PELATIHAN LAPANGAN
KOMANDO TERPADU
MODUL 11
I-400
MANUAL
REFERENSI
PESERTA
2010
STANDAR SISTEM MANAJEMEN KEADAAN DARURAT
PELATIHAN LAPANGAN
MODUL 11
KOMANDO TERPADU
2010
Sasaran ........................................................................................................................ 1
V. Penerapan .......................................................................................................... 4
Sasaran:
1. Mendefinisikan Komando Terpadu.
4. Menguraikan peran dan hubungan pelaporan dalam suatu Komando Terpadu yang
melibatkan fungsi-fungsi dari jurisdiksi yang sama, dan dalam kondisi-kondisi multi-
jurisdiksi.
5. Menguraikan wilayah-wilayah di mana biaya yang ditanggung bersama (cost sharing) dapat
berlaku dalam suatu struktur Komando Terpadu.
6. Dalam suatu simulasi situasi, menjelaskan organisasi Komando Terpadu yang tepat.
Kerangka kerja organisasi Sistem KPL standar dengan satu Kepala KPL dari satu jurisdiksi atau
kesatuan tidak diperlengkapi dengan mekanisme untuk menciptakan suatu organisasi yang
efektif bagi kejadian darurat multi-jurisdiksi, atau bagi kejadian darurat yang melibatkan
beberapa fungsi. Bahkan, penggunaan satu Kepala KPL dalam beberapa kasus tidak disarankan.
Di pihak lain, juga diakui bahwa setiap kejadian darurat harus mempunyai satu orang yang
mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengarahkan tindakan-tindakan taktis.
Tanpa adanya wewenang tunggal, kekacauan dengan mudah dapat terjadi dalam kejadian-
kejadian darurat multi-jurisdiksi atau multi-fungsi.
1. Memilih kejadian darurat tersebut secara geografis ataupun fungsional sehingga masing-
masing jurisdiksi atau fungsi dapat membentuk organisasi Sistem KPL-nya sendiri dalam
wilayah tanggung jawab geografis atau fungsional yang didefinisikan dengan baik.
Dahulu ini adalah solusi yang paling sederhana, tetapi karena alasan-alasan biaya dan
efektivitas yang jelas, solusi ini tidak dapat diterima.
2. Menciptakan satu struktur kejadian darurat Sistem KPL dengan suatu proses melekat (built-
in) untuk pendekatan multi-jurisdiksi atau multi-fungsi yang efektif dan bertanggung jawab.
Inilah tantangan bagi para perancang Sistem KPL terdahulu, dan solusinya adalah suatu
proses manajemen kejadian darurat yang disebut Komando Terpadu. Komando Terpadu
telah digunakan berulang kali, dan telah menjadi fitur utama Sistem KPL.
Pada dasarnya ada empat unsur yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan Komando
Terpadu:
Dalam Sistem KPL, tanggung jawab ini dipegang oleh para pemimpin jurisdiksi atau fungsi,
yang menetapkan kebijakan. Kegiatan ini dilakukan sebelum operasi taktis, dan dapat
dikoordinasikan dari suatu lokasi lain di luar berlangsungnya tindakan langsung di tempat
kejadian tersebut.
B. Organisasi
Dalam Sistem KPL, organisasi tersebut terdiri atas berbagai perwakilan senior jurisdiksi
atau fungsi di tempat kejadian, (kepala KPL fungsi atau kesatuan) yang bekerja dalam suatu
struktur Komando Terpadu.
C. Sumber Daya
Dalam Komando Terpadu Sistem KPL, sumber daya adalah personel dan peralatan yang
dipasok oleh jurisdiksi dan fungsi yang mempunyai tanggung jawab fungsional atau
jurisdiksional.
D. Operasi
Dalam Komando Terpadu Sistem KPL, sumber daya tetap berada di bawah kendali
administrasi dan kebijakan kesatuan. Namun, penempatan taktis sumber daya akan
dilakukan oleh satu Kepala Bagian Operasi yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan
rencana kegiatan kejadian darurat tersebut.
Komando Terpadu mewakili suatu unsur penting dalam meningkatkan efektivitas kejadian
darurat multi-jurisdiksi atau multi-fungsi. Seraya kejadian darurat menjadi lebih rumit dan
melibatkan lebih banyak bidang, kebutuhan akan Komando Terpadu pun meningkat.
Misalnya, apabila terjadi kecelakaan pesawat udara dengan suatu kebakaran yang juga
melibatkan kemungkinan terjadinya kejahatan, suatu Komando Terpadu antara dinas pemadam
kebakaran dan polisi akan diperlukan untuk memastikan bahwa sasaran respons taktis masing-
masing instansi terkoordinasi pada tingkat Komando.
Misalnya, suatu kejadian darurat bahan/zat berbahaya yang melibatkan berbagai instansi.
Masing-masing fungsi yang mempunyai tanggung jawab dan jurisdiksi memiliki sasaran
tertentu yang harus dicapai. Penggunaan Komando Terpadu akan memudahkan perencanaan
Periode Operasi tersebut.
Dalam Periode-Periode Operasi yang mula-mula mungkin ada kebutuhan yang lebih besar
untuk menggunakan Komando Terpadu. Seraya kejadian darurat tersebut beranjak ke fase
pemulihan, mungkin lebih baik untuk kembali lagi ke Komando Pengendalian Lapangan
tunggal.
● Aplikasi Komando Terpadu hendaknya diterapkan sesuai kebutuhan dari sasaran taktis
Periode Operasi tersebut. Tidak ada keharusan untuk mempertahankan Komando
Terpadu apabila hal itu tidak lagi diperlukan.
● Suatu pendekatan kolektif dibuat untuk mengembangkan strategi guna mencapai tujuan-
tujuan kejadian darurat.
● Aliran dan koordinasi informasi ditingkatkan di antara semua jurisdiksi dan kesatuan
yang terlibat dalam kejadian darurat tersebut.
● Semua instansi yang mempunyai tanggung jawab atas kejadian darurat tersebut
mempunyai pemahaman tentang prioritas dan batasan satu sama lain.
● Upaya gabungan semua fungsi dioptimalkan seraya mereka melaksanakan tugas mereka
masing-masing di bawah satu Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
V. Penerapan
Beberapa contoh memperlihatkan bagaimana penggunaan penerapan Komando Terpadu Sistem
KPL.
Contoh klasik adalah pembalakan liar yang dimulai di satu jurisdiksi lalu menjalar ke
jurisdiksi-jurisdiksi lain. Instansi yang merespons dari masing-masing jurisdiksi semua
mempunyai misi dasar yang sama (pencegahan; penahanan), dan batas-batas politik
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 11: KOMANDO TERPADU
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 4
dan/atau geografis sendirilah yang mengamanatkan kerja sama dan keterlibatan multi-
jurisdiksi.
2. Kejadian darurat yang melibatkan banyak fungsi dalam jurisdiksi politik yang sama:
Kejadian darurat bahan/zat berbahaya adalah contoh untuk jenis situasi ini. Dinas pemadam
kebakaran mempunyai tanggung jawab untuk mengendalikan kebakaran, sedangkan
kepolisian mempunyai tanggung jawab untuk penyelamatan, lalu lintas, evakuasi, dan lain-
lain.
Kecelakaan pesawat komersial besar adalah contoh lain. Di sini, tantangan manajemen
meningkat.
Dalam satu lokasi geografis, dinas pemadam kebakaran, penegak hukum, otoritas
penerbangan dan yang lain-lain semuanya mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan
misi mereka yang berbeda-beda di tempat kejadian darurat yang sama.
Semua mungkin berperan aktif pada waktu yang sama dan di tempat yang sama. Peran dan
kewajiban fungsional – bukan geografis – yang melahirkan keterlibatan banyak instansi
tersebut.
Jenis kejadian-kejadian darurat ini terjadi dalam badai, gempa bumi, dan bencana alam
besar lainnya, dan seluruhnya menyodorkan tantangan manajemen kejadian darurat yang
terbesar.
Dalam kejadian-kejadian darurat ini, sejumlah besar instansi akan langsung terlibat.
Keadaan darurat ini melintasi batas-batas jurisdiksi dan melibatkan banyak wewenang
fungsional. Peran, misi, dan tanggung jawab semuanya bercampur-baur.
Pendekatan Komando Terpadu Sistem KPL terhadap kejadian darurat seperti yang baru saja
disebutkan adalah suatu solusi yang praktis dan berbiaya efektif. Dengan menggunakan
Komando Terpadu, instansi-instansi dan fungsi-fungsi Polri yang terlibat dapat
meningkatkan keseluruhan manajemen kejadian darurat dan mencapai tujuan dengan tepat
waktu dan dengan biaya yang efektif.
Dalam Komando Terpadu, berbagai jurisdiksi dan/atau fungsi digabung menjadi suatu tim
terpadu yang terintegrasi. Organisasi yang dihasilkan dapat saja merupakan bauran personel
dari beberapa jurisdiksi atau fungsi, yang masing-masing melaksanakan tugas sebagaimana
mestinya, dan bekerja ke arah seperangkat sasaran bersama.
Bauran peserta yang tepat dalam suatu organisasi Komando Terpadu akan bergantung pada:
● Lokasi kejadian darurat tersebut, yang sering menentukan jurisdiksi yang harus
dilibatkan.
Dalam suatu situasi multi-jurisdiksi, struktur Komando Terpadu dapat terdiri atas seorang
pejabat penanggung jawab dari masing-masing jurisdiksi. Dalam kasus-kasus lainnya,
Komando Terpadu dapat saja terdiri atas beberapa manajer fungsi atau wakil-wakil yang
ditugaskan dari satu jurisdiksi.
Karena menggunakan organisasi dan terminologi Sistem KPL yang sama, personel dari
jurisdiksi atau fungsi lain dengan mudah dapat diintegrasikan ke dalam satu organisasi
tunggal.
Dengan menyatukan para pejabat yang bertanggung jawab, Staf Komando dan unsur-unsur
perencanaan dalam suatu Pos KPL tunggal, suatu upaya yang terkoordinasi dapat
dipertahankan selama struktur Komando Terpadu tersebut diperlukan.
Satu pangkalan dapat melayani kebutuhan-kebutuhan banyak bidang. Sama halnya, sumber
daya dari beberapa fungsi dapat disatukan dalam satu Pangkalan Aju atau lebih.
Proses perencanaan untuk Komando Terpadu serupa dengan proses yang digunakan dalam
kejadian darurat jurisdiksi atau fungsi tunggal.
Satu perbedaan penting ialah bahwa setiap Kepala KPL jurisdiksi atau fungsi Polri perlu
menghadiri Rapat Komando. Rapat-rapat Komando berlangsung pada awal kejadian darurat
tersebut dan sebelum semua rapat perencanaan, dengan tujuan untuk menetapkan sasaran
yang meliputi semua dan memulai Komando Terpadu. Rapat-rapat Komando tambahan
dapat dilakukan apabila situasi tersebut berubah atau terjadi suatu perubahan besar dalam
personel.
● Mengangkat Kepala Bagian Operasi yang paling memenuhi syarat dan dapat
diterima.
● Menunjuk seorang pejabat untuk bertindak sebagai juru bicara Komando Terpadu.
● Rapat Komando hendaknya melibatkan hanya Kepala KPL jurisdiksi fungsi ataupun
instansi.
● Menetapkan kebutuhan sumber daya dan menentukan ketersediaan dan asal sumber
daya.
Hasil akhir proses perencanaan tersebut akan menjadi suatu Rencana Kegiatan Kejadian
Darurat yang menentukan prioritas-prioritas multi-jurisdiksi atau multi-fungsi, dan
menyediakan operasi-operasi taktis dan tugas-tugas sumber daya untuk upaya terpadu
tersebut.
Organisasi kejadian darurat Komando Terpadu tersebut juga dapat diuntungkan dengan
mengintegrasikan personel multi-jurisdiksi dan/atau multi-fungsi menjadi berbagai bidang
fungsional lain.
Misalnya, dalam Operasi dan Perencanaan, Deputi Bagian dapat diangkat dari jurisdiksi
terdekat di mana dalam periode-periode operasi masa depan kemungkinan akan mempunyai
tanggung jawab utama atas fungsi-fungsi ini.
Dengan menempatkan personel jurisdiksi/fungsi lain dalam Unit Situasi, Sumber Daya, dan
Demobilisasi dari Bagian Perencanaan, ini dapat menghasilkan penghematan yang lumayan
besar dalam personel, dan peningkatan dalam komunikasi dan pembagian informasi.
Dalam Logistik, Deputi Bagian Logistik dari fungsi atau jurisdiksi lain dapat membantu
mengkoordinasikan dukungan kejadian darurat dan juga memudahkan kegiatan pemesanan
sumber daya. Penempatan personel fungsi lain ke dalam Unit Komunikasi akan membantu
mengembangkan suatu Rencana Komunikasi tunggal di seluruh kejadian darurat.
Suatu keunggulan penting Komando Terpadu ialah penentuan prosedur pemesanan sumber
daya jauh di muka. Keputusan-keputusan ini telah diambil saat Rapat Komando.
Rapat Perencanaan akan menentukan kebutuhan sumber daya bagi semua tingkat organisasi
tersebut. Namun, sifat dan lokasi kejadian darurat tersebut hingga batas tertentu akan
menentukan proses pemesanan sumber daya yang paling efektif dari luar tempat kejadian
darurat.
Apabila kejadian darurat tersebut dijalankan di bawah Komando Terpadu, jenis dan tipe
sumber daya tertentu yang akan dipasok jurisdiksi atau fungsi tertentu dapat ditetapkan
sebelumnya sebagai bagian dari pemesanan sumber daya tersebut. Hal ini akan bergantung
pada komitmen sebelumnya dari para pejabat fungsi kesatuan atau instansi yang
bertanggung jawab dalam Rapat Komando Terpadu tersebut.
Sangat penting untuk memahami bagaimana Komando Terpadu Sistem KPL berfungsi.
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan struktur Sistem KPL akan memungkinkan para
manajer menerima dan dengan mudah menyesuaikan diri dengan cara Komando Terpadu
beroperasi apabila hal itu diperlukan. Ketiadaan pengetahuan tentang Sistem KPL dapat
membatasi kesediaan beberapa jurisdiksi atau fungsi untuk berpartisipasi dalam suatu
organisasi kejadian darurat Komando Terpadu. Mustahil mengimplementasikan
Komando Terpadu kecuali instansi-instansi telah setuju untuk berpartisipasi dalam
proses tersebut.
Bentuk satu Pos KPL dan, kalau dibutuhkan, fasilitas-fasilitas lain di mana semua kesatuan
dapat beroperasi secara bersama-sama. Hindari kerancuan yang diciptakan oleh
pembentukan komando, perencanaan, dan logistik yang terpisah.
Sangat penting untuk memulai perencanaan bersama sedini mungkin. Mulailah Komando
Terpadu segera begitu dua fungsi atau lebih yang mempunyai tanggung jawab jurisdiksi
atau fungsi bergabung dalam suatu kejadian darurat. Hal itu sangat penting dalam kejadian-
kejadian darurat di mana mungkin terdapat prioritas-prioritas yang saling bertentangan
berdasarkan masing-masing tanggung jawab.
Kepala Bagian Operasi biasanya berasal dari jurisdiksi atau kesatuan yang mempunyai
keterlibatan yang paling besar dalam kejadian darurat tersebut, walaupun hal itu tidak harus
demikian.
Kepala Bagian Operasi tersebut hendaknya adalah orang yang paling memenuhi syarat dan
paling berpengalaman yang tersedia. Pemilihan Kepala Bagian Operasi harus disetujui oleh
Komando Terpadu, karena Kepala Bagian Operasi tersebut akan mempunyai wewenang
penuh untuk mengimplementasikan bagian operasi Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
Juga perlu menyetujui personel Staf Umum lainnya yang akan mengimplementasikan
bagian-bagian mereka dalam Rencana Kegiatan Kejadian Darurat tersebut.
5. Kalau Perlu, Tunjuk Salah Seorang Kepala KPL sebagai Juru Bicara
Para Kepala KPL mungkin saja melihat kebutuhan untuk mengidentifikasi salah seorang di
antara mereka untuk bertindak sebagai juru bicara untuk Komando Terpadu tersebut.
Hal ini dapat menyediakan saluran komunikasi yang telah ditetapkan dari anggota-anggota
Staf Umum dan Komando ke Komando Terpadu tersebut. Orang tersebut tidak mengambil
keputusan-keputusan Komando Terpadu, tetapi menjadi contact person yang dapat
dihubungi kalau diperlukan bagi Staf Umum dan Komando tersebut.
1. Mereka harus memahami dengan jelas keterbatasan jurisdiksi atau fungsi mereka. Larangan-
larangan sehubungan jurisdiksi ataupun pengamanan harus diidentifikasi dan diberitahukan
kepada semua.
2. Mereka harus diberi wewenang melakukan kegiatan dan tindakan tertentu atas nama
jurisdiksi atau fungsi yang mereka wakili. Tindakan-tindakan ini dapat meliputi:
● Bekerja sama dengan erat dengan Kepala KPL lain dalam Komando Terpadu tersebut.
4. Anggota-anggota Komando Terpadu harus berfungsi secara bersama-sama sebagai satu tim.
Mereka harus memastikan bahwa koordinasi yang efektif berlangsung. Dalam banyak hal,
inilah fungsi terpenting yang mereka lakukan dalam Komando Terpadu.
● Koordinasi dengan pemegang wewenang yang lebih tinggi, pejabat kesatuan, dan
lain-lain. Penting agar masing-masing atasan mereka diberikan informasi dengan
baik dan diyakinkan bahwa kejadian darurat tersebut dikelola dengan kompeten.