Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENELITIAN DALAM KEBIDANAN

RATIO, PROPORSI, RATES, INSIDEN,


PREVALENCE, ATTACK RATE DAN SECONDARY
ATTACK RATE

DOSEN PEMBIMBING : Yusrawati Hasibuan, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

DINA BAINA BR TARIGAN ( P07524522008)

LUNI ESTER PURBA (P07524522020)

SARLY ALFANI HASIBUAN ( P07524522058)

TANIA PUTRI SINAGA (P07524522032)

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Penelitian Dalam Kebidanan dengan
judul “Ukuran- Ukuran Epidimiologi ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 24 Mei 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………... 2

2.1 Ratio, Proposi dan Rates…………………………………………………………… 2


2.1.1 Ratio………………………………………………………………………… 2
2.1.2 Proporsi…………………………………………………………………….. 3
2.1.3 Rates………………………………………………………………………. 3

2.2 Insiden dan Prevalence………………………………………………………….... 4


2.2.1 Insiden…………………………………………………………………….. 4
2.2.2 Prevalence………………………………………………………………….. 6

2.3 Attack Rate dan Secondary Attack Rate………………………………………….. 7

2.3.1 Attack Rate………………………………………………………………… 7


2.3.2 Secondary Attack Rate……………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….. 9


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 9

3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang berarti
pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang berarti ilmu.
Sehingga diartikan menjadi ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi
tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemi (wabah) aja. Pengertian lain menjelaskan
bahwa epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk pengendalian masalahmasalah
kesehatan. Distribusi penyakit disini adalah bahwa epidemiologi mempelajari pola
penyebaran, kecenderungan, dan dampak penyakit terhadap kesehatan populasi. Sedangkan
determinan penyakit adalah epidemiologi mempelajari faktor-faktor risiko dan faktor etiologi
penyakit.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ratio ?
2. Apa yang dimaksud dengan proporsi
3. Apa yang dimaksud dengan rates ?
4. Apa yang dimaksud dengan insiden ?
5. Apa yang dimaksud dengan prevalence ?
6. Apa yang dimaksud dengan attack rate ?
7. Apa yang dimaksud dengan secondary attack rate ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu menguraikan tentang ratio.
2. Mahasiswa mampu menguraikan tentang proporsi.
3. Mahasiswa mampu menguraikan tentang rates.
4. Mahasiswa mampu menguraikan tentang insiden.
5. Mahasiswa mampu menguraikan tentang prevalence.
6. Mahasiswa mampu menguraikan tentang attack rate.
7. Mahasiswa mampu menguraikan tentang secondary attack rate.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RATIO, PROPORSI DAN RATES


Untuk mengetahui besarnya suatu masalah kesehatan baik data morbiditas dan
mortalitas di suatu wilayah, diperlukan berbagai macam ukuran frekuensi. Dalam
epidemiologi ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mortalitas
adalah rasio, proporsi dan rate.
2.1.1 Ratio
Ratio merupakan angka perbandingan atau dapat diterjemahkan sebagai
“dibanding dengan”. Jadi ratio adalah perbandingan suatu peristiwa (event) sebagai
numerator (x) dan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan sebagai denominator (y). Ratio
juga digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian, contoh sex ratio. Rumus rasio sebagai
berikut:
Rasio = X ×K
Y
Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih
atribut tertentu.
y = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih
atribut tertentu, tetapi dalam hal ini berbeda atributnya dengan
anggota x.
k = konstanta (1)
karena k = 1, maka rumus rasio dapat disederhanakan menjadi, Ratio = x/y

Contoh soal:
Jumlah kejadian keracunan makanan di desa X adalah 100 orang, dengan rincian pria sebesar
25 dan wanita 75. Berapakah rasio kasus keracunan makanan laki-laki terhadap wanitadi desa
X tersebut?
Penyelesaian:
Rasio kasus laki-laki : wanita = 25/75 = 1/3 Jadi rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan
dengan jenis kelamin perempuan adalah 1:3

2.1.2 Proporsi

2
Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang membandingkan
suatu peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai denominator (y) yang
mengandung peristiwa numerator (x+y). Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu
variabel dalam populasi. Contohnya adalah proporsi kejadian gizi buruk diantara masalah gizi
lainnya. Rumus proporsi sebagai berikut:
Rasio = X ×K
( X + Y)

Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang dll yang terjadi dalam kategori
tertentu atau sub kelompok dari kelompok yang lebih besar
y = banyaknya peristiwa atau orang dll, yang terjadi dalam semua
kategori dari kelompok data tsb
k = konstanta (100 %)

Contoh soal:
Dalam suatu KLB penyakit Leptospirosis, jumlah penderita laki-laki sebanyak 25 orang dan
jumlah penderita perempuan sebanyak 10 orang.
Berapa proporsi penderita laki-laki?
Penyelesaian : Proporsi penderita laki-laki = 25/(25+10) x 100% = 71,43%

2.1.3 Rate
Rate adalah besarnya peristiwa/kejadian yang terjadi pada keseluruhan populasi
dalam waktu tertentu. Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhadap
beberapa peristiwa tertentu, misalnya kasus atau kematian karena penyakit infeksi. Rumus
rate sebagai berikut:

Rate = X ×K
Y
Terdapat berbagai macam ukuran frekuensi masalah kesehatan dengan mengunakan
rasio, proporsi dan rate. Berikut adalah penggunaan dari ketiganya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
INDEKS RASIO PROPORSI RATE
Morbiditas a. Risk ratio a. Attributable a. Incidence rate b.
3
(kesakitan) (relative risk) proportion Attack rate c.
b. Rate ratio b. Point Secondary attack
c. Odd ratio prevalence rate d. Period
prevalence
a. Death-to-case Case Fatality rate a. Crude mortality
ratio rate
b. Maternal b. Cause specific
mortality rate mortality rate
c. Proportionate c. Age specific
mortality ratio mortality rate
d. Post neonatal d. Age-adjusted
mortality rate mortality rate
e. Neonatal
mortality rate
f. Infant mortality
rate
Natalitas a. Crude birth rate
(kelahiran) b. Crude fertility
rate

2.2 INSIDEN DAN PREVALENCE


Langkah pertama dalam mengukur penyakit dalam suatu populasi adalah
menghitung angka kejadiannya. Menghitung frekuensi penyakit dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Ada dua jenis utama pengukuran frekuensi penyakit yaitu prevalensi dan
insidensi.
2.2.1 Insiden
Jumlah kasus suatu penyakit yang terjadi pada suatu populasi pada suatu waktu
tertentu tidak hanya ditentukan pada frekuensi di mana kasus baru terjadi dan didiagnosis,
tetapi juga pada durasi rata-rata suatu penyakit (misalnya waktu pemulihan atau kematian).
Sebagai akibatnya, insidensi dapat bervariasi dari satu populasi dengan populasi lain karena
variasi dalam durasi penyakit. 2-5 Berbeda dengan prevalensi, insidensi merupakan jumlah
kasus baru penyakit yang ditemukan pada populasi individu yang berisiko selama interval
waktu tertentu.
1. Insiden Kumulatif (Risk)
Insiden kumulatif atau risiko adalah proporsi orang dalam suatu populasi yang
terdiri dari orang-orang yang pada awalnya bebas dari penyakit yang kemudian menderita
penyakit tertentu dalam suatu interval waktu. Insiden kumulatif, seperti prevalensi,
merupakan suatu proporsi yang digambarkan dengan nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase).

4
Insiden Kumulatif (Risk) = Jumlah kasus baru pada suatu period waktu
Jumlah populasi yang beresiko (population at risk)

Sebagai contoh, pada studi Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic


Retinopathy, 610 pasien dengan Diabetes Mellitus (DM) dalam terapi insulin dan 652 pasien
DM tanpa insulin tanpa adanya edema makula diamati selama empat tahun. Dalam
perkembangannya, 50 kasus edema makula terjadi pada pasien DM dengan insulin dan 34
kasus pada DM tanpa insulin. Sehingga, insiden kumulatif yang ada 50/610 pada pasien DM
dengan insulin berkisar 0.082 atau 8.2% dan 34/652 pada DM tanpa insulin berkisar 0.052
atau 5.2%.7 Pengukuran dari insiden dapat diinterpretasikan sebagai suatu kemungkinan
(probability) atau risiko suatu individu dapat terkena suatu penyakit pada periode waktu
tertentu.

2. Tingkat Insidensi (Incidence Rate)


Insiden kumulatif mengamati seluruh populasi berisiko (population at risk) sejak
awal periode penelitian pada periode waktu yang ditentukan. Dalam perkembangannya ada
beberapa peserta akan memasuki studi beberapa tahun setelah studi dimulai dan beberapa
peserta lain akan hilang (lost follow up/drop out) selama masa studi, sehingga penilaian tidak
akan seragam untuk semua peserta. Diperlukan keseragaman dengan mencari rata-rata waktu
(time at risk) setiap orang yang diamati dalam studi dan risiko menjadi sebuah kasus.
Seperti insiden kumulatif, pembilang incidence rate adalah jumlah kasus baru
dalam populasi. Namun, penyebutnya sekarang adalah jumlah waktu rata-rata setiap individu
yang berisiko. Dalam contoh hipotesis di atas, tingkat incidence rate adalah :

Incidence Rate = 3 kasus HIV baru antara 2001 - 2005 32


person-years at risk antara 2001 - 2005

Sangat penting untuk menentukan periode waktu yang digunakan apakah angka
tersebut mewakili jumlah kasus orang/hari, orang/bulan atau orang/tahun. Sehingga dapat
dituliskan 9,4 kasus baru per 100 orang/tahun, atau 94 kasus per 1.000 orang/tahun. Jika data
yang diperoleh tidak memungkinkan dalam penentuan waktu rata-rata orang/tahun, maka

5
dapat digunakan titik tengah (mid-point) periode waktu studi yang dikalikan dengan jumlah
lamanya observasi.

Sebagai contoh :
Kematian akibat kanker pada populasi A, tahun 2004 – 2008 150
Populasi A pada pertengahan 2006 22.554
Perkiraan total waktu orang/tahun (person-years at risk) 5 (tahun) x 22.554 = 112.770
orang/tahun Rata-rata angka kematian akibat kanker, 2004-2008 150/112.770 orang/tahun =
0,0013 kematian per tahun = 1.3 kematian per 100 orang/tahun.

2.2.2 Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada suatu
waktu, sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan demikian, ukuran
ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu
dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik prevalensi (Point Prevalence).
Prevalensi tidak berdimensi, namun periode waktu harus selalu ditentukan. Istilah tingkat
prevalensi (Prevalence Rate) sering digunakan sebagai pengganti prevalensi. Hal ini tidak
benar karena prevalensi menurut definisi adalah suatu proporsi, bukan suatu rata-rata.
Proporsi prevalensi biasanya digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase).
Prevalens period adalah variasi yang mewakili jumlah orang yang menjadi kasus pada
periode waktu yang ditentukan dibagi dengan jumlah total orang dalam populasi itu

Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu
Jumlah orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu yang sama

Sebagai contoh, Survey nasional kebutaan dan gangguan penglihatan di Nigeria


pada tahun 2005-2007 memeriksa 13.599 orang usia 40 tahun ke atas. Dari pemeriksaan, 569
kasus dinyatakan mengalami kebutaan (tajam penglihatan < 20/400 atau < 3/60 pada mata
yang lebih baik). Prevalensi yang didapat adalah 569 kasus/ 13599 orang hasilnya 0,042 atau
4,2 %.
Prevalensi adalah angka kejadian penyakit yang diperoleh dari suatu survei, yang
memperlihatkan ukuran beban penyakit dalam suatu populasi. Informasi tersebut salah
6
satunya berguna bagi perencana dan administrator kesehatan masyarakat yang ingin
menentukan alokasi sumber daya perawatan kesehatan di komunitas tertentu, dan perlu
mengetahui layanan apa yang diperlukan untuk menanggapi kebutuhan dalam populasi,

2.2.3 Hubungan antara prevalensi dan insidensi


Populasi di mana jumlah orang dengan dan tanpa penyakit tetap stabil dikenal
sebagai steady-state population. Dalam keadaan seperti ini, titik prevalensi suatu penyakit
hampir sama dengan tingkat insiden dan durasi rata-rata penyakit, dengan ketentuan bahwa
prevalensi kurang dari sekitar 10 %. Meskipun kondisi steady-state tidak pernah ditemui
dalam prakteknya, hubungan di atas memberikan cara praktis dalam membuat perkiraan kasar
prevalensi dalam populasi ketika tidak ada perubahan dalam kejadian atau durasi penyakit.

Titik Prevalensi (Point Prevalence) = Tingkat Insidensi (Incidence Rate) x Durasi Waktu.

2.3 ATTACK RATE DAN SECONDARY ATTACK RATE


2.3.1 Attack Rate
Attack rate adalah angka insidensi, biasanya dinyatakan dalam persen dan
digunakan untuk mengamati kejadian penyakit di populasi pada waktu yang terbatas,
contohnya adalah selama terjadinya wabah atau KLB. Rumus yang digunakan :

xk

k = hampir selalu 100, meskipun mungkin 1000. Jika k = 100, attack rate dapat dinyatakn
baik sebagai jumlah kasus per 100 penduduk mauoun sebagai persen (%).

Contoh soal:
Pada suatu sekolah SD dengan murid 400 siswa, 75 siswa diantaranya tiba-tiba menderita
muntaber setelah minum susu kotak dalam acara di sekolah tersebut. Jadi attack rate adalah
Jawab :

7
= 18,75%

2.3.2 Secondary Attack Rate


Secondary attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit
pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang
pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Biasanya digunakan untuk menghitung suatu
penyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil (misalnya dalam satu keluarga).
Rumus yang digunakan :

xk

Contoh soal :
Suatu keluarga terdiri dari 6 orang anggota. Seorang diantaranya menderita influenza,
kemudian penularan terjadi pada 2 orang lainnya. Untuk mengukur kejadian penyakit tersebut
digunakan ukura SAR.
Jawab:

= 40 %

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Untuk mengetahui besarnya suatu masalah kesehatan baik data morbiditas dan
mortalitas di suatu wilayah, diperlukan berbagai macam ukuran frekuensi. Dalam
epidemiologi ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas dan mortalitas
adalah rasio, proporsi dan rate.
Langkah pertama dalam mengukur penyakit dalam suatu populasi adalah
menghitung angka kejadiannya. Menghitung frekuensi penyakit dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Ada dua jenis utama pengukuran frekuensi penyakit yaitu prevalensi dan
insidensi.
Populasi di mana jumlah orang dengan dan tanpa penyakit tetap stabil dikenal
sebagai steady-state population. Dalam keadaan seperti ini, titik prevalensi suatu penyakit
hampir sama dengan tingkat insiden dan durasi rata-rata penyakit, dengan ketentuan bahwa
prevalensi kurang dari sekitar 10 %. Meskipun kondisi steady-state tidak pernah ditemui
dalam prakteknya, hubungan di atas memberikan cara praktis dalam membuat perkiraan kasar
prevalensi dalam populasi ketika tidak ada perubahan dalam kejadian atau durasi penyakit.

3.2 SARAN
1. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai Penelitian
dalam Kebidanan terkhususnya pada ration, proporsi, rates, insiden, prevalence,
attack rate dan secondary attack rate.
.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, E dan Anggraeni, D. 2016. Pengantar Epidemiologi, Edisi 2, Penerbit Buku


Kedokteran. Jakarta: EGC

Purnama, wulan. 2018. Mengukur-status-kesehatan.


https://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/08/Mengukur-status-
kesehatan-penyakit.Mega-Wulan-Purnama-Sari.pdf (diakses 24 Mei 2022)

Fatma, Rokhmayanti. 2020. Surveilans. http://eprints.uad.ac.id/24230/1/Buku%20Ajar


%20SURVEILANS%202_Bu%20liena_Rokhmayanti_Fatma.pdf ( diakes 24 Mei 2022
)

10

Anda mungkin juga menyukai