Anda di halaman 1dari 83

1

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM TIK


TILAWAH IBADAH DAN KHUTBAH

NAMA : _____________________________________

NIM : _____________________________________

PRODI : _____________________________________

ALAMAT : _____________________________________

LEMBAGA STUDI ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


STMIK MUHAMMADIYAH PAGUYANGAN BREBES

1
SMM ISO 9001

STMIK MPB

SURAT KEPUTUSAN KETUA


No : 008/IX.3.AUM/KEP/O/I/2021
Tentang :

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM TILAWAH, IBADAH DAN


KHUTBAH MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH
PAGUYANGAN BREBES

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
KETUA STMIK MUHAMMADIYAH PAGUYANGAN BREBES

Menimbang : 1. Bahwa bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan


adalah basis seluruh kegiatan akademik dan non
akademik di STMIK MPB
2. Bahwa bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
harus tampil menjadi ciri khas yang kuat dan terukur
di STMIK MPB.
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas, maka perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua tentang
Buku Pedoman Praktikum Tilawah Ibadah dan
Khutbah (TIK) Mahasiswa STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indo- nesia Nomor 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indo- nesia Nomor 62 Tahun 2016

2
Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi.
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indo- nesia Nomor 69 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pembentukan Komite Penilaian
dan/atau Reviewer dan Tata Cara Pelaksanaan
Penilaian Penelitian Dengan Menggunakan Standar
Biaya Keluaran.
7. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi tahun 2018, Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat
Penjaminan Mutu.
8. Pedoman Pendidikan AIK PTM, Majelis
Diktilitbang PP Muhammadiyah, 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Keputusan Ketua tentang Buku Pedoman
Praktikum Tilawah Ibadah dan Khutbah (TIK)
Mahasiswa STMIK Muhammadiyah Paguyangan
Brebes sebagaimana tersebut dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
Kedua : Surat Keputusan ini menjadi pedoman bagi pimpinan,
dosen dan Mahasiswa STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes.
Ketiga : Segala biaya akibat Surat Keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran tahun 2021 STMIK
Muhammadiyah Paguyangan Brebes; Keputusan int
berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan

3
apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan
perbaikan dan atau perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Paguyangan
Pada tanggal : 12 Jumadil Akhir 1442 H
25 Januari 2021 M

Ketua STMIK Muhammadiyah


Paguyangan Brebes,

Abdul Jamil, S.Kom., MM


NBM : 841535

Tembusan:

1. BPH STMIK Muhammadiyah Paguyangan Brebes


2. Wakil Ketua I dan II STMIK Muhammadiyah Paguyangan Brebes
3. Kepala Biro/Lembaga/Unit Lingkup STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes
4. Civitas Akademika STMIK Muhammadiyah Paguyangan Brebes
5. Arsip

4
Daftar Isi

Identitas Pemilik buku ..................................................................... 1


SK Ketua ......................................................................................... 2
Daftar Isi ......................................................................................... 4
Kata Pengantar ................................................................................ 5
Ketentuan TIK ................................................................................ 6
BAB I Panduan Tilawah ................................................................. 8
1. Tajwid ............................................................................... 8
2. Tahfidz al-Qur’an............................................................... 23
BAB II Tuntunan Ibadah ................................................................. 30
1. Thaharah ............................................................................ 30
a. Wudhu …………………………..……………………. 30
b. Mandi Besar ……………………………..…………… 32
c. Tayamum ……………………………..……………… 33
2. Shalat ............................................................................... 34
a. Shalat Fardhu …………………………………….…… 34
b. Dzikir Setelah Shalat ……………………………….… 37
c. Shalat Jenazah ……………………………..…………. 39
BAB III Tuntunan Khutbah Jum’at ................................................. 40
Penilaian TIK ................................................................................... 47
Komponen Penilaian ....................................................................... 48
Bimbingan TIK ................................................................................ 55

5
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam.
Alhamdulillah, dengan izin Allah subhanahu wata’ala buku
Pedoman Praktikum TIK (Tilawah Ibadah dan Khutbah) telah selesai
direvisi. Buku ini merupakan panduan praktikum Keislaman dan
Kemuhammadiyahan bagi mahasiswa STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes sebagai salah satu syarat mendapatkan SKPI
(Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Buku Pedoman ini berisi tiga komponen yaitu Tilawah, Ibadah
dan Khutbah. Pedoman Tilawah merupakan panduan khusus bagi
mahasiswa agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai tajwid (tahsin). Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki
hafalan Al-Qur’an (tahfidz) minimal 18 surat pendek dari juz ‘amma.
Sehingga untuk panduan Tilawah disajikan ilmu tajwid secara ringkas
dan surat-surat pendek yang diambil dari juz 30.
Adapun pedoman praktikum ibadah berisi dua komponen yaitu
thaharah dan sholat. Thaharah dibagi menjadi tiga komponen yaitu
bab wudhu, mandi besar dan tayamum. Sedangkan shalat dibagi tiga
komponen yaitu tatacara mengerjakan sholat fardhu, dzikir dan doa
setelah shalat serta shalat jenazah. Panduan ibadah ini merujuk pada
buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, dengan harapan

6
mahasiswa dapat mengerjakan ibadah sesuai dengan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Pedoman yang ketiga adalah panduan khutbah Jum’at. Kegiatan
khutbah Jum’at khusus bagi mahasiswa, adapun untuk mahasiswi
berbentuk ceramah atau tausiyah. Pedoman ini bertujuan agar
mahasiswa/i memiliki bekal untuk dapat berdakwah amar ma’ruf nahi
mungkar di masyarakat.
Buku pedoman ini merupakan edisi ketiga (revisi). Kami
mohon saran dan kritik yang membangun, agar dapat disempurnakan
lagi pada edisi mendatang. Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
buku pedoman ini. Semoga bermanfaat.

Paguyangan, 12 Rabiul Awwal 1445 H /


27 September 2023 M
Ketua LSIK STMIK MPB

Syaifudin, M.Pd

7
KETENTUAN TIK
TILAWAH IBADAH DAN KHUTBAH

A. Definisi
Praktikum Tilawah Ibadah dan Khutbah (TIK) merupakan
bagian dari proses belajar dan mengajar dalam bidang Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan berupa praktek untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Sarjana.
B. Peserta
Mahasiswa yang mengikuti Praktikum TIK yaitu:
1. Mahasiswa semester 5 (lima) yang telah mendaftar Praktikum
TIK, dari berbagai Program Studi.
2. Terdiri dari 9-12 orang dalam 1 kelompok kecil, untuk materi
ibadah dalam 1 kelas.
3. Mahasiswa yang baik dalam pretest TIK, dapat menjadi Asisten
Dosen, yang bertugas turut membimbing mahasiswa lainnya.
C. Proses Pelaksanaan:
1. Sosialisasi pelaksanaan TIK dan Pretest.
a. Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK)
STMIK MPB melakukan sosialisasi pelaksanaan TIK
kepada mahasiswa.
b. Ketua LSIK membagi kelompok dan dosen pembimbing
(dospem).
c. Team Dosen AIK melakukan pretest untuk melakukan
penilaian awal kemampuan mahasiswa.
8
2. Bimbingan praktikum TIK
a. Dosen pembimbing membimbing materi TIK kepada
mahasiswa sesuai kelompok dan jadwal yang telah
ditentukan, serta dibantu oleh mahasiswa sebagai asisten
Dospem;
b. Team Dosen AIK menguji dan merekap kemampuan TIK
sesuai hasil bimbingan dan memberikan nilai kemudian
diserahkan ke ketua LSIK SMIK MPB.
c. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi syarat kelulusan TIK
setelah mengikuti bimbingan, maka mahasiswa wajib
mengikuti pendalaman materi TIK.
3. Pendalaman
Apabila mahasiswa masih belum mampu atas praktikum TIK,
baik sebagian maupun seluruhnya setelah habisnya masa bimbingan
praktikum TIK, maka Mahasiswa wajib mengikuti pendalaman
praktikum TIK selama maksimal satu bulan oleh Dosen
pembimbingnya.
4. Sertifikasi AIK
LSIK merekap kelulusan peserta, dengan ketentuan:
a. Bagi peserta yang lulus diberikan sertifikat/syahadah oleh
LSIK STMIK MB.
b. Kelulusan sekurang-kurangnya nilai C (maqbul).
D. Hasil Akhir
Diharapkan mahasiswa mampu untuk:

9
1. Memahami tatacara ibadah dasar dengan baik.
2. Mampu beribadah dengan baik dan benar.
3. Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
4. Mampu menjadi imam di keluarga dan lingkungannya.
5. Mampu berdakwah di keluarga dan lingkungannya.
6. Membentengi dirinya dari perbuatan keji dan munkar.
7. Mampu menjaga keluarganya dari api neraka.

E. Sumber
1. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Nomor
321/KEP/I.O/B/2017 tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah
Nasional Tarjih XXIX Tentang Tuntunan Shalat, tanggal 08
Rabiul Akhir1439H/26 Desember 2017M.
2. Himpunan Putusan Tarjih, Agung Danarto, Suara
Muhammadiyah, 2013.
3. Surat Keputusan Ketua STMIK MPB No :
008/IX.3.AUM/KEP/O/I/2021 tentang Buku Pedoman
Praktikum Tilawah, Ibadah dan Khutbah Mahasiswa Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Muhammadiyah
Paguyangan Brebes
4. Ringkasan Ilmu Tajwid, M. Taufik N.T

10
BAB I
PANDUAN TILAWAH

Panduan Tilawah adalah pedoman untuk dapat membaca al-


Qur’an dengan baik dan benar serta menghafalnya (tahsin dan
tahfidz). Untuk panduan tahsin adalah pembahasan masalah tajwid.
Sedangkan Tahfidz Al-Qur’an adalah menghafal surat-surat pendek
(Juz ‘Amma).
Orang yang mempelajari Al-Qur’an, membacanya, menghafal
dan mengajarkannya maka termasuk manusia terbaik di sisi Allah swt.
Rasulullah saw bersabda :

ُ‫َخ رْيُ ُك رم َم رن تَ َعلَّ َم الر ُق ررآ َن َو َعلَّ َمه‬


“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarakannya” (HR. Bukhari)

A. TILAWAH AL-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang merupakan sebuah
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, ditulis dalam
mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya adalah
termasuk ibadah.
Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an adalah;
1. Mendapatkan pahala berlimpah.
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf

11
itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku
tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda : “Orang yang ahli dalam al-Qur’an akan
bersama malaikat pencatat yang suci dan mulia, dan orang yang
membaca al-Qur’an sedang ia bersusah payah (terbatah-batah) maka
baginya pahala dua kali.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Mendapatkan syafa’at di hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda: “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya”
(HR. Muslim).
3. Mendapat ketenangan, rahmat dan pujian dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah
satu rumah Allah swt, sedang mereka membaca kitab-Nya dan
mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi
rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan
para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).
4. Permisalan Orang yang membaca Al-Qur’an dan
mengamalkannya
Rasulullah saw bersabda, “Permisalan orang mukmin yang membaca
al-Qur’an dan mengamalkannya adalah bagikan buah utrujah, rasa
dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Qur’an dan
mangamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun
tidak beraroma. Orang munafik yang membaca al-Qur’an adalah

12
bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit.
Dan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan
hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak” (HR. Bukhari)
Dalam membaca Al-Qur’an harus baik dan benar (tartil).
Karena Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dengan firmanNya : “Dan bacalah Al-
Qur’an secara tartil”. (QS. Al-Muzammil: 4). Tartil adalah membaca
Al-Qur’an dengan tertib, terang dan jelas sesuai dengan hukum tajwid.
Agar dapat membaca al-Qur’an dengan tartil, maka harus
mempelajari kaidah-kaidah dalam membaca al-Qur’an atau yang
dikenal dengan ilmu tajwid.
Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya,
dengan memberikan hak-hak dan apa yang patut bagi huruf tersebut.
Tujuan belajar ilmu tajwid adalah memenuhi perintah Allah SWT agar
membaca alQur’an dengan tartil. Berikut panduan praktis ilmu tajwid
yang harus dipelajari;
1. Tempat Keluarnya Huruf
Dalam membaca AlQur’an, benar tidaknya pengucapan suatu
huruf bisa berpengaruh terhadap makna yang dibaca. Misalnya ٌ‫قَ ْلب‬
(qalb) yang maknanya adalah “hati”, akan berubah maknanya jika
dibaca kalb (ٌ‫ ) َك ْلب‬yang maknanya adalah “anjing”. Begitu juga ٌ‫ع ِليْم‬
َ
(maha mengetahui) akan berbeda maknanya dengan ٌ‫( أ َ ِليْم‬yang
menyakitkan).

13
Makhraj (tempat keluarnya) huruf secara umum ada 5 tempat, yaitu:
rongga mulut, tenggorokan, lidah, dua bibir dan rongga hidung.
1. Rongga mulut
Huruf yang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf yang
menjadi huruf mad, yakni ‫ا و ي‬
2. Tenggorokan
a. Huruf yang keluar dari tenggorokan bagian atas: ‫غ خ‬
b. Huruf yang keluar dari tenggorokan tengah: ‫ع ح‬
c. Huruf yang keluar dari tenggorokan bawah: ‫ء ه‬
3. Lidah
a. ‫ ﻕ‬: pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus diatasnya
b. ‫ ﻙ‬: pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus
diatasnya dan agak keluar sedikit dari makhraj ‫ﻕ‬
c. ‫ ﺝ‬،‫ ﺵ‬،‫ ﻱ‬: lidah bagian tengah dengan langit-langit yang
lurus diatasnya.
d. ‫ ﺽ‬: salah satu tepi lidah dengan geraham atasnya
e. ‫ ل‬: lidah bagian depan setelah makhraj “‫ ”ﺽ‬dengan gusi
yang atas.
f. ‫ ﻥ‬: ujung lidah dengan gusi atas agak keluar sedikit dari
makhraj “‫”ﻝ‬
g. ‫ ﺭ‬: ujung lidah agak kedalam sedikit dari makhraj “‫”ﻥ‬
sedangkan “‫ ”ﻥ‬dan “‫ ”ﺭ‬lebih keluar dari makhraj “‫”ﻝ‬
h. ‫ ﻁ ﺩ ﺕ‬: ujung lidah dengan pangkal dua gigi yang diatas
i. ‫ ﺹ ﺱ ﺯ‬: ujung lidah dengan rongga antara gigi atas
dan bawah, dekat dengan gigi bawah
j. ‫ ﻅ ﺫ ﺙ‬: ujung lidah dengan ujung dua gigi yang diatas
4. Dua bibir
a. ‫ ﻑ‬: menyentuhkan ujung gigi seri atas dengan bibir bawah
bagian dalam
14
b. ‫ ﻡ‬،‫ ﺏ‬: merapatkan kedua bibir atas dan bawah bersama-
sama.
c. ‫ ﻭ‬: dengan memonyongkan kedua bibir
5. Rongga hidung
Makhraj ini diperuntukkan untuk huruf-huruf ‫ٌ ٌﻥ‬،‫ ﻡ‬yang
didengungkan.

2. Hukum Nun Mati Dan Tanwin


Apabila ada nun mati atau tanwin ) ٌ , ٍ , ً /‫ ( رن‬bertemu dengan huruf
hijaiyyah, maka ada 4 hukum bacaan yang terjadi, yakni : izh-har,
idghom, ikhfa’ dan iqlab.
a. Izh-har (‫)اظهار‬
Izh-har artinya jelas. Maksudnya huruf nun mati atau tanwin
dibaca jelas sesuai makhrojnya (tidak didengungkan) apabila
bertemu dengan salah satu huruf izh-har, yakni: ‫ ء‬،‫ ه‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ خ‬،‫ح‬
Contoh-contoh bacaan izh-har (perhatikan yang bergaris bawah):

‫ َعزيرٌز َحكري ٌم‬.‫ب أَلري ٌم‬ ٍ ٍ ‫ ع‬.‫ من ع رل ٍم‬.‫من ه ٍاد‬


ٌ ‫ َع َذا‬.‫ فَريرقاً َه َدى‬.‫ي ءَانيَة‬‫َر‬ ‫ر‬ َ ‫ر‬
15
b. Idgham
Idgham artinya memasukkan, yakni pengucapan nun mati atau
tanwin masuk/melebur dengan huruf-huruf idgham. Ketentuan ini
berlaku ketika pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam
dua kata yang terpisah. Idgham dibagi dua yaitu:
1. Idgham bi ghunnah atau ma’al ghunnah: huruf nun mati/tanwin
dilebur dengan huruf setelahnya dan didengungkan dengan cara
menahan bacaan selama 2 harakat. Huruf-huruf nya : ‫ و‬. ‫ م‬. ‫ ن‬. ‫ي‬
Contoh: ‫ب‬ ‫( أَ رن يَ ر‬ay –yadhriba), ‫ات‬
َ ‫ضر‬ ٌ ‫ت ُرُم َك َم‬
ٌ ‫آي‬
َ (âyâtum-muhkamât).
َ ‫( أَ رن ُُنل‬an-nuhlika).
‫ك‬
2. Idgham bila ghunnah: huruf nun mati/tanwin dilebur dengan
huruf setelahnya dan tanpa didengungkan dan tanpa menahan
bacaannya. Huruf-huruf idgham bila ghunnah : ‫ ر‬.‫ل‬
Contoh : ً‫( َمالً لُبَدا‬mâlal lubadâ), ‫( م رن َرِّب رم‬mir robbihim)
Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai dengan
kaidah ini, karena pertemuan nun mati dengan huruf idgham
dalam satu kata. Cara membacanya harus jelas dan disebut izh-
har muthlaq, yaitu:
‫ صرن َوا ٌن‬.‫ قرن َوا ٌن‬.‫ بُرن يَا ٌن‬.‫الدُّنريَا‬

c. Ikhfa’
Ikhfa’ artinya samar, yakni pengucapan nun mati atau tanwin
ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izh-
har dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-huruf ikhfa’
berjumlah 15, yaituٌ:
‫ ظ‬.‫ ض‬.‫ ت‬.‫ ف‬.‫ ز‬.‫ ط‬.‫ د‬.‫ س‬.‫ ق‬.‫ ش‬.‫ ج‬.‫ ك‬.‫ ث‬.‫ ذ‬.‫ص‬
16
‫ قَ رولً َسدير ًدا‬.‫اجا‬ ٍ
Contoh : ً ‫ َماءًا ثَ َّج‬.‫م رن صيَام‬

d. Iqlab
Iqlab artinya berubah, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang
bertemu dengan huruf ba’ yang berubah menjadi mim dan disertai
dengan ghunnah/dengung.
Contoh: ‫( أَ رن بُ رورَك‬am-bûrika)- ٌ‫( ََسري ٌع بَص رْي‬samîumbashîr).

Sebagian ulama menambahkan ikhfa, yakni suara mim tidak


terdengar sempurna karena dua bibir tidak merapat dengan
sempurna. Disertai dengan ghunnah ketika meng-ikhfa-kan dan
menahan bacaan selama 3 harakat.

3. Hukum Mim Mati )‫(م‬

a) Ikhfa’ Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan


huruf ba’. Maka pengucapan mim disamarkan (bibir tanpa
ditekan kuat) disertai dengan ghunnah(dengung). Contoh :
‫ يَعظُ ُك رم به‬.ٍ‫ تَ ررمريه رم ب َج َارة‬.‫صاحبُ ُك رم بَ رجنُ رو ٍن‬
َ ‫َوَما‬
b) Idgham Mitslain/idgham mimi, yaitu apabila mim mati
bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai
dengan ghunnah. Contoh :

َ ‫ إ َُّنَا َعلَريه رم ُّم رؤ‬.‫َولَ ُك رم َّما َك َسرب تُ رم‬


ٌ‫ص َدة‬

17
c) Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan
selain huruf mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim
harus dibaca jelas tanpa ghunnah. Contoh :

َ ‫أََلر تَ َر َكري‬
‫ ُه رم فري َها َخال ُد رو َن‬.‫ف‬

4. Hukum Mim Dan Nun Bertasydid )‫ ّن‬،‫(م‬


ّ
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan dengan
menahan bacaan sekitar 2-3 harakat. Contoh :

‫ي‬ ُّ ‫ إ َّن هللاَ ُُي‬.‫م َّم ُخل َق‬


َ ‫ب الر ُمتَّق ر‬
5. Hukum Alif Lam Ta’rif )‫(ال‬

a) Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca jelas ketika
menghadapi huruf-huruf berikut:

‫ ه‬.‫ م‬.‫ ي‬.‫ ق‬.‫ ع‬.‫ ف‬.‫ خ‬.‫ و‬.‫ ك‬.‫ ج‬.‫ ح‬.‫ غ‬.‫ ب‬.‫ء‬

Contoh :ٌ‫ض‬
ُ ‫( املَحري‬al mahîdh),ٌ‫ض‬
ُ ‫)ٌاأل رَر‬al ardh), ٌ‫ال‬
ُ َ‫( اجلب‬al jibaal).

b) Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca idgham


(masuk ke dalam huruf berikutnya) apabila bertemu dengan
huruf-huruf berikut:

‫ ل‬.‫ ش‬.‫ ز‬.‫ ظ‬.‫ س‬.‫ د‬.‫ ن‬.‫ ذ‬.‫ ض‬.‫ ت‬.‫ ر‬.‫ ص‬.‫ ث‬.‫ط‬

Contoh: ‫س‬
ُ ‫َّم‬
‫( الش ر‬asy syams) - ‫ُّج روُم‬
ُ ‫( الن‬an nujûm) -ٌٌ‫ف‬
ُ ‫الص ُح‬
ُّ ٌٌ(ash-

shuhufu)

18
6. Hukum Mad
Mad adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad
(termasuk huruf lîn). Disebut huruf mad karena suara
dipanjangkan dengannya, disebut huruf lîn (‫ )اللين‬karena
mudahnya membunyikan huruf tersebut.
Huruf mad ada tiga yaitu :
a) ‫( ا‬alif sukun) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah.
b) ‫( ٌْو‬waw sukun) dengan syarat huruf sebelumnya berharokat
dhommah.
c) ٌ‫ي‬
ْ (ya’ sukun) dengan syarat huruf sebelumnya berharokat
kasrah.
Jika huruf ٌ ‫ ْو‬atau ٌ‫ي‬
ْ tidak terpenuhi syaratnya, yakni jika huruf
sebelum keduanya berharokat fathah, maka dia disebut huruf lîn.
Semisal ‫ف‬
ٌ ‫ َخ رو‬،‫ت‬
ُ ‫ٌالبَ ري‬
Mad secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Mad Ashli (pokok)
dan Mad Far’i (cabang).
1. Mad Ashli/Thabi’i
Mad ashli panjangnya 2 harakat, terdapat dalam tiga keadaan
yaitu:
a. Pada Waqaf dan Washal. Huruf mad tetap eksis di saat
washal (bersambung) atau waqaf (berhenti), baik huruf mad
itu terletak di tengah seperti pada kata ‫ َمالك‬،‫ يُ روصري ُك رم‬atau di

akhir seperti pada kataٌٌ‫– َوأ رُملي‬ ‫اها‬


َ ‫ض َح‬
ُ ‫ٌٌٌٌٌ قَالُوا – َو‬
19
Termasuk dalam hal ini adalah lima huruf hijaiyyah dalam
pembuka surat, yang terangkum dalam kalimat: "ْ ‫َح ٌّي طَ ُهَر‬

seperti huruf ‫ ح‬pada ‫( حم‬hâmîm), huruf ya pada ( ‫ كهيعص‬kaf –

ha – yâ – ‘ain, shâd).
b. Pada Waqof. Huruf mad tetap eksis ketika waqaf dan hilang
ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti
tanwin (fathatain). Jenis ini disebut juga dengan mad ‘iwadh.

Contoh : ‫َرحري ًما‬ ‫ َغ ُف روًرا‬،‫ َعلريماً َحكري ًما‬،‫قَ َوارير َرا‬


c. Pada Washal. Huruf mad tetap eksis ketika washol dan
hilang ketika waqaf. Hal ini terjadi pada ha dhamir (kata
ganti) yang berbaris dhammah )ُ‫ ( ه‬dan ha dhamir yang

berbaris kasrah (‫ ) ه‬Biasanya diberi tanda waw kecil setelah ُ‫ه‬

dan ya kecil setelah (‫) ه‬. Jenis ini disebut juga mad Shilah.

Contoh : ٌ‫صيْراًٌ–ٌ ِإنٌهٌٌُه َُو‬


ِ ‫ٌِب ِهٌ َب‬
2. Mad Far’i
Mad Far’i adalah mad tambahan dari mad ashli karena dua
sebab, yakni hamzah (‫ )ء‬dan sukun (ٌٌْ‫ )ـ‬dua sebab ini disebut
sebab lafdzi. Mad Far’i karena hamzah ada 3 macam, yakni :
1. Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila terdapat huruf mad
bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Membacanya
wajib dipanjangkan 4 atau 5 harakat ketika washal atau

20
waqaf, dan boleh 6 harakat saat waqof. Dalam al Qur’an
biasanya diberi tanda (~) diatas huruf terkait.
Contoh:ٌ ‫صُر هللا‬
‫ل رل ُف َقَرآء – إ َذا َجآءَ نَ ر‬
2. Mad Ja’iz Munfashil, yaitu apabila terdapat huruf mad
bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah.
Aturan membacanya boleh sepanjang 2 harakat, 4 harakat
atau 5 harakat menurut Imam Hafsh.
Contoh : ‫ ف أَ رح َسن تَ رقورٍي‬.‫َوَمآ أُمُرواإلَّ ليَ رعبُ ُدوا‬

3. Mad Badal, yaitu bila huruf mad didahului oleh hamzah


dalam satu kata, dan tidak ada hamzah atau sukun setelah
huruf mad tersebut. Panjangnya 2 harakat sebagaimana
mad ashli, walaupun menurut Imam Hafsh dibaca pendek.
Contoh: ‫ ءَامنُوا‬- ً‫أ رُوتُوا – إ رْيَاان‬

Disebut mad badal (pengganti) karena huruf mad tersebut


pada umumnya merupakan ganti dari hamzah, jadi asal kata
tsb adalah: ‫ ءَأرمنُوا‬- ً‫ ٌأُأرتُوا – إأرَماان‬Walaupun demikian, tidak semua

huruf mad pada mad badal adalah ganti dari hamzah,


semisal : ‫إ رسَراءير ُل‬

Mad Far’i karena sukun ada 2 macam, yakni:


1. Mad ‘Âridh Lissukun, yaitu apabila setelah huruf mad atau
huruf lîn ada sukun akibat berhenti (waqaf). Panjangnya
boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh :

21
‫ي‬ ٍ
َ ‫ب الر َعالَم ر‬
ِ ‫ي – َر‬
َ ‫َو َآمنَ ُه رم م رن َخ روف – إ رن ُكرن تُ رم ُم رؤمن ر‬
2. Mad Lazim, yaitu bila setelah huruf mad atau lîn terdapat
huruf yang berharokat sukun (termasuk tasydid, karena
tasydid adalah dobel sukun ). Terbagi menjadi empat, yakni:
a. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu bila setelah huruf mad
terdapat huruf yang berharokat sukun dalam satu kata.
Panjangnya 6 harakat. Hanya ada dua tempat dalam al
Qur’an, yakni dalam surat Yunus : 51 dan 91. Contoh :

‫ آآل َن َوقَ رد ُكرن تُ رم به تَ رستَ رعجلُ رو َن‬.‫ت‬


َ ‫صري‬
َ ‫آآل َن َوقَ رد َع‬
b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal, yaitu bila setelah huruf
mad terdapat huruf yang bertasydid dalam satu kata.
Panjangnya 6 harakat. Contoh :

ُّ َ‫ أ َُت‬.ُ‫ الَاقَّة‬.‫ي‬
‫اج رو ِن‬ َ ‫َولَ الضَّالِ ر‬
c. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu bila setelah huruf
mad terdapat sukun asli dari huruf-huruf hijaiyyah,
terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat
disebagian awal surat. Cara membaca huruf tersebut
sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat.
Contoh :

‫ عسق‬.‫ ال م‬.‫ن َوالر َقلَم‬


d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal, yaitu mad yang terjadi
pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat di sebagian
22
beberapa awal surat. Bedanya dengan mad lazim harfiy
mukhaffaf, disini ada tasydid (dalam pelafalan). Cara
membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya,
dibaca panjang 6 harakat dan diidghamkan.
(tho – sîm – mîm) ‫ طسم‬، (alif lâm mîm) ‫ال م‬

Sebutan Khusus Beberapa Mad


Beberapa ‘ulama tajwid memberi banyak nama/sebutan (laqob)
khusus berkaitan nama mad, namun semuanya tidaklah keluar
dari yang telah kami sebutkan diatas. Diantara nama nama mad
tersebut adalah:
a. Mad Shilah Qoshiroh, yakni mad yang terjadi pada ha’
dhamir, sebelumnya tidak ada hamzah, dan huruf yang
sebelumnya ha domir tidak disukun. Sebenarnya ini masih
tergolong mad ashli. Panjangnya 2 harakat.

Seperti : ً‫تَ َّوب‬ ‫إنَّهُ َكا َن‬


Catatan:
Kalau huruf yang sebelum ha dhamir disukun, atau
disambungkan dengan kata lain maka tetap dibaca pendek.
‫ فريه ُه ًدى‬.‫أَنَّهُ ا رلَ ُّق م رن َرِّب رم‬

Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu: ً‫ٌ َوََيرلُ رد فريه ُم َهاان‬

maka ha’ dibaca panjang 2 harakat walaupun sebelumnya


didahului huruf mati.
23
Selain ha’ dhamir tidak dibaca panjang. Contoh :
‫لَ رم يَرن تَه لَنَ رس َفعا‬

b. Mad Shilah Thowîlah, yakni mad yang terjadi pada ha’


dhamir dan setelahnya ada hamzah. Ini masih tergolong mad
ja’iz munfashil, panjangnya 2, 4, atau 5 harakat.
‫ عرن َدهُ إلَّ ِب رذنه‬.ُ‫أَ َّن َمالَهُ أَ رخلَ َده‬

c. Mad Liin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf sebelumnya


berupa waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf
berharakat fat-hah. Terkategori mad ‘aridh lis sukun.
Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.
‫الس روء‬
َّ ‫ َمثَ ُل‬.‫ َعلَريه‬.‫ت‬
ُ ‫ البِ ري‬.‫ف‬
ُ ‫الصري‬
َّ .‫ف‬
ٌ ‫َخ رو‬

d. Mad Tamkin, yaitu bila terkumpul dua ya ( ‫)ي‬, ya pertama

dikasrohkan serta ditasydid, ya yang kedua disukunkan,


ukuran panjangnya dua harakat. Dan tergolong mad ashli.
Contoh :
‫ ُحيِري تُ رم‬.‫ي‬
َ ‫النَّبيِ ر‬
Sebagian ‘ulama menyebut mad tamkin bila terkumpul dua
waw dan ya. Seperti :

‫ َآمنُ روا َو َعملُوا‬.‫ف يَ روَم ري‬


e. Mad ‘Iwadh, terjadi saat berhenti pada huruf fathatain, dibaca
panjang sebagai ganti (‘iwadh) dari tanwin. Masih tergolong
sebagai mad ashli. Contoh :

24
(afwâjâ) ً‫‘( ٌأَفر َواجا‬alîman hakîmâ) .ً‫َعلريماً َحكريما‬

f. Mad Ta’dzîm/Mad al Mubâlaghoh, yaitu la nafi yang ada


pada kalimah tauhid. Panjangnya lima harakat. Masih
tergolong mad jaiz munfashil. Contoh:
‫ك‬ َ ‫ لَ إلَهَ إلَّ أَنر‬. ‫لَ إلَهَ إلَّ هللا‬
َ َ‫ت ُسرب َحان‬
g. Mad Farq, yaitu mad yang sesudahnya berupa huruf yang
bertasydid. Panjang 6 harakat. Dinamai Mad Farq, sebab
membedakan antara istifham (pertanyaan) dengan kalam
khobariyyah (berita). Masih tergolong mad lazim kilmy
mutsaqqal/mukhoffaf.
َّ ‫قُل ء‬
ٌ‫ ءَ هللا َخ رْي‬. ‫الذ َكَريرن‬ َ ‫ر‬

7. Qalqalah
Qalqalah (‫ )قلقلة‬adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan

bunyi memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ٌ‫)ق‬, tha (‫)ط‬,
ba' (‫)ب‬, jim (ٌ‫)ج‬, dan dal (‫)د‬.
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis: Sughro dan kubra.
1. Qalqalah Shughro (kecil), yaitu apabila salah satu daripada
huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli
karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Contoh :

‫َلر يَل رد َوَلر يُولَ رد‬

25
2. Qalqalah Kubro (besar), yaitu apabila salah satu daripada huruf
qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti, pantulannya
lebih jelas dari pada qalqalah shughro. Dalam keadaan ini,
qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak
diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.

‫َلر يَل رد َوَلر يُولَ رد‬


Sebagian ulama menyatakan bahwa qalqalah kubro adalah
Level qalqalah yang paling keras yakni terjadi apabila berhenti
pada huruf qalqalah sedang huruf tersebut bertasydid, seperti
lafadz

‫ب‬ ٍ َ‫ت يَ َدا أَِب ََل‬


َّ َ‫ب َوت‬ ‫تَبَّ ر‬
sedangkan kalau tidak bertasydid masuk dalam level qalqalah
sedang. Adapun dari cara membacanya memang jika berhenti
pada huruf qalqalah yang bertasydid harus lebih memantul dari
pada yang tidak bertasydid.

8. At-Tafkhim dan At-Tarqiq


Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq
adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal :
a. Lafazh Jalalah, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah maknanya
adalah kebesaran atau keagungan. Cara membacanya ada dua
macam, yaitu tafkhim dan tarqiq. Lafazh Jalalah dibaca
tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut:
26
Berada di awal susunan kalimat.
‫ا َّّللُ َل إلَهَ إَّل ُه َو‬

Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat fat-


hah atau dhommah.
‫َح ٌد‬
َ ‫اّللُ أ‬
َّ ‫ قُ رل ُه َو‬. ُ‫اّلل الر ُموقَ َدة‬
َّ ‫َان ُر‬

Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah


huruf berharakat kasroh.
‫ب رسم هللا‬

b. Huruf-huruf Isti’la ٌ) ‫ ط‬.‫ غ‬.‫ ض‬.‫ ص‬.‫ خ‬.‫ ظ‬.‫(ق‬


Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua
tingkatan, yakni:
▪ Tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat fat-hah
atau dhammah.
▪ Tafkhim yang lebih ringan, yakni ketika berharakat kasrah
atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya berharakat
kasrah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau
tanwin (hukum ikhfa’ haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la,
kecuali apabila bertemu dengan huruf ghain dan kha’.
Sebaliknya, seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf
isti’la) harus dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan lam pada lafazh
jalalah.
c. Huruf Ra’, dibacanya tafkhim apabila:
▪ Ketika berharakat fat-hah atau dhammah.

27
▪ Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah atau
dhammah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat
fat-hah atau dhammah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif atau waw.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati,
dan didahului huruf berharakat fat-hah atau dhammah.
▪ Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal.
▪ Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan
sesudahnya huruf isti’la tidak berharakat kasrah serta
berada dalam satu kalimat.
Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai
berikut:
▪ Ra’ berharakat kasrah.
▪ Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan
sesudahnya bukan huruf isti’-la, atau bertemu huruf
isti’la namun dalam kata yang terpisah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau
ya’ sukun.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la
dan sebelumnya di dahului oleh kasrah.
Ra’ boleh dibaca tafkhim atau tarqiq bila:
▪ Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya
huruf isti’la berharakat kasrah.

28
▪ Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun
yang diawali dengan huruf berharakat kasrah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’
terbuang.
9. Idgham
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3
yaitu:
a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang sama makhraj dan sifatnya. Contoh

.‫ت‬
ُ ‫ يُ ردررك ُك ُم الر َم رو‬. ‫ َوقَ رد َد َخلُوا‬. ‫الَ َجَر‬
‫اك ر‬
َ‫ص‬َ ‫ب ب َع‬
‫ضر ر‬
‫ار‬
b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan.
Yaitu pada makhraj huruf: )‫ب‬.‫)ٌ(ﻡ‬.‫ت‬.‫د‬.‫)ٌ(ط‬.‫ث‬.‫ذ‬.‫(ظ‬
Contoh: ‫ي‬
َ َّ َ‫ قَ رد تَب‬dibaca langsung masuk ke huruf ta’.
‫ب َّم َعنَا‬
‫ رارَك ر‬dibaca langsung masuk ke huruf mim.
c. Idgham Mutaqaribain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang hampir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada
huruf ‫ ك‬- ‫ ق‬dan ‫ ر‬- ‫ ل‬.

Contoh: ‫ أََلر ََنرلُ رق ُك رم‬dibaca tanpa meng-qalqalah-kan qaf.

‫ب‬
ِ ‫ َوقُ رل َّر‬dibaca tanpa menampakkan lam
10. Tanda-Tanda Waqaf (Berhenti)
▪ ‫م‬ : menunjukkan penekanan untuk berhenti.

29
▪ ‫ل‬ : menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak

melanjutkan membaca lagi), jika sekedar mengambil nafas


dibolehkan.
▪ ‫صلى‬ : menunjukkan boleh berhenti, namun washal lebih

utama.
▪ ‫ج‬ : menunjukkan waqaf atau washal sama saja.

▪ ‫قلى‬ : menunjukkan lebih baik berhenti.

▪ .:. : menunjukkan agar berhenti pada salah satu tanda


ini.

11. Istilah-Istilah Dalam Al-Qur’an


a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud
tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau di luar shalat,
disunahkan pula bagi yang membaca dan yang
mendengarkannya. Hanya saja ketika di dalam shalat, sujud
atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam sujud,
makmum harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat
Sajdah terdapat dalam surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109,
19:58, 22:18, 22:77, 25:60, 27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62,
84:21, 96:19.

30
b. Saktah ( ‫ ) س‬yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada
didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: ‫َك ََّّل بَ رل َرا َن‬

c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan


isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada
lafazh ‫لَََتر َمنَّا‬

d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah.


Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh
dibaca “majrêha”. ‫ب رسم هللا َرمرها‬

e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara


yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara
hamzah dan alif. Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44,
ٌ ‫ أَأ َ ْع َج ِم‬hamzah yang kedua terdengar seperti ha’.
pada lafazhٌ ‫ي‬
f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika
tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.
Contoh: ُ‫( نُ رو ٌح ابرنَه‬nûhu nib nahu)- ‫(ٌ ََجري ًعا الَّذي‬jamî ‘a nil ladzî)

g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (ٌٌْ_ٌٌ) di atas huruf


mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca
panjang, baik ketika washal maupun waqaf (bentuknya bulatan
sempurna, dan biasanya terdapat di mushafmushaf timur
tengah).

‫ين َك َفُروار‬ َّ
َ ‫َلر يَ ُكن الذ‬

31
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im, yaitu berupa bulatan lonjong
tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak
dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika
waqaf.
‫ لَكنَّا‬. ٌ‫أَ َانر خ رْي‬

i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf


sebelumnya.
Contoh: ‫ئسٌال رس ُم‬
َ ‫ ي‬dibaca ‫برئ َسل رس ُم‬

Daftar Pustaka
Al Jamzûry, Sulaiman bin Muhammad. Tuhfat al Athfâl wa al
Ghilmân Fiy Tajwid al Qur’an. Maktabah Syamilah
Al Qory, Abdul Azîz bin ‘Abdul Fattâh. Qowâ’idu At Tajwîd ‘Ala
Riwâyati Hafsh Bin ‘Âshim. Mu’assasah Ar Risâlah. Maktabah
Syâmilah
Holy Quran v. 8 (software), buatan Harf
Nashr, ‘Athiyyah Qâbil. Ghayatu al Murîd Fiy ‘Ilmi at Tajwîd.
Kairo. Maktabah Syâmilah

32
‫!‪Bacalah surat berikut ini dengan tartil sesuai tajwid yang benar‬‬

‫سورة النبأ‬
‫َع َّم يَتَ َساءَلُو َن (‪َ )1‬عن النَّبَإ الر َعظيم (‪ )2‬الَّذي ُه رم فيه ُمُرتَل ُفو َن (‪َ )3‬ك ََّّل‬

‫ال أ رَو ََت ًدا‬


‫اجلبَ َ‬ ‫َسيَ رعلَ ُمو َن (‪ُُ )4‬ثَّ َك ََّّل َسيَ رعلَ ُمو َن (‪ )5‬أََلر َرَن َعل راأل رَر َ‬
‫ض م َه ًادا (‪َ )6‬و ر‬

‫اَت (‪َ )9‬و َج َع رلنَا اللَّري َل لبَ ً‬


‫اسا (‪)10‬‬ ‫اجا (‪َ )8‬و َج َع رلنَا نَ روَم ُك رم ُسبَ ً‬
‫(‪َ )7‬و َخلَ رقنَا ُك رم أ رَزَو ً‬
‫اجا‬
‫اشا (‪َ )11‬وبَنَ ري نَا فَ روقَ ُك رم َسرب ًعا ش َد ًادا (‪َ )12‬و َج َع رلنَا سَر ً‬
‫َّه َار َم َع ً‬
‫َو َج َع رلنَا الن َ‬
‫اَت‬
‫اجا (‪ )14‬لنُ رخر َج به َحبًّا َونَبَ ً‬
‫اجا (‪َ )13‬وأَنر َزلرنَا م َن الر ُم رعصَرات َماءً ثَ َّج ً‬
‫َوَّه ً‬
‫ٍ‬
‫اَت (‪ )17‬يَ روَم يُرن َف ُخ ف‬ ‫(‪َ )15‬و َجنَّات أَلر َفافًا (‪ )16‬إ َّن يَ روَم الر َف ر‬
‫صل َكا َن مي َق ً‬

‫ال‬
‫اجلبَ ُ‬
‫ت أَبر َو ًاب (‪َ )19‬و ُس َِْيت ر‬
‫الس َماءُ فَ َكانَ ر‬ ‫الصور فَتَأرتُو َن أَفر َو ً‬
‫اجا (‪َ )18‬وفُت َحت َّ‬ ‫ُّ‬

‫ي‬
‫آب (‪َ )22‬لبث َ‬ ‫ص ًادا (‪ )21‬للطَّاغ َ‬
‫ي َم ً‬ ‫ت َسَر ًاب (‪ )20‬إ َّن َج َهن ََّم َكانَ ر‬
‫ت م رر َ‬ ‫فَ َكانَ ر‬

‫َح َق ًاب (‪َ )23‬ل يَ ُذوقُو َن ف َيها بَررًدا َوَل َشَر ًاب (‪ )24‬إَّل ََح ً‬
‫يما َو َغ َّساقًا (‪)25‬‬ ‫ف َيها أ ر‬
‫َجَزاءً وفَاقًا (‪ )26‬إ َُّنُرم َكانُوا َل يَ رر ُجو َن ح َس ًاب (‪َ )27‬وَك َّذبُوا ِب َيتنَا ك َّذ ًاب (‪)28‬‬

‫صري نَاهُ كتَ ًاب (‪ )29‬فَ ُذوقُوا فَلَ رن نَزي َد ُك رم إَّل َع َذ ًاب (‪)30‬‬ ‫َح‬
‫أ‬ ‫وُكل شي ٍ‬
‫ء‬
‫َ َّ َ ر ر َ‬

‫‪33‬‬
B. TAHFIDZ AL-QUR’AN
Tahfidz (menghafal) al-Qur’an termasuk ibadah sebagai tujuan
hidup dalam Islam jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk
mengharapkan pujian di dunia sebagaimana fungsi al-Qur’an dalam
kehidupan dan keajaiban alquran di dunia. Bahkan salah satu ciri
orang yang berilmu menurut standar al-Qur’an adalah mereka yang
memiliki hafalan al-Qur’an sebagai cara dan bentuk manfaat membaca
al-Qur’an setiap hari, Allah berfirman,

‫ين أُوتُوا الرع رل َم َوَما َرَي َح ُد ِبَ َيتنَا إَّل الظَّال ُمو َن‬ َّ ُ ‫ات ف‬
َ ‫ص ُدور الذ‬ ٌ َ‫ت بَيِن‬
ٌ ‫بَ رل ُه َو آَ َي‬
Bahkan, al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49)
Diantara Keutamaan Menghafal al-Qur’an adalah :
1. Hati Tidak Akan Pernah Merasa Kosong
Rasulullah saw bersabda: ”Orang yang tidak mempunyai
hafalan al-Qur’an sedikitpun adalah seperti rumah kumuh
yang mau runtuh”. (HR. Tirmizi).
2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah saw
Rasulullah saw mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa
orang. Kemudian beliau mengecek kemampuan membaca dan
hafalan al-Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka
ditanyakan sejauh mana hafalan al-Qur’an-nya. Kemudian

34
seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah saw
:”Berapa banyak Al-Quran yang telah engkau hafal, hai Fulan?”
ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta
surah Al-Baqarah. Beliau kembali bertanya: “Apakah engkau
hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Beliau
bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan
itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat
berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal
surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat
menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah saw
bersabda: “Pelajarilah Al-Quran dan bacalah, karena
perumpamaan orang mempelajari Al-Quran dan membacanya,
adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan
minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara
orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur - dan dalam
dirinya terdapat hafalan Al-Qur’an - adalah seperti tempat bekal
perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (HR.
Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah).
3. Mengenakan Mahkota Kehormatan
Rasulullah saw bersabda : al-Qur’an akan datang pada hari
kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.”
Lalu Allah berikan seorang hafiz al-Qur’an mahkota kemuliaan.
al-Qur’an meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu
dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta

35
lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafiz quran, “Bacalah dan naiklah, akan
ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu
baca. (HR. Tirmidzi)
4. Kebahagiaan Bagi Kedua Orang Tua
Sabda Rasulullah saw. : “Pada hari kiamat nanti, Al-Qur’an
akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari
kuburnya. Al-Qur’an akan berwujud seseorang dan ia bertanya
kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?” Penghafal
tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al-Qur’an
berkata; “saya adalah kawanmu, al-Qur’an yang membuatmu
kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur
pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan
mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada
hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal al-
Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi
kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang
mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua
pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh
penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu
bertanya: “Kenapa kami diberi dengan pakaian begini?”
Kemudian dia menjawab, “Kerena anakmu hafal al-Qur’an.”
Kemudian kepada penghafal Al-Qur’an tadi diperintahkan,
“Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-

36
kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca,
baik bacaan itu cepat atau perlahan. (al-Hakim)
5. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla
Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai
keluarga diantara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah
mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli al-
Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-
Nya.” (HR. Ahmad)
6. Mendapatkan Kehormatan dari Sesama Manusia
Rasulullah saw bersabda : “Yang menjadi imam suatu kaum
adalah yang paling banyak hafalannya”. (HR. Muslim)
7. Mendapat syafaat dari al-Qur’an
Penghafal al-Qur’an akan datang pada hari kiamat dan al-
Qur’an berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian
orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). al-Qur’an
kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah
meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan
teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan
dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan
kebaikan.” (HR Tirmidzi)
8. Disayang oleh Rasulullah saw
Dari Jabir bin Abdullah ra. Bahwa Nabi saw menyatukan dua
orang dari orang-orang yang gugur dalam perang Uhud dalam
satu liang lahad. Kemudian Nabi saw bertanya, “Dari mereka

37
berdua siapakah paling banyak hafal al-Qur’an?” apabila ada
orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka
Beliau memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahat”.
(HR. Bukhari)
9. Orang lain boleh iri padanya.
Rasulullah saw. bersabda : “Tidak boleh seseorang
berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan
seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya al-Qur’an
kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang,
sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia
berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi,
sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan
berbuat”. (HR. Bukhari)

Berikut panduan tahfidz al-Qur’an surat-surat pendek dari Juz 30 (Juz


‘Amma).

‫سورة الناس‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
)4( ‫اْلَنَّاس‬
‫) م رن َشِر الر َو رس َواس ر‬3( ‫) إلَه النَّاس‬2( ‫) َملك النَّاس‬1( ‫ب النَّاس‬ِ ‫قُ رل أَعُوذُ بَر‬
)6( ‫اجلنَّة َوالنَّاس‬ ‫) م َن ر‬5( ‫ص ُدور النَّاس‬
ُ ‫سف‬ َّ
ُ ‫الذي يُ َو رسو‬
‫سورة الفلق‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫) َوم رن َشِر‬3( ‫ب‬ ٍ
َ َ‫) َوم رن َشِر َغاسق إ َذا َوق‬2( ‫) م رن َشِر َما َخلَ َق‬1( ‫ب الر َفلَق‬
ِ ‫قُ رل أَعُوذُ بَر‬
38
‫النَّفَّا ََثت ف الرعُ َقد (‪َ )4‬وم رن َشِر َحاس ٍد إ َذا َح َس َد (‪)5‬‬
‫سورة اإلخالص‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫َح ٌد (‪)4‬‬
‫الص َم ُد (‪َ )2‬لر يَل رد َوَلر يُولَ رد (‪َ )3‬وَلر يَ ُك رن لَهُ ُك ُف ًوا أ َ‬
‫َح ٌد (‪ )1‬ا َّّللُ َّ‬
‫اّللُ أ َ‬
‫قُ رل ُه َو َّ‬
‫سورة املسد‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ات ََلَ ٍ‬ ‫ت يَ َدا أَِب ََلَ ٍ‬
‫ب‬ ‫صلَى َان ًرا َذ َ‬
‫ب (‪َ )2‬سيَ ر‬ ‫ب (‪َ )1‬ما أَ رغ ََن َعرنهُ َمالُهُ َوَما َك َس َ‬ ‫ب َوتَ َّ‬ ‫تَبَّ ر‬
‫الَطَب (‪ )4‬ف جيد َها َحرب ٌل م رن َم َس ٍد (‪)5‬‬ ‫(‪َ )3‬و رامَرأَتُهُ ََحَّالَةَ ر‬
‫سورة النصر‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫اجا (‪ )2‬فَ َسبِ رح بَ رمد‬
‫اّلل أَفر َو ً‬
‫َّاس يَ رد ُخلُو َن ف دين َّ‬ ‫ت الن َ‬ ‫اّلل َوالر َفرت ُح (‪َ )1‬وَرأَير َ‬
‫ص ُر َّ‬
‫إ َذا َجاءَ نَ ر‬
‫استَ رغف ررهُ إنَّهُ َكا َن تَ َّو ًاب (‪)3‬‬
‫ك َو ر‬ ‫َربِ َ‬
‫سورة الكافرون‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫قُ رل َي أَيُّ َها الر َكافُرو َن (‪َ )1‬ل أ رَعبُ ُد َما تَ رعبُ ُدو َن (‪َ )2‬وَل أَنرتُ رم َعاب ُدو َن َما أ رَعبُ ُد (‪َ )3‬وَل أ ََان‬
‫ِل دين (‪)6‬‬ ‫َعاب ٌد َما َعبَ رد ُرُت (‪َ )4‬وَل أَنرتُ رم َعاب ُدو َن َما أ رَعبُ ُد (‪ )5‬لَ ُك رم دينُ ُك رم َو َ‬
‫سورة الكوثر‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ك َو راْنَرر (‪ )2‬إ َّن َشانئَ َ‬
‫ك ُه َو راألَبرََتُ (‪)3‬‬ ‫ص ِل لَربِ َ‬ ‫إ َّان أ رَعطَري نَ َ‬
‫اك الر َك روثََر (‪ )1‬فَ َ‬
‫سورة املاعون‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ك الَّذي يَ ُدعُّ الريَت َيم (‪َ )2‬وَل َُيُ ُّ‬
‫ض َعلَى طَ َعام‬ ‫ت الَّذي يُ َك ِذ ُ‬
‫ب بل ِدين (‪ )1‬فَ َذل َ‬ ‫أ ََرأَير َ‬
‫‪39‬‬
‫ين ُه رم يَُراءُو َن‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬
‫اهو َن (‪ )5‬الذ َ‬
‫ص ََّلِت رم َس ُ‬
‫ين ُه رم َع رن َ‬
‫ي (‪ )4‬الذ َ‬ ‫صلِ َ‬
‫الرم رسكي (‪ )3‬فَ َوير ٌل ل رل ُم َ‬
‫(‪َ )6‬وْيَرنَ عُو َن الر َماعُو َن (‪)7‬‬
‫سورة قريش‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ب َه َذا الربَ ريت (‪)3‬‬
‫الصريف (‪ )2‬فَ رليَ رعبُ ُدوا َر َّ‬
‫الشتَاء َو َّ‬ ‫ِل َيَّلف قَُرير ٍ‬
‫ش (‪ )1‬إ َيَّلفه رم ر رحلَةَ ِ‬
‫وع وآمنَ هم من خو ٍ‬
‫ف (‪)4‬‬ ‫الَّذي أَطر َع َم ُه رم م رن ُج ٍ َ َ ُ ر ر َ ر‬
‫سورة الفيل‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ضل ٍيل (‪َ )2‬وأ رَر َس َل َعلَريه رم‬
‫َص َحاب الرفيل (‪ )1‬أََلر َرَي َع رل َكري َد ُه رم ف تَ ر‬
‫ك ِب ر‬ ‫أََلر تَ َر َكري َ‬
‫ف فَ َع َل َربُّ َ‬
‫ول (‪)5‬‬ ‫ف مأر ُك ٍ‬
‫طَرْيا أَببيل (‪ )3‬تَرميهم بجارةٍ من سج ٍيل (‪ )4‬فَجعلَهم َكع ر ٍ‬
‫ص َ‬ ‫ََ ُر َ‬ ‫ر ر ََ ر ِ‬ ‫ً َ َ‬
‫سورة اهلمزة‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫َخلَ َدهُ (‪َ )3‬ك ََّّل‬ ‫ب أ َّ‬
‫َن َمالَهُ أ ر‬ ‫َوير ٌل ل ُك ِل ُُهََزةٍ لُ َمَزةٍ (‪ )1‬الَّذي ََجَ َع َم ًال َو َعد َ‬
‫َّدهُ (‪َ )2‬رُي َس ُ‬
‫اّلل الر ُموقَ َدةُ (‪ )6‬الَِّت تَطَّل ُع َعلَى‬
‫الُطَ َمةُ (‪َ )5‬ان ُر َّ‬
‫الُطَ َمة (‪َ )4‬وَما أ رَد َر َاك َما ر‬ ‫لَيُ رن بَ َذ َّن ف ر‬
‫َّدةٍ (‪)9‬‬ ‫ٍ‬
‫ص َدةٌ (‪ )8‬ف َع َمد ُمَُد َ‬ ‫راألَفرئ َدة (‪ )7‬إ َُّنَا َعلَريه رم ُم رؤ َ‬
‫سورة العصر‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫َّ‬
‫اص روا‬
‫الصالَات َوتَ َو َ‬ ‫صر (‪ )1‬إ َّن راِلنر َسا َن لَفي ُخ رس ٍر (‪ )2‬إَّل الذ َ‬
‫ين َآمنُوا َو َعملُوا َّ‬ ‫َوالر َع ر‬
‫لص رْب (‪)3‬‬
‫اص روا ب َّ‬
‫ب رلَ ِق َوتَ َو َ‬
‫سورة التكاثر‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫ف تَ رعلَ ُمو َن (‪ُُ )3‬ثَّ َك ََّّل َس رو َ‬
‫ف تَ رعلَ ُمو َن‬ ‫أَ رَلَا ُك ُم التَّ َكاثُُر (‪َ )1‬ح ََّّت ُزررُُتُ الر َم َقابَر (‪َ )2‬ك ََّّل َس رو َ‬
‫‪40‬‬
‫اجلَح َيم (‪ُُ )6‬ثَّ لََََتُوَُّنَا َع ر َ‬
‫ي الريَقي (‪ُُ )7‬ثَّ‬ ‫(‪َ )4‬ك ََّّل لَ رو تَ رعلَ ُمو َن ع رل َم الريَقي (‪ )5‬لََََتُو َّن ر‬
‫لَتُ رسأَلُ َّن يَ روَمئ ٍذ َعن النَّعيم (‪)8‬‬
‫سورة القارعة‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫َّاس َكالر َفَراش‬
‫الر َقار َعةُ (‪َ )1‬ما الر َقار َعةُ (‪َ )2‬وَما أ رَد َر َاك َما الر َقار َعةُ (‪ )3‬يَ روَم يَ ُكو ُن الن ُ‬
‫ت َم َوازينُهُ (‪ )6‬فَ ُه َو ف‬‫ال َكالرع رهن الر َمرن ُفوش (‪ )5‬فَأ ََّما َم رن ثَ ُقلَ ر‬
‫اجلبَ ُ‬
‫الر َمرب ثُوث (‪َ )4‬وتَ ُكو ُن ر‬
‫َّت َم َوازينُهُ (‪ )8‬فَأ ُُّمهُ َهاويَةٌ (‪َ )9‬وَما أ رَد َر َاك َما هيَ ره (‪)10‬‬ ‫ع ٍَ ٍ‬
‫يشة َراضيَة (‪َ )7‬وأ ََّما َم رن َخف ر‬
‫َانٌر َحاميَةٌ (‪)11‬‬
‫سورة العادايت‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫صرب ًحا (‪ )3‬فَأَثَرر َن به نَ رق ًعا (‪)4‬‬
‫ضرب ًحا (‪ )1‬فَالر ُمورَيت قَ رد ًحا (‪ )2‬فَالر ُمغ َْيات ُ‬ ‫َوالر َعاد َيت َ‬
‫ب‬ ‫ك لَ َشهي ٌد (‪َ )7‬وإنَّهُ لُ ِ‬ ‫فَ َو َسطر َن به ََجر ًعا (‪ )5‬إ َّن راِلنر َسا َن لَربِه لَ َكنُ ٌ‬
‫ود (‪َ )6‬وإنَّهُ َعلَى َذل َ‬
‫الص ُدور (‪ )10‬إ َّن‬‫ص َل َما ف ُّ‬ ‫اْلَرْي لَ َشدي ٌد (‪ )8‬أَفَ ََّل يَ رعلَ ُم إ َذا بُ رعثَر َما ف الر ُقبُور (‪َ )9‬و ُح ِ‬
‫ر‬
‫َرَّّبُرم ّب رم يَ روَمئ ٍذ َْلَبْيٌ (‪)11‬‬
‫سورة القدر‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫إ َّان أَنر َزلرنَاهُ ف لَري لَة الر َق ردر (‪َ )1‬وَما أ رَد َر َاك َما لَري لَةُ الر َق ردر (‪ )2‬لَري لَةُ الر َق ردر َخ رْيٌ م رن أَلرف َش ره ٍر‬
‫وح ف َيها ِب رذن َرِّب رم م رن ُك ِل أ رَم ٍر (‪َ )4‬س ََّل ٌم ه َي َح ََّّت َمطرلَع الر َف رجر‬ ‫الر ُ‬
‫(‪ )3‬تَنَ َّزُل الر َم ََّلئ َكةُ َو ُّ‬
‫(‪)5‬‬
‫سورة الغاشية‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫صلَى َان ًرا‬ ‫ٍ‬
‫يث الرغَاشيَة (‪ُ )1‬و ُجوهٌ يَ روَمئذ َخاش َعةٌ (‪َ )2‬عاملَةٌ َانصبَةٌ (‪ )3‬تَ ر‬
‫َه رل أ َََت َك َحد ُ‬
‫‪41‬‬
‫ي آني ٍ‬
‫ضري ٍع (‪َ )6‬ل يُ رسم ُن َوَل‬ ‫س ََلُرم طَ َع ٌام إَّل م رن َ‬ ‫َ‬ ‫ي‬
‫ر‬‫َ‬‫ل‬ ‫)‬ ‫‪5‬‬ ‫(‬ ‫ة‬ ‫َحاميَةً (‪ )4‬تُ رس َقى م رن َع ر ٍ َ‬
‫وع (‪ُ )7‬و ُجوهٌ يَ روَمئ ٍذ َانع َمةٌ (‪ )8‬ل َس رعي َها َراضيَةٌ (‪ )9‬ف َجن ٍَّة َعاليَ ٍة (‪َ )10‬ل‬ ‫يُ رغِن م رن ُج ٍ‬
‫اب‬‫وعةٌ (‪َ )13‬وأَ رك َو ٌ‬ ‫ي َجاريَةٌ (‪ )12‬ف َيها ُسُرٌر َم ررفُ َ‬ ‫تَ رس َم ُع ف َيها َلغيَةً (‪ )11‬ف َيها َع رٌ‬
‫ف‬ ‫اِب َمرب ثُوثَةٌ (‪ )16‬أَفَ ََّل يَرنظُُرو َن إ ََل راِلبل َكري َ‬
‫ص ُفوفَةٌ (‪َ )15‬وَزَر ُّ‬ ‫وعةٌ (‪َ )14‬وََنَار ُق َم ر‬ ‫ض َ‬ ‫َم رو ُ‬
‫ت (‪َ )19‬وإ ََل‬ ‫ف نُصبَ ر‬ ‫اجلبَال َكري َ‬ ‫ت (‪َ )18‬وإ ََل ر‬ ‫ف ُرف َع ر‬ ‫الس َماء َكري َ‬‫ت (‪َ )17‬وإ ََل َّ‬ ‫ُخل َق ر‬
‫صريط ٍر (‪)22‬‬ ‫ت َعلَريه رم بُ َ‬ ‫ت ُم َذ ِكٌر (‪ )21‬لَ رس َ‬ ‫ت (‪ )20‬فَ َذ ِك رر إََّنَا أَنر َ‬ ‫ف ُسط َح ر‬ ‫راأل رَرض َكري َ‬
‫اب راألَ رك ََْب (‪ )24‬إ َّن إلَري نَا إ َي َّبُرم (‪ُُ )25‬ثَّ إ َّن‬ ‫إَّل َم رن تَ َوََّل َوَك َفَر (‪ )23‬فَيُ َع ِذبُهُ َّ‬
‫اّللُ الر َع َذ َ‬
‫َعلَري نَا ح َس َاّبُرم (‪)26‬‬
‫سورة األعلى‬
‫بسم هللا الرَحن الرحيم‬
‫َّر فَ َه َدى (‪َ )3‬والَّذي‬ ‫َعلَى (‪ )1‬الَّذي َخلَ َق فَ َس َّوى (‪َ )2‬والَّذي قَد َ‬ ‫ك راأل ر‬
‫اس َم َربِ َ‬
‫َسبِح ر‬
‫ك فَ ََّل تَرن َسى (‪ )6‬إَّل َما َشاءَ َّ‬
‫اّللُ إنَّهُ‬ ‫َح َوى (‪َ )5‬سنُ رقرئُ َ‬ ‫َخَر َج الر َمرر َعى (‪ )4‬فَ َج َعلَهُ غُثَاءً أ ر‬
‫أر‬
‫اجلَ رهَر َوَما ََير َفى (‪َ )7‬ونُيَ ِس ُرَك ل رليُ رسَرى (‪ )8‬فَ َذ ِك رر إ رن نَ َف َعت ال ِذ ركَرى (‪َ )9‬سيَ َّذ َّك ُر َم رن‬
‫يَ رعلَ ُم ر‬
‫وت ف َيها‬ ‫َّار الر ُك ر َْبى (‪ُُ )12‬ثَّ َل َْيُ ُ‬‫صلَى الن َ‬ ‫ََير َشى (‪َ )10‬ويَتَ َجنَّبُ َها راألَ رش َقى (‪ )11‬الَّذي يَ ر‬
‫صلَّى (‪ )15‬بَ رل تُ رؤثُرو َن ر‬
‫الَيَاةَ‬ ‫اس َم َربِه فَ َ‬ ‫َوَل َرُي ََي (‪ )13‬قَ رد أَفر لَ َح َم رن تََزَّكى (‪َ )14‬وذَ َكَر ر‬
‫ص ُحف‬ ‫ُوَل (‪ُ )18‬‬ ‫الص ُحف راأل َ‬ ‫الدُّنريَا (‪َ )16‬و راآلخَرةُ َخ رْيٌ َوأَبر َقى (‪ )17‬إ َّن َه َذا لَفي ُّ‬
‫وسى (‪)19‬‬ ‫إبر َراه َيم َوُم َ‬

‫‪42‬‬
BAB II
TUNTUNAN IBADAH

Tujuan diciptakan manusia dan jin adalah untuk beribadah


kepada Allah subhanahu wata’ala. Beribadah kepada Allah harus
dilaksanakan dengan ikhlas yaitu semata-mata hanya karena-Nya dan
wajib mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Ketika salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi, maka ibadah
tersebut tidak diterima.
Dalam tuntunan ibadah ini, akan dijelaskan tatacara beribadah
yang benar sesuai sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
yang sudah diputuskan dalam Tarjih Muhammadiyah. Diantara ibadah
yang akan dibahas adalah masalah thaharah (bersuci) dan shalat.
Thaharah meliputi tatacara wudhu, mandi junub dan tayamum.
Adapun shalat meliputi gerakan dan bacaan shalat fardhu, dzikir dan
do’a setelah shalat serta bacaan shalat jenazah.

A. THAHARAH
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang hendak
melakukan sholat ialah suci (thoharoh) dari hadats dan najis, baik
tempat, badan, dan pakaian. Hadats dibagi menjadi dua, kecil dan
besar. Hadats kecil dapat dihilangkan dengan wudhu, sedangkan
hadats besar hanya dapat dihilangkan dengan mandi janabah. Baik
wudhu maupun mandi janabah, bila ada keterpaksaan, dapat diganti

43
dengan tayamum. Jadi untuk thaharah akan dibahas tentang tatacara
berwudhu, mandi besar dan tayamum.

1. Wudhu
Syarat syahnya sholat diantaranya adalah suci dari hadats besar
dan kecil. Mensucikan diri dari hadats kecil dapat dilakukan dengan
berwudhu dengan air bersih dan suci, tidak mengandung kotoran yang
dapat menimbulkan penyakit. Menghilangkan hadats kecil dapat juga
dilakukan dengan tayamum apabila tidak ada air, karena sakit atau
dalam keadaan darurat.
Adapun tatacara berwudhu adalah sebagai berikut :

Membaca : Bismillahirrahmanirrahiim, serta


niat dalam hati untuk membersihkan hadats
kecil karena Allah semata.
Kemudian membasuh telapak tangan tiga
kali.

Gosoklah gigimu dengan kayu arok atau


sesamanya.
Kemudian berkumurlah dan isaplah air dari
telapak tangan sebelah dan berkumurlah, dan
dilakukan sebanyak tiga kali. Dan
sempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap
air itu, apabila sedang tidak berpuasa.

44
Kemudian basuhlah mukamu tiga kali, dengan
mengusap dua sudut mata, dan lebihkanlah
membasuhnya, dengan digosok.
Dan sela-selailah jenggotmu.

Kemudian basuhlah kedua tangan beserta


kedua siku dengan digosok tiga kali, dengan
melebihkan membasuh kedua tangan mulai
tangan kanan.
Sela-selailah jari-jarimu.

Kemudian mengusap ubun-ubun dan atas


surban, dengan menjalankan kedua telapak
tangan, dari ujung muka kepala sehingga
tengkuk dan dikembalikan lagi pada
permulaan.
Kemudian mengusap telinga sebelah luarnya
dengan dua ibu jari dan sebelah dalamnya
dengan kedua telunjuk.

Kemudian membasuh kedua kaki beserta mata


kaki, dengan digosok tiga kali, dengan dimulai
yang kanan.
. Sela-selailah jari kaki dan sempurnakanlah
membasuh kedua kaki itu. Berdo’a setelah
selesai wudhu.

45
َ ‫أَ رش َه ُد أ رن لَ إلَهَ إلَّ هللاُ َو رح َدهُ َل َشرير‬
َّ ‫ك لَهُ َوأَ رش َه ُد أ‬
ُ‫َن ُُمَ َّمداً َعرب ُدهُ َوَر ُس رولُه‬
“Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali
Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan saya bersaksi
bahwasanya Muhammad adalah hamba dan rasulNya”.

HPT : 36-37

2. Tata Cara Mandi Junub/Besar


Apabila kamu berjinabat karena
mengeluarkan mani atau bertemunya
kedua persunatan atau kamu hendak
menghadiri shalat Jum’ah, atau kamu baru
selesai dari haid atau nifas, maka
hendaklah kamu mandi dan mulailah dengan membasuh (cucilah)
kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu dengan
tanah atau apa yang menjadi gantinya, lalu berwudhulah, kemudian
ambillah air masukkanlah jari-jarimu pada pangkal rambut dengan
sedikit wangi-wangian sesudah dilepaskan rambutnya. Dan mulailah
dengan yang kanan, lalu tuangkan air ke atas kepalamu tiga kali, lalu
ratakanlah atas badanmu semuanya, serta digosok, kemudian basuhlah
(cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan dari pada
yang kiri dan jangan berlebihan-lebihan dalam menggunakan air.
(HPT : 39).

46
Dari pemaparan di atas, tatacara mandi sesuai sunnah adalah sebagai
berikut :
1. Niat.
Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats
besar. Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa,
sebagaimana ia membedakan ibadah dengan adat/kebiasaan.
Meskipun demikian, niat tidak perlu dilafalkan.
2. Membersihkan Kedua Telapak Tangan.
Yakni menyiram/ membasuh tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya, menyiram/membasuh tangan kanan dengan
tangan kiri. Diulangi tiga kali.
3. Mencuci Kemaluan.
Mencuci dan membersihkannya dari mani dan kotoran yang ada
padanya serta sekitarnya.
4. Berwudhu.
Yakni berwudhu sebagaimana ketika hendak shalat.
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala.
Dengan cara memasukkan kedua tangan ke air, lalu
menggosokkannya ke kulit kepala, dan kemudian menyiram
kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh.
Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan,
termasuk bagian-bagian yang tersembunyi/lipatan seperti ketiak
dan sela jari kaki.

47
3. Tata Cara Tayammum

Dan jika kamu berhalangan menggunakan air atau sakit atau


hawatir mendapat mudharat, atau kamu dalam bepergian, kemudian
tidak mendapat air, maka tayamumlah dengan debu yang baik untuk
mengganti wudhu dan mandi. Letakkanlah kedua tanganmu ke tanah

kemudian tiuplah keduanya dengan ikhlas niat karena Allah dan


bacalah : bismillahirrahmanirrahmi, kemudian usaplah kedua
tanganmu pada mukamu dan kedua telapak tanganmu. Dan apabila
kamu dapat menggunakan air maka bersucilah dengan air itu. (HPT :
40)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tata cara tayamum


yang benar adalah sebagai berikut:

1. Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan


sekali pukulan kemudian meniupnya disertai dengan niat dan
membaca basmalah.

48
2. Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan.
3. Menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya.

B. SHALAT
1. Gerakan dan Bacaan Shalat Fardhu
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak menghadap kiblat bagi yang mampu
dan bagi yang tidak mampu bisa dengan cara
duduk atau berbaring.
Niat dalam hati, ikhlas karena Allah swt. dan
takbir dengan mengangkat kedua tangan hingga
sejajar bahu, ibu jari sejajar dengan kedua telinga, kedua telapak
tangan menghadap ke arah kiblat dan mengucapkan :

ُ‫هللاُ أَ رك َْب‬
Allah Maha besar

Do’a Iftitah
Bersedekap, letakkan kedua tangan di dada, tangan
kanan menggenggam pergelangan tangan kiri,
kemudian membaca doa iftitah.

‫ي الر َم رشرق َوالر َم رغرب‬


َ ‫ت بَر‬
َ ‫ي َك َما بَ َع رد‬
َ َ‫ي َخطَاي‬
َ ‫اَللِ ُه َّم بَع رد بَريَن َوبَر‬
َّ ‫ض م َن‬
‫الدنَس‬ ُ َ‫ب ارألَبري‬
ُ ‫اْلَطَايَ َكماَ يُنَ قَّى الث رَّو‬
‫اَللِ ُه َّم نَِقَن م َن ر‬
49
.‫ي بلرماَء َوالثَّ رلج َوالر ََْبد‬
َ َ‫اَللِ ُه َّم ا رغس رل َخطَاي‬
“Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-
kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat.ٌٌ
Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana
dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-
kesalahanku dengan air, salju dan embun.”

Membaca Surat Al-Fatihah

)2( ‫ي‬
َ ‫ب الر َعالَم‬
ِ ‫الَ رم ُد َّّلل َر‬
‫) ر‬1( ‫الرحيم‬
َّ ‫الر رَحَن‬
َّ ‫اّلل‬
َّ ‫ ب رسم‬.‫الرجريم‬
َّ ‫اَعُوذُ بهلل م َن الشرَّيطَان‬

‫الصَرا َط‬
ِ ‫) راهد َان‬5( ‫ي‬
ُ ‫) إ َّي َك نَ رعبُ ُد َوإ َّي َك نَ رستَع‬4( ‫) َمالك يَ روم ال ِدين‬3( ‫الرحيم‬
َّ ‫الر رَحَن‬
َّ

)7( ‫ي‬
َ ِ‫ضوب َعلَريه رم َوَل الضَّال‬
ُ ‫ت َعلَريه رم َغ رْي الر َم رغ‬
َ ‫ين أَنر َع رم‬ َّ
َ ‫) صَرا َط الذ‬6( ‫الر ُم رستَق َيم‬

a) Membaca ta’awudz secara lirih (sirr).


b) Membaca Basmalah, boleh secara lirih (sirr) maupun secara
keras (jahr).
c) Membaca surat al-Fatihah dan membaca “aamiin” yang artinya
(perkenankanlah permohonan kami).

50
Ruku’
Tundukan badan, ratakan punggung dengan leher,
tangan di lutut, pandangan ke tempat sujud,
kemudian membaca doa:

‫ك اللِ ُه َّم َربَّناَ َوبَ رمد َك اَللِ ُه َّم ا رغف ررَل‬


َ َ‫ُسرب َحان‬
Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu
ya Allah ampunilah aku.

I’tidal (bangun dari ruku’)


Berdiri tegak lurus, tangan dilepaskan
lurus ke bawah, lalu membaca doa :

‫ك ارلَ رم ُد ََحر ًدا َكث ر ًْيا طَيِبًا ُمبَ َارًكا فريه‬


َ َ‫َربَّنَا َول‬
Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah
(segala) pujian yang banyak, baik, dan diberkahi padanya.

Sujud
Turunkan lutut terlebih dahulu, kemudian
letakkan kedua telapak tangan dan wajah
ke tempat sujud dengan menghadapkan
ujung jari kaki ke arah kiblat serta
merenggangkan tangan daripada kedua
lambung dengan mengangkat siku, kemudian membaca doa :

51
‫ك اللِ ُه َّم َربَّناَ َوبَ رمد َك اَللِ ُه َّم ا رغف ررَل‬
َ َ‫ُسرب َحان‬
Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu
ya Allah ampunilah aku.

Do’a duduk diantara dua sujud (iftirasy)


Duduk di atas bentangan kaki kiri, dengan
menjadikan kaki sebagai firasy (alas),
sementara telapak kaki kanan ditegakkan
dengan jari-jari kaki kanan menghadap ke
kiblat.

‫اج ُرْبن َو راهدن َو رارُزقرَن‬


‫اَللِ ُه َّم ا رغف ررَل َو رار ََحرَن َو ر‬
Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah
aku, dan berilah rizki untukku

Duduk Istirohah
Duduk sebentar, kemudian melanjutkan ke rakaat kedua dan
seterusnya.

52
Do’a Tasyahud

‫ك‬َ ‫لسَّلَ ُم َعلَري‬َّ َ‫ ا‬.‫ت‬ ُ َ‫ات َوالطَّيِبا‬ُ ‫الصلَ َو‬


َّ ‫ات ِّلل َو‬ ُ َّ‫اَلتَّحي‬
‫لسَّلَ ُم َعلَريناَ َو َعلَى‬
َّ َ‫ ا‬.ُ‫َّب َوَر رَحَةُ هللا َوبََركاَتُه‬ ُّ ‫أَيُّهاَ الن‬
َّ ‫ أَ رش َه ُد اَ رن لَالَهَ الَّ هللا َوأَ رش َه ُد أ‬.‫ي‬
‫َن‬ َ ‫الصال ر‬َّ ‫عباَدهللا‬
.ُ‫ُُمَ َّم ًدا َعرب ُدهُ َوَر ُس رولُه‬

Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan


Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad,
beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan
juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya.

Do’a Shalawat Kepada Nabi

‫ت َعلَى إبر َراهري َم َوال إبر َراهري َم َوَبررك َعلَى ُُمَ َّم ٍد‬ َ ‫صلَّري‬
ٍ ٍ
َ ‫ص ِل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى ال ُُمَ َّمد َك َما‬ َ ‫اَللِ ُه َّم‬
ٍ
.‫ك ََحري ٌد َمري ٌد‬ َ َّ‫ إن‬.‫ت َعلَى إبر َراهري َم َوال إبر َراهري َم‬
َ ‫َوال ُُمَ َّمد َك َما َب َررك‬

Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan


keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan
keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Kau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
yang Maha Terpuji dan Maha Mulia
53
Do’a Sesudah Tasyahud Akhir

‫ َوم رن‬,‫ َوم رن فرت نَة الر َم رحياَ َوالر َم َمات‬,‫ َوم رن َع َذاب الر َق رْب‬,‫ك م رن َع َذاب َج َهن ََّم‬َ ‫اَللِ ُه َّم إ ِن أَعُ روذُب‬
‫َّجال‬
َّ ‫َشِر فرت نَة الر َمسريح الد‬
Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan
siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari
jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta).

Salam
Salam dengan berpaling ke kanan dan
kiri. Pertama sampai terlihat pipi kanan
dan kedua sampai terlihat pipi kiri oleh
orang yang ada di belakang, kemudian
mengucapkan :

ُ‫لسَّلَ ُم َعلَري ُك رم َوَر رَحَةُ هللا َوبََرَكاتُه‬


َّ ‫ا‬
Semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap padamu begitupula
barokahnya
HPT : 61-65

54
2. Dzikir dan Do’a Setelah Shalat
Dzikir merupakan salah satu upaya umat
Islam untuk senantiasa mengingat kebesaran
dan keagungan Allah SWT. Dzikir
dilakukan dengan mengucapkan kalimat-
kalimat suci yang menggerakkan hati agar
selalu memperkuat keimanan.
Dzikir termasuk amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya. Sebagaimana firman-Nya :
َّ
‫ٱّللَ ذ ركًرا َكث ًْيا‬ َ ‫َيَٰيُّ َها ٱلذ‬
َّ ‫ين ءَ َامنُوا ٱذر ُكُروا‬
“Wahai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 33).

Diantara dzikir dan do'a yang dicontohkan Nabi Muhammad


Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah dzikir yang dikerjakan setelah
melaksanakan shalat fardhu atau shalat wajib lima waktu. Berikut ini
dzikir dan do'a yang dapat kita amalkan seusai melaksanakan shalat
fardhu:

1. Membaca istighfar (tiga kali).

َ‫َستَ رغف ُر هللا‬ ‫ أ ر‬,َ‫أَ رستَ رغف ُر هللا‬


‫ أ ر‬, َ‫َستَ رغف ُر هللا‬
Saya memohon ampun kepada Allah SWT

55
2. Mengucapkan “Allahumma antas-salaam…”

‫ت يَ َذا اجلََّلَل َواِل ركَرام‬


َ ‫ تبَاََررك‬،‫السَّلَ ُم‬
َّ ‫ك‬َ ‫ َومرن‬،‫السَّلَ ُم‬
َّ ‫ت‬َ ‫اَللَّ ُه َّم أَنر‬
“Ya Allah, Engkau Yang Maha Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan,
Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki keagungan dan
kemuliaan.” (HR. Muslim)

3. Membaca “Laa ilaaha illallah ….laa haula walaa quwwata….”

،‫ك َولَهُ الَ رم ُد َوُه َو َعلَى ُك ِل َش ري ٍء قَديرٌر‬ َ ‫لَ إلهَ إلَّ هللاُ َو رح َدهُ لَ َشرير‬
ُ ‫ك لَهُ لَهُ امل رل‬
ُ
،‫لَ َح رو َل َولَ قُ َّوةَ إلَّ بهلل‬

،‫الَ َس ُن‬ ‫ لَهُ النِ رع َمةُ َولَهُ الر َف ر‬،ُ‫ َولَ نَ رعبُ ُد إلَّ َّإيه‬،ُ‫لَ إلَهَ إلَّ هللا‬
‫ َولَهُ الثَّناَءُ ر‬،‫ض ُل‬

َ ‫لَ إلَهَ إلَّ هللاُ ُمُرلص ر‬


"‫ي لَهُ ال ِدير َن َولَ رو َكرهَ الر َكافُررو َن‬
Tiada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-
Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa
atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada
Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang
baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami
mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.
(HR. Muslim, Abu Dawud).

56
4. Membaca allahumma laa maani’a….

‫ك اجلَ ُّد‬
َ ‫ت َولَ يَرن َف ُع ذَا اجلَ ِد مرن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم لَ َمان َع ل َما أَ رعطَري‬
َ ‫ت َولَ ُم رعط َي ل َما َمنَ رع‬
Ya Allah, tidak ada satupun yang menghalangi apa saja yang Engkau
berikan, dan tidak ada satupun yang dapat memberi apa saja yang
Engkau halangi. Dan kekayaan itu tidak berguna bagi pemiliknya
(untuk menyelamatkan diri) dari (siksa)Mu. (HR. Bukhari Muslim)

5. Membaca tasbih, tahmid dan takbir 33 kali. )total 99 kali).

Maha suci Allahٌ: ٌ‫هللا‬ ‫ُسرب َحا َن‬

Segala puji bagi Allah ٌ: ‫اَ رلَ رم ُد هلل‬

Allah maha Besarٌ: ٌُ‫هللاُ أَ رك َْب‬

6. Kemudian disempurnakan 100 kali dengan membaca:

‫ك َوُه َو َعلَى ُك ِل َش ري ٍء قَديرٌر‬ َ ‫لَ إلَهَ إلَّ هللاُ َو رح َدهُ لَ َشرير‬


ُ ‫ك لَهُ َولَهُ الَ رم ُد َولَهُ امل رل‬
ُ
Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya
Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala
kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dialah yang
menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang
akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas
segala sesuatu. (HR. Muslim)

57
7. Membaca ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)

‫الس َم َاوات َوَما ف‬ َّ ‫وم لَ ََتر ُخ ُذهُ سنَةٌ َولَ نَ روٌم لَّهُ َما ف‬ ُ ُّ‫ا ِّللُ لَ إلَهَ إلَّ ُه َو ا رلَ ُّي الر َقي‬
َ‫ي أَيرديه رم َوَما َخ رل َف ُه رم َول‬َ ‫األ رَرض َمن َذا الَّذي يَ رش َف ُع عرن َدهُ إلَّ ِب رذنه يَ رعلَ ُم َما بَر‬
‫ود ُه‬ َّ ٍ ‫ُُييطُو َن بشي‬
ُ ‫ض َولَ يَ ُؤ‬ ‫َر‬‫أل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ات‬
َ ‫َ َ ر ُ ََ َ ر‬‫او‬‫م‬ ‫الس‬
َّ ‫ه‬‫ي‬
ُّ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ك‬ُ ‫ع‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫اء‬‫ش‬َ ‫ا‬‫ب‬
َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ه‬‫م‬ ‫ل‬
‫ر‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫َر ِر‬ ‫ء‬
‫ح رفظُ ُه َما َوُه َو الر َعل ُّي الر َعظ ُيم‬
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar”

8. Membaca surat Al-Ikhlas (3x)

)4( ‫َح ٌد‬


َ ‫) َوَلر يَ ُك رن لَهُ ُك ُف ًوا أ‬3( ‫) َلر يَل رد َوَلر يُولَ رد‬2( ‫الص َم ُد‬
َّ ُ‫اّلل‬
َّ )1( ‫َح ٌد‬
َ ‫اّللُ أ‬
َّ ‫قُ رل ُه َو‬
Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.

58
9. Membaca surat Al-Falaqٌ(3x)

‫) َوم رن َشِر‬3( ‫ب‬ ٍ


َ َ‫) َوم رن َشِر َغاسق إ َذا َوق‬2( ‫) م رن َشِر َما َخلَ َق‬1( ‫ب الر َفلَق‬ ِ ‫قُ رل أَعُوذُ بَر‬
)5( ‫) َوم رن َشِر َحاس ٍد إذَا َح َس َد‬4( ‫النَّفَّا ََثت ف الرعُ َقد‬
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
Dari kejahatan makhluk-Nya, Dan dari kejahatan malam apabila
Telah gelap gulita,Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir
yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki
bila ia dengki.

10. Membaca surat An-Nas (3x)

)4( ‫اْلَنَّاس‬
‫) م رن َشِر الر َو رس َواس ر‬3( ‫) إلَه النَّاس‬2( ‫) َملك النَّاس‬1( ‫ب النَّاس‬
ِ ‫قُ رل أَعُوذُ بَر‬
)6( ‫اجلنَّة َوالنَّاس‬
‫) م َن ر‬5( ‫ص ُدور النَّاس‬
ُ ‫سف‬ َّ
ُ ‫الذي يُ َو رسو‬
Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin
dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.

Do’a setelah berdzikir

‫الرحيم‬
َّ ‫الر رَحَن‬
َّ ‫اّلل‬
َّ ‫ب رسم‬
‫ك الَ رم ُد َك َما يَرن بَغي جلَََّلل‬
َ َ‫ َي َربَّنَا ل‬.ُ‫ي ََحرداً يُ َواف ن َع َمهُ َويُ َكاف ُئ َمزير َده‬
َ ‫ب الر َعالَم ر‬
ِ ‫الَ رم ُد َّّلل َر‬
.‫ك‬
َ ‫ك َو َعظريم ُس رلطَان‬
َ ‫َو رجه‬

59
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang
sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan ditambah nikmatnya.
Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana yang
patut bagi keagungan-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

ً‫الررزق َوتَ روبَة‬


ِ ‫اجلَ َسد َوزَي َدةً ف الرع رلم َوبََرَكةً ف‬‫الديرن َو َعافيَةً ف ر‬ ِ ‫ك َسَّلََمةً ف‬ َ ُ‫اللَّ ُه َّم ا َّان نَ رسئَ ل‬
‫قَ رب َل الر َم روت َوَر رَحَةً عرن َد الر َم روت َوَم رغفَرةً بَ رع َد الر َم روت اللَّ ُه َّم َه ِو رن َعلَري نَا رف َس َكَرات الر َم روت‬
‫ال َساب‬
‫َّجاةَ م َن النَّار َوالر َع رف َو عرن َد ر‬
َ ‫َوالن‬
Ya Allah kami meminta kepadamu keselamatan Agama, kesehatan
jasmani, tambahan Ilmu, keberkahan dalam rizqi, Taubat sebelum
mati, Rahmat ketika hendak mati dan Ampunan setelah mati. Ya
Allah, ringankanlah kami ketika sedang sakaratul Maut, selamatkan
dari api neraka, dan ampunilah ketika sedang proses hisab.

‫صغ ر َْيا‬
َ ‫ان‬ َّ ‫اَل ٰلِ ُه َّم ا رغف رر رِل َول َوال َد‬
‫ي َو رار ََحر ُه َما َك َم َاربَّيَ ر‬
Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan belas
kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berbelas kasih
kepadaku di waktu aku kecil.

‫اب‬
ُ ‫َنت ٱلر َوَّه‬
َ ‫كأ‬ َ ‫ب لَنَا من لَّ ُد‬
َ َّ‫نك َر رَحَةً ۚ إن‬ ‫َربَّنَا َل تُز رغ قُلُوبَنَا بَ رع َد إ رذ َه َديرتَ نَا َوَه ر‬
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyimpang
pada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena
sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Karunia).

