Anda di halaman 1dari 7

KELAS VII

Neraca O’Hauss
 untuk menimbang massa
 Neraca ohaus manual : pembacaan skala melalui proses perhitungan
 neraca ohaus digital : menggunakan skala elektronik sehingga hasil pengukuran sudah langsung
terbaca.
 tingkat ketelitian yang tinggi yaitu mencapai 0,01 gram.
 dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu neraca ohaus 2 lengan, neraca ohaus 3 lengan dan neraca
ohaus 4

 Bagian-bagiannya
1.Tombol kalibrasi,
2.Tempat beban,
3.Pemberat anting),  sebagai
penunjuk pengukuran.
4.Lengan Neraca,
5.Garis kesetimbangan (titik nol)

 Cara Kalibrasi Neraca


Ohaus
Kalibrasi merupakan proses verifikasi
bahwa akurasi suatu alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Fungsi kalibrasi
ini adalah untuk memastikan ketelitian
alat ukur tersebut. Untuk melakukan
kalibrasi pada neraca ohaus, pertama
geser semua pemberat (anting) pada
neraca ke kiri menuju titik terendah dari
skala yang ditunjukkan. Kemudian putar
sekrup atau tombol kalibrasi yang
terletak di bawah tempat beban hinga neraca mencapai garis kesetimbangan (titik 0).
 Prinsip Kerja Neraca Ohaus
dengan menggunakan asas kesetimbangan benda tegar yaitu dengan memakai prinsip momen gaya.
Secara sederhana, neraca terdiri atas 3 bagian pokok, yaitu lengan beban, titik tumpu, lengan
pemberat.

Jangka Sorong
 alat untuk mengukur panjang
 mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung
 skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm,
 Skala terkecil penggaris 0,1 cm atau 1 mm
 Bagiannya:

Keterangan bagian jangka sorong:


1. Rahang dalam, terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian
dalam seperti diameter lubang atau celah.

2. Rahang Luar, terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian
luar seperti diameter, lebar atau panjang benda.
3.Tangkai ukur kedalaman, fungsinya untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda.

4. Skala Utama, fungsinya untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya dinyatakan dalam satuan cm
atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 - 17 cm
5. Skala Nonius, fungsinya untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada pengukuran. Biasanya
dinyatakan dalam satuan mm atau inchi.
6. Baut pengunci, fungsinya untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek bisa ditahan/tidak terlepas
dan skala tidak bergeser saat akan mengukur.
Kohesi dan Adhesi
 adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antarpartikel yang berbeda jenisnya.
 Bercampurnya kopi dalam air atau teh;
 Melekatnya tinta pada kertas;
 Melekatnya semen pada batu dan pasir;
 Air di atas telapak tangan; Susu tumpah di lantai;
 Garam yang larut, dan sebagainya
 Kohesi merupakan gaya tarik menarik antarpartikel yang sejenis.
 Tidak bercampurnya air dengan minyak;
 Tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler;
 Air di atas daun talas;
 Air raksa yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kimia;
 Raksa pada termometer.

Pengukuran Massa Jenis Pada Benda Tidak Teratur


 massa jenis adalah suatu ukuran untuk menunjukkan kerapatan dan kepadatan
suatu partikel tersusun.

ρ = m/v

Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3).
m = massa (kg).
v = volume (m3).
1 kg/m3 = 0,001 g/cm3.
1 g/cm3 = 1000 kg/m3.
1 liter = 1000 mililiter = 1000 cm3.

TERMOMETER
 termometer laboratorium berfungsi untuk mengukur titik didih atau titik beku dalam sebuah
penelitian. Skala suhu yang luas yaitu berkisar antara -10°C hingga 110°C
 termometer laboratorium menggunakan zat cair raksa atau alkohol yang terdapat di dalam
sebuah pipa kapiler yang dilindungi oleh tabung atau dinding termometer.
 Jenis-jenis Termometer Laboratorium :
 Infrared :
mengukur suhua dari jarak jauh atau hanya sebatas permukaannya saja. Termometer ini
terdiri dari lensa yang berfokus untuk membawa energi infrared ke detektor. Nantinya,
detektor akan mengubah infrared menjadi sinyal listrik yang selanjutkan akan
ditampilkan dalam satuan suhu.Termometer ini mulai banyak digunakan dalam masa
COVId-19 atau yang dikenal dengan thermogun sehingga dapat mengecek suhu
seseorang dari jarak jauh.
 Liquid-in-Glass
memiliki bentuk seperti batangan yang panjang dengan bohlam perak di bagian
bawahnya. Warna perak yang ada di dalam bohlam, tersebut adalah merkuri yang dapat
memuai ketika terjadi peningkatan suhu dan juga dapat menyusut bila terjadi penurunan
suhu. 
 Strip Bimetallic
terbuat dari dua logam yang diikat menjadi satu. Biasanya, termometer ini digunakan
untuk mengontrol suhu sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian yang
membutuhkan perhitungan zat atau benda bersuhu tinggi dengan akurat.
 Thermistor
merupakan jenis termometer elektronik. Oleh karena itu, termometer ini mampu
mengukur perubahan hambatan listrik dan mengubahnya menjadi perubahan suhu. 

MIKROSKOP
 Mikroskop adalah untuk melihat objek atau benda sangat kecil yang sulit dilihat kasat mata.

 Bagian Mikroskop dan Fungsinya :


1. Lensa Okuler
Lensa okuler merupakan bagian optik mikroskop yang berada dekat dengan observer atau mata
pengamat. Berfungsi membentuk bayangan yang bersifat maya, tegak, diperbesar, sehingga
bayangan tersebut dapat dilihat langsung oleh observer.
2. Lensa Objektif.
Bagian mikroskop yang berada dekat dengan objek yang sedang diamati. Lensa ini berfungsi
membentuk bayangan pertama yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
3. Tabung Mikroskop.
Tabung mikroskop atau disebut sebagai tubus merupakan bagian non-optik mikroskop yang
berfungsi untuk mengatur fokus. Fungsi berikutnya dari tubus adalah sebagai bagian penghubung
antara lensa okuler dengan lensa objektif.
4. Makrometer.
Bagian mikroskop berikutnya ada makrometer atau disebut juga pemutar kasar yang terletak di
bagian lengan mikroskop. Makrometer berfungsi menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop
atau tubus dengan cepat.
5. Mikrometer.
Berikutnya ada mikrometer atau disebut sebagai pemutar halus dengan ukuran yang lebih kecil
dari makrometer. Mikrometer ini berfungsi menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop atau
tubus dengan lambat.
6. Revolver.
Revolver atau disebut juga pemutar lensa berfungsi mengatur pembesaran lensa objektif untuk
mempermudah pengaturan nilai pengamatan dari mikroskop tersebut. Revolver sebagai tuas
penyangga dalam mengoperasikan bagian ini cukup dengan memutar ke kanan atau ke kiri.
7. Reflektor.
Bagian mikroskop berikutnya ada reflektor atau disebut juga cermin pengatur yang berfungsi
memantulkan cahaya dari cermin ke objek pengamatan. Reflektor sendiri terbagi dalam dua jenis
cermin.
Saat kondisi cahaya yang dibutuhkan terpenuhi maka menggunakan reflektor cermin datar.
Sementara reflektor cermin cekung digunakan saat kondisi cahaya yang dibutuhkan kurang
maksimal.
8. Diafragma.
Diafragma atau dikenal juga sebagai pengatur cahaya adalah bagian mikroskop yang berada di
bagian meja preparat. Diafragma berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk, sehingga
observer bisa memfokuskan dan menentukan jumlah cahaya ke dalam objek pengamatan.
9. Kondensor.
Bagian mikroskop berikutnya ada kondensor yang mana cara penggunaan bagian ini cukup
diputar ke kanan, kiri, naik, atau turun sesuai kebutuhan observer. Kondensor berfungsi
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin kemudian memfokuskan cahaya tersebut
sebagai penerangan pada objek yang sedang diamati.
10. Meja Mikroskop.
Berikutnya ada meja mikroskop atau disebut juga meja kerja yang berfungsi sebagai alas dan
tempat untuk meletakkan objek pengamatan. Sesuai fungsinya, meja kerja dilengkapi penjepit
objek yang berfungsi memegang objek pengamatan agar tidak mudah bergeser selama proses
pengamatan
11. Penjepit Kaca.
Meski pada meja kerja sudah dilengkapi penjepit objek, bagian mikroskop berikutnya yang wajib
ada dalam pengamatan objek yaitu penjepit kaca atau klip. Fungsi utama bagian ini adalah
sebagai pelapis objek pengamatan agar preparat tidak bergeser dan mudah digerakkan oleh
observer saat pengamatan sedang berlangsung.
12. Lengan Mikroskop.
Bagian mikroskop berikutnya yang cukup mencolok dan paling mudah untuk diamati adalah
lengan mikroskop. Seperti namanya, lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan ketika
mikroskop akan dipindahkan atau dibawa menuju ke tempat lain.
13. Kaki Mikroskop.
Selain bagian lengan, mikroskop juga dilengkapi bagian kaki yang berfungsi sebagai penyangga
atau penopang mikroskop. Ketika meletakkan alat laboratorium ini pada bidang yang terbilang
tidak datar, bagian ini membuat posisi mikroskop tetap stabil tanpa khawatir akan terjatuh atau
terbalik posisinya.
14. Sendi Inklinasi.
Bagian mikroskop yang terakhir dan penting dalam pengamatan ada sendi inklinasi atau disebut
juga pengatur sudut. Sesuai namanya, bagian sendi inklinasi berfungsi mengatur derajat
kemiringan atau sudut tegak mikroskop yang diperlukan observer untuk mengamati objek
pengamatan.
Dari semua bagian yang sudah disebutkan, secara garis besar komponen mikroskop terbagi
menjadi bagian optik dan non-optik. Bagian optik terdiri atas lensa okuler, lensa objektif,
diafragma, kondensor, dan reflektor. Sementara bagian non-optik ada revolver, tabung
mikroskop, makrometer, mikrometer, meja kerja, lengan mikroskop, dan kaki mikroskop.

MIKROSKOP CAHAYA
 Mikroskop cahaya memiliki kemampuan perbesaran hingga seribu kali lipat. Perbesaran paling kecil
yang bisa dilakukan oleh mikroskop cahaya adalah empat puluh kali lipat, lalu seratus kali lipat,
empat ratus kali lipat, dan paling besar seribu kali lipat.
 Cara Pengaplikasian Mikroskop Cahaya
1. Pegang mikroskop cahaya pada pegangan dan letakkan pada permukaan yang datar. Pastikan
Anda meletakkan mikroskop pada ruangan yang kaya cahaya alami seperti matahari, atau
cahaya buatan seperti lampu.
2. Letakkan gelas preparat di permukaan yang datar.
3. Atur perbesaran pada lensa objektif pada titik yang rendah. Pastikan lensa objektif ada di
sumbu pengamatan agar sesuai dengan arah masuknya cahaya dan lensa okuler. Anda bisa
melakukan pengaturan ini dengan revolver.
4. Cari cahaya alami maupun buatan di dalam ruang pengamatan. Kemudian, atur cermin agar
fungsi mikroskop cahaya berjalan sempurna seiring dengan jumlah cahaya.
5. Buka diafragma dengan menggunakan tuas untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang diterima.
6. Atur lensa objektif agar berada cukup jauh dari gelas preparat dengan menggunakan
makrometer searah jarum jam.
7. Pasang preparat di tempatnya dan jepit dengan penjepit preparat agar tidak bergeser, tepat di
bawah lensa objektif. Kemudian naikkan meja preparat mendekat lensa objektif dengan jarak
sekitar 0.5 cm dengan menggunakan makrometer atau focus pada stage
8. Lihat bayangan objek melalui lensa okuler dengan cara menaikturunkan preparat dengan
mikrometer. Kemudian lihat objek preparat dari samping sembari menyesuaikan lensa
objektif.
9. Pastikan lensa objektif tidak menyentuh preparat karena akan merusak objek pengamatan. Di
samping itu, Anda bisa memfokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer kea rah yang
berlawanan dengan jarum jam. Jika hasil pengamatan belum jelas, maka atur pencahayaan.
10. Putar revolver di lensa objektif ke posisi semula setelah Anda selesai melakukan pengamatan.
11. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop. Setelah itu, ambil preparat dan
keluarkan dari mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai