Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Irsan

NPM : 180920210005
Tugas: MK Pragmati

Implikatur Percakapan

1. Generalized conversational implicature (implikatur percakapan umum) adalah ekspresi


suatu ujaran yang tidak memerlukan suatu pengetahuan spesifik untuk diinterpretasikan
karena ujara tersebut seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari sehingga sangat
mudah di mengertioleh pendengar. Contoh:

Kiki: “Aduh, benar saya deg-degan malam ini, karena bisa langsung bertatap muka dengan
menteri-menteri kebanggaan Indonesia. Ada Ibuk Susi Pudjiastuti, menteri kelautan dan
perikanan, …..”

Pembahasan: Pada contoh pertama ini, kita bisa melihat bahwa tidak ada makna/maksud
lain dari isi ujaran si pembicara, yaitu bahwa si pembicara memang merasa
deg-degan pada saat bertemu dengan orang-orang penting di Indoneisa.
Sehingga para pendengarnya tidak memerlukan pengetahuan
khusus/spesifik dalam memaknai kalimat tersebut.

Kiki: “Bapak Hanif Dakhiri keren banget, karena beliau adalah menteri Ketenagakerjaan, dan
juga sekarang merangkap sebagai menteri Pemuda dan Olahraga.”

Pembahasan: Begitu pula dengan contoh kedua di atas, kita bisa melihat bahwa tidak ada
dijumpai dari makna/maksud lain dari isi ujaran si pembicara, yaitu bahwa
si pembicara memang merasa bahwa si subjek yang sedang dibicarakan
tersebut mempunyai posisi jabatan yang keren dikarenakan suatu alasan.
Sehingga para pendengarnya tidak memerlukan pengetahuan
khusus/spesifik dalam memaknai kalimat tersebut.

2. Scalar Imlicature (Implikatur skalar) ditandai dengan istilah-istilah untuk


mengungkapkan kuantitas dari skala nilai tertinggi ke nilai terendah, misalnya memakai
kata: Semua, sebagaian besar, banyak, beberapa, sedikit, atau seperti kata selalu, sering,
kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Contoh:
Kiki: “Tapi, beliau ini (pak Rudantara) adalah salah satu menteri yang sangat milenial. Karena
hobi beliau adalah main (game) Mobile-Lagend. Makanya kalau setiap pagi mau ke
kantor tuh pak Rudi semangat benget. Karena sampai kantor dia mabar sama stafnya.”

Pembahasan: Pada contoh penggalan kalimat di atas, si pembicara memakai kata ‘setiap’
untuk ungkapan “setiap pagi”, sehingga mengindikasikan sebuah skala
implikasi di dalamnya. Dengan demikian, kita dapat menarik satu
pemahaman bahwa ‘pada pagi hari, si subjek pasti akan selalu semangat,
karena sesuatu hal tersebut.

Kiki: “…. Dan seluruh nelayan di Pangandaran itu menyebut buk Susi sebagai ‘putri laut’”.

Pembahasan: Pada contoh penggalan kalimat di atas, si pembicara memakai kata ‘seluruh’
untuk ungkapan “seluruh nelayan”, sehingga mengindikasikan sebuah skala
implikasi di dalamnya, yang salah satunya dapat kita petik sebuah
pemahaman bahwa ‘semua nelayan (tanpa terkecuali) di tempat tersebut
menyebut buk Susi sebagai ‘putri laut’.

3. Particularized conversational implicature (impikatur percakapan khusus) merupakan


makna yang diturunkan dari percakapan dengan mengetahui atau merujuk konteks (sosial)
percakapan, hubungan antar pembicara serta kebersamaan pengetahuan mereka. Hanya
dengan pengetahuan khusus itulah maka atau implikatur dapat dituturkan.

Kiki: “Buk Rosi, saya ngefans banget sama buk Rosi, dari kecil saya nontonin buk Rosi melulu
dari TV, waktu balapan motor…”
Pononton: (tertawa terbahak-bahak)
Kiki: “Bener gak sih ?? Iya kan ? Valentino Rossi Silalahi.”
Penonton: (lanjut tertawa)

Pembahasan: Pada contoh kalimat di atas, si pembicara berhasil membuat komunikasi


melalui lawakannya yang dapat diindikasikan melalui adanya gelak tawa
(respon) dari pendengarnya. Pada awalnya, para pendengarnya mungkin
akan sedikit heran, sebab subjek yang dibicarakan oleh si pembicara, yaitu
Rosianna Silalahi, memang sudah sejak lama muncul di layar pertelevisian,
akan tetapi tidak pernah sekalipun dalam aksi balapan motor. Akn tetapi,
sipembicara kemudian memperjelas pernyataan pertamanya dengan
menyebutkan “Valentino Rossi Silalahi”. Sehingga pendengarnya
mengetahui bahwa si pembicara menggabungkan nama ‘Valentino Rossi’
sang pembalap ternama, dengan ‘Rosianna Silalahi’, si subjek yang sedang
dibicarakan. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa adanya sebuah implikatur
percakapn khusus yang sedang terjadi di dalam kalimat tersebut. yaitu
tentang pengetahuan khusus tentang seorang tokoh pembalap yang bernama
‘Valentino Rossi’.

Kiki: “Ada Ibuk Retno, kembaran saya…”


Salah seorang presenter: “Ngarep….”
Penonton: (tertawa terbahak-bahak)
Keterangan: Retno Marsudi

Pembahasan: Pada contoh kalimat di atas, lagi-lagi si pembicara berhasil membuat


komunikasi melalui lawakannya yang dapat diindikasikan melalui adanya
gelak tawa (respon) dari pendengarnya tersebut. Pada saat si pembicara
mengatakan “Ada Ibuk Retno, kembaran saya…”, dan kemudian diikuti
oleh gelak tawa para pendengarnya, hal ini mengindikasikan bahwa dalam
ujarannya tersebut telah terjadi percakan khusus. Dimana para
pendengarnya langsung tanggap bahwa antara subjek yang sedang
dibicarakan tersebut ( Ibuk Retno Marsudi) tidak ada persamaan yang
khusus yang terdapat diantara mereka. Gelak tawa tersebut tentunya tidak
akan hadir jika masing-masing pendengarnya tidak mengenal/ tahu tentang
subjek yang sedang dibicarakn tersebut.

4. Conventional implicature (implikatur konvensional)  merupakan implikatur yang sifatnya


umum, sehingga semua orang mengetahui maksud mengenai suatu hal tertentu berdasarkan
konvensi yang telah ada.

Kiki: “Tapi, beliau ini (pak Rudantara) adalah salah satu menteri yang sangat milenial. Karena
hobi beliau adalah main Mobile-Lagend. Makanya kalau setiap pagi mau ke kantor tuh
pak Rudi semangat benget. Karena sampai kantor dia mabar sama stafnya.”

Pembahasan: Pada contoh kalimat di atas, terdapat implikatur konvensional pada saat si
pembicara memakai kata ‘Mobile Lagend’ yang merupakan sebuah game
mobile yang sedang trand saat ini, dan juga kata ‘mabar’ yaitu singkatan dari
‘main mareng’. Dan perbendaharan tersebut hadir dikarenakan memang
sudah umum digunakan pasa masa sekarang ini.
Kiki: “Tepuk tangan untuk Ibuk Retno Marsudi, karena beliau adalah satisatunya perempuan
yang pertama berhasil menduduki sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Dan saya akan
jadi yang kedua…. Kalau ada orang dalam…”
Penonton: (tertawa terbahak-bahak)

Pembahasan: Pada kalimat di atas, juga terdapat implikatur konvensional pada saat si
pembicara memakai kata ‘orang dalam’ yang dipahami oleh khalayak umum
sebagai orang dari suatu organisasi yang akan membantu orang luar agar
dapat bergabung ke dalam organisasinya tersebut, tetapi dengan nuansa/
perspektif yang negatif.

Note: Seluruh data diambil dari Kanal You-Tube Stand Up Compas TV dengan judul “Pecah!!!
Kiky Saputri Roasting Para Menteri Jokowi, Semua Tak Berkutik” yang di-upload
pertanggal 21 September 2021.

https://www.youtube.com/watch?v=MziZW1t4grY

Anda mungkin juga menyukai