Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………... 2
3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh soal:
Jumlah kejadian keracunan makanan di desa X adalah 100 orang, dengan rincian pria sebesar
25 dan wanita 75. Berapakah rasio kasus keracunan makanan laki-laki terhadap wanitadi desa
X tersebut?
Penyelesaian:
Rasio kasus laki-laki : wanita = 25/75 = 1/3 Jadi rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan
dengan jenis kelamin perempuan adalah 1:3
2.1.2 Proporsi
2
Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang membandingkan
suatu peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai denominator (y) yang
mengandung peristiwa numerator (x+y). Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu
variabel dalam populasi. Contohnya adalah proporsi kejadian gizi buruk diantara masalah gizi
lainnya. Rumus proporsi sebagai berikut:
Rasio = X ×K
( X + Y)
Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang dll yang terjadi dalam kategori
tertentu atau sub kelompok dari kelompok yang lebih besar
y = banyaknya peristiwa atau orang dll, yang terjadi dalam semua
kategori dari kelompok data tsb
k = konstanta (100 %)
Contoh soal:
Dalam suatu KLB penyakit Leptospirosis, jumlah penderita laki-laki sebanyak 25 orang dan
jumlah penderita perempuan sebanyak 10 orang.
Berapa proporsi penderita laki-laki?
Penyelesaian : Proporsi penderita laki-laki = 25/(25+10) x 100% = 71,43%
2.1.3 Rate
Rate adalah besarnya peristiwa/kejadian yang terjadi pada keseluruhan populasi
dalam waktu tertentu. Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhadap
beberapa peristiwa tertentu, misalnya kasus atau kematian karena penyakit infeksi. Rumus
rate sebagai berikut:
Rate = X ×K
Y
Terdapat berbagai macam ukuran frekuensi masalah kesehatan dengan mengunakan
rasio, proporsi dan rate. Berikut adalah penggunaan dari ketiganya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
INDEKS RASIO PROPORSI RATE
Morbiditas a. Risk ratio a. Attributable a. Incidence rate b.
3
(kesakitan) (relative risk) proportion Attack rate c.
b. Rate ratio b. Point Secondary attack
c. Odd ratio prevalence rate d. Period
prevalence
a. Death-to-case Case Fatality rate a. Crude mortality
ratio rate
b. Maternal b. Cause specific
mortality rate mortality rate
c. Proportionate c. Age specific
mortality ratio mortality rate
d. Post neonatal d. Age-adjusted
mortality rate mortality rate
e. Neonatal
mortality rate
f. Infant mortality
rate
Natalitas a. Crude birth rate
(kelahiran) b. Crude fertility
rate
4
Insiden Kumulatif (Risk) = Jumlah kasus baru pada suatu period waktu
Jumlah populasi yang beresiko (population at risk)
Sangat penting untuk menentukan periode waktu yang digunakan apakah angka
tersebut mewakili jumlah kasus orang/hari, orang/bulan atau orang/tahun. Sehingga dapat
dituliskan 9,4 kasus baru per 100 orang/tahun, atau 94 kasus per 1.000 orang/tahun. Jika data
yang diperoleh tidak memungkinkan dalam penentuan waktu rata-rata orang/tahun, maka
5
dapat digunakan titik tengah (mid-point) periode waktu studi yang dikalikan dengan jumlah
lamanya observasi.
Sebagai contoh :
Kematian akibat kanker pada populasi A, tahun 2004 – 2008 150
Populasi A pada pertengahan 2006 22.554
Perkiraan total waktu orang/tahun (person-years at risk) 5 (tahun) x 22.554 = 112.770
orang/tahun Rata-rata angka kematian akibat kanker, 2004-2008 150/112.770 orang/tahun =
0,0013 kematian per tahun = 1.3 kematian per 100 orang/tahun.
2.2.2 Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada suatu
waktu, sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan demikian, ukuran
ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu
dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik prevalensi (Point Prevalence).
Prevalensi tidak berdimensi, namun periode waktu harus selalu ditentukan. Istilah tingkat
prevalensi (Prevalence Rate) sering digunakan sebagai pengganti prevalensi. Hal ini tidak
benar karena prevalensi menurut definisi adalah suatu proporsi, bukan suatu rata-rata.
Proporsi prevalensi biasanya digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase).
Prevalens period adalah variasi yang mewakili jumlah orang yang menjadi kasus pada
periode waktu yang ditentukan dibagi dengan jumlah total orang dalam populasi itu
Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu
Jumlah orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu yang sama
Titik Prevalensi (Point Prevalence) = Tingkat Insidensi (Incidence Rate) x Durasi Waktu.
xk
k = hampir selalu 100, meskipun mungkin 1000. Jika k = 100, attack rate dapat dinyatakn
baik sebagai jumlah kasus per 100 penduduk mauoun sebagai persen (%).
Contoh soal:
Pada suatu sekolah SD dengan murid 400 siswa, 75 siswa diantaranya tiba-tiba menderita
muntaber setelah minum susu kotak dalam acara di sekolah tersebut. Jadi attack rate adalah
Jawab :
7
= 18,75%
xk
Contoh soal :
Suatu keluarga terdiri dari 6 orang anggota. Seorang diantaranya menderita influenza,
kemudian penularan terjadi pada 2 orang lainnya. Untuk mengukur kejadian penyakit tersebut
digunakan ukura SAR.
Jawab:
= 40 %
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk mengetahui besarnya suatu masalah kesehatan baik data morbiditas dan
mortalitas di suatu wilayah, diperlukan berbagai macam ukuran frekuensi. Dalam
epidemiologi ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mortalitas
adalah rasio, proporsi dan rate.
Langkah pertama dalam mengukur penyakit dalam suatu populasi adalah
menghitung angka kejadiannya. Menghitung frekuensi penyakit dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Ada dua jenis utama pengukuran frekuensi penyakit yaitu prevalensi dan
insidensi.
Populasi di mana jumlah orang dengan dan tanpa penyakit tetap stabil dikenal
sebagai steady-state population. Dalam keadaan seperti ini, titik prevalensi suatu penyakit
hampir sama dengan tingkat insiden dan durasi rata-rata penyakit, dengan ketentuan bahwa
prevalensi kurang dari sekitar 10 %. Meskipun kondisi steady-state tidak pernah ditemui
dalam prakteknya, hubungan di atas memberikan cara praktis dalam membuat perkiraan kasar
prevalensi dalam populasi ketika tidak ada perubahan dalam kejadian atau durasi penyakit.
3.2 SARAN
1. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai Penelitian
dalam Kebidanan terkhususnya pada ration, proporsi, rates, insiden, prevalence,
attack rate dan secondary attack rate.
.
9
DAFTAR PUSTAKA
10