Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23


Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) merupakan pajak yang
dikenakan bagi penghasilan atas modal, penyerahan jasa, ataupun hadiah serta
penghargaan, selain yang sudah dipotong oleh PPh Pasal 21. PPh 23 ini
kalangan wajib pajak merupakan salah satu jenis withholding tax
(pemotongan atau pemungutan) pajak penghasilan. Artinya Wajib Pajak (WP)
yang sudah ditunjuk oleh UU PPh dan juga peraturan pelaksanaannya harus
menjalankan pemotongan tersebut. Umumnya penghasilan dari jenis ini
terjadi ketika terjadi transaksi antara dua pihak. Pihak penerimaan
penghasilan/penjual atau pemberi jasa dikenakan PPh pasal 23. Sedangkan
pihak pemberi penghasilan/pembeli atau penerima jasa akan memotong serta
melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada kantor pajak.

2. Mengscan Barcode Faktur Pajak


Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar
berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor
identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah,
informasi yang dikodekan dalam barcode. Barcode/kode QR ini berfungsi
sebagai pengaman E-Faktur. Untuk verifikasi barcode ini dapat dilakukan
dengan cara memindai barcode melalui Hendheld Scanner atau dengan
Handphone.

3. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang


digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat
oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software PEB secara

4
5

online. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke Kantor Bea dan
Cukai dengan menggunakan PEB ini. PEB diajukan untuk memperoleh respon
Persetujuan Ekspor (PE). Barulah kemudian PE digunakan sebagai surat jalan
untuk memasukkan barang ekspor ke kawasan pabean/ kawasan dalam
pengawasan bea cukai yang dipersiapkan untuk ekspor.

4. Pemberitahuan Import Barang (PIB)


Pemberitahuan Import Barang (PIB) adalah dokumen yang digunakan
untuk transaksi import, yang diisi oleh importer. Pada PIB tersebut berisi
perincian atas barang import termasuk jumlah pajak dan bea masuk yang
harus dibayar atas barang import. PIB diajukan untuk memperoleh respon
untuk Persetujuan Import.

B. Kerangka Pemikiran

Pelatihan di Sekolah Pengajuan Prakerin

PT.CLRIANT INDONESIA

Pelaksanaan Prakerin di PT. Diterima Prakerin di PT.


CLARIANT INDONESIA CLARIANT INDONESIA

Selesai Prakerin di PT. Pembuatan Laporan Prakerin


CLARIANT INDONESIA

Ujian Akhir Semester & Nilai Sertifikat Perusahaan


Praktek
6

Keterangan:
1. Mencari tempat Prakerin
Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin), penulis harus
mencari tempat prakerin terlebih dahulu.
2. Pengajuan CV
Setelah itu, penulis mengajukan surat pengantar dari sekoah yang berisi
permohonan izin melaksanakan Prakerin yang kemudian akan diberikan
kepada HRD.
3. Penerimaan
Setelah surat disampaikan kepada HRD akhirnya HRD menyetujui
permohonan pelaksanaan Prakerin.
4. Pelaksanaan Prakerin
Setelah diberikan pengarahan, selanjutnya penulis melaksanakan
kegiatan Prakerin sesuai pekerjannya yang diberikan dari mulai pukul
08.00 hingga 16.30 yang akan berlangsung selama 3 bulan sejak tanggal
7 Januari sampai 29 Maret 2019.
5. Pembutan Laporan
Setelah penulis melaksanakan Prakerin selama 3 bulan, penulis akan
membuat dan mempersiapkan laporan Prakerin untuk menjadi buktinya
bahwa penulis telah melaksanakan kegiatan Prakerin yang merupakan
salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir
Sekolah (UAS).
6. Sertifikat Perusahaan
Dari pihak PT. Clariant Indonesia akan membuatkan Certificate of
Completion yang berisi score dari Performance Evalution.
7

C. Temuan

Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri sering dipengaruhi oleh


bebrapa faktor yang bisa datang dengan sendirinya baik itu yang menjadi
pendukung kelancaran praktik industri maupun yang menjadi penghambat
bagi penyusun. Adapun hal yang menguraikan keduanya sebagai berikut :

1. Faktor Pendukung Kelancaran Praktik

Selama melaksanakan praktik kerja industri, kami selaku


penyusun banyak dibantu dari materi perjalanan yang selama ini
dipelajari penyusun di sekolah sebagai dasar untuk diaplikasikan di
dunia industri.
Tidak ketinggalan pula fasilitas yang ada ditempat praktik yang
memudahkan penyusun untuk belajar serta banyaknya tenaga kerja yang
terampil memberikan masukan kepada penyusun selama melakukan
pabrik.

2. Faktor Penghambat

Dalam pelaksanaan Prakerin di PT. Clariant Indonesia selama


kurang lebih 3 bulan ini penyusun mendapatkan beberapa hal yang baru,
yang mana hal tersebut belum pernah penyusun dapatkan disekolah pada
saat praktik belajar. Namun, kendala tersebut dapat penulis hadapi
berkat bantuan dari para pembimbing dan juga karyawan yang berada di
perusahaan.

3. Faktor Penghamba

Manfaat yang dirasakan penyusun setelah melaksanakan Praktik


Kerja Industri (Prakerin) di PT. Clariant Indonesia antara lain, sebagai
berikut :
a. Menambah pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya.
8

b. Menambah ilmu dan wawasan dalam bidang pelajaran yang


tidak dipelajari disekolah.
c. Menambah jaringan pertemenan antara siswa pkl yang berasal
dari berbeda beda sekolah dan jurusan.

4. Penerapan 5S

5S merupakan sarana untuk mencapai efisien dan produktivitas


kerja, kualitas kerja serta keselamatan kerja. Ada pun pengertian 5S
yaitu :
a. Seiri (ringkas) adalah membuang barang yang tidak diperlukan.
b. Seiton (rapi) adalah membenahi tempat penyimpanan /
meletakkan barang atau alat pada tempatnya.
c. Seiso (resik) adalah adalah menjaga kebersihan tempat kerja
(membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu atau sampah).
d. Seiketsu (rawat) adalah mempertahankan tempat kerja agar tetap
ringkas, bersih dan rapih.
e. Shitsuke (rajin) adalah sikap disiplin, rajin dan terampil yang
kita miliki.

5. Iplementasi Keselamatan Kerja

a. Jas lab
b. Sepatu safety
c. Sarung tangan
d. Topi
e. Masker
f. Kacamata

Anda mungkin juga menyukai