Anda di halaman 1dari 6

UTS Sosiologi Sastra

Resensi atau Ulasan dan Konteks Sosial Novel Layla Majnun


Disusun untuk memenuhi Ulangan Tengah Semester mata kuliah Sosiologi Sastra
Dosen Pengampu : MOH. FATHONI, S.S., M.A.

Disusun Oleh :
Dimas Ilhamy Hasyim 201104030008

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
TAHUN 2022
A. Ulasan
Novel Layla Majnun atau Qays dan Laila merupakan salah satu genre novel roman yang
dinobatkan sebagai buku terlaris sepanjang masa. Menjadi bahan perbincangan yang tak ada
habisnya dari generasi ke generasi. Hingga saat ini, buku bertema cinta ini masih menjadi
fenomena dan dibaca oleh banyak kalangan. Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari buku ini
tentang fokus dan ketulusan cinta seseorang terhadap pasangannya. Siapapun yang membaca
cerita ini bisa merasa sangat bingung, cinta itu sendiri bisa hadir kapan saja, dimana saja dan
dengan siapa saja, tidak semua orang bisa memungkiri keberadaan cinta itu sendiri, sehingga
terkadang cinta datang tanpa alasan yang jelas dan pasti.

Seperti buku ini tentang bagaimana seseorang berjuang dengan orang yang dicintai.
Buku Layla dan Majnun adalah kisah cinta tragis yang sangat terkenal di negara-negara Timur
Tengah yang telah diturunkan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun.

Penyair Persia Nizami Ganjavani ditugaskan untuk menceritakan dan menyebarluaskan


cerita ini secara lisan, dan ditulis dalam bentuk karya sastra yang tidak biasa. Shirvanshah adalah
penguasa Kaukasus pada tahun 1188. Dia memerintah Nizami untuk menyebarkan cerita ini.
Awalnya Nizam menolak, tapi akhirnya dia setuju untuk menulis cerita itu agar kita bisa
membacanya sekarang.

Dalam cerita ini, kita menghadapi perjuangan yang tidak hanya meresapi harga diri dan
status sosial, tetapi juga pengorbanan orang-orang di sekitar. Kita juga dihadapkan penderitaan
yang disebabkan oleh cinta yang sulit, tidak hanya pada orang yang kita cintai, tetapi orang yang
kita cintai juga merasakan penderitaan ini.

Kisah Laila Majnun merupakan kisah cinta Majnun terhadap Laila semta-mata adalah
kecintaanya terhadap Tuhan. Majnun benar-benar menghilangkan egonya hingga sampai pada
tingkatan peniadaan diri. Sehingga ia tidak memandang dirinya dan kekasihnya sebagai suatu
yang terpisah melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain, kisah ini adalah
alegori dari perjalanan sufi untuk sampai kepada Tuhan.
B. Identitas Buku
Judul : Layla Majnun
Penulis : Nizami Ganjavi
Deskripsi Fisik : 222

C. Unsur Intrinsik
a. Tema
Cinta abadi 2 insan
b. Tokoh
Tokoh Utama : Layla dan Qays (majnun)
Tokoh Kedua : Naufal,ibnu salam
Tokoh Ketiga / Tokoh Pembantu : syed Omri,ayah layla,ishaq dan zayd
Tokoh Piguran : ibu Qays atau majnun,warga.
c. Penokohan
Karakter Layla digambarkan di sini sebagai gadis cantik, sabar dan
penurut, namun cukup lemah untuk menolak perintah ayahnya. Layla tersiksa
dan dengan sabar menunggu kekasihnya Qays hingga dia terkubur di tanah
dengan nisan.
Karakter Qays (Majnun) memiliki sifat frustasi dengan cerita tentang
bagaimana Majnun berperilaku setelah berpisah dengan Layla. Majnun, yang
hidup dalam keputusasaan dan penderitaan semata-mata karena cintanya kepada
Layla. Tingkah laku Majnun ini dianggap banyak orang gila, sehingga ia dijuluki
Majnun, tidak hanya orang yang mencintai tetapi orang yang dicintai juga
merasakan penderitaan penderitaan.
Karakter Nufal adalah seorang musafir terkenal yang pemberani, ramah,
baik hati dan jujur.Hal ini terlihat ketika Naufal membantu Majnun, dan Naufal
rela mempertaruhkan nyawanya dan berperang melawan suku Qhatibiah dari
keluarga Layla, setuju untuk membiarkan Qays melamar Layla meskipun Naufal
gagal karena dia tidak tega kepada ayah Layla.
Karakter Ibn Salam Suami Layla, Ibn Salam adalah orang yang dengan
sabar menunggu Layla untuk mencintainya sepenuh hati sampai Ibn Salam
meninggal karena rasa sakit di hatinya yang dideritanya karena cintanya pada
Layla.
Sosok Seyh Omri, ayah dari Majnun yang bijaksana, baik hati dengan
kekayaan berlimpah tetapi tidak tahu apa itu cinta sejati, bahkan lebih bangga
dengan kekayaannya yang kaya. Namun meski begitu, dia tetap memperjuangkan
cintanya majnun meskipun tidak memperoleh hasil. Dalam cerita, ia melamar
Layla untuk Qays dengan membawa banyak emas. Dia berpikir bahwa dengan
emas dia bisa memberikan Layla kepada putra yang sangat dia cintai.
Tokoh ayah Layla memiliki sifat yang tegas dan sangat mempunyai
pendirian, dan sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat Bani Qhatibiah,
dapat kita lihat ketika ayah Layla mengambil Layla dari Qays dan dia tidak mau
mengawinkan kecantikan putrinya dengan orang gila, Ia tidak ingin mencoreng
nama baik Bani Qhatibiah.
Tokoh Iskhaq dan Zayd seseorang yang mempunyai sifat fathonah yaitu
seseorang yang dapat dipercaya. Mereka berdua yaitu seseorang yang pernah
disuruh Layla untuk menyampaikan pesan Layla pada Majnun.

D. Pendapat penulis terhadap Novel Layla Majnun

Novel yang sangat masyhur tentang kecintaan dua insan yang tidak pernah bisa
bersatu didunia ini bisa membawa kita masuk kedalam Qays dan Layla yang menderita
karena cinta, Novel yang sangat merepresentasikan kecintaan terhadap tuhan, berbau
sufistik dengan pengandaian Majnun hamba dan Laila sebagai illahiyah.
Sayangnya novel ini lumayan tipis, dengan ending yang tetap konsisten dari
klimaks pertengah cerita, yaitu tidak akan bisa bersatunya Majnun dan Layla. Mereka
bisa bersatu saat terkubur dalam keabadian.
Novel yang ditulis oleh penyair ternama dari Persia ini sangat mudah untuk
dipahami alurnya, tapi bersamaan dengan itu gaya bahasa yang dipakai sangatlah tinggi
dan sukar untuk dipahami.

E. Konteks Sosial Pengarang

Konteks sosial pengarang adalah posisi sosial pengarang dan kaitannya dengan
masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi
diri pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya.
Peneliti tidak hanya menentukan bagaimana pengarang menampilkan jaringan sosial
dalam karyanya. Konteks sosial pengarang yang berhubungan dengan posisi sosial
sastrawan dan pengaruh sosial sekitar penciptaan karya sastra. Dalam hal ini, penelitian
perlu memperhatikan: (a) bagaimana pengarang mendapatkan mata pencariannya, (b)
sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai profesi, dan (c) masyarakat
apa yang dituju oleh pengarang.
Syeikh nizam disini sangat rapi menyusun kisah percintaan ini sehingga dapat
mudah dipahami oleh pembaca, dari awal Qays sebagai putta dari orang terhormat dari
kabilah yang masyhur bertemu dengan putri pemimpin kabilah ternama, sampai ada
kesenjangan status sosial diantara mereka yang membuat mereka tidak bersatu dalam
cintanya, Qays yang sudah menderita sampai menjadi majnun atau gila semakin terpuruk
status sosialnya dan dicap sebagai orang yang tidak mempunyai akal.
Novel ini telah diterjemahkan dengan banyak bahasa, termasuk bahasa indonesia.
Sebelum novel ini diterjemahkan, novel ini sudah banyak dikaji karena keunikannya
dalam tata bahasa dan ceritanya yang bisa dihubungkan dengan kehidupan dan kecintaan
sufistik terhadap Tuhan. Tidak hanya percintaan antar makhluk, akan tetapi sampai
kepada pencipta.
Konteks sosial yang bisa kita kaji tentang novel ini adalah bagaimana novel ini
bisa secara fleksible masuk kedalam aspek aspek kehidupan masyarakat, seperti
percintaan, kehidupan, dan lambang perhambaan terhadap tuhan.
Kisah termasyhur tentang percintaan klasik arab ini tadinya hanya dari mulut ke
mulut, kita bisa melihat kemauan orang orang di wakilkan oleh raja kaukasus agar cerita
itu bisa dibukukan agar bisa diketahui oleh banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai