Anda di halaman 1dari 3

Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki struktur yang terdiri dari lima bagian, yaitu:

 Abstraksi

Bagian abstrak berisi uraian singkat tentang objek atau hal yang hendak disindir atau
dikritik. Abstraksi biasanya berupa kalimat yang ringkas dan padat.

Contoh:

Abstraksi:

Seorang menteri sedang memberikan pidato di depan umum.

 Orientasi

Bagian orientasi berisi pengenalan terhadap pelaku dan peristiwa. Orientasi biasanya
berupa pengenalan latar belakang, tokoh, dan peristiwa yang menjadi awal cerita.

Contoh:

Orientasi:

Menteri tersebut bernama Pak Budi. Beliau adalah seorang menteri muda yang terkenal
dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos.

 Krisis

Bagian krisis berisi tahapan peristiwa dan cerita mulai memuncak dan hampir menuju
ke penyelesaian. Krisis biasanya berupa konflik atau permasalahan yang dialami oleh
tokoh.

Contoh:

Krisis:

Dalam pidatonya, Pak Budi menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi negara
maju dalam waktu dekat. Beliau juga mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi
negara terkaya di dunia.
 Reaksi

Bagian reaksi berisi tanggapan tokoh atau orang lain terhadap peristiwa yang terjadi.
Reaksi biasanya berupa penyelesaian atau akhir dari cerita.

Contoh:

Reaksi:

Pernyataan Pak Budi tersebut tentu saja mengundang tawa dari para hadirin. Mereka
tidak percaya bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dalam waktu dekat.

 Koda

Bagian koda berisi komentar atau pesan yang disampaikan oleh penulis. Koda
biasanya berupa simpulan atau kesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca.

Contoh:

Koda:

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu percaya dengan janji-janji yang tidak
realistis. Kita harus selalu berpikir kritis dan menyelidiki terlebih dahulu kebenaran dari
suatu pernyataan.

Ciri Kebahasaan Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki ciri kebahasaan yang khas, yaitu:

 Menggunakan kata kerja lampau

Teks anekdot menceritakan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Oleh karena
itu, teks anekdot menggunakan kata kerja lampau untuk menggambarkan peristiwa
tersebut.

Contoh:

Pak Budi berpidato di depan umum.

 Menggunakan kata keterangan waktu lampau


Teks anekdot juga menggunakan kata keterangan waktu lampau untuk menunjukkan
waktu terjadinya peristiwa.

Contoh:

Pada suatu hari, Pak Budi memberikan pidato di depan umum.

 Menggunakan gaya bahasa humor

Teks anekdot bertujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita yang lucu. Oleh
karena itu, teks anekdot menggunakan gaya bahasa humor, seperti hiperbola, ironi,
atau sarkasme.

Contoh:

Pak Budi mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dalam waktu dekat.

 Menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana

Teks anekdot bertujuan untuk menyampaikan pesan secara jelas dan mudah dipahami.
Oleh karena itu, teks anekdot menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana.

Nilai Moral Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki nilai moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Nilai moral
tersebut biasanya berupa kritikan atau sindiran terhadap suatu hal.

Contoh:

Nilai moral dari teks anekdot di atas adalah kita harus selalu berpikir kritis dan
menyelidiki terlebih dahulu kebenaran dari suatu pernyataan. Kita tidak boleh terlalu
mudah percaya dengan janji-janji yang tidak realistis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks anekdot memiliki struktur
yang terdiri dari abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Teks anekdot juga memiliki
ciri kebahasaan yang khas, yaitu menggunakan kata kerja lampau, kata keterangan
waktu lampau, gaya bahasa humor, dan bahasa yang lugas dan sederhana. Nilai moral
teks anekdot biasanya berupa kritikan atau sindiran terhadap suatu hal.

Anda mungkin juga menyukai