Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT GRHA HUSADA


Jl. Padi No 3, Komplek Perumahan PT Petrokimia Gresik 61119
Phone : 031-3973400, 3973401 (Hunting), Fax 031-3972623
Email : sbu.rsgrahu@gmail.com
Website : www.rsgrahu.rspetrokimiagresik.com
i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa buku


Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Grha Husada
telah selesai dan dapat disusun dengan baik.
Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Grha
Husada merupakan buku pedoman dalam pelayanan rumah sakit. Proses
pelaksanaan kerja, prosedur dan tata laksana Peningkatan Mutu Dan
Keselamatan Pasien rumah sakit dalam lingkungan Rumah Sakit Grha Husada
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dalam kesempatan yang baik ini kami mengajak semua pihak yang terkait
untuk bersama-sama dapat memberikan masukan yang membangun demi
kesempurnaan buku ini, kritik dan saran sangat kami harapkan agar
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi. Tak lupa kami sampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada Tim penyusun buku pedoman ini
dan pihak lain yang telah membantu menyelesaikan penyusunan buku Pedoman
ini. Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat dalam pelaksanaan kerja di
lingkungan Rumah Sakit Grha Husada.

Gresik, Januari 2018


Penyusun
ii

SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA HUSADA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan HidayahNya sehingga kita semua masih diberikan
kesempatan untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat
yang dilimpahkan. Kami atas nama pribadi dan seluruh keluarga
besar Rumah Sakit Grha Husada menyampaikan ucapan
selamat dan sukses atas diterbitkannya “Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan” Rumah Sakit Grha Husada. Saya
berharap buku ini dapat menjadi Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Grha Husada yang baku sehingga bisa digunakan
sebagai acuan dalam pelayanan di setiap instalasi pelayanan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penerbitan buku Pedoman ini, semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa menyertai
langkah kita dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi pasien,
keluarga dan masyarakat pada umumnya. Amin.

Gresik, Januari 2018


Rumah Sakit Grha Husada,

dr. Dian Ayu Lukitasari


Direktur
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ..................................................... 5
BAB 3 VISI, MISI, NILAI-NILAI DAN MOTO RUMAH SAKIT ............................. 6
BAB 4 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ........................................... 7
BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL ................. 10
BAB 6 URAIAN JABATAN .............................................................................. 11
BAB 7 TATA HUBUNGAN KERJA .................................................................. 23
BAB 8 POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ........................ 29
BAB 9 KEGIATAN ORIENTASI ....................................................................... 35
BAB 10 PERTEMUAN/RAPAT .......................................................................... 39
BAB 11 PELAPORAN ....................................................................................... 41
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA HUSADA
NOMOR 28 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT GRHA HUSADA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA HUSADA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Rumah Sakit


Grha Husada, maka diperlukan Pedoman Rumah Sakit Grha
Husada;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dalam Peraturan Direktur
Rumah Sakit Grha Husada.

Mengingat : 1. Undang Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;
2. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden No 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 1438 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No 129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN INSTALASI RAWT JALAN RUMAH
SAKIT GRHA HUSADA
2

Pasal 1
Pedoman pengorganisasian instalasi rawat jalan merupakan acuan bagi tenaga
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Grha Husada.

Pasal 2
Pedoman pengorganisasian instalasi rawat jalan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 1 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan Direktur Rumah Sakit Grha Husada.

Pasal 3
Pada saat Peraturan Direktur ini berlaku, Surat Keputusan Direktur Nomor
004/03/TU.04.02/SK/RSGH/2017 tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Rawat Jalan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku..

Pasal 4
Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha Husada berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila terdapat kekeliruan/kekurangan didalamnya akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Gresik
Pada tanggal 10 Januari 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT GRHA HUSADA,

DIAN AYU LUKITASARI


3

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT GRHA HUSADA
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL

BAB 1
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat


menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Perumahsakitan juga
merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang layanan jasa kesehatan.
Sebuah pelayanan rehabilitatif dan promotif tidak akan lepas dari kegiatan yang
dilakukan sebuah perumahsakitan. Perumahsakitan merupakan jenis usaha yang
padat karya, padat modal, padat masalah, dan padat tenaga. Dikatakan padat
tenaga dikarenakan rumah sakit didalamnya banyak berbagai jenis profesi yang
bekerja, mulai dari tenaga medis, paramedis, non medis, dan penunjang.
Dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menyebutkan bahwa
setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas Direktur Rumah Sakit, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal serta administrasi umum dan keuangan. Dimana
Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.

Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan
misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical
Governance). Rumah Sakit Grha Husada merupakan salah satu Rumah Sakit
swasta di Gresik Jawa Timur, kelas D dengan kapasitas 42 tempat tidur,
berlokasi di kawasan industri yang padat penduduk. Sesuai dengan Visi Rumah
4

Sakit yaitu menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat di wilayah Gresik dan
sekitarnya, maka untuk mencapai mutu layanan yang sesuai standar dan selalu
meningkat diperlukan pedoman pengorganisasian Rumah Sakit yang baku dan
menjadi acuan bagi seluruh Bidang/bagian dan Instalasi di Rumah Sakit Grha
Husada.
5

BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat


menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Rumah Sakit Grha Husada (RSGH) merupakan rumah sakit swasta yang
beralamat di Jl. Padi no. 3 Komplek PT Petrokimia Gresik, Kabupaten Gresik,
Jawa Timur. Rumah Sakit Grha Husada merupakan Rumah Sakit yang dimiliki
dan dikelola oleh PT Petro Graha Medika didirikan sejak tanggal 02 Maret tahun
2011 berdasarkan Keputusan Bupati Gresik No. 445/14/HK/437.12/2011.
Rumah Sakit Grha Husada mempunyai Surat Ijin Operasional Rumah Sakit
No. 445/89/HK/437.12/2013 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Grha
Husada diumumkan dalam Berita Daerah Kabupaten Gresik tanggal 31
Desember 2013 nomor 1546.
Rumah Sakit Grha Husada merupakan rumah sakit dengan kelas D sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.02.03/1888/2013 tanggal 25 Oktober 2013. Rumah Sakit tipe D adalah rumah
sakit memberikan pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan
pelayanan kefarmasian, pelayanan penunjang klinik dan pelayanan penunjang
nonklinik. Dimana pelayanan medik meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan
medik umum, pelayanan medik spesialis dasar. Pada perkembangannya Rumah
Sakit Grha Husada dalam upaya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap pemenuhan layanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai standar,
Rumah Sakit Grha Husada berkomitmen senantiasa mengutamakan
keselamatan pasien dan mutu layanan yang prima.
6

BAB 3
VISI, MISI, NILAI-NILAI DAN MOTO RUMAH SAKIT

1.1 Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat di wilayah Gresik dan
sekitarnya.

1.2 Misi
1. Memberikan layanan rumah sakit yang prima pada masyarakat industri
dan masyarakat umum.
2. Melaksanakan pengelolaan rumah sakit sebagai unit bisnis yang
berdaya saing tinggi dengan tetap memperhatikan fungsi sosial.
3. Menyediakan sarana layanan rumah sakit yang nyaman dan
terstandarisasi.
4. Mengembangkan karyawan RS yang kompeten dan berdedikasi tinggi
serta sejahtera
5. Membantu perusahaan pelanggan dalam penanganan dan
pemeliharaan kesehatan secara efektif dan efisien.

1.3 Nilai-nilai (Values)


S : Santun
M : Melayani
I : Integritas dan Inovatif
L : Lege - artis
E : Efektif & Efisien

1.4 Motto
Sahabat Menuju Sehat.
7

BAB 4
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Sesuai Lampiran SK Direksi PT Petro Graha Medika tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Grha Husada
Nomor : 54/12/LI.00.01/SK/PGM/2017
Tanggal : 28 Desember 2017
Direktur
RS Grha Husada

Komite Medik

Komite Keperawatan SPI

Tim Dan Panitia Lain

Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan Bidang Bagian Umum Bagian Keuangan Bagian Pemasaran
Medik Penunjang Keperawatan & SDM & Humas

Instalasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi Pengembangan Sekretariat SDM Humas & Layanan
SDM Keperawatan Pelanggan

Instalasi Gawat Instalasi Laboratorium HARSAR & Keuangan


Darurat Asuhan Sanitasi
Keperawatan

Instalasi Rawat Inap, Instalasi Radiologi Pengadaan SIRS ( Sistem


Bersalin & HCU Informasi Rumah
Sakit )

Instalasi Hemodialisis Instalasi Gizi & Dapur

Instalasi Laundry
Instalasi Bedah
Sentral

Instalasi Rekam Medis


8

Rumah Sakit Grha Husada dipimpin oleh seorang Direktur Rumah Sakit
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi PT Petro Graha Medika selaku
Pemilik Rumah Sakit. Direktur rumah sakit membawahi unit kerja struktural,
fungsional dan non struktural sebagai berikut :
4.1 Struktural
1. Bidang Pelayanan Medik
2. Bidang Pelayanan Penunjang
3. Bidang Pelayanan Keperawatan
a. Seksi Pengembangan SDM Keperawatan
b. Seksi Asuhan Keperawatan
4. Bagian Umum
a. Sub Bagian Sekretariat
b. Sub Bagian HARSAR & Sanitasi
c. Sub Bagian Pengadaan
5. Bagian Keuangan & SDM
a. Sub Bagian SDM
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit)
6. Bagian Pemasaran & Humas
a. Sub Bagian Humas & Layanan Pelanggan
4.2 Fungsional
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap, Bersalin & HCU
4. Instalasi Hemodialisis
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rekam Medis
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Laboratorium
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi Gizi & Dapur
11. Instalasi Laundry
4.3 Non Struktural
1. Satuan Pengawasan Internal
2. Komite Medik
9

3. Komite Keperawatan
4. Komite PPI
5. Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
6. Komite Farmasi & Terapi
7. Komite Etik Rumah Sakit
8. Komite Nakes Lain
9. Tim PKRS
10. Tim PONEK
11. Tim TB DOTS
12. Tim HIV/AIDS
13. Tim PPRA
14. Tim Geriatri
15. Tim Managemen Nyeri
16. Panitia RM
10

BAB 5
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL

KEPALA BIDANG
PELAYANAN MEDIK

PENANGGUNG
JAWAB BEDAH

PENANGGUNG JAWAB KEPALA INSTALASI


ANESTESI BEDAH SENTRAL

KOORDINATOR
STERILISASI

PERAWAT ANESTESI PERAWAT INSTRUMENT PERAWAT PERAWAT SIRKULER


ASISTEN .

.
.
11

BAB 6
URAIAN JABATAN

6.1. Kepala Instalasi Bedah Sentral


1. Nama jabatan : Kepala Instalasi Bedah Sentral
2. Hasil Kerja : Perencanaan pelayanan bedah di RS Grha
Husada
3. Uraian tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Merencanakan jenis dan jumlah pelayanan pembedahan
yang harus dijalankan di Instalasi Bedah Sentral.
2) Merencanakan jumlah dan jenis alat-alat/bahan yang
diperlukan dalam pelayanan pembedahan (sesuai dengan
spesialisasi masing-masing).
3) Menentukan SDM perawatan untuk melaksanakan tim
pembedahan.
4) Merencanakan kebutuhan pasien sebagai individu selama di
Instalasi Bedah Sentral sehingga pasien merasa aman secara
fisik dan mental (menampung keluhan-keluhan pasien secara
aktif).
5) Ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan jadwal
pembedahan yang telah tersusun tanpa pandang bulu, kecuali
atas indikasi medis.
6) Menentukan jenis pendidikan tambahan guna
mengembangkan pengetahuan seluruh petugas.
7) Bersama-sama stafnya dapat menentukan jumlah pegawai
yang dibutuhkan dalam menentukan kebutuhan pelayanan
pembedahan di Instalasi Bedah Sentral.
8) Bersama-sama dokter tim bedah dan Kepala Instalasi Bedah
Sentral ikut menentukan prosedur/ tata kerja di Instalasi
Bedah Sentral (termasuk di dalamnya menyusun pedoman
penggunaan alat-alat)
b. Pengarahan
1) Berkewajiban agar supaya kode etik Instalasi Bedah Sentral
tetap dipertahankan.
12

2) Mengembangkan, menerapkan dan menjaga regulasi


3) Menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan
4) Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan
tim dan kesanggupan/kemampuan pegawainya.
5) Membuat daftar kerja (time schedule)
6) Memperhatikan untuk memberdayakan pegawai se-efektif
mungkin.
7) Membagi pekerjaan secara merata.
8) Menerapkan kebijaksanaan (policy) yang berlaku.
9) Merencanakan tugas-tugas dan pengawasannya sehingga
diketahui, bahwa tugas ini dilaksanakan dengan baik
10) Kemampuan melaksanakan pekerjaan dalam tim
pembedahan (mulai dari menyiapkan alat, melayani semua
kebutuhan alat-alat/bahan selama pembedahan sampai
pembedahan selesai).
11) Merawat/menyiapkan alat-alat.
12) Mengatur sedemikian rupa sehingga pegawai dipekerjakan
secara efektif dan penggunaan alat-alat/bahan-bahan secara
hemat.
13) Mengadakan latihan kerja (in service training) dan
pengawasan terhadap pegawainya. Menentukan kebutuhan
alat-alat/ bahan dalam tiap tim pembedahan.
14) Mengatur permintaan, pemeliharaan dan penggunaan bahan-
bahan/alat-alat di Instalasi Bedah Sentral.
15) Mengusahakan suasana yang baik untuk perkembangan
pegawainya
16) Mengusahakan agar komunikasi antar seluruh petugas
(dokter, perawat, Bidan dan seterusnya) selalu dalam
keadaan baik.
17) Mengusahakan agar adanya lingkungan yang aman dalam
Instalasi Bedah Sentral.
18) Memperhatikan kesejahteraan pegawainya.
19) Menghargai pekerjaan tiap-tiap pegawainya yang turut
menyumbangkan tenaganya selama dipekerjakan di Rumah
Sakit.
13

20) Menyimpan Medical Record dan menandatangani penilaian


kinerja untuk pengusulan kenaikan pangkat pegawainya, serta
membimbing pegawai yang bersangkutan dalam memperbaiki
kesalahan.
c. Pengawasan
1) Menugaskan para pegawai di Instalasi Bedah Sentral se-
efesien mungkin.
a) Menugaskan seorang penanggung jawab untuk mengawasi
jalannya tim pembedahan yang memerlukan keahlian para
perawat Instalasi Bedah Sentral.
b) Menugaskan para pembantu perawat untuk membantu
para perawat dan bekerja dibawah pengawasannya.
c) Turut mengatur agar tercapai tim pembedahan yang
memuaskan di Instalasi Bedah Sentral.
d) Melakukan pengawasan administrative
e) Memonitor dan mengevaluasi pelayanan anastesi sedasi
moderat dan dalam
2) Menyesuaikan kegiatan di Instalasi Bedah Sentral dengan
kegiatan di bagian lain.
a) Mengerti dan bekerja sesuai dengan kebijakan Rumah
Sakit.
b) Dapat bekerja sama dengan profesi lain (logistik, teknik,
farmasi, bedah dan sebagainya).
c) Menyadari bahwa bagian-bagian tersebut saling membantu
dalam pelayanan pembedahan.
d) Bersama dengan dokter Instalasi Bedah Sentral selalu
mengadakan hubungan kerja sama yang baik dengan
instansi di luar Rumah Sakit (PA, PMI).
e) Kerja sama yang baik dengan instansi di luar Rumah Sakit
( PA, PMI)
d. Penilaian
1) Menganalisa jalannya tim pembedahan dihubungkan dengan
perkembangan yang ada, dengan mengadakan peninjauan
kembali tentang :
a) Rencana pelayanan pembedahan
14

b) Keperluan pelayanan pembedahan


c) Masalah-masalah yang timbul
d) Fungsi dan kegiatan pegawai di Instalasi Bedah Sentral.
2) Menganalisa kegiatan tatalaksana Instalasi Bedah Sentral yang
ada hubungannya dengan penggunaan alat-alat bahan-bahan
secara efektif dan hemat.dengan jalan meninjau kembali tentang
:
a) program Instalasi Bedah Sentral
b) Perkembangan pegawai
c) Rencana pengawasan
d) Penggunaan alat-alat/bahan-bahan se-efektif mungkin
sesuai dengan tatalaksana Instalasi Bedah Sentral.
e) Masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan tata
laksana Instalasi Bedah Sentral.
3) Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala
bidang pelayanan medik dan Kepala Bidang keperawatan.
Secara professional bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit.
4) Wewenang
a) Meminta arahan program kerja kepada kepala bidang
keperawatan.
b) Mengarahkan untuk penyusunan pelaksanaan dan evaluasi
program
c) Mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan bedah.

6.2. Dokter di Instalasi Bedah Sentral


1. Kewajiban dan Tanggung Jawab.
a. Mematuhi segala peraturan yang ada di Instalasi Bedah Sentral.
b. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien. Tanggung
jawab ini dipikul bersama dengan bagian lain, seperti bagian lain
seperti bagian anestesiologi misalnya, dan telah dimulai sejak
pasien masih dalam persiapan pembedahan, waktu pembedahan
sampai pada perawatan paska bedah dan sembuh.
c. melakukan asesmen prasedasi meliputi :
15

a) Mengidentifikasi setiap permasalahan saluran pernafasan


yang dapat mempengaruhi jenis sedasi
b) Evaluasi pasien terhadap resiko tindakan sedasi
c) Merencanakan jenis sedasi dan tingkat kedalaman sedasi
yang di perlukan pasien berdasar atas sedasi yang di
terapkan
d) Pemberian sedasi secara aman
e) Mengevaluasi serta menyimpulkan temuan monitor selama
dan sesudah sedasi
d. melakukan edukasi terhadap pasien, dan atau keluarga atau pihak
lain yang berwenang dalam pemberi keputusan tentang resiko,
keuntungan dan alternatif dari tindakan sedasi serta tentang
pemberian analgesi pasca tindakan sedasi
e. melakukan pemantauan pasien selama sedasi dan mencatat hasil
monitor dalam rekam medis pasien
f. melakukan asesmen pra anastesi dan prainduksi untuk setiap
pasien yang akan di operasi dan di dokumentasikan dalam rekam
medik pasien
g. Melakukan perencanaan anastesi
h. Dalam hal terjadi kematian, bertanggung jawab kepada kepala
Bagian masing-masing dan juga kepada Direktur Rumah Sakit.
Selain itu juga secara moril bertanggung jawab kepada keluarga
yang ditinggalkannya serta berkewajiban mengisi surat kematian.
i. Dalam hal terjadi kekeliruan/ kecelakaan waktu pembedahan
maupun dalam perawatan pasca bedah, bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian masing-masing dan Direktur Rumah Sakit.
j. Dalam hal terjadi kesalahan/kekeliruan di dalam bidang organisasi
dan administrasi, bertanggung jawab kepada pimpinan Instalasi
Bedah Sentral dan Direktur Rumah Sakit.
k. Ikut bertanggung jawab dalam hal kelestarian lingkungan Instalasi
Bedah Sentral serta alat-alat yang ada di dalamnya.
l. Melakukan Asesmen Prabedah
m. Memberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga meliputi
a) Resiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
16

c) Kemungkinan komplikasi dan dampak


d) Pilihan operasi atau non operasi (alternatif) yang tersedia
untuk menangani pasien
e) Penggunaan darah atau produk darah serta resiko dan
alternatifnya
n. Membuat laporan operasi yang harus diselesaikan setelah selesai
operasi, sebelum pasien dipindah ke tempat asuhan biasa meliputi
a) Diagnosis pasca operasi
b) Nama dokter bedan dan asistenya
c) Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan
d) Ada dan tidak ada komplikasi
e) Spesimen operasi yang dikirim untuk di periksa
f) Jumlah darah yang hilang dan jumlah darah yang masuk
lewat tranfusi
g) Nomor pendaftaran alat yang di pasang (implant)
h) Tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang bertanggung
jawab
o. Membuat Rencana asuhan pasca operasi
2. Hak
a. Setiap dokter/dokter ahli berhak atas kemudahan di dalam
menjalankan tugasnya di dalam Instalasi Bedah Sentral demi
kelancaran pekerjaan.
b. Berhak mendapatkan perlakuan yang sama dan adil, tanpa
melihat dari bagian mana dokter/dokter ahli yang bersangkutan.
c. Didalam hal terjadi perselisihan, berhak mengajukan
persoalannya, baik langsung maupun tidak langsung, kepada
Pimpinan Instalasi Bedah Sentral untuk dicari penyelesaiannya.
6.3. Perawat Instrumen
1. Pengertian
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan selama
tindakan pembedahan berlangsung.
2. Tanggung jawab
Secara administratif dan kegiatan keperawatan, bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi Bedah Sentral, dan secara
17

operasional tindakan bertanggung jawab kepada ahli bedah dan


perawat Kepala Instalasi Bedah Sentral.
3. Tugas
a) Sebelum Pembedahan
1) Melakukan konfirmasi dengan perawat ruangan tentang
pasien yang akan dilakukan tindakan bedah.
2) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
seperti kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau
instrumen, meja operasi, lampu operasi, mesin
anesthesi, suction pump, dan gas medis.
3) Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis
pembedahan.
4) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai
dengan keperluan operasi.
5) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
b) Saat Pembedahan
1) Memperingatkan team steril jika terjadi
penyimpangan prosedur aseptik.
2) Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril
untuk ahli bedah dan asisten bedah.
3) Menata instrumen di meja mayo dan meja
4) Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan
operasi.
5) Memberikan duk steril untuk drapping.
6) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai
dengan kebutuhan.
7) Memberikan bahan operasi sesuai dengan
kebutuhan.
8) Mempertahankan instrumen dalam keadaan
tersusun secara sistematis.
9) Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat
instrumen.
10) Merawat luka secara aseptik.
c) Setelah Pembedahan
1) Memfiksasi drain.
18

2) Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.


3) Mengganti alat tenun dan baju pasien lalu
dipindahkan ke brankart.
4) Memeriksa dan menghitung instrumen lalu
memcucinya.
5) Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk
disterilisasi
6.4. Perawat Sirkuler
1. Pengertian
Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
2. Tanggung jawab
Secara administratif dan operasional bertanggung jawab kepada
perawat Direktur Instalasi Bedah Sentral dan kepada ahli bedah
3. Tugas
a. Sebelum pembedahan
1) Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar Operasi
2) Memeriksa kelengkapan operasi meliputi :
a) Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :
 Surat persetujuan tindakan medis (operasi)
 Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
 Hasil pemeriksaan radiologi (foto x-ray)
 Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite anestesi)
 Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
 Kelengkapan obat – obatan, cairan dan alat
kesehatan
b) Persediaan darah (bila diperlukan)
3) Memeriksa persiapan fisik
4) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk
pembedahan dengan perawat premedikasi
5) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tim bedah yang akan menolong dan fasilitas
Instalasi Bedah Sentral
b. Saat pembedahan
19

1) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan


bekerjasama dengan petugas anestesi
2) Membuka set steril yang dibutuhkan dengan
memperhatikan teknik aseptik
3) Membantu mengikatkan tali gaun bedah
4) Memasang plat mesin diatermi
5) Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction dan
senur diatermi
6) Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada
mangkok steril
7) Mengambil instrument yang jatuh dengan
menggunakan alat dan memisahkan dari instrument yang steril
8) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan
pemeriksaan
9) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila
diperlukan
10) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa,
bekerjasama dengan perawat instrument
11) Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama
perawat instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelum luka operasi ditutup
c. Setelah pembedahan
11) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan
12) Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong yang
telah disiapkan
13) Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan serta
alat yang telah diberikan kepada pasien
14) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama
pembedahan antara lain :
a) Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, nomor
dokumen medik, ruangan dirawat, tanggal mulai dirawat dan
alamat).
b) Diagnosa pra bedah
c) Jenis tindakan
20

d) Jenis operasi ( bersih, bersih kontaminasi,


kontaminasi, kotor)
e) Dokter anestesi
f) Tim bedah (operator, asisten operator, perawat instrument)
g) Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai
operasi)
h) Golongan operasi (khusus, besar, sedang, kecil)
i) Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkhohol,
perhidrol, NaCl,chlorhexidine gluconate)
j) Pemakaian pisau bedah
k) Pemakaian catheter
l) Pemakaian benang bedah
m) Pemakaian alat-alat lain
n) Keterangan (berisi catatan penting selama proses
pembedahan)
15) Membantu perawat instrument membersihkan dan
menyusun instrument yang telah digunakan
kemudian alat disterilkan
16) Membersihkan slang dan botol suction dari sisa
jaringan serta cairan operasi
17) Mensterilkan slang suction yang dipakai langsung
pasien
18) Membantu membersihkan kamar operasi setelah
tindakan pembedahan

6.5. Perawat Anestesi


1. Pengertian
Tenaga keperawatan profesioanal yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam membantu terselenggarakannya pelaksanaan
tindakan pembiusan di Instalasi Bedah Sentral.
2. Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepada Kepala bidang keperawatan Instalasi Bedah Sentral dan
secara operasional bertanggung jawab kepada ahli anestesi / ahli
bedah dan kepala Instalasi Bedah Sentral.
21

3. Tugas
a. Sebelum Pembedahan
1) Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status fisik
pasien.
2) Menerima pasien di ruang penerimaan Instalasi Bedah
Sentral.
3) Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
4) Memasang infus atau transfusi darah.
5) Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
6) Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin suctionnya.
7) Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
8) Memindahkan pasien ke meja operasi.
9) Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi
dalam proses induksi.

b. Saat Pembedahan
1) Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi
pasien dan ETT.
2) Memenuhi keseimbangan gas medis.
3) Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input dan
output.
4) Memantau tanda-tanda vital.
5) Memberikan obat -obatan sesuai dengan program dokter
anesthesi.
6) Memantau efek obat anesthesi.
7) melakukan pemantauan status fisiologis pasien selama sedasi
dan mencatat hasil monitor dalam rekam medis pasien
c. Setelah Pembedahan
1) Mempertahankan jalan napas pasien.
2) Memantau tingkat kesadaran pasien.
3) memonitor status pasca anastesi setiap pasien di catat dalam
rekam medis pasien terus menerus dan sistematik.
4) Memantau pasien terhadap efek obat anesthesi.
5) Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.
22

6) Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.


7) Mengembalikan alat anesthesi ke tempat semula
8) Melakukan monitoring dalam masa pemulihan pasca anastesi
sesuai prosedur yang berlaku dan dicatat dalam rekam medis
23

BAB 7
TATA HUBUNGAN KERJA

7.1. Tata Hubungan Kerja dengan Unit Gawat Darurat


1. Perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi Instalasi Bedah
Sentral tentang rencana tindakan
2. Perawat Instalasi Gawat Darurat mengirim pasien ke Instalasi Bedah
Sentral dan serah terima.
3. Perawat Instalasi Bedah Sentral memeriksa kelengkapan status
rekam medic, inform consent, serta pemeriksaan laoratorium, foto
bedah, EKG dan lain-lain
4. Selanjutnya pasien dibawa ke ruang induksi
5. Dari ruang induksi pasien dibawa ke ruang operasi

7.2. Tata Hubungan Kerja dengan Rawat Inap


1. Petugas rawat inap mengirim pasien ke Instalasi Bedah Sentral dan
diterima oleh petugas Instalasi Bedah Sentral.
2. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengecek kelengkapan status
rekam medis pasien berupa inform consent dan hasil pemeriksaan
laboratorium , foto rontgen, EKG dan lain-lain.

7.3. Tata Hubungan Kerja dengan Laboratorium


1. Perawat Instalasi Bedah Sentral memberitahukan via telepon kepada
petugas laboratorium ada pemeriksaan
2. Perawat Instalasi Bedah Sentral melengkapi formulir pemeriksaan
yang ditanda tangani dokter.
3. Petugas Laboratorium mengambil bahan pemeriksaan
4. Bila hasil sudah ada petugas laboratorium mengantar lembaran hasil
ke Instalasi Bedah Sentral (bila pasien masih di Instalasi Bedah
Sentral) dengan membawa buku catatan

7.4. Tata Hubungan Kerja dengan HCU


1. Perawat Instalasi Bedah Sentral memesan tempat
2. Perawat Instalasi Bedah Sentral memberitahu perawat HCU untuk
mengambil pasien dan membawa perangkat yang digunakan.
24

3. Perawat Instalasi Bedah Sentral memindahkan pasien dari Instalasi


Bedah Sentral ke HCU serta melakukan serah terima
4. Perawat HCU mengecek kelengkapan status pasien (resep-resep,
instruksi dokter, laporan anestesi dan preparat pasien jika ada)

7.5. Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi


1. Petugas Instalasi Bedah Sentral menginventariskan alat kesehatan
dan obat setiap minggu.
2. Distribusi dan penyerahan pembekalan obat dan alat kesehatan
mingguan
3. Pembelanjaan rutin obat dan bahan habis pakai setiap hari, bisa
melayani dalam keadaan emergensi
4. Membuat permintaan alkes dan obat-obatan dengan menggunakan
resep
5. Petugas Instalasi farmasi menyiapkan alat kesehatan dan obat
sesuai dengan permintaan yang telah tercantum dalam resep.
6. Petugas Instalasi Bedah Sentral mencatat alat kesehatan dan obat
pada kartu inventaris
7. Distribusi dan penyerahan resep harian
8. Penyerahan resep atau lembar obat ke farmasi dilaksanakan setiap
hari
9. Petugas instalasi farmasi mempersiapkan obat dan alat kesehatan
sesuai dengan jumlah pemakaian pada lembaran
10. Petugas Instalasi Bedah Sentral mencocokkan obat dan alat
kesehatan sesuai dengan jumlah pemakaian dan menanda tangani
lembaran (lembar obat daan alat kesehatan yang telah dicetak)
11. Petugas instalasi Bedah Sentral mencatat obat dan alat kesehatan
pada kartu inventaris

7.6 Tata Hubungan Kerja dengan Sub Bagian Pengadaan


1. Pengadaan
a. Petugas Instalasi Bedah Sentral membuat surat permintaan ke
sub bagian pengadaan di tanda tangani oleh kepala Instalasi
Bedah Sentral dan kepala bidang YANMED
25

b. Petugas Instalasi Bedah Sentral menyerahkan lembaran dan buku


ke bagian pengadaan
c. Bagian pengadaan menyiapkan barang sesuai permintaan
d. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengambil, mengecek sesuai
permintaan dan ditanda tangani kedua pihak.
2. Bagian Rumah Tangga
a. Alat Kebersihan
1) Petugas kamar opersi menulis pada lembaran dan buku
permintaan dan ditanda tangani oleh Kepala Instalasi Instalasi
Bedah Sentral dan Kepala Bidang YANMED
2) Petugas Instalasi Bedah Sentral menyerahkan lembaran dan
buku permintaan kebagian urusan rumah tangga
3) Petugas urusan rumah tangga menyiapkan bahan-bahan yang
dimintaPetugas Instalasi Bedah Sentral mengambil barang dan
mengecek sesuai dengan permintaan dan ditanda tangani
kedua pihak
b. Bagian Linen
1) Petugas Instalasi Bedah Sentral mencatat jenis dan jumlah
linen
2) Petugas Instalasi Bedah Sentral mengantar linen yang kotor
ke pelayanan linen serah terima dengan petugas dan
menghitung ulang jenis dan jumlah linen serta tanda tangan
3) Petugas linen menerima linen, menulis dibuku apakah ada
barang tertinggal disaku atau tidak
4) Petugas linen mencuci linen Instalasi Bedah Sentral
5) Petugas Instalasi Bedah Sentral mengambil linen ysng telah
bersih dan menghitung jenis dan jumlah serta tanda tangan
kedua belah pihak
6) Petugas Instalasi Bedah Sentral menyimpan linen dalam
lemari penyimpanan
c. Bagian Harsar
1) Petugas Instalasi Bedah Sentral melaporkan jika ada
kerusakan sarana dan prasarana Instalasi Bedah Sentral
secara tertlis yang ditanda tangani oleh Kepala Instalasi
Bedah Sentral untuk diserahkan kepada bagian harsar
26

2) Bagian harsar menerima dan menindak lanjuti sesuai dengan


keluhan pada laporan tersebut diatas.
3) Petugas harsar melakukan tindakan pemeliharaan mulai dari
pengecekan sampai dengan perbaikan sesuai laporan
tersebut.
4) Petugas harsar melakukan dokumentasi secara tertulis
ditanda tangani oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral sebagai
bukti sudah dikerjakan.
5) Untuk kerusakan jika ternyata alat yang rusak tersebut tidak
bias diperbaiki dan memerlukan tenaga yang lebih ahli lain
maka petugas unit pemeliharaan sarana melaporkan hal
tersebut kepada Kepala bagian umum
6) Petugas Instalasi Bedah Sentral mengecek ulang alat tersebut

7.7 Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Rekam Medis


1. Pencatatan data pasien rawat inap :
a. Setiap pasien yang masuk di Instalasi Bedah Sentral dilengkapi
dengan laporan operasi dan laporan anestesi dalam status
pasien
b. Dokter bedah dan dokter anestesi mengisi dalam laporan bedah
dan laporan anestesi dalam status pasien
c. Petugas Instalasi Bedah Sentral memeriksa kelengkapan data
dalam status pasien
d. Petugas Instalasi Bedah Sentral menyerahkan status pasien ke
rekam medis dalam keadaan lengkap dalam waktu kurang dari
24 jam
2. Pencatatan jumlah pasien operasi per bulan :
Pelaporan dilakukan setiap bulan dan diserahkan sebelum tanggal 10

7.8 Tata Hubungan Kerja dengan Instalasi Rawat Jalan


1. Poliklinik
a. Petugas poliklinik atau rawat jalan menghubungi Instalasi Bedah
Sentral
b. Petugas poliklinik atau rawat jalan mengantar pasien Instalasi
Bedah Sentral
27

c. Petugas Instalasi Bedah Sentral menerima pasien dan


menyiapkan kelengkapan status rekam medis yang diperlukan
untuk kemudian dilakukan persiapan operasi
2. Poli Gigi
a. Pasien poli gigi yang hendak dilakukan tindakan di Instalasi
Bedah Sentral
b. Petugas poli gigi menghubungi Instalasi Bedah Sentral
c. Petugas poli gigi mengantar pasien Instalasi Bedah Sentral
d. Perawat Instalasi Bedah Sentral menerima pasien dan
melengkapi status rekam medis untuk kemudian dilakukan
persiapan operasi
7.9. Tata Hubungan Kerja dengan Koordinator Sterilisasi
1. Petugas Instalasi Bedah Sentral memberitahukan kepada petugas
sterilisasi ada alat yang segera di steril
2. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengantar alat yang telah disiapkan
dengan membawa buku ekspedisi, menulis dan tanda tangan
3. Petugas Instalasi Bedah Sentral menulis di lembaraan yang telah
disediakan oleh petugas sterilisasi
4. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengambil alat yang telah di steril

7.10. Tata Hubungan Kerja dengan Bagian Umum dan Keuangan


1. Pasien Rawat Jalan
a. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengetik semua pemakaian
obat dan alat kesehatan yang dipakai untuk operasidan
b. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengecek kembali obat-obatan,
alat kesehatan, honor dokter dan pemakaian lainnya
c. Petugas Instalasi Bedah Sentral mencetak pemakaian
d. Petugas Instalasi Bedah Sentral member lembaran rincian
kepada pasien untuk dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran
e. Pasien atau keluarga menunjukkan bukti pembayaran kepada
Instalasi Bedah Sentral
f. Petugas Instalasi Bedah Sentral menyerahkan berkas-berkas
kepada pasien untuk kontrol
g. Petugas Instalasi Bedah Sentral membuat laporan kepada
bagian keuangan
28

2. Pasien Rawat Inap


a. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengetik semua pemakaian
obat dan alat kesehatan yang di pakai untuk operasi
b. Petugas keuangan mengecek semua pemakaian apakah bagian
farmasi sudah masuk

7.11. Tata Hubungan Kerja dengan Bagian Administrasi


1. Sekretariat
a. Petugas Instalasi Bedah Sentral mengajukan permohonan ke
bagian sekretariat untuk mengajukan SK dan hal surat menyurat
b. Petugas sekretaris meneruskan surat permohonan sesuai
permintaan Instalasi Bedah Sentral ke direktur RS
2. Kepegawaian dan Pengembangan SDM
a. Petugas SDM memberi lembaran penilaian kinerja kepada
Kepala Instalasi Bedah Sentral
b. Kepala Instalasi Bedah Sentral memberikan penilaian dan
mengembalikan kepada bagian SDM
c. Kepala Instalasi Bedah Sentral mengajukan permohonan
pendidikan dan pelatihan untuk mengikuti pelatihan, symposium
atau seminar.
d. Bagian Diklat mengajukan pada direksi RS dan direksi RS
memberi rekomendasi
e. Bagian diklat memberi lembaran rekomendasi yang telah
disetujui oleh direksi RS kepada Instalasi Bedah Sentral
3. IT
a. Petugas Instalasi Bedah Sentral menghubungi bagian IT apabila
ada gangguan program computer
b. Bagian IT melakukan pengecekan baik software, hardware
computer
c. Petugas IT membuat catatan di lembar Instalasi Bedah Sentral
29

BAB 8
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Instalasi Bedah Sentral yang handal dan
profesional, perlu dilakukan kegiatan menyediakan dan mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi
dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam, dan ke luar Instalasi Bedah Sentral.
Tujuan dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk mendayagunakan SDM yang ada seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai
dengan persyaratan jabatan. Selain itu perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Perhitungan kebutuhan ketenagaan dilakukan berdasarkan analisis
beban kerja Workload Indicator Staff Need (WISN):
Tabel 8.1. Penghitungan Kebutuhan Ketenagaan di Instalasi Bedah
Sentral Rumah Sakit Grha Husada Berdasarakan WISN
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPALA IBS BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2
KUANTITAS
WAKTU WAKTU
SBK
FAKTOR KEGIATAN POKOK (MENIT) SBK FAKTOR KELONGGARAN (JAM/mg) SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS

membuat program kerja membuat program kerja


Hari Kerja (A) 260 180 605,3333333 morning report 5 0,1432 1 0,00
Cuti Tahunan (B) 12 Tandatangan berkas 30 3632 rapat mingguan 2 0,0573 Tandatangan berkas 227 0,06
Pendidikan dan Pelatihan
rapat koordinasi 1
(C) 3 0,0286

Hari Libur Nasional (D) 15 Laporan lain 0,5 0,0143

Ketidakhadiran Kerja (E) 3


Waktu Kerja per hari 8 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,2434
HARI KERJA TERSEDIA
(HARI/TAHUN) 227

WAKTU KERJA TERSEDIA


(JAM/TAHUN) 1816
STANDAR KELONGGARAN 0,2434

JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA


KEPALA IBS YANG DIBUTUHKAN
0,24

JUMLAH TENAGA KEPALA IBS YANG


DIBUTUHKAN SETELAH
DIBULATKAN→ 1
30

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT IBS ASISTEN BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2 KUANTITAS
WAKTU WAKTU SBK
FAKTOR KEGIATAN POKOK (MENIT) SBK FAKTOR KELONGGARAN (JAM/mg) SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS

Hari Kerja (A) 260 Operasi besar 180 605,3333333 morning report 5 0,1432 Operasi besar 228 0,38
Cuti Tahunan (B) 12 Operasi sedang 120 908 rapat mingguan 2 0,0573 Operasi sedang 406 0,45
Pendidikan dan Pelatihan
Operasi kecil 40 rapat koordinasi 1 Operasi kecil 25
(C) 3 2724 0,0286 0,01
Memastikan jadwal Memastikan jadwal
Hari Libur Nasional (D) 15 operasi 20 5448 Laporan lain 0,5 0,0143 operasi 659 0,12
Bongkar OK Bongkar OK
Ketidakhadiran Kerja (E) 3 120 908 52 0,06
Waktu Kerja per hari 8 Entry obat dan resep 60 1816 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,2434 Entry obat dan resep 227 0,13
HARI KERJA TERSEDIA
(HARI/TAHUN) 227 Entry pasien 60 1816 Entry pasien 227 0,13

WAKTU KERJA TERSEDIA Stok opname 120 Stok opname


(JAM/TAHUN) 1816 908 12 0,01
Memberi informasi Memberi informasi
60
biaya operasi 1816 biaya operasi 227 0,13
Entry alkes dan Entry alkes dan
120 52
penunjang 908 penunjang 0,06
Tandatangan berkas 30 3632 Tandatangan berkas 227 0,06
KIE pasien 60 1816 KIE pasien 227 0,13

STANDAR KELONGGARAN 0,2434


JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA
PERAWAT IBS ASISTEN YANG
DIBUTUHKAN 1,89

JUMLAH BIDANG TENAGA PERAWAT


IBSASISTEN YANG DIBUTUHKAN
SETELAH DIBULATKAN→ 2
31

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA DOKTER ANESTESI BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2 KUANTITAS
FAKTOR KEGIATAN POKOK WAKTU SBK FAKTOR KELONGGARAN WAKTU SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS SBK
(MENIT) (JAM/mg)
Hari Kerja (A) 260 Visite pre operasi 9 12106,66667 RTD 1 0,0281 Visite pre operasi 659 0,054432819
Cuti Tahunan (B) 12 Operasi besar 180 605,3333333 audit medis 0,25 0,0070 Operasi besar 228 0,376651982
Pendidikan dan Pelatihan
Operasi sedang 120 Operasi sedang
(C) 3 908 406 0,447136564
Operasi kecil 40 Operasi kecil 25
Hari Libur Nasional (D) 15 2724 0,00917768
Observasi post op Observasi post op
Ketidakhadiran Kerja (E) 3 10 10896 659 0,06048091
Waktu Kerja per hari 8 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,0351
HARI KERJA TERSEDIA
(HARI/TAHUN) 227

WAKTU KERJA TERSEDIA


(JAM/TAHUN) 1816
STANDAR KELONGGARAN 0,0351
JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA
DOKTER ANESTESI YANG
DIBUTUHKAN
0,93
JUMLAH TENAGA DOKTER ANESTESI
YANG DIBUTUHKAN YANG
DIBUTUHKAN SETELAH
DIBULATKAN→ 1
32

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT IBS/ INSTRUMEN BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2 KUANTITAS
FAKTOR KEGIATAN POKOK WAKTU SBK FAKTOR KELONGGARAN WAKTU SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS SBK
(MENIT) (JAM/mg)
Hari Kerja (A) 260 morning report 5 0,1432
Cuti Tahunan (B) 12 Operasi besar 180 605,3333333 rapat mingguan 2 0,0573 Operasi besar 228 0,38
Pendidikan dan Pelatihan
Operasi sedang 120 rapat koordinasi 1 Operasi sedang
(C) 3 908 0,0286 406 0,45
Operasi kecil 40 Operasi kecil 25
Hari Libur Nasional (D) 15 2724 Laporan lain 0,5 0,0143 0,01
Memastikan Memastikan
Ketidakhadiran Kerja (E) 3 kelengkapan alat 15 7264 kelengkapan alat 659 0,09
Mengecek alat2 yang Mengecek alat2 yang
Waktu Kerja per hari 8 perlu disteril ulang 30 3632 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,2434 perlu disteril ulang 52 0,01
HARI KERJA TERSEDIA
Bongkar OK Bongkar OK
(HARI/TAHUN) 227 120 908 52 0,06

WAKTU KERJA TERSEDIA Sterilisasi alat Sterilisasi alat


(JAM/TAHUN) 1816 270 403,5555556 227 0,56
STANDAR KELONGGARAN 0,2434
JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA
PERAWAT INSTRUMEN IBS YANG
DIBUTUHKAN 1,80

JUMLAH BIDANG TENAGA PERAWAT


INSTRUMEN IBS YANG DIBUTUHKAN
SETELAH DIBULATKAN→ 2

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT SIRKULER IBS BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2 KUANTITAS
FAKTOR KEGIATAN POKOK WAKTU SBK FAKTOR KELONGGARAN WAKTU SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS SBK
(MENIT) (JAM/mg)
Hari Kerja (A) 260 Operasi besar 180 605,3333333 morning report 5 0,1432 Operasi besar 228 0,38
Cuti Tahunan (B) 12 Operasi sedang 120 908 rapat mingguan 2 0,0573 Operasi sedang 406 0,45
Pendidikan dan Pelatihan
Operasi kecil 40 rapat koordinasi 1 Operasi kecil 25
(C) 3 2724 0,0286 0,01
mengeringkan dan mengeringkan dan
Hari Libur Nasional (D) 15 Mengepak alat 10 10896 Laporan lain 0,5 0,0143 Mengepak alat 659 0,06
Memotong kassa Memotong kassa
Ketidakhadiran Kerja (E) 3 60 1816 156 0,09
Waktu Kerja per hari 8 Bongkar OK 120 908 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,2434 Bongkar OK 52 0,06
HARI KERJA TERSEDIA Penerimaan dan Penerimaan dan
(HARI/TAHUN) 227 penyerahan pasien 10 10896 penyerahan pasien 659 0,06

WAKTU KERJA TERSEDIA Membuat laporan Membuat laporan


(JAM/TAHUN) 1816 harian 30 3632 harian 227 0,0625

STANDAR KELONGGARAN 0,2434


JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA
PERAWAT SIRKULER IBS YANG
DIBUTUHKAN 1,40

JUMLAH BIDANG TENAGA PERAWAT


SIRKULER IBS YANG DIBUTUHKAN
SETELAH DIBULATKAN→ 1
33

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT ANESTESI BERDASARKAN WISN

MENCARI STANDAR BEBAN KERJA (SBK)= WAKTU MENCARI STANDAR KELONGGARAN (SK)=
MENCARI WAKTU KERJA TERSEDIA = MENENTUKAN KUANTITAS KEGIATAN MENENTUKAN
KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN) RATA2 WAKTU PER RATA2 WKT PER FKTR KELONGGARAN (JAM/TH) WKT
{A - (B+C+D+E)} X F (PER TAHUN) KEBUTUHAN
KEG POKOK (JAM/TAHUN) KERJA TERSEDIA (JAM/TAHUN)
SDM =
RATA2 RATA2 KUANTITAS
FAKTOR KEGIATAN POKOK WAKTU SBK FAKTOR KELONGGARAN WAKTU SK KEGIATAN POKOK KUANTITAS SBK
(MENIT) (JAM/mg)
Hari Kerja (A) 260 Operasi besar 180 605,3333333 morning report 5 0,1432 Operasi besar 228 0,376651982
Cuti Tahunan (B) 12 Operasi sedang 120 908 rapat mingguan 2 0,0573 Operasi sedang 406 0,447136564
Pendidikan dan Pelatihan
Operasi kecil 40 rapat koordinasi 1 Operasi kecil 25
(C) 3 2724 0,0286 0,00917768
Observasi post op Observasi post op
Hari Libur Nasional (D) 15 120 908 Laporan lain 0,5 0,0143 659 0,725770925

Ketidakhadiran Kerja (E) 3


Waktu Kerja per hari 8 JUMLAH STANDAR KELONGGARAN 0,2434
HARI KERJA TERSEDIA
(HARI/TAHUN) 227

WAKTU KERJA TERSEDIA


(JAM/TAHUN) 1816 STANDAR KELONGGARAN 0,2434
JUMLAH PERHITUNGAN TENAGA
PERAWAT ANESTESI YANG
DIBUTUHKAN
1,80
JUMLAH TENAGA PERAWAT ANESTESI
YANG DIBUTUHKAN YANG
DIBUTUHKAN SETELAH 2

Tabel 8.2. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Petugas di Instalasi Bedah


Sentral Rumah Sakit Grha Husada Berdasarkan WISN
Jabatan Pendidikan Sertifikasi Hasil Hitungan WISN
Kepala IBS Dokter Umum/ Menejemen 1
Spesialis Bangsal/IGD,
PPGD/BLS,APA,
Hand Heygine
Perawat asisten DIII/ S1 keperawatan, Bedah Dasar, 1
lama kerja minimal 2 PPGD.
tahun BLS,APAR,
Hand Heygine
Perawat sirkuler minimal DIII Bedah Dasar, 1
keperawatan, lama PPGD.
kerja minimal 2 tahun BLS,APAR,
Hand Heygine
Perawat instrumen minimal DIII Instrumentator, 1
keperawatan, lama PPGD, pelatihan
kerja minimal 2 tahun instrumen.
BLS,APAR,
Hand Heygine
Perawat anestesi minimal DIII PPGD, pelatihan 1
keperawatan, lama anestesi.
kerja minimal 2 tahun BLS,APAR,
Hand Heygine
Dokter anestesi Dokter Spesialis BLS,APAR, 1
Hand Heygine

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di IBS RS Grha


Husada saat ini adalah sebagai berikut:
34

Tabel 8.3. Pola Ketenagaan Riil Saat Ini di Instalasi bedah sentral
Rumah Sakit Grha Husada
Jabatan Pendidikan Sertifikasi Hasil Jumlah Usulan Ket
Perhitungan yang Ada
Kepala Dokter Umum/ Menejemen 1 0 1 Plt
Spesialis Bangsal/IGD,
IBS
PPGD/BLS,APA,
Hand Heygine
Perawat DIII/ S1 Bedah Dasar, 1 0 1
asisten keperawatan, PPGD.
lama kerja BLS,APAR,
minimal 2 Hand Heygine
tahun

Perawat minimal DIII Bedah Dasar, 1 0 1


sirkuler keperawatan, PPGD.
lama kerja BLS,APAR,
minimal 2 Hand Heygine
tahun

Perawat minimal DIII Instrumentator, 1 0 1


instrumen keperawatan, PPGD, pelatihan
lama kerja instrumen.
minimal 2 BLS,APAR,
tahun Hand Heygine

Perawat minimal DIII PPGD, pelatihan 1 0 1


anestesi keperawatan, anestesi.
lama kerja BLS,APAR,
minimal 2 Hand Heygine
tahun

Dokter Dokter BLS,APAR, 1 0 1


anestesi Spesialis Hand Heygine

Dengan ketenagaan yang ada saat ini, maka dapat disimpulkan


bahwa kebutuhan tenaga saat ini kekurangan pada kepala instalasi bedah
sentral sebanyak 1 ( satu ) orang dan tenaga perawat sebanyak 4 (empat)
orang. Berdasarkan perhitungan beban kerja juga diperlukan satu orang
dokter anestesi, terkait dengan standar ketenagakerjaan RS. Kekurangan
ini diajukan untuk perencanaan kebutuhan tenaga SDM.
35

BAB 9
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi karyawan atau yang lebih dikenal dengan istilah


kegiatan induksi dilaksanakan di unit kerja apabila ada tambahan tenaga
baru yang akan ditempatkan di unit kerja. Berdasarkan sasaran, orientasi
dibedakan menjadi orientasi karyawan baru, orientasi karyawan yang baru
mutasi, orientasi pekerja kontrak luar baru, maupun orientasi
mahasiswa/trainee baru.Jenis orientasi karyawan berdasarkan isi materi
dan pelaksanaannya dibedakan menjadi 2, yaitu orientasi umum RS dan
orientasi khusus.
9.1. Orientasi Umum
Materi orientasi umum RS GRHA HUSADA terdiri dari:
a. Profil perusahaan (visi, misi, nilai, moto RS Grha Husada)
b. Struktur organisasi RS dan struktur unit kerja
c. Peraturan RS Grha Husada
d. Hak dan kewajiban karyawan
e. Performance pelayanan prima
f. Hak Pasien dan Keluarga
g. Mutu dan Keselamatan Pasien (Patient Safety)
h. Keselamatan dan Kesehatan kerja
i. Pencegahan dan pengendalian infeksi
j. Bantuan Hidup Dasar
Orientasi umum karyawan baru menjadi tanggung jawab bagian
SDM. Kegiatan dilakukan selama 2 hari. Ketentuan terkait orientasi
karyawan secara umum sesuai dengan “Pedoman Orientasi Karyawan RS
Grha Husada”
9.2. Orientasi Khusus di IBS RS Grha Husada
Orientasi khusus berupa pemberian materi dan observasi aktivitas
karyawan baru di Instalasi Bedah Sentral RS Grha Husada, orientasi
karyawan di IBS RS Grha Husada menjadi tanggung jawab Kepala IBS RS
Grha Husada. Pelaksanaan orientasi khusus bagi karyawan baru di IBS RS
Grha Husada dilakukan selama 10 hari.
Materi orientasi khusus IBS RS Grha Husada adalah sebagai berikut:
36

Lampiran 9.1. Form Orientasi Karyawan Baru Instalasi Bedah Sentral

RS Grha Husada
Jln. Padi No 3 Komplek Perumahan Petrokimia Gresik
Langkah I (1-3 Bulan)
ORIENTASI KARYAWAN BARU
Instalasi Bedah Sentral

Nama : ……………………….
Tanggal Masuk : ……………………….
No.Induk Perawat :.......................................

No Tugas atau Kegiatan Waktu/Tanggal Ka.Ru Ka.Tim


1 Orientasi secara garis besar: Minggu I
 Tentang pengertian Tgl.
Instalasi Bedah Sentral
 Sosialisasi Falsafah dan
Tujuan, Visi, Misi, Motto,
Struktur organisasi
 Jadwal Dinas (…………………)
2 Prosedur penerimaanpasien Minggu II
rawat inap Tgl. (............................)
3 Prosedur penerimaan pasien Minggu II
rawat jalan atau ODC Tgl. (............................)
4 Prosedur tugas atau job Minggu II
dinas: Pagi, Sore, on call Tgl.
(............................)
5 Prosedur tugas dan MingguIII
tanggung jawab sirkuler Tgl. (............................)
6 Prosedur penerimaan jadwal MingguIII
operasi Tgl. (............................)
7 Cairan yang digunakan untuk MingguIV
desinfektan di IBS rumah Tgl.
sakit (............................)
37

8 Prosedur menjaga kesterilan MingguIV


Tgl. (..........................)
9 Prosedur cuci tangan untuk Minggu IV
operasi Tgl. (..........................)
10 Prosedur penggunaan skort Minggu IV
steril Tgl. (..........................)

11 Prosedur penggunaan Minggu V


sarung tangan steril (diisi Tgl.
sendiri,asisten atau dokter) (...........................)
12 Prosedur dan steril alat MingguVI
medis dari karet (plastik) Tgl. (…….….……….)
13 Prosedur serah terima pasien Minggu VI
post operasi dengan perawat Tgl.
RR (sirkuler dengan petugas (............................)
RR)
14 Prosedur serah terima pasien MingguVII
post operasi dengan perawat Tgl.
ruangan (…….…..……….)
15 Prosedur penggunaan kauter Minggu VII
Tgl. (…………………)
16 Prosedur penggunaan MingguVIII
suction operasi Tgl. (............................)
17 Prosedur penggunaan MingguVIII
sterilisator Tgl. (…….……..…….)
18 Cara penanganan instrumen Minggu IX
yang terkontaminasi dengan Tgl.
infeksius (post operasi
penyakit menular) (…………………)
19 Mendalami prosedur yang Minggu X,XI,XII
sudah diberikan

Gresik,
Kepala Instalasi Bedah Sentral
38

Lampiran 9.2 Form Orientasi Perawat Instrumen

RS GRHA HUSADA
Jalan Padi No 3 Komplek Perumahan Petrokimia Gresik
Telepon 031 – 3973400/3973401
Langkah II (4-6 Bulan)

ORIENTASI KARYAWAN BARU


Instalasi Bedah Sentral
Instrumen
Nama : ……………………….
Tanggal Masuk : ………………………..
No.Induk Perawat :.......................................
Tanda tangan :……………………….

No Tugas atau Kegiatan Waktu/Tanggal Ka.Ru Ka.Tim


1 Tugas Instrumen Minggu X (……………….)
2 Penataan alat instrumen MingguXII
dimeja besar dan meja mayo Tgl. (.........................)
3 Persiapan operasi Bedah Minggu XIII
Umum Tgl. (.........................)
4 Persiapan operasi Orthopedi Minggu XIII
Tgl. (.........................)
5 Persiapan operasi Mata Minggu XIV
Tgl. (.........................)
6 Persiapan operasi Obgyn Minggu XIV
Tgl. (.........................)
7 Pengaturan Posisi operasi Minggu XV
Tgl. (........................)
8 Fungsi instrumen: Minggu XV
Tgl. (........................)
9 Mendalami prosedur yang XVI,XVII
sudah diberikan

Gresik,
Kepala Instalasi Bedah Sentral
39

BAB 10
PERTEMUAN/RAPAT

Instalasi Bedah Sentral RS Grha Husada merupakan salah satu unit


tersendiri yang terpisah dari unit lain yang ada di rumah sakit, dan
mempunyai anggota tim yang memerlukan pengorganisasian. Pertemuan
atau rapat perlu dilaksanakan untuk mengkoordinasikan dan
merencanakan hal yang berhubungan dengan kemajuan unit.

10.1. Rapat berkala di Instalasi Bedah Sentral.


1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada:
Waktu : Minggu ke-1 hari Jumat, disesuaikan dengan
jadwal operasi
Jam : 10.00 sampai selesai
Tempat : Ruang Pertemuan
Peserta : Staf Instalasi Bedah Sentral
Materi : Evaluasi Kinerja, evaluasi perencanaan
kerja,dan lain-lain
Kelengkapan rapat : Daftar hadir dan Notulen rapat

2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada:
Waktu : Sewaktu-waktu, bila ada masalah atau sesuatu
hal yangperludibicarakan secara urgent.
Peserta : Semua petugas Instalasi Bedah Sentral
Materi : Sesuai dengan masalah yang ada
Kelengkapan rapat : Daftar hadir dan notulen rapat

10.2 Penyusunan Rencana Kerja dan Evaluasi


1. Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja dibuat oleh Instalasi Bedah Sentral yang berorientasi
pada macam kegiatan rutin.Rencana kerja terdiri atas:
a. Rencana kerja tahunan
40

Rencana kerja tahunan disusun setiap tahun berdasarkan


temuan, dan bahasan dalamevaluasi pada tahun
sebelumnya.Rencana kerja ini diajukan kepada pimpinan
setiap tahun pada bulan Desember.
Laporan rencana tahunan meliputi: rencana dan anggaran
pembelian peralatan sesuai dengan kebutuhan yang telah
disepakati dalam rapat unit.Rencana penambahan tenaga
sesuai dengan analisa kebutuhan tenaga yang telah
dihitung. Rencana pengembangan staf melalui pelatihan
atau pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan
kinerja.
b. Rencana kerja harian
Rencana kerja harian dibuat sesuai dengan kegiatan
operasi yang telah ditentukan.
2. Evaluasi Kerja
Evaluasi meliputi:
a. Evaluasi kinerja karyawan secara individu dilakukan
melalui penilaian karyawan tiap 1 tahun.
b. Evaluasi terhadap hasil dari pengisian indikator mutu
pelayanan.
41

BAB 11
PELAPORAN

11.1. Laporan Harian


1. Pengisian buku Register Instalasi Bedah Sentral mencakup:
a. Nomor Urut Bulan
b. Tanggal operasi
c. No Rekam Medis
d. Nama Pasien
e. Jenis Kelamin
f. Cara pembayaran/tanggungan
g. Alamat
h. Diagnosa
i. Jenis Operasi
j. Golongan operasi (Kecil,Sedang, Besar, Khusus)
k. Unit (asal pasien)
l. Jenis Anestesi (Lokal, Spinal, Epidural, Umum)
m. Dokter Bedah.
n. Dokter Anestesi
o. SPM (Standar Pelayanan Mutu)
p. Keterangan
2. Setelah operasi, melengkapi data-data di buku register
3. Laporan Billing system pasien yang selesai operasi ke bagian
Administrasi
4. Laporan pemakaian obat dan alat kesehatan ke bagian Depo
apotek

11.2. Laporan Bulanan


1. Laporan kebagian Rekam Medis mencakup:
a. Jumlah operasi
b. Jenis operasi
c. Golongan operasi
d. Mutu standar pelayanan minimal
2. Laporan ke bagian Manejemen mencakup:
a. Jumlah operasi
42

b. Utilisasi Instalasi Bedah Sentral


c. Keadaan alat
d. Ketenagaan (jadwal dinas)
e. Kerusakan alat
3. Laporan K3
Insiden kecelakaan kerja
4. Laporan ke bagian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit, terkait infeksi nosokomial , Infeksi daerah operasi
5. Laporan ke Kepala Bidang Perawatan
Pemantauan Keselamatan Pasien

11.3. Laporan Tahunan


1. Inventaris alat-alat di Instalasi Bedah Sentral
2. Pengajuan Anggaran tahunan
3. Rekapitulasi jumlah operasi.

Anda mungkin juga menyukai