Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

Nama :
NUR AZIZAH ARSANIA
(10819011)

S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat (Siregar & Amalia, 2004).
Penyelenggaraan rekam medis sangat penting untuk dilaksanakan di puskesmas
maupun dirumah sakit. Menurut Hanafiah dan Amri (2007), rekam medis harus berisi
informasi lengkap perihal proses pelayanan di masa lalu, masa kini dan perkiraan yang
terjadi di masa mendatang. Catatan pada rekam medis yang baik dan lengkap sangat
berguna untuk mengingatkan dokter dengan keadaan, hasil pemeriksaan dan
pengobatan yang telah diberikan kepada pasien, sehingga dapat memudahkan dalam
penentuan strategi pengobatan pasien. Menurut Budi (2011), rekam medis selain
digunakan dalam mendokumentasikan segala informasi terkait pelayanan untuk
kepentingan pengambilan keputusan pengobatan untuk pasien, juga digunakan untuk
berbagai kepentingan, seperti bukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan sebagai
bukti tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kelengkapan dokumen rekam medis sangat berpengaruh terhadap proses pelayanan
yang dilakukan oleh petugas medis dan dapat mempengaruhi kualitas serta mutu dari
pelayanan suatu sarana pelayanan kesehatan (Indar dkk, 2013).
Peran seluruh tenaga kesehatan sangat penting untuk mendukung pelaksanaan
pengisian data rekam medis yang lengkap dan tepat, sehingga informasi yang
dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Akan tetapi, dokumen
rekam medis ini tidak selalu selengkap dan setepat yang dibutuhkan atau diinginkan.
Hal ini dikarenakan kegiatan dokumentasi ini dilakukan sebagai aktifitas kedua setelah
memberi asuhan pasien dan dilakukan oleh berbagai penyedia layanan asuhan
(Huffman, 1994).
Menurut Hastuti dkk (2009), berkas rekam medis yang tidak lengkap, dapat
menghambat pelaksanaan kinerja petugas rekam medis dan dapat menjadi beban
petugas dalam pengolahan data. Jika data yang diperoleh tidak lengkap, maka dapat
mempengaruhi informasi yang disampaikan dan menyebabkan keterlambatan dalam
pembuatan laporan yang dikerjakan oleh petugas bagi kepentingan rumah sakit
menjadi tidak tersaji tepat waktu apabila digunakan dalam pengambilan keputusan bagi
pihak manajemen. Sedangkan menurut Rahmadhani dkk (2008) jika rekam medis tidak
lengkap, maka dapat berpengaruh bagi pasien. Apabila digunakan dalam pengobatan
selanjutnya (berobat ulang), maka informasi riwayat medis dari dokumen rekam medis
tersebut tidak berkesinambungan, dikarenakan dokumen tersebut masih belum
dilengkapi sesuai dengan batas waktunya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
peminjaman dokumen rekam medis apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk berbagai
kepentingan seperti pemenuhan hak pasien terhadap isi rekam medisnya, proses
klasifikasi dan kodefikasi penyakit, proses pembuatan pelaporan, pembuatan tanda
bukti untuk kasus kepolisian dan hukum, dan proses pengajuan klaim asuransi.
Kelengkapan dokumen rekam medis juga menjadi salah satu komponen penting
dalam penilaian akreditasi. Dalam Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, terdapat 18 kriteria penilaian dengan 46 elemen penilaian didalamnya
yang berkaitan dengan rekam medis. Salah satu dalam kriteria penilaian akreditasi
tersebut adalah mengenai kelengkapan rekam medis. Hal ini menunjukkan bahwa
dokumen rekam medis memiliki kontribusi yang besar untuk menunjang hasil penilaian
akreditasi. Jika dokumen rekam medis ini memiliki nilai lebih dari atau sama dengan
80% pada masing-masing kriteria penilaiannya, maka menunjukkan bahwa elemen
penilaian yang berkenaan dengan rekam medis tersebut telah tercapai. Ketercapaian
kriteria penilaian tentang rekam medis tersebut, tentunya akan berpengaruh terhadap
jumlah nilai yang dapat untuk menunjang hasil penilaian akreditasi. Menurut Rachmani
(2010) untuk menghasilkan rekam medis yang lengkap, maka diperlukan pengelolaan
dan perbaikan dalam pendokumentasian rekam medis sebagai salah satu upaya untuk
perbaikan mutu dan untuk menjaga mutu rekam medis.

1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas manajemen rekam medik prodi S1 Administrasi Rumah Sakit.
Untuk mengetahui dan memahami penyelenggaran rekam medik
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Rekam Medis


Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, hasil diagnosa, pengobatan,tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang diperbaharui dengan Permenkes
Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis menyatakan rekam Medis
adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan
untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta (Permenkes,
Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989).
Menurut Edna K Huffman (1992), Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan
siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleh
seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

2.2 Kegunaan Sistem Rekam Medis


Kegunaan system rekam medis secara umum menurut Departemen Kesehatan
RI Direktorat Jenderal pelayanan medik (1997) adalah :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ajli lainnya yang ikut ambik bagian
didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan, kepada pasien.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan kepada pasien.
3. sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelauyanan., perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di Rumah Sakit atau Puskesmas.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi,
terhadapkualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, Rumah Sakit atau puskesmas maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran medik pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumntasikan, serta sebagai bahan
pertanggungan jawaban dan laporan.

2.3 Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis berdasarkan terdiri dari beberapa aspek diantaranya aspek
administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /perawatan yang harus
diberikan seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat digunakan dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan
perawatan.
5. Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
6. Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
7. Aspek dokumentasi
Suatu berkas reka medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan (Hatta,1985).

2.4 Fungsi Rekam Medis


Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis diatas, yang dijelaskan
sebagai berikut, yaitu sebagai:
1) Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
2) Bahan pembuktian dalam perkara umum
3) Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
4) Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.
5) Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

2.5 Manfaat Rekam Medis


Manfaat rekam medis adalah sebagai berikut:
1) Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan
medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan
penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
4) Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.
Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien
5) Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistic
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu
6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat
bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum,
disiplin dan etik (Permenkes, 269/MenKes/Per/III/2008).

2.6 Definisi Penyelenggaraan Rekam Medis


Penyelenggaraan Rekam Medis pada suatu sarana pelayanan kesehatan
merupakan salah satu indikator mutu layanan di institusi tersebut. Berdasarkan data
pada Rekam Medis tersebut akan dapat dinilai apakah pelayanan yang diberikan sudah
cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah sudah sesuai standar atau tidak. Untuk
itulah, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan merasa perlu mengatur
tata cara penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan Menteri Kesehatan
agar jelas rambu- rambunya.

2.7 Proses Kegiatan Penyelenggaraan Rekam Medis


Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien-
psien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh
dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
kegiatan langsung kepada pasien (Depkes, 2006). Penyelenggaraan rekam medis
mencakup:
1. Penerimaan pasien
2. Pencatatan
3. Pengelolaan rekam medis
4. Penyimpanan kembali rekam medis
5. Pengambilan kembali rekam medis
2.6 Kebijakan penyelenggaraan rekam medis rumah sakit
A. KEBIJAKAN UMUM

1. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamtan pasien.
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etika umum dan menghormati hak
pasien.
3. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan secara taratur dan
kalibrasi sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (keselamatan, dan Kesehatan Kerja).
5. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam kecuali unit – unit tertentu.
6. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
satu bulan sekali.
8. Semua unit wajib membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
2. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan
tertentu tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pemberian pelyanan kesehatan.
3. Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan
tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan
pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi dan rekaman
elektro diagnostik.
4. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara
elektronik.
5. Pengisian rekam medis dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat dan tenaga
kesehatan penunjang medis yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung kepada pasien.

