“PEMERIKSAAN PENUMPANG”
DISUSUN OLEH:
COURSE:
MBU 2 ALPHA
2021/2022
PEMERIKSAAN PENUMPANG
Setiap penumpang yang akan memasuki daerah keamanan terbatas harus mempunyai
izin masuk dan dilakukan pemeriksaan keamanan. Pemeriksaan keamanan dilakukan oleh
personel pengamanan bandar udara yang memiliki lisensi yang masih berlaku dan dilakukan
dengan kondisi :
j. daerah punggung belakang dekat pinggang yang terbentuk lekuk j. bergerak kebelakang penumpang dan ulangi prosedurnya di bagian
tulang punggung dan daerah dibawah ketiak, dimana senjata bisa belakang penumpang
k. bila penumpang menggunakan pakaian Îuar yang ringan, k. apabila detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector )
periksalah pada bagian yang menjauh dari badan berbunyi, pemeriksa harus:
1) memastikan sumber bunyi dari bagian tubuh penumpang
2) meminta penumpang mengeluarkan semua benda-benda logam dari
sumber bunyi
3) memeriksa dan memastikan bahwa benda penyebab bunyi bukan
barang dilarang
4) bila sumber bunyi tidak dapat ditemukan, harus dilakukan
pemeriksaan manual
5) setelah sumber bunyi telah diperiksa dan dipastikan, maka
pemeriksaan dilanjutkan dan dimulai dari tempat sumber bunyi
6) melanjutkan prosedur pemeriksaan sampai dengan umnong telah
diperiksa secara keseluruhan dan peumpang telah diperiksa secara
keseluruhan dan sumber bunyi telah diketahui dan diperiksa
Prosedur Pemeriksaan Menggunakan Detektor Logam Genggam
Prosedur Pemeriksaan Orang Secara Manual
(Hand Held Metal Detector)
Pemeriksaan Khusus
Setiap penumpang yang membawa senjata api dan akan memasuki daerah keamanan
terbatas harus melaporkan kepada personel pengamanan bandar udara dan menyerahkan
kepada personel pengamanan angkutan udara untuk dititipkan kepada Badan Usaha Angkutan
Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing
Badan Usaha Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing harus
melakukan langkah-langkah penanganan terhadap penumpang dalam status tahanan atau
dalam pengawasan hukum yang berpotensi menjadi penumpang yang tidak patuh (unruly
Passenger) dan/atau penumpang yang mengganggu (distruptive passenger) selama dalam
penerbangan.
a. setiap penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan harus dijaga/diawasi oleh seorang
pendamping
b. pendamping harus menginformasikan tentang penumpang yang mengalami gangguan
kejiwaan kepada Badan Usaha Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing
pada saat lapor diri di tempat lapor diri (check in counter)
c. pendamping mengisi surat pernyataan yang memuat antara lnama, tempat dan tanggal
lahir, kebangsaan, berat dan tinggi badan, jenis dan nomor identitas diri penumpang,
alasan diangkut menggunakan pesawat udara,rute penerbangan,nama pendamping,
pernyataan kesanggupan menjaga penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan selama
dalam penerbangan.
d. pendamping harus melampirkan surat keterangan dokter yang menjelaskan kondisi
kejiwaan penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan
e. Badan Usaha Angkutan Udara atau perusahaan Angkutan Udara Asing dapat menolak
penumpang yang mengalami keamaan dan/atau keselamatan penerbangan
f. Penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan dan pendampingnya tidak duduk dekat
dengan pintu atau jendela darurat di pesawat udara dan pendamping duduk diantara
penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan dan "aiste" pesawat udara.
Penumpang yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan pada dirinya dan bagasi
kabinnya saat memasuki daerah keamanan terbatas bandar udara maka personel pengamanan
bandar udara tidak mengizinkan penumpang dan bagasi kabinnya tersebut masuk ke Daerah
Keamanan Terbatas bandar udara.
Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar Udara harus melindungi
penumpang dan bagasi kabin yang telah diperiksa selama berada di dalam ruang tunggu.
Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing harus melindungi
penumpang dan bagasi kabin sejak keluar dari ruang tunggu sampai dengan naik (boarding)
ke pesawat udara.
Presiden dan Wakil Presiden atau tamu negara yang setingkat, dikecualikan dari
Pemeriksaan Keamanan.