Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN BUDAYA DALAM TEKS

SASTRA NOVEL LAILA MAJNUN KARYA


SYEIKH NIZAMI AL GANJAVI DENGAN
NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER
WIJCK KARYA BUYA HAMKA
HERRY PRASETYO (17032040)
PENGANTAR
Karya sastra sebagai cerminan kehidupan kebudayaan masyarakat,
merupakan dunia subjektivi­tas yang diciptakan oleh pengarang yang di
dalamnya terdapat  berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Keberadaan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari latar belakang pengarang
sebagai bagian dari anggota suatu masyarakat yang berbudaya. Sehingga
dalam penciptaan karya satra, pengarang tidak dapat terlepas dari lingkungan
sosial budaya yang melatar-belakangi karyanya.
Sastra merupakan produk dari kebudayaan, dan kebudayaan itu adalah
keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia
dalam perkembangan sejarah kehidupannya.
Budaya adalah perilaku sosial dan norma-norma yang ditemukan dalam
masyarakat manusia. Budaya dianggap sebagai konsep sentral dalam
antropologi, yang mencakup berbagai fenomena yang ditularkan melalui
pembelajaran sosial dalam masyarakat. 
Budaya diartikan sebagai komunikasi simbolik. Beberapa perlambangnya
mencakup keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, dan motif kelompok. Makna
simbol-simbol dipelajari dan sengaja diabadikan dalam masyarakat melalui
lembaga-lembaganya.
PENGANTAR
Kajian sastra bandingan
merupakan suatu kajian yang
memfokuskan pada
perbandingan dua karya
sastra atau lebih dari dua
Negara
Sastra yang berbeda
bandingan dan
merupakan
dilakukan
kajian yangsecara
berupa sistematis.
eksplorasi
perubahan (vicissitude),
alternation (penggantian),
pengembangan (development),
Sastra bandingan dan perbedaan
merupakan timbal
sebuah balik
studi teks accros cultural.
Dalam sastra diantara
bandingan duainikarya
lebih atau lebih.
banyak memperhatikan
hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. Dari aspek
waktu, sastra bandingan dapat membandingkan dua atau lebih
periode yang berbeda. Untuk tempat, akan mengikat sastra
bandingan menurut wilayah geografis sastra (Endraswara,
2006: 128)
ANALISIS
LATAR BELAKANG BUDAYA PENGARANG DALAM TEKS (BIOGRAFI,
BUDAYA DAN ALUR)
Biogr Karya Layla majnun dituliskan oleh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia
afi Nizzamuddin Abu Muhammad Ilyas adalah seorang ulama, aktivis politik dan
bin Yusuf. Lahir di Ganca penulis Indonesia yang amat terkenal di
(Kirovabad), Kaukus. Nizami hidup Nusantara. Ia dilahirkan pada tanggal 17
sekitar tahun 529-613 H / 1135-1217 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau,
M. Nizami memiliki pengetahuan Sumatera Barat, Hindia Belanda (saat itu).
yang luas dalam berbagai bidang Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah
seperti keagamaan tasawuf, sejarah, atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang
sastra, ilmu umum, serta astronomi pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau,
dan musik juga menjadi kegemaran- sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
nya. Nizami juga ahli dalam masalah Hamka adalah seorang otodidiak dalam
psikologi. Meskipun begitu, dia hidup berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti
secara sederhana dan memiliki filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik,
watak yang terpuji. baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran
bahasa Arabnya yang tinggi, ia dapat
menghasilkan karya ulama dan pujangga besar
ANALISIS
LATAR BELAKANG BUDAYA PENGARANG DALAM TEKS (BIOGRAFI,
BUDAYA DAN ALUR)

Budaya Budaya dalam teks novel Layla Budaya dalam teks novel Tenggelamnya
Dalam wa Majnun karya Nizami al Kapal Van Der Wijck, yakni mengapdopsi
Teks Ganjavi adalah budaya timur budaya Minangkabau sesuai dengan
Sastra tenggah klasik tercermin latar belakang Hamka sebagai
dengan adanya dua kabilah pengarang karya novel tersebut. Budaya
yang berbeda antara kabilah minangkau tercermin dengan
antara kabilah amir dengan pengambaran alur dan latar/setting
kabilah amir dengan kabilah yang digunakan serta Hamka juga
sa’ad bin kaab. Dalam teks memasukan adat istiadat minangkabau.
novel tersebut digambarkan Pengambaran alur terjadinya peristiwa
alur/setting tentang negeri perkenalan antara zainudin dengan
timur tenggah yaitu adanya hayati terjadi disurau, alurnya pun
pengambaran peristiwa haji ke sangat jelas peristiwa perkenalan di
mekkah, Qais mengasingkan daerah Minangkabau, penggambaran
diri ke Gurun dikarenakan dia alur juga dilakukan di Batavia dan
tergila-gila oleh Layla. Surabaya ketika Zaenudin berusaha
ANALISIS
LATAR BELAKANG BUDAYA PENGARANG DALAM TEKS (BIOGRAFI, BUDAYA DAN ALUR)

Layla Maajnun Tenggelamnya Kapal Van


Der Wijk
ALUR Maju Maju

Dikisahkan dari awal pengenalan tokoh, dari kelahiran Qais yang didamba-dambakan oleh bani amir,
hingga qais mengenal Layla disekolah, di sekolah inilah Qays dipertemukan sehingga meraka menjalin
cinta. ketika sang Ayah Layla mengetahuinya dipisahkalah mereka sampai-sampai Layla dikurung didalam
rumah supaya tidak bisa bertemu Qays, singkat cerita setelah kejadian itu Qays menjadi gila dan cerita ini
berakhir dengan kematian.

Dikisahkan dari awal pengenalan tokoh antara Zaenudin dan Hayati disurau ketika hujan tiba, kisah ini
terus berlanjut hingga Zaenudin mencintai Hayati, kisah cinta tersebut dihalangi oleh status sosial dan
adat istiadat yang mengikat, sehingga kisah mereka terhalangi oleh perihal tersebut. Akhirnya hayati
nikahkan dengan pemuda yang mampu dan zaenudin terpuruk dan sakit, akan tetapi keadaan tersebut
membuat Zaenudin malah bangkit ditemani oleh sahabatnya untuk memutuskan meninggalkan kota
Padang ke Batavia untuk menjadi Jurnalistik/Penulis, Zaenudin menjadi penulis terkenal keseluruh
penjuru daerah sehingga karyanya dibaca oleh Hayati, Hayati dan suaminya pindah ke Surabaya dan
menginap ditempat tinggal Zaenudin disurabaya, ketika itu suami hayati merasa tak pantas memiliki
Hayati, Akhirnya memutuskan untuk bubuh diri dan meninggal, hayati menjadi janda dan dipulangkan
oleh zaenudin ketempat tinggalnya dengan menaiki kapal van der wijk dan kapal tersebut tenggelam
menewaskan Hayati, sehingga Zaenudin merasa bersedih, dan kisah tersebut masih berlanjut hingga
Zaenudin meninggal.
TEMA
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Di zaman sekarang haruslah suami
“Dan Layla pun segera dikurung orang tuannya penumpangkan hidup itu seorang yang tentu
dirumah. Mereka menjaganya dengan hati-hati pencaharian, tentu asal-usul. Jika perkawinan
dengan orang yang demikian langsung, dan
dan tak memberi kesempatan pada Qays untuk engkau beroleh anak, ke manakah anak itu Kn
bertemu dengannya. Rembulan itu berbako? Tidaklah engkau tahu bahwa Gunung
Merapi masih tegak dengan teguhnya? Adat
disembunyikan dari mata pemujanya”. (Layla masih berdiri dengan kuat, tak boleh lapuk oleh
Majnun 2009 : 27) hujan, takboleh lekang oleh panas? (hal. 53)

