Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DYNANTI

NPM : 10070319074
KELAS : D
METODOLOGI PENELITIAN
RANGKUMAN : 1. Buku Metode Penelitian Kualitatif (Dr. Tcipto Subadi, M.Si)
: 2. Buku Qualitative Research Methods for The Social Sciences (Bruce L. Berg)

METODE KUALITATIF
Metode kualitatif berbeda dengan metode kuantitatif, perbedaan yang paling mendasar adalah
terdapat pada paradigma yang digunakan. Perbedaan antara paradigma kualitatif dengan paradigma
kuantitatif dapat dilihat pada argumentasi klasik dalam filsafat rialisme dan idealisme. Paradigma
kualitatif mencanangkan pendekatan humanistik untuk memahami realitas sosial para idealis,
memberikan tekanan pada pandangan terbuka tentang kehidupan sosial. Paradigma kualitatif juga
mengasumsikan bahwa realitas itu bersifat ganda dan kompleks, satu sama lain saling berkaitan
sehingga merupakan kesatuan yang bulat dan bersifat holistik.
Metode penelitian kualitatif dan strategi analitik tidak terkait dengan masyarakat teknologi
tinggi seperti halnya teknik kuantitatif. Penelitian kualitatif mengacu pada makna, konsep, definisi,
karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi sesuatu. Sebaliknya, penelitian kuantitatif mengacu
pada jumlah dan ukuran sesuatu.

Kegiatan-kegiatan dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data dan analisis
data berlangsung serempak (simultan), serta prosesnya tidak berlangsung linear sebagaimana studi
verikatif konvensional, melainkan lebih berbentuk siklus dan interaktif antara kegiatan koleksi data,
reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan.

Secara teoritis terdapat beberapa teori penelitian kualitatif, yang gambaran ringkasnya masing-
masing seperti tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Jenis-jenis Teori Penelitian Kualitatif Beserta Tujuan Penggunaannya
No. Jenis Penelitian Tujuan Penggunaan Contoh
Memahami makna sesuatu
Mempertanyakan makna sekolah bagi
1 Fenomenologi berdasarkan pengalaman dan
orang tua maupun anak desa.
pengertian sehari-hari.
Mempertanyakan bgmana tradisi
Pata tataran behavioral, memahami
gotong-royong dalam suatu kelompok
budaya suatu kelompok masyarakat.
2 Etnografi masyarakat. Mempertanyakan nilai-
Pada tataran kogniti, memahami nilai-
nilai dibalik tradisi kawin lari
nilai di balik tradisi.
dilombok.
Memahami dunia konstruksi,
partisipan yang tercermin dalam
Mempertanyakan bagaimana orang
percakapan sehari-hari (construction in
Tionghoa di mata orang Jawa
3 Etnometodologi interaction) yg menunjukkan
berdasarkan konstruksi dalam
bagaimana mereka memandang,
percakapan sehari-hari
menilai, menafsirkan/ memaknakan
sesuatu
Mempertanyakan bagaimana dan
Memahami secara utuh dan mengapa Gus Dur bisa terpilih sebagai
mendalam suatu kasus: Kasus bersifat presiden (kasus bersifat unik) Mem
4 Studi Kasus unik (intrinsic case study). Kasus pertanyakan bagaimana LSM
bersifat umum (instrumental case menangani anak jalanan melalui
study) Program Rumah Singgah (Kasus
Umum)
No. Jenis Penelitian Tujuan Penggunaan Contoh
Mempertanyakan mengapa dokter
Mengembangkan teori (theory
Penelitian RSU memberikan layanan yang
5 building) secara induktif berdasarkan
Grounded berbeda terhadap para pasien yang
data
tengah sekarat
Memahami kisah hidup seorang atau
kelompok, termasuk peristiwa- Mempertanyakan "jalan cerita"
peristiwa penting yang menentukan (perjalanan hidup) yang
6 Studi Life History
arah (turning points) dalam perjalanan mengantarkan seseorang menjadi
hidup orang atau kelompok penjahat ulung yang sangat ditakuti
Bersangkutan
Memahami tafsiran terhadap teks Mempertanyakan mengapa Firman
yang tidak semata-mata berdasarkan Tuhan yang me nyerukan untuk
Studi
7 acuan gramatika ke bahasaan, "melayani" Tuhan oleh juru tafsir A
Hermeneutika
melainkan (terutama) berdasarkan dimaknai berbeda dengan tafsiran
konteks historis suatu penafsiran yang diberikan oleh juru tafsir B
Mempertanyakan tema-tema dan
Memahami tema dan atau kategori atau kategori-kategori yang tertuang
8 Studi Analisis Isi yang tertuang dalam pesan pada suatu dalam gagasan mengenai masy.
teks, transkrip, atau narasi Indonesia baru, khususnya pada
tulisan para pakar satu tahun terakhir

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data lazimnya menggunakan metode observasi,


dokumentasi dan wawancara. Teknik observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama
dalam proses pengumpulan data di lapangan. Observasi diperlukan untuk memahami pattern of life
yang dijadikan fokus penelitian, sedangkan wawancara mendalam diperlukan untuk menyingkap
dunia makna yang tersembunyi sebagai pattern for life. Data hasil observasi dan wawancara (termasuk
data yang diperoleh dengan teknik-teknik lain) dijadikan dasar dari konseptualisasi dan kategorisasi,
baik dalam rangka penyusunan deskripsi maupun pengembangan teori (theory building) sehingga
setiap konsep, kategori, deskripsi dan teori yang dihasilkan benar-benar berdasarkan data.
Selain menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara, pengumpulan data juga
dapat menggunakan sumber-sumber non-manusia (non-human source of information), seperti
dokumen, dan rekaman (record) yang tersedia. Pelaksanaan pengumpulan data ini juga melibatkan
berbagai aktivitas pendukung lainnya, seperti menciptakan rapport, pemilihan informan, pencatatan
data/informasi hasil pengumpulan data.
Penciptaan rapport dilakukan agar terciptanya hubungan harmonis yang saling mempercayai
satu dengan yang lain (antara peneliti dan pihak yang diteliti), tanpa kecurigaan apapun untuk saling
membuka diri untuk memperoleh informasi secara produktif dari informan. Pemilihan informan juga
perlu dilakukan secara purposive (bukan secara acak) yaitu atas dasar apa yang diketahui tentang
variasi-variasi yang ada atau elemen-elemen yang ada atau sesuai kebutuhan penelitian. Dengan kata
lain jika suatu penelitian sudah tidak ada informasi yang dibutuhkan lagi (data yang diperoleh sudak
dianggap cukup) maka peneliti tak perlu lagi melanjutkannya dengan mencari informasi atau informan
lain (sample baru). Artinya jumlah sample/ informan bisa sangat sedikit, tetapi bisa juga sangat
banyak. Karena begitu pentingnya data dalam penelitian kualitatif, maka keabsahan data perlu
diperoleh melalui teknik pemeriksaan keabsahan, seperti disarankan oleh Lincoln dan Guba,
keabsahan data meliputi kredibilitas (credibility), transferabilitas (transferability), dependabilitas
(dependability), konfirmabilitas (confirmability).

Berdasarkan perspektif Buku Qualitative Research Methods for The Social Sciences, analisis
dalam penilitian kualitatif terdiri dari tiga tahapan, yaitu reduksi data, tampilan data, dan kesimpulan
dan verifikasi. Data kualitatif perlu direduksi dan ditransformasikan agar lebih mudah diakses,
dipahami, dan menarik berbagai tema dan pola. Reduksi data mengakui sifat banyak data kualitatif
dalam bentuk mentah. Ini mengarahkan perhatian pada kebutuhan untuk memfokuskan,
menyederhanakan, dan mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dikelola. Proses
reduksi dan transformasi data ini terjadi sepanjang rentang waktu penelitian.
Gagasan tampilan data dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan bahwa data disajikan
sebagai kumpulan informasi yang terorganisir dan terkompresi yang memungkinkan kesimpulan
ditarik secara analitis. Tampilan mungkin melibatkan tabel data, lembar penghitungan tema, ringkasan
atau proporsi berbagai pernyataan, frasa, atau istilah, dan pengelompokan data yang direduksi dan
diubah. Tampilan ini membantu peneliti dalam memahami dan mengamati pola tertentu dalam data,
atau menentukan analisis atau tindakan tambahan apa yang harus diambil. Seperti halnya kegiatan
reduksi data, pengembangan tampilan sebenarnya bukan merupakan langkah yang terpisah,
melainkan merupakan komponen dari proses analisis.
Setelah data dikumpulkan, direduksi, dan ditampilkan, kesimpulan analitik mulai muncul dan
mendefinisikan hasil analisis yang lebih jelas dan definitif. Kesimpulan yang ditarik dari pola yang
tampak dalam data harus diverifikasi untuk memastikan bahwa itu nyata, dan bukan hanya angan-
angan dari pihak peneliti. Verifikasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menelusuri kembali berbagai
langkah analitik yang mengarah pada kesimpulan, atau dengan Atau, mungkin melibatkan peneliti lain
yang secara independen memeriksa tampilan dan data untuk melihat apakah dia akan menarik
kesimpulan yang sebanding, semacam pemeriksaan keandalan antar-pengkode. Verifikasi dilakukan
untuk memastikan bahwa semua prosedur yang digunakan untuk sampai pada kesimpulan akhir telah
diartikulasikan dengan jelas. Dengan cara ini, peneliti lain berpotensi mereplikasi studi dan prosedur
analisis dan menarik kesimpulan yang sebanding. Implikasi dari untaian verifikasi ini menyiratkan
bahwa analisis kualitatif perlu didokumentasikan dengan sangat baik sebagai suatu proses. Selain
ketersediaannya untuk peneliti lain, ini memungkinkan evaluasi strategi analisis seseorang, refleksi
diri, dan penyempurnaan metode dan prosedur seseorang.

Anda mungkin juga menyukai