Anda di halaman 1dari 11

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TAWANAN PERANG YANG


DIJADIKAN EKSPERIMEN MEDIS PADA PERANG DUNIA KE-II
(STUDI KASUS: UNIT 731)

Nadya Saffina Karim, Soekotjo Hardiwinoto, Joko Setiyono


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : nadya.saffina@gmail.com

Abstrak

Unit 731 secara resmi dikenal sebagai Kwantung Army Epidemic Prevention and Water
Supply Unit adalah suatu unit rahasia untuk perkembangan senjata biologis yang dimiliki oleh
Jepang pada tahun 1937-1945 di Harbin, Cina yang melakukan berbagai eksperimen terhadap
sekitar 3.000-250.000 tawanan perang. Permasalahan yang difokuskan dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaturan mengenai tawanan perang yang dijadikan eksperimen medis dan juga
apakah sanksi yang dapat dijatuhkan kepada Jepang. Metode pendekatan yang digunakan dalam
penyusunan penulisan hukum ini adalah pendekatan yuridis normatif. Spesifikasi penelitian ini
adalah deskriptif-analitis. Jenis data yang dipakai adalah data primer, data sekunder dan data
tersier. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi kepustakaan. Metode
analisis data yang dipakai adalah analisis data kualitatif. Berdasarkan hasl penelitian dan
pembahasan, terdapat berbagai pengaturan yang mengatur mengenai tawanan perang yang
dijadikan eksperimen medis, dan juga eksperimen medis yang diakui di dunia kedokteran, antara
lain Konvensi II Den Haag 1907, UDHR (Universal Declaration of Human Rights), Konvensi
Jenewa 1949 mengenai Perlakuan Terhadap Tawanan Perang, Kode Nuremberg, CIOMS 1993,
dan Deklarasi Helsinski. Sanki yang dapat dijatuhkan kepada Jepang antara lain tanggung jawab
pidana, protes (complaint), pembayaran kompensasi, reprisal dan penghukuman pelanggar yang
tertangkap.

Kata kunci: tawanan perang, kejahatan perang, eksperimen medis, Hukum Humaniter

Abstract

Unit 731, which officially known as Kwantung Army Epidemic Prevention and Water
Supply is a secret unit used for the development of biologic weapon, owned by the Japanese Army
from 1937-1945, located in Harbin, China. Up to 3.000-250.000 war prisoners were subjected to
various experimentation conducted by this unit. The main focus of this study are finding the
regulations for war prisoners who become a subject for human experimentation and the
punishment that Japan should bear. The approch used in this study is juridical-normative method.
The specification is descriptive-analytic. The data that are used for this study are primary data,
secondary data, and tertiary data. Data collection method that is used is literature study, and is
using qualitative data analysis. Based on the research and study, there are several regulations that
regulate about the war prisoners who become an object of human experimentation which are The
Hague Convention 1907, UDHR, Geneva Convention 1949 Relative to Treatment to Prisoners of
War, Nuremberg Code, CIOMS 1993, and Declaration of Helsinski. And the punishment that could
be used against Japan are criminal responsibility,complaint, compensation, reprisal, and
punishment towards captured violator.

Keywords: prisoners of war, war crimes, medical experiments, Humanitarian Law

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN korban, biasanya janin mereka


diambil untuk diteliti.1 Selain
Perang Dunia Ke-II (PD II) melakukan pembedahan hidup-
adalah sebuah perang global yang hidup, mereka juga mempelajari
berlangsung dari tahun 1939-1945. berbagai penyakit, contohnya
Perang ini melibatkan banyak sekali bubonic plague (wabah pes), antrax,
negara-negara, yang pada akhirnya sipilis atau penyakit menular seksual,
membentuk menjadi dua aliansi dan berbagai racun, seperti racun
militer besar, yaitu Sekutu (Amerika yang terdapat pada ikan fugu. Para
Serikat, Britannia Raya, Uni Soviet tawanan juga dijadikan eksperimen
dan Tiongkok) serta Poros atau Axis terhadap senjata yang baru
(Jerman, Italia, Jepang). Perang ini dikembangkan oleh militer seperti
merupakan perang terbesar granat, penyembur api, atau bahkan
sepanjang sejarah karena melibatkan bahan peledak.
lebih dari 100 juta orang dari Mengingat status Unit 731 yang
pasukan militer, dan banyak merupakan rahasia militer, Ishii tidak
kejadian-kejadian penting namun begitu berusaha untuk menutupi
keji yang terjadi. Diantara semua aktivitasnya dari komunitas sains di
kejadian tersebut, salah satunya Jepang. Ishii dan kebanyakan dari
adalah kasus Unit 731, yang secara peneliti-peneliti utamanya sering kali
resmi dikenal sebagai Kwantung menerbitkan berbagai penemuannya
Army Epidemic Prevention and di berbagai jurnal-jurnal Jepang.2
Water Supply Unit adalah suatu unit Dalam artikel tersebut, mereka
rahasia untuk perkembangan senjata mengganti kata-kata „manusia‟
biologis yang dimiliki oleh Jepang menjadi „monyet‟ untuk menutupi
pada tahun 1937-1945 di Harbin, aktivitas-aktivitas eksperimen
Cina. manusia yang mereka lakukan.
Unit yang dimpimpin oleh Namun, di beberapa karya ilmiah
seorang dokter dari tentara yang menuliskan percobaan-
kekaisaran Jepang, Jendral Shiro percobaan yang detail, dituliskan
Ishii, ini melaklukan eksperimen detail-detail dari spesies monyet-
terhadap manusia dan juga senjata monyet tersebut. Artikel yang
biologis kepada sekitar 3.000- mengenai eksperimen manusia tidak
250.000 tawanan perang, baik wanta, dituliskan nama-nama spesies.3 Ini
pria, dan bahkan anak-anak yang
1
kebanyakan berkebangsaan Cina, Sheldon H. Harris, Factories of Death:
Korea, dan Mongolia. Unit ini Japanese Biological Warfare in 1932 – 45
melakukan berbagai hal-hal yang keji and the American Cover-up, London:
terhadap tawanan-tawanan perang Routledge, 1994, halaman 15
2
Daniel Barenblatt, A Plague Upon
tersebut, antara lain melakukan
Humanity: The Secret Genocide of Axis
pembedahan secara hidup-hidup Japan’s Germ Warfare Operation, New York:
tanpa anestesi untuk mengambil Harper Collins Publishers, 2004, halaman
salah satu organ tubuh dari para 70-71
Alan Jay Vanderbrook, Imperial Japan’s
3
tawanan dan meneliti efek penyakit
dari tubuh manusia. Wanita Human Experiments Before and During
hamilpun tidak jarang dijadikan World War Two, Florida: B.A University of
Central Florida, 2013, halaman 12

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menunjukkan bahwa komunitas sains tersebut sangat berharga untuk


Jepang berpartisipasi secara aktif perkembangan senjata biologi.
karena banyak sekali orang-orang Akhirnya pada tahun 1947, Amerika
dari berbagai universitas di Jepang Serikat memutuskan untuk tidak
ikut serta secara suka rela atau menuntut Jepang atas kejahatan
meminta bantuan dari unit tersebut perang yang telah dilakukannya
untuk melakukan berbagai dengan memberikan imunitas penuh
eksperimen yang susah dilakukan di kepada semua perangkat Unit 731,
Jepang. termasuk para pemimpinnya, dengan
Perjalanan Unit 731 ini berakhir bayaran semua data-data hasil
pada tahun 1945 ketika Jepang penelitian mereka.
berhasil dikalahkan oleh tentara
aliansi. Demi menutupi kejahatan- II. METODE
kejahatan yang dilakukan, Unit 731 Metode dalam Kamus Besar
akhirnya menghancurkan segala Bahasa Indonesia mengandung arti
sesuatu yang dapat dijadikan alat cara teratur yang digunakan untuk
bukti atas kejahatan mereka, dan para melaksanakan suatu pekerjaan agar
pekerja di Unit 731 melarikan diri ke tercapai sesuatu yang dikehendaki.
Jepang, dengan diancam mereka Menurut kebiasaan, metode
harus membawa rahasia-rahasia dari dirumuskan dengan kemungkinan-
Unit 731 sampai mati. kemungkinan adalah suatu tipe
Kedatangan Kolonel Murray pemikiran yang dipergunakan dalam
Sanders, seorang ahli mikrobiologi penelitian dan penilaian, suatu teknik
terpandang dan anggota dari pusat yang umum bagi ilmu pengetahuan,
penelitian senjata biologis milik atau cara tertentu untuk
5
Amerika yang ditugaskan untuk melaksanakan suatu prosedur.
memeriksa mengenai kegiatan Penelitian menurut Soerjono
penelitian biologis Jepang mengubah Soekanto merupakan suatu kegiatan
nasib orang-orang yang terlibat ilmiah yang didasarkan pada analisis
dalam aktivitas unit ini. Pada dan konstruksi yang dilakukan
awalnya, ia tidak mengetahui secara sistematis, metodologis dan
mengenai keberadaan Unit 731.4 konsisten serta bertujuan
namun setelah Kolonel Sanders untuk mengungkapkan kebenaran
mengancam dan juga terdorong sebagai salah satu manifestasi
keinginan untuk menghindari keinginan manusia untuk mengetahui
hukuman, pihak Jepang memberikan apa yang sedang dihadapinya.
manuskrip mengenai detail penelitian Sedangkan penelitian hukum sendiri
mereka mengenai senjata biologis merupakan suatu kegiatan ilmiah,
kepadanya. Akhirnya, Kolonel yang berdasarkan pada metode,
Sanders memberikan manuskrip sistematika dan pemikiran tertentu,
tersebut kepada Jendral Douglas yang bertujuan untuk mempelajari
McArthur, panglima tertinggi satu atau beberapa gejala hukum
pasukan sekutu, yang menilai data
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
4
Gold, Hal (2011). Unit 731 Testimony. (1st Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas
ed.). New York: Tuttle Pub, halaman 166 Indonesia, 2007. Halaman 5

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tertentu, dengan jalan hukum dan berbagai pengaturan yang


menganalisisnya. telah dibuat, dan mengaitkannya
Berdasarkan pengertian- dengan perlindungan tawanan
pengertian diatas, maka dapat perang.
disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara atau C. Teknik Pengumpulan Data
prosedur yang digunakan untuk
melakukan penelitian sehingga Teknik pengumpulan data yang
mampu menjawab rumusan masalah dipergunakan dalam penelitian ini
dan tujuan penelitian. adalah studi dokumen dan
penelusuran literatur atau yang dapat
A. Metode Pendekatan disebut juga metode studi
Metode pendekatan yang kepustakaan. Studi kepustakaan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data
adalah metode pendekatan yuridis- dengan mengadakan studi
normatif. Penelitian yuridis-normatid penelaahan terhadap buku-buku,
adalah metode penelitian hukum literatur-literatur, catatan-catatan,
dengan meneliti bahan pustaka atau dan laporan-laporan yang ada
data sekunder.6 Metode penelitian ini hubungannya dengan masalah yang
juga biasa disebut sebagai penelitian dipecahkan.8
hukum doktriner atau penelitian Bahan yang digunakan adalah:
kepustakaan.
Di dalam penelitian ini, penulis 1. Bahan Hukum Primer
menggunakan pendekatan 2. Bahan Hukum Sekunder
perundang-undangan (statute 3. Bahan Hukum Tersier
approach), pendekatan historis
(historical approach),dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan kasus (case approach).
B. Spesifikasi Penelitian A. Pengaturan Yang Mengatur
Spesifikasi penelitian yang Tawanan Perang Yang
digunakan dalam penelitian ini Dijadikan Eksperimen Medis
adalah deskriptif-analitis. Yang Sudah banyak sekali pengaturan-
disebut deskriptif adalah penelitian pengaturan yang mengatur mengenai
yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana memperlakukan tawanan
nilai variabel mandiri, baik satu perang, contohnya di Konvensi II
variabel atau lebih (independen) Den Haag 1907 mengenai Hukum
tanpa membuat perbandingan, atau dan Kebiasaan Perang di Darat. Pada
menghubungkan antara variabel satu Bab II konvensi yang membahas
dengan variabel yang lain.7 mengenai tawanan perang, dalam
Sedangkan penelitian analitis pasal 4 jelas disebutkan; “Prisoners
adalah suatu penelitian dengan jalan of war are in the power of the hostile
mendeskripsikan, mengkaji dan Government, but not of the
menganalisis beberapa teori-teori individuals or corps who capture
6
Ibid
7 8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta:
Bandung: Alfabeta, 2003. Ghalia Indonesia, cetakan ke-5, halaman 27

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

them. They must be humanely voluntary concent of the human


treated.” Dari pasal tersebut dapat subject is absolutely essensial”, ini
disimpulkan bahwa para tawanan berarti orang-orang yang terlibat
perang adalah orang-orang yang menjadi subjek penelitian harus
ditahan dibawah kekuasaan memiliki kapasitas legal untuk
pemerintahan yang menangkap memberikan persetujuan, diberikan
mereka, dan mereka harus kebebasan untuk memilih, tanpa
diperlakukan secara manusiawi. intervensi yang bersifat memaksa,
Di dalam UDHR (Universal penipuan, pemaksaan, atau unsur-
Declaration of Human Rights) pasal unsur lainnya yang dapat
5 yang menyatakan; “No one shall mempengaruhi keputusan dari
be subjected to torture or to cruel, subjek.
inhuman or degrading treatment or Selain itu, menurut pedoman
punishment.” Dijelaskan bahwa mengenai kode etik internasional
bahkan dari sisi Hak Asasi Manusia, untuk penelitian biomedis yang
setiap manusia tidak dapat melibatkan subjek manusia yang
diperlakukan secara keji. Bila dilihat diterbitkan oleh CIOMS (The
dari kedua pasal ini, memang sudah Council for International
jelas Unit 731 melanggar dua hal ini Organizations of Medical Sciences),
sebelum meminta persetujuan
Konvensi Jenewa tahun 1949 seseorang untuk berpartisipasi dalam
mengenai Perlakuan Terhadap penelitian, peneliti harus
Tawanan Perang, secara jelas memberikan informasi-informasi
menyebutkan bahwa tawanan perang sebagai berikut, dalam bahasa yang
harus diperlakukan secara dapat dipahami subjek9:
perikemanusiaan. Setiap perbuatan 1. Bahwa setiap individu
yang bertentangan dengan hukum, diundang untuk berpartisipasi
atau kelalaian negara penahan yang sebagai subjek dalam
mengaikbatkan kematian atau yang penelitian, dan dalam tujuan
benar-benar membahayakan serta metode penelitian.
kesehatan tawanan perang yang 2. Perkiraan lama dari
berada di bawah pengawasannya, partisipasi subjek.
adalah dilarang dan harus dianggap 3. Manfaat yang dapat
sebagai pelanggaran berat dari diharapkan terjadi pada
Konvensi ini. Di dalam Pasal 13 subjek atau orang lain sebagai
konvensi ini juga melarang keras hasil dari penelitian tersebut.
menjadikan tawanan perang untuk 4. Perkiraan resiko atau
dijadikan sebuah eksperimen, ketidaknyamanan pada
terutama eksperimen medis dan subjek, yang berkaitan
kedokteran. dengan partisipasi dalam
Beranjak dari Hukum Perang, di penelitian tersebut.
dalam dunia medispun terdapat 5. Prosedur atau cara
berbagai pengaturan mengenai pengobatan alternatif yang
manusia yang dijadikan bahan dapat yang dapat
eksperimen. Di dalam Kode
Nuremberg juga disebutkan, “The 9
CIOMS 1993

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menguntungkan bagi subjek dapat memberikan hasil yang baik


ketika prosedur atau untuk masyarakat, dimana di dalam
pengobatan tersebut diuji. Kode Nuremberg disebutkan, “The
6. Sejauh mana kerahasiaan experiment should be such as yield
catatan dimana subjek fruiful results for the good of society,
diidentifikasi akan unprocurable by other methods or
dipertahankan. means of study, and not random and
7. Jika ada, sejauh mana unnecessary in nature.”
tanggung jawab peneliti Meskipun kini sudah terdapat
untuk memberikan pelayanan sekian banyak pengaturan yang
medis kepada subjek tersebut. mengatur mengenai eksperimen
8. Bahwa terapi akan diberikan medis yang menggunakan subjek
secara cuma-cuma untuk manusia, sesungguhnya pada tahun
jenis cedera tertentu yang 1930-an belum ada sistem normatif
berkaitan dengan penelitian. mengenai kode etik dalam
9. Apakah subjek atau keluarga eksperimen terhadap manusia.10
subjek atau mereka yang Kode Nuremberg, yang menjadi
menjadi tanggungan subjek dasar etik terhadap eksperimen
atau dikompensasikan bagi manusia, baru dibentuk pada tahun
kecacatan atau kematian 1947 saat Doctors Trials. Namun,
karena cedera. pada abad ke-19, sudah banyak
10. Bahwa individu tersebut peneliti yang menyuarakan suaranya
bebas untuk menolak terhadap permasalahan ini di dalam
berpartisipasi dan bebas banyak artikel dan jurnal-jurnal
untuk menarik diri dari medis, dimana mereka merasa
penelitian setiap saat tanpa eksperimen terhadap manusia adalah
sanksi atau hilangnya suatu hal yang tidak etis dan tidak
manfaat yang seharusnya patut dilakukan.11
menjadi haknya. Beranjak dari pengaturan yang
Di dalam pedoman tersebut juga mengatur mengenai tawanan perang
dijelaskan mengenai penelitian yang yang dijadikan eksperimen medis,
melibatkan tawanan, dimana kini
keterlibatan tawanan sukarela dalam B. Sanksi Yang Dapat Dijatuhkan
eksperimen medis diijinkan hanya di Kepada Jepang
beberapa negara saja, dan bahkan di
negara-negara tersebut hal ini Hukum Humaniter
bersifat kontroversial. Tawanan menyebutkan kewajiban negara
dengan penyakit serius atau beresiko dalam kaitannya dengan kejahatan
terhadap penyakit serius tidak boleh perang. Kewajiban pertama
dengan semena-mena ditolak
aksesnya terhadap obat-obat, vaksin, 10
http://theconversation.com/even-
atau alat-alat lainnya yang
without-written-codes-ethical-standards-
menunjukkan manfaat terapeutik for-human-research-existed-before-world-
atau preventif. Eksperimen medis war-ii-41219 , diakses tanggal 5 Desember
yang sebenarnya dibenarkan oleh 2016, pukul 11.44
dunia medis adalah eskperimen yang 11
Ibid

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

adalah untuk membentuk aturan melakukan kejahatan perang.14


dalam hukum nasional yang Kewajiban ini dituangkan di
melarang dilakukannya kejahatan dalam Konvensi Jenewa 1949
perang serta menyediakan aturan yang berbunyi, “Each High
yang akan menghukum setiap Contracting Party shall be under
kejahatan yang dilakukan.12 the obligation to search for
Aturan tersebut mencakup persons alleged to have
beberapa instrumen internasional, committed, or to have ordered to
antara lain:13 be committed, such grave
1. Konvensi Jenewa 1949 breaches, and shall bring such
2. Protokol Tambahan I tahun persons, regardless of their
1977 tentang Perlindungan nationality, before its own courts.
Korban Perang dalam Konflik It may also, if it prefers, and in
Bersenjata Internasional accordance with the provisions of
3. Konvensi Den Haag 1953 its own legislation, hand such
tentang Perlindungan Benda persons over for trial to another
Budaya Pada Situasi Konflik High Contracting Party
Bersenjata pasal 28 concerned, provided such High
4. Protokol II pada Konvensi Contratracting Party has made
Den Haag 1954 tentang out a prima facie case.15”
Perlindungan Benda Budaya Dijelaskan bahwa negara-negara
pada Situasi Konflik yang bersengketa memiliki
Bersenjata kewajiban untuk mencari orang-
5. The 1972 Convention on orang yang dicurigai melakukan,
Biological Weapons atau memerintahkan untuk
6. Amended Protocol II on melakukan pelanggaran-
mines, booby-traps, and other pelanggaran tersebut dan
devices to the 1980 membawa orang-orang tersebut,
Convention on certain tidak memandang warga
conventional weapons negaranya, ke depan meja
7. The 1993 Convention on pengadilan. Atau, suatu negara
Chemical Weapons juga dapat mengirimkan orang
8. The 1997 Ottawa Convention tersebut kepada negara yang
on anti-personnel mines bersengketa lainnya untuk diadili.
9. The Statute of International
Criminal Court (ICC) Kewajiban ketiga adalah
negara harus membangun suatu
Lalu, kewajiban kedua adalah kewajiban bagi komandan
negara harus mencari dan militernya untuk mencegah,
menghukum atau mengekstradisi menghentikan dan mengambil
orang-orang yang didakwa langkah-langkah yang diperlukan

14
Dewi, Yustina Trihoni Nalesti, Op.Cit,
12
Dewi, Yustina Trihoni Nalesti, Kejahatan halaman 128
15
dalam Hukum Internasional dan Hukum Pasal 1 Konvensi Jenewa I, Pasal 50
Nasional, halaman 125 Konvensi Jenewa II, Pasal 129 Konvensi
13
Ibid Jenewa III, Pasal 146 Konvensi Jenewa IV

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

atas terjadinya kejahatan perang. tersebut hukuman penjara


16
Keempat, negara harus maksimal adalah 30 tahun, namun
menyediakan setiap bantuan apabila kejahatan yang lebih
yudisial dalam setiap prosedur gawat dan telah dibenarkan oleh
yang berkaitan dengan kejahatan yang telah mengalaminya, maka
perang.17 dapat dikenakan hukuman seumur
Beranjak dari kewajiban- hidup.
kewajiban negara dalam Salah satu sanksi atau
membentuk peraturan nasional tanggung jawab yang dapat
mengenai kejahatan perang, dilakukan adalah tanggung jawab
haruslah terdapat suatu sanksi pidana, yang merupakan
yang dapat dijatuhkan kepada persyaratan yang harus dipenuhi
para orang-orang yang melakukan agar pelanggar dapat dihukum
kejahatan perang. Konvensi sebagai akibat dari perbuatan
Jenewa 1949 dan Protokol- yang telah dilakukan. Tanggung
Protokol Tambahannya tidak jawab pidana timbul tidak hanya
memuat sanksi pidana yang karena suatu perbuatan, tetapi
diterapkan pada pelaku kejahatan juga dapat timbul jika adanya
kerena instrumen-intrumen ini kegagalan bertindak untuk
memberikan kewajiban kepada memenuhi suatu kewajiban.18
hukum nasional untuk Dan, untuk masalah tanggung
menetapkan aturan mengenai jawab pidana ini diatur dalam dua
pemidanaan dan sanksi pidana sistem hukum, yaitu:
yang diterapkan. Namun disisi 1. Hukum Internasional.
lain, Statuta Roma memberikan a. Pasal 49 Konvensi
pengaturan mengenai sanksi Jenewa
pidana dan hukuman yang dapat b. Pasal 86 ayat (2)
diterapkan pada pelaku kejahatan Protokol Tambahan I
perang. Dalam Statuta Roma, 2. Undang-Undang Nasional
masalah “hukuman” diatur pada Selain tanggung jawab
Bagian 7 Pasal 77 menyatakan pidana, di dalam Hukum
bahwa Makhamah dapat Humaniter, terdapat beberapa
menerapkan hukuman penjara sanksi yang dapat dijatuhkan,
maupun denda. Pasal 77 ayat (1) antara lain protes (complaint),
hanya mengenal hukuman penjara pembayaran kompensasi,
maksimal, namun tidak reprisal dan penghukuman
menyebutkan hukuman penjara pelanggar yang tertangkap. . Di
minimal. Disebutkan dalam ayat dalam Konvensi Den Haag
menyatakan bahwa pihak
16 berperang yang melanggar
Dewi, Yustina Trihoni Nalesti, Op.Cit,
halaman 129 Konvensi Den Haag harus
17
Anonim, Analisis of The Punishment membayar kompensasi, dan
Applicable to International Crimes (War pihak berperang bertanggung
Crimes, Crimes against Humanity, Genocide)
in Domestic Law and Practice, Reports and
18
Documents; International Review of Red Dewi, Yustina Trihoni Nalesti, Op.Cit,
Cross, Volume 90, Number 870, June 2008. halaman 135

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

jawab atas perbuatan yang terhadap manusia dan juga


dilakukan oleh angkatan senjata biologis kepada
bersenjatanya.19 Sedangkan sekitar 3.000-250.000
dengan cara reprisal atau tawanan perang. Unit ini
pembalasan dendam hanya boleh melakukan berbagai hal-hal
dilakukan jika tidak ada sarana yang keji terhadap tawanan-
lain lagi. tawanan perang tersebut,
Jepang memang tidak seperti melakukan
menandatangani Konvensi pembedahan secara hidup-
Jenewa tahun 1949 mengenai hidup tanpa anestesi untuk
Tawanan Perang, namun pada mengambil salah satu organ
tahun 1942, Jepang berjanji tubuh dari para tawanan dan
bahwa akan mematuhi mengenai meneliti efek penyakit dari
aturan-aturannya.20 Setelah PD tubuh manusia, dan lain-lain.
II berakhir, pemerintahan Jepang 2. Pegaturan yang mengatur
memang sudah berkali-kali mengenai tawanan perang
meminta maaf atas perbuatannya yang dijadikan eksperimen
selama perang secara umum, medis terdapat dalam:
namun permintaan maaf secara a. Konvensi II Den Haag
spesifik dan penggantian rugi 1907
atas kasus Unit 731 ini belum b. UDHR
terwujud. Berbeda dengan c. Konvensi Jenewa 1949
percobaan manusia milik Nazi, d. Kode Nuremberg
kegiatan dari Unit 731 belum e. CIOMS 1993
bisa dibuktikan secara faktual f. Deklarasi Helsinksi
karena kegiatan Unit 731 ini 3. Terdapat berbagai sanksi yang
hanya diketahui dari testimoni dapat dijatuhkan kepada
mantan anggota unit tersebut, Jepang atas kejahatan
dan kebanyakan barang bukti perangnya. Pertama-tama,
yang terdapat di Harbin sudah negara harus membentuk
dihancurkan. aturan dalam Hukum
Nasional yang melarang
IV. KESIMPULAN dilakukannya kejahatan
perang serta menyediakan
A. Kesimpulan aturan yang akan menghukum
1. Unit 731 adalah suatu unit setiap kejahatan yang
rahasia untuk perkembangan dilakukan. Salah satu sanksi
senjata biologis yang dimiliki atau tanggung jawab yang
oleh Jepang pada tahun 1937- dapat dilakukan adalah
1945 di Harbin, Cina. Unit ini tanggung jawab pidana.
melakukan eksperimen Selain tanggung jawab
pidana, di dalam Hukum
19
Konvensi Den Haag tahun 1907, Pasal 3 Humaniter, terdapat beberapa
World War Two – Geneva Convention,
20
sanksi yang dapat dijatuhkan,
http://www.historyonthenet.com/WW2/ge antara lain protes (complaint),
neva_convention.htm, diakses tanggal 1 pembayaran kompensasi,
Oktober 2016 pukul 17.23

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

reprisal dan penghukuman


pelanggar yang tertangkap. Sugiyono, Metode Penelitian
B. Saran Bisnis, Bandung: Alfabeta,
1. Bahwa sesungguhnya 2003.
kejahatan perang adalah suatu
hal yang tidak dapat M. Nazir, Metode Penelitian,
dimaafkan, terutama bila Jakarta: Ghalia Indonesia,
menyerang warga sipil. cetakan ke-5
Maka, seharusnya para
penjahat perang yang Jurnal:
melakukan hal ini segera
ditangkap dan dihukum Anonim, Analisis of The
sesuai dengan yang telah ia Punishment Applicable to
perbuat. International Crimes (War
2. Membentuk suatu peraturan Crimes, Crimes against
khusus yang mengatur Humanity, Genocide) in
mengenai tawanan perang Domestic Law and Practice,
yang dijadikan eksperimen Reports and Documents;
medis, karena tawanan perang International Review of Red
dipandang “tidak memiliki Cross, Volume 90, Number
kekuatan” untuk menolak 870, June 2008.
paksaan negara penahan
untuk dijadikan eksperimen Halaman Intenrnet:
medis yang dapat
mengakibatkan kecacatan http://theconversation.com/even-
tubuh, atau bahkan kematian. without-written-codes-
ethical-standards-for-
human-research-existed-
V. DAFTAR PUSTAKA before-world-war-ii-41219

Buku: http://www.historyonthenet.com/
WW2/geneva_convention.ht
Sheldon H. Harris, Factories of m
Death: Japanese Biological
Warfare in 1932 – 45 and Konvensi-Konvensi:
the American Cover-up,
London: Routledge, 1994 Konvensi Den Haag

Gold, Hal (2011). Unit 731 UDHR (Universal Declaration


Testimony. (1st ed.). New of Human Rights)
York: Tuttle Pub
Konvensi Jenewa
Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Hukum, Jakarta: Kode Nuremberg
Penerbit Universitas
Indonesia, 2007 London Charter

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

CIOMS (Council For


International Organization
of Medical Science) tahun
1993

Deklarasi Helsinski

11

Anda mungkin juga menyukai