Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PRA UJIAN AKHIR SEMESTER

Analisis Artikel yang Berjudul “Guru Besar UGM: Produktivitas Buruh RI


Rendah, Tapi Minta Naik Gaji Tinggi”

Mata Kuliah Manajemen Kompensasi dan Sistem Renumerasi

Dosen : Rosman Rukmana,MM.

Disusun Oleh :

Rizal Ahmad Fawzie 18110125

Virgita Nur Fazriyah Aghinanda 18110128

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

POLTEK SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA


ADMINISTRASI NEGARA

BANDUNG 2021
Sumber : Detik.com Edisi : Rabu, 22 Oktober 2014

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2726078/guru-besar-ugm-produktivitas-buruh-ri-
rendah-tapi-minta-naik-gaji-tinggi

Jakarta - Buruh di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, menuntut kenaikan upah


minimum 2015 naik sampai 30%. Namun, tuntutan tersebut dipandang tidak diikuti
oleh peningkatan produktivitas. Hal ini diungkapkan Sri Adiningsih, Guru Besar
Ekonomi Universitas Gadjah Mada, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa
(21/10/2014) malam.
"Upah yang diterima itu refleksi produktivitas. Tapi produktivitas buruh Indonesia
masih rendah karena 50% lulusan SD dan jarang yang ikut pelatihan," paparnya.
Bukti pekerja RI memiliki produktivitas yang masih rendah adalah derasnya produk
impor yang masuk ke pasar domestik. Ini menunjukkan produktivitas industri dalam
negeri masih belum memuaskan.

"Kita semakin dibanjiri impor. Neraca perdagangan barang dulu surplus sekarang
defisit. Non migas dulu andalan sekarang defisit," tegas Adiningsih.
Oleh karena itu, dia menyarankan sebaiknya buruh tidak meminta kenaikan gaji yang
mengikuti inflasi. Buruh harus meningkatkan kinerja sehingga penghasilan yang
diterima juga ikutan terkerek naik. "Yang penting naikkan produktivitas dengan
pelatihan, pendidikan, support. Itu harus ada pemahaman. Daya saing itu tanggung
jawab perusahaan dan pemerintah," jelasnya. Meskipun perlu ada penyesuaian gaji
yang merujuk pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL) namun Adiningsih memandang
kenaikan gaji tidak bisa dilakukan secara signifikan. Penyesesuaian harus dilakukan
secara bertahap.

"Itu nggak hanya ikuti inflasi. Nggak bisa langsung naik 100%," katanya. Adiningsih
juga angkat suara terkait permintaan buruh seperti liburan. Hal itu masih wajar namun
harus diikuti kontribusi buruh kepada perusahaan. "Orang kerja pasti ingin dapat hak
liburan atau cuti. Tapi dia harus berkomitmen dengan pekerjaan dan meningkatkan
produktivitas," tuturnya.

Analisis :

Peningkatan tuntutan kenaikan upah yang dilakukan oleh buruh Indonesia tentunya
harus diikuti oleh peningkatan produktivitas kinerja. Dalam kasus tersebut alangkah
baiknya perusahaan melakukan evaluasi kerja untuk menentukan kompensasi bagi
para pekerjanya.

Produktivitas dapat dirumuskan sebagai ratio antara output dengan input secara nyata
bahwa hasil kerja dari para pekerja tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
penentuan kompensasi.

Menurut teori dari materi kompensasi dan produktivitas. Produktivitas ; yang


dinyatakan dalam perbandingan atau ratio antara kuantitas barang dan jasa yang
dihasilkan dengan besaran dana dan daya yang dihabiskan untuk menghasilkan suatu
barang atau jasa. Pada akhirnya kinerja yang menjadi hasil akhir dari produktivitas
yang dihasilkan oleh para pekerja. Kinerja yang dikerjakan secara bersama-sama
dengan maksud menghasilkan produk atau jasa yang layak dan memuaskan
konsumen.

Dalam artikel diatas, berdasarkan materi Kompensasi dan Produktivitas, adapun


beberapa hal yang menurut saya pribadi mempengaruhi terhadap rendahnya
produktivitas yang dihasilkan oleh para pekerja, adalah pengetahuan Dalam artikel
tersebut dijelaskan bahwa 50% tenaga kerja disisi oleh tenaga kerja lulusan SD dan
juga jarang mengikuti pelatihan. Dampak dari hal tersebut sudah jelas menjadikan
minimnya peningkatan produktivitas.
Sebagai saran kepada pemerintah, alangkah baiknya untuk membenahi daripada
sistem pendidikan karena hal ini berpengaruh langsung kepada kuantitas impor
domestik negara, selain itu memperbanyak pelatihan agar para tenaga kerja dapat
berkembang dengan teknologi yang kian hari maju dengan pesat. Selain itu, perlu juga
untuk penigkatan pengawasan terhadap aturan yang sudah berlaku seperti halnya UU
No. 3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun 1993 sebagai hak dasar yang wajib
diberikan kepada pekerja untuk mendapat kompensasi berupa jaminan pengganti uang
(JKK, JKM, dan JHT). Karena yang ada dilapangan, seringkali ditemukan perusahaan
yang tidak mematuhi aturan tersebut dengan tidak memberikan hak yang seharusnya
didapatkan oleh pekerja.

Karena program kesejahteraan ini akan berdampak terhadap peningkatan motivasi


atau gairah kerja dan kedisiplinan para tenaga kerja. Selain itu, program kesejahteraan
akan berdampak juga kepada produktivitas yang dihaslikan oleh tenag kerja karena
merasa hak nya sudah diberikan dengan baik oleh perusahaan sebagai timbal balik
dari kinerjanya.

Solusi kongkret yang dapat kami berikan terhadap permasalahan yang dimuat artikel
diatas kami memberikan beberapa poin penting sebagai berikut :
- Peningkatan upah secara bertahap tidak langsung dalam jumlah yang besar
- Pemberian kompensasi tidak selalu dalam berbentuk uang, kompensasi bisa
diberikan seperti hak liburan, cuti dan acara gathering bersama
- Para pekerja harus berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas kerja
- Perlu diadakan evaluasi dari perusahaan untuk menentukan permasalah yang
menyebabkan produktivitas pegawainya rendah

Anda mungkin juga menyukai