Pembelajaran Kasus Asuhan Keperawatan Berdasarkan Evidence Based Klien Dengan Post Sectio Caesarea E/C Pre Eklamsia Berat
Pembelajaran Kasus Asuhan Keperawatan Berdasarkan Evidence Based Klien Dengan Post Sectio Caesarea E/C Pre Eklamsia Berat
DISUSUN:
SELURUH TEAM KAMAR OPERASI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Definisi ........................................................................................................4
B. Etiologi ........................................................................................................4
C. Patofisiologi.................................................................................................8
D. Manifetstasi Klinis.......................................................................................9
E. Potensi Komplikasi......................................................................................9
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................10
G. Penatalaksanaan.........................................................................................10
H. WOC ......................................................................................................13
BAB 3 Asuhan Keperawatan Ny. R dengan Post Op Sectio Secaria di Ruang
Recovery RSIA Puri Betik Hati...............................................................15
A. Pengkajian..................................................................................................15
B. Analisa Data...............................................................................................18
C. Daftar prioritas diagnosa keperawatan.......................................................19
D. Rencana Intervensi.....................................................................................19
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan.................................................20
BAB 4 KESIMPULAN........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tren AKI di Indonesia menurun sejak tahun 1991 hingga 2007, yaitu dari
390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan kawasan
ASEAN, AKI pada tahun 2007 masih cukup tinggi, AKI di Singapura hanya 6 per
100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per
100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160
per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun, Millenium development goal (MDG)
menargetkan penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015, namun pada tahun 2012 SDKI mencatat kenaikan AKI yang signifikan
yaitu dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
C. Manfaat
A. Definisi
Preeklampsia berat ditandai dengan tekanan darah sistolik >160mmHg,
diastolic >110mmHg, Proteinuria >3+, adanya nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri abdomen atas, oliguria, penigkatan kreatinin serum,
trombositopeni, peningkatan signifikan pada transaminase serum, restriksi
pertumbuhan janin, dan edema paru. (Cunningham, et al, 2013).
Preeklampsia berat adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya
muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (kecuali pada
penyakit trofoblastik) dan dapat didiagnosis dengan kriteria adanya peningkatan
tekanan darah selama kehamilan (sistolik >160mmHg atau diastolic >110mmHg)
yang sebelumnya normal, disertai proteinuria (>2gram dalam 24 jam, 2+ atau 3+
dengan dipstick) muncul pertama kali selama kehamilan dan menurun setelah
persalinan, peningkatan kreatinin serum (>1,2 mg/dL), trombosit <100.000 sel per
mm3, peningkatan aktivitas enzim hati, gejala gangguan saraf, nyeri ulu hati yang
menetap, oligouria <400cc dalam 24 jam. (Varney, et al, 2007).
B. Etiologi
Penyebab Pre Eklamsia belum dapat diketahui secara pasti. Beberapa teori
yang dianut terkait preeklampsia yaitu:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal terjadi proses remodelling arteri spiralis
(percabangan arteri uterina dan arteri ovarika yang mensuplai darah ke rahim dan
plasenta), yaitu proses distensi dan vasodilatasi arteri spiralis akibat invasi
trofoblast ke dalam lapisan otot arteria spiralis. Distensi dan vasodilatasi lumen
arteri spiralis berdampak pada penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta, sehingga
menjamin pertumbuhan janin.
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi trofoblast ke dalam lumen otot arteri
spiralis sehingga lumen arteri spiralis tetap kaku dan keras, serta tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi, terjadilah kegagalan
remodelling arteri spiralis yang berakibat aliran darah uteroplasenta menurun,
terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
Plasenta yang iskemia akan menghasilkan oksidan/radikal bebas, salah
satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membran sel yang mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak akan
merusak membran sel, nukleus dan protein sel endotel. Akibat paparan peroksida
lemak, sel endotel mengalami kerusakan sehingga mengganggu fungsinya
(disfungsi endotel). Disfungsi endotel berakibat gangguan metabolisme
prostaglandin (penurunan PGE2, suatu vasodilator kuat), agregasi sel-sel
trombosit (meningkatkan produksi tromboksan TXA2, suatu vasokontriktor kuat),
perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus, peningkatan permeabilitas
kapiler, peningkatan endotelin (suatu bahan vasopresor) dan penurunan kadar NO
(vasodilator), dan peningkatan faktor koagulasi.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada kehamilan normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi
yang bersifat asing karena adanya HLA-G pada plasenta yang melindungi
trofoblast janin dari lisis oleh Natural Killer (NK) ibu. HLA-G juga
mempermudah invasi sel trofoblast ke dalam jaringan desidua ibu. Pada hipertensi
dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G yang berakibat
terhambatnya infasi trofoblast ke dalam desidua.
4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
Pada kehamilan normal terjadi refrakter pembuluh darah terhadap bahan
vasopresor akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel
pembuluh darah yaitu prostasiklin. Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan
daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasokontriktor, dan terjadi
peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Peningkatan kepekaan
tesebut sudah dapat ditemukan pada kehamilan 20 minggu.Secara genetik, genotif
ibu lebih menurunkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotif janin.
5. Teori defisiensi gizi
Defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan risiko
terjadinya preeklampsia dan eklampsia.
6. Teori inflamasi
Debris trofoblast dalam aliran darah merupakan rangsangan utama
terjadinya proses inflamasi. Pada kehamilan normal, plasenta melepaskan debris
trofoblast, sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblast dalam jumlah
yang wajar sehingga reaksi inflamasi yang terjadi masih dalm batas normal. tetapi
pada preeklampsia, terjadi peningkatan proses stres oksidatif sehingga produksi
debris apoptosis dan nekrotik tofoblast meningkat. Makin banyak sel trofoblast
plasenta misalnya pada plasenta besar, pada kehamilan ganda, maka reaksi stres
oksidatif akan sangat meningkat sehingga jumlah sisa sel trofoblast juga
meningkat. Keadaan ini meningkatkan reaksi inflamasi di tubuh ibu dibandingkan
pada kehamilan normal. Respons inflamasi selanjutnya akan mengaktivasi sel-sel
endotel dan sel-sel makrofag/granulosit yang lebih besar sehingga terjadi reaksi
sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-gejala preeklampsia pada ibu (M.
Dikman Angsar, 2008).
Menghasilkan oksidan dan radikal hidroksil yang toksik Hipoksia dan ischemic plasenta
Hipertensi
Disebut Pre Eklamsia Berat (PEB) jika usia kehamilan 20 minggu atau lebih dan
ditemukan hal-hal berikut ini:
1. Tekanan darah, sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
2. Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 4 pada pemeriksaan kwalitatif
3. Oedema jari tangan, muka dan tungkai.
4. Oliguria (jumlah produksi urin ≤ 500 ml dalam 24 jam atau disertai
kenaikan kadar kreatinin darah)
5. Oedema paru dan sianosis
6. Sakit kepala hebat
7. Gangguan penglihatan
8. Nyeri epigastrium dan ikterus
9. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated liver Enzymes, Low
Platelets)
(Ida Bagus Gde Manuaba, Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar
Manuaba, 2010)
E. Potensial komplikasi
Beberapa komplikasi dari Pre Eklamsia Berat yaitu:
1. Atonia uteri
2. HELLP Syndrome (Hemolysis Ellevated Liver enzyme Low Platelet)
3. Ablasio retina
4. Gagal ginjal
5. Perdarahan otak
6. Edema paru
7. Gagal jantung
8. Syock
9. Kematian ibu atau janin
(Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde
Manuaba, 2010)
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa Pre Eklamsia Berat yaitu:
1. Urin: protein, bilirubin, sediaan urin
2. Darah:
a. evaluasi hematologi: Hct, trombosit, eritrosit,
leucosit;
b. pemeriksaan fungsi hati: bilirubin, protein serum,
SGOT, SGPT;
c. pemeriksaan fungsi ginjal: ureum, kreatinin
3. USG dan NST : untuk mengetahui keadaan janin
G. Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan :
1. Terapi konservatif
Diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15 hari.
a. Di kamar bersalin (selama 24 jam)
Tirah baring
Infus NaCL 0,9% 100cc + 10cc MgSO4 40% selama 30 menit
15 cc MgSO4 40% dalam RL 500cc setiap 6 jam, sampai dengan 24
jam pasca persalinan (kalau tidak ada kontra indikasi pemberian
MgSO4)
Diberikan anti hipertensi :
Yang digunakan, Nifedipin 5-10 mg setiap 8 jam, dapat diberikan
bersama-sama Methyldopa 250-500 mg setiap 8 jam. Nifedipin
dapat diberikan ulang sub lingual 5-10 mg dalam waktu 30 menit
pada keadaan tekanan sistolik ≥180 mmHg atau diastolik ≥110
mmHg (cukup 1 kali saja)
Dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu (fungsi hepar dan
ginjal) dan produksi urin 24 jam
b. Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di ruang bersalin
(setelah 24 jam masuk ruangan bersalin)
c. Perawatan konservatif dianggap gagal apabila
Ada tanda-tanda impending eklampsia
Kenaikan progresif tekanan darah
Ada sindroma HELLP
Ada kelainan fungsi ginjal
Penilaian kesejahteraan janin jelek
2. Terapi Aktif
a. Indikasi
Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek
Ada gejala impending eklampsia
Ada sindroma HELLP
Kehamilan late preterm (≥ 34 minggu estimasi berat janin ≥ 2000 gram)
Apabila perawatan konservatif gagal
b. Pengobatan medisinal
Segera rawat inap
Tirah baring miring ke satu sisi
Infus Rl yang mengandung 5% Dextrose dengan 60-125 cc/jam
Pemberian anti kejang : MgSO4
Dosis awal :
Infus NaCL 0,9% 100cc + 10cc MgSO4 40% selama 30 menit
Dosis Lanjutan :
15 cc MgSO4 40% dalam RL 500cc setiap 6 jam, sampai dengan 24
jam pasca persalinan (kalau tidak ada kontra indikasi pemberian
MgSO4)
Syarat pemberian MgSO4
Reflex platellla (+)
Respirasi > 16 kali/menit
Urine sekurang-kurangnya 150 cc/6 jam
Harus selalu tersedia calcium glukonas 1 gr 10% (diberikan iv
pelan-pelan pada intoksikasi MgSO4 )
Anti hipertensi dapat dipertimbangkan diberikan bila : systole ≥ 180
mmHg atau diastole ≥ 120 mmHg. Antihipertensi yang diberikan yaitu
Nifedipin 5-10 mg tiap 8 jam atau Methyldopa 250 mg tiap 8 jam
(Agus Abadi, M. Nadir Abdullah, Ery Gumilar D., Hermanto Tri J.,
Aditiawarman, Bangun T. Purwaka, Agus Sulistyono, 2008)
FAKTOR RISIKO : USIA, IMUNOLOGIS, PARIETAS, KEHAMILAN
GANDA, GENETIK, DM, MOLAHIDATIDOSA, HYDRAMNION,
Woc Pre-Eklamsia HIPERTENSI, OBESITAS, GINJAL
Tekanan Darah
Perfusi Plasenta
VASOSPASME
Hipertensi Sakit Kepala Kejang Ada lesi pada arteri Kerusakan Permebialitas Spasme Arterior
utero plasenta Glomerulus kapiler retina
MK : Risiko Cedera
Tekanan Darah (Kejang) Solusio Plasenta Vasospasme Oliguri Perpindahan cairan Pandangan
Ginjal dari intra vaskuler ke Kabur
intra seluler
Aliran darah
Cairan Keluar dari pembuluh darah
Hiperfungsi Ginjal
MK : Gangguan
CO2 Eliminasi Urin
Edema
Kerusakan
Glomerulus Edema Paru
MK : Perfusi
MK : Gangguan
Perifer Tidak MK : Risiko
Dipsneu Persepsi sensori
Efektif Ketidakseimbangan
MK : Risiko Perfusi Renal Tidak Proteinuria (Penglihatan)
Cairan
Efektif
MK : Gangguan
Pertukaran Gas
G1P0A0 Hamil Preterm
JGH (Presbo+Preskep) +
Secsio Sasaria
MK : Risiko
Hipovolemia Blok Saraf Simpatis Blok Saraf Blok Saraf Motoris
Sensoris
Kembung Kesadaran
A. Pengkajian
Suhu 36,3 *C
