SENI di SD
NIM : 855765048
KELAS : 3A
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN. 2022
Soal.
1. Menganalisis seni budaya yang ada di kabupaten musi banyuasin baik seni rupa
maupun seni pertunjukan.
Jawaban.
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu, di dalamnya mengandung empat unsur,
yakni waktu, ruang, tubuh si seniman, dan hubungan seniman dengan penonton.
Seni pertunjukan disajikan dalam bentuk pentas seni dengan tujuan memberikan
hiburan. Disisi lain seni pertunjukan juga merupakan ungkapan budaya, norma-
norma estetik-artistik sesuai perkembangan zaman.
Contoh dari seni pertunjukan yang ada di Musi Banyuasin ialah kesenian
senjang yang merupakan salah satu tradisi atau kesenian khas masyarakat
Kabupaten Musi Banyuasin yang dilakukan secara turun temurun. Kesenian
Senjang bermula disalah satu kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Musi
Banyuasin yaitu Kecamatan Sungai Keruh. Dikecamatan ini lah pertama kali
kesenian senjang dipopulerkan, kemudian mulai dikembangkan ke Kecamatan
Babat Toman antara lain Desa Mangun Jaya lalu ke Kecamatan Sanga Desa
antara lain Desa Ngunang, Nganti, Sanga Desa dan terus ke Kecamatan Sekayu.
Karena itu irama Senjang dari tiap-tiap Kecamatan tersebut tidak sama. Namun
Senjang tidak dapat disimpulkan berasal dari kabupaten Musi banyuasin, Sebab
kesenian senjang juga banyak terdapat didaerah lainnya di bagian hulu sungai
musi,diatarnya kab. Musi Rawas,Daerah Rupit, Rawas, Muara Beliti, Kota
Lubuklinggau, Tebingtinggi, Lintang Empat Lawang, Muara Saling,propinsi
Bengkulu daerah Sindang Kelingi, Kota Padang, Lubuk belimbing, Kepala
Curup, Kec. Lembak Kota Bengkulu. Memang diakui Pelantun.
Senjang mayoritas berasal dari Masyarakat kab.Musi Banyuasin tetapi sampai
saat ini masih belum dapat disimpulkan secara pasti Senjang berasal dari daerah
yang mana. Senjang adalah salah satu bentuk media seni budaya yang
menghubungkan antara orang tua dengan generasi muda atau dapat juga antara
masyarakat dengan Pemerintah didalam penyampaian aspirasi yang berupa
nasehat, kritik maupun penyampaian strategi ungkapan rasa gembira. Senjang
juga biasanya dilaksanakan atau dipertunjukkan sebagai hiburan pada acara-
acara keluarga seperti acara adat perkawinanan, peresmian rumah baru dan
syukuran.
Dinamakan Senjang karena antara lagu dan musik tidak saling bertemu, artinya
kalau syair berlagu musik berhenti, kalau musik berbunyi orang yang ber-
Senjang diam sehingga keduanya tidak pernah bertemu. Itulah yang disebut
Senjang. Bila ditinjau dari bentuknya, Senjang tidak lain dari bentuk puisi yang
berbentuk pantun. Oleh sebab itu, jumlah Liriknya dalam satu bait selalu lebih
dari empat baris. Satu keistimewaan dari kesenian senjang ini adalah
penyajiannya yang kompleks sehingga menarik. Dikatakan kompleks karena
penyajianya selalu dinyanyikan dan diiringi dengan musik. Pesenjang biasanya
menyanyi sambil menari. Ia dapat membawakan senjang itu sendirian tetapi
tidak jarang pula pesenjang tampil berdua. Walaupun irama senjang ini pada
umumnya monoton, tetapi juga mengajak audiens terlibat sekaligus terhibur.
Penampilan senjang tampaknya mengalami perkembangan.
Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik tanjidor. Seiring
dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah nyaris langkah
digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ tunggal. Pada
zaman dahulu, penutur senjang biasanya menciptakan senjangnnya secara
spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana
yang dihadapinya. Akan tetapi, sekarang kepandaian senjang serupa itu sudah
sangat langkah. Pesenjang biasanya menyiapkan senjangnya jauh hari
sebelumnya. Bahkan sering terjadi pesenjang menuturkan senjangnya dengan
melihat teks yang telah dipersiapkan.
Ikatan senjang juga memiliki pola tersendiri. Sebuah senjang biasanya terdiri
dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan bagian pembuka. Bagian kedua
merupakan isi senjang yang akan disampaikan. Bagian ketiga merupakan bagian
penutup yang biasanya berisi permohonan maaf dan pamit dari pesenjang.
Makna dan nilai yang terkandung pada Senjang antara lain berisi nasehat, ajaran
moral, kritik, yang bersifat edukatif dan sangat berguna dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari, serta sebagai alat kontrol sosial dan politik. Nasehat
tersebut berfungsi menyadarkan dan mengontrol orang-orang yang mendengar
Senjang agar tidak melakukan hal-hal di luar norma-norma masyarakat seperti
dikatakan Suan (2008). Sebuah tradisi lisan termasuk Senjang, dipertahankan
oleh masyarakat pemilik tradisi lisan karena kebermanfaatnnya dalam kehidupan
sehari-hari. Jelasnya, nilai dan fungsi Senjang tersebut masih dirasakan oleh
masyarakat pemilik