Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA DI MASA PANDEMI COVID-19


MELALUI KEBIJAKAN PJJ OLEH PEMERINTAH

Darent Azareal C20120059


I Wayan Septi Adi C20120068
Nurul Husfu Masita C20120049
Abail Aksa C20120067
Marsanda C20120063

DOSEN PENGAMPU : Moh. Ali Murad, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PENDAHULUAN
Sudah hampir 2 tahun belakangan ini, dunia dihebohkan oleh munculnya sebuah virus baru
yang berasal dari kota Wuhan di China. Virus yang dinamakan Corona Virus 19 ini dengan
cepat menyebar luas ke berbagai penjuru dunia dengan kecepatan yang dahsyat. Corona Virus
19 (COVID 19) pun sudah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh badan organisasi kesehatan
dunia atau WHO. Nyawa yang berjatuhan pun tidak bisa dibilang sedikit karena jumlahnya
mencapai jutaan jiwa dan masih akan terus bertambah setiap harinya. Banyak negara yang
berupaya melakukan lockdown demi mencegah penularan dan penyebaran virus. Berbagai
kebijakan harus dibuat dengan cepat dan bijak oleh para pembuat keputusan.
Efek domino yang disebabkan oleh virus ini tidaklah kecil. Banyak pengusaha yang harus
terpaksa menutup usaha yang sudah dibangun sejak puluhan tahun lalu dikarenakan sepinya
pembeli atau pengunjung. Banyak juga perusahaan yang dengan sangat terpaksa
memberhentikan karyawan mereka dikarenakan omzet yang terus menerus turun, sehingga
terjadi PHK massal di berbagai tempat.
Setiap negara membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang
sedang terjadi. Untuk mengatasi wabah pandemic Covid -19 semua negara menerapkan sebuah
tindakan salah satunya dengan melakukan gerakan social distancing yaitu jarak sosial yang
telah dibuat untuk meminimalisir terjadinya interaksi dalam jumlah yang lebih banyak
(WilderSmith & Freedman, 2020:2). Dengan adanya social distancing maka pembelajaran di
sekolah menjadi terhambat dan tidak bisa dilakukan secara langsung hal ini juga juga
berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan pendidikan.
Demi memutus penyebarannya, melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makariem, memutuskan untuk membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara dalam
jaringan (daring) atau yang lebih dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) per Maret
2020. Pembelajaran dilakukan dengan sistem dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan
video conference baik itu Zoom, Google Meet, Jitsi, dan Google Classroom. Para tenaga
pengajar akan melakukan pemaparan materi dengan melakukan live video conference dengan
membagikan link kepada para muridnya. Kemudian para murid bisa mengikuti pelajaran hanya
dengan berada di dalam rumah.
Strategi yang diambil oleh Mendikbud ini menuai banyak kontroversi di kalangan masyarakat.
Ada yang mendukung namun tidak sedikit yang menilai bahwa kebijakannya hanya akan
menyulitkan orang tua murid dan membuat murid menjadi malas belajar. Belum lagi kendala-
kendala sinyal dan juga media pembelajaran yang belum merata penyebarannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Huhtanen (1997), Remote working atau kerja jarak jauh adalah seeorang yang
bekerja luar kantor dengan menggunakan virtual digital sebagai alat komunikasi.
Ada tiga faktor sukses dalam menjalankan remote working, yaitu:
1. Menyampaikan ekspektasi dengan jelas, dengan cara membagikan
secara terbuka dan sering menyampaikan dampak nyata krisis dalam
bisnis, menormalisasi apa yang diekspektasikan, dan mendorong manajer
untuk menyampaikan ekspektasi dengan jelas.
2. Memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk menjadi produktif. Berikan
kepercayaan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaannya meskipun
perusahaan tidak dapat melihat. Direct supervisor fokus kepada hasil.
3. Mendukung pemberdayaan teknologi, yaitu dengan mengaktifkan dukungan
interaksi di antara karyawan (melalui WhatsApp/WA, Google Meet, Zoom, dan
lain-lain), serta memastikan karyawan sadar terhadap kebijakan keamanan cyber
yang diberikan.

PEMBAHASAN Strategi
Menurut Wright (1996) Strategi merupakan suatu alat atau tindakan yang digunakan
oleh manajemen untuk mencapai kinerja yang konsisten dengan misi dan tujuan organisasi.
Siagian (2004) menjelaskan strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang
komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang
telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.
Sedangkan Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2005), menerangkan bahwa konsep
strategi dapat di definisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif
apa suatu organisasi ingin dilakukan (intens to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi
akhirnya lakukan (eventually does).
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengertian strategi adalah sebuah
rencana yang disusun oleh pemegang keputusan di dalam sebuah kondisi yang berbeda guna
mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Pembelajaran Jarak Jauh
Menurut Dohmen (1967), Pembelajaran jarak jauh adlah suatu bentuk pembelajaran mandiri
yang terorganisasi secara sistematis di mana konseling, penyajian materi pembelajaran, dan
penyeliaan dan pemantauan keberhasilan belajar siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga
pengajar yang memiliki tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan
secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media.
Kemudian Law (1971) menjelaskan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sistem pendidikan
yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga pengajar di tempat seseorang belajar namun
memungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga pengajar dan siswa pada waktu-
waktu tertentu
Menurut Keegan (dalam Asandhimitra, et.al. 2004), Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah
suatu metode atau transaksi pendidikan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1)
Pemisahan pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran, (2) institusi pendidikan
yang mempunyai peran penting dalam perencanaan dan pengembangan bahan pembelajaran,
(3) penggunaan berbagai macam media pembelajaran, (4) tersedianya komunikasi dua arah
yang tak langsung, yaitu melalui media, (5) terbatasnya frekwensi pembelajaran kelas atau
kelompok, (6) adanya semacam bentuk industrialisasi pendidikan dalam pengembangan,
pengadaan, dan pendistribusian bahan pembelajaran, dan (7) individualisasi proses
pembelajaran.
Pembelajaran jarak jauh bukan metode baru dalam sistem pendidikan. Metode
pembelajaran ini telah digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1892 ketika Universitas
Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh pertamanya untuk tingkat pendidikan
tinggi. Metode pembelajaran jarak jauh terus berkembang dengan menggunakan beragam
teknologi komunikasi dan informasi termasuk radio, televisi, satelit, dan internet. Meluasnya
penggunaan internet oleh publik di berbagai negara pada tahun 1996 menjadi suatu fenomena
yang berkembang dan diikuti oleh kemunculan beragam konten digital di dalamnya. Pada tahun
yang sama, John Bourne mengembangkan Asychronous Learning Network Web yang merujuk
kepada kemampuan untuk memberikan pendidikan kapan saja dan di mana saja melalui
internet.
Pembelajaran jarak jauh memerlukan suatu pendekatan yang berbeda dalam hal
perencanaan, perancangan, penyampaian kursus dan komunikasi. Para peserta membutuhkan
motivasi diri untuk memulai dan mengembangkan persistensi dan keahlian-keahlian dalam
tugas yang bersifat mandiri (self-directing work). Instruktur akan mengembangkan dan
menggunakan metodologi-metodologi dan gaya-gaya pembelajaran baru, mulai dari instruksi
langsung hingga mengelola strategi-strategi pembelajaran, memberi dukungan terhadap peserta
didik, memfasilitasi perdebatan jarak jauh, serta mendiseminasi informasi dan pandangan-
pandangan. Beberapa elemen dari proses pembelajaran yang difasilitasi dan yang individual
dipresentasikan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

No Topik Indikator Kelas Ideal


1. Pengorganisasian konten Urutan sesi logis
2. Pengorganisasian sesi Organisasi sesi konsisten
3. Laman utama Informasi ada dan relevan
4. • Bersyarat
Navigasi
• Navigasi user friendly
5. Elemen rancangan • Konsisten dalam warna
• Konsisten dalam ketersediaan objek
• Konsisten dalam penyajian
6. • Interaksi antar mahasiswa
• Interaksi antar mahasiswa
Interaktifitas konten
dengan
• Interaksi pembelajar dengan pengajar
7. Gambaran umum Ketersediaan gambaran umum

8. Tujuan Ketersediaan tujuan

9. • Waktu
Persyaratan kelas
• Ekspektasi
10. Sesi Pengantar Ketersediaan Sesi Pengantar

11. Bacaan Ketersediaan Bacaan

12. Kegiatan Ketersediaan Kegiatan

13. Diskusi Ketersediaan Diskusi

14. Assesment Ketersediaan Assesment

Tabel 1 : Ketersediaan Komponen Kelas Online


Terdapat banyak sekali kendala yang terjadi di dalam strategi Kemendikbud ini. Baik oleh
tenaga pengajar maupun muridnya. Mulai dari tidak adanya sinyal yang memadai, tidak ada
media yang mendukung pembelajaran online, sampai kepada ketidakfokusan murid dalam
melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah khususnya Kemendikbud berstrategi menyalurkan
bantuan berupa kuota internet kepada tenaga pengajar dan murid dengan jumlah yang sudah
ditentukan. Bantuan tersebut berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
dianggarkan oleh Kemendikbud. Bantuan langsung disalurkan melalui nomor ponsel yang
sebelumnya sudah didaftarkan di sekolah atau kampus yang terdaftar. Selain bantuan kuota,
Kemendikbud juga menyalurkan bantuan lain berupa bantuan bagi pemegang Kartu Indonesia
Pintar (KIP) yaitu keringanan pembayaran SPP dan UKT bagi para murid yang terdampak efek
CoVid 19.

SIMPULAN
Pada dasarnya pandemi ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari kehadirannya. Namun
sebagai SDM yang berkualitas, kita harus bisa bertahan di segala situasi dan kondisi yang ada
dengan membuat strategi-strategi yang tepat guna untuk melanjutkan kehidupan yang lebih
baik.
Strategi yang dibuat pemerintah dengan menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh pun merupakan
strategi yang dibuat di dalam kondisi yang tidak terduga ini. Dalam prakteknya, strategi ini bisa
membantu kelanjutan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemic tanpa harus bertatap muka
demi mencegah penularan virus CoVid 19. Meski masih banyak yang harus dievaluasi dan
dibenahi di dalam prakteknya, pelaksanaan strategi ini sudah bagus.
Kedepannya, pemerintah harus bisa memperluas jangkauan internet yang ada di pelosok
Indonesia guna mencapai kerataan dan semua bisa menikmati fasilitas yang diberikan
pemeritah dengan adil.

DAFTAR PUSTAKA

Esthi, Raniasari Bimanti. 2020. Strategi Sumber Daya Manusia di Masa Pandemi dan New
Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, dan Upskilling for Digital. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, Vol 1 No 1, Hal 22-24.

Krismadika, Arwidana Putra. 2020. Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi
Covid-19 Di Sd It Al-Huda Wonogiri.

Khasanah, Nur. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Program Rintisan Ppjj (Pengembangan Pendidikan
Jarak Jauh) Iain Walisongo Menuju Pembelajaran Online (Kerjasama Dbe 2 Usaid Dengan Iain
Walisongo Semarang). Jurnal Phenomenon, Vol 2 No 1.

Anda mungkin juga menyukai