“keluarga Layla amat geram ketika mengetahui


penyusupan yang dilakukan majnun. Siang
malam mereka berjaga, menutup jalan yang
Analisis pengganggu
dilintasi kedamaian, jembatan
Pada novel Layla
penghubung Majnun dan novel
diruntuhkan”. (LaylaTenggelamnya
Majnun Kapal Van Der Wijck memiliki persamaan yakni
kisah wanita yang cinta kasihnya tak tersampaikan kepada seorang pria yang dicintai dan
2009 : 35)
kasihinya. Serta penolakan rasa cinta seorang pemuda kepada orang yang dikasihinya dikarena
 
adanya berbagai kekurangan. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh pemegangan budaya adat
istiadat bahwa seorang terpandang tidak sembarangan dalam memilih jodoh serta orang tua
lebih condong memilihkan jodoh untuk putrinya dengan kriteria yang tak lazim, dengan kata lain
pada kedua cerita tersebut menganut asas kesamaan dalam strata sosial.
PERSAMAAN PENGGAMBARAN WAKTU
PERKENALAN TOKOH UTAMA
Teks Novel Laila Majnun Teks Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
kisah cinta Layla dan Qais juga bermula di “mula-mula Hayati berkenalan dengan dia,
sekolah. Qais dan Layla adalah pelajar di adalah seketika hari hujan lebat, sebab
sebuah sekolah dengan kelas yang berbeda. daerah Padang Panjang itu, lebih banyak
Qais kakak kelas. Qais pelajar cerdas dan hujan-hujan lebat turun seketika mereka ada
ganteng. Layla, murid paling cantik dan di ekor lubuk. Zainuddin ada membawa
pintar. Mereka bertemu di sana secara payung dan Hayati bersama seorang
kebetulan, tak disengaja. Mata Qais bertemu temannya kebetulan tidak berpayung.” (hal.
mata Layla. Cahaya mata Qais menembus 24).
jantung jiwa Layla dan cahaya mata Layla
menusuk relung jiwa Qais. Lalu mereka
terpenjara oleh sebuah rasa yang asing
tetapi indah yang tiba-tiba hadir. Layla dan
Qais tak bisa makan, minum dan tak bisa
Analisis
tidur. Mereka disergap oleh rasa selalu ingin
Kutipandan
bertemu teksbicara
sastra di atas menunjukan adanya persamaan pada penggambaran tokoh dari
manis.
dimensi fisik dan pengambaran waktu perkenalan kedua tokoh yang hampir sama, kedua
tokoh diceritakan mengalami rasa cinta pada pandangan pertama yakni laila dengan qais
dalam novel “Laila Majnun” karya Syeikh Nizami dan hayati dan zaenudin dalam novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Dan adanya persamaan letak pertemuan mereka yakni
Layla dan Qais bertemu di Madrasah sedangkan Hayati dengan Zaenudin bertemu di Surau.
Perbedaannya adalah perwujudan tempat sangat bergantung pada konteks Budaya
Madrasah mengacu kepada Budaya Arab dan Surau adalah tempat belajar agama di
Minangkabau.
PENGGAMBARAN TOKOH UTAMA
Teks novel layla Majnun Teks novel tenggelamnya kapal van
der wijk
 “mula-mula Hayati berkenalan dengan
“Qays segera menjadi salah satu murid terbaik, dia, adalah seketika hari hujan lebat,
dengan cepat ia menguasai seni baca tulis, sebab daerah Padang Panjang itu, lebih
banyak hujan-hujan lebat turun seketika
ketika berbicara, seolah-olah lidahnya mereka ada di ekor lubuk. Zainuddin ada
menyeburkan mutiara,indah didengar”.(Layla membawa payung dan Hayati bersama
seorang temannya kebetulan tidak
Majnun 2009 : 20). berpayung.” (hal. 24).
layla digambarkan sebagai gadis cantik seperti
terdapat dalam kutipan. ''kalau dipandang ia
bagaikan rembulan Arabia, dibawah bayang -
bayang gelap rambutnya, wajahnya seperti
nyala rentera”.
Analisis:
 
Pada kedua cerita tersebut memiliki persamaan tokoh. Yang mana
pada cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memiliki dua tokoh utama
  yakni Zainuddin dan Hayati. Dan pada novel layla Majnun terdapat dua tokoh
utama yakni Laila dan Majnun. Mereka berdua menjadi sentral perbincangan
dalam novel tersebut.
LATAR
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“tiga dan empat tahun dia bergaul dengan istri
kisah cinta Layla dan Qais juga bermula di yang setia itu, dia beroleh seorang anak laki-
sekolah. Qais dan Layla adalah pelajar di laki, anak tunggal, itulah dia Zainuddin, yang
termenung di rumah bentuk Mengkasar, di
sebuah sekolah dengan kelas yang berbeda. jendel yang menghadap ke laut di Kampung
Qais kakak kelas. Qais pelajar cerdas dan Baru yang dikisahkan pada permulaan cerita
ini.” (hal. 9)
ganteng. Layla, murid paling cantik dan
pintar. Mereka bertemu di sana secara
kebetulan, tak disengaja.

''mereka tiba di Mekkah dengan selamat''.


(Layla Majnun 2009 : 47)

 
 
Qais juga berduka. Ia tak bisa bertemu “Dia tahu akan gadis-gadis itu, orang
kekasih hatinya: Layla. Tembok rumah Layla sekampungnya sama-sama orang Batipuh.....”
begitu kokoh dan menjulang tinggi. (hal. 24)
Pikirannya menjadi kacau. Dadanya
bergemuruh dan bergetar. Bibirnya selalu
menyebut nama Layla. Kadang lirih, kadang
LATAR
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Zainuddin baru saja sampai ke rumah bakonya.
''dan Layla pun segera dikurung
orang Mande Jamilah telah menyambutnya dengan
tuanya dirumah. Mereka menjaganya dengan muka pucat pula. Belum selesai dia makan,
Mande Jamilah telah berkata: Lebih baik engkau
hati-hati dan tak memberi kesempatan pada tinggalkan Batipuh ini, tinggallah di Padang
Qays untuk bertemu''. (Layla Majnun 2009 : Panjang. Sebab namamu disebut-sebut orang
banyak sekali. Tadi sore Mande mendengar
27) beberapa anak muda hendak bermaksud jahat
  kepadamu.” (hal. 54)
Pada suatu hari sang ayah ingin mengajak “Ditinggalkanlah Pulau Sumatra, masuk ke Tanah
Qais pergi ke Makkah untuk mengobati Jawa, medan perjuangan penghidupan yang
hatinya. Tetapi kepada Qais, ia bilang akan lebih luas. Sesampainya di Jakarta, disewanya
mengunjungi keluarganya di sana. Ibunya sebuah rumah kecil di suatu kampung yang sepi,
sendiri sudah wafat beberapa waktu lalu. bersama sahabatnya Muluk.” (hal. 145)
Ayah dan anak yang saling mencintai itu pun
berangkat. Manakala tiba di Makkah, ayah
mengajaknya menuju ke Masjid al-Haram
untuk Thawaf, mengelilingi Kakbah,
LATAR
