Anda di halaman 1dari 29

PERATURAN NAHDLATUL ULAMA

TENTANG
PEDOMAN ADMINISTRASI ORGANISASI
NAHDLATUL ULAMA
Hasil Munas Alim Ulama & Konbes NU Tahun 2017
Nusa Tenggara Barat
23-25 November 2017 M
4-6 Rabiul Awwal 1439 H

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
(1) Peraturan Administrasi adalah aturan-aturan administrasi di lingkungan
Nahdlatul Ulama sebagai pijakan kerja pengurus di bidang administrasi.
(2) Surat adalah bentuk korespondensi tertulis yang menggunakan kop dan stempel
sesuai ketentuan serta dibubui tandatangan yang sah.
(3) Distribusi Surat adalah proses pengiriman surat baik secara konvensional melalui
pos/paket maupun melalui media elektronik dan sarana lainnya.
(4) Termasuk media elektronik adalah email, telegram, whatsapp, sms, fax, telpon
dan lain-lain.
(5) Termasuk sarana lain adalah diumumkan melalui media cetak dan televisi.

Bab II
Jenis Dan Kop Surat
Pasal 2
Jenis Surat

(1) Surat biasa adalah surat-surat yang dikirim dan diterimatanpa kekhususan
tertentu seperti :
a. Surat Rutin: surat biasa yang ditandatangani oleh seorang Ketua
Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua dan Sekretraris Jenderal/Wakil Sekretaris
Jenderal.
b. Surat Pengantar: surat-surat yang berfungsi sebagai pengantar pengiriman,
ditandatangani oleh Ketua Umum/ Wakil Ketua Umum/Ketua dan
Sekretraris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal.
c. Surat Keterangan: surat-surat yang berisi keperluan organisasi tentang
keberadaan perorangan, program dan lain-lain ditandatangani oleh Ketua
Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua dan Sekretraris Jenderal/Wakil Sekretaris
Jenderal.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 1


(2) Surat khusus (penting) adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh organisasi
karena keperluan khusus seperti :
a. Surat Keputusan: surat-surat yang dikeluarkan organisasi berdasarkan
keputusan rapat atau konferensi yang berkaitan dengan kebijaksanaan
organisasi, ditandatangani oleh Rais ‘Aam, Ketua Umum, Katib ‘Aam dan
Sekretaris Jenderal.
b. Surat Pengangkatan: surat-surat yang dikeluarkan oleh organisasi untuk
mengangkat seseorang dalam suatu jabatan tertentu, ditandatangai oleh Ketua
Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua dan Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris
Jenderal.
c. Surat Rekomendasi : surat-surat organisasi yang memberikan persetujuan
terhadap suatu kepentingan ditandatangai oleh Ketua Umum/Wakil Ketua
Umum dan Sekretaris Jenderal / Wakil Sekretaris Jenderal.
d. Surat Perjanjian: surat-surat yang berisi perjanjian antaraorganisasi dan pihak-
pihak Iain, ditandatangani oleh Ketua Umum.
e. Surat Instruksi: surat-surat perintah tentang kebijakan organisasi yang harus
dilaksanakan, ditandatangani oleh Rais ‘Aam/Wakil Rais ‘Aam, Ketua
Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua dan Katib ‘Aam/Katib, Sekretaris
Jenderal/ Wakil Sekretaris Jenderal.
f. Surat Mandat: surat-surat yang memberikan kuasa kepada pihak lain atau
perorangan atas nama organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
dengan batas waktu, ditandatangani oleh Ketua Umum/Wakil Ketua
Umum/Ketua dan Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal.
g. Surat Pernyataan: surat-surat yang berisi pernyataan sikap organisasi terhadap
suatu masalah ditandatangani oleh Ketua Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua
dan Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal.

(3). Surat-surat yang dimaksud pada ayat 2 tersebut diatas dinyatakan sah apabila
ditanda tangani dan dibubuhi stempel basah.
(4). Ketentuan sebagaimana ayat (2) di atas tidak berlaku bagi surat-surat yang
hanya boleh ditanda-tangani Rais ‘Aam dan Ketua Umum.

Pasal 3
Kop Surat
(1) Kertas yang dipakai untuk surat organisasi ukuran A4, berwarna putih,
diutamakan jenis HVS 70/80 gram.
(2) Kop Surat ditulis dengan huruf cetak warna hijau, pada kop surat tertera:
a. Lambang Nahdlatul Ulama yang tercetak di bagian atas sebelah kiri.
b. Tulisan pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya terletak
sejajar dengan lambang Nahdlatul Ulama.
c. Garis tebal panjang yang melintang berwarna hijau berada di bawah alamat
kantor/sekretariat.
d. Kop Surat Lembaga/Badan Khusus harus menggunakan lambang Nahdlatul
Ulama.
e. Tulisan pengurus Lembaga/Badan Khusus diawali dengan tulisan tingkat
kepengurusan Nahdlatul Ulama.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 2


(3) Ketentuan mengenai kop surat seperti pada ayat (2) berlaku juga untuk amplop.

Bab III
Format Surat
Pasal 4
Nomor, Lampiran Dan Perihal

(1) Nomor surat adalah nomor urut pada buku agenda surat keluar beserta kode-
kode yang telah ditetapkan.
(2) Nomor surat terdiri dari enam kolom yang dipisah dengan garis miring, yaitu :
a. Kolom 1 : Nomor surat yang dimulai dari pergantian pengurus.
b. Kolom 2 : Singkatan dari tingkatan organisasi yang mengirim (PB, PW, PC,
MWC, PR).
c. Kolom 3 : Kode klasifikasi surat (Syuriyah: Syur, Tanfidziyah: Tanf, Surat
rutin: A.I, Surat Khusus: A.II).
d. Kolom 4 : Kode indeks tingkatan organisasi:
1. Pengurus Wilayah, terdiri dari urutan abjad, diatur oleh Pengurus Besar.
2. Pengrus Cabang, terdiri dari urutan abjad dan angka, diatur oleh
Pengurus Wilayah.
3. Pengurus Majlis Wakil Cabang, terdiri dari dua angka, diatur oleh
Pengurus Cabang.
4. Ranting, terdiri dari tiga angka, diatur oleh Pengurus Cabang.
e. Kolom 5 : Bulan dengan memakai angka romawi.
f. Kolom 6 : Tahun ditulis dua angka terakhir.
(3) Jarak pemisah kode indeks tingkatan organisasi antara PC, MWC, dan PR
ditandai dengan titik.
(5) Letak nomor surat rutin di bawah kepala surat sebelah kiri sedangkan letak
nomor selain surat rutin berada di tengah di bawah judul surat.
(6) Lampiran, diisi jika memang terdapat lampiran yang disertakan bersama surat
tersebut sebagai tambahan/ penjelasan yang mempunyai kaitan langsung.
(7) Jumlah lampiran ditulis dengan angka.
(8) Perihal, ditulis isi atau pokok persoalan yang dimaksud.
(9) Nomor, lampiran dan perihal tidak perlu dicetak permanen.

Pasal 5
Tanggal, Alamat dan Tujuan Surat

(1) Surat menggunakan tanggal hijriyah sebelah atas dan miladiyah di bawahnya,
tahun ditulis lengkap, terletak di sudut kanan atas sejajar dengan nomor surat
dan didahului dengan nama daerah dikeluarkannya surat.
(2) Selain surat rutin penulisan tanggal berada di bawah penutup.
(3) Alamat tujuan surat ditulis secara lengkap dan diletakan sebelah kiri di bawah
perihal.

Pasal 6

Pedoman Administrasi Organisasi NU 3


Kalimat Pembuka Dan Penutup Surat
(1) Surat biasa:
a. Surat biasa dibuka dengan kalimat “Assalamu’alaikumWarahmatullahi
Wabarakatuh” berada di bawah alamat tujuan surat, sejajar dengan perihal.
b. Surat biasa ditutup dengan kalimat “Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith
Tharieq,” dan “Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” berada di
bawahnya.
(2) Surat Keputusan:
a. Surat Keputusan dibuka dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” berada
di bawah perihal.
b. Surat Keputusan ditutup dengan tempat dan tanggal penetapan.
(3) Surat Pengangkatan:
a. Surat Keputusan dibuka dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” berada
di bawah perihal.
b. Surat Keputusan ditutup dengan tempat dan tanggal penetapan.
(4) Surat Rekomendasi:
a. Surat Rekomendasi dibuka dengan kalimat “Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh” berada di bawah alamat tujuan surat, sejajar
dengan perihal.
b. Surat Rekomendasi ditutup dengan kalimat “Wallahul Muwaffiq ila
Aqwamith Tharieq,” dan “Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
berada di bawahnya.
(5) Surat Perjanjian:
a. Surat Perjanjian dibuka dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” berada di
bawah perihal.
b. Surat Instruksi ditutup dengan tempat dan tanggal penetapan
(6) Surat Instruksi:
a. Surat Instruksi dibuka dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” berada di
bawah perihal.
b. Surat Instruksi ditutup dengan tempat dan tanggal penetapan.
(7) Surat Mandat
a. Surat Mandat dibuka dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” berada di
bawah perihal.
b. Surat Mandat ditutup dengan tempat dan tanggal penetapan.
(8) Surat Pernyataan
a. Surat Rekomendasi dibuka dengan kalimat “Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh” berada di bawah alamat tujuan surat, sejajar
dengan perihal.
b. Surat Rekomendasi ditutup dengan kalimat “Wallahul Muwaffiq ila
Aqwamith Tharieq,” dan “Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh” berada di bawahnya.
(9) Kalimat salam pembukan dan penutup dapat menggunakan transliterasi.
(10) Penulisan nama penandatangan dengan huruf besar di awal, diberi garis bawah.
(11) Penulisan jabatan di bawah nama penandatangan.
(12) Setiap surat dibuka dengan kalimat “Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.” berada di bawah alamat tujuan surat, sejajar dengan perihal.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 4


(13) Setiap alinea pembuka rata kiri.
(14) Setiap surat ditutup dengan “Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq,” dan
untuk surat rutin ditambah “Wassalam wr. wb.” yang berada di bawahnya.
(15) Kalimat salam pembukan dan penutup dapat menggunakan transliterasi
(16) Penulisan nama penandatangan dengan huruf besar di awal, diberi garis bawah
(17) Penulisan jabatan di bawahnama penandatangan.

Pasal 7
Tembusan Surat

(1) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Ranting harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Majlis Wakil Cabang dan Pengurus Cabang.
(2) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Majlis Wakil Cabang harus
memberikan tembusan kepada Pengurus Cabang.
(3) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Cabang harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Besar.
(4) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Wilayah harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Besar.
(5) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Lembaga, Badan Khusus dan Badan Otonom
harus memberikan tembusan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama sesuai
tingkatannya.
(6) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Kepanitiaan yang dibentuk Nahdlatul
Ulama dan perangkatnya di semua tingkatan, harus memberikan tembusan
kepada pengurus yang membentuknya.
(7) Setiap surat khusus yang ditandatangani selain Mandatori harus diberikan
tembusan kepada Mandatori.

Bab IV
Penyimpanan Surat dan Lembar Disposisi
Pasal 8
Penyimpanan Surat

(1) Setiap surat keluar dan masuk setelah diberi nomor agenda harus dipindai
danatau diarsip.
(2) Surat keluar dibendel dalam satu file.
(3) Surat masuk dibendel sesuai dengan asal surat.
(4) Surat Keputusan dibendel tersendiri.

Pasal 9
Lembar Disposisi

(1) Setiap surat masuk diberi lampiran lembar disposisi yang dibuat dengan ukuran
kertas A5.
(2) Lembar disposisi diperlukan untuk:
a. menuliskan pertimbangan-pertimbangan atau penjelasanpenjelasan terhadap
surat yang diterima.
b. Agar tidak mengotori surat asli.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 5


(3) Lembar disposisi dibuat dengan ketentuan isi:
a. Kop/Kepala surat diketik menurut tingkatannya.
b. Tanggal terima.
c. Nomor agenda surat.
d. Ruang Catatan.

Bab V
Kelengkapan Administrasi
Pasal 10

(1) Buku Agenda adalah buku untuk mencatat keluar masuksurat.


(2) Buku Notulen adalah buku untuk mencatat jalannya setiap rapat, yang memuat
kolom-kolom hari tanggal dan waktu rapat, tempat rapat, peserta yang hadir,
acara rapat, pendapat dan usulan peserta rapat dan keputusan rapat.
(3) Buku Ekspedisi adalah buku untuk mencatat setiap pengiriman surat, terdapat
dua macam ekspedisi:
a. Berbentuk buku, dengan kolom-kolom sebagai berikut :
1. Tanggal pengiriman surat.
2. Tanggal dan nomor surat.
3. Isi Pokok Surat.
4. Tujuan surat.
5. Tanda tangan penerima.
b. Berbentuk lembar tanda terima, dibuat dengan ukuran A5 dengan kolom :
1. Asal surat.
2. Nomor dan tanggal surat.
3. Tujuan.
4. Perihal.
5. Tanda tangan, nama jelas dan no kontak penerima.
6. Tanggal terima.
(4) Buku Tamu adalah buku untuk mencatat setiap tamu dengan ketentuan kolom
sebagai berikut :
a. Tanggal kedatangan.
b. Nomor urut.
c. Nama Tamu.
d. Jabatan/pekerjaan.
e. Maksud kunjungan.
f. Diterima oleh.
g. Catatan.
h. Tanda tangan.
(5) Buku daftar inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang kekayaan
yang dimiliki oleh organisasi, dengan kolomkolom sebagai berikut :
a. Nomor urut.
b. Tanggal pembukuan.
c. Kode barang.
d. Keterangan barang.
e. Kwantitas atau jumlah.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 6


f. Tahun pembuatan.
g. Asal barang.
h. Dokumen dan tanggal penyerahan/perolehan barang.
i. Keadaan barang.
j. Harga.
(6) Buku Kas adalah buku untuk mencatat keluar masuk uang organisasi, dengan
kolom-kolom sebagai berikut :
a. Tanggal penerimaan/pengeluaran uang.
b. Uraian.
c. Kode mata anggaran.
d. Jumlah uang.
(7) Buku Kegiatan Harian adalah untuk mencatat segala kegiatan yang dilakukan
oleh pengurus/organisasi, dengan kolomkolom sebagai berikut :
a. Waktu dan tempat kegiatan.
b. Nama kegiatan.
c. Pelaksana kegiatan.
d. Keterangan.
(8) Pangkalan Data berfungsi untuk mencatat nama anggota, dengan kolom sebagai
berikut:
a. Nomor induk anggota.
b. Nama Anggota.
c. Umur/tanggal lahir.
d. Alamat.
e. Pendidikan.
f. Nikah/belum.
g. Mulai menjadi anggota.
h. Jenis keanggotaan.
i. Keterangan.

Bab VI
Ketentuan Penutup
Pasal 11

(1) Semua peraturan yang ada dan bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan
tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diaturkemudian oleh
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
(3) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 7


PEDOMAN ADMINISTRASI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA
PNEGURUS WILAYAH NAHDLATUL ULAMA
JAWA BARAT

Pasal 1

Peraturan Administrasi ini adalah aturan-aturan administrasi di lingkungan NU


sebagai pijakan kerja pengurus di bidang kesekretariatan.

Pasal 2
JENIS SURAT

1. Surat rutin: Surat-surat yang dikirim dan diterima tanpa kekhususan tertentu.
2. Surat khusus: Surat-surat yang dikeluarkan oleh organisasi karena keperluan
khusus yakni:
1. Surat Keputusan : Surat-surat yang dikeluarkan organisasi berdasarkan
keputusan rapat atau konfrensi yang berkaitan dengan kebijaksanaan
organisasi.
2. Surat Pengesahan : Surat-surat yang mempunyai kekuatan hukum untuk
mengesahkan susunan pengurus atau perangkat organisasi.
3. Surat Pengangkatan : Surat-surat yang dikeluarkan oleh organisasi untuk
mengangkat seseorang dalam suatu jabatan tertentu.
4. Surat Rekomendasi : Surat-surat organisasi yang memberikan persetujuan
terhadap suatu kepentingan.
5. Surat Perjanjian : Surat-surat yang berisi perjanjian antara organisasi dan
pihak-pihak lain.
6. Surat Instruksi : Surat-surat perintah tentang kebijakan organisasi yang harus
dilaksanakan.
7. Surat Mandat : Surat-surat yang memberikan kuasa kepada pihak lain atau
perorangan atas nama organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
dengan batas waktu.
8. Surat Pengantar : Surat-surat yang berfungsi sebagai pengantar pengiriman.
9. Surat Pernyataan : Surat-surat yang berisi pernyataan sikap organisasi
terhadap suatu masalah.
10. Surat Keterangan : Surat-surat yang berisi keperluan organisasi tentang
keberadaan perorangan, program, dan lain-lain.

Pasal 3

Pedoman Administrasi Organisasi NU 8


KLASIFIKASI SURAT

1. Surat Biasa Syuriyah : Surat biasa yang hanya berkaitan dengan ke-syuriyah-an.
2. Surat Biasa Tanfidziyah : Surat biasa yang hanya berkaitan dengan ke-
tanfidziyah-an.
3. Surat Penting : Surat yang berisi masalah-masalah organisasi yang tidak
menyangkut kebijaksanaan.
4. Surat Sangat Penting : Surat yang berisi kebijaksanaan.

Pasal 4
FORMAT SURAT

1. Kertas yang dipakai untuk surat organisasi ukuran folio atau A 4 dan berwarna
putih.
2. Bentuk surat adalah lurus (block style), dengan aturan:
1. Semua bagian surat diketik mulai dari margin kiri yang sama.
2. Batas-batas bagian surat diketik dengan menambahkan spasi.

Pasal 5
KEPALA SURAT

a. Kop/Kepala surat ditulis dengan huruf cetak warna hijau. Pada kop/kepala surat
tertera:
1. Lambang Nahdlatul Ulama yang tercetak dibagian atas sebelah kiri berwarna
putih di atas dasar hijau persegi empat tanpa huruf latin NU.
2. Tulisan pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya terletak
sejajar dengan lambang Nahdlatul Ulama.
3. Alamat kantor/secretariat di bawah tulisan Pengurus Nahdlatul Ulama.
4. Garis tebal panjang yang melintang berwarna hijau berada di bawah alamat
kantor/secretariat.
b. Ketentuan mengenai kop/kepala surat seperti pada angka “a” 1,2,3,4 berlaku juga
untuk amplop.
Pasal 6
NOMOR, LAMPIRAN DAN PERIHAL

a. Nomor surat adalah nomor urut pada buku agenda surat keluar beserta kode-
kode yang telah ditetapkan untuk itu.
b. Nomor surat terdiri dari enam kolom, yaitu : (dipisah dengan garis miring)
1. Pengurus Cabang diatur oleh Pengurus Wilayah.
2. Pengurus Majelis Wakil Cabang diatur oleh Pengurus Cabang
3. Pengurus Ranting diatur oleh Majelis Wakil Cabang
c. Nomor surat Syuriyah dan Tanfidziyah tidak sendiri-sendiri
d. Letak nomor surat rutin di bawah kepala surat sebelah kiri sedangkan letak
nomor selain surat rutin berada di tengah di bawah judul surat.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 9


e. Lampiran, diisi jika memang terdapat lampiran yang disertakan bersama surat
tersebut sebagai tambahan/penjelasan. Tetapi jika tidak mempunyai kaitan
langsung ataupun tidak langsung, bukan merupakan lampiran surat tersebut.
f. Jumlah lampiran ditulis dengan angka dan huruf.
g. Perihal, ditulis isi atau pokok persoalan yang dimaksud.
h. Nomor, lampiran dan perihal tidak perlu dicetak permanen.

NOMOR INDEKS CABANG SE-JAWA BARAT


D-01: Kab. Bogor D-14: Kab. Karawang
D-02: Kota Bogor D-15: Kab. Purwakarta
D-03: Kota Depok D-16: Kab. Subang
D-04: Kab. Sukabumi D-17: Kab. Bandung
D-05: Kota Sukabumi D-18: Kota Bandung
D-06: Kab. Cianjur D-19: Kota Cimahi
D-07: Kab. Cirebon D-20: Kab. Sumedang
D-08: Kota Cirebon D-21: Kab. Garut
D-09: Kab. Kuningan D-22: Kab. Tasikmalaya
D-10: Kab. Majalengka D-23: Kota Tasikmalaya
D-11: Kab. Indramayu D-24: Kab. Ciamis
D-12: Kab. Bekasi D-25: Kota Banjar
D-13: Kota Bekasi

NOMOR INDEKS MWC SE-KABUPATEN BANDUNG


D-01: MWC Arjasari D-17: MWC Kertasari
D-02: MWC Banjaran D-18: MWC Kutawaringin
D-03: MWC Baleendah D-19: MWC Majalaya
D-04: MWC Bojongsoang D-20: MWC Margahayu
D-05: MWC Cangkuang D-21: MWC Margaasih
D-06: MWC Cicalengka D-22: MWC Nagreg
D-07: MWC Cikancung D-23: MWC Pacet
D-08: MWC Cilengkrang D-24: MWC Pameungpeuk
D-09: MWC Cileunyi D-25: MWC Pangalengan
D-10: MWC Cimaung D-26: MWC Paseh
D-11: MWC Cimeunyan D-27: MWC Pasirjambu
D-12: MWC Ciparay D-28: MWC Rancabali
D-13: MWC Ciwidey D-29: MWC Rancaekek
D-14: MWC Dayeuhkolot D-30: MWC Solokanjeruk
D-15: MWC Ibun D-31: MWC Soreang
D-16: MWC Katapang

Pedoman Administrasi Organisasi NU 10


Contoh Surat Pengurus Cabang
Nomor : 014/PC/A.1/D-17/03/2012
014 : surat keluar yang ke-14 sejak pergantian pengurus
PC : yang mengirim adalah Pengurus Cabang
A.1 : klasifikasi surat penting
D-17 : kode pengirim surat (Cabang Kabupaten Bandung)
03 : surat dibuat pada bulan Maret
2012 : surat dibuat pada tahun 2012

Contoh Surat Pengurus Majelis Wakil Cabang


Nomor : 010/MWC/A.1/D-17.23/02/2012
010 : surat keluar yang ke-10 sejak pergantian pengurus
MWC : yang mengirim adalah Pengurus MWC
A.1 : klasifikasi surat penting
D-17.23 : kode pengirim surat (MWC Pacet, Kabupaten Bandung)
02 : surat dibuat pada bulan Februari
2012 : surat dibuat pada tahun 2012

Pasal 7
TANGGAL, ALAMAT DAN TUJUAN SURAT

1. Menggunakan tanggal hijriyah sebelah atas dan miladiyah di bawahnya, tahun


ditulis lengkap. Terletak di sudut kanan atas sejajar dengan nomor surat dan
didahului dengan nama daerah dikeluarkannya surat.
2. Alamat tujuan surat terletak di sebelah kiri di bawah perihal
3. Alamat ditulis lengkap

Pasal 8
PEMBUKA ALINEA DAN PENUTUP SURAT

1. Setiap surat rutin dibuka dengan kalimat “Assalamu’alaikum wr.wb.” berada di


bawah alamat tujuan surat.
2. Setiap surat ditutup dengan kalimat “Wallahul muwaffiq ila aqwami thariq”,
dan untuk surat rutin ditambah kalimat “Wassalam wr.wb.” yang berada di
bawahnya.

Pasal 9
PENGIRIM DAN TANDA TANGAN

a. Setiap surat harus menyebut dengan jelas pengirimnya (organisasi yang


mengirim).
b. Penanda tangan surat :
1. Surat Biasa Syuriyah, ditandatangani oleh Rois/Wakil Rois dengan
Katib/Wakil Katib.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 11


2. Surat Biasa Tanfidziyah, ditandatangani oleh Ketua/Wakil Ketua dengan
Sekretaris/Wakil Sekretaris.
3. Surat Penting, ditandatangani oleh salah seorang unsur Syuriyah (Rois, Wakil
Rois, Katib, Wakil Katib), dengan unsur Tanfidziyah (Ketua/Wakil Ketua dan
Sekretaris/Wakil Sekretaris).
4. Surat Sangat Penting, ditandatangani oleh 4 orang: Rois/Wakil Rois,
Katib/Wakil Katib, Ketua/Wakil Ketua dan Sekretaris/Wakil Sekretaris.
c. Penulisan nama penandatangan dengan huruf besar semua tanpa tanda baca
diberi garis bawah dan di bawahnya dicantumkan Nomor Induk Anggota (NIA).
d. Penulisan jabatan di atas nama penandatangan.

Pasal 10
TEMBUSAN SURAT

a. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Ranting harus memberikan


tembusan kepada Pengurus Majelis Wakil Cabang dan Pengurus Cabang.
b. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Majelis Wakil Cabang harus
memberikan tembusan kepada Pengurus Cabang.
c. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Cabang harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Besar.
d. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Wilayah harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Besar.
e. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom harus
memberikan tembusan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama sesuai tingkatannya.
f. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Lembaga kepada Lembaga setingkat di
bawahnya, harus memberikan tembusan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama
yang setingkat di bawahnya, bila ada masalah yang terkait dengan Nahdlatul
Ulama.
g. Setiap surat yang dikeluarkan oleh Kepanitiaan yang dibentuk Nahdlatul Ulama
dan perangkatnya di semua tingkatan, harus memberikan tembusan kepada
pengurus yang membentuknya.
h. Pada tembusan surat tidak perlu dicantumkan kata arsip/simpanan/pertinggal
dan hanya ditutup dengan sebuah garis.

Pasal 11
PENYIMPANAN SURAT

1. Setiap surat keluar dan masuk setelah diagenda harus diarsip.


2. Surat keluar dibendel dalam satu file.
3. Surat masuk dibendel sesuai dengan asal surat.
4. Surat Keputusan dibendel tersendiri.

Pasal 12
LEMBAR DISPOSISI

Pedoman Administrasi Organisasi NU 12


a. Setiap surat masuk sebelum diagenda, diberi lampiran lembar disposisi yang
dibuat dengan ukuran kertas setengah folio.
b. Lembar disposisi diperlukan:
1. Untuk menuliskan pertimbangan-pertimbangan atau penjelasan-penjelasan
terhadap surat yang diterima.
2. Agar tidak mengotori surat asli.

c. Lembar disposisi dibuat dengan ketentuan isi:


1. Kop/Kepala surat diketik menurut tingkatannya.
2. Tanggal terima.
3. Nomor agenda.
4. Pengirim surat.
5. Ruang catatan/disposisi.

Pasal 13
KELENGKAPAN ADMINISTRASI

a. Buku Agenda, untuk mencatat keluar masuk surat.


Ketentuan kolom-kolomnya sebagaimana ketentuan umum.
b. Buku Notulen, untuk mencatat jalannya setiap rapat.
Yang memuat kolom-kolom hari tanggal dan waktu rapat, tempat rapat, peserta
yang hadir, acara rapat, pendapat dan usulan peserta rapat dan keputusan rapat.
c. Buku Ekspedisi, untuk mencatat setiap pengiriman surat. Terdapat dua macam
ekspedisi:
1. Berbentuk buku, dengan kolom-kolom:
– Tanggal pengiriman surat
– Nomor urut
– Tanggal dan nomor surat
– Isi Pokok Surat
– Tujuan surat
– Tanda tangan penerima.

2. Berbentuk lembar tanda terima, dibuat dengan ukuran setengah folio, dengan
kolom:
– Asal surat
– Nomor dan tanggal surat
– Tujuan
– Perihal
– Tanda tangan penerima, tanggal terima.

d. Buku Tamu, untuk mencatat setiap tamu, dengan ketentuan kolom:


– Tanggal kedatangan
– Nomor urut
– Nama tamu
– Jabatan/pekerjaan
– Maksud kunjungan

Pedoman Administrasi Organisasi NU 13


– Diterima oleh
– Catatan
– Tanda tangan

e. Buku daftar inventaris, untuk mencatat semua barang kekayaan yang dimiliki
oleh organisasi, dengan kolom-kolom:
– Nomor urut
– Tanggal pembukuan
– Kode barang
– Keterangan barang
– Kwantitas atau jumlah
– Nama satuan
– Tahun pembuatan
– Asal barang
– Kelengkapan dokumen dan tanggal penyerahan/perolehan barang
– Keadaan barang
– Harga
– Keterangan.

f. Buku Kas, untuk mencatat keluar masuk uang organisasi. Dengan kolom-
kolom:
– Tanggal penerimaan/pengeluaran uang
– Uraian
– Kode mata anggaran
– Jumlah uang.

g. Buku Kegiatan Harian, untuk mencatat segala kegiatan yang dilakukan oleh
pengurus/organisasi, dengan kolom-kolom:
– Waktu dan tempat kegiatan
– Nama kegiatan
– Pelaksana kegiatan
– Keterangan.

h. Buku Induk Anggota, untuk mencatat nama anggota, dengan kolom-kolom:


– Nomor induk anggota
– Nama anggota
– Umur/tanggal lahir
– Alamat
– Pendidikan
– Nikah/belum
– Mulai menjadi anggota
– Jenis keanggotaan
– Keterangan.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 14


KETENTUAN TENTANG ATRIBUT ORGANISASI DAN PEMAKAIANNYA

Sesuai dengan Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Bab III Pasal 7, lambang Nahdlatul
Ulama berupa gambar bola dunia yang dilingkari tali tersimpul, dikitari oleh 9
(sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak melingkar di atas garis khatulistiwa,
yang terbesar di antaranya terletak di tengah atas, sedang 4 (empat) bintang lainnya
terletak melingkar di bawah garis khatulistiwa, dengan tulisan NAHDLATUL
ULAMA dalam huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia ke
sebelah kiri, semua terlukis dengan warna putih di atas dasar hijau.

Lambang organisasi Nahdlatul Ulama tersebut merupakan identitas resmi


organisasi yang ada dalam atribut-atribut organisasi NU seperti:
1. Bendera
2. Stempel
3. Kop Surat/Amplop
4. Papan Nama
5. Panji-panji
6. Lencana
7. Baju Seragam
8. Lain-lain

a. Bendera
1. Warna bendera hijau cerah, ditengahnya terdapat lambang Nahdlatul Ulama
yang terlukis dengan warna putih, tanpa tambahan tulisan apapun.
2. Ukuran bendera adalah 120 x 90 cm atau disesuaikan dengan jenis keperluan.
Perbandingan panjang dengan lebar adalah 4 : 3.
3. Penggunaan/pemakaian bendera NU harus dijaga kehormatannya, baik di
dalam ruangan maupun di luar ruangan.
4. Pemasangan bendera NU dalam ruang resepsi resmi, ruang rapat/ruang kerja
di kantor atau pengibaran di halaman kantor NU harus disertai dengan
bendera nasional Sang Saka Merah Putih dengan ukuran yang sama. Letak
bendera NU di sebelah kiri dan bendera nasional di sebelah kanan.
5. Pemasangan bendera NU di luar ruangan diutamakan dalam setiap kegiatan
organisasi NU, pada upacara nasional, setiap tanggal 16 Rajab (Harlah NU di
halaman kantor atau pusat kegiatan milik NU), dalam kegiatan peringatan
hari besar Islam atau acara intern NU dan perangkatnya.
6. Lembaga dan Lajnah tidak boleh membuat model bendera tersendiri yang
berbeda dengan bendera NU.
7. Badan Otonom sesuai dengan statusnya mempunyai bendera sendiri.

b. Stempel
1. Stempel organisasi Nahdlatul Ulama berbentuk bulat dengan ukuran garis
tengah 3,5 cm. Di tengahnya terdapat lambang NU, di luar garis yang
melingkari lambang diisi tulisan tingkat kepengurusan NU, Lembaga/Lajnah.
2. Lambang dalam stempel organisasi NU adalah lambang Nahdlatul Ulama,
tanpa ada tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 15


3. Lembaga dan Lajnah tidak boleh membuat bentuk/model stempel tersendiri
yang berbeda dengan stempel organisasi NU.

c. Kop Surat,Amplop
1. Kertas surat organisasi NU berwarna putih, berukuran folio atau A4.
2. Amplop surat organisasi NU menggunakan jenis amplop panjang berwarna
putih.
3. Kertas surat dan amplop surat disertai kop yang memuat lambang organisasi
sesuai AD – NU Pasal 7, tingkat kepengurusan NU, alamat jelas yang disertai
kode pos dan nomor telepon/fax bila ada.
4. Kop kertas surat/amplop dicetak dengan warna hijau cerah.

d. Papan Nama
1. Papan nama merupakan tanda yang menunjukan keberadaan organisasi
Nahdlatul Ulama dalam wilayah tertentu.
2. Papan nama organisasi dapat dibuat dari bahan pelat baja, seng, kayu, atau
bahan lainnya yang baik.
3. Bentuk papan nama adalah empat persegi panjang, dengan panjang dan lebar
empat berbanding tiga.
4. Warna dasar papan nama adalah hijau cerah, gambar dan tulisan berwarna
putih. Jenis huruf tulisan adalah huruf latin kapital tegak.
5. Ukuran maksimum papan nama:
• Pengurus Besar : panjang 200 cm, lebar 150 cm.
• Pengurus Wilayah : panjang 180 cm, lebar 135 cm.
• Pengurus Cabang : panjang 160 cm, lebar 120 cm.
• Pengurus MWC : panjang 140 cm, lebar 105 cm.
• Pengurus Ranting : panjang 120 cm, lebar 90 cm.

6. Papan nama memuat lambang NU sesuai AD-NU Bab III Pasal 7, tingkat
kepengurusan NU, alamat kantor dan nomor telepon.
7. Pemasangan papan nama ditempatkan pada alamat kantor NU atau tempat yang
berdekatan, yang mudah dilihat. Pemasangan dapat menggunakan tiang yang
dipancangkan, ditempelkan atau digantungkan.
8. Pamasangan papan nama hendaknya mengindahkan ketentuan yang berlaku di
daerah yang bersangkutan dan diberitahukan kepada instansi terkait.

e. Papan Data
1. Setiap tingkatan organisasi perlu membuat papan data yang dipasang di
kantor sekretariatnya.
2. Ukuran papan data disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Papan data terdiri dari :
– Data pengurus berikut strukturnya
– Data potensi
– Kalender kegiatan organisasi
– Peta organisasi.

Pedoman Administrasi Organisasi NU 16


f. Panji-panji
1. Panji-panji organisasi seyogyanya dimiliki oleh kepengurusan NU tingkat
Ranting, Majlis Wakil Cabang, Cabang, Wilayah dan Pengurus Besar sebagai
atribut kehormatan organisasi.
2. Panji-panji dipasang di kantor organisasi dengan cara digantung pada tiang
atau tembok dengan tali warna kuning.
3. Panji-panji berbentuk perisai yang dipinggirnya dilingkari rumbai-rumbai
warna kuning. Ukuran panji-panji adalah 90 cm (tegak) X 60 cm (datar).
4. Panji-panji dibuat dari bahan dasar beludru/velvet warna hijau cerah.
Lambang NU dan tulisan kepengurusan disulam dengan benang warna kuning
keemasan.

g. Lencana
1. Lencana NU adalah kelengkapan atribut organisasi untuk disematkan pada
ujung kerah leher baju/jas sebelah kiri, di atas kantong baju sebelah kiri, pada
dasi atau peci.
2. Lencana NU berbentuk bulat, dengan diameter garis tengah 3 cm, di bagian
pinggir bulatan ada garis kecil melingkar berwarna kuning keemasan.
3. Lencana dibuat dari bahan kuningan, stainles, atau jenis logam lain,
vibreglass, coating, atau bahan lain yang baik, dengan warna dasar hijau
cerah.
4. Di atas dasar hijau terdapat lambang NU yang dilukis dengan warna kuning
keemasan.

h. Baju Seragam
1. Yang dimaksud dengan baju seragam dalam ketentuan ini adalah baju
seragam batik yang menggunakan ornamen/hiasan lambang Nahdlatul
Ulama.
2. Baju seragam batik berlambang NU dibuat dari bahan dasar fiori, tetoron,
katun, atau bahan lain yang baik.
3. Lambang NU yang dicetak/dilukis dalam bahan dasar tersebut harus tampak
nyata tercetak/tertulis sesuai dengan ketentuan AD-NU Bab III Pasal 7.

i. Lain-lain
1. Lambang Nahdlatul Ulama juga bisa digunakan (dicetak/dilukis) pada
benda-benda peraga atau atribut lain seperti; kaos, peci, stiker, vandel,
cenderamata, buku, kalender, dll.
2. Penggunaan lambang NU untuk keperluan pembuatan atribut intern
organisasi harus diketahui oleh tingkat kepengurusan organisasi yang
bersangkutan dan diawasi kualitas kelayakan serta akurasinya.
3. Penggunaan lambang NU untuk keperluan komersial oleh perseorangan
harus dengan idzin tertulis dari Pengurus Besar NU

Pedoman Administrasi Organisasi NU 17


PEDOMAN ADMINISTRASI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA
PNEGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN INDRAMAYU

NOMOR INDEKS CABANG SE-JAWA BARAT

D-01: Kab. Bogor D-14: Kab. Karawang


D-02: Kota Bogor D-15: Kab. Purwakarta
D-03: Kota Depok D-16: Kab. Subang
D-04: Kab. Sukabumi D-17: Kab. Bandung
D-05: Kota Sukabumi D-18: Kota Bandung
D-06: Kab. Cianjur D-19: Kota Cimahi
D-07: Kab. Cirebon D-20: Kab. Sumedang
D-08: Kota Cirebon D-21: Kab. Garut
D-09: Kab. Kuningan D-22: Kab. Tasikmalaya
D-10: Kab. Majalengka D-23: Kota Tasikmalaya
D-11: Kab. Indramayu D-24: Kab. Ciamis
D-12: Kab. Bekasi D-25: Kota Banjar
D-13: Kota Bekasi

Contoh Surat Pengurus Cabang


Nomor : 014/PC/A.1/D-11/03/2022
014 : surat keluar yang ke-14 sejak pergantian pengurus
PC : yang mengirim adalah Pengurus Cabang
A.1 : klasifikasi surat penting
D-17 : kode pengirim surat (Cabang Kabupaten Indramayu)
03 : surat dibuat pada bulan Maret
2012 : surat dibuat pada tahun 2022

Contoh Surat Pengurus Majelis Wakil Cabang


Nomor : 010/MWC/A.1/D-11.01/04/2022
010 : surat keluar yang ke-10 sejak pergantian pengurus
MWC : yang mengirim adalah Pengurus MWC

Pedoman Administrasi Organisasi NU 18


A.1 : klasifikasi surat penting
D-11.01 : kode pengirim surat (MWC Haurgeulis, Kabupaten Indramayu)
04 : surat dibuat pada bulan April
2022 : surat dibuat pada tahun 2022

Contoh Surat Pengurus Ranting


Nomor : 010/PR/A.1/D-11.01.05/05/2022
006 : surat keluar yang ke-6 sejak pergantian pengurus
PR : yang mengirim adalah Pengurus Ranting
A.1 : klasifikasi surat penting
D-11.01.05 : kode pengirim surat (Ranting Desa Kertanegara, Kec. Haurgeulis,
Kabupaten Indramayu)
05 : surat dibuat pada bulan April
2022 : surat dibuat pada tahun 2022

NOMOR INDEKS MWC DAN RANTING


SE KABUPATEN INDRAMAYU

NOMOR NOMOR
NAMA NAMA KELURAHAN/
NO INDEKS INDEKS
KECAMATAN DESA
MWC RANTING
1 D-01 Haurgeulis D-01 Desa Cipancuh
D-02 Desa Haurgeulis
D-03 Desa Haurkolot
D-04 Desa Karangtumaritis
D-05 Desa Kertanegara
D-06 Desa Mekarjati
D-07 Desa Sidadadi
D-08 Desa Sukajati
D-09 Desa Sumbermulya
D-10 Desa Wanakaya

2 D-02 Kroya D-01 Desa Jayamulya


D-02 Desa Kroya
D-03 Desa Sukamelang
D-04 Desa Sukaslamet
D-05 Desa Sumbon
D-06 Desa Tanjungkerta
D-07 Desa Temiyang

Pedoman Administrasi Organisasi NU 19


D-08 Desa Temiyangsari

3 D-03 Gabuswetan D-01 Desa Babakanjaya


D-02 Desa Drunten Kulon
D-03 Desa Drunten Wetan
D-04 Desa Gabuskulon
D-05 Desa Gabuswetan
D-06 Desa Kedokangabus
D-07 Desa Kedungdawa
D-08 Desa Rancahan
D-09 Desa Rancamulya
D-10 Desa Sekarmulya

4 D-04 Cikedung D-01 Desa Amis


D-02 Desa Cikedung
D-03 Desa Cikedung Lor
D-04 Desa Jambak
D-05 Desa Jatisura
D-06 Desa Loyang
D-07 Desa Mundakjaya

5 D-05 Lelea D-01 Desa Cempeh


D-02 Desa Langgengsari
D-03 Desa Lelea
D-04 Desa Nunuk
D-05 Desa Pangauban
D-06 Desa Tamansari
D-07 Desa Telagasari
D-08 Desa Tempel
D-09 Desa Tempelkulon
D-10 Desa Tugu
D-11 Desa Tunggulpayung

6 D-06 Bangodua D-01 Desa Bangodua


D-02 Desa Beduyut
D-03 Desa Karanggetas

Pedoman Administrasi Organisasi NU 20


D-04 Desa Malangsari
D-05 Desa Mulyasari
D-06 Desa Rancasari
D-07 Desa Tegalgirang
D-08 Desa Wanasari

7 D-07 Widasari D-01 Desa Bangkaloa Ilir


D-02 Desa Bunder
D-03 Desa Kalensari
D-04 Desa Kasmaran
D-05 Desa Kongsijaya
D-06 Desa Leuwigede
D-07 Desa Ujungaris
D-08 Desa Ujungjaya
D-09 Desa Ujungpendokjaya
D-10 Desa Widasari

8 D-08 Kertasemaya D-01 Desa Jambe


D-02 Desa Jengkok
D-03 Desa Kertasemaya
D-04 Desa Kliwed
D-05 Desa Laranganjambe
D-06 Desa Lemahayu
D-07 Desa Manguntara
D-08 Desa Sukawera
D-09 Desa Tegalwirangrong
D-10 Desa Tenajar
D-11 Desa Tenajar Kidul
D-12 Desa Tenajar Lor
D-13 Desa Tulungagung

9 D-09 Krangkeng D-01 Desa Dukuhjati


D-02 Desa Kalianyar
D-03 Desa Kapringan
D-04 Desa Kedungwungu

Pedoman Administrasi Organisasi NU 21


D-05 Desa Krangkeng
D-06 Desa Luwunggesik
D-07 Desa Purwajaya
D-08 Desa Singakerta
D-09 Desa Srengseng
D-10 Desa Tanjakan
D-11 Desa Tegalmulya

10 D-10 Karangampel D-01 Desa Benda


D-02 Desa Dukuhjeruk
D-03 Desa Dukuhtengah
D-04 Desa Kaplonganlor
D-05 Desa Karangampel
D-06 Desa Karangampel Kidul
D-07 Desa Mundu
D-08 Desa Pringgacala
D-09 Desa Sendang
D-10 Desa Tanjungpura
D-11 Desa Tanjungsari

11 D-11 Juntinyuat D-01 Desa Dadap


D-02 Desa Junti Kebon
D-03 Desa Juntikedokan
D-04 Desa Juntinyuat
D-05 Desa Juntiweden
D-06 Desa Limbangan
D-07 Desa Lombang
D-08 Desa Pondoh
D-09 Desa Sambimaya
D-10 Desa Segeran
D-11 Desa Segeran Kidul
D-12 Desa Tinumpuk

12 D-12 Sliyeg D-01 Desa Gadingan


D-02 Desa Longok

Pedoman Administrasi Organisasi NU 22


D-03 Desa Majasari
D-04 Desa Majasih
D-05 Desa Mekargading
D-06 Desa Sleman
D-07 Desa Sleman Lor
D-08 Desa Sliyeg
D-09 Desa Sliyeglor
D-10 Desa Sudikampiran
D-11 Desa Tambi
D-12 Desa Tambi Lor
D-13 Desa Tugu
D-14 Desa Tugu Kidul

13 D-13 Jatibarang D-01 Desa Bulak


D-02 Desa Bulak Lor
D-03 Desa Jatibarang
D-04 Desa Jatibarang Baru
D-05 Desa Jatisawit
D-06 Desa Jatisawit Lor
D-07 Desa Kalimati
D-08 Desa Kebulen
D-09 Desa Krasak
D-10 Desa Lobener
D-11 Desa Lobener Lor
D-12 Desa Malangsemirang
D-13 Desa Pawidean
D-14 Desa Pilangsari
D-15 Desa Sukalila

14 D-14 Balongan D-01 Desa Balongan


D-02 Desa Rawadalem
D-03 Desa Sukareja
D-04 Desa Sukaurip
D-05 Desa Tegalurung
14 32:12:14 Balongan D-06 Desa Gelarmendala

Pedoman Administrasi Organisasi NU 23


D-07 Desa Majakerta
D-08 Desa Sudimampir
D-09 Desa Sudimampirlor
D-10 Desa Tegalsembadra

15 D-15 Indramayu D-01 Kelurahan Margadadi


D-02 Kelurahan Paoman
D-03 Desa Pekandangan Jaya
D-04 KelurahanLemahabang
D-05 Kelurahan Lemahmekar
D-06 Kelurahan Karanganyar
D-07 Kelurahan Karangmalang
D-08 Kelurahan Bojongsari
D-09 Kelurahan Kepandean
D-10 Desa Dukuh
D-11 Desa Plumbon
D-12 Desa Telukagung
D-13 Desa Pekandangan
D-14 Desa Singajaya
D-15 Desa Singaraja
D-16 Desa Karangsong
D-17 Desa Pabeanudik
D-18 Desa Tambak

16 D-16 Sindang D-01 Desa Penganjang


D-02 Desa Rambatan Wetan
D-03 Desa Sindang
D-04 Desa Dermayu
D-05 Desa Terusan
D-06 Desa Panyindangan Kulon
D-07 Desa Panyindangan Wetan
D-08 Desa Kenanga
D-09 Desa Babadan
D-10 Desa Wanantara

Pedoman Administrasi Organisasi NU 24


17 D-17 Cantigi D-01 Desa Cangkring
D-02 Desa Cantigi Kulon
D-03 Desa Cantigi Wetan
D-04 Desa Lamarantarung
D-05 Desa Panyingkiran Kidul
D-06 Desa Panyingkiran Lor

18 D-18 Lohbener D-01 Desa Bojongslawi


D-02 Desa Kiajaran Kulon
D-03 Desa Kijaran Wetan
D-04 Desa Langut
D-05 Desa Lanjan
D-06 Desa Larangan
D-07 Desa Legok
D-08 Desa Lohbener
D-09 Desa Pamayahan
D-10 Desa Rambatan Kulon
D-11 Desa Sindangkerta
D-12 Desa Waru

19 D-19 Arahan D-01 Desa Arahan Kidul


D-02 Desa Arahan Lor
D-03 Desa Cidempet
D-04 Desa Linggajati
D-05 Desa Pranggong
D-06 Desa Sukadadi
D-07 Desa Sukasari
D-08 Desa Tawangsari

20 D-20 Losarang D-01 Desa Cemara


D-02 Desa Jangga
D-03 Desa Jumbleng
D-04 Desa Krimun
D-05 Desa Losarang
D-06 Desa Muntur

Pedoman Administrasi Organisasi NU 25


D-07 Desa Pangkalan
D-08 Desa Pegagan
D-09 Desa Puntang
D-10 Desa Rajaiyang
D-11 Desa Ranjeng
D-12 Desa Santing

21 D-21 Kandanghaur D-01 Desa Karanganyar


D-02 Desa Bulak
D-03 Desa Curug
D-04 Desa Eretan Kulon
D-05 Desa Eretan Wetan
D-06 Desa Ilir
D-07 Desa Karangmulya
D-08 Desa Kertawinangun
D-09 Desa Parean Girang
D-10 Desa Pranti
D-11 Desa Soge
D-12 Desa Wirakanan
D-13 Desa Wirapanjunan

22 D-22 Bongas D-01 Desa Bongas


D-02 Desa Cipaat
D-03 Desa Cipedang
D-04 Desa Kertajaya
D-05 Desa Kertamulya
D-06 Desa Margamulya
D-07 Desa Plawangan
D-08 Desa Sidamulya

23 D-23 Anjatan D-01 Desa Anjatan


D-02 Desa Anjatan Baru
D-03 Desa Anjatan Utara
D-04 Desa Bugis
D-05 Desa Bugistua

Pedoman Administrasi Organisasi NU 26


D-06 Desa Cilandak
D-07 Desa Cilandak Lor
D-08 Desa Kedungwungu
D-09 Desa Kopyah
D-10 Desa Lempuyang
D-11 Desa Mangunjaya
D-12 Desa Salamdarma
D-13 Desa Wanguk

24 D--24 Sukra D-01 Desa Bogor


D-02 Desa Karang Layung
D-03 Desa Sukra
D-04 Desa Sukrawetan
D-05 Desa Sumuradem
D-06 Desa Sumuradem Timur
D-07 Desa Tegaltaman
D-08 Desa Ujunggebang

25 D-25 Gantar D-01 Desa Baleraja


D-02 Desa Bantarwaru
D-03 Desa Gantar
D-04 Desa Mekarjaya
D-05 Desa Sanca
D-06 Desa Situraja

26 D-26 Terisi D-01 Desa Cibereng


D-02 Desa Cikawung
D-03 Desa Jatimulya
D-04 Desa Jatimunggul
D-05 Desa Karangasem
D-06 Desa Kendayakan
D-07 Desa Manggungan
D-08 Desa Plosokerep
D-09 Desa Rajasinga

27 D-27 Sukagumiwang D-01 Desa Bondan

Pedoman Administrasi Organisasi NU 27


D-02 Desa Cadangpinggan
D-03 Desa Cibeber
D-04 Desa Gunungsari
D-05 Desa Sukagumiwang
D-06 Desa Tersana

28 D-28 Kedokan Bunder D-01 Desa Cangkingan


D-02 Desa Jayalaksana
D-03 Desa Jayawinangun

D-04 Desa Kaplongan

D-05 Desa Kedokan Agung


D-06 Desa Kedokanbunder
Desa Kedokanbunder
D-07
Wetan
29 D-29 Pasekan D-01 Desa Karanganyar
D-02 Desa Brondong
D-03 Desa Pabeanilir
D-04 Desa Pagirikan
D-05 Desa Pasekan
D-06 Desa Totoran

30 D-30 Tukdana D-01 Desa Bodas


D-02 Desa Cangko
D-03 Desa Gadel
D-04 Desa Karangkerta
D-05 Desa Kerticala
D-06 Desa Lajer
D-07 Desa Mekarsari
D-08 Desa Pagedangan
D-09 Desa Rancajawat
D-10 Desa Sukadana
D-11 Desa Sukamulya
D-12 Desa Sukaperna
D-13 Desa Tukdana

31 D-31 Patrol D-01 Desa Arjasari

Pedoman Administrasi Organisasi NU 28


D-02 Desa Bugel
D-03 Desa Limpas
D-04 Desa Mekarsari
D-05 Desa Patrol
D-06 Desa Patrol Baru
D-07 Desa Patrollor
D-08 Desa Sukahaji

Pedoman Administrasi Organisasi NU 29

Anda mungkin juga menyukai