Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

(TEKHNIK PENILAIN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA


INDONESIA)
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia MI/SD Kelas
Tinggi

Dosen Pengampu :Eva Juliana, M.Pd.


Oleh :
Nadiah (1920500146)
Mira Damayanti Siregar ( 1920500138)
Vivit Larasmi Hasibuan ( 1920500155)

PRORAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PADANGSIDIMPUAN
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang
banyak agar kita tidak merasakan kesulitan. Shalawat serta salam tidak lupa
penulis sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaiakan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.

Makalah yang berjudul “TEKHNIK PENILAIAN DALAM MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA” ini, disusun sebagai satu tugas mata
kuliah Kajian Bahasa Indonesia MI\SD Kelas Tinggi di IAIN Padangsidimpuan.
Dalam penyususnan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan sumbangan
pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang
begitu banyak.

Kami menyadari bahwa dalam sistematika penulisan makalah ini masih


jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa
yang akan datang. Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin yarabbal ‘alamin.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Penilaian Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia..............................
B. Tekhnik Menilai Dalam Kemampuan Berbahasa.................................
C. Pengembangan Instrumen Penilaian.....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Kritik dan Saran....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hasil dari proses pembelajaran merupakan tolak ukur dalam menuai
kemampuan peserta didik. Dengan demikian setiap mata pelajaran harus
mempunya teknik yang dikembangkan oleh guru dalam nelilai kemampaun
siswanya masing-masing. Oleh karena itu perangkat penilaian harus memiliki
standar dalam penilaian yang telah dirancang sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa dalam proses penilaian hasil belajar peserta didik
diperlukan metode atau tekhnik serta instrumen yang perlu diperhatikan dan
disiapkan, agar nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga memiliki
standar yang tepat. Teknik dan instrumen yang digunakan ini yang akan
memberikan informasi kepada guru terhadap keadaan dan prestasi yang dicapai
oleh peserta didik yang diajarnya dana kemampuan skill yang berbeda-beda dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.Teknik dan instrumen penilaian hasil belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru dapat berupa penilaian jenis tes, non-tes, penilaian
berbasis kelas, penilaian kinerja, dan juga penilaian portofolio.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penilaian dalam pembelajaran bahasaIndonesia?


2. Apa tujuan dari penilaian?
3. Bagaimana tehnik penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
4. Bagaimana langkah-langkah kegiatan instrumen penilaian?

C.Tujuan penulisan

1. Agar dapat mengetahui dan memahami tujuan dari penilaian pada peserta
didik
2. Untuk mengetahui tehnik penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Agar dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah kegiatan
instrumen penilaian.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian yang dilakukan
harus meliputi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan penilaian proses
belajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh
dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes. Alat tes berupa soal-soal
dan alat nontes berupa tugas-tugas yang diberikan. Evaluasi proses belajar bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan observasi, kuesioner, dan sebagainya.
Dinyatakan oleh Munandir (1997 untuk mengetahui apakah tujuan atau
kompetensi yang dikehendaki sudah dikuasai siswa atau belum, dan seberapa
besar tingkat penguasaan tersebut, diperlukan pengukuran dan penilaian. Pada
praktiknya ada beberapa istilah yang digunakan untuk pengukuran  dan penilaian,
yaitu: pengukuran, tes, penilaian/evaluasi, dan pengambilan keputusan.
Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi secara
kuantitatif, salah satu alat ukurnya berupa tes hasil pengukurannya disebut skor.
Penilaian/evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah
berhasil atau belum, mengartikan skor yang diperoleh melalui pengukuran dengan
cara membandingkan skor yang diperoleh siswa, mengkaji hasil perbandingan itu,
lalu menyimpulkan: memuaskan atau tidak, baik atau tidak, lulus atau tidak, dan
seterusnya.

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, penilaian pembelajaran


bahasa Indonesia SD tidak bisa luput dari pembahasan pembelajaran secara
menyeluruh. Penilaian harus dirancang secara maksimal agar dapat memberikan
hasil yang valid. Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia sama dengan
penilaian dalam mata pelajaran lain, meliputi 3 ruang lingkup, yaitu:

 Penilaian program pengajaran (penilaian terhadap tujuan, isi program, dan


strategi pengajaran);
 Penilaian proses pengajaran (kesesuaian antara rencana dan pbm);
kesiapan guru melaksanakan pbm; kesiapan siswa mengikuti pbm; minat
& perhatian; keaktifan dan partisipasi; peranan terhadap yang
memerlukan; interaksi komunikasi yang terjadi di kelas; pemberian
penguatan; pemberian tugas); dan
 Penilaian hasil pengajaran (penguasaan terhadap tujuan yang
direncanakan. Materi ini difokuskan pada lingkup penilaian proses dan
hasil pembelajaran bahasa indonesia.

