1. Phytium sp
a. Ciri-ciri
- Hidup saprofit di tanah lembab.
- Struktur tubuh jamur Phytium Ini terdiri dari golongan Ascomycotina, golongan ini struktur
tubuhnya ada yang multiseluler atau uniseluler.
- Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel.
- Berukuran kecil, berfilamen yang kekurangan klorofil.
- Oospora memiliki diameter 17 – 19 mikrometer, hifa tidak bersekat dan umumnya memiliki
lebar 4 – 6 mikrometer. Sporangia panjangnya bervariasi dari 50 – 1000 um dan umumnya
memiliki cabang banyak (multi).
- Jamur Phytium Spp. mempunyai miselium kasar, lebarnya kadang-kadang sampai 7
mikrometer.
b. Kerugian
Menyebabkan penyakik pada pembibitan dan Damping off atau rebah semai.
b. Manfaat
Walaupun jamur Trichoderma sp merupakan salah satu jenis jamur mikoparasit, artinya
bersifat parasitik terhadap jenis jamur lain namun Trichoderma sp mempunyai kemampuan
untuk mengkolonisasi rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur
penyakit, mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman.
3. Penicillin sp
a. Ciri –ciri
- Hidup secara saprofit di berbagai tempat, terutama pada substrat yangmengandung gula
(seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum).
- Konidiofor nya berbentuk seperti sikat/kuas
- berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia dibentuk pada ujung
hifa.
- reproduksi generatif dengan membentuk askus, namun reproduksi secarageneratif sulit
ditemukan
- Hifa pembawa konidia disebut konidiofor.Sehingga setiap konidia dapat dapat tumbuh
membentuk jamur baru.
- reproduksi generatif dengan membentuk askus, namun reproduksi secarageneratif sulit
ditemukan.
b. Manfaat
- di bidang industry penicillum bermanfaat untuk untuk memproduksi keju ( Penicillium
camemberti dan Penicillium roqueforti),. mengharumkan keju, yaitu dengan cara menurunkan
kadar kasein pada bahan keju.
- Untuk pengawetan jus buah (Penicillium chryzogenum) Penicillium Chrysogenum
- Untuk produksi antibiotik yang dikenal dengan penisilin (Penicillium chryzogenum)
- Efektif untuk memberantas terutama bakteri gram positif yang berbentuk kokus, misalnya
melawan infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus.
ZYGOMYCOTINA
a) Tubuh multiseluler.
b) Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
c) Hifa tidak bersekat.
d) Reproduksi:
(1) Vegetatif: dengan spora.
(2) Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan menghasilkan zigospora yang
nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
e) Contoh spesies:
(1) Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
Fungi yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a) Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b) Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe
dan oncom.
c) Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d) Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e) Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa fungi juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.
a) Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b) Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c) Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d) Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e) Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f) Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
Fungi merupakan topik pembahasan kali ini, beberapa hal yang akan dibahas adalah
Pengertian Fungi, Reproduksi Fungi, dan Klasifikasi Fungi. Mungkin dari sahabat
ilmu sekalian ada yang sedikit asing dengan kata fungi, fungi ini adalah bahas latin
dari jamur, nah pasti udah tau kan? Namun jamur atau fungi ini tidak semuanya
berbentuk sepeti dalam bayangan awam, kita sering membayangkan bahwa jamur
bebentuk seperti payung yang lebih berisi, tapi kenyataanya tidak semua demikian,
Langsung aja simakyang berikut ini ya biar pengetahuannya bertembah.
Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan
tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena
sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam
kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun
plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof
(memperoleh makanan dari organisme lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan
jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi
bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan
organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup
dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).
Fungi ( Jamur )
Zoospora atau spora kembara adalah spoa yang dapat bergerak di dalam air dengan
menggunakan flagela. Jadi jamur penghasil zoospora biasanya hidup di lingkungan
yang lembab atau berair.
Endospora adalah spoa yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di dalam sel
tesebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur
ascomycota. Askospora terdapat dalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora yang
dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur Basidimycota disebut basidispora.
Basidispoa terdapat di dalam basidium, dan biasanya berjumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada
ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepaskan diri.
1.Divisi Zygomycota
Jamur Zygomycota
Tubuh Zygomycota terdiri dari benng hifa yang bersekat melintang, ada pula yang
tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak dan dinding selnya
mengandung kitin.
Contoh jamur ini adalah jamur yang tumbuh pada tempe, selain itu ada juga yang
hidup secara saprofit pada rotin, nasi, dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang
hidup secara parasit, misalnya penyebab penyakit busuk pada ular jalar.
2.Divisi Ascomycota
Jamur Ascomycota
Ciri Khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus
(askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di
dalam kotak spoa. Kotak spora ini menyerupai kantong sehigngga disebut askus,
untuk mengetahui bentuk dan stuktu askus dibutuhkan pengamatan yang teliti.
Reproduksi secara seksual dapat dijelaskansecara ingkas sebagai berikut. Hifa yang
bercabang-cabang ada yang berdifensiasi membentuk alat reproduksi betina yang
ukurannya menjadi lebh besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung
hifa lain terbentuk alat repoduksi jantan yang disebut anteridium berinti haploid(n
kromosom). Dari askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan antara
askogonium dan anteridum. Saluran itu disebut trikogin. Melalui saluran trikogin
inilah inti sel dari anteidium pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya,
inti anteridium dan inti askogonium berpasanga. Setelah terbentuk pasangan inti, dari
askogonium tumbuh beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium . Nah
inin yang berpasangan itu masuk ke dalam askogonium ,kemudian membelah secara
mitosis, namun tetap saja berpasangan. Setelah memasuki inti hifa askogonium teus
tumbuh, membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung
hifa askogonium ini terdapat dua int. Ujung hifainilah yang kelak akan membentuk
askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya kompak,yang
mudah menjadi tubuh buah atau askokarp.
Dua inti di dalam askus yang berasal dari ujung hifa itu membelah secara meiosis
membentuk 8 buah spoa. Jadi, spoa tersebut terbentuk di dalam askus, karena itulah
disebut spora askus. Spora askus dapat tersebar kemana-mana karena angin. Jika
jatuh di tempat yang sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benag hifa baru.
Kesimpulan :Ascomycota
3. Divisi Basidiomycota
Jamur Basidiomycota
Hifa Basidiomycota memiliki sekat melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua
(dikariotik). Miseliumnya berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul
tubuh buah berbentuk payung atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat.
Bagian tubuh buah inilah yang enak dimakan. Tubuh buah atau basidiokarp
merupakan tempat tumbuhnya basidium. Setiap basidium menghasilkan 4 spora
basidum.
Secara singkat daur hidup Basidiomycota :Hifa (+) bertemu hifa (-) à inti dari hifa
(+)pindah ke hifa(-) à hifa dikariotik à tumbuh miselium muncul
basidiokarpàmembentuk basidium à spora basidium
Kesimpulan :Basidiomycota
4.Divisi Deuteromycota
Telah dibahas sebelumnya bahwa jamu yang epoduksi seksualnya menghasilkan askus
digolongkankedalam Ascomycota dan yang menghasilkan basidium digolobgkan
kedalam Basidiomycota. Akan tetapi belum semua jamu yang dijumpai di alam telah
diketahui cara repoduksi seksualnya. Kira-kira terdapat sekitar 1500 jenis jamur yang
belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Akibat dari hal ini Tidak ada yang bisa
menggolongkan 1500 jamur tersebut. Jamur yang demikian untuk sementara waktu
digolongkan k dalam Deuteromycota atau “jamur tak tentu”. Jadi Deuteromycota
bukanlah penggolongan yang sejati atau bukan takson. Jika kemudian menurut
penelitian ada jenis dari jamu ini yang diketahui proses reproduksi seksualnya,maka
akan dimasukkan ke dalam ascomycota atau Basidiomycota. Sebagai cotnoh adalah
jamur oncom yang mula-mula jamur ini berada di divisi deuteromycota dengan nama
Monilla Sithophila. Namun setelah diteliti ternyata jamur ini menghasilkan askus
sehingga dimasukkan ke dalam Ascomycota.
Nah, akhirnya selesai juga nih pembahasan artikel kali ini tentang Fungi, semoga
bemanfaat ya sahabaat,dan apabila masih ada hal yang belum dipahami silahkan
langsung ditanyakan saja melalui kotak komentar di softilmu.blogspot.com ini, Jangan
Lupa Like
Terimakasih atas kunjungannya ya,sering-sering mampir.
FUNGI/JAMUR
Fungi /jamur : merupakan organisme eukaryotik ( memiliki membran inti), memiliki
dinding sel, tidak memiliki klorofil, heterotrof , ada yang uniseluler dan ada yang
multiseluler.
Jamur dikaji dalam cabang ilmu Mikologi (Yunani, myces = jamur).
Perhatikan beberapa contoh jamur berikut ini :
A. CIRI JAMUR
1. Ukuran : bervariasi, ada yang mikroskopik untuk jamur uniseluler, contoh khamir (
Saccharomyces) dan makroskopis untuk jamur multiseluler (lihat Gambar di atas).
2. Bentuk : bervariasi, ada yang oval, benang membentuk lapisan seperti kapas, embun
tepung (mildew) pada permukaan substrat tempat hidupnya, dan ada yang membentuk
tubuh buah (mangkuk,`payung, kuping, setengah lingkaran dan bulat).
3. Struktur dan fungsi tubuh :
4. Cara hidup : jamur bersifat heterotrof yaitu memperoleh zat organik atau makanan dari
hasil sintesis organisme lain, baik dari organisme mati maupun dari organisme hidup.
Berdasarkan cara memperoleh makanan jamur bersifat saprofit, parasit dan mutual.
Saprofit artinya : memperoleh zat organik dari sisa organisme mati dan bahan tak
hidup, berperan sebagai pengurai atau dekompuser.
Parasit : memperoleh zat organik dari organisme hidup lain, bersifat merugikan
karena menimbulkan penyakit
Mutual : hidup saling menguntungkan, contohnya kerjasama atau simbiosis
mutualisme antara jamur dengan ganggang hijau biru yang membentuk lumut kerak
(lichen), dan simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi
membentuk mikoriza. simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme
yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung
dan penyerap air serta mineral, sedangkan ganggang yang hidup diantara miselium
jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis. Sedangkan mikoriza adalah
simbiosis antara jamur dan akar tumbuhan tinghkat tinggi. Jamur memperoleh
senyawa organik hasil fotosintesis dari tumbuhan, sedangkan tumbuhan mendapatkan
air dan mineral yang diserap oleh jamur. Lihat gambar lichen dan mikoriza di bawah
ini :
5. Habitat : di darat (terestrial), di tempat lembab, pada organisme atau sisa organisme
diperairan, di lingkungan asam (pada buah yang asam), di lingkungan kadar gula yang tinggi
(pada selai), bersimbiosis dengan makhluk hidup lain baik mutualisme(lumut kerak dan
mikoriza) maupun parasitisme, dan dilingkungan ekstrim (gurun,gunung salju, dan kutub).
Aseksual terjadi dengan tiga cara yaitu : pembentukan kuncup atau tunas pada jamur
uniseluler, pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora
aseksual. Spora aseksual terdiri dari sporangiospora dan konidiospora yang
bersifat haploid (n) . Sporangiospora : dihasilkan dari pembelahan mitosis sel dalam
kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor (struktur yang
mendukung sporangium). Konidiospora : dihasilkan dari pembelahan mitosis sel
pada ujung konidiofor (pendukung konidia).Perhatikan gambar sporangiospora dan
konidiospora di bawah ini :
Seksual : dengan pembentukan spora seksual, yang terjadi secara Singgami, yaitu
penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis. Singgami terdiri dari 2 tahap, yaitu
plasmogami (penyatuan plasma sel) dan karyogami (penyatuan inti sel). Plasmogami
menghasilkan sel atau hifa berinti 2 (dikarion) yang haploid (n), kemudian hifa
tersebut akan mengalami penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu
(monokarion) yang diploid (2n), kemudian membelah secara meiosis membentuk
spora seksual yang haploid. Spora seksual dapat berupa zogospora, askospora, dan
basidiospora. Lihat gambar spora seksual di bawah ini :
7. Klasifikasi Jamur : Kingdom fungi dikelompokan berdasarkan cara reproduksi
seksualnya, yang terbagi menjadi 4 kelas, yaitu : Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
dan Deuteromycota..
1. Zygomycotina
dimasukan dalam kelompok ini, karena reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam
zigospora. Jamur Zygomycotina mempunyai ciri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat
kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid
lebih sigkat,reproduksi aseksual dengan membentuk sporangiospora, reproduksi seksual
dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora.
Perkembangan secara seksual terjadi karena ada 2 macam hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-).
Keduanya bisa terdapat pada satu talus atau talus yang berbeda.
Anggota kelas Zygomycotina antara lain : Rhizopus oryzae (jamur tempe), Rhizopus
stolonifer (tumbuh pada roti basi), Rhizopus nigricans (tumbuh pada tomat), Mucor mucedo
dan Pilobolus (menguraikan kotoran hewan), Mucor javanicans (untuk membuat tape).
lihat gambar jamur pada roti basi di bawah ini:
2. Ascomycotina
Jamur kelompok ini di sebut Ascomycotina, karena dalam reproduksi seksualnya
menghasilkan askospora. Jamur ini yang termasuk kelas Ascomycotania mempunyai ciri-ciri
yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat,
membentuk badan buah yang disebut askokrap, memiliki inti haploid, memiliki keturunan
dipoloid lebih singkat, reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora, reproduksi
seksual dengan konjugasi yang menghasilkan askospora. Lihat gambar reproduksi di bawah
ini :
3. Basidiomycotina
Jamur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena dalam reproduksi seksualnya
menghasilkan basidiospora. Jamur yang termasuk kelas Basidiomycotina mempunyai ciri-
ciri yaitu dinding selnya tersusun atus zat kitin,multiseluler, hifa bersekat, dibedakan hifa
primer (berinti satu) dan sekunder (berinti dua), mengandung inti haploid, memiliki
keturunan diploid lebih singkat, membentuk badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi
aseksual dengan membentuk kondiospora, reproduksi seksual dengan menghasilkan
basidopora.
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua
hifa ini saling bersinggungan.
Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke
hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium
yang berinti diploid (2n).
Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang
haploid (n).
Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan
berkembang menjadi basidiospora.
Basidiospora di hasilkan di bagian bawah tudung
Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan
tumbuh menjadi hifa yang haploid.
4. Deuteromycotina
Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti (jamur tidak sempurna) atau deuteromycotina
karena belum diketahui cara perkembang biakan seksualnya. Jamur yang termasuk kelas
Deuteromycotina mempunyai ciri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin,
multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe hifa Primer (berinti satu) dan sekunder (berinti
dua), mengandung inti haploid, Memiliki keturunan diploid lebih singkat, dan reproduksi
aseksual dengan membentuk konidiospora,sedangkan reproduksi seksualnya belum
diketahui. Jika cara reproduksi seksualnya sudah diketahui, maka akan dikelompokan ulang
menjadi anggota dari ketiga kelas di atas sesuai dengan cara reproduksianya. Contoh
Monillia sitophila (jamur oncom) setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan
askospora, namanya kemudian diubah menjadi Neurospora crasa ,dan dikelompokan
kedalam kelas Askomycota.
contoh spesies dari kelas Deuteromycotina antara lain sebagai berikut :
Kegiatan :
Tujuan : Mengamati dan mempelajari ukuran, bentuk, struktur, sifat hidup, habitat,
cara reproduksi, dan klasifikasi jamur
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Kaca penutup
4. Kaca pembesar/lup
5. Pipet tetes
6. Pinset
7. Beberapa macam jamur yang terdapat disekitar lingkungan tinggal, (minimal 5
macam).
Cara kerja :
1. Siapkan jamur yang akan diamati, kelompokan antara jamur yang mikroskopis atau
makroskopis
2. Untuk jamur mikroskopis , lakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop
3. Untuk jamur yang makroskopis , lakukan pengamatan langsung, bisa menggunakan
kaca pembesar
4. Gambarkan masing-masing jamur yang sudah ditemukan, dan beri keterangan pada
gambar
5. Jawablah pertanyaan -pertanyaan di bawah ini sesuai dengan jenis jamur , dan
jawaban diletakan di bawah gambar jamur yang diamati :
Pertanyaan :
4. Jamur yang kalian amati apakah bersifat parasit, saprofit atau mutualisme?
5. Dimanakah habitatnya atau apakah substratnya?
6. Perhatikan reproduksinya, spora aseksualnya adalah .... dan spora seksualnya
adalaah ,,,,
7, Jamur dikelompokan menjadi 4 kelas, sebutkan !
8. Jamur yang sudah kalian amati, termasuk dalam kelas apa ?
amur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi
adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan.
Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak
pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat
perbedaan.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan Makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian dari fungi.
BAB II
PEMBAHASAN
Adalah hidup simbiosis antara jamur dengan algae. Liken merupakan hasil simbiosis
antara jamur ascomycotina atau basidiomycotina dengan algae hijau atau algae biru. Lumut
kerak dapat kita temukan pada kulit pohon dan batu-batuan. Talus liken berbentuk tipis yang
tersusun atas miselium dan hifa. Setiap liken mempunyai bentuk dan warna serta habitat
tertentu yang mempunyai ketergantungan pada jenis-jenis dan algae yang ada.
Jamur pada liken memperoleh makanan dari hasil fotosintesis algae, dan memperoleh
air atau mineral dari jamur. Inilah yang menunjukan adanya simbiosis antara jamur dan algae.
Lumut kerak melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya. Bila terjadi perobahan cuaca
dan kelembaban, maka liken akan melepaskan fragmen talus dan zat kimia sehingga dapat
melapukan permukaan batuan tersebut dengan demikian liken akan tetap hidup.
Karena sifat di atas liken disebut dengan tumbuhan pioner (tumbuhan pertama atau
pemula yang dapat mencapai pada lahan yang baru.
Contoh :
Usnea barbata dan Usnea dasypoga : untuk obat tuberculosis, pengahsil antibiotik asam
usnin.
Parmelia acetubulum : berupa lembaran seperti kulit, hidup di pohon dan batu-batuan.
F. MIKORHIZA
Adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan
tinggi. Frank, ahli Botani berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang pertama kali
emnemukan hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan Mikoriza
pad atahun 1885.
Tipe Mikoriza ditinjau dari struktur anatomi, adalah sebagai berikut:
1) Ektomikorhiza : hidup antara jamur dengan tanaman pinus, apabila hifanya tidak
menembus ke dalam akar tetapi hanya pada sampai lapisan epidermis. Dengan adanya
ektomikorhiza akar tanaman tidak memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui jamur ini
tanaman dapat memperoleh air atau unsur lainnya. Jamur ini tidak dapat hidup tanpa
bersimbiosis dengan akar tanaman.
2) Endomikorhiza : hidup antara jamur dengan tanaman, apabila hifanya dapat menembus
sampai ke dalam (korteks). Jamur ini biasanya terdapat tanaman anggrek, kol, bit dan
beberapa jenis pohon lain. Endomikorhiza dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan tanaman
inangnya. Jamur ini membantu pertumbuhan bintil akar tanaman Leguminoceae dan
mempercepat fiksasi nitrogen.
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan
lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur
merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology .
Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk alami
dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau
sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan
kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa
genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh,
modifikasi genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam
fermentasi besar kapal-telah membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien
daripada produksi oleh organisme sumber asli.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup
dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang
mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik
dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi adalah
organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang
bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin
(polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua cara
yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan sejati
atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes
dan Deuteromycetes.
Jamur yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi
perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tidak
sempurna (fungi imperfekti). Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yaitu
Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan sistem
klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam filum yaitu Chytridiomycota,
Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. berikut
uraiannya ;
Chytridiomycota meliputi sekitar 1.000 spesies yang sering dimasukkan ke dalam kingdom
Protista karena menghasilkan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dengan habitat utamanya
di perairan dan tempat yang lembab. Namun demikian Chytridiomycota mempunyai
struktur dan cara memperoleh makanan yang menyerupai jamur, sehingga para ahli biologi
menganggap Chytridiomycota sebagai penghubung antara Protista dan Fungi.
Chytridiomycota merupakan jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun beberapa
jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit,
namun ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan.
Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zygomycota. Semua jamur ini hanya
menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara
(zoospora). Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif yang hidup di
air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di darat.
Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup
sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Hifanya bersifat senosit yaitu tidak bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang
berfungsi sebagai penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). Zygomycota
berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora tak berflagela atau aplanospora
yangdibentuk dalam sporangium. Sporangium terletak pada ujung sporangiofor yang sering
ditemukan bercabang-cabang.
Zigot mengalami masa istirahat dan kemudian menghasilkan sporayang disebut zigospora.
Spora ini kemudian berkecambah,sebagian hifanya membentuk sporangiospora yang
menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan ribuan spora yang disebarkan
oleh angin. Contoh Zygomycota adalah sebagai berikut.
a. Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya
sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus.
b. Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai ke bagian korteks, misalnya terdapat pada
tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit.
Glomeromycota mula-mula termasuk dalam kingdom Zygomycota, tetapi Walker dan
Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri karena terdapat
perbedaan dengan Zygomycota. Saat ini baru sekitar 150 jenis Glomeromycota yang telah
diteliti. Ciri khas Glomeromycota adalah hidupnya selalu bersimbiosis dengan tumbuhan
(tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yang bercabang dikotomi pada akar
tumbuhan), hifanya tak bersekat, dan menghasilkan spora multinukleat berukuran besar
dan berdinding tebal.
Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai tempat pertukaran makanan antara
jamur dan tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada akar inang
yang disebut vesikel. Arbuskuler dan vesikel juga berfungsi sebagai tempat penimbunan
hasil metabolisme jamur.
Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang,
diameternya sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya
bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa jenis
ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan β-glukan.
Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan sering
bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut
kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat
pembentukan askospora.
Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8
askospora, yang kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.
Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi. Khamir tidak
membentuk hifa, selnya berbentuk bulat atau oval yang dapat bertunas (berkuncup)
sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir melakukan reproduksi dengan
membentuk tunas yang diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel
kemudian bergerak ke dalam kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat memisahkan
diri atau tetap bersatu membentuk koloni.
Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak secara seksual. Sel
khamir dapat berfungsi sebagai askus yang berisi empat askospora haploid yang tahan
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil yang bulat. Kemudian
sel-sel yang bersesuaian dapat melakukan peleburan membentuk sel diploid yang berukuran
lebih besar.
Ascomycota yang lain berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, membentuk
tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia. Konidia yang dibentuk dapat tunggal atau
berantai panjang pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yang disebut hifa askogonium dan menghasilkan
tubuh buah yang disebut askokarp. Di dalam askokarp 2 inti membelah secara meiosis
menghasilkan 8 askospora yaitu spora yang dihasilkan di dalam askus.
Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai
akan segera tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycota.
c. Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir
mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
g. Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan genetika.
5. Klasifikasi Jamur Basidiomycota
Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam
kelas Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota dan
tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Kebanyakan
Basidiomycota adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan serangga.
Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis
yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan.
Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur. Basidiomycota
jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora
yang terbentuk di luar basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora,
masing-masing berinti satu dan haploid.
Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu
inti dan haploid.
b. Miselium sekunder, dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang
bersesuaian. Miselium ini berinti dua yang masing-masing haploid.
c. Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam
jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.
Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun
kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora
aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Deuteromycota bukan merupakan kelompok jamur yang sesungguhnya karena bila suatu
jamur telah diketahui reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dalam kelompok lain
yang sesuai dengan tingkat reproduksi seksualnya tersebut.
Kebanyakan Deuteromycota parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini
beberapa contoh Deuteromycota.
Inyiak Talago
Biologi K 1. Peranan Jamur yang Menguntungkan
Jamur mempunyai peran sebagai dekomposer, yaitu menguraikan sisa – sisa organisme yang telah
mati sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan
ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah adanya
keseimbangan antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan – perombakan
atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses daur ulang senyawa organik ini, jamur
memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem utama.
Disamping itu, jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar tumbuhan
tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikoriza merupakan struktur yang berperan
penting dalam suplai unsur hara. Bentuk simbiosis lain dari jamur adalah lumut kerak. Lumut kerak
merupakan oganisme yang mampu hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrem dan sangat sensitif
terhadap pencemaran udara. Sehingga lumutkerak ini biasa digunakan sebagai bioindikator kualitas
udara.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat – obatan. Sebagai
contoh, jamur yang termasuk kelompok Zygomycota, misalnya Rhizopus dapat digunakan secara
komersial pada pembuatan tempe.
Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging.
Ada pula jenis lain yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna
pada margarin.