Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS HUKUM KELUARGA ISLAM

TALAK VIA MEDSOS


Disusun Untuk Melengkapi
Tugas Mata Kuliah Studi Kasus Hukum Keluarga Islam

Dosen pengampu :
Dr. Ita Musarrofa, S.H.I., M.Ag

Disusun Oleh :
Lailatul Fitriyah (C71219070)
Lisvia Lathifatus Tsaniyah (C71219072)
Muhammad Hilmy (C91218127)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah selesai kami susun dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
khususnya Ibu Dr. Ita Musarrofa, S.H.I., M.Ag selaku Dosen Pengampu kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga kami
bisa melakukan perbaikan makalah dan dapat menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah kami tentang Talak Via Medsos ini dapat
memberi manfaat ataupun pengetahuan pada pembaca.

Surabaya, 24 Mei 2022

TIM Penyusun Makalah


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perceraian antara suami dan isteri merupakan malapetaka yang harusnya
dihindari. Perceraian hanya dibenarkan penggunaannya dalam keadaan darurat sehingga
tidak menimbulkan mudharat yang lebih besar. Masalah-masalah yang berhubungan
dengan perkawinan, termasuk pula perceraian telah diatur dan dijadikan hukum positif di
Indonesia yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 sebagai Pelaksanaan
dari Undang-Undang Perkawinan tersebut dan Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991
Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam. Penjatuhan talak yang terjadi sekarang
ini dapat dilakukan melalui media elektronik handphone.
Talak yang dijatuhkan melalui media elektronik handphone dianggap tidak lazim
seperti talak yang biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Realitas sekarang ini,
seorang suami dapat menjatuhkan talak kepada isterinya hanya dengan mengirimkan
sebuah sms yang isinya berupa talak.Menurut ketentuan Pasal 38 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Undang-undang
Perkawinan), ada beberapa alasan putusnya perkawinan yaitu kematian, perceraian, dan
putusan pengadilan.
B. Rumusan Masalah
1. Kasus Talak Via Medsos
2. Ketentuan Talak Dalam Hukum Positif
3. Talak Via Medsos Prespektif Hukum Islam
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kasus Talak Via Medsos
2. Untuk Mengetahui Ketentuan Talak Dalam Hukum Positif
3. Untuk Mengetahui Talak Via Medsos Prespektif Hukum Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus Talak Via Medsos


Perceraian melalui media elektronik adalah perceraian yang dijatuhkan oleh
suami kepada istrinya dengan menggunakan media elektronik berupa handphone sebagai
sarana untuk mengirim pesan singkat yang didalamnya memuat kata-kata cerai. 1Ada
beberapa kasus cerai melalui media sosial di Indonesia, salah satunya yaitu ada kasus
talak lewat pesan facebook. Kasus tersebut terjadi di kecamatan Wiyung Surabaya. Jadi
krognilogi kasusnya yaitu;
“Bermula pada sepasang kekasih yang bernama Susi (20) dengan Eko (20). Setelah akad
nikah pada tanggal 29 Juni 2013, kedua mempelai tinggal di kediaman (kost) orang tua
Eko di daerah Wiyung. Kurang lebih dari satu minggu, hubungan keduanya terlihat
normal sebagai suami istri, namun setelah itu, tanda-tanda keretakan hubungan mereka
mulai terlihat ketika Susi meminta nafkah kepada Eko, namun, Eko enggan memberinya.
Situasi ini diketahui oleh orang tua Eko, namun orang tua Eko justru menyudutkan Susi
dengan menuduh Susi menikahi Eko dengan tujuan harta semata (matrealistik), tidak
hanya menuduh perempuan matre, orang tua Eko juga menuduh Susi menggoda (genit)
kepada Eko sehingga terjerumus kepada asusila. Kondisi demikian membuat Susi risih
dan pergi dari kediaman orang tua Eko dengan tanpa pamit kepada Eko maupun orang
tuanya. Perbuatan Susi yang meninggalkan rumah tanpa pamit tersebut membuat Eko
marah dan mengucapkan kata talak kepada Susi karena Eko merasa tidak dihargai
sebagai suami. Mendengar kata talak yang di ucapkan Eko, Susi kemudian melapor
kepada orang tuanya. Setelah itu, orang tua Susi kemudian mempertemukan keduanya
dan mendengar pendapat dari keduabelah pihak serta memberikan saran untuk
mendamaikan antara Eko dengan Susi, usaha tersebut membuahkan hasil dengan bukti
Eko mau merujuk kembali Susi. Hingga suatu saat Eko meninggalkan kediaman Susi
cukup lama, sekitar 1 mingguan. Kemudian Susi mencari tahu keberadaan suaminya
tersebut dengan menelpon Eko, namun nomer yang dihubungi sudah tidak aktif lagi.
Selain menelepon, Susi mendatangi kediaman (kost) orang tua Eko, ternyata orang tua
1
Indrayana Nugraha (Perceraian Melalui Media Elektronik Dalam Prespektif Hukum Positif Dan Fiqh Islam), Vol.
13 No. 1, hal., 4
Eko pun tidak ada, informasi dari pemilik kost mengatakan bahwa mereka telah pindah
beberapa hari yang lalu. Kemudian Susi menanyakan kepada teman-teman Eko, namun
teman-temannya juga tidak mengetahui keberadaan Eko. Pada suatu malam, Susi
memainkan gadget dan membuka akun facebook miliknya yang telah lama tidak dibuka.
Ia memiliki pemberitahuan yang banyak dan beberapa pesan pribadi dalam akun
tersebut. Ketika membuka isi pesan facebook tersebut, Susi menangis membaca pesan
tersebut, pasalnya pesan tersebut dikirim oleh Eko yang merupakan suaminya, Eko
mengirimkan “kamu setelah melahirkan saya ceraikan” Setelah memberikan pesan
tersebut, hingga kini Eko tidak diketahui keberadaannya.”
B. Ketentuan Talak Dalam Hukum Positif

C. Talak Via Medsos Prespektif Hukum Islam


Perceraian dalam fiqh islam adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau
melepaskan akad pernikahan dengan lafadz perceraian atau sejenisnya atau bisa disebut
juga dengan menghapus ikatan perkawinan yang dimana status istri tidak sah lagi bagi
suami setelah itu.2
Sedangkan mengenai perceraian melalui media elektronik (SMS), perceraian
melalui media elektronik (SMS) adalah perceraian yang dijatuhkan oleh suami kepada
istrinya dengan menggunakan media elektronik berupa handphone sebagai sarana untuk
mengirim pesan singkat yang didalamnya memuat kata-kata cerai. Talak dengan tulisan
di dalam fiqih disebut juga dengan at-talaq bi al-kitabah. Ulama Hanafi membagi menjadi
dua macam, yaitu:3
1. At-talaq mustabinah, yaitu talak yang dijatuhkan kepada istrinya dengan
menggunakan tulisan secara jelas dan berbekas, seperti tulisan pada kertas,
tembok, kulit, kain, dan lain-lain.
2. At-talaq ghairu mustabinah, yaitu talak yang ditulis pada sesuatu barang yang
tidak berbekas dan tidak jelas atau segala sesuatu yang tidak mungkin dapat
dipahami dan dibaca. Mengenai hukum talak ini dihukumi tidak sah kecuali ada
niat sebelumnya.

2
٣٧٨٦ .‫ ص‬،)٢٠٠٥ ،٨ ‫ ط‬،‫ دار الفكر‬:‫(دمشق‬٩‫ج‬،‫الفقه اإلسالمي و أدلته‬،‫الدكتور وهبة الرحيلى‬.
3
Wahabah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adilatuhu, Juz3,(Damshig: Dar fikr, 1977) 382
Hukum talak melalui SMS dapat dianalogikan/diqiyaskan dengan cerai melalui
tulisan surat biasa (bil kitabah). Sebab ada kesamaan diantara keduanya, yaitu merupakan
pesan cerai melalui teks yang bukan verbal (lisan). Menurut para ulama fiqih (fuqaha)
sepakat bahwa talak melalui surat efektif jatuh talak, begitu pula dengan talak melalui
SMS karena memiliki intensitas yang sama.4
Dan menyikapi permasalahan tentang keabsahan perceraian melalui media
elektronik (SMS), ada beberapa pendapat dari para ulama fiqh tentang perceraian melalui
media elektronik (SMS), yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Prof. Dr. K.H Ahmad Zahro, M.A bahwa ketentuan perceraian melalui
media elektronik (SMS) sama halnya dengan ketentuan perceraian melalui tulisan
yaitu sah dan jatuh talaq dengan syarat, sebagai berikut: suami yang menjatuhkan
talaq harus berakal, dewasa, dan cakap bertindak hukum, harus ada kehendak dari
suami yang diungkapkan dalam ucapan talaq, yang ditalaq adalah istri dalam
pernikahan yang sah, harus ada ungkapan yang mengandung makna melepaskan
ikatan pernikahan dan pemutusan hubungan suami istri, dan harus ada dua orang
saksi yang adil dan cakap.5
2. Menurut syafi’iyah: perceraian melalui tulisan dikatakan sah dan jatuh talaq
dengan tiga syarat. Syarat pertama: harus ada niat menceraikan dari pihak suami
dalam menuliskan pesandan juga jelas ditujukan kepada istri sahnya yang hendak
dicerai. Syarat kedua: ditulis dalam kertas atau lainnya yang bisa menyimpan
catatan dan bisa dibaca. Syarat ketiga: ditulis sendiri dan tidak boleh dituliskan
oranglain. Jika dituliskan orang lain, maka tidak sah cerainya. Sebab, antara niat
dan tindakan harus dilakukan satu orang secara bersamaan.6
3. Menururt Sayyid Sabiq talaq dengan surat atau tulisan dapat dikatakan jatuh talaq,
dengan syarat yaitu hendaknya suratnya itu jelas dan terang, yang dimaksud disini
adalah dapat dibaca atau tertulis diatas lembaran kertas dan lain sebagainya. Dan
terang yang dimaksud disini adalah tertulis kepada alamat isteru dengan jelas,
misalnya “wahai fulanah! Engkau saya talaq”. Jika surat tidak tertuju jelas

4
M. Lukman Hakim, Skripsi: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Talak Melalui Media Elektronik Handphone”,
(Palembang: UIN Raden Fatah, 2018) 73
5
Amad Zahro, Fiqh Kontemporer, Jilid II, (Jakarta: PT. Qah Media Kreatifa, 2017) 214
6
٢٧٩ .‫ ص‬،‫نفس المرجع‬.
kepadanya, misalnya diatas kertas tertulis “engkau saya talaq” atau “istriku
tertalaq”. Maka talaq seperti ini dianggap tidak sah, kecuali dengan niat.7
4. Ustadz Buya Yahya berpendapat bahwa talaq melalui SMS adalah talaq qinayah
artinya jika yang menulis tidak niat maka tidak jatuh talaq, sedangkan jika
terdapat niat dalam pengucapannya maka jatuh talaq.8
5. KH. A. Masduqi Mahfudz, beliau berpendapat bahwa apabila orang yang
menceraikan istrinya lewat pesan singkat itu sewaktu menulis hatinya berniat
menceraikan, maka perceraiannya sah dan jika hatinya tidak berniat, maka
perceraiannya tidak sah.9
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum
perceraian melalui media elektronik (SMS) dalam fiqh islam adalah sama halnya dengan
hukum perceraian melalui tulisan atau kitabah yaitu sah dan jatuh talaq apabila telah
memenuhi syarat, yaitu:
1. Suami yang menjatuhkan talaq harus berakal, dewasa, dan cakap bertindak
hukum.
2. Istri yang ditalaq adalah istri dalam pernikahan yang sah.
3. Adanya niat dan kesengajaan dalam talaq.
4. Adanya lafadz talaq baik sharih atau kinayah yang menunjukan kalimat
perceraian.
5. Hendaknya surat itu jelas dan terang, yang dimana tulisan tersebut dapat dipahami
dan dapat dibaca.
6. Memverivikasi kebenaran pengirim, yaitu bahwa pengirim talaq adalah suami
dengan latar belakang yang jelas.
7. Atas kehendak suami sendiri.

7
٧٥٢ .‫) ص‬١٩٨٣ ،٦‫ ط‬،‫ دار الكتب العربي‬:‫ (بيروت‬،٢ ‫ ج‬،‫ فقه السنة‬،‫السيد سابق‬.
8
https://www.youtube.com/watch?v=0GzHv5MbvLw&t=225s, (diakses pada 27 Mei 2022 pukul 15:00)
9
https://makalahahli.blogspot.com/2017/09/hukum-cerai-melalui-sms-sah-atau-tidak.html, (diakses pada 27 Mei
2022 pukul 22:00)

Anda mungkin juga menyukai