NOMOR : RSMG/.../.../..../././2018
Tentang
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Memperhatikan : 1. Pengajuan surat dari bagian Tim Budaya tentang usulan Panduan
Budaya Organisasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik;
2. Persetujuan Direksi Tentang Panduan Budaya Organisasi Rumah
Sakit di Rumah sakit Muhammadiyah Gresik;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 26 Jumadil Awwal 1439 H
12 Februari 2018 M
Direktur
Tembusan :
1. Komite Medis
2. Satuan Pemeriksa Internal
3. Kabag/Kabid terkait di RSM Gresik
4. Arsip
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Visi RS Muhamadiyah Gresik adalah menjadi pusat layanan kesehatan dengan hati
dan profesional yang mengutamakan mutu keselamatan pasien tahun 2018. Sedangkan
misinya adalah membangun pusat pelayanan kesehatan yang prima dan memuaskan,
mengutamakan peningkatan mutu dan keselematan pasien serta berfungsi untuk dakwah.
Salah satu strategi yamh digunakan untuk mewujudakan visi misi tersebut adalah dengan
implementasi budaya kerja.
Budaya artinya budi dan akal. Budaya adalah suatu dampak dari proses yang
berkesinambungan. Budaya kerja organisasi adalah suatu bentuk etika , sikap, perilaku dan
cara pandang bersama dari kelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut terhadap
setiap masalah atau perubahan lingkungn yang bervariasi. Tinggi rendahnya budaya
organisasi dapat di lihat dari tingkat komitmen anggota rumah sakit terhadap nilai-nilai dan
kayakinan dari pemimpin hingga ke semua lapisan karyawanya.
Ada enam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi
menuju sukses. Pertama, identitas organisasi ( simbol dan harapan ), sehingga anggota
organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan
yakin, demikian pula eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi.
Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk
komitmen untuk pelaksanaan ide atau suatu rencana strategis. Kelima
Budaya organisasi berfungsi sebagai panduan/alat untuk menyelesaikan
perbedaan/permasalahan. Keenam budaya organisasi berfungsi sebagai adaptasi pihak
eksternal. Adanya perubahan positif, baik etika, sikap, perilaku maupun cara pandang
individu, yang berkembang menjadi tabiat kelompok individu ( seluruh karayawan ), maka
akan membentuk perubahan budaya kerja baru yang positf pula.
Budaya kerja organisasi RSMG belum terbentuk secara sempurna, namun landasan
budaya sudah ada sejak lama yaitu “ Layananku Ibadahku” yang di gunakan sebagai motto
dlam memberikan pelayanan kepada pasien. Untuk tahap selanjutnya tinggal
menyempurnakan menjadi budaya kerja RS Muhammadiyah Gresik. Dari latar belakang di
atas maka perlu di susun suatu panduan budaya organisasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik.
1.2 TUJUAN
Strategi pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik mengalami pergeseran dari pola pikir lama
yang mendominasi oleh konsep fee for service menjadi konsep asuransi nasional ( JKN ). Pola
pelayanan yang baru ini di landasi nilai – nilai dan filosofi baru.
Rumah Sakit Tipe C dan Prima 2020, menjadi SMART HOSPITAL 2022 dan menjadi syiar islam
tahun 2022
Menjadi pusat pelayanan kesehatan dengan hati profesional yang mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien tahun 2021 VISI
Menjadi RS Tipe C & Menjadi SMART HOSPITAL 2022 Pusat Syiar Islam
Prima th 2020 2022 MISI
1. Attitude 1. S.I.S
2. Proaktif - Sabar
3. Disiplin 1. Kreatif - Ikhlas
4. Trampil & 2. Produktif 1. Konsisten - Syukur
kompeten 3. Ramah 2. Amanah PERILAKU
5. No blamming 4. Peduli 3. Terbuka 2. S.Q.S
6. Reporting 5. Tanggap 4. Adil - Shalat
7. Belajar - Baca Qur’an
berkesinambung- - shadaqah
an
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Budaya Ringkas
Budaya Ringkas merupakan budaya yang berfokus pada mengurangi aspek pemborosan di
seluruh aspek kegiatan. Dimana budaya ringkas memiliki pilar standar penampilan yang meliputi
gesture dan seragam kerja, 5 R ( Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin ) sebagai alat bantu di area kerja
dan mengeliminasi Down Time dengan strategi KAIZEN yaitu defek, over production, waiting, non
ulilized talent, transport, inventory, motion dan extra processing.
Adapun penjabaran DOWN TIME sebagai bertikut :
1. DEFEK
- Mengulang pekerjaan akibat terjadi kesalahan terkait masalah kualitas atau peralatan
- Di area klinis : salah prosedur, medication error, salah tranfusi
- Di area non klinis : salah ketik SEP, salah cetak surat, salah cetak jadwal
2. OVER PRODUCTION
- Memproduksi lebih awal atau lebih cepat dari yang diperlukan proses berikutnya
- Di area klinis : meresepkan obat cairan per 5 hari, memita pemeriksaan laboratorium
lebih lengkap tanpa melihat kebutuhan spesifik pasien
- Di area non klinis : memfoto kopi KTP dan KK pasien di setiap titik pelayanan,
mencetak surat undangan rapat rutin
3. WAITING
- Penundaan waktu, saat tidak terjadi aktivitas apapun
- Di area klinis : pasien menunggu obat di rawat jalan, pasien menunggu administrasi
pulang
- Di area non klinis : kebijakan-kebijakan yang belum diimplementasikan menunggu
tanda tangan, surat pengadaan menunggu tanda tangan direktur
5. TRANSPORT
- Pergerakan produk atgau pasien yang tidak perlu
- Di area klinis : pasien baru dari IGD tiba di ruangan, dari ruangan di dorong lagi ke
radiologi
- Di area non klinis : perjalana pasien atau keluarganya untuk tanda tangan billing
rawat inap di kasir seharusnya dapat tanda tangan rawat inap
6. INVENTORY
- Memproduksi, menyimpan atau membeli barang yang tidak perlu. kehabisan barang
akibat salah perencanaan
- Di area klinis : penumpukan BHP/ATK/blangko pemeriksaan di nurse station "untuk
jaga - jaga" . penumpukan obat nyaris expired di gudang obat, penumpukan laporan
bulanan/mutu perawatan di nurse station
- Di area non klinis : penumpukan ATK/kertas folio di kantor
7. MOTION
- Pergerakan yang berlebihan dari staf, posisi kerja yang tidak ergonomic
- Di area klinis : pergerakan perawat untuk mematikan bel pasien ke nurse station,
pergerakan perawat di lororng - lorong rawat inap
- Di area non klinis : pergerakan petugas satpam yang tidak di atur zona
8. EXTRA PROCESSING
- Melakukan proses yang tidak perlu, memberikan kualitas lebih tinggi daripada yang
di butuhkan proses selanjutnya
- Di area klinis : melakukan pemeriksaan tahapan pemeriksaan diagnostic berulang,
peresepan obat serupa berulang dari dokter karena belum punya care plan
- Di area non klinis : tahapan acc MOU yang terlampaui panjang untuk nilai-nilai
project kecil.
2. Budaya Aman
Budaya aman merupakan budaya berfokus pada budaya keselamatan. Dimana budaya
keselamatan di rumah sakit adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif karena staf klinis
memperlakukan satu sama lain secara hormat dengan melibatkan serta memperdayakan
pasien dan keluarga. Direktur rumah sakit mendorong staf klinis mendorong staf klinis
bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional
dalam asuhan yang berfokus pada pasien.
Budaya keselamatan merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan
pola prilaku individu maupun kelompok yang menentukan komitmen terhadap keselamatan.
Budaya keselematan dicirikan dengan komunikasi yang berdasar atas rasa saling percaya
dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan dan keyakinan akan manfaat
langkah-langkah pencegahan. Adanya kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
dapat di gunakan sebagai bahan untuk belajar secara berkesinambunagan.
a. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan
memaki.
b. Perilaku yang menganggu (discruptive) antara lain perilaku yang tidak layak yang
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal yang
membahayakan atau mengintimidasi staf lain dan "celetukan maut" adalah
komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf
klinis lain. Contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain
didepan pasien, misalnya "obatnya ini salah, tamatan mana dia...?". melarang
perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi staf
klinis lainya didepan pasien, kemarahan ditujukan dengan melempar alat bedah di
kamar operasi, membuang rekam medis di ruang rawat.
c. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama dan suku
termasuk gender.
d. pelecehan seksual.
Budaya keselamatan saat ini memiliki model terkini yang bernama "just
culture" dimana dengan model ini budaya keselamatan merupakan budaya yang
terbuka, adil dan pantas, menciptakan budaya belajar, merancang sistem-sistem yang
aman, serta mengelola perilaku yang terpilih. Dengan just culture melihat peristiwa-
peristiwa sebagai peluang untuk memperbaiki pemahaman baik terhadap resiko dari
sistem maupun resiko perilaku.
Budaya melayani dengan hati merupakan keyakina dasar dari Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik sehingga dijadikan sebagai motto dalam bekerja yaitu “Jujur
Transparan dan Kekeluargaan”. Dimana motto jujur transparan dan kekeluargaan ini
mengandung arti apabila pelayanan staf pada pasien itu baik berarti baik pula ibadah staf dan
sebaliknya. Pada nudaya ini berfokus pada bagaimana melayani pasien dengan sebaik
mungkin/prima sehingga pasien dan keluarga puas dengan didasari pada mencari ridho Allah
SWT dalam bekerja.
Pilar budaya melayani dengan hati adalah implementasi motto jujur transparan
kekeluargaan melalui penerapan peningkatan hubungan karyawan kepada Allah SWT dan
peningkatan hubungan dengan sesame manusia melalui perilaku akhlaqul karimah,
komunikasi yang asertif dan SDI sebagai driver/terberdaya.
4.2 Nilai-nilai dan Perilaku Budaya RS Muhammadiyah Gresik
4. LAYANANKU IBADAHKU
Monitoring dan evaluasi implementasi budaya organisasi dibedakan menjadi dua yaitu
impelentasi secara individu karyawan dan secara kelompok/per unit kerja. Untuk evaluasi secara
individu karyawan dilakukan setiap hari melalui penilaian KPI yang dilakukan oleh atasan langsung
karyawan dan divalidasi oleh tim budaya RS Muhammadiyah Gresik. Adapun monitoring dan
evaluasi secara kelompok/unit dilakukan dengan melihat indikator capaian mutu yang dilakukan
dengan bekerja sama secara terintegrasi dengan KMKP, adapun indikatornya sebagai berikut :
Monitoring dan evaluasi budaya aman selain dengan indikator diatas juga melalui
suvey budaya aman dan keaslamatan psaien yang dilakukan 2 kali dalam setahun dengan
tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman karyawan terhadap budaya aman
dan keselamatan pasien serta sejauh mana pelaksanaanya.
Lampiran
1. GESTUR
b) Bertemu dengan tamu undangan rumah sakit : senyum, salam, sapa dan angkat tangan
kanan ke dada kiri
c) Posisi duduk saat berada di ruang kerja ; punggung tegak boleh bersandar di punggung
kursi.
d) Posisi berdiri saat berbicara dengan customer : berdiri tegak menunjukkan sikap santun.
RIAS WAJAH
1. Menggunakan rias wajah sederhana, minimal menggunakan :
Bedak tidak tebal dan merata
Lipstik / lipglos warna terang
SEPATU
PPA ( Para Pemberi Asuhan )
Administrasi
AKSESORIS
1. Aksesoris sederhana, tidak mencolok, maksimal meliputi :
2. Pergelangan tangan : jam tangan
3. Wajah /mata : kacamata, kontak lensa warnabening
4. Jari : cincin 1 titik
5. Jilbab pin atau bros logam
KEBERSIHAN PRIBADI
1. Menjaga bau badan agar tetap segar
2. Kuku tangan di potong pendek dan bersih
3. Menjaga kebersihan mulut dan gigi
4. Menjaga kebersihan tangan terutama sekitar tangan
KERAPIHAN BUSANA
1. Baju tidak ketat, baju atasan 5 cm diatas lutut
2. Jilbab menutup dada dan tidak transparan
3. Rambut dikuncir sehingga tidak melebihi panjang jilbab
4. Rapi ( baju dan jilbab tidak kusut )
5. Warna kain seragam tidak kusam
PAKAIAN PRIA
1. Memakai kaos dalam putih polos berlengan (v-neck)
2. Memakai ikat pinggang kulit warna hitam polos tanpa aksesori
3. ID card di jepit pad kantung kemeja kir dan terbaca
4. Selama jam kerja tidak diperkenankan menggulung lengan kemeja
5. Bagi yang belum memiliki seragam, menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan
warna dan model seragam pegawai, yaitu :
a. Perawat : putih-putih,
b. Non perawat : Atasan putih, bawahan hitam
6. Hari senin sd kamis baju dimasukkan kedalam celana rapi, kecuali cleaning service
7. Celana panjang
RAMBUT
1. Rambut disisir rapi, telinga dan tengkuk terlihat jelas
2. Jika menggunakan minyak rambut, terkesan basah, tidak boleh berkesan berminyak
3. Jika berkumis atau berjenggot, harus dicukur rapi
SEPATU
1. Sepatu tertutup dan berwarna hitam dan tidak kotor
2. Untuk cleaning service memakai boot karet
3. Security untuk dinas pagi dan sore memakai pantofel di atasa mata kaki ( sepatu PDH )
4. Security untuk dinas malam memakai sepatu dpl
5. Menggunakan kaos kaki di atas mata kaki dan berwarna gelap
AKSESORIS
Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 26 Jumadil Awwal 1439 H
12 Februari 2018 M
Direktur