Anda di halaman 1dari 9

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

PENGEMBANGAN BOOKLET KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA DI KAWASAN SUBAN


AIR PANAS UNTUK SISWA SMA

Rosma Fitriasih1, Irwandi Ansori 1, Kasrina1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email : rosma.fitriasih@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendata keanekaragaman spesies tumbuhan Pteridophyta yang
tumbuh di kawasan wisata Suban Air Panas Kabupaten Rejang Lebong dan membuat booklet
tumbuhan paku-pakuan yang valid dan efektif sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar Biologi
bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rejang Lebong pada materi pelajaran tumbuhan (Plantae) subbab
Pteridophyta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Dan Pengembangan (Research and Development)
dengan model pengembangan 4D (four-D) yang terdiri dari empat tahap yaitu Define (pendefinisian),
Design (perencanaan), Devolope (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Adapun tahapan
yang digunakan yaitu hanya pada batas tahap Devolope (pengembangan). Instrumen pengumpulan
data yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar angket kebutuhan siswa, lembar
observasi lapangan, lembar karakteristik morfologi, lembar validasi booklet dan angket respon siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan 14 spesies tumbuhan paku. 7 famili
Polypodiaceae, 1 famili Dryopteridaceae, 1 famili Adiantaceae, 1 family Selaginellaceae, 1 famili
Equisetaceae, 1 family Pteridaceae dan 1 famili Marattiaceae. Booklet yang telah dikembangkan
dinyatakan valid dengan nilai akhir 92 % dan dengan kriteria sangat baik. Data angket respon siswa
menunjukkan bahwa booklet efektif dijadikan bahan ajar dengan presentase 83 % dengan kategori
sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa booklet yang dikembangkan dapat dijadikan bahan
ajar dan efektif sebagai alternative sumber belajar biologi kelas X SMA N 1 Rejang Lebong pada
materi ajar tumbuhan (Plantae) subbab Pteridophyta.
Kata Kunci : Booklet, Pteridophyta, Bahan Ajar.

Abstract
This research aims to record the diversity of Pteridophyta plant species that grow in the tourist area
of Suban Rejang Lebong Regency and make the valid and effective fern plant booklets, so it can be
used as a teaching materials for the students class X SMA Negeri 1 Rejang Lebong on plant learning
materials (Plantae) in chapter Pteridophyta. The type of this research is research and development
with four-D development model, there are Define (definition), Design (planning), Devolope
(development), and Disseminate (spread). The stages used in this research is only the development
stage. The data collection instrument used are, interview guidelines, the students need
questionnaire, observation sheet, morphological characteristics sheets, booklet validation sheet, and
student response questionnaires. Based on research conducted, the researcher found 14 species of
fern plants. They are, 7 Polypodiaceae families, 1 Dryopteridaceae family, 1 Adiantaceae family, 1
Selaginellaceae family, 1 Equisetaceae family, 1 Pteridaceaedan family, 1 Marattiaceae family. The
developed booklet is valid with a final score 92% and very good criteria. The data of the students
response questionnaire show that booklet used as a teaching material is effective because got 83%
percentage with very good category. It can be concluded that the booklet developed can be used as
teaching materials and effective as an alternative source of biology learning for class X SMA N 1
Rejang Lebong on the material of plants (Plantae) chapter Pteridophyta.
Keywords: Booklet, Pteridophyta, Teaching Materials.

