Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Hakim

1. Jika melihat bukti Screenshoot percakapan yang dilakukan terdakwa,


apakah anda dapat menyimpulkan unsur asusila di dalam percakapan
tersebut?

Jawaban Hakim

1. Ya benar, jika melihat percakapan tersebut terdapat istilah LT (Long Time)


yang mana istilah tersebut di kalangan masyarakat dan dalam ukuran norma
yang ada termasuk dalam asusila.

Pertanyaan JPU

1. Dapatkah Anda menjelaskan mengenai unsur-unsur tindak pidana terkait


Pasal 27 ayat (1) UU ITE juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP?
2. Menurut anda Apakah dengan men-screenshoot dan menyebarluaskan
konten yang melanggar kesusilaan termasuk dalam pelanggaran ITE Pasal
27 ayat (1) Undang-undang ITE?

Jawaban JPU

1. Berdasarkan pengetahuan saya unsur-unsur dalam Pasal 27 ayat (1)


mengenai ITE tersebut yaitu: setiap orang, dalam hal ini adalah setiap
pengguna internet dengan sengaja, tanpa paksaan dan tidak memiliki hak.
Lalu unsur kedua yaitu mendistribusikan dimana pengguna internet
tersebut mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik atau
dokumen elektronik kepada banyak orang melalui sistem elektronik Dan
unsur yang ketiga yaitu mentransmisikan yang artinya mengirimkan
informasi elektronik atau dokumen elektronik
kepada satu pihak
lain melalui sistem elektronik yang membuat informasi elektronik atau dokumen
elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan tersebut.dapat diakses.

2. Ya benar, berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam pasal tersebut


mengenai ITE, men- screenshoot dan menyebarluaskan konten sudah
termasuk dalam kegiatanmendistribusikan sehingga sudah memenuhi
unsur-unsur dalam pasal tersebut.

3. Ya saya setuju, berdasarkan unsur2 pada pasal 27 ayat 1 yang telah saya
jelaskan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ya benar tindakan yang
dilakukan terdakwa merupakan pelanggaran UU Ite.

Pertanyaan PH

1. Pada awalnya terdakwa hanya berniat membantu saksi Emi terkait


“mimica” bukan open BO, hal ini dikarenakan pernyataan open BO pertama
kali diberitahukan oleh saksi Devina. Apakah perbuatan terdakwa
memenuhi "unsur kesengajaan" pada Pasal 296 ?
Jawab ;
Perlu kita ketahui dahulu, menurut doktrin hukum Unsur
kesengajaan memiliki tiga tingkatan yaitu: Sengaja karena
tujuan, sengaja karena kepastian dan sengaja dengan
segala kemungkinan.

Nah Jika dikaitkan dengan pasal 296 KUHP maka unsur


kesengajaan disini termasuk dalam kategori sengaja
dengan tujuan. Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk
memudahkan perbuatan cabul. Jika isitilah 'mimican'
tersebut tidak mengarah pada kegiatan cabul, maka benar
terdakwa tidak memenuhi unsur pasal 296 yaitu
memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain. Namun, jika
istilah 'mimican' tersebut dapat dipersamakan dengan
kegiatan cabul yang diatur dalam pasal 296 kuhp, maka bisa
disimpulkan terdakwa memenuhi unsur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai