Anda di halaman 1dari 4

Definisi: Pneumonia adalah penyakit peradangan akut Manifestasi Klinis:.

pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme Demam, meningsimus, anoreksia, muntah, diare, nyeri abdomen,
dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non infeksi sumbatan nasal, keluaran nasal, batuk, bunyi pernafasan tambahan,
yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan sakit tenggorokkan, keadaan berat bayi tidak dapat menyusu, batuk dan
gangguan pertukaran gas setempat (Bradley, et al, 2011). kesulitan bernafas.

Etiologi:
Pemeriksaan Penunjang:
Bakteri, virus, jamur, aspirasi makanan, kerosene (bensin,
a. Pemeriksaan Laboraturium
minyak tanah), cairan amnion, dan benda asing. Faktor lain
b. Pemeriksaan Mikroskopik
yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya
c. Pemeriksaan Imunologis
tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi
d. Pemeriksaan Radiologis
protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik
yang tidak sempurna. Faktor risiko : Status gizi buruk,
Riwayat imunisasi buruk atau tidak lengkap, Riwayat
wheezing berulang, Riwayat BBLR, Kepadatan penghuni
rumah, sosial ekonomi rendah. Penatalaksanaan :
a. Pemberian antibiotik per-oral/melalui infus seperti ampisilin,
WEB OF CAUTION kloramfenikol, sefatoksim, amikasin, dan lain-lain.
Klasifikasi:
1. Secara morfologis : pneumonia lobaris, pneumonia PNEUMONIA b. Pemberian oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
loburalis, pneumonia interstisial. c. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik.
2. Agen penyebab : pneumonia virus, atipikal, dan d. Cairan, kalori dan elektrolit glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah
bakterial. larutan KCl 10 mEq/500 ml cairan infus.
3. Berdasarkan inang dan lingkungan : pneumonia e. Obat-obatan seperti antibiotika berdasarkan etiologi dan kortikosteroid
komunitas, nosokomial, aspirasi, dan gangguan imun.
bila banyak lendir.
4. Berdasarkan penanganan usia : pneumonia dan bukan
pneumonia. f. Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia

Pengkajian Keperawatan : Pengkajian Keperawatan :


1) Riwayat pasien berupa panas, batuk, nasal discharge, 4) Pengetahuan pasien dan keluarga : pengalaman dengan penyakit
perubahan pola makan, kelemahan, penyakit respirasi pernafasan, pemahaman akan kebutuhan intervensi pada distress
sebelumnya, perawatan di rumah, penyakit lain yang pernafasan, tingkat pengetahuan mengenai kesiapan dan keinginan untuk
diderita anggota keluarga di rumah. belajar.
2) Pemeriksaan fisik berupa demam, dyspnea, takipnea, 5) Data subjektif yang dirasakan pasien dan data objektif yang terlihat oleh
sianosis, penggunaan otot pernafasan tambahan, suara pasien.
nafas tambahan, rales, menaikkan sel darah putih
(bakteri pneumonia), arterial blood gas, X-Ray dada.
3) Psikososial dan faktor perkembangan : usia, tingkat
perkembangan, kemampuan memahami rasionalisasi
intervensi, pengalaman berpisah dengan orang tua,
mekanisme koping yang dipakai sebelumnya,
kebiasaan (pengalaman yang tidak menyenangkan,
waktu tidur, rutinitas pemberian pola makan).
Etiologi : jamur, bakteri, virus,
dan lain-lain terhirup/teraspirasi

Masuk ke paru-paru menuju alveolus

Mengakibatkan timbul proses peradangan

Terjadilah infeksi Peningkatan Peningkatan konsentrasi


dan pembentukan suhu tubuh Eksudat dan serousa masuk ke dalam alveoli protein cairan alveoli
trombus

MK : Hipertermi Sel darah merah dan leukosit Peningkatan tekanan


pneumokokus mengisi alveoli hidrostatik dan tekanan Peningkatan difusi
Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
osmosis
Peningkatan
eksudat trombus vena keringat Konsolidasi di alveoli Akumulasi cairan di
pulmonalis MK : Hambatan alveoli
pertukaran gas
Kerusakan
MK : Risiko Kapasitas vital dan
Nekrosis defisien volume compliance menurun
jaringan Cairan menekan saraf
hemoragik cairan
parut

MK : Suplai oksigen menurun


Peningkatan MK : Nyeri Akut
Dispnea Ketidakefektifan
produksi sputum pola napas

Akumulasi sputum MK : Intoleransi aktivitas


Akumulasi Tertelan ke di lambung
sputum di jalan lambung (sputum bersifat
napas
basa di lambung)

MK : Ketidakefektifan
Lambung berusaha MK : Ketidakseimbangan
bersihan jalan nafas Peningkatan
menyeimbangkan asam Mual, muntah pemenuhan nutrisi : kurang
dan basa asam lambung
dari kebutuhan tubuh
NOC MK : Ketidakefektifan pola
 Respiratory status: ventilation napas
MK : Intoleransi aktivitas
 Respiratory status: airway patency.

NIC NOC
Airway Suction NOC  Respiratory status: Ventilation
 Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning  Energy conservation  Respiratory status: Airway patency
 Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah  Activity tolerance
suctioning  Self care : ADLs NIC
 Informasikan pada klien dan keluarga tentang Airway Management
suctioning NIC  Buka jalan nafas, gunakan teknik chi lift atau jaw
 Minta klien nafas dalam sebelum suction Activity therapy thrust bila perlu
dilakukan  Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Berikan oksigen dengan menggunakan nasal merencanakan progam terapi yang tepat.  Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
untuk memfasilitasi suction nasotracheal  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang nafas buatan
 Gunakan alat yang streril disetiap melakukan mampu dilakukan  Pasang mayo bila perlu
tindakan  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dengan kemampuan fisik, psikologi dan social  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
dalam setelah kateter dikeluarkan dari  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber  Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
nasotracheal yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan  Lakukan suction pada mayo
 Monitor status oksigen pasien  Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti  Berikan bronkodilator bila perlu
 Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan kursi roda, krek  Berikan pelembab udara kassa basah Nacl lembab
suction  Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
 Hentikan suction dan berika oksigen apabila  Bantu klien untuk membantu jadwal latihan diwaktu keseimbangan
pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan luang  Monitor respirasi dan status O2
saturasi oksigen, dll  Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi  Monitor TTV
kekurangan dalam beraktivitas
Airway Management  Sediakan penguatkan positif bagi yang aktif Oxygen Therapy
 Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau beraktivitas  Bersihkan mulut,hidung dan sekret trakea
jaw thrust bila perlu  Bantuan pasien untuk mengembangkan motivasi dari  Pertahankan jalan napas yang paten
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan dan penguatan  Atur peralatan oksigenasi
ventilasi  Monitor respon fisik, emosi, sosial dan  Monitor aliran oksigen
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat spiritual.Berikan antibiotik bila perlu
 Pertahankan posisi pasien
jalan nafas buatan
 Observasi adanya tanda hipoventilas
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
MK : Hipertermi

MK : Risiko defisien volume cairan MK : Hambatan pertukaran gas


NOC
Thermoregulation

NIC NOC NOC


Fever treatment  Fluid balance  Respiratory Status : Gas exchange.
 Monitor suhu sesering mungkin  Respiratory Status : ventilation.
 Monitor warna dan suhu kulit NIC  Vital Sign Status
Fluid management
 Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
 Timbang popok/pembalut jika diperlukan NIC
 Berikan anti piretik
Respiratory Monitoring
 Selimuti pasien  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Kolaborasi pemberian cairan intervena  Monitor status hidrasi (kelembaban, membran  Monitor rata – rata, kedalaman, irama
 Kompres pasien pada lipat paha dan aksila mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) dan usaha respirasi
jika diperlukan  Catat pergerakan dada,amati
 Monitor vital sign kesimetrisan, penggunaan otot
MK : Ketidakseimbangan pemenuhan  Monitor masukkan makanan/cairan dan hitung tambahan, retraksi otot supraclavicular
kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh intake kalori harian dan intercostal
 Kolaborasikan pemberian cairan IV  Monitor suara nafas, seperti dengkur
 Monitor status nutrisi  Monitor pola nafas : bradipena,
NOC  Berikan cairan IV pada suhu ruangan takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
 Nutritional status  Dorong masukkan oral cheyne stokes, biot.
 Nutritional status : food and fluid intake  Berikan penggantian nasogastrik sesuai output  Catat lokasi trakea.
 Nutritional status : nutrient intake  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan  Monitor kelelahan otot diagfragma
 Weight control  Tawarkan snack (jus buah, buah segar) (gerakan paradoksis).
 Kolaborasi dengan dokter  Auskultasi suara nafas, catat area
NIC penurunan / tidak adanya ventilasi dan
 Atur kemungkinan transfusi
Nutrition management suara tambahan.
 Persiapkan untuk transfusi
 Kaji adanya alergi makanan  Tentukan kebutuhan suction dengan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan MK : Nyeri Akut Pain management jalan napas utama.
pasien  Lakukan pengkajian nyeri secara  Auskultasi suara paru setelah tindakan
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe komprehensif termasuk lokasi, untuk mengetahui hasilnya.
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein NOC karakteristrik, durasi, frekuensi,
dan vitamin C  Pain level kualitas, dan faktor presipitasi.
 Berikan substansi gula  Pain control  Observasi reaksi nonverbal dari Sumber : Betz & Sowden (2002); Bradley
 Yakinkan diet yang dimakan mengandung  Comfort level ketidaknyamanan (2011); Buleheck (2013); Dahlan (2007);
tinggi serat untuk mencegah konstipasi  Ajarkan tentang teknik non Heardman (2018); Moorhead (2013); Nurarif &
 Berikan makanan yang terpilih (sudah farmakologi Kusuma (2015); Wong (2008)
dikonsultasikan dengan ahli gizi)  Berikan analgetik untuk
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan mengurangi nyeri
makanan harian  Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri.

Anda mungkin juga menyukai