Anda di halaman 1dari 14

TUGAS STUDI KASUS RUMAH SAKIT

IV ADMIXTURE DAN TPN

“Kasus 3”

Dosen Pengampu

Apt. Yane Dila Keswara, S.Farm., M.Sc.

Disusun oleh :

Kelompok A

Dewa Ayu Puspaning Kumaradewi (2220434832)

Dwi Nooriskandar Sugiyo (2220434833)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi nutrisi parenteral


Nutrisi parenteral didefinisikan sebagai pemberian nutrisi yang dikonsumsi melalui
intravena, melewati proses yang tidak biasa seperti proses makan dan mencerna. Pasien
nutrisi parenteral adalah orang yang menerima formula yang mengandung nutrisi garam,
glukosa, asam amino, lipid dan ditambahkan vitamin. Istilah total parenteral nutrition (TPN)
digunakan ketika satu-satunya sumber suplai makanan hanya melalui rute parenteral. TPN
bertujuan untuk memberi suplai semua elemen nutrisi inorganik dan organik yang
dibutuhkan untuk mempertahankan komposisi tubuh yang optimal. Formula Nutrisi
Parenteral harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pasien dan mengandung cairan,
makronutrien (protein, karbohidrat, lemak) dan mikronutrient (elektrolit, mineral dan
vitamin) dalam jumlah yang tepat. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi
secepat mungkin sebelum diberikan nutrisi parenteral. Efek samping pemberian nutrisi
terlalu banyak/ lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan hati. Pertimbangan
pemberian TPN antara lain: (Dipiro Ed 9, 2015)
1. Meningkatkan “clinical outcome”
2. Meningkatkan status nutrisi penderita
3. Mempertahankan sirkulasi
4. Mencukupi dan mempertahankan keseimbangan elektrolit
5. Mencegah atau mengganti kehilangan jaringan tubuh

B. Indikasi Nutrisi Parenteral


Terapi intravena yang menyediakan nutrisi untuk pasien yang tidak bisa mengambil
makanan melalui mulut. Tujuan TPN adalah untuk penggantian dan pemeliharaan melalui
infus intravena dari nutrisi essensial ketika (dan hanya jika) melalui oral atau NGT
dikontraindikasikan atau tidak memadai. Situasi khas saat TPN digunakan meliputi pasien
yang sangat kekurangan gizi/ pasien tanpa asupan oral > 1 minggu; pangkreatitis parah;
penyakit radang usus parah; pasien dengan cedera kepala; dan kehamilan (dalam kasus mual
dan muntah).
C. Kebutuhan Nutrisi Parenteral
Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status nutrisi, umur,
keadaan klinis dan penyakit yang diderita. Secara sederhana, umumnya kebutuhan energi
pada anak hampir sama dengan kebutuhan cairan dan kebutuhan energi nutrisi parenteral
lebih sedikit daripada nutrisi enteral. Prinsipnya kebutuhan energi pada pasien pediatri harus
seimbang antara asupan energi dengan energi yang digunakan ditambah dengan kebutuhan
untuk tumbuh. Kebutuhan bayi lebih tinggi dibandingkan anak yang terutama digunakan
untuk sintesis protein dan pertumbuhan (Hendarto dan Nasar, 2002).
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada pediatri harus
mendapat cairan dan elektrolit, kalori (karbohidrat, protein, lemak), vitamin dan mineral
yang sesuai dengan kebutuhan (Sari Pediatri, 2002).
1. Kebutuhan cairan

2. Kebutuhan energi

3. Kebutuhan makronutrient
 Protein

 Lemak (Lipid)
 Karbohidrat
Karbohidrat sebagai sumber energi di samping lemak, KH diberikan dalam
jumlah 40-45% dari kalori total. Berbagai bentuk KH yang umum digunakan
adalah dekstrosa/glukosa, maltosa (glukosa polimer) dan xilitol dengan berbagai
konsentrasi.
4. Kebutuhan micronutrient
 Mineral dan elektrolit

A. Tatalaksana Nutrisi Parenteral


Bila sudah diputuskan untuk pemberian NP, untuk menentukan status nutrisi pasien
secara klinis, antropometrik dan laboratorik. Secara klinis dengan pemeriksaan fisik
umumnya dapat dilihat proporsi tubuh, jaringan lemak subkutis, tonus dan trofi otot. Secara
antropometri dapat digunakan BB/U, TB/U, BB/ TB, LILA dan TLK, sedang pada neonatus
atau bayi dapat ditambahkan pemeriksaan lingkar kepala dan lingkar dada. Indikator
laboratorik untuk menunjang status nutrisi antara lain nilai Hb, hitung limfosit, albumin,
transferin, pre-albumin, RBP dan komposisi tubuh (TBW, Bioelectrical impedance, Dual
energy X-Ray absorptiometry), status nutrisi ikut menentukan kebutuhan nutrisi pasien
tersebut apakah akan diberi NP-rumat atau NP-replesi (Sari Pediatri, 2002).

Langkah-langkah pada tatalaksana NP


1) Penentuan status nutrisi (klinik, antropometrik & laboratorik)
2) Perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan dan nutrien)
3) Pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta cara pemberiannya
(masing-masing atau ‘all in one/three in one’)
4) Penentuan akses NP (sentral atau perifer)
5) Pelaksanaan pemberian NP
6) Pemantauan:
- keadaan klinik danlaboratorik
- komplikasi (mekanik, septik dan metabolik)
BAB II
KASUS

Kasus 3:
Anak perempuan (An. HE) usia 5 tahun memiliki BB 20 kg, TB 95 cm. Pasien mengalami mual
muntah akibat infeksi H.pylori. Pasien tidak mau makan minum sehingga berat badan mengalami
penurunan menjadi 12,1 kg. Dokter merencanakan pasien mendapatkan nutrisi parenteral. Saat
ini pasien mendapatkan terapi antibiotik, antimual & anti muntah, dengan volume total per hari
adalah 100 mL.

Pertanyaan:
a. Lakukan penentuan status nutrisi pasien?
b. Lakukan perhitungan nutrisi untuk pasien! Untuk kebutuhan makronutrien dokter
merekomendasikan protein; Karbohidrat ; dan Lemak!
c. Hitunglah kebutuhan mikronutrien yaitu natrium, potassium, magnesium, fosfor dan zinc
(sesuai referensi yg ada)
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

a. Status Nutrisi Pasien


BB( kg)
Indeks Massa Tubuh (IMT) =
TB(m2)
12,1 kg
=
0,95 x 0,95
= 13,407
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar
Antropometri Anak
BB Hitung−median baku rujukan
Zscore (BB/TB) =
Simpanganbaku rujukan
12,1−13,9
=
13,9−12,7
−1,8
=
1,2
= -1,5 (Gizi baik/normal

Kesimpulan : Status Nutrisi pasien normal


b. Perhitungan Nutrisi Pasien
Perhitungan kebutuhan energy (REE anak)

Sumber : (Dipiro 9th)


Perhitungan REE:
135,3 – (30,8xA) + PA (10W+934H) + GF
A = usia (tahun)
PA = Faktor aktivitas fisik  1 = ringan
1,13-1,16 = Aktivitas rendah
1,26-1,31 = aktivitas normal
1,42-1,56 = sangat aktif
W = berat badan asli (kg)
H = tinggi badan (m)
GF = Growth Factor  usia 3-8 tahun = 20 kkal
Usia 9-18 tahun = 25 kkal
Perhitungan REE Pasien
135,3 – (30,8xA) + PA (10W+934H) + GF
135,3 – (30,8x5) + 1 (10x12,1 + 934x0,95) + 20 kkal
135,3 – 154 + 1008,3 + 20
1009,6 kkal

Sumber : (Modul Pelatihan Nutrition Care, 2014)


EER pasien = 155,3 – 30,8 x Usia + PA (10xBB + 934xtinggi(m))
= 155,3 – 30,8 x 5 + 1 (10x12,1 +934x0,95)
= 155,3 -154 + 121 + 887,3
= 1009, 6 kkal
Sumber : (Modul Pelatihan Nutrition Care, 2014)

Kebutuhan Makronutrient Pasien (Berdasarkan literature diatas, dipilih konsentrasi


karbohidrat 60%, protein 20%, lemak 20%)
 Karbohidrat = 60% dari kebutuhan energy
= 60% x 1009, 6 kkal
= 605,76 kkal
 Lemak = 20% dari kebutuhan energy
= 20% x 1009, 6 kkal
= 201,92 kkal
 Protein = 20% dari kebutuhan energy
= 20% x 1009, 6 kkal
= 201,92 kkal
c. Kebutuhan mikronutrien yaitu natrium, potassium, magnesium, fosfor dan zinc

(Sari Pediatri, 2002)


Natrium (Na) : 2,0 – 4,0 x 12,1 kg = 24,2 – 48,4 mEq/hari
Potassium (K) : 2,0 – 3,0 x 12,1 kg = 24,2– 36,3 mEq/hari
Magnesium (Mg) : 0,25-0,5 x 12,1 kg = 3,025-6,05 mEq/hari
Fosfor : 0,2 -2,0 x 12,1 kg = 2,42 – 24,2 mEq/hari
Zinc (Zn) : 50,0 x 12,1 kg = 605 µg/kg/hari

d. Kebutuhan cairan untuk anak


Kebutuhan cairan anak dengan BB 12,1kg adalah 50 ml/kg (Dipiro 9th)

50 ml/kgBB = 50 ml/kg x 12,1 kg = 605 ml/12,1 kgBB

Kebutuhan Cairan anak berdasarkan BB dan Umur (Sari Pediatri, 2002)


= 1000 ml + 50 ml/kgBB
= 1000 ml + 50 ml/kg x 12,1 kg
= 1000 ml + 605 ml
= 1605 ml

e. Volume cairan TPN yang diberikan


= kebutuhan cairan – volume total terapi obat
= 605 ml – 100 ml = 505 ml atau
= 1605 ml – 100 ml = 1505 ml
DAFTAR PUSTAKA

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, Tenth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.

DPD Persagi Jawa Tengah. 2014. Modul Pelatihan Nutrition Care Process : DPD Persagi Jawa
Tengah 11-14 November 2014. Jawa Tengah. https://slideplayer.info/slide/15160534/.
Hendarto, aryono dan Sri S. Nasar. 2002. Aspek Praktis Nutrisi Parenteral pada Anak. Sari
Pediatri, Vol. 3, No. 4, p. 227-234.
Penggalih, M.H.S.T., Mustika C.N.D., Diana P., Kurnia M.S., dan Ibtidau N. 2020. Gizi
Olahraga I : Sistem Energi Antropometri dan Asupan Makan Atlet. Yogyakarta : UGM
Press.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar
Antropometri Anak.

Anda mungkin juga menyukai