Anda di halaman 1dari 9

UNIT 731

OLEH:

Nur Ayu Sartika Eka Saputri

Supervisor :
Prof. Dr. dr. Gatot S. Lawrence, M.Sc, Sp.PA(K), DFM, Sp.F,
FESC

DIBAWAKAN DALAM RANGKA PROGRAM PENDIDIKAN


DOKTER SPESIALIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
UNIT 731
Latar Belakang Unit 731

Unit 731 secara resmi dikenal sebagai Kwantung Army Epidemic Prevention and Water

Supply Unit adalah suatu unit rahasia untuk perkembangan senjata biologis yang dimiliki oleh

Jepang pada tahun 1937-1945 di Harbin, Cina yang melakukan berbagai eksperimen terhadap

sekitar 3.000-250.000 tawanan perang. Permasalahan yang difokuskan dalam penelitian ini adalah

bagaimana pengaturan mengenai tawanan perang yang dijadikan eksperimen medis dan juga

apakah sanksi yang dapat dijatuhkan kepada Jepang.

Perang Dunia Ke-II (PD II) adalah sebuah perang global yang berlangsung dari tahun 1939-
1945.
Perang ini melibatkan banyak sekali negara-negara, yang pada akhirnya membentuk
menjadi dua aliansi militer besar, yaitu Sekutu (Amerika Serikat, Britannia Raya, Uni Soviet
dan Tiongkok) serta Poros atau Axis (Jerman, Italia, Jepang). Perang ini merupakan perang
terbesar sepanjang sejarah karena melibatkan lebih dari 100 juta orang dari pasukan militer,
dan banyak kejadian-kejadian penting namun keji yang terjadi. Diantara semua kejadian
tersebut, salah satunya adalah kasus Unit 731, yang secara resmi dikenal sebagai Kwantung
Army Epidemic Prevention and Water Supply Unit adalah suatu unit rahasia untuk
perkembangan senjata biologis yang dimiliki oleh Jepang pada tahun 1937-1945 di Harbin,
Cina.
Unit yang dimpimpin oleh seorang dokter dari tentara kekaisaran Jepang, Jendral Shiro
Ishii, ini melaklukan eksperimen terhadap manusia dan juga senjata biologis kepada sekitar
3.000-250.000 tawanan perang, baik wanta, pria, dan bahkan anak-anak yang kebanyakan
berkebangsaan Cina,
Korea, dan Mongolia. Unit ini melakukan berbagai hal-hal yang keji terhadap tawanan-
tawanan perang tersebut, antara lain melakukan pembedahan secara hidup-hidup tanpa
anestesi untuk mengambil salah satu organ tubuh dari para tawanan dan meneliti efek
penyakit dari tubuh manusia. Wanita hamilpun tidak jarang dijadikan korban, biasanya janin
mereka

Selain melakukan pembedahan hidup-hidup, mereka juga mempelajari berbagai penyakit,


contohnya
bubonic plague (wabah pes), antrax, sipilis atau penyakit menular seksual, dan berbagai
racun, seperti racun yang terdapat pada ikan fugu. Para tawanan juga dijadikan eksperimen
terhadap senjata yang baru dikembangkan oleh militer seperti granat, penyembur api, atau
bahkan bahan peledak. Mengingat status Unit 731 yang merupakan rahasia militer, Ishii
tidak begitu berusaha untuk menutupi aktivitasnya dari komunitas sains di Jepang. Ishii dan
kebanyakan dari peneliti peneliti utamanya sering kali menerbitkan berbagai penemuannya
di berbagai jurnal-jurnal Jepang.2
Dalam artikel tersebut, mereka mengganti kata-kata „manusia‟ menjadi „monyet‟ untuk
menutupi
aktivitas-aktivitas eksperimen manusia yang mereka lakukan.
Namun, di beberapa karya ilmiah yang menuliskan percobaan-percobaan yang detail,
dituliskan
detail-detail dari spesies monyet-monyet tersebut. Artikel yang mengenai eksperimen
manusia tidak
dituliskan nama-nama spesies.
Ini menunjukkan bahwa komunitas sains Jepang berpartisipasi secara aktif karena banyak sekali
orang-orang dari berbagai universitas di Jepang ikut serta secara suka rela atau meminta bantuan
dari unit tersebut
untuk melakukan berbagai eksperimen yang susah dilakukan di Jepang.

Perjalanan Unit 731 ini berakhir

pada tahun 1945 ketika Jepang

berhasil dikalahkan oleh tentara

aliansi. Demi menutupi kejahatan-

kejahatan yang dilakukan, Unit 731

akhirnya menghancurkan segala

sesuatu yang dapat dijadikan alat

bukti atas kejahatan mereka, dan para

pekerja di Unit 731 melarikan diri ke

Jepang, dengan diancam mereka

harus membawa rahasia-rahasia dari

Unit 731 sampai mati.

Kedatangan Kolonel Murray


Sanders, seorang ahli mikrobiologi

terpandang dan anggota dari pusat

penelitian senjata biologis milik

Amerika yang ditugaskan untuk

memeriksa mengenai kegiatan

penelitian biologis Jepang mengubah

nasib orang-orang yang terlibat

dalam aktivitas unit ini. Pada

awalnya, ia tidak mengetahui

mengenai keberadaan Unit 731.4

namun setelah Kolonel Sanders

mengancam dan juga terdorong

keinginan untuk menghindari

hukuman, pihak Jepang memberikan

manuskrip mengenai detail penelitian

mereka mengenai senjata biologis

kepadanya. Akhirnya, Kolonel

Sanders memberikan manuskrip


tersebut kepada Jendral Douglas

McArthur, panglima tertinggi

pasukan sekutu, yang menilai data

Gold, Hal (2011). Unit 731 Testimony. (1st

ed.). New York: Tuttle Pub, halaman 166

tersebut sangat berharga untuk

perkembangan senjata biologi.

Akhirnya pada tahun 1947, Amerika

Serikat memutuskan untuk tidak

menuntut Jepang atas kejahatan

perang yang telah dilakukannya

dengan memberikan imunitas penuh

kepada semua perangkat Unit 731,

termasuk para pemimpinnya, dengan

bayaran semua data-data hasil

penelitian mereka.
II. METODE

Metode dalam Kamu

Konsep Bioetik Unit 731

Etik penelitian kedokteran mulai menjadi perhatian karena mulai menimbulkan


masalah antara lain akibat adanya pelanggaran hak asasi individu atau subyek manusia dan
kesadaran masyarakat yang semakin meningkat. Contoh yang dapat dilihat adalah
eksperimen di unit 731 pada perang dunia II, dimana tentara Jepang melakukan eksperimen
medis yang kejam terhadap tahanan cina. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak
memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun
peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan.

Pedoman etik pada penelitian epidemologi diterbitkan oleh Council of International


Organization of Medical Sciene (CIOMS) dengan bantuan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
pada tahun 1991. Selanjutnya CIOMS dan WHO pada tahun 1993 menerbitkan pedoman
etika dalam penelitian biomedik yang kemudian dijadikan bagi banyak negara termasuk
Indonesia.

Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan etika sosial dalam
kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik (praktis) dan filsafat moral (normatif) yang
berfungsi sebagai pedoman (das sollen) maupun sikap kritis reflektif (das sein), yang
bersumber pada 5 kaidah dasar moral (kaidah dasar bioetika-KDB) beserta kaidah
turunannya. Kaidah dasar moral bersama dengan teori etika dan sistematika etika yang
memuat nilai-nilai dasar etika merupakan landasan etika profesi luhur kedokteran.

Dalam praktek profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu:


1. Prinsip autonomy
Prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak autonomy pasien (the
rights to self determination). Pada eksperimen yang dilakukan unit 731 subjek tidak
memiliki hak untuk mengambil keputusan terhadap dirinya untuk dijadikan penelitian.
2. Prinsip beneficience
Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Pada
Unit 731 menggunakan manusia sebagai objek percobaan dengan cara menginfeksi
subjek dengna kuman penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan
mempelajarinya. Hal ini memberikan manfaat pengetahuan tetapi disisi lain
memberikan dampak kematian bagi subjek. Sehingga lebih besar kerugian yang
dialami subjek dibanadingkaan manfaat bagi ilmu pengetahuan.

3. Prinsip non maleficence


Prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini
dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”. Pada
eksperimen unit 731 tidak mempertimbangkan dampak bagi objek yang diteliti.
Eksperimen ini menimbulkan resiko yang besar berupa kesakitan dan kematian bagi
tawanan yang dijadikan objek penelitian.
4. Prinsip justice
Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan
sumberdaya (distributive justice). Pada eksperimen di unit 731 tidak memberikan
keadilan bagi para tawanan. Para tawanan tidak diberi perlakuan sesuai standar
penelitian.
5. Prinsip honest
Prinsip etika bahwa seoraang dokter hendaknya berkata jujur kepada pasiennya
mengenai apa yang ingin dilakukan terhadap pasien. Pada unit 731 tidak
mengungkapkan hal yang sebenarnya mengenai subjek penelitian dan metode
penelitian.
REFERENSI

1. Gregory Dean Byrd. General Ishii Shiro: His Legacy is that of Genius and
Madman.
2005. Vol 5
2. Keiichi T. Unit 731 and The Japanese Imperial Army’s Biological Warfare
Program. Japan: The Asia Pasific Journal 2005;3;11
3. Vanderbrook A. Imperial Japan’s Human Experiments Before And During World
War Two [Thesis]. Florida: University of Central Florida; 2013
4. Segel L. The Medicine History of Unit 731. Can J Diagnosis. 2002; (March):55-9.
5. Forester-Miller H, Davis TE. Practitioner’s Guide to Ethical Desicion Making.
2016 p. 1-6
6. CIOMS, WHO. Pedoman Etik Internasional Untuk Penelitian Biomedis yang
Melibatkan Subyek Manusia. Geneva. 1993

Anda mungkin juga menyukai