2.7 Tanggung Jawab Tenaga Medis, Para Medis, dan Non Medis
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada didalam
rekam medis dan resume medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun
pemalsuan data yang ada didalam rekam medis dan resume medis atau dipergunakan
oleh orang lain yang semestinya tidak diberikan izin. Oleh karena itu, maka tanggung
jawab terhadap rekam medis dan resume medis tidak terlepas dari dokter yang
merawat pasien, petugas rekam medis, pimpinan rumah sakit, staf medis, dan komite
medis yang uraian tanggung jawabnya adalah sebagai berikut (Boedihartono, 1991) :
a. Tanggung Jawab utama Dokter dalam kelengkapan rekam medis terletak
pada dokter yang merawat. Meskipun untuk melengkapi rekam medis dapat
didelegasikan kepada stafnya, namun tanggung jawab utama dari isi rekam
medis berada pada dokter yang merawat, dokter mengemban tanggung jawab
terakhir akan kelengkapan dan keberhasilan isi rekam medis. Disamping itu,
untuk mencatat beberapa keterangan medis seperti: riwayat penyakit,
pemeriksaan penyakit, pemeriksaan fisik, dan ringkasan keluar resume, yang
kemudian bisa didelegasikan kepada coasisten, asisten ahli, dan dokter lainnya
namun data harus dipelajari kembali, dikorelasikan, dan ditandatangani juga oleh
dokter yang merawat.
b. Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis membantu dokter yang merawat
dalam mempelajari isi rekam medis. Analisis dari kelengkapan isi dimaksudkan
untuk mencari hal-hal yang kurang dan masih diragukan, dan menjamin rekam
medis yang lengkap dan akurat serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan.
Universitas Sumatera Utara
c. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit menyediakan fasilitas unit rekam
medis yang meliputi ruangan, peralatan, tanaga kesehatan yang memadai.
Sehingga tenaga di unit rekam medis dapat bekerja secara efektif dalam
memeriksa kembali, memuat indeks, dan penyimpanan dari semua system
medis dalam waktu singkat.
d. Tanggung Jawab Staf Medis Staf medis dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan professional lainnya yaitu : a Dokter umum, dokter spesialis, dokter
gigi dan dokter gigi spesialis yang melayani pasien di rumah sakit b Dokter tamu
yang merawat pasien di rumah sakit c Residens yang sedang melaksanakan
kepanitraan klinik d Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga paramedis non
keperawatan yang sedang terlibat didalamnya antara lain: perawat,perawat gigi,
bidan,tenaga laboratorium klinik,gizi, anestesi, penata rongent, rehabilitasi medis
dan lain sebagainya e Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih tehnologi
kedokteran yang berupa tindakankonsultasi kepada pasien yang membuat
rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit Depkes RI,
1997
2.7 Analisis Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang
dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan
analisis secara sistematik. Sistem dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) unsur
(Satrianegara,2009), yaitu:
1. Masukan (input): bagian atau elemen yang terdapat dalamsistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Masukan manajemen
berupa sumber daya manajemen yang terdiri atas man (ketenagaan), money
(dana/biaya), material (bahan, sarana dan prasarana), machine (mesin,
peralatan/teknologi) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, method
(metode), market dan marketing (pasar dan pemasaran), minute/time (waktu),
dan information (informasi), yang disingkat 7 M + 1 I.
2. Proses (process) yakni bagian atau elemen dari sistem yang berfungsi
melakukan transformasi mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.
3. Hasil antara (output) yakni bagian atau elemen sistem yang dihasilkan dari
proses transformasi/konversi dalam sistem.Hasil akhir (outcome) yakni hasil
yang dicapai dari suatu programberupa indikator-indikator keberhasilan suatu
program.
4. Manfaat dan Dampak (impact) yakni efek langsung atau tidak langsung atau
konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaian tujuan suatu program berupa
manfaat dan dampak dari program tersebut.
5. Umpan balik (feed back) yakni bagian atau elemen dari sistem yang
merupakan hasil antara dan hasilakhir dari sistem dan sekaligus sebagai
masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterimadari lingkungannya.
6. Lingkungan (environment) yaitu bagian di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

2.8 Input Penyelenggaraan Rekam Medis


A. Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Jumlah Tenaga
Terselenggaranya manajemen informasi kesehatan dimulai dengan dibuatnya
rekam medis secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang kemudian dikelola secara terencana melalui teknologi
informasi dan komunikasi. Penyelenggaraan rekam medis yang baik bergantung
pada petugas rekam medis itu sendiri. Dengan terpenuhinya jumlah petugas
rekam medis yang sesuai dengan uraian pekerjaan di tiap tiap unit kerja maka
pelayanan akan menjadi lebih maksimal.
2. Pendidikan
Menurut Savitri (2011), dalam menjalankan kegiatannya di unit rekam
medis diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam
medis lulusan DIII.
3. Pelatihan
Hanggraeni (2012) telah mengemukakan bahwa pelatihan (training)
adalah proses melatih pekerja menjadi ahli untuk membantunya mengerjakan
pekerjaanya yang sekarang secara optimal.
4. Pengetahuan tentang SOP
Menurut Tambunan (2013), bahwa dengan memahami dan menerapkan
pedoman SOP yang efektif akan memastikan adanya acuan formal bagi setiap
anggota organisasi.
B. Sarana Prasarana
1. Ruang Rekam Medis
Alat penyimpanan rekam medis yang baik, penerangan yang baik,
pengaturan suhu, dan pemeliharaan ruangan yang benar akan menunjang
terjaganya file rekam medis yang ada (Depkes, 2006).
2. Ruang Penyimpanan Berkas
Menurut WHO (2002) dalam buku “Medical Record Manual” syarat rak
penyimpanan yaitu:
a. Cukup jarak, sebaiknya antara rak filing diberi
jarak standart umumnya yaitu 900 mm. Hal ini untuk memberikan jalan untuk troli
dan petugas yang berjalan diantara rak untuk penyimpanan dan pengambilan
kembali.
b. Rakpenyimpanansebaiknyatidakterlalutinggi, rata-rata orang bisa menjangkau
dan anak tangga sebaiknya dibuat untuk mencapai rak paling atas.
c. Masing-masing rak penyimpanan harus diberi label dengan range dari nomor
penyimpanan rekam medis pada nomor utamanya.
C. Material
Bahan kertas yang dipakai harus berbahan buffalo, berwarna kuning, tidak
mudah robek, dan terdapat kode warna untuk menyimpan

D. Proses
1. Assembling
Menurut Budi (2011) seharusnya kegiatan assembling termasuk juga mengecek
kelengkapan pengisian berkas rekam medis dan formulir yng harus ada pada
berkas rekam medis. Hatta (2010) di dalam bukunya mengatakan bahwa analisis
kuantitatif rawat jalan juga dilakukan sesudah pasien melakukan kunjungannya
ke rawat jalan.
2. Coding
Coding menurut Depkes RI (1997) adalah membuat kode atas diagnosis
penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang berlaku yang bertujuan untuk
mempermudah pengelompokkan penyakit dan operasi yang dapat dituangkan
dalam bentuk angka.
3. Filling
Menurut Barthos (2000) filing adalah proses pengaturan dan penyimpanan
bahan -bahan secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebut dengan mudah
dan cepat untuk ditemukan kembali setiap kali diperlukan.

2.9 Output Penyelenggaraan Rekam Medis


1. Kelengkapan Rekam Medis
Menurtu Hufftman (1999:22) kelengkapan rekam medis adalah kajian atau telaah
isi rekam medis berkaitan dengan pendokumentasian, pelayanan dan atau
menilai kelengkapan rekam medis.
2. Ketepatan Waktu Penyediaan Berkas Rekam Medis
Kegiatan pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap memiliki standar
waktu pengembalian 2x24 jam setelah pasien pulang sesuai dengan SOP yang
berlaku di rumah sakit.

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana,
kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien selama dirawat atau
menjalani pengobatan. Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada
saat diterimanya pasien-psien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan
data medis pasien oleh dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan kegiatan langsung kepada pasien. Semua baik tenaga medis,
non medis, maupun staff bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis dan resume medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan
ataupun pemalsuan data yang ada didalam rekam medis dan resume medis atau
dipergunakan oleh orang lain yang semestinya tidak diberikan izin.
Input penyelenggaraan rekam medis yaitu SDM, sarana prasarana, material dan
proses. Output penyelenggaraan rekam medis itu sendiri yaitu kelengkapan rekam
medis dan ketepatan waktu penyediaan berkas rekam medis.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis berharap bisa dijadikan setelah mempelajari materi ini
sangat menyarankan kepada rumah sakit untuk mengoptimalkan perihal
penyelenggaraan rekam medisnya, karena pelayanan rekam medis merupakan salah
satu bagian inti dari Rumah sakit yang sangat penting adanya.

Anda mungkin juga menyukai