Dinyatakan dalam Depdiknas (2005) bahwa penilaian otentik memiliki beberapa


syarat, yaitu:

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran;
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata;
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang
sesuai dengan
4. karakteristik dan esensi pengalaman belajar;
5. Penilaian harus bersifat holistik, mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran.

Tujuan penilaian menurut Sudjiono (2005), adalah:

1. Untuk memberikan informasi kemajuan hasil belajar siswa secara individu


dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar mengajar
lebih lanjut; informasi yang dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa.
3. Memberikan motivasi belajar siswa, mengimformasikan kemauannya agar
teransang untuk melakukan usaha perbaikan.
4. Memberi informasi tentang semua aspek kemajuan siswa.
5. Memberi bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan sesuai
dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.

Supaya pengukuran dan penilaian hasil belajar bahasa Indonesia siswa bermakna,
dalam arti dapat memberikan informasi yang tepat mengenai kompetensi siswa
sesudah dan pada saat mereka mengikuti kegiatan pembelajaran, dan dapat
dijadikan umpan balik bagi pembelajaran untuk melakukan berbagai perbaikan,
maka soal-soal ujian haruslah dikembangkan secara terencana, berkelanjutan, dan
prosedural. Perekaman kompetensi siswa dapat dilaksanakan pada saat
berlangsungnya dan akhir proses pembelajaran (PP).

Penilaian yang banyak dilakukan oleh guru ialah penilaian hasil belajar,
guru jarang menggunakan penilaian proses. Padahal penilaian proses lebih dapat
menunjukkan kompetensi para siswa. Melalui bagian ini, diharapkan para guru
tidak hanya melakukan penilaian hasil belajar bahasa Indonesia, tapi yang tidak
kalah pentingnya adalah penilaian dalam proses.

B. Tehnik Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Ada sejumlah alat/instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan


penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis besar digolongkan
dalam 2 macam, yaitu tes dan nontes ( bukan tes ). Pada bagian unit ini dituntut
memiliki kompetensi membuat instrumen tes dan dan nontes dalam penilaian
pembelajaran bahasa Indonesia SD. Berikut akan diuraikan mengenai:

1. Teknik Tes dalam Penilaian Pembalajaran Bahasa Indonesia

Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas yang
harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi siswa yang
dapat dibandingkan dengan siswa lain atau dari nilai standart  yang ditetapkan
(Nurgiantoro, 201 :58). Menurut Sudjiono (2005:66) tes adalah alat atau prosedur
yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penelitian. Menurut Anderson
(dikutip suparman 2001) tes adalah serentetan pertanyaan, latihan, atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.  Dari berbagai
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu bentuk
penilaian dalam cara pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh
siswa. Jawaban yang diberikan siswa dianggap sebagai informasi terpercaya yang
mencarminkan kemampuannya.Informasi tersebut merupakan masukan yang
penting untuk menilai siswa.Perangkat tugas yang diberikan kepada siswa itulah
dikenal dengan tes atau instrument tes.

1) Tes objektif
Tes bentuk objektif dapat berupa tes benar salah, pilihan ganda,
menjodahkan dan isian singkat.Jawaban tes objektif bersifat pasti
dikhotomis. Hanya ada satu kemungkinan jkawaban yang benar dan
siapapun yang mengoreksinya akan sama.
2) Tes benar-salah

Bentuk tes terdiri dari sebuah pernyataan yang mempunyai dua


kemungkinan : benar atau salah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan tes benar-salah, sebagai berikut.

 Pernyataan jangan terlalu kompleks (berisi beberapa konsep sekaligus


yang mungkin kurang berkaitan)
 Pernyataan jangan mengutip apa adanya (kutipan secara verbatim) dari
buku karena akan menimbulkan kecenderungan siswa menghafalkan buku
secara verbalsitis.
 Jumlah pernyataan yang benar dan yang salah harus seimbang, separuh
benar separuh salah, untuk mengatasi adanya kemungkinan siswa yang
hanya menjawab benar atau salah semua secara asal.
 Kemungkinan jawaban benar dengan pola-pola tertentu harus dihindari,
misalnya B-S-B-S-B-S, BBSS-BB-SS, atau B semua kemudian S semua
atau sebaliknya.

Penentuan skor siswa dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan
rumus tanpa tebakan dan rumus dengan tebakan. Rumus tanpa tebakan, S = R, S :
Skor dan R : Right (jawaban benar). Rumus tebakan, S = R-W (wrong/jawaban
salah). Jadi, kita menghitung jawaban betul kemudian dikurangi jawaban yang
salah.Contoh : seorang siswa mengerjakan dengan betul 18 butir soal dari 20 butir
yang ada. Skor anak itu adalah 18-2 = 16.Penggunaan rumus tebakan ini bisa
menghasilkan skor negative bagi siswa yang jumlah betulnya kurang dari jumlah
separuh soal.

3) Tes pilihan ganda

Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak
dipergunakan dalam dunia pendidikan.Tes pilihan ganda terdiri atas sebuah
pernyataan atau kalimat yang belum lengkap kemudian diikuti oleh sejumlah
pernyataan atau bentuk yang dapat digunakan untuk melengkapinya. Dari
sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya satu yang tepat, yang lain merupakan
pengecoh.

4) Tes isian

Tes isian, melengkapi, atau menyempurnakan merupakan suatu bentuk tes


objektif yang terdiri atas pernyataan yang sengaja dihilangkan sebagian unsurnya,
sengaja dibuat secara tidak lengkap.Unsur yang dihilangkan ata belum ada itu
merupakan hal penting yang ditanyakan kepada siswa.Untuk mengerjakan bentuk
soal ini, siswa harus mengisikan kata atau pernyataan tertentu yang
tepat.Pernyataan itu berisi satu atau beberapa kata saja.

5) Tes Menjodohkan

Dalam tes bentuk menjodohkan, siswa dituntut harus memasangkan,


mencocokkan, atau menghubungkan antar dua pernyataan yang disediakan.
Pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur, kiri dan kanan, lajur kiri berupa
pernyataan pokok (stem) atau pertanyaan, sedang lajur kanan merupakan
“jawaban” atas pernyataan dilajur kiri.

2. Tehnik non tes dalam penilaian pembelajaran bahasa indonesia.

Intrumen nontes diantaranya dapat berupa (1) portofolio, (2) lembar observasi,
(3) wawancara dan (4) skala. Adapun jenis tagihan yang berupa nontes
diantaranya berupa tugas-tugas yang dilakukan diluar jam pembelajran dapat
berupa tugas rumah (PR) dan tugas-tugas lain seperti membuat, menulis,
melaporkan, menganalisis sesuatu yang membutuhkan waktu yang relatif lama,
baik secara individual maupun kelompok. Disamping itu, jenis tagihan dapat juga
berupa portofolio, yaitu suatu prestasi yang diperoleh siswa pada suatu kurun
tertentu.

a) Fortofolio

Fortofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa, penilaian fortofolio pada


dasarnya adalah penilaian pada karya-karya siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.Semua tugas penulisan yang dikerjakan siswa dalam jangka waku
tertentu.Misalnya satu semester dikumpulkan lalu dilakukan penilaian.Sebagai
mana ditunjukkan dalam tugas-tugas menulis dan atau tes isai dalam penilaian
hasil belajar Bahasa Indonesia.Siswa diharapkan untuk berunjuk kerja secara
aktif, produktif, lewat bahasa tulis.Kemampuan menulis tersebut merupakan salah
satu setandar kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portopolio:

 Karya yang dikumpulkan benar-benar merupakan karya siswa yang


bersangkutan.
 Karya siswa yang dijadikan contoh pekerjaan yang akan dinilai haruslah
mencerminkan perkembangan kemampuan dan mewakili.
 Kriteria yang dipakai untuk menilai portofolio haruslah telah ditetapkan
sebelumnya.
 Siswa diminta menilai secara terus-menerus hasil portopolionya.
 Perlu dilakukan pertemuan dengan siswa yang dinilai.

b) Instrumen Observasi / Lembar observasi


Instrumen nontes hasil belajar bahasa Indonesia harus mencakup perfoemasi
dan sikap atau afeksi siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Instrumen
penilaian terhadap hasil belajar bahasa berupa pengamatan terhadap performansi
berbahasa yang dimaksudkan untuk mengatur keterampilan berbahsa siswa secara
langsung. Siswa diminta agar mampu melakukan aktivitas berbahasa sebagaimana
halnya dalam kehidupan yang nyata dalam situasi yang sengaja diciptakan atau
disimulasikan.

Observasi adalah suatu kegian yang dilakukan guru untuk mendpatkan


informasi tentang siswa dengan cara mengamati tintanglaku dan mengamati
kegiatan selama obserfasi berlangsung. Dalam kegiatan observasi perlu
dipersiapkan format pengamatan, yang berisi perilaku-perilaku atau kemampuan
yang akan dinilai dan batas waktu pengamatan. Kegiatan observasi memerlukan
waktu yang lebih lama sehingga pelaksanaan kegiatan pengamatan secara berkali-
kali terutama yang berstruktur dengan menciptakan situasi kusus, kiranya kurang
evisien.Pelaksanaan pengamatan yang terkondisi sebaiknya sekali saja. Kegiatan
pengamatan sangat diperlukan oleh karena itu para guru hendaknya
memanfaatkan pengumpulan informasi penilaian melalui kegiatan pengamatan
atau teknikal tes pada umumnya.

c) Wawancara

Teknik wawancara diperlukan guru untuk tujuan mengungkapkan atau


mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa guru kerang jelas informasinya
sebelum menentuknan teknik dan alat penilaian penulis soal perlu menetapkan
terlebih dahulu tujuan penilaian dan KD yang hendak diukur.Setelah menentukan
tujuan penilaian dan pokok bahasan yang sangat penting, langkah berikutnya
adalah menentukan jumlah soal setiap pokok bahasan atau materi dan penyebaran
soalnya.

d) Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat atau perhatian, yang
disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden yang hasilnya
dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang digunakan.

Ada dua jenis sekala yang sering digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa, yaitu sekala sikap dan sekala penilaian.

 Skala sikap

Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan seseorang berprilaku. Sikap


juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang pada
dirinya. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
objek tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung, menolak
atau netral.

 Skala penilaian

Skala penilaian mengukur penampilan atau prilaku siswa melalui


pernyataan prilaku pada sutu titik kontinum atau suatu katagori yang
bermakna nilai. Titik atau kategori itu diberi rentangan nilai dari yang
tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa berupa hurup abjad (A, B,
C, D)  atau angka (1,2,3 4). Hal yang harus diperhatikan adalah kriteria sekala
nilai, yakni penjelasan oprasional untuk setiap alternatif jawaban.

C.Pengembangan Instrumen Penilaian

Dinyatakan Alwi (2005, Handout Desain Instruksional) langkah pokok


kegiatan evaluasi hasil belajar/penilaian meliputi:

1. Menyusun rencana penilaian.


2. Merumuskan tujuan penilaian, sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai dan indikator.
3. Menetapkan ranah yang akan dievaluasi kognitif, apektif, dan psikomotor.
4. Menentukan teknik penilaian: tes/nontes.
5. Menentukan bentuknya: objektif atau esai.
6. Menyusun alat pengukuran dan penilaian.
7. Menentukan tolak ukur, norma/kriteria penilaian.
8. Menentukan frekuensi kegiatan penilaian.
9. Menghimpun data, yaitu: melaksanakan pengukuran dan penilaian melalui
tes, wawancara, atau dengan cara lain.
10. Melakukan verifikasi/penelitian data untuk menyaring data (memisahkan
data yang baik dan yang buruk ) sebelum diolah lebih lanjut.
11. Mengolah dan menganalisis data, yaitu memberi makna terhadap data
yang sudah diperoleh, dapat dilakukan menggunakan statistit atau
tidak.Menginterpretasi dan menyimpulkan data yang sudah dianalisis,
yaitu: verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah
diolah dan dianalisis, selanjutnya dibuat kesimpulan bedasarkan tujuan
yang ingin dicapai.
12. Data hasil evaluasi yang sudah disusun, diatur, diolah, dianalisis, dan
disimpulkan, sehingga diketahui maknanya, selanjutnya guru/evaluator
dapat menentukan kebijakan yang akan ditempuh: siswa lulus/ tidak lulus,
naik/tidak naik kelas, perlu remidi atau pengayaan, dan peringkat siswa.
13. Data hasil evaluasi yang sudah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan
disimpulkan, sehingga diketahui maknanya, selanjutnya guru/evaluator
dapat menentukan kebijakan yang akan ditempuh : siswa lulus/tidak lulus,
naik/tidak naik kelas, perlu remedy atau pengayaan, dan peringkat siswa.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian yang dilakukan
harus meliputi penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan penilaian proses
belajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh
dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes. Alat tes berupa soal-soal
dan alat nontes, Berupa tugas-tugas yang diberikan. Evaluasi proses belajar
bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi, kuisioner, dan sebagainya.

Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar siswa.
Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus di sesuaikan dengan tujuan
melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan tugas, dan
banyaknya atau jumlah materi yang sudah disampaikan.Teknik penilaian dalam
uraian ini secara garis besar meliputi 1.nontes 2. tes. Ada dua macam evaluasi
pengajaran yaitu evaluasi hasil belajar bahasa Indonesia dan evaluasi proses hasil
balajar bahasa Indonesia. Penilaian hasil balajar bahasa Indonesia dapat diperoleh
dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan nontes.

B.Kritik dan Saran

Dengan terselesaikannnya makalah ini kami selaku pemakalah menyadari


dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik dari tata
cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian
materinya.

Untuk itu kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman atau
dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah ini sangat kami harapkan supaya
dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Norman E. Gronlund, Measurement and Evaluation in Teaching, Fifth


Edition (New York : McMillan Publising, 1985), p.5.
James Mursell, Mengajar dengan Sukses, terjemahan S. Nasution 
(Bandung : C.V Jemars),p.128
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta ;PT Raja
Grafindo persada 2008.
Safari. 2002. Pengujian dan Penialian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta
: PT Kartanegara.
Nugiantoro, B. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta : BPFE.

Anda mungkin juga menyukai