Seksual
• Lebih jarang dan hasil lebih sedikit
• Pembelahan
Aseksual
• Penguncupan
• Pembentukan spora
SPORA
ASEKSUAL SPORA
• Konidiospora atau konidium SEKSUAL
• Askospora
• Sporangiospora
• Zigospora
• Oospora
• Oidium atau artrospora
• Klamidospora
• Blastospora
PEMBAGIAN MORFOLOGI FUNGI
BERDASARKAN GERMINAL
SPORA
• Uniseluler • Talus; tubelike projection
• Bentuk bulat dan oval atau filamen multiseluler
• Ukuran 2-60 μm bentuk panjang silinder
• Reproduksi aseksual diameter 2-10 μm bernama
dengan budding hifa
(blastoconidia formation), • Hifa tumbuh menjalin
beberapa dengan binnary menjadi miselium
fission (khas pada parasitic • Hifa vegetatif masuk ke
form dari Penicillium dalam substrat
marneffei) • Hifa reproduktif tumbuh
• Reproduksi seksual dengan keluar substrat
askospora dan basidiospora
• Beberapa membentuk
pseudohifa
FUNGSI
DIMORFIK
Miselium Yeast
• Hidup di alam bebas atau • Hidup dalam
dikultur pada suhu 250C jaringan, eksudat,
• Kandida dan Malassezia furfur atau bila dikultur
mmbentuk hifa dalam jaringan pada suhu 370C
KLASIFIKASI
FUNGI
Ciri-ciri Phycomcota Ascomycota Basidiomycota Deutromycota
(Imperfecti)
Miselium Aseptat / Septat Septat Septat
Senositik
Aseksual Sporangiospora Konidia Konidia Konidia
terkadang
konidia
Seksual Zigospora, Askospora Basidiospora Tidak diketahui
oospora
Habitat Air, tanah, hewan Tanah, tumbuhan, Tanah, tumbuhan Tanah, tumbuhan,
hewan hewan
Penyebab Patogen Piedraia hortai Cryptococcus Aspergillus sp.
oportunis Neoformans
FISIOLOGI
• Fungi dapat lebih bertahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang
tidak menguntungkan dibanding jasad renik lain
• Dapat bertahan dalam konsentrasi gula dan keadaan yang lebih asam
dibandingkan dengan bakteri
• Khamir dapat hidup dalam keadaan aerobik dan anaerobik, sedangkan
kapang hidup dalam keadaan aerobik
• Fungi Saprofit hidup pada suhu 22-300C sedangkan patogen hidup
pada suhu 30-370C
• Hidup dengan karbon berasal dari glukosa dan beberapa menggunakan
nitrogen (maka beberapa fungi dikembangbiakkan dengan pepton)
PATOLOGI
• Infeksi terjadi akibat komponen permukaan dinding sel fungi melekat pada hospes
• Polisakarida dinding sel mengaktivasi komplemen dan menimbulkan reakasi inflamasi
• Dinding sel melepaskan antigen imunodominan yang mengaktivasi respon imun
seluler dan antibodi diagnostik
• Melanin pada dinding sel fungi dematiaceous memberikan pigmen cokelat dan
berhubungan dengan faktor virulensi
• Mengakibatkan timbulnya:
– Mitotoksikosis (misetismus, mikotoksin) ergotism dan aflatoksin
– Hipersensitivitas merangsang produksi imunoglobulin atau sensitized limfosit mengakibatkan
hypersensitivity pneumonitis, rhinitis, bronchial asthma
– Infeksi invasif invasi ke jaringan menyebabkan kerusakan jaringan
MIKOSIS SUPERFISIAL
Gambaran Klinis
• Grey patch ringworm
• Kerion
• Black dot ringworm
TINEA KAPITIS
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
• Gambaran klinis
• Pemeriksaan dengan lampu Wood, dan pemeriksaan mikroskopis
rambut langsung dengan KOH
• Pada pemeriksaan mikroskopis, akan terlihat spora di luar rambut
(ectotrics) atau di dalam rambut (endotrics)
TINEA FAVOSA
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
mikroskopis langsung, dengan menemukan
miselium, “air bubbles” yang bentuknya tidak
teratur. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood
tampak fluoresensi hijau pudar (“dull green”).
TINEA KORPORIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang khas dan ditemukannya elemen
jamur pada pemeriksaan kerokan kulit dengan mikroskopik langsung memakai larutan
KOH 10-20 %.
TINEA
MANUS ET
PEDIS