Anda di halaman 1dari 3

Analisis Unit 731 dan Covid-19

Fadil Ahmad H. Siregar


C135192011

Unit 731 adalah sebuah organisasi senjata biologis yang dibentuk oleh Jepang pada
tahun 1930-1940an. Antara 1933 dan akhir Perang Dunia II, peneliti jepang
membunuh ribuan orang dalam suatu eksperimen medis. Eksperimen ini termasuk
vivisection, terdiri dari 3 kategori, penemuan penyakit, pengembangan terapi, dan
pengembangan senjata biologis dan kimiawi. Semua tindakan ini terjadi di Manchuria
dan China. Kebanyakan korban adalah kiriminal China atau Manchuria, tawanan
politik, dan tahanan perang. Organisasi ini melakukan eksperimen brutal tanpa
persetujuan terhadap subyek penelitan. Karena kepentingan Ameriksa Serikat
terhadap data dari eksperimen tersebut, para pelaku tidak dihukum dan kekejaman
yang dilakukan menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan.

Kolera merupakan salah satu penyakit yang diteliti. Dengan menggunakan anjing
sebagai carrier untuk menyebarkan kolera pada sebuah desa yang berada 8 kilometer
dari China. Anjing tersebut ditangkap dan diberi makanan yang telah dikontaminasi
dengan bakteri kolera. Setelah masa inkubasi, anjing tersebut akan muntah dan
muntahannya akan dimakan oleh anjing lain. Berturut turut seperti itu sampai
menyebarkan diare di antara anjing dan manusia di suatu desa. Tercatat hanya 20%
dari orang yang terkena kolera di desa tersebut yang bertahan.

Demam berdarah epidemik. Setelah Jepang memasuki Manchuria pada tahun 1930,
terjadi wabah lokal antara perbatasan China dan Uni Soviet. Pada 1938, penyakit
tersebut menyerang tentara Jepang. Pada 1944, Kitano kembali ke Manchuria untuk
mengembangkan penyakit tersebut. Tim peneliti masuk ke area yang terjangkit
penyakit itu dan mengumpulkan tikur. Kutu yang ditemukan dari tikus dikumpulkan
dan digabungkan dalam cairan saline. Campuran ini kemudian diinjeksi pada tubuh
monyet. Untuk selanjutnya diamati, ketika monyet tersebut sakit maka organnya akan
dikeluarkan, digerus dan dicampurkan dengan larutan salin, sampai patogen penyakit
tersebut berhasil diisolasi. Dari data yang didapatkan suhu tubuh monyet dapat
mencapai 40,2oC. Suhu merupakan suhu tubuh normal seekor monyet sehingga dapat
dianggap monyet yang dimaksud merupakan manusia.
Pes merupakan salah satu penyakit yang dikembangkan oleh Jepang pada masa itu.
Qian Guifa satu-satunya saksi hidup dari kejadian itu menceritakan bahwa pesawat
Jepang terbang mengeliingi area tempat tinggalnya. Dan kemudian menjatuhkan
sesuatu seperti tepung terigu dan jagung. Kemudian keesokan harinya beberapa warga
jatuh sakit, kejang kemudian meninggal.

Penelitian tentang Frostbite juga dilakukan agar para tentara Jepang dapat bertahan
melawan cuaca dingin di daerah sekitar Russia.

Rasisme, prasangka etnis, antikomunisme, dan kurangnya penghargaan terhadap hak


individu menciptakan suasana yang dapat memungkinkan eksperimen ini terjadi.
Karena eksperimen ini terjadi di ruang tertutup. Para peneliti mungkin telah
kehilangan akal sehat dan rasa kemanusiaan. Pemerintah Jepang tentu saja takut
terhadap pelanggaran hukum internasional jika kejadian ini diketahui. Hal ini
menyebabkan eksperimen ini merupakan rahasia besar. Keberadaan dari laboratorium
ini tidak diketahui masyarakat umum sehingga para peneliti dapat mengabaikan
khaidah-khaidah etik penelitian dan kedokteran.

Para peneliti dan dokter yang bertugas di Unit 731 mendapat tekanan yang tinggi dari
pemerintah dan dari petinggi di bidang akademik untuk membaktikan diri pada
negara. Di Jepang, setiap fakultas kedokteran memiliki berbagai departemen. Setelah
seseorang lulus, dia diharapkan tetap berkontribusi pada departemen tersebut kecuali
ingin dikucilkan.

Fasilitas di Unit 731 sangat mewah bagi para peneliti. Sebagai contoh, budget tahunan
mencapai 10 juta yen, setara dengan 80 juta USD untuk mata uang sekarang.
Setengah digunakan untuk penelitian, setengahnya digunakan untuk membayar 3000
pegawai. Mereka juga dapat meneliti penyakit yang sulit ditemui di Jepang. Para
peneliti tersebut menghasilkan penelitian yang cemerlang pada saat itu dan setelah
perang mendapatkan posisi yang bagus di bidang Kedokteran Jepang.

Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus. Penyakit ini
merupakan pandemi pada tahun 2020. Wabah pertama kali ditemukan di Wuhan,
China pada Desember 2019 di mana kasus pertama dilacak pada tanggal 17
November 2019.
Virus ini tersebar melalui kontak fisik terutama melalui droplet yang keluar karena
batuk, bersin, ataupun berbicara. Droplet ini jatuh ke tanah ataupun ke permukaan
benda yang akan mengifeksi orang lain jika tersentuh dan orang tersebut menyentuh
wajah mereka.

Beberapa pasien pada kasus awal pernah mengunjungi Pasar Huanan, sehingga virus
ini diperirakan awalnya disebarkan melalui hewan. Vorus ini memilki relasi dekat
dengan Coronavirus pada kelelawar dan trenggiling. Perlu diingat bahwa
kemungkinan infeksi kelelawar ke manusia melalui makanan yang berbahan
kelelawar.

Ada beberapa teori mengenai Coronavirus merupakan virus yang dibuat di


laboratorium dan tidak sengaja tersebar keluar dari laboratorium tersebut. Hal ini
tidak dapat diketahui secara pasti benar atau tidak. Namun dengan kemajuan biologi
molekular yang sekarang bukan tidak mungkin jiwa peneliti dapat memodifikasi gen
suatu virus untuk kepentingan suatu kelompok seperti yang dilakukan oleh Unit 731.
Bukan tidak mungkin jika suatu negara yang melakukannya dan menutupinya seperti
yang dilakukakan Pemerintah Jepang yang dibantu oleh Amerika Serikat pada tahun
1930-1940 yang baru diketahui 50 tahun kemudian.

Jika Covid-19 merupakan awal dari suatu senjata biologis maka hal itu merupakan suatu
pelanggaran etik yang melanggar Nuremberg Code dan Deklarasi Helsinki, terutama karena
tujuan dari penelitiannya tidak menguntungkan masyarakat pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai