Anda di halaman 1dari 45

BAHAN AJAR

BERBASIS PBL

HUKUM
TERMODINAMIKA

SYAMSURIA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i
KATA PENGANTAR

Pembelajaran Fisika menjadi salah satu wahana untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

memecahkan mSasalah. Hakikat fisika sendiri terbagi menjadi

tiga yaitu sebagai produk “a body of knowledge”, sebagai sikap

“a way of thinking”, dan sebagai proses “a way of investigating”.

Oleh karena itu, Fisika bukan saja hanya penguasaan tentang

pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip saja namun

juga merupakan suatu proses penemuan.

Sebagai penunjang dalam membantu peserta didik

memenuhi aspek-aspek yang ada pada hakekat fisika, perlunya

suatu upaya untuk memenuhi semua aspek tersebut. Dengan

adanya bahan ajar berbasis Problem Based learning ini

diharapkan para peserta didik dapat mandiri mencari tahu hal baru

ii
yang berkaitan dengan fisika sehingga mampu menemukan ide-

ide atau fakta-fakta terbaru.

Bahan ajar fisika berbasis PBL ini mencakup integrasi ilmu

pengetahuan umum, digambarkan dengan adanya pengetahuan

yang terus berkembang dan relevan dengan materi. Bahan ajar ini

dilengkapi dengan gambar ilustrasi dan penyajian materi dengan

mengacu pada sintaks PBL.

Terlepas dari itu dalam penyusunan Bahan ajar berbasis

PBL ini, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para ahli

dalam rangka meningkatkan kualitas bahan ajar yang

dikembangkan. Semoga Bahan ajar ini bermanfaat bagi guru dan

peserta didik SMA/MA dalam mencapai cita-cita luhurnya.

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
A. PENDAHULUAN.................................................................................... v
B. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS PBL....... vi
C. PETA KONSEP....................................................................................... vii
D. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................................. vii
E. HUKUM KE-NOL TERMODINAMIKA............................................. 1
F. HUKUM I TERMODINAMIKA............................................................ 6
G. HUKUM II TERMODINAMIKA......................................................... 22
RANGKUMAN............................................................................................. 30
GLOSARIUM............................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 33
PROFIL PENULIS

iv
A.PENDAHULUAN

Dalam bahan ajar ini Anda akan mempelajari tentang

termodinamika. Termodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang

mempelajari hukum-hukum dasar suatu usaha dan kalor. Dalam

termodinamika gas, Anda mempelajari tentang perubahan energi

dalam suatu gas dan factor-faktor yang mempengaruhinya.

Termodinamika juga melibatkan usaha yang dilakukan dan kalor

yang diterima oleh atau dilepaskan oleh gas.

Kompetensi Dasar (KD)


3.7 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan
menerapkan hukum termodinamika.
4.7 Membuat karya/model penerapan hukum ke-Nol, I dan II
Termodinamika berikut prensentasi makna fisisnya.

v
B. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING

Bagi Pendidik:
Agar pendidik berhasil membimbing pendidik untuk menguasai dan memahami
materi dalam bahan ajar ini, maka dapat mengikuti petunjuk berikut ini.

1. Bacalah do’a terlebih dahulu , agar diberikan kemudahan dan kelancaran


dalam memebimbing peserta didik.
2. Berikan apersepsi atau pemahaman awal kepada peserta didik saat awal
pembelajaran.
3. Berikan bimbingan kepada peserta didik dalam proses belajar.
4. Menjadi fasilitator bagi peserta didik.
5. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.
6. Melakukan evaluasi dan refleksi.

Bagi Peserta didik:


Agar peserta didik berhasil dalam menguasai materi dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam Bahan Ajar ini, dan mampu menerapkan
ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, maka ikutilah petunjuk
berikut:

1. Sebelum memulai kegiatan maka wali belajar dengan membaca basmalah


dan do’a terlebih dahulu.
2. Bacalah bahan bacaan atau materi yang terdapat dalam Bahan Ajar dengan
seksama.
3. Berdiskusilah dalam mempelajari yang ada dalam Bahan Ajar bersama
seluruh anggota kelompokmu.
4. Lakukanlah setiap kegiatan yang ada dalam bahan ajar deng bersungguh-
sungguh.

vi
5. Utamakan sikap jujur, disiplin, bertanggung jawaasama dan saling tolong
menolong.
6.

C. PETA KONSEP

TERMODINAMIKA

HUKUM I
HUKUM KE-NOL HUKUM II
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA TERMODINAMIKA

Usaha
Mesin Kalor
Termometer

Energi
Dalam Mesin Carnot
Kapasitas
Kalor Pendingin

Proses
Termodinamika

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini peserta didik diharapkan mampu:

1. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan


menerapkan hukum termodinamika dengan baik.

vii
2. Membuat karya/model penerapan hukum ke Nol, I dan II
Termodinamika berikut presentasi makna fisisnya dengan bai

viii
E. Hukum Nol Termodinamika

Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda harus


mampu:

 Menyebut dan memahami hukum ke-nol


termodinamika
 Memformulasikan hukum nol termodinamika
dan menerapkan dalam pecahan masalah

I
Hai kawan…
M

U Anda pasti pernah meminum minuman yang panas, sebelum


L meminum minuman tersebut anda mencampurnya dengan air
U dingin, sehingga minuman yang anda minum terasa hangat. Atau
S melihat seorang anak yang menderita demam, diberi kain dingin
pada dahinya.

1
Apa sih maksud dari kedua perlakuan tersebut…?

(Gambar 1f. Seorang anak yang demam (Gambar 2f. Proses mencampurkan air
diberi kain dingin pada dahinya) panas dan air dingin)

Hukum ke 0 termodinamika berbunyi: “Jika dua


buah benda berada dalam kondisi kesetimbangan
termal dengan benda yang ketiga, maka ketiga
benda tersebut berada dalam kesetimbangan
termal satu dengan yang lainnya”.

2
Apa sih maksud dari bunyi hukum

ke 0 termodinamika diatas…?

Interpretasi

Untuk lebih mengetahui maksud bunyi hukum ke 0

termodinamika, maka dapat ditulis ulang dengan kalimat yang lebih

sederhana yaitu, jika benda (A) mempunyai suhu yang sama

dengan benda (B) dan benda (B) mempunyai suhu yang sama

dengan benda (C) maka suhu benda (A) akan sama dengan suhu

benda (C) atau disebut ketiga benda berada dalam kondisi

kesetimbangan termal.

3
(Gambar 3f. Hukum
ke-Nol
Termodinamika)

Menerapkan Konsep

Ayo lakukan seperti gambar di

samping!!!.Misalnya temperatur tangan si A lebih tinggi

dibandingkan dengan tangan si B. Pada saat si A dan si B

berpegangan tangan, maka akan terjadi perpindahan panas.

(Gambar 4f. Terjadi perpindahan panas pada tangan)

Bagaimana temperatur benda bisa terbentuk?

Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh

molekul-molekul penyusun suatu benda. Benda-benda di alam

tersusun oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul yang

menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-

4
molekul ini bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi

kinetik yang dimiliki molekul-molekul. Benda dalam bentuk padat,

molekul-molekul penyusunannya tidak dapat bergerak bebas, tetapi

terikat erat dan kaku antara satu dengan lainnya. Molekul-molekul

dalam benda padat hanya dapat bergetar. Ini terjadi karena energy

yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif kecil sehingga

tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.

Bila benda padat dipanaskan,

maka sejumlah energi panas (kalor)

akan diserap oleh molekul sehingga

molekul dapat bergetar lebih cepat, ini

di tunjukan dengan naiknya derajat

panas benda. Panas benda naik (Gambar 5f. Termometer bimetal)

karena getaran molekul bertambah besar.

Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya.

Kalor berpindah dari benda yang memiliki kalor lebih besar ke

benda yang memiliki kalor kecil. Kalor juga didefinisikan sebagai

fluida yang tidak terlihat. Sebagai fluida, maka kalor dapat mengalir.

Hal yang menyebabkan kalor mengalir adalah beda temperatur

5
benda. Kalor mengalir dari benda yang memiliki temperature yang

lebih tinggi ke benda yang memiliki temperatur rendah.

