Anda di halaman 1dari 7

Tugas :Review Jurnal Pengukuiran Kinerja RS

Dosen :Reski Dewi Pratiwi, Skm, M. Kes


Mata kuliah :EValuasi Kinerja RS (Pelayanan Dan Keuangan)

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

PUTRI RATNASARI IBRAHIM


(201701033)

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR

2020
* Silahkan cari jurnal yang membahas tentang :

1. PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED


SCORECARD ( Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, Perspektif Proses Bisnis
Internal, dan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran )
2. PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN STANDAR PENGUKURAN JASA
PELAYANAN KESEHATAN NASIONAL (BOR, LOS, TOI, BTO, GDR, NDR, Pasien Rawat
Inap, dan Pasien Rawat Jalan ).

* Kemudian silahkan review kedua jurnal tersebut, terkait apa saja perbedaaannya,
manfaatnya, kelebihan ataupun kekurangannya, kemudian hasil/ output yang didapatkan di
jurnal tersebut, intinya membandingkan antara ke dua metode diatas berdasarkan isi jurnal
yah yang kalian dapat dan ini akan saya evaluasi satu per satu.

* Jurnal tidak boleh sama.

JUDUL JURNAL

1. Analisis Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Berdasarkan Balanced Scorecard
Setelah Penerapan Asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
2. PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN BALANCED SCORECAR.

Analisis Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Berdasarkan Balanced


Scorecard Setelah Penerapan Asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan

Manfaat
o Mengetahui terdapatnya salah satu perspektif yang belum
tercapai dengan dikaitkan menggunakan 3 perspektif yang lain.

Kekurangan
o Perspektif keuangan dimiliki kurang baik kecuali rasio perputaran
aset.
o Penjelasan 4 perspektif kurang rinci dalam menjelaskan BSC dan
mengaitkan perspektif keuangan sampai perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran sehingga dapat menjelaskan apabila terdapat
salah satu perspektif yang belum tercapai dengan dikaitkan
menggunakan 3 perspektif yang lain.
o Rs belum menggunakan sistem pengukuran kerja yang komprensif
karena rs hanya berfokus pada perspektif keuangan, padahal
terdapat beberapa perspektif lain yang dapat berpengaruh
terhadap pengukuran kinerja. Oleh karena itu, konsep dalam BSC
sesuai untuk diaplikasikan pada RS dalam hal finansial maupun
non finansial.

Kelebihan
o Perspektif pelanggan di nilai baik kecuali akuisisi pelanggan.
o Perspektif proses internal dinilai baik semua kecuali tingkat RJ dan
BTO.
o Dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dinilai baik.

Perbedaan
Metode Penelitian
ü Kuantitatif dan Kualitatif
ü Dan deskriptif
ü Primer dan Sekunder
ü Primer = Wawancara dan penyebaran kuesioner
ü Sekunder
 Laporan Keuangan pada tahun 2013-2016
 Data RS pada tahun 2013-2017
 Data Pasien pada tahun 2013-2017
 Data Karyawan pada tahun 2013-2017

Pengambilan Sampel
ü Menggunakan Purposive Sampling
( Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
cara wawancara dan penyebaran kuesioner kepada subjek
penelitian serta pengambilan data sekunder yang terdiri dari
laporan keuangan, data RS, data peningkatan pasien dan data
karyawan )

Output
ü Kinerja RSUD Sleman setelah adanya penerapan asuransi BPJS
Kesehatan dari perspektif keuangan dinilai kurang baik kecuali
rasio aktivitas pada indikator perputaran total aset. Perspektif
pelanggan dinilai baik kecuali pada akusisi pelanggan. Perspektif
proses bisnis internal dianggap baik kecuali pada tingkat
kunjungan rawat jalan dan tingkat kunjungan rawat inap pada
indikator BTO. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dinilai
baik. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk
menjelaskan lebih rinci keempat perspektif yang ada di Balanced
Scorecard dan mengaitkan perspektif kuangan sampai dengan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sehingga dapat
menjelaskan apabila terdapat salah satu perspektif yang belum
tercapai dengan dikaitkan menggunakan tiga perspektif yang lain.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

Manfaat
o Mengetahui bagaimana kinerja RS apabila menggunakan BSC dan
RS dapat mengembangkan aspek keuangan dan non keuangan
dan melakukan penilaian kinerja. Sehingga RS mampu menjadi
institusi yang dapat memberikan kepuasan kepada para
konsumen, membantu loyalitas karyawan yang berkomitmen
tinggi dan kemudian akan menghasilkan pendapatan yang
memadai untuk meningkatkan fasilitas demi kemajuan RS itu
sendiri.

Kekurangan
o Dalam metode standar jasa pelayanan kesehatan adalah cukup
o Indikator perubahan biaya dinilai kurang karena adanya
peningkatan penggunaan biaya ditiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan adanya program pengadaan peningkatan sarana dan
prasarana RS, sehingga pihak RS dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien bisa lebih optimal.
o Indikator kapabilitas karyawan masih kurang, karena pihak RS
belum sepenuhnya mengikut sertakan karyawan seluruhnya
dalam berbagai pelatihan.

Kelebihan
o Dalam metode pengukuran kinerja dengan metode BSC adalah
baik.
o Dalam indikator pertumbuhan pendapatan diperoleh kesimpulan
bahwa RSUD Sragen sudah baik dalam meningkatkan
pendapatannya, karena adanya peningkatan pendapatan ditiap
tahunnya.
o Dari indikator pengukuran sudah baik dalam meningkatkan jumlah
pelanggan baru, mempertahankan para pelanggan yang masuk
setiap tahunnya, serta dapat memenuhi kepuasan para
pelanggannya.
o Kinerja perspektif proses bisnis internal dikatakan baik, krn RS
mampu meningkatkan penjualan jasanya dengan menambah dan
mengembangkan layanan jasa yang diberikan serta meningkatkan
kualitas pelayanan dengan segera memberi tindak lanjut terhadap
keluhan pasien.
o RS pun meningkatkan jumlah peralatan-peralatan yang dbutuhkan
untuk menunjang kelancaran pelayanan kesehatan.
o Indikator peningkatan komitmen karyawan secara umum telah
menunjukkan hasil yang baik.

Perbedaan
Metode Penelitian
ü Dilakukan dengan mengambil data selama 3 tahun, yaitu dari
tahun 2009-2011
ü Peneliti Melakukan evaluasi kinerja RS ntar periode kemudian
membandingkan dengan target yang sebelumnya telah ditetapkan
dan kemudian diberi skor sesuai dengan kriteria.
ü Studi pustaka dan data sekunder RSUD Sragen

Pengambilan Sampel
ü Menggunakan Teknik analisis Komparatif
( Membandingkan antara pengukuran kinerja dengan metode
standar pengukuran jasa pelayanan kesehaan dan pengukuran
kinerja dengan metode Balanced Scorecard )

Hasil/output yang di dapatkan :


ü Kinerja perspektif keuangan diukur menggunakan dua indikator
yaitu, pertumbuhan pendapatan, dan perubahan biaya. Dari
indikator pertumbuhan pendapatan diperoleh kesimpulan bahwa
RSUD Sragen sudah baik dalam meningkatkan pendapatannya, hai
ini bisa dilihat adanya peningkatan pendapatan ditiap tahunnya.
Sedangkan dari indikator perubahan biaya dinilai kurang karena
adanya peningkatan penggunaan biaya ditiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan adanya program pengadaan peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit, sehingga pihak rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien bisa lebih
optimal.
ü Kinerja perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan
indikator customer acquisition, customer retention, dan customer
satisfaction. Dari indikator pengukuran tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa RSUD Sragen sudah baik dalam meningkatkan
jumlah pelanggan baru, mempertahankan para pelanggan yang
masuk setiap tahunnya, serta dapat memenuhi kepuasan para
pelanggannya. Sehinnga diharapkan prestasi ini dapat lebih
ditingkatkan dimasa yang akan datang.
ü Kinerja perspektif proses bisnis internal dikatakan baik, karena
rumah sakit mampu meningkatkan penjualan jasanya dengan
menambah dan mengembangkan layanan jasa yang diberikan
serta meningkatkan kualitas pelayanan dengan segera memberi
tindak lanjut terhadap keluhan pasien. Dan rumah sakit juga
meningkatkan jumlah peralatan- peralatan yang dibutuhkan
untuk menunjang kelancaran pelayanan kesehatan.
ü Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur
dengan menggunakan dua indikator yaitu peningkatan
komitmen karyawan dan kapabilitas karyawan. Dari indikator
peningkatan komitmen karyawan secara umum telah
menunjukkan hasil yang baik. Sehingga bisa dikatakan
kemampuan rumah sakit mempertahankan hubungan baik
dengan karyawan dapat dikategorikan cukup berhasil.
Sedangkan dari indikator kapabilitas karyawan masih dirasa
kurang, karena pihak rumah sakit belum sepenuhnya mengikut
sertakan karyawan seluruhnya dalam berbagai pelatihan. Hal itu
mungkin disebabkan karena adanya keinginan dari pihak rumah
sakit untuk mengendalikan besarnya pengeluaran yang mungkin
akan dikeluarkan. Tetapi pihak rumah sakit akan berusaha untuk
mengatur secara bergilir agar karyawankaryawan yang belum
pernah mendapatkan pelatihan agar bisa ikut serta.

Anda mungkin juga menyukai