DOSEN PEMBIMBING
Hendra, A.Md.
NIP. 19660801 201903 1 000
DISUSUN OLEH :
AISYA RAHMADANI
NIM: 1901102046
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan Judul :
RESEALING CYLINDER BOOM EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V
Oleh:
AISYA RAHMADANI
NIM : 1901102046
Jurusan :
TEKNIK MESIN
Program studi :
TEKNIK ALAT BERAT
LAPORAN ON THE JOB TRAINING ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Hendra, A.Md.
Andriyanto, S.T., M.T. NIP. 19660801 201903 1
NIP. 19790124 200501 1 009 000
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga, penulis dapat menyelesaikan laporan On the Job Training ini
dengan judul “RESEALING CYLINDER BOOM EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V”
disusuan sebagai pertanggung-jawaban mahasiswa dalam melaksanakan On the Job Training
di PT. Karya Bunga Pantai Ceria Group.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.3.4 Penyebab kerusakan ....................................................................................... 36
3.3.5 Hasil pengetesan ............................................................................................ 37
v
BAB I PENDAHULUAN
Cylinder boom adalah salah satu komponen pada Excavator yang memiliki fungsi
untuk menggerakkan boom naik dan turun. Dalam melakukan kerjanya, cylinder boom
menerima daya dari pompa hidrolik. Cylinder boom akan mengalami penurunan performa
kerja jika terdapat masalah dan kerusakan pada inner-parts-nya.
Pada saat melakukan On the Job Training (OJT) di PT. KBPC GROUP, penulis
menemukan permasalahan pada salah satu unit (EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V)
terhadap hydraulic system yang menyebabkan boom hydraulic lemah. Dimana
penyebabnya dikarenakan terjadinya external leakage serta sealing kit cylinder hydraulic
rusak. Ini sangat mempengaruhi kerja normal excavator dan mengurangi efisiensi kerja.
1.4. Tujuan
Dapat melakukan perbaikan pada hydraulic system Excavator Doosan 220
LC-V (cylinder boom) dan menemukan akar penyebab dari kerusakan serta mampu
melakukan perbaikan pada komponen hydraulic system yang rusak.
1.5. Manfaat
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan ditempat On the Job Training, penulis
memperoleh berbagai manfaat antara lain:
1. Penulis melihat dan merasakan langsung kondisi dan situasi lapangan kerja.
6
2. Mengajarkan penulis cara beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks dan
dipenuhi konflik yang sebenarnya sangat mendidik.
3. Penulis dapat melihat berbagai hal yang sebelumnya hanya dipelajari dalam
buku-buku teks.
4. Memahami aktivitas-aktivitas yang terjadi didalam perusahaan.
7
BAB II TEORI DASAR
Pada dasarnya tenaga penggerak Hydraulic Excavator ada dua yaitu Engine
Type (Diesel) dan Battery Type (Motor Listrik). Secara umum tenaga
penggerak utama Hydraulic Excavator adalah mesin diesel yang merubah
energi mekanik menjadi energi hidraulic melalui tekanan pompa yang
kemudian didistribusikan ke cylinder hydraulic untuk menghasilkan gerakan.
Sedangkan motor listrik untuk menstarter dan menyuplai energi komponen-
komponen elektrik seperti dinamo, lampu, alat-alat ukur operator dan
sebagainya.
Hydraulic system menerima input energi dari pompa yang digerakkan oleh
engine. Hydraulic pump mengubah energi mekanik menjadi energi hydraulic
dalam bentuk aliran dan tekanan atau pressure (Psi). Control valve bekerja
mengendalikan pengalihan energi hydraulic melalui sistem dengan
mengendalikan aliran oil tersebut dan arahnya. Actuator (cylinder) mengubah
energi hydraulic menjadi energi mekanis dalam bentuk gerakan linear ataupun
putaran, yang dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan.
Tangki hidrolik berfungsi untuk menampung oli hidrolik dari sistem dan
pendingin oli yang kembali setelah beroperasi. Tangki hidrolik digunakan
sebagai wadah oli yang bersirkulasi di dalam sistem hidrolik, oli hidrolik yang
panas setelah beroperasi dikembalikan dari sistem/aktuator di dinginkan
dengan cara menyebarkan panasnya, dan menggunakan oil cooler sebagai
pendingin oli, kemudian kembali kedalam tangki hidrolik untuk
mempertahankan kondisi oli baik selama mesin beroperasi. Tangki hidrolik
8
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu vented type reservoir dan pressure
reservoir. Vented type reservoir disebut juga tangki tidak bertekanan
sedangkan pressure reservoir merupakan tangki bertekanan. Berikut
komponen pada tangki hidrolik.
i. Fill Cap
Penutup ini menjaga agar contaminant tidak masuk lewat bukaan
yang dipergunakan untuk mengisi dan menambah oli ke dalam tangki
dan menyekat tangki bertekanan.
ii. Sight Glass
Gelas pengukur dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan
oli menurut petunjuk pengoperasian serta perawatan. Tinggi
permukaan oli dianggap sesuai jika oli terlihat berada di tengah gelas
pengukur. Ketinggian oli harus diperiksa ketika oli dingin. Lihat
spesifi-kasi dari service manual untuk kesesuaian prosedur tentang
bacaan tinggi permukaan oli.
iii. Supply & Return Line
Saluran pengisian berfungsi untuk mengalirkan oli dari tangki ke
dalam sistem. Sedangkan saluran kembali memungkinkan oli men-
galir dari sistem ke tangki.
iv. Drain line
Letaknya pada bagian bawah tangki, lubang drain ini berfungsi
untuk drain oli lama dari dalam tangki. Lubang drain ini juga berfungsi
untuk menyingkirkan air dan endapan kotoran dari dasar tangki. Ka-
dang drain plug mengandung magnet yang kuat untuk menangkap
partikel pada dasar tangki.
b. Hydraulic Line and Hose
Saluran hidrolik digunakan untuk menyambung berbagai komponen untuk
penyaluran zat cair dalam sebuah sirkuit. Hose/selang digunakan jika
dibutuhkan fleksibilitas, seperti jika komponen yang saling bergerak satu sama
lain. Hose dapat menyerap getaran dan mampu menahan berbagai tekanan.
c. Hydraulic Pump
Berguna untuk mengambil sebuah energi dari suatu sumber dan
melakukan pemindahan energi, yang mana di transfer dalam bentuk hidrolik.
Dalam kata lain, fungsi sebuah pompa hidrolik ini mengubah energi mekanik
menjadi energi hidrolik.
d. Actuator
Actuator merupakan komponen output dari hydraulic system. Ada dua
macam aktuator, yaitu rotary actuator yang menyalurkan tenaganya dalam
gerakan melingkar atau memutar, dan linear actuator yang menyalurkan
tenaganya dalam garis lurus. Contoh linear actuator yaitu hydraulic cylinder,
sedangkan contoh rotary actuator adalah gear motor, piston motor, vane
motor.
e. Directional Control Valve
Directional control valve (DCV) digunakan untuk menyalurkan oli
hidrolik ke berbagai sirkuit terpisah dalam sistem hidrolik.
f. Pressure Control Valve
Fungsi Pressure control valve adalah untuk memberi perlindungan atau
membatasi tekanan maksimum kepada sistem hidrolik sehingga komponen
sistem tidak mengalami malfungsi, macet atau terbakar dan line/saluran zat
cair tidak terbakar atau bocor pada persambungan. Pressure control valve
9
bekerja dengan cara memberikan jalan bagi zat cair sistem untuk dibelokkan
ke tank ketika pengaturan tekanan valve telah dicapai.
g. Hydraulic oil filter
Hidraulic oil filter digunakan untuk menyaring contaminant yang ada di
dalam sistem hidrolik.
Pada saat sistem mulai bekerja maka fluida hydraulic masuk dan menekan
dari head end, sehingga piston bergerak ke rod end. Bersamaan dengan itu
pada sisi kanan piston, aliran fluida hydraulic tertekan dan keluar dari dalam
10
cylinder selanjutnya masuk ke reservoir (langkah 1). Sebaliknya, jika piston
bergerak ke posisi semula (head end) maka fluida hydraulic harus masuk dari
sisi kanan piston, dan fluida hydraulic yang ada di sisi kiri piston akan
bergerak keluar dari piston (langkah 2).
11
Gambar 2.4 Keterangan Komponen Cylinder Boom Hydraulic
12
Sebagian besar tabung silinder merupakan pipa tanpa klem yang ditempa
dengan dinding yang tebal yang sudah dilakukan dengan mesin. Tabung
silinder tersebut kemudian diasah atau di-honing secara halus. Tabung silinder
memegang peranan penting dalam hidrolik. Tabung silinder harus mampu
menahan tekanan fluida yang ada didalam tabung saat piston bekerja.
13
Gambar 2.8 Piston
e. O-ring dan Seal
O-ring dan Seal berfungsi sebagai media yang mengalami kontak langsung
dengan dinding silinder. O-ring dan Seal merupakan perantara antara dinding
silinder dengan piston hidrolik.
f. Bushing
Merupakan salah satu komponen pendukung dalam perakitan silinder
hidrolik pada excavator. Bushing berfungsi membantu meredam kejutan
sehingga pada waktu piston rod bergerak mundur maka ujung batang tidak
secara keras mengenai dasar silinder.
14
Gambar 2.10 Bushing
g. Baut Pengunci
Baut berfungsi sebagai pengikat piston. baut yang dipakai berukuran besar.
baut ini berfungsi untuk mengunci semua komponen-komponen yang tersusun
di piston rod.
15
Gambar 2.13 Skematik sederhana
16
vi. Oli dari pressure control valve kemudian masuk ke dalam directional
control valve. Saat engine hidup, oli sudah stay di directional control
valve. Directional Control valve akan mengalihkan energi hidrolik
dengan cara mengendalikan aliran fluida dan arahnya. Fluida (cairan
hidrolik) ini mengalir di dalam pipa/selang untuk meneruskan
tenaga/daya ke masing-masing attachment melalui actuator.
vii. Attachment yang mendapat distribusi fluida hydraulic adalah cylinder
bucket, cylinder arm, cylinder boom, swing motor, dan travel motor.
viii. Begitu mendapat fluida, bagian-bagian yang termasuk actuator
ini mengubah energi hidrolik menjadi energi mekanis dalam bentuk
gerakan linear (cylinder hydraulic) dan putaran (motor), untuk
melakukan fungsi masing-masing.
ix. Pergerakan boom dilakukan oleh cylinder boom. Sistem gerakan ini
dilakukan dengan menggerakkan lever (tuas kemudi) di ruang
operator.
Boom raise ketika aliran dari Directinal Control Valve masuk melalui
saluran cylinder bottom. Fluida bertekanan mengalir menekan piston
ke atas dan aliran pada saluran cylinder head keluar. Sedangkan boom
down ketika aliran dari Directinal Control Valve masuk melalui
saluran cylinder head. Fluida bertekanan mengalir menekan piston ke
bawah dan aliran pada saluran cylinder bottom keluar.
Boom
Quantity 2
Tube I.D Ø120
Rod O.D Ø85
Piston dia. (mm) 125
Stroke (mm) 1,280
Closed Length (mm) 3,100
Tabel 2.1 Spesifikasi Cylinder Boom
17
power dan panas oli hydraulic akan meningkat. Hydraulic low power terjadi
karena oli akan bocor melewati sela-sela bagian yang scratch, sehingga oli tidak
meneruskan tenaga secara maksimal.
Contoh: jika housing cylinder hydraulic scracth, maka pergerakan rod
cylinder akan lambat karena oli yang menekan piston, sebagian akan bocor di
samping sela-sela ruang scracth tadi.
18
BAB III PEMBAHASAN
b. Pemeriksaan Visual
Bagian yang dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
No. Pemeriksaan Visual Hasil Masalah
1. Oil hydraulic level Oil Level Low
2. Hose hydraulic -
3. Control valve -
4. Hydraulic pump -
5. Cylinder hydraulic External Leakage
6. Piston rod -
Tabel 3.1 Pemeriksaan visual
Berdasarkan laporan yang diterima dari operator, mekanik dan penulis beserta
rekan-rekan menganalisa dan melakukan pengecekan pada unit. Tim melakukan
19
proses remove hydraulic boom. Tujuan dilakukannya remove hydraulic boom yaitu
untuk mengetahui komponen apa yang mengalami kerusakan.
Masalah yang terjadi pada hydraulic boom excavator Doosan 220 LC-V yaitu
terjadinya external leakage pada head cylinder boom. Ketika terjadi kebocoran pada
salah satu komponen hydraulic system, kinerja unit dapat terganggu
Pada gambar 3.2 menunjukan area kebocoran yang menyebabkan oli keluar
membasahi head cylinder boom.
20
Gambar 3.4 Seal pada piston
Pada gambar 3.5, merupakan unit excavator Doosan 220 LC-V dengan kode
unit 43 milik PT. KBPC GROUP yang mengalami kerusakan boom hydraulic.
21
Gambar 3.5 Excavator Doosan 220 LC-V KBPC 43
Performance test
1. Main relief pressure
Normal Operation : 330 kg/cm2 (4,689 psi)
With “Pressure Up” : 350 kg/cm2 (4,970 psi)
2. Actuator speed
Operation Mode II Mode III
Boom Up 3.3 ± 0.4 seconds 3.0 ± 0.4 seconds
Boom Down 2.4 ± 0.4 seconds 2.3 ± 0.4 seconds
Tabel 3.4 Performance test
3.2. Persiapan
3.2.1 Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah
alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya
sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
a. Helmet
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi kepala dari
paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran
listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan
lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi pemakainya.
22
Gambar 3.6 Helmet
b. Safety Shoes
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda
tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia dan aliran listrik.
Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet
yang tidak dapat menghantarkan listrik.
c. Sarung Tangan
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi
tangan dari kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat
sentuhan dengan benda runcing dan tajam. Sarung Tangan biasanya
dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang
agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya.
d. Safety Glasses
Alat pelindung mata berupa safety glasses, face shield atau tameng
muka, serta full face masker atau tameng muka dan kacamata yang
menjadi satu kesatuan. Fungsinya adalah untuk melindungi mata dan muka
dari percikan bahan kimia, percikan benda-benda berukuran kecil terutama
23
saat proses drilling di pertambangan, uap panas maupun dingin, radiasi
gelombang elektromagnetik, benturan dengan benda keras atau tajam dan
juga pancaran cahaya.
b. Allen Key
Wrench ini terbuat dari hexagonal bar stock dengan sudut kemiringan
90˚. Allen key digunakan untuk melepaskan dan memasang set screw,
guide pin, drain plug dan jenis-jenis recessed hex head screw lainnya.
c. Screwdriver
Berfungsi untuk membuka ataupun memasang baut pada berbagai
mesin dan elektronik, juga di manfaatkan untuk mencongkel sesuatu yang
susah untuk dibuka.
24
Gambar 3.11 Screwdriver
d. Hammer
Hammer dapat digunakan untuk memukul, meratakan permukaan
logam, paku keling dan memotong gasket.
e. Combination Wrench
Combination wrench digunakan untuk melepaskan dan
mengencangkan baut yang ada pada unit.
f. Katrol
Katrol digunakan untuk mengeluarkan dan memasukkan rod cylinder
boom yang digantung menggunakan tali pada boom cylinder.
25
Gambar 3.14 Katrol
g. Tali
Tali digunakan sebagai tempat gantungan untuk katrol yang diikatkan
pada tabung cylinder boom.
26
3) Buka bolt (25) pada rod cover (5) menggunakan allen key ukuran 14 mm
dan sambung dengan besi pipa, tinggalkan 1 buah bolt sebagai safety.
4) Buka pin penghubung antara boom dan rod cylinder menggunakan palu
supaya pin tersebut keluar.
5) Gantung katrol pada tali, kemudian rantai katrol dililitkan pada rod
cylinder boom.
27
Gambar 3.19 Menggantung katrol
28
Gambar 3.22 Gambar 3.23
Melepaskan pipe Menampung oli
assembbly
9) Buka bolt (25) pada cover rod (5) yang ditinggalkan 1 buah tadi pelan-
pelan
10) Masukkan besi pipa pada lubang rod cylinder, lalu naik turunkan pada
kedua ujung besi pipa dengan 2 orang, sampai rod cylinder lepas dari
tabung cylinder. Turunkan, lapisi alas kayu.
29
11) Lepaskan rod cover dari rod cylinder
12) Lepaskan set screw menggunakan allen key. Lepaskan nut dari ujung
piston.
13) Lepaskan cushion ring (16), hati-hati agar tidak merusak cushion ring.
14) Gunakan palu plastik untuk menarik rod cover (5) secara merata dari
ujung batang piston. Hati-hati jangan sampai merusak rod bushing (6).
Lepaskan O-ring (21) dan backup ring (22) dari cylinder head.
30
Gambar 3.28 Melepaskan O-ring
15) Keluarkan piston (17) dari rod cylinder (3) menggunakan special tool
rakitan. Putar piston dan keluarkan dari rod cylinder.
16) Gunakan screwdriver dengan ujung lebar untuk mencungkil O-ring (13)
dan backup ring (14).
17) Gunakan screwdriver dengan ujung lebar yang sesuai untuk memudahkan
pelepasan slipper seal (18), wear ring (19), dan slide ring (20) dari piston
(17).
31
Gambar 3.31 Melepaskan seal
32
Gambar 3.33 Pemasangan cover rod
6) Pasang slipper seal (18), wear ring (19), slide ring (20) untuk perakitan
seal luar piston.
33
Gambar 3.36 Mengencangkan piston
8) Masukkan nut ke dalam rod cylinder, kencangkan. Pasang set screw (24)
menggunakan allen key.
9) Setelah itu, masukkan rod cylinder (3) ke dalam tabung cylinder (1).
10) Pasangkan dan kencangkan bolt (25) pada tabung cylinder (1), dengan
menggunakan allen key.
34
Gambar 3.39 Mengencangkan bolt
11) Lalu masukkan pin penghubung antara rod cylinder dan boom
menggunakan palu, lalu pasang bolt safety untuk pin.
35
Gambar 3.41 Memasang pipe
13) Isi oli hidrolik apabila terjadi kekurangan oli pada hidrolik
Pada gambar dapat dilihat kondisi salah satu seal yang rusak
disebabkan oleh kondisi rod yang kotor karena terkena debu batu bara.
36
Berikut beberapa penyebab Internal Leakage pada Excavator Doosan 220L-
CV:
a. Seal pada piston yang hancur mengakibatkan tidak adanya clearance
antara piston dengan bagian dalam dinding cylinder. Hal tersebut
menyebabkan gesekan antara piston dan liner cylinder, dan akhirnya
meregangkan liner silinder, piston, dan seal. Ketika piston bekerja,
gesekan antara piston dengan bagian dalam dinding cylinder ini
menyebabkan timbulnya serbuk besi.
b. Oli hidrolik kotor, dan sejumlah besar kotoran masuk bersama oli ke
silinder. Masuknya kotoran ini dapat merusak seal pada piston..
c. Kerusakan seal pada piston rod sebagian besar juga disebabkan oleh
penuaan setelah penggunaan jangka panjang. Berdasarkan informasi
operator, operator belum melakukan penggantian seal cylinder ini selama
mengoperasikan unit tersebut (± 1 tahun).
37
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dari kegiatan sebelumnya maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisa yang dilakukan secara visual diketahui bahwa kerusakan sistem
hidrolik terjadi pada bagian sealing kit cylinder boom hydraulic.
2. Kerusakan disebabkan oleh faktor umur seal dan disebabkan oleh kontaminasi oli
hidrolik dengan kotoran. Perbaikan dilakukan dengan mengganti sealing kit
cylinder yang baru.
3. Resealing dapat dinyatakan berhasil apabila kebocoran tidak ditemukan kembali.
4.2. Saran
1. Melakukan perawatan terhadap unit secara berkala.
2. Melakukan pekerjaan sesuai SOP yang berlaku.
3. Mematuhi K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja), dan CC (Contamination Control).
38
DAFTAR PUSTAKA
39