Anda di halaman 1dari 18

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK

NOMOR : RSMG/.../.../..../././2018

Tentang

PANDUAN BUDAYA ORGANISASI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, keamanan, kenyamanan


dan keselamatan maka pada pelayanan kesehatan perlu adanya
Panduan Budaya Organisasi Rumah Sakit sebagai acuan dalam
meningkatkan peran karyawan terhadap pelayanan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pelayanan dan keselamatan pasien;
b. bahwa Panduan Budaya Organisasi Rumah Sakit bertujuan juga
sebagai langkah-langkah strategis untuk membangun budaya sesuai
visi misi Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik.
c. Bahwa untuk maksud point a dan point b serta untuk pelasanaanya
perlu disyahkan pemberlakuanya melalui Peraturan Direktur Rumah
Sakit Muhammadiyah Gresik;
Mengingat : 1. Undang – Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan;
2. Undang – Undang RI Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 772 tahun 2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit ( Hospital ByLaws);
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/KEMENKES/IV/2005
tentang Pedoman Internal Staff Medis ( Medical Staf Bylaws ) di
Rumah sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun
2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang
Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit;
12. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
13. Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Nomor :
39/KEP/III.6/B/2015 tentang Pemberlakuan Visi, Misi dan Motto
Rumahsakit Muhammadiyah Gresik
14. Surat Keputusan MPKU PDM Gresik Nomor : 55/KEP/III.6/B/2018
Tentang Revisi Struktur Organisasi Runah Sakit Muhammadiyah
Gresik 2018;
15. Surat Keputusan Direktur RS Muhammadiyah Gresik Nomor :
48/KEP/III.6/B/2016 Tentang Pemberlakuan Hospital By Laws RS
Muhammadiyah Gresik;
16. Surat Keputusan Direktur RS Muhammadiyah Gresik Nomor :
RSMG/1745/PER/III.6.AU/I/XII/2017 tertanggal 29 Desember 2017
tentang KebijakanManagemen Operasioanal;

Memperhatikan : 1. Pengajuan surat dari bagian Tim Budaya tentang usulan Panduan
Budaya Organisasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik;
2. Persetujuan Direksi Tentang Panduan Budaya Organisasi Rumah
Sakit di Rumah sakit Muhammadiyah Gresik;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK


TENTANG PANDUAN BUDAYA ORGANISASI RUMAH SAKIT DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK
Kesatu : Memberlakukan Peraturan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik
tentang Panduan Budaya Organisasi Rumah Sakit di Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik sebagiamana terlampir;
Kedua : Pembinaan dan pengawasan Panduan Budaya Organisasi Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik dilaksanakan oleh Ketua Tim Budaya Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik;
Ketiga : Panduan Budaya Organisasi Rumah Sakit digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan Managerial Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tenggal di tetapkan dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dlam ketetapan ini akan di adakan perbaikan
sebagiamana mestinya.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 26 Jumadil Awwal 1439 H
12 Februari 2018 M
Direktur

dr. IMAM SUYUTI,SP.AN


NBM

Tembusan :

1. Komite Medis
2. Satuan Pemeriksa Internal
3. Kabag/Kabid terkait di RSM Gresik
4. Arsip
Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK


Nomor : RSMG/1045/PER/III.6AU/I/II/2018 M
Tanggal : 26 Jumadil Awwal 1439 H / 12 Februari 2018 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik tentang Panduan Budaya
Organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Visi RS Muhamadiyah Gresik adalah menjadi pusat layanan kesehatan dengan hati
dan profesional yang mengutamakan mutu keselamatan pasien tahun 2018. Sedangkan
misinya adalah membangun pusat pelayanan kesehatan yang prima dan memuaskan,
mengutamakan peningkatan mutu dan keselematan pasien serta berfungsi untuk dakwah.
Salah satu strategi yamh digunakan untuk mewujudakan visi misi tersebut adalah dengan
implementasi budaya kerja.

Budaya artinya budi dan akal. Budaya adalah suatu dampak dari proses yang
berkesinambungan. Budaya kerja organisasi adalah suatu bentuk etika , sikap, perilaku dan
cara pandang bersama dari kelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut terhadap
setiap masalah atau perubahan lingkungn yang bervariasi. Tinggi rendahnya budaya
organisasi dapat di lihat dari tingkat komitmen anggota rumah sakit terhadap nilai-nilai dan
kayakinan dari pemimpin hingga ke semua lapisan karyawanya.

Ada enam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi
menuju sukses. Pertama, identitas organisasi ( simbol dan harapan ), sehingga anggota
organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan
yakin, demikian pula eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi.
Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk
komitmen untuk pelaksanaan ide atau suatu rencana strategis. Kelima
Budaya organisasi berfungsi sebagai panduan/alat untuk menyelesaikan
perbedaan/permasalahan. Keenam budaya organisasi berfungsi sebagai adaptasi pihak
eksternal. Adanya perubahan positif, baik etika, sikap, perilaku maupun cara pandang
individu, yang berkembang menjadi tabiat kelompok individu ( seluruh karayawan ), maka
akan membentuk perubahan budaya kerja baru yang positf pula.

Budaya kerja organisasi RSMG belum terbentuk secara sempurna, namun landasan
budaya sudah ada sejak lama yaitu “ Layananku Ibadahku” yang di gunakan sebagai motto
dlam memberikan pelayanan kepada pasien. Untuk tahap selanjutnya tinggal
menyempurnakan menjadi budaya kerja RS Muhammadiyah Gresik. Dari latar belakang di
atas maka perlu di susun suatu panduan budaya organisasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik.

1.2 TUJUAN

Panduan budaya organisasi RS Muhammadiyah Gresik ini di susun sebagai Paduan


bagi seluruh karyawan untuk mengimplentasikan budaya organisasi dalam aktifitas sehari
hari.
BAB II
DEFINISI / PENGERTIAN

1. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan pelaksanaan gagasan,


perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. (=Action Plan)
2. Visi adalah pandangan jauh/cita-cita tentang suatu perusahaan
3. Misi adalah suatu pernyataan yang berisikan mengenai apa yang harus dilaksankan sebagai
bentuk usaha nyata dan penting untuk mewujudkan visi organisasi, perusahaan atau lembaga
4. Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menajdi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menajadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yan
terwujud sebagi kerja.
5. Nilai adalah membuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu
mengenai hal-hal yang benar,baik, atau diinginkan.
6. Perilaku adalah tindakan atau aktifitas manusia.
7. Indikator adalah suatu yang dapat menjadi petunjuk / penilaian.
BAB III
STRATEGI PELAYANAN

Strategi pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik mengalami pergeseran dari pola pikir lama
yang mendominasi oleh konsep fee for service menjadi konsep asuransi nasional ( JKN ). Pola
pelayanan yang baru ini di landasi nilai – nilai dan filosofi baru.

Rumah Sakit Tipe C dan Prima 2020, menjadi SMART HOSPITAL 2022 dan menjadi syiar islam
tahun 2022

Menjadi pusat pelayanan kesehatan dengan hati profesional yang mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien tahun 2021 VISI

Menjadi RS Tipe C & Menjadi SMART HOSPITAL 2022 Pusat Syiar Islam
Prima th 2020 2022 MISI

RINGKAS AMAN MELAYANI DENGAN HATI


BUDAYA

PROFESIONAL&JUST INOVATIF & INTEGRITAS LAYANANKU


CULTUR KOMUNIKATIF IBADAHKU NILAI

1. Attitude 1. S.I.S
2. Proaktif - Sabar
3. Disiplin 1. Kreatif - Ikhlas
4. Trampil & 2. Produktif 1. Konsisten - Syukur
kompeten 3. Ramah 2. Amanah PERILAKU
5. No blamming 4. Peduli 3. Terbuka 2. S.Q.S
6. Reporting 5. Tanggap 4. Adil - Shalat
7. Belajar - Baca Qur’an
berkesinambung- - shadaqah
an
BAB IV
TATA LAKSANA

4.1 Budaya Organisasi RS Muhammadiyah Gresik

1. Budaya Ringkas
Budaya Ringkas merupakan budaya yang berfokus pada mengurangi aspek pemborosan di
seluruh aspek kegiatan. Dimana budaya ringkas memiliki pilar standar penampilan yang meliputi
gesture dan seragam kerja, 5 R ( Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin ) sebagai alat bantu di area kerja
dan mengeliminasi Down Time dengan strategi KAIZEN yaitu defek, over production, waiting, non
ulilized talent, transport, inventory, motion dan extra processing.
Adapun penjabaran DOWN TIME sebagai bertikut :
1. DEFEK
- Mengulang pekerjaan akibat terjadi kesalahan terkait masalah kualitas atau peralatan
- Di area klinis : salah prosedur, medication error, salah tranfusi
- Di area non klinis : salah ketik SEP, salah cetak surat, salah cetak jadwal

2. OVER PRODUCTION
- Memproduksi lebih awal atau lebih cepat dari yang diperlukan proses berikutnya
- Di area klinis : meresepkan obat cairan per 5 hari, memita pemeriksaan laboratorium
lebih lengkap tanpa melihat kebutuhan spesifik pasien
- Di area non klinis : memfoto kopi KTP dan KK pasien di setiap titik pelayanan,
mencetak surat undangan rapat rutin

3. WAITING
- Penundaan waktu, saat tidak terjadi aktivitas apapun
- Di area klinis : pasien menunggu obat di rawat jalan, pasien menunggu administrasi
pulang
- Di area non klinis : kebijakan-kebijakan yang belum diimplementasikan menunggu
tanda tangan, surat pengadaan menunggu tanda tangan direktur

4. NON UTILIZED TALENT


- Pemanfaatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensi atau ketrampilan yang
beresiko pada keselamatan pasien, organisasi dan dirinya sendiri
- Di area klinis : perawat mengantar sampel darah ke laboratorium atau mengambil obat
pasien pulang ke apotek, rotasi perawat dari ruang khusus ke klinik umum, perawat
sibuk menelepon ke laboratorium untuk menanyakan hasil pemeriksaan.
- Di area non klinis : petugas satpam dan parkir yang tidak dibekali budaya organisasi

5. TRANSPORT
- Pergerakan produk atgau pasien yang tidak perlu
- Di area klinis : pasien baru dari IGD tiba di ruangan, dari ruangan di dorong lagi ke
radiologi
- Di area non klinis : perjalana pasien atau keluarganya untuk tanda tangan billing
rawat inap di kasir seharusnya dapat tanda tangan rawat inap

6. INVENTORY
- Memproduksi, menyimpan atau membeli barang yang tidak perlu. kehabisan barang
akibat salah perencanaan
- Di area klinis : penumpukan BHP/ATK/blangko pemeriksaan di nurse station "untuk
jaga - jaga" . penumpukan obat nyaris expired di gudang obat, penumpukan laporan
bulanan/mutu perawatan di nurse station
- Di area non klinis : penumpukan ATK/kertas folio di kantor

7. MOTION
- Pergerakan yang berlebihan dari staf, posisi kerja yang tidak ergonomic
- Di area klinis : pergerakan perawat untuk mematikan bel pasien ke nurse station,
pergerakan perawat di lororng - lorong rawat inap
- Di area non klinis : pergerakan petugas satpam yang tidak di atur zona

8. EXTRA PROCESSING
- Melakukan proses yang tidak perlu, memberikan kualitas lebih tinggi daripada yang
di butuhkan proses selanjutnya
- Di area klinis : melakukan pemeriksaan tahapan pemeriksaan diagnostic berulang,
peresepan obat serupa berulang dari dokter karena belum punya care plan
- Di area non klinis : tahapan acc MOU yang terlampaui panjang untuk nilai-nilai
project kecil.

2. Budaya Aman

Budaya aman merupakan budaya berfokus pada budaya keselamatan. Dimana budaya
keselamatan di rumah sakit adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif karena staf klinis
memperlakukan satu sama lain secara hormat dengan melibatkan serta memperdayakan
pasien dan keluarga. Direktur rumah sakit mendorong staf klinis mendorong staf klinis
bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional
dalam asuhan yang berfokus pada pasien.

Budaya keselamatan merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan
pola prilaku individu maupun kelompok yang menentukan komitmen terhadap keselamatan.
Budaya keselematan dicirikan dengan komunikasi yang berdasar atas rasa saling percaya
dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan dan keyakinan akan manfaat
langkah-langkah pencegahan. Adanya kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
dapat di gunakan sebagai bahan untuk belajar secara berkesinambunagan.

Adapun contoh perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan adalah :

a. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan
memaki.
b. Perilaku yang menganggu (discruptive) antara lain perilaku yang tidak layak yang
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal yang
membahayakan atau mengintimidasi staf lain dan "celetukan maut" adalah
komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf
klinis lain. Contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain
didepan pasien, misalnya "obatnya ini salah, tamatan mana dia...?". melarang
perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi staf
klinis lainya didepan pasien, kemarahan ditujukan dengan melempar alat bedah di
kamar operasi, membuang rekam medis di ruang rawat.
c. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama dan suku
termasuk gender.
d. pelecehan seksual.

Budaya keselamatan saat ini memiliki model terkini yang bernama "just
culture" dimana dengan model ini budaya keselamatan merupakan budaya yang
terbuka, adil dan pantas, menciptakan budaya belajar, merancang sistem-sistem yang
aman, serta mengelola perilaku yang terpilih. Dengan just culture melihat peristiwa-
peristiwa sebagai peluang untuk memperbaiki pemahaman baik terhadap resiko dari
sistem maupun resiko perilaku.

Ada saat-saat dimana individu seharusnya tidak disalahkan atas kekeliruan


sebagai contoh ketika ada komunikasi yang buruk antara pasien dan staf, ketika perlu
pengambilan keputusan secara cepat dan ketika ada kekurangan faktor manusia dalam
pola proses pelayanan. Namun terdapat juga kesalahan tertentu yang merupakan hasil
dari perilaku yang sembrono mencakup kegagalan dalam mengikuti prosedur
kebersihan tangan, tidak melakukan time-out sebelum memulainya operasi atau tidak
memberi tanda pada lokasi pembedahan. Adapun menghadapi masalah sembrono
yang dilakukan oleh staf Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik tetap meminta
pertanggungjawaban dengan tidak mentoleransi perilaku sembrono yang dituangkan
dalam bentuk evaluasi kinerja pada point mutu. Budaya aman ini diimplementasikan
dalam bentuk implementasi Standart Nasional Akreditasi Rumah Sakit = SNARS
dalam memberikan asuhan kepada pasien.
Adapun perilaku yang tidak bisa diterima dan rencana tindak lanjutnya dalam
budaya keselamatan ini diidentifikasi sebagai berikut :
No. IDENTIFIKASI TINDAK LANJUT
PERILAKU
1. Menyalahkan saat anak buah Melakukan pembinaan kepada staf yang melakukan IKP
berbuat IKP
2. Meminta menyembunyikan Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
IKP keselamatan pasien
3. Mengintimidasi staf yang Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
melaporkan IKP keselamatan pasien
4. Melakukan tindakan non Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
verbal kepada staf yang keselamatan pasien
melakuka IKP
5. Menjelek-menjelekan Sosialisasi kepada selutuh staf tentang budaya keselamatan
almamater saat orang pasien
melakukan IKP
6. Memukul staf yang Melakukan pendekatan melalui kajian keagamaan
melaporkan IKP
7. Mencaci dengan kata-kata Sosialisasi kepada pejabat structural tentang budaya
kasar terhadap staf yang keselamatan pasien
melakukan IKP Melakukan pendekatan melalui kajian keagamaan
8. Mengucilkan staf yang Melakukan pembinaan kepada staf yang melakuakn IKP
melakukan IKP Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
keselamatan pasien
9. Menggunjingkan staf yang Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
melakukan IKP keselamatan pasien
Melakukan pendekatan melalui kajian keagamaan
10. Memperolok staf yang Sosialisasi kepada pejabat struktural tentang budaya
berbuat IKP keselamatan pasien
Melakukan pendekatan melalui kajian keagamaan

3. Budaya Melayani dengan hati

Budaya melayani dengan hati merupakan keyakina dasar dari Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik sehingga dijadikan sebagai motto dalam bekerja yaitu “Jujur
Transparan dan Kekeluargaan”. Dimana motto jujur transparan dan kekeluargaan ini
mengandung arti apabila pelayanan staf pada pasien itu baik berarti baik pula ibadah staf dan
sebaliknya. Pada nudaya ini berfokus pada bagaimana melayani pasien dengan sebaik
mungkin/prima sehingga pasien dan keluarga puas dengan didasari pada mencari ridho Allah
SWT dalam bekerja.

Pilar budaya melayani dengan hati adalah implementasi motto jujur transparan
kekeluargaan melalui penerapan peningkatan hubungan karyawan kepada Allah SWT dan
peningkatan hubungan dengan sesame manusia melalui perilaku akhlaqul karimah,
komunikasi yang asertif dan SDI sebagai driver/terberdaya.
4.2 Nilai-nilai dan Perilaku Budaya RS Muhammadiyah Gresik

Nilai-nilai dan perilaku karyawan RS Muhammadiyah Gresik sebagai implementasi dari


budaya kerja adalah sebagai berikut :
1. PROFESIONAL DAN JUST CULTURE
a) Attitude
Dalam menjalankan pekerjaanya setiap karyawan memiliki sikap yang baik seperti sopan
santun, tepat waktu, saling mengahrgai
b) Proaktif
Setiap karyawan senantiasa memiliki inisiatif/solusi dalam menghadapi setiap permasalahan
yang dihadapi
c) Disiplin
Taat pada aturan karyawan, bekerja sesuai prosedur/SPO dan efisien dalam proses pelayanan
d) Trampil dan kompeten
Cekatan dangan penuh kehati-hatian & cakap sesuai kewenangan, bekerja sesuai dengan
uraian tugas
e) No blaming
Perilaku “ tidak menyalahkan obyeknya” tapi mencari solusi dan hikmah dari setiap
permasalahan yang ada
f) Reporting
Melaporkan setiap ada IKP maupun permasalahan lainya
g) Belajar berkesinambungan
Bersama-sama mencari ide-ide solusi untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan
melalui Kaizen

2. INOVATIF DAN KOMUNIKATIF


a) Kreatif
Senantiasa mencari ide-ide solusi dalam menghadapi permasalahan
b) Produktif
Terus berkarya, bermanfaat untuk orang lain
c) Ramah
Melakukan komuniakasi yang asertif/menyejukkan dan bersikap santun dengan 3 S
(senyum salam sapa).
d) Peduli
Memiliki empati pada pasien, Saling menghargai rekan kerja dan Hemat energy dan
merawat lingkungan.
e) Tanggap
Memberikan pelayanan secara cepat tepat&bermutu (CTM) dan tidak menunda pelayanan
3. INTEGRITAS
a) Konsisten
Memiliki perilaku yang sama antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan
b) Amanah
Berprilaku Jujur dan dapat dipercaya
c) Terbuka
Tidak menolak perubahan, beradabtasi pada perubahan yang ada
d) Adil
Memihak pada kebenaran, obyektif dalam bertindak

4. LAYANANKU IBADAHKU

a) SIS (Sabar, Ikhlas, Syukur)


- Sabar : mampu menahan emosi, bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh
- Ikhlas : mencari ridho Allah dalam setiap aktifitas
- Syukur : pengakuan akan nikmat Allah

b) SQS (Shalat, Baca AL Quran, Shadaqah)


- Shalat : mengutamakan shalat berjamaah di awal waktu, istiqomah sholat qiyamul lail,
dhuha dan rawatib
- Baca Qur’an : membiasakan tilawah Al Qur’an setiap hari
- Shadaqah
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi implementasi budaya organisasi dibedakan menjadi dua yaitu
impelentasi secara individu karyawan dan secara kelompok/per unit kerja. Untuk evaluasi secara
individu karyawan dilakukan setiap hari melalui penilaian KPI yang dilakukan oleh atasan langsung
karyawan dan divalidasi oleh tim budaya RS Muhammadiyah Gresik. Adapun monitoring dan
evaluasi secara kelompok/unit dilakukan dengan melihat indikator capaian mutu yang dilakukan
dengan bekerja sama secara terintegrasi dengan KMKP, adapun indikatornya sebagai berikut :

BUDAYA DIMENSI PENCAPAIAN/INDIKATOR PJ


MUTU
Ringkas Cost Penghematan biaya Ka. Bag
Keuangan
Delivery Penghematan waktu/respon time Ka. Unit, Ka
Bag masing2
Productivity Jumlah ide perbaikan Ka. Unit, Ka
Bag masing2
Aman Safety ISKP, Managemen resiko klinis, KMKP
resiko infeksi, resiko fasilitas
Quality Indikator area prioritas, IAK, IAM, PIC mutu, Ka.
IKP Unit
Melayani Moral KPI SDI, Ka. Unit
dengan hati Kepuasan pasien
Kepuasan karyawan
Kepuasan DPJP
Dakwah Pembinaan AIK karyawan ( sholat SDI, Bimbingan
berjamaah, pengajian karyawan) rohani
Dana pengembangan dakwah
PHBI, Binroh pasien

Monitoring dan evaluasi budaya aman selain dengan indikator diatas juga melalui
suvey budaya aman dan keaslamatan psaien yang dilakukan 2 kali dalam setahun dengan
tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman karyawan terhadap budaya aman
dan keselamatan pasien serta sejauh mana pelaksanaanya.
Lampiran

STANDAR PENAMPILAN KARYAWAN RSMG

1. GESTUR

a) Bertemu customer (antar karyawan, doktyer, pasien, keluarga pasien, pengunjung) :


senyum, salam, sapa dan anggunkan kepala.

b) Bertemu dengan tamu undangan rumah sakit : senyum, salam, sapa dan angkat tangan
kanan ke dada kiri

c) Posisi duduk saat berada di ruang kerja ; punggung tegak boleh bersandar di punggung
kursi.

d) Posisi berdiri saat berbicara dengan customer : berdiri tegak menunjukkan sikap santun.

e) Hal – hal yang harus dihindari :

- Makan /minum di area public dan area koner kerja


- Penggunaan handphone pribadi saat bekerja , diperbolehkan hanya untuk
kepentingan kerja dan tidak dipakai di area public (semua counter, di jalan, di lorong
jalan )
- Berbicara dengan karywan lain yang tidak berhubungan dengan pelanggan yang
sedang dilayani.

2. SERAGAM / BAJU KERJA


PAKAIAN WANITA

1. Seragam sesuai ketentuan


2. Bagi yang belum memiliki seragam, memakai seragam :
a) Perawat : atasan dan bawahan warna putih
b) Non perawat : atasan putih, bawahan hitam
c) Dokter : baju bebas memiliki jas dokter warna putih
3. ID Card di jepit pada posisi jilbab sebelah kiri atas dan terbaca

RIAS WAJAH
1. Menggunakan rias wajah sederhana, minimal menggunakan :
 Bedak tidak tebal dan merata
 Lipstik / lipglos warna terang

2. Tidak diperkenankan menggunakan lisptik warna gelap atau terlalu pucat

SEPATU
PPA ( Para Pemberi Asuhan )

1. Sepatu model bebas berbahan selain bludru tertutup warna hitam


2. Sol datar 1 cm, bahan ringan, tidak berbunyi
3. Tidak diperkenankan menggunakan sepatu bertali atau terbuka dan tidak memakai sandal
4. Kaos kaki panjang warna krem

Administrasi

1. Sepatu model pantopel berbahan kulit/imitasi tertutup warna hitam


2. Tinggi tumit 2-5 cm, bahan ringan, tidak berbunyi
3. Tidak diperkenankan menggunakan sepatu bertali atau terbuka dan tidak memakai sandal
4. Kaos kaki panjang warna krem

AKSESORIS
1. Aksesoris sederhana, tidak mencolok, maksimal meliputi :
2. Pergelangan tangan : jam tangan
3. Wajah /mata : kacamata, kontak lensa warnabening
4. Jari : cincin 1 titik
5. Jilbab pin atau bros logam

KEBERSIHAN PRIBADI
1. Menjaga bau badan agar tetap segar
2. Kuku tangan di potong pendek dan bersih
3. Menjaga kebersihan mulut dan gigi
4. Menjaga kebersihan tangan terutama sekitar tangan
KERAPIHAN BUSANA
1. Baju tidak ketat, baju atasan 5 cm diatas lutut
2. Jilbab menutup dada dan tidak transparan
3. Rambut dikuncir sehingga tidak melebihi panjang jilbab
4. Rapi ( baju dan jilbab tidak kusut )
5. Warna kain seragam tidak kusam

PAKAIAN PRIA
1. Memakai kaos dalam putih polos berlengan (v-neck)
2. Memakai ikat pinggang kulit warna hitam polos tanpa aksesori
3. ID card di jepit pad kantung kemeja kir dan terbaca
4. Selama jam kerja tidak diperkenankan menggulung lengan kemeja
5. Bagi yang belum memiliki seragam, menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan
warna dan model seragam pegawai, yaitu :
a. Perawat : putih-putih,
b. Non perawat : Atasan putih, bawahan hitam
6. Hari senin sd kamis baju dimasukkan kedalam celana rapi, kecuali cleaning service
7. Celana panjang

RAMBUT
1. Rambut disisir rapi, telinga dan tengkuk terlihat jelas
2. Jika menggunakan minyak rambut, terkesan basah, tidak boleh berkesan berminyak
3. Jika berkumis atau berjenggot, harus dicukur rapi

SEPATU
1. Sepatu tertutup dan berwarna hitam dan tidak kotor
2. Untuk cleaning service memakai boot karet
3. Security untuk dinas pagi dan sore memakai pantofel di atasa mata kaki ( sepatu PDH )
4. Security untuk dinas malam memakai sepatu dpl
5. Menggunakan kaos kaki di atas mata kaki dan berwarna gelap
AKSESORIS

1. Jari tidak diperkanankan menggunakan cincin


2. Pergelangan tangan : tidak diperkenankan menggunakan jam (kecuali administrasi)
3. Wajah /mata : kacamata

KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN


1. Menjaga bau badan agar tetap segar
2. Kuku tangan di potong pendek dan bersih
3. Menjaga kebersihan mulut dan gigi
4. Menjaga kebersihan kulit tangan terutama sekitar tangan

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 26 Jumadil Awwal 1439 H
12 Februari 2018 M
Direktur

dr. IMAM SUYUTI,SP.AN


NBM

Anda mungkin juga menyukai