F. HUKUM I TERMODINAMIKA

Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda harus mampu:

 Membedakan proses-proses termodinamika: isotermal, isobarik,


isokhorik dan adiabatik
 Menjelaskan bunyi hukum I termodinamika
 Memformulasikan hukum I termodinamika dan menerapkan dalam
pecahan masalah

 Membuat karya model penerapan hukum I termodinamika

Saat ini kita mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sangat


IDENTIFIKASI MASALAH

besar. Ada kekhawatiran bahwa peningkatan konsumsi energy ini

tidak sebanding dengan ditemukannya sumber energi yang baru.

Oleh karena itu kita harus menemukan cara yang lebih dalam

6
menggunakan sumber-sumber yang ada. Penggunaan energi

secara efisien harus konsisten dengan hukum-hukum alam, seperti

hukum kekekalan energi.

Hukum I termodinamika adalah bentuk


lain dari hukum kekekalan energi yang
dihasilkan pada perubahan energi dalam
yang dialami oleh suatu sistem. Sistem
didefinisikan sebagai sejumlah zat yang
dalam suatu wadah, yang menjadi pusat
perhatian untuk dianalisis.

1. Pengertian Usaha, Kalor, dan Energi

a. Pengertian Usaha dan Kalor

Di kelas X, Anda telah belajar tentang usaha dan energi.

Anda harus dapat membedakan antara usaha dan energi,

usaha yang dilakukan pada sistem merupakan ukuran energi

yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya.

7
Adapun energi mekanik sistem adalah energi yang memiliki

sistem akibat gerak dan koordinat posisinya. Dengan

demikian, ketika Anda melakukan usaha pada suatu sistem,

energi dipindahkan dari diri Anda ke sistem.

b. Pengertian Energi Dalam

Ketika suatu benda sedang bergerak, benda tersebut

memiliki energy kinetic dan berdasarkan energi kinetik ini

benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda

yang berada pada ketinggian dari suatu acuan memiliki energi

potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua

macam energi ini disebut energi luar (external energy).

Sebagai tambahan terhadap energi luar ini, setiap benda

memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini disebut

energi dalam. Energi dalam berhubungan dengan aspek

mikroskopik zat. Ketahui setiap zat terdiri atas atom-atom atau

molekul-molekul yang bergerak terus menerus.

Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat sehingga

tidak dapat diukur secara langsung. Besaran yang dapat

diukur secara langsung adalah perubahan energi dalam ( ∆ U),

8
yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (U 1) ke

keadaan akhir (U 2).

Perubahan energi dalam


∆ U = U 1- U 2 (1)

2. Formulasi Usaha, Kalor, dan Energi

a. Formulasi Usaha

Perhatikan suatu sistem gas yang berada

dalam wadah silinder yang ditutup oleh

sebuah pengisapan yang bergerak.

Tekanan sistem dijaga tetap oleh tekanan

atmosfer dan berat pengisap beserta

balok di atasnya. Proses yang terjadi

pada tekanan proses isobarik.


Gambar 4. Gas dalam wadah silinder

Apa yang terjadi ketika bagian bawah dipanaskan oleh

sebuah pembakar Bunsen? Tampak pengisap berpindah ke

atas dan berhenti pada posisi baru, seperti di tunjukkan pada

9
gambar 4. Perpindahan posisi pengisap disebabkan oleh

usaha yang dilakukan gas (sistem) terhadap pengisap dan

balok di atasnya (lingkungan). Bagaimana bentuk

persamaannya?

Usaha W dapat dihitung dari persamaan W = F.s

dengan F adalah besar perpindahan. Gaya F ditimbulkan oleh

besar perpindahan. Gaya F ditimbulkan oleh tekanan gas P

yang berkerja pada bagian bawa pengisap, yang besarnya F

= PA sehingga usaha W dapat ditulis: W = (PA)s. Oleh karena

A.s sama dengan perubahan volume gas, ∆ V =V 2−V 1, dengan

V 2 dan V 1 berturut-turut adalah volume akhir dan awal

sehingga usaha W dapat dinyatakan oleh persamaan berikut.

Usaha pada proses isobarik


W = P∆ V = P (V 2−V 1 ) (2)

10
Catatan:

Persamaan 2 konsistensi dengan perjanjian tanda

bahwa jika sistem melakukan usaha pada lingkungan

sehingga sistem memulai¿ ¿), yang berarti ∆ V =V 2−V 1 ,

bertanda positif. Sebaliknya, ketika lingkungan

melakukan usaha pada sistem sehingga sistem

memampat¿ ¿), yang berarti ∆ V = V 2−V 1 bertanda

negaatif, usaha bertanda negatif.

Misalnya volume gas yang mula-mula terkurung dibawah

pengisap 0,4 L. Bagian dasar wadah silinder dipanaskan pada

tekanan tetap (proses isobarik) pada 2 atm sehingga pengisap

11
bergerak dan berhenti ketika volume gas menjadi 0,9 L.

Usahanya dapat dihitung sebagai berikut.

W = P∆ V = P (V 2−V 1 )

= 2 atm (0,9 L – 0,4 L)

= 1 atm (gas melakukan usaha)

Eksplorasi

Untuk contoh sebelumnya, gambar

grafik tekanan gas terhadap

volumenya (grafik P-V) dengan P

sebagai sumbu tegak dan volume V

sebagai sumbu mendatar.

Gambar 5. Grafik P-V

Kemudian hitung luas daerah dibawah grafik P-V yang Anda

buat untuk batas volume 0,4 L sampai 0,9 L. Bandingkan hasil

hitung luas di bawah grafik P-V ini dengan hasil hitungan

12
menggunakan rumus W = P∆ V . Nyatakan kesimpulan yang

diperoleh.

Rumus W = P∆ V pada persamaan 2 hanya dapaat digunakan

untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap (proses isobarik).

Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung dengan cara

integral.

Gambar 6. Grafik P-V


Anda telah mengetahui bahwa,

jika grafik tekanan terhadap volume

13
(grafik P-V) diberikan maka arti

geometris dari persamaan 3 adalah

luas dibawah kurva. Usaha yang

dilakukan oleh sistem (gas) sama

dengan luas daerah di bawah grafik P-

V dengan batas volume awal V 1,

sampai dengan volume akhir V 2.

Secara umum, usaha dihitung dengan persamaan integral berikut.


V2

W = ∫ VdV (3)
V1

14
Catatan:

Jika V akhir > V awal dikatakan gas mengembang atau

memuai, usaha dilakukan oleh sistem (gas) dan

usaha W bertanda positif. Sebaliknya, jika V akhir < V awal

dikatakan gas merapat atau menyusut, usaha yang

dilakukan pada sistem (gas) dan W bertanda negatif.

soal

Sebuah mesin kecil menjalani siklus yang diketahui:

P1= 1,2 x 105 Pa P2= 7,2 x 105 Pa

V 1= 2,5 x 10−4 m3 V 2= 2 x 10−3 m3

a. Berapakah usaha yang dilakukan mesin untuk setiap

siklus?

b. Jika mesin bekerja 6 siklus per sekon berapa daya

keluaran mesin?

b. Formula Kalor

15
Kalor yang diserap oleh sistem gas dapat dihitung dari

rumus kalor yang telah Anda pelajari yaitu:


Q = mc∆ T atau Q = C∆ T (4)

Dengan c adalah kalor jenis gas dan C adalah kapasitor kalor

gas.

c. Formulasi Energi Dalam

Telah Anda ketahui bahwa untuk gas ideal, energi dalam

gas sama dengan total energi kinetik dari seluruh molekul-

molekul gas. Telah diformulasikan energi dalam sebagai

berikut.

Gas monoatomik
3 3
U= NkT = nRT (5)
2 2

Gas diatomik

5 5
U= NkT = nRT (6)
2 2

Keterangan:

N = Jumlah Molekul

16
n = Besar Mol

k = Tetapan Boltzmann (k = 1,38 x 10−23 J/K)

R= Tetapan Umum Gas (R = 8,31 J/mol = 8,310 j/kmol)

Tentu saja perubahan energi dalam ∆ U untuk sistem

yang berubah dari suhu awal T 1 ke suhu akhir T 2 dinyatakan

sebagai berikut.

Gas monoatomik
3 3
U= Nk∆ T = nR (T 2−T 1) (7)
2 2

Gas diatomic
5 5
U= Nk∆ T = nR (T 2−T 1) (8)
2 2

Dengan ∆ U = U 2−U 1

Persamaan 6 atau 7 dengan jelas menunjukkan bahwa

perubahan energi dalam sistem hanya bergantung pada suhu

awal dan suhu akhir. Dengan kata lain, perubahan energi

dalam

17
∆ U hanya bergantung pada lintasan yang ditempuh

sistem untuk mencapai keadaan itu. Oleh karena itu, energy

dalam termasuk fungsi keadaan.

Soal Konsep

Bayangkan suatu gas dalam sebuah silinder


yang terisolasi dengan sebuah pengisap yang
dapat bergerak. Pengisap telah didorong masuk
sehingga memampatkan gas dan sekarang
pengisap dibebaskan. Gas akan memuai dan
mendorong pengisap keluar. Dari titik pandang
energi, jelaskan bagaimana pemuaian ini
menyebabkan suhu gas turun?

VERIFIKASI

3. Proses-proses Termodinamika

Keadaan suatu gas dapat kita lihat pada grafik P-V.

Dalam bagian ini kita akan membahas empat macam proses

termodinamika gas yaitu isothermal, isokhorik, isobarik dan

adiabatic. Tiap proses

18
kita akan menggambarkan grafik P-V nya, menuliskan

persamaan keadaan yang dipenuhi dan menurunkan rumus

usahanya.

a. Proses isobarik

Proses isobarik adalah suatu proses perubahan

keadaan gas pada tekanan tetap, dengan persamaan sebagai

berikut:
V V2 V1
T
= C atau T = T
2 1

(9)

Ini adalah hukum Gay Lussac.

Adapun rumus usahanya telah

dinyatakan pada persamaan 2,

Gambar 6. Grafik P-V


yaitu sebagai berikut:
Isobarik

W = P∆ V = P (V 2 - V 1) (10)

19
b. Proses isokhorik

Proses iskhorik atau

isovolumik adalah suatu

proses perubahan keadaan

gas pada wujud volume

tetap. Persamaan keadaan

Gambar 7. Grafik P-V Isokhorik


untuk proses iskhorik (V

tetap) adalah sebagai berikut:

P P2 P1
T
= C atau T2
=T
1

(11)
c. Proses isothermal

Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan

gas pada susu tetap. Persamaan keadaan untuk proses

isothermal (T tetap) sebagai berikut:

PV = C atau P2 V 2 = P1 V 1 (12)

20
Ini adalah hukum Boyle. Grafik P-V

C
proses isothermal PV=C atau P V

berbentuk hiperbola seperti pada

gambar-8. Usaha yang sama dengan

luas daerah grafik P-V (luas raster

pada gambar-8) harus dihitung secara

integral dengan menggunakan

persamaan 3.

Gambar 7. Grafik P-V Isotermal

V2

W = ∫ VdV (13)
V1

nRT
Dari persamaan gas ideal telah kita peroleh P = V maka,

V2
nRT
W = ∫ V dV (14)
V 1

21
d. Proses adiabatik

Proses adiabatik adalah proses

perubahan keadaan gas saat tidak

ada aliran kalor masuk ke dalam

sistem atau kalor yang keluar dari

sistem. Dengan kata lain pada


Gambar 7. Grafik P-V Adiabatik
proses adiabatik Q = 0.

Pada grafik menunjukkan

pemuaian adiabatik yang memotong lengkung isothermal pada suhu

awal yang lebih tinggi dan suhu akhir yang lebih rendah. Persamaan

yang menyatakan lengkungan adiabatic diantara tekanan beserta

volume awal dan tekanan beserta volume akhir pada grafik diatas

dapat diturunkan dengan menggunakan teknik integral dan

PV γ = C ↔ p1 V γ1 = p2 V γ2 (15)

termodinamika. Persamaan keadaan adiabatik:

22
Nilai γ lebih kecil dari 1 merupakan hasil perbandingan kalor

jenis gas pada tekanan tetap C p dan kalor jenis gas pada volume tetap

C v , disebut juga dengan tetapan Laplace:

Cp
γ= (16)
Cv

nRT
Untuk gas ideal berlaku p = V sehingga persamaan dapat

dituliskan dalam bentuk:

p1 V 1 = p2 V 2
γ γ

{ } ={ }
nRT 1
V1
γ
V1
nRT 2
V2
γ
V2

Persamaan keadaan adiabatik:

γ −1
T 1 V 1 =T 2 V 2
γ−1
(17)

G. Hukum II Termodinamika

Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda harus


mampu:
23
 Menganalisis prinsip kerja mesin carnot, mesin
kalor dan mesin pendingin
 Memecahkan persoalan terkait prinsip kerja

GENERALISASI

Hukum I termodinamika secara esensial adalah hukum

kekekalan energi yang memasukkan kalor sebagai model

perpindahan energi. Menurut hukum I

Hukum II termodinamika mengatakan bahwa aliran


kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di
alam adalah reversible (arahnya dapat dibalik). Jika seekor
beruang kutub berbaring di salju, kalor dari tubuhnya akan
24
mencairkan salju, tetapi beruang tidak dapat mengambil
energi dari salju untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan
demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari

termodinamika, energi dalam suatu zat dapat ditingkatkan

dengan menambahkan kalor ke zat atau dengan melakukan

usaha pada zat. Hukum I termodinamika tidak membatasi

tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.

1. Mesin Kalor

Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi

panas menjadi energi mekanik. Dalam mesin mobil misalnya,

energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi

energi gerak. Namun, dalam semua mesin kalor kita ketahui

bahwa pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu

disertai pengeluaran gas buang, yang membawa sejumlah

energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi panas

hasil pembakaran bahan bakar yang pembangkit tenaga listrik;

Batu bara atau bahan bakar lain dibakar, dan energi panas yang

dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke uap. Uap ini

diarahkan ke sudut-sudut sebuah turbin, membuat sudut-sudut

ini berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan

untuk menggerakkan generator listrik.

25
Sebuah mesin kalor membawah sejumlah fluida kerja

melalui suatu proses siklus dengan kalor diserap dari sebuah

sumber suhu tinggi, meningkatkan energi dalam ke usaha

mekanik, membuang energi sisa sebagai kalor sebuah sumber

suhu rendah. Sebagai contoh dalam motor bensin: hasil

pembakaran bensin dalam ruang bakar menghasilkan sumber

suhu tinggi, gas panas melakukan usaha mekanik pada

pengisap silinder, dan kalor dibuang ke lingkungan melalui

sistem pendingin dan knalpot.

Hukum I termodinamika memberikan bahwa usah W yang

dilakukan oleh mesin kalor sama dengan kalor yang digunakan

mesin adalah sebagai berikut.

Q = Q1 - Q2 sehingga

W = Q1 - Q2 (18)

Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bertanda positif.

26
Jika fluida kerjanya adalah gas, seperti telah dibahas

sebelumnya, usaha yang dilakukan fluida kerja untuk sebuah

proses siklus sama dengan luas yang dimuat siklus pada

diagram P-V. Efisiensi termal sebuah mesin kalor adalah nilai

perbandingan antara usaha yang dilakukan dan kalor yang

diserap dari sumber suhu tinggi selama satu siklus.

Definisi efesiensi mesin kalor

W 1−¿ QQ 2 Q
n= Q = ¿ = 1−
2

Q1
(19)
1 Q1

2. Siklus Carnot

Walaupun mesin uap telah

dikembangkan oleh James watt

dan lainnya, dasar untuk

mengerti prinsip-prinsip umum

mesin kalor baru muncul tahun

Gambar 8. Nicolas Leonardo 27


sadi carnot
1824 oleh insinyur perancis Nicolas Leonardo Sadi Carnot

(1796-1832).

Walau kita akan membahas ide Carnot sebagai suatu

mesin ideal yang tidak dapat dibuat, idenya memiliki sisi praktis

yang diapakai sampai saat ini. Mesin carnot idal membangun

suatu

batas efesiensi paling tinggi dari semua mesin yang dapat dibat,

termasuk mesin uap, mesin diesel, mesin jet dan reaktor atom.

Lebih lanjut, studi-studi tentang mesin carnot secara teoritis

menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi efesiensi

mesin yang sebenarnya.

Pada proses pemuaian

isotermal (dari A ke B) kalor

dan pada proses pemampatan

isotoermal (dari C ke D)

dilepaskan kalor Q. Dalam


Gambar 8. Diagram P-V untuk siklus
carnot

28
siklus carnot, tidak terjadi perubahan energi dalam ( ∆ U = 0)

sehingga sesuai dengan hukum I termodinamika. Persamaannya

adalah sebagai berikut:

∆U = Q – W

0 = (Q1 - Q2) – W

W = Q1 - Q2

Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bernilai positif.