RR 20 X / Menit
TB / BB 148 cm / 78 Kg
TFU 3 jari px
Ø 1 cm
• B1 (breathing):
nafas spontan, rr 20x/mnt, sp02 99%, suara nafas vesikuler, rochi -/- ,whizing -/-
• B2 (blood) :
TD : 179/102 mmHg, nadi 90x/mnt, crt < 2dtk, akral hangat
• B3 (brain) :
• B4 (bladder):
• B5 (bowel) :
bising usus ++
• B6 (bone) :
• Terapi Medikamentosa
MgSO4 Maintenance
B. Analisa Masalah
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS : Kaki masih terasa kebas dan Spinal Gangguan
kesemutan, tidak bisa digerakkan Anestesia>>Blok Mobilitas
Saraf Fisik
DO: KU : Sedang Kesadaran : Motoris>>Hilang
Komposmentis TD : 159/98 N:118 Kemampuan Kontrol
S:36 RR:20 post Spinal Anestesi Gerak>>Kelemahan
Kekuatan Otot Ekstremitas bawah
-/-
2 DS: - Hipertensi>> Ketidakseimba
Tekanan Darah ngan Cairan
Meningkat>>Cairan
DO : KU : Sedang Kesadaran : keluar dari
Komposmentis TD : 159/98 N:118 pembuluh
S:36 RR:20 post Spinal Anestesi darah>>Edema
Kekuatan, Protein Urin +3 ,
Oedema Tungkai derajat 1/1
Pembedahan>>Meka
nika Pengeluaran
Bayi>> Mengenai
system
pencernaan>>
Reflek Muntah
D. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
1 Gangguan Mobilitas Fisik b.d Post Mengobservasi Keadaan Umum
Mengkaji Kekuatan Otot Kaki
Spinal Anestesi
Membantu Pemenuhan Kebutuhan
Pasien
Membantu Mobilitasi Bertahap
Mika-Miki
2 Ketidakseimbangan Cairan b.d Mengkaji Pemenuhan Cairan Input
dan Output
Edema
Kolaborasi Pemberian Cairan
Koloid HES 6% 40 Tpm
Kolaborasi Pemberian Diuretika Inj
Lasix 1 cc / Ekstra
3 Risiko Cidera (Kejang) b.d Mengobservasi Keadaan Umum
Mempertahankan Tekanan Darah
Vasospasme Vaskular Otak
dalam rentang yang sesuai
Kolaborasi Pemberian
Antihipertensi Nifedipin 10mg oral
dan Metildopa 250mg oral
Kolaborasi Pemberian Oksigen
Nasal Kanul 3 liter oral
4 Nausea b.d Spinal Anestesia/Obat- Membatasi masukan makan dan
minum
obatan/Mekanika Pembedahan
Membantu memfasilitasi mual
Kolaborasi pemberian antiemetic
(intraoperative)
BAB 4
KESIMPULAN
Abadi, A., Abdullah, N., Gumilar, E., Hermanto, TJ., Aditiawarman, Bangun, P.,
dan Sulistyono, A., 2008. Pre eklampsia berat dalam Pedoman diagnosis
dan terapi bag/SMF ilmu kebidanan dan penyakit kandungan. Surabaya :
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo
Leveno, JK., Cunningham, G., dan Gant, N., 2009. Obstetri williams panduan
ringkas edisi 21. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG, Chandranita Manuaba, IA, dan Fajar Manuaba, IBG, 2010. Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk pendidikan bidan. Jakarta :
EGC
Saifuddin, AB., 2008. Kematian ibu dan perinatal dalam ilmu kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, AB., Wignjosastro, H., Affandi, B., dan Waspodo, D., 2002. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, AB, Wignjosastro, G., dan Waspodo, D., 2006. Buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Gulardi dkk. 2008. Paket pelatihan pelayanan obstetri dan
neonatal emergensi komprehensif (PONEK). Jakarta : JNPK-KR
Varney, H., Kriebs, JM., dan Gegor, C., 2008. Buku ajar asuhan kebidanan
volume 1. Jakarta : EGC.
___________, 2008. Buku ajar asuhan kebidanan volume 2. Jakarta : EGC.