A. LATAR BELAKANG
1. Deskripsi Wilayah
a. Geografis
Rukun Warga 10 terletak di kelurahan Pakuncen, kec. Wirobrajan
Kota Madya Yogyakarta. Rukun Warga 10 ini termasuk salah satu sub
unit kerja KKN PPM UGM antar semester 2009.
Batas wilayah RW 10 adalah :
Sebelah Utara : RW 11
Sebelah Timur : Sungai Winongo
Sebelah Selatan : Jl. Prof. Dr. Ki Amry Yahya dan RW 11
Sebelah Barat : RW 11
RW 11 terdiri dari empat RT, yaitu RT 44, 45, 46, dan 47.
b. Keadaan Tanah, Luas Penggunaan Tanah dan Keadaan Air
Sebagian tanah di RW 10 digunakan untuk pemukiman dan
sebagai tempat usaha. Hal ini membuat daerah resapan air di daerah ini
berkurang yang mengakibatkan genangan air ketika hujan turun. Keadaan
air di RW 10 cukup melimpah, selain disediakan oleh PDAM, sebagian
penduduk membuat sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Kesadaran
penduduk untuk mendapatkan air bersih sangat baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya sumur yang dimiliki warga.
Namun demikian, bagi penduduk yang tinggal di pinggir sungai
Winongo menggunakan air Sungai Winongo yang kotor selain air dari
PDAM dan sumur. Keadaan tanah di pinggir Sungai Winongo yang
merupakan wilayah RW 10 pun cukup memprihatinkan karena rawan
longsor. Hal ini cukup membahayakan bagi penduduk yang mempunyai
rumah di pinggir tebing.
2. Keadaan Ekonomi, Sosial dan Budaya
a. Keadaan Ekonomi
Posisi RW 10 yang tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan dan
akses umum lainnya membuat kegiatan ekonomi di daerah tersebut
berjalan dinamis. Namun seperti daerah pinggir sungai di Indonesia pada
umumnya, kesulitan yang dihadapi adalah pekerjaan, industri rumah
tangga yang mapan, diversifikasi usaha rumahan dan pengelolaan usaha
kecil menengah yang cocok dengan kondisi geografis wilayah tersebut
masih sedikit.
Pasar Klithikan yang terletak tidak jauh dari RW 10 pun tidak
banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf kehidupan warga.
Penduduk RW 10 hampir setengahnya bergerak di sektor informal.
b. Keadaan Sosial
Tidak seperti daerah perkotaan pada umumnya yang penduduknya
terkesan egois dan individual, penduduk RW 10 masih mempertahankan
budaya guyub-nya. Hal ini membuat segala kegiatan apa pun yang
diprogramkan oleh pemerintah maupun aparat desa selalu dapat dijalankan
dengan semangat gotong royong.
Ada perbedaan kelas sosial yang dapat dilihat dari pekerjaan
beberapa penduduk. Perbedaan ini selain karena perbedaan pekerjaan, juga
dikarenakan perbedaan geografis. Letak RT 46 dan 47 yang kesulitan
dalam hal akses jalan membuat akses terhadap sumber daya wilayah
maupun ekonomi lebih sedikit dibandingkan dengan dua RT lainnya, yaitu
RT 44 dan 45.
c. Keadaan Budaya
Posisinya yang terletak tidak jauh dari pusat kota dan keramaian
dan akar budaya Jawa yang cukup kental membuat perpaduan menarik.
Penggunaan Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah tidak hanya digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam acara-acara
kemasyarakatan seperti rapat warga dan kegiatan sosial lainnya. Tentunya
penggunaan Bahasa Jawa tersebut dipergunakan dengan selingan Bahasa
Indonesia dalam kegiatan resmi lainnya.
3. Arah kebijaksanaan pembangunan
Arah kebijakan pembangunan yang dimiliki RW 10 adalah pemerataan
kesejahteraan penduduknya. Hal ini diwujudkan dalam suatu perencanaan
jangka panjang. Salah satu rencana jangka panjang tersebut adalah
pembangunan fasilitas publik yang lebih baik di seluruh RT, terutama di RT
46 dan 47. Dalam waktu dekat pembangunan yang diupayakan adalah
perbaikan daerah tebing di pinggiran sungai Winongo. Tidak sedikitnya
penduduk yang bertempat tinggal di daerah tebing tersebut membuat perlunya
pembangunan daerah tebing seperti pembuatan dinding penahan tanah.
Selain itu dengan kondisi pemukiman yang padat, tergenangnya air pada
musim hujan sering kali terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut telah dibuat
saluran pembuangan air di beberapa tempat di RW 10. Namun,hal itu belum
mengatasi keadaan. Maka dari itu, program Sejuta Biopori Pemerintah Kota
Yogyakarta sangat membantu peningkatan kualitas lingkungan RW 10.
Sayangnya, jumlah lubang resapan tersebut masih kurang. Hanya beberapa
tempat yang dibuatkan lubang biopori karena kurangnya alat dan bahan.
Pengelolaan sampah di daerah ini pun cukup mengkhawatirkan, terutama
untuk daerah RT 46 dan 47 yang dekat dengan pinggiran sungai. Akses
pembuangan sampah seperti tong sampah/bak sampah belum memadai dan
tidak terkoordinasi dengan baik sehingga banyak warga di daerah tersebut
yang membuang sampahnya langsung ke sungai. Selain itu, penggunaan di tas
plastik yang dalam kehidupan sehari-hari membuat sampah plastik (terutama
tas kantong) mendominasi sampah anorganik di daerah tersebut.
Daerah RT 46 dan 47 yang kebanyakan warganya terutama di daerah
pinggiran sungai bekerja di sektor informal dicanangkan untuk memiliki
berbagai kegiatan usaha variatif guna menggerakan pembangunan
perekonomian di daerah tersebut. Berbagai usaha telah ada di daerah tersebut,
namun masih perlu adanya banyak macam kegiatan usaha alternatif lainnya di
daerah tersebut terutama yang berbasis lingkungan.
4. Sumber Daya Manusia
B. PERMASALAHAN
1. Adanya sebagian wilayah RW 10 pinggiran tebing sungai winongo yang
rawan longsor.
2. Masih kurangnya daerah resapan air di wilayah RW 10 untuk mencegah
tergenangnya air di musim hujan..
3. Masih banyaknya penggunaan tas plastik dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat RW 10.
4. Kurangnya sarana pembuangan tempat sampah di beberapa tempat di RW 10.
5. Kurangnya kegiatan usaha lain terutama yang berbasis lingkungan.
5. Kekurangan dana/biaya
Biaya yang dibutuhkan Rp.1.075.000
Swadaya mahasiswa Rp. 100.000
Kekurangan biaya Rp. 975.000
e. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Disinkronisasikan dengan kegiatan warga setempat.
6. Penanaman bibit tanaman obat Rosela
a. Maksud dan Tujuan
Memberikan alternatif pemilihan usaha yang berbasis lingkungan.
b. Manfaat Kegiatan
Penanaman bibit tanaman Rosela akan menjadi perintis kegiatan penanaman
pohon obat lainnya di RW 10 yang dapat dijadikan kegiatan usaha alternatif.
c. Tempat Kegiatan
Pinggiran sungai di daerah RT 46 dan 47 dan beberapa tempat di RT 44 dan
45.
d. Analisis Volume dan Anggaran biaya
1. Analisis volume pekerjaan
4 RT
2. Bahan-bahan yang diperlukan dan biaya
- Bibit Rosela : Rp. 200.000
- Poly Bag : Rp. 50.000
- Pupuk Kompos : Rp. 100.000
Rp. 350.000
3. Tenaga yang dibutuhkan
10 orang
4. Bahan/barang, tenaga dan bahan yang telah tersedia
7 orang mahasiswa KKN dan >2 warga yang dikordinasikan oleh
Kordinator Seksi Pembangunan RW 10
5. Kekurangan dana/biaya
Biaya yang dibutuhkan Rp. 350.000
Swadaya mahasiswa Rp. 100.000
Kekurangan biaya Rp. 250.000
e. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Disinkronisasikan dengan kegiatan warga setempat.
E. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
pemberian bantuan. Mengingat pentingnya kegiatan ini, kami sangat mengharapkan
bantuan dari berbagai pihak demi tercapainya maksud dan tujuan kegiatan. Atas
perhatiannya kemi ucapkan terima kasih.
Arif Sulastiono
Koordinator Mahasiswa Sub Unit
Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan