Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ON THE JOB TRAINING

“RESEALING CYLINDER BOOM EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V (KBPC 43)”

DOSEN PEMBIMBING
Hendra, A.Md.
NIP. 19660801 201903 1 000

DISUSUN OLEH :

AISYA RAHMADANI
NIM: 1901102046

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ALAT BERAT


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ON THE JOB TRAINING


(OJT)
DI PT. KARYA BUNGA PANTAI CERIA GROUP
JAMBI

Tanggal 13 September 2020–13 Februari 2021

Dengan Judul :
RESEALING CYLINDER BOOM EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V

Oleh:
AISYA RAHMADANI
NIM : 1901102046

Jurusan :
TEKNIK MESIN

Program studi :
TEKNIK ALAT BERAT

LAPORAN ON THE JOB TRAINING ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui, Padang, Januari 2022


Ka. Prodi D3 Teknik Alat Pembimbing
Berat

Hendra, A.Md.
Andriyanto, S.T., M.T. NIP. 19660801 201903 1
NIP. 19790124 200501 1 009 000

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga, penulis dapat menyelesaikan laporan On the Job Training ini
dengan judul “RESEALING CYLINDER BOOM EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V”
disusuan sebagai pertanggung-jawaban mahasiswa dalam melaksanakan On the Job Training
di PT. Karya Bunga Pantai Ceria Group.

Atas tersusunnya laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang


membantu demi kelancaran penulisan laporan.
1. Orang tua yang memberikan do’a, motivasi kepada penulis dalam menjalankan On the
Job Training.
2. Bapak Adriyanto, S.T., M.T. selaku kepala Prodi Teknik Alat Berat Politeknik Negeri
Padang.
3. Bapak Hendra, A.Md. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dan
mendukung saya dalam menjalankan On the Job Training.
4. Bapak Angky Indiawan, S.T. selaku pembimbing saya selama melaksanakan On the
Job Training di PT. Karya Bunga Pantai Ceria Group.
5. Semua karyawan, teknisi workshop dan lapangan PT. Karya Bunga Pantai Ceria
Group.
6. Teman-teman seperjuangan yang ikut mendukung proses On the Job Training sampai
selesai, serta kepada semua pihak yang membantu demi kelancaran penulisan laporan.

Akhir kata, penulis menyadari atas ketidak-sempurnaan penyusunan laporan kegiatan


ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan demi kemajuan penulis. Penulis
juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bermanfaat. Terimakasih.

Padang, Januari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 6


1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 6
1.2. Alasan Pemilihan Judul ........................................................................................ 6
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................... 6
1.4. Tujuan ................................................................................................................... 6
1.5. Manfaat ................................................................................................................. 6
1.6. Tinjauan Perusahaan ............................................................................................ 7
1.7. Waktu dan Lokasi On the Job Training ............................................................... 7

BAB II TEORI DASAR ...................................................................................................... 8


2.1 Sistem Hidrolik ..................................................................................................... 8
2.1.1 Definisi Hidrolik .............................................................................................. 8
2.1.2 Komponen Hidrolik ......................................................................................... 8
2.2 Cylinder Boom ..................................................................................................... 10
2.2.1 Definisi Cylinder Boom.................................................................................. 10
2.2.2 Prinsip Kerja Double Acting Cylinder ............................................................ 10
2.2.3 Komponen Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V ............................... 11
2.2.4 Skematik/Mekanisme Kerja Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V ..... 15
2.3 Spesifikasi Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V .................................... 17
2.4 Faktor-faktor Kerusakan/Kebocoran Cylinder Boom ....................................... 17

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 19


3.1. Permasalahan Pada Unit Excavator Doosan 220 LC-V...................................... 19
3.2. Persiapan ............................................................................................................. 22
3.2.1 Alat Pelindung Diri ........................................................................................ 22
3.2.2 Tools yang digunakan .................................................................................... 24
3.3. Proses Assembly & Disassembly Cylinder Boom ................................................ 26
3.3.1 Langkah - langkah Disassembly ..................................................................... 26
3.3.2 Langkah - langkah Assembly .......................................................................... 32
3.3.3 Analisa kerusakan .......................................................................................... 36

iv
3.3.4 Penyebab kerusakan ....................................................................................... 36
3.3.5 Hasil pengetesan ............................................................................................ 37

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 38


4.1. Kesimpulan.......................................................................................................... 38
4.2. Saran.................................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 39

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hydraulic system merupakan sistem tenaga fluida yang menggunakan cairan
(fluid) sebagai media transfer. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat kesegala arah dengan tidak
bertambah atau berkurang kekuatannya. Cairan hidrolik biasanya berupa oli (oli hidrolik)
atau campuran antara oli dan air. Bahan cair inilah yang dapat mengubah menjadi daya
energi dalam menjalankan mesin.

Cylinder boom adalah salah satu komponen pada Excavator yang memiliki fungsi
untuk menggerakkan boom naik dan turun. Dalam melakukan kerjanya, cylinder boom
menerima daya dari pompa hidrolik. Cylinder boom akan mengalami penurunan performa
kerja jika terdapat masalah dan kerusakan pada inner-parts-nya.

Pada saat melakukan On the Job Training (OJT) di PT. KBPC GROUP, penulis
menemukan permasalahan pada salah satu unit (EXCAVATOR DOOSAN 220 LC-V)
terhadap hydraulic system yang menyebabkan boom hydraulic lemah. Dimana
penyebabnya dikarenakan terjadinya external leakage serta sealing kit cylinder hydraulic
rusak. Ini sangat mempengaruhi kerja normal excavator dan mengurangi efisiensi kerja.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengajukan laporan On


the Job Training ini dengan judul “Resealing Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-
V (KBPC 43)”. (Studi kasus: Tambang PT. KBPC GROUP)”.

1.2. Alasan Pemilihan Judul


Adapun alasan penulis memilih judul “Resealing Cylinder Boom Excavator
Doosan 200 LC-V (KBPC 43)” yaitu :
a. Penulis dapat lebih megetahui dan memahami komponen hydraulic boom
Excavator Doosan 220 LC-V
b. Penulis telah melakukan perbaikan pada Excavator Doosan 220 LC-V, dan
menemukan beberapa masalah, salah satunya pada hydraulic system.
c. Kerusakan pada hydraulic system merupakan masalah yang sangat vital, sehingga
unit tidak dapat melakukan pekerjaan secara maksimal.

1.3. Batasan Masalah


a. Komponen dan mekanisme yang dibahas dalam laporan ini adalah Cylinder
Boom Excavator Doosan 220 LC-V.
b. Melakukan analisa kerusakan dan melakukan perbaikan pada Cylinder Boom
Excavator Doosan 220 LC-V.

1.4. Tujuan
Dapat melakukan perbaikan pada hydraulic system Excavator Doosan 220
LC-V (cylinder boom) dan menemukan akar penyebab dari kerusakan serta mampu
melakukan perbaikan pada komponen hydraulic system yang rusak.

1.5. Manfaat
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan ditempat On the Job Training, penulis
memperoleh berbagai manfaat antara lain:
1. Penulis melihat dan merasakan langsung kondisi dan situasi lapangan kerja.

6
2. Mengajarkan penulis cara beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks dan
dipenuhi konflik yang sebenarnya sangat mendidik.
3. Penulis dapat melihat berbagai hal yang sebelumnya hanya dipelajari dalam
buku-buku teks.
4. Memahami aktivitas-aktivitas yang terjadi didalam perusahaan.

1.6. Tinjauan Perusahaan


PT. Karya Bungo Pantai Ceria Group (KBPC) adalah perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi (IUP-E) Melalui Keputusan Bupati Sarolangun Nomor : 352/ESDM/2012
tahun 2012 luasan area tambang PT. KBPC seluas 1.170 Hektar dengan lokasi IUP
terletak di kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, dan
berdasarkan Rekomendasi Tata Ruang Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD) Kabupaten Sarolangun Nomor : 11/Rekom/TR/BKPRD/2014. Tangga 11
Juni 2014 tentang Peningkatan Izin Produksi PT. KBPC GROUP dan Keputusan
Bupati Sarolangun No.571/ESDM/2014 tanggal 28 November 2014 tentang
Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi serta Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Jambi Nomor :
66/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/III/2019 tanggal 27 Maret 2019 tentang Perubahan
Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi maka ditetapkan luas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) PT. KBPC GROUP menjadi 630 Hektar dengan nomor
kapling KW 78 KP 181108.
Selain bergerak dibidang tambang, perusahaan ini juga bergerak dibidang
property bangunan. Perusahaan sedang membangun sebuah perumahan mewah
lengkap dengan fasilitas-fasilitas bak sebuah “kota”, seperti rumah sakit, masjid, dan
lainnya. Tak tanggung-tanggung, di tanah perusahaan ini juga memiliki akses off-
road pribadi.

1.7. Waktu dan Lokasi On the Job Training


Kegiatan On the Job Training ini dilaksanakan lebih kurang 5 bulan, terhitung
mulai tanggal 13 September 2021 sampai dengan 13 Februari 2022. Kegiatan praktek
kerja lapangan ini dilaksanakan di PT. KBPC Group. Perusahaan ini berlokasi di Jl.
Serunai baru, Candika, Rimbo Tangah, Kab. Bungo, Jambi 37211.

7
BAB II TEORI DASAR

2.1 Sistem Hidrolik


2.1.1 Definisi Hidrolik
Hydraulic system adalah suatu sistem yang bekerja berdasarkan sifat dan
potensi/kemampuan yang ada pada zat cair ( liquid ). Hidraulic bekerja
dengan mengubah dan juga mengendalikan energi ketika energi tersebut
mengalir dari satu komponen ke komponen berikutnya. Untuk melaksanakan
kinerja hidraulic, dibutuhkan aliran sekaligus tekanan. Tekanan hidraulic
merupakan gaya dan aliran yang akan menyebabkan terjadinya gerakan.

Pada dasarnya tenaga penggerak Hydraulic Excavator ada dua yaitu Engine
Type (Diesel) dan Battery Type (Motor Listrik). Secara umum tenaga
penggerak utama Hydraulic Excavator adalah mesin diesel yang merubah
energi mekanik menjadi energi hidraulic melalui tekanan pompa yang
kemudian didistribusikan ke cylinder hydraulic untuk menghasilkan gerakan.
Sedangkan motor listrik untuk menstarter dan menyuplai energi komponen-
komponen elektrik seperti dinamo, lampu, alat-alat ukur operator dan
sebagainya.

Hydraulic system menerima input energi dari pompa yang digerakkan oleh
engine. Hydraulic pump mengubah energi mekanik menjadi energi hydraulic
dalam bentuk aliran dan tekanan atau pressure (Psi). Control valve bekerja
mengendalikan pengalihan energi hydraulic melalui sistem dengan
mengendalikan aliran oil tersebut dan arahnya. Actuator (cylinder) mengubah
energi hydraulic menjadi energi mekanis dalam bentuk gerakan linear ataupun
putaran, yang dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan.

2.1.2 Komponen Hidrolik


a. Tangki Hidrolik

Gambar 2.1 Hydraulic Tank

Tangki hidrolik berfungsi untuk menampung oli hidrolik dari sistem dan
pendingin oli yang kembali setelah beroperasi. Tangki hidrolik digunakan
sebagai wadah oli yang bersirkulasi di dalam sistem hidrolik, oli hidrolik yang
panas setelah beroperasi dikembalikan dari sistem/aktuator di dinginkan
dengan cara menyebarkan panasnya, dan menggunakan oil cooler sebagai
pendingin oli, kemudian kembali kedalam tangki hidrolik untuk
mempertahankan kondisi oli baik selama mesin beroperasi. Tangki hidrolik

8
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu vented type reservoir dan pressure
reservoir. Vented type reservoir disebut juga tangki tidak bertekanan
sedangkan pressure reservoir merupakan tangki bertekanan. Berikut
komponen pada tangki hidrolik.
i. Fill Cap
Penutup ini menjaga agar contaminant tidak masuk lewat bukaan
yang dipergunakan untuk mengisi dan menambah oli ke dalam tangki
dan menyekat tangki bertekanan.
ii. Sight Glass
Gelas pengukur dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan
oli menurut petunjuk pengoperasian serta perawatan. Tinggi
permukaan oli dianggap sesuai jika oli terlihat berada di tengah gelas
pengukur. Ketinggian oli harus diperiksa ketika oli dingin. Lihat
spesifi-kasi dari service manual untuk kesesuaian prosedur tentang
bacaan tinggi permukaan oli.
iii. Supply & Return Line
Saluran pengisian berfungsi untuk mengalirkan oli dari tangki ke
dalam sistem. Sedangkan saluran kembali memungkinkan oli men-
galir dari sistem ke tangki.
iv. Drain line
Letaknya pada bagian bawah tangki, lubang drain ini berfungsi
untuk drain oli lama dari dalam tangki. Lubang drain ini juga berfungsi
untuk menyingkirkan air dan endapan kotoran dari dasar tangki. Ka-
dang drain plug mengandung magnet yang kuat untuk menangkap
partikel pada dasar tangki.
b. Hydraulic Line and Hose
Saluran hidrolik digunakan untuk menyambung berbagai komponen untuk
penyaluran zat cair dalam sebuah sirkuit. Hose/selang digunakan jika
dibutuhkan fleksibilitas, seperti jika komponen yang saling bergerak satu sama
lain. Hose dapat menyerap getaran dan mampu menahan berbagai tekanan.
c. Hydraulic Pump
Berguna untuk mengambil sebuah energi dari suatu sumber dan
melakukan pemindahan energi, yang mana di transfer dalam bentuk hidrolik.
Dalam kata lain, fungsi sebuah pompa hidrolik ini mengubah energi mekanik
menjadi energi hidrolik.
d. Actuator
Actuator merupakan komponen output dari hydraulic system. Ada dua
macam aktuator, yaitu rotary actuator yang menyalurkan tenaganya dalam
gerakan melingkar atau memutar, dan linear actuator yang menyalurkan
tenaganya dalam garis lurus. Contoh linear actuator yaitu hydraulic cylinder,
sedangkan contoh rotary actuator adalah gear motor, piston motor, vane
motor.
e. Directional Control Valve
Directional control valve (DCV) digunakan untuk menyalurkan oli
hidrolik ke berbagai sirkuit terpisah dalam sistem hidrolik.
f. Pressure Control Valve
Fungsi Pressure control valve adalah untuk memberi perlindungan atau
membatasi tekanan maksimum kepada sistem hidrolik sehingga komponen
sistem tidak mengalami malfungsi, macet atau terbakar dan line/saluran zat
cair tidak terbakar atau bocor pada persambungan. Pressure control valve

9
bekerja dengan cara memberikan jalan bagi zat cair sistem untuk dibelokkan
ke tank ketika pengaturan tekanan valve telah dicapai.
g. Hydraulic oil filter
Hidraulic oil filter digunakan untuk menyaring contaminant yang ada di
dalam sistem hidrolik.

2.2 Cylinder Boom


2.2.1 Definisi Cylinder Boom
Cylinder boom adalah salah satu komponen pada Excavator yang memiliki
fungsi untuk menggerakkan boom naik dan turun. Boom adalah attachment
yang menghubungkan base frame ke arm dengan panjang tertentu untuk
menjangkau jarak loading/unloading. Dalam sebuah Excavator biasanya
memiliki dua buah cylinder boom, kanan dan kiri karena mengingat beban
yang diangkat boom paling berat dibandingkan cylinder yang lain.

Dalam melakukan kerjanya, cylinder boom menerima daya dari hydraulic


pump, sehingga cylinder boom digunakan untuk menggerakkan boom naik dan
turun. Pergerakan batang boom hanya sebatas gerak rotasi pada sumbu
putarnya, sedangkan cylinder hydraulic bergerak secara translasi. Cylinder
boom mengalami penurunan performa kerja jika terdapat masalah dan
kerusakan pada inner-parts-nya.

Gangguan kinerja pada komponen cylinder boom dapat disebabkan oleh


beberapa faktor, diantaranya yaitu kontaminasi yang terjadi pada komponen
cylinder boom, terjadinya kebocoran internal ataupun eksternal, serta
terjadinya overheat pada bagian komponen dari cylinder boom.

Faktor-faktor tersebut dapat menurunkan daya kerja pada komponen


cylinder boom. Sedangkan penyebab kerusakan pada cylinder boom sangat
beraneka ragam, hal ini dapat terjadi karena faktor-faktor tertentu, diantaranya
pada pemakaian unit oleh operator, medan kerja yang curam dan banyak
faktor penentu lainnya yang mendasari kerusakan pada komponen cylinder
boom ini. Masalah kerusakan pada cylinder boom tersebut dapat dikurangi
dengan penanganan yang benar, yaitu dengan perawatan yang tepat pada
setiap komponen, penyesuaian kapasitas kerja dan menjaga kebersihan oli
hidrolik pada sistem.

2.2.2 Prinsip Kerja Double Acting Cylinder

Gambar 2.2 Prinsip kerja double acting cylinder

Pada saat sistem mulai bekerja maka fluida hydraulic masuk dan menekan
dari head end, sehingga piston bergerak ke rod end. Bersamaan dengan itu
pada sisi kanan piston, aliran fluida hydraulic tertekan dan keluar dari dalam

10
cylinder selanjutnya masuk ke reservoir (langkah 1). Sebaliknya, jika piston
bergerak ke posisi semula (head end) maka fluida hydraulic harus masuk dari
sisi kanan piston, dan fluida hydraulic yang ada di sisi kiri piston akan
bergerak keluar dari piston (langkah 2).

2.2.3 Komponen Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V

Gambar 2.3 Komponen Cylinder Boom Hydraulic

11
Gambar 2.4 Keterangan Komponen Cylinder Boom Hydraulic

a. Rod Cover/Cylinder Head


Cylinder head terhubung ke tabung dengan semacam bolt. Secara umum
sambungan di sekrup atau bergelang. Sambungan dengan cara bergelang yang
paling mahal. Keuntungan dari sambungan ini adalah sambungan terkunci dan
lebih sederhana untuk dibuka atau dilepas.

Gambar 2.5 Rod Cover/Cylinder Head

b. Tabung Silinder (Body)

12
Sebagian besar tabung silinder merupakan pipa tanpa klem yang ditempa
dengan dinding yang tebal yang sudah dilakukan dengan mesin. Tabung
silinder tersebut kemudian diasah atau di-honing secara halus. Tabung silinder
memegang peranan penting dalam hidrolik. Tabung silinder harus mampu
menahan tekanan fluida yang ada didalam tabung saat piston bekerja.

Gambar 2.6 Tabung Cylinder

c. Piston Rod (Batang Piston)


Batang piston sering disebut dengan as. Batang piston biasanya merupakan
lapisan chrome dari baja cold-rolled yang dilapiskan pada piston dan di
chrome dari kepala batang silinder sampai akhir batang silinder. Batang piston
menghubungkan aktuator hidrolik ke bagian attachment untuk melakukan
pekerjaan.

Gambar 2.7 Piston Rod


d. Piston
Piston berfungsi untuk memisahkan antara kedua sisi ruang silinder dan
mempunyai alur. Alur disini mempunyai tujuan sebagai tempat dudukan seal
pada piston. Piston biasanya dibentuk dengan mesin dengan alur sesuai seal.

13
Gambar 2.8 Piston
e. O-ring dan Seal
O-ring dan Seal berfungsi sebagai media yang mengalami kontak langsung
dengan dinding silinder. O-ring dan Seal merupakan perantara antara dinding
silinder dengan piston hidrolik.

Gambar 2.9 Seal Kit

f. Bushing
Merupakan salah satu komponen pendukung dalam perakitan silinder
hidrolik pada excavator. Bushing berfungsi membantu meredam kejutan
sehingga pada waktu piston rod bergerak mundur maka ujung batang tidak
secara keras mengenai dasar silinder.

14
Gambar 2.10 Bushing

g. Baut Pengunci

Gambar 2.11 Baut Pengunci

Baut berfungsi sebagai pengikat piston. baut yang dipakai berukuran besar.
baut ini berfungsi untuk mengunci semua komponen-komponen yang tersusun
di piston rod.

2.2.4 Skematik/Mekanisme Kerja Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V

Gambar 2.12 Skematik Hydraulic

15
Gambar 2.13 Skematik sederhana

Mekanisme kerja pada Cylinder Boom yang digerakkan secara hydraulic


adalah:
i. Mesin Diesel memutar pompa yang kemudian mengalirkan fluida
hydraulic dari tank ke dalam sistem .
ii. Oli dari tank melewati filter. Filter menyaring contaminant pada oli.
iii. Kemudian masuk ke dalam hydraulic pump (Positive Displacement
Pump type Axial Piston Pump). Hydraulic pump akan mengubah
energi mekanik menjadi energi hidrolik dalam bentuk aliran dan
tekanan.
iv. Aliran dan tekanan dari hydraulic pump masuk ke dalam check valve
(katup searah). Jika oli sudah masuk ke check valve, maka tidak bisa
kembali.
v. Oli dari check valve kemudian masuk ke dalam pressure control valve.
Jika tekanan yang masuk ke dalam pressure control valve melebihi
tekanan maksimum, maka oli akan kembali masuk ke dalam tank
melalui return line.

16
vi. Oli dari pressure control valve kemudian masuk ke dalam directional
control valve. Saat engine hidup, oli sudah stay di directional control
valve. Directional Control valve akan mengalihkan energi hidrolik
dengan cara mengendalikan aliran fluida dan arahnya. Fluida (cairan
hidrolik) ini mengalir di dalam pipa/selang untuk meneruskan
tenaga/daya ke masing-masing attachment melalui actuator.
vii. Attachment yang mendapat distribusi fluida hydraulic adalah cylinder
bucket, cylinder arm, cylinder boom, swing motor, dan travel motor.
viii. Begitu mendapat fluida, bagian-bagian yang termasuk actuator
ini mengubah energi hidrolik menjadi energi mekanis dalam bentuk
gerakan linear (cylinder hydraulic) dan putaran (motor), untuk
melakukan fungsi masing-masing.
ix. Pergerakan boom dilakukan oleh cylinder boom. Sistem gerakan ini
dilakukan dengan menggerakkan lever (tuas kemudi) di ruang
operator.
Boom raise ketika aliran dari Directinal Control Valve masuk melalui
saluran cylinder bottom. Fluida bertekanan mengalir menekan piston
ke atas dan aliran pada saluran cylinder head keluar. Sedangkan boom
down ketika aliran dari Directinal Control Valve masuk melalui
saluran cylinder head. Fluida bertekanan mengalir menekan piston ke
bawah dan aliran pada saluran cylinder bottom keluar.

2.3 Spesifikasi Cylinder Boom Excavator Doosan 220 LC-V

Boom
Quantity 2
Tube I.D Ø120
Rod O.D Ø85
Piston dia. (mm) 125
Stroke (mm) 1,280
Closed Length (mm) 3,100
Tabel 2.1 Spesifikasi Cylinder Boom

2.4 Faktor-faktor Kerusakan/Kebocoran Cylinder Boom


Berikut beberapa faktor terjadinya kerusakan pada Cylinder Boom.
a. Kualitas Kebersihan Oli Hydraulic
Kebersihan oli hydraulic menjadi kunci dari awetnya komponen hydraulic.
Adanya kontaminasi di dalam oli hydraulic menyebabkan tergoresnya komponen
yang bergesekan terus menerus, hal ini yang menyebabkan scratch pada cylinder.
Jika sudah mengalami scratch/tergores maka akan terjadi namanya internal
leaks (kebocoran dalam komponen) hal ini menyebabkan trouble hydraulic low

17
power dan panas oli hydraulic akan meningkat. Hydraulic low power terjadi
karena oli akan bocor melewati sela-sela bagian yang scratch, sehingga oli tidak
meneruskan tenaga secara maksimal.
Contoh: jika housing cylinder hydraulic scracth, maka pergerakan rod
cylinder akan lambat karena oli yang menekan piston, sebagian akan bocor di
samping sela-sela ruang scracth tadi.

b. Temperature Hydraulic System.


Temperature hydraulic system yang tinggi menyebabkan komponen hydraulic
cepat rusak. Temperature kerja yang baik pada system hydraulic adalah tidak
lebih dari 80°C. Jika lebih maka material komponen akan cepat mengalami
kerusakan akibat kelelahan bahan (fatique fracture).
Beberapa komponen hydraulic berasal dari bahan karet dan plastik (bahan dari
seal cylinder, o-ring, hose hydraulic). Jika temperature oli hydraulic melebihi
80°C maka seal & o-ring akan cepat mengalami getas dan mudah patah, sehingga
terjadi trouble kebocoran oli, cylinder bocor dan turun dengan sendirinya
(drifting).
Besi pada komponen cylinder boom, jika terkena panas yang tinggi terus akan
mengakibatkan perubahan bentuk dan memuai. Sehingga dapat juga
menyebabkan gesekan-gesekan yang berat sehingga laju keausan inner-part-nya
semakin cepat. Hal ini dapat menyebabkan internal leaks yang besar pada
komponen tabung cylinder.
Maka dapat disimpulkan, menjaga temperature hydraulic di bawah 80°C
adalah cara yang baik untuk mencegah kerusakan komponen akibat overheating
pada oli hydraulic. Segera lakukan perbaikan jika terjadi kebocoran pada
cylinder. Karena kebocoran juga penyumbang panas berlebih dalam system
hydraulic.

18
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Pada Unit Excavator Doosan 220 LC-V


Saat melakukan On the Job Training di PT. KBPC GROUP site Brasu, penulis
menemukan permasalahan pada salah satu unit terhadap hydraulic system yang
menyebabkan boom hydraulic lemah. Untuk mengetahui penyebab masalah,
diperlukan beberapa data (informasi operator) dan melakukan inspeksi. Hal tersebut
sangat diperlukan untuk menganalisa suatu masalah.

a. Kerusakan sebelum pemeriksaan dilakukan (troubleshooting).


i. Tekanan pressure cylinder melemah.
ii. Terjadi low speed dan drift pada Boom Cylinder (tiba – tiba turun).

b. Pemeriksaan Visual
Bagian yang dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
No. Pemeriksaan Visual Hasil Masalah
1. Oil hydraulic level  Oil Level Low
2. Hose hydraulic  -
3. Control valve  -
4. Hydraulic pump  -
5. Cylinder hydraulic  External Leakage
6. Piston rod  -
Tabel 3.1 Pemeriksaan visual

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pemeriksaan

Berdasarkan laporan yang diterima dari operator, mekanik dan penulis beserta
rekan-rekan menganalisa dan melakukan pengecekan pada unit. Tim melakukan

19
proses remove hydraulic boom. Tujuan dilakukannya remove hydraulic boom yaitu
untuk mengetahui komponen apa yang mengalami kerusakan.

Masalah yang terjadi pada hydraulic boom excavator Doosan 220 LC-V yaitu
terjadinya external leakage pada head cylinder boom. Ketika terjadi kebocoran pada
salah satu komponen hydraulic system, kinerja unit dapat terganggu

Gambar 3.2 Area kebocoran

Pada gambar 3.2 menunjukan area kebocoran yang menyebabkan oli keluar
membasahi head cylinder boom.

Gambar 3.3 Bentuk piston di dalam cylinder

20
Gambar 3.4 Seal pada piston

Tabel 3.2 merupakan spesifikasi unit serta keterangan trouble report


berdasarkan tanggal terjadinya kerusakan pada unit. Didalam tabel ini juga
menjelaskan serial number dan engine model pada unit tersebut.

Unit Model 220 LC-V


Manufacture Daewoo Doosan
S/N 22443
Engine Model DB58TI
Code Unit KBPC 43
Date Trouble 14 October 2021
Hour Meter Unit 2928 Hours
Unit Age ± 18 Years
Tabel 3.2 Spesifikasi unit

Pada gambar 3.5, merupakan unit excavator Doosan 220 LC-V dengan kode
unit 43 milik PT. KBPC GROUP yang mengalami kerusakan boom hydraulic.

21
Gambar 3.5 Excavator Doosan 220 LC-V KBPC 43

Boom Cylinder Test


Titik awal pengujian adalah dengan boom dan arm direntangkan
menjauh dari ekskavator, dan bucket melengkung ke dalam. Silinder arm
harus ditarik sepenuhnya; silinder boom dan bucket harus diperpanjang. Uji
gerakan di kedua arah, beberapa kali, dan hasil rata-rata untuk mode daya ii
dan mode daya iii

Operation Mode II Mode III


Boom Up 3.0 - 3.6 seconds 2.7 - 3.3 seconds
Boom Down 2.1 - 2.7 seconds 2.0 - 2.6 seconds
Tabel 3.3 Boom cylinder test
Note: Mode II (tugas standar), Mode III (tugas extra/extra mode daya)

Performance test
1. Main relief pressure
Normal Operation : 330 kg/cm2 (4,689 psi)
With “Pressure Up” : 350 kg/cm2 (4,970 psi)
2. Actuator speed
Operation Mode II Mode III
Boom Up 3.3 ± 0.4 seconds 3.0 ± 0.4 seconds
Boom Down 2.4 ± 0.4 seconds 2.3 ± 0.4 seconds
Tabel 3.4 Performance test

3.2. Persiapan
3.2.1 Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah
alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya
sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
a. Helmet
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi kepala dari
paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran
listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan
lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi pemakainya.

22
Gambar 3.6 Helmet

b. Safety Shoes
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda
tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia dan aliran listrik.
Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet
yang tidak dapat menghantarkan listrik.

Gambar 3.7 Safety shoes

c. Sarung Tangan
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi
tangan dari kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat
sentuhan dengan benda runcing dan tajam. Sarung Tangan biasanya
dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang
agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya.

Gambar 3.8 Sarung tangan

d. Safety Glasses
Alat pelindung mata berupa safety glasses, face shield atau tameng
muka, serta full face masker atau tameng muka dan kacamata yang
menjadi satu kesatuan. Fungsinya adalah untuk melindungi mata dan muka
dari percikan bahan kimia, percikan benda-benda berukuran kecil terutama

23
saat proses drilling di pertambangan, uap panas maupun dingin, radiasi
gelombang elektromagnetik, benturan dengan benda keras atau tajam dan
juga pancaran cahaya.

Gambar 3.8 Safety glasses

3.2.2 Tools yang digunakan


a. Besi Pipa
Besi pipa ini berguna untuk memudahkan dalam membuka dan
memasang baut.

Gambar 3.9 Besi pipa

b. Allen Key
Wrench ini terbuat dari hexagonal bar stock dengan sudut kemiringan
90˚. Allen key digunakan untuk melepaskan dan memasang set screw,
guide pin, drain plug dan jenis-jenis recessed hex head screw lainnya.

Gambar 3.10 Allen key

c. Screwdriver
Berfungsi untuk membuka ataupun memasang baut pada berbagai
mesin dan elektronik, juga di manfaatkan untuk mencongkel sesuatu yang
susah untuk dibuka.

24
Gambar 3.11 Screwdriver

d. Hammer
Hammer dapat digunakan untuk memukul, meratakan permukaan
logam, paku keling dan memotong gasket.

Gambar 3.12 Hammer

e. Combination Wrench
Combination wrench digunakan untuk melepaskan dan
mengencangkan baut yang ada pada unit.

Gambar 3.13 Combination wrench

f. Katrol
Katrol digunakan untuk mengeluarkan dan memasukkan rod cylinder
boom yang digantung menggunakan tali pada boom cylinder.

25
Gambar 3.14 Katrol

g. Tali
Tali digunakan sebagai tempat gantungan untuk katrol yang diikatkan
pada tabung cylinder boom.

Gambar 3.15 Tali

3.3. Proses Assembly & Disassembly Cylinder Boom


3.3.1 Langkah - langkah Disassembly
1) Sebelum pembongkaran terlebih dahulu siapkan peralatan Keselamatan
Kesehatan Kerja dan peralatan yang dilakukan untuk pembongkaran.
2) Melepaskan hose saluran oli masuk dan keluar mengggunakan pas ring 14
mm dan tampung oli hydraulic yang keluar dari hose.

Gambar 3.16 Melepaskan hose

26
3) Buka bolt (25) pada rod cover (5) menggunakan allen key ukuran 14 mm
dan sambung dengan besi pipa, tinggalkan 1 buah bolt sebagai safety.

Gambar 3.17 Membuka bolt cylinder head

4) Buka pin penghubung antara boom dan rod cylinder menggunakan palu
supaya pin tersebut keluar.

Gambar 3.18 Membuka pin penghubung

5) Gantung katrol pada tali, kemudian rantai katrol dililitkan pada rod
cylinder boom.

27
Gambar 3.19 Menggantung katrol

6) Lepas dan turunkan cylinder boom menggunakan bantuan katrol.

Gambar 3.20 Menurunkan cylinder boom

7) Lapisi rod cylinder boom dengan pipa agar tidak tergores.

Gambar 3.21 Melapisi rod cylinder

8) Setelah melepaskan silinder dari attachment excavator, lepaskan pipe


assembly (30) menggunakan allen key 10 mm. Drain dan tampung oli
hydraulic yang keluar dari line. Biarkan udara yang terperangkap pada
port line keluar.

28
Gambar 3.22 Gambar 3.23
Melepaskan pipe Menampung oli
assembbly

9) Buka bolt (25) pada cover rod (5) yang ditinggalkan 1 buah tadi pelan-
pelan

Gambar 3.24 Membuka bolt cylinder

10) Masukkan besi pipa pada lubang rod cylinder, lalu naik turunkan pada
kedua ujung besi pipa dengan 2 orang, sampai rod cylinder lepas dari
tabung cylinder. Turunkan, lapisi alas kayu.

Gambar 3.25 Pemisahan rod cylinder dengan tabung

29
11) Lepaskan rod cover dari rod cylinder
12) Lepaskan set screw menggunakan allen key. Lepaskan nut dari ujung
piston.

Gambar 3.26 Membuka set screw dari nut

Gambar 3.27 Melepaskan nut

13) Lepaskan cushion ring (16), hati-hati agar tidak merusak cushion ring.
14) Gunakan palu plastik untuk menarik rod cover (5) secara merata dari
ujung batang piston. Hati-hati jangan sampai merusak rod bushing (6).
Lepaskan O-ring (21) dan backup ring (22) dari cylinder head.

30
Gambar 3.28 Melepaskan O-ring

15) Keluarkan piston (17) dari rod cylinder (3) menggunakan special tool
rakitan. Putar piston dan keluarkan dari rod cylinder.

Gambar 3.29 Mengeluarkan piston

16) Gunakan screwdriver dengan ujung lebar untuk mencungkil O-ring (13)
dan backup ring (14).

Gambar 3.30 Mencungkil O-ring

17) Gunakan screwdriver dengan ujung lebar yang sesuai untuk memudahkan
pelepasan slipper seal (18), wear ring (19), dan slide ring (20) dari piston
(17).

31
Gambar 3.31 Melepaskan seal

18) Keluarkan bushing (6) dari rod cylinder.


19) Setelah itu, lakukan pencucian komponen-komponen yang di buka tadi
menggunakan solar.

Gambar 3.32 Mencuci komponen

3.3.2 Langkah - langkah Assembly


1) Bersihkan semua komponen yang sudah di bongkar. Cek dari kotoran dan
kerusakan. Beri pelumas semua komponen sebelum dilakukan
pemasangan.
2) Pasang dust wiper (11) dan rod bushing (6) ke cover rod (5). Masukkan
retaining rings (7 dan 12).
3) Lapisi bagian dalam cover rod dengan grease, pasang cover rod (5) ke rod
cylinder (3). Pasang backup ring (14) dan O-ring (13) (15) pada cylinder
head.

32
Gambar 3.33 Pemasangan cover rod

4) Pasang bushing ke dalam rod cylinder


5) Pasang cushion ring (16). Masukkan piston ke dalam rod cylinder. Pasang
O-ring (21) dan backup ring (22) pada bagian dalam piston.

Gambar 3.34 Pemasangan O-ring

6) Pasang slipper seal (18), wear ring (19), slide ring (20) untuk perakitan
seal luar piston.

Gambar 3.35 Pemasangan seal

7) Kencangkan piston menggunakan special tool.

33
Gambar 3.36 Mengencangkan piston

8) Masukkan nut ke dalam rod cylinder, kencangkan. Pasang set screw (24)
menggunakan allen key.

Gambar 3.37 Mengencangkan nut

9) Setelah itu, masukkan rod cylinder (3) ke dalam tabung cylinder (1).

Gambar 3.38 Memasukkan rod cylinder

10) Pasangkan dan kencangkan bolt (25) pada tabung cylinder (1), dengan
menggunakan allen key.

34
Gambar 3.39 Mengencangkan bolt

11) Lalu masukkan pin penghubung antara rod cylinder dan boom
menggunakan palu, lalu pasang bolt safety untuk pin.

Gambar 3.40 Memasang pin

12) Pasang pipe dan house oli masuk dan keluar

35
Gambar 3.41 Memasang pipe

13) Isi oli hidrolik apabila terjadi kekurangan oli pada hidrolik

3.3.3 Analisa kerusakan


Setelah melihat hasil dari pemeriksaan dan pembongkaran yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa terjadi
kerusakan pada sealing kit. Kerusakan ini ditandai dengan terjadinya eksternal
leakage pada head cylinder boom dan internal leakage (drift pada boom yaitu
boom tiba-tiba turun sendiri) dikarenakan tekanan yang dihasilkan oleh oli
hydraulic berkurang.

Tekanan terjadi karena adanya hambatan pada aliran. Berkurangnya


tekanan ini karena seal pada piston rusak. Seal ini berfungsi sebagai penyekat
dan mencegah internal leakage pada sistem. Maka langkah perbaikan yang
dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan dan penggantian komponen-
komponen yang mengalami kerusakan. Tim mekanik melaporkan hal ini ke
tim warehouse agar segera dipesankan spare parts sealing kit satu set.

Gambar 3.43 endapan debu


Gambar 3.42 seal hancur
pada dust seal

Pada gambar dapat dilihat kondisi salah satu seal yang rusak
disebabkan oleh kondisi rod yang kotor karena terkena debu batu bara.

3.3.4 Penyebab kerusakan


Berikut beberapa penyebab External leakage pada Excavator Doosan
220L-CV:
a. Kebocoran antara cylinder head dengan piston rod terjadi karena O-ring
pada cylinder head mengalami kerusakan (terkelupas dibagian samping)
dan sudah getas. O-ring yang rusak sudah tak mampu menahan atau
sebagai penyekat oli hydraulic sehingga harus diganti dengan yang baru.
b. Seal mengalami kerusakan dibagian karet. Hal tersebut mengakibatkan
kotoran dari luar dapat masuk kedalam dan bercampur dengan oli hidrolik.
Salah satu fungsi seal yaitu untuk mencegah kotoran masuk kedalam
cylinder.

36
Berikut beberapa penyebab Internal Leakage pada Excavator Doosan 220L-
CV:
a. Seal pada piston yang hancur mengakibatkan tidak adanya clearance
antara piston dengan bagian dalam dinding cylinder. Hal tersebut
menyebabkan gesekan antara piston dan liner cylinder, dan akhirnya
meregangkan liner silinder, piston, dan seal. Ketika piston bekerja,
gesekan antara piston dengan bagian dalam dinding cylinder ini
menyebabkan timbulnya serbuk besi.
b. Oli hidrolik kotor, dan sejumlah besar kotoran masuk bersama oli ke
silinder. Masuknya kotoran ini dapat merusak seal pada piston..
c. Kerusakan seal pada piston rod sebagian besar juga disebabkan oleh
penuaan setelah penggunaan jangka panjang. Berdasarkan informasi
operator, operator belum melakukan penggantian seal cylinder ini selama
mengoperasikan unit tersebut (± 1 tahun).

3.3.5 Hasil pengetesan


Setelah selesai melakukan penggantian komponen dan assembly,
dilakukan pengetesan pada unit tersebut. Pengetesan unit dilakukan dengan
cara unit bekerja maksimal serta mengoperasikan boom secara optimal. Dalam
pengetesan ini mekanik memberikan beberapa pertanyaan kepada operator
mengenai bagaimana setelah dilakukan pengetesan, hal ini sangat penting
guna mengetahui kinerja unit setelah dilakukan penggantian sealing kit boom.
Setelah penggantian sealing kit pada cylinder, unit kembali beroperasi dengan
baik.

37
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dari kegiatan sebelumnya maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisa yang dilakukan secara visual diketahui bahwa kerusakan sistem
hidrolik terjadi pada bagian sealing kit cylinder boom hydraulic.
2. Kerusakan disebabkan oleh faktor umur seal dan disebabkan oleh kontaminasi oli
hidrolik dengan kotoran. Perbaikan dilakukan dengan mengganti sealing kit
cylinder yang baru.
3. Resealing dapat dinyatakan berhasil apabila kebocoran tidak ditemukan kembali.

4.2. Saran
1. Melakukan perawatan terhadap unit secara berkala.
2. Melakukan pekerjaan sesuai SOP yang berlaku.
3. Mematuhi K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja), dan CC (Contamination Control).

38
DAFTAR PUSTAKA

Doosan.2018.Shop Manual DX480LCA-K/DX520LCA-K Excavator. USA


Jkmejmd, (2017, October 20). DAEWOO DOOSAN SOLAR 220LC-V EXCAVATOR Service
Repair Manual. Dipetik Januari 21, 2022, dari Slideshare:
https://www.slideshare.net/jkmejmd/daewoo-doosan-solar-220lcv-excavator-service-
repair-manual
Leoparlin Alfridho, (2016, April 11). Cylinder Arm. Dipetik Januari 18, 2022, dari Scrib:
https://www.scribd.com/doc/307795016/Cylinder-Arm
Rahim Besol, (2017, Agustus 30). Jenis Selinder Hidrolik. Dipetik Januari 18, 2022, dari
Seputar Alat Berat: http://komponenalat-berat.blogspot.com/2017/08/selinder-
hidrolik.html
Vargas Reyes, (2019, September 27). Boom Cylinder Assembly (Right Hand). Dipetik
Januari 18, 2022, dari Scrib: https://www.scribd.com/document/427755402/BOOM-
CYLINDER-ASSEMBLY-RIGHT-HAND-pdf

39

Anda mungkin juga menyukai