Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan

Pada proses perancanaan terdiri dari penentuan topik masalah berdasarkan evaluasi
kinerja UPT Marina Permai tahun 2021, melakukan mini survey mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis, menentukan alternatif masalah dan prioritas
masalah berdasarkan skoring menggunakan metode CARL, menentukan intervensi pemecahan
masalah berdasarkan skoring tertinggi, menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan,
menyiapkan alat dan bahan pelaksanaan, serta meminta izin dengan kepala puskesmas, dokter
pembimbing, serta pemegang program program upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Pengorganisasian
Kerjasama dengan pemegang program program upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit dan Promosi Kesehatan di Puskesmas Marina Permai cukup kooperatif sehingga
permasalahan dapat teridentifikasi dengan baik. Kerjasama yang baik juga terjalin antara kepala
puskesmas dan dokter pembimbing puskesmas yang sangat mendukung kegiatan pelaksanaan
penyuluhan yang aman ke fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas Marina Permai.

3. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan dilakukan pada tanggal 29 Maret 2022 dimulai pukul 09.00 WIB
pada masyarakat di falmboyan yang sedang pengobatan gratis dari Puskesmas Marina Permai.
Kegiatan diawali dengan sambutan oleh dokter muda dalam kegiatan Praktek Belajar Mandiri
(PBL) pada kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas kedokteran Universitas
Palangka Raya untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Setelah sambutan selesai, selanjutnya
dilakukan pembagian lembar soal pretest untuk menilai tingkat pengetahuan awal peserta
sebelum diberikan penyuluhan. Setelah pretest, kemudian acara dilanjutkan dengan penyuluhan
melalui pemberian materi penyuluhan dan edukasi tentang Tuberkulosis.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Setelah itu, dilakukan
pembagian pembagian lembar soal post-test kepada peserta sebagai bahan evaluasi setelah
penyampaian materi penyuluhan. Kegiatan PBL ini diikuti oleh masyarakat sedang berobat pada
masyarakat di falmboyan yang sedang pengobatan gratis dari Puskesmas Marina Permai. Metode
pengambilan sampel pada Pelaksanaan ini menggunakan metode accidental sampling.
4. Evaluasi
Responden pada kegiatan ini merupakan masyarakat di falmboyan yang sedang
pengobatan gratis dari Puskesmas Marina Permai. Cara mengetahui tingkat pengetahuan peserta
dinilai berdasarkan skoring pretest yang dibandingkan dengan post-test. Soal yang diberikan
sebanyak 10 soal dengan jawaban benar dan salah. Data ini termasuk dalam jenis data primer
karena didapatkan langsung dari masyarakat di falmboyan yang sedang pengobatan gratis dari
Puskesmas Marina Permai. yang ikut sebagai peserta edukasi melalui pretest dan post-test.
Tingkat pengetahuan pretest dan posttest dapat dilihat pada Gambar 4.1, dan Gambar 4.2

6 Pretest

0
5 6 7 8 9 10

Gambar 4.1 didapatkan hasil sebelum edukasi penyakit tuberkulosis yaitu


frekuensi nilai pretest 8 dan 9 ada sebanyak 5 responden.

Postest
70
60
50
40 Postest

30
20
10
0
7,5 8,0 8,5 90 9,5 10,0 10,5

Gambar 4.2 didapatkan hasil setelah edukasi penyakit Tuberculosis yaitu frekuensi nilai
postest tertinggi ada sebanyak 7 responden yang menjawab benar 10 pertanyaan.
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Pretest 11 6 9 8.27 905
Posttest 11 8 10 9.55 688
Valid N (listwise) 11

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah responden sebanyak 20 orang, dengan nilai
pretest tertinggi adalah 9 dan nilai terendah adalah 6, sementara itu nilai postest tertinggi adalah
10 dan nilai terendahnya adalah 8.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data

One – sample Kolmogrov-Simov Test

Unstandardized
Residual
N 11
Mean ,0000000

Std. Deviation ,90298650

Absolute ,276

Most Extreme Differences Positive ,197

Negatife -,276
Kolmogrov-SimovZ ,915
Asymp Sig (2-tailed) ,373

Data pada laporan ini pertama-tama dilakukan uji normalitas. Uji normalitas itu sendiri
adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Bila hasil uji
normalitas tersebut menujukkan data berdistribusi normal (nilai sig >0,05), maka data tersebut
selanjutnya diolah dengan uji parametrik seperti uji T berpasangan (paired t test). Apabila hasil
uji normalitas menujukkan hasil data tidak berdistribusi normal (nilai sig <0,05, maka data
tersebut selanjutnya diolah dengan uji non –parametrik seperti Wicoxon.
Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk data pada laporan PBL ini
menunjykan sig 0,373 lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi dengan normal. Sehingga
dilanjutkan dengan uji parametrik paired T test.
Tabel 4.3 Hasil Uji Paired Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Eror Mean
Pretest 8,27 11 ,905 ,273
Pair 1 9,55 11 ,688 ,207
Postest

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig
Pair 1 PRETEST & POSTEST 11 ,058 ,864

Paired Samples Test


Paired Differences t off Sig.(2-failed)

Mean Std. Deviation Std. Eror Mean 96% confidencei nterval of the
DIfference

Lower Uper
Pair 1 PRETES ,POSTEST ,1273 1,104 ,333 -2,014 -,531 -3,826 10 ,003

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil sebagai berikut:


Pada Output tabel ke 1 ini diperlihatkan hasil ringkasan statistik deskriptif dari kedua
sampel atau data pretest dan postest. Pada output kedua pada tabel ke 2 menunjukkan hasil
koreksi atau hubungan antara kedua data yaitu variabel pretest dan posttest, nilai sig 0,864
sehingga tidak terdapat korelasi antara pretest dengan postest. Berdasarkan tabel yang ketiga
diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan
antara data pretest dengan postest.
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika nilai Sig (2-tailed) <0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil pemberian edukasi pada data pretest dan post test.
2. Jika nilai Sig (2- tailed) >0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar paa data pretest dan post test.
Pengambilan keputusan dilihat dari nilai (2-tailed) sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05
sehingga terdapat perbedaan antara data pretest sebelum diberikan edukasi tentang Tuberculosis
dengan postest setelah diberikan edukasi tentang Tuberculosis.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dukungan dari pemegang kebijakan dan program sangat
mempengaruhi kelancaran dari sebuah program kerja. Penyuluhan ini dapat terlaksana dengan
baik karena adanya dukungan dari pihak puskesmas dan pemegang program. Kendala yang
dihadapi dalam proses perencanaan ini adalah dilaksanakan pada masa Pandemi Covid-19 saat
ini, sehingga tidak dapat mengumpulkan banyak orang atau membuat kerumunan. Oleh sebab itu
kegiatan hanya dapat dilakukan ditempat flamboyan bersama Puskesmas Marina Permai. Selain
itu, ada beberapa masyarakat yang menolak mengisi kuesioner dikarenakan tidak memiliki waktu
yang banyak.

4.2.2 Pengorganisasian
Kendala dalam pengorganisasian pada kegiatan ini yaitu jumlah pelaksana kegiatan yang
terlibat sangat sedikit hanya berjumlah 4 orang, sehingga kesulitan dalam pembagian tugas.
Namun, panitia dapat bekerja secara overlapping dan terbantu dengan adanya arahan dan
masukan dari dokter pembimbing dalam membagi jobdesc sesuai kemampuan masing-masing
sehingga acara dapat terlaksana dengan lancar.

4.2.3 Pelaksanaan
Perencanaan yang matang dan dukungan dari dokter pembimbing, pemegang pemegang
program program upaya pencegahan, serta berbagai pihak membuat proses penyuluhan
berlangsung dengan lancar. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh dokter muda ketua
palaksana, Pembimbing Klinik dan Kepala Puskesmas Marina Permai dalam kegiatan Praktek
Belajar Mandiri (PBL) pada kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
kedokteran Universitas Palangka Raya untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Setelah
sambutan selesai, selanjutnya dilakukan pembagian lembar soal pretest untuk menilai tingkat
pengetahuan awal peserta sebelum diberikan penyuluhan. Setelah pre-test, kemudian acara
dilanjutkan dengan penyuluhan melalui pemberian materi penyuluhan dan edukasi tentang
tuberkulosis. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Setelah itu, dilakukan
pembagian lembar soal post-test kepada peserta sebagai bahan evaluasi setelah penyampaian
materi penyuluhan. 20 Kendala yang dihadapi adalah dilaksanakan pada masa Pandemi COVID-
19 Sehingga kurangnya jumlah pasien yang datang ketempat flamboyan Marina Permai. Namun
hal ini dapat diatasi dengan melaksanakan kegiatan.

4.2.4 Evaluasi
Berdasarkan tabel perhitungan nilai rata-rata pretest dan posttest peserta penyuluhan
diketahui selisih antara rata-rata pretest sebesar 80,27% dan posttest sebesar 90,55% yaitu
sebesar 10,28% dapat dianggap mencapai target sekurangnya >10%. Berdasarkan hasil pretest
diketahui soal banyak dijawab salah yaitu nomor 4, 6 dan 7 mengenai tanda gejala tuberculosis ,
penularan tuberculosis dan pencegahan tuberculosis. Namun setelah mengikuti penyuluhan
peserta rata-rata dapat menjawab dengan benar. Evaluasi jangka pendek dalam kegiatan ini
dilakukan melalui Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini penyakit
Tuberkulosis dan bagaimana cara pengobatan yang benar dan teratur. Berdasarkan hasil uji
statistik Paired T Test nilai (2-tailed) sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
perbedaan antara data pretest sebelum diberikan edukasi tentang Tuberculosis dengan postest
setelah diberikan edukasi tentang Tuberculosis. Untuk evaluasi jangka menengah harapannya
terjadi peningkatan capaian pengobatan pasien tuberculosis dari 5% menjadi 90%. Sedangkan
evaluasi jangka panjang yaitu dapat menurunkan angka kejadian Tuberculosis.

Anda mungkin juga menyukai