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Qais kemudian mengembara tanpa arah dan “Setelah dia tahu bahwa buah penanya telah
membiarkan tubuhnya tak terurus. menjadi perhatian umum, mengertilah ia bahwa
Rambutnya semrawut dan penuh debu. Ia inilah tujuan yang tetap dari hidupnya. Oleh
mengarungi padang pasir yang luas dalam karena kota Surabaya lebih dekat dengan
terik matahari yang membakar tubuhnya, Mengkasar, dan di sana penerbitan buku-buku
seperti panas hatinya yang terbakar oleh masih sepi, maka bermaksudlah dia hendak
cinta kepada Layla. Ia mendaki gunung berpindah ke Surabaya, akan mengeluarkan
gemunung dan memasuki hutan-hutan buku-buku hikayat bikinan sendiri dengan modal
belukar, tanpa manusia. Ia menyendiri, sendiri, dikirim ke seluruh Indonesia.” (hal. 146)
merindu dan menangis.
Layla mendengar kabar kekasihnya di “....sayang di sini perkakas tidak cukup. Baru
belantara hutan dan hari-harinya bersama aja dipesankanke surabaya, beberapa dokter
para binatang itu. Dia menjerit keras lalu akan datang membantu kemari.”
menangis. Air matanya terus mengalir,
membasahi pipinya yang ranum itu.
Bibirnya mendesahkan nama Qais. Dan
sambil menangis dia kemudian menulis
surat untuk Qais
ANALISIS: LATAR
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memiliki latar tempat Mengkasar (tempat Zainuddin
dilahirkan), Dusun Batipuh (tempat Hayati tinggal dan bertemu dengan Zainuddin pertama kali),
Padang Panjang (tempat Zainuddin pindah dari Batipuh untuk mendalami ilmu, tempat khadijah
tinggal, tempat adanya pacuan kuda dan pasar malam), Jakarta/Batavia (tempat Zainuddin dan
menjadi penulis bersama sahabatnya Muluk, tempat pindahan kerja Azis dan Hayati), Lamongan
(di rumah sakit, tempat terakhir kalinya Zainuddin dan Hayati berdialog sebelum meninggal).
Sedangkan pada novel layla majnun latar tempatnya lebih dominan pada daerah timur tengah
seperti gurun pasir. Padang pasir, hutan belantara, mekkah dan najjed, di rumah layla dan
didepan tembok rumah layla qais meratap.
Latar suasana dalam novel layla majnun cenderung sedih dan membuat haru pembaca tetapi
dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memiliki latar suasana yang cenderung disaat
zainudin di tolak lamarannya oleh keluarga hayati suasananya adalah sedih tetapi dalam kisah
tersebut ada rasa optimisme untuk bangkit menjadi seorang pria yang lebih baik sedangkan
didalam novel layla majnun qais malah menjadi gila terbuai akan rasa cintanya kepada layla,
qais tenggelam dalam dalam rasa cintanya kepada layla sehingga membuatnya tidak waras.

Tetapi terdapat kesamaan dan kemiripan yakni pada tokoh pria setelah terpuruk mereka berdua
menjadi orang yang pandai bersyair dan bercerita, qais mahir bersyair sehingga syairnya
mashyur didaerahnya bahkan hewan-hewanpun bisa paham akan perasaan qais yang
dilantunkan dalam syair, sedangkan dalam novel tenggelamnya kapal van der wijck zaenudin
menjadi seorang yang ahli membuat karya sastra baik novel maupun karya sastra lainya setiap
karyanya sebagai ungkapan luapan perasaannya kepada hayati yang tak terbalas.
KONFLIK ANTAR KISAH PERCINTAAN PADA KEDUA CERITA
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck
Cinta mereka menyebar. Hampir semua orang Di zaman sekarang haruslah suami
mendengar dan heboh. Pandangan mereka penumpangkan hidup itu seorang
yang tentu pencaharian, tentu asa-
beragam. Ada yang menyambut riang, ada pula usul. Jika perkawinan dengan orang
yang tidak atau acuh saja. Sementara ayah Layla yang demikian langsung, dan engkau
berang dan melarang anak gadisnya itu menjalin beroleh anak, ke manakah anak itu
cinta dengan Qais. Laki-laki ingusan itu dipandang Kn berbako? Tidaklah engkau tahu
tak pantas untuk Layla. Tetapi tidak dengan ibu bahwa Gunung Merapi masih tegak
dengan teguhnya? Adat masih berdiri
Layla. Ia mengerti perasaan anak putrinya yang dengan kuat, tak boleh lapuk oleh
terus gelisah, acap murung, menyendiri atau hujan, takboleh lekang oleh panas?
mengigau menyebut nama Qais. Layla dibiarkan (hal. 53)
saja mengunjungi rumah Qais, malam-malam. Dan
mereka berdua kemudian saling menumpahkan
rindu, dan menangis sampai fajar merekah cerah.
Sebelum perpisahan yang menitipkan duka,
mereka berjanji saling berkirim surat dan bertemu
jika memungkinkan di suatu tempat.
Tetapi sayang, beberapa hari sesudah itu ayah
Layla mendengar kabar pertemuan itu, dan ia
marah bukan kepalang. Akhirnya Layla dilarang
keluar rumah sejak saat itu dan untuk selamanya.
KONFLIK ANTAR KISAH PERCINTAAN PADA KEDUA
CERITA
Analisis:
konflik percintaan kedua cerita tersebut berbeda. Kegagalan  percintaan
Hayati dan Zainuddin disebabkan oleh budaya lokal yang menganggap
Zainuddin bukan orang Padang asli karena ibunya bukan kelahiran
Batipuh. Selain itu, juga karena Zainuddin adalah anak yatim piatu
sehingga harus mendapatkan tantangan yang besar dalam menjalin
hubungan cinta kasih dengan Hayati. Sedangkan pada novel layla
majnun kisah percintaan mereka terhenti karena qais adalah anak yang
ingusan tak pantas buat Layla serta adanya konflik antara kedua
kabilah tersebut yang menyebabkan kisah cinta mereka ditolak. Bahkan
ayah Layla dengan segan-segan mengancam akan menghukumnya
Layla untuk keluar rumah sejak saat itu dan untuk selamanya dan akan
mengancam serta memberi menghukuman jika keluar rumah dan
menemui Qais.
KISAH KEMATIAN TOKOH UTAMA
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck
Katanya : “Ibuku sayang, lihatlah, “Tiga Kali Zainuddin membacakan
cahaya wajahku kini telah memudar, kalimat Syahadat itu, diturutkannya
yang mula-mula itu dengan lidahnya,
dan menjadi pucat-pasi, tak lagi yang kedua dengan isyarat matanya,
bercahaya. Lilin-lilin di mataku tampak dan yang ketiga.. dia sudah tak ada
muram dan akan segera padam. Duhai lagi!”
Ibuku, aku mohon engkau
mendengarkan wasiatku, sebelum aku
pulang esok atau lusa;  bilamana aku
mati, kenakan aku baju pengantin yang
paling bagus. Jangan bungkus aku
dengan kain kafan. Carilah kain
berwarna merah muda, bagai darah
segar seorang syahid (martir). Lalu
riaslah wajah dan tubuhku secantik
mungkin, bagaikan pengantin yang
paling cantik di seluruh bumi. Alis dan
bulu mataku ambillah dari debu yang
melekat di kaki kekasihku, Qais. Dan
jangan usapkan ke tubuhku minyak
KISAH KEMATIAN TOKOH UTAMA
Teks novel layla Majnun Teks novel Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck
Manakala Qais mendengar berita kematian
Sepeninggal Hayati, kehidupan
kekasihnya itu, ia menjerit keras sekali, suaranya
terdengar oleh para Malaikat di langit. Ia Zainuddin menjadi sunyi dan
meraung-raung untuk waktu yang panjang.
kesehatannya tidak terjaga. Akhimya
Kawan-kawan setianya, para binatang, juga ikut
menangis tersedu-sedu. Mereka mengeliling pengarang terkenal itu meninggal
dalam duka nestapa. Qais pingsan, tak sadarkan dunia. Ia dimakamkan di sisi makam
diri untuk waktu yang cukup lama. Di atas pusara
Layla, dia merebahkan tubuhnya, mendekap tanah Hayati.
merah basah yang menggunduk itu, sambil  
menangis
Analisis: tak henti-hentinya. Qais diam untuk
selama-lamanya. Tubuhnya tak lagi bergerak.
Pada bagian akhir merupakan kisah tragis dari percintaan qais dengan layla dikarenakan
Kawan-kawannya mencoba
layla diserang demam. menggeraj-gerakkan,
Tubuhnya panas.. Embusan nafasnya terasa hangat. Dan layla
tapi Qais yang
merasa mereka cintai
ini merupakan itu
akhir diam
dari membisu. layla berpesan kepada ibunya agar ibunya
kehidupannya
  melaksanakan segala wasiat untuk menguburkannya seperti seorang pengantin yang
syahid karena harus berpuasan menahan rasa cintanya kepada qais sedangkan percintaan
  hayati pada zainuddin harus berakhir dengan kematian hayati pada tragedi tenggelamnya
kapal van der wijck yang ditumpanginya saat perjalan pulang ke batipuh. Persamaanya
terdapat bagian yang menceritakan kematian tokoh pria yang berlangsungan setelah tokoh
yang ia cintai meninggal. Seperti qais menjadi pingsan dan ia tak sadarkan diri dan tokoh
KESIMPULAN
Perbandingan antara karya sastra antara karya sastra Indonesia
dengan karya sastra persia klasik terletak pada pembawaan alur yang
dibuat lebih dramatis, untuk karya layla majnun tokoh qais yang
mengangumi layla hingga dia menjadi gila sedangkan zaenudin
berusaha bangkit menjadi pribadi yang lebih baik, kedua cerita Novel
Layla-Majnun karya Syaikh Nizami dan Novel Tengelamnya Kapal Van
Der Wijck di atas yakni memiliki unsur tema yang hampir sama yaitu
tentang perjuangan cinta sejati sepasang kekasih yang mengalami
cobaan atau hambatan namun menyatu dalam sebuah keabadian,
mengunakan sudut pandang yang sama yakni sudut pandang orang
ketiga dll selain persamaan ada juga perbedaan yang meliputi dalam
kisah novel tersebut, Perbedaan berkaitan dengan penggambaran alur,
setting dan latar belakang budaya pengarang sangat mempengaruhi
seluruh kejadian atau adegan dalam novel tersebut.
• ANALISIS: PADA BAGIAN AKHIR MERUPAKAN KISAH TRAGIS DARI PERCINTAAN QAIS DENGAN
LAYLA DIKARENAKAN LAYLA DISERANG DEMAM. TUBUHNYA PANAS.. EMBUSAN NAFASNYA
TERASA HANGAT. DAN LAYLA MERASA INI MERUPAKAN AKHIR DARI KEHIDUPANNYA LAYLA
BERPESAN KEPADA IBUNYA AGAR IBUNYA MELAKSANAKAN SEGALA WASIAT UNTUK
MENGUBURKANNYA SEPERTI SEORANG PENGANTIN YANG SYAHID KARENA HARUS BERPUASAN
MENAHAN RASA CINTANYA KEPADA QAIS SEDANGKAN PERCINTAAN HAYATI PADA ZAINUDDIN
HARUS BERAKHIR DENGAN KEMATIAN HAYATI PADA TRAGEDI TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER
WIJCK YANG DITUMPANGINYA SAAT PERJALAN PULANG KE BATIPUH. PERSAMAANYA TERDAPAT
BAGIAN YANG MENCERITAKAN KEMATIAN TOKOH PRIA YANG BERLANGSUNGAN SETELAH TOKOH
YANG IA CINTAI MENINGGAL. SEPERTI QAIS MENJADI PINGSAN DAN IA TAK SADARKAN DIRI DAN
TOKOH ZAENUDIN MENJADI KEHILANGAN KESEHATAN SETELAH DITINGGAL OLEH HAYATI.

Anda mungkin juga menyukai