Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDIDIKAN

SENI di SD

NAMA : RETNO PRAYOGA

NIM : 855765048

KELAS : 3A

KODE MATA KULIAH : PDGK4207/PENDIDIKAN SENI di SD

NAMA TUTOR : TWENTIP YULI ASTUTI, M.Sn

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN. 2022
Soal.

1. Menganalisis seni budaya yang ada di kabupaten musi banyuasin baik seni rupa
maupun seni pertunjukan.

Jawaban.

1. A. Menganalisis Seni Rupa


Contoh dari seni rupa yang terdapat di Musi Banyuasin adalah seni rupa terapan
yang dapat di artikan sebagai karya seni rupa yang bisa digunakan dalam
kehidupan setiap hari. Di mana seni rupa ini punya banyak fungsi nilai yang
cukup penting. Adapun untuk fungsi dari karya seni rupa ini sendiri akan
dibedakan menjadi 2. Baik fungsi estetis dan juga praktis. Serta hal yang dapat
saya analisis seni terapan ini adalah jumputan gambo atau gambir. Kita ketahui
Musi Banyuasin sangat kaya akan keseniannya diantaranya seni terapan berupa
jumputan gamboh. Disini saya berpendapat bahwa seni jumputan salah satu jenis
kesenian yang sangat banyak diminati oleh para kaum hawa. Dikarenakan seni
rupa terapan jumputan ini sebagai eco fashion yang mampu mengangkat
ekonomi petani getah gambir lantaran dikerjakan oleh tangan-tangan terampil
para ibu di desa. Hasilnya telah menambah penghasilan keluarga dan
meningkatkan kesejahteraan. Gambo Muba adalah tekstil khas metode
jumputan, diwarnai dengan dicelup getah gambir yang awalnya dianggap limbah
dan dibuang percuma.
Kini dengan mendorong perajin gambir dengan merubah  limbah menjadi
pewarna utama kain. Sebagai prosuk Eco fashion, Gambo Muba memakai  100
persen pewarna anti kimia. Gambo diambil nama tanaman gambir yang menjadi
bahan dasar pewarna kain. Gambo memang dibuat dengan pewarna alam
sehingga lebih ramah lingkungan. Hal ini pula yang membuatnya beda dari jenis
jumputan lain. Kabarnya, tanaman gambir hanya bisa tumbuh di Desa Toman,
salah satu desa di Kabupaten Muba. Memakai bahan dasar pewarna alam, tak
heran bila Gambo Muba memiliki warna bumi. Meski demikian, kain tetap
nampak elegan dengan ciri khas klasik. Dalam proses pembuatannya, Gambo
membutuhkan waktu tiga sampai tujuh hari.
Saat ini, sekitar 200 perajin di tiga desa dirangkul untuk membumikan kembali
jumputan yang mulai hilang ditelan zaman. Sementara dari segi motif,
menjelaskan bahwa Gambo masih berunsur motif tujuh titik asli dari jumputan.
Motif ini kemudian dikembangkan, di antaranya tujuh titik yang dibuat besar
hingga berbentuk kotak. Kiprah Gambo Muba di dunia fesyen cukup berkelas.
Gambo Muba bisa dinikmati para pencinta fesyen hingga kolektor kain
tradisional di lounge utama Jakarta Fashion Week 2020. Gambo Muba untuk
pertama kalinya berhasil tembus sebagai strategic partner untuk kain dekorasi.
Namun, tak hanya dekorasi, Gambo Muba juga cocok dipakai untuk busana siap
pakai, hingga aksesori hijab atau selendang. Dalam ajang JFW 2020, Kabupaten
Muba juga diberikan tempat mempromosikan kain Gambo Muba. Jumputan ini
dibanderol mulai dari Rp 225 ribu sampai Rp 950 ribu untuk ukuran 2,5 hingga
3 meter.

 Contoh Gambar Seni Terapan Jumputan Gambo

B. Menganalisis Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu, di dalamnya mengandung empat unsur,
yakni waktu, ruang, tubuh si seniman, dan hubungan seniman dengan penonton.
Seni pertunjukan disajikan dalam bentuk pentas seni dengan tujuan memberikan
hiburan. Disisi lain seni pertunjukan juga merupakan ungkapan budaya, norma-
norma estetik-artistik sesuai perkembangan zaman.

Contoh dari seni pertunjukan yang ada di Musi Banyuasin ialah kesenian
senjang yang merupakan salah satu tradisi atau kesenian khas masyarakat
Kabupaten Musi Banyuasin yang dilakukan secara turun temurun. Kesenian
Senjang bermula disalah satu kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Musi
Banyuasin yaitu Kecamatan Sungai Keruh. Dikecamatan ini lah pertama kali
kesenian senjang dipopulerkan, kemudian mulai dikembangkan ke Kecamatan
Babat Toman antara lain Desa Mangun Jaya lalu ke Kecamatan Sanga Desa
antara lain Desa Ngunang, Nganti, Sanga Desa dan terus ke Kecamatan Sekayu.
Karena itu irama Senjang dari tiap-tiap Kecamatan tersebut tidak sama. Namun
Senjang tidak dapat disimpulkan berasal dari kabupaten Musi banyuasin, Sebab
kesenian senjang juga banyak terdapat didaerah lainnya di bagian hulu sungai
musi,diatarnya kab. Musi Rawas,Daerah Rupit, Rawas, Muara Beliti, Kota
Lubuklinggau, Tebingtinggi, Lintang Empat Lawang, Muara Saling,propinsi
Bengkulu daerah Sindang Kelingi, Kota Padang, Lubuk belimbing, Kepala
Curup, Kec. Lembak Kota Bengkulu. Memang diakui Pelantun.
Senjang mayoritas berasal dari Masyarakat kab.Musi Banyuasin tetapi sampai
saat ini masih belum dapat disimpulkan secara pasti Senjang berasal dari daerah
yang mana. Senjang adalah salah satu bentuk media seni budaya yang
menghubungkan antara orang tua dengan generasi muda atau dapat juga antara
masyarakat dengan Pemerintah didalam penyampaian aspirasi yang berupa
nasehat, kritik maupun penyampaian strategi ungkapan rasa gembira. Senjang
juga biasanya dilaksanakan atau dipertunjukkan sebagai hiburan pada acara-
acara keluarga seperti acara adat perkawinanan, peresmian rumah baru dan
syukuran.

Dinamakan Senjang karena antara lagu dan musik tidak saling bertemu, artinya
kalau syair berlagu musik berhenti, kalau musik berbunyi orang yang ber-
Senjang diam sehingga keduanya tidak pernah bertemu. Itulah yang disebut
Senjang. Bila ditinjau dari bentuknya, Senjang tidak lain dari bentuk puisi yang
berbentuk pantun. Oleh sebab itu, jumlah Liriknya dalam satu bait selalu lebih
dari empat baris. Satu keistimewaan dari kesenian senjang ini adalah
penyajiannya yang kompleks sehingga menarik. Dikatakan kompleks karena
penyajianya selalu dinyanyikan dan diiringi dengan musik. Pesenjang biasanya
menyanyi sambil menari. Ia dapat membawakan senjang itu sendirian tetapi
tidak jarang pula pesenjang tampil berdua. Walaupun irama senjang ini pada
umumnya monoton, tetapi juga mengajak audiens terlibat sekaligus terhibur.
Penampilan senjang tampaknya mengalami perkembangan.

Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik tanjidor. Seiring
dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah nyaris langkah
digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ tunggal. Pada
zaman dahulu, penutur senjang biasanya menciptakan senjangnnya secara
spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana
yang dihadapinya. Akan tetapi, sekarang kepandaian senjang serupa itu sudah
sangat langkah. Pesenjang biasanya menyiapkan senjangnya jauh hari
sebelumnya. Bahkan sering terjadi pesenjang menuturkan senjangnya dengan
melihat teks yang telah dipersiapkan.

Ikatan senjang juga memiliki pola tersendiri. Sebuah senjang biasanya terdiri
dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan bagian pembuka. Bagian kedua
merupakan isi senjang yang akan disampaikan. Bagian ketiga merupakan bagian
penutup yang biasanya berisi permohonan maaf dan pamit dari pesenjang.
Makna dan nilai yang terkandung pada Senjang antara lain berisi nasehat, ajaran
moral, kritik, yang bersifat edukatif dan sangat berguna dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari, serta sebagai alat kontrol sosial dan politik. Nasehat
tersebut berfungsi menyadarkan dan mengontrol orang-orang yang mendengar
Senjang agar tidak melakukan hal-hal di luar norma-norma masyarakat seperti
dikatakan Suan (2008). Sebuah tradisi lisan termasuk Senjang, dipertahankan
oleh masyarakat pemilik tradisi lisan karena kebermanfaatnnya dalam kehidupan
sehari-hari. Jelasnya, nilai dan fungsi Senjang tersebut masih dirasakan oleh
masyarakat pemilik

 Gambar Seni Pertunjukan Senjang

Anda mungkin juga menyukai