bilang mendezionisasi. Itu sepetti mengibar-ngibarkan
selembat bendeta merah di depan seekor banteng yang sedang
marah. Saya tidak melihat apa gunanya itu. Jadi, saya lebih suka
bicata tentang transformasi. Transformasi gradual Israel. Dan juga
dibukanya secara gradual semua rLeg ta Timur Tengah.
Dua tahunlang /a/u Anda menulis sebuah anikel dalam The New
York Time s 1 a ng m e n1 e tu1 a i s e b u a b s o lu si s atu- n egara. Tanp a krya (.ri knp)
Anda sudah berputar satu lingkaran penub-mulai dari menganlurkan
sebuah solusi satu negara-demokratik-sekuler pada tahun '70-an, untuk
kemudian meneina solusi dua-negara pada tahun '80-an, /a/u kenba/i
638 EowaRo vl SAID
-
lag ke gagasan demokratik-sekuler.
Saya tidak harus menyebutnya demokratik-sekuler. Saya lebih
suka menyebutnya negara binasional. Saya ingin menyimpankan
untuk bangsa Palestina dan bangsa Yahudi Israel sebuah meka-
nisme atau struktu t yangakan memungkinkan mereka rr'cny atakan
identitas kebangsaan meteka. Saya mengerti bahwa dalatn kaius
Palestina-Israel, sebuah solusi binasional hatus meflgatasi perbe-
daan-perbedaan di kedua kolektif itu'
antarz-
Tetapi, saya pikir partisi at^u sepat^si tidak akan berhasil. So-
lusi dua-neg t tld^kbisa lagi diimplementasikan. Dan mengingat
tealitas-realitas geografi, demognft, seiarah, dan politiknya, saya
pikir sangat besar yang bisa didapat dad sebuah neg^fabinasional.
Ap,kah menarat Anda gagasan tentang sebuah negara Yahudi itu
buruk?
Saya dapati gagasan tentang sebuah neg^ra Yahudi itu sama
Ya, tetapi walau bagaknanapun juga kahan toh tetap akan jadt
minoritas. Dalam sekitar sepuluh tahun akan ada jurang demo-
grafis afltata bangsa Yahudi dan bangsa Palestina, dan proses ini
akan terus bedangsung. Tetapi, bangsa Yahudi itu minoritas di
m tt -mana. Mereka adalahkelompokminoritas diAmerika. Ten-
tu saja mereka bisa menjadi minoritas di Israel.
Dengan mengenal kawasan itu dan mengingat sq'arah konflik itu, apa-
kah menurat Anda sebuah minoitas Yahudi semacan itu akan dtperla-
kukan secara adil?
Saya khawatrrkan hal itu. Sejarah kelompok-kelompok mi-
nodtas di Timur Tengah tidak pernah seburuk sejarahnya di Ero-
pa, tetapi saya bertany^-t^ny^ y^ng kita-kira akan te{adi. Ini
^pa
sangat mengkhawatirkan saya. Pertany^ rr tentang akan iadt apa
nasibnya bangsa Yahudi sangat sulit bagi saya. Saya benar-benar
tidak tahu. Itu membu^t saya khawatfu.
Secara pibadi apakah Anda purya hak untuk kembali, sebaah hak
untuk kenbali ke Talbieh di Jerasakn?
640 EDwARD\( SAID
-
Bag Talbieh adalah sebuah tumah' Rumah keluarga,
saya,
bedokasi dtJalanBrennet, di dekat ap^yangsekarang ini meniadi
sebuah tamaflkecil. Ketik^ sayapergi ke sana untuk pertamaka-
ltnya pada tahun 1,992, saya bawa selembar aktz rumah keluarga
saya,yangdiberikan kepada saya oleh sepupu saya'Dtaingin saya
melihat apay^ngbisa dilakukan. Empat tahun kemudian, dta da-
tang ke sana sendiri dan mendaftarkannya di beberapa organisasi
untuk bisa mendaparkan kembali rumah itu. Dia menginginkan
tumah itu kembali.
Jadi,ini adalah satu hal yang sangat spesifrk. I(alau Anda ber-
tanya kepada saya dalarnhal.yangabstrak, akan saya katakan bah-
wa saya bethak untuk kembali petsis seperti halnya kolega saya
yang orang Yahudi punya hak di bawah Undang-Undang I{epu-
Iangan-tya Israel. Tetapi, iika Anda bertanya kepada say^ sec fa
spesifik, saya akan bergabung dengan sepupu saya' yarLg rLarn
ayahnya ada dalam akta itu, dan ingrn mendapatkan pengakuan
teftentu bahwa rumah itu dirampas daitangannya. Bahwa rumah
itu adalah miliknya.
Apakah Anda benar-benar berharap kembali ke ramah itil? Apdkah
Anda benar-benar ingin kenbali ke Talbieh?
Entahlah. Saya merasakan tekanankematfan. Bagr saya untuk
memutuskan diri saya dankehidupan saya di New York akan sulit.
Tetapi, apakah saya ingin kembali ke tempat-tempat masa muda
saya, bukan s eb agai seorang wis atawafl- say a akan bilang ya' D an
dalam kasus putra saya, dia ingin bisa kembali ke sana. Ke rumah
itu. Dia inginkan itu. Ya, kenapa tidak?
Jadi, tuntutan untak kembali
itu tidak absnak.Ita bukan hanlta sebaah
n e tafora. Apa ka h An d a s u ngw h + urugw h ?
Ya. Ini masalah yang riil, dan kerinduan yarlg rryat^ untuk
orang-orang yarlg flyatz.' Inrlah yang selamatniada' Banyak ora'ng
Israel berkata, we//dalam kasus itu, itu sama saiadengan hancurnya
Negara Israel. Tetapi, saya tidak melihat itu sama sekali'
Masalah pengungsi adalahmasalah yang paling sulit dipecah-
kan, karena masalah itu melibatkan masalah-masalah moral berupa
HAK SAYA UNTUK KEMBALI 641
-
pengusiran. Tetapi, saya pikir para pengungsi itu harus punya hak
untuk kembali. Saya tidak yakin berapa banyak yang ingin kembaii,
tetapi saya pikir mereka harus diberi hak untuk kembali.
Banyak sudah kajian-kajian ditulis tentang kelayakan dan apa
yanghanya bisa saya sebut kesantunan dalam kaitan dengan hal
itu. Bagaim ana kaltanbisa melaksanakan ini dengan bahayzsekecil-
kecilnya t^np^ secara harfiah melemparkan orang keluar dari tanah
yang mereka tanami. Menurut kajian-kajian ini, kalian bisa dengan
sangat mudah memukimkan satu juta orang di Israel-kini dengan
masalah yang minimal. Saya pikir itu bisa jadi sebuah permulaan.
Satu poin untuk dibahas dan diperbincangkan. Tentu saja, itu harus
jadi kepulangan yang teratur. Bukan hanyz sembarang orang naik
kapal dan pulang.
Mai kita kenbali ke Talbieh. Bagaimana bal ini akan tenuujud di
lingkungan tenpat Anda tingal lima-puluh lima tahun lung lalu, dan
tenpat sEta tingal sekarang?
Sanak kerabat saya yattg nama-namuny^ tertera dalam akta
itu percaya bahwa rumah itu adalah milik mereka, sehingga mereka
harus punya hak atas rumah itu. Dalam kasus rumah itu, tidak
zdzmasalah karena rumah itu tidak dimiliki oleh sebuah keluarga
Israel. Rumah itu dimiliki oleh sebuah organisasi fundamentalis
Kristen. Dari Afrika Selatan, kebetulan. Jadi, keluarg^ s^y^ harus
memiliki kembali rumah itu. Akankah salah satu di
^nt^r^mereka
kembali dan tinggal di sana? Saya l<tta, ya. Tetapi dalam kasus
khusus ini, yang jelas mereka harus diberi pilihan. Sedangkan un-
tuk soal tumah-rumahlatnnya,yang menjadi tempat tinggal orang
dan yang di dalamnya mereka sudah titggul selama betahun-tahun,
insting saya melarang mengusir mereka keluar. Saya pikir sebuah
solusi yang manusiawi dan moderat harus ditemukan di mana
klaim-klaim kini dan klaim-klaim masa lalu bisa dipenuhi. Saya
tidak punya solusi-solusi yang mudah, tetapi srya kataktn prda
Anda, saya tidak suka pada pandangan untuk mengusir orang dari
rumah-rumah meteka, memaksa mereka pergt. Sekalipun itu di-
lakukan Ltas flama Mahkamah InternasionoJ, atau sebuah bangsa
642 En,uyarp'0( Sam
-
yang meng^t^k^n ini adalah hak kami. Itu memang hak meteka'
Tetapi, untuk benar-benar mempraktikkannya dengan gvlv iru-
saya tidak bisa.
Tidakkah Anda khawatir babwa di kalangan bangn Palestina ada
urang- 0 ra flg)l a ftg n ras a ka7 h a fua ng b e rb d a? B a h wa n e ngi ngat h a k un tu k
e e
Bagian Satu:
Penampilan dan Kritisisme
Bagian Dua:
Kecendekiaan dan Aktivisme
Tentang Penyunting
KT.KUASMN,
P0LlTlK, oo* Wawancara dengan
'::: .:.i j ,il,l I
!.lE +,
KTBUOAYMN f:q i!r:, riffi :.: