Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS

4.1 DESKRIPSI PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dilaksanakan di
tempat tugas yaitu UPT Puskesmas Panti Jember. Kegiatan yang saya lakukan pada
aktualisasi ini berdasarkan inisiatif yang disetujui oleh atasan. Lebih lanjut tentang
kegiatan aktualisasi yang telah saya laksanakan akan dibahas lebih lanjut sebagai
berikut.
Kegiatan 1. Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada Kepala
Puskesmas
Tabel 4.1 Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada Kepala
Puskesmas
Nama Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada
Kepala Puskesmas
Tanggal Pada tanggal 28 Oktober 2019
Lampiran 1. Foto Kegiatan
2. Lembar Persetujuan
Hasil Kegiatan 1. Mendapat masukan, saran, dan persetujuan dari Kepala
Puskesmas terkait gagasan isu
2. Persetujuan rencana aktualisasi yang akan dikerjakan
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Kualitas pelayanan di setiap fasilitas kesehatan dalam hal ini di Puskesmas
merupakan bagian yang penting dalam memberikan pelayanan yang prima pada
pasien, Saat ini masyarakat banyak menintut untuk mendapatkan pelayanan yang
prima untuk mencapai kepuasan saat menerima pelayanan. Peningkatan mutu
pelayanan yang ada di puskesmas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya dengan meingkatkan standar keselamatan pasien di Puskesmas. Standar
keselamatan pasien ini merupakan upaya untuk mencegah terjadinya cidera atau
kejadian yang tidak diinnginkan terjadi pada pasien saat di rawat di fasilitas
kesehatan. Salah satu yang dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
pengkajian resiko jatuh. Hal ini merupakan upaya untuk mencegah passion
mengalami cidera akibat jatuh saat di rawat. Ketika pasien sudah dilakukan
pengkajian resiko jatuh diharapkan petugas dapat mengetahui seberapa besar
resiko pasien mengalami cidera akibat jatuh. Dengan dilakukan pengkajian resiko
jatuh ini diharapkan status keselamatan pasien saat di rawat di Puskesmas Panti
dapat meningkat, sehingga kualitas pelayanan menjadi optimal.
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penyampaian ide atau gagasan,
meliput :
a. Membuat Janji dengan Kepala Puskesmas
Membuat janji dengan Kepala Puskesmas sangatlah penting, kerena hal
ini berhubungan dengan etika saat ingin menemui seseorang agar dapat lebih
maksimal proses diskusi mengenai penyampaian ide atau gagasan yang ingin
dilakukan. Selain itu dengan membuat janji dengan Kepala Puskesmas kita
bisa mengetahui kapan dapat bertemu dengan Kepala Puskesmas, sehingga
tidak mengganggu jadwal kepala puskesmas yang telah disepakati
sebelumnya dengan pihak lain.
b. Memaparkan rencana kegiatan;
Sebelum melaksanakan kegiatan kita terlebih dahulu memaparkan
rencana kegiatan yang sudah kita buat. Dengan memaparkan rencana Kepala
Puskesmas akan lebih memahami maksud dan tujuan kegiatan yang akan
dilakukan. Selain itu dengan memaparkan rencana kegiatan yang sudah
dibuat, kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan kita.
Dalam memaparkan rencana kegiatan dibutuhkan daya analisa, ketelitian dan
kecermatan dalam memahami isi, maksud dan target capaian dari setiap
elemen kegiatan.

33
c. Meminta saran, masukan dan persetujuan Kepala Puskesmas;
Dalam penyampaian ide atau gagasan kita perlu meminta saran, masukan
dan persetujuan dari Kepala Puskesmas. Hal tersebut guna mengetahui
kekurangan atau kelebihan dari rencana kegiatan kita, dan juga dapat
mengetahui apakah ada tindakan yang harus di hilangkan ataupun dikurangi.
Dengan meminta persetujuan dari Kepala Puskesmas kita dapat mengetahui
bahwa Kepala Puskesmas sudah menyetujui tindakan yang kita lakukan.
Sehingga kerjasama dengan tim puskesmas yang lain akan berjalan dengan
baik dan lancar.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan
manfaat :
a. Bagi Diri Sendiri :
1) Membantu pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
2) Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan
pemecahan masalah (problem solving)
3) Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertical
4) Menciptakan suasana harmonis dengan rekan kerja
b. Bagi Instansi :
1) Menciptakan citra positif sebagai instansi yang profesional, terbuka,
dan mudah bekerjasama;
2) Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
3) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
profesional dan berkualitas; dan

34
4) Membentuk kerjasama dan koordinasi yang baik antara rekan kerja.

c. Bagi Orang Lain / Masyarakat :


Pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara mengatasi masalah
a. Kendala:
1) Berinteraksi dengan rekan kerja memungkinkan terjadinya
kesalafahaman dikarenakan tugas mereka semakin bertambah.
2) Ketidakpatuhan dari beberapa petugas untuk mengisi form
pengkajian resiko jatuh.
b. Cara mengatasinya:
1) Melakukan pendekatan dan komunikasi efektif pada rekan kerja
tersebut dan memotivasi bahwa tujuan utama dilakukannya kegiatan
ini adalah demi kebaikan bersama dan peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas Panti.
2) Dalam melakukan pendekatan dan koordinasi, saya selalu
memegang teguh prinsip santun dalam berpikir, berucap dan
berperilaku namun tajam dalam analisis, sehingga rekan kerja yang
mendapat tugas tambahan tidak merasa terbebani dengan kegiatan
yang dilakukan.
5. Analisa Dampak
a. Dampak positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam setiap
kegiatan
Dampak positif yang muncul apabila saya menerapkan nilai-nilai
ANEKA di dalam kegiatan saya, maka akan terbentuk sebuah kegiatan
atau musyawarah yang sehat, dan bisa saling menerima keputusan akhir
dengan bijaksana. Sehingga tujuan dari kegiatan yang akan saya lakukan
dapat tercapai dan dipahami oleh rekan sejawat.

35
b. Dampak Negatif Jika tidak Dilaksanakan Nilai dasar ANEKA dalam
setiap kegiatan

1) Bagi Diri Sendiri:


a) Tingkat kepercayaan rekan sejawat dan seluruh staf puskesmas
akan menurun.
b) Saya akan merasa tidak mampu menjalankan amanah dan
tanggungjawab yang telah diberikan kepada saya
2) Bagi Institusi:
a) Pencapaian nilai mutu pelayanan yang belum optimal karena
salah satu indikator mutu keselamatan pasien belum
dilaksanakan
b) Kualitas pelayanan dalam hal keselamatan pasien tidak
optimal
3) Bagi Masyarakat/Customer:
Aktivitas yang tidak sesuai dengan standar pelaksanaan tugas dapat
saja terus terjadi dan menimbulkan kerugian lebih lanjut baik dari
segi material maupun immaterial. Kerugian ini tidak hanya
dirasakan oleh puskesmas, namun masyarakat sebagai pengguna
layanan kesehatan.

Kegiatan 2. Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada


Penanggung Jawab Mutu Pelayanan Puskesmas
Tabel 4.2 Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada Penanggung
Jawab Mutu Pelayanan Puskesmas
Nama Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi terkait ide dan gagasan kepada
Penanggung Jawab Mutu Puskesmas
Tanggal Pada tanggal 29 Oktober 2019

36
Lampiran 1. Foto Kegiatan
2. Notulen
Hasil Kegiatan Mendapat masukan, saran, dan persetujuan dari Penanggung
Jawab Mutu Pelayanan Puskesmas terkait gagasan isu
6. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Mutu pelayanan di puskesmas terdiri dari beberapa indikator yang perlu untuk
dikaji. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat mutu pelayanan di
puskesmas apakah baik atau tidak. Masyarakat perlu untuk mendapatkan
pelayanan yang berkualitas saat mengunjungi fasilitas kesehatan. Hal ini sebagai
bentuk kepuasan masyarakat sebagai penerima pelayanan. Petugas kesehatan
sebagai pemberi pelayanan perlu untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan
yang dimiliki. Salah satu upaya yaitu dengan memaksimalkan indikator-indikator
keselamatan pasien. Pengkajian resiko jatuh merupakan salah satu indikator
dalam keselamatan pasien, sehingga perlu untuk diperhatikan dan diterapkan oleh
puskesmas sebagai penyelanggara fasilitas kesehatan. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien yang
menyatakan bahwa setiap penyelenggara fasilitas kesehatan wajib untuk
menyelenggarakan keselamatan pasien. Berdasarkan PMK itulah peningkatan
keselamatan pasien di Puskesmas perlu untuk dilakukan untuk pelayanan yang
berkualitas di masyarakat.
7. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penyampaian ide atau gagasan,
meliput :
a. Membuat Janji dengan Penanggung Jawab Mutu Puskesmas
Membuat janji dengan penanggung jawab mutu puskesmas
sangatlah penting, kerena hal ini berhubungan dengan etika saat ingin
menemui seseorang agar dapat lebih maksimal proses diskusi mengenai
penyampaian ide atau gagasan yang ingin dilakukan. Selain itu dengan
membuat janji dengan penanggung jawab mutu puskesmas kita bisa

37
mengetahui kapan dapat bertemu, sehingga tidak mengganggu kegiatan
Penanggung Jawab Mutu Puskesmas yang telah disepakati sebelumnya
dengan pihak lain.
b. Memaparkan rencana kegiatan;
Sebelum melaksanakan kegiatan kita terlebih dahulu
memaparkan rencana kegiatan yang sudah kita buat. Dengan
memaparkan rencana kepada penanggung jawab mutu puskesmas akan
lebih memahami maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
Selain itu dengan memaparkan rencana kegiatan yang sudah dibuat, kita
dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan kita, karena
tentunya tim mutu lebih memahami tentang mutu pelatyanan di
puskesmas yang telah berjalan sebelumnya. Dalam memaparkan rencana
kegiatan dibutuhkan daya analisa, ketelitian dan kecermatan dalam
memahami isi, maksud dan target capaian dari setiap elemen kegiatan.
c. Meminta saran, masukan dan persetujuan Kepala Puskesmas;
Dalam penyampaian ide atau gagasan kita perlu meminta saran,
dan masukan dari pihak mutu puskesmas agar kegiatan ini dapat sinkron
dengan kegiatan tim mutu yang telah berjalan. Hal tersebut guna
mengetahui kekurangan atau kelebihan dari rencana kegiatan kita, dan
juga dapat mengetahui apakah ada tindakan yang harus di hilangkan
ataupun dikurangi.
8. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi dalam kegiatan ini, maka akan
didapatkan manfaat :
a. Bagi Diri Sendiri :
1) Membantu pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
2) Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan
pemecahan masalah (problem solving)

38
3) Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertical
4) Menciptakan suasana harmonis dengan rekan kerja
b. Bagi Institusi :
1) Menciptakan citra positif sebagai INSTANSI yang profesional,
terbuka, dan mudah bekerjasama;
2) Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan
yang ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
3) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
profesional dan berkualitas; dan
4) Membentuk kerjasama dan koordinasi yang baik antara rekan
kerja.
c. Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
9. Kendala dan Cara mengatasi masalah
a. Kendala:
3) Berinteraksi dengan rekan kerja memungkinkan terjadinya
kesalafahaman dikarenakan tugas mereka semakin bertambah.
4) Ketidakpatuhan dari beberapa petugas untuk mengisi form
pengkajian resiko jatuh.
b. Cara mengatasinya:
3) Melakukan pendekatan dan komunikasi efektif pada rekan kerja
tersebut dan memotivasi bahwa tujuan utama dilakukannya kegiatan
ini adalah demi kebaikan bersama dan peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas Panti.
4) Dalam melakukan pendekatan dan koordinasi, saya selalu
memegang teguh prinsip santun dalam berpikir, berucap dan
berperilaku namun tajam dalam analisis, sehingga rekan kerja yang

39
mendapat tugas tambahan tidak merasa terbebani dengan kegiatan
yang dilakukan.

10. Analisa Dampak


a. Dampak positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam setiap
kegiatan
Dampak positif yang muncul apabila saya menerapkan nilai-nilai
ANEKA di dalam kegiatan saya, maka akan terbentuk sebuah kegiatan
atau musyawarah yang sehat, dan bisa saling menerima keputusan akhir
dengan bijaksana. Sehingga tujuan dari kegiatan yang akan saya lakukan
dapat tercapai dan dipahami oleh rekan sejawat.
b. Dampak Negatif Jika tidak Dilaksanakan Nilai dasar ANEKA dalam
setiap kegiatan
4) Bagi Diri Sendiri:
a. Tingkat kepercayaan rekan sejawat dan seluruh staf puskesmas
akan menurun.
b. Saya akan merasa tidak mampu menjalankan amanah dan
tanggungjawab yang telah diberikan kepada saya
5) Bagi Institusi:
a. Pencapaian nilai mutu pelayanan yang belum optimal karena
salah satu indikator mutu keselamatan pasien belum
dilaksanakan
b. Kualitas pelayanan dalam hal keselamatan pasien tidak
optimal
6) Bagi Masyarakat/Customer:
Aktivitas yang tidak sesuai dengan standar pelaksanaan tugas dapat
saja terus terjadi dan menimbulkan kerugian lebih lanjut baik dari

40
segi material maupun immaterial. Kerugian ini tidak hanya
dirasakan oleh puskesmas, namun masyarakat sebagai pengguna
layanan kesehatan.

Kegiatan 3. Penyusunan lembar pengkajian resiko jatuh untuk pasien rawat inap dan
label resiko jatuh
Tabel 4.3 Penyusunan lembar pengkajian resiko jatuh untuk pasien rawat inap dan label
resiko jatuh untuk pasien rawat inap di puskesmas panti
Nama Kegiatan Penyusunan lembar pengkajian resiko jatuh dan label resiko jatuh
Tanggal 3 November 2019
Lampiran Lembar resiko jatuh dan Label
Hasil Kegiatan Terbentuknya lembar resiko jatuh sebagai penanda pasien jatuh
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Penyusunan lembar pengkajian resiko jatuh ini diharapkan sebagai bentuk upaya
meningkatkan keselamatan pasien. Pasien yang menjalani rawat inap diharapkan terhidar
dari cidera akibat jatuh. Sehinggadengan adanya penigkatan keselamatan pasien
diharapkan kualitas pelayanan kepada pasien pun akan meningkat. Petugas pelayanan
juga akan meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan pada pasien.
Melalui komitmen mutu dan berbagai upaya dalam perbaikan serta peningkatan kualitas
pelayanan, maka secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada terciptanya
pelayanan publik yang tanggap, akurat, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan leaflet sebagai
media penyampaian materi, meliputi :
a) Mencari sumber literatur tentang resiko jatuh ;
Dalam mengumpulkan sumber atau literatur ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pengakajian yang dilakukan kepada pasien tentang
resiko jatuh sudah sesuai dengan standar yang sudah ada sebelumnya
sehingga tidak ada kesalahan dalam pengkajian maupun pemberian skor
resiko jatuh pada pasien.

41
b) Melakukan penyusunan Lembar Pengkajian dan label penanda resiko jatuh;
Lembar pengkajian resiko jatuh ini diadopsi dari beberapa macam teori
tentang pegkajian resiko jatuh. Pada pengkajian resiko jatuh anak
digunakan lembar pengkajian Humpty Dumpty, pada pnegkajian resiko
jatuh dewasa digunakan lembar pengkajian Morse Falls Scale, dan pada
pengkajian resiko jatuh lansia digunakan lembar pengkajian Ontario
Modified Stratify. Berdasarkan pengkajian tersebut akan dikatahui skor
resiko jatuh yang dibagi menjadi skor resiko rendah,sedang dan tinggi.
Upaya-upaya pencegahan dilakukan sesuai dengan skor resiko jatuh pasien.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
1) Bagi Diri Sendiri :
1. Membantu pelaksanaan tugas secara berkualitas dan professional
2. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan
pemecahan masalah (problem solving)
3. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertical
4. Meningkatkan peran sebagai advokasi pada pasien.
2) Bagi Institusi :
1. Menciptakan citra positif sebagai Institusi yang profesional, dan
bermutu;
2. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
3. Membentuk kerjasama dan koordinasi yang baik antara petugas.
c. Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara Mengatasinya
a. Kendala:
Belum adanya buku pedoman resiko jatuh secara nasional sehingga tidak ada bentuk
penatalaksanaan pasti yang disepakati.
b. Cara mengatasinya:

42
Menyesuaikan penatalaksanaan yang ada dengan kondisi yang ada di puskesmas
5. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapt jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
terbentuknya lembar pengkajian resiko jatuh yang diharapkan dapat
meningkatkan status keselamatan pasien ketika dirawat inap di puskesmas.
b. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
1) Bagi Diri Sendiri:
a) Penyampaian kegiatan akan membutuhkan waktu yang lama dan
mempersulit kerja petugas yang lain
b) Sebagai pemberi pelayanan akan melanggar tugas saya untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
2) Bagi Institusi:
Nilai mutu pelayanan pada indikator sasaran keselamatan pasien tidak akan
optimal.
3) Bagi Masyarakat/Customer:
Status keselamatan pasien yang dirawat inap masih belum tertangani dengan
optimal. Sehingga masih menimbulkan resiko untuk terjadinya pada pasien
yang dirawat inap di puskesmas panti.
.

Kegiatan 4. Penyusunan SOP Penggunaan Lembar Penilaian dan Penatalaksanaan


Resiko Jatuh
Tabel 4.4 Penyusunan SOP Penggunaan Lembar Penilaian dan penataksanaan Resiko Jatuh
Nama Kegiatan Penyusunan SOP pengkajian dan penatalaksaan resiko jatuh
Tanggal 5 November 2019
Lampiran SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh
Hasil Kegiatan Terbentuknya SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Penyusunan SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh ini sebagai petunjuk
teknis penggunaan lembar pengkajian resiko jatuh dan tata cara penatalaksanaanya.

43
Petugas tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan pengkajian rresiko jatuh ini
diharapkan dapat melakukan kegiatan secara terstruktur dan tepat sasaran. Upaya
pencegahan-pencegahan yang dilakukan juga dapat sesuai dengna kebutuhan pasien.
Sehingga langsung berdampak pada terciptanya pelayanan publik yang tanggap, akurat,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.

2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan leaflet sebagai


media penyampaian materi, meliputi :
a) Mencari sumber literatur tentang SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko
jatuh ;
Dalam mengumpulkan sumber atau literatur ini bertujuan untuk memastikan
bahwa pengakajian yang dilakukan kepada pasien tentang resiko jatuh sudah
sesuai dengan standar yang sudah ada sebelumnya sehingga tidak ada kesalahan
dalam pengkajian maupun pemberian skor resiko jatuh pada pasien. Begitupula
dengan upaya pencegahan resiko jatuh.
b) Melakukan penyusunan SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh;
Penyusunan SOP pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh disesuaikan
beberapa macam teori tentang pegkajian resiko jatuh. Pada pengkajian resiko jatuh
anak dengan lembar pengkajian Humpty Dumpty disusun SOP pengkajian,
pentalaksanaa resiko rendah dan resiko tinggi. Pada pengkajian resiko jatuh dewasa
yang menggunakan lembar pengkajian Morse Falls Scale disusun SOP pengkajian,
penatalaksanaan resiko rendah, sedang dan tinggi. Pada pengkajian resiko jatuh lansia
menggunakan lembar pengkajian Ontario Modified Stratify disusun SOP Pengkajian,
penatalaksanaan resiko jatuh rendah, sedang dan tinggi. Upaya-upaya pencegahan
dilakukan sesuai dengan skor resiko jatuh pasien.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
1) Bagi Diri Sendiri :
1. Membantu pelaksanaan tugas secara berkualitas dan professional
2. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan

44
pemecahan masalah (problem solving)
3. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertical
4. Meningkatkan peran sebagai advokasi pada pasien.
2) Bagi Institusi :
1. Menciptakan citra positif sebagai Institusi yang profesional, dan
bermutu;
2. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
3. Membentuk kerjasama dan koordinasi yang baik antara petugas.
3) Bagi Orang Lain / Masyarakat :
 Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi
masyarakat.
5. Kendala dan Cara Mengatasinya
o Kendala:
Belum adanya buku pedoman resiko jatuh secara nasional sehingga tidak ada bentuk
SOP penatalaksanaan pasti yang disepakati.
o Cara mengatasinya:
Menyesuaikan penatalaksanaan yang ada dengan kondisi yang ada di puskesmas
6. Analisa Dampak
a) Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapt jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
terbentuknya lembar pengkajian resiko jatuh yang diharapkan dapat
meningkatkan status keselamatan pasien ketika dirawat inap di puskesmas.
b) Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
o Bagi Diri Sendiri:
Pemberian pelayanan kepada pasien menjadi tidak optimal karena tidak
dilaksanakannya langkah-langkah yang benar dalam memberikan pelayanan.
Terdapat salah satu hak pasien yang tidak terpenuhi sehingga mengaklibatkan
saya sebagai pemberi palayanan kesehatan tidak menjalankan tugas saya dengan
baik.

45
 Bagi Institusi/INSTANSI:
Nilai mutu pelayanan pada indikator sasaran keselamatan pasien tidak
akan optimal.
 Bagi Masyarakat/Pasien:
Status keselamatan pasien yang dirawat inap masih belum tertangani dengan
optimal. Sehingga masih menimbulkan resiko untuk terjadinya pada pasien jatuh yang
dirawat inap di puskesmas panti.

Kegiatan 5. Pelaksanaan Sosialisasi penggunaan lembar penilaian dan penatalaksanaa


resiko pasien jatuh pada perawat di rawat inap Puskesmas Panti
Tabel 4.5 Pelaksanaan Sosialisasikan penggunaan lembar penilaian resiko pasien
jatuh pada perawat di rawat inap Puskesmas Panti
Nama Kegiatan Pelaksanaan Sosialisasi penggunaan lembar penilaian dan
penatalaksanaa resiko pasien jatuh
Tanggal 12 November 2019
Lampiran 1. Foto kegiatan
2. Undangan
3. Daftar Hadir
Hasil Kegiatan 1. Menambah informasi dan pengetahuan perawat tentang
resiko jatuh
2. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan
komunikasi dalam pengkajian pasien beresiko jatuh
3. Memberikan informasi pada perawat terkait upaya-upaya
pencegahan pasien resiko jatuh
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Sosialisasi penggunaan lembar penilaian dan penatalaksanaa resiko pasien jatuh pada
perawat perlu untuk dilakukan karena hal ini merupakan bagian dari tugas perawat dalam
melaksanakan keselamatan pada paien. Perawat sebagai pemberi pelayanan yang langsung
kepada pasien akan melakukan pengkajian mengenai kondisi saar ini pada setiap pasien
rawat inap sehingga pengkajian resiko jatuh juga penting untuk dilakukan . Sehingga, saat

46
diawal akan diketahui skor resiko jatuh pasien sehingga akan dapat dilakukan upaya
pencegahan yang tepat sejak di awal pasien rawat inap. Hal ini akan meningkatkan
pelayanan yang berkualitas kepada pasien.
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam sosialisasi pengakjian dan penatalaksaan
resiko jatuh, meliputi :
a. Menentukan waktu dan tempat sosialisasi
Pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan dengan sebelumnya menginformasikan
kepada petugas terkait untuk dapat hadir dalam sosialisasi dengan menggunakan
undangan. Koordinasi sbelumny dilakukan kepada kepala puskesmas, penanggung
jawab mutu dan mentor terkait.
b. Pelaksanaan sosisalisasi penilaian dan penatalaksanaan resiko jatuh;
Sosialisasi diawali dengan pemberian informasi tentang pengkajian resiko
jatuh. Dijelaskan setiap point pertanyaan yang ada pada lembar pengkajian sehingga
menyamakan persepsi terhadap petugas dalam melakukan pengkajian resiko jatuh.
Setelah petugas memahami setiap pertanyaan dalam lembar penngakjian dilanjutkan
dengan penyusunan skor resiko jatuh, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan
sesuai dengan skor resiko jatuh.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, Nasionalisme, etika public dan
komitmen mutu dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
a. Bagi Diri Sendiri :
1. Membantu pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
2. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan
pemecahan masalah (problem solving)
3. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertical
b. Bagi Instansi :
1. Menciptakan citra positif sebagai Instansi yang profesional, terbuka,
dan mudahbekerjasama;
2. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan
yang ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
3. Membentuk kerjasama dan koordinasi yang baik antara Tim Telusur

47
Sekretariat Akreditasi dengan staf Instansi lain.
c. Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara Mengatasinya
a. Kendala:
Adanya beberapa perawatyang tidak dapat hadir karena tugas wilayah dan post
dinas malam

d. Cara mengatasinya:
Menginformasikan di lain kesempatan menganai lembar pengkajian dan
penatalaksanaan resiko jatuh
5. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapat jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
pemahaman tenaga kesehatan mengenai pengkajian resiko jatuh dapat meningkat
sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien khususnya
pada indikator sasaran keselamatan pasien.
b. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
1) Bagi Diri Sendiri:
Tidak terlaksananya tugas fungsi petugas yang memiliki komitmen terhadap
peningkatan mutu pelayanan terutama dalam upaya peningkatan keselamatan pasien
2) Bagi Institusi/INSTANSI:
a) Tidak segera ada tindak lanjut hasil kegiatan dapat menyebabkan terdapat
kewajiban pada penyelenggara fasiitas pelayanan kesehatan yang tidak
dilakukan dengan optimal
3) Bagi Masyarakat/Customer:
Status keselamatan pasien yang dirawat inap masih belum optimal, sehingga belum
memberikan peelayanan yang optimal pada masyarakat.

48
Kegiatan 6. Implementasi penggunaan lembar pengkajian dan penatalaksanaan resiko
jatuh
Tabel 4.6 Implementasi penggunaan lembar pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh
Nama Kegiatan Implementasi penggunaan lembar pengkajian dan penatalaksanaan
resiko jatuh
Tanggal 13 November 2019
Lampiran 1. Lembar pengakjian resiko jatuh pada rekam medis pasien
2. Label resiko jatuh
3. Dokumentasi Foto
Hasil Kegiatan 1) Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan
komunikasi dalam pengkajian pasien beresiko jatuh
2) Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan
penatalaksanaan pasien beresiko jatuh
3) Meningkatkan status keselamatan pasien
4) Meningkatkan kualitas pelayanan
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Implementasi penggunaan lembar penilaian dan penatalaksanaa resiko pasien jatuh
pada perawat dilakukan dalam upaya meningkatkan status keselamatan pasien. Perawat
sebagai pemberi pelayanan yang langsung kepada pasien akan melakukan pengkajian
mengenai kondisi saar ini pada setiap pasien rawat inap sehingga pengkajian resiko jatuh
juga penting untuk dilakukan . Proses implementasi pengkajian pasien resiko jatuh
dilakukan pada setiap pasien baru yang yang akan rawat inap. Form yang digunakan
untuk pengkajian disesuaikan dengan usia pasien. Terdiri dari tiga form yang tersedia
yaitu form pengkajian jatuh anak, dewasa dan lansia. Hal ini bertujuan agar lebih efektif
dan akurat hasil pengkajian yang dilakukan, sehingga menghasilkan tindakan yang
sesuai.
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam implementasi pengakjian dan penatalaksaan
resiko jatuh, meliputi :
a. Menyiapkan form pengkajian dalam rekam medis pasien;
Setelah dilakukan sosialisasi kemudian dilakukan implementasi dengan
menyiapkan terlebih dahulu menyiapkan form pengkajian yang akan digunakan oleh

49
perawat untuk melakukan pengkajian resiko jatuh. Form pengkajian resiko jatuh
diletakkan bersama form rekam medis lainnya. Hal ini agar memudahkan perawat
untuk menggunakan form dan menghindari resiko lupa untuk melakukan pengkajian
karena form ini terbilang masih baru diterapkan di puskesmas.
b. Pelaksanaan implementasi pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh;
Implementasi dilakukan dengan mengkaji pasien baru yang akan menjalani rawat
inap di puskesmas. Form pengkajian di sesuaikan dengan usia pasien, setelah
dilakukan pengkajian dilanjutkan dengan memberikan skor pada masing-masing
pertanyaan sesuai dengan keadaan pasien. Setelah diberikan skor pertanyaan
dilanjutkan dengan menjumlah skor-skor yang teah diberikan pada kolom total
nilai.Berdasarkan hasil total nilai skor ditentukan pasien yang dikaji tersebut termasuk
ke dalam kalsifikasi resiko jatuh rendah, sedang atau tinggi. Selanjutnya perawat
melakukan tindakan sesuai dengan klasifikasi resiko jatuh pasien. Kemudian perawat
mencatat hasil pengkajian pada rekam medis pasien
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public dan komitmen
mutu dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
a) Bagi Diri Sendiri :
1. Membantu pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
2. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan
pemecahan masalah (problem solving)
3. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi pengkajian resiko jatuh
b) Bagi instansi :
1. Menciptakan citra positif sebagai instansi yang profesional, terbuka, dan
berkualitas;
2. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
c) Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara Mengatasinya
a. Kendala:
a) Masih adanya pasien yang belum terkaji resiko jatuh karena perawat lupa

50
untuk mengkaji
b) Belum semua perawat memahami penatalaksanaan resiko jatuh yang sesuai
dengan klasifikasi
a. Cara mengatasinya:
Mengingatkan kembali kepada perawat yang bertugas untuk pengisian form
pengkakjian resiko jatuh dan tata cara penatalaksanaan resiko jatuh berdasarkan
klasifikasi
5. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapat jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
pemahaman tenaga kesehatan mengenai pengkajian resiko jatuh dapat meningkat
sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien khususnya
pada indikator sasaran keselamatan pasien.
b. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
1. Bagi Diri Sendiri:
Sebagai pemberi pelayanan saya tidak menjalankan kewajiban saya apabila
mengabaikan status keselamatan pasien yang saya tangani. Hal itu menjadikan
saya bekerja tidak profesional dan tidak melaksanakan komitmen mutu yang
merupakan kewajiban saya sebagai pemberi pelayanan.
2. Bagi Institusi/INSTANSI:
Tidak adanya data real mengenai mutu pelayanan pada indikator keselamatan pasien
dari puskesmas
3. Bagi Masyarakat/Customer:
Masyarakat belum dapat menerima pelayanan yang berkualitas terkait status
keselamatan selama menjalan masa perawatan di puskesmas.

Kegiatan 7. Monitoring dan evaluasi penerapan lembar pengakjian resiko jatuh pada
pasien rawat inap
Tabel 4.7 Monitoring dan evaluasi penerapan lembar pengakjian resiko jatuh pada pasien
rawat inap
Nama Kegiatan Monitoring dan evaluasi penerapan lembar pengakjian resiko jatuh

51
pada pasien rawat inap
Tanggal 23 November 2019
Lampiran Lembar monitor penerapan lembar pengkajian
Hasil Kegiatan Mengetahui penerapan lembar pengkajian resiko jatuh di ruang
rawat inap
Mengetahui kekurangan dan kelebihan penerapan lembar
pengkajian resiko jatuh
Mendapatkan saran dan masukan dari petugas kesehatan di
puskesmas
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk penerapan lembar pengkajian resiko jatuh
di ruang rawat inap puskesmas panti perlu untuk dilakukan agar mengetahui apakah
kegiatan terus berjalan atau tidak. Apa saja kendala yang dialami dan bagaimana proses
penyelesaiannya. Penerapan lembar pengkajian resiko jatuh ini masih baru di puskesmas
panti sehingga masih perlu upaya untuk membiasakan petugas kesehatan dalam pengisi
form pengkajian tersebut dan melakukan penatalaksanaan sesuai klasifikasi resiko jatuh.
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam implementasi pengakjian dan penatalaksaan
resiko jatuh, meliputi :
a. Melakukan monitoring pengisian form pengkajian resiko jatuh;
Monitoring dilakukan selama masa implementasi penerepana form pengkajian
resiko jatuh di ruang rawat inap puskesmas. Monitoring ini dilakukan dengan melihat
kelengkapan rekam medis pasien baru sudah berisi form pengkajian resiko jatuh atau
belum. Hal ini berguna untuk memastikan apakah pengkajian resiko jatuh sudah
berjalandengan baik atau belum.
b. Pelaksanaan evaluasi penerapan lembar pengkajian dan penatalaksanaan resiko
jatuh;
Evaluasi dilakukan setelah implementasi berjala sekitar kurang lebih satu minggu.
Proses penerapan lembar pengkajian yang dilaksanakan oleh perawat sudah berjalan
dengan baik atau tidak, dan kendala serta saran yang dapat diberikan untuk proses
penerapan kedepannya. Penerpaan lembar resiko jatuh ini penting untuk dilaksanakan
karena berkaitan dengan mutu pelayanan d puskesmas sebagai salah satu

52
penyelenggara fasilitas kesehatan.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public dan komitmen
mutu dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
1) Bagi Diri Sendiri :
a. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan pemecahan
masalah (problem solving)
b. Membantu meningkatkan kemampuan berdiskusi teman sejawat
c. Membangun hubungan kerjasama antar pemegang program

2) Bagi instansi :
a. Menciptakan citra positif sebagai instansi yang profesional, terbuka, dan
berkualitas;
b. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;
2) Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara Mengatasinya
1. Kendala:
Belum semua perawat memahami penatalaksanaan resiko jatuh yang sesuai
dengan klasifikasi
2. Cara mengatasinya:
Melakukan diskusi bersam perawat yang bertugas terkait cara terbaik untuk
dapat terlaksananya pengisian form pengkakjian resiko jatuh dan tata cara
penatalaksanaan resiko jatuh.
5. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapat jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
pemahaman tenaga kesehatan mengenai pengkajian resiko jatuh dapat meningkat
sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien khususnya pada
indikator sasaran keselamatan pasien.
d. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan

53
1. Bagi Diri Sendiri:
Tidak adanya pemantauan kegiatan menyebabkan kurangnya upaya
meningkatkan mutu pelayanan pada pasien yang menjalani perawatan di
puskesmas. Saya akan merasa gagal memberikan yang terbaik kepada Bangsa
dan Negara bilamana melihat fenomena/masalah yang sebenarnya saya mampu
untuk memecahkannya namun saya memilih untuk tidak berbuat apa-apa .
2. Bagi Institusi/INSTANSI:
Tidak terlaksananya misi puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
3. Bagi Masyarakat/Customer:
Status keselamatan pasien yang dirawat inap masih belum optimal, sehingga belum
memberikan pelayanan yang optimal pada masyarakat.

Kegiatan 8. Pengumpulan dokumentasi hasil kegiatan dan hasil evaluasi untuk kepala
puskesmas sebagai bahan rencana tindak lanjut
Tabel 4.8 Pengumpulan dokumentasi hasil kegiatan dan hasil evaluasi untuk kepala
puskesmas sebagai bahan rencana tindak lanjut.
Nama Kegiatan Pengumpulan dokumentasi hasil kegiatan dan hasil evaluasi untuk
kepala puskesmas sebagai bahan rencana tindak lanjut
Tanggal 24 November 2019
Lampiran Lembar evaluasi dan dokumentasi kegiatan
Hasil Kegiatan Mendapatkan saran dan masukan dari kepala puskesmas
Mendapatkan gambaran terkait tindak lanjut
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Pengumpulan dokumentasi hasil kegiatan ini dilakukan sebagi bentuk bukti laporan
kegiatan yang telah dilaksanakan. Setelah sebelumnya dilakukan evaluasi terkait
pelaksanaan kegiatan. Kemudian disusun laporan hasil kegiatan dan evaluasi kegiatan
yang telah terlaksana kepada Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab puskesmas.
Dokumentasi kegiatan ini sejak direncakanan kegiatan sampai pada pelaksanaan
kegiatan. Adapun lampiran laporan juga berupa hasil evaluasi terkait kegiatan aktualisasi

54
yang dilaksanakan. Hal ini sebagai bahan bagi kepala puskesmas sebagai penanggung
jawab utama puskesmas untuk merencanakan tindak lanjut kedepan. Pengkajian resiko
jatuh ini penting untuk diterapkan karena merupakan salah satu bagian dari mutu
pelayanan di puskesmas. Hal yang perlu direncanakan untuk tindak lanjut kedepan yaitu
mengenai pengadaan form pengkajian yang harus selalu tersedia.
2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam implementasi pengakjian dan penatalaksaan
resiko jatuh, meliputi :
a. Mengumpulkan dokumentasi dan hasil evaluasi penerapan pengkajian dan
penatalaksanaan resiko jatuh;
Dokumentasi dan hasil evaluasi sebelumnya disusun sebagai bentuk laporan
kepada kepala puskesmas. Hal ini bertujuan untuk menjadi bahan acuan rencana tindak
lanjut ke depan.
b. Pelaporan dokumentasi hasil dan evaluasi kegiatan ke kepala puskesmas;
Pelaporan ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan. Sehingga kepala puskesmas sebagai penanggung jawab utam
puskesmas mengetahui bagaiman kegiatn ini berjalan dan dampaknya bagi kemajuan
puskesmas serta sumber daya manusia di dalamnya. Selain itu apakha kegiatan
memiliki dampak positif terhadap pelayanan pada pasien. Setelah diketahui laporan
kegiatan selanjutnya kepala puskesmas menggunakannya sebagai bahan untuk rencana
tindak lanjut ke depan.
3. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public dan
komitmen mutu dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
1) Bagi Diri Sendiri :
a. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan pemecahan
masalah (problem solving)
b. Sebagai bentuk integritas terhadap pekerjaan
2) Bagi instansi :
a. Menciptakan citra positif sebagai instansi yang profesional, terbuka, dan
berkualitas;
b. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran;

55
3) Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
4. Kendala dan Cara Mengatasinya
1. Kendala:
Rencana penganggaran dana pengadaan form masih dalam proses pengajuan
sehingga pelaksanaan dalam waktu dekat belum dapat terlaksana
2. Cara mengatasinya:
Menyediakan form cadangan sebagai bentuk pembiasaan petugas dalam mengisi
pengkajian dan penatalaksanaan resiko jatuh.
5. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapat jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
kerjasama antar pemegang program dengan kepala puskesmas terkait perencanaan
kegiatan yang bertujuan untuk menigkatkan kualitas pelayanan di puskesmas. Sehingg
meningkatkan mutu pelayanan dalam indikator keselamatan pasien di rawat inap.
b. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
1. Bagi Diri Sendiri:
Tidak terlaksananya penyampaian informasi yang berkelanjutan dari
penanggung jawab program dan pimpinan puskesmas. Sehingga rencan
kegiatan yang direncanakan tidak bisa terlaksana dengan baik.
2. Bagi Institusi/INSTANSI:
Tidak segera ada tindak lanjut hasil kegiatan dapat menyebabkan terdapat
kewajiban pada penyelenggara fasiitas pelayanan kesehatan yang tidak
dilakukan dengan optimal
3. Bagi Masyarakat/Customer:
Status keselamatan pasien yang dirawat inap masih belum optimal, sehingga belum
memberikan pelayanan yang optimal pada masyarakat.

Kegiatan 9. Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi


Tabel 4.9 Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi
Nama Kegiatan Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

56
Tanggal 25 November 2019
Lampiran Foto kegiatan
Berkas tertulis
Hasil Kegiatan Tersusunnya laopran akhir aktualisasi dengan baik
1. Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Pengumpulan dokumentsi dan penyusunan laporan sangatlah penting sebagai bahan
evaluasi pencapaian efektivitas maupun efisiensi pelayanan di rawat inap Puskesmas
Panti. Melalui komitmen mutu dan berbagai upaya dalam perbaikan serta peningkatan
kualitas pelayanan, maka secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada
terciptanya pelayanan publik yang tanggap, akurat, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat.

2. Langkah – langkah yang dilakukan dalam implementasi pengakjian dan penatalaksaan


resiko jatuh, meliputi :
a. Mendokumentasikan hasil secara detail dan lengkap;
Melakukan dokumentasi dari setiap kegiatan dapat dijadikan bukti dari setiap
kegiatan yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan tindakan yang sudah
direncanakan.
b. Menyusun Laporan;
Melakukan pengarsipan atau menyusun laporan adalah salah satu hal penting
dalam manajemen dokumen. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab dalam rangka tertib administrasi. Apabila pengarsipan dokumen
tidak dilaksanakan dengan benar, maka ketika suatu hari memerlukan dokumen
terkait akan menemukan kesulitan dalam pelacakan dokumen dan bahkan lebih
buruk lagi institusi akan kehilangan dokumen penting.
4. Dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik dan
komitmen mutu dalam kegiatan ini, maka akan didapatkan manfaat :
1) Bagi Diri Sendiri :
a. Membantu pelaksanaan tugas secara optimal
b. Meningkatkan daya kritis dan kemampuan analisis serta perumusan

57
pemecahan masalah (problem solving)
c. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak baik secara horizontal maupun vertikal
2) Bagi instansi :
a. Menciptakan citra positif sebagai instansi yang profesional, terbuka,
dan mudah bekerjasama;
b. Pelaksanaan pembenahan maupun perbaikan setiap permasalahan yang
ditemukan secara cepat, tepat, konsisten dan tepat sasaran
3) Bagi Orang Lain / Masyarakat :
Pelayanan publik yang akurat, cepat, tepat dan berkualitas bagi masyarakat.
5. Kendala yang Dihadapi dan Cara Mengatasinya
a. Kendala:
Bervariasinya kegiatan menjadikan dokumentasi kegiatan menjadi banyak dan
pemilahan jenis dokumentasi semakin rumit
b. Cara mengatasinya:
Memilah dokumtasi yang bagus dan sesuai dengan kegiatan.
e. Analisa Dampak
a. Dampak Positif jika menerapkan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
Dampak positif yang di dapat jika menerapkan nilai dasar ANEKA adalah
tersusunnya laporan secara baik dan benar serta mampu di pertanggungjawabkan.
b. Dampak negatif jika tidak diaktualisasikan nilai dasar ANEKA dalam kegiatan
1) Bagi Diri Sendiri:
Bilamana laporan ini tidak mampu saya selesaikan dengan baik, maka
kepercayaan atasan terhadap kemampuan saya dalam menyelesaikan tugas akan
menurun dan saya menganggap diri saya telah gagal menampilkan performa
kerja terbaik.
2) Bagi Institusi/INSTANSI:
Puskesmas tidak memiliki data akurat terkait capaian mutu pelayanan khususnya
indikator keselamatan pasien
3) Bagi Masyarakat/Customer:
Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan saya dalam

58
menyelesaikan tugas dan juga penurunan kualitas pelayanan.

4.2 HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


Hasil capaian pelaksanaan aktualisasi penerapan lembar pengkajian resiko
jatuh ini terletak pada implementasi kegiatan. Hal ini karena melibatkan seluruh
perawat yang bertugas sehingga apabila perawat tidak melaksanakan pengkajian
resiko jatuh pada pasien mengindikasikan bahwa penerapan lembar pengkajian resiko
jatuh ini tidak berjalan dengan optimal. Setelah dilakukan penerapan lembar
pengkajian resiko jatuh selama periode tanggal 13-23 November 2019 diperoleh hasil
bahwa adanya sistem pencegahan pasien resiko jatuh yaitu form penilaian resiko
jatuh di rekam medis tiap pasien awal masuk rawat inap di Puskesmas Panti.
Implementasi penerapan dimulai ketika pasien masuk rawat inap akan dilakukan
pengkajian dan penilaian resiko jatuh untuk mengetahui tingkat resiko pada pasien.
Apabila setelah dilakukan pengkajian dan penilaian ditemukan resiko jatuh tinggi
pada anak dan lansia (geriatri) serta resiko jatuh tinggi dan sedang pada pasien
dewasa maka akan diberikan penanda stiker resiko jatuh pada gelang identitas pasien
dan penanda khusus resiko jatuh pada tiang infus pasien. Setelah itu dilakukan
penatalaksanaan menyesuaikan tingkat resiko jatuh pada pasien pada form yang
disediakan. Namun, pada pasien anak, dewasa dan lansia dengan hasil penilaian
resiko jatuh ringan maka tidak hanya dilakukan tindakan pencegahan tanpa
memberikan penanda khusus pada stiker identitas atau tempat tidur pasien.
1. Indikator/elemen pernilaian kegiatan
Berdasarkan data hasil penilaian mutu pelayanan rawat inap di puskesmas
Panti pada indikator penilaian pasien resiko jatuh yaitu belum ada pasien yang terkaji.
Di bawah ini perbandingan hasil penilaian indikator resiko jatuh pasien sebelum dan
sesudah dilaukannya aktualisasi.

Juni Juli Agustus September Oktober November

59
0 0 0 0 0 24
Setelah dilakukan aktualisasi dengan melakukan penerapan lembar pengkajian
resiko jatuh ditemukan sejumlah 24 pasien telah dikaji resiko jatuhnya. Berdasarkan
hasil evaluasi ditemukan sejumlah 12 pasien dewasa yang dikaji resiko jatuhnya
dengan klasifikasi 3 pasien beresiko jatuh tinggi, 2 pasien memiliki resiko jatuh
sedang dan 7 pasien memiliki resiko jatuh rendah. Hasil evaluasi pengkajian resiko
jatuh anak diketahu terdapat 9 anak yang dilakukan pengkajian resiko jatuh dengan
klasifikasi 6 anak memiliki resiko jatuh tinggi, dan 3 anak memiliki resiko jatuh
rendah. Hasil evaluasi pengkajian resiko jatuh lansia diketahu terdaoat 3 lansia yang
dilakukan pengkajian resiko jatuh dengan klasifikasi 2 orang memiliki resiko jatuh
rendah dan 1 orang memiliki resiko jatuh sedang.
2. Monitoring dan Evaluasi Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi

No Kegiatan Target Pencapaian Evaluasi Tindak Lanjut

80% Selalu ditingkatkan Sering


100% (Terdapat
kualitas pelayanan melakukan
(Kunjungan 24 pasien
Jumlah pasien yang terhadap pasien monitoring dan
pasien
baru yang rawat inap dilakukan
untuk evaluasi setiap
baru pengkajian
1 dilakukan periode 13- resiko jatuh meningkatkan pasien baru
pengkajian resiko 23 dan 4
November status keselamatan terkait
pasien
jatuh 2019 tidak pasien kelengkapan
sejumlah dilakukan
30 pasien) dokumen
pengkajian
)
Selalu ditingkatkan Sering
Jumlah pasien mutu pelayanan melakukan
yang dilakukan kepada pasien observasi terkait
2. 100% 100%
pentalaksanaan keadaan pasien
resiko jatuh yang beresiko
jatuh

60
61

Anda mungkin juga menyukai