Anda di halaman 1dari 4

AUDITING 2

“Soal Kasus 16-34”

OLEH

M. RIZKI .H. KABALMAY(02320190033)

AHMAD MAHELSAB(02320190104)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
a. Identifikasilah faktor-faktor utama yang mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko
audit yang dapat diterima dalam audit ini ?

• Faktor utama yang mempengaruhi risiko bisnis klien adalah internal manajemen perusahaan
itu sendiri, karena dalam kasus 16-34 perusahaan tersebut sebuah rumahsakit kurang adanya
manajemen internal yang baik itu terbukti dari tidak dilakukannya verifikasi internal dan kinerja
yang cermat mengenai catatan pembukuan yang dikarenakan kurangnya personil akuntansi.

• Risiko audit yang dapat diterima dalam audit ini adalah risiko pengendalian perusahaan
karena dalam mengaudit perusahaan ini auditor tidak begitu yakin dengan kesalahan yang tidak
disengaja dalam penagihan, pencatatan penjualan, penerimaan kas, piutang usaha dan piutang
tak tertagih, pencatatan diperusahaan ini dilakukan kurang baik karena kurangnya personil
akuntansi dan ini tidak diatasi dengan kebijakan pihak internal manajemen sehingga
struktur pengendalian internal perusahaan sangat minim dan memiliki risiko pengendalian yang
lebih tinggi.

b. Risiko Inheren apa yang anda khawatirkan?

Risiko inheren yangdikhawatirkan pada kasus 16-34 yaitu: kekurangan pegawai pada
departemen akuntansi. Kekurangan pegawai tersebut bisa merupakan indikasi dari kurangnya
perhatian manajemen terhadap laporan yang berkualitas, atau bahkan adanya minat yang
positif terhadap laporan yang berkualitas buruk dan sifat bisnis dan manajememklien yang
kurang baik

c. Dalam audit terhadap siklus penjualan dan penagihan ini, jenis pengujian apa yang
paling mungkin anda tekankan?

Dalam kasus 16-34 jenis pengujian yang dilakukan lebih ditekankan pada pengujian substantif,
karena dengan siklus penjualan dan penagihan kas terdapat 5 kelas transaksi yang
mempengaruhi laporan keuangan yaitu penjualan tunai maupun kredit,kas, retur dan
pengurangan atas penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan estimasi beban
piutang tak tertagih, untuk mengaudit atau mencocokan saldo pada siklus penjualan
auditor melakukan pengujian dengan memilih sampel faktur penjualan dana melacak
setiap faktur tersebut apakah saldo sesuai dengan
yang dicatat kedalam jurnal sedangkan untuk mencocokan saldo pada piutang dilakukan
dengan memerlukan konfirmasi baik negatif maupun positif sesuai dengan besamya risiko pihak
ke 3
d. Untuk setiap halberikut. Jelaskan apakah anda berencana untuk menekankan
pengujian tersebut dan berikan alasannya:

(1) Pengujian Pengenndalian: iya, Pengujian pengendalian Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui suatu desain/operasipengendalian intern terutama bagi perusahaan nirlaba
khususnya rumahsakit ini, pada kasus 16-34 jika pengujian pengendalian digunakan
maka sesuai dengan permasalah yang ada dirumahsakit itu sendiri dimana mereka tidak
melakukan verivikasi dan kinerja yang cermat dalam mencatat laporan keuangan
khususnya penyajian penagihan dan penerimaan kas yang dikarenakan kurangnya personel
akuntansi diperusahaan nirlaba tersebut. Dari keterangan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa rumah sakit ini tidak memiliki kebijakan dan prosedur yang efektif,
sehinnga penekan dalam pengujian pengendalian perlu untuk dilakukan diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa rumah Dari sakit ini tidak memiliki kebijakan dan prosedur yang
efektif, sehinnga penekan dalam pengujian pengendalian perlu untuk dilakukan

(2) Pengujian susbtantif atas transaksi: iya,Pengujian susbtantif atas transaksi Pengujian
ini bertujuan untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah dicatat dan
diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan
dengna benar. Dalam kasus diatas auditor tidak begitu yakin dengan kesalahan yang tidak
disengaja dalam penagihan, pencatatan penjualan, penerimaan kas, piutang
tak tertagih, ini sangat berpengaruh pada saldo buku besar sehingga pengujian substantif atas
transaksi perlu ditekankan untuk mengetahui dan mengecek kesalahan yang terjadi
dalam pencatatan saldo setelah terjadinya transaksi dengan mengotorisasi kembali bukti
transaksi apakah telah sesuai dengan yang tertera pada saldo.

(3) Prosedur analitis: tidak, karena proosedur anallistis merupakan pengujian subtantif, yang
akan mengurangi sejauh mana auditor harus melakkukann pengujian terinci atas saldo
Prosedur analitis
dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit yakni saat perencanaan, pengujian
dan penyelesaian audit, jika pengujian ditekankan pada prosedur analitis maka banyak
keuntungan yang akan diperoleh auditor jika dalam melakukan prosedur analitik telah sesuai
dengan yang diharapkan yaitu sifat arsersi, kelayakan dan kemampuan memprediksi suatu
hubungan, tersedianya keandalan data, dan ketapatan harapan maka auditor tidak perlu
lagi menggunakan pengujian terhadap transaksi asatu saldo akun rinci, sehingga biaya yang
dikeluarkan relatif lebih rendah. tidak karena proosedur anallistis merupakan pengujian
subtansif, Karena yang akan mengurangi sejauh mana auditor harus melakkukann pengujian
terinci atas saldo
(4) Pengujian atas rincian saldo: iya, Pengujian ini difokuskan untuk memperoleh secara
langsung tentang suatu saldo akun, pengujian ini memerlukan konfirmasi langsung oleh auditor
dengân meminta konfimasi saldo kas klien kepada pihak ke-3, namun dalam kasus 16-34
pengujian atas rincian saldo sulit dilakukan karna tingkat respon permintaan konfirmasi sangat
rendah, koresponden tidak mengetahui tujuan konfirmasi ini dan juga tidak mengetahui saldo
beredar klien.

Anda mungkin juga menyukai