Pengembangan Kecerdasan Majemuk
Pengembangan Kecerdasan Majemuk
2. Menurut pendapat Anda kenapa anak usia dini penting untuk diajarkan kecerdasan
eksistensial !
Jawab : karena anak-anak yang cerdas secara eksistensial belajar dari pemikiran
mendasar. Oleh karena itu, ada dua hal mendasar yang wajib dilakukan pendidik yaitu:
a. menanggapi setiap pernyataan, pertanyaan, dan kritik anak perihal
hakikat dan makna kegiatan, situasi, peristiwa, impian, perilaku yang teramati/terasakan
oleh anak dengan jawaban yang baik dan jelas sesuai kapasitas anak
b. merangsang kemampuan anak untuk belajar menangkap makna berbagai hal yang dilihat,
dialami, dan dirasakannya. Sama dengan kecerdasan lainnya, kecerdasan eksistensial mulai
muncul pada awal masa kanak-kanak. Oleh karena anak-anak belum mempunyai penyaring
kebudayaan seperti orang dewasa, mereka selalu dapat menerima rahasia kehidupan dan
secara terus-menerus mengajukan pertanyaan besar yang sulit dijawab oleh orang dewasa
di sekitarnya).
Indikator kecerdasan eksistensial dapat diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Frekuensi
seseorang dalam memikirkan kematian, misalnya mungkin dapat digunakan untuk menguji
kesadaran eksistensialnya. Meskipun demikian, tidak salah jika hal itu mengindikasikan
keputusasaan seseorang itu mengenai kehidupan. Seperti juga anak kecil yang bertanya
kepada gurunya, “Mengapa kita harus upacara? Pakai hormat-hormat segala?” Fenomena
tersebut dapat dipandang sebagai munculnya kesadaran eksistensial dan dapat juga
merupakan refleksi dari keengganan anak untuk melaksanakan kegiatan rutin sekolah.
3. Bagaimana strategi Anda dalam menstimulus pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun yang
mempunyai karakteristik dan kecerdasan berbeda beda! Jelaskan !
Jawab : Guru dapat menggunakan kerangka Multiple Intelligence dalam melaksanakan
proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan, yaitu seperti menggambar,
menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan. Dengan menggunakan
Multiple Intelligence, guru menyediakan kesempatan bagi anak untuk belajar sesuai dengan
kebutuhan, minat dan talentanya. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin
meningkat dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap
aktivitas anak dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
Ada beberapa strategi pembelajaran Multiple Intellegence yang dapat diterapkan pada anak
usia dini, di antaranya adalah:
1. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan interpersonal, yaitu:
a. berbagi rasa dengan teman sekelas
b. formasi patung dari orang
c. kerja kelompok
d. board games
e. simulasi
2. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan intrapersonal, yaitu:
a. sesi refleksi satu menit
b. hubungan materi pembelajaran dengan pengalaman pribadi
c. waktu memilih
d. momen untuk mengekspresikan perasaan
e. sesi perumusan tujuan
3. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan naturalis, yaitu:
a. jalan-jalan di alam terbuka
b. melihat keluar jendela
c. tanaman sebagai dekorasi
d. membawa hewan peliharaan ke kelas
e. ekostudi
4. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan eksistensial-spiritual,
yaitu:
a. Praktek shalat
b. Membaca cerita Qur’an dan Nabawi
Ada beberapa langkah tahapan menyusun rencana pembelajaran yaitu:
a. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik
dan dapat merangsang indra semaksimal mungkin
b. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi intelegensi.
c. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh potensi
intelegensi.
Sedangkan dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat
mengembangkan seluruh intelegensi anak, hal yang dapat dipertimbangkan adalah:
a. Menerapkan rencana pembelajaran yang telah dirancang
untuk mengembangkan beberapa intelegensi, atau
b. Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat
mengembangkan berbagai intelegensi anak.
5. Buatlah rancangan belajar pada anak usia 5-6 tahun untuk menstimulasi kecerdasan
naturalis !
Jawab : Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kecerdasan naturalis tentang
lingkungan prasekolah ini pada pelaksanaan di kelompok B yaitu terdiri dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pada perencanaannya dalam kegiatan kecerdasan naturalis ini guru menyiapkan RKH
(Rencana Kegiatan Harian) terlebih dahulu dan melakukan pijakan lingkungan yaitu
menyiapkan ruangan yang kondusif bagi anak, serta media/alat/bahan yang akan digunakan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru
selalu membuat suasana kelas dalam keadaan yang menyenangkan, biasanya guru mengajak
anak- anak untuk senam, bernyanyi atau bercakap-cakap terlebih dahulu. Dengan tujuan
agar materi yang disampaikan akan mudah diserap oleh anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan langkah
awal pelaksanaan suatu kegiatan yang terarah pada tujuan tertentu. Perencanaan yang
tepat perlu memuat tentang rumusan yang akan dilakukan guru dan anak dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan sebelum kegiatan sesungguhnya dilaksanakan.
Pada langkah awal kegiatan ini, guru mengajak anak bernyanyi, bercakap- cakap tentang
lingkungan sekitar anak dan apa yang dilakukan anak serta bercakap-cakap terkait tentang
tema dan pembahasan. Langkah selanjutnya adalah guru memperlihatkan media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan menjelaskan langkah demi langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan sehingga anak paham dan memberikan kesempatan anak untuk
bertanya. Jadi pelaksanaan proses pembelajaran dapat disimpulkan sebagai terjadinya
interaksi antara guru dan dengan anak dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran
kepada anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya
berpedoman pada apa yang tertulis dalam perencanaan. Namun, keadaan yang dihadapi
guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru seharusnya paham tentang segala
sesuatu yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar
dengan situasi yang dihadapi. Adapun media yang biasa digunakan dalam mengajarkan
kegiatan kecerdasan naturalis tentang lingkungan sekolah pada anak usia 5-6 tahun pada
umumnya menggunakan metode bercerita menggunakan buku atau majalah. Disini dengan
cara yang berbeda yaitu dengan pembiasaan serta mengamati lingkungan disekitar lembaga
taman kanak-kanak dan melalui permainan.
Media yang digunakan ketika mengenalkan berupa gambar, macam-macam pewarna dari
makanan, kertas gambar kegiatan anak, kaleng plastik bekas, kapas dan kacang
hijau/kecambah. Peran guru dan orang tua dalam kegiatan ini adalah membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara terbaik dengan membangun minat,
kebutuhan, dan kelebihan-kelebihan yang ada pada setiap anak.
Kegiatan disusun sedemikian rupa sesuai dengan tema dan pembahasan sehingga
memudahkan anak memahami makna dan memudahkan anak mengingat ketika guru
menjelaskan kegiatan.Anak bukan hanya diharapkan mengenal huruf tetapi juga mengenal
benda beserta manfaatnya dan diharapkan melalui permainan yang sederhana anak dapat
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah.
Faktor penghambat dalam kegiatan kecerdasan naturalis yaitu seperti media
pendukung/bahan main yang belum begitu banyak. Kadang anak semangat dan ada
beberapa anak yang tidak bersemangat, guru haruslah pandai mencari cara untuk bisa
membuat anak bersemangat dan berpartisipasi, karena masih terlihat anak yang asyik
dengan sendirinya ataupun bermain bersama teman saat kegiatan.
Kemudian faktor dari orang tua masih ada beberapa yang terkesan memaksakan anaknya
agar cepat bisa membaca, menulis tanpa memperhatikan perkembangan anaknya, sehingga
guru sering disalahkan karena tidak mengajarkan anaknya menulis dan membaca, padahal
semua itu ada tahapannya, anak tidak bisa dipaksakan karena akan berakibat kepada anak
yang merasa terbebani dan malas. Melalui bermain sederhana dalam kegiatan mengenal
jenis binatang dan anak dikenalkan hurup awal melalui gambar/media yang digunakan guru.
Cara mengatasinya guru harus pandai dan kreatif dalam menciptakan permainan dan
mengklasifikasikannya dengan kegiatan inti yang lain. Guru juga harus mengomunikasikan
kepada semua orang tua anak untuk memberikan pamahaman bahwa setiap anak berbeda,
orang tua tidak bisa memaksakan anak harus bisa menulis dan membaca, jika tidak ingin
perkembangan anak terganggu nantinya.
Sedangkan faktor pendukung kegiatan kecerdasan naturalis ini antara lain, dapat mengamati
secara langsung apa yang ada di lingkungan sekitar taman kanak-kanak, media yang sangat
sederhana sistematis dan menarik perhatian anak lebih cepat mengerti dan pandai,
khususnya dalam menjaga lingkungan yang menyenangkan apabila diterapkan pada anak,
karena sesuai dengan prinsip anak, mengutip pernyataan Mayesty bahwa “bagi seorang
anak, bermain adalah yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah
hidup dan hidup adalah permainan”.
Tingkat psikologis, konsentrasi anak pada kegiatan dinilai sudah baik, sehingga mendukung
kegiatan kecerdasan naturalis. Serta orang tua antusias dalam mendukung kegiatan
kecerdasan naturalis tentang kegiatan lingkungan karena akan memberikan memori yang
positif bagi anak kemasa yang akan datang. Dengan media yang menarik dan tidak
membosankan membuat anak semakin bersemangat dalam pembelajaran. Apalagi anak
sangat senang jika pembelajaran dilakukan dengan bermain baik dilakukan di dalam maupun
luar kelas serta mengamati apa saja yang ada di lingkungan prasekolah, bermain sambil
belajar dapat mengetahui bagaimana menjaga lingkungan agar bersih, indah dan sehat.