Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Norman Ramadhan

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041157542

Tanggal Lahir : 10 Mei 1986

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4406 / Hukum Acara Pidana

Kode/Nama Program Studi : 331/Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 327131/Kota Bogor

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa / 6 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Norman Ramadhan


NIM : 041157542
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4406 / Hukum Acara Pidana
Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Sosial , dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : 327131/Kota Bogor

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bogor, 6 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Norman Ramadhan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1 Hari itu raja siang bersinar garang. Ramai orang saling berbaur di sebuah kantin di sebuah
pengadilan -sebut saja pengadilan A-. Di sebuah pojok kantin, nampak terlihat orang sedang
berbincang dengan lawan bicaranya. Terlihat serius, namun santai. Siapa sangka, satu dari dua
orang itu seorang Hakim Pengawas (Nugroho) dengan seorang office boy di pengadilan tersebut.
Kedatangannya pun bersama dengan beberapa hakim pengawasan lainnya seraya mencari sosok
hakim bersih, itu pula yang dijalani hakim pengawas yang tergabung dalam Badan Pengawas
(Bawas) Mahkamah Agung (MA). Menurutnya tak saja melakukan pengawasan, hakim pengawas
membidik hakim-hakim berintegritas dan memiliki karakter baik. Nugroho menjadi bagian orang
yang dibidik oleh seniornya untuk menjadi hakim pengawas. Nugroho banyak mendapat bimbingan
dari dua senihornya yang notabene mantan Kepala Bawas. Sulitnya mencari kader seorang Hakim
pengawas pun terus melakukan investigasi dengan mengumpulkan data. Jejak rekam ditelusuri di
sejumlah pengadilan yang pernah menjadi tempat tugasnya. Nugroho pun berupaya mencari benar
tidaknya integritas hakim yang dibidik. Caranya, dengan mencari tahu ke pihak Ketua Pengadilan
yang pernah menjadi tempat hakim tersebut bertugas. Soalnya, pihak yang mengetahui integirtas
seorang hakim adalah orang di sekelilingnya.

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

a. Dari paparan diatas berikan interpretasi mengenai tugas serta fungsi keberadaan
seorang Hakim Pengawas

Pelaksanaan tugas Hakim Pengawas adalah ditunjukan pada jaksa dan petugas lembaga
permasyarakatan , maka rincian tugas dan fungsi Hakim Pengawas adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa dan menadatangani register pengawas dan pengamat yang berada di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri;
b. Mengadakan checking on the spot paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali ke lembaga
pemasyarakatan untuk memeriksa kebenaran berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan yang ditanda-tangani oleh Jaksa, Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan
terpidana.;
c. Mengadakan observasi terhadap keadaan, suasana dan kegiatan-kegiatan yang
berlangsung di dalam lingkungan tembok-tembok lembaga, khususnya untuk menilai
apakah keadaan lembaga pemasyarakatan tersebut sudah memenuhi pengertian bahwa
“pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan
merendahkan martabat manusia”, serta mengamati dengan mata kepala sendiri perilaku
narapidana yang dijatuhkan kepadanya;
d. Mengadakan wawancara dengan para petugas pemasyarakatan (terutama para wali-
pembina narapidana-narapidana yang bersangkutan) mengenai perilaku serta hasil-hasil
pembinaan narapidana, baik kemajuan-kemajuan yang diperoleh maupun kemunduran-
kemunduran yang terjadi;
e. Mengadakan wawancara langsung dengan para narapidana mengenai hal ihwal perlakuan
terhadap dirinya, hubungan-hubungan kemanusiaan antara sesama mereka sendiri
maupun dengan para petugas lembaga pemasyarakatan.;
f. Menghubungi Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan Ketua Dewan Pembina
Pemasyarakatan (DPP), dan jika dipandang perlu juga menghubungi koordinator
pemasyarakatan pada kantor wilayah Departemen Kehakiman dalam rangka saling tukar
menukar saran-pendapat dalam pemecahan suatu masalah; serta berkonsultasi (dalam
suasana koordinatif) mengenai tata perlakuan terhadap narapidana yang bersifat tehnis,
baik tata perlakuan di dalam tembok-tembok lembaga maupun di luarnya.
b. Apakah tata cara pelaksanaan Hakim pengawas dan Pengamat dilapangan telah sesuai
dengan ketentuan?

Dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan yang dilakukan pada paparan diatas
telah sesuai dengan tugas dan fungsi Hakim Pengawas dan Penamat, antara lain yang sudah
dilakukan Nugroho dan Hakim pengawas lainya adalah melakukan checking on the spot,
Observasi , dan melakukan wawancara dengan para petugas pemasyarakatan dan
berkonsultasi serta bertukar informasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan Ketua
Dewan Pembina Pemasyarakatan (DPP) dalam rangka tugas pengawasan dan
pengamatanya.
Dasar pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan pengamat mengacu pada Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) Jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 1985
tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat, dan yang terpenting
tujuan Pelaksanaan Tugas Tujuan dilaksanakan Hakim Pengawas dan Pengamat adalah:
1. memperoleh kepastian bahwa putusan pengadilan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. bahan penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diperoleh dari
perilaku narapidana atau pembinaan lembaga pemasyarakatan serta pengaruh timbal-balik
terhadap narapidana selama menjalani pidananya.

2 Sutrisno tengah mengendarai motor bersama kekasihnya anjeli menuju kebun teh, berniat untuk
pergi piknik di samping kebun teh sambil menikmati jagung bakar. Ternyata dikarenakan cuaca
ditengah jalan tiba-tiba hujan mereka berdua melipir ke sebuah gazebo kecil untuk berteduh,
namun karena nafsu sutrisno tidak dapat menahan nafsunya dan memperkosa kekasihnya pada
saat itu. Hingga pada akhirnya anjeli yang masih shock pergi meninggalkan sutrisno dalam
keadaan marah, tetapi naas nya setelah anjeli pergi ia dijegat preman lokal dan mengambil tas
yang ia ambil selang beberapa saat sutrisno datang menyelamatkan kekasihnya pada saat itu
yang sedang dikerumuni oleh preman. Tanpa disangka salah satu dari kelompok preman tersebut
ada yang membawa senjata tajam dan menusukan senjata tersebut pada sutrisno hingga luka
parah

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

a. Uraikan tindak pidana apa saja yang terjadi di dalam cerita tersebut, jelaskan
berdasarkan dasar hukum yang menguatkan jawaban anda!

 Dalam hal perbuatan pemerkosaan atas Anjeli yang dilakukan Sutrisno makan dapat
dikenakan dakwaan sesuai Pasal 285 KUHP yang berbunyi '' Barangsiapa dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan isterinya
bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-
lamanya dua belas tahun."
 Dalam hal perbuatan yang dilakukan preman lokal dapat dikenakan dua dakwaan yaitu
Pasal Pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu
atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.”
Dan pasal 351 Pasal 351 KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) dan UU
NO.12/DRT 1951 yaitu (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (2) Jika
perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun. serta membawa senjata tajam “ tanpa hak menguasai, membawa,
mempunyai, menyimpan atau mempergunakan senjatapenikam atau penusuk “
sebagaimana tercantum dalam pasal 2 Ayat (1) UU. No. 12/Drt/1951 LN No. 78 Tahun 1951

b. Buatlah surat dakwaan atas dasar cerita tersebut!


Dakwaan Kesatu

KEJAKSAAN NEGERI BOGOR


“ UNTUK KEADILAN “ P-29

SURAT DAKWAAN
No. Reg. Perkara : PDM I-... /BOGOR/07/2021

I. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : Sutrino bin Tejo


Tempat Lahir : Bekasi
Umur/Tgl. Lahir : 25 Tahun / 08 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Kampung Reot Bekasi
Agama : -
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA

II. PENAHANAN :
- oleh Penyidik : Sejak Tanggal 18 Desember 2020 s/d 06 Januari
2021 dengan jenis penahanan Rumah Tahanan
Negara;
- Perpanjangan Penahanan oleh
Penuntut Umum : Sejak Tanggal 07 Januari 2021 s/d 15 Februari
2021 dengan jenis penahanan Rumah Tahanan
Negara;

- oleh Jaksa Penuntut Umum : Sejak Tanggal 15 Februari 2021 s/d dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri Bogor, dengan jenis penahanan
Rumah Tahanan Negara.
.
III. DAKWAAN :

KESATU
---------- Bahwa ia Terdakwa SUTRISNO bin TEJO pada hari Jumat Tanggal 16
Desember 2020 sekitar Jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya masih dalam bulan
Desember Tahun 2020 atau setidak-tidaknya dalam Tahun 2020 bertempat di Gajebo
Kebun Teh Puncak Cisarua Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor, dengan sengaja atau dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan isterinya
bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-
lamanya dua belas tahun.", perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara antara
lain sebagai berikut : -----------------------

- Bahwa awalnya Terdakwa bersama Saksi ANJELI berdua menuju kebun teh di
puncak untuk makan jagung bakar, seketika keadaan hujan deras, Terdakwa
mengajak Saksi untuk berteduh di sebuah gajebo. atas dasar kesengajaan terdakwa
tidak bisa menahan nafsu untuk melakukan hubungan suami-istri dengan pemaksaan
kepada Sakis ,dengan membuka pakaian dan pakaian Saksi serta memasukan alat
kelamin terdakwa ke alat kelamin korban, sehingga membuat Saksi merasa shock dan
tidak bisa melawan atas perbuatan terdakwa.dan melarikan diri dari Terdakwa

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Korban ANJELI bin MUHIN mengalami
kerugian Fisik dan Trauma Psikologis

--------Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.----------------------------------------------------

Bogor, 29 Februari 2021


JAKSA PENUNTUT UMUM,

NORMANR RAMADHAN, SH.


JAKSA MUDA NIP. 19860510 200602 1 001
Dakwaaan Kedua

KEJAKSAAN NEGERI BOGOR


“ UNTUK KEADILAN “ P-29

SURAT DAKWAAN
No. Reg. Perkara : PDM I-... /BOGOR/07/2021

I. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : PREMAN bin PRIMUM


Tempat Lahir : Cibalok
Umur/Tgl. Lahir : 24 Tahun / 29 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Kampung Bawel Cisarua bogor
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP

II. PENAHANAN :
- oleh Penyidik : Sejak Tanggal 19 Desember 2011 s/d 06 Januari
2012 dengan jenis penahanan Rumah Tahanan
Negara;
- Perpanjangan Penahanan oleh
Penuntut Umum : Sejak Tanggal 07 Januari 2012 s/d 15 Februari
2012 dengan jenis penahanan Rumah Tahanan
Negara;

- oleh Jaksa Penuntut Umum : Sejak Tanggal 15 Februari 2012 s/d dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri Bogor, dengan jenis penahanan
Rumah Tahanan Negara.
.
III. DAKWAAN :

KESATU
---------- Bahwa ia Terdakwa PREMAN BIN PRIMUN pada hari Jumat Tanggal 16
Desember 2020 sekitar Jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya masih dalam bulan
Desember Tahun 2020 atau setidak-tidaknya dalam Tahun 2020 bertempat di Kebun Teh
Puncak Cisarua Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk
daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor,, dengan sengaja dan melawan hukum, memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang
ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, perbuatan tersebut dilakukan
Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut : -----------------------

- Bahwa awalnya Terdakwa sedang berjalan-jalan di kebun teh ,namun saat Hujan
deras terdakwa melihat Saksi ANJELI bin MUIN berlari kearah Terdakwa , dengan
membawa tas . terdakwa melihat tas yang dibawa Saksi ANJELI mempunyai barang
berharga sehingga terdakwa menyetop Saksi dengan paksa dan mengambil paksa tas
yang dibawa Saksi dibawah ancaman terdakwa sehingga membuat Saksi kehilangan
barang berharga nya dan membawa kabur tas tersebut, namun Saksi kedua
SUTRISNO bin TEJO datang untuk menggambil kembali tas Saksi pertama ANJELI
bin MUIN sehingga terjadi perkelahian dan Terdakwa berhasil membawa kabur Tas
Saksi Pertama ANJELI bin MUIN

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi ANJELI bin MUIN mengalami
kerugian materi sebesar sekitar Rp 29.000.000,- (dua puluh sembilan juta rupiah).

--------Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 368 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.----------------------------------------------------

ATAU
KEDUA

---------- Bahwa ia Terdakwa PREMAN BIN PRIMUN pada hari Jumat Tanggal 16
Desember 2020 sekitar Jam 16.00 WIB atau setidak-tidaknya masih dalam bulan
Desember Tahun 2020 atau setidak-tidaknya dalam Tahun 2020 bertempat di Kebun Teh
Puncak Cisarua Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk
daerah hukum Pengadilan Negeri Bogor,, dengan sengaja melakukan Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka
berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun., perbuatan
tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut : -----------------------

- Bahwa awalnya Terdakwa sedang berjalan-jalan di kebun teh ,namun saat Hujan
deras terdakwa melihat Saksi ANJELI bin MUIN berlari kearah Terdakwa , dengan
membawa tas . terdakwa melihat tas yang dibawa Saksi ANJELI mempunyai barang
berharga sehingga terdakwa menyetop Saksi dengan paksa dan mengambil paksa tas
yang dibawa Saksi dibawah ancaman terdakwa sehingga membuat Saksi kehilangan
barang berharga nya dan membawa kabur tas tersebut, namun Saksi kedua
SUTRISNO bin TEJO datang untuk menggambil kembali tas Saksi pertama ANJELI
bin MUIN sehingga terjadi perkelahian antara Terdakwa dan Saksi SUTRISNO bin
TEJO dalam perkelahian terdakwa menggunakan senjata tajam berupa pisau militer
dengan panjang 20cm , terdakwa melukai Sakis SUTRINO bin TEJO dengan tusukan
di perut sebelah kiri sebanyak 2 kali dan tangan kanan sebanyak 5 kali, melihat Saksi
SUTRISNO bin TEJO terluka parah Terdakwa lari ke arah Puncak Pass

--------Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 351 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. dan UU NO.12/DRT 1951 ------------------
----------------------------------

Bogor, 29 Februari 2021


JAKSA PENUNTUT UMUM,

NORMANR RAMADHAN, SH.


JAKSA MUDA NIP. 19860510 200602 1 001
3 Baiq Nuril Maknun, perempuan mantan guru honorarium di SMA Negeri 7 Mataram, Nusa
Tenggara Barat, dihukum penjara selama 6 bulan justru karena merekam percakapan
mesum eks kepala sekolah yang menggodanya di tempat bekerja, H Muslim. Perkara yang
terjadi pada tahun 2012 tersebut sempat menjadi perbincangan publik tahun 2017. Setelah
kasus itu mencuat, Muslim sendiri dimutasi dan kekinian menjadi pejabat di Dinas
Pendidikan Kota Mataram. Baiq Nuril dibui atas tindak pidana tanpa hak mendistribusikan
atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik yang bermuatan melanggar
kesusilaan. Padahal setelah kasus viral di media sosial, Nuril mendapat banyak simpati dan
dukungan. Salah satunya dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet)
yang memulai petisi daring untuk membebaskan Nuril melalui laman
change.org/SaveIbuNuril yang menilai bahwa Nuril sesungguhnya adalah korban dari
atasannya yang berperilaku seperti predator dan sistem hukum yang tidak berpihak kepada
yang lemah hingga hal ini pun sampai ke Pimpinan Negara.

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

a. Seperti apa tindakan seorang pimpinan negara atas paparan tersebut apakah
grasi, amnesti, dan abolisi dan dengan pertimbangan apa?

Sebelum memilih tindakan apa yang harus dilakukan pimpinan Negara atas kasus
diatas kita menelaah pengertian nya telebih dahulu
Grasi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (1) UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2002 (UU Grasi). Grasi diberikan Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan dari MA. Jika seseorang memohon grasi kepada Presiden dan
dikabulkan, maka Presiden mengampuni perbuatan yang bersangkutan. Kesalahan
orang yang bersangkutan tetap ada, namun hukuman pidananya saja yang
dihilangkan.
Berikutnya amnesti yang dapat diartikan sebagai pengampunan atau penghapusan
hukuman yang diberikan kepala negara kepada seseorang atau sekelompok orang
yang telah melakukan tindak pidana tertentu. Amnesti yang diberikan untuk banyak
orang dapat disebut sebagai amnesti umum. Amnesti diatur di dalam Pasal 14 Ayat (1)
UUD 1945. Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 menyatakan bahwa akibat
dari pemberian amnesti adalah semua akibat hukum pidana terhadap orang yang
diberikan amnesti dihapuskan. Dengan kata lain, sifat kesalahan dari orang yang
diberikan amnesti juga hilang. Amnesti diberikan Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan dari MA serta DPR dan dapat diberikan tanpa pengajuan permohonan
terlebih dahulu.
Kemudian abolisi dapat diartikan sebagai penghapusan proses hukum seseorang yang
sedang berjalan. Abolisi diberikan kepada terpidana perorangan dan diberikan ketika
proses pengadilan sedang atau baru akan berlangsung. Presiden harus
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pemberian
abolisi. Abolisi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (2) UUD 1945. Lalu yang terakhir adalah
rehabilitasi yang dapat diartikan sebagai tindakan pemenuhan hak seseorang untuk
mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan karena
ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-
undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan.
Rehabilitasi diberikan kepada terpidana yang telah mendapatkan kepastian hukuman
dan menjalani masa pidana, tetapi ternyata kemudian dinyatakan tidak bersalah.
Rehabilitasi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (2) UUD 1945. Presiden harus
memperhatikan pertimbangan DPR dalam pemberian rehabilitasi.
Dari pengertian diatas apabila Pimpinan Negara memberikan Grasi atas kasus Baiq
Nuril maka tidak tepat karena dengan Ini Pimpinan Negara mengakui adanya
kesalahan yang dilakukan oleh Baiq Nuril dan mengakui melakukan penyimpangan
hukum yang luar biasa, walaupun dari pandangan masyarakat Baiq Nuril merupakan
korban dari Pelecehan Seksual secara verbal , dengan demikian dari kebijakan yang
bisa dilakukan oleh Pimpinan Negara adalah memberikan Amnesti karena Kesalahan
yang dilakukan oleh Baiq Nuril bukan merupakan penyimpangan dan atas sifat Hukum
dan sifat kesalahan dari orang yang diberikan amnesti juga hilang.

b. Bagaimana tata cara pengajuan seorang pimpinan negara membantu Baiq Nuril?
Apakah cara petisi sebagaimana paparan diatas melangkahi putusan hakim?

Keputusan Presiden adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Presiden
Republik Indonesia, yang berisi tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata. dalam pemberian kebijakan upaya hukum
kepada terdawka adalah melalui Keputusan Presiden .keputusan Amnesti dalam hal
ini jarang diberikan kepada mereka yang sedang menjalani proses pemeriksaan
kejaksaan maupun kepolisian
Sepanjang sejarah indonesia tidak terdapat peraturan pelaksana atau peraturan
khusus yang mengatur mengenai tahapan pengajuan amnesti hanya Undang-Undang
nomor 11 Tahun 1954 tentang Amnesti dan Abolisi ,
Praktiknya usulan amnesti biasanya karena ada momentum-momentum tertentu,
Sekretariat Negara membuat usulan daftar nama-nama narapidana yang akan
mendapatkan amnesti. Selanjutnya setelah penelaahan internal, usulan tersebut
dikirimkan ke DPR untuk mendapatkan tanggapan. Setelah DPR memberikan
pendapat, jika menurut Presiden amnesti tetap perlu diberikan, maka Presiden
menerbitkan Keputusan Presiden mengenai amnesti. Atas dasar Keputusan Presiden
tersebut maka narapidana yang disebut namanya dikeluarkan dari lembaga
pemasyarakatan.
4 Lapas Sukamiskin diketahui merupakan lapas khusus yang diperuntukkan bagi napi terkait
kasus korupsi, sedangkan Lapas Nusakambangan diperuntukan untuk terpidana terorisme.
Sudah banyak berita yang beredar mengenai kedua lapas dimulai banyak beredarnya video
mengenai kondisi lapas yang cukup layak sampai perilaku yang diterima napi yang berbeda
padahal kedua lapas ini diperuntukan agar para terdakwa menerima bimbingan dan perilaku
yang layak.

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

a. Dari paparan diatas cobalah analisa apakah lapas tersebut telah memenuhi
ketentuan Pasal 5 UU 12 Tahun 1995 ? Mengapa ?

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 pada pasal 4
huruf i menyatakan bahwa setiap narapidana dilarang melengkapi kamar hunian dengan
alat pendingin, kipas angin, televisi, dan/atau alat elektronik lainnya.13Lalu pada pasal 4
huruf j mengatakan bahwa setiap narapidana dilarang memiliki, membawa dan/atau
menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau komputer, kamera, alat perekam, telepon
genggam, pager, dan sejenisnya.Namun pada kenyataanya, terungkap penyimpangan di
lingkungan lembaga pemasyarakatan melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK
berupa praktik jual beli fasilitas Lapas hingga “sel palsu” di Lapas Sukamiskin contohnya .
Hal ini berkebalikan dengan tujuan mendasar dari Lapas itu sendiri sehingga kehidupan
Lapas tidak berbeda dengan kehidupan diluar Lapas.
Praktek jual beli lapas mewah tidak sesuai dengan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1995 tentang Permasyarakatan khususnya poin persamaan perlakuan dan
pelayanan , hal ini menjadi pembeda karena dilain sisi banyak lembaga permasyarakatan
lainya yang sudah melebihi kapasitas dan tidak layak untuk kemanusiaan.

b. Terdapat video dan berita beredar terkait Lapas Nusakambangan yang telah
melanggar HAM, hal itu dikarenakan adanya narapidana yang dipukuli hingga
diseret oleh petugas. Apakah hal tersebut dapat disebut dengan melanggar HAM
melihat bahwa dalam sistem pemasyarakatan menganut asas hilangnya
kemerdekaan selama menjadi narapidana? Berikan pandangan dan dasar yang
kuat!

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak
Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam Resolusinya No. 39/46 tanggal 10 Desember
1984 dan mulai diberlakukan tanggal 26 Juni 1987. Sampai dengan Juni 1992, Konvensi
tersebut telah diratifikasi untuk disetujui oleh 58 negara. Indonesia, juga telah meratifikasi
konvensi tersebut pada tanggal 28 September 1998 melalui UU No. 5 tahun 1998 dan
karenanya menjadi Negara Pihak (negara yang ikut dalam ketentuan) Konvensi.
Perlakuan petugas Lapas itu telah melanggar Konvensi Anti-Penyiksaan yang diratifikasi
oleh Indonesia dengan UU No.5 tahun 1998 Dalam konvensi itu dibahas mengenai
larangan memberi hukuman kejam yang merendahkan martabat manusia.
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh petugas Ditjen PAS tersebut. Hal itu menjadi ironi
mengingat Kemenkumham adalah lembaga yang mengurusi hak asasi manusia. “Sangat
jelas terlihat bagaimana perendahan martabat manusia terjadi merupakan tindakan yang
merusak martabat hukum.

Anda mungkin juga menyukai