60
‫اْلَا سر ير َن‬
‫َربَّنَا ظَلَ رمنَا أَنر ُف َسنَا َوإ رن َلر تَ رغف رر لَنَا َوتَ رر ََحرنَا لَنَ ُك رو نَ َّن م َن ر‬
Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya
kami termasuk orang-orang yang rugi

‫اب النَّار‬
َ ‫َربَّنَا آتنَا ف الدُّنريَا َح َسنَةً َوف راآلخَرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ‬
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka

‫ي‬
َ ‫ب الر َعالَم ر‬
ِ ‫الَ رم ُد ّلل َر‬
‫ َو ر‬،‫ي‬
َ ‫ َو َسَّلٌَم َعلَى الر ُمرر َسل ر‬،‫ب الرعَزة َع َّما يَص ُف رو َن‬
ِ ‫ُسرب َحا َن َربِك َر‬

Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa
yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas
para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

3. Tata Cara Shalat Jenazah

▪ Shalat jenazah laki-laki,


imam berdiri di arah kepala
jenazah laki-laki.
▪ Shalat jenazah perempuan,
imam berdiri di arah bagian
pinggang jenazah perempuan.
▪ Shaf terdiri dari tiga shaf, jika jama’ahnya tidak terlalu banyak.
▪ Ada hadits yang menyebut seratus orang dan juga empat puluh
orang.
61
▪ Janganlah menshalatkan pada waktu terbit matahari kecuali
sudah naik, pada waktu tengah-tengan hari dan pada waktu
hampir terbenam matahari kecuali sesudah terbenam.

❖ Rukun-rukun shalat jenazah :


1. Niat.
2. Berdiri bagi yang kuasa.
3. Empat kali takbir.
4. Membaca surat Al-Fatihah
secara sirr.
5. Membaca shalawat Nabi secara sirr.
6. Berdo’a.
7. Memberi salam.

Tata cara shalat jenazah berdasarkan keputusan Tarjih


Muhammadiyah :
1. Takbir Pertama, membaca surah Al-Fatihah dan Shalawat atas Nabi
saw.

‫ ا َّلر رَحَن‬.‫ي‬
َ ‫ب الر َعالَم‬
ِ ‫الَ رم ُد َّّلل َر‬
‫ ر‬.‫الرحيم‬
َّ ‫الر رَحَن‬
َّ ‫اّلل‬َّ ‫ب رسم‬.‫الرجريم‬ َّ ‫اَعُوذُ بهلل م َن الشرَّيطَان‬
‫ين‬ َّ
َ ‫ صَرا َط الذ‬.‫الصَرا َط الر ُم رستَق َيم‬ِ ‫ راهد َان‬.‫ي‬ُ ‫ إ َّي َك نَ رعبُ ُد َوإ َّي َك نَ رستَع‬.‫الدين‬
ِ ‫ َمالك يَ روم‬.‫الرحيم‬َّ
.‫ي‬ َ ِ‫ضوب َعلَريه رم َوَل الضَّال‬ُ ‫ت َعلَريه رم َغ رْي الر َم رغ‬
َ ‫أَنر َع رم‬
ٍ ٍ
‫ َوَبررك َعلَى‬.‫ت َعلَى ابر َراه َيم َو اَل ابر َراه َيم‬ َ ‫صلَّري‬
َ ‫ َك َما‬,‫ص ِل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى اَل ُُمَ َّمد‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
ٍ ٍ
َ َّ‫ ان‬.‫ت َعلَى ابر َراه َيم َو اَل ابر َراه َيم‬
‫ك ََحي ٌد َمي ٌد‬ َ ‫ُُمَ َّمد َو اَل ُُمَ َّمد َك َما َب َررك‬

62
Ya Allah (YA Tuhan Kami), limpahkanlah kemurahanMu kepada Nabi
Muhammad SAW Beserta keluargany. Sebagaimana telah Engkau
limpahkan (kemurahanmu) kepada Nabi Ibrahim beserta
keluarganya. Berkahilah Nabi Muhammad SAW dan keluarganya,
sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim bersama
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Terpuji dan
Maha Mulia.

2. Takbir kedua, membaca do’a untuk mayyit.

‫ف َعرنهُ َوأَ ركررم نُُزلَهُ َوَو ِس رع َم رد َخلَهُ َوا رغس رلهُ بَ ٍاء َوثَرل ٍج َونَِقه من‬
ُ ‫اللَّ ُه َّم ا رغف رر لَهُ َو رار ََحرهُ َو َعافه َو راع‬
َّ ‫ض من‬
‫الدنَس َوأَبردلرهُ َد ًارا َخ ر ًْيا م رن َداره َوأ رَهَّلً َخ ر ًْيا م رن أ رَهله‬ ُ َ‫ب راألَبري‬
ُ ‫اْلَطَ َاي َك َما يُنَ قَّى الث رَّو‬
‫ر‬
.ُ‫َوَزرو ًجا َخ ر ًْيا م رن َزروجه َوقه فرت نَةَ الر َق رْب َو َع َذابَه‬
Ya Allah! Berilah ampunan baginya serta rahmatilah dia.
Selamatkanlah serta ampunilah ia. Berilah kehormatan untuknya,
luaskanlah tempat masuknya (Dialam barzakh), mandikanlah ia
dengan air, es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahan
sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.
Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga
yang lebih baik dari keluarganya semula, isteri yang lebih baik dari
isterinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah dari
adzab kubur dan adzab neraka.

3. Takbir ketiga membaca do’a.

‫ اللَّ ُه َّم َم رن أ ر‬،‫اان‬


‫َحيَ ري تَهُ منَّا‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ا رغف رر لَيِنَا َوَميِتنَا َو َشاهد َان َو َغائبنَا َو‬
َ َ‫صغْيَان َوَكبْيَان َوذَ َكرَان َوأُنرث‬
.‫َحيه َعلَى راِل رسَّلم َوَم رن تَ َوفَّري تَهُ منَّا فَتَ َوفَّهُ َعلَى ارِلْيَان‬
‫فَأ ر‬
Ya Allah ampunilah kami, baik yang masih hidup maupun yang telah
mati, yang kecil maupun yang besar, laki-laki maupun perempuan,
63
yang tampak maupun yang tidak tempak, Ya Allah siapa yang Engkau
hidupkan dari kami maka hidupkanlah dia di atas Islam. Dan siapa
yang engkau wafatkan maka wafatkanlah dia di atas Iman. Ya Allah
janganlah Engkau halangi kami akan pahalanya dan janganlah
Engkau sesatkan kami sepeninggalnya.

Diatas itu adalah doa untuk jenazah dewasa. Akan tetapi jika jenazah
anak-anak maka berikut tambahan doanya. Dibaca pada takbir ketiga

‫َجًرا‬ ‫اللَّ ُه َّم ر‬


‫اج َع رلهُ لَنَا َسلَ ًفا َو فَ َرطًا َوأ ر‬
Ya Allah jadikanlah dia tabungan, pendahulu dan pahala untuk kami.

4. Takbir Keempat, membaca do’a:


.ُ‫َجَرهُ َولَ تُضلَّ نَا بَ رع َده‬ ‫اللَّ ُه َّم لَ َرتررمنَا أ ر‬
ُ‫الله َّم َل َرتررمنَا اَ رجَرهُ َولَ تَ رفتنَّا بَ رع َدهُ َوا رغف رر لَنَا َولَه‬
ُ
Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami
(Janganlah engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah
engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya dan ampunilah kami dan
dia.
HTP : 87-88

Ada cara lain shalat jenazah, yaitu :


1. Takbir pertama membaca surat al-fatihah.
2. Takbir kedua membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
3. Takbir ketiga membaca do’a untuk mayyit.
4. Takbir ke empat membaca do’a, lalu salam.

64
BAB III
TUNTUNAN KHUTBAH JUM’AT

Dalam Khutbah Jumat harus memenuhi


beberapa Syarat, Rukun dan kesunnahan-
kesunnahan yang telah disepakati oleh
kalangan ulama.

Rukun Khutbah Jumat


Berdasarkan hadits-hadits shohih yang dipedomani oleh Majelis
Tarjih dan terangkum dalam Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah terdapat beberapa rukun khutbah Jum'at yang tidak
boleh ditinggalkan, antara lain:
Satu. Membaca Tahmid. Contohnya,

‫ َونَعُوذُ بهلل م رن ُشُرور أَنر ُفسنَا َوم رن َسيِئَات‬،ُ‫إ َّن ال َح رم َد ِّلل نَ رح َم ُدهُ َونَ رستَعري نُهُ َونَ رستَ رغفُره‬

ُ‫ي لَه‬
َ ‫ضل رل فَ ََّل َهاد‬
‫ َوَم رن يُ ر‬،ُ‫ َم رن يَ رهده هللاُ فَ ََّل ُمض َّل لَه‬،‫أ رَع َمالنَا‬

Dua. Membaca Tasyahhud atau Syahadat. Contohnya,


َ ‫أَ رش َه ُد أَن لَّ إلَهَ إلَّ هللا َو رح َدهُ َل َشرير‬
َّ ‫ك لَهُ َوأَ رش َه ُد أ‬
.‫َن ُم َح َّمداً َعرب ُدهُ َوَر ُسولُه‬

Tiga. Membaca Sholawat pada Nabi Muhammad. Contohnya,


‫ص ِل َعلَى ُُمَ َّم ٍد َو َعلَى آل ُُمَ َّم ٍد‬
َ ‫اَللَّ ُه َّم‬

Empat. Memberikan wasiat taqwa. Contohnya,

65
‫اتَّ ُقوا هللاَ فَ َق رد فَ َاز الر ُمتَّ ُ‬
‫قو َن‬
‫اّللَ َح َّق تُ َقاته َوَل ََتُوتُ َّن إَّل َوأَنرتُ رم ُم رسل ُمو َن‬
‫ين َآمنُوا اتَّ ُقوا َّ‬ ‫َّ‬
‫ال هللاُ تَ َعاَل ‪َ :‬ي أَيُّ َها الذ َ‬ ‫قَ َ‬

‫‪Lima. Membaca sebagian atau beberapa ayat Al-Qur’an. Contohnya,‬‬


‫صر(‪ )1‬إ َّن اِلنر َسا َن لَفي‬ ‫الرحريم‪َ .‬والر َع ر‬
‫الر رَحَن َّ‬‫الرجريم‪ .‬ب رسم هللا َّ‬
‫الشريطَان َّ‬ ‫أَعُ روذُبهللا م َن َّ‬
‫لص رْب(‪.)3‬‬ ‫ص روا ب َّ‬
‫ص روا ب رلَ ِق َوتَ َوا َ‬ ‫ُخ رس ٍر(‪ )2‬إلَّ الَّذير َن آ َمنُوا َو َعملُوا َّ‬
‫الصل َحات َوتَ َوا َ‬
‫بََرَك هللاُ ِل َولَ ُك رم ف ارل ُق ررآن الر َعظريم َونَ َف َعِن َوإ َّي ُك رم بَا فريه م َن راألَيَت َوال ِذ ركر ارلَكريم‪ .‬إنَّهُ ُه َو‬
‫الرغَ ُف روٌر َرحريم‪.‬‬
‫‪Enam. Menutup dengan membaca doa untuk kaum muslimin.‬‬
‫‪Contohnya,‬‬
‫َحيَاء مرن ُه رم َوارأل رَم َوات إنَّ َ‬
‫ك ََسري ٌع‬ ‫ي َوالر ُم رسل َمات األ ر‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا رغف رر ل رل ُم رؤمن ر َ‬
‫ي َوالر ُم رؤمنَات َوالر ُم رسلم ر َ‬
‫َّع َوات‬
‫ب الد َ‬ ‫ب ُمري ُ‬ ‫قَرير ٌ‬
‫اعهُ‪َ ،‬وأَرَان الربَاط َل بَطَّلً َو رارُزقر نَا ا رجتنَابَهُ‪.‬‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَرَان ر‬
‫الَ َّق َحقًّا َو رارُزقر نَا اتِبَ َ‬
‫ي إ َم ًاما‬‫اج َع رلنَا ل رل ُمتَّق ر َ‬ ‫ب لَنَا م رن أ رَزواجنَا وذُِرَّيتنَا قَُّرةَ أ رَع ُ ٍ‬
‫ي َو ر‬ ‫َربَّنَا َه ر‬
‫َ َ‬
‫اب النَّار‬
‫َربَّنَا آتنَا ف الدُّنريَا َح َسنَةً َوف راآلخَرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬

‫‪Tata Cara Khutbah Jum'at‬‬


‫‪Adapun secara teknis tata cara pelaksanaan khutbah Jum'at yang‬‬
‫‪mudah dan sesuai syariat seperti berikut:‬‬

‫‪Pertama. Khotib berdiri ke mimbar dan mengucapkan salam,‬‬

‫لسَّلَ ُم َعلَري ُك رم َوَر رَحَةُ هللا َوبََرَكاتُهُ‬


‫ا َّ‬

‫‪66‬‬
Kedua. Khotib duduk, sambil menunggu dan mendengarkan adzan.
Ketiga. Mu’adzin mengumandangkan adzan.
Keempat. Khotib berdiri dan berkhutbah.
Sebaiknya langsung memenuhi rukun khutbah semuanya agar
terselamatkan dari lupa atau rukun yang tertinggal.
Hadirin jama’ah sholat Jum'at yang dirahmati Allah, ...
Lalu silahkan dilanjutkan dengan materi, ulasan atau pembahasan
sesuai dengan tema yang dipilih.
Kelima. Setelah itu, khutbah pertama ditutup dengan membaca
beberapa ayat Al-Qur’an. Misal,

‫) إ َّن اِلنر َسا َن لَفي‬1(‫صر‬ ‫ َوالر َع ر‬.‫الر رَحَن الَّرحريم‬


َّ ‫ ب رسم هللا‬.‫الرجريم‬
َّ ‫الشريطَان‬ َّ ‫أَعُ روذُبهللا م َن‬
.)3(‫لص رْب‬ َّ ‫ص روا ب‬
َ ‫ص روا ب رلَ ِق َوتَ َوا‬ َّ ‫) إلَّ الَّذير َن آ َمنُوا َو َعملُوا‬2(‫ُخ رس ٍر‬
َ ‫الصل َحات َوتَ َوا‬
‫ إنَّهُ ُه َو‬.‫بََرَك هللاُ ِل َولَ ُك رم ف ارل ُق ررآن الر َعظريم َونَ َف َعِن َوإ َّي ُك رم بَا فريه م َن راألَيَت َوال ِذ ركر ارلَكريم‬
.‫الرغَ ُف روٌر َرحريم‬

Keenam. Khotib duduk di kursi yang telah disediakan.


Ketujuh. Khotib berdiri lagi dan khutbah yang kedua dengan singkat
atau bisa juga kesimpulan dari khutbah pertama dan berdo’a
sebagaimana contoh doa di atas, kemudian ditutup dengan bacaan :

‫ إ َّن هللاَ َيرُم ُربر َلع ردل َوارِل رح َسان َوإيرتاَئ ذى الر ُق ررَب َويَرن َهى َعن الر َف رح َشاء َوالر ُمرن َكر‬: ‫عبَ َادهللا‬
.ُ‫فَاذر ُكُررون أَذر ُك ررُك رم َوا رش ُكُرروِل َعلَى ن َعم يَزرد ُك رم َولَذ رك ُرهللا أَ رك َْب‬.‫َوالربَ رغي يَعظُ ُك رم لَ َعلَّ ُك رم تَ َذ َّكُررو َن‬

67
Kedelapan. Disaat membaca do’a, khotib diharapkan mengangkat
tangan kanan dan mengacungkan jari telunjuk. Hal ini sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Terakhir. Setelah selesai semua khutbah kedua, tidak usah ditutup


dengan salam, tapi khatib langsung menuju pengimaman dan menjadi
Imam untuk Sholat Jumat 2 rokaat. Pada Rokaat pertama setelah
Fatihah membaca Surat Al-A’la, dan di Rokaat kedua setelah fatihah
membaca surat Al-Ghosiyah.

Catatan penting seputar tata cara khutbah Jum'at


Beberapa hal penting berikut ini perlu diketahui oleh seorang
khatib, antara lain:
1. Khusus khutbah Jumat dilakukan 2 kali, dan dilakukan terlebih
dahulu dari pada Sholat Jumatnya.
2. Untuk khutbah Idul Fitri, Idul Adha, Khutbah Kusuf/Khusuf,
dan Khutbah istisqo’, Sholatnya didahulukan baru ditutup
dengan Khutbah.
3. Khutbah-khutbah tersebut (selain Khutbah Jumat) dilakukan
hanya satu kali, namun rukunnya disamakan dengan khutbah
Jumat.
4. Khusus khutbah nikah tidak perlu diawali ataupun diakhiri
dengan sholat.

68
5. Khutbah maksimal 20 menit, dan sebaiknya sholatnya lebih
panjang dari pada khutbahnya.
6. Hindari materi khutbah yang berbau SARA, politik praktis,
mengkritik pemerintah secara sepihak, atau masalah khilafiyah
Furu’iyyah.
7. Pahami situasi dan kondisi masjid serta karakter jamahnya.

Himpunan Putusan tarjih, Terbitan Suara Muhammadiyah


Yogyakarta, cetakan ke-xxxi, September 2015. Hal. 120-121
dan 142-148.

Tips Memilih dan Menyajikan Materi Khutbah Jumat


1. Pilih tema sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengamalan
pendengar tentang Islam.
2. Pilih tema sesuai kebutuhan pendengar.
3. Cari tema baru yang padat-berisi dan mencerahkan.

Tips Menyajikan Tema


1. Pilih salah satu tema yang anda inginkan. Anda bisa mengambil
tema dari satu bab dalam sebuah buku, atau dari inspirasi
sendiri.
2. Pilih ayat-ayat al-Qur’an berkenaan dengan tema tersebut yang
paling mencakup dan mengena.
3. Pilih hadits-hadits yang paling mencakup yang menjelaskan
masalah yang diangkat. Anda bisa menggunakan program

69
kumpulan hadits atau buku-buku hadits shahih yang hari ini
sudah banyak diterjemahkan.
4. Cari keterangan ulama yang gamblang dalam menjelaskan tafsir
atau syarh (penjelasan) dari tema, untuk dinukil dalam teks
khutbah. Keterangan ulama ini bisa didapat dari tafsir ayat
terkait atau penjelasan syarh hadits yang dinukil. ini akan
memperkuat nilai ilmiyah sebuah ceramah.
5. Cari kisah-kisah dari para ulama salaf atau bisa juga kisah nyata
hari ini sesuai tema anda. Usahakan –jika memang ada- dalam
khutbah kita ada satu atau dua nukilan kisah sebagai gambaran
implementasi dari tema. Orang Arab mengatakan, “bil mitsal
tattadhihul maqal” dengan contoh, penjelasan akan menjadi
gamblang.
6. Akan lebih unik jika mampu membuat semacam analogi atau
perumpamaan pada keterangan yang anda sampaikan. Bagi
yang memiliki pengetahuan dalam bahasa Jawa atau Arab
misalnya, disana ada banyak permisalan yang bisa digunakan.
7. Ada baiknya menghafal ayat atau hadits yang akan dijadikan
rujukan utama. Ini akan membantu menggenjot performa dan
kepercayaan diri anda, juga menambah kemantapan para
pendengar. Meskipun membawa materi khutbah lengkap,
sebaiknya jangan terlalu terkungkung dengan teks. Menghafal
ayat, hadits, atau cerita akan lebih mengesankan.

70
8. Soal referensi tidak harus disebutkan terlalu detail. Jika hadits
cukup disebutkan riwayat siapa, tidak perlu sampai
menyebutkan nomor dan halaman. Jika nukilan dari buku,
cukup sebutkan dari buku apa atau penulisnya. Yang penting
kita yakin bahwa yang kita sampaikan memiliki rujukan valid
meski tidak kita sampaikan. Sebab, ini khutbah bukan makalah,
waktunya singkat dan yang dibutuhkan audiens adalah materi
yang langsung bisa dicerna.
9. Hindari memilih tema yang dimaksudkan untuk menyindir
seseorang. Tema semacam ini rawan rancu dan tidak bisa
dipahami oleh hadirin karena mereka tidak memahami konteks.
Hindari pula mencela kelompok/organisasi Islam lain secara
spesifik, kecuali yang memang terbukti sesat, juga memuji atau
mencela secara berlebihan dan emosional.

71
PENILAIAN TIK

Penilaian kemampuan TIK dilakukan dengan 3 (tiga) tahap oleh dosen


penguji /pembimbing, yaitu:
1. Penilaian Pretest praktikum TIK
Sebelum memulai Praktikum TIK, Dosen penguji pretest akan
melakukan penilaian awal atas mahasiswa yang akan melaksanakan
praktikum TIK. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
mahasiswa mengenai praktikum TIK yang disampaikan. Dengan
mengetahui kemampuan awal mahasiswa ini, dosen pembimbing akan
dapat menentukan cara penyampaian materi dan bimbingan yang akan
dilakukannya.
2. Penilaian bimbingan praktikum TIK
Dosen pembimbing akan membimbing materi:
a. Tilawah : membimbing membaca Al-Quran.
b. Hafalan Al-Quran : membimbing kemampuan hafalan surat-
surat pendek Al-Quran.
c. Thoharoh : wudhu, mandi junub dan tayamum.
d. Sholat : membimbing gerakan dan bacaan sholat fardhu dan
sholat jenazah.
e. Khutbah : membimbing cara berkhutbah atau berceramah
yang baik.
Apabila dirasa sudah baik, maka Dosen pembimbing
membubuhkan paraf/tanda tangan pada kolom komponen penilaian.

72
Untuk optimalisasi bimbingan, sebaiknya mahasiswa mengasah
kemampuan TIK saat di rumah atau diwaktu senggang guna
memperlancar proses bimbingan TIK.
3. Penilaian ujian akhir praktikum TIK (postest)
Setelah bimbingan TIK selesai, maka Dosen penguji melakukan
penilaian, dengan penilaian yaitu:
Nilai Huruf Keterangan Kelulusan
80 - 100 A Sangat Baik Lulus
69 - 79 B Baik Lulus
55 - 68 C Cukup Lulus
40 - 54 D Kurang Tidak Lulus
0 - 39 E Sangat Kurang Tidak Lulus

Apabila tidak lulus, maka mahasiswa wajib:


a. Mengikuti pendalaman praktikum TIK pada waktu yang
telah disediakan, atau jika tetap tidak lulus pada ujian
pendalaman praktikum AIK maka,
b. Mengulang pada praktikum TIK selanjutnya dengan
kembali melakukan kewajiban pembayaran dan pretest.

73
B. Komponen Penilaian
ASPEK YANG DINILAI Paraf Dosen
NO
WUDHU Pembimbing
Pengertian Wudhu ?
Wudhu adalah menghilangkan hadas kecil
1
dengan menggunakan air bersih pada anggota
wudhu dengan cara yang ditentukan.
Hal-hal yang membatalkan wudhu?
1. Keluar sesuatu dri salah satu atau dua jalan
2 (depan dan belakang)
2. Melakukan hubungan seksual
3. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan
4. Tidur nyenyak (hilang kesadaran)
Tata Cara Berwudhu :
3 ▪ Mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim.
▪ Niat dalam hati.
▪ Membasuh telapak tangan tiga kali.
Berkumur sambil menghisap air ke dalam hidung
4
tiga kali.

5 Mencuci muka tiga kali.

6 Mencuci kedua tangan hingga siku tiga kali.

7 Mengusap seluruh kepala dan telinga satu kali.

8 Mencuci kedua kaki sebanyak tiga kali.

9 Membaca do'a sesudah wudhu.

MANDI JUNUB
Pengertian mandi junub?
1
Mandi junub adalah mandi untuk menghilangkan
74
hadas besar dengan menggunakan air bersih pada
seluruh tubuh dengan cara yang telah ditentukan.
Hal-hal yang mewajibkan untuk mandi junub ?
▪ Melakukan hubungan seksual
2 ▪ Keluar air mani
▪ Selesai haid
▪ Selesai nifas
▪ Meninggal dunia
Tata Cara Mandi Junub:
▪ Membaca "Bismillahirrahmanirrahim"
3 ▪ Mengikhlaskan niat karena Allah
▪ Membasuh kedua telapak tangan
▪ Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri,
dan tangan kanan menuangkan air
4 Berwudhu seperti wudhu untuk sholat.

Membasahi pokok-pokok rambut dan menyiram


kepala dengan air hingga merata3x, kemudian
5 menuangkan air ke bagian tubuh sebelah kanan
dan kiri, masing-masing 3x, meratakan pada
semua badan serta menggosok-gosoknya.
Mencuci kedua kaki dengan mendahulukan kaki
6
kanan, 3x.
TAYAMMUM
Pengertian tayamum?
Tayamum adalah menghilangkan hadas kecil
1
atau hadas besar dengan menggunakan debu
yang baik karena ketiadaan air.
Hal-hal yang membolehkan tayamum?
2 ▪ Dalam keadaan tidak ada air
▪ Dalam keadaan sakit atau luka yang apabila
terkena air akan semakin parah
75
▪ Dalam keadaan bepergian jika tidak ada air
Hal-hal yang membatalkan tayamum?
3 ▪ Semua yang membatalkan wudhu.
▪ Apabila menemukan air.
Apakah tayamum terus dapat digunakan untuk
bebera pakali sholat wajib?
4 Tayamum hanya dapat digunakan untuk 1x
sholat wajib, kecuali sholat jama' taqdim maupun
takhir.
Tata cara tayamum
▪ Membaca Bismillahirrahmanirrahim.
▪ Niat dalam hati, ikhlas karena Allah.
▪ Meletakkan kedua telapak tangan ke
tanah/tempat yang mengandung debu atau
5 tanah.
▪ Meniup kedua telapak tangan.
▪ Mengusap wajah dengan kedua telapak
tangan.
▪ Mengusap punggung tangan kanan dengan
telapak tangan kiri, kemudian sebaliknya.
SHALAT
Persiapan Sholat Fardlu :
Mengetahui syarat sahnya sholat :
1 ▪ Sudah masuk waktu
▪ Suci dari najis, hadas kecil dan hadas besar
▪ Menutup aurat
▪ Menghadap kiblat (ka'bah)
Pelaksanaan Sholat :
▪ Berdiri tegak menghadap kiblat.
2 ▪ Niat dalam hati, ikhlas karena Allah.
▪ Arahkan pandangan ke tempat sujud.
▪ Renggangkan kaki kiri dan kanan.
3 Gerakan dan bacaan Takbirotul ihram.

76
4 Membaca doa iftitah.

▪ Membaca Ta’awudz dan Basmalah secara sir.


5 ▪ Membaca surat Al fatihah.
▪ Membaca salah satu surat atau ayat al-Qur’an
dengan tartil.
6 Gerakan dan bacaan Rukuk.

7 Gerakan dan bacaan I’tidal.

8 Gerakan dan bacaan sujud.

Gerakan dan bacaan sujud duduk iftirosy (duduk


9
di antara dua sujud).
Gerakan dan bacaan tasyahud awal (tahiyat
10
awal).
Membaca shalawat untuk Nabi shallallahu alaihi
11
wasallam.
Gerakan dan bacaan duduk tawarruk untuk
12
tasyahud akhir.
13 Membaca do’a perlindungan dari fitnah Dajjal.

14 Salam.

DZIKIR SETELAH SHALAT

1 Membaca Istifgfar 3x

2 Membaca Allahumma antas salam….

3 Membaca Laa ilaaha illallah ….laa haula walaa

77
quwwata….

4 Membaca allahumma laa maani’a….


Membaca tasbih, tahmid dan takbir 33 kali.
5
)total 99 kali)
Disempurnakan 100 kali dengan membaca
6
Laailaaha illalah….
7 Membaca ayat Kursi

8 Membaca surat Al-Ikhlas (3x)

9 Membaca surat Al-Falaqٌ(3x)

10 Membaca surat An-Nas (3x)

11 Membaca pujian kepada Allah

12 Doa memohon keselamatan agama dan dunia

13 Doa untuk kedua orang tua

14 Doa mohon istiqomah di atas petunjuk

15 Doa mengakui dosa

16 Doa kebaikan dunia akherat

SHALAT JENAZAH

1 Bacaan Takbir Pertama (Al-Fatihah)

2 Bacaan Takbir Kedua (Shalawat)

78
3 Bacaan Takbir Ketiga (Do’a untuk jenazah)

4 Bacaan Takbir keempat (Doa)

TILAWAH

1 Membaca al-Qur’an sesuai Tajwid.

2 Membaca dan menghafal Surat Al-Fatihah.

3 Membaca dan menghafal Surat An-Nas.

4 Membaca dan menghafal Surat Al-Falaq.

5 Membaca dan menghafal Surat Al-Ikhlas.

6 Membaca dan menghafal Surat Al-Masad.

7 Membaca dan menghafal Surat An-Nasr.

8 Membaca dan menghafal Surat Al-Kafiruun.

9 Membaca dan menghafal Surat Al-Kautshar.

10 Membaca dan menghafal Surat Al-Maun.

11 Membaca dan menghafal Surat Quraish.

12 Membaca dan menghafal Surat Al-Fil.

13 Membaca dan menghafal Surat Al-Humazah.

79
14 Membaca dan menghafal Surat Al-Asr.

15 Membaca dan menghafal Surat At-Takatshur.

16 Membaca dan menghafal Surat Al-Qoriah.

17 Membaca dan menghafal Surat Al-Adiyat.

18 Membaca dan menghafal Surat Al-Qodr.

19 Membaca dan menghafal Surat Al-Ghashiyah.

20 Membaca dan menghafal Surat Al-Ala.

KHUTBAH

1 Membaca Tahmid

2 Membaca Tasyahud

3 Membaca Sholawat pada Nabi Muhammad

4 Memberikan wasiat taqwa

Membaca sebagian atau beberapa ayat Al-


5
Qur’an

6 Isi Materi

7 Membaca do’a untuk kaum muslimin

80
BIMBINGAN TIK

FORMULIR BIMBINGAN PRAKTIKUM


TILAWAH IBADAH DAN KHUTBAH

Nama : _____________________________
NIM : _____________________________
Dosen Pembimbing : _____________________________
Program Studi : _____________________________
No Tanggal Catatan Bimbingan

81
No Tanggal Catatan Bimbingan

Selesai pada tanggal ___________________


Dosen Pembimbing,

_______________________

82

Anda mungkin juga menyukai