Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKOLOGI

OLEH
DHANI SURYANDARI
NIM. 1172044

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


SURAKARTA
2019

1
PETUNJUK UMUM
BEKERJA DI LABORATORIUM MIKOLOGI

Di laboartorium mikologi banyak ditemukan jamur oportunis yang berasal dari


penderita ataupun lingkungan sekitar. Beberapa jamur seperti jamur kontaminan mudah
sekali tumbuh dan mengkontaminasi bahan pemeriksaan, makanan, udara ataupun
peralatan rumah tanggga, rumah sakit dal laboratorium. Apabila ini terjadi di
laboratorium saat melakukan pemeriksaan specimen penderita, maka dapat terjadi
kesalahan dalam menetapkan diagnosis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan specimen
penderita untuk pemeriksaan jamur, yaitu :

1. Harus memakai baju laboratorium (jas lab) pada ssat bekerja serta mencuci
tanggan dengan desinfektan setelah bekerja dengan specimen atau koloni jamur
untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Sterilkan semua peralatan yang akan atau setelah dipakai dengan caa
membakar di atas api Bunsen, otoklaf atau oven.
3. Untuk mencegah kontaminasi jamur pada kultur, maka ruang tempat bekerja
sedapat mungkin terhindar dari arus angin, sedikit mungkin orang yang berlalu
lalang serta tidak berbicara selama melakukan kultur.
4. Bila dalam media perbenihan terdapat bermacam – macam koloni yang
tumbuh, maka urutan koloni yang diperiksa adalah berikut : koloni khamir,
koloni flamen dengan permukaan velvety, powdery dan cottony. Tujuanya untuk
mencegah terjadinya kontaminasi koloni sekitarnya.
5. Setiap melakukan kultur, mulut tabung perbenihan harus dibakar sebelum
melakukan penanaman ataupun setelah selesai penanaman.
6. Jika mengambil jamur koloni filament yang berada di dalam cawan petri
sebaiknya penutup cawan di buka sedikit mungkin agar spora jamur tidak
bertebaran karaena mengkontaminasi pekerja dan lingkungan sekitarnya.

2
BERBAGAI REAGEN DAN MEDIA YANG DIPAKAI DI
LABORATORIUM MIKOLOGI

A. REAGEN
1. Garam fisiologis (NaCl 0,9%)
2. Alkohol 70 %
3. KOH 10%
4. Lactophenol cotton blue (LPCB)
5. Kanada balsam / entelan

Cara pembuatan larutan LPCB


R/ Kristal fenol 20 gr
Asam laktat 20 ml
Gliserol 40 ml
Aquades 20 ml

Semua bahan dicampur di dalam labu Erlenmeyer di atas uap air panas di
dalam penangas sampai larut sempurna. Terbentuk larutan lactophenol yang
berwarna jernih atau kuning jernih. Bila akan membuat LPCB, maka ke dalam
larutan lactophenol ditambahkan bubuk cotton blue atau tinta warna biru
secukupnya.

B. MEDIA PERBENIHAN

Agar Sabouraud Dekstrosa / ASD


R/ Dekstrosa/glukosa 40 gr
Pepton 10 gr
Agar 20 gr
Aquades 1000 ml

Semua bahan dimasukan dalam Erlenmeyer dan dilarutkan diatas api sampai
larut sempurna. Media dapat langsung disterilkan didalam otoklaf selama 30
menit dengan tekanan 1 atm. Untuk membuat agar miring, larutan media
dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 – 15 ml baru disterilkan dan
didinginkan dengan cara ditidurkan dengan posisi bagian mulut tabung lebih
tinggi. Media dibiarkan din gin dan membeku. Media dapat disimpan di dalam
suhu kamar atau di dalam refigenerator suhu 4oC (kulkas)
ASD ( - ) adalah media perbenihan tanpa antibiotik
ASD ( + ) adalah media dengan penambahan antibiotik kloramfenikol 0,005
mg/liter

3
SPORULASI, HIFA DAN KOLONI JAMUR

A. SPORULASI JAMUR
Tujuan : Mempelajari cara terbentuknya spora aseksual dan seksual sehingga
genus / species jamur dapat ditetapkan

Spora aseksual (Talospora)


Adalah ; spora yang langsing dibentuk dari hifa / tallus.
Cara terbentuknya bervariasi yaitu :

No Jenis Spora Gambar


1. BLASTOSPORA
- Sel ragi (tunggal)
- Sel ragi bertunas
(blastospora)
 Tunas dapat diujung
sel / sisi dari hifa
semu

Jenis jamur :
- Candida, Cryptococcus,
Saccharomycea

2. ARTROSPORA
- Terbentuk dari
fragmentasi hifa
- Spora bentuk kotak atau
lonjong
Tersusun seperti rantai
- Diameter spora = hifa

Jenis jamur :
- Geotrichum,
Oidiodendron
- Monilla sitophilla

4
3. KLAMIDOSPORA
TERMINAL DAN LATERAL
- Terbentuk dari pelebaran
hifa
- Diameter spora lebih
dari diameter hifa
- Berdinding tebal
- Letak di ujung (terminal)
dan di sisi samping hifa

Janis jamur :
- Candida albicans

KLAMIDOSPORA
INTRAKALER
- Letak spora diantara hifa
sejati

Jenis jamur :
- Dermatophyta
(Epidermophyton)

4. KONIDIA
- Terbentuk dari
fragmentasi seterigmata
- Sterigmata dibentuk
diatas / diujung
konidiofor
- Diatas sterigmata
terdapat spora / konidia
yang tersusun seperti
rantai dan mudah lepas
kecuali spora yang
menempel di sterigmata.

Jenis jamur :
- Aspergillus, Penicillium,
Scopulariopsis.

5. SPORANGIOSPORA
- Spora dibentuk didalam
sporangium ( kantong
spora)
- Sporangium terbentuk
dari ujung hifa khusus
(sporangiofor) yang
5
membesar
- Sporangium mudah
pecah dan spora
bertebaran

Jenis jamur :
- Rhizopus, Mucor,
Absidia

6. ALEURIOSPORA
- Spora terbentuk diujung
konidiofor (hifa khusus /
hifa reproduktif)

a. MAKROKONIDIA
- Memiliki lebih dari 1 sel
(multisel)

Jenis jamur :
- Fusarium, Curvularia,
Dermatophyta
(Microsporum dan
Epidermophyton)

Spora seksual :

Spora dibentuk dari hasil perkawinan dua hifa yang sejenis atau berbeda dan
melebur (berfusi) menjadi satu membentuk wadah spora yang disebut askus atau
zigot.

Spora ini berasal dari jamur yang dapat menyebabkan penyakit piedra hitam dan
zigomicosis subkutis.

6
No Jenis Spora Gambar
1. ASKOSPORA

- Askus berbentuk lonjong


warna jernih berada di
dalam anyaman hifa padat
yang berwarna hitam
- Setiap askus berisi 4-8
askospora yang berbentuk
panjang seperti pisang

Jenis jamur :
- Piedraia hortai ; Piedra
hitam

2. ZIGOSPORA

- Dibentuk dari perkawinan


dua hifa sejenis membentuk
zigot bulat dan berdinding
tebal
- Didalam zigot berisi
zigospora
- Kadang tampak tonjolan
yang disebut paruh (sisa
hifa yang tidak melebur)

Jenis jamur :
- Basidiobolus meristoporus :
penyebab Zigomikosis
subkutis

7
B. JENIS – JENIS HIFA

No Jenis hifa Gambar


1. HIFA SEMU
(PSEUDOHIFA)

- Hifa semu dibentuk


dari tunas
(blastospora) yang
memanjang
- Di bagian sekat /
septumnya ada
penyempitan

Jenis jamue :
- Candida sp.

2. HIFA SEJATI
MULTISEL

- Hifa dibentuk dari


pertumbuhan spora
- Dibagian sekat /
septum tidak ada
penyempitan
- Banyak sekat
(multisel)

Jenis jamur :
- Semua jamur
filament

3. HIFA SEJAI SENOSITIK

- Hifa lebar dan tidak


ada sekat / septum.
Bila ada hanya
sedikit

Jenis jamur :
- Kelas Zygomycetes :
Rhizopus, Mucor,
Absidia,
Basidiobolus.
8
C. KOLONI JAMUR
Koloni dibentuk dari anyaman hifa (miselium). Setiap genus jamur mempunyai
koloni yang khas. Identifikasi jamur dapat berdasarkan bentuk, warna dan
permukaan koloni.

No Jenis Spora Gambar


1. KOLONI KHAMIR

- Bentuk lunak, permukaan


licin
- Warna putih sampai krem
atau merah
- Berisi hanya sel ragi
Coloni Candida, Geotrichum
Jenis jamur :
- Cndida berumur muda
- Cryptococcus
- Rhodotorulla

2. KOLONI SEPERTI RAGI

- Permukaan sedikit berlipat –


lipat atau berserabut di
bagian tepi koloni
- Berisi sel ragi dan hifa semu

Jenis jamur :
- Candida berumur tua,
Geotrichum, Saccharomyces

3. KOLONI FILAMEN / KHAMIR

- Dibentuk dari anyaman hifa


sejati
- Warna berfariasi
- Permukaan koloni : Velvety
(halus) Powdery (berserbuk),
Cottony (seperti kapas
dibentuk dari hifa panjang),
Wolly (seperti wol dibentuk

9
dari serabut hifa pendek) KOLONI GOL.
MONILIACEAE
Jenis jamur :
- Semua jamur filament

JAMUR KONTAMINAN, SAPROFIT DAN DERMATOPHYTA

1. JAMUR KONTAMINAN
Kelompok jamur yang sering ditemukan mengkontaminasi biakan, makanan
ataupun perlengkapan yang terbuat dari kulit, pakaian, dinding yang lembab.
Beberapa jamur kontaminan dapat bersifat oportunis yaitu : menimbulkan
penyakit bila ada factor predisposisi.

No Jenis Jamur Kontaminan Gambar


1. ASPERGILLUS
- Aspergillus head :
Vesikel dilengkapi dengan
sterigmata bentuk fialid dan
konidia bulat kasar yang
tersusun seperti kipas.
- Konidiofor tidak bercabang
dan di bagian ujungnya
membesar disebut
VESIKEL.
- Se kaki merupakan hifa
penyangga konidiofor ;
sering tidak tampak

Jenis jamur :
- A. fumigates (koloni hijau
toska,
Velvety)
- A. flavus (koloni hijau
muda,
Powdery,
velvety)
- A. niger (koloni hitam,
Powdery

10
2. PENICILLIUM
- Konidiofore bercabang
- Diatas konidiofor terdapat 3
– 4 buah sterigmata (metula)
yang tersusun seperti sapu
- Diatas sterigmata terdapat
konidia bentuk bulat kasar
tersusun seperti rantai
- Koloni hijau toska, velvety

3. CULVULARIA
- Makrokonidia berwarna
coklat memiliki 4 – 8 sel an
satu sel dibaguian tengah
membesar (makrokonidia
tempak melengkung /
bengkok)
- Hifa multi sel berwarna
coklat
- Koloni filament velvety,
coklat kehitaman.

4. FUSARIUM
- KONIDIA TERBENTUK
DARI KONIDIOFOR
PENDEK YANG
BERCABANG
- Mekrokonidia panjang atau
bulan sabit dibagian
ujungnya runcing, bersel
banyak.
- Makrokonidia mudah lepas
dan dibentuk dalam jumlah
11
banyak

Koloni :
- Velvety sampai wolly,
berwarna ungu (rose dengan
pink terang di tepi)

5. RHIZOPUS
- Memiliki stolon (hifa tak
bersekat yang
menghubungkan kelompok
sporangiofor tidak
bercabang)
- Hifa dseperti akar (Rhizoid)
- Sporangifor tidak bercabang
dan ujungnya membesar
membentuk kolumela yang
masuk ke dalam sporangium

Koloni :
- Cottony, putih sampai abu –
abu tua

6. MUCOR
- Sporangiofore bercabang
tidak teratur dan bagian
ujungnya membesar
membentuk sporangium
- Sporangium mudah pecah
dan sporangispora
berhamburan (collarette)
- Tiak memiliki stolon dan
rhizoid

Koloni :
- Sama seperti Rhizopus

12
7. ABSIDIA
- Sporangiofore tidak
bercabang
- Ujung sporangiofor
membentuk kolumela
seperti kerucut (runcing)
- Sporangium mudah pecah
dan sporangiofore
berhamburan. Wikipedia.co.id
- Tidak memilki Rhizoid

Koloni :
- Sama seperti Rhizopus.

2. JAMUR SAPROFIT
Kelompok jamur yang dapat hidup di tubuh manusia tanpa menimbulkan
kelainan kecuali bila ada factor predisposisi (jamus oportunis). Bila di alam
jamur ini disebut jamur saproba.

No Jenis Spora Gambar


1. Candida Spp.
- Blastospora
- Hifa semu dengan blastopora
di sekitar septumnya.
- Koloni khamir, Leathery,
putih
- Ada beberapa species yang
menginfeksi manusia

13
2. CRYPYOCOCCUS
- Sel ragi, blastospora
- Memiliki kapsul / simpai

Koloni :
- Khamir berlendir, krem

(wikimedia.org)
3. RHODOTORULLA
- Sel ragi, blastospora
- Koloni khamir, merah

4. SACCHAROMYCES
- Sel ragi, blastospora
- Hifa semu
- Koloni khamir, putih.

 http://enologyaccess.org/

3. JAMUR DERMATOPHYTA
Merupakan jamur penyebab Dermatofitosis (kuab). Pada manusia ditemukan
5 species yang embentuk sporulasi khas dan satu species tidan membentuk
sporulasi (Trichophyton concentricum)

14
No Jenis jamur Gambar
1. Microsporum canis
- Zoofilik
- Makrokonidia
 Bentuk lonjong
seperti
kumparan /
daun dengan
ujung spora
runcing
 Jumlah sel lebih
dari 6
 Dinding sel
tebal
 Permukaan
spora kasar /
berduri

Koloni :
- Velvety dengan
hifa kasar di bagian
tepi koloni
- Warna : putih
sampai kekunungan
2. Microsporum gypseum
- Geofilik
- Makrokonidia :
 Lonjong seperti
daun dan
simetris
 Berujung
tumpul
 Berisi 4 – 6 sel,
https://alchetron.com
berdinding tipis
 Permukaan
spora kasar /
berduri

Koloni :
- Permukaan
powdery
- Coklat muda

15
3. Epidermophyton
floccosum
- Antropofilik
- Makrokonidia
 Seperti gada
dengan ujung
membulat
 Berisi 2 – 4sel culture
 Dindng tipis
dan halus
 Satu nhifa dapat
ditemukan lebih
dari satu
makrokonidia
tersusun seperti
jari
 Klamidospora
intrakaler chlamydospores
banyak

Koloni :
- Velvety dengan
hifa halus tersusun
radier.
- Koloni berwarna
coklat kehijauan
(mustrat)

macroconidia.

4. Trichophyton rubrum
- Antropofilik
- Makrokonidia
 Banyak enthrse
(sepanjang hifa)
en grape.
 Berbentuk
lonjong seperti
pensil

Koloni
16
- Velvety berwarna
merah dengan dasar
koloni merah tua.

5. Trichophyton
mentagrophytes
- Zoofilik
- Makrokonidia
 Bentuk bulat
 Banyak hifa
spiral Macroconidia
 Berbentuk
lonjong seperti
pensil
- Mikrokonidia
 Bulat
bergerombol
seperti anggur

Koloni : Microconidia
- Powdery berwarna
putih kekuningan

hyphal spirals

17
MEMBUAT SEDIAAN JAMUR DARI KOLONI

1. TUJUAN :
- Melatih cara membuat sediaan semi permanen langsung dari koloni
jamur
- Melakukan identifikasi genus / species jamur dari sediaan yang dibuat.

2. BAHAN
a. Koloni jamur kontaminan / airborne fungi
b. Jamur pada makanan (tape, tempe, roti)
c. Jamur Candida spp.

3. REAGEN
a. Alkohol 70 %
b. Larutan LPCB, tinta parker / KOH 10 %
c. Canada balsam / entelan

4. ALAT
a. Gunting
b. Ohse kait
c. Kaca objek dan kaca tutup
d. Pembakar spirtus
e. Pipet pasteur

5. CARA KERJA
A. Identifikasi koloni :
Menentukan jenis koloni, permukaan koloni dan warna koloni

B. Identifikasi mikroskopis
I. Membuat sediaan semipermanen dari koloni
- Siapkan kaca objek dan penutup yang bersih
- Ambil koloni jamur dengan ohse kait letakan diatas kaca
objek
- Tambahkan 1 tetes alcohol 70 % lalu hancurkan koloni
sampai halus / homogen.
- Tambahkan cat LPCB, homogenkan.

18
- Tutup dengan kaca penutup dan amati dengan perbesaran
100 x / 400x
- Setiap pengambilan koloni jamur yang berbeda, jarum ohse
barus dibakar.

II. Membuat sediaan semi permanen memakai cellophane tape :


- Potong cellophane tape 1 – 1,5 cm
- Dengan menggunakan pinset rekatkan pada koloni jamur
- Tetesi 1 – 2 tetes alcohol 70 %
- Teteskan 1 – 2 tetes kaca objek dengan LPCB lalu letakan
cellophane tadi. Kemudian tutup denga kaca penurup
- Amati mikroskop perbesaran 100 x / 400 x

C. Amati sporulasi jamur yang terbentuk dan tantukan genusnya


berdasarkan morfologi koloni dan mikroskopik.

D. Kelebihan LPCB dikeringkan dengan kertas tissue kemudian sediaan


ditutup dengan kuteks atau Canada balsam dan dapat disimpan dalam
waktu lama bila tidak terjadi kebocoran dan gelembung udara.

E. Untuk mendapatkan hasil sediaan semipermanen yang baik, sediaan


dibiarkan beberapa hari agar jamur melakat pada kaca objek dan kaca
tutup, baru ditutup dengan Canada balsam / etelan.

HASIL PEMERIKSAAN

(di gambar)

19
LATIHAN DIAGNOSIS PENDERITA MIKOSIS SUPERFICIALIS

1. Tujuan :
Dapat menentukan diagnosis penyakit jamur pada kulit, rambut dan mukosa
(rongga mulut / vagina). Dapat membuat sediaan semipermanen yang
diwarnai
LPCB.

2. Bahan ;
a. Kulit / kuku rambut kepala
b. Secret vagina
c. Swab rongga mulut

3. Reagen :
a. Alkohol 70 %
b. KOH 10 %
c. Aquades
d. LPCB
e. Etelan / Canada balsam

4. Cara kerja
a. Pengambilan specimen kulit / kuku / rambut
b. Specimen diambil menggunakan skalpel
c. Bersihkan lesi kulit, kuku dengan alcohol kemudian dikerok
menggunakan
d. scalpel pada bagian tepi kulit atau kuku. Kerokan ditampung pada kaca
objek

I. Pengambilan specimen Memakai ellophane tape


a. Specimen yang diambil adalah kulit
b. Cellophane dipotong ukuran 5 cm kemudian langsung direkatkan
pada kulit yeng sebelumnya dibersihkan dengan kapas alcohol 70
%
c.Rekatkan cellophane tape pada kaca objek

II. Pengambilan specimen Memakai gunting / pinset


20
a. Specimen yang diambil adalah rambut
b. Pada penderita tinea kapitis sampel rambut diambil dengan pinset
sedangkan piedra hitam dengan gunting
c.Letakan pada kaca objek tetsi dengan KOH 10 %, amati
mikroskopis.

III. Pengambilan specimen mukosa


a.Sampel diambil dengan swab steril kering
b.Hapuskan pada rongga mulut atau vagina, maka cairan akan terhisap kapas
tersebut
c.Masukan alat swab pada NaCl 0,9 % buat suspense.
d.Teteskan suspense tersebut pada kaca objek lalu tutup dengan kaca tutup.
e.Buatlah sediaan apus dari suspense lalu warnai dengan gram
f.Amati masing masing sediaan dengan perbesaran mikroskpo 400 x

HASIL PENGAMATAN
(digambar)

21

Anda mungkin juga menyukai