Anda di halaman 1dari 5

RMK TEORI AKUNTANSI

BAB VII
KEWAJIBAN

OLEH:
KELOMPOK 9
D7 AKUNTANSI
1. NI WAYAN LEONITA CHANDRA (1933121111)
2. NI LUH PUTU TIA JONIANI (1933121223)
3. GUSTI PUTU RAHAYU PRATIWI (1933121331)
4. I GUSTI AGUNG MIRAH TRISNA KUSUMA (1933121337)
5. A.A SAGUNG DEWI LAKSMI (1933121269)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
2022
BAB VII
KEWAJIBAN
1. Pengertian
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Pengakuan, Pengukuran dan Penilaian
Sebagai bayangan cermin asset, kewajiban juga harus diukur dan diakui pada saat
terjadinya. Kalau asset diukur atas dasar penghargaan sepakatan (kos), demikian juga
kewajiban. Jadi, kos sebagai pengukur tidak hanya diterapkan untuk asset pada saat
pemerolehan tetapi juga untuk kewajiban pada saat terjadinya. Sebagai tentuan umum,
pengukuran kewajiban harus sejalan dengan pengukuran asset yang berkaitan.
Kalau asset yang direpresentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan
(pemerolehan, pengolahan dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga
tahap perlakuan yaitu : penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran dan pelunasan
(penyelesaian). Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status dan jumlah
rupiah (kos) kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat (termasuk pada tanggal
neraca) dapat disebut dengan penilaian kewajiban. Begitu terjadi dan dicatat atau diakui,
kewajiban akan tetap menjadi kewajiban sampai kesatuan usaha menyelesaikannya, atau
yang membebaskan kesatuan usaha dari keharusan untuk melunasinya.
3. Penilaian
Kalau pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang (the value of
current obligation) pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai
keharusan sekarang pada setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya
kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai
nominal (face value) kewajiban.
Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan kata
lain, penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Dalam hal obligasi, nilai
sekarang tersebut disebut nilai bawaan (carrying value) atau nilai pelunasan sekarang
(current settlement value). Nilai pelunasan sekarang pada umumnya bergantumg pada nilai
pasar obligasi. Amortisasi diskun atau premium merupakan proses dalam rangka
penelusuran kewajiban untuk menentukan nilai pelunasan sekarang. Untuk kewajiban
moneter, nilai sekarangnya biasanya ditentukan atas dasar aliran kas keluar masa datang
diskunan dengan tingkat bunga pasar sebagai tarif diskun.
4. Pelunasan
Begitu terjadi akibat transaksi, kejadian, atau keadaan yang memicu kesatuan usaha
mengakui kewajiban, suatu kewajiban akan terus mengikat atau menjadi keharusan sampai
keharusan tersebut dipenuhi (satisfied) melalui transaksi, kejadian, atau keadaan yang
mempengaruhi kesatuan usaha. Pelunasan adalah Tindakan atau upaya yang sengaja
dilakukan oleh kesatuan usaha untuk memenuhi (to satisfy) kewajiban pada saatnya dan
dalam kondisi normal usaha (in due course of business) sehingga kita bebas dari kewajiban
tersebut. Pelunasan biasanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada pihak yang
berpiutang. Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada, atau lenyap
(extinguished) secara langsung (kewajiban langsung didebit). Kebanyakan kewajiban
dipenuhi secara langsung dengan pembayaran tunai. Beberapa kewajiban dipenuhi dengan
pentransferan asset atau penyediaan jasa oleh kesatuan usaha kepada kesatuan usaha
lainnya. Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi bebas dari
kewajiban lantaran pengampunan (forgiveness) sebagaian/seluruhnya, kompromi,
penimbulan/pengakuan kewajiban baru/pengganti, pengambilalihan kewajiban oleh pihak
lain, atau keadaan khusus misalnya dalam kasus restrukturisasi utang. Bila kewajiban
menjadi hapus lantaran berbagai transaksi atau kejadian tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa keharusan sekarang (present obligation) mengalami pembebasan atau pembatalan
(defensance).

5. Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam necara atas dasar urutan kelancarannya
sejalan dengan penyajian asset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa asset lancer
disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh
tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban
jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi
likuiditas perusahaan. Dari segi urutan perlindungan dan jaminan (sequence of protection),
utang yang dijamin pada umumnya disajikan lebih dahulu. Juga, dari sudut urutan
perlindungan kewajiban disajikan lebih dahulu daripada ekuitas.
PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria
sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasi sebagai kewajiban jangka Panjang.
Suatu kewajiban diklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek bila :
1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan; atau
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
SIMPULAN

Kewajiban mempunyai 3 karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomik masa


datang, menjadi keharusan sekarang, dan timbul akibat transaksi atau kejadian masa lampau.
Kewajiban menjadi lebih tegas adanya bila didukung oleh keharusan membayar kas,
teridentifikasinya terbayar, dan terpaksakan secara hukum.
Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan keharusan sekarang pada tanggal
pelaporan yang berarti bahwa seandainya pada saat sekarang perusahaan harus mengorbankan
manfaat ekonomik maka hal tersebut harus dilakukan. Keharusan sekarang yang menimbulkan
kewajiban dapat bersifat kontraktual, konstruktif, demi keadilan dan bergantung.
Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian asset. Transaksi atau
kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang pemerolehan manfaat ekonomik masa
datang untuk asset sedangkan untuk kewajiban hal tersebut menimbulkan keharusan sekarang
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang. Transaksi kejadian, atau keadaan dapat
mempengaruhi asset dan kewajiban secara bersamaan. Timbulnya asset sering harus diimbangi
dengan timbulnya kewajiban. Dalam kondisi tertentu, kewajiban tidak dapat timbul tanpa
diimbangi asset yang dikuasai perusahaan. Hal ini disebut hal-kewajiban tak bersyarat
(unconditional right of offset). Kalau asset mengalami 3 tahap perlakuan (pemerolehan,
pengolahan dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami 3 tahap perlakuan yaitu :
penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran dan pelunasan (penyelesaian).
Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran,
keterandalan dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan dipenuhi adalah
kaidah pengakuan yaitu : ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisma,
ketentuan substansi ekonomik transaksi dan keterukuran nilai kewajiban.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono.(2013).Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan


Keuangan.Yogyakarta:BPFE

Anda mungkin juga menyukai