HEAD INJURY
DISUSUN
OLEH:
MIRA MIRANDA
NIM: 17010050
Respon awal otak yang mengalami cedra adalah ”swelling”. Memar pada
otak menyebabkan vasoliditasi dengan peningkatan aliran darah ke daerah
tersebut, menyebabkan penumpukan darah dan menimbulkan penekanan
terhadap jaringan otak sekitarnya. Karena tidak terdapat ruang lebih dalam
tengkorak kepala maka ‘swelling’ dan daerah otak yang cedera akan
meningkatkan tekanan intraserebral dan menurunkan aliran darah ke otak.
Peningkatan kandungan cairan otak (edema) tidak segera terjadi tetapi mulai
berkembang setelah 24 jam hingga 48 jam. Usaha dini untuk mempertahankan
perfusi otak merupakan tindakan penyelamatan hidup.
a. Dexamethason/kalmethason
Sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat
ringannya trauma.
b. Therapy hiperventilasi
Untuk mengurangi vasodilatasi
c. Pemberian analgetika
d. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau
glukosa 40% atau gliserol 10%
e. Antibiotika yang mengandung Barrier darah otak (penisilin) atau untuk
infeksi anaerob diberikan metronidazole
f. Pada pasien trauma ringan bila mual muntah tidak dapat diberikan apapun
kecuali hanya cairan infus dekstrosa 5%, aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dari terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikan makanan
lunak.
g. Pembedahan
h. Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari) tidak terlalu banyak cairan,
dektosa 5% 8 jam pertama, ringer dekstrose 8 jam kedua dan dektrose 5%
8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya apabila kesadaran rendah, makanan
diberikan melalui nasogastrictube (2500-3000TKTP)
9. Prognosis
Prognosis setelah cedera kepala sering mendapat perhatian besar,
terutama pada pasien dengan cedera berat, skor GCS waktu masuk rumah sakit
memiliki nilai prognostik yang besar : skor pasien 3-4 memiliki kemungkinan
meninggal 85% atau tetap dalam kondisi vegetatif. Sedangkan pada pasien
dengan GCS 12 atau lebih kemungkinan meninggal atau vegetatif hanya 5-10
%.
Sindrom pasca konkusio berhubungan dengan sindrom kronis nyeri
kepala, keletihan, pusing, ketidakmampuan berkonsentrasi, iritabilitas, dan
perubahan kepribadian yang berkembang pada banyak pasien setelah cedera
kepala, sering kali bertumpang tindih dengan gejala depresi (Mansjoer, A,
dkk, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Basford, L & Slevin, O. (2016) Teori Dan Praktik Keperawatan Pendekatan Integral
Pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC
Carpenito, LJ. (2018). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Edisi 6.
Jakarta : EGC
Chandra, B. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC
Doenges, ME. (2019). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Effendy, N. (2018). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2 Jakarta :
EGC
Engram, B. (2018). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta :
EGC
Gaffar, LOJ. (2019). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC