Anda di halaman 1dari 37

SURAT KEPUTUSAN MUDIR

MA’HAD ALY NURUL QARNAIN


Nomor :03/078/J.1/MA.NQ/VIII/2020
Tentang:
Pedoman Penulisan Risalah
Ma’had Aly Nurul Qarnain
Bismillahirahmanirrahim,
Mudir Ma‟had Aly Nurul Qarnain Sukowono Jember,
Setelah:
Menimbang :
1. Bahwa Ma‟had Aly merupakan
perguruan tinggi keagamaan Islam
yang menyelenggarakan
pendidikan dan pembelajaran,
penelitian, dan pengabdian.
2. Bahwa dalam rangka memenuhi
penulisan tugas akhir (risalah)
yang standar.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana disebutkan pada
nomor 2, perlu ditetapkan
pedoman penulisan risalah Ma‟had
Aly.
Mengingat :
1. AD/ART PP. Nurul Qarnain
Sukowono Jember;
2. Statuta Ma‟had Aly PP. Nurul
Qarnain Sukowono Jember;

1
3. Keputusan Menteri Agama RI
Nomor 284 Tahun 2001 Tentang
Ma‟had Aly;
4. Surat Keputusan Direktur Jenderal
Kelembagaan Agama Islam
Nomor: E/179/2001 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan
Ma‟had Aly;
5. UU Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi;
6. PMA Nomor 71 Tahun 2015
Tentang Ma‟had Aly;
7. SK Dirjen Pendis Nomor 3844
Tahun 2017 Tentang Ijin
Pendirian Ma‟had Aly pada
Pondok Pesantren;
8. SK Dirjen Pendis Nomor 4862
Tentang Kualifikasi dan
Kompetensi Pedidikan Calon
Mahasantri Ma‟had Aly.
Memerhatikan : Hasil Keputusan Rapat pada tanggal
06 Juli 2020 Tentang Review
Pedoman Penulisan Risalah Ma‟had
Aly Nurul Qarnain.
Memutuskan
Menetapkan : Pedoman Penulisan Risalah Ma‟had
Aly.
Ditetapkan di : Jember
Tanggal : 22 Agustus 2020
Mudir Ma‟had Aly Nurul Qarnain,

KH. Badrud Tamam M.H.I.


2
TAKLIMAT

Bismillahirahmanirrahim...
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta raya. Salawat
dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Agung
junjungan kita, Nabi Muhamad Saw, keluarga, sahabat
dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Buku ini diharapkan bisa dijadikan pedoman oleh
para mahasantri dalam menyusun risalah. Mahasantri
dapat merujuk serta mengambil secercah pengetahuan
sebagai bekal ia dalam tahap pengerjaan risalah secara
khusus dan penelitian lainnya secara umum.
Kedepannya seiring perkembangan zaman tentulah
kajian-kajian ilmiah serta temuan-temuan lainnya juga
berkembang. Sebagaimana wasiat para salafus shalih
yang terpenting adalah, al Muhafadhah ‘Ala al Qadim as
Shalih wa al Akhdu bi al Jadid Anfa’.
Buku pedoman yang tersusun sekian lama ini tentu
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini
bisa lebih baik nantinya.
Jember, 22 Agustus 2020

LP3M Ma’had Aly Nurul Qarnain

3
DAFTAR ISI

SK Mudir ......................................................... 1

Taklimat .......................................................... 3

Daftar Isi .......................................................... 4

BAB I Mekanisme Penyusunan Risalah .......... 5

BAB II Jenis Penelitian ................................... 9

BAB III Sistematika Penyusunan Proposal ... 14

BAB IV Sistematika Penyusunan Laporan

Penelitian ....................................................... 15

BAB V Tata Tulis .......................................... 21

Lampiran-lampiran

4
BAB I
MEKANISME PENYUSUNAN RISALAH
Mekanisme Penyusunan Risalah Ma‟had Aly Nurul
Qarnain Jember mengikuti alur sebagai berikut:

Penyusan Diajukan kepada

Penyusunan
Proposal
draft/skema LP3M Ma‟had
proposal Aly

Seminar
Revisi Proposal
Pembimbing

Proposal
Penentuan
Dosen

Penelitian Bimbingan Munaqasah


Risalah

Ujian

WISUDA Nilai Revisi Risalah

5
Keterangan :
1. Tahapan pertama yang harus dilalui oleh
Mahasantri yang hendak menyusun risalah
ialah membuat skema risalah. Format dan
komposisi skema proposal sebagaimana
dalam lampiran buku panduan ini skema
yang telah dibuat dibimbing langsung oleh
Lembaga Penelitian Penerbitan dan
Pengabdian Masyarakat Ma‟had Aly atau
dosen Ma‟had Aly yang telah ditentukan.
Tahap pertama ini hanya boleh diikuti
oleh Mahasantri yang telah menyelesaikan
mata kuliah metode penelitian.
2. Setelah skema risalah disetujui, calon
peneliti selanjutnya menyusun proposal
risalah sesuai dengan skema yang telah
dibuat.
3. Proposal yang telah disusun kemudian
dipresentasikan di forum seminar proposal
untuk mendapatkan banyak masukan dari
penguji seminar atau peserta seminar yang
lain. Masukan atau kritikan tersebut
selanjutnya dijadikan bahan diskusi
proposal risalah.
4. Prososal yang telah dipresentasikan dan
direvisi digandakan menjadi 2 bendle
kemudian diserahkan kepada Lembaga
Penelitian Penerbitan dan Pengabdian
Masyarakat Ma‟had Aly atau petugas
yang ditunjuk untuk selanjutnya
ditentukan dosen pembimbingnya.
5. Setelah mendapat dosen pembimbing,
peneliti diperkenankan untuk memulai
proses penelitian sampai tuntas, sambil
lalu melakukan penelitian, peneliti
diwajibkan untuk melakukan bimbingan
6
kepada dosen pembimbing yang telah
ditetapkan. Pembimbing berkewajiban
untuk memberikan bimbingan kepada
peneliti. Teknis dan bentuk bimbingan
dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak. Peneliti dibekali kartu
bimbingan sebagai catatan administrasi
atas seluruh proses bimbingan yang telah
dilakukan dan wajib diisi. Pembimbing
risalah mempunyai tugas sebagai
pemegang otoritas tertinggi untuk
menyatakan sahnya risalah, dan tanda
tangan pembimbing merupakan bukti
bahwa penyusunan risalah sudah
mendapatkan bimbingan sesuai prosedur.
Proses bimbingan dilakukan minimal 10
kali tatap muka atau terus berlanjut
sampai risalah dinyatakan benar-benar
layak untuk diuji dimedia munaqosah.
6. Setelah seluruh proses penyusunan risalah
dilakukan, tahap terakhir yang harus
dilalui adalah mempertanggungjawabkan
risalah dimedia munaqosah. Di hadapan
dua penguji, peneliti harus mampu
mempertanggungjawabkan semua isi
risalah yang disusun baik secara
metodologi maupun konten. Setelah
pujian, risalah direvisi sesuai dengan
catatan sidang munaqosah akan tetapi,
sebelum ujian risalah, peneliti hendaknya;
A. Mendaftarkan diri sebagai peserta
munaqosah dibendahara
ujian/pesantren.
B. Mengadakan risalah sebanyak empat
eksemplar dan diserahkan H-3
sebelum ujian dilaksanakan.
7
7. Soft copy dalam bentuk kepingan CD dan
hard copy sebanyak 4 eksemplar risalah
yang telah direvisi diserahkan kepada
panitia ujian. Setelah hal ini dilakukan,
santri berhak mendapatkan surat
keterangan hasil ujian munaqosah.

8
BAB II
JENIS PENELITIAN
Jenis penilitian yang dipilih sebagai salah satu syarat
kelulusan mahasantri di Ma‟had Aly Nurul Qarnain
merupakan penelitian pengembangan. Hal tersebut
menimbang bahwa, penelitian pengembangan merupakan
salah satu jenis penelitian yang dapat menjadi
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian
dasar dengan penelitian terapan. Berikut penjelasan
mengenai penelitian pengembangan:
Peneletian pengembangan merupakan suatu usaha
atau kegiatan untuk mengembangkan suatu produk yang
efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. penelitian pengembangan sebagai proses
yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini
biasanya disebut sebagai siklus R&D, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan
produk yang akan dikembangkan, mengembangkan
produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam
pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya, dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang
ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam
program yang lebih ketat dari R&D, siklus ini diulang
sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk
tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Penelitian pengembangan merupakan suatu
pengkajian sistematik terhadap pendesainan,
pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan pada saat yang
berbeda sebagian peneliti menambahkan kriteria “dapat
menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria
tersebut.

9
Tujuan penelitian pengembangan biasanya berisi dua
informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan
(2) spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat
yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah
tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah
rumusan masalah penelitian pengembangan, maka
rumusan masalah tersebut sudah benar. Dapat dikatakan
bahwa tujuan Penelitian Pengembangan adalah
menginformasikan proses pengambilan keputusan
sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi
berkembang dan kemampuan pengembang untuk
menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi
kedepan.
Model dari penelitian pengembangan yang akan
dilakukan di Ma‟had Aly Nurul Qarnain, merupakan
penelitian pengembangan pada kitab-kitab turast yang
sudah maklum dikaji di berbagai pondok pesantren yang
ada di Indonesia, penelitian ini dilakukan untuk
menghasilkan sebuah produk berupa buku/kitab syuruh.
Pengertian syarah tidak jauh dari tugasnya bahwa,
syarah melaksanakan tugas tafshil mujmal (memerinci
yang global), tabyin mubham (menjelaskan yang belum
jelas), taqyidul muthlaq (membatasi yang masih mutlak),
tashhihul khatha’ (mengoreksi kesalahan), fakkul „ibarah
(menyibak makna ungkapan), dan ta’lilat (memberikan
reasoning-reasoning).
Syarah juga menyajikan i’tiradhat (sanggahan-
sanggahan, keberatan-keberatan). Kadang syarah juga
memperkuat penjelasan matan dengan cara menyajikan
dalil-dalil, istinbath dan wajhul istidlal. Kadang syarah
juga memperluas bahasan dengan cara membahas ushul
(dasar-dasar) yang dipakai oleh pengarang matan dalam
menurunkan hukum-hukum cabang. Kadang pengarang
syarah juga mengkritik beberapa cara penyajian yang
ditulis oleh pengarang matan. Kadang syarah juga
10
menonjol dalam memberikan contoh-contoh penjelas
(amtsilah) dan syawahid.
Mengkaji syarah adalah tingkatan/level kedua
setelah pelajar mengkaji matan. Orang yang sudah bisa
membuat syarah dan sanggup menyajikan i’tiradhat,
artinya dia sudah mencapai level ulama, karena dia sudah
mampu membaca kritis yang sifatnya bertanggungjawab
dan berargumentasi. Bahkan bisa dikatakan, orang yang
sudah mencapai level mensyarah sesungguhnya dia
sudah merasakan dirinya selevel dengan pengarang kitab
yang disyarahi sehingga sanggup menyajikan keberatan-
keberatan. Karena itulah, orang yang membaca kitab
syarah, levelnya bukan lagi orang yang sedang menimba
ilmu untuk pertama kali, tapi level yang sudah masuk ke
alam pikir seorang ulama yang sedang mendebat ulama
yang lain dan cara ulama tersebut membaca pikiran
ulama lain.
Dengan demikian maka syuruh yang dimaksud oleh
lembaga Ma‟had Aly Nurul Qarnain adalah
penjelasan/uraian atas kitab matan dengan menerapakan
Qaidhah Ushul Fiqh atau pendapat ulama yang lain. Ada
empat standart minimal yang dilakukan peneliti dalam
melakukan syuruh yaitu:
1. Mencari dalil atau teks ulama yang relevan
dengan pembahasan. (Pokok)
2. Memberikan contoh-contoh penjelas
(amtsilah/tashawwur) dan syawahid (Pokok).
3. Bilamana ditemukan teks mushannif yang sulit
diketahui muradnya, peneliti dipersilahkan untuk
memberi syuruh atas redaksi tersebut dengan
didukung pendapat ulama‟ lainnya. (Pokok)
4. Bilamana mushannif menulis perbedaan pendapat,
maka peneliti harus mengurai perbedaan tersebut
serta harus menyebutkan asbabul ikhtilaf, (Pokok)

11
dan apabila dipandang perlu, lakukan tarjih. (Nilai
Lebih)
5. Mengurai wajhul istidlal dari dalil yang ditulis
meliputi; (al-Quran/Hadis), analisa lafaz (‘am,
khas, mutlaq muqayyad, majaz, amar nahi, dll)
dan penerapan Qaidhah Ushul Fiqh. (Nilai Lebih)
Produk akan semakin bagus dan menarik jika
peneliti mampu mengurai setiap pembahasan secara
mendetail dan mendalam. Untuk menunjuka bahwa
produk benar-benar menarik, di awal penelitian, peneliti
harus menjelaskan spesifikasi produk, termasuk aspek ke
unggulannya (pembeda denga produk yang lain). Selain
itu, peneliti juga harus memberikan alasan yang
argumentatif terkait kitab matan yang di syarahi kenapa
kitab tersebut yang disyarahi, kenapa tidak yang lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan
mengadopsi metode penelitian pengembangan (Research
and Development/R&D). Tahap pengembangannya dapat
mengadopsi dan mengadaptasi pilihan model penelitian
dan pengembangan yang paling relevan. Misalnya, ada
empat tahap penelitian yang dikembangkan oleh Dick &
Carey yaitu:
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal
(research and information collection)
Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu
menelaah dan mengumpulkan informasi terkait
rencana kitab matan yang disyarahi. Menelaah
kelayakan kitab dari berbagai aspek.
Melakukakan kepustakaan guna menghimpun
informasi-informasi pendukung yang dapat
membantu peneliti memperoleh gambaran kitab
yang akan disyarahi.
2. Perencanaan (planning)
Menyusun rencana penelitian (Proposal
penelitian), meliputi kemampuan-kemampuan
12
yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan
penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah
penelitian, dan menjelaskan spesifikasi produk.
3. Pengembangan format produk awal (develop
premilinary form of product)
Pada tahap ini, peneliti membuat produk sesuai
dengan spesifikasi yang telah dirancang.
4. Tahap validasi dan evaluasi
Tahapan berikutnya adalah melakukan validasi
dan evaluasi. Namun sebelum itu, peneliti
melakukan pra-validai dengan mengkonslutasikan
prodeuk kepada dosen pembimbing untuk
mendapat masukan awal. Tahap pra-validasi
berguna untuk menilai kalayakan produk sebelum
dinilai validator. Validasi desain merupakan
proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk yang akan dikembangkan secara rasional
sudah baik atau tidak. Validasi terhadap produk
dilakukan dengan cara meminta ahli/pakar yang
sudah berpengalaman untuk menilai produk yang
dirancang. Ahli/pakar melakukan validasi
terhadap produk sehingga menghasilkan evaluasi
dan saran dari ahli/pakar digunakan untuk
memperbuki dan merevisi produk yang sedang
dikembangkan.
5. Tahap produk akhir
Tahap ini akan menghasilkan produk akhir berupa
buku/kitab syarah yang sudah direvisi
berdasarkan kritik dan saran dari tahap validasi
dan evaluasi. Produk akhir siap diproduksi secara
missal dan disebarkan sebagai tambahan koleksi
referensi.

13
BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL
A. Bagian awal (cover proposal)
1. Judul Penelitian
2. Maksud Proposal Penelitian
3. Lambang Ma‟had Aly Nurul Qarnain
4. Nama dan Nomor Induk Registrasi Mahasantri
5. Instansi yang dituju
6. Waktu Pengajuan Usulan
B. Bagian inti
1. Latar Belakang (‫)خهفٍح انثحث‬
2. Pembatasan dan Rumusan Masalah ( ‫ذثثٍد ٔ حذٔد‬
‫)انًسأنح‬
3. Tujuan Penelitian (‫)اْذاف انثحث‬
4. Manfaat Penelitian (‫)فىائد البحث‬
5. Kajian Penelitian Terdahulu (‫)انثحث انساتق‬
6. Definisi Istilah (‫)ذحذٌذ انًظطهحاخ‬
7. Spesifikasi Produk (‫)ذحذٌذ انًُرح‬
8. Sistematika Penulisan (‫)حٍكم انثحث‬
C. Bagian akhir
1. Daftar Pustaka (‫)قائًح انثحث‬
2. Jadwal Penelitian
3. Produk Awal

14
BAB IV
SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN
PENELITIAN
A. Bagian Awal
 Halaman sampul depan
 Halaman sampul dalam
 Halaman pernyataan orisinalitas (‫)اقشاس انطانة‬
 Halaman persetujuan pembimbing ( ‫يٕافقح‬
‫)انًششف‬
 Halaman nota dinas (‫)انًزكشج انشسًٍح‬
 Halaman pengesahan munaqasah/disediakan oleh
panitia ujian (‫)االعرًاد يٍ ندُح انًُاقشح‬
 Halaman persembahan (‫)االْذاء‬
 Halaman motto (‫)انشعاس‬
 Kata pengantar (‫)كهًح انشكش ٔ انرقذٌش‬
 Halaman daftar isi (‫)يحرٌٕح انثحث‬
 Halaman ringkasan dalam bahasa Inggris
(‫)يسرخهض انثحث‬
 Halaman ringkasan dalam bahasa Arab ( ‫يسرخهض‬
‫)انثحث‬
B. Bagian inti/utama
 Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang (‫)خهفٍح انثحث‬
2. Pembatasan masalah dan Perumusan masalah
(‫)ذثثٍد ٔ حذٔد انًسأنح‬
3. Tujuan penelitian (‫)اْذاف انثحث‬
4. Manfaat dan signifikansi penelitian ( ‫فٕائذ‬
‫)انثحث‬
5. Definisi istilah (‫)ذحذٌذ انًظطهحاخ‬
6. Kajian penelitian terdahulu (‫)انثحث انساتق‬
7. Sistematika penulisan (‫)حٍكم انثحث‬
 Bab II Landasan Teori (‫)االٌطاس انُطشٌح‬

15
 Bab III paparan data dan pembahasan ( ‫عشع‬
‫)انثٍُح ٔ يُٓاخٍح انثحث‬
 Bab IV penutup (‫)خاذًح‬
1. Kesimpulan (‫)يهخض َرائح انثحث‬
2. Saran ( ‫)انرٕطٍاخ ٔ االقرشحاخ‬
C. Bagian akhir
 Daftar pustaka (‫)قائًح انثحث‬
 Kumpulan Ma‟khad (‫)انثاحث فً انسرٕس‬

16
KETERANGAN:

1. Latar Belakang
Latar belakang merupakan penjelasan dalam bentuk
uraian paragraf yang berisi alasan mengapa sebuah
karya tulis dibuat. Dalam hal ini penulis memaparkan
profil kitab yang akan disyarahi, penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
terkait kitab yang akan dijadikan objek penelitian.
Peneliti juga mengungkapkan data-data empiris yang
menjadi alasan utama penulis memilih kitab yang
akan diteliti.
2. Rumusan Masalah
Mengungkapkan masalah penelitian dalam
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini
permasalahan harus mencerminkan kajian
pengembangan fikih.
Contoh:
1. Bagaimana sistematika pembahasan dalam kitab
Taqrib?
2. Bagaimana pengaplikasian teori pensyarahan
pada kitab Taqrib?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dinyatakan secara spesifik, sejalan
dengan perumusan masalah yang dikemukakan.
4. Manfaat penelitian
Menyatakan urgensi (pentingnya) penelitian bagi
perkembangan bidang ilmu yang bersangkutan dan
kemampuan hasil penelitian dalam memcahkan
persoalan.
5. Kajian penelitian terdahulu
Berisi telaah atau kajian mengenai hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Uraian dijelaskan secara sistematis
mengenai kelamahan atau kekurangan mengenai hasi
penelitian yang sudah ada dan ditunjukkan bahwa
17
permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau
terpecahkan secara memuaskan.
6. Penjelasan Judul
Berisi penjelasan dan penegasan mengenai judul
syarah yang diangkat.
7. Spesifikasi produk
Memberikan gambaran/keterangan lengkap tentang
karakterisktik produk akhir yang akan dijadikan
pijakan dalam topik yang diteliti
8. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjabaran secara
deskriptif tetang hal-hal yang akan ditulis. Pada
bagian ini, peneliti mendeskripsikan alur penulisan
dari awal sampai akhir yang disertai argumentasi dari
masing-masing point yang ditulis. Untuk
membedakan dengan daftar isi, maka setiap point
yang ditulis harus disertai dengan argumentasi logis
dan argumentative.
9. Landasan teori
 Dalam usaha mencari jawaban dari permasalahan
penelitian, diperlukan acuan teori yang tepat agar
dapat mencapai tujuan penelitian
 Landasan teori harus relevan dengan masalah
penelitian karena landasan teori akan dijadikan
alat anlisis untuk memecahkan masalah
penelitian.
 Landasan teori disusun berdasarkan tinjauan
pustaka sebagai dasar justifikasi pemecahan
masalah dan digunakan sebagai dasar perumusan
kerangka konseptual model penelitian
10. Paparan data dan pembahasan
a. Paparan data
Paparan data disini merupakan uraian yang
disajikan untuk mengetahui karakteristik data
pokok yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti dengan topik sesuai dalam
18
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lakukan dan
peneliti amati dalam proses penelitian. Dalam
penelitian syarah hal-hal yang dapat dijadikan
data diantaranya:
(1) profil kitab yang meliputi nama kitab, nasab
pengarang, silsilah keguruan dan murid, dan
kitab yang pernah dikarang.
(2) letak geografis tempat tinggal muallif disaat
mengarang kitab
(3) kondisi politik dan social yang terjadi kala itu
(kalau ada).
b. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti menampilkan fakta, teori,
dan opini terkait teori dan data yang telah
dikumpulkan. Fakta dapat diperoleh dari produk
yang telah dibuat oleh peneliti, sedang teori
didapatkan dari Bab II yang digunakan sebagai
metode penelitian, dan opini berisikan
pendapatyang diperoleh dari pengalaman peneliti
saat penyusunan produk. (minimal 3)
11. Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah
jawaban langsung dari focus penelitian sesuai dengan
rumusan masalah yang telah dibuat. Simpulan tidak
boleh menyimpang dari apa yang telah dibahas
sebelumnya dan sebaiknya juga tidak mengulang kata
yang persis dengan apa yang telah dituliskan pada
pembahasan sebelumnya. Simpulan tidak boleh
berupa ikhtisar dari apa yang ditulis
12. Daftar pustaka
Daftar pustaka yang digunakan dalam menyusun
usulan dan laporan penelitian. Disusun ke bawah
sesuai dengan abjad penulisan pertama. Cara
penulisan pustaka dalam daftar pustaka tercantum
pada bagian tata cara penulisan.
13. Abstrak
19
 Jenis abstrak yang digunakan dalam penyusunan
risalah adalah yang berwujud ringkasan (precise),
bukan ikhtisar (summary).
 Abstrak mencerminkan seluruh isi risalah dengan
mengungkapkan intisari permasalahan penelitian,
tujuan penlitian, metodologi penelitian, temuan
penelitian, dan kesimpulan.

20
BAB V
TATA TULIS
A. Tata Tulis Produk Risalah
1. Kertas
Risalah diketik pada kertas A4 berwarna
putih, berukuran kuarto (21,0 x 29,7 centimeter
dengan berat 70 gram. Apabila didalam naskah
memerlukan kertas khusus kertas melimiter untuk
grafik, kertas kalkir untuk bagan atau peta dan
sejenisnya, dapat digunakan kertas di luat ukuran
yang telah ditentukan, yang dapat dilipat sesuai
ukuran kertas naskah.
2. Pengetikan
a. Menggunakan tanda spasi 1,5
b. Tanda baca melekat pada kata di depannya
(contoh: ٔ‫ خاء عًش‬,‫)قاو صٌذ‬.
c. Setelah tanda baca titik (.) koma (,) seru (!),
dan tanda tanya (?) satu ketukan, dengan kata
di depnnya.
d. Kurung buka dan kurung tutup (...) ditulis
tanpa ketukan dengan kata/angka di
dalamnya.
e. Garis miring (/) ditulis tanpa ketukan terhadap
kata sebelum dan sesudahnya.
f. Judul tabel dan gambar yang terdiri dari atas
dua baris atau lebih, ditulis dengan jarak satu
spasi. Penulisan judul menggunakan satu
spasi. Penulisan judul menggunakan huruf
yang sama dengan naskah, dengan huruf
kapital setiap awal kata, kecuali kata tugas.
Nama tabel dilaetakkan di atas tabel
sedangkan nama gambar diletakkan di bawah
gambar.
3. Batas tepi pengetikan
Batas tepi pengetikan ditentukan sebagai berikut
21
Tepi atas : 4 cm
Tapi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 3 cm
Tapi kanan : 4 cm
4. Pengetikan alenia baru dimulai satu tab dengan
jarak 10 mm dari tepi kiri alinea. Setiap alinea
minimal terdiri dari tiga kalimat. Satu kalimat
sebagai ide pokok dan sisanya menjadi kalimat
penjelas.
5. Pengetikan bab, sub bab, dan anak sub bab
a. Pengetikan judul sub bab dan nomor sub bab
dimulai dari tepi kanan. Huruf awal setiap
kata dalam juduk subbab ditulis dengan huruf
kapital kecuali kata tugas (dan, di, ke, dari,
untuk, yang) yang tidak pada awal judul.
Penomoran sub bab menggunakan huruf
hijaiyah (‫أ‬, ‫ب‬, ‫ج‬, dst.), judul subbab ditebalkan
(bold).
b. Pengetikan nak sub bab dimulai dari tepi kiri.
Huruf awal setiap kata dalam anak subbab
ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas
(dan, di, ke, dari, untuk, yang) yang tidak
pada awal judul. Penomoran anak sub bab
menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst.)
6. Huruf
Dalam penulisan risalah genre syuruh tulisan
harus berbahasa arab menggunakan font
Traditional Arabic ukuran 16.
7. Nomor halaman diletakkan di bagian bawah
tengah, dua spasi dibawah baris terakhir naskah.
Nomor halaman ditulis dengan angka arab,
dimulai dari bab pendahuluan sampai lampiran.
8. Penyajian Tabel dan Gambar
a. Tabel

22
1) Tulisan "Tabel", nomor tabel, dan judul
tabel dicantumkan di atas tabel, di tengah-
tengah antara tepi kanan dan kiri.
2) Nomor dan judul tabel diketik dalam satu
baris, secara kanan berjarak satu spasi.
3) Nomor menggunakan berurutan, dari bab
pertama sampai bab terakhir. berurutan ke
tabel di dalam teks angka arab,
4) Nomor menggunakan angka arab dimulai
dengan nomor
5) Setiap tabel disajikan tidak lebih dari satu
halaman (tidak terpotong). Tabel yang
melebihi satu halaman diletakkan di dalam
lampiran.
b. Gambar
Gambar yang dimaksud di sini meliputi foto,
grafik, diagram, peta, bagan, skema, dan
objek lain yang sejenis. Penyajiannya sebagai
berikut. mengikuti ketentuan
1) Tulisan "Gambar", nomor gambar, dan
judul gambar diletakkan di bawah gambar,
di tengah antara tepi kiri dan kanan.
2) Nomor dan judul gambar ditulis dalam
satu baris, berurutan kekanan satu baris
dengan nomor tabel berjarak satu spasi.
3) Nomor menggunakan angka arab,
berurutan, dari bab pertama sampai bab
terakhir.
4) Nomor gambar dalam lampiran
menggunakan angka arab dimulai dengan
nomor 1.
9. Kutipan
a. Cara Menulis Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis sama persis dengan
yang tertulis di dalam sumber aslinya, baik
mengenai bahasa maupun ejaan. Kutipan
23
langsung yang terdiri dari empat baris atau
lebih diketik satu spasi, dimulai pada ketukan
keenam dari tepi kiri, tanpa tanda petik (").
Kutipan langsung yang panjangnya kurang
dari empat baris dimasukkan ke dalam teks,
diketik seperti ketikan teks, diawali dan
diakhiri dengan tanda petik ("). Apabila
dipandang perlu, beberapa kata sebelum
bagian yang dikutip dapat dihilangkan dan
diganti dengan tanda ellipses (tiga titik
berderet).
b. Cara menulis kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung merupakan intisari
penulisan yang disajikan dalam bahasa
penulis. Kutipan tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sama seperti teksnya, dan cukup
menyebut nama penulis dan tahun
10. Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan
sesudah kata kata ungkapan kalimat yang diberi
keterangan, dituliskan diantara tanda kurung
besar. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu
baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki.
11. Teknik penulisan referensi
Hal yang harus dicantumkan dalam naskah adalah
Nama kitab dicetak tebal, Nama mua‟allif, Juz
(jika ada) menggunakan huruf jim (‫)ج‬, halaman
menggunakan huruf shad (‫ )ص‬tanpa titik. Tidak
menggunakan ibit, opcit dll, setiap referensi harus
ditampilkan meskipun satu halaman yang sama
dan referensi kitab yang sama.
Contoh:
___________________
١۹۸ ‫ ص‬١١ ‫ ج‬,‫ الدكتور وهبه الزحيلي‬,‫ الفقه اإلسالمي وأدلته‬1
Foot note ayat Al-Qur‟an, cukup mencumkan
surat dan ayat, contoh : ۸1:‫أألَفال‬

24
Fote note hadits, sama dengan fote note kitab
biasa.
12. Teknik penulisan daftar pustaka
Secara umum daftar pustaka disusun secara
hijaiyah berdasarkan nama akhir pada pengarang
setiap kitab, diikuti nama kitab, percetakan,
tempat penerbitan dan tahun terbitan
menggunakan tahun hijriyah dan masehi.

‫ فتح القدير اجلامع يف الدراية و الرواية‬,‫ دمحم بن عايل بن دمحم‬,‫الشوكاين‬


.‫ م‬١894 / ‫ ْـ‬١241 ‫ دار الفكر بريوت سنة‬,‫من علم التفسري‬
13. Batas Maksimal untuk produk risalah diajukan
sebanyak 150 hal.
B. Tata Tulis Laporaan Risalah
1. Kertas
Risalah diketik pada kertas A4 berwarna
putih, berukuran kuarto (21,0 x 29,7 centimeter
dengan berat 70 gram. Apabila didalam naskah
memerlukan kertas khusus kertas melimiter untuk
grafik, kertas kalkir untuk bagan atau peta dan
sejenisnya, dapat digunakan kertas di luat ukuran
yang telah ditentukan, yang dapat dilipat sesuai
ukuran kertas naskah.
2. Pengetikan
a. Menggunakan tanda spasi 1,5
b. Tanda baca melekat pada kata di depannya
(contoh: kertas, pensil, dan tinta).
c. Setelah tanda baca titik (.) koma (,) seru (!),
dan tanda tanya (?) satu ketukan, dengan kata
di depnnya.
d. Kurung buka dan kurung tutup (...) ditulis
tanpa ketukan dengan kata/angka di
dalamnya.

25
e. Garis miring (/) ditulis tanpa ketukan terhadap
kata sebelum dan sesudahnya.
f. Judul tabel dan gambar yang terdiri dari atas
dua baris atau lebih, ditulis dengan jarak satu
spasi. Penulisan judul menggunakan satu
spasi. Penulisan judul menggunakan huruf
yang sama dengan naskah, dengan huruf
kapital setiap awal kata, kecuali kata tugas.
Nama tabel dilaetakkan di atas tabel
sedangkan nama gambar diletakkan di bawah
gambar.
3. Batas tepi pengetikan
Batas tepi pengetikan ditentukan sebagai berikut
Tepi atas : 4 cm
Tapi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tapi kanan : 3 cm
4. Pengetikan alenia baru dimulai satu tab dengan
jarak 10 mm dari tepi kiri alinea. Setiap alinea
minimal terdiri dari tiga kalimat. Satu kalimat
sebagai ide pokok dan sisanya menjadi kalimat
penjelas.
5. Pengetikan bab, sub bab, dan anak sub bab
a. Nomor bab dan judul diketik di tengah-tengah
batas kanan dan batas kiri (center). lihat
hierarki penulisan dan penomoran bab dan
sub bab. Nomor bab ditulis dengan angka
romawi, judul bab ditulis dengan huruf
kapital, serta ditebalkan (bold).
b. Pengetikan judul sub bab dan nomor sub bab
dimulai dari tepi kiri. Huruf awal setiap kata
dalam juduk subbab ditulis dengan huruf
kapital kecuali kata tugas (dan, di, ke, dari,
untuk, yang) yang tidak pada awal judul.
Penomoran sub bab menggunakan huruf

26
kapital (A, B, C, dst.), judul subbab
ditebalkan (bold).
c. Pengetikan nak sub bab dimulai dari tepi kiri.
Huruf awal setiap kata dalam anak subbab
ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas
(dan, di, ke, dari, untuk, yang) yang tidak
pada awal judul. Penomoran anak sub bab
menggunakan angka (1, 2, 3, dst.)
6. Huruf
Dalam penulisan laporan produk risalah tulisan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12.
7. Penomoran halaman
Nomor halaman diletakkan di bagian bawah
tengah untuk awal bab dan pojok kanan atas
untuk lainnya. Nomor halaman ditulis dimulai
dari bab pendahuluan sampai lampiran. Halaman-
halaman sebelumnya (halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dll.) menggunakan angka romawi kecil.
8. Huruf miring dan huruf kapital
Penggunaan huruf miring dan huruf kapital dalam
bagian isi risalah mengikuti aturan yang
ditetapkan dalam pedoman ejaan yang
disempurnakan. Penggunaan huruf miring dalam
naskah risalah untuk menuliskan kata atau
kalimat dalam bahasa asing atau bahasa daerah.
Pengguanaan huruf miring dan huruf kapital
dalam penulisan daftar pustaka mengikuti aturan
penulisan daftar pustaka dalam buku ini.
9. Penyajian Tabel dan Gambar
a. Tabel
1) Tulisan "Tabel", nomor tabel, dan judul
tabel dicantumkan di atas tabel, di tengah-
tengah antara tepi kanan dan kiri.
2) Nomor dan judul tabel diketik dalam satu
baris, secara kanan berjarak satu spasi.
27
3) Nomor menggunakan berurutan, dari bab
pertama sampai bab terakhir.
4) Setiap tabel disajikan tidak lebih dari satu
halaman (tidak terpotong). Tabel yang
melebihi satu halaman diletakkan di dalam
lampiran. Contoh tabel tabel dalam
lampiran
Tabel 12. Perbandingan pendapat Para Imam tentang
konsep
Wali dalam akad nikah

No Imam Persamaan Perbedaan Ket

b. Gambar
Gambar yang dimaksud di sini meliputi foto,
grafik, diagram, peta, bagan, skema, dan
objek lain yang sejenis. Penyajiannya sebagai
berikut. mengikuti ketentuan
1) Tulisan "Gambar", nomor gambar, dan
judul gambar diletakkan di bawah gambar,
di tengah antara tepi kiri dan kanan.
2) Nomor dan judul gambar ditulis dalam
satu baris, berurutan kekanan satu baris
dengan nomor tabel berjarak satu spasi.
3) Nomor menggunakan angka berurutan,
dari bab pertama sampai bab terakhir
10. Kutipan
a. Cara Menulis Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis sama persis dengan
yang tertulis di dalam sumber aslinya, baik
mengenai bahasa maupun ejaan. Kutipan
langsung yang terdiri dari empat baris atau
lebih diketik satu spasi, dimulai pada ketukan
28
keenam dari tepi kiri, tanpa tanda petik (").
Kutipan langsung yang panjangnya kurang
dari empat baris dimasukkan ke dalam teks,
diketik seperti ketikan teks, diawali dan
diakhiri dengan tanda petik ("). Apabila
dipandang perlu, beberapa kata sebelum
bagian yang dikutip dapat dihilangkan dan
diganti dengan tanda ellipses (tiga titik
berderet).
b. Cara menulis kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung merupakan intisari
penulisan yang disajikan dalam bahasa
penulis. Kutipan tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sama seperti teksnya, dan cukup
menyebut nama penulis dan tahun, contoh:
(Sutrisno Hadi,2004)
11. Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan
sesudah kata kata ungkapan kalimat yang diberi
keterangan, dituliskan diantara tanda kurung
besar. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu
baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki.
Contoh: Khalifah Abu Ja‟far al-Manstur (khalifah
kedua dari daulah Abbasyiyah) memerintahkan
Anas bin Malik untuk mengumpulkan semua
hadis yang ia ketahui.
12. Teknik penulisan referensi dalam naskah
Penulisan referensi dsalam naskah menggunakan
system turabian. Menuerut system ini, yang
dicantumkan dalam naskah adalah nama penulis,
judul buku, kota penerbit, tahun penerbit dan
halaman yulisan yang diacu, beberapa contoh
penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penulisa hanya satu orang
Penulis yang diacu dalam naskah ditulis
sesuai urutan nama (tidak dibalik), judul dan
sub judul, edisi, seri penerbitan (jika ada),
29
penerbit (tempat dan penerbit), dan halaman
yang dikutip.
Contoh:
________________________
1
Muhammad Abu Zahra, Ushul al-Fiqh
(Cairo: Dar al-Fikr al-`Arabi, 1958), 27-47.
b. Penulis terdiri dari dua orang
Apabila penulis terdiri dari dua orang maka
nama kedua orang tersebut harus
dicantumkan, disambung dengan kata “dan”.
Contoh:
________________________
3
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-
Suyuti, Tafsir Jalalain (Cairo: Dar al-Fikr al-
`Arabi, 1958), 27-47.
c. Penulis teridiri dari 3 orang maka disebut
semua dan dipisah dengan koma (,) dan kata
sambung “dan”.
Contoh:
________________________
7
noventri mujiono, yunus jimmy dan
burhanuddin, Fikih Tentara (Jember: NQ
Emas, 2019), 90.
d. Penulis terdiri dari 4 orang atau lebih
Apabila penulis terdiri dari 4 orang atau lebih,
maka yang disebutkan penulis pertama diikuti
dkk, tidak dipisah oleh koma.
Contoh:
_________________________
9
Sholih bin Fauzan dkk., al-Majmu’ al-
Mufid fi Tafsiri Kalimati at-Tauhid (Cairo:
Dar al-Fikr al-`Arabi, 1958), 27-47.
13. Teknik penulisan daftar pustaka
Secara umum daftar pustaka disusun secara
alfabet berdasarkan nama akhir penulis setiap
buku. Data pustaka diketik dari margin kiri; jika
30
lebih dari satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya diketik satu spasi dengan jarak 1,2 cm
dari margin kiri. Gelar dan titel akedemik tidak
harus dicantumkan, baik dalam perpustakaan
ataupun dalam catatan kaki.
a. Unsur unsur yang harus dimuat dalam
kepustakaan
1) Nama penulis disesuaikan dengan sistem
penulisan katalog dalam perpustakaan.
2) Judul buku (dengan huruf italic)
sebagaimana yang tercantum pada sampul
buku atau pada halaman judul buku,
kemudian diikuti dengan jilidnya (kalau
ada).
3) Data penerbitan, yaitu cetakan atau edisi,
tempat penerbit, nama penerbit dan tahun
penerbitnya. Jika data penerbitan tidak ada
atau salah satu datanya tidak ada, maka
digunakan singakatan sebagai berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang
dicantumkan;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
Catatan:
Nama seorang pengarang yang mempunyai
dua buku atau lebih digunakan dalam
penulisan, disebutkan lengkap hanya satu kali.
Untuk bukunya yang kedua dan seterusnya,
namanya diganti dengan garis sepanjang tujuh
ketukan diikuti oleh titik, diikuti nama
bukunya, (italic), jilidnya (kalau ada),
kemudian data penerbitnya.
Noer,deliar. Gerakan modern islam di
indonesia, 1990-2994. Cet.II;
jakarta:LP3ES,1998.
31
, pemikiran politik di negeri barat.
Jakarta: rajawali,1982.
14. Cara penulisan nama penulis dalam kepustakaan
a. Pustaka disusun oleh satu orang dan nama
penulis lebih dari satu kata
Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis
nama akhirnya diikuti dengan tanda koma,
kemudian nama depan yang diikuti nama
tengah dan seterusnya,
Contoh:
Al-Syafily, Muhammad bin Idris,..\
Al-Zuhayliy, Wahbah, .
Tambihun!
1) Nama penulis yang menggunakan alif
lam ma’rifah (al-), maka "al pada nama
akhirnya tidak dihitung, yang dihitung
adalah huruf sesudahnya,
contoh: Muhammad ibn Idris al-Syafi'iy
diletakkan dalam kelompok huruf S dan
ditulis Al-Syafi'iy, Muhammad ibn Idris.
2) Nama dengan unsur nama di, el, bin,
binti, dan nan, Bagian nama yang
dihubungkan dengan kata-kata ini
dianggap satu kesatuan nama
Contoh:
Nama Asli Zaid bin Thabit, maka
dimasukkan dalam kelompok Z dengan
ditulis Zaid bin Thabit
b. Pustaka disusun oleh dua atau tiga orang
Jika pustaka disusun oleh dua atau tiga orang,
semua nama pengarang disebutkan lengkap,
kecuali nama penyusun yang pertama disebut
32
sesuai ketentuan di atas. Nama penyusun
kedua dan ketiga ditulis seperti biasa. Jika
penyusun lebih dari tiga orang, maka hanya
nama penyusun pertama saja yang disebutkan
sesuai ketentuan di atas, dikuti oleh istilah
dkk.
15. Batas maksimal penulisan laporan produk risalah
sebanyak 60 hal.

33
‫‪Lampiran:‬‬

‫!‪1. Cover‬‬

‫المىاهب السنية شرح الفرائد البهية‬

‫رسالة البكالىريىس‬

‫إعداد ‪ :‬دمحم سيف األنىار‬

‫رقم التسجيل‪٩٠٤٠٠٠٠٢٠٤٠٩٤٠٤٠٠٠٢ :‬‬

‫المعهد العالي لقسمي الفقه و أصىله (فقه السيسة)‬

‫نىر القرنين سكىنىا جمبار جاوي الشرقية‬

‫‪٩٠٩٠‬م‬

‫‪34‬‬
‫‪2.‬‬ ‫!‪Halaman pernyataan orisinalitas‬‬

‫إقرار الطالب‬
‫أَا انًٕقع أدِ‪ٔ ،‬تٍاذً كاَذً‪:‬‬
‫‪ :‬دمحم اذًى عٍشً‬ ‫االسم‬
‫رقم التسجيل ‪2٠144٠٠٢٠1٠21٠1444٢ :‬‬
‫‪ :‬ذعهٍى انهغح انعشتٍح انكهٍح ‪ :‬انرشتٍح‬ ‫القسم‬
‫تدايعح إتشاًًٍْ سٕكٕ سخٕ‬
‫أقشسخ حقٍقح أٌ ْزِ انشسانح انرً أنفرٓا السرٍفاء‬
‫ششط يٍ ششٔط انحظٕل عهى دسخح انثكانٕسٌٕس فً‬
‫انًعٓذ انعانً نقسًً انفقّ ٔ أطٕنّ ‪ ًْ ،‬يٍ ذأنٍف‬
‫َفسً ٔنٍسد يظادسج نرأنٍف األخش إال يا َقم فٍٓا انزي‬
‫ركش فً يظادس انُقم أٔ انًشاخع‪.‬‬
‫إرا ذرأكذ أٔ ذضثظ يسرقثال أٌ ْزِ انشسانح ًْ‬
‫يٍ حظٍم االَرحال‪ ،‬فأقثم انعقٕتح عهى رنك انفعم‪.‬‬
‫ْزا‪ٔ ،‬حشسخ ْزا اإلقشاس تُاء عهى سغثرً‬
‫انخاطح ٔنى ٌدثشًَ أحذ عهى رنك‪.‬‬
‫سكَٕٕٔا‪ 2٢ ،‬أتشٌم ‪2٠2٠‬و‬
‫انطانة انًقش‬

‫‪35‬‬
3. Latar Belakang!

Tradisi menulis dalam sejarah Islam


sebenarnya sudah dimulai semenjak zaman
Rasulullah sendiri. Pada saat itu, tulis-menulis
masih terbatas pada ayat-ayat Alquran yang
didektekan langsung oleh Nabi kepada sahabat
tertentu yang memang beliau tunjuk. Mereka
adalah Ali bin Abi Thalib (w. 661 M),
Muawiyah (w. 680 M), Ubay bin Ka‟ab (w. 639
M) dan Zaid bin Tsabit (w. 665 M). Mereka
mendapatkan perintah secara langsung dari nabi
untuk menulis wahyu serta menunjukkan kepada
mereka tempat masing-masing wahyu tersebut
dalam surat. Sementara untuk hadis, pada
awalnya nabi melarang untuk melakukan
pencatatan karena ada kekhawatiran akan
bercampur baur dengan Alquran.
Pada tahap berikutnya, tulis menulis
dilanjutkan oleh para tabiin. Khususnya dalam
ilmu fikih, lahir Imam Malik bin Anas (w. 179
H) yang menulis karya fenomenal dalam fikih
yang dikombinasikan dengan hadis dengan judul
al-Muwaththa’. Kitab ini disinyalir sebagai kitab
pertama yang melakukan kolaborasi antara
Alquran, hadis serta berbagai disiplin ilmu
lainnya. Setelah Imam Malik, tradisi literasi
dalam Islam terus berkembang dengan
digawangi oleh para imam mazhab setelah Imam
Malik.
Berabad berlalu setelah masa Imam Malik,
ditulislah sebuah kitab yang berjudul Matn
Tahrir Tanqih Al-Lubab. Kitab inilah yang
menarik perhatian peneliti untuk melakukan
penelitian ini. Kitab ini ditulis oleh salah satu
ulama akhir abad kedelapan Hijriyah yang cukup
36
fenomenal sebagai seorang ulama produktif
dalam berbagai bidang keilmuan. Beliau adalah
Imam Zakariya al-Anṣari yang dilahirkan di
Mesir pada tahun 824 Hijriyah dan wafat pada
tahun 926 Hijriyah......dst!
4. Rumusan Masalah!
a. Bagaimana pengaplikasian teori pensyarahan
pada kitab Matn Tahrir Tanqih Al-Lubab?
5. Manfaat Penelitian!
a. Bagi peneliti khususnya, akan menambah
pengetahuan secara lebih mendalam terhadap
kitab Matn Tahrir Tanqih Al-Lubab dengan
aspek fikih dan usul fikih.
b. Bagi akademik dapat dijadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
c. Bagi masyarakat umum, dapat
mempermudah dan menambah
pengetahuannya terhadap teks hukum yang
dibaca.

37

Anda mungkin juga menyukai