100
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

Bahan ajar memiliki beberapa


PENDAHULUAN
jenis. Adapun jenis-jenis bahan ajar
Kurikulum 2013 mengembangkan
sebagai berikut: (1) bahan ajar pandang
dua proses pembelajaran yaitu proses
(visual) terdiri atas bahan cetak (printed)
pembelajaran langsung (direct teaching)
seperti antara lain: handout, buku, modul,
dan proses pembelajaran tidak langsung
lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet,
(indirect teaching). Proses pembelajaran
wallchart, foto/gambar, dan non cetak
langsung adalah proses pembelajaran
(non printed), seperti model/maket, (2)
yang mengembangkan pengetahuan,
Bahan Ajar dengar (audio) seperti kaset,
kemampuan berpikir dan keterampilan
radio, piringan hitam, dan compact disk
psikomotorik peserta didik melalui
audio, (3) Bahan ajar pandang dengar
interaksi langsung dengan sumber belajar
(audio visual) seperti video compact disk,
yang dirancang. Ada berbagai macam
film, dan (4) bahan ajar multimedia
sumber belajar yang dapat digunakan
interaktif (interactive teaching material)
guru dan siswa untuk meningkatkan
seperti CAI (Computer Assisted
pemahaman konsep sains bagi siswa.
Instruction), compact disk (CD) multimedia
Sumber belajar itu ada 2 yaitu: 1) Sumber
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
belajar yang dirancang (Learning
berbasis web (web based learning
resources by design), yaitu sumber belajar
materials) (Majid, 2009).
yang sengaja dirancang atau
Pengelolaan materi dalam
dikembangkan sebagai komponen sistem
pembelajaran merupakan salah satu
intruksional untuk memberikan fasilitas
aspek penting dalam mewujudkan
belajar yang terarah dan bersifat formal.
efektivitas pembelajaran. Pengelolaan
2) Sumber belajar yang dimanfaatkan
materi pelajaran mencakup pemilihan,
(Learning resources by utililization), yaitu
pengembangan, pengorganisasian,
sumber belajar yang tidak didesain khusus
penyajian, serta penentuan strategi dan
untuk keperluan pembelajaran dan
prosedur pembelajaran. Pembelajaran
keberadaannya dapat ditemukan,
yang berlangsung di sekolah biasanya
diterapkan dan dimanfaatkan untuk
menggunakan buku teks. Menurut Suyitno
keperluan pembelajaran (Prastowo,
(2011), buku teks merupakan sumber
2011).
informasi yang disusun dengan struktur
Guru bertugas untuk mengelola
dan urutan berdasarkan bidang ilmu
pembelajaran agar terjadi interaksi antara
tertentu. Sedangkan menurut Suryaman
bahan ajar dengan siswa sehingga proses
(2006) dalam Imtihana, dkk (2014) buku
belajar dapat berlangsung dengan baik.
teks adalah sumber informasi yang
Menurut Suyitno (2011) bahan ajar
disusun secara sistematis, sistemik, dan
merupakan seperangkat materi yang
objektif dengan struktur dan urutan yang
disusun secara sistematis baik tertulis
disesuaikan dengan ciri atau karaketristik
maupun tidak tertulis, sehingga tercipta
masing-masing bidang keilmuan. Apabila
lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa membuka sebuah buku teks
siswa untuk belajar. Bahan ajar ini
pelajaran, yang ditemukan adalah
merupakan informasi, alat dan teks yang
halaman yang penuh dengan deretan
diperlukan guru/instruktur untuk
tulisan kecil-kecil, terkadang dilengkapi
perencanaan dan penelaahan
dengan gambar ataupun diagram.
implementasi pembelajaran yang disusun
Sekarang sudah banyak
secara sistematis.
dikembangkan bahan ajar untuk peserta
didik selain buku yang disediakan oleh

101
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

pemerintah. Salah satunya booklet, perkembangbiakan tumbuhan paku yang


Booklet merupakan perpaduan antara utama adalah spora (Tjitrosoepomo,
buku dan Leaflet. Booklet sebagai suatu 2001).
sumber belajar dapat digunakan untuk Provinsi Bengkulu memilliki jumlah
menarik minat dan perhatian siswa karena curah hujan tahunan yang relatif tinggi,
bentuknya yang sederhana dan bervariasi antara 2000 - 6000 mm
banyaknya warna serta gambar yang pertahun dan jumlah hari hujan bervariasi
ditampilkan. Selain itu, booklet dapat antara 100 - 250 hari pertahun. Suhu
dibaca dimanapun dan kapanpun udara rata-rata 25,6º C, suhu minimum
sehingga dapat membantu meningkatkan berkisar antara 21,4º C sampai 22,5º C
pemahaman siswa (Pralisaputri dkk, dan suhu maksimum rata-rata antara
2015). Berdasarkan hasil wawancara yang 31,4º C sampai 32,5º C. Kelembaban
telah dilakukan bahwa guru biologi kelas X udara rata-rata diatas 50 % dengan lama
SMA Negeri 1 Rejang Lebong, terdapat penyinaran matahari rata-rata 6 Jam per
kesulitan dalam melakukan inovasi dan hari dan penguapan rata-rata 4 Mm
pengembangan terhadap bahan ajar. Hal perhari. Keadaan angin di Provinsi
ini dikarenakan kurangnya keterampilan Bengkulu dominan dari arah Barat dan
dan kemampuan dalam mengolah bahan Selatan. Kecepatan rata-rata 8 km/jam,
ajar menjadi sumber belajar yang menarik dengan kecepatan maksimum rata-rata 34
dan layak digunakan siswa. Saat ini guru km/jam dan kecepatan maksimum absolut
biologi masih berpedoman dengan pernah mencapai 81 km/jam. Dilihat dari
menggunakan buku dan LKS yang keadaan geografis Kabupaten Rejang
disediakan oleh pemerintah, padahal guru Lebong. Wilayah dengan ketinggian
dapat membuat bahan ajar dengan tempat >500 - 750 mdpl, meliputi areal
melihat potensi lingkungan yang ada di seluas 228.881 ha yang menyebar
sekitar lingkungan peserta didik yang disebagian besar Kabupaten Lebong dan
kemudian dapat dikembangkan menjadi Rejang Lebong (RPJMD, 2014).
salah satu bahan ajar. Obyek Wisata Suban Air panas
Menurut pusat data dan informasi merupakan lokasi wisata yang terletak + 6
Kementrian Lingkungan Hidup dan km dari Kota Curup. Di lokasi ini juga
Kehutanan tahun 2016, Indonesia terdapat air terjun yang indah dengan
merupakan Negara dengan tingkat ketinggian + 90 m dengan air yang jernih
keanekaragaman hayati tinggi ke 3 di dan dingin. Selain itu terdapat pula batu
dunia. Salah satu contohnya yaitu yang dianggap keramat yang diberi nama
tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta). Batu Menangis oleh masyarakat
Tumbuhan paku banyak tersebar dari setempat. Obyek wisata alam Suban Air
daerah tropis maupun daerah sub tropis, Panas ini merupakan wisata unggulan di
terutama tempat-tempat yang lembab Provinsi Bengkulu pada umumnya dan
(Soesilo, 1986). Kabupaten Rejang Lebong (Izmuka, 2015).
Tumbuhan paku atau Pteridophyta Maka dapat diduga bahwa kawasan ini
merupakan suatu divisi dari kingdom memiliki keanekaragaman spesies
Plantae. Divisi ini warganya sudah jelas tumbuhan Pteridophyta yang sangat
mempunyai kormus, artinya tubuhnya tinggi. Tingginya keanekaragaman
dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga tumbuhan Pteridophyta diharapkan dapat
bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan menjadi bahan ajar nyata siswa.
daun. Namun demikian, pada tumbuhan Penelitian ini bertujuan untuk 1)
paku belum dihasilkan biji. Alat mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku

102
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

yang terdapat di kawasan Wisata Suban yaitu: Lembar pedoman wawancara,


Air Panas Curup Kabupaten Rejang lembar observasi lapangan dan lembar
Lebong; 2) menghasilkan dan mengetahui perbandingan morfologi, lembar angket
kelayakan booklet berdasarkan identifikasi validasi ahli materi, ahli bahan ajar, guru
tumbuhan paku (Pteridophyta) yang biologi, dan lembar angket respon siswa
terdapat dikawasan Suban Air Panas serta rubrik penilaian. Alat dan bahan
untuk siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rejang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Lebong Materi Tumbuhan. : alat (Plastik, tali plastik, cutter/pisau,
gunting, jarum, benang, lem kertas, kertas
METODE PENELITIAN koran, penggaris, label spesimen, karton,
Jenis penelitian yang digunakan kertas A4, pena, spidol, karton padi,
adalah dengan metode Penelitian dan kamera), bahan (Tanaman Paku, Alkohol
Pengembangan (Research and 70 %, Silabus dan RPP SMA, Buku Catatan
Development). Metode penelitian Lapangan, Buku IPA SMA Kelas X).
Research and Development adalah Untuk mengetahui kevalidan dari
metode penelitian yang digunakan untuk booklet yang telah dikembangkan,
menghasilkan produk tertentu, dan digunakan lembar angket validasi yang
menguji keefektifan produk tersebut akan diisi oleh ahli materi, bahan ajar dan
(Sugiyono, 2008). Menurut Arifin (2011), guru biologi. Skor yang didapat dihitung
Penelitian dan pengembangan adalah menggunakan rumus :
serangkaian proses atau langkah-langkah ∑x
P = ∑xi x 100 %
dalam rangka mengembangkan suatu
(Rif’atus sulcha, 2013).
produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat Keterangan:
dipertanggung jawabkan. P = Persentase Kevalidan
Metode yang digunakan adalah ΣXi = jumlah nilai ideal peritem
metode deskriptif kualitatif, Penyusunan ΣX = jumlah skor jawaban responden
dan pengembangan booklet ini mengikuti 100% = konstanta
model pengembangan 4-D (four-D) oleh
Thiagarajan (1974) dalam Arifin (2011) Hasil analisis data yang berupa
dengan tahapan define, design, develop persentase tersebut kemudian dicocokkan
dan disseminate. Penelitian ini dilakukan dengan kriteria kevalidan yang dapat
pada bulan Maret 2017 sampai Mei 2017 dilihat pada Tabel 1.
di kawasan Obyek Wisata Suban Air Panas
Kabupaten Rejang Lebong dan Tabel 1. Kriteria Kevalidan Data Hasil
Implementasi Booklet dilakukan di kelas X Penilaian
IPA 5 SMA Negeri 1 Rejang Lebong pada Tingkat Persentase Kriteria Keterangan
materi tumbuhan. Untuk pengambilan 81,25 %-100 % Sangat Layak/
sampel dilakukan dengan cara membagi Valid tidak revisi
kawasan Obyek Wisata Suban Air Panas 62,50 %-81,24 % Valid Cukup
menjadi 4 bagian. Wilayah 1 sekitar pintu Layak/
masuk, kolam air panas 1, dan batu tidak revisi
menangis. Wilayah 2 sekitar kolam air 43,75 %-62,49 % Kurang Kurang
panas 2. Wilayah 3 sekitar kolam renang valid layak/
utama dan Wilayah 4 sekitar air terjun. revisi
Adapun instrument pengumpulan sebagian
25%-43,74% Sangat Tidak
data yang digunakan pada penelitian ini,
kurang layak/

103
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

valid revisi total Family Genus Spesies


Nilai yang diperoleh kemudian Pyrrosia
diinterpretasi berdasarkan kriteria
angustata
kevalidan data hasil penilaian. Setiap Pyrrosia
kriteria dinyatakan layak jika mencapai Pyrrosia
tingkat persentase 62,50 %-81,24 %. rasamala
Seperti yang tercantum pada tabel 3.1. Drymoglosum
Kemudian terkait komentar dan saran Polypodiaceae Drymoglossum
piloselloides
perbaikan untuk penyempurnaan booklet,
akan di perbaiki sebelum diuji cobakan Drynaria Drynaria sp
pada siswa. Asplenium
Asplenium
Data yang diperoleh dari angket nidus
respon siswa akan dianalisis secara Cyclosorus Cyclosorus sp
klasikal dengan menggunakan rumus
Nephrolepis
𝑓
P = 𝑁 x 100 % biserrata
Dryopteridaceae Nephrolepis
Sugiyono (2009) dalam Sugianto Nephrolepis
(2013) hirsutula
Keterangan : Adiantaceae Adiantum Adiantum sp

P = angka presentase respon siswa Selaginellaceae Selaginella Selaginella sp

f = banyaknya skor yang diperoleh Davallia


Polypodiaceae Davallia
denticulate
N = jumlah skor maksimal
Equisetum
Hasil analisis data yang berupa Equisetaceae Equisetum
debile
persentase tersebut kemudian dicocokkan
dengan tabel kriteria respon siswa yang Pteridaceae Pteris Pteris vittata
dapat dilihat pada Tabel 2. Angiopteris
Marattiaceae Angiopteris
Tabel. 2. Kriteria Respon Siswa avecta
Skor Kriteria
76 % - 100 % Sangat baik
Dari 14 jenis spesies yang ditemukan Di
51 % - 75 % Baik
Kawasan Objek Wisata Suban Air Panas
26 % - 50 % Cukup baik bahwa paku dari family Polypodiaceae
≤ 25 % Tidak baik merupakan family yang paling banyak
ditemui jenisnya. Yaitu 7 jenis : Pyrrosia
HASIL DAN PEMBAHASAN
angustata, Pyrrosia rasamala,
Berdasarkan hasil penelitian Drymoglosum piloselloides, Drynaria sp,
keanekaragaman jenis tumbuhan paku Asplenium nidum, Cyclosorus sp dan
yang ada dikawasan objek wisata Suban Davallia denticulate. Dari ke empat
Air Panas Kabupaten Rejang Lebong yang wilayah lokasi pengamatan yang telah
telah dilakukan, ditemukan 7 family, 12 ditentukan memiliki jenis yang berbeda-
genus dan 14 spesies seperti yang tertera beda. Wilayah yang paling banyak
pada Tabel 3. ditemukan tumbuhan paku yaitu wilayah
Tabel.3. keanekaragaman tumbuhan paku
pengamatan 2 yaitu wilayah sekitar kolam
yang ditemukan renang air panas 2 sebanyak 12 spesies.

104
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

Sedangkan wilayah dengan jumlah paling piloselloides. Hal ini dikarenakan lokasi
sedikit ditemukan pada wilayah 3 yaitu kolam renang utama yang tidak
kolam renang utama yang hanya memungkinkan untuk ditumbuhi
ditemukan 1 spesies tumbuhan paku. tumbuhan paku, Tidak ditemukannya
Wilayah 1 adalah wilayah sekitar pohon besar untuk paku epifit dapat
area pintu masuk, batu menangis dan tumbuh dan wilayah ini paling ramai
kolam renang air panas 1. Jumlah yang dikunjui oleh pengunjung Objek Wisata
ditemukan pada wilayah ini adalah 5 jenis Suban Air Panas Kabupaten Rejang
yaitu Pyrrosia angustata, Drymoglosum Lebong.
piloselloides, Drynaria sp, Cyclosorus sp Wilayah 4 yaitu sekitar air terjun.
dan Davallia denticulate. Dari ke 5 jenis ini Pada wilayah ini ditemukan 4 jenis
merupakan paku epifit pada pohon tumbuhan paku, yaitu Cyclosorus sp,
dengan batang besar bahkan ada yang Adiantum sp, Selaginella sp dan Davallia
berada pada atap pondok. Selain itu ke 5 denticulate. Dari ke 4 jenis paku yang
jenis ini mendapatkan intensitas cahaya ditemukan bahwa batu dapat tumbuh di
yang cukup. Dari ke 5 jenis tersebut 2 pingiran air terjun atau diantara
diantaranya hidup berdampingan pada bebatuan. Selain itu diantara ketiga
atap pondok yaitu Pyrrosia angustata dan wilayah sebelumnya lokasi ini memiliki
Drynaria sp. Sejalan dengan hasil suhu udara, suhu tanah, dan kelembapan
penelitian Nahu,dkk (2013) menyatakan udara yang lebih rendah dibandingkan
bahwa jenis-jenis tumbuhan paku epifit dengan yang lainnya. Hal ini sejalan
yang mendominasi pada pohon karena dengan penelitian Sandy, dkk (2016)
menyukai cahaya matahari yang cukup, menyatakan bahwa keanekaragaman jenis
dengan keadaan temperatur yang sesuai. tumbuhan paku secara tidak langsung
Wilayah 2 yaitu Kolam air panas 2, dipengaruhi oleh faktor abiotik, seperti
pada wilayah ini ditemukan sebanyak 12 suhu udara, kelembapan, suhu tanah,
spesies yaitu Pyrrosia angustata, Pyrrosia intensitas cahaya dan ketinggian tempat.
rasamala, Drymoglosum piloselloides, Pada tahap pengembangannya,
Asplenium nidum, Cyclosorus sp, booklet sebelum digunakan dalam
Nephrolepis biserrata, Nephrolepis pembelajaran, terlebih dahulu divalidasi
hirsutula, Selaginella sp, Davallia oleh 3 orang validator, 2 dosen FKIP
denticulate, Equisetum debile, Pteris UniversitaS Bengkulu dan 1 Guru Biologi
vittata dan Angiopteris avecta. Dari 12 SMA. Berdasarkan hasil analisis data
jenis yang ditemukan hampir sebagiannya angket validasi diperoleh rata-rata tingkat
merupakan paku epifit, hal ini kevalidan booklet dari ke-3 validator
dikarenakan pada wilayah 2 lokasi banyak mencapai 92 % berdasarkan hasil validasi
ditumbuhi oleh pohon besar, dekat tersebut dapat diketegorikan sangat valid
dengan sungai, ketika pagi hari dan sore dengan keterangan layak digunakan tanpa
hari wilayah ini ditutupi embun (Kabut). harus direvisi. Hasil analisis angket validasi
Hal ini sejalan dengan penelitian Hariyadi dapat dilihat pada Tabel 4.
(2000), bahwa kelembapan udara dari
kabut lebih menguntungkan untuk Tabel 4. Hasil Analisis Data Angket Validasi LKS
tumbuhan paku epifit dibandingkan Perbaikan dan
Validator % Kriteria
saran perbaikan
dengan tetesan air hujan langsung.
• Penggunaan
Wilayah 3 yaitu kolam renang Validator warna Cover Sangat
utama. Pada lokasi ini hanya ditemukan 1 91 %
1 booklet harus Valid
jenis tumbuhan paku, yaitu Drymoglosum terang, judul

105
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

harus lebih tabel kriteria respon siswa bahwa kriteria


dipertegas yang sangat baik jika skornya mencapai
dan warna
76% - 100%.
background
cover tidak
Tabel 5. Hasil Analisis Data Angket Respon
boleh lebih
terang dari Siswa
judul. Skor
• Ditambahkan No Indikator
soal latihan Ʃ (%)
• Materi Tampilan booklet
ditambahkan 1. kreatif dan menarik 99 75 %
lebih banyak perhatian
lagi Penyusunan runtun
• Gambar harus 2. dan terstruktur 120 91 %
diberi dengan baik
keterangan Ketepatan dalam
• Deskripsi
3. penyajian ilustrasi, 108 82 %
harus
tabel, dan foto
memuat ciri
Validator yang sama Sangat Kalimat mudah
90 % 4. 116 88 %
2 antara Valid dibaca
tumbuhan 1 Bahasa mendukung
dengan yang kemudahan
lainnya
5. 120 91 %
pemahaman alur
• Ukuran materi
tulisan sedikit Penggunaan bahasa
dibesarkan 6. 102 77 %
sesuai EYD
• Cover booklet
Ketertautan antara
sebaiknya 7. 106 80 %
lebih kuat
alinea atau kalimat
Validator agar tidak Sangat Siswa dapat lebih
94 % memahami
3 mudah rusak Valid
• Ukuran pembelajaran
8. 113 86 %
tulisan sedikit Pteridophyta dengan
dibesarkan menggunakan
Sangat booklet
Rata-rata 92 %
Valid Menumbuhkan
9. 111 84 %
minat belajar
Untuk mengetahui keefektifan Mendorong untuk
booklet yang dikembangkan sebagai 10. mencari informasi 101 76 %
bahan ajar juga dilihat dari respon siswa lebih lanjut
terhadap booklet yang dikembangkan Jumlah 1096 83 %
dengan menggunakan lembar respon Keterangan:
siswa. Angket respon siswa berisikan 10 - Jumlah siswa yang memberikan
butir indikator. Kelas yang di uji cobakan respon adalah 33 siswa.
adalah kelas X IPA 5 SMA Negeri 1 Rejang - Skor Maksimal (N) adalah 4 x 33 = 132
Lebong sebanyak 33 orang siswa. Hasil
angket respon siswa terhadap booklet Booklet yang dikembangkan dibuat
yang telah diperoleh dengan presentase dalam 53 halaman. Booklet memuat
83 % dengat kategori sangat baik. Hasil beberapa aspek seperti Judul besar, Kata
analisis data angket respon siswa dapat Pengantar, Deskripsi Suban Air Panas,
dilihat pada Tabel 5. Hal ini sesuai dengan Daftar Isi, Materi Tumbuhan Paku, Kunci

106
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

Determinasi, Latihan Soal, Daftar Pustaka 2. Saat pengambilan sampel tumbuhan


dan Biografi Penulis. Materi yang disajikan paku hendaknya menggunakan
sesuai dengan KI dan KD 3.8 kelas X SMA beberapa alat keselamatan untuk
Kurikulum 2013. Materi dijabarkan dalam mendukung proses pengambilan.
booklet berkaitan dengan pengertian 3. Pada kegiatan uji coba booklet,
tumbuhan paku, ciri-ciri umum, klasifikasi hendaknya proses pengamatan dapat
tumbuhan paku, siklus hidup tumbuhan dilakukan langsung di kawasan wisata
paku, metagenesis tumbuhan paku, serta Suban Air Panas sehingga siswa dapat
manfaat tumbuhan paku bagi kehidupan. menemukan sendiri jenis tumbuhan
paku yang ditemuinya, dengan
mengamati ciri morfologi secara
PENUTUP langsung serta mampu meberikan
Simpulan nama jenis tumbuhan paku yang
1. berdasarkan hasil identifikasi ditemukan berdasarkan booklet yang
tumbuhan paku (Pteridophyta) Di dikembangkan.
Kawasan Objek Wisata Suban Air
Panas Kabupaten Rejang Lebong DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan
ditemukan 14 jenis spesies yaitu
(metode dan paradifma baru).
Pyrro, sia angustata, Pyrrosia
Bandung : Rosda.
rasamala Drymoglosum piloselloides, Hariyadi, Bambang. 2000. Sebaran
Drynaria sp, Asplenium nidus, keanekaragaman jenis tumbuhan
Cyclosorus sp, Nephrolepis biserrata, paku di bukit sari, jambi. Bogor : IPB.
Nephrolepis hirsutula, Adiantum sp, Imtihana, Mutia. F. Putut Martin, H.B. &
Selaginella sp, Davallia denticulate, Bambang Priyono. 2014.
Equisetum debile, Pteris vittata dan Pengembangan Buklet Berbasis
Angiopteris avecta. Penelitian Sebagai Sumber Belajar
2. Booklet yang dikembangkan Materi Pencemaran Lingkingan Di
berdasarkan identifikasi tumbuhan SMA. Unnes Journal of Biology
paku (Pteridophyta) dikawasan Objek Education. 3 (2) : 186-192.
Izmuka. 2015. Obyek wisata dibengkulu suban
Wisata Suban Air Panas Kabupaten
air panas. http://www.info-
Rejang Lebong, dapat dijadikan
kita.com/obyek-wisata-di-
sebagai salah satu bahan ajar yang
bengkulu-suban-air-panas/ (diakses
dapat digunakan untuk proses
20 januari 2017).
pembelajaran Biologi bagi siswa SMA Majid, abdul. 2009. Perencanaan
N 1 Rejang Lebong kelas X. Skor akhir Pembelajaran. Mengembangkan
validasi yang diperoleh menurut 3 Standar Kompetensi Guru.
validator adalah 92 % dengan kriteria Nahu, Titi D. Wirnangsi, U. dan Abubakar, S.
sangat baik. Skor akhir untuk angket 2013. Keanekaragaman Dan Bio-
respon siswa yaitu 83 % dengan Ekologis Tumbuhan Paku
kriteria sangat baik. (Pteridophyta) Di Kawasan Cagar
Alam Gunung Ambang Sub Kawasan
SARAN Kabupaten Bolaang Mongondow
1. Guru dapat mencoba membuat Timur. Gorontalo.
bahan ajar yang dirancang sendiri Pralisaputri, K. Heribertus, S. dan Chatarina,
M. 2016. Pengembangan Media
untuk digunakan saat proses
Booklet Berbasis Sets Pada Materi
pembelajaraan baik di dalam kelas Pokok Mitigasi Dan Adaptasi Bencana
ataupun di lapangan.

107
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(1): 100-108(Mei 2019) e-ISSN 2598-9669

Alam Untuk Kelas X SMA. GeoEco. 2


(2) : 147-154.
Prastowo, Adi. 2011. Panduan Kreatif
membuat bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta : DIVA Press.
Pusat Data dan Informasi. 2016. Statistik
Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2015. Jakarta:
Kementrian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD). 2014. Gambaran
Umum Kondisi Daerah. Hlm.11-14.
Sandy, S Fari. Yuni, P. dan Atok M. 2016.
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Paku (Pteridophyta) Di Kawasan Air
Terjun Lawean Sendang Kabupaten
Tulung Agung. Malang : Prosiding
Seminar Nasional.
Soesilo, dkk. 1986. Buku Materi Pokok Biologi.
Jakarta: Universitas Terbuka press.
Sugianto. 2013 . Pengembangan LKS Berbasis
Keterampilan Proses Pada Tema
Fotosintesis Untuk Meningkatkan
Kemampuan Kerja Ilmiah. Universitas
Negeri Semarang.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D). Bandung :
Alfabeta.
Suyitno, Imam. 2011. Cara Mudah Dalam
Perencanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Bandung : PT. Rafika
Aditama.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi
tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

108

Anda mungkin juga menyukai