Proses ditunjukkan secara skematis pada gambar-9.

Persamaan W = Q1 - Q2 persis sama seperti persamaan

(18) yang telah kita pelajari sebelumnya pada mesin kalor.

Kedua persamaan ini sama karena mesin carnot termasuk mesin

kalor.

Dengan demikian, efisiensi mesin carnot dalam suhu

mutlak T dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

Q2
ƞ=1- Q
1

T2
ƞ=1- T (20)
1

29
3. Mesin Pendingin

Hukum II termodinamika berpegang pada kecenderungan

alamiah kalor untuk mengalir dari benda panas ke benda dingin.

Peralatan yang bekerja dengan cara ini disebut mesin pendingin,

sedangkan proses yang dialami sistem atau pompa kalor disebut

proses pendinginan.

30
Peralatan sehari-hari yang termasuk

Gambar Mesin Pendingin mesin pendinginan adalah lemari es

(kulkas) dan pendingin ruangan (air

continioner). Ukuran kinerja

(performa) sebuah kulkas dan AC

bisa diperoleh dengan menetapkan

hasil bagi kalor Q2 yang dipindahkan

dari sumber dingin dengan usaha W

yang dibutuhkan untuk

memindahkan kalor ini.

Q2
Cp = (21)
W

31
RANGKUMAN

Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu fisika yang mempelajari

hukum-hukum dasar yang dipatuhi oleh kalor dan usaha. Dalam

termodinamika gas, Anda mempelajari tentang perubahan energi dalam

suatu gas dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Termodinamika juga

melibatkan usaha yang dilakukan dan kalor yang diterima oleh atau

dibebaskan oleh gas.

Hukum ke-0 Termodinamika

Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang

dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan

yang lainnya. Hukum ini dimasukkan setelah hukum pertama.

Hukum I Termodinamika

32
Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini

menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika

tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai kedalam

sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum ini dapat

diuraikan

menjadi proses, yaitu proses dengan isokhorik, isotermik, isobarik dan

adiabatik.

Hukum II Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi

untuk hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan

kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius.

Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja

sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi

sebagai panas dari sitem dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan

kelvin-plank: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus

33
termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil

menerima panas dari satu resrvoir termal.

GLOSARIUM

T
Termodinamika Cabang ilmu fisika yang mempelajari perilaku zat di
bawah kontrol suhu secara makroskopik
U
Usaha Kerja Suatu proses transfer energi
Usaha Luar Usaha yang diperlukan untuk melawan gaya-gaya dari
luar. Usaha ini hanya di kenal dalam termodinamika
saja, yaitu ketika sistem melakukan usaha pada
lingkungan atau sebaliknya.
Usaha Mekanis Proses adiabatik energi dari suatu benda ke benda lain
atau dari sistem ke lingkungan melalui gaya

34
P
Proses Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas
Adiabatik bila tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem.
Proses Isobarik Proses yang berlangsung pada tekanan konstan
Proses Isokhorik Proses isokhorik atau proses isomerik, proses yang
berlangsung pada volume konstan.
Proses Isotermal Proses yang berlangsung pada suhu konstan.

DAFTAR PUSTAKA

Ainie Khuriati Riza Sulistiati. 2010. Termodinamika, Yogyakarta: Graha


Ilmu.
Haliday, dkk.2010.Fisika Dasar Edisi 7 jilid 1. Jakarta, Erlangga
Kanginan, Marthen.2017.Fisika untuk SMA/MA kelas XI,
Jakarta:Erlangga
Kemendikbud.2013.Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Fisika
SMA/MA, Jakarta:Kemendikbud

35
PROFIL PENULIS

Syamsuria lahir di Samarinda pada tanggal 08 Desember 1998.

Anak keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Namruddin

dan Supiani. Penulis berasal dari Desa Botto Lampe,

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru dan selama

menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi menetap di Jalan

Alauddin 2. Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah

Dasar pada tahun 2004 di SDI Bottolampe tamat pada tahun 2010. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja dan tamat pada tahun 2013.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tanete Riaja dan tamat pada tahun

36
2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas

Muhammadiyah Makassar Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan dan menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 2021.

37

Anda mungkin juga menyukai