MIKOLOGI
OLEH
DHANI SURYANDARI
NIM. 1172044
1
PETUNJUK UMUM
BEKERJA DI LABORATORIUM MIKOLOGI
1. Harus memakai baju laboratorium (jas lab) pada ssat bekerja serta mencuci
tanggan dengan desinfektan setelah bekerja dengan specimen atau koloni jamur
untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Sterilkan semua peralatan yang akan atau setelah dipakai dengan caa
membakar di atas api Bunsen, otoklaf atau oven.
3. Untuk mencegah kontaminasi jamur pada kultur, maka ruang tempat bekerja
sedapat mungkin terhindar dari arus angin, sedikit mungkin orang yang berlalu
lalang serta tidak berbicara selama melakukan kultur.
4. Bila dalam media perbenihan terdapat bermacam – macam koloni yang
tumbuh, maka urutan koloni yang diperiksa adalah berikut : koloni khamir,
koloni flamen dengan permukaan velvety, powdery dan cottony. Tujuanya untuk
mencegah terjadinya kontaminasi koloni sekitarnya.
5. Setiap melakukan kultur, mulut tabung perbenihan harus dibakar sebelum
melakukan penanaman ataupun setelah selesai penanaman.
6. Jika mengambil jamur koloni filament yang berada di dalam cawan petri
sebaiknya penutup cawan di buka sedikit mungkin agar spora jamur tidak
bertebaran karaena mengkontaminasi pekerja dan lingkungan sekitarnya.
2
BERBAGAI REAGEN DAN MEDIA YANG DIPAKAI DI
LABORATORIUM MIKOLOGI
A. REAGEN
1. Garam fisiologis (NaCl 0,9%)
2. Alkohol 70 %
3. KOH 10%
4. Lactophenol cotton blue (LPCB)
5. Kanada balsam / entelan
Semua bahan dicampur di dalam labu Erlenmeyer di atas uap air panas di
dalam penangas sampai larut sempurna. Terbentuk larutan lactophenol yang
berwarna jernih atau kuning jernih. Bila akan membuat LPCB, maka ke dalam
larutan lactophenol ditambahkan bubuk cotton blue atau tinta warna biru
secukupnya.
B. MEDIA PERBENIHAN
Semua bahan dimasukan dalam Erlenmeyer dan dilarutkan diatas api sampai
larut sempurna. Media dapat langsung disterilkan didalam otoklaf selama 30
menit dengan tekanan 1 atm. Untuk membuat agar miring, larutan media
dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 – 15 ml baru disterilkan dan
didinginkan dengan cara ditidurkan dengan posisi bagian mulut tabung lebih
tinggi. Media dibiarkan din gin dan membeku. Media dapat disimpan di dalam
suhu kamar atau di dalam refigenerator suhu 4oC (kulkas)
ASD ( - ) adalah media perbenihan tanpa antibiotik
ASD ( + ) adalah media dengan penambahan antibiotik kloramfenikol 0,005
mg/liter
3
SPORULASI, HIFA DAN KOLONI JAMUR
A. SPORULASI JAMUR
Tujuan : Mempelajari cara terbentuknya spora aseksual dan seksual sehingga
genus / species jamur dapat ditetapkan
Jenis jamur :
- Candida, Cryptococcus,
Saccharomycea
2. ARTROSPORA
- Terbentuk dari
fragmentasi hifa
- Spora bentuk kotak atau
lonjong
Tersusun seperti rantai
- Diameter spora = hifa
Jenis jamur :
- Geotrichum,
Oidiodendron
- Monilla sitophilla
4
3. KLAMIDOSPORA
TERMINAL DAN LATERAL
- Terbentuk dari pelebaran
hifa
- Diameter spora lebih
dari diameter hifa
- Berdinding tebal
- Letak di ujung (terminal)
dan di sisi samping hifa
Janis jamur :
- Candida albicans
KLAMIDOSPORA
INTRAKALER
- Letak spora diantara hifa
sejati
Jenis jamur :
- Dermatophyta
(Epidermophyton)
4. KONIDIA
- Terbentuk dari
fragmentasi seterigmata
- Sterigmata dibentuk
diatas / diujung
konidiofor
- Diatas sterigmata
terdapat spora / konidia
yang tersusun seperti
rantai dan mudah lepas
kecuali spora yang
menempel di sterigmata.
Jenis jamur :
- Aspergillus, Penicillium,
Scopulariopsis.
5. SPORANGIOSPORA
- Spora dibentuk didalam
sporangium ( kantong
spora)
- Sporangium terbentuk
dari ujung hifa khusus
(sporangiofor) yang
5
membesar
- Sporangium mudah
pecah dan spora
bertebaran
Jenis jamur :
- Rhizopus, Mucor,
Absidia
6. ALEURIOSPORA
- Spora terbentuk diujung
konidiofor (hifa khusus /
hifa reproduktif)
a. MAKROKONIDIA
- Memiliki lebih dari 1 sel
(multisel)
Jenis jamur :
- Fusarium, Curvularia,
Dermatophyta
(Microsporum dan
Epidermophyton)
Spora seksual :
Spora dibentuk dari hasil perkawinan dua hifa yang sejenis atau berbeda dan
melebur (berfusi) menjadi satu membentuk wadah spora yang disebut askus atau
zigot.
Spora ini berasal dari jamur yang dapat menyebabkan penyakit piedra hitam dan
zigomicosis subkutis.
6
No Jenis Spora Gambar
1. ASKOSPORA
Jenis jamur :
- Piedraia hortai ; Piedra
hitam
2. ZIGOSPORA
Jenis jamur :
- Basidiobolus meristoporus :
penyebab Zigomikosis
subkutis
7
B. JENIS – JENIS HIFA
Jenis jamue :
- Candida sp.
2. HIFA SEJATI
MULTISEL
Jenis jamur :
- Semua jamur
filament
Jenis jamur :
- Kelas Zygomycetes :
Rhizopus, Mucor,
Absidia,
Basidiobolus.
8
C. KOLONI JAMUR
Koloni dibentuk dari anyaman hifa (miselium). Setiap genus jamur mempunyai
koloni yang khas. Identifikasi jamur dapat berdasarkan bentuk, warna dan
permukaan koloni.
Jenis jamur :
- Candida berumur tua,
Geotrichum, Saccharomyces
9
dari serabut hifa pendek) KOLONI GOL.
MONILIACEAE
Jenis jamur :
- Semua jamur filament
1. JAMUR KONTAMINAN
Kelompok jamur yang sering ditemukan mengkontaminasi biakan, makanan
ataupun perlengkapan yang terbuat dari kulit, pakaian, dinding yang lembab.
Beberapa jamur kontaminan dapat bersifat oportunis yaitu : menimbulkan
penyakit bila ada factor predisposisi.
Jenis jamur :
- A. fumigates (koloni hijau
toska,
Velvety)
- A. flavus (koloni hijau
muda,
Powdery,
velvety)
- A. niger (koloni hitam,
Powdery
10
2. PENICILLIUM
- Konidiofore bercabang
- Diatas konidiofor terdapat 3
– 4 buah sterigmata (metula)
yang tersusun seperti sapu
- Diatas sterigmata terdapat
konidia bentuk bulat kasar
tersusun seperti rantai
- Koloni hijau toska, velvety
3. CULVULARIA
- Makrokonidia berwarna
coklat memiliki 4 – 8 sel an
satu sel dibaguian tengah
membesar (makrokonidia
tempak melengkung /
bengkok)
- Hifa multi sel berwarna
coklat
- Koloni filament velvety,
coklat kehitaman.
4. FUSARIUM
- KONIDIA TERBENTUK
DARI KONIDIOFOR
PENDEK YANG
BERCABANG
- Mekrokonidia panjang atau
bulan sabit dibagian
ujungnya runcing, bersel
banyak.
- Makrokonidia mudah lepas
dan dibentuk dalam jumlah
11
banyak
Koloni :
- Velvety sampai wolly,
berwarna ungu (rose dengan
pink terang di tepi)
5. RHIZOPUS
- Memiliki stolon (hifa tak
bersekat yang
menghubungkan kelompok
sporangiofor tidak
bercabang)
- Hifa dseperti akar (Rhizoid)
- Sporangifor tidak bercabang
dan ujungnya membesar
membentuk kolumela yang
masuk ke dalam sporangium
Koloni :
- Cottony, putih sampai abu –
abu tua
6. MUCOR
- Sporangiofore bercabang
tidak teratur dan bagian
ujungnya membesar
membentuk sporangium
- Sporangium mudah pecah
dan sporangispora
berhamburan (collarette)
- Tiak memiliki stolon dan
rhizoid
Koloni :
- Sama seperti Rhizopus
12
7. ABSIDIA
- Sporangiofore tidak
bercabang
- Ujung sporangiofor
membentuk kolumela
seperti kerucut (runcing)
- Sporangium mudah pecah
dan sporangiofore
berhamburan. Wikipedia.co.id
- Tidak memilki Rhizoid
Koloni :
- Sama seperti Rhizopus.
2. JAMUR SAPROFIT
Kelompok jamur yang dapat hidup di tubuh manusia tanpa menimbulkan
kelainan kecuali bila ada factor predisposisi (jamus oportunis). Bila di alam
jamur ini disebut jamur saproba.
13
2. CRYPYOCOCCUS
- Sel ragi, blastospora
- Memiliki kapsul / simpai
Koloni :
- Khamir berlendir, krem
(wikimedia.org)
3. RHODOTORULLA
- Sel ragi, blastospora
- Koloni khamir, merah
4. SACCHAROMYCES
- Sel ragi, blastospora
- Hifa semu
- Koloni khamir, putih.
http://enologyaccess.org/
3. JAMUR DERMATOPHYTA
Merupakan jamur penyebab Dermatofitosis (kuab). Pada manusia ditemukan
5 species yang embentuk sporulasi khas dan satu species tidan membentuk
sporulasi (Trichophyton concentricum)
14
No Jenis jamur Gambar
1. Microsporum canis
- Zoofilik
- Makrokonidia
Bentuk lonjong
seperti
kumparan /
daun dengan
ujung spora
runcing
Jumlah sel lebih
dari 6
Dinding sel
tebal
Permukaan
spora kasar /
berduri
Koloni :
- Velvety dengan
hifa kasar di bagian
tepi koloni
- Warna : putih
sampai kekunungan
2. Microsporum gypseum
- Geofilik
- Makrokonidia :
Lonjong seperti
daun dan
simetris
Berujung
tumpul
Berisi 4 – 6 sel,
https://alchetron.com
berdinding tipis
Permukaan
spora kasar /
berduri
Koloni :
- Permukaan
powdery
- Coklat muda
15
3. Epidermophyton
floccosum
- Antropofilik
- Makrokonidia
Seperti gada
dengan ujung
membulat
Berisi 2 – 4sel culture
Dindng tipis
dan halus
Satu nhifa dapat
ditemukan lebih
dari satu
makrokonidia
tersusun seperti
jari
Klamidospora
intrakaler chlamydospores
banyak
Koloni :
- Velvety dengan
hifa halus tersusun
radier.
- Koloni berwarna
coklat kehijauan
(mustrat)
macroconidia.
4. Trichophyton rubrum
- Antropofilik
- Makrokonidia
Banyak enthrse
(sepanjang hifa)
en grape.
Berbentuk
lonjong seperti
pensil
Koloni
16
- Velvety berwarna
merah dengan dasar
koloni merah tua.
5. Trichophyton
mentagrophytes
- Zoofilik
- Makrokonidia
Bentuk bulat
Banyak hifa
spiral Macroconidia
Berbentuk
lonjong seperti
pensil
- Mikrokonidia
Bulat
bergerombol
seperti anggur
Koloni : Microconidia
- Powdery berwarna
putih kekuningan
hyphal spirals
17
MEMBUAT SEDIAAN JAMUR DARI KOLONI
1. TUJUAN :
- Melatih cara membuat sediaan semi permanen langsung dari koloni
jamur
- Melakukan identifikasi genus / species jamur dari sediaan yang dibuat.
2. BAHAN
a. Koloni jamur kontaminan / airborne fungi
b. Jamur pada makanan (tape, tempe, roti)
c. Jamur Candida spp.
3. REAGEN
a. Alkohol 70 %
b. Larutan LPCB, tinta parker / KOH 10 %
c. Canada balsam / entelan
4. ALAT
a. Gunting
b. Ohse kait
c. Kaca objek dan kaca tutup
d. Pembakar spirtus
e. Pipet pasteur
5. CARA KERJA
A. Identifikasi koloni :
Menentukan jenis koloni, permukaan koloni dan warna koloni
B. Identifikasi mikroskopis
I. Membuat sediaan semipermanen dari koloni
- Siapkan kaca objek dan penutup yang bersih
- Ambil koloni jamur dengan ohse kait letakan diatas kaca
objek
- Tambahkan 1 tetes alcohol 70 % lalu hancurkan koloni
sampai halus / homogen.
- Tambahkan cat LPCB, homogenkan.
18
- Tutup dengan kaca penutup dan amati dengan perbesaran
100 x / 400x
- Setiap pengambilan koloni jamur yang berbeda, jarum ohse
barus dibakar.
HASIL PEMERIKSAAN
(di gambar)
19
LATIHAN DIAGNOSIS PENDERITA MIKOSIS SUPERFICIALIS
1. Tujuan :
Dapat menentukan diagnosis penyakit jamur pada kulit, rambut dan mukosa
(rongga mulut / vagina). Dapat membuat sediaan semipermanen yang
diwarnai
LPCB.
2. Bahan ;
a. Kulit / kuku rambut kepala
b. Secret vagina
c. Swab rongga mulut
3. Reagen :
a. Alkohol 70 %
b. KOH 10 %
c. Aquades
d. LPCB
e. Etelan / Canada balsam
4. Cara kerja
a. Pengambilan specimen kulit / kuku / rambut
b. Specimen diambil menggunakan skalpel
c. Bersihkan lesi kulit, kuku dengan alcohol kemudian dikerok
menggunakan
d. scalpel pada bagian tepi kulit atau kuku. Kerokan ditampung pada kaca
objek
HASIL PENGAMATAN
(digambar)
21