Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi dimana seseorang
harus mengabdikan dirinya kepada negara dan menjadi pelayan masyarakat karena
mendapat amanat dari Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara.
Berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
pasal 10, fungsi dari ASN yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat
dan pemersatu bangsa. Seorang ASN perlu untuk memiliki kemampuan yang
professional dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu ASN
harus memiliki integritas yang tinggi, netral, bebas dari intervensi politik, bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam hal ini, dapat dikatakan ASN berperan penting
dalam menetukan keberhasilan pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus
memiliki integritas yang tinggi, bertindak sesuai dengan dasar dan kode etik ASN.
Sebelum diangkat menjadi ASN, Calon Aparatur Sipil Negara (CASN)
diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar. Hal ini sesuai dengan
peraturan yang tertuang dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara (PERLAN)
RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS sehingga Penyelenggaraan
Latihan Dasar (LATSAR) dilaksanakan dengan Pola Baru. Setelah dilaksanakannya
LATSAR diharapkan perserta Calon Aparatur Sipil Negara dapat menjadi pelayanan
publik berkualitas dengan berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
dapat disingkat menjadi ANEKA serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam
NKRI, dan menguasai kompetensi teknis bidang tugas, sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat.
Tujuan dari Diklat terintegerasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dengan pembekalan
materi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) ditambah Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, Whole of Government dan non klasikal di tempat kerja masing-
masing memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan,
mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) sehingga
terpatri dari dalam dirinya menjadi Pegawai Negeri Sipil yang professional dan
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan hasil akhir dari interaksi
atau hubungan antara berbagai komponen atau aspek pelayanan (Bustami, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, mutu pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa
pelayanan dalam memenuhi harapan dari penerima jasa layanan. Peningkatan mutu
pelayanan dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang efisien dan efektif
sesuai dengan standar profesi dalam memenuhi kebutuhan pasien (Nursalam, 2015).
Kebutuhan pasien terhadap layanan kesehatan yang semakin kompleks akan
menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dalam mengatasi masalah kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien menjelaskan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyelenggarakan keselamatan pasien. Penyelenggaraan keselamatan pasien
dilakukan melalui pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan standar
keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien dan tujuh langkah menuju
keselamatan pasien. Salah satu indikator dalam mutu pelayanan yaitu sasaran
keselamatan pasien. Sasaran keselamatan pasien terdiri dari mengidentifikasi pasien
dengan benar, meninngkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan

2
obat-obatan yang harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benat, mengurangi resiko infeksi
akibat perawatan kesehatan dan menguranngi resiko cidera pasien akibat terjatuh.
Maksud dan tujuan Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk mendorong puskesmas
agar melakukan perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan puskesmas dan menjelaskan bukti
serta solusi dari konsensus para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik akan
berdampak pada peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien.
Salah satu indikator Sasaran Keselamatan Pasien yaitu tidak terjadinya pasien
jatuh. Puskesmas melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan melakukan upaya
mengurangi resiko pasien jatuh. Puskesmas diharapkan membuat program untuk
mengurangi resiko pasien jatuh yang meliputi manajemen resiko dan assessment
ulang secara berkala pada pasien dan atau lingkungan tempat pelayanan dan asuhan
yang diberikan. Puskesmas menjalankan program pengurangan resiko jatuh dengan
menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan lingkungan dan fasilitas di
puskesmas.
Berdasarkan data penilaian indikator keselamatan pasien yang dilakukan oleh
tim mutu pelayanan di Puskesmas Panti diketahui pada tahun 2018 diketahui bahwa
di ruang rawat inap presentase screening pasien jatuh 100% hal ini berarti sudah
dilakukan screening pasien resiko jatuh pada pasien rawat inap. Data hasil observasi
dari penulis ditemukan satu kejadian pasien jatuh di ruang rawat inap Puskesmas
Panti pada bulan September 2019. Hasil observasi dari penulis juga tidak menemukan
lembar penilaian resiko jatuh pada rekam medis pasien. Sehingga, selama ini dalam
melakukan screening resiko jatuh belum dilakukan sesuai dengan standar pelayannan.
Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengambil inovasi mengenai sasaran
keselamatan pasien dengan judul “Penggunaan Lembar Penilaian Resiko Jatuh untuk
Meningkatkan Status Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Panti
Kabupaten Jember” dan diharapkan inovasi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan
di puskesmas.

3
Lembar pengkajian resiko jatuh merupakan lembar yang digunakan oleh
tenaga kesehatan khususnya perawat untuk mengkaji resiko jatuh pada pasien yang
dirawat inap. Lembar resiko jatuh ini memiliki point-point berupa pertanyaan tertutup
yang masing-masing memiliki skor tertentu. Apabila pasien yang dirawat dilakukan
pengkajian menggunakan lembar pengkajian resiko jatuh diharapkan setiap pasien
yang dirawat diketahui tingkat resiko jatuh dari tempat tidur yang dimilikinya.
Sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan upaya-upaya pencegahan untuk tidak
terjadinya resiko jatuh yang tinggi pada pasien.

1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan aktualisasi di Puskesmas Panti Kabupaten
Jember antara lain.
1. Menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang digunakan dalam pemecahan isu
2. Meningkatkan mutu pelayanan pasien dalam indikator Sasaran Keselamatan
Pasien
3. Menurunkan tingkat resiko pasien jatuh di Puskesmas Panti Jember
4. Meningkatnya peran perawat dalam memenuhi perannya sebagai advokasi pasien

1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya kegiatan aktualisasi di Puskesmas Panti
Kabupaten Jember, antara lain.
1. Meningkatkan profesionalisme perawat dan pemahaman nilai-nilai ANEKA;
2. Meningkatkan keterampilan perawat dalam melakukan pengkajian pada lembar
penilaian pasien resiko jatuh Puskesmas Panti Jember;
3. Meningkatkan kewaspadaan pasien resiko jatuh dan cara penanggulangannya.
4. Dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pelayanan kesehatan di
Puskesmas Panti Jember;

4
5. Dapat meningkatkan status keselamatan pasien selama rawat inap di Puskesmas
Panti

1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi


Rancangan aktualisasi ini merupakan suatu gagasan atau usulan untuk
memecahkan sebagian permasalahan di wilayah kerja Puskesmas Panti Jember.
Rancangan aktualisasi ini adalah implementsi dari nilai-nilai dasar ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) dalam
melakukan pelayanan pelayanan publik, Whole of Govermment, dan Manajemen
ASN. Adapun rancangan ini merupakan bentuk inovasi dalam meningkatkan
pelayanan mutu pelayanan terutama pada sasaran keselamatan pasien point mencegah
cidera pasien jatuh di Puskesmas Panti Jember. Aktualisasi ini akan dilaksanakan
sejak 28 Oktober sampai dengan tanggal 25 November 2019. Sasaran pada kegiatan
aktualisasi ini merupakan seluru pasien yang di rawat inap di Puskesmas Panti
Jember. Setiap pasien yang akan rawat inap dilakukan pengkajian resiko jatuh
terlebih dahulu untuk dapat diketahui tingkat resiko jatuh dari tempat tidur yang
dialaminya.Sehingga, tenaga kesehatan dapat melakukan upaya pencegahan resiko
jatuh pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai