BISMILLAHIRMANNIRROHIM
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Sari
Asih Cipondoh , maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan
Pelayanan Geriatri Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh sebagai landasan
bagi penyelenggara seluruh pelayanan geriatri di Rumah Sakit Sari Asih
Cipondoh.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Sari Asih
Cipondoh .
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelanggaraan Pelayanan Geriatri Di Rumah Sakit
6. Keputusan direktur utama PT nomor 170/SK//DIR-UT/PTSA/VIII/2023
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Rumah Sakit Sari
Asih Cipondoh
7. Keputusan direktur utama PT nomor 173/SK/DIRUT/PTSA/VIII/2023
tentang pengangkatan direktur Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh
MEMUTUSKAN
Direktur,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku “PANDUAN
PELAYANAN GERIATRI”
Dengan adanya buku panduan ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar bagi
seluruh staf Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh untuk memberikan pelayanan skrining
pasien di Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh.
Buku panduan ini tentunya belumlah menjadi sebuah acuan dan dasar yang sempurna
dan untuk itu kami akan melakukan sebuah evaluasi dan perbaikan – perbaikan bila mana
dalam pelaksanaan panduan ini ditemukan hal-hal yang kurang atau tidak sesuai lagi
dengan kondisi di Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi rahmatan taufik serta hidayahnya bagi kita
semua.
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……..i
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………………………….….ii
BAB I PENGERTIAN…………………………………………………………………...……….....1
BABIV DOKUMENTASI…………………………………………………………...…………......19
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIM
BAB I DEFINISI
Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
menyatakan bahwa geriatri adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut di seluruh dunia diperkirakaan sebanyak 426 juta
atau sekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu
menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dari total peduduk dunia.
Penyakit pada populasi usia lanjut berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang
terdapat pada populasi lain. Pada lanjut usia penyakit bersifat mengenai multiorgan,
bersifat degeneratif, saling terkait, biasanya bersifat kronis, cenderung menyebabkan
kecacatan lama sebelum terjadinya kematian, sering terdapat polifarmasi dan iatrogenesis,
biasanya juga mengandung komponen psikologik dan sosial. (Stieglietz, 1954).
Selain itu usia lanjut juga lebih sensitif terhadap penyakit akut. (Brocklenhurst dan Alien,
1987). Mengingat hal tersebut di atas, maka jelaslah bahwa pelayanan kesehatan pada
usia lanjut dengan sendirinya berbeda dengan pelayanan kesehatan pada golongan
populasi lain. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan dan social
untuk lanjut usia, agar dapat mengatasi masalah – masalah yang timbul dalam kesehatan
para lanjut usia.
BAB II RUANG LINGKUP
Mengingat berbagai kekhususan perjalanan dan penampilan penyakit pada usia lanjut,
terdapat 2 prinsip utama yang harus dipenuhi guna melaksanakan pelayanan kesehatan
pada lanjut usia, yaitu pendekatan HOLISTIK atau lengkap, serta tatakerja dan tatalaksana
secara tim. (Hadi Martono, 1995).
A. Prinsip Holistik
Pada pelayanan kesehatan usia lanjut sangat unik karena menyangkut berbagai aspek,
yaitu:
1. Seorang pasien usia lanjut harus dipandang sebagai manusia seutuhnya, meliputi
pula lingkungan kejiwaan (psikologis) dan sosial ekonomi. Hal ini ditunjukan antara
lain bahwa aspek diagnosis penyakit pada pasien usia lanjut menggunakan tata
cara khusus yang disebut sebagai pengkajian geriatric, yang bukan saja meliputi
seluruh organ dan sistem, akan tetapi menyangkut pula aspek kejiwaan dan
lingkungan sosial ekonomi.(Hadi- Martono,1991).
2. Sifat holistik mengandung artian baik secara vertikal atau horizontal. Secara
vertikal dalam arti pemberian pelayanan harus dimulai dari pelayanan di
masyarakat sampai ke pelayanan rujukan tertinggi, yaitu rumah sakit yang
mempunyai pelayanan subspesialis geriatri. Holistik secara horizontal berarti
bahwa pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari pelayanan
kesejahteraan usia lanjut secara menyeluruh. Oleh karenanya, pelayanan
kesehatan harus bekerja secara lintas sektoral dengan dinas/lembaga terkait
dibidang kesejahteraan, misalnya agama, pendidikan, dan kebudayaan, serta
dinas sosial.
3. Pelayanan holistik juga berarti pelayanan harus mencakup aspek pencegahan
(preventif), promotif, penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Begitu
pentingnya aspek pemulihan ini, sehingga WHO menganjurkan agar diagnosis
penyakit pada usia lanjut harus meliputi 4 tingkatan penyakit, sebagai berikut :
a. Disease (penyakit), yaitu diagnosis penyakit pada pasien, misalnya penyakit
jantung iskemik.
b. Impairment (kerusakan atau gangguan), yaitu adanya gangguan atau
kerusakan dari organ akibat penyakit, misalnya pada keadaan di atas : infark
miokard akut atau kronis.
c. Disability (ketidak-mampuan), yaitu akibat obyektif pada kemampuan
fungsional dari organ atau individu tersebut. Pada kasus di atas misalnya
terjadi dekompensasi jantung.
d. Handicap (hambatan) yaitu akibat sosial dari penyakit. Pada kasus tersebut di
atas ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas sosial baik di rumah,
maupun di lingkungan sosial-nya.
Tabel dan skema di bawah menunjukkan berbagai layanan dari berbagai tingkat
pelayanan geriatri dengan ketenagaannya.
1. Keterangan
Tim Geriatri
b. Konsultan dalam
pelayanan geriatri
- + + + dengan ahli
hukum
2. Fasilitas pelayanan RJ RJ RM RJ RI RM RJ RI RM
RJ : Rawat jalan
RI : Rawat inap
Day-hospital : Tempat di mana dilakukan tindakan seperti pada bangsal Geriatri, tetapi
hanya pada jam kerja (OS tidak rawat inap), pelayanan diberikan pada OS, baik yang telah
atau belum dilakukan asesmen geriatrik, baik yang di dalam RS maupun yang di rumah
(ambulatoir). Tindakan yang dilakukan antara lain asesmen, kuratif (ambulatoir),
rehabilitasi, dan rekreasi.
Tenaga *) :
1. Poliklinik geriatri : yaitu suatu layanan geriatri di mana diberikan jasa asesmen,
tindakan kuratif sederhana dan konsultasi, bagi penderita rawat jalan. Perlu
diingatkan bahwa poliklinik geraitri bersifat subspesialistik, sehingga hanya
penderita yang telah melewati poliklinik spesialis lain dan memenuhi syarat
sebagai penderita geriatri bisa dikonsulkan ke poliklinik ini.
2. Bangsal geriatri akut : adalah bangsal di mana penderita geriatri dengan penyakit
akut atau subakut (Oleh Coni dan Davidson disebut sebagai “hot” dan ”warm”
admission, antara lain: stroke, pneumonia, ketoasidosis, diabetika, penyakit
jantung kongestif akut, dll). Pada penderita tersebut dilakukan tindakan asesmen,
kuratif dan rehabilitasi jalur cepat oleh tim geriatri.
3. Day-hospital adalah suatu layanan geriatri yang dapat melaksanakan semua
tindakan yang dilakukan oleh bangsal akut atau kronis, tetapi tanpa penderita
harus rawat inap, dan layanan hanya dilakukan pada jam kerja. Jasa yang
diberikan antara lain: asesmen, kuratif ambulatoir, rehabilitasi dan rekreasi. Oleh
karenanya tenaga yang diperlukan selain geriatris/internis (+), perawat dan sosio-
medik, juga tenaga rehabilitasi (FT, OT, TW), psikolog, rekreasionis, dan lain-lain.
4. Bangsal geriatri kronis : bangsal ini diperlukan untuk merawat penderita dengan
penyakit kronis yang memerlukan tindakan kuratif inap dalam jangka waktu lama.
‘Turn over rate”-nya rendah, sehingga pembiayaannya menjadi sangat mahal.
5. (Panti rawat wredha). Di negara maju, layanan ini disebut sebagai "nursing home",
yaitu suatu institusi yang memberikan layanan bagi penderita lanjut usia dengan
masalah medis kronis yang sudah tidak memerlukan tindakan perawatan di RS,
akan tetapi masih terlalu berat untuk bisa dirawat di rumah sendiri. Oleh karena
tidak memerlukan tindakan spesialistik oleh dokter, maka biayanya bisa ditekan.
Turn over rate juga rendah, akan tetapi untuk kepentingan pendidikan, adanya
bangsal ini di suatu RS pemerintah dapat menggantikan keberadaan suatu
bangsal kronis.
6. Rehabilitasi geriatri : merupakan suatu keharusan untuk dikerjakan pada semua
penderita geriatrik. Rehabilitasi jalur cepat (fast stream rehabilitation) dikerjakan
selama penderita masih dirawat di bangsal geriatri, oleh karena itu
pelaksanaannya sebaiknya diintegrasikan dengan pelayanan geriatri. Rehabilitasi
jalur lambat (slow stream rehabilitation) dilaksanakan secara kronis, yang bisa
dilaksanakan oleh unit rehabilitasi medik atau bisa juga diintegrasikan ke dalam
pelayanan geriatri.
7. Konsultasi geriatri: yaitu surat layanan konsultatif dari bagian lain terhadap
seorang penderita lanjut usia. Dari tindakan konsultatif ini, pada penderita yang
bersangkutan dapat diberikan pengobatan bahkan pindah perawatan ke bagian
geriatri.
8. Pendidikan dan riset : merupakan bagian implisit dari pelayanan geriatri. Riset
dilaksanakan 'baik untuk publikasi atau, dan ini yang lebih penting, adalah untuk
upaya memperbaiki pelayanan itu sendiri.
BAB III TATALAKSANA
Sesuai amanah PERMENKES Republik Indonesia no.79 Tahun 2014 setiap Rumah Sakit
wajib menyelenggarakan pelayanan pasien Geriatri. Adapun pelaksanaannya akan
disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh yaitu tingkat
sederhana.
Masalah Geriatri :
Kondisi medis umum
Rencana tatalaksana
Status fungsional Home Care/
komprehensif oleh tim
Psikiatri : Status mental, Asuhan Rumah
terpadu poli geriatrii
fungsi kognitif
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik atau IGD akan dilakukan triage apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Di poliklinik dilakukan asesmen dan konsultasi kuratif
intervensi psikososial rehabilitasi. Untuk pasien lanjut usia, kesehatan akan diberikan
kepada dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Bila tergolong pasien geriatri
( misalnya memiliki : penurunan status funsional, syndrome geriatri, gangguan kognitif
dimensia , jatuh osteoporosis dan inkontinensia akan dilakukan asesmen geriatri
komprehensif oleh tim terpadu geriatri.
Pelayanan home care pada pasien lanjut usia dapat merupakan kelanjutan perawatan akut
di rumah sakit , upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang sudah
diderita, dan modifikasi perawatan yang seharusnya di lakukan di ruang rawat.
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap
namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka
dapat dirawat di ruang rawat biasa.
BAB IV DOKUMENTASI
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian kepada
para lanjut usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan para
lanjut usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan
serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut
dalam rangka menciptakan kemadirian masyarakat. Upaya kesehatan lanjut usia adalah
upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang
meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat
pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun
Rumah Sakit serta Panti-panti dan institusi lainya.
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)
Tanggal Terbit :
7 September 2023
dr. Doni Reva Setiadi
Direktur
PENGERTIAN Alur pelayanan pasien geriatri rawat jalan adalah urutan pelayanan yang
dilakukan di rawa jalan dari mulai pasien datang berobat sampai selesai
TUJUAN Sebagai acuan petugas untuk pelayanan pasien geriatri di rawat jalan dapat
dilakukan secara optimal
KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur nomor 087/PER/DIR/RSSA-CPD/VIII/2023 tentang
Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh
2. Peraturan direktur nomor 203 /PER/DIR/RSSA-CPD/I/2023 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
PROSEDUR 1. Anjurkankan pasien melakukan perjanjian dengan call center RS Sari
Asih Cipondoh Arahkan pasien untuk ambil antrian dan langsung ke
loket khusus prioritas dengan dibantu petugas RS
2. Bila pasien mendaftar langsung melalui M-Kios, maka secara otomatis
akan timbul simbol warna hijau pada sistem saat usia pasien > 60 th
3. Pasien akan mendapat layanan prioritas mulai dari loket
pendaftaran ,kursi tunggu di lobby , pemeriksaan dokter,
laboratorium , radiologi, kursi tunggu apotik, dan pelayanan apotik.