Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

HAK BERDAULAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DI


KEPULAUAN NATUNA (STUDI KHUSUS INDONESIA TERHADAP
KLAIM PETA NINE-DASHED LINE CHINA DI KEPULAUAN NATUNA)

Calvin Agasta*, Peni Susetyorini, L.Tri Setyawanto R


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : calvinagastha17@gmail.com

Abstrak

Perairan di kepulauan Natuna merupakan perairan yang masuk dalam peta ZEE
Indonesia dengan hak berdaulat yang melekat di dalamnya. Sumber daya perikanan yang sangat
luar biasa di wilayah perairan Natuna menyebabkan banyak negara lain ingin memperebutkannya,
satu diantaranya China dengan mengeluarkan klaim peta Nine-Dashed Line. Perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : pertama, bagaimana pengaturan hak berdaulat Indonesia di wilayah
ZEEI kepulauan Natuna, kedua, bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam mempertahankan
ZEEI di perairan kepulauan Natuna atas klaim peta Nine-Dashed Line China.Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pertama, pengaturan hak berdaulat secara internasional diatur dalam Pasal
55 UNCLOS 1982 dan secara nasional diatur dalam Pasal 4 UU No. 5 tahun 1983 tentang ZEEI,
Kedua, upaya untuk mempertahankan ZEEI atas klaim peta Nine-Dashed Line China, dapat
dilakukan secara internasional dengan cara mengirim diplomat senior Hasyim Djalal untuk
menjelaskan kepada China bahwa Indonesia mempunyai hak berdaulat di perairan kepulauan
Natuna, melakukan protes diplomatik terhadap klaim peta Nine-Dashed Line China, sedangkan
secara nasional dapat dilakukan dengan cara menindak tegas nelayan asing yang menangkap ikan
secara ilegal di perairan kepulauan Natuna dan membangun infrastruktur pertahanan di kepulauan
Natuna.

Kata kunci : Hak Berdaulat, Perairan Kepulauan Natuna, Klaim Peta Nine-Dashed Line.

Abstract

Bodies in the Natuna archipelago waters entered the Indonesian EEZ map with sovereign
rights inherent therein. Fishery resources is extraordinary in the territorial waters of Natuna
cause many other countries want to be after it, one of which China by issuing a claim map of Nine-
Dashed Line. The formulation of the problem in this research are: first, how to manage the
sovereign rights of Indonesia in the Natuna archipelago ZEEI, second, how the Indonesian
government's efforts in maintaining ZEEI Natuna islands in the waters of the claim map of Nine-
Dashed Line China.Hasil study concluded that the first, setting the right sovereign internationally
stipulated in Article 55 of UNCLOS in 1982 and nationally regulated in Article 4 of Law No. 5 of
1983 on ZEEI, Second, efforts to maintain ZEEI on the claim map of Nine-Dashed Line China, can
be done internationally by sending senior diplomats Hasyim Djalal to explain to China that
Indonesia has sovereign rights in the waters of the islands of Natuna, do a diplomatic protest
against Nine-map claims Dashed Line China, while nationally can be done by way of firm action
against foreign fishermen fishing illegally in the waters of Natuna islands and build defense
infrastructure on the islands of Natuna.

Keywords: Sovereign Rights, Natuna Islands waters, Claims Map Nine-Dashed Line.

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN klaim peta nine-dashed line yang


Di dalam zona ekonomi mana perairan zona ekonomi
eksklusif, dikenal dengan adanya eksklusif Kepulauan Natuna masuk
suatu hak negara yang dinamakan ke dalam salah satu wilayah
sebagai hak berdaulat negara pantai. sembilan garis putus tersebut. 1
Hak berdaulat berbeda dengan hak Klaim Negara China ini hanya
kedaulatan karena letaknya di luar didasarkan pada alasan sejarah
laut territorial, sebuah negara pantai (historis) sebagai daerah tradisional
tidak memiliki kedaulatan penuh penangkapan ikan nelayannya.Ini
(sovereignty) di luar laut territorial merupakan suatu hal pelanggaran
tetapi memiliki hak berdaulat berat karena Tiongkok berupaya
(sovereign rights), definisi hak mengekspansi wilayah penangkapan
berdaulat menurut pasal 56 konvensi ikannya ke dalam wilayah yurisdiksi
hukum laut (UNCLOS) 1982 yakni hak berdaulat NKRI. Klaim 9DL ini
hak untuk mengelola dan tidak jelas koordinatnya, bahkan
memanfaatkan laut perairan di zona Pemerintah China kadang
ekonomi eksklusif untuk keperluan menyebutnya Sembilan, sepuluh,
eksplorasi dan ekploitasi, konservasi bahkan sebelas garis putus.2
dan pengelolaan sumber daya alam Dari urairan di atas maka
baik hayati dan non-hayati dari permasalahan yang dapat disusun
perairan di atas dasar laut dan dari antara lain:
dasar laut dan tanah dibawahnya dan 1. Bagaimana pengaturan hak
berkenan dengan kegiatan lain untuk berdaulat Indonesia di
keperluan eksplorasi dan ekploitasi wilayah ZEEI kepulauan
zona ekonomi tersebut, seperti Natuna, kedua?
produksi energi dari air, minyak, gas, 2. Bagaimana upaya pemerintah
arus dan angin. Kawasan tempat Indonesia dalam
berlakunya hak berdaulat ini dikenal mempertahankan ZEEI di
dengan yurisdiksi, bukan wilayah perairan kepulauan Natuna
atau territori. Suatu Negara tidak atas klaim peta Nine-Dashed
mempunyai kedaulatan penuh tetapi Line China?
berhak untuk mengelola kekayaan
alamnya dan negara lain tidak berhak II. METODE
memanfaatkan kekayaan alam Metode Penelitian dalam skripsi
tersebut tanpa izin dari Indonesia. ini adalah yuridis normatif.
Hak berdaulat Indonesia, ada pada Penelitian dilakukan dengan cara
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia meneliti bahan pustaka atau data
(ZEEI) yang telah diatur di dalam
pasal 57 United Nations Convention 1
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indon
On The Law Of The Sea (UNCLOS) esia/2016/03/160320_indonesia_kapal_cina,
1982 dan Undang-undang No. 5 diakses pada tanggal 25 oktober 2016 Pukul
tahun 1983 tentang Zona Ekonomi 07.00 WIB.
2
Hikmahanto Juwana, Klaim Sembilan
Ekslusif Indonesia. Garis Putus China dan Zona Maritim
Baru-baru ini Persengkataan di Indonesia dalam Perspektif Hukum
laut China selatan kembali Internasional ,disampaikan dalam Seminar
bersitenggang yang disebabkan oleh Nasional tentang Nine-Dashed Line :
Universitas Indonesia, 13 Juni 2016,hlm. 2.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sekunder belaka seperti undang- Perlu diketahui tidak ada definisi


undang, hasil penelitian, hasil karya yang tepat tentang Negara, 4namun
dari para sarjana hukum. penulis mengambil berbagai definisi
Spesifikasi penelitian dalam mengenai negara dari kamus lengkap
penulisan hukum ini adalah bahasa Indonesia. Negara dalam arti
deskriptif-analitis, yaitu formil dan materiil dan negara
menggambarkan peraturan menurut para ahli sarjana hukum
perundangan yang berlaku dikaitkan yang dapat sekadar dijadikan
dengan teori-teori hukum dan pegangan tentang pengertian negara,
praktek pelaksanaan hukum positif sebagai berikut:
yang menyangkut permasalahan a. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
dalam penelitian ini. Negara dapat diartikan sebagai
Metode Pengumpulan data berikut: 5Organisasi dalam suatu
dalam penulisan hukum ini adalah wilayah yang mempunyai
Library Research (Penelitian kekuasaan tertinggi yang sah dan
Kepustakaan), yaitu metode ditaati oleh rakyat.
pengumpulan data melalui penelitian b. Negara dapat diartikan dalam 2
kepustakaan dengan membaca dan macam , yaitu : Negara dalam arti
mempelajari buku-buku karangan formil dimaksudkan negara
para sarjana atau literature kumpulan ditinjau dari aspek kekuasaan
bahan kuliah, Undang-undang atau negara sebagai organisasi
Peraturan-peraturan dan sebagainya kekuasaan dengan suatu
yang berhubungan dengan materi pemerintah pusat. Dan Negara
pokok penulisan skripsi. dalam arti materiil dimaksudkan
Metode analisa data dalam bahwa negara sebagai masyarakat
penulisan hukum ini adalah dan negara sebagai persekutuan
penelitian kepustakaan (library hidup.
research), yaitu penelitian yang c. Negara menurut para ahli sarjana
dilakukan melalui pengumpulan data hukum , yaitu : Max Weber
dan informasi lainnya dengan mendefinisikan negara merupakan
menggunakan berbagai sumber suatu masyarakat yang
seperti buku, jurnal, makalah- mempunyai monopoli dalam
makalah seminar, penelusuran data penggunaan kekerasaan fisik
melalui internet.3 secara sah dalam sesuatu
6
wilayah.
TINJAUAN PUSTAKA Dari pandangan tentang
1. Tinjauan Umum tentang pengertian negara tersebut dapat
Negara dipahami secara sederhana bahwa

4
J.G.Starke, Pengantar Hukum
Internasional Edisi Ke-10, Sinar Grafika,
Jakarta, 2010,hlm.127.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti Kata
3
Para Pengajar Metode Penelitian Hukum Negara.
6
Universitas Indonesia, Metode Penelitan Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu
Hukum Buku A, (Jakarta: Fakultas Hukum Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
Universitas Indonesia, 2000), hlm. 93. 2008, hlm.49.

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

negara adalah Organisasi tertinggi atas permukaan wilayah Lautan suatu


yang memiliki territorial dan Negara.10
kekuasaan untuk mengatur dan Wilayah Lautan adalah
memilhara rakyatnya di bawah keseluruhan air laut yang
perundang-undangan yang jelas dan berhubungan secara bebas di seluruh
tegas. permukaan bumi.
Unsur-Unsur Negara yang lazim 3. Sejarah Perkembangan
dikenal dalam hukum internasional Hukum Laut Internasional
yang tercamtum dalam Pasal 1 Sejarah hukum laut sebagaimana
Montevideo (Pan American) 1933, cabang-cabang hukum lainnya dibuat
yang berisi sebagai berikut :7 Rakyat, berdasarkan kebutuhan, kemudian
Wilayah, Pemerintah, dan bertahan dan berganti seiring
Melakukan Hubungan dengan bergantinya pemerintahan dan dinasti
Negara lain. sehingga kemudian akhirnya
2. Tinjauan Umum tentang dikodifikasikan.
Wilayah Negara Beberapa konsep hukum laut
Wilayah Negara merupakan yang sekarang dikenal mempunyai
salah satu unsur utama dari negara, akar dari peradaban di Mediterania
di mana wilayah merupakan tempat Timur. Elemen-elemen yang
untuk negara menyelenggarakan termasuk di dalamnya adalah
yurisdiksinya atas masyarakat, segala mengenai hukum asuransi, ketentuan
kebendaan serta segala kegiatan terkait salvage, angkutan
aktivitas masyarakat terjadi di dalam laut,kompensasi kepada para pelaut
wilayah negara tersebut. karena kecelakaan kerja dan
Dalam Perspektif geografis, sejenisnya. Hukum ini juga
wilayah Negara dibagi menjadi 3 mengandung hukum maritim publik
(tiga) bagian , yaitu : 8daratan, udara yaitu dalam bentuk perlindungan dari
dan laut. Wilayah daratan adalah para perompak oleh kapal perang
bagian dari daratan yang merupakan terhadap kapal-kapal dagang agar
tempat pemukiman atau kediaman kapal-kapal tersebut dapat
dari warga Negara atau penduduk melanjutkan pelayaran dagangnya.11
Negara yang bersangkutan. Di Kemudian kekuasaan jatuh
wilayah daratan ini jugalah berpindah ke tangan Yunani dan di
Pemerintah suatu Negara masa inilah berkembang hukum yang
melaksanakan dan mengendalikan mengatur mengenai kemaritiman.12
segala kegiatan Pemerintahan.9 Tonggak sejarah yang penting
Definisi Ruang udara adalah lainnya adalah Roman Maritime
ruang udara yang terletak di atas Policy (Hukum Maritim Romawi).
permukaan Wilayah Daratan dan di

10
Marxinton R.C.WILA, Op.Cit,hlm.145.
7 11
Lihat Pasal 1 Montevideo 1933 Retno Windari, Hukum Laut, Zona-Zona
8
Manixon R.C.WILA, Konsepsi Hukum Maritim sesuai UNCLOS 1982 dan
dalam Pengaturan dan Pengelolaan Konvensi-Konvensi Bidang Maritim,
Wilayah Perbatasan Antarnegara,Bandung : Seminar Nasional : Badan Koordinasi
Alumni, 2006, hlm.129. Keamanan Laut, Jakarta, 2009, hlm. 8.
9 12
Ibid,hlm.129. Ibid,hlm.9.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pada abad ke-16 Pertentangan pemimpin baru kebebasan di laut


antara Negara-negara ini terutama bebas di bawah Ratu Anne.14
antara Belanda dan Inggris Tidak ada cabang hukum
menimbulkan the Battle of books internasional yang lebih banyak
(perang buku). Perang buku ini mengalami perubahan secara
berlangsung kurang lebih 50 (lima) revolusioner selama 4 (empat)
tahun dan berakhir dengan terjadinya dekade terakhir, dan khususnya
perang antara Inggris dan Belanda selama 1 (satu) setengah dekade
pada tahun 1665. Perang buku ini terakhir, selain daripada hukum laut
umumnya berkisar pada dua teori , dan jalur-jalur maritim (maritime
yaitu :13 highways). Penandatanganan akhir
a. Mare liberum yang terbit tahun pada tanggal 10 Desember 1982 di
1608 tersebut. Sesuai ajarannya Montego Bay (Jamaica), oleh
tentang mare liberum, Grotius sejumlah besar negara (tidak kurang
berpendapat bahwa laut tak dapat dari 118 negara) yang terwakili
dimiliki (res extra commercium) dalam Konvensi Perserikatan
maka laut tak dapat berada di Bangsa-Bangsa Ketiga tentang
bawah kedaulatan Negara Hukum Laut 1973-1982 (UNCLOS)
manapun dank arena itu pula laut guna menyusun suatu ketentuan
itu menjadi bebas,bebas untuk hukum internasional yang
dilayari oleh siapapun. komprehensif terkait dengan hukum
b. Mare clausum yang terbit tahun laut di bawah judul Konvensi
1635 tersebut. Sesuai ajarannya Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang mare clausum (laut mengenai Hukum Laut, pertemuan
tertutup), John Sheldon yang membahas mengenai hukum
berpendapat ada 3 macam laut laut ini mungkin merupakan
yaitu: laut yang berbatasan perkembangan paling penting dalam
dengan pantai, laut lepas dan laut keseluruhan sejarah perkembangan
inggris. hukum laut internasional.15
Sementara itu sepanjang abad 4. Tinjauan Umum zona-zona
ke-17 dan permulaan abad ke-18 Laut menurut Konvensi Laut
sebagai akibat dari pelayaran negar- 1982 (United Nations
negara lain (selain Portugal, Spanyol Convention On The Law Of Sea
dan Belanda = PEN) perjuangan atau UNCLOS 1982)
kebebasan di laut semakin berat, dan a. Laut Territorial (Territorial Sea)
pada akhir kuartal pertama abad ke- Laut Territorial adalah bagian
18 kebebasan di laut bebas itu diakui laut yang paling dekat dari pantai
secara semesta. Inggris sendiri yang dinamakan laut territorial yang
semula menjadi penentang konsep sepenuhnya tunduk pada kedaulatan
laut bebas mengurangi tuntutan Negara Pantai.16
kedaulatan maritimnya, dan menjadi b. Zona Tambahan
(Continougous Zone)

13
Boer Mauna, Hukum Internasional
14
Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Ibid,hlm.320.
15
Dinamika Global, Alumni, Bandung, J.G.Starke,Op.Cit,hlm.322.
16
2013,hlm.318. Boer Mauna, Op.Cit. hlm.365.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pasal 33 Konvensi Hukum Laut kelanjutan alamiah wilayah daratan


1982 tentang Zona Tambahan hingga pinggiran laut tepi kontinen,
disebutkan bahwa Zona Tambahan atau hingga suatu jarak 200 mil laut
sejauh 12 mil laut di luar batas laut dari garis pangkal darimana lebar
territorial atau tidak dapat melebihi laut territorial diukur.20
24 mil dari garis pangkal dari mana e. Laut Lepas (High Seas)
lebar laut territorial diukur. Di dalam Pasal 86 konvensi PBB tentang
wilayah ini negara pantai mempunyai hukum laut menyatakan bahwa laut
wewenang dapat mengambil lepas merupakan semua bagian dari
tindakan dan menghukum pihak- laut yang tidak termasuk dalam zona
pihak yang melanggar undang- ekonomi eksklusif, dalam laut
undang bea-cukai, fiscal, imigrasi territorial atau dalam perairan
dan ketertiban negara.17 pedalaman suatu negara, atau dalam
c. Zona Ekonomi Eksklusif perairan kepulauan suatu Negara
(Exclusive Economic Zone) Kepulauan.21
Pasal 55 Konvensi Hukum Laut f. Kawasan (The Area)
1982 tentang Rezim Khusus Zona Kawasan adalah bagian laut di
Ekonomi Eksklusif (Economic luar laut lepas,zona ekonomi
Exclusive Zone) disebutkan bahwa eksklusif, zona tambahan dan laut
Zona Ekonomi Eksklusif adalah territorial dari suatu negara dan juga
suatu daerah di luar dan prinsip di kawasan merupakan
berdampingan dengan laut territorial prinsip yang menyatakan bahwa
atau wilayah laut dari suatu negara kawasan dimiliki oleh masyarakat di
pantai yang batasnya 200 mil laut dunia ini secara bersama-sama.
diukur dari garis pangkal pantai.18 Di dalam Pasal 137 Konvensi
d. Landas Kontinen (Continental Hukum Laut 1982 menyebutkan
Shelf) bahwa tidak satu negara pun boleh
Definisi Landas Kontinen menuntut atau melaksanakan
menurut Boer Mauna adalah daerah kedaulatan atau hak-hak
dasar laut yang terletak antara dasar berdaulatnya atas bagian manapun
air renda dan titik di mana dasar laut dari kawasan atau kekayaan-
menurun secara tajam, dan di mana kekayaannya, demikian pula tidak
mulai daerah dasar laut baru yang satu negara atau badan hukum atau
kita sebut lereng kontinen.19 peroranganpun boleh mengambil
Dalam Pasal 76 Konvensi tindakan pemilikan terhadap bagian
Hukum Laut 1982 menyebutkan kawasan manapun.22
bahwa Landas Kontinen suatu negara 5. Tinjauan Umum tentang
pantai meliputi dasar laut dan tanah Kedaulatan dan Hak
di bawahnya dari daerah di bawah Berdaulat
permukaan laut yang terletak di luat a. Kedaulatan
laut territorialnya sepanjang
20
Lihat Pasal 76 United Nations Convention
17
Lihat Pasal 33 United Nations Convention On The Law Of The Sea 1982.
21
On The Law Of The Sea 1982. Lihat Pasal 86 United Nations Convention
18
Lihat Pasal 55 United Nations On The Law Of The Sea 1982.
22
Convention On The Law Of The Sea 1982. Lihat Pasal 137 United Nations
19
Boer Mauna,Op.Cit,hlm.340. Convention On The Law Of The Sea 1982.

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Sejarah asal kata kedaulatan, Law Of The Sea 1982 adalah hak
kata ini yang dalam bahasa Inggris yang mempunyai kekuasaan tertinggi
dikenal dengan istilah souvereignty, atas keperluan eksplorasi dan
dalam bahasa Perancis dikenal eksploitasi, konservasi dan
dengan istilah sovereinete atau dalam pengelolaan sumber kekayaan alam,
bahasa Italia disebut sovranus baik hayati maupun non-hayati, dari
berasal dari kata latin superanus perairan di atas dasar laut dan tanah
yang berarti diartikan kedalam dibawahnya.26
bahasa Indonesia menjadi yang Selain 2 (dua) definisi hak
teratas atau yang tertinggi.23 berdaulat di atas , ada satu definisi
Sesuai konsep hukum hak berdaulat menurut Hikmahanto
internasional, kedaulatan sebagai Juwana hak berdaulat adalah Hak
sebuah konsep tradisional memiliki yang mana dimiliki oleh Negara
2(dua) pengertian, yaitu : 24Aspek pantai untuk sumber daya alam yang
Intern Kedaulatan adalah hak bagi ada di dalam Zona Ekonomi
setiap Negara untuk secara bebas Eksklusif dan Landas Kontinen.27
menentukan hubungannya dengan
berbagai negara atau kelompok- III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok lain tanpa kekangan, A. Pengaturan Hak Berdaulat
tekanan atau pengawasan dari negara Negara Kesatuan Republik
lain. Hal ini merupakan kewenangan Indonesia di Wilayah Zona
tertinggi yang dimiliki oleh sebuah Ekonomi Eksklusif Indonesia
negara di dalam kekuasaanya dan di Kepulauan Natuna.
Aspek Ekstern Kedulatan adalah 1. Pengaturan Hak Berdaulat
kemampuan Negara-negara dalam menurut Hukum Internasional.
melakukan hubungan internasional Dalam Pasal 56 United Nations
atau pergaulan dengan Negara- Convention On The Law Of The Sea
negara lain (UNCLOS) 1982 yang merupakan
b. Hak Berdaulat konvensi hukum laut internasional
Pengertian Hak Berdaulat yang ketiga di mana dalam bab V
menurut Kamus Besar Bahasa (lima) konvensi ini mengatur tentang
Indonesia adalah hak yang Zona Ekonomi Eksklusif (Eksklusive
mempunyai kekuasaan tertinggi atas Economic Zone) yang menyatakan
suatu pemerintahan Negara atau bahwa :
daerah.25. Hak, yurisdiksi dan kewajiban
Pengertian Hak Berdaulat Negara pantai di Zona Ekonomi
menurut Pasal 56 ayat 1 huruf (a) Eksklusif sebagai berikut : di Zona
United Nations Convention On The Ekonomi Eksklusif, Negara pantai
memiliki: Hak Berdaulat untuk
23
tujuan eksplorasi dan eksploitasi,
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar
Hukum Internasional, Buku I-Bagian
26
Umum, Bina Cipta, Bandung, 1982, hlm.15. Lihat Pasal 56 United Nations Convention
24
Saru Arifin, Hukum Perbatasan Darat On The Law Of The Sea 1982
27
Antarnegara, Jakarta : Sinar Grafika, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indo
2014,hlm.30. nesia/2016/06/160621_indonesia_natuna_ci
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti Kata na_indonesia, Jerome W, Diakses Pada
Berdaulat. tanggal 3 Januari 2017 Pukul 10.00 WIB.

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

konservasi dan pengelolaan sumber Undang-undangan Indonesia


daya alam, baik hayati atau non- mengenai Zona Ekonomi Eksklusif.
hayati, dari perairan ke dasar laut dan Bila kita hubungkan masalah
dari dasar laut dan tanah di penegakan hukum ini pada
bawahnya, dan berkenaan dengan ketentuan-ketentuan penegakan
kegiatan lain untuk eksploitasi dan hukum di Zona Ekonomi Eksklusif
eksplorasi zona ekonomi tersebut, berdasarkan pada United Nations
seperti produksi energi dari arus air, Convention On The Law Of The Sea
dan angin. (UNCLOS) 1982, maka secara garis
Dari pernyataan ketentuan pasal besar diatur dalam Pasal 73 ayat (1)
56 United Nations Convention On sebagai berikut :Dalam
The Law Of The Sea (UNCLOS) melaksanakan hak berdaulatnya
1982 tersebut di atas, Indonesia untuk mengeksplorasi,
sebagai Negara pantai mempunyai mengeksploitasi, melestarikan, dan
hak di wilayah Zona Ekonomi mengelola sumber daya alam hayati
Eksklusif berupa hak berdaulat untuk di Zona Ekonomi Eksklusif, negara
melakukan eksplorasi dan pantai dapat mengambil tindakan-
eksploitasi, pengelolaan dan tindakan seperti menaiki
konservasi sumber daya alam hayati kapal,menginspeksi,menahan, dan
sedangkan pemanfaatan sumber daya melakukan penuntutan hukum sesuai
alam non-hayati dianut di dalam kebutuhan untuk menegakan hukum
rezim hukum Landas Kontinen. negaranya dengan
Hak berdaulat Indonesia sebagai mempertimbangkan ketentuan-
Negara pantai perairan kepulauan ketentuan dalam konvensi ini.
Natuna yang dimaksudkan di atas Dalam hal penegakan hukum
tidak sama atau tidak dapat (law enforcement), masalah
disamakan dengan kedaulatan penuh penegakan hukum ini menjadi tidak
yang dimiliki dan dilaksanakan oleh ada artinya sama sekali jika kita
Indonesia atas perairan pedalaman mempunyai hak-hak berdaulat dan
Indonesia. Berdasarkan hal tersebut yurisdiksi di Zona Ekonomi
di atas, maka sanksi-sanksi yang Eksklusif, tetapi kita sendiri tidak
diancam di Zona Ekonomi Eksklusif dapat menegakkan hukum di wilayah
Indonesia berbeda dengan sanksi- tersebut. Di sisi lain, kita semua
sanksi yang diancam di laut menyadari bahwa bagaimana
territorial yang berada di bawah sulitnya penegakkan hukum di
kedaulatan Republik Indonesia. daerah laut yang sangat luas tersebut,
Hak-hak lain berdasarkan yang merupakan beban tambahan di
Hukum Internasional adalah hak samping penegakkan hukum di
Republik Indonesia untuk perairan Indonesia yang sudah amat
melaksanakan penegakan hukum luas.
(law enforcement) dan pengejaran Sebagaimana yang disebutkan di
seketika (hot pursuit) terhadap kapal- atas, bahwa masalah penegakan
kapal asing yang melakukan hukum (law enforcement) ataupun
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan pengawasan ini menajdi lebih berat
peraturan internasional dan per- lagi jika diperhitungkan bahwa
daerah-daerah yang diliputi

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pengawasan tersebut tidak hanya kegiatan lainnya untuk eksplorasi


terbatas pada perairan pedalaman 12 dan eksploitasi zona ekonomi
mil, tetapi juga Landas Kontinen dan tersebut, seperti pembangkitan
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tenaga dari air,arus dan angin.
selebar 200 mil laut. Bertambah Dalam hal penegakan hukum di
luasnya wilayah laut dan daerah- wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
daerah kewenangan Indonesia, tentu Indonesia diatur dalam pasal 13 dan
saja memerlukan perjuangan pasal 15 Undang-undang nomor 5
perluasan kemampuan untuk tahun 1983, Pasal 13 Undang-undang
mengamankannya. nomor 5 tahun 1983 : Penangkapan
Penegakan Hukum (law terhadap kapal dan atau orang-orang
enforcement) disini diartikan sebagai yang diduga melakukan pelanggaran
bagian dari yurisdiksi suatu negara, di Zona Ekonomi Eksklusif
yurisdiksi yang mana meliputi dan Indonesia meliputi tindakan
mempunyai pengertian yang antara penghentian kapal sampai dengan
lain: diserahkannya kapal dan atau orang-
a. Jurisdiction of legislation orang tersebut di pelabuhan dimana
atau jurisdiction to prescribe perkara tersebut dapat diproses lebih
(wewenang membuat aturan- lanjut.
aturan hukum untuk mengatur Pengaturan Hak Berdaulat
berbagai kepentingan). Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Jurisdiction to enforce the di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
law (wewenang menegakkan secara jelas diatur dalam pasal 4 ayat
aturan hukum yang berlaku). (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun
Yang menjadi dasar hukum 1983 tentang Zona Ekonomi
berlakunya wewenang penegakan Eksklusif, yang menyatakan bahwa
hukum ini dapat bersumber pada: Indonesia memiliki Hak Berdaulat
Kedaulatan Negara (Sovereignity of untuk melakukan eksploitasi dan
state), dan Ketentuan–ketentuan eksplorasi sumber daya alam hayati.
Hukum Internasional. Sebetulnya, pengaturan nasional
2. Pengaturan Hak Berdaulat mengenai hak berdaulat ini
menurut Hukum Nasional mengadopsi Pasal 56 ayat (1) dalam
Dalam Pasal 4 Undang-undang ketentuan United Nations
Nomor 5 Tahun 1983 menerangkan Convention On The Law Of The Sea
tentang hak berdaulat, yurisdiksi, (UNCLOS) 1982, sebagai wujud
hak-hak lain serta kewajiban- persetujuan Indonesia sebagai negara
kewajiban sebagai berikut: Di Zona yang tunduk pada ketentuan hukum
Ekonomi Eksklusif Indonesia, internasional.
Negara Republik Indonesia Dengan memiliki Hak Berdaulat
mempunyai dan melaksanakan: Hak tersebut, Indonesia berhak untuk
berdaulat untuk melakukan melakukan eksploitasi dan eksplorasi
eksplorasi dan eksploitasi, sumber daya alam hayati, khususnya
pengelolaan, dan konservasi sumber dalam rangka melakukan
daya alam hayati dan non-hayati dari pemanfaatan sumber daya perikanan
dasar laut dan tanah di bawahnya di Indonesia. Selain itu, dalam
serta air di atasnya dan kegiatan- rangka pelaksanaan Hak Berdaulat

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tersebut, Indonesia juga berwenang Republik Indonesia melakukan


untuk melakukan penegakan hukum upaya sebagai berikut :
dan hak untuk melakukan pengejaran a. Presiden pada kamis 23 juni
seketika (hot pursuit) terhadap kapal 2016 Berkunjung ke
– kapal asing yang melanggar Kepulauan Natuna dan
kentetuan di Zona Ekonomi menghasilkan 4 poin dari
Eksklusif Indonesia. Ketentuan kunjungan tersebut, yaitu :
mengenai penegakkan hukum Pembangunan Infrastruktur
tersebut diatur dalam Pasal 13 dan Perikanan, Pembangunan
Pasal 15 Undang – Undang Nomor 5 Infrastruktur Gas,
Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Pembangunan Infrastruktur
Eksklusif Indonesia. Pariwisata, Pembangunan
B. Upaya Pemerintah Pertahanan di Wilayah
Indonesia dalam Natuna29
mempertahankan Hak b. Presiden berkunjung untuk
Berdaulat Zona Ekonomi kedua kalinya ke Kepulauan
Ekslusif Indonesia di perairan Natuna untuk menyaksikan
Kepulauan Natuna atas klaim latihan puncak Tentara
peta Nine-Dashed Line China Nasional Indonesia Angkatan
1. Upaya Yuridis dan Non-Yuridis Udara dengan sandi Operasi
Pemerintah Indonesia Angkasa Yudha 2016 dan
Upaya Yuridis yang dilakukan meresmikan Bandara Udara
oleh Pemerintah Indonesia, Ranai untuk pembangunan
sebagai berikut: Infrastruktur di kepulauan
a. Menindak kegiatan Natuna.30
pelanggaran hukum yang Dari 2 (dua) Kunjungan Presiden
meliputi masuk secara ilegal Republik Indonesia tersebut
(illegal entry) oleh kapal- menunjukkan suatu isyarat jelas
kapal asing, seperti : imigran kepada Pemerintah China bahwa
gelap,penangkapan ikan Pemerintah Republik Indonesia tidak
secara ilegal (illegal main-main untuk menjaga
fishing), pelanggaran hak Kedaulatan dan Keutuhan Negara
lintas damai.28 Kesatuan Republik Indonesia di
b. Dalam hal diplomasi dengan Kepulauan Natuna.
melakukan Protes Diplomatik Pembangunan Infrastruktur
kepada Negara China oleh berupa Bandara Udara Ranai juga
Pemerintah Republik merupakan wujud nyata dari
Indonesia terhadap klaim peta pernyataan yang dijanjikan oleh
Nine-Dashed Line yang
dilakukan secara konsisten 29
dari tahun 1995-2016. Ari Dwipayana, Percepat Pembangunan
Natuna, diakses dari
2. Dalam hal upaya Non-Yuridis
http://presidenri.go.id/kabar-
Pemerintah Negara Kesatuan presiden/kegiatan-kepresidenan/presiden-
jokowi-percepat-pembangunan-natuna.html.
28 30
Lihat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 34 http://www.bbc.com/indonesia/berita_indo
Tahun 2004 tentang Tentara Nasional nesia/2016/10/161006_indonesia_jokowi_na
Indonesia tuna.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Presiden Joko Widodo pada rapat Hukum Laut Internasional


terbatas pertama di atas KRI-Imam 1982
Bonjol-383 tentang percepatan b. Untuk Jangka Panjangnya
pembangunan untuk meningkatkan meningkatkan intensitas
kesejahteraan dan keadilan bagi kegiatan administratif
masyarakat di kepulauan natuna. pemerintahan seperti
C. Upaya Preventif dan Represif pencatatan penduduk dan
yang dilakukan oleh pelayanan masyarakat
Pemerintah Indonesia terutama di bidang kesehatan
terhadap klaim peta Nine- dan pendidikan di pulau
Dashed Line China natuna agar masyarakat
Upaya Preventif adalah upaya terluar bangga dan cinta
pencegahan agar tindakan yang terhadap Negara Indonesia.
dilakukan sebelumnya tidak terulang, Upaya Represif yang dilakukan
berikut penulis mengambil dari Pemerintah Negara Kesatuan
berbagai sumber yang bisa dilakukan Republik Indonesia untuk
Pemerintah Indonesia saat ini agar menegakkan hak berdaulat di Zona
kejadian Provokasi di wilayah Ekonomi Eksklusif atas klaim peta
perairan natuna Indonesia tidak Nine-Dashed Line China adalah
terulang lagi adalah sebagai berikut : sebagai berikut :
a. Menurunkan Tensi a. Tetap menindak tegas para
ketegangan antara kedua pelaku penangkapan ikan
Negara ini Indonesia dan secara ilegal (illegal fishing)
China , dan melakukan dialog yang tetap menangkap ikan di
diplomasi yang mana di satu wilayah Zona Ekonomi
pihak China menjelaskan Eksklusif Indonesia. Untuk
klaim peta Nine-Dashed Line menujukkan penegakkan
secara wajar dan logis hukum di Negara Kesatuan
landasan hukumnya, dan Republik Indonesia dilakukan
Pemerintah Indonesia secara Tegas.
menunjuk bapak Profesor
Hasyim Djalal yang juga IV. SIMPULAN DAN SARAN
merupakan mantan diplomat Berdasarkan hasil penelitian dan
senior Indonesia untuk PBB pembahasan dapat ditarik
untuk menjadi ketua delegasi kesimpulan sebagai berikut :
Indonesia dalam 1. Pengaturan Hak Berdaulat
permasalahan sengketa laut Negara Kesatuan Republik
china selatan antara Indonesia Indonesia secara Internasional
dengan China, untuk diatur dalam Pasal 56 United
Menjelaskan kepada Negara Nations Convention on The Law
China bahwa perairan di Of The Sea 1982, yang
kepulauan Natuna termasuk memberikan hak-hak dan
dalam Kedaulatan Negara yurisdiksi khusus untuk
Kesatuan Republik Indonesia melakukan eksplorasi dan
sesuai dengan Konvensi eksploitasi, pengelolaan dan
konservasi sumber daya alam

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hayati di Zona Ekonomi pembangunan infrastruktur


Eksklusif Negara Pantai, meliputi : pembangunan dan
sedangkan pemanfaatan sumber penambahan kekuatan militer
daya alam non-hayati dianut di di kepulauan natuna,
dalam rezim hukum Landas pembangunan bandara
Kontinen. Dan secara nasional komersial, pembangunan
diatur dalam Pasal 4 ayat (1) layanan kesehatan dan
Undang – Undang Nomor 5 pembangunan pendidikan
Tahun 1983 tentang Zona untuk meningkatkan
Ekonomi Eksklusif Indonesia, kesejahteraan masyarakat
yang menunjukkan bahwa hak kepulauan natuna.
berdaulat Negara Kesatuan c. Upaya Preventif Pemerintah
Republik Indonesia hanya Indonesia untuk saat ini
berkaitan dengan eksplorasi dan adalah dengan menurunkan
eksploitasi sumber daya alam tensi ketegangan antara kedua
hayati saja. Negara ini Indonesia dan
2. Upaya Pemerintah Indonesia China, dan melakukan dialog
dalam mempertahankan perairan diplomasi yang mana di satu
Zona Ekonomi Eksklusif pihak China menjelaskan
Indonesia di kawasan Natuna klaim peta Nine-Dashed Line
atas klaim peta Nine-Dashed ya secara wajar dan logis.
Line China meliputi 4 (empat) d. Tetap menindak tegas para
upaya, yaitu: pelaku penangkapan ikan
a. Upaya Yuridis Pemerintah secara ilegal (illegal fishing)
Indonesia yaitu tetap yang tetap menangkap ikan di
melakukan patroli laut yang wilayah Zona Ekonomi
dilakukan oleh Tentara Eksklusif Indonesia. Untuk
Nasional Indonesia dalam hal menujukkan penegakkan
ini Angkatan Laut Indonesia hukum di Negara Kesatuan
dan tetap mengirimkan Nota Republik Indonesia dilakukan
Protes Diplomatik secara secara Tegas.
konsisten tentang apa yang Adapun saran berdasarkan hasil
dimaksud dengan klaim peta penelitian ini yaitu:
Nine-Dashed Line dan tidak a. Menambah Jumlah Armada
mengakui klaim peta Nine- Kapal Laut Patroli Indonesia
Dashed Line yang didasarkan dan jumlah para Penegak
dengan Traditional Fishing Hukum di wilayah laut agar
Ground karena tidak sesuai pengawasan terhadap para
dengan United Nations pelanggar hukum di wilayah
Convention On The Law Of Zona Ekonomi Eksklusif
The Sea (UNCLOS) 1982. lebih baik dan dapat
b. Upaya Non-Yuridis mengurangi praktek
Pemerintah Indonesia dalam penangkapan ikan secara
mempertahankan perairan ilegal (illegal fishing) di Zona
kepulauan natuna adalah saat Ekonomi Eksklusif
ini dengan percepatan Indonesia. Dan serta

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

meningkatkan kualitas para Undang-Undang Nomor 34 Tahun


aparat penegak hukum 2004 Tentang Tentara Nasional
dengan melalui pelatihan– Indonesia
pelatihan nasional maupun Artikel dan Makalah
internasional, apabila kualitas Juwana,Hikmahanto,Klaim Sembilan
aparat penegak hukum baik, Garis Putus China dan Zona
maka penegakan hukum Maritim Indonesia dalam
dalam hal penangkapan, Perspektif Hukum
penahanan, pemeriksaan, Internasional,Seminar Nasional
penyidikan, akan : Universitas Indonesia, 13 Juni
melaksanakan ketentuan 2016.
perundang- undangan yang Windari, Retno, Hukum Laut, Zona-
baik. Zona Maritim sesuai UNCLOS
1982 dan Konvensi-Konvensi
V. DAFTAR PUSTAKA Bidang Maritim, Seminar
Buku Kepustakaan Nasional : Badan Koordinasi
Arifin, Saru, Hukum Perbatasan Keamanan Laut, Jakarta, 2009,
Darat Antarnegara, Jakarta, hlm. 8.
Sinar Grafika, 2014. Internet
Budiardjo,Miriam, Dasar-dasar Ilmu http://presidenri.go.id/kabar-
Politik, Jakarta, Gramedia presiden/kegiatan-
Pustaka Ulama, 2008. kepresidenan/presiden-jokowi-
Kusumaatmadja,Mochtar, Pengantar percepat-pembangunan-
Hukum Internasional, natuna.html.
Bandung,Bina Cipta, 1982. http://www.bbc.com/indonesia/berita
Mauna, Boer, Hukum Internasional _indonesia/2016/10/161006_ind
Pengertian Peranan dan Fungsi onesia_jokowi_natuna.
Dalam Era Dinamika Global http://www.bbc.com/indonesia/berita_in
,Bandung , Alumni, 2013. donesia/2016/06/160621_indonesia
Starke,J.G.,Pengantar Hukum _natuna_cina_indonesia.
Internasiona edisi ke-10, http://www.bbc.com/indonesia/berita_in
donesia/2016/03/160320_indonesia
Jakarta, PT. Sinar Grafika, 2004.
_kapal_cina.
Wila,Manixon R.C,Konsepsi Hukum
dalam Pengaturan dan
Pengelolaan Wilayah
Perbatasan Antarnegara,
Bandung, Alumni, 2006.
Undang-Undang
United Nations Convention On The
Law Of The Sea 1982
Konvensi Montevideo 1933 Tentang
Negara
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1983 Tentang Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai