NAMA : _____________________________________
NIM : _____________________________________
PRODI : _____________________________________
ALAMAT : _____________________________________
1
SMM ISO 9001
STMIK MPB
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
KETUA STMIK MUHAMMADIYAH PAGUYANGAN BREBES
2
Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi.
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indo- nesia Nomor 69 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pembentukan Komite Penilaian
dan/atau Reviewer dan Tata Cara Pelaksanaan
Penilaian Penelitian Dengan Menggunakan Standar
Biaya Keluaran.
7. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi tahun 2018, Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat
Penjaminan Mutu.
8. Pedoman Pendidikan AIK PTM, Majelis
Diktilitbang PP Muhammadiyah, 2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Keputusan Ketua tentang Buku Pedoman
Praktikum Tilawah Ibadah dan Khutbah (TIK)
Mahasiswa STMIK Muhammadiyah Paguyangan
Brebes sebagaimana tersebut dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
Kedua : Surat Keputusan ini menjadi pedoman bagi pimpinan,
dosen dan Mahasiswa STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes.
Ketiga : Segala biaya akibat Surat Keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran tahun 2021 STMIK
Muhammadiyah Paguyangan Brebes; Keputusan int
berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
3
apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan
perbaikan dan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Paguyangan
Pada tanggal : 12 Jumadil Akhir 1442 H
25 Januari 2021 M
Tembusan:
4
Daftar Isi
5
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam.
Alhamdulillah, dengan izin Allah subhanahu wata’ala buku
Pedoman Praktikum TIK (Tilawah Ibadah dan Khutbah) telah selesai
direvisi. Buku ini merupakan panduan praktikum Keislaman dan
Kemuhammadiyahan bagi mahasiswa STMIK Muhammadiyah
Paguyangan Brebes sebagai salah satu syarat mendapatkan SKPI
(Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Buku Pedoman ini berisi tiga komponen yaitu Tilawah, Ibadah
dan Khutbah. Pedoman Tilawah merupakan panduan khusus bagi
mahasiswa agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai tajwid (tahsin). Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki
hafalan Al-Qur’an (tahfidz) minimal 18 surat pendek dari juz ‘amma.
Sehingga untuk panduan Tilawah disajikan ilmu tajwid secara ringkas
dan surat-surat pendek yang diambil dari juz 30.
Adapun pedoman praktikum ibadah berisi dua komponen yaitu
thaharah dan sholat. Thaharah dibagi menjadi tiga komponen yaitu
bab wudhu, mandi besar dan tayamum. Sedangkan shalat dibagi tiga
komponen yaitu tatacara mengerjakan sholat fardhu, dzikir dan doa
setelah shalat serta shalat jenazah. Panduan ibadah ini merujuk pada
buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, dengan harapan
6
mahasiswa dapat mengerjakan ibadah sesuai dengan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Pedoman yang ketiga adalah panduan khutbah Jum’at. Kegiatan
khutbah Jum’at khusus bagi mahasiswa, adapun untuk mahasiswi
berbentuk ceramah atau tausiyah. Pedoman ini bertujuan agar
mahasiswa/i memiliki bekal untuk dapat berdakwah amar ma’ruf nahi
mungkar di masyarakat.
Buku pedoman ini merupakan edisi ketiga (revisi). Kami
mohon saran dan kritik yang membangun, agar dapat disempurnakan
lagi pada edisi mendatang. Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
buku pedoman ini. Semoga bermanfaat.
Syaifudin, M.Pd
7
KETENTUAN TIK
TILAWAH IBADAH DAN KHUTBAH
A. Definisi
Praktikum Tilawah Ibadah dan Khutbah (TIK) merupakan
bagian dari proses belajar dan mengajar dalam bidang Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan berupa praktek untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Sarjana.
B. Peserta
Mahasiswa yang mengikuti Praktikum TIK yaitu:
1. Mahasiswa semester 5 (lima) yang telah mendaftar Praktikum
TIK, dari berbagai Program Studi.
2. Terdiri dari 9-12 orang dalam 1 kelompok kecil, untuk materi
ibadah dalam 1 kelas.
3. Mahasiswa yang baik dalam pretest TIK, dapat menjadi Asisten
Dosen, yang bertugas turut membimbing mahasiswa lainnya.
C. Proses Pelaksanaan:
1. Sosialisasi pelaksanaan TIK dan Pretest.
a. Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK)
STMIK MPB melakukan sosialisasi pelaksanaan TIK
kepada mahasiswa.
b. Ketua LSIK membagi kelompok dan dosen pembimbing
(dospem).
c. Team Dosen AIK melakukan pretest untuk melakukan
penilaian awal kemampuan mahasiswa.
8
2. Bimbingan praktikum TIK
a. Dosen pembimbing membimbing materi TIK kepada
mahasiswa sesuai kelompok dan jadwal yang telah
ditentukan, serta dibantu oleh mahasiswa sebagai asisten
Dospem;
b. Team Dosen AIK menguji dan merekap kemampuan TIK
sesuai hasil bimbingan dan memberikan nilai kemudian
diserahkan ke ketua LSIK SMIK MPB.
c. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi syarat kelulusan TIK
setelah mengikuti bimbingan, maka mahasiswa wajib
mengikuti pendalaman materi TIK.
3. Pendalaman
Apabila mahasiswa masih belum mampu atas praktikum TIK,
baik sebagian maupun seluruhnya setelah habisnya masa bimbingan
praktikum TIK, maka Mahasiswa wajib mengikuti pendalaman
praktikum TIK selama maksimal satu bulan oleh Dosen
pembimbingnya.
4. Sertifikasi AIK
LSIK merekap kelulusan peserta, dengan ketentuan:
a. Bagi peserta yang lulus diberikan sertifikat/syahadah oleh
LSIK STMIK MB.
b. Kelulusan sekurang-kurangnya nilai C (maqbul).
D. Hasil Akhir
Diharapkan mahasiswa mampu untuk:
9
1. Memahami tatacara ibadah dasar dengan baik.
2. Mampu beribadah dengan baik dan benar.
3. Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
4. Mampu menjadi imam di keluarga dan lingkungannya.
5. Mampu berdakwah di keluarga dan lingkungannya.
6. Membentengi dirinya dari perbuatan keji dan munkar.
7. Mampu menjaga keluarganya dari api neraka.
E. Sumber
1. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Nomor
321/KEP/I.O/B/2017 tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah
Nasional Tarjih XXIX Tentang Tuntunan Shalat, tanggal 08
Rabiul Akhir1439H/26 Desember 2017M.
2. Himpunan Putusan Tarjih, Agung Danarto, Suara
Muhammadiyah, 2013.
3. Surat Keputusan Ketua STMIK MPB No :
008/IX.3.AUM/KEP/O/I/2021 tentang Buku Pedoman
Praktikum Tilawah, Ibadah dan Khutbah Mahasiswa Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Muhammadiyah
Paguyangan Brebes
4. Ringkasan Ilmu Tajwid, M. Taufik N.T
10
BAB I
PANDUAN TILAWAH
A. TILAWAH AL-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang merupakan sebuah
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, ditulis dalam
mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya adalah
termasuk ibadah.
Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an adalah;
1. Mendapatkan pahala berlimpah.
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf
11
itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku
tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda : “Orang yang ahli dalam al-Qur’an akan
bersama malaikat pencatat yang suci dan mulia, dan orang yang
membaca al-Qur’an sedang ia bersusah payah (terbatah-batah) maka
baginya pahala dua kali.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Mendapatkan syafa’at di hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda: “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya”
(HR. Muslim).
3. Mendapat ketenangan, rahmat dan pujian dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah
satu rumah Allah swt, sedang mereka membaca kitab-Nya dan
mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi
rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan
para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).
4. Permisalan Orang yang membaca Al-Qur’an dan
mengamalkannya
Rasulullah saw bersabda, “Permisalan orang mukmin yang membaca
al-Qur’an dan mengamalkannya adalah bagikan buah utrujah, rasa
dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Qur’an dan
mangamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun
tidak beraroma. Orang munafik yang membaca al-Qur’an adalah
12
bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit.
Dan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan
hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak” (HR. Bukhari)
Dalam membaca Al-Qur’an harus baik dan benar (tartil).
Karena Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dengan firmanNya : “Dan bacalah Al-
Qur’an secara tartil”. (QS. Al-Muzammil: 4). Tartil adalah membaca
Al-Qur’an dengan tertib, terang dan jelas sesuai dengan hukum tajwid.
Agar dapat membaca al-Qur’an dengan tartil, maka harus
mempelajari kaidah-kaidah dalam membaca al-Qur’an atau yang
dikenal dengan ilmu tajwid.
Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya,
dengan memberikan hak-hak dan apa yang patut bagi huruf tersebut.
Tujuan belajar ilmu tajwid adalah memenuhi perintah Allah SWT agar
membaca alQur’an dengan tartil. Berikut panduan praktis ilmu tajwid
yang harus dipelajari;
1. Tempat Keluarnya Huruf
Dalam membaca AlQur’an, benar tidaknya pengucapan suatu
huruf bisa berpengaruh terhadap makna yang dibaca. Misalnya ٌقَ ْلب
(qalb) yang maknanya adalah “hati”, akan berubah maknanya jika
dibaca kalb (ٌ ) َك ْلبyang maknanya adalah “anjing”. Begitu juga ٌع ِليْم
َ
(maha mengetahui) akan berbeda maknanya dengan ٌ( أ َ ِليْمyang
menyakitkan).
13
Makhraj (tempat keluarnya) huruf secara umum ada 5 tempat, yaitu:
rongga mulut, tenggorokan, lidah, dua bibir dan rongga hidung.
1. Rongga mulut
Huruf yang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf yang
menjadi huruf mad, yakni ا و ي
2. Tenggorokan
a. Huruf yang keluar dari tenggorokan bagian atas: غ خ
b. Huruf yang keluar dari tenggorokan tengah: ع ح
c. Huruf yang keluar dari tenggorokan bawah: ء ه
3. Lidah
a. ﻕ: pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus diatasnya
b. ﻙ: pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus
diatasnya dan agak keluar sedikit dari makhraj ﻕ
c. ﺝ، ﺵ، ﻱ: lidah bagian tengah dengan langit-langit yang
lurus diatasnya.
d. ﺽ: salah satu tepi lidah dengan geraham atasnya
e. ل: lidah bagian depan setelah makhraj “ ”ﺽdengan gusi
yang atas.
f. ﻥ: ujung lidah dengan gusi atas agak keluar sedikit dari
makhraj “”ﻝ
g. ﺭ: ujung lidah agak kedalam sedikit dari makhraj “”ﻥ
sedangkan “ ”ﻥdan “ ”ﺭlebih keluar dari makhraj “”ﻝ
h. ﻁ ﺩ ﺕ: ujung lidah dengan pangkal dua gigi yang diatas
i. ﺹ ﺱ ﺯ: ujung lidah dengan rongga antara gigi atas
dan bawah, dekat dengan gigi bawah
j. ﻅ ﺫ ﺙ: ujung lidah dengan ujung dua gigi yang diatas
4. Dua bibir
a. ﻑ: menyentuhkan ujung gigi seri atas dengan bibir bawah
bagian dalam
14
b. ﻡ، ﺏ: merapatkan kedua bibir atas dan bawah bersama-
sama.
c. ﻭ: dengan memonyongkan kedua bibir
5. Rongga hidung
Makhraj ini diperuntukkan untuk huruf-huruf ٌ ٌﻥ، ﻡyang
didengungkan.
c. Ikhfa’
Ikhfa’ artinya samar, yakni pengucapan nun mati atau tanwin
ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izh-
har dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-huruf ikhfa’
berjumlah 15, yaituٌ:
ظ. ض. ت. ف. ز. ط. د. س. ق. ش. ج. ك. ث. ذ.ص
16
قَ رولً َسدير ًدا.اجا ٍ
Contoh : ً َماءًا ثَ َّج.م رن صيَام
d. Iqlab
Iqlab artinya berubah, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang
bertemu dengan huruf ba’ yang berubah menjadi mim dan disertai
dengan ghunnah/dengung.
Contoh: ( أَ رن بُ رورَكam-bûrika)- ٌ( ََسري ٌع بَص رْيsamîumbashîr).
17
c) Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan
selain huruf mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim
harus dibaca jelas tanpa ghunnah. Contoh :
َ أََلر تَ َر َكري
ُه رم فري َها َخال ُد رو َن.ف
a) Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca jelas ketika
menghadapi huruf-huruf berikut:
ه. م. ي. ق. ع. ف. خ. و. ك. ج. ح. غ. ب.ء
Contoh :ٌض
ُ ( املَحريal mahîdh),ٌض
ُ )ٌاأل رَرal ardh), ٌال
ُ َ( اجلبal jibaal).
ل. ش. ز. ظ. س. د. ن. ذ. ض. ت. ر. ص. ث.ط
Contoh: س
ُ َّم
( الش رasy syams) - ُّج روُم
ُ ( النan nujûm) -ٌٌف
ُ الص ُح
ُّ ٌٌ(ash-
shuhufu)
18
6. Hukum Mad
Mad adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad
(termasuk huruf lîn). Disebut huruf mad karena suara
dipanjangkan dengannya, disebut huruf lîn ( )اللينkarena
mudahnya membunyikan huruf tersebut.
Huruf mad ada tiga yaitu :
a) ( اalif sukun) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah.
b) ( ٌْوwaw sukun) dengan syarat huruf sebelumnya berharokat
dhommah.
c) ٌي
ْ (ya’ sukun) dengan syarat huruf sebelumnya berharokat
kasrah.
Jika huruf ٌ ْوatau ٌي
ْ tidak terpenuhi syaratnya, yakni jika huruf
sebelum keduanya berharokat fathah, maka dia disebut huruf lîn.
Semisal ف
ٌ َخ رو،ت
ُ ٌالبَ ري
Mad secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Mad Ashli (pokok)
dan Mad Far’i (cabang).
1. Mad Ashli/Thabi’i
Mad ashli panjangnya 2 harakat, terdapat dalam tiga keadaan
yaitu:
a. Pada Waqaf dan Washal. Huruf mad tetap eksis di saat
washal (bersambung) atau waqaf (berhenti), baik huruf mad
itu terletak di tengah seperti pada kata َمالك، يُ روصري ُك رمatau di
ha – yâ – ‘ain, shâd).
b. Pada Waqof. Huruf mad tetap eksis ketika waqaf dan hilang
ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti
tanwin (fathatain). Jenis ini disebut juga dengan mad ‘iwadh.
dan ya kecil setelah () ه. Jenis ini disebut juga mad Shilah.
20
waqaf, dan boleh 6 harakat saat waqof. Dalam al Qur’an
biasanya diberi tanda (~) diatas huruf terkait.
Contoh:ٌ صُر هللا
ل رل ُف َقَرآء – إ َذا َجآءَ نَ ر
2. Mad Ja’iz Munfashil, yaitu apabila terdapat huruf mad
bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah.
Aturan membacanya boleh sepanjang 2 harakat, 4 harakat
atau 5 harakat menurut Imam Hafsh.
Contoh : ف أَ رح َسن تَ رقورٍي.َوَمآ أُمُرواإلَّ ليَ رعبُ ُدوا
21
ي ٍ
َ ب الر َعالَم ر
ِ ي – َر
َ َو َآمنَ ُه رم م رن َخ روف – إ رن ُكرن تُ رم ُم رؤمن ر
2. Mad Lazim, yaitu bila setelah huruf mad atau lîn terdapat
huruf yang berharokat sukun (termasuk tasydid, karena
tasydid adalah dobel sukun ). Terbagi menjadi empat, yakni:
a. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu bila setelah huruf mad
terdapat huruf yang berharokat sukun dalam satu kata.
Panjangnya 6 harakat. Hanya ada dua tempat dalam al
Qur’an, yakni dalam surat Yunus : 51 dan 91. Contoh :
ُّ َ أ َُت.ُ الَاقَّة.ي
اج رو ِن َ َولَ الضَّالِ ر
c. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu bila setelah huruf
mad terdapat sukun asli dari huruf-huruf hijaiyyah,
terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat
disebagian awal surat. Cara membaca huruf tersebut
sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat.
Contoh :
Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu: ًٌ َوََيرلُ رد فريه ُم َهاان
24
(afwâjâ) ً‘( ٌأَفر َواجاalîman hakîmâ) .ًَعلريماً َحكريما
7. Qalqalah
Qalqalah ( )قلقلةadalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan
bunyi memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ٌ)ق, tha ()ط,
ba' ()ب, jim (ٌ)ج, dan dal ()د.
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis: Sughro dan kubra.
1. Qalqalah Shughro (kecil), yaitu apabila salah satu daripada
huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli
karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Contoh :
25
2. Qalqalah Kubro (besar), yaitu apabila salah satu daripada huruf
qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti, pantulannya
lebih jelas dari pada qalqalah shughro. Dalam keadaan ini,
qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak
diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
27
▪ Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah atau
dhammah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat
fat-hah atau dhammah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif atau waw.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati,
dan didahului huruf berharakat fat-hah atau dhammah.
▪ Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal.
▪ Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan
sesudahnya huruf isti’la tidak berharakat kasrah serta
berada dalam satu kalimat.
Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai
berikut:
▪ Ra’ berharakat kasrah.
▪ Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan
sesudahnya bukan huruf isti’-la, atau bertemu huruf
isti’la namun dalam kata yang terpisah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau
ya’ sukun.
▪ Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la
dan sebelumnya di dahului oleh kasrah.
Ra’ boleh dibaca tafkhim atau tarqiq bila:
▪ Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya
huruf isti’la berharakat kasrah.
28
▪ Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun
yang diawali dengan huruf berharakat kasrah.
▪ Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’
terbuang.
9. Idgham
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3
yaitu:
a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang sama makhraj dan sifatnya. Contoh
.ت
ُ يُ ردررك ُك ُم الر َم رو. َوقَ رد َد َخلُوا. الَ َجَر
اك ر
َصَ ب ب َع
ضر ر
ار
b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan.
Yaitu pada makhraj huruf: )ب.)ٌ(ﻡ.ت.د.)ٌ(ط.ث.ذ.(ظ
Contoh: ي
َ َّ َ قَ رد تَبdibaca langsung masuk ke huruf ta’.
ب َّم َعنَا
رارَك رdibaca langsung masuk ke huruf mim.
c. Idgham Mutaqaribain, yaitu apabila berhadapannya dua
huruf yang hampir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada
huruf ك- قdan ر- ل.
ب
ِ َوقُ رل َّرdibaca tanpa menampakkan lam
10. Tanda-Tanda Waqaf (Berhenti)
▪ م : menunjukkan penekanan untuk berhenti.
29
▪ ل : menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak
utama.
▪ ج : menunjukkan waqaf atau washal sama saja.
30
b. Saktah ( ) سyaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada
didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: َك ََّّل بَ رل َرا َن
ين َك َفُروار َّ
َ َلر يَ ُكن الذ
31
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im, yaitu berupa bulatan lonjong
tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak
dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika
waqaf.
لَكنَّا. ٌأَ َانر خ رْي
Daftar Pustaka
Al Jamzûry, Sulaiman bin Muhammad. Tuhfat al Athfâl wa al
Ghilmân Fiy Tajwid al Qur’an. Maktabah Syamilah
Al Qory, Abdul Azîz bin ‘Abdul Fattâh. Qowâ’idu At Tajwîd ‘Ala
Riwâyati Hafsh Bin ‘Âshim. Mu’assasah Ar Risâlah. Maktabah
Syâmilah
Holy Quran v. 8 (software), buatan Harf
Nashr, ‘Athiyyah Qâbil. Ghayatu al Murîd Fiy ‘Ilmi at Tajwîd.
Kairo. Maktabah Syâmilah
32
!Bacalah surat berikut ini dengan tartil sesuai tajwid yang benar
سورة النبأ
َع َّم يَتَ َساءَلُو َن (َ )1عن النَّبَإ الر َعظيم ( )2الَّذي ُه رم فيه ُمُرتَل ُفو َن (َ )3ك ََّّل
ال
اجلبَ ُ
ت أَبر َو ًاب (َ )19و ُس َِْيت ر
الس َماءُ فَ َكانَ ر الصور فَتَأرتُو َن أَفر َو ً
اجا (َ )18وفُت َحت َّ ُّ
ي
آب (َ )22لبث َ ص ًادا ( )21للطَّاغ َ
ي َم ً ت َسَر ًاب ( )20إ َّن َج َهن ََّم َكانَ ر
ت م رر َ فَ َكانَ ر
َح َق ًاب (َ )23ل يَ ُذوقُو َن ف َيها بَررًدا َوَل َشَر ًاب ( )24إَّل ََح ً
يما َو َغ َّساقًا ()25 ف َيها أ ر
َجَزاءً وفَاقًا ( )26إ َُّنُرم َكانُوا َل يَ رر ُجو َن ح َس ًاب (َ )27وَك َّذبُوا ِب َيتنَا ك َّذ ًاب ()28
صري نَاهُ كتَ ًاب ( )29فَ ُذوقُوا فَلَ رن نَزي َد ُك رم إَّل َع َذ ًاب ()30 َح
أ وُكل شي ٍ
ء
َ َّ َ ر ر َ
33
B. TAHFIDZ AL-QUR’AN
Tahfidz (menghafal) al-Qur’an termasuk ibadah sebagai tujuan
hidup dalam Islam jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk
mengharapkan pujian di dunia sebagaimana fungsi al-Qur’an dalam
kehidupan dan keajaiban alquran di dunia. Bahkan salah satu ciri
orang yang berilmu menurut standar al-Qur’an adalah mereka yang
memiliki hafalan al-Qur’an sebagai cara dan bentuk manfaat membaca
al-Qur’an setiap hari, Allah berfirman,
ين أُوتُوا الرع رل َم َوَما َرَي َح ُد ِبَ َيتنَا إَّل الظَّال ُمو َن َّ ُ ات ف
َ ص ُدور الذ ٌ َت بَيِن
ٌ بَ رل ُه َو آَ َي
Bahkan, al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49)
Diantara Keutamaan Menghafal al-Qur’an adalah :
1. Hati Tidak Akan Pernah Merasa Kosong
Rasulullah saw bersabda: ”Orang yang tidak mempunyai
hafalan al-Qur’an sedikitpun adalah seperti rumah kumuh
yang mau runtuh”. (HR. Tirmizi).
2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah saw
Rasulullah saw mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa
orang. Kemudian beliau mengecek kemampuan membaca dan
hafalan al-Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka
ditanyakan sejauh mana hafalan al-Qur’an-nya. Kemudian
34
seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah saw
:”Berapa banyak Al-Quran yang telah engkau hafal, hai Fulan?”
ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta
surah Al-Baqarah. Beliau kembali bertanya: “Apakah engkau
hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Beliau
bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan
itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat
berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal
surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat
menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah saw
bersabda: “Pelajarilah Al-Quran dan bacalah, karena
perumpamaan orang mempelajari Al-Quran dan membacanya,
adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan
minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara
orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur - dan dalam
dirinya terdapat hafalan Al-Qur’an - adalah seperti tempat bekal
perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (HR.
Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah).
3. Mengenakan Mahkota Kehormatan
Rasulullah saw bersabda : al-Qur’an akan datang pada hari
kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.”
Lalu Allah berikan seorang hafiz al-Qur’an mahkota kemuliaan.
al-Qur’an meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu
dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta
35
lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu
dikatakan kepada hafiz quran, “Bacalah dan naiklah, akan
ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu
baca. (HR. Tirmidzi)
4. Kebahagiaan Bagi Kedua Orang Tua
Sabda Rasulullah saw. : “Pada hari kiamat nanti, Al-Qur’an
akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari
kuburnya. Al-Qur’an akan berwujud seseorang dan ia bertanya
kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?” Penghafal
tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al-Qur’an
berkata; “saya adalah kawanmu, al-Qur’an yang membuatmu
kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur
pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan
mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada
hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal al-
Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi
kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang
mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua
pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh
penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu
bertanya: “Kenapa kami diberi dengan pakaian begini?”
Kemudian dia menjawab, “Kerena anakmu hafal al-Qur’an.”
Kemudian kepada penghafal Al-Qur’an tadi diperintahkan,
“Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-
36
kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca,
baik bacaan itu cepat atau perlahan. (al-Hakim)
5. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla
Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai
keluarga diantara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah
mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli al-
Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-
Nya.” (HR. Ahmad)
6. Mendapatkan Kehormatan dari Sesama Manusia
Rasulullah saw bersabda : “Yang menjadi imam suatu kaum
adalah yang paling banyak hafalannya”. (HR. Muslim)
7. Mendapat syafaat dari al-Qur’an
Penghafal al-Qur’an akan datang pada hari kiamat dan al-
Qur’an berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian
orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). al-Qur’an
kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah
meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan
teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan
dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan
kebaikan.” (HR Tirmidzi)
8. Disayang oleh Rasulullah saw
Dari Jabir bin Abdullah ra. Bahwa Nabi saw menyatukan dua
orang dari orang-orang yang gugur dalam perang Uhud dalam
satu liang lahad. Kemudian Nabi saw bertanya, “Dari mereka
37
berdua siapakah paling banyak hafal al-Qur’an?” apabila ada
orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka
Beliau memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahat”.
(HR. Bukhari)
9. Orang lain boleh iri padanya.
Rasulullah saw. bersabda : “Tidak boleh seseorang
berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan
seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya al-Qur’an
kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang,
sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia
berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi,
sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan
berbuat”. (HR. Bukhari)
سورة الناس
بسم هللا الرَحن الرحيم
)4( اْلَنَّاس
) م رن َشِر الر َو رس َواس ر3( ) إلَه النَّاس2( ) َملك النَّاس1( ب النَّاسِ قُ رل أَعُوذُ بَر
)6( اجلنَّة َوالنَّاس ) م َن ر5( ص ُدور النَّاس
ُ سف َّ
ُ الذي يُ َو رسو
سورة الفلق
بسم هللا الرَحن الرحيم
) َوم رن َشِر3( ب ٍ
َ َ) َوم رن َشِر َغاسق إ َذا َوق2( ) م رن َشِر َما َخلَ َق1( ب الر َفلَق
ِ قُ رل أَعُوذُ بَر
38
النَّفَّا ََثت ف الرعُ َقد (َ )4وم رن َشِر َحاس ٍد إ َذا َح َس َد ()5
سورة اإلخالص
بسم هللا الرَحن الرحيم
َح ٌد ()4
الص َم ُد (َ )2لر يَل رد َوَلر يُولَ رد (َ )3وَلر يَ ُك رن لَهُ ُك ُف ًوا أ َ
َح ٌد ( )1ا َّّللُ َّ
اّللُ أ َ
قُ رل ُه َو َّ
سورة املسد
بسم هللا الرَحن الرحيم
ات ََلَ ٍ ت يَ َدا أَِب ََلَ ٍ
ب صلَى َان ًرا َذ َ
ب (َ )2سيَ ر ب (َ )1ما أَ رغ ََن َعرنهُ َمالُهُ َوَما َك َس َ ب َوتَ َّ تَبَّ ر
الَطَب ( )4ف جيد َها َحرب ٌل م رن َم َس ٍد ()5 (َ )3و رامَرأَتُهُ ََحَّالَةَ ر
سورة النصر
بسم هللا الرَحن الرحيم
اجا ( )2فَ َسبِ رح بَ رمد
اّلل أَفر َو ً
َّاس يَ رد ُخلُو َن ف دين َّ ت الن َ اّلل َوالر َفرت ُح (َ )1وَرأَير َ
ص ُر َّ
إ َذا َجاءَ نَ ر
استَ رغف ررهُ إنَّهُ َكا َن تَ َّو ًاب ()3
ك َو ر َربِ َ
سورة الكافرون
بسم هللا الرَحن الرحيم
قُ رل َي أَيُّ َها الر َكافُرو َن (َ )1ل أ رَعبُ ُد َما تَ رعبُ ُدو َن (َ )2وَل أَنرتُ رم َعاب ُدو َن َما أ رَعبُ ُد (َ )3وَل أ ََان
ِل دين ()6 َعاب ٌد َما َعبَ رد ُرُت (َ )4وَل أَنرتُ رم َعاب ُدو َن َما أ رَعبُ ُد ( )5لَ ُك رم دينُ ُك رم َو َ
سورة الكوثر
بسم هللا الرَحن الرحيم
ك َو راْنَرر ( )2إ َّن َشانئَ َ
ك ُه َو راألَبرََتُ ()3 ص ِل لَربِ َ إ َّان أ رَعطَري نَ َ
اك الر َك روثََر ( )1فَ َ
سورة املاعون
بسم هللا الرَحن الرحيم
ك الَّذي يَ ُدعُّ الريَت َيم (َ )2وَل َُيُ ُّ
ض َعلَى طَ َعام ت الَّذي يُ َك ِذ ُ
ب بل ِدين ( )1فَ َذل َ أ ََرأَير َ
39
ين ُه رم يَُراءُو َن َّ َّ
اهو َن ( )5الذ َ
ص ََّلِت رم َس ُ
ين ُه رم َع رن َ
ي ( )4الذ َ صلِ َ
الرم رسكي ( )3فَ َوير ٌل ل رل ُم َ
(َ )6وْيَرنَ عُو َن الر َماعُو َن ()7
سورة قريش
بسم هللا الرَحن الرحيم
ب َه َذا الربَ ريت ()3
الصريف ( )2فَ رليَ رعبُ ُدوا َر َّ
الشتَاء َو َّ ِل َيَّلف قَُرير ٍ
ش ( )1إ َيَّلفه رم ر رحلَةَ ِ
وع وآمنَ هم من خو ٍ
ف ()4 الَّذي أَطر َع َم ُه رم م رن ُج ٍ َ َ ُ ر ر َ ر
سورة الفيل
بسم هللا الرَحن الرحيم
ضل ٍيل (َ )2وأ رَر َس َل َعلَريه رم
َص َحاب الرفيل ( )1أََلر َرَي َع رل َكري َد ُه رم ف تَ ر
ك ِب ر أََلر تَ َر َكري َ
ف فَ َع َل َربُّ َ
ول ()5 ف مأر ُك ٍ
طَرْيا أَببيل ( )3تَرميهم بجارةٍ من سج ٍيل ( )4فَجعلَهم َكع ر ٍ
ص َ ََ ُر َ ر ر ََ ر ِ ً َ َ
سورة اهلمزة
بسم هللا الرَحن الرحيم
َخلَ َدهُ (َ )3ك ََّّل ب أ َّ
َن َمالَهُ أ ر َوير ٌل ل ُك ِل ُُهََزةٍ لُ َمَزةٍ ( )1الَّذي ََجَ َع َم ًال َو َعد َ
َّدهُ (َ )2رُي َس ُ
اّلل الر ُموقَ َدةُ ( )6الَِّت تَطَّل ُع َعلَى
الُطَ َمةُ (َ )5ان ُر َّ
الُطَ َمة (َ )4وَما أ رَد َر َاك َما ر لَيُ رن بَ َذ َّن ف ر
َّدةٍ ()9 ٍ
ص َدةٌ ( )8ف َع َمد ُمَُد َ راألَفرئ َدة ( )7إ َُّنَا َعلَريه رم ُم رؤ َ
سورة العصر
بسم هللا الرَحن الرحيم
َّ
اص روا
الصالَات َوتَ َو َ صر ( )1إ َّن راِلنر َسا َن لَفي ُخ رس ٍر ( )2إَّل الذ َ
ين َآمنُوا َو َعملُوا َّ َوالر َع ر
لص رْب ()3
اص روا ب َّ
ب رلَ ِق َوتَ َو َ
سورة التكاثر
بسم هللا الرَحن الرحيم
ف تَ رعلَ ُمو َن (ُُ )3ثَّ َك ََّّل َس رو َ
ف تَ رعلَ ُمو َن أَ رَلَا ُك ُم التَّ َكاثُُر (َ )1ح ََّّت ُزررُُتُ الر َم َقابَر (َ )2ك ََّّل َس رو َ
40
اجلَح َيم (ُُ )6ثَّ لََََتُوَُّنَا َع ر َ
ي الريَقي (ُُ )7ثَّ (َ )4ك ََّّل لَ رو تَ رعلَ ُمو َن ع رل َم الريَقي ( )5لََََتُو َّن ر
لَتُ رسأَلُ َّن يَ روَمئ ٍذ َعن النَّعيم ()8
سورة القارعة
بسم هللا الرَحن الرحيم
َّاس َكالر َفَراش
الر َقار َعةُ (َ )1ما الر َقار َعةُ (َ )2وَما أ رَد َر َاك َما الر َقار َعةُ ( )3يَ روَم يَ ُكو ُن الن ُ
ت َم َوازينُهُ ( )6فَ ُه َو فال َكالرع رهن الر َمرن ُفوش ( )5فَأ ََّما َم رن ثَ ُقلَ ر
اجلبَ ُ
الر َمرب ثُوث (َ )4وتَ ُكو ُن ر
َّت َم َوازينُهُ ( )8فَأ ُُّمهُ َهاويَةٌ (َ )9وَما أ رَد َر َاك َما هيَ ره ()10 ع ٍَ ٍ
يشة َراضيَة (َ )7وأ ََّما َم رن َخف ر
َانٌر َحاميَةٌ ()11
سورة العادايت
بسم هللا الرَحن الرحيم
صرب ًحا ( )3فَأَثَرر َن به نَ رق ًعا ()4
ضرب ًحا ( )1فَالر ُمورَيت قَ رد ًحا ( )2فَالر ُمغ َْيات ُ َوالر َعاد َيت َ
ب ك لَ َشهي ٌد (َ )7وإنَّهُ لُ ِ فَ َو َسطر َن به ََجر ًعا ( )5إ َّن راِلنر َسا َن لَربِه لَ َكنُ ٌ
ود (َ )6وإنَّهُ َعلَى َذل َ
الص ُدور ( )10إ َّنص َل َما ف ُّ اْلَرْي لَ َشدي ٌد ( )8أَفَ ََّل يَ رعلَ ُم إ َذا بُ رعثَر َما ف الر ُقبُور (َ )9و ُح ِ
ر
َرَّّبُرم ّب رم يَ روَمئ ٍذ َْلَبْيٌ ()11
سورة القدر
بسم هللا الرَحن الرحيم
إ َّان أَنر َزلرنَاهُ ف لَري لَة الر َق ردر (َ )1وَما أ رَد َر َاك َما لَري لَةُ الر َق ردر ( )2لَري لَةُ الر َق ردر َخ رْيٌ م رن أَلرف َش ره ٍر
وح ف َيها ِب رذن َرِّب رم م رن ُك ِل أ رَم ٍر (َ )4س ََّل ٌم ه َي َح ََّّت َمطرلَع الر َف رجر الر ُ
( )3تَنَ َّزُل الر َم ََّلئ َكةُ َو ُّ
()5
سورة الغاشية
بسم هللا الرَحن الرحيم
صلَى َان ًرا ٍ
يث الرغَاشيَة (ُ )1و ُجوهٌ يَ روَمئذ َخاش َعةٌ (َ )2عاملَةٌ َانصبَةٌ ( )3تَ ر
َه رل أ َََت َك َحد ُ
41
ي آني ٍ
ضري ٍع (َ )6ل يُ رسم ُن َوَل س ََلُرم طَ َع ٌام إَّل م رن َ َ ي
رَل ) 5 ( ة َحاميَةً ( )4تُ رس َقى م رن َع ر ٍ َ
وع (ُ )7و ُجوهٌ يَ روَمئ ٍذ َانع َمةٌ ( )8ل َس رعي َها َراضيَةٌ ( )9ف َجن ٍَّة َعاليَ ٍة (َ )10ل يُ رغِن م رن ُج ٍ
ابوعةٌ (َ )13وأَ رك َو ٌ ي َجاريَةٌ ( )12ف َيها ُسُرٌر َم ررفُ َ تَ رس َم ُع ف َيها َلغيَةً ( )11ف َيها َع رٌ
ف اِب َمرب ثُوثَةٌ ( )16أَفَ ََّل يَرنظُُرو َن إ ََل راِلبل َكري َ
ص ُفوفَةٌ (َ )15وَزَر ُّ وعةٌ (َ )14وََنَار ُق َم ر ض َ َم رو ُ
ت (َ )19وإ ََل ف نُصبَ ر اجلبَال َكري َ ت (َ )18وإ ََل ر ف ُرف َع ر الس َماء َكري َت (َ )17وإ ََل َّ ُخل َق ر
صريط ٍر ()22 ت َعلَريه رم بُ َ ت ُم َذ ِكٌر ( )21لَ رس َ ت ( )20فَ َذ ِك رر إََّنَا أَنر َ ف ُسط َح ر راأل رَرض َكري َ
اب راألَ رك ََْب ( )24إ َّن إلَري نَا إ َي َّبُرم (ُُ )25ثَّ إ َّن إَّل َم رن تَ َوََّل َوَك َفَر ( )23فَيُ َع ِذبُهُ َّ
اّللُ الر َع َذ َ
َعلَري نَا ح َس َاّبُرم ()26
سورة األعلى
بسم هللا الرَحن الرحيم
َّر فَ َه َدى (َ )3والَّذي َعلَى ( )1الَّذي َخلَ َق فَ َس َّوى (َ )2والَّذي قَد َ ك راأل ر
اس َم َربِ َ
َسبِح ر
ك فَ ََّل تَرن َسى ( )6إَّل َما َشاءَ َّ
اّللُ إنَّهُ َح َوى (َ )5سنُ رقرئُ َ َخَر َج الر َمرر َعى ( )4فَ َج َعلَهُ غُثَاءً أ ر
أر
اجلَ رهَر َوَما ََير َفى (َ )7ونُيَ ِس ُرَك ل رليُ رسَرى ( )8فَ َذ ِك رر إ رن نَ َف َعت ال ِذ ركَرى (َ )9سيَ َّذ َّك ُر َم رن
يَ رعلَ ُم ر
وت ف َيها َّار الر ُك ر َْبى (ُُ )12ثَّ َل َْيُ ُصلَى الن َ ََير َشى (َ )10ويَتَ َجنَّبُ َها راألَ رش َقى ( )11الَّذي يَ ر
صلَّى ( )15بَ رل تُ رؤثُرو َن ر
الَيَاةَ اس َم َربِه فَ َ َوَل َرُي ََي ( )13قَ رد أَفر لَ َح َم رن تََزَّكى (َ )14وذَ َكَر ر
ص ُحف ُوَل (ُ )18 الص ُحف راأل َ الدُّنريَا (َ )16و راآلخَرةُ َخ رْيٌ َوأَبر َقى ( )17إ َّن َه َذا لَفي ُّ
وسى ()19 إبر َراه َيم َوُم َ
42
BAB II
TUNTUNAN IBADAH
A. THAHARAH
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang hendak
melakukan sholat ialah suci (thoharoh) dari hadats dan najis, baik
tempat, badan, dan pakaian. Hadats dibagi menjadi dua, kecil dan
besar. Hadats kecil dapat dihilangkan dengan wudhu, sedangkan
hadats besar hanya dapat dihilangkan dengan mandi janabah. Baik
wudhu maupun mandi janabah, bila ada keterpaksaan, dapat diganti
43
dengan tayamum. Jadi untuk thaharah akan dibahas tentang tatacara
berwudhu, mandi besar dan tayamum.
1. Wudhu
Syarat syahnya sholat diantaranya adalah suci dari hadats besar
dan kecil. Mensucikan diri dari hadats kecil dapat dilakukan dengan
berwudhu dengan air bersih dan suci, tidak mengandung kotoran yang
dapat menimbulkan penyakit. Menghilangkan hadats kecil dapat juga
dilakukan dengan tayamum apabila tidak ada air, karena sakit atau
dalam keadaan darurat.
Adapun tatacara berwudhu adalah sebagai berikut :
44
Kemudian basuhlah mukamu tiga kali, dengan
mengusap dua sudut mata, dan lebihkanlah
membasuhnya, dengan digosok.
Dan sela-selailah jenggotmu.
45
َ أَ رش َه ُد أ رن لَ إلَهَ إلَّ هللاُ َو رح َدهُ َل َشرير
َّ ك لَهُ َوأَ رش َه ُد أ
َُن ُُمَ َّمداً َعرب ُدهُ َوَر ُس رولُه
“Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali
Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan saya bersaksi
bahwasanya Muhammad adalah hamba dan rasulNya”.
HPT : 36-37
46
Dari pemaparan di atas, tatacara mandi sesuai sunnah adalah sebagai
berikut :
1. Niat.
Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats
besar. Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa,
sebagaimana ia membedakan ibadah dengan adat/kebiasaan.
Meskipun demikian, niat tidak perlu dilafalkan.
2. Membersihkan Kedua Telapak Tangan.
Yakni menyiram/ membasuh tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya, menyiram/membasuh tangan kanan dengan
tangan kiri. Diulangi tiga kali.
3. Mencuci Kemaluan.
Mencuci dan membersihkannya dari mani dan kotoran yang ada
padanya serta sekitarnya.
4. Berwudhu.
Yakni berwudhu sebagaimana ketika hendak shalat.
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala.
Dengan cara memasukkan kedua tangan ke air, lalu
menggosokkannya ke kulit kepala, dan kemudian menyiram
kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh.
Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan,
termasuk bagian-bagian yang tersembunyi/lipatan seperti ketiak
dan sela jari kaki.
47
3. Tata Cara Tayammum
48
2. Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan.
3. Menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya.
B. SHALAT
1. Gerakan dan Bacaan Shalat Fardhu
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak menghadap kiblat bagi yang mampu
dan bagi yang tidak mampu bisa dengan cara
duduk atau berbaring.
Niat dalam hati, ikhlas karena Allah swt. dan
takbir dengan mengangkat kedua tangan hingga
sejajar bahu, ibu jari sejajar dengan kedua telinga, kedua telapak
tangan menghadap ke arah kiblat dan mengucapkan :
ُهللاُ أَ رك َْب
Allah Maha besar
Do’a Iftitah
Bersedekap, letakkan kedua tangan di dada, tangan
kanan menggenggam pergelangan tangan kiri,
kemudian membaca doa iftitah.
)2( ي
َ ب الر َعالَم
ِ الَ رم ُد َّّلل َر
) ر1( الرحيم
َّ الر رَحَن
َّ اّلل
َّ ب رسم.الرجريم
َّ اَعُوذُ بهلل م َن الشرَّيطَان
الصَرا َط
ِ ) راهد َان5( ي
ُ ) إ َّي َك نَ رعبُ ُد َوإ َّي َك نَ رستَع4( ) َمالك يَ روم ال ِدين3( الرحيم
َّ الر رَحَن
َّ
)7( ي
َ ِضوب َعلَريه رم َوَل الضَّال
ُ ت َعلَريه رم َغ رْي الر َم رغ
َ ين أَنر َع رم َّ
َ ) صَرا َط الذ6( الر ُم رستَق َيم
50
Ruku’
Tundukan badan, ratakan punggung dengan leher,
tangan di lutut, pandangan ke tempat sujud,
kemudian membaca doa:
Sujud
Turunkan lutut terlebih dahulu, kemudian
letakkan kedua telapak tangan dan wajah
ke tempat sujud dengan menghadapkan
ujung jari kaki ke arah kiblat serta
merenggangkan tangan daripada kedua
lambung dengan mengangkat siku, kemudian membaca doa :
51
ك اللِ ُه َّم َربَّناَ َوبَ رمد َك اَللِ ُه َّم ا رغف ررَل
َ َُسرب َحان
Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu
ya Allah ampunilah aku.
Duduk Istirohah
Duduk sebentar, kemudian melanjutkan ke rakaat kedua dan
seterusnya.
52
Do’a Tasyahud
ت َعلَى إبر َراهري َم َوال إبر َراهري َم َوَبررك َعلَى ُُمَ َّم ٍد َ صلَّري
ٍ ٍ
َ ص ِل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى ال ُُمَ َّمد َك َما َ اَللِ ُه َّم
ٍ
.ك ََحري ٌد َمري ٌد َ َّ إن.ت َعلَى إبر َراهري َم َوال إبر َراهري َم
َ َوال ُُمَ َّمد َك َما َب َررك
َوم رن, َوم رن فرت نَة الر َم رحياَ َوالر َم َمات, َوم رن َع َذاب الر َق رْب,ك م رن َع َذاب َج َهن ََّمَ اَللِ ُه َّم إ ِن أَعُ روذُب
َّجال
َّ َشِر فرت نَة الر َمسريح الد
Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan
siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari
jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta).
Salam
Salam dengan berpaling ke kanan dan
kiri. Pertama sampai terlihat pipi kanan
dan kedua sampai terlihat pipi kiri oleh
orang yang ada di belakang, kemudian
mengucapkan :
54
2. Dzikir dan Do’a Setelah Shalat
Dzikir merupakan salah satu upaya umat
Islam untuk senantiasa mengingat kebesaran
dan keagungan Allah SWT. Dzikir
dilakukan dengan mengucapkan kalimat-
kalimat suci yang menggerakkan hati agar
selalu memperkuat keimanan.
Dzikir termasuk amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya. Sebagaimana firman-Nya :
َّ
ٱّللَ ذ ركًرا َكث ًْيا َ َيَٰيُّ َها ٱلذ
َّ ين ءَ َامنُوا ٱذر ُكُروا
“Wahai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 33).
55
2. Mengucapkan “Allahumma antas-salaam…”
،ك َولَهُ الَ رم ُد َوُه َو َعلَى ُك ِل َش ري ٍء قَديرٌر َ لَ إلهَ إلَّ هللاُ َو رح َدهُ لَ َشرير
ُ ك لَهُ لَهُ امل رل
ُ
،لَ َح رو َل َولَ قُ َّوةَ إلَّ بهلل
،الَ َس ُن لَهُ النِ رع َمةُ َولَهُ الر َف ر،ُ َولَ نَ رعبُ ُد إلَّ َّإيه،ُلَ إلَهَ إلَّ هللا
َولَهُ الثَّناَءُ ر،ض ُل
56
4. Membaca allahumma laa maani’a….
ك اجلَ ُّد
َ ت َولَ يَرن َف ُع ذَا اجلَ ِد مرن َ اللَّ ُه َّم لَ َمان َع ل َما أَ رعطَري
َ ت َولَ ُم رعط َي ل َما َمنَ رع
Ya Allah, tidak ada satupun yang menghalangi apa saja yang Engkau
berikan, dan tidak ada satupun yang dapat memberi apa saja yang
Engkau halangi. Dan kekayaan itu tidak berguna bagi pemiliknya
(untuk menyelamatkan diri) dari (siksa)Mu. (HR. Bukhari Muslim)
57
7. Membaca ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)
الس َم َاوات َوَما ف َّ وم لَ ََتر ُخ ُذهُ سنَةٌ َولَ نَ روٌم لَّهُ َما ف ُ ُّا ِّللُ لَ إلَهَ إلَّ ُه َو ا رلَ ُّي الر َقي
َي أَيرديه رم َوَما َخ رل َف ُه رم َولَ األ رَرض َمن َذا الَّذي يَ رش َف ُع عرن َدهُ إلَّ ِب رذنه يَ رعلَ ُم َما بَر
ود ُه َّ ٍ ُُييطُو َن بشي
ُ ض َولَ يَ ُؤ َرأل ا
و ات
َ َ َ ر ُ ََ َ راوم الس
َّ هي
ُّ س ر كُ ع س و اءشَ اب
َ ل إ هم ل
ر ع ن م
َر ِر ء
ح رفظُ ُه َما َوُه َو الر َعل ُّي الر َعظ ُيم
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar”
58
9. Membaca surat Al-Falaqٌ(3x)
)4( اْلَنَّاس
) م رن َشِر الر َو رس َواس ر3( ) إلَه النَّاس2( ) َملك النَّاس1( ب النَّاس
ِ قُ رل أَعُوذُ بَر
)6( اجلنَّة َوالنَّاس
) م َن ر5( ص ُدور النَّاس
ُ سف َّ
ُ الذي يُ َو رسو
Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin
dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.
الرحيم
َّ الر رَحَن
َّ اّلل
َّ ب رسم
ك الَ رم ُد َك َما يَرن بَغي جلَََّلل
َ َ َي َربَّنَا ل.ُي ََحرداً يُ َواف ن َع َمهُ َويُ َكاف ُئ َمزير َده
َ ب الر َعالَم ر
ِ الَ رم ُد َّّلل َر
.ك
َ ك َو َعظريم ُس رلطَان
َ َو رجه
59
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang
sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan ditambah nikmatnya.
Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana yang
patut bagi keagungan-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.
صغ ر َْيا
َ ان َّ اَل ٰلِ ُه َّم ا رغف رر رِل َول َوال َد
ي َو رار ََحر ُه َما َك َم َاربَّيَ ر
Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan belas
kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berbelas kasih
kepadaku di waktu aku kecil.
اب
ُ َنت ٱلر َوَّه
َ كأ َ ب لَنَا من لَّ ُد
َ َّنك َر رَحَةً ۚ إن َربَّنَا َل تُز رغ قُلُوبَنَا بَ رع َد إ رذ َه َديرتَ نَا َوَه ر
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyimpang
pada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena
sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Karunia).
60
اْلَا سر ير َن
َربَّنَا ظَلَ رمنَا أَنر ُف َسنَا َوإ رن َلر تَ رغف رر لَنَا َوتَ رر ََحرنَا لَنَ ُك رو نَ َّن م َن ر
Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya
kami termasuk orang-orang yang rugi
اب النَّار
َ َربَّنَا آتنَا ف الدُّنريَا َح َسنَةً َوف راآلخَرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka
ي
َ ب الر َعالَم ر
ِ الَ رم ُد ّلل َر
َو ر،ي
َ َو َسَّلٌَم َعلَى الر ُمرر َسل ر،ب الرعَزة َع َّما يَص ُف رو َن
ِ ُسرب َحا َن َربِك َر
Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa
yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas
para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
ا َّلر رَحَن.ي
َ ب الر َعالَم
ِ الَ رم ُد َّّلل َر
ر.الرحيم
َّ الر رَحَن
َّ اّللَّ ب رسم.الرجريم َّ اَعُوذُ بهلل م َن الشرَّيطَان
ين َّ
َ صَرا َط الذ.الصَرا َط الر ُم رستَق َيمِ راهد َان.يُ إ َّي َك نَ رعبُ ُد َوإ َّي َك نَ رستَع.الدين
ِ َمالك يَ روم.الرحيمَّ
.ي َ ِضوب َعلَريه رم َوَل الضَّالُ ت َعلَريه رم َغ رْي الر َم رغ
َ أَنر َع رم
ٍ ٍ
َوَبررك َعلَى.ت َعلَى ابر َراه َيم َو اَل ابر َراه َيم َ صلَّري
َ َك َما,ص ِل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى اَل ُُمَ َّمد َ اللَّ ُه َّم
ٍ ٍ
َ َّ ان.ت َعلَى ابر َراه َيم َو اَل ابر َراه َيم
ك ََحي ٌد َمي ٌد َ ُُمَ َّمد َو اَل ُُمَ َّمد َك َما َب َررك
62
Ya Allah (YA Tuhan Kami), limpahkanlah kemurahanMu kepada Nabi
Muhammad SAW Beserta keluargany. Sebagaimana telah Engkau
limpahkan (kemurahanmu) kepada Nabi Ibrahim beserta
keluarganya. Berkahilah Nabi Muhammad SAW dan keluarganya,
sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim bersama
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Terpuji dan
Maha Mulia.
ف َعرنهُ َوأَ ركررم نُُزلَهُ َوَو ِس رع َم رد َخلَهُ َوا رغس رلهُ بَ ٍاء َوثَرل ٍج َونَِقه من
ُ اللَّ ُه َّم ا رغف رر لَهُ َو رار ََحرهُ َو َعافه َو راع
َّ ض من
الدنَس َوأَبردلرهُ َد ًارا َخ ر ًْيا م رن َداره َوأ رَهَّلً َخ ر ًْيا م رن أ رَهله ُ َب راألَبري
ُ اْلَطَ َاي َك َما يُنَ قَّى الث رَّو
ر
.َُوَزرو ًجا َخ ر ًْيا م رن َزروجه َوقه فرت نَةَ الر َق رْب َو َع َذابَه
Ya Allah! Berilah ampunan baginya serta rahmatilah dia.
Selamatkanlah serta ampunilah ia. Berilah kehormatan untuknya,
luaskanlah tempat masuknya (Dialam barzakh), mandikanlah ia
dengan air, es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahan
sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.
Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga
yang lebih baik dari keluarganya semula, isteri yang lebih baik dari
isterinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah dari
adzab kubur dan adzab neraka.
Diatas itu adalah doa untuk jenazah dewasa. Akan tetapi jika jenazah
anak-anak maka berikut tambahan doanya. Dibaca pada takbir ketiga
64
BAB III
TUNTUNAN KHUTBAH JUM’AT
َونَعُوذُ بهلل م رن ُشُرور أَنر ُفسنَا َوم رن َسيِئَات،ُإ َّن ال َح رم َد ِّلل نَ رح َم ُدهُ َونَ رستَعري نُهُ َونَ رستَ رغفُره
ُي لَه
َ ضل رل فَ ََّل َهاد
َوَم رن يُ ر،ُ َم رن يَ رهده هللاُ فَ ََّل ُمض َّل لَه،أ رَع َمالنَا
65
اتَّ ُقوا هللاَ فَ َق رد فَ َاز الر ُمتَّ ُ
قو َن
اّللَ َح َّق تُ َقاته َوَل ََتُوتُ َّن إَّل َوأَنرتُ رم ُم رسل ُمو َن
ين َآمنُوا اتَّ ُقوا َّ َّ
ال هللاُ تَ َعاَل َ :ي أَيُّ َها الذ َ قَ َ
66
Kedua. Khotib duduk, sambil menunggu dan mendengarkan adzan.
Ketiga. Mu’adzin mengumandangkan adzan.
Keempat. Khotib berdiri dan berkhutbah.
Sebaiknya langsung memenuhi rukun khutbah semuanya agar
terselamatkan dari lupa atau rukun yang tertinggal.
Hadirin jama’ah sholat Jum'at yang dirahmati Allah, ...
Lalu silahkan dilanjutkan dengan materi, ulasan atau pembahasan
sesuai dengan tema yang dipilih.
Kelima. Setelah itu, khutbah pertama ditutup dengan membaca
beberapa ayat Al-Qur’an. Misal,
إ َّن هللاَ َيرُم ُربر َلع ردل َوارِل رح َسان َوإيرتاَئ ذى الر ُق ررَب َويَرن َهى َعن الر َف رح َشاء َوالر ُمرن َكر: عبَ َادهللا
.ُفَاذر ُكُررون أَذر ُك ررُك رم َوا رش ُكُرروِل َعلَى ن َعم يَزرد ُك رم َولَذ رك ُرهللا أَ رك َْب.َوالربَ رغي يَعظُ ُك رم لَ َعلَّ ُك رم تَ َذ َّكُررو َن
67
Kedelapan. Disaat membaca do’a, khotib diharapkan mengangkat
tangan kanan dan mengacungkan jari telunjuk. Hal ini sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
68
5. Khutbah maksimal 20 menit, dan sebaiknya sholatnya lebih
panjang dari pada khutbahnya.
6. Hindari materi khutbah yang berbau SARA, politik praktis,
mengkritik pemerintah secara sepihak, atau masalah khilafiyah
Furu’iyyah.
7. Pahami situasi dan kondisi masjid serta karakter jamahnya.
69
kumpulan hadits atau buku-buku hadits shahih yang hari ini
sudah banyak diterjemahkan.
4. Cari keterangan ulama yang gamblang dalam menjelaskan tafsir
atau syarh (penjelasan) dari tema, untuk dinukil dalam teks
khutbah. Keterangan ulama ini bisa didapat dari tafsir ayat
terkait atau penjelasan syarh hadits yang dinukil. ini akan
memperkuat nilai ilmiyah sebuah ceramah.
5. Cari kisah-kisah dari para ulama salaf atau bisa juga kisah nyata
hari ini sesuai tema anda. Usahakan –jika memang ada- dalam
khutbah kita ada satu atau dua nukilan kisah sebagai gambaran
implementasi dari tema. Orang Arab mengatakan, “bil mitsal
tattadhihul maqal” dengan contoh, penjelasan akan menjadi
gamblang.
6. Akan lebih unik jika mampu membuat semacam analogi atau
perumpamaan pada keterangan yang anda sampaikan. Bagi
yang memiliki pengetahuan dalam bahasa Jawa atau Arab
misalnya, disana ada banyak permisalan yang bisa digunakan.
7. Ada baiknya menghafal ayat atau hadits yang akan dijadikan
rujukan utama. Ini akan membantu menggenjot performa dan
kepercayaan diri anda, juga menambah kemantapan para
pendengar. Meskipun membawa materi khutbah lengkap,
sebaiknya jangan terlalu terkungkung dengan teks. Menghafal
ayat, hadits, atau cerita akan lebih mengesankan.
70
8. Soal referensi tidak harus disebutkan terlalu detail. Jika hadits
cukup disebutkan riwayat siapa, tidak perlu sampai
menyebutkan nomor dan halaman. Jika nukilan dari buku,
cukup sebutkan dari buku apa atau penulisnya. Yang penting
kita yakin bahwa yang kita sampaikan memiliki rujukan valid
meski tidak kita sampaikan. Sebab, ini khutbah bukan makalah,
waktunya singkat dan yang dibutuhkan audiens adalah materi
yang langsung bisa dicerna.
9. Hindari memilih tema yang dimaksudkan untuk menyindir
seseorang. Tema semacam ini rawan rancu dan tidak bisa
dipahami oleh hadirin karena mereka tidak memahami konteks.
Hindari pula mencela kelompok/organisasi Islam lain secara
spesifik, kecuali yang memang terbukti sesat, juga memuji atau
mencela secara berlebihan dan emosional.
71
PENILAIAN TIK
72
Untuk optimalisasi bimbingan, sebaiknya mahasiswa mengasah
kemampuan TIK saat di rumah atau diwaktu senggang guna
memperlancar proses bimbingan TIK.
3. Penilaian ujian akhir praktikum TIK (postest)
Setelah bimbingan TIK selesai, maka Dosen penguji melakukan
penilaian, dengan penilaian yaitu:
Nilai Huruf Keterangan Kelulusan
80 - 100 A Sangat Baik Lulus
69 - 79 B Baik Lulus
55 - 68 C Cukup Lulus
40 - 54 D Kurang Tidak Lulus
0 - 39 E Sangat Kurang Tidak Lulus
73
B. Komponen Penilaian
ASPEK YANG DINILAI Paraf Dosen
NO
WUDHU Pembimbing
Pengertian Wudhu ?
Wudhu adalah menghilangkan hadas kecil
1
dengan menggunakan air bersih pada anggota
wudhu dengan cara yang ditentukan.
Hal-hal yang membatalkan wudhu?
1. Keluar sesuatu dri salah satu atau dua jalan
2 (depan dan belakang)
2. Melakukan hubungan seksual
3. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan
4. Tidur nyenyak (hilang kesadaran)
Tata Cara Berwudhu :
3 ▪ Mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim.
▪ Niat dalam hati.
▪ Membasuh telapak tangan tiga kali.
Berkumur sambil menghisap air ke dalam hidung
4
tiga kali.
MANDI JUNUB
Pengertian mandi junub?
1
Mandi junub adalah mandi untuk menghilangkan
74
hadas besar dengan menggunakan air bersih pada
seluruh tubuh dengan cara yang telah ditentukan.
Hal-hal yang mewajibkan untuk mandi junub ?
▪ Melakukan hubungan seksual
2 ▪ Keluar air mani
▪ Selesai haid
▪ Selesai nifas
▪ Meninggal dunia
Tata Cara Mandi Junub:
▪ Membaca "Bismillahirrahmanirrahim"
3 ▪ Mengikhlaskan niat karena Allah
▪ Membasuh kedua telapak tangan
▪ Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri,
dan tangan kanan menuangkan air
4 Berwudhu seperti wudhu untuk sholat.
76
4 Membaca doa iftitah.
14 Salam.
1 Membaca Istifgfar 3x
77
quwwata….
SHALAT JENAZAH
78
3 Bacaan Takbir Ketiga (Do’a untuk jenazah)
TILAWAH
79
14 Membaca dan menghafal Surat Al-Asr.
KHUTBAH
1 Membaca Tahmid
2 Membaca Tasyahud
6 Isi Materi
80
BIMBINGAN TIK
Nama : _____________________________
NIM : _____________________________
Dosen Pembimbing : _____________________________
Program Studi : _____________________________
No Tanggal Catatan Bimbingan
81
No Tanggal Catatan Bimbingan
_______________________
82