Namun ada seekor kupu-kupu yang tampaknya sedang malas bekerja. Ia hanya
termenung di pinggir taman bunga dan tidak mau bekerja seperti teman-temannya.
Ia merasa malu untuk terbang karena sayapnya tidak berwarna cerah seperti teman-
temannya. Sebut saja namanya si Kupik.
Hingga suatu saat ada kupu-kupu yang datang menyapanya. "Hai Kupik kamu kenapa
tidak terbang bersama kami" temannya bertanya. Si Kupik menjawab "Aku malu karena
sayapku tidak seperti kalian, sayap kalian berwarna sedang aku tidak, sayapku tidak
cemerlang" sedih si Kupik.
Kupik hanya meratapi sayapnya namun ia tidak mau berusaha. Sampai suatu ketika
pada malam hari ia melihat bintang jatuh dan ia mengucapkan keinginan. Keinginannya
adalah jika sayapnya bisa berwarna emas yang kemilau.
Keesokan harinya si Kupik mendapati sayapnya berwarna emas mirip seperti yang ia
inginkan ketika melihat bintang jatuh semalam. Si Kupik menjadi sangat sombong dengan
warna sayap barunya. Setiap pagi ia hanya mengembangkan sayapnya dan tidak mau
menghisap bunga.
Nah adik-adik hikmah dibalik Cerita anak kupu-kupu emas yang sombong adalah
janganlah kita merendah diri dengan kekurangan yang ada pada diri kita serta janganlah
menjadi sombong ketika memiliki kelebihan. Inti dalam hidup ini adalah keseimbangan dan
bersyukur dengan apa yang kita punya.